Upload
yasmin-amatullah
View
30
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
soreang cases
Citation preview
Yasmin Amatullah
Preseptor:
Nurvita S., dr., SpA
MENINGITIS SEROSA
IDENTITAS
Keluhan utama: Kejang
Sejak 4 hari SMRS, pasien mengalami kejang. Kejang sebanyak 9x, yang pertama 4x (4 hari SMRS), diikuti 5x (3 hari SMRS). Kejang didahului dengan mata mendelik ke atas, mulut mencong kemudian diikuti dengan kaki dan tangan yang kaku. Setelah pulih, pasien lemas dan tidak sadar. Pasien mulai tidak sadar sejak satu hari SMRS. Pasien sulit dibangunkan, tidak berbicara, dan tidak makan dan minum. Karena keluhan kejangnya, pasien dibawa ke RSUD Soreang.
ANAMNESIS
Sejak 6 hari SMRS, pasien mengalami panas badan yang terus menerus. Keluhan tidak disertai dengan muntah dan keluhan nyeri kepala tidak diketahui. Keluhan panas tidak disertai batuk pilek, sesak nafas, perdarahan di kulit ataupun perdarahan di tempat lain. Keluhan panas tidak disertai keringat malam, batuk, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Karena keluhan panas, pasien dibawa ke puskesmas dan diberikan obat penurun panas, namun tidak ada perbaikan.
ANAMNESIS
Pasien baru pertama kali mengalami kejang. Pasien tidak pernah diberikan pengobatan 6 bulan yang menyebabkan kencing berwarna merah. Riwayat keluarga yang mengalami kejang dengan/tanpa demam tidak ada. Imunisasi sudah diberikan pada pasien secara lengkap. Riwayat kontak dengan penderita dewasa dengan batuk lama dan sedang dalam masa pengobatan ada. Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada. Riwayat trauma pada kepala tidak ada.
ANAMNESIS
TIMELINE
120 x/menit
Respirasi :32 x/menit
Suhu: 38,5oC BB : 14 kgTB : 94 cmStatus giziPB/U > 1 SDBB/U < 0 SDBB/PB > 0 SDBMI/U > 0 SDPEMERIKSAAN FISIK
*
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Reflex cahaya +/+
Gerak bola mata ke segala arah
Rangsang meninge: Kaku kuduk : +Brudzinski I/II/III: -/-/+
Reflex Fisiologi: Refleks APR: ++/++Refleks KPR : ++/++
Refleks Patologis: Refleks Babinski : +/+Refleks Chaddock : -/-
Refleks Gordon : -/-
Refleks Oppenheim: -/-
STATUS NEUROLOGIS
Kontak dengan pasien TB: 2
Uji Tuberkulin: (menunggu hasil tanggal 1 Mei)
Berat badan/Keadaan Gizi: 0
Demam tanpa penyebab yang jelas: 0
Batuk kronis: 0
Pembesaran KGB: 1
Pembengkakan tulang/sendi: 0
Foto dada: 1
DIAGNOSIS BANDING
USULAN PEMERIKSAAN
HASIL LABORATORIUM
FOTO THORAKS
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
PROGNOSIS
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
STADIUM
Stadium I (prodromal)
Demam, lemas, anoreksia, nyeri perut dan sakit kepala, siklus tidur berubah, mual, muntah, konstipasi, iritabel hingga apatis, tapi tidak ada penurunan kesadaran.
Stadium II (transisional/meningitik)
Rangsang meningeal positif, seperti kaku kuduk, kernig, dan brudzinski. Terjadi penurunan kesadaran (namun tidak sampai koma atau delirium), hidrosefalus, papilledema ringan, dan kelumpuhan saraf kranial.
Stadium III (terminal)
Kesadaran menurun hingga koma, defisit neurologis fokal makin berat, hiperpireksia, papilledema, hiperglikemia, opistotonus, postur deserebrasi, nadi dan pernapasan tidak teratur, pupil melebar, dan tidak bereaksi terhadap cahaya.
PERBEDAAN
KondisiMeningitis BakterialMeningitis TuberkulosisMeningoensefalitis VirusNormalTekanan (mmH2O)Purulen, keruhXantokrom, terdapat benang-benang fibrinJernih (kecuali bila jumlah sel >300/LJernihTekanan (mmH2O)200-750+150-750+Normal atau sedikit meningkat1000 sel/L), terutama PMN250-500, terutama limfosit50-300, terutama limfosit0-5 limfosit, 1-3 PMN pada 3 bulan pertama, sampai 30 limfosit pada neonates, 20-50 eritrositProtein (mg/dL)Ratusan hingga ribuan45-1000. Jumlah sel meningkat sering waktu20-125 (normal atau sedikit meningkat)15-35 (lumbal), 5-15 (ventrikel)Glukosa (mg/dL)Sangat menurun, Rasio CSF/darah 0,6 pada neonatus, 0,4 pada anak besarSangat menurun, Rasio CSS/darah 0,4Normal atau sedikit berkurang50-80 (2/3 dari glukosa darahPATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Bakteri masuk ke meningens melalui kelenjar limfe regional . Dalam jumlah kecil, bakteri akan berkolonisasi membentuk Fokus Rich di area supial dan subepindemal. Setelah bertahun-tahun, focus rich dapat rupture ke ruang subarachnoid menyebahkan meningitis tuberkulosis. Ruptur dapat terjadi karena trauma atau imunitas tubuh turun.
FAKTOR RISIKO
Usia, Infeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV), MalnutrisiStatus imunosupresi, Penyalahgunaan obatTANDA DAN GEJALA MENINGITIS TUBERKULOSA
GejalaTandaProdromalAnorexiaPenurunan berat badanBatukKeringat malam hariCNSNyeri kepalaMeningismusPerubahan tingkat kesadaran Adenopati (paling sering servikal)Suara tambahan pada auskultasi paru (apices)Tuberkel koroidalDemam (paling tinggi pada sore hari)Rigiditas nuchalPapil edemaDefisit neurologis fokaltuberculin skin test (+)KOMPLIKASI
Kelumpuhan saraf otak
Reaksi hipersensitivitas terhadap pelepasan bakteri atau antigennya dari tuberkel ke dalam rongga subarakhnoid Terbentuknya eksudat tebal dalam rongga subarakhnoid yang bersifat difus, terutama berkumpul pada basis otak Eksudat yang tebal ini juga dapat menimbulkan kompresi pembuluh darah pada basis otak dan penjeratan saraf kranialislesi tuberkulosisnya sendiri yang terdapat pada N optikus
penekanan pada kiasma oleh eksudat peradangan
akibat sekunder dari edema papil atau hidrosefalusnya
Kerusakan pada N VIII umumnya lebih sering karena keracunan obat streptomisinnya dibandingkan karena penyakit meningitis tuberkulosanya sendiri.ARTERITIS
Infiltrasi eksudat pada pembuluh darah kortikal atau meningel menyebabkan proses inflamasi yang terutama mengenai arteri kecil dan sedang sehingga menimbulkan vaskulitis.Vaskulitis dapat menyebabkan timbulnya spasme pada pembuluh darah, terbentuknya thrombus dengan oklusi vascular dan emboli yang menyertainya, dilatasi aneurisma mikotik dengan rupture serta perdarahan fokalHIDROSEFALUS
Perluasan inflamasi pada sisterna basal menyebabkan gangguan absorpsi CSS Sehingga menyebabkan hidrosefalus komunikans dan dapat pula terjadi hidrosefalus obstruksi (hidrosefalus non komunikans) Akibat dari oklusi aquaduktus oleh eksudat yang mengelilingi batang otak, edema pada mesensefalon atau adanya tuberkuloma pada batang otak atau akibat oklusi foramen Luschka oleh eksudat.ARAKHNOIDITIS
Gejala pertama biasanya berupa nyeri spontan bersifat radikuler, diikuti oleh gangguan motorik berupa paraplegi atau tetraplegi. Gangguan sensorik dapat bersifat segmental di bawah level penjepitan. Kemudian dapat terjadi retensi kandung kemih.SIADH (SINDROME INAPPROPRIATE ANTI DIURETIC HORMON)
Kriteria diagnostik :
Kadar serum natriumPEMERIKSAAN PENUNJANG
Tuberculin skin testFoto roentgen: adenopati hilar, ,infiltrasi nodular lobus atas, pola milierCT Scan/MRI : hidrosefalus & basilar meningeal enhancement pasca kontrasPemeriksaan cairan serebrospinalPENGOBATAN
Nama Obat Dosis harian Dosis berkala 3X BB50 kgSeminggu Isoniazid/INH (H)Paling baik menembus sawar darah otak 300 mg 400 mg600 mg Rifampisin Profilaksis meningitis oleh karena Meningokokus/Haemophylus infuenza 450 mg 600 mg600 mg Pirazinamid (Z) 1500 mg 2000 mg2-3 g Streptomosin (S) i.m 750 mg 1000 mg1000 mg Etambutol (E) 1000 mg 1500 mg1-1,5 g Etionamid (T) 500 mg 750 mgSTEROID
Direkomendasikan pada kasus meningitis tuberkulosa bila didapatkan salah satu komplikasi di bawah ini :
Penurunan kesadaran;Papiledema;Defisit neurologis fokal; dan atauTekanan pembukaan CSS lebih besar dari 300 mmH2O