Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR
SISWA SMAN 1 DEPOK MELALUI PEMBELAJARAN MODEL
CHALLENGE CLASS PADA MATERI OPTIKA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Aloysia Dianita Budiati
141424019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada orang tua dan adik penulis, keluarga besar
Harjo Sumarto, dan untuk semua orang yang sudah mendukungnya dalam
berjuang. Ini adalah pelunasan janji dan tanda trima terima kasih kepada semua
orang yang sudah berperan dalam hidup penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Budiati, Aloysia Dianita. 2018. Meningkatkan Karakter dan Hasil Belajar
Siswa SMAN 1 Depok melalui Pembelajaran Model Challenge Class pada
Materi Optika.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada atau tidaknya pengaruh
jurusan terhadap peningkatan karakter dan hasil belajar antara siswa kelas XI IPA
dan XI IPS; (2) ada atau tidaknya pengaruh guru terhadap peningkatan karakter
dan hasil belajar siswa; dan (3) mengetahui peningkatan karakter dan hasil belajar
siswa SMAN 1 Depok melalui pembelajaran model challenge class pada materi
Optika.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Sampel yang digunakan adalah peserta
didik kelas XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPS 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari – Maret 2018 di SMAN 1 Depok.
Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif menggunakan Design One-Group Pretest-Posttest.
Penelitian kualitatif menggunakan riset ethnografi. Data Pretest, Posttest, angket
awal, dan angket akhir dianalisis menggunakan Uji T Independent dan Uji T untuk
kelompok dependen. Data refleksi dan video diolah dengan menganalisis secara
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perbedaan jurusan berpengaruh pada
hasil belajar siswa tetapi tidak berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa;
(2) ada pengaruh guru dalam peningkatan hasil belajar siswa tetapi tidak
berpengaruh pada peningkatan karakter siswa; (3) model pembelajaran Challenge
Class terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa tetapi tidak dapat
meningkatan karakter siswa SMAN 1 Depok secara keseluruhan pada materi
Optika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Budiati, Aloysia Dianita. 2018. Increasing Character and Study Result of
Students of SMAN 1 Depok through the Challenge Class Learning Model on
Optic.
The purpose of this reasearch is to know (1) the effect of majors on the
increase of character and study result between students of XI IPA 2 and XI IPS 2;
(2) the effect of teacher on the increase of character and study result; and (3) the
increase of character and study result by using Challenge Class Learning Model.
This research is one of case study research. The samples are students from XI
IPA 2, XI IPA 3, and XI IPS 2. Reseach had been done in February-March, 2018.
The reseach design is quantitative and qualitative. The quantitative research
used Design One-Group Pretest-Posttest. The qualitative research used
ethnography research. Pretest, Posttest, Pre and Post questionaire were analysed
using T Independent Test and T Dependent Test. Reflection and videos were
transcriped descriptively and then the transcripts were coded and analyzed
qualitatively.
The results showed that: (1) majors influenced the study result but it did not
affect the students’ character; (2) teacher influenced the study result but it did not
affect the students’ character; and (3) Challenge Class Learning Model could
increase the study result but it did not affect the students’ character.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN
1 DEPOK MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHALLENGE CLASS
PADA MATERI OPTIKA”.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk
memperoleh gelar sarjana. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan yang
diberikan berbagai pihak kepada penulis, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
2. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia membimbing penulis.
3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014.
5. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si., selaku Kepala Laboratorium
Pembelajaran Pendidikan Fisika yang telah memberi izin peminjaman
handycam dan perlengkapannya.
6. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Fisika yang telah memberi izin peminjaman perlengkapan
praktikum (kisi difraksi dan laser).
7. Segenap karyawan sekretariat dan laboratorium yang sudah membantu
peneliti dalam hal administrasi dan perlengkapan penelitian.
8. Bapak Drs. Shobariman, M.Pd., selaku Kepala SMA N 1 Depok yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
9. Bapak Irsyad Riyadi, S.Pd., selaku guru Fisika kelas XI IPS 2 dan guru
pembimbing yang bersedia membimbing peneliti dalam pelaksanaan
pengambilan data di sekolah.
10. Ibu Barbara Elena Nanlessy, S.Pd., selaku Guru mata pelajaran Fisika
kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang telah berkenan membantu pengambilan
data dan membimbing peneliti.
11. Ibu Dra Dyah Saraswati selaku Guru mata pelajaran Fisika yang telah
berkenan membantu dan mendampingi penulis dalam pengambilan data.
12. Siswa – siswi kelas XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPS 2 yang telah berkenan
menjadi sampel penelitian.
13. Orang tua, adik, dan keluarga besar Harjo Sumarto yang sudah
mendukung peneliti dengan berbagai hal sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dan studinya dengan baik.
14. Sahabat-sahabat kampus, gereja, dan lembaga bahasa. Mahasiswa
Pendidikan Fisika 2014 yang telah memberi dukungan semangat pada
peneliti, terutama Shanti, Dita, Anas, Gio, Vero, Stella, Icha, dan Vila
yang sudah membantu dokumentasi pengambilan data. Tim Multimedia
Baciro yang sudah meminjami perlengkapan rekam. Aloysius Wisnu M.
yang sudah meminjami handycam.
15. Dan semua pihak yang sudah membantu tetapi tidak dapat disebutkan satu
persatu disini.
Sebagai pelajar yang masih dalam proses belajar, tentunya skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman JUDUL ...................................................................................................... i
Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING .......... Error! Bookmark not defined.
Halaman PENGESAHAN ....................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...... Error! Bookmark
not defined.
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Definisi Term ....................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 7
A. Pendidikan Karakter ............................................................................. 7
1. Pengertian Pendidikan Karakter ....................................................... 7
2. Isi Pendidikan Karakter ..................................................................... 9
B. Hasil Belajar ....................................................................................... 16
1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 16
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ..................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Indikator – indikator hasil belajar ................................................... 17
C. Model Pembelajaran Challenge Class ............................................... 19
1. Pengertian ........................................................................................ 19
2. Metode yang mendasari ................................................................... 20
3. Proses Pembelajaran ....................................................................... 24
D. Materi Optika ..................................................................................... 25
1. Difraksi Cahaya ............................................................................... 26
2. Interferensi Cahaya ......................................................................... 27
E. Peta Konsep Penelitian ....................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 40
A. Desain Penelitian ................................................................................ 40
1. Desain Kuantitatif ............................................................................ 40
2. Desain Kualitatif .............................................................................. 41
B. Sampel Penelitian ............................................................................... 41
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 42
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 42
E. Treatment ........................................................................................... 42
F. Instrumen ............................................................................................ 43
1. Soal pretest dan posttest .................................................................. 43
2. Angket .............................................................................................. 43
3. Observasi ......................................................................................... 44
4. Refleksi ............................................................................................. 44
G. Validasi Instrumen ............................................................................. 44
H. Metode Analisis Data ......................................................................... 45
1. Analisis Tes ...................................................................................... 45
2. Analisis Non Tes .............................................................................. 49
BAB IV DATA DAN ANALISIS ................................................................... 51
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Data .................................................................................................... 66
1. Statistik ............................................................................................ 66
2. Refleksi ............................................................................................ 69
3. Observasi ......................................................................................... 76
C. Analisis ............................................................................................... 91
1. Bagan Analisis ................................................................................. 94
2. Hasil Belajar .................................................................................... 95
3. Karakter ........................................................................................... 99
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 110
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 112
A. Kesimpulan....................................................................................... 112
B. Saran ................................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114
LAMPIRAN ........................................................................................................ 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Karakter Utama .......................................................................... 9
Tabel 2.2 Delapan belas Nilai Karakter dan Budaya ........................................ 11
Tabel 2.3 Nilai Karakter dalam Pendidikan Fisika ........................................... 13
Tabel 2.4 Karakter, Deskripsi, dan Metode Pembelajaran yang Cocok ........... 14
Tabel 2.5 Kisi Angket Peningkatan Karakter ................................................... 15
Tabel 2.6 Metode dan Karakter yang didukungnya .......................................... 20
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pretest dan Posttest ............................................................ 43
Tabel 3.2 Skor Jawaban Pretest dan Posttest .............................................................. 46
Tabel 3.3 Skor untuk Masing-Masing Nomor Angket ..................................... 47
Tabel 3.4 Tingkat Karakter Siswa .................................................................... 47
Tabel 4.1 Tabel Jumlah Siswa yang Menjadi Sampel ...................................... 51
Tabel 4.2 Waktu Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 51
Tabel 4.3 Nilai Kelas XI IPA 2 ......................................................................... 66
Tabel 4.4 Nilai Kelas XI IPA 3 ......................................................................... 67
Tabel 4.5 Nilai Kelas XI IPS 2 ......................................................................... 68
Tabel 4.6 Uji Normalitas ................................................................................... 92
Tabel 4.7 Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Hasil Belajar
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 ............................................................ 95
Tabel 4.8 Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Hasil Belajar
Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 ........................................................... 97
Tabel 4.9 Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Karakter Kelas
XI IPA 2 dan XI IPS 2 ...................................................................... 99
Tabel 4.10 Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Karekter Kelas
XI IPA 2 dan XI IPA 3 ................................................................... 101
Tabel 4.11 Mean, Standart Deviation, Mean Defference, t, dan p (Sig(2-tailed))
Aspek-Aspek Karakter Kelas XI IPA 2 dengan α = 0,05 ............... 102
Tabel 4.12 , Standart Deviation, Mean Defference, t, dan p (Sig(2-tailed))
Aspek-Aspek Karakter Kelas XI IPA 3 dengan α = 0,05 ............... 106
Tabel 4.13 Mean, Standart Deviation, Mean Defference, t, dan p (Sig(2-tailed))
Aspek-Aspek Karakter Kelas XI IPS 2 dengan α = 0,05 ................ 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Karakter yang Baik ...................................................... 8
Gambar 2.2 Skema tentang langkah-langkah aplikasi pembelajaran .............. 25
Gambar 2.3 (a) “Bayangan geometrik dari sebuah celah horizontal. (b) pola
difraksi celah horizontal ............................................................... 26
Gambar 2.4 Diagram skemaik difraksi pada celah tunggal ............................. 27
Gambar 2.5 Pola difraksi celah tunggal. .......................................................... 27
Gambar 2.6 Diagram skematik percobaan Young dan pola interferensi .......... 29
Gambar 2.7 Geometri untuk menurunkan rumus percobaan Young ................ 30
Gambar 2.8 Interferensi pada oli dipermukaan air pada aspal ......................... 33
Gambar 2.9 Cahaya monokromatik datang pada suatu lapisan tipis transparan
dipantulkan dari permukaan atas dan permukaan bawah lapisan
transparan ..................................................................................... 34
Gambar 2.10 Interferensi pada lapisan gelembung sabun ................................. 37
Gambar 2.11 Interferensi di antara dua gelombang cahaya yang direfleksikan
dari kedua sisi sebuah lapisan udara yang memisahkan dua plat
kaca .............................................................................................. 37
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Angket Akhir XI IPA 2 ............................ 93
Gambar 4.2 Keterangan Uji Normal Angket Akhir XI IPA 2 ......................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi, kekerasan, pelanggaran HAM, perselisihan antar RAS dan berbagai
kasus sering diberitakan di berbagai media. Banyak orang yang terjerat kasus
narkoba dan minuman keras. Arus informasi dan teknologi yang semakin pesat
juga mengakibatkan tumpulnya budaya atau kearifan lokal utamanya di kalangan
orang muda. Beberapa bukti ini menunjukkan karakter beberapa anggota
masyarakat di Indonesia masih tergolong buruk dan perlu diperbaiki.
Kasus pelanggaran ketika dewasa mungkin saja berawal dari kenakalan-
kenakalan di masa remaja yang dibiarkan terus berlanjut tanpa bimbingan atau
pembinaan. Kenakalan yang biasanya dilakukan di rumah adalah berkata bohong
atau tidak terbuka pada orang tua. Beberapa kenakalan di sekolah, yaitu
mencontek atau plagiat tugas, membolos saat jam pelajaran atau bahkan ikut
“geng” dan tawuran. Wujud kenakalan di masyarakat adalah seperti vandalisme di
berbagai tembok dan pagar rumah, minum minuman keras sampai mabuk dan
membuat keributan di jam istirahat masyarakat.
Generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2025 berada pada jenjang
pencarian serta pemantapan jati diri dan karakter diri. Generasi ini juga sedang
berada di usia aktif sekolah, saat sebagian besar waktunya digunakan untuk
berkegiatan di sekolah. Oleh karena itu, peran pendidikan untuk menanamkan
nilai-nilai moral di sekolah menjadi sangat mungkin dalam membentuk karakter
generasi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Atmadi (2014) mengatakan penanaman nilai-nilai dalam proses belajar-
mengajar adalah mungkin. Penanaman nilai-nilai dalam proses belajar-mengajar
dapat memperkuat proses internalisasi nilai-nilai dalam diri siswa. Dari
pernyataan tersebut, pendidikan karakter menjadi salah satu solusi yang tepat
untuk memperbaiki karakter generasi muda. Ini diadakan dengan harapan
nantinya para siswa menjadi orang yang berkarakter baik ketika di masyarakat dan
di dunia kerja. Harapan ini selaras dengan gerakan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) yang dilaksanakan pada kurikulum 2013.
Staf Ahli Mendikbud Bidang Pengembangan Karakter, Arie Budhiman
mengutarakan 3 karakter utama yang ditekankan adalah integritas, kerja keras,
dan gotong royong. Ketiga karakter tadi tertuang dalam penelitian ini menjadi
karakter jujur, disiplin, daya juang, dan kerja sama. Karakter jujur dan disiplin
merupakan turunan dari integritas. Karakter daya juang sama dengan karakter
kerja keras (ethos kerja). Karakter kerja sama memiliki makna yang sama dengan
gotong royong.
Berdasarkan observasi di SMAN 1 Depok pada bulan Oktober 2017, ternyata
banyak siswa masih kurang memiliki karakter jujur, disiplin, daya juang dan kerja
sama. Ini tampak dari ketidakjujuran siswa dalam mengerjakan ulangan dan
tugas-tugas, keterlambatan beberapa siswa dalam mengumpulkan tugas-tugas,
kurangnya persiapan siswa dalam menghadapi ujian, dan sebagian siswa
cenderung tidak aktif dalam kegiatan kelompok diskusi. Hasil observasi ini diper-
kuat dengan hasil wawancara dari guru Fisika, wali kelas XI MIPA, dan
mahasiswa PPL yang sudah mengajar di kelas XI MIPA. Narasumber mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bahwa memang karakter jujur, disiplin, daya juang, dan kerja sama belum
sepenuhnya dimiliki oleh seluruh siswa. Ini berarti pendidikan karakter memang
perlu diberikan melalui proses belajar-mengajar.
Pembelajaran fisika dapat memberikan sumbangan pada pembangunan
karakter dengan cara melakukan proses belajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter (Suparno, 2013). Pembiasaan berkarakter baik di kelas akan
membantu siswa terbiasa berkarakter baik di luar kelas. Kegiatan pembelajaran
Fisika yang meliputi pengamatan fenomena alam, praktikum atau eksperimen, dan
pembelajaran model sains dapat diintegrasikan dengan penanaman nilai-nilai
moral.
Metode-metode yang cocok untuk membantu meningkatkan karakter jujur,
disiplin, daya juang dan kerja sama adalah metode eksperimen, metode refleksi
dan penugasan. Penelitian dari Ningsi Renda Milla, Yeny Novitasari Sugiyana,
Friska Andini, dan Helena Christi Widiasrumana menunjukkan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan karakter siswa, utamanya pada kerja sama.
Penugasan merupakan latihan mengerjakan soal yang agak sulit untuk membantu
siswa memperdalam nilai daya juang. Setelah melakukan eksperimen atau
berbagai kegiatan pembelajaran fisika, siswa perlu dibimbing untuk melakukan
refleksi atas apa yang sudah dialami sehingga siswa dapat menemukan nilai-nilai
karakter yang didapat melalui pembelajaran (Suparno, 2013). Pembelajaran
dengan kolaborasi 3 hal di atas akan membantu siswa dalam meningkatkan
karakter jujur, disiplin, daya juang dan kerja sama. Model pembelajaran dari
metode-metode tersebut diberi nama Challenge Class.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat penelitian dengan judul
“Meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa SMAN 1 Depok melalui
Pembelajaran Model Challenge Class pada materi Optika”. Pembelajaran
model Challenge class akan sungguh diuji dengan cara dipraktekan kepada siswa
kelas IPA dan IPS serta ada kelas yang diajarkan dengan model yang sama tetapi
guru yang berbeda. Peneliti memilih SMAN 1 Depok sebagai subjek penelitian
karena peneliti ingin memberikan sumbangan penelitian bagi almamater. Materi
Optika merupakan materi yang sedang dipelajari oleh siswa yang akan diteliti.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah ada pengaruh jurusan terhadap peningkatan karakter dan hasil
belajar antara siswa SMAN 1 Depok kelas XI IPA dan IPS melalui
pembelajaran model challenge class pada materi Optika?
2. Apakah ada pengaruh guru terhadap peningkatan karakter dan hasil belajar
siswa SMAN 1 Depok melalui pembelajaran model challenge class pada
materi Optika ?
3. Bagaimana peningkatan karakter dan hasil belajar siswa SMAN 1 Depok
melalui pembelajaran model challenge class pada materi Optika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Ada atau tidaknya pengaruh jurusan terhadap peningkatan karakter dan
hasil belajar antara siswa SMAN 1 Depok kelas XI IPA dan XI IPS
melalui pembelajaran model challenge class pada materi Optika.
2. Ada atau tidaknya pengaruh guru terhadap peningkatan karakter dan hasil
belajar siswa SMAN 1 Depok melalui pembelajaran model challenge class
pada materi Optika.
3. Peningkatan karakter dan hasil belajar siswa SMAN 1 Depok melalui
pembelajaran model challenge class pada materi Optika.
D. Definisi Term
Berikut merupakan hal – hal yang perlu diketahui tentang penelitian ini:
1. Karakter yang dibahas adalah jujur, disiplin, daya juang, dan kerja sama.
2. Hasil belajar yang dibahas adalah hasil belajar dalam aspek kognitif.
3. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2, XI
IPA 3, dan XI IPS 2 di SMAN 1 Depok.
4. Materi Optika yang diambil adalah gelombang cahaya pada sub bab
interferensi dan difraksi cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
Peserta didik memiliki karakter jujur, disiplin, daya juang, dan kerja sama
serta hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Bagi guru
Guru mendapat tambahan referensi tentang model pembelajaran yang
dapat digunakan sehubungan dengan pengembangan karakter peserta didik.
3. Bagi sekolah
Sekolah mendapat hasil penelitian tentang peserta didik mereka sehingga
sekolah dapat membuat kebijakan yang bisa membantu peserta didik
berkembang secara utuh dan menyeluruh.
4. Bagi pendidikan
Penelitian ini menambah daftar model pembelajaran yang dapat digunakan
dan sesuai dengan kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter terdiri dari kata “pendidikan” dan “karakter”. Pendidikan
dalam Koesoema (2010: 63) dikatakan sebagai sebuah usaha sadar yang ditujukan
bagi pengembangan diri manusia secara utuh, melalui berbagai macam dimensi
yang dimilikinya demi proses penyempurnaan dirinya secara terus menerus dalam
memaknai hidup dan sejarahnya di dunia ini dalam kebersamaan dengan orang
lain. Karakter dalam Mounier (1956: 9) dibedakan menjadi dua, yaitu karakter
yang didapat dari „sono-nya‟ (given) dan karakter yang disebut sebagai sebuah
proses yang dikehendaki (willed). Bisa diartikan bahwa, karakter seseorang dapat
diubah dimana karakter sesungguhnya bersifat dinamis (Koesoema, 2010: 92).
Dengan demikian, pendidikan karakter dapat diartikan sebagai usaha sadar
untuk mengembangkan diri manusia sehingga memperoleh karakter yang
diinginkan. Ini sesuai dengan pengertian pendidikan karakter oleh Suparno (2015:
15), yakni pendidikan karakter berarti pendidikan yang bertujuan untuk membantu
agar siswa-siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang
diinginkan.
Lickona (1991, terjemahan Wamaungo, 2012: 81-84) mengatakan:
“Karakter yang tepat bagi pendidikan nilai: Karakter terdiri dari nilai
operatif, nilai dalam tindakan. Kita berproses dalam karakter kita, seiring
suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat
diandalkan untuk menanggapi situasi denga cara yang menurut moral itu
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Karakter yang terasa demikian memiliki tiga bagian yang saling
berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.
Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal
yang baik, dan melakukan hal yang baik.”
Ketika pendidik menginginkan peserta didiknya berkarakter baik, maka
pendidik pun perlu memfasilitasi peserta didiknya untuk tahu tentang karakter
yang baik, peduli pada hal yang benar, dan melakukan hal yang benar. Tiga
komponen karakter yang baik dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Komponen Karakter yang Baik
Oleh karena itu, peneliti menentukan terlebih dahulu karakter yang hendak
ditingkatkan pada peserta didik. Sub-sub bab berikut akan membantu menentukan
karakter tersebut.
Pengetahuan Moral
1. Kesadaran Moral
2. Pengetahuan nilai moral
3. Penentuan perspektif
4. Pemikiran moral
5. Pengambilan keputusan
6. Pengetahuan Pribadi
Perasaan Moral
1. Hati nurani
2. Harga diri
3. Empati
4. Mencintai hal yang baik
5. Kedali diri
6. Kerendahan hati
Tindakan Moral
1. Kompetensi
2. Keinginan
3. Kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Isi Pendidikan Karakter
Nilai karakter bangsa yang akan dikembangkan melalui pendidikan perlu
disepakati sehingga penyelenggaraannya dapat terarah dan terpantau sesuai
tujuan. Ada beberapa pandangan mengenai isi pendidikan karaker. Diantaraya
adalah sebagai berikut:
a. Isi Nilai Karakter yang sesuai dengan Situasi Bangsa
Nilai kehidupan yang dimiliki Indonesia terdapat dalam Pancasila, UUD 1945,
dan Bhinneka Tunggal Ika. Pencasila memiliki nilai kehidupan berupa Ketuhanan,
peri kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Undang-Undang
Dasar 1945 memiliki nilai kehidupan berupa nilai hak asasi manusia dan
ketentuan yang mengatur masyarakat Indonesia dalam berbangsa. Bhinneka
Tunggal Ika memiliki nilai kehidupan berupa nilai multikultural atau keinginan
untuk bersatu dalam perbedaan.
Indonesia memiliki nilai kehidupan yang luhur. Namun dalam pelaksanaan-
nya, Indonesia masih mengalami permasalahan dalam hal karakter/ nilai moral.
Suparno (2013: 6) menuliskan nilai karakter utama yang perlu ditekankan dalam
pendidikan. Nilai karakter tersebut terurai dalam tabel 2. 1.
Tabel 2.1. Nilai Karakter Utama
Nilai/ Karakter Deskripsi
1. Ketuhanan,
ketakwaan,
religiositas
Memuji Tuhan
Hidup penuh syukur
Menghargai ciptaan Tuhan: sesama manusia dan alam se-
mesta.
Menghargai praktik agama/ keyakinan teman lain.
2. Multibudaya/
Multikultural Menerima perbedaan
Menghargai teman yang berbeda
Hidup damai dengan teman yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Mau kerjasama dengan teman yang berbeda.
3. Penghargaan
Pribadi, HAM Menghargai siapapun sebagai pribadi
Menghargai hak teman, guru, karyawan, orang tua.
Hormat kepada guru, karyawan, orang tua
4. Keadilan Hak asasi orang dihargai
Adil pada teman, guru, karyawan, orang tua
Adil pada orang kecil
Suka berbagi dengan teman
5. Empati pada
yang miskin Punya perhatian pada teman yang kecil, yang miskin, yang
lemah pelajaran.
Solider dan bela rasa pada orang kecil.
Suka membantu
6. Berpikir
rasional,
obyektif
Berpikir rasional, obyektif, berdasarkan data.
Ambil keputusan berdasarkan data yang valid.
Tidak bertindak berdasarkan emosi, tetapi dengan nalar.
Dapat dialog dengan siapapun dengan rasional, meng-
hargai pikiran orang lain.
7. Kejujuran Jujur dalan kata dan tindakan
Tidak menipu dan korupsi
Tidak menyontek
Jujur dalam praktikum, tugas, PR
8. Disiplin Melakukan sesuatu tepat pada waktunya
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Disiplin dalam bekerja dan bertindak.
9. Daya juang Gigih dalam berjuang
Tidak mudah mengeluh
Berani mengerjakan soal yang sulit dengan tabah
10. Taat pada
hukum Mentaati hukum/aturan sekolah
Mentaati aturan di masyarakat
Mentaati hukum lalu lintas
11. Cinta tanah
air Sikap menghargai dan mencintai tanah air dan bangsa
Bangga pada tanah air
Mengembangkan diri untuk dapat menyumbang masya-
rakat.
b. Isi Pendidikan Karakter menurut Depdikbud 2010
Nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa dirumuskan dalam 18 nilai
oleh Departemen Pendidikan dan Budaya. Delapan belas nilai karakter tersebut
adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai presetasi,
bersahabat/ komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli
lingkungan, dan tanggung jawab. Deskripsi 18 nilai tersebut terdapat pada tabel
2.2.
Tabel 2.2. Delapan belas Nilai Karakter dan Budaya
Nilai Diskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dengan dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menujukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan, yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-
jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
c. Isi Pendidikan Karakter menurut Kurikulum 2013 revisi 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter
Arie Budhiman (staf ahli bidang pengembangan karakter) mengatakan tentang
arahan khusus Presiden dan Gerakan Nasional Revolusi Mental. Arahan khusus
Presiden adalah mengadakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Gerakan Nasional Revolusi Mental berisi 3 nilai karakter utama yang ditekankan
dalam PPK, yaitu integritas, kerja keras (etos kerja), dan gotong royong.
d. Isi Nilai Karakter pada Pendidikan Fisika
Pendidikan Fisika dapat memberikan sumbangan pada pembangunan karakter
bangsa (Suparno, 2013). Pengetahuan, proses, dan sikap yang diperoleh
daripembelajaran Fisika ternyata memiliki nilai karakter yang dapat disampaikan
pada peserta didik. Siswa dapat menambah pengetahuan dan memperkuat
karakternya melalui pembelajaran Fisika. Nilai karakter yang dapat dibangun
melalui pendidikan Fisika terurai dalam tabel 2.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 2.3. Nilai Karakter dalam Pendidikan Fisika
Aspek
Pend. Fisika
Inti/Isi Topik Nilai Karakter
Pengetahuan
Hukum Newton Keteraturan alam makro, kesela-
rasan alam;
Taat hokum
Sistem Tatasurya Religiositas, Ketuhanan
Ketidakpastian;
relativitas; teori kuantum Ketidakmutlakan, menghargai
perbedaan;
Multikultural
Energi nuklir, reaksi inti,
reaktor nuklir Penghargaan pada pribadi
manusia,
Berpikir tentang kepentingan
umum
Ketelitian
Kekekalan energi; kese-
timbangan termal; asas
Black.
Keadilan
Empati pada orang kecil
Kerelaan memberi dan berbagi
Anti korupsi
Proses
Praktikum dan proyek
kelompok Semangat multikultural
Penghargaan pada pribadi lain
Keadilan
Kejujuran
Daya tahan
Ketaatan pada hokum
Metode ilmiah: ambil
data, analisis, penyim-
pulan
Rasionalitas, obyektifitas
Ketelitian
Kejujuran
Tugas pribadi: kerjakan
soal sulit, PR, presentasi Daya tahan
Disiplin
Kejujuran
Tanggungjawab
Penelitian di daerah lain Cinta tanah air
Sikap Kejujuran dalam prakti-
kum, dalam pengumpul-
an data
Kejujuran dan anti korupsi
Rela dikelompokkan de-
ngan teman yang
berbeda suku, etnik, latar
belakang ekonomi
Semangat multikultural
Kerjasama, sosialitas
Menghormati teman dan
guru dalam belajar Penghargaan pada pribadi
manusia
Adil dalam kerjasama Keadilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dan pembagian tugas
Mau menolong teman
yang lemah, rela mem-
bantu
Empati pada orang kecil, miskin
Disiplin dalam melaku-
kan tugas yang diberikan
guru
Disiplin
Tabah dalam mengerja-
kan tugas berat: PR dan
tugas
Daya tahan dan daya juang
Berdasarkan uraian pada BAB I, peneliti memilih karakter kerja sama,
disiplin, daya juang, dan jujur sebagai karakter yang akan ditingkatkan melalui
pembelajaran. Berikut adalah karakter dan deskripsinya berdasarkan teori di atas
beserta proses pembelajaran yang cocok.
Tabel 2.4. Karakter, Deskripsi, dan Metode Pembelajaran yang Cocok
Karak
-ter Deskripsi
Metode
yang
cocok
Kerja
sama
Pengertian
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dengan dirinya. Praktikum Contoh: Menerima perbedaan
Menghargai teman yang berbeda
Hidup damai dengan teman yang berbeda.
Mau kerjasama dengan teman yang berbeda.
Disi-
plin
Pengertian
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan. Praktikum
dan tugas
pribadi Contoh: Melakukan sesuatu tepat pada waktunya
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Disiplin dalam bekerja dan bertindak.
Daya
Juang Pengertian
Perilaku yang menujukkan upaya sungguh-
sugguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Praktikum
dan tugas
pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Contoh: Gigih dalam berjuang
Tidak mudah mengeluh
Berani mengerjakan soal yang sulit dengan
tabah
Jujur
Pengertian
Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
Metode
ilmiah,
praktikum
dan tugas
pribadi
Contoh: Jujur dalan kata dan tindakan
Tidak menipu dan korupsi
Tidak menyontek
Jujur dalam praktikum, tugas, PR
Kisi-kisi untuk membuat angket peningkatan karakter dapat dibuat
berdasarkan tabel 2.4. diatas. Kisi-kisi angket peningkatan karakter tertera dalam
tabel 2.5.
Tabel 2.5. Kisi Angket Peningkatan Karakter
No. Karakter Indikator
1
Kerja-
sama
Mendengarkan teman yang sedang menyampaikan pendapat
2 Aktif membantu dalam melakukan eksperimen
3 Menyelesaikan pesoalan dengan diskusi kelompok
4 Rela berkelompok dengan siapapun
5 Memberikan pendapat dengan sopan dan tidak
menyinggung orang lain
6
Disiplin
Mengumpulkan tugas tepat waktu
7 Menaati aturan saat melakukan eksperimen
8 Mengikuti prosedur eksperimen dengan benar
9 Memasuki kelas tepat waktu
10 Mengenakan seragam yang sopan dan rapi sesuai aturan
saat pelajaran
11
Daya
Juang
Berani mengerjakan soal yang sulit (tantangan)
12 Tabah/tidak mengeluh saat mengerjakan soal yang sulit
13 Selalu berusaha/ tidak menyerah mengerjakan soal yang
sulit
14 Tidak mudah menyerah dalam menangapi pertanyaan yang
sulit dalam presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
15 Membuat laporan eksperimen dengan sunggguh-sungguh
16
Jujur
Menuliskan data dengan jujur/ tidak memanipulasi data
eksperimen
17 Jujur dalam mengerjakan ulangan
18 Dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas tertentu
19 Membuat laporan eksperimen berdasarkan usaha sendiri
(tidak melakukan plagiat)
20 Terbuka/ jujur dalam menuliskan refleksi
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari kata “hasil” dan “belajar”. Dalam KBBI, hasil
memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan;
perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang
dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap
dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil
belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami
aktivitas belajar. Semakin baik hasil belajar yang diperoleh siswa, maka
harapannya semakin baik perilakunya. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan
salah satu indikator dari proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam
(Syah, 2008:132), yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi pelajaran.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Jadi, karena faktor-faktor tersebut terdapat
perbedaan hasil belajar siswa, ada siswa-siswa yang berprestasi tinggi (high-
achievers) dan berprestasi rendah (under-achievers) atau gagal sama sekali.
Dalam hal ini, guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang
menunjukkan kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang
menghambat proses belajar mereka.
3. Indikator – indikator hasil belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aspek kognitif.
Penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom, mengemukakan adanya 6 (enam)
kelas/ tingkat yakni:
a. Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu
atau lebih dari fakta-fakta yang sederhana.
b. Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
c. Penggunaan/penerapan, disini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
menyeleksi atau memilih generalisasi/ abstraksi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru
dan menerapkannya secara benar.
d. Analisis, merupakan kemampuan siswa untuk menganalisis hubungan atau
situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
e. Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk menggabungkan unsur-unsur
pokok ke dalam struktur yang baru.
f. Evaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan
dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.
Dalam proses belajar mengajar, aspek kognitif inilah yang paling menonjol
dan bisa dilihat langsung dari hasil tes. Di sini pendidik dituntut untuk me-
laksanakan semua tujuan tersebut. Hal ini bisa dilakukan oleh pendidik dengan
cara memasukkan unsur tersebut ke dalam pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan
yang diberikan kepada siswa harus memenuhi unsur tujuan dari segi kognitif,
sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Hasil belajar yang dilihat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek
kognitif. Seperti yang dijelaskan pada sub bab 2. , hasil belajar dipengaruhi oleh 3
faktor. Penelitian ini memberikan treatment pada siswa dalam bentuk pendekatan
belajar. Ini sebabnya, peneliti ingin mengetahui pengaruh pendekatan belajar
terhadap hasil belajar siswa. Pendekatan belajar yang dilakukan akan dijelaskan
pada sub bab C.
C. Model Pembelajaran Challenge Class
1. Pengertian
Secara etimologi, Challenge Class terdiri dari kata “challenge” dan “class”.
“Challenge” dalam bahasa Inggris yang berarti tantangan. “Class” memiliki arti
kelas atau ruangan atau kelompok. Oleh karena itu, Challenge Class dapat
diartikan sebagai kelas tantangan, yaitu kelompok yang bersama-sama melakukan
kegiatan menantang dan dapat menyelesaikan tantangan itu. Tantangan yang
dihadapi kelas (peserta didik) adalah karakter-karakter lama yang kurang baik dan
kini kelas ditantang untuk mulai mengubah dan mengikatkan karakter mereka
menjadi lebih baik.
Challenge Class atau kelas tantangan memiliki ciri khas, yaitu hal yang
menantang dan hal yang diperebutkan (hadiah). Tantangan dihadirkan dalam
bentuk soal-soal latihan dan kegiatan eksperimen. Siswa sekelas akan berlomba
satu sama lain untuk menyelesaikan tantangan tersebut dengan cara sportif dan
tanpa mengalahkan teman-temannya. Hadiah yang akan dimenangkan memiliki
dua bentuk, yaitu bentuk nyata berupa barang dan tidak nyata atau tidak berbentuk
barang. Hadiah yang tidak berupa barang adalah perubahan karakter siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
didapat dari proses belajar yang sudah dialami. Setelah pembelajaran di setiap
harinya, siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran sehingga siswa
sungguh-sungguh memaknai proses peningkatan karakter dan hasil belajarnya.
Model Pembelajaran Challenge Class dirancang untuk meningkatkan karakter
jujur, disiplin, daya juang, dan kerja sama dengan tetap memperhatikan hasil
belajar siswa secara kogitif. Maka dari itu, model pembelajaran ini menggunakan
tiga metode yang dapat meningkatkan empat karakter diatas, yaitu metode
eksperimen, penugasan, dan refleksi. Setiap metode pembelajaran tentunya
mendukung peningkatan hasil belajar siswa tetapi tidak semua metode
mendukung peningkatan semua karakter. Rincian metode dan karakter yang
diperoleh dari metode tersebut dijelaskan dalam tabel 2.6.
Tabel 2.6. Metode dan Karakter yang didukungnya
Metode Karakter
1. Eksperimen Kerjasama
Disiplin
Daya Juang
Jujur
2. Penugasan/latihan Daya Juang
Disiplin
Jujur
3. Refleksi Jujur
2. Metode yang mendasari
Berikut adalah penjelasan mengenai metode-metode yang digunakan:
a. Metode Eksperimen
Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak
siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang sudah dibicarakan itu benar (Suparno, 2013: 83). Melalui metode ini, siswa
secara langsung berinteraksi dengan lingkungan baik secara langsung (eksperimen
lapangan) maupun tidak langsung (eksperimen laboratorium) (Severius, 2013:
12). Metode eksperimen dapat dibedakan menjadi dua, salah satunya adalah
eksperimen terbimbing (Suparno, 2013: 84).
Eksperimen terbimbing merupakan kegiatan ekperimen yang seluruh jalannya
percobaan sudah direncanakan oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh
siswa. Hal-hal yang perlu dan akan dilakukan dalam percobaan sudah disiapkan
oleh guru. Biasanya, langkah-langkah percobaan yang harus dilakukan oleh siswa
sudah dibuat oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) (Suparno, 2013:
84).
b. Metode Penugasan atau latihan
Metode penugasan yaitu cara mengajar dengan memberikan tugas kepada
siswa berupa soal latihan secara berulang-ulang, sehingga siswa memperoleh
keterampilan tertentu (Severius, 2013: 12).
c. Metode Refleksi
Refleksi merupakan salah satu unsur utama dalam pendekatan Paradigma
Pedagogi Refleksi (PPR). Refleksi dilakukan atas apa yang sudah dipelajari baik
dari siswa maupun dari guru (Suparno, 2013: 84). Dalam tahap refleksi, siswa
dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas-
luasnya, dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup
kemasyarakatan (Suparno, 2015:33).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Beberapa cara berefleksi menurut Suparno (2015: 33-37) antara lain:
1) Mengambil makna. Cara pertama berefleksi adalah dengan melihat
dan mengambil makna atau arti dari sebuah pengalaman belajar yang baru
saja diselesaikan. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan seperti “Nilai-
nilai kehidupan apa saja yang anda peroleh dari menggeluti bahan itu?
Ceritakan!”
2) Pertimbangan mendalam akan bahan, ide, pengalaman, tujuan,
reaksi batin. Refleksi dapat juga dilakukan dengan mempertimbangkan
secara mendalam bahan, pengalaman belajar, gagasan, reaksi yang muncul
untuk menangkap makna terdalam dan kebenaran terdalam. Dalam
berefleksi, peserta didik diajak mengkritisi teori yang ada, sehingga dapat
bersikap lebih tepat, tidak hanya ikut saja. Refleksi juga dapat dilakukan
dengan menggali reaksi batin dan mencoba menemukan artinya bagi hidup
dan sikap selanjutnya. Misalnya, dengan bertanya “Reaksi batin apa saja
yang muncul dalam diriku dengan mendalami bahan itu? Apakah bahan itu
memberi tantangan untuk hidup ke depanku? Tantangan apa?” atau
“Secara jujur hal apa yang menarik bagi hidupku dari seluruh pegalaman
belajar bahan itu? Mana yang aku senangi, mana yang tidak aku sukai?”
3) Mendayakan ingatan, kehendak, dan hati. Refleksi dapat juga
dengan mendayakan ingatan kita, kehenda kita dan hati kita terhadap
bahan yang telah kita pelajari. Misalnya, peserta didik mengingat kembali
apa yang telah dilakukan dalam pembelajaran, dari semua pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang diingat, apakah ada yang mengesan dalam hidupnya? Apa itu?
Mengapa demikian?
4) Melihat gerak baik dan jahat dalam persoalan. Refleksi juga dapat
dengan melihat pengaruh roh jahat dan roh baik dalam persoalan yang
muncul dan dalam mendalami persoalan di kuliah. Di sini peserta didik
diajak untuk berpikir kritis terhadap persoalan dan nilai-nilai serta alasan-
alasan yang muncul dalam persoalan yang ada. Beberapa pertanyaan yang
dapat diajukan:
Telitilah alasan, retionalisasi, argumentasi, pengaruh yang baik
dalam persoala dan bahan yang dipelajari? Apa buktinya?
Telitilah alasan, retionalisasi, argumentasi, pengaruh yang tidak
baik dalam persoala dan bahan yang dipelajari? Apa buktinya?
Apa akibat kedua pengaruh baik da tidak baik di atas bagi hidup
anda, orang lain, dan kehidupan bersama masyarakat?
Anda sendiri cenderung memilih yang mana? Mengapa
demikian? Sikap apa yang perlu ada kembangkan bagi hidup
anda ke depan?
5) Catatan tentang refleksi peserta didik. Banyak peserta didik yang
kurang mampu melakukan refleksi karena tidak biasa melakukan refleksi
di jenjang sekolah sebelumnya atau di lingkungannya. Maka tugas guru
adalah membantu refleksi dengan memberikan beberapa pertanyaan
penolong atau pengarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Refleksi dapat dilakukan dengan beberapa media. Ada guru yang
menggunakan buku refleksi kemudian dikumpulkan pada guru dan guru
memberikan taggapan yang membangun. Ada pula guru yang menggunakan
media jejaring yang terhubung denga semua siswa, sehingga guru bisa memberi
peneguhan. Kadang, refleksi dapat dilakukan secara lisan bersama di kelas karena
topiknya cocok dan peserta didik dapat saling menguatkan dalam refleksinya.
3. Proses Pembelajaran
Metode yang mendasari model Challenge Class diturunkan dari beberapa
pendekatan. Metode penugasan diturunkan dari pendekatan behavioristik, metode
eksperimen diturunkan dari pendekatan konstruktivis, dan metode refleksi
diturunkan dari Paradigma Pedagogi Reflektif. Oleh karena itu, model ini perlu
diberi proses pelaksanaan tersendiri.
Model Challege Class dilaksanakan untuk satu kompetesi dasar. Proses yang
dialami siswa dalam model ini adalah:
a. Mengamati. Siswa mengawali pembelajaran dengan mengamati suatu
peristiwa/ fakta fisika. Tahap ini penting untuk merangsang ketertarikan
dan keingintahuan siswa pada meteri yang akan dipelajari.
b. Melakukan percobaan. Siswa melakukan eksperimen terbimbing untuk
masuk ke pembelajaran. Dengan panduan LKS dan pengantar dari guru,
siswa melakukan percobaan sederhana mulai dari persiapan alat,
mengambil data hingga pembuatan laporan.
c. Mengerjakan tugas atau latihan. Siswa mengerjakan tugas atau soal
latihan yang diberikan guru. Tugas dan soal latihan dapat dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kelompok maupun individu. Pembuatan laporan percobaan kelompok
merupakan salah satu contoh tugas kelompok.
d. Merefleksi kegiatan belajar. Siswa merefleksikan kegiatan belajar yang
dialami di setiap pertemuan. Hasil refleksi dikumpulkan pada guru dan
diberi tangggapan oleh guru.
Langkah-langkah aplikasi model pembelajaran Challenge Class untuk
penelitian ini tergambar dalam gambar 2.2.
Gambar 2.2. Skema tentang langkah-langkah aplikasi pembelajaran
D. Materi Optika
Materi Optika yang akan diajarkan adalah materi gelombang cahaya.
Gelombang cahaya memiliki beberapa sub bab, yakni polarisasi cahaya, difraksi
dan interfefrensi cahaya, dan kisi difraksi. Sub bab yang dibahas adalah difraksi
dan interferensi cahaya.
Stimulation Eksperimen
Penugasan 2
Refleksi
Penugasan 1
Ulangan Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1. Difraksi Cahaya
Difraksi cayaha merupakan lenturan gelombang cahaya yang disebabkan oleh
adanya penghalang berupa celah (Kanginan, 2017: 390).
Difraksi celah tunggal
Gambar 2.3 menunjukkan bayangan geometri dari sebuah celah horisintal
(a) dan pola difraksi dari celah horisontal (b).
(a)
(b)
Gambar 2.3. (a) “Bayangan geometrik dari sebuah celah horizontal. (b) pola
difraksi celah horizontal.
Cahaya yang dilewakan pada celah tunggal akan mengalami difraksi atau pe-
lenturan cahaya. Cahaya melentur di sekitar pinggiran celah dan menerangi
daerah-daerah pada layar yang tidak langsung berhadapan dengan celah. Sebagai
akibatnya, akan terlihat jalur terang dan gelap silih berganti pada layar. Percobaan
difraksi yang dilakukan oleh Fraunhofer dihasilkan dari sebuah celah tungal dan
menggunakan prinsip Huygens. Menurut prinsip Huygens, tiap bagian celah
berlaku sebagai sebuah sumber gelombang sehingga cahaya dari satu bagian celah
dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian lainnya dan intensitas resultannya
pada layar bergantung pada arah Ө. Keterangan diatas diperjelas dengan melihat
gambar 2.4. Pola difraksi yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 2.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 2.4. Difraksi pada celah tunggal
dengan lebar d. tiap bagian dari celah berlaku
sebagai suatu titik sumber gelombang. Beda
lintasan antara sinar 1 dan 3 atau sinar 2 dan 4
sama dengan .
Secara umum, pita gelap ke-n terjadi jika:
…… (1)
dengan: n = 1, 2, 3, ….
= sudut simpangan (deviasi).
Perhatikan, n = 1 menyatakan garis gelap pertama, n = 2 menyatakan garis
gelap kedua, dan seterusnya.
Gambar 2.5. Pola difraksi celah tunggal.
2. Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya adalah berpadunya dua atau lebih gelombang cahaya yang
superposisi (Young dan Freedman, 2003). Prinsip superposisi ialah posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bertemunya dua gelombang atau lebih, simpangan pada titik apa saja di medium
adalah sama dengan jumlah aljabar dari simpangan masing-masing gelombang
(Kanginan, 2017: 391). Sangat sulit mengamati interferensi cahaya karena dua
alasan. Pertama, panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari
lebar sehalai rambut. Kedua, setiap sumber cahaya alamiah memancarkan
gelombang cahaya yang fasenya sebarang sehingga interferensi yan terjadi hanya
dalam waktu sangat singkat. Ini tidak dapat diamati oleh mata manusia atau film
fotografi, kecuali jika prosedur tertentu digunakan. Jadi, inteferensi cahaya tidak
senyata interferensi pada gelombang air maupun gelombang bunyi. Salah satu
contoh peristiwa interferensi cahaya yang hampir dikenal setiap orang adalah
warna-warna terang dari sebuah lapisan tipis minyak yang terletak di atas
permukaan air.
Syarat utama terjadinya interferensi adalah gelombang-gelombang yang
berpadu harus koheren, artinya gelombang-gelombang itu memiliki beda fase
yang tetap (tidak terpengaruh waktu dan tidak harus nol). Beda fase selalu tetap
dapat didapat jika gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama. Syarat
tambahan agar gelombang tersebut koheren adalah gelombang harus memiliki
amplitudo yang hampir sama. Cahaya alamiah tidaklah koheren sehingga
peristiwa interferensi sangat sulit ditemukan dalam keseharian.
Ada tiga cara untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya yang koheren
sehingga dapat menghasilkan pola interferensi, yaitu sebagai berikut:
Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah
tunggal (satu celah). Inilah yang dilakukan oleh Thomas Young.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dapatkan sumber-sumber koheren maya dari sebuah sumber cahaya
dengan pemantulan saja (ini yang dilakukan oleh Fresnel) atau
pemantulan dan pembiasan (ini yang terjadi pada interferensi lapisan tipis.
Gunakan sinar laser sebagai penghasil cahaya koheren.
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tentang 2 macam interferensi, yaitu:
Interferensi celah ganda
Inetrferensi pada lepisan tipis
a. Interferensi celah ganda
Gambar 2.6. (kiri) diagram skematik percobaan celah ganda Young.
(kanan) pola interferensi berupa pita-pita terang dan gelap yang terlihat
pada layar.
Hal utama yang tampak pada percobaan Young adalah pita-pita terang dan
gelap bergantian dengan jarak pisah yang seragam dan intensitas yang cenderung
tetap antara terang satu dengan terang yang lainnya. Pola ini dikenal sebagai
interferensi Young. (Lihat gambar 2.6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Analisis kuantitatif interferensi celah ganda Young
Cahaya datang pada layar pertama yang diberi celah S0 menuju ke layar kedua
yang diberi celah S1 dan S2. Gelombang cahaya yang keluar dari S1 dan S2 berasal
dari satu sumber cahaya (S0) sehingga kedua celah ini berlaku sebagai pasangan
sumber cahaya koheren.
Cahaya dari sumber S1 dan S2 menghasilkan interferensi dengan pola teratur
pada layar C. pola interferensi terdiri atas pita-pita terang dan gelap yang silih
berganti (gambar 2.7). Pita terang (garis terang) terjadi jika cahaya dari kedua
celah mengalami interferensi maksimum (konstruktif). Sedangkan, pita gelap
(garis gelap) terjadi jika cahaya dari kedua celah mengalami interferensi minimum
(destruktif).
Gambar 2.7. Geometri untuk menurunkan rumus percobaan Young. Beda
lintasan kedua sinar .
Rumus interferensi celah ganda Young dapat diturunkan dengan menggunakan
gambar 2.7. Titik P pada layar C terletak sejauh L dari celah S1 maupun S2. Jarak
antara kedua celah adalah d.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Intensitas cahaya di titik P adalah resultan dari intensitas cahaya yang datang
dari kedua celah. Pada gambar 2.7 tampak bahwa lintasan yang ditempuh oleh
cahaya dari S1 (S1P) lebih pendek daripada cahaya dari S2 (S2P). Selisih antara
keduanya disebut beda lintasan. Dalam kasus ini, jarak antara celah ke layar C
jauh lebih besar dibandingkan dengan jarak antara kedua celah (L >> d) sehingga
sinar S1P dapat dianggap sejajar dengan sinar S2P.
(2)
Dengan memperhatikan segitiga siku-siku .
(3)
(4)
(5)
Interferensi maksimum (pita terang) terjadi jika kedua gelombang yang
berpadu memiliki fase sama (sefase). Fase sama antara kedua gelombang terjadi
jika beda lintasan antara keduanya, ( ), sama dengan 0, , 2 , 3 , …. . Secara
metematis dapat kita tulis sebagai berikut.
(6)
(7)
dengan n = 0 untuk pita terang pusat, n = 1 untuk pita terang pertama, n = 2 untuk
pita terang ke 2 dan seterusnya.
Interferensi minimum (pita gelap) terjadi jika kedua gelombang berlawanan
fase atau memiliki beda lintasan, ( ), sama dengan , …. . Secara
metematis dapat kita tulis sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(8)
(9)
dengan n = 1 untuk pita gelap pertama, n = 2 untuk pita gelap kedua, n = 3 untuk
pita gelap ketiga, dan seterusnya.
Jarak pita terang atau pita gelap ke-n dari terang pusat
Pada kedudukan pita terang ke-n atau pita gelap ke-n terhadap terang pusat
dinyatakan oleh y. jarak antar celah dan layar sangat jauh dibandingkan dengan
jarak antara kedua celah (L >> d) sehingga sudut Ө bernilai sangat kecil. Jadi,
dapat digunakan pendekatan .
Dengan memperhatikan segitiga siku-siku POQ pada gambar 2.7.
(10)
Untuk pita terang
Persamaan (10) dapat dimasukkan dalam persamaan (7) sehingga menjadi
persamaan berikut.
(7)
(11)
dengan n = 0,1,2,3,.. (12)
Untuk pita gelap
Persamaan (10) dapat dimasukkan dalam persamaan (9) sehingga menjadi
persamaan berikut.
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dengan n = 1,2,3,… (14)
Jarak antara dua pita terang berdekatan
Jarak antara dua pita terangan yang berdekatan diberi simbol , berlaku
hubungan berikut.
(15)
dengan:
d = jarak antara dua celah (m)
L = jarak celah ke layar (m)
= panjang gelombang (m)
b. Interferensi pada lapisan tipis
Gambar 2.8. Interferensi pada oli dipermukaan air pada aspal.
Dalam keseharian, sering ditemukan garis-garis berwarna yang tampak pada
lapisan tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air (gambar 2.8). Hal ini
terjadi ketika sinar matahari menyinari permukaan oli tersebut. Kejadian yang
sama juga dapat ditemukan pada gelembung sabun yang disinari matahari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Interferensi cahaya pada lapisan tipis yang tebalnya homogeny (sama)
Gambar 2.9 menunjukkan seberkas cahaya monokromatis yang jatuh pada
suatu lapisan tipis transparan. Cahaya yang dipantulkan oleh permukaan atas
lapisan menempuh batasan abc, sedangkan cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan bawah lapisan menempuh lintasan abdef yang lebih panjang. Dengan
demikian, seberkas cahaya yang datang pada lapisan tipis menghasilkan dua
berkas cahaya pantul koheren, yang berasal
dari pemantulan setiap permukaan lapisan.
Gambar 2.9. Cahaya monokromatik
datang pada suatu lapisan tipis transparan
dipantulkan dari permukaan atas dan
permukaan bawah lapisan transparan.
Untuk analisis kuantitatif, anggap saja sinar monokromatik datang tegak lurus
pada setiap lapisan tipis. Sehingga, beda litasan berkas cahaya pantul sari kedua
permukaan lapisan tipis adalah sebagai berikut.
(17)
dengan t adalah tebal lapisan tipis.
Jika tidak ada pengaruh lain, berkas-berkas cahaya akan menghasilkan
interferensi konstruktif ketika beda lintasan, , sama dengan kelipatan bulat dari
panjang gelombang. Syarat ini sudah dipelajari pada interferensi celah ganda.
Namu pada kasus ini, ketika cahaya dengan panjang gelombang merambat
melalui medium kurang rapat ke medium lebih rapat, pembalikan fase 1800 atau
sama dengan ½ , terjadi peristiwa pemantulan. Peristiwa ini mirip dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pembalikan fase 1800 kerika gelombang datang melalui tali dipantulkan oleh
ujung tetap. Sedangkan, peristiwa pembiasan tidak membalik fase.
Dengan menggunakan konsep pembalikan fase pada pemantulan oleh
permukaan lapisan tipis, cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas lapisan
tipis (sinar bc) memiliki beda lintasan ½ . Ini kerena pemantulan berlangsung
dari medium udara ke lapisan tipis dengan indeks bias n yang lebih rapat. Adapun
pemantulan dari permukaan bawah lapisan tipis (sinar de) tidak mengalami
pembalikan fase. Ini karena pemantulan berlangsung dalam arah kebalikan, yaitu
dari medium lapisan tipis (lebih rapat) ke medium udara yang kurang rapat.
Sinar-sinar bias (sinar bd dan sinar ef) tidak mengalami pembalikan fase. Jadi,
secara total memperkenalkan pembalikan fase 1800, yang setara dengan beda
lintasan ½ , ke dalam pernyataan syarat interferensi konstruktif atau interferensi
destruktif.
Syarat agar pada suatu lapisan tipis terjadi interferensi konstruktif adalah
sebagai berikut.
(18)
dengan m = 0,1,2,3,…. (19)
dengan ‟ adalah panjang gelombang cahaya dalam lapisan tipis.
Jika yang diketahui adalah panjang gelombang cahaya di udara ( ), nilai
atau . Jika disubstitusikan ke dalam persamaan (19) diperoleh
persamaan berikut.
; m = 0,1,2,3,… (20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
; m = 0,1,2,3,… (21)
Pada lapisan yang tebalnya sama seperti pada gambar 2.9, hanya akan terjadi
interferensi maksimum atau minimum saja (terjadi terang saja atau gelap saja)
karena hanya ada panjang gelombang tertentu yang dapat dipantulkan sehingga
memperoleh interferensi maksimum atau minimum. Dalam kehidupan sehari-hari,
interferensi pada lapisan tipis yang tebalnya homogen digunakan dalam konsep
pembuatan kaca riben, kaca mobil, dan kaca jendela yang dilapisi mika gelap.
Kaca riben dan kaca mobil diberi selaput tipis sehingga terjadi interferensi
minimum agar tidak terlalu silau jika terpapar matahari. Kaca jendela diberi
lapisan tipis agar jika dilihat dari sisi luar, orang tidak dapat melihat bagian dalam
rumah tetapi orang yang didalam rumah tetap dapat melihat keluar. Cahaya
monokromartis maupun polikromatis yang datang pada lapisan tipis yang tebalnya
homogen hanya akan mengalami interferensi minimum atau interferensi
maksimum saja.
2) Interferensi cahaya pada lapisan tipis yang tebalnya berbeda-beda
Cahaya yang datang adalah cahaya yang terdiri dari beberapa panjang
gelombang disebut cahaya polikromatis, misalnya cahaya putih sinar matahari.
Cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda akan mengalami interferensi
konstruktif pada lapisan berbeda. Pola interferensi yang dihasilkan adalah warna
pelangi, seperti ditunjukkan pada gambar 2.8. Hal yang sama terjadi pada lapisan
gelembung sabun pada gambar 2.10. Lapisan tipis pada sabun memiliki ketebalan
yang berbeda-beda, yaitu bagian atas lebih tipis dari bagian bawahnya. Ketika
cahaya matahari (sinar polikromatis) mengenai lapisan ini, berbagai panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
gelombang akan mengalami interferensi konstruktif pada tempat-tempat yang
berbeda dalam lapisan sabun. Ini menyebabkan terjadinya pemisahan warna-
warna dari cahaya putih matahari.
Gambar 2.10.
Interferensi pada lapisan
gelembung sabun.
Gambar 2.11. Interferensi di antara dua
gelombang cahaya yang direfleksikan dari kedua
sisi sebuah lapisan udara yang memisahkan dua
plat kaca. Selisih lintasan adalah 2t. Tebalnya
lapisan udara itu telah diperbesar; jarak h dan t
jauh lebih kecil dari pada l. Dalam kasus analisis
ini, cahaya masuk menumbuk pelat yang sebelah
atas pada arah masuk normal.
Ketika gelembung sabun di sinari cahaya monokromatis, maka akan terjadi
pola garis-garis gelap dan terang bergantian. Ini disebabkan oleh perbedaan tebal
lapisan gelembung sabun bagian atas hingga bagian bawah. Ilustrasinya sebagai
berikut dengan memperhatikan gambar 2.11.
Secara matematis, jika film itu mempunyai tebal t, cahaya masuk dalam arah
normal dan dengan panjang gelombang dalam film itu; jika tidak satupun atau
justru kedua gelombang yang direfleksikan dari kedua permukaan itu mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pergeseran fase refleksi sebesar setengah siklus, maka syarat untuk interferensi
konstruktif adalah
(22)
Akan tetapi, bila satu dari kedua gelombang itu mempunyai pergeseran fasa re-
fleksi sebesar setengah siklus, persamaan ini adalah syarat untuk interferensi
destruktif. Demikian juga, jika tidak satupun atau justru kedua gelombang yang
direfleksikan dari kedua permukaan itu mempunyai pergeseran fase refleksi
sebesar setengah siklus, maka syarat untuk interferensi destruktif adalah
(23)
Akhirnya, Young dan Freedman (2003: 618) menekankan:
“tidak ada perbedaan mendasar antara interferensi dan difraksi. Istilah
interferensi digunakan untuk efek yang melibatkan gelombang-gelombang dari
sejumlah kecil sumber, biasanya dua sumber. Sedangkan, istilah difraksi
digunakan untuk yang melibatkan sebuah distribusi kontinu dari gelombang-
gelombang kecil Huygens yang menyeberang area sebuah celah, atau melibatkan
sejumlah besar sumber atau celah. Tetapi kedua kategori fenomena tersebut diatur
oleh prinsip fisika dasar superposisi dan prinsip Huygens yang sama.”
E. Peta Konsep Penelitian
Karakter seseorang dapat diubah melalui berbagai peristiwa di luar diri
manusia. Salah satu peristiwa yang dapat membantu pembentukan karakter adalah
proses pembelajaran. Pembelajaran di sekolah tentu tidak dapat lepas dari
peningkatan hasil belajar siswa, yaitu pada aspek kognitif. Oleh karena itu,
pembelajaran yang dirancang harus tetap memperhatikan hasil belajar siswa dan
dengan tetap memperhatikan penguatan karakter.
Karakter yang ingin ditingkatkan adalah karakter jujur, disiplin, daya juang,
dan kerja sama. Karakter yang akan ditingkatkan melalui pembelajaran ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan 3 karakter masuk PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam Kurikulum
2013 revisi. Karakter jujur dan disiplin merupakan beberapa karakter yang masuk
dalam poin integritas. Karakter daya juang masuk dalam poin kerja keras atau etos
kerja. Karakter kerja sama masuk dalam poin gotong royong.
Materi Fisika yang akan dipelajari adalah Optika, khususnya pada sub bab
materi Interferensi dan Difraksi Cahaya. Materi ini merupakan materi yang
diajarkan untuk kelas XI saat pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, metode
yang dipakai harus disesuiakan dengan materi yang dipelajari.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran dapat disesuaikan dengan
karakter apa yang ingin dibentuk serta disesuaikan dengan materi yang dipelajari.
Metode pembelajaran yang mungkin adalah metode eksperimen, penugasan, dan
refleksi. Metode-metode tadi diturunkan dari beberapa pendekatan pembelajaran,
sehingga perlu membuat model sendiri yang memuat ketiga metode. Model
pembelajaran yang dibuat diberi nama Challenge Class.
Suatu model pembelajaran yang baru perlu diuji dengan cara
mempraktekkannya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Challenge
Class akan dipraktekkan pada kelas XI IPA2, XI IPA 3, dan XI IPS 2. Model ini
juga dipraktekkan oleh guru yang berbeda. Ini dilakukan untuk mengetahui
apakah pembelajaran ini baik digunakan untuk IPA atau IPS serta adakah
pengaruh guru dalam pelaksanaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain pada penelitian ini adalah gabungan, yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dimana variabel terikat diberikan treatment (perlakuan tertentu)
oleh peneliti untuk melihat apa ada pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Penelitian kualitatif digunakan untuk melihat proses yang dialami variabel terikat
karena penelitian ini ingin melihat proses yang dialami variabel terikat selama
diberi treatment. Desain gabungan dipilih karena peneliti ingin memperkuat
penelitiannya baik dari sisi hasil maupun proses.
1. Desain Kuantitatif
Desain eksperimen yang digunakan adalah Design One-Grup Pretest-Posttest.
Dalam desain ini, satu kelompok diobervasi/ diukur pada awal (pretest) dan saat
akhir (posttest) (Suparno, 2014: 122). Di sini terdapat tiga kelompok berbeda
yang mendapat pembelajaran bermodel sama serta diukur dengan pretest dan
posttest.
Data untuk penelitian kuantitatif berupa angka. Data diperoleh dari pretest –
posttest dan angket. Pretest – posttest digunakan untuk menganalisis peningkatan
hasil belajar siswa. Angket digunakan untuk melihat peningkatan karakter siswa.
Soal pretest dan angket pertama akan dibagikan sebelum treatment untuk melihat
kondisi awal sampel. Soal posttest dan angket kedua akan dibagikan setelah
treatment untuk melihat kondisi akhir sampel. Hasil pretest kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dibandingkan dengan hasil posttest. Angket pertama dibandingkan dengan angket
kedua. Ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran
terhadap hasil belajar dan karakter siswa (sampel). Perbandingan juga dilakukan
antara kelas IPA dan IPS serta antara kelas yang diajar oleh guru A (peneliti) dan
guru B (guru lain).
2. Desain Kualitatif
Bentuk penelitian kualitatif yang digunakan adalah riset ethnografi, yaitu
gabungan dari model riset partisipatif dan nonpartisipatif. Riset model ini dipilih
karena peneliti berperan sebagai guru sehingga terlibat aktif dalam situasi kelas
(participant observation) dan penelitian ini merupakan studi kasus untuk sekolah
tertentu (nonparticipant observation). Data untuk penelitian kualitatif berupa
uraian. Data diperoleh dari rekaman video selama proses pembelajaran serta
refleksi siswa (sampel). Data rekaman kemudian dianalisis dengan acuan dari
poin-poin indikator untuk melihat ciri-ciri peningkatan karakter siswa serta
catatan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama pembelajaran.
Penelitian ini merupakan studi kasus untuk sekolah. Ini karena permasalahan
yang dibahas hanya dalam lingkup sekolah tertentu. Penelitian ini nantinya tidak
dapat menjadi tolak ukur untuk lebih luas tetapi bisa menjadi referensi untuk studi
lebih lanjut.
B. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA 2, XI IPA 3 dan XI IPS 2
di SMAN 1 Depok sebanyak 80 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMAN 1 Depok pada bulan Februari – Maret
2018.
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang
digunakan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan karakter dan
hasil belajar siswa.
E. Treatment
Pembelajaran model Challenge Class membuat siswa mengikuti tahap
beberapa metode pembelajaran, yaitu mengamati, eksperimen/ praktikum, latihan,
dan refleksi. Tahap pertama, siswa akan melakukan eksperimen terbimbing
sederhana pada materi Interferensi dan Difraksi cahaya setelah mengamati
fenomena tersebut sebelumnya. Siswa membuat laporan pribadi atas praktikum
yang sudah dilakukan. Tahap kedua, siswa diminta untuk mengerjakan soal
latihan yang sulit secara individu selama kurang lebih 5-10 menit. Tahap ketiga,
siswa diajak untuk merefleksikan proses belajar yang sudah dialami pada
pembelajaran hari itu. Siswa dibantu berefleksi melalui pertanyaan-pertanyaan
reflektif. Refleksi dilakukan di akhir pembelajaran selama kurang lebih 5-10
menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno, 2014:53). Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti agar sesuai
dengan kebutuhan dan situasi di tempat penelitian. Penelitian ini menggunakan
instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal pretest dan posttest
sedangkan instrumen non tes berupa angket dan dokumentasi.
1. Soal pretest dan posttest
Instrumen berupa tes buatan sendiri dalam bentuk pilihan ganda, isian, dan
uraian. Soal tes digunakan untuk tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).
Tabel 3.1. Kisi-kisi Pretest dan Posttest
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Nomor
Soal
Memahami konsep dan prinsip interferensi
dan difraksi cahaya
Tes
Tertulis
Pilihan
ganda 1 dan 2
Mampu menjelaskan proses terjadinya
interferensi dan atau difraksi pada peristiwa
sehari-hari.
Tes
Tertulis Uraian 6
Mampu menggunakan persamaan
interferensi dan difraksi cahaya untuk
menyelesaikan persoalan
Tes
Tertulis Uraian 4 dan 5
Dapat membedakan antara peristiwa
interferensi dan difraksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari maupun teknologi
yang menggunakan prinsip tersebut.
Tes
Tertulis Isian 3
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari
responden yang ingin diketahui (Suparno, 2014: 59). Angket dibuat dengan
bantuan kisi-kisi yang terdapat pada Bab II. Angket yang digunakan berupa
angket tertutup, siswa hanya perlu memilih dari jawaban yang sudah ada. Angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang diberikan merupakan angket langsung. Maksudnya, siswa diminta untuk
menjawab tentang dirinya sendiri. Bentuk angket yang digunaan adalah rating-
scale (skala bertingkat).
3. Observasi
Suparno (2014: 62) mengatakan:
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran,
peraba, pencecap, rekaman gambar, rekaman suara, dll).
Penelitian ini menggunakan rekaman gambar dan suara dari video sebagai data
obeservasi. Tidak ada intrumen pengamatan yang digunakan sehingga ini
termasuk observasi non sistematis. Data yang diperoleh akan ditranskrip secara
deskriptif kemudian di ambil pion-poin penting yang berkaitan dengan penelitian.
4. Refleksi
Refleksi merupakan salah satu cara penggalian makna oleh siswa tentang
kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. Pada penelitian ini, siswa menuliskan
refleksi pada selembar kertas dengan dipandu pertanyaan yang sudah disiapkan
peneliti. Pertanyaan panduan sudah ada pada lampiran.
G. Validasi Instrumen
Suparno (2014: 65) mengatakan:
“Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur
apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (valid untuk). Suatu
tes disebut valid bila sesuai dengan tujuan penelitian”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi isi (content
validity). Untuk melihat validitas isi instrumen tes yang dibuat, dapat ditentukan
dengan minimal dua cara, yaitu (Suparno, 2014: 66):
1. Dengan menggunakan kisi-kisi yang menunjukkan bahwa instrumen itu
memang memuat isi yang akan diteskan, bukan hanya sebagian saja.
2. Dengan meminta penilaian dari ahli, apakah memang tes tersebut sungguh
sesuai dengan isi yang mau dites.
Instrumen yang perlu divalidasi adalah soal pretest-posttest dan angket.
Instrumen tersebut sudah dibuat berdasarkan kisi-kisinya. Kisi-kisi angket
terdapat pada tabel 2.5 (Bab II). Kisi-kisi pretest-posttest berada di sub bab
instrumen. Soal dan jawaban pretest-posttest sudah divalidasi oleh ahli bidang
Optika, yaitu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.
H. Metode Analisis Data
1. Analisis Tes
Pretest, postest, dan angket perlu diberi nilai/ diskor sehingga dapat digunakan
sebagai alat ukur. Penelitian ini juga melihat perbandingan hasil nilai pretest dan
posttest. Uji yang digunakan untuk menganalisis pretest dan posttest adalah Uji T
untuk kelompok dependen untuk melihat peningkatan dari masing-masing
kelompok. Setelah itu, kelas XI IPA 2 akan dibandingkan dengan kelas XI IPS 2
untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh jurusan terhadap penelitian. Kelas XI
IPA 2 dan XI IPA 3 akan dibandingkan untuk melihat ada atau tidak pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
guru pada penelitian. Hal ini dianalisis menggunakan Uji T untuk kelompok
Independen.
a. Skor pretest dan posttest
Pemberian nilai/ skor pada pretest sama dengan pada postest karena soal yang
digunakan hampir sama. Peneliti hanya mengubah beberapa opsi jawaban dan
angka pada soal posttest. Penskoran tertera pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Skor Jawaban Pretest dan Posttest
No
Soal Keterangan Jawaban Siswa Skor
1 dan 2 Siswa menjawab benar 2
Siswa menjawab salah 0
3 Siswa menjodohkan semua poin dengan benar 4
Siswa menjodohkan 3 poin dengan benar 3
Siswa menjodohkan 2 poin dengan benar 2
Siswa menjodohkan 1 poin dengan benar 1
Siswa tidak dapat menjodohkan dengan benar 0
4 dan 5 Siswa menuliskan rumus dengan benar, dan menghitung
hingga hasilnya benar 3
Siswa menuliskan hal yang terkait dengan soal dan benar 1
Siswa menuliskan hal yang terkait dengan soal tetapi
kurang lengkap/ kurang tepat 0,5
Siswa tidak menulis apapun 0
6 Siswa dapat menentukan dengan tepat bagian yang
merupakan interferensi dan yang merupakan bagian
difraksi serta dapat menjelaskan penyebab terjadinya
interferensi sekaligus difraksi dengan detil. 6
Siswa berusaha menjawab dengan menuliskan sedikit
yang ia ketahui. 1
Siswa tidak menulis apapun 0
Skor maksimal 20
Skor minimal 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Skor angket
Penskoran angket menggunakan skala Linkert yang berisi 4 alternatif jawaban.
Skor untuk masing-masing nomor angket terdapat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Skor untuk Masing-Masing Nomor Angket
Kriteria Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Selanjutnya, perhitungan rentang interval untuk menentukan tingkat karakter
siswa adalah sebaagai berikut:
Skor maksimal : 4 x 20 = 80
Skor minimal : 1 x 20 = 20
Banyak range : 4
Jadi, interval antar range adalah 12.
Tingkat tinggi rendahnya karakter siswa di kelas akan di jelaskan pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Tingkat Karakter Siswa
Range Keterangan Tingkat
69 – 80 Sangat Tinggi
57 – 68 Tinggi
44 – 56 Sedang
32 – 43 Rendah
20 – 31 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Uji T Dependen
Uji T ini digunakan untuk menguji dua kelompok yang sama atau lebih
tepatnya satu kelompok yang diuji dua kali, yaitu pretest dan posttest (Suparno,
2010: 87). Penelitian ini menggunakan dua kali uji T dependen. Pretest
dibandingkan dengan posttest untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
pada hasil belajar. Angket awal dibandingkan dengan angket akhir untuk
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan karakter. Rumus t adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
= Nilai rata-rata awal
= Nilai rata-rata akhir
D = perbedaan antara skor tiap subjek
N = jumlah pasangan
df = derajat kebebasan = N-1
Dalam praktiknya, analisis ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) dengan level signifikan atau angka
pepercayaannya α = 0,05; two tailed.
d. Uji T Independen
Uji ini digunakan untuk menguji dua kelompok yang berbeda. Pada penelitian ini,
kelompok treatment kelas XI IPA 2 dibandingkan dengan XI IPS 2. Selanjutnya,
kelas XI IPA 2 dibandingkan dengan XI IPA 3. Perbandingan dilakukan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
hal pretest, posttest, angkat awal, dan angket akhir. Rumus uji t-nya adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
= Nilai rata-rata awal
= Nilai rata-rata akhir
n1 = jumlah sampel pada kelompok 1
n2 = jumlah sampel pada kelompok 2
s1 = standart error kelompok 1
s2 = standart error kelompok 2
Rumus ini dipilih karena jumlah sampel antara kelas yang satu dengan yang
lain berbeda. Level signifikan yang digunakan adalah α = 0,05; two tailed.
2. Analisis Non Tes
a. Angket
Data berupa angket diskor menggunakan acuan diatas kemudian dibandingkan
antara sebelum dengan sesudah diberi perlakuan. Selain itu, dibandingkan dengan
kelas yang lain. Ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
karakter.
b. Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Data rekaman gambar dan suara dari video ditranskrip dalam bentuk diskrip-
tif. Data ini kemudian dipilih yang mendukung penelitian untuk membantu
analisis dalam hal proses selama sampel menerima perlakuan.
c. Refleksi
Data refleksi siswa dideskripsikan untuk mengetahui kejujuran siswa dalam
berrefleksi. Hal-hal dalam refleksi (jawaban siswa) yang berkaitan dengan
penelitian dapat diambil sebagai data pendukung analisis penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Depok, tepatnya di kelas XI IPA 2, XI IPA
3, dan XI IPS 2. Masing-masing kelas telah memperoleh treatment dengan jumlah
anak yang telah mengalami treatment tertera pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tabel Jumlah Siswa yang Menjadi Sampel
No. Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPA 2 26 orang
2 XI IPA 3 29 orang
3 XI IPS 2 25 orang
Jumlah 80 orang
Perlakuan yang diterima sampel adalah pretest, angket awal, latihan soal,
praktikum, refleksi, angket akhir, dan posttest. Tabel 4.2 menunjukkan rincian
tanggal pelaksanaan pembelajaran/ perlakuan yang diterima oleh sampel.
Tabel 4.2. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
No. Kelas Pretest dan
Angket Awal
Latihan,
Praktikum, dan
Refleksi
Posttest dan
Angket Akhir
1 XI IPA 2 15 Februari
2018
20, 22, 27 Februari
2018
27 Februari 2018
dan 1 Maret 2018
2 XI IPA 3 15 Februari
2018 1 dan 2 Maret 2018 2 Maret 2018
3 XI IPS 2 13 Februari
2018
14,15, 20, 21
Februari 2018
22, 28 Februari
2018 dan 1 Maret
2018 untuk yang
susulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1. Kelas XI IPA2
Pretest dan Angket Awal. Pengambilan data pada tanggal 15 Februari 2018
diawali dengan perkenalan. Bu Ellen menjelaskan bahwa akan ada penelitian yang
diadakan dengan bantuan siswa kelas XI IPA 2. Kemudian Peneliti dipersilahkan
untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan sekilas tentang penelitian yang akan
dilakukan. Peneliti berperan sebagai guru.
Kegiatan pretest dan mengisi angket awal dilakukan setelah memberi sedikit
gambaran tetang pembelajaran yang akan dialami siswa. Siswa mengisi angket
terlebih dahulu. Siswa diberi pengantar berupa penjelasan untuk mengisi angket
yang sudah dibagikan. Angket diisi langsung oleh siswa selama 10 menit.
Pengisian angket sudah selesai dan dilanjutkan dengan pretest. Sebelum pretest
dimulai, siswa menerima penjelasan tentang soal yang mereka terima dan cara
mengisinya. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan selama 25 menit.
Setelah mengisi angket dan pretest selesai diisi, guru menutup pembelajaran.
Praktikum. Kelas praktikum dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2018 di
ruang Lab Fisika. Ada 1 siswa yang tidak hadir dalam pertemuan ini tanpa ada
keterangan yang jelas. Sebelum memulai praktikum, guru meminta bantuan
kepada beberapa siswa untuk melakukan demonstrasi. Beberapa kali guru
memberikan tawaran, tetapi belum ada siswa yang mau menjadi sukarelawan
untuk membantu demonstrasi. Para siswa cenderung saling menunjuk satu sama
lain untuk menentukan siapa yang biasanya maju untuk membantu demonstrasi di
depan. Akhirnya, ada seorang siswi yang duduk di depan yang mau membantu
demo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Guru mempersilahkan siswi tersebut maju. Guru memberi arah tentang apa
yang perlu dilakukan. Siswi tersebut mengikuti arahan dengan baik. Ia
melewatkan cahaya laser pada kisi hingga cahaya sampai di layar. Semua siswa
mengamati apa yang terjadi di layar. Ada 3 kerapatan kisi, siswi tersebut mencoba
ketiga-tiganya hingga terlihat ada perbedaan jarak yang terlihat antara kerapatan
kisi yang satu dengan kerapatan kisi yang lain.
Setelah siswi tersebut selesai melakukan demonstrasi, guru berdialog dengan
semua siswa tentang demonstrasi tadi sambil menjelaskan alat-alat yang tadi
digunakan dalam demo. Semua siswa memperhatikan dengan tenang. Tercipta
dialog atau komunikasi yang cukup baik antara guru dan siswa setika membahas
demonstrasi.
Demo kedua, guru meminjamkan kisi untuk masing-masing kelompok dan
menyalakan lampu neon kelas sehingga masing-masing kelompok dapat melihat
peristiwa inteferensi melalui kisi yang mereka pakai. Dari kedua demo yang
dilakukan, siswa dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang cahaya
monokromatis dan cahaya polikromatis serta pengaruh jarak anatar celah terhadap
jarah antar pola terang gelap yang terbentuk pada layar.
Selanjutnya, siswa bersiap-siap untuk melakukan praktikum. Setelah semua
kelompok sudah mendapat perlengkapan praktikum, guru menjelaskan praktikum
yang akan dilakukan dengan berpanduan pada LKS. Guru memberikan beberapa
catatan kepada siswa. Pertama, siswa harus berhati-hati dalam menggunakan
laser. Kedua, 1 jam pelajaran pertama digunakan untuk percobaan dan jam ke 2
digunakan untuk membuat laporan pribadi secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Setelah siswa mendapat penjelasan dari guru, siswa langsung melakukan
praktikum. Jam pertama sudah digunakan untuk mengambil data. Kelompok yang
sudah memperoleh data dapat langsung membuat laporan secara pribadi. Waktu
tinggal 10 menit sebelum pelajaran Fisika berakhir. Ternyata masih banyak siswa
yang menyelesaikan laporan praktikumnya. Guru memberi tenggang waktu
sampai jam pelajaran bersisa 5 menit untuk berefleksi. Guru mengajak siswa
untuk segera membuat kesimpulan dan merapikan semua kelengkapan praktikum
yang ada di meja mereka.
Bel pergantian pelajaran berbunyi, tetapi siswa belum sempat berrefleksi. Guru
meminta tolong kepada siswa untuk mengisi refleksi selama 5 menit sebelum
melanjutkan pelajaran. Setelah selasai, guru menutup pembelajaran dengan salam
dan mengingatkan siswa bahwa pertemuan selanjutnya pada hari kamis dan
pertemuan dilaksanakan di kelas.
Latihan dan materi. Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada tanggal 22 Februari
2018. Kegiatan diawali dengan menyapa siswa dan kuis (latihan) sebelum
memulai pembelajaran. Setelah siswa siap untuk mulai mengerjakan soal latihan,
guru memberikan soal latihan. Soal di tayangkan di layar. Siswa berusaha
mengerjakan soal selama 5 menit. Setelah selesai, jawaban siswa dikumpulkan di
meja guru.
Siswa dan guru membahas bersama soal yang sudah mereka coba kerjakan.
Guru menawarkan kepada siswa untuk mencoba menjawab di depan. Ada 1 orang
siswa yang mencoba mengerjakan di depan, siswa ini yang tadi tetap berusaha
mengerjakan soal latihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Selanjutnya, guru dan siswa berdiskusi tentang materi interferensi dan difraksi.
Pembahasan masih perlu dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya karena masih
terlihat ketidak sepahaman antara guru dan siswa mengenai materi yang dibahas.
Guru menutup pertemuan hari ini tanpa refleksi karena waktunya tidak
memungkinkan.
Latihan, Refleksi, dan Posttest. Pertemuan ke 4 dilaksanakan pada tanggal 27
Februari 2018 di kelas XI IPA 2. Kegiatan pagi dibuka dengan berdoa. Setelah
doa pagi, guru menyapa siswa dan melanjutkan pembelajaran.
Pagi itu ada 2 orang siswa yang belum datang di kelas, yaitu Meifa dan Dana.
Meifa tidak masuk kelas karena sakit. Guru mempresensi siswa yang lain dan
mulai membahas tentang PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Seperti kegiatan sebelumnya, pembelajaran dimulai dengan kuis. Kali ini siswa
langsung menyiapkan diri untuk mengerjakan soal latihan. Guru meminta tolong
kepada 2 orang siswa untuk membagikan lembar jawab untuk latihan soal. Siswa
membaca soal yang sedang di tulis oleh guru di papan tulis. Siswa mendengarkan
penjelasan soal dari guru, kemudian mencoba mengerjakan soal tersebut selama 5
menit.
Setelah latihan soal, guru memberikan penjelasan tentang materi yang
pertemuan lalu dibahas. Pertemuan kali ini, siswa cenderung menerima penjelasan
dari guru setelah beberapa pertemuan sebelumnya siswa sudah mencoba untuk
membangun pengetahuan mereka. Guru mengajak siswa bertanya jawab selama
proses menjelaskan sehingga siswa masih memiliki fokus pada materi yang
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Materi tentang interferensi sudah selesai, siswa berlanjut untuk menyiapkan
posttest. Siswa meminta waktu untuk belajar terlebih dahulu sebelum posttest.
Guru berkeliling mendatangi siswa yang masih bingung atau memiliki pertanyaan
seputar materi.
Posttest dimulai. Satu persatu siswa mulai mengumpulkan hasil pekerjaan
mereka. Setelah semua mengumpulkan posttest, guru menutup pertemuan hari itu
dengan salam dan mengingatkan untuk pertemuan terakhir pada hari kamis.
Angket akhir dan refleksi. Pengisian angket akhir dan refleksi dilakukan pada
tanggal 1 Maret 2018 di kelas XI IPA 2. Waktu yang diberikan untuk siswa ± 15
menit.
2. Kelas XI IPA3
Pretest dan angket awal. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15
Februari 2018 di kelas XI IPA 3. Guru memberi pengantar dan menjelaskan
kepada siswa bahwa 4 pertemuan kedepan para siswa akan belajar bersama Bu
Ellen (guru Fisika kelas XI IPA 3) ditemani oleh Dian dan temannya.
Pembelajaran di kelas ini dilakukan oleh Bu Ellen. Peneliti berperan sebagai
pengamat.
Guru mengkondisikan kelas agar rapi dan tenang. Kegiatan pertama adalah
mengisi angket awal selama 10 menit. Semua siswa mengikuti instruksi guru
tanpa membantah atau berkomentar. Siswa langsung mengumpulkan angket
ketika guru memintanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Setelah angket dikumpulkan, siswa mengerjakan soal pretest. Guru
mengingatkan siswa untuk mengerjakan soal sendiri. Guru cukup memberi
peringatan sederhana dan siswa sekelas sudah kembali kondusif dalam
mengerjakan soal. Setelah siswa selesai mengerjakan pretest, soal dan jawaban
dikumpulkan kedepan. Guru kemudian memulai pembelajaran dengan me-
nyampaikan kompetensi dan indikator pembelajaran yang akan dicapai dalam
materi ini.
Guru memberikan demonstrasi setelah menjelaskan kompetensi dan indikator
yang akan dicapai. Memasuki materi, guru meminta seorang siswa untuk
membantunya berdemo. Siswa menyinari kisi difraksi menggunakan laser
sehingga terbentuk pola gelap terang yang tampak pada papan. Siswa yang lain
mengamati dari tempat duduk masing-masing. Siswa tersebut menerangkan ada
beberapa rapat kisi yang disinari sehingga terdapat perbedaan jarak antara kisi
yang satu dengan kisi yang lain.
Setelah demo, guru bertanya jawab dengan siswa. Tanya jawab berjalan
dengan baik. Selanjutnya, guru memberi penjelasan singkat tentang kegiatan yang
akan dilakukan yaitu ada latihan soal sebelum melanjutkan meteri dengan
praktikum.
Praktikum. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2018 di
laboratorium Fisika. Guru mengawali pelajaran dengan menyapa siswa. Guru
memberi tahu siswa bahwa pelajaran akan dimulai dengan latihan soal terlebih
dahulu. Guru membagikan lembar jawab dan memberi tahu bahwa waktu
mengerjakan hanya 5 menit. Setelah selesai, guru mengajak siswa menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
perlengkapan praktikum. Perwakilan kelompok mengambil perlengkapan
praktikum di meja belakang.
Guru meminta siswa untuk membaca petunjuk praktikum selama 2 menit.
Setelah itu, guru memandu siswa untuk memahami petunjuk secara sederhana.
Selanjutnya, siswa mulai melakukan praktikum. Siswa yang sudah selesai
memperoleh data dapat melanjutkan membuat laporan praktikum. Kelas ini
membuat laporan secara berkelompok.
Guru mengingatkan untuk segera menyelesaikan laporan karena jika tidak,
kelas ini tidak mendapat jam istirahat. Satu persatu kelompok mengumpulkan
laporan mereka. Siswa masih belum bisa beristirahat karena masih ada kegiatan
refleksi. Siswa berefleksi dengan bantuan pertanyaan panduan yang ditayangkan
di layar. Ketika semua siswa sudah selesai berefleksi, guru mempersilahkan
siswa untuk mengumpulkan refleksi mereka, menaikkan kursi dan istirahat.
Latihan, Posttest, Refleksi, dan Angket Akhir. Pertemuan ke tiga
dilaksanakan tanggal 2 Maret 2018 di kelas XI IPA 3. Siswa mengawali
pembelajaran dengan latihan soal untuk mengevaluasi pembelajaran hari
sebelumnya. Guru menyiapkan soal dan lembar jawab untuk siswa.
Guru sangat cepat dan tergesa-gesa dalam menyampaikan materi. Guru
menjelaskan materi. Namun, siswa kurang paham atas penjelasan guru. Guru
kemudian meminta siswa untuk membaca materi yang sudah difotocopy selama 5
menit. Setelah 5 menit berlalu, guru bertanya pada siswa tentang hal yang tadi
dibaca. Siswa kemudian dapat menjawab beberapa hal yang terkait dengan
pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tanya jawab dan penjelasan sudah selesai. Tidak ada siswa yang bertanya
lagi. Guru mengatakan bahwa 20 menit terakhir digunakan untuk posttest. Guru
membagikan lembar soal dibantu peneliti. Setelah selesai membagi soal, guru
langsung pamit kepada peneliti karena ada tugas sekolah dan proses posttest dan
angket akhir ditangani oleh peneliti bersama temannya.
Siswa-siswi mengumpulkan hasil pekerjaannya. Setelah semua mengumpul-
kan, peneliti membagikan kertas refleksi untuk diisi. Peneliti menjelaskan
pertanyaan-pertaanyaan yang digunakan untuk membantu refleksi . Selanjutnya,
siswa mengisi refleksi. Angket akhir diisi oleh siswa setelah mereka selesai
berrefleksi. Setelah siswa selesai mengisi angket dan refleksi, peneliti berdiskusi
bersama siswa tentang materi yang sudah di bahas. Peneliti berterimakasih atas
kerja sama seluruh kelas dan mengakhir pertemuan dengan salam.
3. Kelas XI IPS 2
Pretest dan angket awal. Pengisian angket awal dilaksanakan pada tanggal 13
Februari 2018 di ruang kelas XI IPS 2. Peneliti diperkenalkan oleh guru Fisika,
yaitu Bapak Irsyad. Setelah perkenalan, kegiatan pembelajaran sepenuhnya
diserahkan kepada peneliti. Peneliti berperan sebagai guru di kelas ini. pemberi
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Pertama, Siswa mengisi angket. Selanjutnya, mereka mengerjakan pretest. Para
siswa mengerjakan pretest dalam waktu 25 menit. Siswa menyerah dan tidak tahu
apa pun tetang materi Fisika. Peneliti menjelaskan bahwa siswa hanya perlu
mengerjakan soal apa adanya sesuai yang mereka ketahui. Siswa mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pretest dengan ramai dan beriskusi antar teman. Kegiatan hari ini hanya mengisi
angket dan pretest.
Praktikum dan Refleksi. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14
Februari 2018 di Laboratorium Fisika. Guru menjemput siswa ke ruang kelas
untuk mengajak siswa ke ruang Lab. Ternyata para siswa tidak langsung segera ke
ruang lab tetapi ada beberapa siswa yang ke toilet atau ketempat lain terlebih
dahulu. Hanya ada 6 siswi dan 1 siswa yang segera dan langsung menuju ke lab.
Beberapa saat kemudian, siswa yang lain menyusul di belakangnya.
Ada banyak siswa yang tidak masuk kelas karena ijin untuk kegiatan sekolah
seperti OSIS dan Cheers. Pembelajaran tetap dilaksanakan sesuai rencana, yaitu
praktikum. Siswa-siswi yang ada tetap dibagi dalam kelompok meskipun hanya
tebentuk 5 kelompok saja.
Sebelum praktikum, guru memberi penjelasan dan apersepsi terlebih dahulu.
Para siswa cenderung tenang tetap berada pada posisi duduknya. Namun, siswa
tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru kemudian aktif bertanya jawab
dengan siswa dan berkeliling meminta para siswa untuk menjawab pertanyaannya.
Setelah pengantar pembelajaran, para siswa diajak mempersiapkan praktikum.
Alat praktikum dibagikan ke masing-masing kelompok. Para siswa langsung
tertarik dengan lampu laser. Mereka memainkan lampu itu dan mencari tahu apa
saja kemampuan dari lampu melalui menekan tombol-tombol yang ada. Panggilan
guru diabaikan oleh siswa karena mereka lebih tertarik dengan alat-alat prak-
tikum. Guru perlu menyapa siswa berkali-kali hingga siswa kembali memberi
perhatian pada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Guru memberikan penjelasan sebelum memulai praktikum. Siswa masih perlu
diingatkan untuk memperhatikan penjelasan guru. Siswa diberi penjelasan bahwa
mereka perlu berhati-hati dalam berpraktikum karena laser merupakan cahaya
monokromatis yang dapat merusak mata jika diarahkan langsung pada mata.
Setelah mengetahui hal ini, siswa mulai memperhatikan penjelasan praktikum.
Siswa mulai melakukan praktikum setelah. Setiap anggota kelompok aktif
melakukan praktikum. Mereka dapat bekerja sama untuk menyelesaikan
praktikum. Beberapa kelompok selesai mengambil data selama kurang lebih 10
menit setelah memulai praktikum. Setelah memperoleh data berupa gambar di
kamera, mereka menggambarkan pola gelap terang yang terbentuk pada kertas
milimeter blok. Pembuatan laporan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
Setelah semua siswa selesai praktikum, mereka merefleksikan kegiatan mereka
hari ini. Perlengkapan praktikum dan data yang diperoleh dikumpulkan di tengah
meja kelompok masing-masing. Dalam waktu 5 menit sebelum pelajaran berakhir,
siswa berefleksi dengan dipandu pertanyaan yang ada di PPt. Pembelajaran sudah
selesai, guru mengucapkan trimakasih atas pertemuan hari ini. Siswa menaikkan
kursi ke atas meja seperti keadaan semula kemudian meninggalkan Lab.
Latihan. Kegiatan hari ini adalah latihan soal dan membuat laporan praktikum.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 15 Februari 2018 di kelas XI IPS 2. Setelah
semua selesai mengerjakan soal latihan, guru meminta siswa berkumpul dalam
kelompok. Laporan mulai dibuat oleh siswa. Setiap siswa wajib membuat laporan
dan boleh berdiskusi dalam peroses pembuatan laporan. Tiba-tiba bel pergantian
pelajaran berbunyi. Guru meminta laporan praktikum dikumpulkan perkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Diskusi kelompok dan Penjelasan. Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 20
Februari 2018 di kelas XI IPS 2. Kali ini peneliti mengambil data sendiri, tanpa
ditemani oleh taman. Pembelajaran kali ini tidak tepat waktu. Pada saat guru
masuk, hanya da separuh kelas yang sudah ada di dalam kelas. Guru menunggu
semua siswa siap untuk belajar setelah istirahat siang. Pelajaran dimulai kurang
lebih 30 menit terlambat.
Setengah kelas tidak ada di ruangan. Ini menjadi pertanyaan besar bagi guru.
Sepertinya ada masalah antara guru dan siswa sehingga hanya setangah kelas
yang mau hadir di kelas dalam pelajaran Fisika. Guru membuka forum diskusi
dengan siswa mengenai 3 pembelajaran yang sudah dilakukan bersama. Guru
terbuka menerima pesan, kesan, kritik, dan saran dari siswa. Ini dilakukan agar
guru dapat menyesuaikan cara mengejarnya antara kelas IPA dan IPS. Siswa
berpendapat bahwa mereka perlu waktu untuk membiasakan diri dengan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru karena mereka merasa sangat bebas
ketika belajar bersama guru Fisika mereka. Mereka merasa belejar bersama guru
memang lebih disiplin dan lebih paham dengan materi, tetapi siswa perlu
pembiasaan untuk berdisiplin dengan guru. Kebiasaan lebih bebas dengan guru
Fisika membawa akibat siswa sulit membuat kebiasaan baru dengan guru dan
justru membuat siswa enggan belajar dengan cara yang diberikan guru karena
lebih disiplin.
Setelah forum diskusi, guru berterima kasih dan melanjutkan materi
pembelajaran. Tiba-tiba 6 orang siswa masuk kelas, mereka baru selesai ibadah.
Mereka langsung duduk menempati tempat masing-masing. Memasuki pelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
guru meminta siswa berkumpul dalam kelompok. Siswa membagi diri dalam
kelompok seperti saat praktikum. Siswa yang tidak memiliki kelompok masuk ke
kelompok yang belum berjumlah 6 orang.
Siswa berkegiatan menggunakan kisi celah banyak (kisi difraksi). Siswa
mencoba melihat cahaya yang melewati jendela menggunakan kisi. Mereka
langsung mengeksplor hal-hal yang bisa mereka lihat menggunakan kisi. Jumlah
kisi terbatas hanya ada 3 buah, tetapi siswa dapat saling bergantian menggunakan
kisi. Dari sini siswa dapat membedakan cahaya monokromatis dan polikromatis
melalui peristiwa yang mereka lihat. Mereka mengabadikan peristiwa ini dengan
memfoto cahaya dari jendela menggunakan kisi.
Kegiatan pembelajaran hanya 1 jam pelajaran. Bel pergantian pelajaran
berbunyi. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan mengingatkan siswa
bahwa mereka akan bertemu lagi esok hari. Tidak ada latihan atau refleksi hari ini
karena situasi awal dan keterbatasan waktu.
Latihan dan Refleksi. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada tanggal 21
Februari 2018 di kelas XI IPS 2. Jam pelajaran hari ini dipotong menjadi 30 menit
saja. Peneliti tidak tahu alasan pemotongan jam pada hari ini. Untungnya, peneliti
sudah berada di sekolah ketika jam mengajar diajukan. Pelajaran Fisika untuk
kelas XI IPS 2 hari ini sebanyak 2 JP dan ada jeda istirahat selama 30 menit. Ini
membuat kegiatan belajar menjadi kurang efektif.
Kegiatan diawali dengan latihan soal. Hanya ada beberapa siswa yang izin
kegiatan sekolah sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran. Dalam pertemuan ini,
peneliti hanya sendiri, sehingga semua hal yang diperlukan disiapkan dan diatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sendiri termasuk 2 handycam dan kelengkapannya. Ini menyebabkan bagian awal
sebelum siswa mengerjakan soal tidak terdokumentasi.
Setelah latihan soal, mereka melanjutkan kegiatan dengan menulis refleksi.
Mereka berrefleksi tetang kegiatan di pertemuan kemarin. Ini karena siswa tidak
sempat berrefleksi pada pertemuan kemarin. Jam tanda istirahat berbunyi, hasil
pekerjaan mereka dikumpulkan, dan siswa dapat beristirahat.
Bel tanda masuk berbunyi, menandakan pelajaran dapat dimulai kembali.
Kelas baru berisi setengah dari jumlah seluruh siswa. Karena waktu yang sangat
terbatas, guru langsung memulai pelajaran tanpa menunggu siswa yang belum
datang.
Pembelajaran setelah istirahat diisi dengan melihat video singkat tetang
interferensi selaput tipis di jalan raya dan dilanjutkan diskusi kelompok. Diskusi
kelompok membahas hubungan adanya interferensi yang ada di jalan dengan
pencemaran lingkungan dan bagaimana mencegah atau menangani masalah
tersebut.
Setiap kali kelas diminta membuat kelompok, semua siswa selalu tidak sepakat
dengan bagaimana cara pembentukan kelompok itu. Akhirnya, guru yang
menentukan cara pembentukan kelompok adalah 2-4 orang yang berdekatan
posisi duduknya. Siswa cenderung hanya mau berkelompok dengan orang-orang
yang sudah dekat dengan mereka.
Diskusi kelompok tetang masalah lingkungan dan sosial yang terkait dengan
adanya peristiwa interferensi terlihat lebih antusias dan lebih berjalan daripada
kegiatan yang lain. Siswa aktif berpendapat dalam kelompok. Siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memberikan penjelasan dan usulan dalam kelompok. Siswa dapat menuliskan
usulan mereka dalam lembar kertas yang sudah disediakan untuk masing-masing
kelompok.
Setelah para siswa selesai berdiskusi dan menuliskannya, guru mempersilahkan
siswa untuk membacakan 1 poin hasil diskusi mereka. Setiap kelompok sangat
antusias untuk membacakan jawabannya. Guru memilih kelompok secara bergilir
untuk dapat membacakan jawabannya. Guru perlu mengingatkan siswa untuk
mendengarkan temannya berpendapat ketika kelompok pertama membacakan
jawabannya. Setelah itu siswa dapat mendengarkan anggota kelompok lain yang
berpendapat.
Diskusi kelompok sudah selesai, dilanjutkan dengan penjelasan tentang
interferensi pada selaput tipis. Pembelajaran diakhir dengan pengumuman
mengenai ulangan di pertemuan berikutnya.
Posttest. Kegiatan posttest dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2018 di kelas
XI IPS 2. Sebelum tes, siswa mereview materi dengan dibantu guru. Siswa sangat
antusias dan saling melengkapai pengetahuan mereka ketika mereview. Setelah
itu, mereka mengerjakan posttest.
Refleksi dan Angket Akhir. Refleksi dan angket akhir dilakukan pada tanggal
28 Februari 2018 di kelas XI IPS 2. Cukup banyak siswa yang tidak masuk kelas
karena mengikuti kegiatan sekolah. Ini menyebabkan harus diadakan susulan
untuk siswa yang belum membuat refleksi dan mengisi angket. Waktu yang
digunakan untuk mengisi angket dan refleksi kurang lebih hanya 15 – 30 menit.
Susulan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2018 di Ruang Lab Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Data
1. Statistik
Berikut adalah data statistik untuk masing-masing kelas. Tabel 4.3.
menunjukkan data statistik untuk kelas XI IPA 2. Tabel 4.4. menunjukkan data
statistik kelas XI IPA 3. Tabel 4.5. menunjukkan data statistik kelas XI IPS 2.
Tabel 4.3. Nilai Kelas XI IPA 2
No Nama Siswa Pretest Posttest Angket Awal Angket Akhir
1 SISWA 1 12,5 75 54 58
2 SISWA 2 17,5 72,5 61 58
3 SISWA 3 47,5 72,5 60 59
4 SISWA 4 22,5 75 55 54
5 SISWA 5 2,5 52,5 58 58
6 SISWA 6 12,5 52,5 57 57
7 SISWA 7 30 70 53 53
8 SISWA 8 22,5 75 54 58
9 SISWA 9 27,5 60 55 56
10 SISWA 10 62,5 67,5 64 71
11 SISWA 11 12,5 42,5 51 53
12 SISWA 12 20 85 62 63
13 SISWA 13 17,5 70 54 55
14 SISWA 14 27,5 80 63 64
15 SISWA 15 12,5 62,5 55 55
16 SISWA 16 42,5 37,5 52 56
17 SISWA 17 22,5 77,5 58 58
18 SISWA 18 17,5 80 64 63
19 SISWA 19 32,5 37,5 60 54
20 SISWA 20 37,5 85 60 59
21 SISWA 21 13,8 55 54 55
22 SISWA 22 20 75 52 54
23 SISWA 23 30 32,5 57 55
24 SISWA 24 27,5 62,5 58 76
25 SISWA 25 32,5 92,5 53 55
26 SISWA 26 32,5 57,5 56 56
Mean 25,24 65,58 56,92 58,19
Standart Deviation 12,81 15,88 3,86 5,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Keterangan:
Pretest: Nilai test pengetahuan materi sebelum mendapat perlakuan.
Posttest: Nilai test pengetahuan materi setelah mendapat perlakuan.
Angket Awal : Nilai karakter siswa sebelum mendapat perlakuan.
Angket Akhir : Nilai karakter siswa setelah mendapat perlakuan.
Tabel 4.4. Nilai Kelas XI IPA 3
No Nama Siswa Pretest Posttest Angket Awal Angket Akhir
1 SISWA 1 52,5 57,5 58 61
2 SISWA 2 25 57,5 64 59
3 SISWA 3 22,5 50 62 62
4 SISWA 4 17,5 47,5 54 56
5 SISWA 5 32,5 60 66 68
6 SISWA 6 42,5 45 66 55
7 SISWA 7 22,5 62,5 61 60
8 SISWA 8 27,5 32,5 56 56
9 SISWA 9 22,5 47,5 61 64
10 SISWA 10 32,5 32,5 57 55
11 SISWA 11 17,5 57,5 64 62
12 SISWA 12 35 72,5 63 65
13 SISWA 13 15 35 56 60
14 SISWA 14 12,5 47,5 58 57
15 SISWA 15 27,5 52,5 57 63
16 SISWA 16 32,5 55 53 55
17 SISWA 17 37,5 82,5 53 54
18 SISWA 18 27,5 50 48 48
19 SISWA 19 27,5 82,5 57 61
20 SISWA 20 42,5 52,5 66 55
21 SISWA 21 2,5 42,5 60 58
22 SISWA 22 37,5 52,5 61 59
23 SISWA 23 47,5 72,5 58 61
24 SISWA 24 32,5 52,5 54 57
25 SISWA 25 32,5 32,5 56 56
26 SISWA 26 32,5 50 59 54
27 SISWA 27 22,5 32,5 53 57
28 SISWA 28 17,5 52,5 56 57
29 SISWA 29 32,5 75 64 56
Mean 28,62 53,18 58,65 58,31
Standart Deviation 10,82 14,00 4,57 4,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Keterangan:
Pretest: Nilai test pengetahuan materi sebelum mendapat perlakuan.
Posttest: Nilai test pengetahuan materi setelah mendapat perlakuan.
Angket Awal : Nilai karakter siswa sebelum mendapat perlakuan.
Angket Akhir : Nilai karakter siswa setelah mendapat perlakuan
.
Tabel 4.5. Nilai Kelas XI IPS 2
No Nama Siswa Pretest Posttest Angket Awal Angket Akhir
1 SISWA 1 27,5 27,5 58 59
2 SISWA 2 2,5 50 53 54
3 SISWA 3 12,5 45 61 57
4 SISWA 4 42,5 52,5 55 53
5 SISWA 5 12,5 70 59 60
6 SISWA 6 22,5 35 62 62
7 SISWA 7 32,5 62,5 62 57
8 SISWA 8 12,5 47,5 54 44
9 SISWA 9 32,5 57,5 54 53
10 SISWA 10 37,5 57,5 54 50
11 SISWA 11 27,5 37,5 71 60
12 SISWA 12 7,5 67,5 64 66
13 SISWA 13 2,5 73,8 56 63
14 SISWA 14 40 42,5 50 55
15 SISWA 15 52,5 50 57 57
16 SISWA 16 30 40 67 64
17 SISWA 17 50 50 54 56
18 SISWA 18 10 70 64 65
19 SISWA 19 50 77,5 51 55
20 SISWA 20 40 67,5 51 57
21 SISWA 21 12,5 65 60 56
22 SISWA 22 32,5 32,5 54 60
23 SISWA 23 30 45 61 59
24 SISWA 24 22,5 45 64 58
25 SISWA 25 27,5 17,5 60 60
Mean 26,80 51,45 58,24 57,6
Standart Deviation 14,80 15,37 5,39 4,83
Keterangan:
Pretest: Nilai test pengetahuan materi sebelum mendapat perlakuan.
Posttest: Nilai test pengetahuan materi setelah mendapat perlakuan.
Angket Awal : Nilai karakter siswa sebelum mendapat perlakuan.
Angket Akhir : Nilai karakter siswa setelah mendapat perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Refleksi
Data refleksi diperoleh dari tulisan refleksi siswa. Refleksi tersebut di
kelompokkan berdasarkan pertanyaannya. Kemudian, hasil refleksi dikoding
berdasarkan karakter yang didukung oleh pertanyaan itu. Refleksi diadakan untuk
melihat kejujuran siswa. Kedalaman refleksi dapat menunjukkan karakter jujur
pada anak. Selain itu, pertanyaan yang menuju pada karakter tertentu dapat dicatat
sebagai keterangan tambahan. Berikut adalah data refleksi yang sudah
dikelompokkan berdasarkan aspek karakter, termasuk karakter jujur.
Kelas XI IPA 2
Kerjasama. Dalam refleksi tanggal 20 Februari 2018, terdapat pertanyaan
terkait kerja sama, yaitu tentang kemauaan siswa dalam berkelompok dengan
siapapun siswa yang ada di kelas. Ada 14 orang yang mau berkelompok dengan
semua siswa di kelas. Ada 10 orang yang menjawab tidak mau berkelompok
dengan beberapa siswa di kelas. Ada 1 orang ragu-ragu dalam menjawab
pertanyaan. Sepuluh siswa tidak mau berkelompok dengan orang lain karena ada
orang-orang yang tidak mau diajak kerjasama dalam melakukan praktikum.
Dalam refleksi tanggal 27 Februari 2018, siswa berefleksi dengan pertanyaan
“Apakah kegiatan praktikum membantu siswa untuk semakin dapat
bekerjasama?”. Semua siswa menjawab “ya” dan diikuti alasan masing-masing.
Sebagian besar siswa menyatakan praktikum memang harus dilakukan bersama
sehingga harus ada kerjasama agar tugas dapat dilakukan dan diselesaikan tepat
waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Disiplin. Pertanyaan pertama yang membantu refleksi tentang disiplin adalah
“Apakah anda dapat mengikuti praktikum sesuai prosedur?”. Ada 25 orang
menjawab “ya” dengan penjelasannya; ada prosedur di Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang mudah dipahami; siswa dibantu teman dan pembimbing jika bingung.
Ada 1 orang menjawab “tidak” tetapi tidak memberi penjelasan.
Pertanyaan reflektif kedua adalah “Apakah kegiatan mengerjakan soal sebelum
pelajaran memfasilitasi siswa untuk disiplin waktu masuk kelas?”. Ada 14 siswa
menjawab “ya”. Dua siswa menjelaskan, mereka menjadi bangun lebih pagi.
Daya Juang. Pertanyaan pertama berkaitan dengan daya juang adalah “Apakah
kegiatan mengerjakan soal yang sulit memfasilitasi anda untuk mencoba berjuang
dan pantang menyerah untuk mengerjakan?”. Ada 14 siswa menjawab “ya”.
Sebagian siswa menjawab suka tantangan dan sebagian lain awalnya berjuang
tetapi kemudian menyerah jika soal terlalu sulit. Ada 8 orang menjawab “tidak”
karena soal yang sulit justru membuat siswa menjadi malas. Ada 5 orang yang
merasa soal sulit ridak berpengaruh padanya.
Pertanyaan kedua adalah “Apakah anda masih terus berusaha mengerjakan soal
hingga waktu berakhir?”. Ada 15 siswa menjawab “ya” dan 10 siswa menjawab
“tidak”. Siswa yang menjawab “ya” terus berusaha dan mencoba. Siswa yang
menjawab tidak, mereka tidak tahu cara mengerjakan dan menyerah.
Jujur. Pertanyaan yang membantu refleksi tentang kejujuran adalah “Apakah
kegiatan refleksi membantu anda jujur, setidaknya pada diri sendiri?”. Sebanyak
23 siswa menjawab “ya” dengan penjelasan mereka dapat mencurahkan isi
hatinya, tidak ada gunanya berbohong, hanya guru dan pembimbing yang tahu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dan jika bertanya pada teman, teman pun tidak tahu. Ada 3 siswa menjawab
“tidak” dengan penjelasan tidak ada hubungan antara refleksi dengan sikap jujur,
jika siswa tidak tahu maka ia terpaksa tanya teman, dan ada yang merasa refleksi
belum membantunya bersikap jujur.
Catatan lain. Kegiatan yang paling menyenangkan menurut siswa adalah
praktikum menggunakan laser dan yang paling menyebalkan adalah mengerjakan
soal yang sulit, ulangan mendadak, dan membuat laporan. Niat baik yang muncul
pada siswa adalah siswa ingin lebih giat belajar sebelum pelajaran Fisika, lebih
jujur dalam menuliskan hasil praktikum, pantang menyerah, dan ingin lebih
membantu sesama. Ada 13 siswa yang menuliskan niat baik tersebut dan ada 13
siswa yang menulis belum/tidak ada niat baik.
Kelas XI IPA 3
Kerja sama. Pertanyaan pertama yang membantu berrefleksi tentang kerja
sama adalah “Apakah anda mau berkelompok dengan siapapun teman sekelas
anda?”. Ada 9 orang menjawab “ya” dengan penjelasannya, yaitu semua adalah
teman sehingga para siswa dapat belajar berinteraksi dengan siapapun. Ada 16
orang menjawab “tidak” dengan penjelasan mereka mau berkelompok dengan
orang-orang yang mau bekerja dalam kelompok atau hanya mau berkelompok
dengan siswa yang sudah dekat saja. Refleksi ini dilaksanakan tanggal 1 Maret
2018.
Pertanyaan kedua adalah “Apakah kegiatan praktikum membantu anda
semakin bekerjasama dengan teman?”. Ada 29 siswa yang menjawab “ya”. Siswa
memberi penjelasan sebagai berikut, praktikum tidak bisa dikerjakan sendiri;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
harus membagi tugas dalam kelompok karena semua alat tidak bisa dipegang
sendiri; praktikum tidak akan selesai dalam waktu yang singkat jika dikerjakan
sendiri sehingga mau tidak mau harus bekerja sama dalam kelompok. Ada 2 siswa
menjawab “tidak” dengan penjelasan ada siswa yang mengganggu pelaksanaan
praktikum dan siswa lain merasa biasa saja. Refleksi ini dilakukan tanggal 2
Maret 2018.
Disiplin. Pertanyaan pertama yang membantu refleksi tentang disiplin adalah
“Apakah anda dapat mengikuti praktikum sesuai prosedur?”. Ada 22 orang
menjawab “ya” dengan penjelasannya; siswa dapat membaca langkah-langkah di
LKS, siswa dapat bertanya pada teman atau guru jika bingung atau mengalami
kesulitan, dan siswa mengikuti prosedur demi keselamatan dan kelancaran
praktkum. Ada 3 orang menjawab “tidak” dengan penjelasan, ada siswa yang
belum tepat waktu mengumpulkan laporan, ada siswa yang kurang sesuai
melakukan prsedur, dan ada yang bingung karena perlengkapan praktikumnya
tidak lengkap. Refleksi ini dilaksanakan tanggal 1 Maret 2018.
Pertanyaan kedua adalah “Apakah kegiatan mengerjakan soal yang sulit
sebelum pelajaran membantu siswa disiplin waktu masuk kelas?”. Ada 15 siswa
menjawab “ya”. Penjelasannya, siswa selalu berusaha disiplin masuk kelas. Ada
13 siswa menjawab “tidak”. Penjelasannya, disiplin masuk kelas tergantung niat
siswa. Refleksi ini dilakukan tanggal 2 Maret 2018.
Daya Juang. Pertanyaan reflektif untuk daya juang adalah “Apakah kegiatan
mengerjakan soal yang sulit sebelum pelajaran membantu siswa mencoba
berjuang dan pantang menyerah?”. Ada 15 siswa menjawab “ya” dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
penjelasannya; soal membuat siswa tertarik pada materi serta menumbuhkan rasa
ingin tahunya dan ada yang menyukai tantangan sehingga ingin berjuang
menyelesaikan soal. Ada 13 siswa menjawab “tidak”. Penjelasan siswa adalah
soal membuat siswa sadar bahwa ia tidak bisa sehingga menyerah; siswa tidak
menegrti materi, soal yang sulit membuat siswa berpikir materinya sulit sehingga
menjadi malas; dan soal sulit justru membuat siswa menjadi tidak menyukai
pelajarannya. Refleksi dolaksanakan tanggal 2 Maret 2018.
Jujur. Pertanyaan yang membantu refleksi tentang kejujuran adalah “Apakah
kegiatan refleksi membantu anda jujur, setidaknya pada diri sendiri?”. Semua
siswa (31 orang) menjawab “ya”. Penjelasan siswa sebegai berikut, siswa dapat
bebas menuliskan perasaannya tanpa takut dikritik; refleksi didapat dari
pemahaman dan pandangan masing-masing; jujur itu indah dan nikmat; siswa
tidak bisa mencontek atau melihat buku; refleksi hanya dibaca oleh pembimbing
(peneliti); dan berawal dari jujur pada diri sendiri akan mudah untuk jujur.
Catatan lain. Kegiatan yang paling menyenangkan menurut siswa adalah
praktikum dan bekerja sama dalam kelompok. kegiatan yang paling menyebalkan
adalah mengerjakan soal dan tidak memahami materi. Niat baik yang muncul
pada siswa setelah mengalami perlakuan adalah siswa berniat belajar terlebih
dahulu sebelum pelajaran dimulai, bekerja keras, pantang menyerah, dan
semangat untuk semakin memahami materi, siswa berniat berangkat lebih pagi,
dan ingin lebih disiplin. Ada 26 siswa yang menuliskan niat baik tersebut dan ada
6 siswa yang menulis belum/tidak ada niat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kelas XI IPS 2
Kerja sama. Pertanyaan pertama yang membantu refleksi kerja sama adalah
“Apakah anda mau berkelompok dengan siapapun teman sekelas anda?”. Ada 10
orang menjawab “ya” dengan penjelasannya, yaitu tidak ada alasan utnuk tidak
mau; tidak baik memilih-milih teman; dan teman sekelas adalah teman sendiri.
Ada 12 orang menjawab “tidak” dengan penjelasan, mereka tidak mau
berkelompok dengan siswa yang pasif/ tidak mau berkontribusi dalam kelompok.
Pertanyaan kedua adalah “Apakah kegiatan praktikum membantu anda
semakin bekerjasama dengan teman?”. Ada 26 siswa menjawab “ya”. Siswa
memberi penjelasan sebagai berikut, praktikum melatih kerjasama dalam
kelompok; praktikum tidak akan selesai jika dikerjakan sendiri; setiap anggota
kelompok diberi tugas masing-masing. Ada 3 siswa menjawab “tidak” dengan
penjelasan siswa sudah dapat bekerja sama tanpa ada praktikum; ada anggota
kelompok yang tidak membantu dalam praktikum.
Disiplin. Pertanyaan yang membantu refleksi tentang disiplin adalah “Apakah
anda dapat mengikuti praktikum sesuai prosedur?”. Ada 18 orang menjawab “ya”
dengan penjelasannya; prosedurnya jelas; prosedur perlu dilakukan agar aman,
terarah, dan cepat selesai. Ada 3 orang menjawab “tidak” dengan penjelasan,
siswa mengalami kesulitan karena jumlah tugas lebih banyak dari jumlah anggota
kelompok; ada siswa yang kurang mengikuti prosedur; ada siswa yang bingung.
Pertanyaan kedua adalah “Apakah kegiatan mengerjakan soal yang sulit
sebelum pelajaran membantu siswa disiplin waktu masuk kelas?”. Ada 11 siswa
menjawab “ya”. Penjelasannya, siswa selalu berusaha disiplin waktu; ketika siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tertarik pada materi dan ada kemauan maka akan jadi lebih baik dan lebih teratur.
Ada 17 siswa menjawab “tidak” tetapi tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Daya Juang. Pertanyaan pertama berkaitan dengan daya juang adalah “Apakah
kegiatan mengerjakan soal yang sulit memfasilitasi anda untuk mencoba berjuang
dan pantang menyerah mengerjakan?. Ada 8 siswa menjawab “ya”.
Penjelasannya, siswa mendapat materi lebih banyak dan dapat bertanya pada
teman; siswa selalu berusaha mengerjakan apapun; soal ini merupakan hal baru
dan siswa menyukai hal baru. Ada 20 siswa menjawab “tidak”. Penjelasannya,
siswa sudah berusaha tetapi menyerah karena soal terlalu sulit; siswa tidak pernah
berpikir tentang soal sehingga soal tidak berpengaruh padanya; siswa kurang
termotivasi; siswa tidak berminat pada bidang eksak; siswa tidak mengerti konsep
materi sehingga jika diberi soal maka hanya akan membuang-buang waktu saja.
Pertanyaan kedua adalah “Apakah anda masih terus berusaha dalam
mengerjakan soal hingga waktu berakhir?”. Ada 11 siswa menjawab “ya”.
Penjelasannya, soal sedikit menarik; jika tidak mengerjakan maka tidak mendapat
nilai sehingga terpaksa mengerjakan; tugas pelajar adalah menyelesaikan tugas
yang diberikan; mungkin jika berusaha terus-menerus, siswa akan bisa
mengerjaannya. Ada 7 siswa menjawab “tidak”. Penjelasannya, siswa belum
paham materi, siswa merasa bosan dan lelah; ketika siswa sudah menyerah maka
siswa memilih mencontek. Ada 6 siswa yang memberikan 2 kemungkinan
jawaban. Jawaban mereka tergantung pada tingkat kesulitan soal, tingkat minat
(niat) siswa mengerjakan, atau tingkat semangat siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Jujur Pertanyaan yang membantu refleksi kejujuran adalah “Apakah kegiatan
refleksi membantu anda jujur, setidaknya pada diri sendiri?”. Sebanyak 24 siswa
menjawab “ya”. Penjelasannya, refleksi memang perlu jujur dan tidak ada alasan
untuk berbohong; tidak ada keuntungan yang diperoleh jika tidak jujur; refleksi
berdasarkan apa yang dialami oleh siswa itu sendiri; siswa dapat mencurahkan
perasaannya lewat refleksi. Ada 5 siswa menjawab “tidak” dengan penjelasan
siswa kadang masih tidak jujur; siswa sering meniggalkan kelas Fisika sehingga
tidak mendapat sesuatu untuk direfleksikan.
Catatan lain. Kegiatan yang paling menyenangkan menurut siswa adalah
mengamati peristiwa-peristiwa yang didapat dari praktikum/ demonstrasi/ tugas
mengamati interferensi selaput tipis di lingkungan sekitar siswa. Kegiatan yang
paling menyebalkan adalah mengerjakan soal atau ulangan. Niat baik yang
muncul pada siswa setelah mengalami perlakuan adalah siswa berniat lebih jujru
dalam berrefleksi dan ulangan; siswa berniat untuk tepat waktu mengumpulkan
tugas, bekerja sama, dan bekerja keras. Ada 19 siswa yang menuliskan niat baik
tersebut dan ada 10 siswa yang menulis belum/tidak ada niat baik dengan alasan
masih tergoda oleh teman/ kurang tergerak memiliki niat baik/ pembelajaran ini
dirasa belum sampai ke kepribadian.
3. Observasi
Data berupa observasi atau pengamatan merupakan data yang diperoleh dari
rekaman suara dan gambar selama penelitian berlangsung. Rekaman suaran dan
gambar ditranskrip secara deskriptif kemudian digolongkan ke dalam poin-poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
yang mendukung adanya keterangan pada aspek karakter. Berikut ini data
observasi disajikan sesuai aspek karakter yang didukungnya.
Kelas XI IPA 2.
Kerja sama.
Potret yang menunjukkan karakter kerjasama pada tanggal 20 Februari 2018.
Sebelum praktikum, guru meminta bantuan kepada beberapa siswa untuk
melakukan demonstrasi. Beberapa kali guru memberikan tawaran, tetapi belum
ada siswa yang mau menjadi sukarelawan untuk membantu demonstrasi. Para
siswa cenderung saling menunjuk satu sama lain untuk menentukan siapa yang
biasanya maju untuk membantu demonstrasi di depan. Hal yang sama terjadi pada
saat siswa diminta berpendapat. Ketika siswa diminta untuk berpendapat tentang
kaitan demo dengan materi yang mereka bahas, para siswa masih cenderung
belum berani untuk mengutarakan pendapatnya. Siswa masih bingung bagaimana
mereka mengungkapkan pendapat mereka dan belum yakin dengan apa yang akan
mereka katakan.
Saat praktikum, masing-masing kelompok langsung membagi tugas untuk
masing-masing anggota kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki peran
masing-masing dan aktif bekerjasama dalam kelompok. Setiap kelompok
cenderung menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan dikusi kelompok,
mulai dari bagaimana posisi yang tepat untuk mendapat pola yang baik hingga
pembagian peran untuk orang-orang yang sesuai memegang laser, menggambar
atau memfoto pola yang terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Saat tanya jawab pada tanggal 27 Februari 2018, siswa dapat menyampaikan
pendapatnya. Hanya ada 2 orang yang berani berpendapat. Siswa pertama yang
menjawab, berkali-kali bertanya, “Salah nggak papa ya Mbak”. Guru menjawab,
“Iya, nggak papa. Salah itu proses dari belajar. Selama masih belajar, salah itu
tidak apa-apa”. Siswa tersebut menanyakan hal yang sama beberapa kali dan guru
menegaskan hal yang sama lagi.
Disiplin.
Momen yang menunjukkan karakter disiplin pada pertemuan pertama tanggal
15 Februari 2018 adalah saat mengerjakan pretest. Guru mengingatkan siswa
untuk tetap tenang dan kasihan teman-teman mereka yang mencoba serius, siswa
justru berkata “Siapa yang mau serius, Mbak? Nggak ada”.
Saat praktikum pada tanggal 20 Februari 2018, ada beberapa siswa yang
bermain laser, seperti yang dilakukan seorang siswa, “ayo ajeb-ajeb”, siswa ini
mengganti mode laser dengan mode lampu kelap-kelip beberapa warna pada
senter. Bebarapa saat kemudian siswa tersebut melaporakan temannya bermain
laser dengan mengarahkan laser pada orang lain. Guru mengingatkan, “teman-
teman perlu menggunakan laser secara aman sehingga tidak membahayakan orang
lain”.
Daya juang.
Potret daya juang siswa pada pertemuan pertama tanggal 15 Februari. Siswa
memebrikan tanggapan tentang latihan soal sebenlum pembelajaran. Ketika
peneliti mengatakan “latihan” atau “kuis di pagi hari”, para siswa sontak
berekspresi mengeluh tetapi pasrah dan berkata “haaaaah... udah pagi-pagi Fisika,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ada kuis”. Kelas menjadi sedikit gaduh. Ada siswa yang bertanya, “memang
Fisika hari apa sih?” lalu langsung ada yang menjawab “selasa” dengan singkat
dan jelas.
Potret daya juang lainya terjadi pada tenggal 20 Februari 2018. Pada saat
praktikum, ada beberapa kelompok yang terlihat serius dan antusias membuat
laporan. Dua kelompok yang berada di tengah dan belakang pada bagian barat
terlihat sangat fokus dalam membuat laporan. Mereka sangat tenang dan kondusif
dalam berdiskusi dan berusaha membuat pembahasan yang tepat untuk laporan
mereka. Terlihat beberapa kali kelompok in melihat kembali data yang mereka
foto. Mereka mencermati data yang mereka peroleh. Hal yang serupa terjadi pada
kelompok yang ada di belakang sebelah timur. Kelompok ini juga cukup kondusif
dalam berdiskusi dan membuat laporan. Siswa laki-laki dalam kelompok
cenderung tidak semangat dalam membuat laporan.
Momen mengerjakan soal sebelum pelajaran ada pada tanggal 22 Februari
2018. Guru mengajak siswa untuk mengerjakan latihan sebelum memulai
pelajaran. Secara spontan siswa langsung berseru, “Aaaaaa..”. Siswa tidak senang
mengawali pelajaran dengan latihan soal. Ada seorang siswa yang bertanya, “ada
hadiahnya gak kak?”. Guru menjawab,” ada tetapi di akhir pembelajaran”. Ketika
guru membacakan soal, “Coba temukan rumus berikut!”. Tiba-tiba siswa
langsung berkata, “Ah.. sudah kumpulkan saja”, kemudian ada siswa yang
memberikan kertas jawabannya ke teman yang ada di depannya.
Guru kemudian bertanya, “sudah menyerah? Apakah masih ada yang mau
mencoba?”. Ada 2 siswa di belakang yang masih ingin mencoba dan meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
guru mengulang membacakan soalnya. Guru membacakan ulang soal untuk
latihan. Siswa lain ikut mendengarkan soal yang dibaca ulang oleh guru. Karena
ada 2 orang yang mau mencoba, siswa yang lain ikut mencoba mengerjakan soal.
Para siswa berusaha memahami apa yang dijelaskan oleh guru dan kemudian
mencoba mengerjakan soal latihan.
Latihan soal diadakan lagi pada tanggal 27 Februari 2018. Kali ini siswa
langsung menyiapkan diri untuk mengerjakan soal latihan. Siswa membaca soal
yang sedang di tulis oleh guru di papan tulis. Siswa mendengarkan penjelasan soal
dari guru, kemudian mencoba mengerjakan soal tersebut selama 5 menit. Siswa
mengerjakan soal dengan sangat tekun dan tenang. Siswa sudah memperoleh
materi interferensi dan difraksi yang difotokopi sebelumnya. Ada beberapa siswa
yang membuka materi tersebut untuk mencoba menjawab soal. Waktu 5 menit
sudah berlalu, ada siswa yang berkata, “Mbak, sudah”.
Jujur.
Momen yang menunjukkan karakter jujur pada tanggal 20 Februari 2018
adalah saat praktikum. Ada kelompok yang mengalami kesulitan karena ternyata
data yang mereka peroleh berbeda dengan kelompok yang lain. Kelompok ini
memperoleh pola interferensi dan difraksi yang kurang jelas karena mereka salah
memilih celah pada kaca berjelaga. Ini membuat mereka bingung dan harus
membuat pembahasan yang sesuai dengan data yang mereka dapat. Kelompok ini
tetap jujur dalam melaporakan apa yang mereka peroleh. Pembahasan yang dibuat
sesuai dengan data yang mereka peroleh, yaitu hanya berupa difraksi saja dengan
berbagai masalah yang mereka peroleh selama proses mencari data. Diujung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
waktu membuat laporan, guru memberi waktu tambahan 5 menit untuk segera
menyelesaikan laporan. Guru bertanya kepada siswa, “sudah?”. Siswa menjawab,
“dalam proses, proses mencontek”. Guru terkejut dan berkata, “lho.. kalian punya
kalimat kalian sendiri lho..”. Pada saat refleksi sesudah praktikum, siswa
mempuat refleksi selama 5 menit. Jawaban-jawaban siswa cenderung pendek dan
langsung pada poin yang dituju tanpa ada penjelasan lebih lanjut karena waktu
yang singkat.
Ketika melakukan posttest tanggal 27 Februari 2018, banyak siswa yang
bekerjasama mengerjakannya. Ada siswa yang masih ingat soal pretest, kemudian
ia menuliskan jawabannya bersama dengan teman sebangkunya. Ada beberapa
siswa yang duduk di barisan belakang berdiskusi. Siswa yang duduk di depan
meja guru sempat berdiskusi dengan teman di belakangnya. Siswa yang lain
semakin aktif berdiskusi.
Pertemuan terakhir tanggal 1 Maret 2018, siswa membuat refleksi. Mereka
membuat refleksi lebih lama dari waktu yang ditentukan tetapi mereka dapat
berefleksi lebih mendalam. Waktu yang dibutuhkan ± 30 menit.
Catatan tambahan.
Ketika mengisi angket, ada seorang siswa yang bertanya, “Mbak, refleksi itu
apa?”. Peneliti menjelaskan, refleksi merupakan saat untuk merenung atau
bercermin tetang apa saja yang sudah dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kelas XI IPA 3
Kerja sama.
Saat praktikum, siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Ada beberapa
siswa dari kelompok lain yang berkunjung ke kelompok lain untuk berdiskusi.
Sempat ada 3 kelompok berdiskusi bersama untuk mengetahui peristiwa mana
yang seharusnya mereka temukan pada kaca berjelaga. Ada 2 kelompok yang
mengerjakan praktikum bersama-sama. Kelompok ini kadang saling membantu
tetapi kadang saling menggangu.
Ada beberapa siswa yang kurang aktif membantu kelompoknya. Siswa tersebut
hanya bermain laser dan kisi. Beberapa kali ia hanya mengkomentari teman-
temannya yang bekerja, “yak, yang baik ya..”. “Piye to, salah terus. Keju ki lho”,
artinya “bagaimana sih, kok salah terus, sudah capek ini”, kata seorang siswa
yang memegang laser. Terlihat kejengkelan siswa selama proses pengambilan
data.
Siswa yang sudah selesai memperoleh data dapat melanjutkan membuat
laporan praktikum. Kelas ini membuat laporan secara berkelompok. Tidak semua
siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi pembuatan laporan karena hanya perlu
membuat 1 laporan untuk satu kelompok. Siswa laki-laki cenderung tidak
berpartisipasi dalam diskusi membuat laporan.
Disiplin.
Saat mengerjakan soal latihan pertama kali di lab Fisika, tidak ada siswa yang
bergerak hendak mengumpulkan jawabnnya ketika guru mengatakan waktu
mengerjakan sudah habis. Guru kembali bertanya,”Semua sudah?”. “Belum”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
jawab siswa yang belum selesai. Akhirnya guru mengumpulkan yang sudah ada
saja dan melanjutkan ke persiapan praktikum.
Setelah itu, guru mengajak siswa untuk menyiapkan perlengkapan praktikum.
Perwakilan kelompok diminta mengambil perlengkapan praktikum di meja
belakang. Perwakilan kelompok menuju ke meja belakang. Mereka terlihat
berebut mengambil perlengkapan praktikum padahal setiap kelompok sudah
mendapat perlengkapan yang sama.
Daya juang.
Sebelum praktikum, siswa mengerjakan soal latihan terbelih dahulu. Siswa
terkejut mengetahui waktu yang diberikan hanya 5 menit. Guru kemudian
memberi penjelasan bahwa siswa tetap harus mengerjakan sebisa mungkin. Siswa
mengerjakan soal latihan dengan tenang. Tidak lama kemudian, masing-masing
kelompok beriskusi untuk menjawab soal latihan.
Pertemuan tanggal 2 Maret 2018 diawali dengan latihan soal. Para siswa
mengerjakan soal dengan tenang. Ada siswa yang berdiskusi dengan teman
sebangkunya atau teman yang ada di belakangnya. Ada siswa yang membuka
fotocopy materi untuk menjawab soal. Ada juga yang melirik ke pekerjaan
temannya untuk menjawab soal.
Jujur.
Ketika pretest, guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan soal sendiri.
Ketika ada siswa yang berdiskusi dengan teman lain, guru langsung memanggil
nama siswa tersebut dan menegurnya agar kembali mengerjakan soal secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pribadi. Guru cukup memberi peringatan sederhana seperti diatas sehingga siswa
sekelas sudah kembali kondusif dalam mengerjakan soal.
Setelah praktikum, siswa membuat refleksi. Guru berkata, “Dikerjakan apa
adanya, tidak perlu mendengarkan teman karena disini yang dinilai adalah
kejujuran kamu dalam mengerjakan soal”. Setelah guru berkata demikian, siswa
menjadi tenang dan mengerjakan refleksi masing-masing. Saat mengisi refleksi
ada siswa yang bercanda dalam mengisinya.
Saat posttest, ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan soal dan banyak
yang membuka meteri. Peneliti mengingatkan para siswa. Masih ada siswa yang
keras kepala dan tetap menegrjakan bersama serta ada yang tetap membuka buku.
Peneliti mengatakan bahwa siswa yang mengerjakannya close book akan
mendapat makanan. Spontan dua siswi yang ada di depan berteriak, “YAY” lalu
menutup catatan dan meteri yang ia buka. Sebagian besar siswa sudah
mengerjakan sendiri. Ada beberapa siswa yang beriskusi dalam mengerjakan soal.
Siswa-siswa ini duduk di dekat tembok sebalah kiri. Peneliti berkata, “kerjain
sendiri aja”. Setelah diingatkan, para siswa kembali fokus mengerjakan soalnya
masing-masing.
Catatan tambahan.
Sejak awal pertemuan, guru mengkondisikan kelas agar rapi dan tenang. Guru
meminta seorang siswa yang duduk di depan menyimpan jaketnya agar terlihat
bagus ketika direkam. Guru juga mengingatkan siswa yang lain melepas jaketnya.
Guru sangat cepat dan tergesa-gesa dalam menyampaikan materi. Guru
menjelaskan materi, tetapi siswa memberikan respon kurang paham pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
penjelasan guru. Guru kemudian meminta siswa untuk membaca materi yang
sudah difotocopy selama 5 menit. Guru meminta siswa membaca tentang, “cahaya
yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan interferensi?”. Setelah
5 menit berlalu, guru bertanya pada siswa tentang hal yang tadi dibaca. Siswa
kemudian dapat menjawab beberapa hal yang terkait dengan pertanyaan.
Ketika guru menjelaskan tentang orde, ada siswa yang berkata, “Itu n-nya
gimana?” sambil menunjukkan ekspresi bingung. Guru menjawab, “Ya pokoknya
kamu belajar”. Wajah bingung tampak di banyak siswa meskipun ada beberapa
siswa yang berusaha memahaminya dari fotocopyan materi dan berdiskusi dengan
teman.
Setelah guru selesai menjelaskan, guru bertanya, “Ada yang ingin bertanya?
Silahkan ”. Para siswa hanya diam, belum ada yag bertanya. Guru mengulang
pertanyaannya sampai dua kali tetapi tetap tidak ada siswa yang bertanya.
Kemudian guru berkata, “Tidak ada. Tidak ada itu belum tentu sudah memahami
ya. Tetapi Ibu menganggap sudah memahami”. Secara spontan, para siswa
berseru dengan kecewa, dan pasrah, ”Yah....”. Guru kemudian meminta maaf,
“Minta maaf ya, Ibu harus menyiapkan untuk Ulangan kalian”. Lalu ada siswa
yang berkata, “Nggak papa”. Guru kembali melanjutkan menjelaskan rumus
dengan singkat.
Kelas XI IPS 2
Kerja sama.
Para siswa diajak mempersiapkan praktikum sebelum melakukan praktikum.
Sebelumnya, siswa diajak membentuk kelompok. Siswa berdebat tentang cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
membagi kelompok. Guru menentukan cara pembentukan kelompok tetapi tidak
ada siswa yang mau berpindah tempat duduk. Siswa tidak mau mengubah anggota
kelompok yang sudah duduk berdekatan dengan mereka. Akhirnya, guru
mempersilahkan siswa untuk menentukan anggota kelompok mereka sendiri
dengan jumlah anggota antara 5 – 6 orang.
Siswa mulai melakukan praktikum setelah selesai menerima penjelasan. Setiap
anggota kelompok aktif melakukan praktikum. Mereka dapat bekerja sama untuk
menyelesaikan praktikum. Beberapa kali 1 kelompok siswi tertawa saat praktikum
karena mereka mengambil foto teman mereka yang berpose lucu ketika
mengambil data praktikum. Mereka terus tertawa sepanjang praktikum tetapi
mereka dapat menyelesaikan praktikum dengan cepat. Kelompok yang lain dapat
menyelesaikan praktikum dengan sangat cepat. Beberapa kelompok selesai
mengambil data selama kurang lebih 10 menit setelah memulai praktikum.
Sebelum diskusi kelompok, siswa membuat kelompok terlebih dahulu. Setiap
kali kelas diminta membuat kelompok, semua siswa selalu tidak sepakat dengan
bagaimana cara pembentukam kelompok itu. Akhirnya, guru yang menentukan
cara pembentukan kelompok adalah 2-4 orang yang berdekatan posisi duduknya.
Siswa cenderung hanya mau berkelompok dengan orang-orang yang sudah dekat
dengan mereka.
Dikusi kelompok tetang masalah lingkungan dan sosial yang terkait dengan
adanya peristiwa interferensi terlihat lebih antusias dan lebih berjalan daripada
kegiatan yang lain. Siswa aktif berpendapat dalam kelompok. Siswa dapat
memberikan penjelasan dan usulan dalam kelompok. siswa dapat menuliskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
usulan mereka dalam lembar kertas yang sudah disediakan untuk masing-masing
kelompok.
Setelah para siswa selesai berdiskusi dan menuliskannya, guru mempersilahkan
siswa untuk membacakan 1 poin hasil diskusi mereka. Setiap kelompok sangat
antusias untuk membacakan jawabannya. Guru memilih kelompok secara bergilir
untuk dapat membacakan jawabannya. Guru perlu mengingatkan siswa untuk
mendengarkan temannya berpendapat ketika kelompok pertama membacakan
jawabannya. Setelah itu siswa dapat mendengarkan anggota kelompok lain yang
berpendapat.
Disiplin.
Saat mengerjakan pretest, ada siswa yang makan di dalam kelas sambil
mengerjakan. Banyak siswa yang masih berbincang-bincang dan melakukan
kegiatan lain.
Saat akan praktikum di lab Fisika, ternyata para siswa tidak langsung segera ke
ruang lab tetapi ada beberapa siswa yang ke toilet atau ketempat lain terlebih
dahulu. Hanya ada 6 siswi dan 1 siswa yang segera dan langsung menuju ke lab.
Beberapa saat kemudian, siswa yang lain menyusul di belakangnya. Ada beberapa
siswi yang masuk ketika guru menjelaskan kesepakatan kelas. Siswa kemudian
berkata, “Kalau sama Pak Irsyad, boleh ke kantin”. “oh, gitu ya. Ya, nanti saya
tanyakan ke Pak Irsyad”, tanggapan guru. Siswa menanggapi lagi,”Ya tanya aja”.
Saat mengerjakan soal latihan yang kedua, ada beberapa siswa yang melakukan
kegiatan lain. Ada siswa yang tidur. Ada yang bertepuk tangan sambil bernyanyi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
bersama teman sebangkunya. Mereka tidak fokus dalam mengerjakan soal, tetapi
disisi lain mereka tidak terlihat tertekan selama mengerjakan soal.
Daya juang.
Saat mulai mengerjakan pretest, Siswa langsung berkata mereka menyerah dan
tidak tahu apa pun tetang materi Fisika. Peneliti tetap menjelaskan bahwa siswa
hanya perlu mengerjakan soal apa adanya sesuai yang mereka ketahui.
Apersepsi sebelum pembelajaran membuat siswa terkejut melihat PPt yang
ditayangkan guru. Ada siswi yang bertanya, “Mbak ini materinya sama dengan
kelas IPA?”. Guru menjawab,”Iya”. Spontan siswa merespon dengan tawa kecil
serta berkata, “Wow”, dan ekspresi yang seolah berkata, “yang benar saja materi
untuk IPS sama dengan IPA?!”. Guru menenangan siswa dengan cara
memberikan keterangan bahwa soal yang diberikan sudah di ketahui oleh guru
Fisika mereka.
Saat diskusi, kelas perlu diingatkan untuk dapat mendengarkan pendapat orang
lain. Ketika seorang siswa mencoba menjawab, guru perlu berkata,”temanmu ada
yang mau cerita lho.. yok di dengarkan yok”. Setelah berkata seperti itu, kelas
menjadi tenang dan mendengarkan cerita dari seorang siswi.
Latihan soal yang dilakukan tanggal 15 Februari 2018. Siswa tidak merespon
keberatan ketika diadakan latihan soal. Ada siswa yang berjalan-jalan saat proses
pengerjaan soal. Ada seorang siswa di belakang yang menjelaskan peristiwa
innterferensi ketika praktikum kepada temannya karena temannya tidak ikut
praktikum. Ada siswa yang membuka buku catatan mereka untuk dapat
mengerjakan soal. Sebagian besar siswa berdiskusi tentang praktikum yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mereka alami kemarin. Ada pula siswa yang membuka foto-foto data praktikum
yang kemarin mereka dapat. Semua siswa terlihat berusaha mengerjakan soal.
Tidak ada siswa yang mengeluh dalam mengerjakan soal. Sebagian besar siswa
dapat selesai mengerjakan soal dalam waktu 5 menit.
Pembuatan laporan dilakukan setelah latihan soal. Setiap siswa wajib membuat
laporan dan boleh berdiskusi dalam peroses pembuatan laporan. Ada 2 kelompok
yang kurang bersungguh-sungguh dalam membuat laporan. Mereka hanya
berbincang-bincang dan sedikit mengerjakan laporan. Guru harus menghampiri
dan mengingatkan mereka terlebih dahulu agar mereka kembali mengerjakan
laporan. Tiga kelompok yang lain dapat mengerjakan laporan dengan sungguh-
sungguh. Ada 1 kelompok yang cenderung tenang mengerjakan sendiri-sendiri.
Mereka tidak berdiskusi dalam mengrjakan laporan. Mereka bahkan tidak mau
saling memberitahukan jawaban satu sama lain. Kelompok yang beranggotakan 4
orang laki-laki tidak mengerjakan laporan dengan sungguh-sungguh. Jika mereka
tidak diingatkan, mereka terus berpindah tempat duduk dan tidak mengerjakan
laporan.
Latihan soal dilakukan lagi tanggal 21 Februari 2018. Siswa terus bertanya
selama mengerjakan soal. “Mbak, jarak antar celah itu apa?”, tanya seorang siswi.
“Itu d”, jawab guru. Banyak pertanyaan bermodel sama ditanyakan oleh siswa.
Siswa berusaha mencari di internet dan berdiskusi dengan teman di dekat mereka.
Mereka santai dan tetap mengerjakan soal dengan berbagai macam usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Jujur.
Pada pertemuan pertama tanggal 13 Februari 2018, siswa mengerjakan pretest.
Siswa mengerjakan pretest dengan ramai dan beriskusi antar teman.
Kegiatan tanggal 14 Februari 2018 adalah praktikum dan refleksi. Setelah
praktikum, siswa membuat refleksi yang pertama. Ada siswi yang bertanya, “Ini
nggak ngaruh nilai kan?”. “Iya, ini tidak berpengaruh pada nilai”, jawab guru.
Siswi lain bertanya, “ini bahasanya gak harus formal kan Mbak?”. “Nggak,
bahasa sehari-hari kalian saja”, jawab guru.
Saat mengerjakan posttest, banyak siswa yang berdiskusi dan mencontek
meskipun sudah diingatkan.
Catatan tambahan.
Saat mengisi angket awal, siswa-siswi langung bertanya tetang cara mengisi
poin angket yang berkaitan dengan praktikum. Mereka tidak pernah melakukan
praktikum selama mereka berada di kelas 2. Pengalaman terakhir praktikum
adalah saat kelas 1 SMA. Pada saat itu, peneliti mengatakan bahwa angket bisa
diisi dengan kategori tidak setuju atau sangat tidak setuju.
Saat guru menyinggung tentang ulangan, siswa membandingkan cara mengajar
guru dengan guru Fisika yang lain yang pernah mengajar mereka. Guru di protes
oleh siswa karena mengadakan ulangan sedangkan guru Fisika mereka selalu
mempersilahkan mereka membawa soal ulangan pulang dan menegrjakan di
rumah. Guru Fisika yang lain membolehkan mereka membuka buku saat ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
C. Analisis
Uji Normalitas. Uji Normalitas atau distribusi normal merupakan uji yang
digunakan untuk mengetahui probabilitas data tersebar secara normal atau tidak.
Data yang memiliki distribusi normal memiliki kecenderungan data terkumpul di
sekitar mean. Jika data tidak terkumpul disekitar mean maka data tidak normal.
Jika data terdistribusi normal maka analisis yang digunakan adalah analisis
parametrik. Namun, jika data tidak normal maka menggunakan analisis non-
parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test. Hasil uji normal terdapat pada tabel 4.6.
Tabel menunjukkan data angket akhir kelas XI IPA 2 tidak memenuhi dipotesis
awal sehingga data ini tergolong tidak normal. Grafik distribusi data dapat dilihat
pada gambar 4.1. Grafik menunjukkan data tidak berkumpul di sekitar mean tetapi
ada di sebelaj kiri grafik. Keterangan uji normalitas ada pada gambar 4.2.
Data angket akhir XI IPA 2 tergolong tidak normal. Analisis yang digunakan
pada data ini seharusnya menggunakan uji non-parametrik. Pada praktiknya, data
ini sudah diuji menggunakan uji non-parametrik dan parametrik tetapi hasil yang
didapat adalah sama. Tidak ada perbedaan hasil analisis data angket akhir XI IPA
2 antara uji non-parametrik dan parametrik. Jika ada perbedaan, hanya selisih
angka yang nilainya kecil. Perbedaan nilai ini tidak mengubah signifikan/
tidaknya hasil analisis yang diperoleh. Bukti analisis dapat dilihat pada lampiran.
Oleh karena itu, data angket akhir XI IPA 3 dianalisis secara parametrik sama
seperti data yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 4.6. Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar 4.1. Grafik Uji Normalitas Angket Akhir XI IPA 2
Gambar 4.2. Keterangan Uji Normal Angket Akhir XI IPA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
1. Bagan Analisis
Hasil Belajar
Beda Jurusan (XI
IPA 2 dan XI IPS 2)
Pretest Uji T
Independen Tidak Sig.
Posttest Uji T
Independen Sig
Beda Guru (XI IPA 2
dan XI IPA 3)
Pretest Uji T
Independen Tidak Sig.
Posttest Uji T
Independen Sig.
Masing-masing kelas
Pre-Post
XI IPA 2
Uji T
Dependen Sig.
Pre-Post
XI IPA 3
Uji T
Dependen Sig.
Pre-Post
XI IPS 2
Uji T
Dependen Sig.
Karak-ter
Beda Jurusan (XI IPA 2 dan XI IPS 2)
Pretest Uji T
Independen Tidak Sig.
Posttest Uji T
Independen Tidak Sig
Beda Guru (XI IPA 2
dan XI IPA 3)
Pretest Uji T
Independen Tidak Sig.
Posttest Uji T
Independen Tidak Sig.
Masing-masing kelas
Pre-Post
XI IPA 2
Uji T
Dependen Tidak Sig.
Pre-Post
XI IPA 3
Uji T
Dependen Tidak Sig.
Pre-Post
XI IPS 2
Uji T
Dependen Tidak Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Hasil Belajar
a. Ada atau tidaknya pengaruh jurusan terhadap peningkatan hasil belajar
antara kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
Kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPS 2 menerima perlakuan yang sama. Guru yang
mengajar di kedua kelas juga sama. Hal yang membedakan kedua kelas adalah
jurusannya. Analisis yang digunakan adalah Uji T Independen. Hasil uji dapat
dilihat dalam tabel 4.7 pada bagian Uji T Independen dengan mencermati mean
masing-masing kelas.
Tabel 4.7. Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Hasil Belajar
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
KELAS UJI T INDEPENDEN
XI
IPA
2
XI
IPS 2 t
p (Sig.
(2-
tailed))
α Ket
ME
AN
PRETEST 25,24 26,80
-
0,40 0,69 0,05
Tidak
Sig.
POSTTEST 65,58 51,45 3,23 0,00 0,05 Sig.
UJI
T
DE
PE
ND
EN
t -
10,23 -5,42
p (Sig. (2-
tailed)) 0,00 0,00
α 0,05 0,05
Ket Sig. Sig.
Pada baris pretest, mean kelas XI IPA 2 adalah 25,24 dan kelas XI IPS 2
adalah 26, 80. Nilai t-nya adalah – 0,40 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,69. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p > α, maka tidak signifikan,
sehingga tidak beda antara pretest XI IPA 2 dengan XI IPS 2. Kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 berada pada kondisi yang sama pada tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pada baris posttest, mean kelas XI IPA 2 adalah 65,58 dan kelas XI IPS 2
adalah 51,45. Nilai t-nya adalah 3,23 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,00. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p < α, maka signifikan,
sehingga beda antara posttest XI IPA 2 dengan XI IPS 2. Dilihat dari mean, kelas
XI IPA 2 lebih besar dari XI IPS 2.
Penyebab adanya beda antara kelas IPA dan IPS adalah kebiasaan menerima
materi Fisika dan penerimaan kelas terhadap pembelajaran Challenge Class (CC).
Kelas IPA tentu sudah terbiasa menerima materi Fisika sedangkan IPS lebih
jarang. Selain itu, mata pelajaran Fisika merupakan tambahan lintas minat saja
bagi kelas IPS sehingga bukan menjadi prioritas utama anak untuk dapat
menguasainya. Dalam hal treatment, kelas IPA cenderung lebih menerima
daripada kelas IPS. Ini karena latar belakang kebiasaan disiplin yang sudah ada
pada siswa sulit diubah. Siswa sudah nyaman dengan kebiasaan di kelas Fisika
bersama guru kelas mereka.
b. Ada atau tidaknya pengaruh guru terhadap peningkatan hasil belajar
antara kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3
Kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 menerima perlakuan yang sama. Jurusan
mereka sama. Hal yang berbeda adalah guru yang mengajar di kedua kelas. Guru
yang mengajar di kelas XI IPA 2 adalah peneliti. Guru yang mengajar di kelas XI
IPA 3 adalah guru kelas, yaitu Bu Ellen. Analisis yang digunakan adalah Uji T
Independen. Hasil uji dapat dilihat dalam tabel 4.8 pada bagian Uji T Independen
dengan mencermati mean masing-masing kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 4.8. Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Hasil Belajar
Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3
KELAS UJI T INDEPENDEN
XI
IPA
2
XI
IPA
3
t
p (Sig.
(2-
tailed))
α Ket
ME
AN
PRETEST 25,24 28,62
-
1,06 0,29 0,05
Tidak
Sig.
POSTTEST 65,58 53,19 3,08 0,00 0,05 Sig.
UJI
T
DE
PE
ND
EN
t -
10,23 -9,08
p (Sig. (2-
tailed)) 0,00 0,00
α 0,05 0,05
Ket Sig. Sig.
Pada baris pretest, mean kelas XI IPA 2 adalah 25,24 dan kelas XI IPA 3
adalah 28,62. Nilai t-nya adalah – 1,06 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,29. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p > α, maka tidak signifikan,
sehingga tidak beda antara pretest XI IPA 2 dengan XI IPA 3. Kelas XI IPA 2 dan
XI IPA 3 berada pada kondisi yang sama pada tes awal.
Pada baris posttest, mean kelas XI IPA 2 adalah 65,58 dan kelas XI IPA 3
adalah 53,19. Nilai t-nya adalah 3,08 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,00. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p < α, maka signifikan,
sehingga beda antara posttest XI IPA 2 dengan XI IPA 3. Dilihat dari mean, kelas
XI IPA 2 lebih besar dari XI IPA 3.
Perbedaan antara kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 sebenarnya hanya karena guru
Fisika kelas XI IPA 3 cukup sibuk. Ini karena Bu Ellen memiliki tanggung jawab
sebagai tim kurikulum yang sedang dalam proses menyiapkan ulangan tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
semester berbasis komputer sehingga cukup sibuk dan kurang memiliki waktu
untuk mendampingi siswa. Ini menyebabkan sebagian besar treatment yang
dilakukan menjadi tergesa-gesa. Selain itu beberapa kali terjadi kegagalan
pengambilan data pada kelas ini sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
c. Peningkatan hasil belajar pada masing-masing kelas
Hasil belajar kelas XI IPA 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 kolom kelas XI IPA 2.
Pada kolom tersebut terdapat mean pretest sebesar 25, 24 dan mean posttest
sebesar 65,58. Nilai t-nya adalah -10,23 dan p (Sig. (2-tailed)) adalah 0,00. Level
seignifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p < α, maka signifikan,
sehingga beda antara pretest dan posttest kelas XI IPA 2. Nilai akhir lebih besar
dari pada nilai awal berarti hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 meningkat secara
signifikan.
Hasil belajar kelas XI IPA 3 dapat dilihat pada tabel 4.8 kolom kelas XI IPA 3.
Pada kolom tersebut terdapat mean pretest sebesar 28,62 dan mean posttest
sebesar 53,19. Nilai t-nya adalah -9,08 dan p (Sig. (2-tailed)) adalah 0,00. Level
seignifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p < α, maka signifikan,
sehingga beda antara pretest dan posttest kelas XI IPA 3. Nilai akhir lebih besar
dari pada nilai awal berarti hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 meningkat secara
signifikan.
Hasil belajar kelas XI IPS 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 kolom kelas XI IPS 2.
Pada kolom tersebut terdapat mean pretest sebesar 26,80 dan mean posttest
sebesar 51,45. Nilai t-nya adalah -5,42 dan p (Sig. (2-tailed)) adalah 0,00. Level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
seignifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p < α, maka signifikan,
sehingga beda antara pretest dan posttest kelas XI IPS 2. Nilai akhir lebih besar
dari pada nilai awal berarti hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 meningkat secara
signifikan.
3. Karakter
a. Ada atau tidaknya pengaruh jurusan terhadap peningkatan karakter
antara kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
Kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPS 2 menerima perlakuan yang sama. Guru yang
mengajar di kedua kelas juga sama. Hal yang membedakan kedua kelas adalah
jurusannya. Analisis yang digunakan adalah Uji T Independen. Hasil uji dalam hal
karakter dapat dilihat dalam tabel 4.9 pada bagian Uji T Independen dengan
mencermati mean masing-masing kelas.
Tabel 4.9. Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Karakter
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
KELAS UJI T INDEPENDEN
XI
IPA
2
XI
IPS 2 t
p (Sig.
(2-
tailed))
α Ket
ME
AN
Angket
awal 56,92 58,24
-
1,01 0,32 0,05
Tidak
Sig.
Angket
akhir 58,19 57,6 0,41 0,68 0,05
Tidak
Sig.
UJI
T D
EP
EN
DE
N
t -1,53 0,69
p (Sig. (2-
tailed)) 0,14 0,49
α 0,05 0,05
Ket Tidak
Sig.
Tidak
Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pada baris angket awal, mean kelas XI IPA 2 adalah 56,92 dan kelas XI IPS 2
adalah 58,24. Nilai t-nya adalah – 1,01 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,32. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p > α, maka tidak signifikan,
sehingga tidak beda antara angket awal XI IPA 2 dengan XI IPS 2. Kelas XI IPA
2 dan XI IPS 2 berada pada kondisi yang sama pada angket awal.
Pada baris angket akhir, mean kelas XI IPA 2 adalah 58,19 dan kelas XI IPS 2
adalah 57,60. Nilai t-nya adalah 0,41 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,68. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p > α, maka tidak signifikan,
sehingga tidak beda antara angket akhir XI IPA 2 dengan XI IPS 2. Dilihat dari
mean, kelas XI IPA 2 memang sedikit lebih besar dari XI IPS 2 tetapi ini tidak
dapat membuktikan kelas IPA 2 lebih baik karena tidak terbukti signifikan. Ini
berarti tidak ada pengaruh jurusan pada peningkatan karakter siswa.
b. Ada atau tidaknya pengaruh guru terhadap peningkatan karakter antara
kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3
Kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 menerima perlakuan yang sama. Jurusan
mereka sama. Hal yang berbeda adalah guru yang mengajar di kedua kelas. Guru
yang mengajar di kelas XI IPA 2 adalah peneliti. Guru yang mengajar di kelas XI
IPA 3 adalah guru kelas, yaitu Bu Ellen. Analisis yang digunakan adalah Uji T
Independen. Hasil uji dala hal karakter dapat dilihat dalam tabel 4.10 pada bagian
Uji T Independen dengan mencermati mean masing-masing kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4.10. Mean, Uji T Independen, dan Uji T Dependen pada Karekter
Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3
KELAS UJI T INDEPENDEN
XI
IPA 2
XI
IPA 3 t
p (Sig.
(2-
tailed))
α Ket
ME
AN
Angket
awal 56,92 58,66
-
1,51 0,14 0,05
Tidak
Sig.
Angket
akhir 58,19 58,31
-
0,09 0,93 0,05
Tidak
Sig.
UJI
T D
EP
EN
DE
N
t -1,53 0,44
p (Sig. (2-
tailed)) 0,14 0,66
α 0,05 0,05
Ket Tidak
Sig.
Tidak
Sig.
Pada baris angket awal, mean kelas XI IPA 2 adalah 56,92 dan kelas XI IPA 3
adalah 58,66. Nilai t-nya adalah – 1,51 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,14. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p > α, maka tidak signifikan,
sehingga tidak beda antara angket awal XI IPA 2 dengan XI IPA 3. Kelas XI IPA
2 dan XI IPA 3 berada pada kondisi yang sama pada tes awal tentang karakter.
Pada baris angket akhir, mean kelas XI IPA 2 adalah 58,19 dan kelas XI IPA 3
adalah 58,31. Nilai t-nya adalah -0,09 dan p (Sig.(2-tailed)) adalah 0,93. Level
signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p > α, maka tidak signifikan,
sehingga tidak beda atau antara anegket akhir XI IPA 2 dengan XI IPA 3. Ini
berarti tidak ada pengaruh beda guru pada peningkatan karakter siswa. Meskipun
ada beda mean antara kedua kelas, tetapi tidak dapat membuktikan pengaruhnya
secara signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
c. Peningkatan karakter pada masing-masing kelas
XI IPA 2. Analisis karakter siswa kelas XI IPA 2 dapat dilihat pada tabel 4.10
kolom kelas XI IPA 2. Pada kolom tersebut terdapat mean angket awal sebesar
56,92 dan mean angket akhir sebesar 58,19. Nilai t-nya adalah -1,53 dan p (Sig.
(2-tailed)) adalah 0,14. Level seignifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena
p > α, maka tidak signifikan, sehingga tidak beda antara angket awal dan angket
akhir kelas XI IPA 2. Mean angket akhir memang lebih besar dari pada mean
angket awal tetapi tidak sampai signifikan sehingga dapat disimpulkan tidak ada
peningkatan secara signifikan pada karakter siswa kelas XI IPA 2.
Peneliti ingin melihat ada atau tidaknya peningkatan karakter di setiap
aspeknya untuk kelas XI IPA 2. Hasil Uji T Dependennya terdapat pada tabel
4.11. Dari tabel ini dapat terlihat mean, standart deviation, mean defference, t, dan
p (Sig(2-tailed)). Level signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05.
Tabel 4.11. Mean, Standart Deviation, Mean Defference, t, dan p (Sig(2-tailed))
Aspek-Aspek Karakter Kelas XI IPA 2 dengan α = 0,05
Mean Std.
Deviation
Mean
Difference t
Sig. (2-
tailed)
Pair 1 Kerjasama Awal -
Kerjasama Akhir
14,9231 1,05539 -0,5 -1,497 0,147
15,4231 1,77027
Pair 2 Disiplin Awal -
Disiplin Akhir
15,0385 1,50946 -0,03846 -0,176 0,862
15,0769 1,3542
Pair 3 Daya Juang Awal -
Daya Juang Akhir
12,5385 1,39229 -0,23077 -0,71 0,484
12,7692 1,77331
Pair 4 Jujur Awal -
Jujur Akhir
14,4231 1,23849 -0,5 -1,794 0,085
14,9231 1,67148
Tabel 4.11. menunjukkan tidak ada nilai p (Sig.(2-tailed)) yang lebih kecil atau
sama dengan level signifikan α = 0,05. Berarti tidak ada aspek yang memiliiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
nilai beda secara signifikan pada karakter kelas XI IPA 2 meskipun setiap karakter
mengalami peningkatan mean. Peningkatan mean masing-masing aspek masih
sangat kecil sehingga masih belum memberikan peningkatan yang signifikan. Ini
berarti model pembelajaran Challengge Class tidak dapat meningkatkan karakter
siswa kelas XI IPA 2.
Dalam hal kerjasama sebenarnya sudah ada hal-hal yang menunjukkan adanya
kegiatan tersebut. Ketika praktikum, semua siswa langsung membagi tugas dalam
kelompok dan aktif bekerja sama dalam kelompok. Para siswa berusaha
menyelesaikan masalah dan memperoleh data dengan cara berdiskusi kelompok.
Refleksi siswa setelah praktikum menunjukkan hal yang sama. Semua siswa
menjawab “ya”, kegiatan praktikum membantu siswa untuk semakin bekerja
sama. Alasan mereka, yakni praktikum memang harus dilakukan bersama agar
tugas dapat dilakukan dan selesai tepat waktu.
Daya juang siswa dalam mengerjakan soal latihan sebenarnya mengalami
peningkatan jika dilihat dari observasi. Ini terbukti dari rekaman video dan
refleksi. Mulanya, para siswa tidak mau mengerjakan soal latihan karena soal
terlalu sulit, tetapi hampir semua siswa ikut mencoba mengerjakan setelah ada dua
siswa yang mau mencoba mengerjakan. Ini terbukti juga pada latihan selanjutnya,
semua siswa tidak mengeluh ketika diberi soal latihan sebelum pelajaran. Mereka
langsung mengerjakan soalnya. Refleksi siswa menunjukkan lebih dari setengah
jumlah siswa menjawab soal yang sulit memfasilitasi mereka untuk mencoba
berjuang dan pantang menyerah. Mereka juga terus berusaha hingga waktu
mengerjakan habis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tidak ada perubahan yang signifikan pada karakter disiplin dan jujur.
Karakter disiplin belum terlihat bertambah berdasarkan video. Masih ada sekitar
setengah kelas yang cenderung kurang disiplin dalam praktikum dan
mengumpulkan tugas. Kejujuran siswa masih belum terlihat meningkat karena
selama proses sebagian siswa masih mencontek dalam ulangan dan kurang
terbuka dalam menuliskan refleksi.
Kegiatan refleksi merupakan hal baru bagi siswa kelas XI IPA 2. Ini terlihat
dari seorang siswa bertanya arti dari refleksi. Ketidaktahuan siswa menyebabkan
mereka masih dalam taham mengenal kegiatan refleksi sehingga refleksi mereka
belum sampai ke pamaknaan yang dalam. Tetapi kelas ini sudah mulai membuka
diri untuk menuliskan perasaan mereka secara jujur dalam refleksi terutama siswa
perempuan. Ini merupakan awal yang baik jika kegiatan ini akan dilanjutkan.
Menurut Lickona, pendidikan nilai perlu dilakukan dalam proses belajar seiring
dengan internalisasi karakter tersebut. Pembentukan karakter bukan hal yang
instan dan dapat terjadi begitu saja. Karakter perlu dibentuk melalui proses
pembelajaran yang awalnya diketahui saja kemudian diyakini dan diniati
selanjutnya dilakukan dalam pembiasaan. Inilah sinergi antara pengetahuan moral,
perasaan moral, dan perilaku moral. Sinergi ini tidak dapat dilakukan dalam
pembelajaran yang hanya berlangsung dua minggu tetapi suatu proses panjang
yang berkesinambungan.
Siswa SMA sewajarnya sudah mengetahui tetang moral yang baik dan
sebaiknya ia lakukan. Ini dibantu dengan guru yang mengingatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Tidak jarang, guru mengingatkan siswa agar selalu jujur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
dalam mengerjakan soal dan ulangan. Siswa juga diingatkan untuk dapat
mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain dan hal-hal lainnya.
Refleksi siswa menunjukkan adanya niat baik untuk memperbaiki diri. Ada
setengah kelas yang sudah memiliki niat baik. Niat itu adalah belajar lebih giat,
berusaha jujur, ingin pantang menyerah, dan ingin lebih membantu sesama. Niat
ini bentuk dari perasaan moral. Setengah kelas sudah memilikinya dan
setengahnya belum. Inilah yang perlu menjadi perhatian. Siswa masih perlu
dibantu agar memiliki perasaan moral tersebut. Pembelajaran model Challenge
Class belum dapat membantu seluruh siswa kelas XI IPA 2 dalam hal perasaan
moral.
Perlakuan moral merupakan tindakan nyata dari sikap moral itu. Jika siswa
belum memiliki perasaan moral, ada kemungkinan ia lebih sulit untuk dapat
melakukan tindakan moral. Perhatian utamanya adalah perlu ada pembiasaan dan
internalisasi agar hati dan tindakkan siswa ikut berproses dalam membentuk
karakternya.
XI IPA 3. Analisis karakter siswa kelas XI IPA 3 dapat dilihat pada tabel 4.10
kolom kelas XI IPA 3. Pada kolom tersebut terdapat mean angket awal sebesar
58,66 dan mean angket akhir sebesar 58,31. Nilai t-nya adalah 0,44 dan p (Sig. (2-
tailed)) adalah 0,66. Level signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p >
α, maka tidak signifikan, sehingga tidak beda antara angket awal dan angket akhir
kelas XI IPA 3. Mean angket akhir hampir sama dengan nilai angket awal. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan tidak ada perubahan pada karakter siswa kelas XI
IPA 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Peneliti ingin melihat ada atau tidaknya peningkatan karakter di setiap
aspeknya untuk kelas XI IPA 3. Hasil Uji T Dependennya terdapat pada tabel
4.12. Dari tabel ini dapat terlihat mean, standart deviation, mean defference, t, dan
p (Sig(2-tailed)). Level signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05.
Tabel 4.12. Mean, Standart Deviation, Mean Defference, t, dan p (Sig(2-tailed))
Aspek-Aspek Karakter Kelas XI IPA 3 dengan α = 0,05
Mean Std.
Deviation
Mean
Difference t
Sig. (2-
tailed)
Pair 1 Kerjasama Awal -
Kerjasama Akhir
15,3103 1,19832 0,06897 0,268 0,791
15,2414 1,2721
Pair 2 Disiplin Awal -
Disiplin Akhir
15,6897 1,81469 0,65517 1,715 0,097
15,0345 1,56941
Pair 3 Daya Juang Awal -
Daya Juang Akhir
13 2 0,31034 1 0,326
12,6897 1,96584
Pair 4 Jujur Awal -
Jujur Akhir
14,6552 1,67494 -0,68966 -2,669 0,013
15,3448 1,51836
Tabel 4.12. menunjukkan ada satu nilai p (Sig.(2-tailed)) yang lebih kecil atau
sama dengan level signifikan α = 0,05, yaitu aspek jujur. Berarti ada suatu
perlakuan yang sesuai untuk siswa sehingga meningkatkan kejujuran mereka.
Berdasarkan observasi, ada catatan bahwa siswa sering diingatkan oleh guru
setiap kali ada yang diskusi saat mengerjakan soal atau tes. Guru langsung
menyebut nama siswa yang berdiskusi dan mengingatkannya untuk mengerjakan
sendiri. Mungkin, ada pengaruh antara kedekatan guru dan siswa dengan
perubahan karakter siswa. Ini terlihat dari respon siswa yang langsung dapat
terkondisi setiap kali diingatkan oleh guru.
Karakter yang lain tidak mengalami peningkatan. Aspek kerja sama tidak
meningkat karena siswa terlalu tergesa-gesa saat praktikum sehingga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
kecenderungan hanya beberapa orang saja yang aktif berkegiatan. Laporan
praktikum cenderung hanya dikerjakan oleh orang tertentu dalam kelompok,
anggota kelompok yang lain tidak aktif membantu. Aspek disiplin dan daya juang
tidak mengalami peningkatan karena memang siswa sudah biasa seperti itu. Siswa
sudah terbiasa masuk kelas tepat waktu dan berusaha ketika mengerjakan soal. Ini
berarti yang dapat meningkatkan kejujuran siswa bukan model pembelajaran
Challenge Class tetapi mungkin justru kedekatan guru dengan siswa melalui
nasihat-nasihat yang langsung ditujukan pada anak.
XI IPS 2. Analisis karakter siswa kelas XI IPS 2 dapat dilihat pada tabel 4.9
kolom kelas XI IPS 2. Pada kolom tersebut terdapat mean angket awal sebesar
58,24 dan mean angket akhir sebesar 57,60. Nilai t-nya adalah 0,69 dan p (Sig. (2-
tailed)) adalah 0,49. Level seignifikan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena p
> α, maka tidak signifikan, sehingga tidak beda antara angket awal dan angket
akhir kelas XI IPS 2. Mean angket akhir justru lebih kecil dari mean angket awal.
Ini berarti ada kemungkinan perlakuakn yang diberikan tidak cocok dengan siswa.
Peneliti ingin melihat ada atau tidaknya peningkatan karakter di setiap
aspeknya untuk kelas XI IPS 2. Hasil Uji T Dependennya terdapat pada tabel
4.13. Dari tabel ini dapat terlihat mean, standart deviation, mean defference, t, dan
p (Sig(2-tailed)). Level signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05.
Tabel 4.13. Mean, Standart Deviation, Mean Defference, t, dan p (Sig(2-tailed))
Aspek-Aspek Karakter Kelas XI IPS 2 dengan α = 0,05
Mean Std.
Deviation
Mean
Difference t
Sig. (2-
tailed)
Pair 1 Kerjasama Awal -
Kerjasama Akhir
15,24 1,71464 -0,08 -0,319 0,753
15,32 1,51987
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Pair 2 Disiplin Awal -
Disiplin Akhir
15,48 1,82848 0,72 1,828 0,08
14,76 1,3
Pair 3 Daya Juang Awal -
Daya Juang Akhir
12,72 1,6207 0,2 0,48 0,635
12,52 2,32952
Pair 4 Jujur Awal -
Jujur Akhir
14,8 2,14087 -0,2 -0,622 0,54
15 1,73205
Tabel 4.13. menunjukkan tidak ada nilai p (Sig.(2-tailed)) yang lebih kecil atau
sama dengan level signifikan α = 0,05. Berarti tidak ada aspek yang memiliki nilai
beda secara signifikan pada karakter kelas XI IPS 2. Ini berarti model
pembelajaran Challengge Class tidak dapat meningkatkan karakter siswa kelas XI
IPS 2.
Karakter kerjasama sebenarnya terlihat ada saat kegiatan praktikum. Siswa
aktif dalam membantu praktikum. Diskripsi video menunjukkan siswa sangat
antusias ketika melihat dan menggunakan alat-alat praktikum yang pasti sangat
jarang mereka gunakan. Sering, siswa saling bergantian untuk menggunakan alat
dan melihat hasil difraksi dan interferensi menggunakan kisi. Beberapa siswa
memfoto hasil interferensi dan difraksi yang mereka peroleh. Ketertarikan siswa
dengan alat dan hasil yang terbentuk dari praktikum membuat mereka aktif dalam
praktikum. Refleksi juga menunjukkan bahwa siswa senang mengikuti praktikum
karena alat-alatnya menarik. Oleh karena itu, kegiatan praktikum mungkin dapat
meningkatkan karakter siswa dalam hal kerjasama jika dibiasakan oleh guru kelas.
Dalam hal disiplin dan daya juang, para siswa sulit diajak mengumpulkan
tugas tepat waktu dan memasuki kelas tepat waktu. Video menunjukkan siswa
tidak langsung berjalan menuju lab Fisika ketika akan praktikum tetapi justru ke
tempat yang lain lebih dulu sehingga terlambat masuk kelas. Ketika saat masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
kelas setelah jam istirahat, para siswa masih harus diingatkan dan diajak masuk
kelas padahal siswa seharusnya sudah sadar dan masuk kelas sesuai jamnya.
Setiap kali ada tugas atau ada aturan yang mendisiplinkan, siswa sering
membandingkan dengan guru mereka yang lebih bebas. Ini menunjukkan siswa
menolak diajak menjadi lebih disiplin karena sudah nyaman dengan kebiasaan
lama yang lebih bebas bersama guru mereka. Oleh karena itu, treatment apapun
yang berkaitan dengan disiplin tidak dapat meningkatkan, justru menurunkan
disiplin siswa sehingga siswa semakin tidak disiplin karena siswa menolak
treatment yang diberikan.
Berdasarkan teori, karakter kerjasama pada anak sudah diketahui
(pengetahuan moral). Ketertarikan siswa pada materi dan kegiatan terjadi pada
praktikum membuatnya senang dan muncul kemauan untuk semakin bekerja sama
(perasaan moral). Oleh karena itu, siswa menjadi mudah untuk dapat bekerja sama
dengan teman-temannya dan senang melakukan praktikum (perilaku moral).
Berdasarkan pengamatan, siswa sudah memiliki pemahaman bahwa tidak
masalah jika mereka tidak disiplin karena biasanya sudah seperti itu dan tidak
masalah karena tidak menjadi suatu kesalahan. Pemahaman ini menjadi halangan
untuk mengajak siswa berdisiplin. Pengetahuan moral pada siswa perlu dibenahi
terlebih dahulu sehingga bisa berperilaku moral. Inilah yang menyebabkan
treatment justru menutunkan karakter disiplin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam proses penelitian, mulai dari persiapan hingga pembuata laporan tentu ada
keterbatasan penelitian, yaitu:
1. Terjadi beberapa kali pergantian jadwal pengambilan data di sekolah sehingga
materi yang akan diajarkan ikut berubah.
2. Adanya ketidaksuaian antara kelas yang diobservasi dengan kelas yang
menjadi sampel karena guru yang mengapu kelas tersebut sudah memiliki
banyak tanggung jawab sehingga tidak memungkinkan menjadi pendamping
utama peneliti di sekolah.
3. Terjadi kegagalan pengambilan data pada kelas XI IPA 3 sebanyak tiga kali
karena beberapa hal, yaitu:
a. Pada hari Kamis, 22 Februari 2018 tidak jadi pengambilan data karena
guru fisika harus mengikuti rapat di dinas sehingga tidak bisa mengajar.
b. Pada hari Jumat, 23 Februari 2018 tidak jadi pengambilan data karena
peneliti sakit sehingga terlambat datang ke sekolah, guru mata pelajaran
sudah mengajar untuk meteri yang lain. Pengambilan daa harus diganti ke
hari yang lain.
c. Pada hari Senin, 26 Februari 2018 tidak jadi pengambilan data karena
jumlah siswa yang hadir untuk mengikuti pelajaran kurang dari setengah
kelas. Sebagian siswa tidak mengikuti pelajaran karena mengikuti kegiatan
sekolah (OSIS, Pramuka, atau kepanitiaan kegiatan) dan ada sebagian lagi
yang mengikuti olimpiade.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4. Terjadi satu kali kegagalan pengambilan data di kelas XI IPS 2 karena ada
siswa yang berduka sehingga semua siswa kelas tersebut ikut melayat dan tidak
ada pembelajaran pada hari itu khusus untuk kelas XI IPS 2.
5. Kegiatan refleksi masih menjadi hal asing bagi siswa. Sebaiknya, siswa lebih
dikenalkan pada kegiatan ini agar mereka dapat belajar mengintrospeksi diri
dan memaknai kegiatan pembelajaran. Waktu yang dibutuhkan untuk
berrefleksi yang mendalam adalah 10 – 20 menit sehingga tidak
memungkinkan jika diadakan setiap usai 1 mata pelajaran, mungkin akan lebih
baik jika di akhir hari setelah semua mata pelajaran selesai.
6. Ada beberapa pertemuan yang tidak terekam penuh seluruh kelas karena
keterbatasan media rekam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan mengingat tujuan dari
penelitian ini, kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Perbedaan jurusan berpengaruh pada hasil belajar siswa, yaitu mean kelas XI
IPA 2 lebih tinggi dari kelas XI IPS 2. Beda jurusan tidak berpengaruh pada
peningkatan karakter siswa. Tidak ada beda yang signifikan antara kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2.
2. Ada pengaruh guru dalam peningkatan hasil belajar siswa. Ini kemungkinan
karena guru kelas memiliki waktu terbatas untuk mendampingi siswanya
sehingga berpengaruh kurang baik pada hasil belajar siswa. Mean hasil
belajar kelas XI IPA 2 lebih tinggi dari kelas XI IPA 3. Sedangkan, tidak ada
pengaruh guru pada peningkatan karakter siswa.
3. Model pembelajaran Challenge Class terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa tetapi tidak dapat meningkatkan karakter siswa SMAN 1 Depok
secara keseluruhan pada materi Optika.
B. Saran
1. Pembelajaran Fisika di kelas IPS dapat dilakukan dengan metode praktikum.
Siswa IPS lebih tertarik mengetahui hal baru dan sangat mengeksplorasi alat-
alat yang jarang mereka temui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Kegiatan refleksi baik dilaksanakan di akhir rangkaian pelajaran dalam satu
hari selama 10-15 menit agar siswa memiliki cukup waktu untuk memaknai
kegiatannya selama satu hari di sekolah.
3. Kegiatan latihan soal cukup baik di lakukan untuk kelas IPA tetapi tidak
dilakukan untuk kelas IPS. Kelas IPA dapat meningkatkan daya juangnya
(dari sudut pandang observasi). Kelas IPA justru menolak dan menyerah
sehingga menurunkan daya juang siswa (berdasarkan observasi).
4. Penelitian akan lebih baik jika diteliti oleh minimal 2 orang sehingga dapat
bekerjasama untuk saling membantu dan selalu ada asisten untuk membantu
observasi dan menggambil data berupa video atau gambar jika peneliti utama
berpatisipasi aktif dalam penelitian (sebagai guru).
5. Karakter seseorang tidak dapat berubah dalam waktu singkat. Perubahan
karakter memerlukan proses yang terus menerus dan bertahap melalui suatu
pembiasaan sehingga dapat terbentuk karakter yang diinginkan. Oleh karena
itu, penelitian mengenai karakter tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA
Atmadi, A, 2014, Pendidikan Karakter, Veritas, Ed. 45, Tahun ke-14
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
Kanginan, Marthen. 2007. SeribuPena FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Erlangga
Kanginan, Marthen. 2017. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo
Lickona, Thomas. 2012. Educating for Character : How Our Schools Can Teach Respect
And Responsibility. Terjemahan Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara
Mounier. Emmanuel. 1956. The Character Of Man, translated into English by
Cynthia Rowland. New York: Harper & Brothers
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 87 tahun 2017. http://setkab.go.id/wp-
content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf (diakses
pada 28 Januari 2018)
Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan. Sekretariat Jendral. Kemendikbud.
2017. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter. Bagi Guru
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara
Severinus, Domi. 2013. Model-Model Pembelajaran. Lokakarya Pedagogi
Ignatian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Suparno, Paul. 2010. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan Dan Psikologi (Buku
Mahasiswa). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2013. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan
Karakter Bangsa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2015. Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma
Pedagogi Refleksi (PPR). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter Di Sekolah Sebuah Pengantar Umum.
Yogyakarta: Kanisius
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Young, Hugh D, Roger A. Freedman. 2003. Fisika Universitas Ed 10 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN MODEL CHALLENGE CLASS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Depok
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XI IPA& IPS/Genap
Materi Pokok : Interferensi dan Difraksi Cahaya
Alokasi waktu : 8 x 45 menit (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 dan 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3 KI 4 Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara: efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif,
dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar (KD) No Kompetensi Dasar (KD)
3.10 Menerapkan konsep dan
prinsip gelombang cahaya
dalam teknologi
4.10 Melakukan percobaan
tentang gelombang bunyi
dan/atau cahaya, berikut
presentasi hasil percobaan
dan makna fisisnya
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
3.10.1 Memahami konsep dan
prinsip interferensi dan
difraksi cahaya
4.10.1 Melakukan percobaan
interferensi dan difraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
3.10.2 Mampu menjelaskan proses
terjadinya interferensi dan
atau difraksi pada peristiwa
sehari-hari.
3.10.3 Mampu menggunakan
persamaan interferensi dan
difraksi cahaya untuk
menyelesaikan persoalan
4.10.2 Membuat laporan percobaan
interferensi dan difraksi
3.10.4 Dapat membedakan antara
peristiwa interferensi dan
difraksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari
maupun teknologi yang
menggunakan prinsip
tersebut.
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami konsep dan prinsip interferensi dan difraksi cahaya,
menjelaskan proses terjadinya interferensi dan atau difraksi pada peristiwa sehari-
hari, membedakan antara peristiwa interferensi dan difraksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari maupun teknologi yang menggunakan prinsip tersebut,
menggunakan persamaan interferensi dan difraksi cahaya untuk menyelesaikan
persoalan, dan melakukan serta melaporkan percobaan interferensi dan difraksi.
D. Materi Pembelajaran
Materi besaran dan pengukuran meliputi:
1. Difraksi pada celah tunggal
2. Interferensi pada celah ganda
3. Interferensi pada lapisan tipis
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Gabungan (konstruktivis, behavioristik, dan PPR)
2. Model Pembelajaran : Challenge Class
3. Metode : Eksperimen, penugasan, dan refleksi
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran
LCD dan proyektor
Papan tulis dan kelengkapannya
Laptop
Power Point materi pembelajaran
Lembar kerja siswa dan perlengkapan praktikum
Sumber belajar
Kanginan, Marthen. 2017. FISIKA UNTUK SMA/MAKELAS XI.
Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kanginan, Marthen. 2007. SeribuPena FISIKA untuk SMA/MA Kelas
XII. Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D, Roger A. Freedman. 2003. FISIKA UNIVERSITAS Ed
10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Buku teks fisika yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahu
luan
1. Membuka pintu, kemudian masuk ruangan dan
menutup pintu kembali.
2. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru,
tersenyum kepada siswa dan menyapa.
3. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
4. Guru mempresensi siswa. Ketua kelas mengecek
apakah ada teman sekelasnya ada yang tidak/belum
hadir.
5. Berjalan ke depan tengah kelas, guru menjelaskan
bahwa kita akan memasuki materi interferensi dan
difraksi cahaya.
6. Apersepsi tentang gambaran umum mengenai optika
dan gelombang dilanjutkan dengan memberi
motivasi bahwa materi optika dan gelombang
merupakan hal tidak “terlihat” tetapi dapat dipelajari.
7. Guru menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan
hari ini adalah pretest, kontrak belajar dan
dilanjutkan materi.
5 menit
Inti Pretest(30 menit) dan mengisi angkat awal dan kontral
belajar (15 menit).
70 menit
Mengamati
Siswa melihat gambar-gambar tentang interferensi dan
difraksi baik peristiwa sehari-hari maupun aplikasi
teknologinya. Guru bertanya, “Apakah kalian pernah
melihat peristiwa ini?” “coba ceritakan sedikit
pengalamanmu ketika melihat peristiwa interferensi dan
atau difraksi!”. Setelah siswa berbagi cerita, seluruh
siswa jadi memiliki setidaknya satu pengalaman yang
sama di kelas, yaitu cerita dari teman mereka tentang
interferensi dan difraksi.
Selanjutya, siswa mengamati peristiwa interferensi dan
difraksi yang diperagakan guru menggunakan sinar laser
yang dilewatkan pada celah kaca berjelaga dan pada kisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
difraksi. Guru bertanya, “Apakah kalian pernah melihat
ini sebelumnya?”, “Apa yang terlintas dipikiran kalian
ketika melihat peristiwa ini?”. Siswa mengutarakan
pendapatnya hingga sampai pada pertanyaan
“Bagaimana hal itu terjadi?”. Siswa membuat perkiraan
(hipotesis), kira-kira bagaimana peristiwa itu terjadi.
Penutup 1. Refleksi (10 menit diakhir)
Siswa melakukan refleksi dengan bantuan
pertanyaan dari guru. Daftar pertanyaan terlampir.
2. Guru menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya kita
akan melakukan percobaan. Sebelum percobaan
akan ada latihan soal/ kuis terlebih dahulu. Siswa
diharap mempersiapkan kuis berdasarkan apa yang
didapat hari ini.
3. Siswa menutup pembelajaran dengan berdoa dan
salam.
15 menit
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahu
luan
1. Membuka pintu, kemudian masuk ruangan dan
menutup pintu kembali.
2. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru,
tersenyum kepada siswa dan menyapa.
3. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
4. Guru mempresensi siswa. Ketua kelas mengecek
apakah ada teman sekelasnya ada yang tidak/belum
hadir.
5. Apersepsi tentang pertemuan sebelumnya
menggunakan soal latihan(10 menit).
6. Dilanjutkan dengan memberi motivasi bahwathe true
sign of intelligence is not knowledge, but
imagination (Albert Einstein).
7. Guru menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan
hari ini adalahmelanjutkan materi dengan melakukan
percobaan
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Inti Eksperimen
Setelah 10 menit berlalu, hasil pengerjaan dikumpulkan
kemudian siswa melakukan persiapan eksperimen.
Siswa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bimbingan dari
guru. Siswa melakukan ekperimen hingga mendapat
data kemudian membuat laporan pribadi dengan
berdiskusi bersama kelompok eksperimennya. Siswa
membuat laporan semaksimal mungkin hingga 15 mnit
sebelum jam pelajaran berakhir.
70 menit
Penutup 1. Refleksi (10 menit diakhir)
Siswa melakukan refleksi dengan bantuan
pertanyaan dari guru. Daftar pertanyaan terlampir
2. Guru menjelaskan bahwa materi selanjutnya adalah
tentang interferensi pada selaput tipis. Siswa
mendapat tugas untuk mengambil gambar peristiwa
interferensi pada selaput tipis. (rincian tugas
terlampir).
3. Siswa menutup pembelajaran dengan berdoa dan
salam.
15 menit
Pertemuan III (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahu
luan
1. Membuka pintu, kemudian masuk ruangan dan
menutup pintu kembali.
2. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru,
tersenyum kepada siswa dan menyapa.
3. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
4. Guru mempresensi siswa. Ketua kelas mengecek
apakah ada teman sekelasnya ada yang tidak/belum
hadir.
5. Apersepsi tentang pertemuan sebelumnya
menggunakan soal latihan (10 menit).
6. Dilanjutkan dengan memberi motivasi bahwaFisika
selalu berasal dari peristiwa di alam yang ada di
sekitar kita.
7. Berjalan ke depan tengah kelas, guru menanyakan
tentang tugas, “apakah sudah ada yang mengerja-
kan?”. Berdasarkan yang diterima oleh guru, sudah
ada sekian yang mengupload atau mengirim tugas.
8. Guru menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan
hari ini adalahmelanjutkan pembuatan laporan dan
materi tentang interferensi pada selaput tipis.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Inti Lanjutan eksperimen
Setelah latihan soal, siswa diberi waktu untuk
menyelesaikan laporan eksperimen pertemuan
sebelumnya (kurang lebih 20 menit).
Mengamati (untuk materi selanjutnya)
Selajutnya, siswa berdiskusi tentang gambar-gambar
yang sudah didapat tentang interferesi pada selaput tipis.
Siswa melihat gambar-gambar tentang interferensi pada
selaput tipis yang sudah mereka upload, baik peristiwa
sehari-hari maupun aplikasi teknologinya. Tidak semua
gambar ditampilkan. Guru menampilkan gambar
interferensi pada selaput titpis homogen dan heterogen
ketebalannya. Guru bertanya, “Coba ceritakan sedikit
pengalamanmu ketika mencari sampai dapat gambar
ini!”. Setelah siswa berbagi cerita, guru bertanya, “Apa
saja perbedaan antara gambar-gambar tadi?”. Siswa
mengutarakan pendapatnya hingga sampai pada
pertanyaan “Bagaimana hal itu terjadi?”. Siswa
membuat perkiraan (hipotesis), kira-kira bagaimana
peristiwa itu terjadi.
70 menit
Penutup 1. Refleksi (10 menit diakhir)
Siswa melakukan refleksi dengan bantuan
pertanyaan dari guru. Daftar pertanyaan terlampir.
2. Siswa menutup pembelajaran dengan berdoa dan
salam.
5 menit
Pertemuan IV (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahu
luan
1. Membuka pintu, kemudian masuk ruangan dan
menutup pintu kembali.
2. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru,
tersenyum kepada siswa dan menyapa.
3. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
4. Guru mempresensi siswa. Ketua kelas mengecek
apakah ada teman sekelasnya ada yang tidak/belum
hadir.
5. Apersepsi tentang pertemuan sebelumnya
menggunakan soal latihan (10 menit).
6. Dilanjutkan dengan memberi motivasi bahwa Fisika
selalu berasal dari peristiwa di alam yang ada di
sekitar kita.
7. Guru menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
hari ini adalahmelanjutkan materi tentang
interferensi pada selaput tipis, review, dan posttest.
Inti Setelah mengamati dengan teliti, siswa menganalisis
data yang diperoleh hingga mendapat kunci perbedaan
yang utama pada kedua gambar.
Selanjutnya, siswa menganalisis gambarnya termasuk
peristiwa interferesi pada selaput tipis dengan tebal sama
atau tebal berbeda beserta proses terjadinya interferensi
hingga menemukan persamaannya.
Siswa didampingi guru melaksanakan tugas ini.
Permbahasan bersama tentang interferensi pada selaput
tipis. Kemudian, siswa menyimpulkan dengan
bimbingan dari guru.
Review materi (jika perlu) (20 menit)
70 menit
Penutup 1. Refleksi
2. Posttest dan mengisi angket akhir (30 menit)
3. Guru menjelaskan bahwa materi tentang interferensi
dan difraksi cahaya sudah selesai dan akan
dilanjutkan dengan materi yang lain.
4. Siswa menutup pembelajaran dengan berdoa dan
salam.
5 menit
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilalaian Sikap:
Guru memberikan penilaian sikap siswa selama pembelajaran
Kelas : ……………………………….
Hari tanggal : ………………………………..
Kegiatan : ……………………………….
No Hari/Tanggal Nama
Siswa
Kejadian Keterangan/Tindak
Lanjut
1.
2.
3.
Dst
Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
No. Aspek No.
IPK
IPK Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
1. Pengetahuan 3.10.1 Memahami konsep dan
prinsip interferensi dan
difraksi cahaya
Tes
Tertulis
Pilihan
ganda
3.10.2 Mampu menjelaskan
proses terjadinya
interferensi dan atau
Tes
Tertulis
Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Yogyakarta, 22 Januari 2018
Mengetahui,
Guru Pembimbing
(…………………………….)
NIP: …………………
Peneliti
Aloysia Dianita Budiati
NIM. 141424019
difraksi pada peristiwa
sehari-hari.
3.10.3 Mampu menggunakan
persamaan interferensi
dan difraksi cahaya
untuk menyelesaikan
persoalan
Tes
Tertulis
Uraian
3.10.4 Dapat membedakan
antara peristiwa
interferensi dan difraksi
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari maupun
teknologi yang
menggunakan prinsip
tersebut.
Tes
Tertulis
Isian
2. Keterampilan 4.10.1 Melakukan percobaan
interferensi dan difraksi
Laporan
Praktikum
Portofolio
4.10.2 Membuat laporan
percobaan interferensi
dan difraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Angket Awal dan Akhir
No. Keterangan
Skor
4 3 2 1
SS S TS STS
1 Mendengarkan teman yang sedang
menyampaikan pendapat
2 Aktif membantu dalam melakukan praktikum
3 Menyelesaikan persoalan dengan diskusi
kelompok
4 Rela berkelompok dengan siapapun
5 Memberikan pendapat dengan sopan dan tidak
menyinggung orang lain
6 Mengumpulkan tugas tepat waktu
7 Menaati aturan saat melakukan praktikum
8 Mengikuti prosedur praktikum dengan benar.
9 Memasuki kelas tepat waktu
10 Mengenakan seragam yang sopan dan rapi
sesuai aturan saat pelajaran
11 Berani mengerjakan soal yang sulit
(tantangan)
12 Tabah/tidak mengeluh saat mengerjakan soal
yang sulit
13 Selalu berusaha/ tidak menyerah mengerjakan
soal yang sulit
14 Tidak mudah menyerah dalam menangapi
pertanyaan yang sulit dalam pembelajaran.
15 Membuat laporan praktikum/makalah dengan
sunggguh-sungguh
16 Menuliskan data dengan jujur/ tidak
memanipulasi data praktikum
17 Jujur dalam mengerjakan ulangan
18 Dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas.
19 Membuat laporan praktikum berdasarkan
usaha sendiri (tidak melakukan plagiat)
20 Terbuka/ jujur dalam menuliskan refleksi
Soal Pretest dan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
1. Suatu susunan celah ganda dan sebuah sumber cahaya hijau monokromatis
digunakan untuk menghasilkan garis-garis interferensi pada sebuah layar.
Garis-garis yang diperoleh terlalu dekat satu sama lain sehingga tidak dapat
diamati dengan jelas. Bagaimana caranya agar jarak pisah antargaris ini dapat
diperbesar?(Poin: 2)
A. Dengan mengurangi jarak antara celah dan layar.
B. Dengan memperbesar jarak antara sumber cahaya dengan kedua celah.
C. Memperbesar jarak antara kedua celah.
D. Dengan memperbesar lebar tiap celah.
E. Dengan mengganti sumber cahaya denagn sumber cahaya merah
monokromatik
2. Pola difraksi yang dihasilkan oleh sebuah celah tunggal dapat
didemonstrasikan dengan menyinari suatu celah sempit dengan cahaya
monokromatis kuat dan koheren dan mengamati pola yang terbentuk pada
layar yang berada pada jarak tertentu dari celah. Gambar di bawah ini
menunjukkan variasi intensitas cahaya dalam pola difraksi dengan geraknya
pada layar.
Dalam diagram di atas, lebar pola
difraksi didefinisikan sebagai W.
Daftar dibawah ini adalah tiga
langkah kerja yang akan
menghasilkan perubahan dalam
lebar pola difraksi.
(1) Memperbesar panjang
gelombang
(2) Memperbesar lebar celah.
(3) Memperbesar jarak layar dari celah.
Manakah dari langkah-langkah tersebut yang akan menghasilkan
pertambahan lebar pola difraksi? (Poin: 2)
A. Hanya (1) D. Hanya (2) dan (3)
B. Hanya (2) E. (1), (2), dan (3)
C. Hanya (1) dan (3)
3. Perhatikan gambar berikut! Beri kategori peristiwa untuk masing-masing
gambar dengan menuliskan keterangan peristiwa di bawah gambar! (Poin: 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
`
Kategori Pilihan:
a. Interferensi celah ganda
b. Difraksi celah tunggal
c. Interferensi pada
selaput tipis yang
tebalnya beda.
d. Interferensi pada
selaput tipis yang
tebalnya sama.
4. Pada percobaan Young, berkas
cahaya monokromatis digunakan
untuk menghasilkan pita-pita
gelap yang berjarak 5,6 mm. Jika
jarak sumber dan layar 10 m dan
jarak kedua sumber 1 mm, berapa
panjang gelombang yang digunakan? (Poin: 3)
5. Suatu difraksi Fraunhofer (difraksi yang sumbernya jauh sekali) dihasilkan
pada layar yang berjarak 150 cm dari celah tunggal. Jarak dari terang pusat ke
terang pertama adalah 104
. Tentukan lebar celah! (Poin: 3)
6. Analisislah gambar
dibawah ini! (Poin: 6)
Ini merupakan gambar
interferensi sekaligus
difraksi pada celah ganda. Jelaskan bagian mana pada gambar yang termasuk
interferensi dan mana yang termasuk difraksi! Apa yang menyebabkan
peristiwa ini terjadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Jawaban Pretest dan Posttest
1. (E) Dengan mengganti sumber cahaya dengan sumber cahaya merah
monokromatik
2. (C) Hanya (1) dan (3)
3. Kategori gambar.
(Interferensi pada selaput tipis yang
tebalnya berbeda)
(difraksi pada celah ganda)
(Interferensi pada selaput tipis yang
tebalnya berbeda)
(Interferensi pada celah ganda)
4. Diketahui: Percobaan Young
Ditanya: ?
Jawab :
Persamaan untuk polaterang pada interferennsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
5. Diketahui: Difraksi
Ditanya : Lebar celah (d)?
Jawab:
Persamaan difraksi celah tunggal untuk pola terang
6. Analisi Gambar.
Bagian garis-garis yang terangnya cenderung beritensitas hampir sama
dalam satu ordo merupakan peristiwa interferensi. Sedangkan, pola terang
pusat yang intensitasnya sangat tinggi dan setelahnya memiliki intensitas
kurang dan semakin berkurang seiring bertambahnya orde merupakan
peristiwa difraksi.
Hal ini mungkin terjadi jika celah yang dibuat terlalu lebar untuk
melakukan inteferensi saja, sehingga terbentuk difraksi dan interferensi
sekaligus. Yang dipelajari adalah difraksi pada celah tunggal, jika jumlah
celah bertanmbah, maka masing-masing orde pada pola difraksi akan
terinteferensi (terang pusat terbagi lagi menjadi garis-garis terang gelap
didalamnya).
Tugas Interferensi pada Selaput Tipis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Memfoto peristiwa/teknologi yang menerapkan prinsip dan konsep
interferensi pada selaput tipis.
Pilih 1 s/d 3 foto yang paling menunjukkan adanya interferensi pada
selaput tipis.
Upload foto tersebut pada akun Instagram anda dengan #explorephysics
dan #namakelas_angkatan dengan mencantumkan deskripsi waktu dan
tempat pengambilan gambar.
Jika anda bermasalah dengan Instagram, foto bisa dikirim ke:
WA : 0899-628-1515
e-mail : [email protected]
Batas waktu peng-upload-an atau pengiriman adalah hari dan tanggal
yang ditentukan bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PRAKTIKUM INTERFERENSI DAN DIFRAKSI CAHAYA
A. TUJUAN
1. Menunjukkan peristiwa interferensi maupun difraksi cahaya.
2. Menjelaskan proses terjadinya interferensi dan difraksi sekaligu pada celah
ganda.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Kisi difraksi 4. Penggaris
2. Kaca berjelaga 5. Kertas millimeter blok (layar)
3. Laser
C. DASAR TEORI
Teori terdapat pada hand book materi interferensi dan difraksi cahaya pada sub
bab difraksi celah tunggal dan interferensi celah ganda.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Susun alat dengan urutan laser, kisi, layar (millimeter blok diletakkan 30-50
cm dari kisi)
3. Sinari kisi difraksi (100 kisi/mm) menggunakan laser, maka muncul pola
gelap terang pada layar.
4. Posisikan terang pusat berada pada garis tengah layar. Tandai titik-titik
terang yang tampak pada layar. Inilah data pertama untuk kisi pertama.
5. Lakukan 2 kali pengulangan langkah 4 sehingga didapat 3 pola pada layar
untuk satu kisi yang sama.
6. Ganti kisi dengan kerapatan yang berbeda. Lakuka langkah 3 s/d 5 untuk
kisi yang berbeda.
7. Setelah 2 variasi kisi difraksi, ganti kisi difraksi dengan kaca berjelaga yang
sudah terdapat celah ganda di dalamnya. Pilih satu celah ganda yang akan
digunakan. Lakukan langkah 3 s/d 5.
8. Percobaan selesai. Bandingkan pola-pola yang anda dapat dan bahaslah
dengan bantuan pertanyaan berikut.
PERTANYAAN PEMANDU
1. Perhatikan 3 pola yang terbentuk pada layar untuk kisi yang pertama. Apakah
ada perbedaan antara pola-pola yang terbentuk melalui kisi yang sama?
Mengapa?
2. Bandingkan pola-pola yang terbentuk dari kisi yang berbeda kerapatannya!
Apakah ada perbedaan antara pola-pola tersebut? Bagaimana perbedaannya?
Mengapa?
3. Bandingkan pola yang di dapat dari kisi 100 kisi/mm dengan pola yang
diperoleh dari kaca berjelaga! Peristiwa mana yang termasuk interferensi dan
peristiwa mana yang termasuk difraksi? Berikan alas an atas jawaban anda!
4. Apakah pada pola yang terbentuk dari sinar laser yang melewati calah ganda
pada kaca berjelaga merupakan pola interferensi sekaligus difraksi pada celah
ganda? Mengapa?
5. Buatlah kesimpulan pada laporan anda. Kesimpulan merupakan jawaban dari
tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Pertanyaan Refleksi
Kelas XI IPA 2
Tanggal Pertanyaan Refleksi
20-Feb-18 Apakah anda senang ketika melakukan praktikum? Mengapa?
Apakah anda mau berkelompok dengan siapapun teman sekelas
anda? Mengapa?
Apakah anda dapat melakukan praktikum sesuai dengan prosedur
yang ada pada LKS? Mengapa?
Menurut anda, nilai kehidupan apa saja yang anda dapat ketika
melakukan praktikum?
22-Feb-18 Apa yang anda rasakan ketika mengerjakan soal sebelum memulai
pelajaran? Mengapa?
Apakah soal yang diberikan hari ini cukup sulit bagi anda?
Menantang anda untuk berusaha lebih keras atau membuat anda
ingin menyerah?
Apakah anda masih terus berusaha dalam mengerjakan soal hingga
waktu berakhir? Mengapa?
Apakah anda sungguh mencari hingga mendapat foto tentang
interferensi pada selaput tipis di sekitar anda? Mengapa?
Adakah pengalaman menarik yang anda dapat ketika mengambil
gambar tentang interferensi pada selaput tipis? Jika ada, ceritakan!
27-Feb-18 Apakah kegiatan mengerjakan soal yang sulit di awal pelajaran
sungguh memfasilitasi anda untuk mencoba berjuang, pantang
menyerah mengerjakannya, dan disiplin waktu masuk ke kelas?
Mengapa?
Apakah kegiatan praktikum membantu anda untuk dapat semakin
bekerja sama dengan teman dan disiplin dalam mengikuti prosedur
praktikum? Mengapa?
Apakah tugas-tugas yang diberikan dapat membantu anda untuk
semakin jujur dan dapat dipercaya dalam melakukan tugas
tersebut?
Apakah kegiatan refleksi membantu anda untuk jujur, setidaknya
jujur pada diri anda sendiri? Mengapa?
Dari seluruh pembelajaran interferensi dan difraksi, tuliskan 1 hal
yang paling menyenangkan dan 1 hal yang paling menyebalkan
bagi anda! Beri alasannya!
Setelah pembelajaran ini, adakah niatan baik yang muncul pada
diri anda? Jika ada, sebutkanlah!
Kelas XI IPA 3
Tanggal Pertanyaan Refleksi
01-Mar-18 Apa yang anda rasakan ketika mengerjakan soal sebelum memulai
pelajaran? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Apakah soal yang diberikan hari ini cukup sulit bagi anda?
Menantang anda untuk berusaha lebih keras atau membuat anda
ingin menyerah?
Apakah anda mau berkelompok dengan siapapun teman sekelas
anda? Mengapa?
Apakah anda senang ketika melakukan praktikum? Mengapa?
Apakah anda dapat mengikuti praktikum sesuai aturan/prosedur?
Mengapa?
Menurut anda, nilai kehidupan apa saja yang anda dapat ketika
melakukan praktikum?
02-Mar-18 Apakah kegiatan mengerjakan soal yang sulit di awal pelajaran
sungguh memfasilitasi anda untuk mencoba berjuang, pantang
menyerah mengerjakannya, dan disiplin waktu masuk ke kelas?
Mengapa?
Apakah kegiatan praktikum membantu anda untuk dapat semakin
bekerja sama dengan teman dan disiplin dalam mengikuti prosedur
praktikum? Mengapa?
Apakah tugas-tugas yang diberikan dapat membantu anda untuk
semakin jujur dan dapat dipercaya dalam melakukan tugas
tersebut?
Apakah kegiatan refleksi membantu anda untuk jujur, setidaknya
jujur pada diri anda sendiri? Mengapa?
Dari seluruh pembelajaran interferensi dan difraksi, tuliskan 1 hal
yang paling menyenangkan dan 1 hal yang paling menyebalkan
bagi anda! Beri alasannya!
Setelah pembelajaran ini, adakah niatan baik yang muncul pada
diri anda? Jika ada, sebutkanlah!
Kelas XI IPS 2
Tanggal Pertanyaan Refleksi
14-Feb-18 Apakah anda senang ketika melakukan praktikum? Mengapa?
Apakah anda mau berkelompok dengan siapapun teman sekelas
anda? Mengapa?
Apakah anda dapat melakukan praktikum sesuai dengan prosedur
yang ada pada LKS? Mengapa?
Menurut anda, nilai kehidupan apa saja yang anda dapat ketika
melakukan praktikum?
21-Feb-18 Apakah anda masih terus berusaha dalam mengerjakan soal dan
tugas hingga waktu berakhir? Mengapa?
Apakah anda sudah memahami konsep intreferensi dan difraksi
pada celah ganda? Bagian mana yang paling anda pahami?
Apakah anda sungguh mencari hingga mendapat foto tentang
interferensi pada selaput tipis di sekitar anda? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Adakah pengalaman menarik yang anda dapat ketika mengambil
gambar tentang interferensi pada selaput tipis? Ceritakan secara
singkat!
27-Feb-18 Apakah kegiatan mengerjakan soal yang sulit di awal pelajaran
sungguh memfasilitasi anda untuk mencoba berjuang, pantang
menyerah mengerjakannya, dan disiplin waktu masuk ke kelas?
Mengapa?
Apakah kegiatan praktikum membantu anda untuk dapat semakin
bekerja sama dengan teman dan disiplin dalam mengikuti prosedur
praktikum? Mengapa?
Apakah tugas-tugas yang diberikan dapat membantu anda untuk
semakin jujur dan dapat dipercaya dalam melakukan tugas
tersebut?
Apakah kegiatan refleksi membantu anda untuk jujur, setidaknya
jujur pada diri anda sendiri? Mengapa?
Dari seluruh pembelajaran interferensi dan difraksi, tuliskan 1 hal
yang paling menyenangkan dan 1 hal yang paling menyebalkan
bagi anda! Beri alasannya!
Setelah pembelajaran ini, adakah niatan baik yang muncul pada
diri anda? Jika ada, sebutkanlah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 5 (pretest XI IPA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 6 (posttest bagian depan XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 6 (posttest bagian belakang XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 6 (angket awal XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 6 (angket akhir XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 6 (latihan 1 dan 2 XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 6 (laporan dan data praktikum XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 6 (refleksi XI IPA 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 7 (pretest XI IPA 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 7 (posttest bagian depan XI IPA 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 7 (angket awal dan akhir XI IPA 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 7 (laporan dan data praktikum XI IPA 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 7 (latihan 1 dan 2 XI IPA 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 7 (refleksi XI IPA 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 8 (pretest XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 8 (posttest XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 8 (angket awal dan akhir XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 8 (latihan 1 dan 2 XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 8 (laporan dan data praktikum XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 8 (refleksi XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 9 (Analisis)
Analisis tersendiri untuk angket kelas A2. Uji Non Parametrik.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Angket Akhir A2 - Angket
Awal A2
Negative Ranks 7a 9,07 63,50
Positive Ranks 13b 11,27 146,50
Ties 6c
Total 26
a. Angket Akhir A2 < Angket Awal A2
b. Angket Akhir A2 > Angket Awal A2
c. Angket Akhir A2 = Angket Awal A2
Test Statisticsa
Angket Akhir A2 - Angket
Awal A2
Z -1,568b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,117
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Uji Parametrik
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Angket Awal A2 56,9231 26 3,85666 ,75635
Angket Akhir A2 58,1923 26 5,42601 1,06413
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Angket Awal A2 -
Angket Akhir A2 -1,26923 4,23847 ,83123 -2,98119 ,44272 -1,527 25 ,139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Analisis karakter per aspeknya untuk kelas XI IPA 2 menggunakan uji non
parametrik.
Test Statisticsa
Kerjasama Akhir
- Kerjasama
Awal
Disiplin Akhir -
Disiplin Awal
Daya Juang
Akhir - Daya
Juang Awal
Jujur Akhir -
Jujur Awal
Z -1,395b -,182
b -,963
b -1,712
b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,163 ,856 ,336 ,087
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Analisis karakter per aspeknya untuk kelas XI IPA 2 menggunakan uji parametrik.
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Kerjasama Awal -
Kerjasama Akhir -,50000 1,70294 ,33397 -1,18783 ,18783 -1,497 25 ,147
Pair 2 Disiplin Awal -
Disiplin Akhir -,03846 1,11286 ,21825 -,48796 ,41103 -,176 25 ,862
Pair 3 Daya Juang Awal
- Daya Juang
Akhir
-,23077 1,65669 ,32490 -,89992 ,43838 -,710 25 ,484
Pair 4 Jujur Awal - Jujur
Akhir -,50000 1,42127 ,27873 -1,07406 ,07406 -1,794 25 ,085
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 10 (gambar kegiatan)
Gambar L.1. Praktikum Kelas XI IPA 2
Gambar L.2. Latihan Soal 1 Kelas XI IPA 2
Gambar L.3. Refleksi setelah Praktikum Kelas XI IPA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Gambar L.4. Latihan Soal 1 kelas XI IPA 3
Gambar L.5. Praktikum kelas XI IPA 3
Gambar L.6. Refleksi setelah Praktikum Kelas XI IPA 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Gambar L.7. Praktikum kelas XI IPS 2
Gambar L.8. Latihan Soal 1 Kelas XI IPS 2
Gambar L.9. Refleksi setelah Praktikum Kelas XI IPS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI