Meningitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdfghjkl;

Citation preview

1. A. Jenis Meningitis berdasarkan Etiologi Jenis meningitis berdasarkan etiologinya : Bakterial Meningitis Viral Meningitis Cryptococcal Meningitis

a. Bakterial MeningitisMeningitis bakterial akut Meningitis yang paling sering kena pada seluruh kelompok umur, H influenzae meningitis secara dramatikal mengalami penurunan dari 48% sampai 7% dari seluruh kasus. Angka N meningitidis masih konstan pada 14-25%, dan organisme pada beberapa kasus terjadi antara umur 2-18 tahun. S pneumoniae menjadi penyebab paling sering pada seluruh kelompok umur (tabel 1).1,3

Resiko dan/atau faktor predisposisi Bakteri pathogen

Umur 0-4 mingguS agalactiae (group B streptococci)E coli K1L monocytogenes

Umur 4-12 mingguS agalactiae E coli H influenzae S pneumoniae N meningitidis

Umur 3 bulan sampai 18 tahunN meningitidis S pneumoniae H influenzae

Umur 18-50 tahun S pneumoniae N meningitidis H influenzae

Umur > 50 tahunS pneumoniae N meningitidis L monocytogenes Aerobic gram-negative bacilli

Immunocompromised stateS pneumoniae N meningitidis L monocytogenes Aerobic gram-negative bacilli

Intrakranial manipulation, including neurosurgeryStaphylococcus aureus Coagulase-negative staphylococciAerobic gram-negative bacilli, includingPseudomonas aeruginosa

Basilar skull fractureS pneumoniae H influenzae Group A streptococci

CSF shuntsCoagulase-negative staphylococciS aureus Aerobic gram-negative bacilliPropionibacterium acnes

Meningitis bakterial kronik Meningitis bakterial kronis adalah kumpulan gejala dan tanda iritasi meningeal dengan CSF pleocytosis yang menetap untuk lebih dari 4 minggu. Agent-agent yang bertanggung jawab terhadap meningitis bakterial kronis pada tabel 2.2,4Tabel 2. Bakteri Penyebab meningitis bakterial kronis

CategoryAgent

BakteriM tuberculosis B burgdorferi T pallidum Brucella speciesFrancisella tularensis Nocardia speciesActinomyces species

b. Viral MeningitisPenyebab viral meningitis antara lain : Enteroviruses echovirus, coxsackie virus A dan B, poliovirus Arboviruses Paramyxovirus HSV-1, HSV-2, VZV, EBV, CMV Lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV) Adenovirus Morbilivirus

c. Cryptococcal Meningitis (Meningitis Jamur)

Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada pasien dengan AIDS.

B. Gambaran Lumbal Pungsi pada Meningitis berdasarkan Etiologinya ConditionPressure(cmH2O)Cell Count(WBC/mm3)Cell TypeGlucose(mg/dL)Protein(mg/dL)

Normal9-180-5Lymph50-7515-40

Bacterial Meningitis20-50100-100.000>80%PMN2% apakah dengan cefotaxime (2 g IV q4h) atau ceftriaxone (2 g IV q12h) plus vancomycin (750-1000 mg IV q12h atau 10-15 mg/kg IV q12h). Jika pewarnaan gram CSF memperlihatkan basil gram negative, gunakan ceftazidime (2 g IV g8h). Pada area prevalensi DRSP, gunakan cefotaxime (2 g IV q4h) atau ceftriaxone (2 g IV q12h) plus ampicillin (50 mg/kg IV q6h). Pilihan penanganan lain termasuk meropenem, TMP/SMX, dan doxycycline. Data terbatasu untuk penggunaan deksametason, di negara berkembang bila diduga S pneumoniae dan untuk dugaan TB atau fungi. Dosis awal dexamethasone (0.4 mg/kg q12h IV untuk 2 hari atau 0.15 mg/kg q6h untuk 4 hari) 15-20 menit sebelum dosis antibiotik pertama.1,2,5 Pasien trauma trauma atau neurosurgery microorganism S pneumoniae, Staphylococcus aureus, coliforms, dan P aeruginosa. Penanganan primer vancomycin (1 g IV q12h) plus ceftazidime (2 g IV q8h). Alternatif meropenem (1 g IV q8h).

Profilaksis pasien dengan dugaan N meningitidis Rifampin (pediatri: anak 1 mo - 10 mg/kg q12h; dewasa: 600 mg PO bid) for 4 doses Alternatif- Ciprofloxacin (dewasa) 500 mg PO dosis tunggal atau ceftriaxone (15 y: 250 mg) IM dosis tunggal.2 2. Penatalaksanaan Cerebral ToxoplasmosisCerebral toksoplasmosis disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Pada individu yang mengalami imunosupresi, penyakit ini terjadi hampir akibat reaktivasi infeksi laten. Prevalensi bervariasi di tiap negara. Di Ethiopia, prevalensi cerebral toxoplasmosis adalah sekitar 80% pada populasi orang dewasa. Manifestasi klinis yang paling umum dari toksoplasmosis pada pasien dengan infeksi HIV adalah sakit kepala, kebingungan, dan / atau motorik kelemahan dan demam. Pemeriksaan fisik mungkin menunjukkan kelainan neurologis fokal, dan dengan tidak adanya pengobatan, penyakit dapat berkembang menjadi kejang, pingsan, dan koma. Manifestasi klinis yang tidak jarang antara lain retinitis, pneumonia, dan keterlibatan organ lain akibat penyebaran infeksi.

Tatalaksana Gejala dan Tanda Neurologis6

Penatalaksanaan :Pilihan terapi antara lain kombinasi dari pirimetamin, sulfadiazin dan leucovorin. Pirimetamin dapat menembus parenkim otak dengan baik meskipun tanpa ada inflamasi.

Regimen lini pertama SulfadiazinDosis 1-2 gram POQ 6h selama enam minggu atau 3 minggu setelah resolusi lesiEfek samping : ruam Kontraindikasi : gangguan hati, ginjal dan hematologi berat; dikenal hipersensitivitas terhadap Sulfonamida tabletSediaan : 500 mg-TabletPirimetamin Loading dosis 200 mg sekali, diikuti oleh: Pirimetamin 50-75 mg / hari Efek samping : ruam, demam dan depresi sumsum tulang (neutropenia dan trombositopenia) Kontraindikasi : defisiensi folat Sediaan : 25 mg tablet Asam folinat (leucovorin)Dosis 10-20 mg /hari Efek samping : alergi Sediaan: 5 dan 10 mg tablet atau Pirimetamin dan folinic Acid (leucovorin) + klindamisinKlindamisinDosis 600 mg per 6 jam Efek samping : toksisitas termasuk demam, ruam, dan mual, diare (termasuk kolitis pseudomembran atau diare yang terkait dengan Clostridium difficile toksin) atauPirimetamin dan asam folinat (leucovorin) + AzitromisinAzitromisinDosis : 900-1200 mg PO/hari

Penatalaksanaan regimen lini 1 di Ethiopia adalah7:Sulfadoksin / pirimetamin (Fansidar): 500 mg / 25 mg bid po selama dua hari, diikuti oleh sekali sehari selama empat (4) minggu diberikan bersama-sama dengan asam folinat (10-20 mg per hari) Efek samping : anemia, pansitopenia; hepatitis; intoleransi GI Kontraindikasi : defisiensi folat Bentuk sediaan: 500/25 mg tab atau IV botol

Regimen alternatif di Ethiopia adalah:kotrimoksazol 15 mg / hari Trimetoprim dibagi 3 dosis /hari jika Fansidar tidak bisa terabsorbsi dengan baik.Kortikosteroid (dexametason 4 mg PO atau IV tiap 6 jam digunakan jika ada edem cerebri, di hentikan secepatnya jika klinis membaik).Penatalaksanaan pada Ibu Hamil : 8Wanita yang memiliki toxoplasmosis selama hamil adalah pengobatan secara rutin. Meskipun efikasinya msih menjadi perdebatan, pengobatan dini dapat menghambat kecepatan prosesinfeksi dan perkembangnya pada anak.a. Sebelum 30 minggu, jika toxoplasma tidak terdeteksi dengan cairan amniotik dan jika test ultra sound normal, maka menggunakan spiramycin dengan 9 juta UI per hari sampai persalinan. Jika toxoplasma terdeteksi pada cairan amniotik fluid dan jika test ultrasound normal, maka menggunakan pyrimethamine dan sulfonamides, bersama dengan folic acid. Pada kasus cerebral microcalcifications atau hydrocephaly didiagnosis dengan ultrasound, seebuah penghentian kehamilan dapat diajukan ke orangtua.b. Setelah 30 minggu, resiko transmisi transplasenta tinggi, maka pengobatan menggunakan pyrimethamine dan sulfonamides.c. Ketika lahir, meskipun tidak ada bukti transmisi toxoplasma melalui through the placenta, infeksi congenital tidak dapat dihilangkan. Hal tersebut kemudian dipastikan untuk menguji kelahiran baru dengan transfontanellar ultrasonography dan ophthalmologic surveillance. Jika uji klinik dan serologi negatif, tidak ada pengobatan. Infeksi pada anak harus diobati dengan pyrimethamine and sulfonamides selama 12 bulan.DAFTAR PUSTAKA

1. Swartz, M. N. Meningitis: bakterial, viral, and other. Bakterial meningitis. Goldman: cecil medicine, 23rd ed 2007. Chapter 4372.Razonable RR. 2005. Meningitis. Mayo Clinic College of Medicine. available at http://emedicine.medscape.com/article/232915. 3. Tolan RW. Amebic meningoencephalitis. Saint Peters University hospital. Available at. http://emedicine.medscape.com/article/996227. 4. Lazoff M. meningitis. Editor-in-Chief, Medical Computing Review. Available at. http://emedicine.medscape.com/article/784389. 5. Incesu L. Meningitis, Bakterial. Ondokuz Mayis University School of Medicine; Department of Radiology, Ondokuz Mayis University Hospital, Turkey. Available at. http://emedicine.medscape.com/article/341971.6. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa. 2011 ; hal 71-727. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa di Etiopia. 20088. Gnansia, Robert. 2003. Congenital Toksoplasmosis. Orphanet EncyclopediaAvailabe at http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-toxo.1