11
JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2 JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI KEGIATAN KIRIGAMI Ajeng Sri Hikmayani [email protected] Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini STKIP Sebelas April Sumedang ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi adanya temuan masalah kemampuan visual spasial anak di Kelompok B TK Wijaya Kusumah yang memfokuskan pada kegiatan menunjuk arah dengan tangan, menggambar dan terbatasnya alat sumber pembelajaran untuk penunjang pembelajaran visual spasial. Permasalahan dirumuskan dalam pertanyaan, (1) bagaimana kondisi kemampuan visual spasial anak di TK Wijaya Kusumah sebelum dilakukan kegiatan kirigami, (2) bagaimana proses kegiatan kirigami dalam upaya meningkatkan kemampuan visual spasial di TK Wijaya Kusumah, (3) bagaimana kemampuan visual Spasial di TK Wijaya Kusumah setelah dilakukan kegiatan kirigami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan visual spasial anak melalui kegiatan kirigami. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilakukan 2 tindakan. Jumlah anak yang diberikan tindakan berjumlah 11 anak (usia 6 tahun). Hasil observasi pra-siklus secara persentase kemampuan visual spasialanak pada ketegori B=46,02%, kategori C=38,64%, kategori K=15,34%. Hasil observasi pasca-siklus mengalami peningkatan pada kemampuan visual spasial melalui kegiatan kirigami secara persentase kategori B=84,56%, kategori C=15,44%, kategori K=0%,. Maka dapat disimpulkan kegiatan kirigami dapat meningkatkan perkembangan visual spasial anak. Rekomendasi bagi Sekolah pengadaan referensi untuk penunjang penyusunan bahan ajar, bagi gurumengusahakan untuk menggunakan berbagai media yang dapat menstimulasi tahap perkembangan visual spasial anak. Bagi peneliti berikutnya dapat memecahkan permasalahan visual spasial dengan metode, teknik yang lebih mutakhir untuk peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini. Kata Kunci : kemampuan visual spasial, kegiatan kirigami ABSTRACT This study is motivated by the children’s visual spatial skills issue in TK Wijaya Kusumah which focuses on activities such as pointing direction by hand, drawing. It also focuses on the limited tool of learning resources to support visual spatial skill learning.The issue is then formulated in questions such as (1) how is the condition of children’s visual spatial skills in TK Wijaya Kusumah before the kirigami activity, (2) how is the process of kirigami activity in improving children’s visual spatial skills in TK Wijaya Kusumah, (3) how is the condition of the children’s visual spatialskills in TK Wijaya Kusumah after the kirigami activity.This study aims to find out the efforts of improving children’s visual spatial skills through kirigami activity. The method used is the class action research. This research consists of two cycles. There are two actions performed in each action. There are 11 children in total that are given

MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

KEGIATAN KIRIGAMI

Ajeng Sri Hikmayani

[email protected] Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

STKIP Sebelas April Sumedang

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi adanya temuan masalah kemampuan visual spasial anak di

Kelompok B TK Wijaya Kusumah yang memfokuskan pada kegiatan menunjuk arah dengan

tangan, menggambar dan terbatasnya alat sumber pembelajaran untuk penunjang

pembelajaran visual spasial. Permasalahan dirumuskan dalam pertanyaan, (1) bagaimana

kondisi kemampuan visual spasial anak di TK Wijaya Kusumah sebelum dilakukan kegiatan

kirigami, (2) bagaimana proses kegiatan kirigami dalam upaya meningkatkan kemampuan

visual spasial di TK Wijaya Kusumah, (3) bagaimana kemampuan visual Spasial di TK

Wijaya Kusumah setelah dilakukan kegiatan kirigami. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui upaya meningkatkan kemampuan visual spasial anak melalui kegiatan kirigami.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini

terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilakukan 2 tindakan. Jumlah anak yang diberikan

tindakan berjumlah 11 anak (usia 6 tahun). Hasil observasi pra-siklus secara persentase

kemampuan visual spasialanak pada ketegori B=46,02%, kategori C=38,64%, kategori

K=15,34%. Hasil observasi pasca-siklus mengalami peningkatan pada kemampuan visual

spasial melalui kegiatan kirigami secara persentase kategori B=84,56%, kategori C=15,44%,

kategori K=0%,. Maka dapat disimpulkan kegiatan kirigami dapat meningkatkan

perkembangan visual spasial anak. Rekomendasi bagi Sekolah pengadaan referensi untuk

penunjang penyusunan bahan ajar, bagi gurumengusahakan untuk menggunakan berbagai

media yang dapat menstimulasi tahap perkembangan visual spasial anak. Bagi peneliti

berikutnya dapat memecahkan permasalahan visual spasial dengan metode, teknik yang lebih

mutakhir untuk peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.

Kata Kunci : kemampuan visual spasial, kegiatan kirigami

ABSTRACT

This study is motivated by the children’s visual spatial skills issue in TK Wijaya Kusumah

which focuses on activities such as pointing direction by hand, drawing. It also focuses on the

limited tool of learning resources to support visual spatial skill learning.The issue is then

formulated in questions such as (1) how is the condition of children’s visual spatial skills in

TK Wijaya Kusumah before the kirigami activity, (2) how is the process of kirigami activity in

improving children’s visual spatial skills in TK Wijaya Kusumah, (3) how is the condition of

the children’s visual spatialskills in TK Wijaya Kusumah after the kirigami activity.This study

aims to find out the efforts of improving children’s visual spatial skills through kirigami

activity. The method used is the class action research. This research consists of two cycles.

There are two actions performed in each action. There are 11 children in total that are given

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

2

the action (age of 5-6 years old). The result of pre-cycle observation shows visual

spatialskills in percentage as follows: children in the categories B=46,02%, category

C=38,64%, and category K=15,34%. The post-cycle observation result shows that the

children’s visual spatial skills are increased through the kirigami activity. In percentage,

children in category B=84,56%, category C=15,44%, category K=0%,. It can be concluded

that kirigami activity can improve children’s visual spatial skills development. It is

recommended forSchoolto provide references to support the preparation of teaching

materials. As for teachers, it is recommended tousevarious media that canstimulate

children’s visual spatial skills developmentstages. Finally, it is expected from the next

researchers to be able to solve the visual spatial skill issue with methods and techniques that

are more advanced to improve the quality of early childhood education.

Keywords: visual spatialskills, kirigami activity

PENDAHULUAN

Anak usia dini salah satu

karakteristik yang dimilikinya bahwa

semakin mengenal dunia luar maka

semakin besar juga keingintahuannya.

Keingintahuan yang besar ini perlu di

stimulus dengan baik agar potensi dan

aspek perkembangan dalam diri anak dapat

optimal. Masyarakat saat ini sudah

semakin peduli terhadap perkembangan

anak agar menjadi generasi yang lebih

baik. Sangat banyak lembaga-lembaga

pendidikan yang mendirikan pendidikan

anak usia dini untuk memfasilitasi

stimulasi aspek-aspek perkembangan anak.

Pengertian PAUD Dalam UU

SisdiknasNo 20 Tahun 2003 dijelaskan

bahwa:

Pendidikan Anak Usia Dini adalah

suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan

usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Kondisi pembelajaran pendidikan

anak usia dini dengan cara yang

menyenangkan yaitu belajar sambil

bermain, bermain seraya belajar. Suasana

ini harus diciptakan sedemikian rupa oleh

guru agar anak tidak bosan atau malas

dalam menerima kegiatan belajar, karena

pada dasarnya guru sedang membentuk

minat belajar pada anak serta sedang

menstimulus seluruh aspek perkembangan

anak. Stimulus melalui kegiatan-kegiatan

yang menyenangkan suatu keharusan yang

dilakukan oleh guru pada seluruh aspek

seperti kognitif, bahasa, moral agama,

Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

3

sosial emosi, fisik motorik, begitupun

visual spasial.

MenurutGardner dalam Musfiroh

(2008, hlm.44); komponen inti dari

kecerdasan visual spasial adalah kepekaan

pada garis, warna, bentuk, ruang,

keseimbangan, bayangan, harmoni, pola,

dan hubungan antar unsur tersebut.

Komponen lainnya adalah kemampuan

membayangkan, mempresentasikan ide

secara visual dan spasial, dan

mengorientasikan diri secara tepat.

Komponen inti dari kecerdasan visual

spasial benar-benar bertumpu pada

ketajaman melihat dan ketelitian

pengamatan. Untuk mengembangkan

kecerdasan anak lebih efektif dan efisien

pada usia dini karena salah satu indikator

perkembangan kecerdasan visual spasial

pada usia 5-6 tahun yaitu mampu melihat

bangun geometri.

Suyadi (2009, hlm.175) menyatakan

bahwa kecerdasan visual spasial

merupakan kemampuan untuk melihat

suatu objek dengan sangat detail.

Kemudian, anak mampu merekam apa

yang ia lihat tersebut dalam memori

otaknya dalam jangka waktu yang sangat

lama. Selain itu, jika suatu saat ia ingin

menjelaskan apa yang dilihatnya tersebut

kepada orang lain, ia mampu

melukiskannya dalam selembar kertas

dengan sangat sempurna.

Pada zaman modern ini sangat

banyak metode dan kegiatan pembelajaran

untuk stimulasi visual spasial anak.

Namun tidak dipungkiri pesatnya ilmu

pengetahuan yang menghasilkan banyak

ragam metode, teknik pembelajaran

menstimulus perkembangan visual spasial

anak masih terdapat mindset sebagian

masyarakat bahwa belajar itu membaca,

menulis, berhitung. Persoalan ini peneliti

saksikan setelah melakukan observasi di

Kelompok B TK Wijaya Kusumah.Pada

pengembangan visual spasial di TK

Wijaya Kusumah seputar menjelaskan arah

mata angin dengan tangan, menggambar,

menempel dari bentuk geometri yang telah

disediakan guru. Hal ini penulis

melakukan observasi awal dari

dokumentasi hasil karya anak dan

wawancara kepada guru kelas B. Hasil

wawancara yang didapatkan dari guru

kelas menyatakan bahwa guru merasa

bingung untuk mengembangkan kegiatan

dengan menyesuaikan usia anak sehingga

lebih mudah menggunakan media yang

sudah disediakan untuk anak yaitu buku

aktivitas. Selain itu guru merasa dilema

ketika ingin berkreasi memberikan

kegiatan pembelajaran terutama yang

berhubungan dengan visual spasial masih

Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

4

ada anggapan dari orang tua bahwa

pembelajaran yang diberikan bukan

belajar.

Melihat fakta yang terjadi di

lapangan, khususnya di TK Wijaya

Kusumah menunjukkan bahwa anak didik

TK Wijaya Kusumah pada umumnya

belum terstimulasi dengan optimal. fakta

yang dijumpai adalah ada beberapa anak

masih belum tahu arah kanan, kiri, tengah,

luas, sempit, jauh dekat. Pembelajarannya

sering menitik beratkan pada aktivitas

menulis, jarang melakukan kegiatan

melipat kertas, menggunting belum rapi,

bahkan masih terdapat anak yang belum

benar memegang gunting sehingga dapat

membahayakan keamanan anak, serta

kegiatan lainnya yang masih memerlukan

bimbingan dan latihan terhadap

kemampuan visual spasial.

Secara umum penelitian ini

diarahkan untuk menjawab pertanyaan

sebagai berikut: “Bagaimana

Meningkatkan Kemampuan Visual Spasial

Melalui Kegiatan Kirigami?”. Rumusan

masalah di atas, secara khusus dapat

dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian,

sebagai berikut: (1) Bagaimana kondisi

kemampuan visual spasial anak di

Kelompok B TK Wijaya Kusumah

sebelum dilakukan kegiatan kirigami?; (2)

Bagaimana proses kegiatan kirigami dalam

upaya meningkatkan kemampuan visual

spasial anak di Kelompok B TK Wijaya

Kusumah?; (3) Bagaimana kemampuan

visual spasial anak di Kelompok B TK

Wijaya Kusumah Wijaya Kusumah setelah

dilakukan kegiatan kirigami?.

Secara umum tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui upaya

meningkatkan kemampuan visual spasial

anak melalui kegiatan kirigami dalam

pembelajaran di Kelompok B TK Wijaya

Kusumah. Secara khusus, tujuan penelitian

ini adalah: (1) Mengetahui gambaran

kondisi kemampuan visual spasial anak di

Kelompok B TK Wijaya Kusumah Wijaya

Kusumah sebelum dilaksanakannya

kegiatan kirigami; (2) Mengetahui proses

kegiatan kirigami untuk meningkatkan

kemampuan visual spasial pada anak di

Kelompok B TK Wijaya Kusumah Wijaya

Kusumah; (3) Mengetahui sejauh mana

kemampuan visual spasial setelah

mengikuti kegiatan kirigami pada anak di

Kelompok B TK Wijaya Kusumah Wijaya

Kusumah.

LANDASAN TEORI

Konsep Kecerdasan Visual Spasial

Menurut Gardner dalam Armstrong (2013,

hlm. 7) kecerdasan visual spasial

merupakan kemampuan untuk memahami

dunia visual-spasial secara akurat

Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

5

(misalnya, sebagai pemburu,pramuka, atau

pemandu) dan melakukan perubahan-

perubahan pada persepsi tersebut

(misalnya, sebagai dekorator interior,

arsitek, seniman, atau penemu).

Kecerdasan ini melibatkan kepekaan

terhadap garis, bentuk, ruang, dan

hubungan-hubungan yang ada diantara

unsur-unsur ini. Hal ini mencakup

kemampuan untuk memvisualisasikan,

mewakili ide-ide visual atau spasial secara

grafis, dan mengorientasikan diri secara

tepat dalam sebuah matriks spasial.

Menurut Olivia (2009, hlm. 82)

kecerdasan visual spasial adalah

kemampuan berpikir menggunakan visual

atau gambar dan membayangkan dalam

pikiran dalam bentuk dua tiga dimensi.

Menurut Gardner dalam Musfiroh (2008,

hlm. 43) kecerdasan visual spasial atau

kecerdasan pandang ruang didefinisikan

sebagaikemampuan mempersepsikan dunia

visual-spasial secara akurat serta

mentransformasikan persepsi dunia visual

spasial tersebut dalam berbagai bentuk.

Kecerdasan ini meliputi kemampuan

membayangkan, mempresentasikan ide

secara visual atau spasial, dan

mengorientasikan diri secara tepat

(Riyanto, 2012, hlm. 237).

Karakteristik Perkembangan Visual

Spasial Anak Usia 5-6 tahun

Menurut Suyadi (2009, hlm. 201)

perkembangan kecerdasan visual spasial

pada anak usia dini pada umur 5-6 tahun

adalah: 1. Mampumenghitung dengan cara

menawang atau mencongkak. 2.

Mampumembuat benda seperti yang

tergambar dalam pikirannya. 3. Mampu

mengarang cerita pendek.

Menurut Gunawan (2003, hlm.

123)menyatakan bahwa ciri-ciri

kecerdasan visual spasial yang

berkembang baik adalah: 1) Belajar

dengan cara melihat dan mengamati baik

terhadap yang berpola atau tidak.

Mengenali wajah, objek, bentuk dan

warna. 2) Mampu mengenali suatu lokasi

dan mencari jalan keluar 3) Mengamati

dan membentuk gambaran mental, berfikir

dengan menggunakan gambar. 4) Senang

belajar dengan grafik, peta, diagram, atau

alat bantu visual 5) Suka mencoret-coret,

menggambar, melukis, dan membuat

patung, membuat pola-pola tertentu. 6)

Suka menyusun dan membangun

permainan tiga dimensi. Mampu secara

mental mengubah bentuk suatu objek. 7)

Mempunyai kemampuan imajinasi yang

baik.

Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

6

Komponen Kecerdasan Visual Spasial

Menurut Gadner dalam Musfiroh

(2008, hlm. 44) komponen inti dari

kecerdasan visual spasial adalah kepekaan

pada garis, warna, bentuk, ruang,

keseimbangan, bayangan, harmoni, pola,

dan hubungan antar unsur tersebut.

Komponen lainnya adalah kemampuan

membayangkan, mempresentasikan ide

secara visual dan spasial, dan

mengorientasikan diri secara tepat.

Komponen inti dari kecerdasan visual

spasial benar-benar bertumpu pada

ketajaman melihat dan ketelitian

pengamatan.

Kirigami

Kirigami merupakan perpaduan

keterampilan melipat kertas dan

menggungting menjadi suatu bentuk hasil

karya seni. Sebagaimana hal serupa

diungkapkan Mitarwan (2011, hlm. 6)

bahwa :

Kirigami adalah kata dari bahasa

Jepang, yang berasal dari kata “kiru” yang

artinya ‘memotong’, dan “kami” yang

berarti ‘kertas’. Jadi kirigami adalah seni

memotong kertas. Pada awalnya kirigami

hanya seputar melipat kertas yang

kemudian dipotong/digunting, untuk

mendapatkan bentuk yang diinginkan.

Kemudian dalam perkembangannya

meningkat menjadi bentuk-bentuk yang

lebih kompleks, yaitu bentuk dua dan tiga

dimensi. Peralatan yang dibutuhkan amat

sederhana, yaitu kertas, gunting, dan

cutter.

Sebuah thesis dalam Rendi (8 April

2011) tercatat ada sepuluh manfaat

origami, yaitu: pembentukan kemampuan

motorik yang lebih sempurna pada kedua

tangan, peningkatan kemampuan

intelektual, peningkatan kemampuan daya

kreatif, merangsang kinerja seimbang

antara bagian otak kiri dan kanan,

peningkatan daya imajinasi, meningkatkan

kemampuan memusatkan perhatian,

meningkatan kemampuan daya ingat

(memori), melatih kesabaran, memberikan

pengalaman emosional dan estetis, dan

tentu saja membuat seseorang bisa lebih

menghargai kenikmatan, kepuasan, dan

kebanggaan akan hasil kerjanya.

Pada zaman Meiji (1862-1912),

origami yaitu awal mula dari seni kirigami

digunakan sebagai alat mengajar di Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Itu

semua karena pengaruh dari ahli

pendidikan Friedrich Wilhelm August

Frobel (1782-1852). Kirigami

menggabungkan dua kegiatan yang

mengembangkan kemampuan visual

spasial dan motorik halus anak usia dini

untuk melatih kelenturan tangan sebelum

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

7

REFLECTING

kegiatan pra menulis. Dua kegiatan yang

ada dalam aktivitas kirigami ini adalah

melipat dan menggunting kertas. Jenis

Kirigami yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 2 dimensi/bentuk dasar berupa

potongan kertas yang terlihat dalam satu

bidang datar saja.

METODE

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research).

Implikasi dalam penelitian tindakan

inidilakukan secara kolaborasi artinya

peneliti dapat berkolaborasi atau

bekerjasama dengan guru TK Wijaya

Kusumah sebagai mitra dalam penelitian

yang bertujuan untuk membantu

meningkatkan pembelajaran yang variatif

di kelas sertameningkatkan kualitas

kemampuan visual spasial anak kelompok

B. Maka penelitian tindakan kelas ini

bersifat partisipasif dan kolaboratif.

1. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kualitatif

untuk mengetahui kondisi dan temuan-

temuan yang ada di lapangan yaitu dengan

desain siklus dengan 2 siklus (dalam 1

siklus melaksanakan 2 tindakan).Penelitian

tindakan kelas yang akan dilaksanakan

mengikuti tahapandesain penelitian Kurt

Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan

Model Kurt Lewin terdiri dari empat

komponen, yaitu; a) perencanaan

(planning), b) tindakan (acting), c)

pengamatan (observing), dan d) refleksi

(reflecting). Hubungan keempat komponen

tersebut dipandang sebagai siklus yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1

Desain Model Kurt Lewin

Tahap-tahap di atas, yang

membentuk satu siklus dapat dilanjutkan

ke siklus berikutnya dengan rencana,

tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang

berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus

sebelumnya. Maka gambar 3.1 dapat

dikembangkan menjadi gambar 3.2.

Gambar 2

Model Dasar Desain Tindakan Kurt Lewin

yang Dikembangkan

Sumber gambar :

http://nayyanrises.wordpress.com/2012/11/2

3/model-penelitian-tindakan-kelas/

OBSERVATING PLANNING

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

8

2. Analisis Data

Miles dan Huberman (Agusta, 2003,

hlm. 10) mendefinisikan penyajian data

adalah kegiatan ketika sekumpulan

informasi disusun, sehingga memberi

kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Bentuk penyajian data kualitatif berupa

teks naratif : berbentuk catatan lapangan;

matriks, grafik, jaringan dan bagan.

Berdasarkan pemaparan teknik analisis

data Miles dan Huberman, maka peneliti

dalam menganalisis data menggunakan

teknik data analisis interaktif.

3. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas

B usia 5-6tahun. Terdiri dari 11 siswa.

Laki-laki 9 anak, perempuan 2 anak di TK

Wijaya Kusumah Jl.Citopeng No. 262 RT

1 RW 22 Kelurahan Melong Kecamatan

Cimahi Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Anak usia kelompok Bmasanya untuk

dirangsang pertumbuhan otak melalui

salah satunya kegiatan kirigami. Kegiatan

ini dapat membantu mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki anak dalam

hal kesabaran, memecahkan masalah,

mengetahui arah, mengetahui posisi

gambar dan imajinasi. Pelaksanaan

kegiatan ini harus disesuaikan dengan

karakteristik anak sehingga proses

pembelajaran berlangsung dengan baik dan

memperoleh hasil sesuai harapan. Hasil

asesmen awal kecerdasan visual spasial

siswa pada penelitian menunjukan bahwa

kecerdasan visual spasial siswa masih

perlu ditingkatkan. Kemampuan yang

perlu ditingkatkan antara lain adalah

kemampuan dalam mengobservasi gambar,

melipat arah kertas, dan menggunting

sesuai dengan pola. Pelaksanaan kegiatan

kirigami dibuat beragam dengan pola,

gambar, bentuk yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil observasi sebelum

tindakan terhadap kemampuan

perkembangan visual spasial anak

menunjukkan sebanyak 15,34%

kategoriKurang (K). PadakategoriCukup

(C) sebanyak 38,64%. Sebanyak 46,02%

padakategoriBaik (B). Dari

hasilobservasiinimenunjukkanbahwabelum

setengahnyadarianakdidik di kelasB

mampu untuk melakukan kegiatan

kirigami secara mandiri.

pada siklus I tindakan I kategori (B)

sebesar 62,10% dan terjadi peningkatan

pada tindakan II menjadi 65,70%.

Persentase tindakan I kategori (C) sebesar

33,50% dan terjadi penurunan pada

tindakan II menjadi 30,58%. Ketegori(K)

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

9

saat tindakan I sebesar 4,40% dan pada

tindakan II menjadi 3,72%.. Kegiatan

kirigami di siklus II setiap tindakan

mengalami peningkatan yang cukup

signifikan.

Hasil siklus II tindakan I pada

kategori Baik (B) poin yang diperoleh oleh

semua anak 246, sedangkan pada tindakan

II poin yang diperoleh pada ketegori ini

adalah 288. Terlihat adanya peningkatan

poin dari tindakan I ke tindakan II pada

siklus II.Hasil rekapitulasi observasi pada

kategori Cukup (C) poin yang diperoleh

oleh semua anak 78, sedangkan pada

tindakan II poin yang diperoleh pada

ketegori ini adalah 48. Terlihat dari data di

atas ada penurunan poin dari tindakan I ke

tindakan II pada siklus II, artinya

kemampuan anak yang berada pada

kategori cukup (C) sudah berkurang dan

meningkat pada kategori baik (B).

Hasil tindakan I pada kategori Kurang

(K) poin yang diperoleh oleh semua anak

yaitu 0, sedangkan pada tindakan II poin

yang diperoleh pada ketegori ini adalah 0.

Data di atas menunjukkan kemampuan

anak yang berada pada kategori kurang (K)

sudah berkurang dan meningkat pada

kategori Cukup (C) dan kategori Baik (B).

Berdasarkanhasilobservasiperkemba

nganvisual spasialanak,

dapatdilihatsetelahdiberikanperlakuanpem

belajarandenganmenggunakankegiatankiri

gamisetelahtindakanpadakategoriBaik (B)

sebesar 84,56%, padakategoriCukup (C)

sebesar 15,44% (K) yaitusebesar 0%.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Kegiatan kirigami yang telah

diberikan pada proses pembelajaran

memberikan manfaat dalam meningkatkan

perkembangan visual spasial anak kelas B

TK Wijaya Kusumah. Hal ini terlihat dan

dapat dibuktikan melalui data dari hasil

observasi selama tindakan siklus I, siklus

II serta posttest yang dilakukan.

Kirigami selain dapat meningkatkan

kemampuan visual spasial anak dalam

penelitian ini anak dapat terstimulus

kemampuan motorik halus yaitu

mengkoordinasikan mata dan tangan.

Selanjutnya melalui kegiatan kirigami

yang telah dilakukan dapat

mentimuluskereativitas anak. Hal ini

terlihat saat diminta oleh guru membuat

kirigami sesuai keinginan masing-masing,

anak-anak antusias melipat dan

menggunting sesuai keinginannya.

Berdasarkanpenjelasan di atas,

secaragarisbesarkemampuanvisual

spasialanakmengalamipeningkatan yang

baikjikamelalui proses belajar yang

variatifdisertaidengankondisipembelajaran

yang menyenangkan.

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

10

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai meningkatkan kemampuan

visual spasial anak melalui kegiatan

kirigami di TK Wijaya Kusumah

JlCitopengNo 262 Rt 01 Rw 22

Kecamatan Cimahi Selatan dapat

disimpulkan bahwa:

(1) Kondisikemampuanvisual spasialanak

di kelasB

TKWijayaKusumahsebelumdiberikant

indakanataupra-

siklusmenunjukkanbahwasecaraumum

kemampuananakpadakategoriBaik (B)

sebesar 46,02%, kategoriCukup (C)

sebesar 38,64%, dankategoriKurang

(K) sebesar 15,34%.

Sehinggadapatdisimpulkanbahwaperk

embanganvisual

spasialanakbelumbanyakterstimulus.

(2) Kemampuanvisual

spasialanakkelasmawar di KelompokB

TKWijayaKusumahpascasiklusatauset

elahdilakukantindakankegiatankirigam

imenunjukkanhasilbahwasecaraumum

padakategoriBaik (B) sebesar 84,56%,

kategoriCukup (C) sebesar 15,44%,

dankategoriKurang (K) sebesar 0%.

Dengandemikianberdasarkantindakan

yang

telahdilakukanterlihathasilnyapadaseti

apsiklusmengalamipeningkatanperke

mbanganvisual

spasialanaksecarasignifikan.

2. Saran

Dengan demikian terdapat beberapa

saran bagi peneliti selanjutnya ialah

Penelitian yang telah dilakukan masih

terbatas sehingga banyak aspek yang

belum terungkap. Bagi peneliti berikutnya

dapat mengungkapkan bagian-bagian detil

ataupun dapat menemukan aspek yang

belum terbahas pada penelitian ini.

Sehingga dapat memberikan kontribusi

untuk peningkatan kualitas pendidikan

anak usia dini menuju abad generasi emas.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. (2003). “Teknik Pengumpulan

dan Analisis Data Kualitatif”.

Makalah pada pelatihan metode

kualitatifdi Pusat Penelitian Sosial

Ekonomi. Litbang Pertanian,

Bogor.

Armstrong, T.(2013). Kecerdasan Multiple

di Dalam Kelas. Jakarta: Indeks.

Gunawan, A. (2003). Genius

LearningStrategy. Jakarta :

Gramedia.

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI

JESA JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

JESA (Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 1, No. 2 p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-8996 ©STKIP Sebelas April Sumedang

11

Mitarwan, H. (2011). Membuat

GiftCardKirigami. Jakarta:

Gramedia Pustaka utama.

Musfiroh, T. (2008). Cerdas Melalui

Bermain. Jakarta: Grasindo.

Olivia, F.,Ariani, L. (2009) Belajar

Membaca yang Menyenangkan

untuk Anak Usia Dini. Jakarta :

Elex Media Komputindo.

Rendi.(2011). Origami [Online]. Tersedia:

http://origamiadalahseni.blogspot.c

om/2011_04_01_archive.html [20

Februari 2012]

Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru

Pembelajaran: Sebagai Referesi

Bagi Pendidik dalam Implementasi

Pembelajaran yang Efektif dan

Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Suyadi. (2009). Permainan Edukatif yang

Mencerdaskan. Yogyakarta: Power

Books (Ihdina).

Undang-Undang Republik Indonesia, No.

20, 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.