Upload
hadan
View
218
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
SUJIYATI NIM. X1907003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
SUJIYATI NIM. X1907003
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Laporan Pennelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjan Pendidikan.
Hari
Tanggal
:
:
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang
Ketua
Sekertaris
Anggota I
Anggota II
:
:
:
:
Drs. Kartono, M.Pd.
Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
Dra. Siti Istiyati, M.Pd.
Dr. Riyadi, M.Si.
Tanda tangan
…………………
………………....
…………………
…………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing
Dra. Siti Istiyati, M.Pd. NIP. 196108191986032001
Surakarta, Juni 2010
Supervisor
Muslihah, S.Pd. NIP. 196407091986082002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Sujiyati, MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA. (2) meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA. (3) meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Kaliharjo. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Kaliharjo tahun pelajaran 2009/2010.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun jumlah siswa kelas IV SDN Kaliharjo sebanyak 24 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA, setelah diadakan tindakan kelas dengan pendekatan kontekstual. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar, aktifitas, dan prestasi belajar siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I motivasi belajar siswa dari 15.5% meningkat menjadi 61%, dan pada siklus II meningkat menjadi 91%. Aktifitas siswa pada awalnya hanya 25% setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 42% pada siklus II meningkat menjadi 87.5%. Rata-rata prestasi belajar siswa sebelum tindakan 58.3, setelah tindakan siklus I menigkat menjadi 61.00, dan pada siklus II meningkat menjadi 69,20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kaliharjo Tahun Pelajaran 2009/2010“
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penulisan penelitian ini berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.
3. Kajur dan Kaprodi S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan bagi saya.
4. Dra. Siti Istiyati, M. Pd selaku pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
5. H. Jumadi, S. Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo, yang telah memberikan ijin sebagai tempat penelitian.
6. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo, yang telah membantu proses penelitian.
7. Serta Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih ada
kekurangan, sehingga kritik dan saran yuang diberikan akan sangat penulis hargai karena penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca semua.
Purworejo, Juni 2010
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………... iv
ABSTRAK………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 4
D. Manfaat Hasil Penelitian…………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………..... 6
A. Kajian Teori……………………………………………………… 6
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan………………………… 18
C. Kerangka Berpikir……………………………………………….. 19
D. Hipotesis Tindakan……………………………………………..... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………. 21
A. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….. 21
B. Subjek Penelitian………………………………………………… 21
C. Prosedur Penelitian………………………………………………. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………... 27
A. Hasil Penelitian………………………………………………...... 27
B. Pembahasan……………………………………………………… 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 43
A. Kesimpulan……………………………………………………… 43
B. Saran…………………………………………………………...... 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….... 47
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangannya lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
IPA merupakan mata pelajaran yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui pemecahan-
pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi (BNSP, 2006). Oleh karena
itu pembelajaran IPA menggunakan konsep pembelajaran yang alamiah.
Proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan cara
pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam hal ini siswa
diarahkan untuk belajar secara inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Pada dasarnya mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata pelajaran
yang mudah, karena konsep-konsep materi ajarnya berhubungan dengan
alam sekitar. Oleh karena itu, pembelajarannya juga melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lingkungan yang ada di sekitar baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan konsep pembelajaran yang alamiah, secara tidak
langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, motivasi
siswa pada pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N Kaliharjo masih
rendah. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran masih
menggunakan pendekatan konvensional. Sehingga siswa kurang antusias
dan cepat bosan. Dengan kondisi tersebut maka prestasi belajar siswa
rendah. berdasarkan hasil tes mata pelajaran IPA dari 24 siswa yang
mampu mendapatkan nilai > 65 hanya 6 siswa (25%).
Dalam pembelajaran IPA diperlukan motivasi, rangsangan dan
dorongan yang dapat membangkitkan gairah dan minat siswa terhadap
mata pelajaran tersebut. Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam
belajar antara lain:
1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi
dirinya.
2. Situasi belajar yang menyenangkan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka guru harus
memperbaiki proses pembelajaran sehingga membangkitkan dan
meningkatkan kembali minat siswa pada mata pelajaran IPA. Dalam hal
ini guru harus mencari dan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran
yang efektif, inovatif, dan menyenangkan sehingga siswa tetap tertarik
dalam pembelajaran IPA. Sesuai dengan mata pelajaran IPA yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
alami, maka guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching Learning (CTL)).
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan
kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses
pembelajaran yang merangkum contoh yang diterbitkan dari pengalaman
harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesion dan
menyajikan aplikasi hands- on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang
akan dipelajari.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL))
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan konsep
pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran ini,
siswa mengalami sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan
motivator. sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N
Kaliharjo.
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pokok
dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning
(CTL)) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN
Kaliharjo dalam mata pelajaran IPA?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
b. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning
(CTL)) dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas IV
SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA?
c. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning
(CTL)) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N
Kaliharjo?
2. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPA dapat
diminimalisir dengan menggunakan suatu pendekatan yang inovatif dalam
pembelajaran. Dalam hal ini dapat menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching Learning (CTL)). Dengan pendekatan tersebut dapat
membangkitkan dan meningkat motivasi, minat, dan sikap siswa dalam
mata pelajaran IPA.
Siswa dapat termotivasi dan semakin berminat bahkan menyukai
mata pelajaran IPA karena dalam pembelajarannya penuh dengan variasi.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada
mata pelajaran IPA.
2. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas IV SDN Kaliharjo
pada mata pelajaran IPA.
3. Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV
SDN Kaliharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. MANFAAT HASIL PNELITIAN
1. Bagi Siswa
Penelitan ini dapat memberi pengalaman bagi siswa dalam
pembelajaran dan meningkatnya motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA, sehingga terbentuk lingkungan belajar yang lebih hidup
dan bermakna.
2. Bagi Guru
Meningkatnya profesionalisme guru. Memberikan pengalaman
langsung dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan
pendekatan yang lebih inovatif dalam pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Memberikan pengalaman kepada guru-guru lain sehingga
memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pendekatan inovasi
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Motivasi
Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah
melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya
sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan
dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu (1994:
36) motivasi berasal dari kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan.
Menurut Whittaker yang dikutip Darsono (2000:61) motivasi adalah
suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi
kondisi-kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi
kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi
aktif pada saat-saat melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam
diri seseorang jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut
Nasution (2000: 73) motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.
Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc.
Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesesorang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi belajar, yaitu
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan
Nurhayati (1999, dalam Maulana, 2002) berpendapat bahwa motivasi belajar
adalah suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi, kondisi, dan
aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan
dalam diri individu untuk mencapai tujuan tertentu.otivasi ada dua, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsisk. Motivasi intrinsik, adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari orang
lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik, adalah jenis
motivasi yang tmbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu atau
motivasi yang timbul karena pengaruh dari lingkungan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan motivasi adalah segala
daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengarahkan
sesuatu untuk mencapai tujuan.
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Motivasi
Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau
berubah dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a. Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin
dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
atau aspirasi adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
mengandung makna bagi seseorang, Winkel (1989:96) dalam
Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan negatif, ada yang
menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada
juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri
oleh siswa dan berharap dapat mencapainya.
b. Kemampuan Belajar
Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir
siswa menjadi ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan
belajar tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar.
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar
berhubungan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya
kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas menunjukkan
gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat
mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
d. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga
lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya
kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai
dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar
siswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar.
Motivasi sangat menentukan hasil belajar siswa, oleh karena untuk
membangkitkan kembali minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, maka
seorang guru harus terlebih dahulu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Guru harus menumbuhkan kembali semangat siswa dalam belam belajar dan
meminimalkan kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memakai
pendekatan pembelajaran yang inovatif dengan sarana dan prasarana belajar
yang kondusif. Dalam hal ini guru dapat menyelipkan tantangan dalam
pembelajaran, sehingga siswa dapat tertantang dan mengurangi kebosanan
siswa pada mata pelajaran tersebut.
Peningkatan motivasi belajar menggairahkan siswa dalam belajar
dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif
dan inovatif. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching Learning (CTL)).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Pengertian Belajar
a. Menurut Teori Sibermatik
Teori belajar Sibernetik yang dikutip oleh Asri Budiningsih
(2005 : 81) adalah sebagai berikut :
Belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses memang penting dalam teori Sibermatik, namun yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses itu yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses.
Pandangan lain dari teori ini adalah bahwa tidak ada satu
proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok
untuk semua siswa. Sebab cara belajar akan ditentukan oleh
sistem informasi yang menentukan dalam proses pembelajaran.
Implementasi teori Sibernetik telah dikembangkan oleh Gagne
dan Berline, Brehler, Snowman, Baine dan Tennyson.
b. Menurut Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik seperti yang dikutip oleh
Asri Budiningsih (2005 : 58 – 59) addalah sebagai berikut :
Proses belajar konstruktivistik secara konseptual, proses belajar
jika dipandang dari pendidikan kognitif, bukan sebagai perolehan
informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri
siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi yang
bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya. Kegiatan
belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas.
Proses tersebut berupa “…constructing and restricting of
knowledge and skill (schemata) within the individual in a complek
network of increasing conseptual consistency…”. Pemberian
makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut
tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan
melalui interaksi dalam jaringan social yang unik, yang terbentuk
baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Oleh sebab itu
pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan
siswa dalam proses gagasannya, bukan semata-mata pada
pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk
kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan system
penghargaan dari luar seperti nilai ujian dan sebagainya.
Peranan siswa (Si-belajar). Menurut pandangan
konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan pengtahuan ini harus dilakukan oleh
si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,
menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
sedang dipelajari. Guru memang dapat menata lingkungan namun
pada akhirnya yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar
adalah niat belajar siswa sendiri.
Paradigma konstruktivistik, memandang siswa sebagai
pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi
dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Meskipun
kemampuan awal tersebut sangat sederhana dan tidak sesuai
dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar
pembelajaran dan pembimbingan.
Peranan guru dalam interaksi pendidik adalah
pengendalian yang meliputi :
1) Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan
kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak.
2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan
bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan siswa.
3) Menyediakan sistem dukungan belajar agar siswa
mempunyai peluang optimal dan terlatih.
Sarana belajar. Pendekatan konstruktivistik menekankan
bahawa peranan utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah
aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Segala sesuatu sarana belajar seperti bahan, media, peralatn,
lingkunagn, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membnaut
pembentukan tersebut. Dengan demmikian siswa akan terbiasa
dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang
dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif dan mampu
pempertanggungjawabkan pemikirannya sacara rasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Evaluasi belajar dalam pandangan konstruktivistik
mengemukaakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung
munculnya sebagai pandangan dan interpretasi terhadap kualitas
konstruksi pengetahuan serta aktivitas-aktinitas lain yang
didasarkan pada pengalaman.
4. Hakikat CTL
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Depdiknas, 2002).
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan
kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses
pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada
pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesion
dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang
akan dipelajari.
Pendekatan kontekstual memilki tujuh komponen, antara lain :
a. Konstruktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada
kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya.
c. Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-
kelompok belajar yang anggotanya heterogen.
e. Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam
pembelajaran.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhir pertemuan, misalnya dengan
mencatat hal-hal yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
g. Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan
berbagai cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur
keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan untuk
membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suau konteks
ke konteks lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pendekatan kontekstual sangat cocok digunakan dalam mata pelajaran
IPA karena dalam hal ini kaidah kontekstual lebih bertumpu pada usaha guru
sebagai pembimbing (fasilitator) yang membimbing siswa ke arah
pembentukan daya pikir siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
bersifat alamiah yang bersumber dari pengalaman siswa. Dengan pengalaman
siswa yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar
merupakan material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam
pembelajaran. Dengan kegiatan pendekatan kontekstual tersebut,
diharapkan dapat mengurangi rasa jenuh siswa terhadadap mata pelajaran
IPA. Dengan kurangnya atau bahkan hilangnya rasa jenuh siswa terhadap
mata pelajaran IPA, maka dapat membangkitkan kembali minat siswa
terhadap pembelajaran IPA.
5. Tinjauan Tentang IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia,
berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman, melalui
serangkaian proses ilmiah, antara lain: penyelidikan, penyusunan,
gagasan-gagasan, (Departernen P dan K, 1994;93). Mata pelajaran
IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa.
b. Tujuan IPA
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (E.
Mulyasa,2007: 239) adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1. Menanamkan rasa ingin tau dan sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat
2. Mengembangkan keterampilan proses untuuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Ikut serta dalam pemeliharaan, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam
5. Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan
c. Ruang Lingkup IPA
Secara rinci lingkup materi IPA di Sekolah Dasar terbagi
dalam lima topik (E. Mulyasa,2007:240 ) yaitu:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi: cair,
padat dan gas
3. Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana .
4. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Sains, Lingkungan Teknologi dan Masyarakat (salingtemas)
merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya
dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui
pembuatan suatu karya teknologi sederhana.
d. Prinsip IPA
Menurut Maslichah, dkk (2006) prinsip pembelajaran IPA yaitu :
1. Empat pilar pendidikan global. Yaitu merupakan prinsip
pembelajaran yang meliputi learning to know, learning to do,
learning to be and learning to live together.
2. Inkuiri. Prinsip inkuiri atau penemuan perlu diterapkan dalam
pembelajaran IPA karena pada dasarnya anak memiliki rasa
ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta
atau fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu
lebih banyak.
3. Konstruktivistik. Filosofi konstruktivisme memandang bahwa
pengetahuan seseorang tidak dapat dipindahkan begitu saja.
Melainkan perlu dibangunsendiri oleh siswa dengan
mengkaitkan dengan pengetahuan awal yang sudah mereka
miliki dalam struktur kognitifnya.
4. Salingtemas (sains-lingkungan-teknologi dan masyarakat).
Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.
Prinsip-prinsip sains dibutuhkan untuk pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
teknologi, sedang perkembangan teknologi akan memfasilitai
dan memacu penemuan prinsip-prinsip sains yang baru.
5. Pemecahan masalah. Dalam pembelajaran IPA sejak dini siswa
perlu dilatih untuk memecahkan suatu masalah agar nantinya
setelah mereka dewasa cukup memiliki bekal unutk
menghadapi masalah dalam kehidupannya.
6. Pembelajaran bermuatan nilai. Penerapan atau pemabelajaran
IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak
buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai
yang diperjuangkan masyarakat sekitar.
Pakem (pembelajaran aktif kkreatif efektif menyenangkan).
Prinsip Pakem pada dasarnya merupakan prinsip pembelajaran
yang berorientasi pada siswa aktif melakukan kegiatan baik aktif
berpikir maupun kegiatan yang bersifat motorik.
B. TEMUAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh:
1. Audifianti, Riza 2009, peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA
kelas II melalui pendekatan kontekstual di SD N Kemiri Pasuruan.
Menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan penerapan
kontekstual, aktivitas dan hasil belajar mengalami peningkatan.
2. Hadi Basuki 2009, peningkatan prestasi belajar IPA siswa Kelas VI
melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan Hands- on
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
activity di SD N Baron III Nganjuk, menyatakan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual melalui hands- on activity dalam
pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
VI SD N Baron III Nganjuk.
C. KERANGKA BERPIKIR
Tujuan pendidikan IPA di SD adalah agara siswa dapat menguasai
konsep serta keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan kemajuan
IPTEK. Dengan pendidikan IPA diharapkan juga agar siswa SD mampu
menggunakan metode illmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkkan masalah-masalah pembelajaran, proses pembelajaran dan
hasil yang diharapkan.
Proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan cara
pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam hal ini siswa
diarahkan untuk belajar secara inquiry dan berbuat sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yanglebiih mendalam
tentang alam sekitar.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran dengan konsep pembelajaran disesuaikan dengan kondisi
siswa. Dalam pembelajaran ini siswa mengalami sendiri, sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator dan motivator.
Berdasarkan uraian di atas, alur kerangka berfikir dalam penelitian
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kondisi sebelum tindakan guru menggunakan pendekatan
konvensional dalam pembelajaran, motivasi dan prestasi belajar rendah.
Guru mengadakan tindakan dalam pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual agar siswa termotivasi dan aktif. Siswa menjadi berminat dan
aktif dalam pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Penggunaan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching
Learning (CTL), dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas IV SDN Kaliharjo pada mata pelajaran IPA.
Kondisi Awal Pembelajaran
Konvensional
1. Motivasi belajar rendah
2. Prestasi rendah
Tindakan Pendekatan Kontekstual
Siklus I
• Perencanaan • Pelaksanaan • Observasi • Refleksi
Kondisi Akhir
Siklus II
• Perencanaan • Pelaksanaan • Observasi • Refleksi 1. Motivasi
belajar meningkat
2. Siswa aktif 3. Prestasi belajar
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Kaliharjo, UPT P dan K
Kaligesing Kabupaten Purworejo.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian selama enam (6) bulan, yaitu mulai bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 2010.
a. Bulan Januari perencanaan
b. Bulan Februari pelaksanaan siklus I
c. Bulan Maret pelaksanaan siklus II
d. Bulan Juni pelaporan
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek Penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Kaliharjo, UPT P dan K
Kaligesing Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 semester II
dengan jumlah siswa 24 siswa. Terdiri dari 8 siswa laki- laki dan 16 siswa
perempuan.
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Sumber Data
Jenis data dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
dapat berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tindakan. Data kualitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana
kelas, dan aktivitas siswa.
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data yang
dimanfaatkan maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Untuk memperoleh informasi yang rinci dan mendalam tentang
tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.
b. Observasi
Dilakukan pada siswa kelas IV untuk mengetahui minat,
kreativitas, dan perhatiannya selama proses pembelajaran
berlangsung.
c. Tes
Tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar, sehingga dapat
diketahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan
tindakan.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analasis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis interaktif. model analisis interaktif mempunyai tiga buah
komponen pokok yaitu: reduksi data, sajian data (display), penarikan
kesimpulan (verifikasi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Langkah- langkah analisis:
a. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah
cukup, maka dapat dikumpulkan.
b. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
c. Melakukan analisis di kelas dan mengembangkan matrik antar
kasus.
d. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila
dalam persiapan analisis ditemukan data yang kurang lengkap atau
kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara
terfokus.
e. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur datanya
bagi susunan laporan.
f. Menemukan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari
pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
4. Indikator Kinerja
a. Indikator keberhasilan tercapai jika siswa memperoleh nilai lebih dari
65 untuk aktivitas siswa.
b. Rata- rata nilai prestasi siswa 65, sesuai KKM.
c. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM 75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus- siklus.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti
yang telah didesain dalam faktor- faktor yang diselidiki.
a. Siklus I
1. Perencanaan
a) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b) Menyiapkan media dan alat pembelajaran.
c) Membuat instrument observasi.
d) Membuat lembar evaluasi.
2. Pelaksanaan
a) Membagi siswa menjadi 4 (empat) kelompok.
b) Siswa melakukan percobaan tentang perpindahan panas dan
perambatan bunyi dengan menggunakan dua buah batu, dua
keping uang logam, dua penggaris mika.
c) Siswa mengamati hasil yang terjadi dalam percobaan
tersebut dan mencatat hasil pengamatan.
d) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.
e) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui keaktifan
dan antusiasme siswa pada saat pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Refleksi
Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk
pelaksanaan pada siklus berikutnya.
b. Siklus II
1. Perencanaan
Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun
media sebagai penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini,
pembelajaran di dalam kelas dengan konsep masyarakat belajar
(learning community).
2. Pelaksanaan
a) Membagi siswa menjadi 4 (empat) kelompok.
b) Siswa melakukan percobaan tentang perubahan fisik
lingkungan dengan menggunakan tanah kering, rumput-
rumputan, rumah-rumahan dari kertas, kotak kayu, penyiram
tanaman dan air.
c) Siswa mengamati hasil percobaan.
d) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.
e) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui keaktifan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dan kekompakan siswa dalam kelompok, serta antusiasme siswa
pada saat pembelajaran.
4. Refleksi
Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan. Jika hasilnya memenuhi target, maka
penelitian tindakan akan dihentikan, dan jika kurang berhasil
maka penelitian tindakan akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Kondisi siswa kelas IV SDN Kaliharjo
Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa kelas IV SD Negeri
Kaliharjo sebanyak 24 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan. Dari 24 siswa ini sebagian besar menganggap bahwa
pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Maka,
dari sekian banyak siswa hanya sebagian kecil saja yang menyukai
pelajaran IPA, dan sebagian besar menyatakan tidak suka dengan pelajaran
IPA. Mereka bermalas-malasan dan kurang antusias (kurang bersemangat)
ketika pembelajaran IPA, karena sebagian besar siswa menganggap
pembelajaran IPA membosankan. Dengan kondisi tersebut maka prestasi
belajar IPA pada akhir semester memeiliki rata-rata yang paling rendah
disbandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
disebabkan banyak permasalahan, diantaranya proses pembelajaran yang
kurang tepat. Pada dasarnya konsep-konsep materi ajar pada pelajaran IPA
berhubungan dengan alam sekitar. Sehingga proses pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan dengan cara pemberian pengalaman belajar secara
langsung. Namun selama ini, proses pembelajaran yang dilaksanakan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Siswa tidak diarahkan untuk
belajar secara inkuiri dan berbuat sehingga tidak tertarik dengan mata
pelajaran IPA.
2. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran selama ini belum menggunakan pendekatan
yang inovatif. Pada umumnya pembelajarab masih berpusat pada guru dan
menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang antusias dan cepat
bosan. Dengan kondisi tersebut maka prestasi belajar siswa rendah.
3. Pelaksanaan siklus I
Tindakan / Siklus I dilaksanakan selama 3 minggu mulai tanggal 5
Februari 2010 sampai 23 Februari 2010. Tahapan yang dilakukan pada
siklus 1 terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti merencanakan
pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual menyiapkan media
dan alat pembelajaran, membuat instrument observasi, dan membuat
lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan
pembelajaran IPA sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pertemuan 1
Pada pertemuan yang pertama kegiatan awal dimulai dengan
pemberian motivasi dan apersepsi.
Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan pembagian kelompok
selanjutnya siswa diajak keluar kelas dan berdiri di halaman selama 10-
15 menit. Kemudian kembali ke dalam ruang kelas. Tanya jawab
tentang kejadian yang dialami ketika berada di halaman dan setelah
masuk kembali ke ruang kelas. Siswa melaksanakan kegiatan 1 yaitu
percobaab tentang sumber energi panas.
Kegiatan 1
Sumber energi panas
Alat dan bahan
1. Dua buah batu
2. Dua keping uang logam
3. Dua penggaris mika
Cara kerja
1. Pastikan kedua telapak tanganmu dalam keadaan kering. Gesek-
gesekkan kedua telapak tanganmu selama 5 menit. Amati yang kamu
rasakan.
2. Gesekkan dua batu satu sama lain selama 5 menit. Sentuhlah
permukaan batu yang saling bergesekan itu. Apa yang kamu
rasakan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Gesekkan kedua keeping uang logam satu sama lain selama 5 menit.
Sentuhlah permukaan uang logam yang salaing bergesekan itu. Apa
yang kamu rasakan?
4. Gesekkan dua penggaris selama 5 menit. Sentuhlah permukaan
penggaris yang digesekkan tadi. Apa yang kamu rasakan?
Pertanyaan
1. Apa yang kamu rasakan saat kedua telapak tanganmu kamu
gesekkan?
2. Apa yang kamu rasakan pada batu yang digesekkan?
3. Apa yang kamu rasakan pada uang logam yang digesekkan?
4. Apa yang kamu rasakan pada penggaris mika yang digesekkan?
Kegiatan akhir pada pertemuan 1 siswa dibimbing untuk membuat
kesimpulan tentang materi pembelajaran dan pemberian tindak lanjut
berupa tugas rumah.
Pertemuan 2
Kegiatan awal pada pertemuan 2 dimulai dengan pemberian
motivasi yaitu gambaran tentang perpindahan panas.
Kegiatan inti, bersama kelompoknya siswa mempersiapkan alat
dan bahan percoban. Siswa melakukan kegiatan 2 yaitu percobaan
tentang menyelidiki perpindahan panas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Kegiatan 2
Perpindahan energi panas
Alat dan bahan
1. Empat mug yang sama
2. Kantong plastik
3. Kertas Koran
4. Handuk
5. Air hangat
6. Jam
7. Karet gelang
Cara kerja
1. Selimuti bagian luar mug A dengan Koran. Ikat dengan karet gelang.
2. Selimuti bagian luar mug B dengan handuk. Ikat dengan karet
gelang.
3. Masukkan mug C ke dalam kantong plastik dan biarkan mug D tanpa
pelapis atau penutup.
4. Tuangkan air hangat ke semua mug sama banyak kira-kira 2 cm dari
tepi atas mug.
5. Segera ikat plastik pada mug C dengan karet.
6. Biarkan selama 15 menit.
7. Gunakan jarimu untik menguji air hangat dalam semua mug.
Tentukan mana air yang paling panas dan air yang paling dingin.
Pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Air di mug mana yang paling panas? Apa sebabnya?
2. Air di mug mana yang paling dingin? Apa sebabnya?
3. Apa kesimpulanmu?
Untuk mengakhiri pembelajaran, guru memberikan uji kompetensi
dan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah.
Pertemuan 3
Pertemuan 3 pada kegiatan awal disampaikan motivasi dengan cara
guru memainkan pianika, dan tanya jawab apa penyebab timbulnya
bunyi pada pianika.
Kegiatan inti pada pertemuan 3 bersama kelompoknya siswa
mempersiapkan alat dan bahan percobaan tentang sumber energi bunyi
dan perambatan bunyi. Siswa melakukan percobaan, mengamati,
mencatat, dan melaporkan hasil percobaan.
Kegiatan 3
Sumber Energi Bunyi
Alat dan bahan
1. Kaleng bekas
2. Potongan bambu sebagai pemukul
3. Karet gelang
Cara kerja
1. Pegang kaleng dan rasakan yang terjadi
2. Pukul kaleng dengan bambu pemukul, ketika kaleng berbunyi
peganglah dengan jari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Rentangkan karet gelang hingga tegang pada mulut kaleng
4. Petiklah karet gelang. Perhatikan yang terjadi!
Pertanyaan
1. Apa pebedaan antara kaleng yang tidak dipukul dengan kaleng yang
dipukul?
2. Apakah karet gelang menghasilkan bunyi sebelum dipetik?
3. Apakah karet gelang menghasilkan bunyi setelah dipetik?
4. Apa kesimpulanmu?
Kegiatan 4 perambatan bunyi
Pertanyaan
1. Apakah bunyi garukan terdengar?
2. Apakah kamu dapat mendengar bunyi garukan tanpa melalui meja?
3. Apakah bunyi jam terdengar?
4. Pada jarak yang sama dapatkah kamu mendengar bunyi jam tanpa
menggunakan penggaris kayu?
5. Apa kesimpulanmu?
A.
B.
1.
2.
1.
2.
3.
Tempelkan telingamu diujung sebuah meja.
Pada ujung lain suruhlah temanmu menggaruk-garuk meja perlahan-lahan.
Sediakan jam tangan dan penggaris kayu panjang.
Letakkan jam tangan tersebut pada ujung tongkat.
Dengarkan detak jam dari ujung tongkat yang lain.
C 1. Sediakan 2 buah batu sebesar bola pimpong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pertanyaan
1. Apakah kamu dapat mendengar bunyiakibat benturan kedua batu
itu?
2. Apa kesimpulanmu?
D
.
1.
2.
Tiuplah peluit di halaman sekolah.
Suruh temanmu mendengarkan di dalam kelas.
Pertanyaan
1. Terdengarkah suara peluit itu oleh temanmu?
2. Bagaimana cara bunyi itu sampai ke telinga temanmu?
3. Apa kesimpulanmu?
Sebagai akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan atas
kerja sisw dan memberikan uji kompetensi.
c. Observasi
Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan
pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
alat Bantu berupa lembar kerja siswa dan perekaman kamera. Observasi
ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan
. 2.
3.
Air dalam baskom
Tumbukkan kedua batu tersebut di dalam air. Dekatkan telingamu ke
permukaan air. Perhatikan yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
untuk mengetahui seberapa besar aktifitas ssiwa dalam proses
pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
siklus 1 pada foto 1, 2, 3, dan 4 siswa cukup berminat dan cukup aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi siswa sudah meningkat, yang
pada walnya hanya 15.5% menjadi 61%. Aktifitas siswa pada awalnya
25% menjadi 41%. Prestasi belajar siswa sudah terjadi peningkatan
nilai rata-rata dari 58.38 menjadi 61.00. Minat siswa sudah
menunjukkan perubahan, tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan kontekstual perlu
dilanjutkan pada Siklus II.
Pada pelaksanaan Siklus I masih belum berhasil karena belum
sesuai dengan indicator kinerja yang telah ditetapkan yaitu :
1. Aktifitas siswa belum memperoleh nilai lebih dari 65.
2. Rata-rata nilai prestasi siswa belum sesuai KKM yaitu 65.
3. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM belum mencapai 75 %.
Tindakan ini berhasil apabila nantinya sudah mencapai indikator
kinreja. Oleh sebab itu maka pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual ini harus diulangi lagi pada Siklus II dengan rancangan
perbaikan rencana pembelajaran untuk Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada minggu ke IV bulan Februari yaitu
mulai tanggal 23 sampai dengan 27. Tahapan kegiatan yang
dilaksanakan terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan pada siklus I
diketahui bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan
kontekstual belum berhasil (belum dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar seperti yang diharapkan). Oleh karena itu, peneliti
kembali menyusun rencana pembelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Rencana pelaksanaan pembelajaran terlampir.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun yaitu 3 kali pertemuan.
Pertemuan 1
Pembelajaran diawali dengan pemberian motivasi dan apersepsi.
Kegiatan inti bersama kelompoknya, siswa mempersiapkkan alat
dan bahan yang akan dipergunakan untuk percobaan pengaruh angin
terhadap perubahan lingkungan.
Siswa melakukan kegiatan 1
PENGARUH ANGIN TERHADAP LINGKUNGAN
1. Sediakan alat dan bahan berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Tanah kering
b. Tanaman rumput-rumputan
c. Rumah-rumahan dari kertas
d. Kipas angin listrik
2. Ikuti langkah-langkah di bawah ini
a. Susunlah tanah kering, tanam hias, dan rumah-rumahan
menyerupai model lingkungan.
b. Nyalakan kipas angin listrik. Kemudian, arahkan kipas ke model
lingkunganmu. Putar kipas angin dengan kecepatan kecil,
sedang, dan besar.
c. Amati peristiwa yang terjadi.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
a. Apa yang terjadi ketika kipas berputar pada kecepatan kecil,
sedang dan tinggi? Bandingkan dan ceritakan!
b. Pada kecepatan angin yang mana lingkungan dapat berubah?
c. Bagaimana perubahan yang terjadi?
4. Setelah mempraktikkan kegiatan tersebut, apa kesimpulanmu tentang
pengaruh angin pada lingkungan fisik? Buatlah laporan tertulis dan
serahkan kepada bapak / ibu gurumu!
Pada akhir pembelajaran siswa dibimbing untuk membuat
kesimpulan, dan diberikan penguatan atas hasil kerja siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pertemuan 2
Kegiatan awal pada pertemuan ke 2, guru memberi tugas salah satu
siswa untuk untuk bercerita tentang keadaan lingkungan pada saat
hujan.
Memasuki kegiatan inti, siswa bersama kelompoknya
mempersiapkan alat dan bahan percobaan pengaruh aliran air pada
tanah.
Siswa melaksanakan kegiatan 2
PENGARUH ALIRAN AIR PADA TANAH
1. Sediakan alat dan bahan berikut :
a. Kotak kayu / plastik
b. Tanah kering
c. Alat penyiram tanaman
d. Botol kecil
e. Air
2. Lakukan langkah-langkah kerja di bawah ini
a. Sediakan dua kotak kayu / plastik dan isilah dengan tanah kering.
Ratakan tanah dalam kotak tersebut.
b. Percikkan atau semprotkan air sedikit demi sedikit pada permukaan
tanah dalam kotak I.
c. Letakkan kotak II dengan posisi satu sisi lebih tinggi 5 cm.
d. Isilah botol dengan air. Kemudian, tuangkan air sedikit demi
sedikit pada tanah di kotak II tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
e. Catatlah hasil pengamatanmu.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
a. Bagaimana keadaan tanah sebelum dan sesudah diperciki air pada
kotak I?
b. Bagaimana keadaan tanah pada kotak II setelah dituangi air?
c. Kemana air mengalir pada tanah di kotak II?
d. Di bagian mana aliran air terkumpul atau berhenti pada kotak II ?
e. Apa beda perubahan yang terjadi pada tanah di kotak I dan kotak
II? Apa sebabnya?
4. Buatlah kesimpulan tentang akibat hujan bagi lingkungan.
Tulislah sebagai laporan hasil kerja kepada bapak / ibu gurumu!
Sebagai akhir pembelajaran, siswa membuat kesimpulan dan
memberikan tugas rumah yaitu mengamati pengaruh aliran air pada
tanah disekitar tempat tinggalnya.
Pertemuan 3
Pertemuan ke 3 diawali dengan tanya jawab tentang keadaan di
sekitar pada siang hari.
Kegiatan inti pembelajaran siswa melaksanakan percobaan tentang
pengaruh sinar matahari terhadap lingkungan.
Siswa melaksanakan kegiatan 3
PANAS MATAHARI MENGERINGKAN BENDA BASAH
1. Sediakan alat dan bahan berikut :
a. Tanah kering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. Rumput hias
c. Air
d. Kotak kayu
2. Lakukan langkah-langkah kerja di bawah ini
a. Siapkan dua buah kotak kayu. Kotak I diisi tanah kering. Kotak
II diisi tanah yang ditanami rumput.
b. Percikkan air di permukaan tanah pada kotak I dan kotak II
kemudian, letakkan di bawah panas matahari.
c. Amatilah keadaan tanah di kedua kotak tersebut.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
a. Bagaimana keadaan tanah sebelum dan sesudah disinari cahaya
matahari?
b. Apa perbedaan keadaan tanah pada kotak I dan II?
Bandingkanlah dan carilah sebabnya.
c. Apa peran tumbuhan bagi tanah terhadap pengaruh cahaya
matahari?
4. Setelah mempraktikkan kegiatan tersebut, apa kesimpulanmu?
Buatlah laporan tertulis dan serahkan kepada bapak /ibu gurumu!
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan evaluasi dan diberikan
penguatan.
Selama proses pembelajaran berlangsung pada masing-masing
pertemuan, peneliti mengamati keaktifan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pada pertemuan ke 3, peneliti mengadakan evaluasi untuk
mengetahui prestasi siswa.
c. Observasi
Peneliti secara runtut dan rutin melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran IPA pada masing-masing pertemuan.
Observasi dilakukan utnuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran dan suasana kelas pada saat pembelajaran. Keseluruhan
data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes
digunakan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis
perkembangan motivasi belajar IPA.
d. Refleksi
Hasil analisis data terhadap pembelajaran IPA melalui pendekatan
kontekstual, secara unum telah menunjukkan perubahan yang
signifikan. Presentase aktifitas siswa dalam pembelajaran meningkat,
siswa sangat berminat, aktif dan kreatif.
Motivasi belajar pada pembelajaran IPA semakin meningkat,
suasanA menjadi lebih aktif.
Dari analisis pada siklus II ini diketahui bahwa peningkatan
motivasi dari siklus I 61% menjadi 91%, aktifitas siswa dari 42%
menjadi 87.5%. Rata-rata kelas mencapai 69,20 dari 24 siswa. Untuk
siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 3 siswa atau 12,5%
dan yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 21 siswa atau 87,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
0
20
40
60
80
100
awal siklus I siklus II
motivasi
aktifitas
prestasi
B. PEMBAHASAN
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata motivasi belajar dari
15.5% meningkat menjadi 61%. Keaktifan siswa awalnya 25% setelah
tindakan meningkat menjadi 42%. Dari hasil tes pada kondisi awal rata-
rata nilai siswa adalah 58,38 setelah 61,00. Ada penigkatan antara
kondisi awal dengan siklus I namun belum sesuai dengan target yang
diharapkan.
Dari hasil siklus I diadakan perbaikan pada siklus II diperoleh rata-
rata motivasi belajar siswa dari 61% meningkat menajdi 91%. Keaktifan
siswa dari 42% menjadi 87.5%, rata-rata nilai prestasi siswa dari 61.00
menjadi 69.20. Ada peningkatan dari siklus I ke sklus II dan 21 siswa
tuntas. Dibawah ini merupakan histogram perbandingan motivasi belajar,
aktifitas belajar dan prestasi belajar dari kondisi awal hingga siklus II.
Dari hasil penelitian dan nilai siswa membuktikan bahwa
menggunakan pendekatan kontekstual dapat menikngkatkan motivasi dan
prestasi belajar IPA kelas IV SDN Kaliharjo tahun pelajaran 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus, dengan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPApada
siswa kelas IV SD Negeri Kaliharjo dapat diketahui bahwa:
1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Sebelum melaksanakan
pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual perlu disusun
perangkat pendukungnya yang meliputi:
a) memilih materi pembelajaran yang sesuai,
b) melakukan analisis kompetensi dasar dari hasil belajar,
c) memilih indikator sesuai dengan pembelajaran,
d) menyusun rencana pembelajaran IPA yang berdasarkan
indikator.
2. Dalam menerapkan pembelajaran IPA, guru menghadapi beberapa
kendala baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaaan.
Kendala tersebut diantaranya: memerlukan waktu yang cukup
banyak dalam menyusun perangkat pendukungnya, kurang
tersedianya alat peraga yang dibutuhkan secara individu, dan
tuntutan untuk melakukan evaluasi yang lebih beragam. Untuk
mengatasi kendala tersebut guru bekerja keras dengan mengerahkan
seluruh kemampuan berpikir dan waktu luangnya untuk menyusun
perangkat pendukung pembelajaran IPA, memanfaatkan benda-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
benda disekeliling siswa sebagai media pembelajaran, dan untuk
mendukung pelaksanaan evaluasi yang beragam (penilaian proses,
penilaian tugas, dan penilaian hasil belajar) guru menerapkan multi
metode dalam pembelajaran diantaranya demonstrasi, kerja
kelompok, dan pemberian tugas. Hasil penelitian tindakan kelas
siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA.
Namun peningkatan itu belum sesuai yang diharapkan peneliti
karena hasilnya belum sesuai KKM yaitu 65. Oleh peneliti dianggap
berhasil apabila rata-rata kelas sudah mencapai 65 ke atas. Dengan
demikian peneliti berusaha mengulang pembelajaran pada siklus II.
Ternyata pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang
berarti.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti
kebenarannya, artinya bahan pelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
IV SD Negeri Kaliharjo UPT P dan K Kaligesing tahun pelajaran
2009/2010. Dengan demikian pembelajaran IPA dengan pendekatan
kontekstual yang dilaksanakan pada siswa kelas IV dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Dengan meningkatnya motivasi belajar maka
prestasi belajar juga meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka ada beberapa
saran untuk dipertimbangkan dan sekaligus untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa serta sekaligus sebagai penutup dalam skripsi ini, meliputi
bagi sekolah, bagi guru, bagi siswa, dan bagi orang tua.
1. Kepada Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pemanfaatan lingkungan
sekolah, sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-
konsep IPA secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan memberdayakan lingkungan.
2. Kepada Guru
Hendaknya mempersiapkan secara cermat dan tepat perangkat
pendukung pembelajaran IPA dan fasilitas belajar khususnya
pemanfaatan lingkungan. Karena lingkungan sangat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya
berpengaruh pada proses dan prestasi belajar siswa.
3. Kepada Siswa
Siswa hendaknya ikut serta berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru serta meningkatkan usaha belajarnya, sehingga akan
memperoleh hasil atau prestasi yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4. Kepada Orang Tua
Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan
keberhasilan pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak
adalh di rumah. Oleh karenanya pengawasan siswa di rumah lebih
banyak daripada di sekolah.
Pendidikan akan berhasil apabila ada kerjasama antara orang tua
dan guru. Bimbingan orang tua dirumah sangat berarti dalam kemajuan
belajar siswa, tanpa bantuan orang tua, pendidikan tidak optimal.