61
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DIKELAS VII SMP AHMAD YANI MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : WINDA WULANDARI 10536 2531 08 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

MAKE A-MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK

BAHASAN HIMPUNAN DIKELAS VII

SMP AHMAD YANI MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WINDA WULANDARI

10536 2531 08

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2013

Page 2: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ABSTRAK

WINDA WULANDARI, 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make A-Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada

Pokok Bahasan Himpunan di Kelas VII SMP Ahmad Yani Makassar. Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muahammadiyah

Makassar. Pembimbing I Muhammad Darwis dan pembimbing II Haerul

Syam.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP

Ahmad Yani Makassar melalui pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada

semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian

tindakan kelas ini dilakukan dengan 2 siklus, siklus I terdiri 4 pertemuan dan siklus II

terdiri dari 4 pertemuan. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan lembar

observasi dan tes hasil belajar dalam bentuk uraian pada setiap akhir siklus sesuai

dengan materi yang diajarkan.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, secara

kualitatif terjadi beberapa perubahan. siswa menunjukan sikap antusias untuk

mengikuti pelajaran, keberanian menyampaikan pendapat, tanggapan , bertanya

mengenai materi yang belum dimengerti menjadi meningkat. Sedangkan secara

kuantitatif, terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VII SMP

Ahmad Yani Makassar yaitu dari kategori sedang dengan skor rata-rata 64,83 dan

standar deviasi 15,28 setelah pelaksanaan tindakan Siklus I menjadi kategori tinggi

dengan skor rata-rata 75,33 dan standar deviasi 14,13 setelah pelaksanaan Siklus II.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya

pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada siswa Kelas VII SMP Ahmad

Yani Makassar dalam proses pembelajaran, maka hasil belajar matematika,

kehadiran, kesiapan dan keaktifan siswa dapat meningkat.

Page 3: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Himpunan di

Kelas VII SMP Ahmad Yani Makassar.” dapat diselesaikan sesuai dengan waktu

yang direncanakan.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak

luput dari berbagai kekurangan sebagai akibat keterbatasan kemampuan. Olehnya itu,

saran dan kritik serta koreksi dari berbagai pihak demi perbaikan dan

penyempurnaan akan penulis terima dengan lapang dada.

Terima kasih yang sedalam-dalamnya dan sembah sujud Ananda haturkan

kepada Ibunda Jumriati dan Ayahanda Irwan yang telah mencurahkan cinta dan kasih

sayangnya serta keikhlasan dalam membesarkan, mendidik dan membiayai penulis

serta doa restu untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang telah beliau berikan

kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat. Kepada saudara-saudariku tercinta beserta keluarga terima kasih atas segala

perhatian, arahan, dorongan, bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis

dalam menempuh pendidikan, serta doa dan kasih sayang. Tiada sesuatu yang

Page 4: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

berharga yang dapat kupersembahkan kecuali ilmu yang telah kugapai dan skripsi ini

sebagai wujud bakti dan kecintaanku yang tulus.

Taklupa pula penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Bapak Drs. Baharullah M. Pd. dan Bapak Muhlis S. Pd, M. Pd. Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Matematika FKIP Unismuh.

4. Bapak Dr. Muhammad Darwis, M.Pd. dan Bapak Haerul Syam, S.Pd, M. Pd.

Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya disela-sela

kesibukan beliau untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini sampai tahap penyelesaian.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika FKIP Unismuh yang dengan ikhlas

memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Unismuh.

6. Bapak Muh. Akhir, S.Pd, M.Pd. Penasehat akademik yang senang tiasa

memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

7. Ayahanda Amri, S.Pd, M.Pd. Validator instrumen dalam penelitian ini, terima

kasih untuk semuanya.

8. Bapak Syahrul, S.Ag. Kepala Sekolah serta Bapak dan Ibu Guru di SMP Ahmad

Yani Makassar.

9. Sahabat-sahabatku tersayang (Nytha, Ikbal, Adhy, Rafli, Imran dan Jonk) terima

kasih atas segala canda tawa dan kebersamaannya selama ini melewati masa

Page 5: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

perkuliahan yang tidak singkat dan segala bantuannya dalam penyusunan skripsi

ini, kalian adalah sahabat yang terbaikku.

10. Ketua tingkatku dan teman-teman kelas E angkatan 2008 yang tidak sempat

disebutkan namanya terima kasih untuk kebersamaannya selama ini dalam suka

dan duka, selama melewati masa perkuliahan, aku sayang kalian.

11. Fuang, dan Nenek terima kasih untuk doa dan dorongannya selama ini, aku cinta

kalian.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan, semoga mendapat imbalan yang setimpal dari

Allah SWT, Amin.

Akhir kata, segalanya penulis kembalikan kepada Allah SWT, semoga

keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis walau sebiji dzarrahpun

memperoleh ganjaran pahala disisi-Nya, Amin.

Makassar, Februari 2013

Penulis

Page 6: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

MOTTO ...................................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5

C. Rumusan Masalah.................................................................. 5

D. Cara Memecahkan Masalah ................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 6

F. Ruang Lingkup ...................................................................... 6

G. Manfaat Hasil Peneltian ......................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ................. 8

A. Kajian Teori ........................................................................... 8

1. Hasil Belajar ................................................................... 8

2. Hasil Belajar Matematika ................................................ 10

B. Media Komputer dalam Pembelajaran Berbantuan Koputer . 11

1. Pengertian Media ............................................................. 11

2. Media dalam Pembelajaran .............................................. 13

Page 7: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

3. Jenis-jenis Medi ............................................................... 15

4. Pembelajaran Matematika dan Teknologi ....................... 16

5. Pembelajaran Matematika Berbantuan Komputer ........... 18

6. Tahapan-tahapan Pembelajaran Melalui Media Komputer 27

C. Materi Yang Diajarkan .......................................................... 28

1. Bangun-bangun yang Sebangun dan Kongruen .............. 28

2. Segitiga-segitiga yang Sebangun ..................................... 30

3. Dua Segitiga yang Kongruen ........................................... 35

D. Kerangka Pikir ....................................................................... 39

E. Hipotesis Tindakan ................................................................ 40

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 41

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 41

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................ 41

C. Faktor yang Diselidiki ........................................................... 41

D. Rencana Tindakan atau Cara Pemecahan Masalah .............. 42

E. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 42

F. Data Penelitian ....................................................................... 46

G. Instrumen Penelitian .............................................................. 47

H. Cara Pengumpulan Data ........................................................ 48

I. Teknik Analisis Data ............................................................. 48

J. Indikator Kinerja .................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 50

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 50

Page 8: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

1. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus I .................. 50

2. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus II .................. 52

B. Analisis Kualitatif .................................................................. 55

1. Hasil Observasi Siswa ..................................................... 55

2. Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan dalam

Proses Belajar Mengajar Matematika .............................. 58

3. Refleksi Umum ................................................................ 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 63

A. Kesimpulan ............................................................................ 63

B. Saran ...................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65

Lampiran - Lampiran

Riwayat Hidup

Page 9: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DAFTAR TABEL

1. Kategori Standar ................................................................................... 48

2. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus I ........................................ 50

3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada

Tes Siklus I ........................................................................................... 51

4. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus II ....................................... 52

5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada

Tes Siklus I ........................................................................................... 53

6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus .............................. 54

7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor setelah Proses Pembelajaran

dari Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 54

8. Keaktifan Siswa pada Siklus I ............................................................. 56

9. Keaktifan Siswa pada Siklus II ............................................................ 57

Page 10: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DAFTAR LAMPIRAN

A. Screenshoot Software pembelajaran matematika, Rencana

Pembelajaran, LKS .............................................................................. xiii

B. Kisi-kisi, Tes Siklus, dan Pedoman Penskoran ..................................... xiv

C. Lembar Observasi, Angket (Respon) Siswa ......................................... xv

D. Data Hasil Penelitian, Hasil Tes Siswa, dan Tanggapan Siswa ........... xvi

E. Persuratan ............................................................................................. xvii

Page 11: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DAFTAR TABEL

10. Kategori Standar ................................................................................... 48

11. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus I ........................................ 50

12. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada

Tes Siklus I ........................................................................................... 51

13. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus II ....................................... 52

14. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada

Tes Siklus I ........................................................................................... 53

15. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus .............................. 54

16. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor setelah Proses Pembelajaran

dari Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 54

17. Keaktifan Siswa pada Siklus I ............................................................. 56

18. Keaktifan Siswa pada Siklus II ............................................................ 57

Page 12: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DAFTAR LAMPIRAN

F. Screenshoot Software pembelajaran matematika, Rencana

Pembelajaran, LKS .............................................................................. xiii

G. Kisi-kisi, Tes Siklus, dan Pedoman Penskoran ..................................... xiv

H. Lembar Observasi, Angket (Respon) Siswa ......................................... xv

I. Data Hasil Penelitian, Hasil Tes Siswa, dan Tanggapan Siswa ........... xvi

J. Persuratan ............................................................................................. xvii

Page 13: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

M O T T O dan persembahan

Ketika jalan yang kita lalui semakin sempit dan terjal, Disaat hati dan fikiran bersatu untuk melangkahkan kaki, Doa dan usaha menjadi penyemangat, Serta canda dan tawa pelepas lelah . . . . .

Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi,

Tak ada langkah yang terlalu panjang untuk dijalani, Dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk dihadapi, Ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati yang jernih dan kepala dingin . . . . .

Berati-hatilah dalam bersikap dan berusahalah, Yang disertai dengan rasa iklhas dan tawwakkal hanya Kepada Allah SWT, karena itu merupakan jalan Menuju sebuah kebahagiaan . . . . .

Hari kemarin tak pantas untuk kita tangisi, Cukup dijadikan sebagai pandangan untuk Melangkah kehari esok yang lebih baik lagi, Karena semua akan berujung indah disaat kita Berusaha dengan sungguh-sungguh . . . . . Karya sederhana ini kupersembahkan untuk orang-orang yang menyayangiku karena

mereka adalah orang-orang yang paling berharga dalam hidupku . . . . .

Dan Aku sangat mencintai mereka semua . . . . . .

KARYA

WINDA WULANDARI

Page 14: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu mata pelajaran di sekolah yang diajarkan

dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. Setiap siswa yang bersekolah harus

mempelajari matematika, matematika memiliki peranan yang sangat penting

dalam kehidupan berhasil tidaknya pembelajaran matematika, sangat

dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan, proses pembelajaran

matematika tidak dapat dilepaskan dari peran guru dalam pembelajaran.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran,

seorang guru matematika berhak menggunakan berbagai model pembelajaran

matematika demi mendorong terwujudnya tujuan dari pembelajaran matematika

tersebut dan hal tersebut mudah dicapai apabila siswa memiliki motivasi yang

baik untuk belajar matematik diperlukan peran guru yang sangat besar untuk

memotivasi belajar siswa.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

adalah segala faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, di antaranya

adalah tingkat intelegensi, motivasi, minat, kemampuan awal dan lain-lain.

Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor dari luar diri siswa yang dapat

menambah semangat anak dalam belajar.

Faktor tersebut meliputi lingkungan tempat tinggal anak, keadaan sosial

ekonomi keluarga, kurikulum yang diterapkan dari sekolah, fasilitas belajar yang

Page 15: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

dimiliki, metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan lain sebagainya.

Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi aktivitas belajar. Proses belajar akan berjalan lancar apabila

disertai dengan motivasi.

Motivasi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seorang

melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik

dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik dengan adanya usaha yang

tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu

akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa

akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun faktor

eksternal. Motivasi internal berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu telah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan motivasi eksternal berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi siswa dapat dilihat atau disimpulkan dari adanya usaha yang tetap,

adanya kecenderungan untuk belajar terus meskipun sudah tidak berada di

bawah pengawasan, atau adanya kesediaan mempertahankan kegiatan belajar

secara sukarela ke arah penyelesaian suatu tugas.

Motivasi seringkali dikaitkan dengan prestasi, yaitu sebagai faktor yang

menjadi penyebab keberhasilan/kegagalan seseorang dalam melaksanakan suatu

tugas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 08

Oktober 2012 di SMP Ahmad Yani Makassar ada beberapa kendala yang

ditemukan pada saat proses belajar mengajar yang menyebabkan rendahnya

Page 16: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

hasil belajar siswa antara lain : sebagian besar siswa masih kurang termotivasi

untuk belajar matematika, siswa enggan untuk mengerjakan soal latihan, tugas

atau PR, siswa jarang memiliki keberanian untuk bertanya atau mengungkapkan

pendapatnya di kelas. Kegiatan diskusi antar siswa dalam pembelajaran kurang

berjalan dengan lancar, banyak siswa tidak ikut berdiskusi melainkan

mengerjakan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan diskusi.

Hal ini menyebabkan beberapa kelompok terlambat mengumpulkan

hasil diskusi mereka. Selain itu, siswa juga kurang mandiri dalam mengerjakan

tugas ataupun ulangan, pada beberapa tes matematika yang telah dilakukan nilai

rata – rata siswa hanya 58,12 dan masih kurang dari 75% siswa yang memenuhi

standar ketuntasan ≥ Kriteria Ketuntasan Minimal.

Maka dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang membuat siswa

merasa senang dan tertarik belajar matematika maka pengamat tertarik untuk

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match karena

selain belajar siswa juga dapat bermain dengan kartu-kartu yang mereka pegang

dan mencocokkannya dengan kartu yang dimiliki oleh rekannya sehingga

menimbulkan rasa ingin tahu siswa, suasana yang sangat menarik itu dapat

menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara afektif atau emosional

bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan mudah untuk diingat, dipahami dan

dihargai. Adanya pemberian batasan waktu dalam penyelesaian permasalahan

dan penghargaan (reward) dalam pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match

menimbulkan suasana persaingan yang sehat di antara para siswa. Suasana

persaingan akan memberikan kesempatan para siswa untuk mengukur

Page 17: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Selain itu, belajar dengan

bersaing akan menimbulkan upaya belajar yang sungguh – sungguh, sesuai

dengan prinsip individu untuk selalu lebih baik dari orang lain.

Pemberian penghargaan merupakan cara efektif untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa menuju pada hasil belajar yang baik. Dari hal-hal di atas

peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Himpunan Di Kelas VII SMP

Ahmad Yani Makassar”.

B. Masalah Penelitian

I. Identifikasi masalah

Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah :

1. Pembelajaran Matematika di kelas VII masih berjalan monoton.

2. Belum nampak kolaborasi antara guru dan siswa.

3. Metode pembelajaran yang digunakan bersifat konvensional.

4. Rendahnya kualitas proses pembelajaran matematika.

5. Rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika.

II. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah:

“Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe make

A-Match dapat mendapatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok

bahasan Himpunan di kelas VII SMP Ahmad Yani Makassar?”.

Page 18: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

C. Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe

make A-Match. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar

matematika siswa pada pokok bahasan Himpunan dikelas VII SMP Ahmad

Yani Makassar dapat meningkat.

D.Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah yang

telah dikemukakan di atas, namun secara khusus tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok

bahasan Himpunan dikelas VII SMP Ahmad Yani Makassar setelah

mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe make A-Match.

E. Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui penelitian ini, dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut:

1) Bagi siswa : dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

matematika.

Page 19: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2) Bagi guru : sebagai masukan dalam memilih model pembelajaran

matematika dan memberikan gambaran kepada guru

mengenai model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-

Match serta dapat mengembangkan kreativitas guru dalam

menciptakan variasi pembelajaran di kelas.

3) Bagi sekolah : dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, guna

meningkatkan kualitas pembelajaran.

4) Bagi Peneliti: Sebagai acuan bagi peneliti untuk mempelajari dan

mengetahui lebih lanjut tentang prosedur penelitian serta

bahan bagi peneliti lain yang meneliti hal-hal yang relevan

dengan penelitian ini.

Page 20: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka

I. Pengertian Belajar

Belajar mengandung unsur perubahan , disitu terjadi pemerolehan

kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap baru, ini menurut pendapat (crow and crow).

Sementara Burto mengatakan belajar merupakan perubahan diri seseorang yang

disebabkan oleh interaksi antara dia dengan lingkungannya. Cronbach mengatakan

bahwa belajar itu ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku perbuatan sebagai

hasil dari pengalaman. Dan menurut pengertian secara psikologi belajar merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang dikutip

dari (Muh.Natsir Hamdat, 2006:1-6).

Maka dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

sebagai berikut :

a) Belajar adalah perubahan perilaku

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

yakni sebagai hasil tindakan instrumental yaitu perubahan yang disadari,

kontinue atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau

bermanfaat sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, aktif atau sebagai usaha

yang direncanakan dan dilakukan, permanen/tetap, bertujuan dan terarah, mencakup

keseluruhan potensi kemanusiaan.

Page 21: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

b) Belajar merupakan proses

Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar

merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

c) Belajar merupakan bentuk pengalaman

Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya. Belajar memiliki tujuan sebagai berikut:

a) Mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat

mengembangkan kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan

berpikir akan memperkaya pengetahuan.

b) Penanaman konsep dan pengetahuan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu

keterampilan.

c) Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru

harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Jadi, tujuan belajar tidak

hanya untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir saja, namun juga

sebagai pembentukan sikap, perilaku dan pribadi individu yang melakukan tindakan

belajar tersebut.

Page 22: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2. Hasil Belajar Matematika

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya”. Tes hasil belajar adalah sekelompok

pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan

tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Howard Kingsley mengungkapkan

bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: keterampilan dan kebiasaan,

pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita. Gagne membagi lima kategori

hasil belajar, yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

sikap dan keterampilan motoris (Nana Sudjana, 2011:22-32). Menurut Benyamin

Bloom dikutip dari Nana Sudjana (2011:23), hasil belajar diklasifikasikan menjadi

tiga ranah, yakni: ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri

dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan

internalisasi.

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni: gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan

gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif. Jadi, dari

beberapa pendapat tersebut, hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang

Page 23: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

diperoleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, kemampuan-kemampuan

tersebut meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar tersebut perlu dinilai dengan menggunakan tes hasil belajar.

Kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor menjadi objek penilaian hasil belajar.

Dari ketiga ranah kemampuan itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh

para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran. Dalam penelitian ini akan dikembangkan penilaian

hasil belajar ranah kognitif, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai

isi dan bahan pengajaran matematika yang diajarkan.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk

dalam ranah kognitif. Dalam ranah konitif ini terdiri dari enam aspek, yaitu

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat (recall) atau

mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya

tanpa mengarapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan

ini adalah merupakan proses berpikir yang paling rendah

Page 24: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

b. Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah

mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta

didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau

memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan menggunakan kata-katanya

sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan setingkat lebih tinggi dari

ingatan atau hafalan.

c. Aplikasi

Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan

ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsipprinsip, rumus-rumus, teori-

teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. Aplikasi atau penerapan

ini merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi dibanding pemahaman.

d. Analisis

Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan

suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian ang lebih kecil dan mampu

memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktorfaktor yang satu dengan

faktor lainnya. Kemampuan berpikir analisis setingkat lebih tinggi dibanding dengan

pemahaman

Page 25: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

e. Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan berpikir yang berkebalikan dengan proses

berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian

atau unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola baru.

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif

menurut Taksonomi Bloom. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan metode, materil

dan lain – lain (Nana Sudjana, 2011:23-28).

Penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau

objek yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada

hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan – tujuan instruksional. Hal ini

karena isi rumusan tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus

dikuasai siswa berupa kemampuan – kemampuan siswa setelah menerima atau

menyelesaikan pengalaman belajarnya, hasil belajar sebagai objek penilaian dapat

dibedakan kedalam beberapa kategori antara lain, keterampilan dan kebiasaan,

pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita – cita, kategori yang banyak digunakan

dibagi menjadi tiga ranah yakni, kognitif, efektif, dan psikomotorik, masing – masing

ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitah, Alat penilaian setiap ranah

tersebut mempunyai karakteristik tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam

cakupan dan hakikat yang terkandung di dalamnya (Nana Sudjana, 2011:33-34).

Page 26: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

3. Pembelajaran matematika

“Pembelajaran merupakan kegiatan kompleks dalam mengatur berbagai

komponen dan menyelaraskannya untuk terjadinya proses belajar”. Proses belajar

bersifat internal dan unik dalam diri siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat

eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Peristiwa belajar

disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada

belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial di

masyarakat.

Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan ajar dan

lingkungan yang kondusif Jadi, pembelajaran matematika merupakan upaya penataan

kondisi belajar yang direncanakan yang memberi nuansa agar program belajar

matematika tumbuh dan berkembang secara optimal.

Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk

memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-

persamaan atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan

penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika. Ini

menggambarkan fungsi mata pelajaran matematika sebagai alat. Belajar matematika

bagi siswa, juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu

pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian

itu.

Matematika sebagai ilmu atau pengetahuan karena metematika selalu

mencari kebenaran dan bersedia meralat kebenaran yang sementara diterima bila

ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan

sepanjang pola pikir yang sah. Mata pelajaran matematika pada kurikulum Tingkat

Page 27: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Satuan Pendidikan (KTSP) diberikan kepada semua siswa mulai dari tingkat sekolah

dasar hingga sekolah menengah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada

keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

4. Pembelajaran kooperatif Tipe Make A-Match

Model pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok

yamg diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

perubahan informasi secara sosial diantara kelompok – kelompok pembelajaran yang

di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan

didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota – anggota yang lain ( Roger

dkk, 1992)yang dikutip dari (Miftahul Huda, 2011:29). Singkatnya model

pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa

bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang

beranggotakan beberapa siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang

menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda – beda (Miftahul Huda,

20011:32). Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi

siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.

Struktur kelompok menunjukkan bahwa dalam kelompok ada peran. Peran dari

tiaptiap anggota kelompok, berkaitan dengan posisi individu dalam kelompok

maupun kemampuan individu masing-masing. Groupness menunjukkan bahwa

Page 28: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

kelompok merupakan suatu kesatuan. Kelompok bukanlah sematamata kumpulan

orang yang saling berdekatan.

Kelompok adalah kesatuan yang bulat di antara anggotannya. Jadi,

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya

pengelompokan siswa ke dalam beberapa kelompok untuk bekerjasama memecahkan

atau mendiskusikan suatu konsep maupun permasalahan dan dalam kelompok

tersebut terdapat interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur serta groupness.

Dengan mengajarkan apa yang telah dipelajari kepada seseorang, dia akan

lebih bisa menguasai atau menginternalisasikan pengetahuan dan keterampilannya.

Secara afektif, siswa dengan kemampuan akademis tinggi juga perlu melatih diri

untuk bisa bekerjasama dan berbagi dengan mereka yang berkemampaun akademis

kurang atau sedang. Kemampuan komunikasi verbal dalam matematika siswa

tersebut akan semakin meningkat. Jadi, melalui pembelajaran kooperatif siswa

diajarkan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam proses

belajarnya demi mencapai keberhasilan belajar.

Make A-Match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Model

Make A-Match adalah bentuk pengajaran dengan cara mencari pasangan kartu yang

telah dimiliki dan pasangan bisa dalam bentuk orang perorang apabila jumlah siswa

banyak, kemudian berhadapan untuk saling menjelaskan makna kartu yang dimiliki.

Dalam pembelajaran teknik make a-match terdapat unsur pencocokan kartu yang

dimiliki dengan kartu lain yang sesuai. Teknik make a-match digunakan untuk

memperdalam atau review materi yang telah dipelajari melalui latihan-latihan soal

yang disajikan dalam kartu-kartu. Model pembelajaran Kooperatif Tipe ’’make A-

Page 29: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Match’’ dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan

teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topic dalam suasana yang menyenangkan.

Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match memotivasi

belajar siswa dengan teknik: menimbulkan rasa ingin tahu kepada siswa dengan cara

menugaskan siswa untuk menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya,

pemberian penghargaan bagi siswa yang mampu menemukan pasangan dari kartu

yang dimilikinya sebelum batas waktu yang ditentukan dan penghargaan bagi

kelompok terbaik, menciptakan suasana permainan dalam pembelajaran yang

memperpadukan motivasi-motivasi belajar yang kuat melalui kerja kelompok dan

membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa serta mengembangkan

persaingan dengan diri sendiri pula melalui pemberian tugas.

Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match ini dimulai dari

teknik yaitu siswa ditugaskan mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal,

siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktunya diberi poin.

(Miftahul Huda, 2011:135-136) mengungkapkan langkah-langkah penerapan

pembelajaran Kooperatif Tipe make A-Match:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic

yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes ujian)

2) Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu

3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya

Page 30: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

4) Siswa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu

yang cocok. Misalnya, pemegang kartu 3+3 akan membentuk kelompok

dengan pemegang kartu 2x3 dan 12:2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a-match,

meliputi:

a) Persiapan guru dan siswa dalam memulai pembelajaran Untuk

memulai pembelajaran siswa maupun guru mempersiapkan media/alat

yang akan digunakan dalam pembelajaran serta adanya penyampaian

tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi pokok guru melakukan

apersepsi, untuk mengingatkan kembali tentang materi yang

diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari materi pokok tersebut

b) Pengelompokan

Siswa dikeompokkan menjadi beberapa kelompok, pengelompokkan

diusahakan seheterogen mungkin, dari prestasi belajar maupun jenis

kelaminnya

c) Pembahasan materi

Teknik make a-match bisa diterapkan untuk sesi review terhadap

materi yang telah dipelajari, dengan melalui latihan-latihan soal yang

disajikan dalam bentuk kartu. Jadi, sebelum melakukan permainan

menemukan pasangan dari kartu-kartu yang dimilikinya, ada kegiatan

pembahasan materi, dapat meliputi: pemberian LKS pada setiap

kelompok, diskusi kelompok dan pembahasan hasil diskusi

d) Permainan mencari pasangan

Page 31: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Permainan mencari pasangan meliputi tata cara sebagai berkut:

1. Siswa memperoleh kartu soal dan jawaban

2. Siswa memikirkan jawaban dari soal pada kartu masing-masing

dalam waktu 3 menit

3. Jika sebelum 3 menit sudah selesai mengerjakan soal, siswa tidak

diperkenankan mencari pasangannya terlebih dahulu sebelum ada

instruksi

4. Siswa mencari pasangan kartu mereka di dalam kelompok besar

(gabungan tiga kelompok berurutan) yang telah ditentukan dalam

waktu 2 menit

5. Setelah menemukan pasangan, siswa mengucpakan kata “sukses”

untuk dicatat dan dicek kebenaran jawaban oleh pengamat

6. Setelah menemukan pasangannnya, siswa duduk berdekatan dengan

pasangannya untuk mendiskusikan jawaban dari soal dalam

kartunya

7. Siswa yang dapat menemukan pasangannya akan memperoleh poin

untuk penghargaan kelompok yaitu 10 poin

8. Siswa tidak diperbolehkan mengganggu teman lain yang masih

mencari pasangan

e) Presentasi dan pembahasan hasil permainan

Setelah permainan menemukan pasangan, diadakan presentasi

hasil permainan dari beberapa pasangan serta pemberian kesempatan

kepada siswa lain untuk menanggapi, siswa yang mampu menjawab

Page 32: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

pertanyaan, akan diberikan poin untuk kelompoknya. Pembahasan

hasil permainan dilakukan siswa bersama-sama dengan guru.

f) Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok diberikan setelah satu siklus tindakan

penghargaan kelompok berdasarkan hasil pekerjaan LKS dan

permainan, namun dalam setiap pembelajaran diinformasikan poin

permainan yang diperoleh setiap individu, dimaksudkan untuk

memotivasi siswa dalam setiap pembelajaran.

a) Penyimpulan materi

Pada akhir rangkaian pembelajaran teknik make a-match, guru

bersamasama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta

guru memberikan penguatan tentang kesimpulan tersebut

b) Penugasan dan persiapan pada materi berikutnya

Pembelajaran diakhiri dengan penugasan dan pemberian informasi

tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

5. Deskripsi Materi Ajar

HIMPUNAN

1. Pengertian himpunan bagian

Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika setiap anggota

A juga menjadi anggota B dan dinotasikan A B atau B ⊃ A. Himpunan A bukan

merupakan himpunan bagian B, jika terdapat anggota A yang bukan anggota B, dan

dinotasikan A B.

Page 33: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2. Menentukan banyaknya anggota himpunan bagian

Diketahui K = {p, q, r}.

Tentukan himpunan bagian dari K yang mempunyai

a. satu anggota;

b. dua anggota;

c. tiga anggota;

penyelesaian :

a. Himpunan bagian K yang mempunyai satu anggota adalah {p} ⊂ K; {q} ⊂

K; dan {r} ⊂ K; dan {s} ⊂ K.

b. Himpunan bagian K yang mempunyai dua anggota adalah {p, q} ⊂ K; {p, r}

⊂ K; {p, s} ⊂ K; {q, r} ⊂ K; {q, s} ⊂K; {r, s} ⊂ K.

c. Himpunan bagian K yang mempunyai tiga anggota adalah {p, q, r} ⊂ K; {p,

q, s} ⊂ K; {p, r, s} ⊂ K; dan {q, r, s} ⊂ K.

Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A sendiri,

ditulis A ⊂ A.

Menentukan Banyaknya Himpunan Bagian dari Suatu Himpunan Banyaknya

semua himpunan bagian dari suatu himpunan adalah dengan n banyaknya anggota

himpunan tersebut.

OPERASI HIMPUNAN

1.Irisan dua himpunan

Pengertian irisan

Misalkan A = {1, 3, 5, 7 , 9}

Page 34: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

B = {2, 3, 5, 7 }

Anggota himpunan A dan B adalah anggota himpunan A dansekaligus

menjadi anggota himpunan B = {3, 5, 7}.Anggota himpunan A yang sekaligus

menjadi anggota himpunan B disebut anggota persekutuan dari A dan B.Selanjutnya,

anggota persekutuan dua himpunan disebut irisan dua himpunan, dinotasikan dengan

( dibaca: irisan atau interseksi). Jadi, A B = {3, 5, 7}.

Irisan (interseksi) dua himpunan adalah suatu himpunan yang anggotanya

merupakan anggota persekutuan dari dua himpunan tersebut .

Irisan himpunan A dan B dinotasikan sebagai berikut.

A B = {x | x ∊ A dan x ∊ B}

Jika A B maka A B = A.

Jika A = B maka A B = A atau A B = B.

2. Gabungan dua himpunan

Pengertian gabungan

Misalkan A = {1, 3, 5, 7 , 9}

B = {2, 3, 5, 7 }

Anggota himpunan A dan B adalah anggota himpunan A dan anggota

himpunan B dijadikan menjadi gabungan satu anggota himpunan disebut gabungan

anggota dari A dan B.Selanjutnya, anggota gabungan dari dua himpunan disebut

gabungan dua himpunan, dinotasikan dengan ( dibaca: irisan atau interseksi).

Jadi, A B = {1,2,3, 5, 7,9}.

Page 35: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

gabungan dua himpunan adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan

gabungan anggota persekutuan dari dua himpunan tersebut .

gabungan himpunan A dan B dinotasikan sebagai berikut.

A B = {x | x ∊ A dan x ∊ B}

Jika A B maka A B = B A

3. Selisi (difference)

Selisih (difference) himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya

semua anggota dari A tetapi bukan anggota dari B. Selisih himpunan A dan B

dinotasikan dengan A – B atau A\B.

Catatan:

A – B = A\B dibaca: selisih A dan B.

Dengan notasi pembentuk himpunan dituliskan sebagai berikut.

A – B = {x | x A, x B}

B – A = {x | x B, x ∉ A}

Diketahui A = {a, b, c, d} dan B = {a, c, f, g}.

Selisih A dan B adalah A – B = {a, b, c, d} – {a, c, f, g} ={b, d},

sedangkan selisih B dan A adalah B – A = {a, c, f, g} – {a, b, c, d} = {f, g}.

4. Komplemen Suatu Himpunan

Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan yang

anggotaanggotanya merupakan anggota S tetapi bukan anggota A.

Dengan notasi pembentuk himpunan dituliskan sebagai berikut.

= {x | x S dan x ∉ A}

Page 36: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah himpunan semesta dan A = {3, 4, 5}.

Komplemen himpunan A adalah AC = {1, 2, 6, 7}.

Komplemen A dinotasikan dengan atau ( atau dibaca : komplemen A )

Sifat-Sifat Operasi Himpunan

Sifat-sifat irisan dan gabungan himpunan

Untuk setiap himpunan A dan B berlaku sifat komutatif irisan

A B = B A. Untuk himpunanA,B,C dan berlaku sifat asosiatif irisan

(A B) C = A (B C). Sifat ini dikenal dengan sifat idempotent irisan.Untuk

setiap himpunan A dengan semesta pembicaraan S,berlaku

a. sifat identitas irisan

A S = A (himpunan S disebut elemen identitas pada irisan)

b. sifat komplemen irisanA =

Untuk setiap himpunan A, B, dan C berlaku

A (B C) = (A B) (A C)

Sifat –sifat selisi himpanan

Untuk setiap himpunan A, B, dan C berlaku A – (B C) = (A – B) (A –

C) Sifat ini disebut sifat distributif selisih terhadap irisan. Untuk setiap himpunan A,

B, dan C berlaku A – (B C) = (A – B) (A – C) Sifat ini disebut sifat distributif

selisih terhadap gabungan .

Page 37: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

B. Kerangka Berfikir

Pencapaian hasil belajar sangat didukung oleh motivasi belajar yang

dimiliki siswa. Motivasi siswa dapat dilihat dari adanya usaha yang tetap, adanya

kecenderungan untuk belajar terus meskipun sudah tidak berada di bawah

pengawasan atau adanya kesediaan mempertahankan kegiatan belajar secara sukarela

ke arah penyelesaian suatu tugas.

Motivasi sangat erat kaiatannya dengan keberhasilan belajar yang dicapai

siswa, sehingga guru berupaya sedapat mungkin untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa melalui proses-proses pembelajaran yang dilakukan. Salah satunya

dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match merupakan

salah satu tipe model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match cocok digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa karena pada model pembelajaran ini siswa diberi

kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain, suasana belajar di kelas dapat

diciptakan sebagai suasana permainan, ada kompetisi antar siswa untuk memecahkan

masalah yang terkait dengan topik pelajaran matematika serta adanya penghargaan

(reward), sehingga siswa dapat belajar matematika dalam suasana yang

menyenangkan. Pembelajaran dengan model Make A-Match, siswa ditugaskan untuk

menemukan pasangan dari kartu yang dipegangnya.

Hal tersebut menimbulkan rasa ingin tahu siswa tentang penyelesaian dari

permasalahan dalam kartunya sehingga dapat segera mencocokkan kartu yang

dimilikinya. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar

Page 38: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

siswa. Adanya interaksi dengan siswa lain, dapat mendorong motivasi belajar siswa

sehingga mampu berbagi pengetahuan belajar dengan yang lain.

Permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana

yang sangat menarik itu menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara

afektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan mudah untuk diingat,

dipahami dan dihargai. Adanya suasana persaingan akan menimbulkan upaya belajar

yang sungguh-sungguh sehingga meningkatkan motivasi belajar.

Pemberian penghargaan merupakan cara efektif untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa menuju kepada hasil belajar yang baik. Jadi, dari rangkaian

pembelajaran Make A-Match tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa sehingga mendorong untuk tercapainya peningkatan hasil belajar siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, dan kerangka berpikir tersebut maka dapat

diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika dalam proses pembelajaran

diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make a-Match maka meningkatkan

hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Himpunan dikelas VII SMP

Ahmad Yani Makassar.

Page 39: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) atau classroom action research yang dilaksanakan secara kolaboratif dan

partisipatif. Kolaboratif artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru

mata pelajaran matematika kelas VII SMP Ahmad Yani Makassar, Partisipatif

artinya peneliti dibantu oleh rekan sejawat yang terlibat secara langsung dalam

penelitian. Tindakan yang dilaksanakan adalah penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Make A-Match untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

pada pokok bahasan Himpunan di kelas VII SMP Ahmad Yani Makassar.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP Ahmad Yani Makassar dan yang

menjadi Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Ahmad Yani

Makassar yang terdiri dari 16 perempuan dan 14 laki-laki.

C. Faktor Yang Diselidiki

Faktor input, yang dapat dilihat dari kehadiran, aktivitas didalam

tugas, dan aktivitas diluar tugas. Sedang faktor hasil, yang akan diselidiki adalah

hasil belajar matematika yang dapat dilihat melalui tes hasil belajar pada setiap akhir

siklus.

Page 40: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana

dalam setiap siklus merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Masing-

masing siklus diadakan sebanyak empat kali pertemuan yang terdiri dari tiga kali

proses belajar mengajar ditambah satu kali tes siklus. Dan setiap siklus terdiri dari 4

tahap yakni perencanaan (Planning), tindakan (Action), observasi (Observation ) dan

refleksi (Reflection).

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam siklus, adalah sebagai berikut:

Permasalahan

Perencanaan

Tindakan II

Observasi

(pengamatan)

engumpulan Refleksi I

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan II

Observasi

(pengamatan)

Refleksi II

Siklus 1

Siklus 2

Apabila

permasalahan

belum

terselesaiakan

Dilanjutkan pada

siklus berikutnya

Sumber: Arikunto (2006 : 74)

Page 41: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat dan menyusun:

a) Perangkat pembelajaran RPP, LKS, kartu permainan

b) Instrumen penelitian meliputi: pedoman observasi dan evaluasi

berupa tes hasil belajar disertai dengan kunci jawaban dan panduan

penskoran.

2. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, guru melaksanakan tindakan berupa pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-

Match sesuai dengan RPP yang telah direncanakan dan disusun pada

tahap perencanaan, sementara itu peneliti bersama dengan pengamat

lain mengamati aktivitas dan perilaku siswa pada saat pembelajaran di

kelas. Tindakan yang dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka

terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di

lapangan.

3. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

untuk memperoleh data penelitian. Observasi dilakukan oleh 3 orang

pengamat dengan menggunakan pedoman observasi, catatan lapangan

dan alat dokumentasi. Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap

semua proses tindakan, hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan

kendala-kendala tindakan.

4. Refleksi

Page 42: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan dan mengkaji

kembali terhadap proses yang dilakukan. Diadakan diskusi antara

peneliti, pengamat dan guru sehingga dapat diketahui kendala dari

tindakan yang telah dilaksanakan dalam siklusnya. sehingga dapat

digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus-siklus

berikutnya.

Siklus II

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini adalah

kembali ke tahap-tahap yang dilakukan pada siklus sebelumnya.

Disamping itu dilakukan sejumlah rencana baru untuk memperbaiki atau

merancang tindakan baru sesuai dengan pengalaman dan hasil refleksi yang

diperoleh pada siklus sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka

penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang kehadiran siswa,

keaktifan, dan perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Page 43: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan

siswa setelah proses pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data: Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data

kuantitatif dan kualitatif.

2. Cara pengambilan data:

a. Data mengenai hasil belajar matematika siswa diperoleh dari tes

setiap akhir Siklus.

b. Data mengenai aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar

diperoleh melalui lembar observasi selama proses pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara kuantitatif dan

kualitatif. Data hasil observasi dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil tes

(evaluasi) dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif, yang terdiri atas: rataan (mean), nilai maksimum dan nilai minimum siswa

yang diperoleh pada setiap siklus. Kemudian nilai tersebut dikategorikan dalam

standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang

dinyatakan sebagai berikut.

Page 44: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Tabel Kategorisasi

H. Indi

kator Keberhasilan

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini

adalah meningkatnya hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan

Himpunan setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-

Match. Dan siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai terbaik

(minimal sesuai KKM = 65).

No Skor Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

00-54

55-64

65-79

80-89

90-100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Page 45: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil penelitian yang memperlihatkan

peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif

tipe make a-match dari Siklus I ke Siklus II dengan menggunakan analisis kualitatif

yaitu data tentang hasil pengamatan, sedangkan data tentang hasil belajar siswa

dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-

rata, median, modus, skor ideal, rentang skor, , frekuensi, deviasi standar, koefisien

variansi, skor terendah dan skor tertinggi yang dicapai siswa setiap Siklus.

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus I

Tes hasil belajar pada siklus ini dilaksanakan dalam bentuk ulangan harian.

setelah selesai panyajian materi untuk Siklus I. Adapun deskripsi hasil belajar

matematika pada Siklus I ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut:

TABEL 2.1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif Skor Hasil Belajar Siswa pada

Siklus I

Page 46: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel

Skor Ideal

Skor Rata-Rata

Modus

Median

Skor Terendah

Skor Tertinggi

Rentang Skor

Deviasi standar

Koefisien Variansi

30

100

64,83

70

70

40

85

45

15,28

23,56

Berdasarkan tabel 2.1 terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a-match adalah 64,83 dari skor

ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dan skor terendah yang mungkin dicapai yaitu

0. Skor tertinggi 85 dan skor terendah yang diperoleh 40 dengan standar deviasi

15,28. Jika skor hasil belajar siswa di atas dikelompokkan ke dalam lima kategori

maka diperoleh distribusi skor seperti ditunjukkan pada tabel 2.2 sebagai berikut:

Page 47: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TABEL 2.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada Tes

Siklus I

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

00-54

55-64

65-79

80-89

90-100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

8

3

11

8

0

26,66

10,00

36,02

26,66

0

JUMLAH 30 100

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 diperoleh informasi bahwa hasil balajar dari 30

siswa memiliki skor rata-rata 64,83 dari skor ideal 100. Menurut kategori skor hasil

belajar pada Bab III, skor rata-rata ini temasuk dalam kualifikasi sangat rendah. Nilai

modus sebesar 70 menunjukkan bahwa skor ini merupakan skor dengan frekuensi

terbanyak yaitu 8 orang siswa. Nilai median sebesar 70 memberikan indikasi bahwa

10,00% siswa atau 3 orang siswa memperoleh skor hasil belajar rendah dan 26,66%

siswa atau 8 orang siswa memperoleh skor hasil belajar siswa sangat rendah.

Adapun ukuran dispusi yang meliputi deviasi standar, koefisien variansi dan rentang

skor yang relatif sangat rendah menunjukkan bahwa penyebaran skor hasil belajar

siswa tidak terlalu jauh dari skor rata-rata. Dengan perkataan lain penyebaran skor

hasil belajar siswa cenderung bersifat homogen dengan skor terkecil 40 (kategori

sangat rendah) dan skor terbesar adalah 85 (kategori tinggi).

Page 48: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus II

Hasil analisis deskriptif terhadap skor perolehan siswa setelah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe make a-match selama Siklus II dapat dilihat pada

lampiran dan disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

TABEL 3.1. Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel

Skor Ideal

Skor Rata-Rata

Modus

Median

Skor Terendah

Skor Tertinggi

Rentang Skor

Deviasi standar

Koefisien Variansi

30

100

75,33

60

75

50

95

45

14,13

18,75

Berdasarkan tabel 3.1 terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a-match adalah 75,33 dari skor

Page 49: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dan skor terendah yang mungkin dicapai yaitu

0. Skor tertinggi 95 dan skor terendah 50 yang diperoleh dengan standar deviasi

14,13. Jika skor hasil belajar siswa di atas dikelompokkan ke dalam lima kategori

maka diperoleh distribusi skor seperti ditunjukkan pada tabel 3.2 sebagai berikut:

TABEL 3.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa pada Tes

Siklus II

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

5.

00-54

55-64

65-79

80-89

90-100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

1

8

8

4

9

3,33

26,66

26,66

13,33

30,00

JUMLAH 30 100

Setelah digunakan kategorisasi pada tabel 3,2 di atas, terlihat bahwa dari 30 orang

siswa yang dijadikan subjek penelitian, 1 orang siswa atau 3,33% yang berada pada

kategori sangat rendah, 8 orang siswa atau 26,66% yang berada pada kategori

rendah, 8 orang siswa atau 26,66% berada pada kategori sedang, 4 orang siswa atau

13,33% berada pada kategori tinggi dan 9 orang siswa atau 30,00% berada pada

kategori sangat tinggi. Apabila skor rata-rata hasil belajar tes Siklus II yaitu 75,33

dikategorisasikan ke dalam kategorisasi standar (skala lima) maka skor tersebut

berada pada kategori sedang. Berdasarkan tabel 3.1 dan tabel 3.2 dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Ahmad Yani

Page 50: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Makassar pada siklus II adalah 75,33 dari skor ideal 100, atau berada dalam kategori

sedang.

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe make a-match pada setiap siklus, tercatat pada tabel di

bawah ini:

TABEL 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus

No. Siklus

Skor Perolehan

Ideal Terendah Tertinggi Rata-rata Median

1.

2.

Siklus I

Siklus I

100

100

40

50

85

95

64,83

75,33

70

75

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika

siswa pada Siklus I adalah 64,83 dan skor rata-rata hasil belajar matematika pada

Siklus II adalah 75,33. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a-match dari

kategori sangat rendah menjadi kategori sedang.

Page 51: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor setelah Proses

Pembelajaran dari Siklus I dan Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1. 00 – 54 Sangat rendah 8 1 26,66 3,33

2. 55 – 64 Rendah 3 8 10,00 26,66

3. 65 – 79 Sedang 11 8 36,02 26,66

4. 80 – 89 Tinggi 8 4 26,66 13,33

5. 90 – 100 Sangat tinggi 0 9 00,00 30,00

Dari hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa setelah pemberian tindakan

selama dua siklus, skor rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada

Siklus I, skor rata-rata hasil belajar siswa yaitu 64,83 yang apabila dikategorisasikan

ke dalam kategorisasi standar (skala lima) maka ia berada pada kategori rendah. Pada

siklus II meningkat menjadi 75,33 yang apabila dikategorikan ke dalam skala lima

maka berada pada kategori sedangi. Data hasil penelitian mengenai skor rata-rata

hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II yang terdapat pada lampiran,

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai yang lebih baik atau

mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebanyak 30 rang. Dari 30 jumlah

siswa yang mengalami peningkatan tidak semuanya berada pada kategori tinggi akan

tetapi 1 orang siswa yang berada pada kategori sangat rendah, 8 orang siswa yang

berada pada kategori rendah, 8 orang siswa berada pada kategori sedang, 4 orang

siswa yang berada pada kategori tinggi dan 9 orang siswa yang berada pada

Page 52: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

kategori sangat tinggi. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika melalui model

pembelajaran kooperatif tipe make a-match dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa pada pokok bahasan himpunan di kelas VII SMP Ahmad Yani

Makassar.

B. Analisis Kualitatif

Data yang dianalisis pada bagian ini adalah data yang diperoleh dari hasil

pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dan tanggapan-tanggapan siswa

yang dibuat secara tertulis pada akhir setiap siklus.

1. Hasil Observasi Siswa

a) Siklus I

Pada Siklus I, keaktifan siswa dapat dilihat pada lembar observasi yang

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Keaktifan Siswa pada Siklus I

NO KOMPONEN YANG DIAMATI PERTEMUAN

RATA

-

RATA %

I II III

1 Banyaknya siswa yang hadir pada saat

pembelajaran.

26

27

28

27

90

2 Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

pada saat penyajian materi pelajaran.

5

5

3

4,33

14,44

3 Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru.

2

3

2

2,33

7,77

4 Siswa yang memberi bantuan kepada siswa dan

kelompok.

1

3

2

2

6,66

5. Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

25

26

26

25,66

85,55

6. Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut,

bermain,dll).

7

3

5

5

16,66

Page 53: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, dapat dilihat bahwa sekitar 90% siswa hadir

pada setiap pertemuan, dan dari 90% siswa yang hadir ada sekitar 14,44% siswa

yang mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran, 7,77% siswa dapat

menjawab pertanyaan guru, ada sekitar 6,66% siswa yang memberi bantuan kepada

siswa dan kelompoknya, 85,55% siswa yang mengerjakan PR, dan masih ada sekitar

16,66% siswa yang melakukan kegiatan lain.

b) Siklus II

Pada Siklus I, keaktifan siswa dapat dilihat pada lembar observasi yang

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2 Keaktifan Siswa pada Siklus II

NO KOMPONEN YANG DIAMATI PERTEMUAN

RATA

-

RATA %

I II III

1 Banyaknya siswa yang hadir pada saat

pembelajaran.

29

29

30

29,33

97,77

2 Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada

guru pada saat penyajian materi pelajaran.

2

4

3

3

10

3 Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru.

3

2

4

3

10

4 Siswa yang memberi bantuan kepada siswa

dan kelompok.

3

2

3

2,66

8,88

5. Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah

(PR).

29

28

30

29

96,66

6. Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut,

bermain,dll).

3

2

2

2,33

7,77

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa sekitar 97,77% siswa hadir

pada setiap pertemuan, dan dari 97,77% siswa yang hadir ada sekitar 10% siswa

Page 54: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

yang mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran, 10% siswa dapat menjawab

pertanyaan guru, ada sekitar 8,88% siswa yang memberi bantuan kepada siswa dan

kelompoknya, 96,66% siswa yang mengerjakan PR, dan masih ada sekitar 7,77%

siswa yang melakukan kegiatan lain.

2. Refleksi terhadap Pelaksanaan Tindakan dalam Proses Belajar

Mengajar Matematika.

a) Siklus I

Sebelum proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif

tipe make a-match dimulai, proses pembelajaran diawali dengan pengenalan model

pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran yaitu menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe make a-match. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe make a-match diawal proses belajar mengajar sudah memikat

perhatian dari siswa, karena model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini

memiliki karakteristik yang istimewa seperti permainan mencari pasangan yang

membuat para siswa merasa penasaran dengan pasangan kartu yang mereka punya.

Hal ini ditunjukkan dengan perubahan sikap siswa yang tadinya acuh, ribut, dan

mengganggu siswa yang lain menjadi sangat berantusias dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a-

match ini. Proses pembelajaran pada Siklus I berlangsung selama empat kali

pertemuan, dimana pada pertemuan pertama siswa yang hadir sebanyak 26 siswa.

Pada pertemuan kedua jumlah siswa yang hadir sebanyak 27 siswa dan 3 siswa tidak

hadir, pada pertemuan ketiga siswa yang hadir sebanyak 28 siswa. Pada pertemuan

keempat siswa yang hadir sebanyak 28 siswa.

Page 55: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Pada awal pertemuan siklus I, belum menampakkan adanya kemajuan, tetapi

menjelang akhir pertemuan Siklus I sudah menampakkan adanya kemajuan. Hal ini

terlihat dengan semakin kurangnya siswa yang ribut dan mengganggu siswa lain,

antusiasme siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran, dan tumbuhnya rasa

percaya diri siswa dengan adanya siswa yang berani mengangkat tangan untuk

mengerjakan soal-soal latihan/ lembar kerja siswa di papan tulis.

b) Siklus II

Proses pembelajaran pada Siklus II berlangsung selama tiga kali

pertemuan, dimana pada pertemuan pertama siswa yang hadir sebanyak 29 siswa.

Pada pertemuan kedua jumlah siswa yang hadir sebanyak 29 siswa, pada pertemuan

ketiga siswa yang hadir sebanyak 30 siswa, Pada pertemuan keempat siswa yang

hadir sebanyak 30 siswa. Memasuki Siklus II, perhatian, motivasi, serta keaktifan

siswa semakin memperlihatkan kemajuan. Hal ini terjadi karena peneliti memberikan

motivasi dan dorongan untuk selalu meningkatkan prestasi belajar dengan cara

mendorong siswa untuk mau bekerja sama, saling membantu bila ada siswa yang

kesulitan dalam belajar, dan memotivasi siswa agar menghilangkan rasa takut salah

bila diminta untuk menuliskan jawaban dari soal-soal latihan/LKS pada papan tulis.

Pada Siklus II ini, peneliti mendorong siswa untuk lebih kreatif, hal ini ditunjukkan

dengan memotivasi dan mendorong siswa untuk dapat menemukan dan

menyimpulkan sendiri hubungan antar konsep dan rumus-rumus yang mungkin dapat

siswa temukan melalui kartu-kartu soal dan jawaban, sehingga dengan proses belajar

tersebut siswa lebih aktif, hal ini membawa dampak yang baik karena siswa yang

Page 56: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ribut semakin berkurang dan pada akhirnya proses belajar mengajar pada Siklus II

berlangsung dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Secara umum hasil yang telah dicapai setelah pelaksanaan tindakan dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a-match mengalami

peningkatan. Baik dari segi perubahan sikap siswa, keaktifan, perhatian, serta

motivasi siswa maupun dari segi kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika.

Sehingga tentunya telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil

belajar matematika siswa.

3. Refleksi Umum

a) Pendapat Siswa terhadap Pelajaran Matematika

Pada umumnya siswa suka dengan pelajaran matematika, menurut mereka

matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari dan

dikuasai karena berguna dalam kehidupan sehari-hari dan matematika juga melatih

kita dalam mengasah kemampuan. Namun tidak dapat dipungkiri sebagian siswa ada

juga yang berpendapat bahwa matematika pelajaran yang susah dicerna, serta ada

pula yang berbendapat bahwa pelajaran matematika itu susah dan tidak mudah

menyelesaikan soal-soal yang diberikan sehingga mereka membutuhkan banyak

latihan mengerjakan soal. Beberapa siswa berpendapat bahwa matematika

membutuhkan banyak hafalan terutama rumus. Alasan lain yang muncul sehingga

suka dengan pelajaran matematika adalah dari siswa senang dengan cara mengajar

peneliti yang dianggap lebih rileks dari mata pelajaran yang lain sehingga mereka

lebih termotivasi untuk belajar matematika.

Page 57: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

b) Pendapat Siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-

Match.

Secara umum siswa menanggapi bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe make a-match sangat baik diterapkan dalam kelas pada saat pelajaran

matematika. Siswa beranggapan dengan menggunakan kartu-kartu soal dan jawaban

dalam matematika dapat membantu siswa sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Selain itu, siswa juga senang dalam artian bahwa siswa menciptakan situasi "Belajar

sambil Bermain", ini disebabkan karena pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe make a-match memberi semangat bagi siswa untuk

menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kartu yang mereka punya.

Penggunaan model pembelajaran ini membuat siswa merasa lebih nyaman, kreatif,

dan menimbulkan sikap saling bekerja sama sehingga motivasi untuk belajar pada

diri siswa itu muncul.

Page 58: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Model pembelajaran koperatif tipe Make A-Match dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa pada pokok bahasan himpunan di kelas VII SMP

Ahmad Yani Makassar dari siklus I dengan persentase sebesar 64,83 ke siklus II

dengan persentase sebesar 75,33 dari kategori “rendah” ke kategori “sedang”.

2. Terjadi peningkatan persentase kehadiran, keaktifan, keberanian dan rasa

percaya diri siswa dalam proses belajar mengajar sesuai dengan hasil lembar

observasi yang diamati selama pelaksanaan penelitian.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika khususnya agar dapat mencoba menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match dalam proses belajar mengajar

agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru matematika sebaiknya kreatif dalam menciptakan suasana kelas agar siswa

tidak cepat bosan dan tegang dalam belajar serta lebih termotivasi untuk

memperhatikan apa yang diajarkan.

Page 59: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

3. Sebaiknya kepada pihak sekolah memaksimalkan sarana dan prasarana di

sekolah, misalnya peningkatan kualitas dan kuantitas buku-buku perpustakaan,

sehingga siswa yang tidak memiliki buku pelajaran belajarnya tidak terhambat

dengan meminjam keperpustakaan.

4. Diharapkan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian sebaiknya

mengambil satu permasalahan misalnya kombinasi antara model pembelajaran

kooperatif tipe Make A-Match ini dengan salah satu metode pembelajaran,

untuk mengetahui apa dengan penerapannya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Page 60: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Hamdat,Muh. Nasir.2006.Belajar dan Pembelajaran.Makassar:FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar

Huda,Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Lie,Anita.2002.Cooperative Learning.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Nuharini,Dewi.2008.Matematika Konsep Dan Aplikasinya.Jakarta:Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Ratumanan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Rosnani. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran

Koopertif Model Missouri Mathematics Project Pada Siswa Kelas VIII SMP

NEGERI 3 Herlang Kab.Bulukumba. skripsi UNISMUH Makassar.

Sagala, syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Sudjana,Nana.2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya

Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:PT.Bumi Aksara

Sukino dan Simangunsong, Wilson. 2004. Matematika SMP untuk Kelas VII Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Trianto.2007.Model – model Pembelajaran Inovatif.Jakarta:Prestasi Pustaka

Page 61: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

RIWAYAT HIDUP WINDA WULANDARI. Lahir Di Makassar pada tanggal

13 Mei 1990 Anak Ketiga dari lima bersaudara dan

merupakan buah kasih sayang dari pasangan Bripka H.

Muh. Arifin dan Hj. Rosmiyati, S.Pd, M.Pd. Penulis

menempuh pendidikan dasar di SD Inpres Malino mulai

tahun 1997 sampai tahun 2002. Pada tahun yang sama,

penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Tinggimoncong dan tamat pada

tahun 2005. Selama masa SMP, penulis aktif dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) Selain itu, penulis juga aktif di organisasi Pramuka. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 04 Makassar Jurusan Akuntansi, hingga

akhirnya tamat tahun 2008. Semasa SMK penulis sering mengikuti berbagai

macam perlombaan akuntansi tingkat SMA sederajat.

Dan akhirnya pada tahun 2008 penulis berhasil lulus pada Jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar program strata 1 (S1) kependidikan.