Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH
TARBIYAH ISLAMIYAH SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR - RIAU
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam dalam Kosentrasi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
S. M. YUSUF NIM: MMP.1622644
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
2
3
4
5
6
M O T T O
Artinya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu”1. (QS. Muhammad : 7)
1 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Pustaka Agung
Harapan 2006)
vii
7
KATA PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kehadapan :
Orang-orang tersayang yang telah banyak berjasa dalam hidupku
Terutama ibundaku tercinta Hj.Syarifah Radiah, ibu mertuaku Syarifah
Halijah, Istriku Syarifah Kamariah, M.Pd, dan anak-anakku Said Muammar
Bayukarizki, B.Sc, Syarifah Nurhanifa Azzahra, Syarifah Fatimah, Nabila
dan Said Abdurrahman dan semua saudara-saudaraku Syarifah Zaharah,
Dr. Syarifah Normawati, M.Pd.I, Syarifah Purnamawati, Syarifah Mardiati,
A.Md Syarifah Mirdawati, SKM, Said Abdullah Dahlawi, ST, Said Samsul
Azwari, Syarifah Mirnawati, A,Md.Keb, dan Said Wedi Fadli, A.Md beserta
saudara-saudara iparku Said Faisal, S.Pd, Dr. Said Maskur, M.Ag,
Syarifah Yusdarni, Syarifah Titin Farlina, A.md.Kep., Said Al-Bokhari
Alidrus, M.Pd, Syarifah Nina Widianti, A.Md.Keb. yang telah dengan sabar
dan ikhlas mendampingi, memberikan dukungan dan mendo‟akanku
selama menjalani perkuliahan.
Semoga ilmu yang kudapat mendapatkan berqah dan redha Allah.SWT
Aamiin ya Rabbal ‟alamiin.
* * *
8
ABSTRAK
S.M.YUSUF. NIM. MMP. 1622644. Manajemen Perubahan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman. Tesis, Program Pasca Sarjana UIN STS Jambi 2018
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana perencanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru (2) Bagaimana pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) observasi, (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Sedangkan keabsahan data dengan menggunakan, (1) perpanjangan keikutserataan, (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi data.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, maka diperoleh suatu gambaran bahwa (1) Perencanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, maka telah melakukan beberapa perencanaan iaitu: (a) Memberikan penghargaan kepada guru terbaik, (b) Menciptakan suasana yang harmonis, (c) Memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan, (d) Membuat program sekolah, (e) Menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan, (f) Membina guru dan staf, (g) dan Penggandaan atau perbaikan sarana dan prasarana sekolah. (2) Pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, dalam pelaksanaan kontrolnya kepala sekolah (a) memberikan penghargaan, (b) menciptakan suasana yang harmonis, (c) memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan, (d) membuat program sekolah, (e) membina guru dan staf, (3) Faktor pendukung yang peneliti temui ialah ada dukungan dari yayasan, adanya kerja sama yang baik antara guru, staf dan kepala sekolah, adanya suasana kekeluargaan yang teripta, sedangkan faktor penghambatnya ialah masih sulitnya kepala sekolah membagi waktu kegiatan yang ada di luar dan kegiatan yang ada di dalam sehingga kontrol terhadap pelaksanaan sedikit terganggu, Sumber Daya Manusia yang kurang, sulitnya menemukan guru terbaik meskipun sudah kriteria- kriteria yang sudah di tentukan.
Kesimpulannya adalah bahwa pelaksanaan dan perencanaan sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun di sisi lain masih kurang maksimal dan masih ada beberapa kendala yang dihadapi pihak kepala sekolah.
Kata kunci : Manajemen Perubahan dan Motivasi
ix
9
ABSTRACT
S.M.YUSUF. NIM. MMP. 1622644."Management of Change in Improving Teacher's Work Motivation in Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kateman District". Thesis, Postgraduate Program UIN STS Jambi2018
The problems in this study are: (1) How is the planning of change management control by the Principal in increasing teacher work motivation (2) How is the implementation of change management control by the Principal in increasing teacher work motivation (3) What are the supporting and inhibiting factors in the implementation of change management control by the Principal in increasing teacher work motivation at Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung. This research method is qualitative descriptive, data collection is done using (1) observation, (2) interviews and (3) documentation. Whereas the validity of the data by using, (1) the extension of the following data, (2) the persistence of observation, (3) data triangulation.
Based on the results of the field research, it was obtained an illustration that (1) Planning for change management control by the Principal in increasing teacher work motivation at Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, has carried out several plans namely: (a) Planning control of awards to the best teachers, (b) Creates a harmonious atmosphere, (c) Control planning pays attention to the welfare of teachers and employees, (d) To make school programs, (e) Determines work according to the ability of teachers and employees, (f) To build teachers and staff, (g) and reproduction or improvement of school facilities and infrastructure. (2) The implementation of change management control by the Principal in increasing teacher work motivation at Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, in implementing the control of the principal (a) giving awards, (b) creating a harmonious atmosphere, (c) paying attention to the welfare of teachers and employees , (d) making school programs, (e) fostering teachers and staff, (3) supporting factors that researchers have encountered is that there is support from the foundation, there is good cooperation between teachers, staff and principals, a family atmosphere is created, while the inhibiting factor is that it is still difficult for school principals to divide the activities outside and the activities inside so that control over the implementation is slightly disrupted, Human Resources are lacking, it is difficult to find the best teacher even though the criteria have been determined.
The conclusion is that the implementation and planning have been carried out well, although on the other hand it is still not maximal and there are still some obstacles faced by the principal.
Keywords : Change Manajemen and motivation.
x
10
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulullah kehadhirat ilahi yang telah melimpahkan rahmat dan
hinayahnya kepada penulis sehingga tetap berada dalam iman dan Islam
serta dapat menjalankan perintahnya sampai hari ini. Selawat dan salam
buat junjungan alam Nabi Muhammad SAW sebagai rasul pembawa
rahmat yang menyelamatkan ummat baik di dunia maupun pada hari
kiamat kelak.
Tujuan dari penelitian dan penulisan tesis ini adalah sebagai bagian
dari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar magister
(S2) Program Studi Pendidikan Islam dalam kosentrasi Manajemen
Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana UIN STS Jambi.
Dalam kata pengantar ini penulis ingin mengaturkan ucapan terima
kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
penulis baik berupa moril maupun matril atau apa saja konstribusi yang
telah memudahkan penulis dalam penyelesaian tesis ini, sehingga dengan
ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA sebagai Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husain Ritonga, MA sebagai Direktur dan
ibu Dr.Risnita, M.Pd wakil Direktur Bidang Akademik Program
Pascasarjana UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. H. Malik, M.Si sebagai Ketua Prodi Manajemen Pendidikan
Islam Program Pascasarjana UIN STS Jambi.
4. Istimewa buat Pembimbing I bapak Dr. H. Hilmi, M.Pd.I dan
Pembimbing II bapak Dr. Jamaluddin, M.Pd.I yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan pengalaman khusus yang berkaitan
dengan penulis tesis ini.
5. Bapak Abdullah Yunus, M. Pd.I sebagai Kasub-bag TU yang telah
banyak membantu dalam kelancaran dari awal samapai akhir
perkuliahan.
xi
11
6. Seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Civitas program pascasarjana UIN STS
Jamabi yang telah memberikan ilmunya dan kontribusi dalam
penyelesain tesis ini.
7. Bapak Dr. Said Maskur, M.Ag sebagai Ketua STIT Ar-Risalah Sungai
Guntung yang telah banyak memberikan dukungan dalam segala hal
sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini
dengan baik.
8. Bapak Sudino, M.Pd sebagai Kepala Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri
Hilir - Riau beserta guru-guru, pegawai dan siswa, yang telah bersedia
memberikan informasi yang diperlukan dan dukungannya atas
penelitian dalam pembuatan tesis ini.
9. Pihak-pihak lain yang sudah ikut berpartisipasi memberikan nasehat
atau pencerahan kepada penulis yang mana penulis tidak bisa
sebutkan satu per satu dalam Tesis ini.
10. Teman-Teman Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam di
Pascasarjana UIN STS Jambi.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu segala kritikkan dan saran yang bersifat membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Dan mudah-mudahan Tesis ini berguna bagi
berbagai pihak. Akhirnya semoga karya ini bermanfaat bagi semua orang,
terlebih untuk pribadi penulis sendiri.
Semoga apa yang telah kita lakukan menjadi amal shaleh di sisi
Allah .SWT yang mendapat balasan di dunia maupun di akhirat kelak.
Aamiin ya robbal „aalamiin.
Jambi, 21 Nopember 2018
Penulis.
S. M. YUSUF NIM: MMP. 1622644
xii
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………….…………………………………….........… i LEMBAR LOGO ........……………………………….…………………..… ii HALAMAN NOTA DINAS ............……………………………….………. iii LEMBARAN PERSETUJUAN ..…..……………………………………... iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS….………………........….. v HALAMAN PENGESAHAN ..…………………………………………..… vi HALAMAN MOTTO .................….……………………………………….. vii KATA PERSEMBAHAN ……….…………………………………………. viii ABSTRAK .................…………………………….……………………..… ix ABSTRACT …...........…………………………….……………………...... x KATA PENGANTAR …....………………….……………………..........… xi DAFTAR ISI …...........…………………………………………………...… xiii DAFTAR TABEL …..…………………….……………….....…….........… xv DAFTAR BAGAN/GAMBAR …....…………………………………......... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..……………………………..……. 1 B. Rumusan Masalah ……….…………………………..……… 6 C. Fokus Penelitian ...............………………....….....………… 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......……….…...………... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Kajian Teori …...………………………………………........... 9 1. Pengertian Manajemen …....….....………………………. 9 2. Kontrol Manajemen ……....………....………………....... 13 3. Pengertian Perubahan …………………………………... 20 4. Manajemen Perubahan ………………….………………. 33 5. Motivasi Kerja Guru…………………………………..…… 50 B. Penelitian yang relevan ………………………………. 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ............……………………….......... 65 B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian ……..…...………...... 66 C. Jenis dan Sumber Data …………………………………….. 67 D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 69 E. Teknik Analisa Data ..……………………………………….. 71 F. Uji Keterpercayaan data ................…………………........... 72 G. Pelaksanaan dan Waktu Penelitian ......….………............. 74 H. Pengembangan Instrumen ......………........………............ 75
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............………………………… 76
13
1. Profi ………………………………………………………… 76 2. Sejarah Berdiri Madrasah………………………………… 77 3. Letak Geografis .............................................................. 79 4. Visi Dan Misi ................................................................... 79 5. Struktur .......................................................................... 80 6. Keadaan Guru ............................................................... 82 7. Keadaan Siswa ............................................................... 85 8. Kurikulum ....................................................................... 86 9. Sarana Prasarana .......................................................... 87
B. Temuan Penelitian ………………..……………………….…. 91 1. 2. 3.
Perencanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau .…............................................................… Pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau ….............................................................… Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau ….……………………………………..............
91
105
121 C. Analisis Hasil Penelitian ……………………………..……… 125
BAB V METODOLOGI PENELITIAN A. Kesimpulan …….......…………….…................................. 133 B. Implikasi …....………………..…........................................ 134 C. Implikasi …....………………..…........................................ 135 D. Saran …....………………..…............................................. 136 E. Penutup …....………………..…......................................... 137
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
xiii
xiv
14
DAFTAR TABEL
Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel III. 1 Jadual dan Waktu Penelitian......................... 74
Tabel IV. 1 Nama- nama Kepala Madrasah…………….. 78
Tabel IV. 2 Keadaan Pegawai/ Guru……………………... 83
Tabel IV. 3 Keadaan Siswa ……………………………….. 86
Tabel IV. 4 Data Sarana Prasarana ……………………… 88
Tabrl IV. 5 Analisis SWOT …………………………….…. 90
xiv
xv
15
DAFTAR BAGAN/GAMBAR
Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar. 1 Struktus Organisasi Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung .............
82
16
17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi yang biasanya disebut dengan abad 21 ditandai dengan
adanya keterbukaan dan ketergantungan antar negara, ditambah arus
informasi yang sangat cepat, karena itu globalisasi menuntut perubahan di
segala bidang, termasuk dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam pendidikan diharapkan dapat memecahkan berbagai
masalah pendidikan, baik masalah konvensional maupun masalah-
masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah
inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan akan
tercipta budaya dan iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas
pendidikan, pengembangan sumber daya manusia dan dapat mendorong
tenaga kependidikan untuk bekerjasama dalam meningkatkan kualitas
pendidikan terutama di sekolah dalam mewujudkan visi dan misinya.
Perubahan terus terjadi di dunia ini. Tidak ada sesuatu yang statis,
semuanya mengalami perubahan. Itulah sebabnya, setiap
organisasi/lembaga termasuk sekolah/madrasah juga harus memiliki
kemampuan untuk berubah. Hanya perubahan itu sendirilah yang akan
abadi.2 Hal ini sejalan dengan firman Allah surah Arra‟du ayat 11:
Artinya :”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri”. (Q.S. Arra‟du : 11).
Kasus kondisi pendidikan di Indonesia, termasuk yang berkaitan
dengan madrasah sebagai sebuah organisasi, perubahan tersebut dapat
dilihat pada berbagai hal, mulai dari kebijakan penyelenggaraan oleh
2Muhaimin, et al, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Penegembangan Sekolah/Madrasah), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 65 2 1
18
pemerintah, sampai dengan perubahan sebagai hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Perubahan sebagai akibat kebijakan pemerintah, misalnya
perubahan dari sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi,
menyebabkan munculnya model Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
(MBS/M), Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Madasah
(MPMBS/M). Perubahan pada pengelolaan, menyebabkan munculnya
Komite Sekolah/Madrasah, Dewan Pendidikan, dan Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan (LPMP). Perubahan yang berkaitan dengan perubahan
ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya perubahan dalam proses
pembelajaran, telah menghasilkan menghasilkan teori pembelajaran
kuantum (quantum teaching /learning), dan pembelajaran aktif (active
learning).3
Berbagai perubahan pada dekade terakhir ini digambarkan oleh
banyak ahli manajemen sebagai suatu turbulent (angin kencang yang
berubah arah), sehingga kondisi tersebut sering kali membawa korban.
Iklim makro organisasi yang sangat cepat mengalami perubahan,
ditambah dengan iklim kompetensi antar organisasi yang semakin kuat
menuntut organisasi apa pun termasuk madrasah untuk selalu mampu
mengalami perubahan dan persaingan.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam harus mampu
berkompetesi dengan lembaga-lembaga kursus dan dunia kerja. Untuk
mampu berkompetisi tersebut madrasah harus mampu melihat berbagai
kebutuhan dan harapan stakeholder. Jadi sudah saatnya madrasah
berbenah dan berubah sebagaimana diungkapkan oleh Muslich yang
dikutip oleh Rahmat Rais bahwa baik menyangkut hubungan dengan
sistem Pendidikan Nasional maupun struktur internal yang ada di tubuh
Pendidikan Islam itu sendiri, banyak persoalan yang menjadi kendala
lemahnya pendidikan Islam (madrasah) antara lain:
3 Ibid, hlm.88 3
19
1. Pada kenyataanya pendidikan Islam (madrasah) belum mampu
bersaing dengan pendidikan lain dalam membangun umat mayoritas
penduduk muslim di negeri ini. Hal ini karena hubungan dengan sistem
pendidikan nasional belum akrab, tidak adaptif bahkan terkesan selalu
ketinggalan zaman yang pada akhirnya lembaga semacam madrasah
akan menelorkan out put yang tidak siap untuk memasuki pasar kerja.
2. Kenyataan di lapangan masih terbatasnya dana dan tenaga ahli pada
pendidikan Islam seperti madrasah. Alokasi dana pemerintah untuk
subsidi pendidikan Islam jauh lebih kecil dari sub sektor lain termasuk
dengan pendidikan umum.4
Demikian pula menurut pakar Pendidikan Islam Azyumadri Azra,
bahwa prestasi pendidikan Islam (madrasah) masih menempati posisi
marjinal. Lebih lanjut Azra menjelaskan bahwa penyebabnya adalah
pengelolaan yang secara umum tidak atau kurang profesional. Pendidikan
Islam sering kalah bersaing dalam berbagai segi dengan sub sistem
Pendidikan Nasional yang diselenggrakan oleh kelompok-kelompok
masyarakat. Bukan rahasia lagi, bahwa citra dan gengsi lembaga
pendidikan Islam sering dipandang sebagai subordinat dari pendidikan
yang diselenggarakan pihak lain.5
Masih menurut Azyumadi Azra yang dikutip oleh Khozin, et-al.
bahwa permasalahan yang dialami madrasah sangat kompleks. Di
samping masalah klasik seperti dikotomi pendidikan umum dan agama
yang belum tuntas sampai saat ini, madrasah menurut Azra menghadapi
masalah rendahnya kualitas sumber-sumber daya pembelajaran. Di
samping sumber daya guru yang umumnya masih belum sesuai dengan
kualifikasi guru mata pelajaran (khususnya pelajaran-pelajaran umum),
minimnya fasillitas pembelajaran seperti laboraturium bahasa,
laboraturium fisika dan kimia, ruang kumputer, perpustakaan, dan alat-alat
pembelajaran lainnya juga menjadi permasalahn di madrasah. Institusi
4 Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, (Jakara:
Litbang & Diklat Depag RI, 2009), hlm.104 4 5 Ibid, h.90 5
20
madrasah juga masih memiliki kendala manajemen. Kendala ini terutama
berkaitan dengan upaya memaksimalkan dan mengembangkan sumber
daya yang ada, serta kemampuan untuk mencari sumber-sumber baru
dan gagasan-gagasan baru yang bersifat inovatif termasuk rendahnya visi
dan orientasi para pengelola madrasah dalam kaitannya dengan
peningkatan mutu pendidikan. Azra juga mengatakan bahwa madrasah
masih menghadapi banyak masalah sebagaimana dihadapi lembaga-
lembaga pendidikan lainnya. Sebagai institusi sosial, misalnya ia
dihadapkan pada persoalan bagaimana melakukan respon terhadap
tuntutan yang berkembang di masyarakat. Tuntutan tersebut tidak bisa
dipisahkan. Masing-masing saling berebut pengaruh untuk melakukan
intervensi terhadap pihak lainnya. Madrasah tidak mungkin mengelak dari
dinamika masyarakat karena di dalamnyalah ia berada.6
Studi tentang sekolah yang efektif membuktikan bahwa kultural atau
budaya sebuah sekolah secara fundamental sangat menentukan kualitas
sebuah sistem pendidikan. Banyak kasus, kegagalan sejumlah usaha
reformasi pendidikan di banyak tempat berkaitan erat dengan tidak
adanya perubahan yang radikal dalam kultur madrasah. Sebagai bagian
yang tidak dapat terpisahkan, MA Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Secara
keseluruhan ia tidak bisa mengisolasikan diri dari perubahan-perubahan
paradigma, konsep, visi, orientasi baru pengembangan pendidikan
nasional. Ia harus mampu menyiapkan diri menghadapi tantangan dalam
pengembangan Delapan Standar Nasional Pendidikan.
Jika MA Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung tidak giat berbenah
serta bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada untuk meningkatkan
mutu madrasah, maka tidak menutup kemungkinan lambat laun MA
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung akan menjadi pilihan kedua atau
ketiga setelah anak mereka tidak diterima seleksi di sekolah-sekolah lain
6 Khozin, et-al., Manajemen Pemberdayaan Madrasah, (Malang: UMM Press, 2006), hlm.
103 6
21
yang berstandar. Berdasarkan studi pendahuluan, penulis menemukan
bahwa MA Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung sebagai salah satu
madrasah dan Lembaga Pendidikan Islam yang terdapat di kecamatan
Kateman Kabupaten Indragiri Hilir - Riau tidak lepas dari persaingan dan
tuntutan perubahan ke arah yang diidealkan karena persaingan begitu
ketat dengan lembaga-lembaga pendidikan lain di sekitar MA Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung. Sekitar 1 km dari MA Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung terdapat sebuah MA Al-Ikhlas Sungai Guntung dengan
fasilitas yang lengkap serta tenaga pendidik yang memadai, dan proses
belajar mengajar sudah berjalan dengan cukup baik. Kemudian 3 km dari
MA Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung terdapat pula SMAN-1 Sungai
Guntung yang memiliki gedung sekolah, sarana yang lengkap serta guru
yang memadai.
Melihat ketatnya persaingan, maka MA Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung tidak bisa hanya berpangku tangan tetapi harus giat berbenah
dan berubah serta berusaha memenuhi Delapan Standar Nasional
Pendidikan sebagai tuntutan agar mampu menjadi sebuah madrasah yang
unggul dan dapat dipercayai masyarakat. Namun berdasarkan
pengamatan awal penulis di MA Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir - Riau terlihat masih
kurangnya dalam pelaksanaan kontrol manajemen perubahan seperti
keadaan labor bahasa dan labor komputer yang berada disana tidak dapat
dipergunakan dengan maksimal karena kurang terurus dan sebahagian
komputer tidak bisa dipergunakan, hal ini menjadi salahsatu penyebab
menurunnya motivasi guru dalam melaksanakan prakter mengajar
sebagaimana mestinya. Melihat fenomena dan gambaran di atas, maka
peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian pada MA Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir
- Riau Kabupaten Indragiri Hilir dengan judul “Manajemen Perubahan
Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
22
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir
- Riau”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah penelitian yang telah
dikemukakan di atas, rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti
adalah “ Bagaimana pelaksanaan kontrol manajemen perubahan Kepala
madrasah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten
Indragiri Hilir – Riau”, selanjutnya dirinci menjadi pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala
madrasah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman
Kabupaten Indragiri Hilir - Riau ?
2. Bagaimana pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala
madrasah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman
Kabupaten Indragiri Hilir - Riau ?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
kontrol manajemen perubahan oleh Kepala madrasah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri
Hilir - Riau ?
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini memiliki tujuan untuk memfokuskan objek
penelitian serta mengingat keterbatasan waktu, maka peneliti akan
memfokuskan penelitian pada “Bagaimana pelaksanaan kontrol
manajemen perubahan oleh Kepala madrasah dalam meningkatkan
motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
23
Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau” .
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan
tentang pelaksanaan kontrol manajemen perubahan. Sedangkan tujuan
secara khusus penelitian ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan kontrol manajemen
perubahan oleh Kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi kerja
guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kontrol manajemen
perubahan oleh Kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi kerja
guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kontrol manajemen perubahan Kepala madrasah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri
Hilir – Riau.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan teoritis dan praktis. Kedua
kegunaan tersebut dijelaskan di bawah ini.
a. Kegunaan Teoretis
Secara teoretis kegunaan penelitian ini adalah sebagai tambahan
referensi terkait penelitian tentang Pelaksanaan Kontrol
Manajemen Perubahan di Tingkat Satuan Pendidikan.
b. Kegunaan praktis
1) Bagi Peneliti
Memberikan wawasan dan bekal terkait dengan peran pelaksanaan
kontrol manajemen perubahan yang dapat diterapkan di sekolah
24
tempat mengajar kelak.
2) Bagi Sekolah
Sebagai referensi untuk dapat menentukan kebijakan terkait
dengan program dan pelaksanaan kontrol manajemen perubahan.
3) Bagi Guru
Dapat dijadikan referensi untuk lebih meningkatkan kinerjanya
sebagai wujud tanggung jawab terhadap program kerja yang telah
ditetapkan.
25
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen
Kata Managemen berasal dari bahasa Inggris dan di terjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Manajemen”. Seperti yang
dikemukakan oleh salah satu tokoh ilmuwan manajemen
Marry Parker Follet mendefinisikan manajemen ini sebagai seni
mencapai sesuatu yang melalui orang lain (the art of getting things done
through the others). Dengan definisi tersebut, manajemen tidak bekerja
sendiri, tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu.7
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.8
Istilah manajemen dalam tinjauan Islam berasal dari kata yudabbiru,
yang berarti mengarahkan, mengelola, melaksanakan, menjalankan,
mengatur atau mengurus. Asal katanya dari dabbara, yang berarti
mengatur, dan mudabbir artinya orang yang pandai mengatur atau
pengatur, serta mudabbar yang diatur9. Allah Swt telah menciptakan alam
ini untuk manusia, dan berkuasa pula mengaturnya.
Firman Allah Swt:
7 Hanafi, Mamduh M. Manajemen . (Jogjakarta: UUP AMP YKPN. 1997) hlm. 15
8 Handoko, Hani, Manajemen. (Yogyakarta: BPFE, 1984) hlm. 8
9 Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd., Manajemen Kepemimpinan Islam (Alfabeta, 2015), hlml.1
9
26
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. As-Sajadah:5)
Al-Qur‟an adalah mukjizat terbesar bagi nambi Muhammad. Al-
Qur‟an juga satu-satunya mukjizat yang bertahan sehingga sekarang.
Selain sebagai sumber kebahagiaan didunia dan diakhirat, al-Qur‟an
juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah mati. Jika
dicermati, kebanyakan ilmu pengetahuan yang sa‟at ini berkembang,
sejatinya telah Allah tuliskan dalam al-Qur‟an. Firman Allah SWT dalam
surah Ash Shaff (61:4) :
Artinya : ”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Q.S. Ash Shaff: 4)
Firman Allah SWT juga dalam surah Al-Mu‟minun (23:8) :
Artinya : “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. (Q.S. Al-Mu‟minun: 8)
Melihat dari kedua ayat Al-Qur‟an diatas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa Al-Qur‟an adalah sumber dari seluruh sumber ilmu
pengetahuan, bahkan ilmu yang baru berkembang akhir-akhir ini sudah
tertera dalam Al-Qur‟an dan diterapkan oleh Rasulullah SAW sejak
dahulu kala. Sehingga penerapan manjemen Qur‟ani atau manajemen
bersifat Islami sudah ada sejak zaman kepemimpinan Rasulullah SAW.
Melihat dari beberapa pengertian manajemen diatas, serta
kenyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni maka
manajemen dapat di definisikan sebagai seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahandan pengawasan dari sumber daya
27
manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Sebagai suatu seni, manajemen merupakan siasat dan usaha tata kerja
sama dan untuk mencapai tujuan tertentu10.
Selain memiliki definisi seperti yang disebutkan diatas,
manajemen juga memiliki empat kerangka yaitu:
a. Planning (perencanaan)
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan
(planning), berikut ini penulis mengutip beberapa definisi
perencanaan. Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
meliputi pemilihan antara alternative - alternative dari objective,
policies, procedures dan program11. Menurut Bintoro Tjokroaminoto,
perencanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan - kegiatan secara
sistematis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu12.
Perencanaan berarti usaha merencanakan kegiatan - kegiatan yang
hendak dilakukan untuk mencapai tujuan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, perencanaan merupakan perumusan yang teliti dari
pada kebijakan - kebijakan mengenai berbagai aspek serta kegiatan,
termasuk penggunaan sumber - sumber yang ada dan
memungkinkan. Oleh karena itu, suatu perencanaan merupakan hasil
suatu pengambilan keputusan yang sangat vital dalam manajemen.
b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian yaitu penentuan penggolongan dan penyusunan
aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan,
penentuan orang - orang yang akan melaksanakan, penyediaan alat-
alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, dan pendelegasian
wewenang yang ditugaskan dalam bidang aktivitas masing-
masing13. Pengorganisasian ini merupakan fungsi organik
manajemen yang kedua, yang sangat vital untuk memungkinkan
10
Dr. Badrudin, M.Ag, Dasar-dasr Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 2. 11
Rachmat, Manajemen Suatu Pengantar . (Bandung: Remadja Karya, 1986) hm. 23 12
Usman, Husaini. Manajemen . (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm. 60 13
Rachmat, Manajemen Suatu Pengantar . (Bandung: Remadja Karya 1986). hlm. 41
28
tercapainya tujuan direncanakan. Pengorganisasian merupakan
langkah pertama kearah pelaksanaan rencana yang telah
tersusun sebelumnya. Oleh karena itu sangat tepat bahwa fungsi
pengorganisasian ini ditempatkan sebagai fungsi kedua sesudah
perencanaan.
c. Actuating (penggerakan)
Fungsi manajemen yang ketiga yakni fungsi penggerak. Penggerak
juga merupakan bagian yang vital dalam proses manajemen,
karena berhubungan langsung dengan orang - orang yang
menggerakan organisasi yang bersangkutan. Pengertian penggerak
itu sendiri adalah segala tindakan untuk menggerakan orang- orang
dalam suatu organisasi berlandaskan pada perencanaan dan
pengorganisasian yang telah ada14.
d. Controlling (pengawasan)
Pengawasan adalah fungsi manajer yang merupakan pengukuran
dan perbaikan dari pelaksanaan kegiatan - kegiatan para bawahannya
agar supaya yakin bahwa sasaran - sasaran organisasi dan rencana
- rencana yang telah dirancang dapat dicapai15. Pengawasan ini
merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam
manajemen. Adapun fungsi pengawasan ini meliputi empat kegiatan,
yaitu:
1. Menentukan standar prestasi
2. Mengukur prestasi yang telah dicapai
3. Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar
4. prestasi, dan,
5. Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi
yang telah ditentukan.
Pada dasarnya pengawasan merupakan tindak lanjut dari ketiga
fungsi manajemen terdahulu yakni planning, organizing, dan actuating. 14
Martoyo, Susilo. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: BPFE. 1988) hlml. 116 15
Rachmat, Manajemen Suatu Pengantar . (Bandung: Remadja Karya 1986). hlm.131
29
Tanpa adanya ketiga fungsi tersebut, maka tidak perlu adanya
pengawasan.
Berdasarkan definisi tersebut diatas seorang manajer tidak
bekerja sendiri tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan tersebut.
2. Kontrol Manajemen
a. Pengertian Kontrol
Organisasi yang terdiri dari atas manajer dan karyawan perlu
dimotivasi dan dituntut agar melakukan apa yang diinginkan pimpinan
dan harus dikoreksi menyimpang dari arah pencapaian tujuan.
Sedangkan menurut Peter Drucker mengatakan":
The synonyms for controls are measurement and information. The
synonym for control is direction. Controls pertain to means, control to an
end. Controls deal with facts, that is, with events of the past. Control
deals with expectations, that is, with the future. Controls are analytical,
concerned with what was and is. Control is normative and concerned with
what ought to be.16
Kontrol berhubungan dengan sarana, kontrol berakhir, kontrol
berurusan dengan fakta, yaitu, dengan peristiwa di masa lalu. Kontrol
berhubungan dengan harapan, yaitu dengan masa depan. Kontrol
bersifat analitis, peduli dengan apa adanya dan apa adanya. Kontrol
bersifat normatif dan peduli dengan apa yang seharusnya.
Sehubungan dengan fungsi manajemen Barry E. Cushing
menyatakan : “Fungsi utama manajemen adalah perencanaan dan
kontrol atau pengendalian. Perencanaan meliputi aktivitas – aktivitas
seperti penentuan tujuan perusahaan, penetapan kebijaksanaan,
pemilihan manajemen bawahan, penentuan pengeluaran modal, dan
pembuatan keputusan mengenai produk dan promosinya. Kontrol
menyangkut implementasi atau pelaksanaan kebijakan, evaluasi
16
Alan Walter Steiss. Strategic Management For Public and Nonprofit Organization. (Madison Avenue: New York.2003) hlm.276
30
pelaksanaan bawahan dan pengambilan tindakan koreksi pelaksanaan
yang berada dibawah normal / Standar.17
Fungsi manajemen dimulai dari perencanaan, yaitu penetapan
tujuan perusahaan secara umum. Langkah selanjutnya adalah
menentukan langkah apa dan bagaimana hal tersebut dapat
dilaksanakan. Kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk
mencapai tujuan perusahaan biasa disebut dengan strategi. Setelah
strategi ditetapkan, manajemen membutuhkan keyakinan bahwa operasi
perusahaan telah diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan dan
dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan efisien manajemen harus
melakukan suatu proses yang disebut pengendalian.
Charles T Horngren dan Gary L. Sundem mendefinisikan Kontrol
sebagai berikut :“Controlling means implementation of plans and the use
of feedback so that objectives are attained”.18
Kontrol merupakan aktivitas yang menyangkut tindakan dan
evaluasi, yang berarti implementasi dari perencanaan dan penggunaan
umpan balik supaya sasaran dicapai secara tepat.
Kontrol dilakukan untuk mengarahkan aktivitas perusahaan agar
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat tercapai dengan
efektif dan efisien. Proses Kontrol meliputi tiga langkah yaitu menentukan
standar, mengevaluasi pelaksanaan kerja dan melakukan tindakan
koreksi. Jadi dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Kontrol
merupakan fungsi manajemen yang melakukan pengukuran dan koreksi
terhadap aktivitas perusahaan untuk menjamin bahwa operasi
perusahaan telah berjalan sesuai dengan rencana dan beroperasi secara
efektif dan efisien.
b. Kontrol Manajemen
17
Cushing Barry E. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan. ( Diterjemahkan oleh Ruhayat Kosasih. Jakarta.2009).hlm11 18
Horngren, Charles T; Foster, George; and Datar, Srikant M, Cost Acoounting: A Manajerial Emphasis, Upper Saddle River, (New Jersey, Prentice Hall, 2000). hlm.6
31
Kontrol Manajemen merupakan proses untuk memotivasi dan
memberi semangat anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi, Anthony,Dearden,Bedford
yang diterjemahkan oleh Agus Maulana.19 Kontrol Manajemen juga
merupakan suatu proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan
unjuk kerja yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Karena
fokusnya adalah pada manusia dan implementasi rencana, Kontrol
Manajemen membutuhkan pertimbangan psikologis yang kuat. Kegiatan
seperti komunikasi, menasehati, memberi semangat dan mengkritik
merupakan bagian penting dari proses ini. Kontrol Manajemen
memanfaatkan Kontrol tugas untuk memastikan unjuk kerja yang efektif
dan efisien. Keefektifan diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisien menggambarkan
berapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit
keluaran. Unit organisasi yang paling efisien adalah unit yang dapat
menghasilkan sejumlah keluaran dengan penggunaan masukan minimal
atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan masukan yang tersedia,
Anthony, Dearden, Bedford yang diterjemahkan oleh Agus Maulana.20
Pada perusahaan yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat
melaksanakan pengolahan kegiatan perusahaannya secara langsung.
Pimpinan dapat secara langsung merencanakan dan mengendalikan
pelaksanaannya.
Semakin berkembangnya perusahaan, pimpinan tidak akan mampu
lagi mengelola perusahaan sendirian. Untuk itu diperlukan bantuan staf
lain untuk melaksanakan sebagian fungsinya dengan cara
mendelegasikan wewenang kepada staf tersebut. Untuk memastikan
bahwa operasi perusahaan telah berjalan dengan rencana maka
diperlukan Kontrol Manajemen.
19
Agus Maulana.Sistem Pengendalian Manajemen, (Jakarta:Salemba Empat, 2014). hlm.11 20
Ibid.,hlm12
32
Kontrol Manajemen dalam suatu perusahaan melibatkan beberapa
macam aktivitas, seperti perencanaan yang berarti apa yang harus
dilakukan dalam perusahaan. Langkah selanjutnya adalah koordinasi
dengan beberapa bagian yang ada dalam perusahaan untuk kepentingan
pencapaian tujuan perusahaan. Setelah koordinasi dilaksanakan
kemudian mengkomunikasikan informasi kepada semua tingkat
manajemen yang ada dalam perusahaan. Pada setiap periode dilakukan
evaluasi dan strategi apa yang harus dilakukan. Dengan demikian
Kontrol Manajemen dilakukan untuk menjamin bahwa semua strategi
yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
perusahaan.
Definisi Kontrol Manajemen menurut Robert N. Anthony adalah sebagai
berikut : “ Management control is the process by which managers
influence other members of the organizatin’s strategies”.21 Sedangkan
menurut Robert N. Anthony, Glenn A. Welsch, dan James S. Reece
mendefinisikan Kontrol sebagai berikut : “Management control is the
process by which managers influence members of the organization to
implement its strategies effectively and efficiently.”22
Melihat dari definisi-definisi di atas, diketahui bahwa Kontrol
Manajemen merupakan suatu proses yang digunakan manajemen untuk
menjamin bahwa perusahaan yang dikelolanya telah melaksanakan
strategi secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan
pengendaliannya, manajemen menggunakan metode dan prosedur
termasuk didalamnya sistem Kontrol Manajemen. Kontrol Manajemen
mencakup sistem Kontrol Manajemen yang terdiri atas struktur
organisasi, wewenang, tanggung jawab, dan informasi untuk
pelaksanaan Kontrol Kontrol yang memastikan bahwa organisasi telah
berfungsi untuk mencapai tujuan.
21
Anthony, Robert N. Sistem Pengendalian Manajemen, (Terjemahan Agus Maulana, Edisi Kelima. Cetak Ketujuh. Erlangga. Yogyakarta.2000) hlm.8 22
Anthony, Robert N., James S Reece, and Julie Herstenstein, Accounting Text and
Cases, 9thediton. (Homewond Illinois : Richard D. Irwin, Inc. 1995).hlm586
33
Kontrol Manajemen merupakan alat bagi manajemen dalam
pengimplementasian rencana strategis dengan cara mempengaruhi
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk
mengembangkan Kontrol Manajemen yang efektif, organisasi harus
memiliki tujuan, strategi, program dan kebijakan yang jelas dan realistic,
Anthony,Dearden,Bedford yang diterjemahkan oleh Agus Maulana .
Kontrol Manajemen yang efektif pada dasarnya memerlukan prosedur
yang tepat sehingga memungkinkan bagi manajer untuk melakukan
pengawasan dan pengevaluasian atas masukan dan keluaran secara
optimum. Dengan demikian manajemen memerlukan suatu sistem untuk
menangani proses yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin
bahwa organisasi yang dikelolanya telah melaksanakan strateginya
secara efektif dan efisien, sistem tersebut dikenal dengan istilah sistem
Kontrol Manajemen.
c. Karakteristik Kontrol Manajemen
Kontrol manajemen meliputi tindakan untuk menuntun dan
memotivasi usaha guna mencapai tujuan organisasi, maupun tindakan
untuk mengoreksi unjuk kerja yang tidak efektif dan efisien. Sistem
Kontrol manajemen yang berbeda diperlukan untuk situasi yang berbeda.
Menurut Anthony, Dearden, dan Bedford Sistem Kontrol manajemen
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Sistem Kontrol manajemen difokuskan pada program dan pusat–pusat
tanggung jawab
2. Informasi yang diproses pada sistem Kontrol manajemen terdiri dari 2
(dua) macam :
(a) Data terencana dalam bentuk program, anggaran, dan standar.
(b) Data aktual mengenai apa yang telah atau yang sedang terjadi,
baik di dalam maupun diluar organisasi.
3. Sistem Kontrol manajemen merupakan sistem organisasi total dalam
arti bahwa sistem ini mencakup semua aspek dari operasi organisasi.
Fungsinya adalah membantu manajemen menjaga keseimbangan
34
semua bagian operasi dan mengoperasikan organisasi sebagai suatu
kesatuan yang terkoordinasi.
4. Sistem Kontrol manajemen biasanya berkaitan erat dengan struktur
keuangan, dimana sumber daya dan kegiatan–kegiatan organisasi
dinyatakan dalam satuan uang atau moneter.
5. Aspek–aspek perencanaan dari sistem Kontrol manajemen cenderung
mengikuti pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem Kontrol manajemen adalah sistem yang terpadu dan
terkoordinir dimana data yang terkumpul untuk berbagai kegunaan
dipadukan untuk saling dibandingkan setiap saat pada unit
organisasi.23
d. Struktur Kontrol Manajemen
Struktur organisasi merupakan salah satu syarat dalam penerapan
Sistem Kontrol manajemen. Menurut Mulyadi, struktur organisasi
mencerminkan pembagian dan hierarki wewenang dalam perusahaan.
Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian
wewenang untuk melaksanakan bagian tertentu kepada manajemen
yang lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian pekerjaan yang
manfaat.24
Upaya untuk mencapai suatu tujuan organisasi, struktur organisasi
harus disusun sedemikian rupa sehingga wewenang, tanggung jawab
dan peran pimpinan jelas. Tanggung jawab timbul akibat adanya
pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen yang lebih tinggi
ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Pendelegasian wewenang ini
menuntut manajer yang lebih rendah untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan wewenang kepada manajer atasnya. Untuk dapat dimintai
pertanggungjawaban, manajemen tingkat lebih rendah harus mengetahui
dengan jelas wewenang apa yang didelegasikan kepadanya oleh
atasannya.
23
Anthony. Dearden dan Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1993).hlm.12 24
Mulyadi, Akuntansi Manajemen, (Jakarta:Salemba Empat, 2001)hlm183
35
Pola pendelegasian wewenang dan tanggung jawab menurut
Mulyadi bisa didasarkan pada :
1. Fungsi bisnis atau bussines Function (contoh : produksi, keuangan,
personalia, dan lain-lain).
2. Jenis produk atau product line (contoh : produk a, produk b, dan lain-
lain).
3. Daerah geografis atau geographic regional (contoh : daerah x, daerah
y, dan lain-lain).25
e. Elemen- elemen Kontrol Manajemen
Elemen–elemen sistem Kontrol manajemen menurut Anthony,
Dearden, Bedford yang diterjemahjan oleh Agus Maulana meliputi :
proses, manajer, tujuan, efisiensi dan keefektifan serta kepastian. Untuk
uraian masing–masing elemen sebagai berikut :
1. Proses.
Kontrol manajemen mencakup sistem Kontrol manajemen yang terdiri
dari atas tataan organisasi, wewenang, tanggung jawab dan informasi
untuk memungkinkan pelaksanaan pengendalian dan untuk
memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi
bekerja untuk mencapai tujuannya.
2. Manajer.
Kontrol manajemen merupakan alat bagi manajer. Kontrol manajemen
adalah proses yang berorientasi pada manusia, maka manajer-
manajer lini menjadi titik pusat dalam pengendalian ini.
3. Tujuan.
Tujuan dari proses pengendalian ditentukan dalam perencanaan
strategis.
4. Efisiensi dan keefektifan.
Efektif berarti kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang
diinginkan atau hubungan antara keluaran dan dengan sasaran yang
25
Ibd.,184
36
harus dicapainya. Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran
yang dihasilkan dengan besarnya tingkat masukan yang
dipergunakan.
5. Kepastian.
Manajemen membutuhkan kepastian yang konstan melalui Kontrol
manajemen untuk menjamin bahwa pekerjaan memang sedang
dilaksanakan secara efisien dan efektif.26
3. Pengertian perubahan
Perubahan itu sendiri adalah membuat sesuatu menjadi
berbeda, perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang
suatu organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan dimasa
depan. sedangkan menurut Stephen P. Osborne: Change is a broad
phenomenon that involves the growth and/or development 9 of one or
more of a number of elements of a public service.These include: the
design of the service; the structure of PSOs providing it; the management
or administration of these PSOs; and/ or the skills required to provide and
manage the public service.27
Perubahan itu sendiri adalah membuat sesuatu menjadi
berbeda, perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang
suatu organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan dimasa
depan. Perubahan sering terjadi dengan sendirinya, bahkan sering
terjadi tanpa kita sadari bahwa perubahan tersebut sedang
berlangsung.28
a. Komponen Utama Perubahan Dalam Pendidikan
Perubahan dalam dunia pendidikan mencakup dua komponen
utama perubahan yang saling terkait yaitu perubahan dalam
26
Anthony. Dearden dan Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1993).hlm.11 27
Stephen P. Osborne. Managing Change and Innovation in Public Service Organizationsis (Milton Park,Abingdon: Routledge. 2005). hlm. 9 28
Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016) hlm. 103
37
pengelolaan dan perubahan dalam sekolah untuk mendukung
terwujudnya perubahan karena organisasi pendidikan atau sekolah
harus dilihat sebagai satu keutuhan yang harus senantiasa diupayakan
untuk meningkatkan output pendidikan.
Pertama; Perubahan dalam pengelolaan yang meliputi:
1) Kepemimpinan
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
oleh seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau
kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan
tertentu telah ditetapkan. begitu juga yang dikatakan Dean Anderson &
Linda Ackerman Anderson Mengatakan :
How leaders’ and staĀ ’ s worldviews, assumptions, beliefs, or mental
models must change for people to enact the desired behavior and c
ulture. Mindset is t he underlying force t hat causes p eople to behave and
act as they do. Becoming aware that each of us has a mindset— a nd that
it directly impacts our behavior, decisions, actions, and results — is oft en
the critical fi rst step in building a person’ s and an organization’ s ability
to transform. Marilyn Ferguson, in Ā e Aquarian Conspiracy (1987),
states, “ I f you continue to think as you have always thought, you will
continue to get what you have always gotten.” Transforming mindset is a
prerequisite to sustained change in behavior and culture. A shift of
mindset is o ft en required for organizational leaders to even recognize
changes in the environmental forces and marketplace requirements,
thereby being able to determine the best new strategic business direction,
structure, or operation for the organization. A change in employee
mindset is oft en required for them to understand the rationale for the
changes being asked of them. And almost al ways, if t he organization is
g oing through signifi cant transformation of its strategy, organizational
design, and culture, then leaders and employees must transform their
38
mindsets to operate in it successfully.29
Melihat dari kutipan di atas pada intinya pergeseran pola pikir
diperlukan bagi para pemimpin organisasi untuk bahkan mengenali
perubahan dalam kekuatan lingkungan seperti perubahan dalam pola
pikir karyawan sering diperlukan bagi mereka untuk memahami alasan
untuk perubahan yang diminta dari mereka.
2) Komunikasi
Komunikasi dalam sebuah organisasi ini merupakan salah satu
bentuk tindakan atau perilaku manajerial yang sangat dibutuhkan dalam
sebuah organisasi. Tanpa komunikasi organisasi tidak akan
berjalan, komunikasi ini sebagai pertunjukan atau pesan dan
penafsiran pesan diantara unit - unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tertentu.
3) Hubungan internal dan eksternal organisasi
Tidak ada organisasi yang bisa mencapai sempurna mampu
mengumpulkan secara internal semua sumber yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya, Tetapi juga bisa secara eksternal.Strategi
eksternal ini merupakan usaha yang dimaksudkan untuk benar - benar
mengubah lingkungan tersebut. Jadi hubungan internal dan ekternal
dalam organisasi ini saling berkaitan.
Kedua; perubahan dalam sekolah untuk mendukung terwujudnya
perubahan tersebut meliputi:
1) Tim manajemen supervisi.
Supervisi ini merupakan aktivitas pengarahan dan bimbingan yang
dilakukan oleh atasan dalam hal ini yaitu kepala madrasah kepada
guru-guru serta personalia sekolah lainnya yang langsung menangani
belajar para siswa untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar30.
Pada hakikatnya supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai
29
Dean Anderson & Linda Ackerman Anderson. Beyond Change Management. (989 Market Street, San Francisco.2010).hlm.37 30
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta(2009) hlm. 312
39
bimbingan profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar-mengajar. Supervisi ini juga merupakan suatu proses
yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab
terhadap aspek - aspek tujuan sekolah yang bergantung secara
langsung kepada para personalia yang lain, untuk membantu
menyelesaikan tujuan sekolah tersebut. Oleh karena itu dengan adanya
tim manajemen supervisi ini sekolah bisa menjadi lebih baik dalam
usahanya untuk mencapai tujuan sekolah.
2) Peran guru.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Guru hadir untuk membantu peserta didik dalam
meningkatkan kemampuan diri dari berbagai aspeknya, baik itu aspek
fisik, mental, intelektual, kepribadian, akhlak atau budi pekerti dan aspek
- aspek lainnya. Guru sebagai insan pendidik yang memiliki jangkauan
kerja tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga dan
masyarakat, sehingga seorang guru wajib memiliki potensi yang cukup
bagus dalam memicu perubahan yang lebih baik.
3) Rancang bangun kurikulum.
Dalam merancang sebuah kurikulum yang akan melibatkan peserta
didik untuk secara efektif mengembangkan dan menunjukkan
keberhasilan pencapaian cakupan yang diinginkan dan tingkat
pembelajaran, program (dan modul) tim dapat memanfaatkan beberapa
model praktek yang baik dalam desain kurikulum.
4) Monitoring terhadap kemajuan siswa.
Monitoring atau pengawasan merupakan bagian terpenting dalam
pendidikan, salah satunya yaitu untuk mengetahui tingkat kemajuan
siswa. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa adanya
suatu pengawasan. Guru hendaknya mampu mengawasi kemajuan
belajar siswa sehingga dapat menerapkan metode yang sesuai dan hasil
yang dicapai maksimal.
40
5) Program penilaian.
Penilaian adalah usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar - mengajar
yang ditetapkan, sehingga dengan adanya program penilaian ini dapat
dijadikan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.
Penilaian ini dengan melihat beberapa aspek di antaranya tingkah
laku siswa, akademik siswa dan penentuan bakat dan minatnya karena
tiap - tiap orang mempunyai kecerdasaan yang berdeda-beda. Ada
yang verbal, ada yang kecerdasan visual, ada pula yang audio serta
beberapa aspek kecerdasan lain.
Perubahan di sekolah hanya dapat terjadi apabila kepala madrasah
dan guru memiliki dan memahami visi, misi, dan tujuan dari sekolah,
mampu menciptakan kondisi yang kondusif, kemampuan untuk
mengantisispasi dan proaktif terhadap perubahan, memelihara dan
menumbuhkan nilai-nilai keyakinan, sikap dan budaya sekolah yang
baik31.
b. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan, yaitu
faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini sering kali berinteraksi
sehingga saling memperkuat satu sama yang lainnya.
1. Faktor internal
Faktor ini merasakan adanya kebutuhan akan perubahan yang
dirasakan. oleh karena itu, setiap organisasi menghadapi pilihan
antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan. Faktor
internal di dalam organisasi dapat pula menjadi pendorong untuk
perlunya perubahan. Adapun faktor internal sebagai berikut: a)
Perubahan ukuran dan struktur organisasi Perubahan yang terjadi
menyebabkan banyak organisasi melakukan restrukturisasi, dan
31
Wahab, Abdul Aziz. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.(Bandung: AlfaBeta.2008)hlm. 294
41
biasanya diikuti dengan downsizing dan outsourcing. Restrukturisasi
cenderung membentuk organisasi yang lebih datar dan berbasis
team. Outsourcing dimaksudkan untuk menarik tenaga professional
guna meningkatkan kinerja organisasi. Perubahan ukuran dan
struktur organisasi ini di maksudkan untuk memperoleh SDM yang
sesuai dengan tugas atau Job description yang diberikan, sehingga
organisasi itu memperoleh orang yang ahli di bidangnya dan
manajemen sekolah berjalan dengan baik.
a) Perubahan dalam sistem administrasi Perubahan sistem administrasi
dimaksudkan untuk memperbaiki efisiensi, merubah citra sekolah, atau
untuk mendapatkan kekuasaan dalam organisasi. Perubahan sistem
administrasi dimaksudkan agar organisasi menjadi lebih kompetetif.
b) Introduksi teknologi baru
Perubahan teknologi baru berlangsung secara cepat dan
mempengaruhi cara bekerja orang-orang dalam organisasi. Teknologi
baru diharapkan membuat organisasi semakin kompetitif. Teknologi
telah merubah pekerjaan dan organisasi. Penggantian pengawasan
dengan menggunakan komputer menyebabkan rentang kendali
manejer semakin luas dan organisasi semakin yang lebih datar.
Dalam dunia yang selalu berubah, sumber daya manusia perlu
menyesuaikan diri. Untuk itu, perlu dipersiaokan agar tidak resisten
terhadap perubahan32. Perubahan tekhnologi baru dapat membantu
sekolah untuk mengikuti kecanggihan tekhnologi saat ini dan
mempermudah dalam pelaksanaan kinerja SDM.
c) Sifat tenaga kerja
Tujuan organisasi yang menjadi ukuran kinerja, tidak selalu dapat
dicapai. setiap organisasi harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang bersifat multikultural. Kebijaksanaan dan pratek
32
Wibowo, Managing Change Pengantar Manajemen Perubahan .(Bandung: Alfabeta, 2016). hlml. 367.
42
sumber daya manusia harus berubah agar dapat menarik dan
mempertahankan tenaga kerja yang semakin beragam. Organisasi
harus dapat mengakomodir kepentingan pekerja sebagai akibat
keberagaman tersebut.
Sumber daya manusia yang beragam dapat menjadi peluang yang
baik, karena dengan adanya saling melengkapi antara yang satu
dengan yang lainnya maka dapat menjadi team yang kompak dan
visi, misi terwujud sesuai target.
d) Perilaku dan keputusan kepala madrasah Kekuatan untuk perubahan
dapat datang dari adanya konflik, kepemimpinan yang jelek, system
penghargaan yang tidak adil, dan perlunya reorganisasi struktural.
Apabila terdapat konflik antara atasan dan bawahannya merupakan
tanda bahwa perubahan diperlukan. Baik kepala madrasah maupun
pegawai mungkin memerlukan pelatihan interpersonal, atau sekedar
dengan cara memisahkan kedua orang tersebut. Satu orang dengan
yang lainnya pasti pernah mengalami konflik, namun apabila konflik
tersebut dapat koordinir dapat menjadi hal yang positif. Maka akan
menjadikan organisasi itu dapat mencapai tujuannya. Itulah
pentingnya pelatihan, mediasi, dan keterbukaan antara yang satu
dengan yang lainnya di dalam organisasi.
Seperti yang dikatakan Alvin Toffler iaitu:
On-the-job relationships frequently overlap friendships, and less often,
neighbor relationships. Traditionally, particularly among white-collar,
professional and technical people, job relationships were supposed to last
a relatively long time. This expectation, however, is also changing rapidly,
as we shall see. Co-membership relationships—links with people in church
or civic organizations, political parties and the like—sometimes flower into
friendship, but until that happens such individual associations are
43
regarded as more perishable than either friendships, ties with neighbors or
fellow workers.33
Pada intinya Hubungan di tempat kerja sering tumpang tindih
dengan pertemanan, dan lebih jarang, hubungan tetangga. dari hal
tersbut apabila terdapat konflik antara atasan dan bawahannya
merupakan tanda bahwa perubahan diperlukan. Baik kepala madrasah
maupun pegawai mungkin memerlukan pelatihan interpersonal, atau
sekedar dengan cara memisahkan kedua orang tersebut. Satu orang
dengan yang lainnya pasti pernah mengalami konflik, namun apabila
konflik tersebut dapat koordinir dapat menjadi hal yang positif. Maka
akan menjadikan organisasi itu dapat mencapai tujuannya. Itulah
pentingnya pelatihan, mediasi, dan keterbukaan antara yang satu
dengan yang lainnya di dalam organisasi.
2. Faktor eksternal
Lingkungan eksternal organisasi cenderung merupakan
kekuatan yang mendorong terjadinya suatu perubahan34. Faktor ini
merupakan faktor pendorong bagi perlunya perubahan sebagai
kekuatan yang bersumber dari luar organisasi, sehingga relative tidak
dapat dikendalikan. Di dalam lingkungan eksternal ini terdapat
banyak kekuatan, tetapi boleh dikatakan bahwa kekuatan-kekuatan
utama berupa: teknologi komputer, persaingan global dan lokal, dan
faktor-faktor demografis35.
Selain itu menurut Mc Calman dan Paton ada 10 macam faktor
pokok dalam manajemen perubahan secara efektif, yaitu36.
a) Perubahan bersifat pervasive (menyebar) secara menyeluruh, yaitu
sekolah merubah manajemen sekolah secara keseluruhan.
b) Perubahan efektif, memerlukan bantuan manjemen senior secara
33
Alvin Toffler. Future Shock. (In Horizon, Redbook, And Playboy Random House Edition.1970) hlm.55 34
Ibid, hlm. 81 35
Winardi, Manajemen Perubahan Manajemen of change, (Bandung: Kencana, 2013), hlm.71 36
Ibid, hlm. 103
44
aktif, manajemen senior ini dapat diambil dari sekolah
Internasional lain yang sudah maju untuk memberikan pelatihan bagi
sekolah RSBI.
c) Perubahan merupakan sebuah kegiatan yang bersifat
multidisipliner.
d) Perubahan berhubungan dengan persoalan manusia, karena SDM
perlu mendapat pelatihan dan pengarahan guna menjawab
kemajuan zaman.
e) Perubahan berhubungan dengan keberhasilan.
f) Perubahan merupakan sebuah proses yang berkelanjutan, proses ini
tidak hanya berlangsung saat ini, tetapi juga untuk waktu -waktu
mendatang.
g) Perubahan efektif memerlukan agen perubahan yang berkompeten.
h) Ditinjau dari sisi pandang metodologi, maka tidak ada cara satu-
satunya yang terbaik.
i) Perubahan menyangkut kepemilikan.
j) Perubahan menyangkut persoalan kegembiraan, tantangan, dan
peluang, dimana perubahan harus bisa menganalisis peluang,
tantangan atau hambatan di masa mendatang.
Faktor - faktor tersebut diatas telah dipertimbangkan, sebelum
adanya perubahan. Dimana mereka dengan baik dapat me manage
proses transisi, dari kondisi yang serba kurang, serba tidak optimal,
menuju kondisi yang diinginkan.
c. Target Dan Memulai Perubahan
Sejumlah target perubahan yang terencana normal ditunjukan
kearah upaya memperbaiki kinerja pada salah satu diantara tingkatan
berikut (yang berbeda-beda):
1. Tingkat sumber daya manusia
Kegiatannya meliputi: mempersiapkan karyawan atau guru dalam
melakukan perubahan, menjadikan SDM yang cerdas, mencapai
keunggulan, pelibatan dan pemberdayaan karyawan atau guru, dan
45
mengubah pola pikir37.
2. Tingkat kemampuan teknologi
Salah satu rumus yang berlaku dalam perkembangan teknologi
mutakhir dan canggih adalah perkembangan tersebut harus bisa
dimanfaatkan oleh manajemen dalam proses menghasilkan sesuatu
yang bermutu tinggi. Akan tetapi hal tersebut tidak mudah karena
disamping rumit mungkin juga mahal. Meskipun demikian, tampaknya
tidak ada pilihan lain bagi manajemen kecuali memanfaatkan dalam
batas-batas kemampuan adalah menguasai satu bentuk atau jenis
teknologi tertentu yang terjangkau oleh sekolah dikaitkan dengan aktor
keberhasilan sekolah yang bersifat kritikal.
3. Tingkat kemampuan keorganisasian38.
Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan
sesuai dengan perjalanan waktu organisasi pembelajaran. Dalam
lingkungan yang makin kompetitif, organisasi harus melakukan
perubahan dan selalu melakukan inovasi untuk mencapai keunggulan
bersaing39. Seperti hal nya dengan sumber daya manusia yang ada di
organisasi yang dapat memajukan suatu organisasi di dalam nya. Hal ini
seperti dikutip dalam buku Dynamic Capabilities:
As our use of the term “resource base” implies, we consider capabilities to
be “resources” in the most general sense of the word. By this we mean
simply that resources are something that the organization can draw upon
to accomplish its aims. This usage is consistent with the way in which the
most widely used English dictionaries, including the Oxford, Merriam-
Webster, and the American Heritage, define the word “resource.40
Dalam organisasi sumber daya adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya, oleh karena itu
37
Nasution, M.Nur Manajemen Perubahan,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 132 38
Op.Cit, hlm. 8 39
Op.Cit, hlm. 144 40
Constance E. Helfat, Sydney Finkelstein, Will Mitchell, Margaret A. Peteraf, Harbir Singh, David J. Teece, Sidney G. Winter Dynamic Capabilities. (Blackwell Publishing.2007). hlm.4
46
perubahan itu sendiri mulai diperlukan ketika lingkungan mengalami
perubahan fundamental, dan organisasi selalu di dorong untuk
mempunyai nilai yang sangat tinggi. Demikian juga apabila organisasi
menjadi sangat kompetitif dan lingkungan berubah cepat atau dapat pula
terjadi dalam organisasi menjadi semakin jelek, atau sebalikny
4. Analisis turnaround/putar haluan41
Adalah istilah yang banyak digunakan dalam change management
untuk memperbaiki suatu institusi yang sedang sakit, membawa
organisasi kembali bangkit dan bertumbuh. Turnaround
merupakan lompatan kurva yang dilakukan ketika kondisi
organisasi mulai menurun. Perubahan yang dilakukan merupakan
perubahan reaktif, dilakukan setelah sesuatu terjadi dan menuntut kita
untuk melakukan perubahan.
Istilah turnaround disini dipakai untuk menjelaskan strategi yang
dapat dipakai oleh pemimpin perubahan yang menghadapi banyak
kendala, namun ia masih punya cukup waktu dan masih ada
resources yang memadai untuk mencari solusi.
Contoh: pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum memenuhi
harapan, banyak pendidikan di Indonesia yang sudah “miring” bahkan
mungkin sudah tergeletak, oleh sebab itu usaha besar-besaran dan
sistematik harus dilakukan untuk membangun dan menegakkan
kembali pendidikan di Indonesia.
Ada beberapa indikator yang dapat dipakai untuk melihat seberapa
jauh sekolah dapat diputar haluannya. Indikator-indikator tersebut antara
lain adalah:
a) Dukungan yang kuat dari stakeholder, termasuk para pegawai, guru
dan siswa, dan komunitas.
b) Adanya team manajemen yang solid dan tangguh untuk
mengendalikan operasional perusahaan.
5) Menghilangkan kompleksitas
41
Kasali, Rheanald. Change, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2005). hlm. 175
47
Sebuah institusi suatu ketika akan menjadikan dirinya kompleks.
Ketika lingkungan yang dihadapi makin kompleks, pikiran orang-
orang yang ada didalamnya juga bisa berubah menjadi kompleks.
Untuk membuat organisasi kompleks bergerak simpel dan cepat,
pertama-tama dibutuhkan orang-orang yang berani berpikir dan
bertindak simpel. Dengan demikian, salah satu agenda penting dalam
manajemen perubahan agar organisasi bisa bergerak lincah yaitu
dengan menyederhanakan hal - hal yang kompleks supaya menjadi
jelas dengan membuang hal - hal yang kurang penting. Misalnya: berfikir
dan bertidak simpel (Seperti Bill Clinton dan Jose Maria Figueres,
pemimpin besar ini menghadapi situasi yang sangat kompleks pada
masa pemerintahannya, tetapi mereka mampu melakukan terobosan
kreatif dengan cara simpel)
6) Orientasi pada tindakan
Sehebat apapun angan - angan anda dalam menciptakan
perubahan, belum tentu anda mampu menjalankannya bila tidak
berorientasi pada tindakan dan berani mengambil resiko. Namun
sebaliknya, tindakan yang hebat bila tidak dilandasi dengan
strategi yang benar, maka akan sia - sia. Strategi dan tindakan
sangat penting dalam menciptakan perubahan.
d. Faktor-faktor pemicu perubahan
1. Perkembangan ilmu pengetahuan
Banyak masyarakat yang mengakui bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat itu mempunyai
pengaruh yang sangat luas seperti halnya:
a. Ilmu pengetahuan harus merupakan instrument untuk
membantumanusia dalam memecahkan suatu masalah yang sedang
dihadapi.
b. Manusia memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dalambentuk penggunaan akses yang makin mudah di jangkau
48
olehmasyarakat kepada peningkatan pendidikan formal, mulai
daritingkat yang paling rendah hingga ke tingkat yang paling tinggi
c. Kesadaran yang semakin tinggi akan adanya berbagai hak,termasuk
yang bersifat asasi sebagai bagian dari pengakuan atasharkat dan
martabat manusia, dibarengi oleh pengetahuan yangmakin tepat
tentang berbagai kewajiban yang harus ditunaikannya42.
2. Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi merupakan salah satu “produk”
perkembangan ilmu pengetahuan. Artinya, berbagai terobosan
teknologikal memang selalu berangkat dari berbagai temuan ilmiah,
terutama kegiatan ilmiah yang bersifat penelitian dengan berbagai
bentuk eksperimen dan pengembangan.
4. Manajemen Perubahan
a. Pengertian Manajemen Perubahan
Adapun pengertian manajemen perubahan menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut:
1) Menurut Wibowo, dalam bukunya Manajemen Perubahan,
Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang
diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari proses tersebut43.
2) Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya
yang ditempuh manajer untuk memanajemen perubahan secara
efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi,
kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi44.
Manajemen perubahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena adanya
42
Siagan, Sondang P. Manajemen Abad 21, (Jakarta: Bumi Aksara. 1998), hlm. 3 43
Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016). hlm. 241 44
Winardi, Manajemen Perubahan Manajemen of change, (Bandung: Kencana, 2013), hlm.61
49
perubahan dalam organisasi. Organisasi dapat terjadi karena sebab-
sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut
Manajemen perubahan ini merupakan proses, alat, dan teknik
untuk mengelola orang-sisi proses perubahan, untuk mencapai hasil
yang diperlukan, dan mewujudkan perubahan secara efektif di dalam
individu, tim, dan sistem yang luas.
Lembaga pendidikan sekolah ini adalah institusi yang paling
efektif untuk melakukan rekonstruksi dan memperbaiki
masyarakat melalui pendidikan individu, dan pendidikan tidak hanya
harus membawa perubahan masyarakat akan tetapi mengubah tata
sosial dan mengatur perubahan sosial. Manajemen perubahan ini
ditujukan untuk memberikan solusi yang diperlukan dengan sukses
dengan cara yang terorganisasi dan dengan metode melalui
pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat didalamnya.
b. Ruang Lingkup Manajemen Perubahan
Definisi manajemen diungkapkan oleh Robbin yaitu sebagai suatu
proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain45 Dubrin memberikan pengertian
manajemen suatu proses menggunakan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi melalui fungsi plening, and decision making,
organizing, leading and controlling Dubrin, Andrew J iaitu:
1. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis
Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
45
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jilid 2. (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2003)vdnm6
50
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Dubrin, Andrew J
berpendapat bahwa Fungsi manajemen pada intinya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Planning
Planning merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sorang
manajer.
b) Organizing
Organizing merupakan tanggung jawab seorang manajer untuk
mendesain suatu struktur organisasi dan mengatur pembagian
pekerjaan.
c) Staffing
Staffing merupakan pekerjaan manajer untuk mengisi jabatan yang
tersedia dalam organisasi.
d) Leading
Leading atau memimpin merupakan fungsi manajer untuk
mengarahkan dan mengordinasikan orang untuk menjalankan
pekerjaan agar tujuan dapat dicapai.
e) Actuating
Actuating berkenaan dengan fungsi manajer untuk menjalankan
tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
f) Controlling
Controlling merupakan aktivitas untuk meyakinkan bahwa semua hal
berjalan seperti seharusnya dan memonitor kinerja organisasi.46
Menurut Delogne Ada banyak pendapat para pakar manajemen
tentang fungsi-fungsi manajemen. Kadang kala mereka berbeda pada
beberapa item fungsi manajemen. Namun disini dicoba untuk
46
Dubrin, Andrew J. Leadership(Terjemahan). (Edisi Kedua. Prenada Media. Jakarta. 2005.)hlm.6
51
menggabungkan banyak pendapat dari pakar manajemen yang dirasa
bertautan antara salah satu fungsi dengan fungsi lainnya:
1. Forecasting Forecasting adalah peramalan tentang kondisi kondisi di
masa depan yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi. Arti masa
depan secara sederhana dan tepat adalah perubahan. Masa depan itu
adalah perubahan. Oleh karena itu masa depan mempunyai beberapa
karakteristik, yakni : 1) Pasti beda dengan sekarang, 2) Penuh dengan
ketidak pastian, 3) Tidak dapat direkayasa, 4) Tidak dapat dikendalikan,
5) Perubahan yang terjadi semakin cepat, 6) Paradoks dengan
keinginan manusia. Perubahan dipicu oleh beberapa faktor :
a. Teknologi, kiat mengerjakan sesuatu berdasarkan logika rasional, (1)
Ekonomi, prilaku mendayagunakan sumber dalam memenuhi
kebutuhan hidup (kepuasan), (2) Sosial, hubungan dalam masyarakat,
(3) Politik, pengelolaan kekuasaan dan kekuatan.
b. Planning (Perencanaan)
b. Planning adalah suatu proses penetapan tujuan yang akan dicapai dan
memutuskan strategi dan taktik untuk mencapainya. Karakteristik tujuan
yang efektif : (1) Spesifik dan dapat dimengerti, (2) Dapat diukur, (3)
Punya kerangka waktu tertentu, (4) Singkat, (5) Standar, (6) Realistik,
(7) Fleksibel, (8) Dapat diterima. Tujuan perencanaan: 1) Meningkatkan
fokus dan fleksibelitas, 2) Meningkatkan koordinasi, 3) Meningkatkan
kontrol, 4) Memperbaiki manajemen waktu, 5) Agar perubahan yang
terjadi di masa depan tidak terlalu berbeda dari tujuan organisasi, 6)
Problem Solving.
2. Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Decision Making adalah menentukan pilihan diantara beberapa
alternatif untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan organisasi.
3. Budgeting (Penganggaran)
Budgeting adalah anggaran pendapatan dan pengeluaran yang teratur
yang meliputi semua tahap kegiatan untuk suatu jangka waktu tertentu.
4. Staffing (Pengisian Staff)
52
Staffing adalah kegiatan organisasi memenuhi sumber daya
manusianya. Secara skematis staffing dapat di gambarkan sebagai
berikut : Perencanaan SDM – Rekruitmen – Seleksi – Orientasi dan
Penempatan – Pengembangan – Penilaian Kinerja – Kompensasi –
Hubungan Ketenagakerjaan.
5. Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan seringkali dibagi dalam tiga fungsi :
a. Pemimpinan, menyalurkan semua kemampuan individu pada aktifitas
organisasi demi mencapai tujuan,
b. Pengarahan, menyelia-memotivasi-mendelegasikan-menilai kinerja,
c. Koordinasi, integrasi dari kegiatan-kegiatan individu dan unit-unit ke
dalam suatu usaha bersama ke arah tujuan organisasi.
6. Controlling (Pengawasan)
Controlling adalah proses pemonitoran kegiatan organisasional untuk
mengetahui apakah kinerja aktual sesuai dengan standar dan tujuan
yang diharapkan. Tahap-tahap dalam controlling : 1) Tetapkan standar,
2) Monitor dan ukur kinerja aktual, 3) Bandingkan hasil kinerja aktual
dan standar, 4) Ambil tindakan perbaikan dan buat penyesuaian.
7. Evaluasi.
Evaluasi adalah upaya untuk menilai proses pelaksanaan rencana
berdasarkan rencana yang telah dibuat. Objek evaluasi :
a. Kendala-kendala dan penyimpangan
b. Hasil.47
c. Pendekatan Manajemen Perubahan
Nadler dkk mengemukakan pendekatan manajemen perubahan
melalui lima tahap, yaitu:
1. Mendiagnosis keadaan, baik yang menyangkut kekuatan, kelemahan,
ancaman maupun peluang dan keunggulannya. Fokus kegiatan ini
47
J.B. Delogne-Desnoeck, M.M. Dramaix and e.E. Robymin. 2011. Lysozyme, lactoferrin, and secretory immunoglobulin A content in breast milk: influence of duration of lactation, nutrition status, prolactin status, and parity of mother. Am. 1. Clin. Nutr. 53:6.
53
adalah pada aspek kepemimpinan, identitas organisasi dan arsitektur
organisasi. Selain itu, mengidentifikasi sumber pemicu perubahan
(change trigger), menilai dampak dari pemicu perubahan, menilai
kesesuaian organisasi dengan situasi eksternal, memutuskan
perubahan yang diambil, menetapkan rencana perubahan dan
melakukan penyesuaian dengan elemen-elemen manajemen.
2. Menjelaskan dan membangun koalisi dengan cara menyeleksi dan
mengklarifikasi visi keadaan ke depan, menciptakan agen perubahan
dan mengoptimalkan rencana perubahan organisasi serta intervensi
yang dilakukan.
3. Tindakan yaitu melakukan aktivitas organisasi yang merupakan
penyelesaian dari serangkaian isu yang harus dipecahkan melalui
tindakan nyata.
4. Konsolidasi dan perbaikan.
5. Tindakan untuk mempertahankan (sisi positif dan kemanfaatan) dari
perubahan yang telah dilakukan. 48
Terdapat dua pendekatan utama untuk manajemen perubahan
menurut Jeffy-Louis yaitu:
1. Planned Change (Perubahan Terencana) Bullock dan Batten (Burnes,
200:272) mengemukakan bahwa untuk melakukan perubahan
terencana perlu dilakukan empat fase tindakan yaitu sebagai berikut:
a. Exploration phase (fase eksplorasi).
b. Planning phase (fase perencanaan).
c. Action phase (fase tindakan).
d. Integration phase (fase integrasi).49
2. Emergent Approach (Pendekatan Darurat)
48
Nadler. Keterampilan dan Jenisnya. (PT. Grapindo Persada. Jakarta.2005)hlm25 49
Barnes, R.D. 1974. Invertebrta Zoology Thirdd Edition.W.B. Soundress. Co. (Philadelphia Londen Toronato.200).hlm.294
54
Emergent approach memberikan arahan dengan melakukan
penekanan pada lima gambaran organisasi yang dapat
mengembangkan atau menghalangi keberhasilan perubahan yaitu
sebagai berikut:
a. Organizational structure (struktur organisasi).
b. Organizational culture (budaya organisasi).
c. Organizational learning (organisasi pembelajaran).
d. Manajerial behaviour (perilaku manajerial).
e. Power and politics (kekuatan dan politik).
Dalam melakukan emergent change, mengusulkan model untuk
mengelola perubahan strategis dan operasional dengan melibatkan lima
faktor yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
1. Environmental assesment (penelusuran lingkungan).
2. Leading change (memimpin perubahan).
3. Linking strategic and operational change (menghubungkan perubahan
strategis dan operasional).
4. Human resources sebagai assets dan liabilities (sumber daya manusia
sebagai kekuatan dan beban).
Sedangkan menurut Paramarta Arya menyebutkan ada sembilan
tahap pendektan yang dilakukan dalam manajemen perubahan:50
a. Pendekatan dalam melakukan perubahan diproses dengan cara
beberapa pendekatan terhadap perubahan pulling out atau mencabut
cara dan kebiasaan lama atau dapat pula deengan cara putting in atau
menempatkan cara dan kebiasaan baru. Ada hal yang baik dilakukan
dalam pendekatan perubahan: Creative destruction; menghancurkan
dan mengganti dengan mengurangi pekerja, merombak struktur,
akulturasi kembali seluruh tenaga kerja, atau menggantikan jaringan
sosial dengan jaringan komputer. Creative recombination; mencabut
apa yang sudah kita miliki dan mengombinasikan kembali dalam bentuk
50
Pramarta, Wayan Arya..Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasanPelanggan di Pizza Hut Gatot Subroto (Denpasar. STIE Bima. 2006)hlm26
55
baru dan berhasil (Abrahamson, 2004:12). Ada 5 faktor yang perlu
diperhatikan agar pendekatan perubahan tidak menimbulkan
kepusingan (change without pain): (1) Orang (2) Jaringan (3) Budaya
(4) Poses (5) Struktur
b. Ada 2 macam pendekatan utama untuk manajemen perubahan,
tergantung pada kondisi lingkungan yang dihadapi :
(1) Perubahan Terencana, untuk melakukannya perlu melewati 4 fase
yaitu: 1) Fase ekslorasi; dimana tiap organisasi berusaha menggali
dan memutuskan apakah akan membuat perubahan spesifik atau
tidak. 2) Fase perencanaan; menyangkut pemahaman masalah dan
cara tiap organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam melakukan perubahan. 3) Fase tindakan; tiap organisasi
mulai mengimplementasikan perencanaan perubahannya
berdasarkan keadaan sekarang dan keadaan akan datang,
menciptakan peraturan yang tepat dan mengevaluasi hasil
implementasi tersebut. 4) Fase integrasi; berkaitan dengan
konsolidasi dan stabilisasi perubahan setelah sukses
diimplemenasikan, berkaitan dengan penguatan prilaku serta
feedback individu.
(2) Pendekatan Darurat, menekankan pada lima gambaran organisasi
yang dapat mengembangkan atau menghalangi keberhasilan
perusahaan, yaitu: Struktur organisasi: perubahan struktur menuju
pada suatu organisasi dengan lebih banyak delegasi. Budaya
organisasi: upaya untuk mempengaruhi perubahan dalam suatu
organisasi dengan berusaha mengubah budayanya. (a) Organisasi
pembelajaran: proses mengetahui atau belajar tiap individu yang
mendorong mereka untuk melakukan perubahan, apakah karena
tidak ada pilihan atau adanya ketidak puasan dengan sistem dan
prosedur yang ada. (b) Prilaku manajerial: dimana peran Manajer
sebagai pemimpin, fasilitator dan coach meredam hambatan
hierarki, sehingga mampu memotivasi tim untuk mengidentifikasi
56
kebutuhan dan mencapai perubahan. (c) Kekuatan dan politik:
pentingnya mengelola perubahan menjadi efektif dengan
memanfaatkan unsur politik dari perspektif yang berbeda seperti,
campur tangan serikat pekerja, dukungan manajemen senior,
manajemen lokal dan pekerja.
(3) Penelusuran lingkungan. Menghubungkan perubahan strategis dan
operasional, Sumber daya manusia sebagai kekuatan dan beban,
Pertalian maksud 2. Pendekatan yang Menekankan pada Proses
The Choice of Process (Proses Pilihan) terdiri dari 3 elemen, yaitu:
1) Konteks organisasional; berusaha mengetahui kekuatan dan
kelemahan organisasi melalui informasi masa lalu, sekarang dan
merencanakan yang akan datang dengan menggunakan metode-
metode tertentu (SWOT dan PEST). 2) Fokus pilihan;
mengkhususkan perhatian pada isu jangka pendek, menengah dan
panjang, berkaitan dengan kinerja organisasi atau pengembangan
kompetensi teknologi tertentu. 3) Lintasan organisasional; meliputi
penentuan memori organisasi tentang kejadian pada waktu yang
lalu maupun maksudnya pada masa depan, meliputi penentuan dan
saling mempengaruhi antara visi, strategi, dan pendekatan
perubahan organisasi.
(4) Proses lintasan terdiri dari 3 elemen: a) Vision, merupakan cara
pandang jauh ke depan yang berisikan cita-cita yang ingin
diwujudkan dan sekaligus menentukan arah perjalanan suatu
organisasi di masa mendatang. Menurut Burrnes terdapat 4 aspek
untuk membangun visi yaitu:
a. misi, nilai manfaat, nilai kondisi dan tujuan jangka menengah.
b. Strategy arus tindakan yang masuk akal atau konsisten di mana
organisasi mengambil atau diambil untuk bergerak menuju visi.
c. Change, menyangkut tujuan perlunya dilakukan perubahan,
dimana perubahan akan dilakukan, serta bagaimana visi dan
strategi itu sendiri mengarahkan perubahan. Proses perubahan
57
terdiri dari 3 elemen: (1) Tujuan dan manfaat (2) Merencanakan
perubahan (3) Orang (people)
(5) Pendekatan Cultural dalam melakukan perubahan, tidak hanya
diperlukan dorongan dari manajemen puncak, melainkan adanya
kerjasama antara semua pihaksecara terintegrasi. Menurut Peter
Senge ada beberapa alasan yang menyebabkan hal tersebut yaitu:
a) Mereka tahu bahwa orang dalam organisasi besar menjadi sinis
tentang selera mode manajemen
b) Mereka menghargai perbedaan fundamental antara pemenuhan
dan komitmen
c) Eksekutif bijaksana tahu bahwa banyak inisiatif manajemen
puncak tidak hanya tidak efektif Pemimpin selalu dikaitkan
dengan manajemen puncak atau yang secara hierarki memiliki
peran esekutif dalam perusahaan.Pengembangan budaya
organisasi harus dilakukan dengan kebranian pemimpin itu
sendiri, cara pemimpin bertindak mendukung pengenbangan
budaya membuat semua menjadi berbeda. Budaya organisasi
tidak dapat didelegasikan. Pemimpin membimbing dengan
menunjukkan pada orang lain untuk menngikuti.51
(6) Cultural leader adalah orang yang dengan memberi contoh,
menyeimbangkan human value atau nillai kemanusiaan dengan
tugas pekerjaan. Leader ini dapat berada di setiap jenjang
dalamorganisasi, mungkin menjadi direktur, manajer, supervisor
atau bukan manajer. Cultural leader menambahkan segi human
side atau sisikemanusiaan dalam setiap aspek operasionalnya,
berhubungan baik dengan setiap orang yang berada dalam
lingkungan organisasi. Cultural leader bersifat:
51
Senge, Peter M., “Memimpin Organisasi Pembelajar, Si Pemberani, Si Kuat dan Si Tampak”, di dalambuku The Leader of The Future, Cetakan ke 2, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.200).hlm12
58
a. mau menerima, terbuka, kooperatif, partisipatif, komunikatif,
berorientasi saling menguntungkan.
b. pemimpin ini mengusahakan visi yang jelas, tujuan, arah, batas
pembatasan an stabilitas
c. menghargai keberhasilan dan melihat kegagalan sebagai
peluang untuk belajar
d. berpendapat bahwa partisipasi dan komunikasi yang baik
tergantung pada jaringan hubungan pribadi berdasar pada saling
pengertian dan saling menghargai
(7) Pendekatan Konektif Memimpin berdasarkan hubungan dilakukan
dengan mengintegrasikan semuakemungkinan hubungan yang
dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharakan.Connective
leadership atau kepemimpinan berdasar hubungan merupakan
salah satumodel yang diajukan Jean Lipman- Blumen (Hesselbein
dan Johnston, 2002:89-101). Menurutnya, pemimpin harus belajar
mengintegrasikan interdependence atau saling ketergantungan
dengan diversity atau keberagaman. Interdependence menyangkut
kegiatan yang bersifat saling melengkapi antaravisi, masalah
bersama dan tujuan bersama sedangkan diversity mencerminkan
karakter individu, kelompok dan organisasi yang berbeda dan
memajukan prioritas yang berbeda. Keuntungan connective leader:
a) Mudah mendapatkan koneksi di antara orang, gagasan dan
institusi yang berbeda b) Dapat mencari masalah secara bersama
c) Mengutamakan negosiasi, membujuk, dan mengintegrasikan
kelompok yang antagonistis d) Dapat melihat tumpang tindih antara
visi mereka sendiri dengan milik pemimpin lainnya. Untuk
mendapatkan hasil terbaik, conective leader harus
mengembangkan enam kekuatan kepemimpinan berikut: a) Etika
kecerdasan politik, b) Kebenaran dan akuntabilitas, c) Politik
kebersamaan, d) Berpikir jangka panjang dan bertindak jangka
pendek, e) Kepemimpinan melalui harapan, f) Pencarian arti dasar
59
prilaku connective leadership dapat dibagi dalam 3 perangkat
achieving styles:a) Gaya kepemimpinan langsung) Gaya
kepemimpinan rasionalc) Gaya kepemimpinan instrumental.
d. Tahapan dalam manajemen perubahan
Untuk melakukan suatu proses dalam perubahan atau
transformasi secara berhasil membutuhkan sejumlah tahapan antara
lain sebagai berikut52.
1. Membangun kebutuhan untuk melakukan perubahan. artinya suatu
perubahan tidak akan berhasil tanpa ditopang oleh sebuah
kebutuhan yang jelas. Dalam tahap ini kita perlu memberikan
sejumlah alasan untuk bisa menumbuhkan kesadaran untuk
berubah.
2. Menciptakan visi dan tujuan perubahan. Kita sadar bahwa
perubahan merupakan suatu kebutuhan yang perlu dilakukan,
maka untuk itu dalam fase berikutnya kita mesti membangun
tujuan dari perubahan itu sendiri secara jelas. Karena visi dan
tujuan dari perubahan ini akan memberikan arahan yang jelas bagi
proses transformasi yang tengah dilakukan.
3. Mengelola implementasi proses perubahan. Tekad dan tujuan
perubahan yang sudah dideklarasikan hanya akan sia-sia jika tidak
didukung dengan implementasi yang jelas dan sistematis.
4. Memelihara momentum perubahan. Hal ini perlu dilakukan agar
proses perubahan yang telah dijalankan tetap berada on track, dan
tidak mundur lagi kebelakang. Beberapa tindakan konkrit yang
dapat dilakukan disini antara lain adalah membangun support
system bagi para change agent. Selain itu juga perlu dikembangkan
kompetensi dan perilaku baru yang lebih sesuai dengan tujuan
perubahan yang hendak diraih.
e. Model Manajemen Perubahan
1. Model perubahan Kurt Lewin
52
http://www.”Tahapan dalam change Management - Proses Perubahan Manajemen’’
60
Kurt Lewin mengembangkan model perubahan terencana yang
disebut force-field model yang menekankan kekuatan
penekanan. Model ini dibagi menjadi tiga tahap, yang menjelaskan
cara-cara mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilkan proses
perubahan. Yaitu: unfreezing, changing, atau moving dan
refreezing. Tahap unfreezing adalah tahap dimana pemimpin
perubahan mengintensitaskan perasaan tidak puas para
pengikutnya terhadap situasi kini. Ketika perasaan tidak
puasterhadap situasi kini sudah cukup kuat, tahap berikutnya
yakni moving (perubahan), dapat dimulai. perubahan dalam hal
ini adalah berpindah dari keadaan yang tidak memuaskan menuju
situasi baru yang diinginkan53. Dasar Asumsi:
a. Proses perubahan terhadap hal yang baru, seperti misalnya untuk
tidak melanjutkan sikap, perilaku, atau praktik organisasi yang masih
berlaku.
b. Perubahan tidak akan terjadi sampai ada motivasi untuk
berubah.
c. Resistensi untuk perubahan ditemukan.
d. Perubahan yang efektif memerlukan penguatan perilaku, serta sikap
yang baru.
2. Model Perubahan Kreitner dan Kinicki
Pendekatan system ini merupakan kerangka kerja
perubahan organisasional yang terdiri dari tiga komponen yaitu:
Inputs, target element of change, dan outputs. -Inputs ini merupakan
masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya proses
perubahan. Semua perubahan organisasional harus konsisten
dengan visi, misi, dan rencana strategis.
a. Target element of change ini mencerminkan elemen didalam
organisasi yang dilakukan dalam proses perubahan. Sasaran
perubahan diarahkan pada pengaturan organisasi, penetapan tujuan, 53
http://www.1166-Manajemen-Perubahan.htlm
61
faktor sosial, metode, desain kerja dan teknologi, dan aspek manusia.
b. Outputs merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu
perubahan. Hasil akhir ini harus konsisten dengan rencana strategi
organisasi.
a. Model Tyagi
Model Tyagi beranggapan bahwa model Lewin tersebut diatas
belum lengkap karena tidak menyangkut beberapa masalah penting,
proses perubahan ini tidak hanya menyangkut perilaku SDM.
Pendekatan sistem dalam perubahan akan memberikan
gambaran menyeluruh dalam perubahan organisasi.
Model ini menggunakan pendekatan sistem, pendekatan sistem
dalam perubahan akan memberikan gambaran menyulur dalam
perubahan organisasi.
Model Tyagi ini memiliki beberapa komponen sistem dalam
proses perubahan yang dimulai dengan adanya kekuasaan untuk
melakukan perubahan, mengenal dan mendefinisikan masalah, proses
penyelesaian masalah, mengimplementasikan perubahan, mengukur,
mengevaluasi, dan mengontrol hasilnya.
Di dalam proses tersebut ditekankan peranan agen perubahan dan
pada tahap implementasi dilakukan transition management.
Maksud dari transition management adalah suatu proses secara
sistematis perencanaan, pengorganisasian, dan implementasi
perubahan, dari keadaan sekarang ke realisasi fungsional secara penuh
keadaan yang akan datang.
f. Teori Manajemen Perubahan
1. Teori Motivasi
Beckhard dan Harris menyimpulkan perubahan akan berubah
bila ada sejumlah syarat, yaitu:
a. Manfaat-biaya, bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar
dari pada biaya perubahan.
62
b. Persepsi hari esok, manusia dalam organisasi melihat hari esok
dipersepsikan lebih baik.
c. Ketidakpuasan, bahwa adanya ketidakpuasan yang menonjol
terhadap keadaan sekarang yang diatasi pimpinan.
d. Cara yang praktis, bahwa ada praktis yang dapat ditempuh untuk
keluar dari situasi sekarang54.
Hal ini menunjukan pentingnya efisiensi dalam perubahan, agar
manfaat yang diperoleh cukup memotivasi perubahan. Untuk itu hal
ini diperlukan upaya - upaya mendiskreditkan keadaan sekarang
sebagai keadaan yang buruk, sehingga kita merasa perlu untuk segera
bergerak. Agar kita lebih fokus ke hari depan dari pada berbicara
tentang masa lalu yang telah memberikan dampak negative pada hari
ini.
2. Teori Poses Perubahan Manajerial
Teori ini mengadopsi pula pentingnya upaya-upaya mengurangi
stress dalam perubahan dan desain pekerjaan yang lebih memuaskan.
Menurut teori ini, untuk menghasilkan perubahan secara manajerial perlu
dilakukan hal-hal berikut ini:
a. Memobilisasi energi para stakeholders untuk mendukung
perubahan.
b. Mengembangkan visi dan strategi untuk mengelola dan meng-
hasilkan daya saing yang positif.
c. Mengkonsolidasi perubahan melalui kebijakan strategi yang
diformalisasikan, struktur, system dan sebagainya.
d. Teori Perubahan Alfa, Beta, dan Gamma Teori ini merupakan
perkembangan dari teori OD (Organization Development) yang
dianjurkan oleh Gollembiewski et al. salah satu bentuk intervensi atau
pendekatan yang dilakukan dalam OD adalah team-building yang
bertujuan untuk merekatkan nilai- nilai sebuah organisasi,
khususnya kepercayaan dan komitmen.
54
Kasali, Rheanald. Change, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2005).Hal. 100
63
Selain itu menurut J. Stewart Black Hal B. Gregersen mengatakan
organizational levers you should pull to change the company so that
individual change will follow. Our experience and research commands the
opposite conclusion. Lasting success lies in changing individuals first;
then the organization follows. An organization changes only as far or as
fast as its collective individuals change. Consequently, instead of an
“organization in” approach, we take an “individual out” approach. To
repeat—to strategically change your organization, you must first change
individuals.55
Pada penjelasannya dalam pendekatan yang dilakukan agar
pegawai bekerja dengan tahan lama ada yang dilakukan oleh organisasi
adalah melakukan pendekatan individual out untuk mengubah individu
terlebih dahulu baru bisa terwujud.
3. Teori Contingency
Teori ini dikembangkan oleh Tannenbaum dan Shmid pada tahun
1973. Teori ini berpendapat bahwa tingkat keberhasilan pengambilan
keputusan sangat ditentukan oleh sejumlah gaya yang dianut dalam
mengelola perubahan56. Teori Contingency juga dikenal orang sebagai
teori situasional. Mengingat kompleksitas lingkungan-lingkungan dan
organisasi-organisasi. Menurut teori ini, strategi yang dipilih guna
menghadapi situasi tertentu, tergantung pada tipe situasi yang
dihadapi, atau ia bersifat kontingen pada situasi yang ada.
Teori ini lebih cocok digunakan oleh seorang pemimpin dalam
organisasi- organisasi yang akan mengelola suatu perubahan.
Seseorang dapat memilih gaya kepemimpinannya, mulai dari sangat
otoratif hingga partisipatif. Kepemimpinan partisipatif, eksekutif
melibatkan karyawannya dalam berbagai hal. Misalnya dalam
pengumpulan data, mendiagnosis masalah, mencapai persetujuan,
55
J. Stewart Black Hal B. Gregersen. Leading Strategic Change (New Jersey : Financial Times Prentice Hall. 2003). hlm.2 56
Ibid, hal.105
64
dan sebagainya sebaliknya, dalam kepemimpinan yang otoriter kita bisa
melakukan banyak hal, tetapi membiarkan karyawan berada dalam
kegelapan.
Masing- masing model atau teori mempunyai pertimbangan dan
alasan tersendiri. Untuk implementasinya, model mana yang akan
dipakai ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan masalah
yang dihadapi oleh masing - masing organisasi tersebut, Serta tujuan
dari perubahan itu sendiri. Jadi hal ini dapat dilakukan dengan memilih
salah satu diantara model maupun teori tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Linda Holbeche :Organizations need
both planned approaches which are sufficiently flexible and adaptable that
they can cope with changing circumstances and the seemingly haphazard
proliferation of activities in which employees are developing new ideas.
The challenge is to get the best out of both approaches, perhaps by co-
ordinating apparently disparate initiatives and helping people to see where
linkages may occur.57
Maksudnya adalah organisasi memerlukan kedua pendekatan yang
direncanakan yang cukup fleksibel dan mudah beradaptasi sehingga
mereka dapat mengatasi situasi yang berubah dan proliferasi kegiatan
yang tampaknya sembarangan di mana karyawan mengembangkan ide-
ide baru. Tantangannya adalah untuk mendapatkan yang terbaik dari
kedua pendekatan, mungkin dengan mengkoordinasikan inisiatif yang
tampaknya berbeda dan membantu orang untuk melihat di mana
hubungan dapat terjadi
5. Motivasi Kerja Guru
a. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu lembaga
karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
57
Jon Ingham .Strategic Human Capital Management Creating Value through People (Burlington : Elsevier Ltd. All rights reserved 2007).hlm.51
65
mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal.58 Mempermudah pemahaman tentang
motivasi kerja, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu motivasi. Motivasi
berasal dari kata latin movire yang berarti dorongan atau
menggerakkan.14 Sedangkan kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan
oleh manusia.59
Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar
terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.60 Menurut Ernest J.
McCormick sebagaimana dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara
motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja.61
Menurut Chun Yang dan Megginson sebagaimana dikutip oleh
Faustino Cardoso Gomes motivasi kerja dirumuskan sebagai prilaku yang
ditujukan pada sasaran. Menurut Malayu Hasibuan motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.62
Menurut Sadirman motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja sendir
58
Malayu Hasibuan. Organisasi dan Motivasi. (Bandung. Bumi Aksara. 2005). hlm 141 59
Pandji Anoraga. Psikologi Kerja. (Jakarta: Rineka Cipta. 2005) hlm 11 60
Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: Pustaka Setia. 2006). hlm18 61
Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005. hlm 94. 62
Malayu Hasibuan. Op Cit. hlm 95.
66
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.63
Maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki ciri-ciri
motivasi di atas, orang tersebut akan memiliki motivasi kerja yang cukup
kuat dan ciri motivasi tersebut sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, jika gurunya
melaksanakan pekerjaannya dengan ulet dan giat dalam memecahkan
masalah dan hambatan-hambatan secara mandiri.
b. Macam-macam Motivasi Kerja
Berbicara tentang macam-macam atau jenis motivasi dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif
yang aktif itu sangat bervariasi menurut Malayu Hasibuan jenis motivasi
dibagi menjadi:
1. Motivasi positif
2. Motivasi negatif.64
Sedangkan menurut Sardiman macam-macam motivasi dibagi
menjadi:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a) Motif-motif bawahan
b) Motif-motif yang dibawahi.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a) Motif atau kebutuhan organis
b) Motif-motif darurat
c) Motif-motif objektif.
3. Motivasi jasmaniyah dan rohaniah.
63
Ibid. Hal 83. 64
Malayu Hasibuan. Op Cit. Hal 99
67
4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Motivasi seorang pekerja biasanya merupakan hal yang sangat
rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual dan
faktorfaktor organisasional. Yang tergolong pada faktor-faktor yang
bersifat individual adalah kebutuhan-kebutuhan, tujuan- tujuan, sikap, dan
kemampuan-kemampuan. Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor
yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran uang atau gaji,
keamanan pekerjaan, sesama pekerja, pengawasan, pujian dan pekerjaan
itu sendiri. Sejalan dengan pendapat Edi Sutrisno faktor-faktor motivasi itu
terdiri dari faktor intern dan ekstern yang berasal dari seorang pegawai itu
sendiri. Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada
seseorang antara lain:
1. Keinginan untuk hidup
2. Keinginan untuk dapat memiliki
3. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
4. Keinginan untuk memperoleh pengakuan
5. Keinginan untuk berkuasa.
Sedangkan faktor-faktor ekstern juga tidak kalah perannya dalam
melemahkan motivasi kerja seseorang yang meliputi:
1. Kondisi lingkungan kerja
2. Kompensasi yang memedai
3. Supervisi yang baik
4. Adanya jaminan pekerjaan
5. Status dan tanggungjawab
6. Pelaturan yang fleksibel.
Sedangkan faktor motivasi kerja guru menurut Viethzal Rivai dan
Sylviana Murni meliputi:
1. Pengaruh lingkungan fisik
2. Pengaruh lingkungan sosial terhadap motivasi
68
3. Kebutuhan pribadi.65
Menurut Sondang P.Siagian faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dapat bersifat
internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi
motivasi antara lain:
1. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
2. Harga diri
3. Harapan pribadi
4. Kebutuhan
5. Keinginan
6. Kepuasan kerja
7. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Faktor-faktor eksternal antara lain:
1. Jenis dan sifat pekerjaan
2. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
3. Organisasi tempat kerja
4. Situasi lingkungan pada umumnya
5. System imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.28
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar
lembaga pendidikan itu sendiri. . Dari sekian banyak faktor tersebut maka
faktor motivasi kerja guru merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan lembaga pendidikan mencapai tujuannya.
d. Prinsip-prinsip Dalam Motivasi Kerja Guru.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara terdapat beberapa prinsip
dalam memotivasi kerja pegawai, yaitu :
1. Prinsip partisipasi
65
Viethzal Rivai dan Sylviana Murni. Educational Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009. hlm 729
69
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan
ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin.
2. Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan mempunyai andil didalam usaha
pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan
yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
5. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan oleh
pegawai, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh
pemimpin.66
e. Konsep Motivasi kerja guru dan teori motivasi
Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Sadirman motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan.67 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan sesuatu tindakan tertentu guna
66
Anwar Prabu Mangkunegara. Op Cit. hlm 100 67
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007. hlm 73.
70
mencapai kepuasan dan memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi kerja
guru adalah suatu dorongan bagi seorang guru yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk melakukan dan mengerjakan sejumlah aktivitas atau
pekerjaan dibidang pendidikan pengajaran agar tercapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Motivasi kerja guru terdiri atas konsep Motivasi kerja guru dan
teori motivasi seperti yang di uraikan di bawah ini :
1. Konsep Motivasi Kerja Guru
Istilah Motivasi berasal dari kata motif yang di artikan sebagai
tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai
melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku. Motivasi tidak
dapat di amati secara langsung, tetapi dapat di interpretasikan dari
tingkah lakunya. Motivasi dapat di pandang sebagai perubahan
energy dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya
feeling, dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Pernyataan ini mengandung tiga pengertian,Yaitu bahwa;
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap
individu;
b. Motivasi di tandai oleh adanya rasa atau feeling. Afeksi
seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
c. menentukan tingkah laku manusi;
d. Motivasi di rangsang karena adanya tujuan.
2. Teori-Teori Motivasi
Motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Jadi motivasi diartikan sebagai motif
yang sudah menjadi aktif pada saat melakukan perbuatan68.
Motivasi (motivate - motivation) banyak di gunakan dalam berbagai
bidang dan situasi, dalam bahasan ini, motivasi di maksudkan
68
Winkel,W.S. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah (cetakan VII).( Jakarta : Grasindo. 1991), hlm. 94
71
untuk bidang pendidikan khususnya untuk kegiatan pengajaran69.
Robbins dan coulter motivasi adalah kesediaan untuk
melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuantujuan
keorganisasian, yang di kondisikan oleh kemampuan upaya untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu70.
Clelalland lebih lanjut mengemukakan motivasi, dimana seseorang
cenderung untuk berjuang mencapai sukses atau gagal”71. Jadi fungsi
motivasi pada tingkah laku itu adalah menggerakkan dan mengarahkan
tingkah laku untuk mencapai tujuannya. Adanya tujuan yang hendak
dicapai, mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu, sehingga hasil
dari aktivitas tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana
seseorang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, yaitu keinginan
seseorang untuk selalu unggul dan menjadi yang terbaik.
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu72. Jadi motivasi sebagai faktor yang diperbuat.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi tingkah laku
dalam mencapai tujuan. Untuk mengetahui motivasi perlu diketahui apa
yang menjadi kebutuhan seseorang. Sebab tingkah laku yang berlatar
belakang adanya kebutuhan, dan tujuan tingkah laku dikatakan berhasil
apabila kebutuhan tersebut terpenuhi.
Menurut H. B. Siswanto dalam buku pengantar manajemen,
menyatakan bahwa ada beberapa teori motivasi yaitu sebagai berikut.73
1. Teori Kepuasan
Teori kepuasan berorientasi pada faktor dalam diri individu yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan prilaku.
Pendukung teori kepuasan adalah sebagai berikut:
a) Teori Hierarki kebutuhan Menurut Abraham H. Maslow
69
Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta. PT Rineka Cipta.2004), hlm. 10 70
Winardi. Kepemimpinan Dalam Manajemen. (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), hlm. 39 71
Hasibuan , Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara. 2002), hlm. 161 72
Surya Brata. Sumardi.Metode Penelitian. (Jakarta: CV. Rajawali. 1991), hlm. 12 73
H. B. Siswanto. Pengantar Manajemen. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008). hlm 128
72
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan individu dapat disusun
dalam suatu hiearki. Hiearki kebutuhan yang paling tinggi adalah
kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang
paling kuat sampai kebutuhan tersebut terpuaskan. Sedangkan hiearki
kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan aktualisasi diri. Hiearki
kebutuhan tersebut secara lengkap meliputi lima hal berikut:
(1) Kebutuhan fisiologis (Physiologis Need), yaitu kepuasan kebutuhan
fisiologis biasanya dikaitkan dengan uang. Hal ini berarti bahwa orang
tidak tertarik pada uang semata, tetapi sebagai alat yang dapat
dipakai untuk memuaskan kebutuhan lain. Termasuk kebutuhan
fisiologis adalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan
kesehatan.
(2) Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan (Safety or Security Needs),
yaitu kebutuhan yang dapat timbul secara sadar atau tidak sadar.
Orientasi ketidaksadaran yang kuat kepada keamanan sering
dikembangkan sejak masa kanak-kanak. Termasuk kebutuhan ini
adalah kebebasan dari intimidasi baik kejadian atau lingkungan.
(3) Kebutuhan Sosial atau Aflikasi (Social or Affilition Needs), yaitu
termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan akan teman, afiliasi,
interaksi dan cinta.
(4) Kebutuhan Penghargaan atau Rekognisi (Esteems or Recognation),
yaitu kebutuhan akan dihargai karena prestasi, kemampuan,
kedudukan, status, pangkat dan lainnya.
(5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs), yaitu kebutuhan
untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan
maksimum, keterampilan, dan potensi.
b) Teori Proses (Proses Theory)
Teori proses mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perilaku
dikuatkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan. Teori proses merupakan
teori dari dari Victor H. Vroom yang terdiri dari tiga teori. Salah satu teori
dari Victor itu adalah teori Penguatan (Reinforcement Theory). Penguatan
73
merupakan prinsip belajar yang sangat penting. Tanpa penguatan tidak
akan terjadi modifikasi perilaku yang dapat diukur. Para manajer sering
kali menggunakan pengukuh positif untuk memodifikasi perilaku. Dalam
banyak hal pengukuhan bekerja sesuai dengan diprakirakan sebelumnya.
2) Teori Hedonisme
Menurut pandangan hedonisme manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan
kenikmatan. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa
semua orang akan cendrung menghindari hal-hal yang sulit dan
menyusahkan. Dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan
kesenangan baginya. 74
3) Teori Naluri
Pada dasarnya manusia itu memililki tiga dorongan nafsu atau naluri
pokok, yaitu:
(a) Dorongan nafsu ( naluri) mempertahankan diri
(b) Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
(c) Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan diri
Dikarenakan ketiga naluri yang dimiliki itu, maka kebiasan-kebiasan
ataupun tindakan-tindakan dan tingkahlaku manusia yang diperbuatnya
sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri
tersebut. Oleh karna itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang
harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
4) Teori Reaksi yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan polapola tingkah laku
yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang paling
banyak belajar dari lingkungan kebudayaan ditempat ia hidup dan
dibesarkan. Oleh karna itu, teori ini disebut juga teori lingkungan
kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun
seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya,
74
Ngalim Purwanto. Op Cit. Hal 74-77
74
pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar
latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang
dipimpinnya.
5) Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang
dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu
dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh
karna itu, menurut teori ini bila seorang pemimpin ataupun pendidik
ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkannya atas daya
pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi dipelajari dari kebudayaan
lingkungan yang dimilikinya.
6) Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang banyak dipakai orang adalah teori kebutuhan.
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik
maupun kebutuhan psikis. Oleh karna itu menurut teori ini, apabila
seorang pemimpin atau pendidik bermaksud memberikan motivasi
kepada seseorang, ia harus berusaha memenuhi terlebih dahulu apa
kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.
Berdasarkan berbagai pendapat teori motivasi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak,
pendorongan atau dorongan, kebutuhan, ransangan, dan penguatan,
harapan dari suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
yang memuaskan dan mencakup didalamnya arah atau tujuan tingkah
laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku. Jadi, motivasi kerja
guru dalam mengajar merupakan keadaan yang mendorong atau
mempengaruhi peserta didik yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki bisa tercapai.
B. Penelitian yang Relevan.
75
Penelitian terdahulu yang relevan dengan ini sebagai berikut :
1. Tesis yang ditulis oleh Abdul Wahid Ahmadi berjudul “Kompetensi
Manajerial Kepala madrasah dalam Peningkatan Profesionalisme Guru
di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pancasila 8 Slogohimo
Wonogiri”, Tahun 201675, diajukan pada program Pascasarjana IAIN
Surakarta. Hasil penelitian ini adalah:
(1) Perencanaan kompetensi manajerial yang dilakukan oleh kepala
SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) Perencanaan
berdasarkan visi, misi, tujuan sekolah, dan kebutuhan (need
assesment); (b) Melibatkan seluruh unsur civitas akademika sekolah;
(c) Melakukan rekrutmen guru GTT baru dan melakukan analisis
jabatan pekerjaan; (d) dilakukan dalam rapat kerja.
(2) Pelaksanaan kompetensi manajerial dalam meningkatkan
profesionalisme guru yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8
Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) Mengikutkan dalam diklat, seminar,
maupun workshop; (b) Studi lanjut; (c) Revitalisasi MGMP; (d)
Membentuk forum silaturrahim antar guru; (e) Meningkatkan
kesejahteraan guru; (f) Penambahan fasilitas penunjang; (g)
Mengoptimalkan bimbingan konseling; (h) Studi banding ke sekolah
lain, dan (i) sertifikasi guru. Sedangkan (3) evaluasi yang dilakukan oleh
kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) melakukan
supervisi, baik secara personal maupun kelompok; (b) Teknik yang
digunakan adalah secara langsung (directive) dan tidak langsung (non
direcvtive); (c) Aspek penilaian dalam supervisi adalah presensi guru,
kinerja guru di sekolah, perkembangan siswa, RPP, dan silabus; (d)
menggunakan format SKP/DP3.
2. Tesis yang ditulis oleh Made Puja Satyawan berjudul “Kompetensi
Manajerial Kepala madrasah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMK
75
Abdul Wahid Ahmadi, “Kompetensi Manajerial Kepala madrasah dalam Peningkatan Profesionalisme Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri”, Tahun 2016.
76
Negeri 1 Terbanggi Besar)” tahun 201676, diajukan pada program
Pascasarjana Universitas Lampung. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa 1) ada perencanaan program menggunakan prinsip bottom up,
2) ada perancangan pengorganisasian staf mengacu kepada peraturan
yang ada dengan tetap mengakomodasi hak atas tunjangan sertifikasi,
3) pelaksanaan program berangkat dari penyusunan visi, misi, dan 4)
pengawasan program dilaksanakan dengan sistem berjenjang di
jurusan dan unit masingmasing. Adapun faktor pendukungnya meliputi
a) adanya komunikasi yang baik, b) penerapan undang-undang dan
peraturan, c) pengawasan yang memastikan bahwa masing-masing
individu fokus pada tugas pokoknya, d) tersedianya instrument
pengawasan yang berfungsi sebagai pencatatan aktivitas tiap individu
dalam organisasi. Faktor penghambatnya meliputi a) padatnya
kegiatan, b) terbatasnya waktu, dan c) terbatasnya dana.
3. Tesis yang di tulis oleh Nugraheni Dwi Agustin yang berjudul “Gaya
Kepemimpinan Kepala madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik
dan Pengelolaan Pendidik di SDIT Insan Mulia Wonosobo” tahun
201577, di ajukan pada progam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Hasil penelitian dilapangan diperoleh yaitu pertama, gaya
kepemimpinan kepala madrasah SDIT Insan Mulia Wonosobo adalah
demokratis, hal ini dapat dilihat dari peran kepala madrasah sebagai
educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator. Kedua, kepala madrasah cukup berhasil dalam
meningkatkan kinerja pendidik dan pengelolaan pendidikan. Hal ini
dibuktikan dengan kompetensi pendidik yang sudah baik. Dalam
meningktkan standar pengelolaan pendidikan juga berjalan dengan
baik, yaitu melalui tahapan perencanaan program, pelaksanaan
rencana kerja serta pengawasan dan evaluasi. Ketiga, factor
76
Made Puja Satyawan “Kompetensi Manajerial Kepala madrasah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar)” tahun 2016 77
Nugraheni Dwi Agustin “Gaya Kepemimpinan Kepala madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik dan Pengelolaan Pendidik di SDIT Insan Mulia Wonosobo” tahun 2015
77
pendukung dan penghambat implementasi gaya kepemimpinan gaya
kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja pendidik dan
pengelolaan pendidikan. Factor pendukung meliputi kepala madrasah
sudah S2, 5 orang pendidikan sedang dalam proses S2, buku
perpustakaan memadai, akreditasi sekolah A, sistem fullday school,
manajemen sekolah bagus, menggunakan kurikulum JSIT dan dinas,
buku penghubung dengan orang tua, target capaian lulusan bisa
membaca dan hafal 2 juz Al-Qur‟an dan hadits, adanya dapur logistik,
pembinaan pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, forum
POMG, dan program sekolah diadopsi sekolah lain. Sedangkan factor
penghambat meliputi 8 pendidik sedang menempuh S1 pendidikan,
karya ilmiah pendidik masih minim, sarana prasana berupa gedung
masih kurang, pengalaman mengajar pendidik masih kurang, dan
kepala madrasah belum bias mengayomi pendidik laki-laki.
4. Jurnal yang ditulis oleh Wahyu Purhantara (Staf Pengajar STIE Mitra
Indonesia) yang berjudul “Organizational Development Based Change
Management” Vol.6, No.2 tahun 200978. Istilah Pengembangan
Organisasi atau Organizational Development (OD) telah dipakai di
berbagai analisis perilaku, cara penyelesaian dan pendekatan konflik
organisasi dan perubahan dalam organisasi. Para ahli mungkin
cenderung untuk memberikan perbaikan yang efisien, tetapi perolehan
atau hasil yang efektif diperoleh oleh mereka yang bukan ahli.Artinya,
dalam kasus upaya pengembangan organisasi lebih dititik beratkan
pada kemampuan mengolah informasi atas pengaruh lingkungan
internal dan eksternal, mendiagnosa penyakit organisasi, dan
kemampuan memberikan treatment dengan mengacu pada potensi
yang dimiliki organisasi. Oleh karenanya, seseorang yang memusatkan
perhatian dalam menciptakan pengembangan organisasi harus
memperhatikan elemenelemen kreativitas indidividu yang dimiliki oleh
78
Wahyu Purhantara “Organizational Development Based Change Management” Vol.6, No.2 tahun 2009
78
organisasi. Pekerjaan ini dipusatkan pada proses pemikiran cerdas
yang meliputi tingkatan atau taraf-taraf seperti: gambaran terhadap
masalah, pengumpulan informasi, pemikiran yang intensif, berbagai
hambatan, kesantaian dan penerangan. Suatu cara untuk menciptakan
kreativitas haruslah menghasilkan gagasan cerdas bagi organisasi.
Gagasan cerdas ini dapat memungkinkan organisasi mengemukakan
tujuan strategisnya yang lebih efisien, atau untuk meningkatkan tujuan
baru yang memberikan suatu hubungan yang lebih aktif dengan
lingkungan.
79
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatit diskriftif. Metode
penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data besifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitataif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.79
Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, 1)
menyesuikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapa dengan
kenyataan ganda, 2). Metoe ini menyajikan secara langsung hakekat
hubungan antara peneliti dan responden, 3). Metode ini lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengan panajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.80
Dalam penelitian kualitatif, gejala dari suatu objek bersifat holistik
(menyuruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak
akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian,
tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat,
pelaku, dan efektivitas yang berinteraksi secara sinergis.81
Penelitian ini dilakukan dengan paradigma kualitatif dengan alasan
bahwa permasalahan yang diangkat lebih bersifat kualitatif terutama yang
berkaitan dengan kompetensi kepala madrasah/madrasah dan akreditasi
sekolah. Sejak pertama kali peneliti melakukan kunjungan awal ke
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan
Kateman Kabupaten Indragiri Hilir - Riau , peneliti telah melakukan
79
Sugioyono, Metode Penelian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 5. 80
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda Karya, 2010), hlm. 10. 81
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 285
65
80
pengamatan. Proses pengumpulan data telah dilakukan sejak kunjungan
awal hingga proses penelitian berlangsung.
Dalam rangka memperoleh data lapangan yang akurat, maka peneliti
melakukan pengamatan dan wawancara secara langusng dengan para
pengguna pendidikan di madrasah yaitu kepala madrasah, guru, staf, dan
siswa. Oleh karena itu, peneliti menetukan orang-orang yang menjadi
subjek penelitian dengan pertimangan tertentu sehingga data yang
diperoleh sesuai dengan kebutuhan peneliti.
B. Situasi Sosial Dan Subjek Penelitian
Adapun situasi sosial dan subjek penelitian ini yaitu :
1. Situasi Sosial Penelitian
Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk
melakukan penelitian. Karena penelitiannya adalah riset sosial atau
lingkungan manusia atau budaya maka dinamakan situasi sosial.82 Situasi
sosial penelitian adalah di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir - Riau .
Situasi sosial adalah kondisi lapangan yang direkam dan dipahami
peneliti sebelum melakukan penelitian ini, atau lokasi penelitian sebagai
tempt untuk memfokuskan perhatian dalam mendapatkan informasi dari
beberapa informan yang dapat mewakili untuk memberikan gambran rinci
untuk dianalisa lebih lanjut.
2. Subjek Penelitian
Istilah subjek penelitian menunjuk pada orang/individu atau kelompok
yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. Dalam penelitian
yang menjadi sumber informasi adalah para informan yang berkompeten
dan mempunyai relevansi dengan penelitian.83 Penemuan subjek
penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,
82
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta : Refensi, 2013), hlm. 88 83
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta : Gaung Persada Pres, 2008), hlm. 219.
81
yaitu tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu.84 Adapun subjek penelitian terdiri dari kepala madrasah, guru,
staf administrasi, dan beberapa orang siswa Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir -
Riau.
C. Jenis Dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini yaitu :
1. Jenis Data
Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang
diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah kontruksi ilmu
secara ilmiah dan akademis. Manfaat data adalah untuk mengetahui
dan memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan dan
permasalahan yang di teliti, dan untuk mengambil keputusan atau
memecahkan masalah tersebut.85
Jenis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang
peneliti umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan
diperoleh dari tangan pertama atau subjek informan melalui proses
wawancara.86 Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang
manajemen perubahan yang diterapkan kepala Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten
Indragiri Hilir - Riau , kendala kepala madrasah dalam menjalankan
manajemen , faktor pepenyebab kepala madrasah belum efektif dalam
mengelola manajemen madrasah, dan strategi serta upaya dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri
Hilir - Riau .
84
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 300 85
Muktar, Op.Cit., hlm. 99-100 86
Ibid.hlm100
82
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau
ketiga.87 Data sekunder berfungsi sebagai data pendukung seperti data
dalam bentuk grafik peningkatan mutu atau penurunan pelanggaran
tata tertib madrasah, dan data dokumentasi madrasah yang
menunjukan profil madrasah.
2. Sumber Data
Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang
peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang
dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Sumber data dapat diperoleh dari
lembaga atau situasi sosial, subjek, dokumentasi lembaga, badan atau
histori.88
Sumber data penelitian ini terdiri dari aspek manusia, peristiwa,
dan dokumen. Hasil penelitian merupakan data yang telah dikelola oleh
peneliti setelah peneliti melakukan interaksi dengan subjek penelitian
yang terdiri dari kepala madrasah, gutu, staf administasi, dan siswa.
Data penelitian juga diperoleh setelah peneliti melakukan pengamatan
terhadap suasana yang terjadi di sekolah sesuai dengan pedoman
pengamatan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data.
Sedangkan data dokumen yang menjadi referensi bagi peneliti untuk
mengembangkan penelitian adalah data yang berbentuk softcopy dan
hardcopy.
D. Teknik Pengumpulan Data
Tedapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian yaitu kualitas intrumen penelitian dan kualitas pengumpulan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber,
87
Ibid. hlm100 88
Ibid, hal. 107
83
dan cara. Bila di lihat dari setting, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah. Bila dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari segi
cara atau tekhnik pengumpulan data, maka tekhnik pengmpulan data
dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan
gabungan ketinganya.
Maka dalam penelitian ini, pengumpulan data akan menggunakan
teknik sebagai berikut :
a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennnya sedikit/kecil. Tekhnik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri (self-reprt), atau setidak-
tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribai.89
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur. Oleh karena itu, peneliti telah mempersiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis mengenai kompetensi
kepala madrasah, kendala kepala madrasah dalam menjalankan
kepemimpinannya, faktor penyebab kepala madrasah belum efektif
dalam pelaksanaan manajemen madrasah, dan strategi serta upaya
meningkatkan pelaksanaan kontrol manajemen madrasah di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman
Kabupaten Indragiri Hilir - Riau .
b. Observasi (Pengamatan)
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologi. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Tekhnik
89
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 194
84
pengumpulan data dengan observasi digunakan, bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,
dan bila responden yag diamati tidak terlalu besar.90 Dalam penelitian
ini maka peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas kepala
madrasah, guru, staf administrasi dan siswa dalam memenuhi kreteria
pelaksanaan kontrol manajemen perubahan di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten
Indragiri Hilir - Riau .
c. Dokumentasi
Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa
dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Pemelihan metode ini
didasarkan pada alasan bahwa metode ini dapat membantu peneliti
dalam melakukan pengujian terhadap berbagai data yang diperoleh
melalui metode wawancara dan observasi. Selain itu juga untuk
memudahkan peneliti dalam memberikan penafsiran terhadap dokumen
yang berhasil dikumpulkan.
Data dikumentasi yang terkumpul melputi naskah sejarah
madrasah, dokumentasi pimpinan, tenaga pendidik dan kependidikan,
peserta didik, sarana dan prasarana, struktur organisasi, letak
geografis, dan tata terbit Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir - Riau .
E. Teknik Analisis Data
Secara umum, dalam kegiatan analisis data ini akan dilakukan yaitu,
pertama, editing yakni pengecekan data atau bahan-bahan yang
dikumpulkan untuk mengurangi kesalahan; kedua, klasifikasi yaitu
penggolongan data dalam bentuk berpola untuk melihat kedudukan
masing-masing fenomena dalam keseluruhan; ketiga, tabulasi yaitu
merumuskan data ke dalam bentuk tabel atau grafik, statistik, dan
sebagainya; dan, keempat, interpretasi yaitu manafsirkan data untuk
mencari arti yang lebih luas dari hasil penelitian.
90
Ibid., hlm. 203
85
Proses analisis data melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari
bila diperlukan.91
2. Penyajian data. Penyajian data merupakan konstruk infromasi pada
terstruktur yang memungkinkan pengambilan kesimpulan. Penyajian
data yang lebih terokus meliputi ringkasan terstruktur dan sinopsis,
deskripsi singkat, diagaram, dan matrik dalam teks.92
3. Analisis SWOT
Analisis swot adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan pluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan,
strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis situasi. Model
yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.93
4. Penarikan kesimpulan. Verifikasi melibatkan peneliti dalam proses
interpretasi, penetapan makna dari data yang tersaji. Cara yang bisa
digunakan seperti penggunaan metafora kesimpulan merupakan bagian
akhir dari proses analisis data. Setelah data yang terkumpul direduksi
91
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 338. 92
Norman K, Denzim dan Lincoln, Handbook of Qualitative Research, (Yogyakarta : Pustaka Pelajara, 2009), hlm. 592. 93
Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced Scorecard. (Cetakan keduabelas.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.2015).hlm 21
86
dan selanjutnya disajikan, maka langkah selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan dimaksud adalah meringkas seluruh naratif
pada bagian-bagian pembahasan dengan menjawab seluruh
permasalahan yang ditetapkan sebelumnya.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushworthines)
Pemeriksaan keabsahan data yang peneliti lakukan dalam penelitian
ini adalah melalui :
1. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.94 Dengan perpanjangan
keikutsertaan peneliti mempelajari kebudayaan, dapat menguji
ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan distorsi, dan membangun
kepercayaan para subjek terhadap penelitian serta kepercayaan
peneliti terhadap diri sendiri. Peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru.
2. Ketekunan/Keajegan Pengamatan
Peneliti mengadakan pengamatan secara berkesinambungan
terhadap faktor yang menonjol. Kemudian menelaah secara rinci
hingga terhadap seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan
cara yan biasa.95 Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.96 Keajegan pengamatan berarti mencari secara
konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan prose
analisis yang konstan dan tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud
mencari ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
94
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Resdakarya, 2007), hlm. 327-328. 95
Ibid., hlm 330 96
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 370-371
87
persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada
hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat
kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi data. Triangulasi
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan
fakta yang dimilikinya.97 Triangulasi adalah pengecekan data dengan
cara pengecekan atau pemeriksaan ulang. Kegiatan ini
membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan sesuatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
4. Berkonsultasi dengan Pembimbing
Teknik terakhir diakukan dengan mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam betuk diskusi analitik dengan
pembimbing penelitian. Peneliti mengadakan diskusi dengan
mengekspos hasil penelitian kepada dosen pembimbing dan rekan
mahasiswa sehingga data yang dikategorikan dalam penelitian ini dapat
diakui. Konsultasi dengan pembimbing dilakukan dengan melakukan
konsultasi hasil temuan sementara guna mendapatkan arahan-arahan
dan solusi-solusi dari berbagai problem yang ditemukan di lapangan.
Konsultasi tersebut dipandang berharga dan bermanfaat besar
terhadap akhir penelitian yang dilakukan.
G. Pelaksanaan dan Waktu Penelitian
Adapun rencana dan waktu penelitian yang dirancang dalam
penelitian ini sebagai mana tergambar pada tabel 1.
Tabel 1. Jadwal dan Waktu Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2017
Juli Agustus Septem
ber Oktober
Nopemb
er
Desemb
er
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
97
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 218-29.
88
1
Pembuat
an
Proposal
√ √ √ √
2
Perbaika
n hasil
seminal
√ √ √ √
3
Pengum
pulan
data
√ √ √ √ √ √ √ √
4
Verifikasi
dan
analisis
data
√ √
5
Konsulta
si
pembimb
ing
√ √
6
Ujian
munaqas
ah
√
7 Perbaika
n tesis
√
8
Penggan
daan
laporan
√
9 Mengikut
i wisuda
√
H. Pengembangan Instrumen
Penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti sendiri. Oleh Karena itu, peneliti sebagai instrument juga
harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif setiap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. 98
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
98
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 305
89
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulan atas temuannya.99
Dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitataif pada awalnya
dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi
instrument adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah maslahnya yang akan
dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen.100
99
Sugiyono, ibid. hal. 306 100
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 223.
90
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deksripsi Lokasi Penelitian
Sekolah adalah merupakan tempat pendidikan formal yang
mengembangkan minat dan bakat anak, dalam menuntut ilmu
pengetahuan baik sikap serta keterampilan dalam beraktifitas di sekolah
yang memiliki organisasi terkait dengan peraturan yang berlaku di
sekolah, sehingga sekolah merupakan pusat lembaga pendidikan formal
bagi peserta didik yang memiliki potensi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuannya dalam rangka mencerdaskan anak bangsa agar memiliki
ilmu pengetahuan yang luas demi masa depan mereka, terutama bagi
generasi muda yang memiliki semangat juang untuk mengejar
ketertinggalan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Diperlukan untuk membangun dan mengembangkan peserta didik kearah
yang lebih dewasa agar tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang
seutuhnya.
1. Profil Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah aliyah Tarbiyah Islamiyah
Nomor Statistik Madrasah : 131214040003
NPSN : 10310972
Tahun berdiri : 1984
Akreditasi madrasah : B (2012)
Penyelenggara : Yayasan Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Alamat lengkap Madrasah : Jalan Tunas Harapan No. 1
Kelurahan Tagaraja Kecamatan
kateman
Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau
NPWP Madrasah : 02.416.748.8-213.000
Nama Kepala Madrasah : Sudino, S.Pd
76
91
No. HP Kepala : 0821-7316-0214
Kepemilikan Tanah :
Status Tanah : Wakaf
Luas Tanah Keseluruhan :1000 M2 (Peruntukan untuk MA 2500
M2)”101
2. Sejarah Berdiri Madrasah
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah merupakan salah satu
madrasah atau sekolah lanjutan atas yang ada di Sungai Guntung Ibu
kota Kecamatan Kateman, yang bernaung dibawah Perguruan Madrasah
Tarbiyah Islamiyah (MTI) yang sekarang sudah menjadi Yayasan
Madrasah Tarbiyah Islamiyah.
Nama Madrasah Tarbiyah Islamiyah ini diambil dari perguruan MTI
yang ada di Padang Panjang Sumatra Barat (Sumbar) di bawah asuhan
orang tua Ibu Hj. Raudhah Nur Djamil yang bernama Syekh Muhammad
Djamil Djaho, yang sekaligus perintisawa awal berdirinya MTI di Sungai
Guntung.102
Seiring dengan berjalan waktu, beberapa tahun kemudian berdirilah
Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP yang merupakan bagian tidak
terpisahkan secaralang sungdari MTI itu sendiri, dibawah pimpinan Bapak
H. Nazaruddin Nashir yang juga suami dari Ibu Hj. Raudhah Nur Djamil.
Melihat perkembangan perguruan ini semakin pesat dan maju dan oleh
karena kebutuhan lulusan MTs untuk melanjutkan kejenjang SLTA.
Maka pada tahun 1984 didirikanlah Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiya (MA-TI) Sungai guntung yang terletak di JL. Tunas Harapan
Gang Santir No. 1 RT 08 RW 01 dengan luas tanah kesuluruhan 10000
M2 ( peruntukan MA 2500 M2) yang selanjutnya juga berada dibawah
naungan MTI, yang pada waktu itudi gagas oleh Bapak H. Aminuddin, Lc
merupakan putra asli Sungai Guntung yang telah menyelesaikan
pendidikan di Kairo, Mesir.
101
Dokumen Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Tgl 27 Agustus 2018 102
Wawancara, tanggal 27 Agustus 2018
92
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung merupakan
sekolah yang sudah lama berdiri di Kecamatan Kateman yang sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
sekolahnya. Sekolah/madrasah ini telah mengalami beberapa pertukaran
pimpinan atau Kepala Madrasah yaitu tujuh kali pergantian Kepala
Madrasah, adapun yang pernah menjabat sebagai kepala madrasah yang
pertama adalah pendiri yayasan sendiri yaitu H. Aminuddin, Lc (1983-
1994), yang kedua Drs. Muhammad Amin (1994-1998) selanjutnya H.
Nazaruddin Nashir (1998- 1999), Isra Nevada, A. Md (1999- 2007), Zahar,
A. Md (2007- 2013), Abd. Hayatussalis, S. Pd (2013- 2017), ) dan yang
ketujuh sampai sekarang yang menjabat sebagai kepala madrasah yaitu
Sudino, S.Pd (2017 sampai sekarang). Adapaun orang yang pernah
bertugas menjadi pimpinan atau kepala madrasah/madrasah di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yaitu :
Tabel IV .1 Nama-Nama Kepala Madrasah MA-TI Sungai Guntung
No Nama Periode Tugas
1. H. Aminuddin, Lc Tahun 1983 – 1994
2. Drs. Muhammad Amin Tahun 1994 – 1998
3. H. Nazaruddin Nashir Tahun 1998 – 1999
4. Isra Nevada, A.Md Tahun 1999 – 2007
5. Zahar, A.Md Tahun 2007 – 2013
6. Abd. Hayatussalis, S.Pd Tahun 2013 – 2017
7. Sudino, S.Pd Tahun 2017 sampai sekarang
Sumber : Dokumentasi MA-TI 2018103
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa yang pernah
menjadi pemimpin atau kepala madrasah di MA-TI Sungai Guntung
berjumlah sebanyak 7 (tujuh) orang.
103
Dokumentasi, MA-TI Sungai Guntung Kec. Kateman Kab. INHIL Tahun 2018
93
3. Letak Geografis Madrasah
Letak geografis Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai
Gutung Kecamatan Kateman berlokasi di Parit No. 07 darat Jl. Tunas
Harapan Gang Santri No. 01 RT 08 RW 01 Kelurahan Tagaraja
Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) dapat dijangkau dengan menggunakan
kendaraan roda dua. Adapun mengenai batas letak Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung Kecamatan Kateman adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Tunas Harapan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun Penduduk
c. Sebelah Barat berbatasan dengan parit Suak Jangkang
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Syuhada.
Letak batas-batas lokasi Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-
TI) jika diperhatikan sangat strategis dan mendukung untuk suasana
kegiatan pembelajaran. Tempatnya tenang karena jauh dari pusat
keramaian kota Kecamatan.
MA-TI Sungai Guntung mempunyai halaman sekolah yang lebih luas
jika dibandingkan dengan sekolah lain yang berada di Kecamatan
Kateman, sedangkan bentuk lokasi tanah di MA-TI Sungai Guntung datar.
4. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
Visi adalah gambaran sekolah yang dimiliki dimasa depan secara
utuh, sedangkan Misi adalah tindakan untuk mewujudkan visi, antara visi
dan misi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Berdasarka UU No. 20
tahun 2003 dan PP (peraturan pemerintah) No. 29 tahun1990 tentang
tujuan pendidikan menengah adalah untuk memberikan bekal
kemampuan pada peserta didik untuk mengembangkan hidup sebagai
pribadi anggota masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk
melanjutkan ketingkat pendidikan yang lebih tinggi maka dari itu MA-TI
94
Sungai Guntung Kecamatan Kateman menetapkan Visi dan Misi sebagai
berikut:
Adapaun Visi Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
adalah : “Terwujudnya madrasah yang memiliki nilai-nilai keislaman dan
keilmuan”. Untuk mewujudkan visi sebagaimana yang disebutkan, maka
MA-TI Sungai Guntung menetapkan misi sebagai berikut:
a. Mempertahankan pendidikan formal berciri khas agama islam
b. Mendidik para siswa-siswi agar memiliki pengetahuan agama islam dan
umum berdasarkan iman dan taqwa serta berakhlak mulia (berbudi
pekerti luhur).
c. Menumbuh dan mengembangkan kreasi dan inovasi siwa-siswi agar
dapat berprestasi dibidang akademik dan non akademik
d. Menjadikan siswa-siswi yang kreatif dan inovatif.104
5. Struktur Organisasi
Sebagai satuan organisasi tidak terlepas dari satuan organisasi
kepengurusan. Karena kepengurusan itulah yang akan menjalankan
sebuah organisasi. Maju atau mundurnnya suatu organisasi sangat
ketergantungan pada manusia yang duduk di kepengurusan tersebut.
Kemudian tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan memberikan
kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh
karena pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab
secara penuh dan konsekuen.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki berbagai
kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Untuk mengatur
dan menyusun program kegiatan sekolah agar berjalan dengan lancar dan
terorganisir, diperlukan suatu organisasi untuk pembagian secara merata
dan professional pengurus sekolah yang sesuai dengan jabatannya
masing-masing. Dengan adanya organisasi sekolah, maka kegiatan-
kegiatan dalam suatu sekolah dapat berbentuk, sehingga personil dapat
104
Dokumen Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, 2018
95
memangku jabatannya pada setiap program kegiatan penyelenggaraan di
sekolah dengan lancar dan terbentuk tata kerja yang baik menurut
tugasnya masing-masing serta penempatan dan pengaturan orang-orang
dalam kelompok dengan tepat.
MA-TI Sungai Guntung merupakan lembaga pendidikan formal di
dalamnya terdapat pimpinan, guru, karyawan, tata usaha, dan siswa. Agar
MA-TI Sungai Guntung ini dapat melaksanakan proses pembelajaran
yang baik dan lancar untuk mencapai tujuan yang diinginkan perlu adanya
suatu organisasi, dengan organisasi yang mantap MA-TI Sungai Guntung
akan dapat melakukan pembagian tugas yang merata kepada semua
jajaran, baik pimpinan sekolah maupun guru, karyawan dan tata usaha
yang sesuai dengan fungsi jabatannya masing-masing. Untuk lebih
jelasnya struktur organisasi MA-TI Sungai Guntung, dapat dilihat pada
bagan berikut ini:
Gambar; Struktur Organisasi
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
96
Sumber : Dokumentasi MA-TI 2018
6. Keadaan Guru
Guru merupakan orang yang berperan langsung dalam
kegiatan proses belajar mengajar terhadapa peserta didiknya agar
mereka memperoleh ilmu pengetaguan dan juga dapat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya sesuai dengan kemampuan
mereka dalam proses pembelajaran di sekolah mereka, guru salah
satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa yang
mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan baik berupa
keterampilan maupun sikap dan kepribadiannya dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Kehadiran seorang guru dalamproses
kegiatan pembelajaran sangat berperan penting dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia yang sangat bermutu dan
berkualitas dalam mendidik generasi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu maju dan mundurnya dunia pendidikan
tergantung oleh para pendidik yang berkualitas baik dari kepribadian,
sikap dalam mengajar serta pengalaman keterampilan dalam
mendidik peserta didik di sekolah masing-masing.
Sebagaimana penulis ketahui bahwa tenaga pendidik dan
kependidikan di MA-TI sungai Guntung Kecamatan Kateman
Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau dari data yang di peroleh
berjumlah 18 orang yang terdiri dari:
1. 1 (satu) Kepala madrasah
2. 16 Tenaga Pengajar (guru)
3. 1 (satu) Tenaga Tata Usaha105
Tabel. IV. 2 Keadaan Pegawai/ Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islmaiyah
105
Wawancara, tanggal Agustus 2018
97
Sungai Guntung T. P 2017 / 2018
No Nama L/P Tempat
TanggalLahir Pendidikan
Terakhir Jabatan Ket
1 Sudino L Sungai Teritip,
23-03-1989 S1 MPI
Guru/KA/GT
2 Khatijah, S.Pd.I P Sungai
Guntung, 25-08-1968
S1 PAI Guru/WakaKurikulum/GT
3 Muhammad Yusuf L Inhil,
10-11-1967 SLTA
Guru/WakaHumas/GT
4 Darmawati. S, S.Ag P Sei. Penjuru, 05-09-1976
S1 Syari'ah Guru/GT
T
5 Raudatunur, M.Pd P Sungai
Guntung, 05-09-1968
S2 B.Indonesia
Guru/GTT
6 AndiHastuti, S.Pd P Maroanging, 16-09-1975
S1 B. Indonesia
Guru/GT
7 H.Hamdan, A.Ma L KhairiyahMan
dah, 15-08-1951
D2 PAI
Guru/GTT/
KetuaYayasan
8 Adianto L Sungai
Guntung, 02-03-1977
SLTA
Guru/WakaKesiswaan/G
T
9 RinaHeryani, ST P Sungai
Guntung, 01-01-1983
S1 TehnikIndust
ri Guru/GT
10 JulitaSusanti, S.E P KhairiyahMan
dah, 20-07-1984
S1 Manajemen
Guru/GT
11 H. Aminuddin, Lc L Sungai
Guntung, 08-09-1951
Ushuluddin Guru/GT
12 Abdul Rahman, S.Pd
L Sungai
Guntung, 15-02-1991
S1 Sosiologi Guru/WakaSarpras/GT
13 Zailiana, S.Pd P Sungai
Guntung, 28-07-1991
S1 Seni Guru/GT
14 Mulyana, S.Pd P Sungai
Guntung, S1 Biologi Guru/GT
98
07-07-1988
15 Anuar, S.Pd L Rotan
Semelur, 25-02-1985
S1 Penjaskesre
k Guru/GT
16
Abd. Hayatussalis, M.Pd NIP. 197810072005011005
L Teluk Dalam, 07-10-1978
S2 B. Indonesia
Guru/GTT
Sumber : Dokumentasi MA-TI 2018
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa keadaaan guru
di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung cukup baik. hal
ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan guru yang rata-rata berpendidikan
S1 dan ada pula yang sedang melanjutkan studi S2. Sedangkan keadaan
karyawan di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung
memadai untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi guna
memperlancar proses belajar mengajar. Dengan adanya guru yang dimiliki
tingkat akademik yang baik diharapkan para guru mampu menjalankan
tugas nya dengan semaksimal mungkin. Selain dari pada itu guru juga
dapat mendidik dan membimbing para siswa Madrasah Tarbiyah
Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung agar menjadi siswa yang berkualitas
dan siap bersaing dengan siswa-siswa dari sekolah lain.
7. Keadaan siswa
Siswa atau peserta didik merupakan salah satu syarat terjadinya
interaksi mengajar. siswa tidak hanya dikatakan sebagai objek tetapi juga
dikatakan sebagai subjek didik. Dengan demikian maka akan mengalami
dinamika sebagai proses belajar mengajar. Berdasarkan dokumen yang
peneliti proleh di lapangan menunjukkan bahwa data siswa-siswi
Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung berjumlah 149
orang. yaitu terdiri dari kelas X1 : 24 orang, kelas X2 : 24 orang, kelas XI
IPA : 24 orang, kelas XI IPS : 22 orang, kelas XII : IPA 31 orang, dan
kelas XII IPS : 24 orang.
99
Tabel VI.3
Keadaan Siswa Madrasah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung T.P 2017/2018106
NO Tingkatan Siswa Jumlah
Kelas Laki-Laki Perempuan
1 X1 12 12 24
2 X2 14 10 24
3 XI IPA 12 12 24
4 XI IPS 8 16 22
5 XII IPA 13 11 31
6 XII IPS 15 9 24
JUMLAH 149
Sumber : Dokumentasi MA-TI 2018
8. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di Madrasah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung sama halnya yang digunakan di Madrasah Aliyah lainnya, yaitu
merujuk pada kurikulum K13. Kurikulum di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah (MA-TI) di bagi atas dua kelompok yaitu ;
a. Kurikuler ( Program Inti)
Program ini merupakan program yang wajib diikuti oelh seluruh siswa-
siswi yang berisi materi pelajaran wajib yang mengarah atau spesifik
b. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ini disenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Kegiatan Ekstra kurikuler di Madrasah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung tersebut yaitu: 1). Kegiatan keagamaan, 2) Kegiatan Budi
Pekerti (gotong royong, 3) Muhadarah, 4) Olahraga, 5) Kesenian, 6)
Habsyi, 7) Sholawat.107
106
Dokumen Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, 2018 107
Dokumen Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, 2018
100
9. Keadaan Sarana dan Prasarana MA-TI Sungai Guntung
Sarana dan prasarana merupakan suatu upaya dalam meningkatkan
mutu pendidikan dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu
lembaga pendidikan tujuan dalam menjalankan kegiatan proses
pembelajaran, karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang tidak
memadai maka pendidikan tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik,
maka dalam suatu lembaga pendidikan harus ada sarana dan prasarana
yang memadai agar mendukung tercapainya proses kegiatan
pembelajaran dengan baik karena hal itu merupakan salah satu faktor
yang mempunyai fungsi penting yang dapat mempengaruhi proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah masing-masing.
MA-TI Sungai Guntung mempunyai ruangan kelas yang digunakan
untuk proses kegiatan pembelajaran sebanyak 6 ruangan kelas yang
permanen dan dilengkapi dengan sarana untuk pelaksanaan proses
pembelajaran. Untuk memberikan kemudahan bagi siswa maupun guru
dalam kegiatan proses belajar mengajar disekolah mereka difasilitaskan
perpustakaan sekolah yang sangat penting dan mendukung dalam
kegiatan proses pembelajaran disekolahnya. Dengan adanya
perpustakaan dapat membantu kegiatan belajar siswa maupun kegiatan
mengajar guru disekolah terutama bagi siswa yang kurang mampu agar
dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan tersebut dengan sebaik-
baiknya agar mereka dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Selain dari perpustakaan di MA-TI Sungai Guntung juga memiliki
laboratorium yang dilengkapi dengan alat-alat yang mendukung dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah ( MA-TI) Sungai Guntung pada
saat ini sudah memiliki berbagai fasilitas sarana prasarana dalam proses
belajar mengajar. Sarana prasarana bukan saja berfungsi sebagai
penunjang akan tetapi juga sebagai kebutahan inti yang primer dalam
pendidikan, oleh karena itu Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI)
101
Sungai Guntung selalu melengkapi aspek tersebut yang tentu sesuai
dengan kemampuan dana yang ada. Sesuai data dan pengamatan
penulis, sarana prasarana di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung dapat di paparkan sebagai berikut:
Tabel.IV.4 Data Sarana Prasana
T. A 2017 / 2018108
No Jenis Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Jumlah Ruang Kategori
Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 6 6 - - - -
2. R. Perpustakaan 1 - 1 - - 1
3. R. Lab. IPA - - - - - -
4. R. Lab. Komputer 1 - - - - 1
5. R. Pimpinan 1 1 - - - -
6. R. Guru 1 1 - - - -
7. R. Tata Usaha 1 1 - - - -
8. R. Konsling - - - - - -
9. Mushalla 1 1 - - - -
10. R. UKS - - - - - -
11. WC Siswa 2 2 - - - -
12. WC Guru 1 1 - - - -
13. Gudang 1 - 1 - 1 -
14. R. Sirkulasi - - - - - -
15. Tempat Olahraga 1 1 - - - -
16. R. Olahraga
Siswa 1 1 - - - -
17. Ruang Lainnya 4 1 3 1 1 1
Sumber :Dokumentasi MA-TI 2018109
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung Kecamatan Kateman cukup memadai serta ketersediaan sarana
108
Dokumen Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, 2018 109
Dokumentasi MA-TI Sungai Guntung Kec. Kateman Kab. INHIL Tahun 2018
102
lokasi praktek yang tersedia dan dapat menunjang kegiatan praktek
namun ketersediaan buku paket yang belum lengkap. Dengan kondisi ini
guru diharapkan bisa mengajar dengan maksimal di sekolah dan siswa
biasa belajar dengan optimal di kelas. Anggaran sekolah berasal dari
dana pemerintah dan dana yang di himpun dari orang tua peserta didik,
yang mana pemungutannya melalui rapat komite. Alokasi dana terutama
diperuntukkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, dan juga untuk memenuhi kelengkapan sarana belajar
peserta didik.
Berdasarkan hasil deskripsi lokasi penelitian pada profi Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung, visi, misi tujuan dan
sasaran sekolah, Struktur sekolah, sumber daya manusia pendidik,
peserta didik serta sarana prasarana pendukung terlihat perlu adanya
peningkatan tentang pengadaan sarana dan prasarana yang lebih baik
lagi.
Selain itu, berdasarkan data dokumentasi untuk menentukan
manajemen perubahan dalam meningkatkan motivasi kerja guru di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai Guntung, maka
peneliti melakukan analisis SWOT, adapun kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah (MA-TI) Sungai
Guntung.
103
Tabel.IV.5 ANALISIS SWOT
Manajemen
Perubahan
Dalam
Meningkatkan
Motivasi Kerja
Guru
Madrasah
Aliyah
Tarbiyah
Islamiyah (MA-
TI) Sungai
Guntung
Kekuatan Peluang Kelemahan Ancaman
Kualifikiasi
pendidikan guru
Prestasi siswa
Motivasi siswa
Pegawai yang
saling mengenal
Adanyahubungan
kerjasama yang
baik antara
Kerjasama
dengan
pendidikan MA
dilingkungan
Sekitar
Adanya
kesempatan
mendapatkan
bantuan
dilingkungan
sekitar
Masih adaya Sarana
dan prasarana yang
kurang dalam
penunjang
pembelajaran
sebagian guru masih
lemah dalam
penguasaan IT
upaya untuk
mengakses sumber
dana masih lemah
Persaingan yang
semakin
ketat,banyak
sekolah SMK yang
sekarang menjadi
banyak pilihan
orang tua
104
B. Temuan Penelitian Dan Analisis Hasil Penelitian
1. Perencanaan kontrol manajemen perubahan dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau
Kontrol manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis oleh
manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja dengan standar yang telah
ditentukan, rencana, atau tujuan untuk menentukan apakah kinerja sejalan
dengan standar tersebut dan mungkin untuk mengambil tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk melihat bahwa manusia dan sumber daya dilembaga
lainnya yang digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien mungkin
dalam mencapai tujuan lembaga.
Selain itu kontrol juga di jelaskan dalam Al- Qur‟an Surat Al- Infithar :
11-12 yang berbunyi:
Artinya : (11) Yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-
pekerjaanmu itu), (12) Mereka mengetahui apa yang kamu
kerjakan110. (QS . Al- Infithar : 11-12)
Dalam Surat Al- Infithar : 11-12 diatas dijelaskan bahwasanya apa pun
yang kita kerjakan selalu diawasi meski kita tidak tau pada sesungguhnya
kita selalu dikontrol oleh Allah SWT selama kita hidup didunia
Selanjutnya, dalam pendidikan salah satu kunci dalam kemajuan
pembangunan nasional serta sebagai tolok ukur yang menentukan posisi
suatu negara dimata dunia. negara yang maju akan memberikan perhatian
yang lebih dengan melakukan upaya yang dapat meningkatkan kesiapan
sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan.
110
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Pustaka Agung Harapan 2006)
105
Untuk mewujudkan kemajuan nasional maka kepala madrasah harus
mengembangkan kemampuan sumber daya manusia baik dari keterampilan
maupun kemampuan individu, tidak hanya itu melainkan motivasi guru.
Seperti menurut Chun Yang dan Megginson sebagaimana dikutip oleh
Faustino Cardoso Gomes motivasi kerja dirumuskan sebagai prilaku yang
ditujukan pada sasaran. Menurut Malayu Hasibuan motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan di dalam Al- Quran
dijelaskan dalam surat :
Artinya : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Dari ayat Al- Quran diatas sudah dijelaskan kita dilarang bersedih
karena kita memiliki drajat yang tinggi jika kita orang beriman, artinya orang
beriman tidak mengenal kesedihan dan tidak patah semangat dalam
menjalankan sesuatu yang ia tekuni karena ia yakin Allah SWT itu ada.
Hal ini sebagaimana hasil observasi di lapangan di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang dilakukan kepala madrasah dalam
perencanaan kontrol guna meningkatkan motivasi kerja guru. Ada Sarana
prasarana yang rusak seperti komputer yang ada di labor namun tindak
kunjung diperbaiki sehingga dalam pembelajaran guru terkesan hanya
menggunakan terori- teori tidak menyeimbangkan dengan praktek sehingga
motivasi dalam guru mengajar kurang selain itu ada juga kurangnya
106
pembinaan yang kurang dan adanya kurang perhatian kesejahteraan oleh
guru dan karyawan oleh kepala madrasah .111
Seperti menurut Guru IT di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung mengatakan bahwa:
Perencanaan kontrol guna meningkatkan motivasi kerja guru sebagai
berikut:
1. Pengadaan Sarana Prasarana yang dilakukan Oleh Kepala madrasah
Sarana prasarana bagi saya sangat penting ya guna kelancaran dalam
sebuah pembelajaran, apa lagi sering terhambatnya dalam pembelajaran
dalam menyeimbangkan teori dan praktek dengan sebuah bantuan alat
atau alat peraga lainnya, seharusnya keadaan seperti ini harus
diperhatikan oleh kepaa sekolah kedepannya.
2. Memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan untuk memotivasi
kerja guru. Dalam memperhatikan kesejahteraan tentu ini perlu
diperhatikan oleh kepala madrasah karena dengan memperhatikan
kesejahteraan gairah dalam mengajar sangat tinggi namun saya melihat
kepala madrasah kurang dalam memperhatikan kesejahteraan guru
sehingga terkadang ada guru yang malas ikut kegiatan di luar sekolah
karena uang transport kurang sehingga memakai wang pribadi guru112
Perencanaan kontrol guna meningkatkan motivasi kerja guru sangat
penting untuk dilakukan oleh kepala madrasah, oleh karena itu, dari uraian di
atas sudah jelas bahwa sebuah rencana kontrol yang dilakukan oleh kepala
madrasah harus disusun sesuai dengan baik agar tidak terkesan
melaksanakan tanpa mengotrol dan mengevaluasi. Yang di mana guru
merupakan sebuah seseorang yang berpengaruh dalam meningkatkan
kemampuan siswa dan nilai jual sekolah, oleh karenanya kepala madrasah
111
Observasi, Pada Tanggal , 6 Agustus 2018 112
Rina Heryani, wawancara 6 Agustus 2018
107
dapat menyusun rencana guna mengontrol dalam menigkatkan motivasi kerja
guru yang lebih baik lagi
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diperoleh suatu gambaran
bahwa Perencanaan kontrol manajemen perubahan yang dilakukan kepala
madrasah guna meningkatkan motivasi kerja guru adalah rencana kontrol
kepala madrasah dalam memberikan penghargaan kepada guru terbaik,
rencana kontrol kepala madrasah dengan menciptakan suasana yang
harmonis, rencana kontrol kepala madrasah dengan memperhatikan
kesejahteraan guru, rencana kontrol kepala madrasah dengan membuat
program sekolah berjalan dengan sedemikian mungkin, rencana kontrol
kepala madrasah dalam menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan
karyawan, rencana kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan
rencana kontrol kepala madrasah dalam penggandaan atau perbaikan
sarana dan prasarana sekolah.
a. Perencanaan kontrol dengan memberikan penghargaan kepada guru terbaik untuk memotivasi kerja guru.
Pemberian penghargaan terhadap guru sekolah penyelenggaraan
pendidikan inklusif yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
profesional yang diperlukan untuk membantu mempersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki kelainan tertentu untuk menghadapi tantangan
kehidupan masa depan.
Hal ini sebagaimana di ketahui oleh Kepala Madrasah di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“dalam penetapan calon guru sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang berdedikasi dan berprestasi untuk diberi penghargaan, adapun rencana saya buat dengan memperhatikan kriteria dedikasi dan prestasi yang menonjol bersifat kualitatif dan kuantitatif. Kriteria tersebut dapat dijadikan acuan atau pertimbangan dasar, sehingga guru sekolah penyelenggara pendidikan inklusif berdedikasi dan berprestasi yang terpilih untuk menerima penghargaan benar- benar layak dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
108
masyarakat, dari hal tersebut saya lakukan guna memotivasi guru dan staf dalam proses mengajar dan bekerja”113.
Senada dengan hal tersebut guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“rencana pemberian apresiasi memang ada dilakukan oleh kepala madrasah yang di mana menurut saya hal itu merupakan hal yang sangat penting untuk diberikan kepala madrasah kepada guru, ini akan membuat setiap guru meningkatkan kinerjanya”.114
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dengan pemberian penghargaan
terhadap guru guna meningkatkan motivasi kerja guru kepala madrasah
menyusun skala penilaian berdasarkan kualitatif dan kuantitatif serta
menentukan kriteria- kriteria untuk sebagai pertimbangan dasar dalam
penilaian sehingga menjadi sebuah keputusan yang diberikan kepada guru
terbaik sesuai dan layak diberikan nantinya.
Sedangkan dalam memberikan penghargaan adapun kriteria- kriteria
yang kepala madrasah tetapkan untuk diberikan penghargaan kepada guru
terbaik di madrasah yaitu:
1. Memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Sarjana (S1)
2. memiliki pengalaman mengikuti pendidikan dan pelatihan/ bimbingan
teknis yang relevan dengan bidang tugasnya.
3. Memiliki sertifikat pendidik atau NUPTK
4. Tidak pernah terkena hukuman disiplin pegawai.
5. Memiliki Kompetensi Pedagogik
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu
113
Sudino, S.Pd wawaancara pada tanggal 6 Agustus 2018 114
Mulyana, S.Pd wawancara pada tanggal 6 Agustus 2018
109
d) Menyelenggarakan pembelajaran/pengembangan yang mendidik
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran/ pengembangan yang
mendidik
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
6. Kompetensi Profesional
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu
c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.
7. Kompetensi Kepribadian
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang sabar, tekun, mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa
110
d) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
8. Kompetensi Sosial
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
c) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
(Perwakilan/Masyarakat lokal) secara lisan dan tulisan atau bentuk
lain.115
Berdasarkan beberapa ketentuan di atas, maka penilaian ini yang dibuat
oleh kepala madrasah berguna untuk menentukan kriteria- kriteria dan
penilian untuk memberikan penghargaan kepada guru.
Dalam setiap usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah tidak
semuanya berjalan dengan mulus karena ada saja disetiap individual
pengajar ada item yang tidak termasuk kepala madrasah tentukan.
b. Perencanaan kontrol dengan menciptakan suasana yang harmonis untuk memotivasi kerja guru.
Dalam lembaga pendidikan suasana yang harmonis diharapkan
diciptakan oleh kepala madrasah, sehingga dengan lingkungan kerja yang
nyaman dan keadaan lingkungan sekitar baik itu dari dalam mahupun dari
luar, hal ini berdampak pada motivasi atau gairah seorang guru dan staf.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Kepala Madrasah di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“suasana yang baik dalam bekerja memang selalu saya upayakan untuk ditingkatkan guna kenyamanan pegawai dalam bekerja hal ini saya
115
Sumber Data : Dokumentasi Penilaian. MA Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung.2018
111
lakukan untuk meningkatkan semangat guru dalam mengajar, hal ini saya lakukan dengan upaya- upaya seperti 1) Menciptakan komunikasi yang baik dengan pegawai 2) Menata ruangan dengan sebaik mungkin 3) Selalu bertemu dan bertatap muka dengan guru dan staf yang ada
disekolah 4) Berkerjasama untuk memahami bersama isu-isu tentang kekerasan
terhadap siswa yang lebih lemah, hukuman fisik, ketidakadilan gender, dan berbagai ketakutan lainnya”.116
Hal serupa yang dikatakan oleh guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“kepala madrasah melakukannya jika saya melihat setiap harinya menyapa dengan ramah sehingga saya pribadi merasa nyaman akan hal tersebut dan beliau juga banyak rencana menciptakan suasana yang ketika di dalam kantor seperti membuat gairah, santai dalam pembawaannya itu saya lihat. sehingga menurut saya menjadi partner kerja beliau menyenangkan”.117
Berdasarkan wawancara di atas maka dapat ditegaskan bahwa dalam
bekerja kepala madrasah merencanakan upaya- upaya untuk menciptakan
suasana yang harmonis atau suasana yang baik guna mendorong guru dan
staf bekerja dengan semangat setiap harinya.
c. Perencanaan kontrol kepala madrasah dengan memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan untuk memotivasi kerja guru.
Kesejahteraan bagi para guru dan tenaga pendidikan hingga kini masih
terus diperjuangkan dengan mengingat beratnya tantangan ke depan hal ini
sejumlah program peningkatan kapasitas, kompetensi, hingga peningkatan
kesejahteraan para guru. Termasuk juga ketersediaan guru-guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh bapak Kepala Madrasah di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan
bahwa:
116
Sudino, wawancara pada tanggal 8 agustus 2018 117
Raudatunur, wawancara pada tanggal 8 agustus 2018
112
“memang jika berbicara mensejahterakan guru dan staf disekolah, untuk meningkatkan motivasi kerja guru yang mempunyai motivasi yang tinggi akan bersemangat dan bergairah dalam melaksanakan pekerjaannya , tanpa motivasi guru akan merasa malas , jenuh dan bosan yang akhirnya produktifitas kerja akan menurun dalam arti pekerjaan tidak dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak tercapainya tujuan dan hasil yang optimal. Untuk itu perlu perencanaan yang saya kontrol untuk meningkatkan motivasi kerja agar guru bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya kelancaran dan ketepatan dalam pembayaran gaji dapat mempertahankan dan meningkatkan motivasi kerja”.118
Selain itu berdasarkan hasil wawancara bersama waka kurikulum di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan
bahwa:
“Rencana kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam mensejahterakan guru dan staf sudah ada sebuah upaya yang di lakukan oleh kepala madrasah seperti mengupayakan kelancaran gaji dan ketepatan gaji, yang di mana kepala madrasah selalu memberitahu akan kapan gajian jika ada keterlambatan kepala madrasah langsung bilang kepada rekan guru- guru dan staf sehingga saya pribadi ada upaya sepeerti itu saya merasa ada kepastian dan tidak mengharap, saya lihat itu yang terjadi sekolah ini”.119
Berdasarkan wawancara tersebut di atas, bahwa adanya rencana
mensejahterakan guru dan karyawan adalah suatu keharusan hal ini dengan
yang dilakukan oleh kepala madrasah iaitu suatu upaya kelancaran dan
ketepatan gaji yang diberikan oleh kepala madrasah sehingga sangat penting
kelancaran tersebut karena mana tahu jika tidak ada rencana kontrol yang
dilakukan oleh kepala madrasah maka seandainya ada guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang gajinya minus akibat
kebutuhan yang tidak terkendali dan banyaknya utang ke pihak lain, apabila
ketidak lancaran gaji yang dikeluarkan maka tentu guru dan staf malas dalam
bekerja.
118
Sudino, wawancara pada tanggal 8 agustus 2018 119
Khatijah, wawancara pada tanggal 8 agustus 2018
113
d. Perencanaan kontrol kepala madrasah terhadap guru dalam membuat program sekolah guna berjalan dengan sedemikian mungkin untuk memotivasi kerja guru.
Program kerja sekolah sering dikaikan dengan perencanaan kegiatan,
sebab program kerja merupakan serangkaian perencanaan kegiatan.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai sasaran
dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat
yang dikoordinasikan. dengan begitu degan masing- masing program yang
dimiliki oleh guru dan staf perlu adanya rencana kontrol yang dilakukan oleh
kepala madrasah terhadap program yang dibuat guru dan stafnya.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti amati
tentang adanya rencana kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah
terhadap program yang dibuat guru dan stafnya. Bahwasanya kepala
madrasah dalam merencanakan kontrol terhadap program yang dilaksanakan
oleh guru dan stafnya, guru dan staf sudah ada program yang dibuat
sehingga kepala madrasah berupaya menjalankan rencananya dalam
mengontrol program yang telah dibuat oleh guru dan staf agar terlaksana
sebagaimana semestinya.120
Menurut guru Bahasa Indonesia dalam wawancara bersamanya di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan
bahwa:
“Kepala madrasah dalam dalam mengontrol setiap program yang dibuat oleh guru- guru dan staf memang sudah ada ya dibuatnya jadwal hari ini apa yang dilakukan, begitu pula saya dengan guru- guru lain, ketika guru-guru menyusun program beliau juga menyusun program baik artinya kita semua masing- masing memiliki program masing- masing setiap bidangnya. terlepas beliau mengontrol selama saya mengajar, kepala madrasah memang adalah
120
Observasi tanggal 13 agustus 2018
114
ya rencana untuk mengontrol kinerja pegawai yang ada disekolah ini namun kami tidak tau kapan dan bagaimana, hal ini hanya kepala madrasah yang mengetahui rencana beliau dalam menilai keberhasilan program yang dibuat oleh masing- masing guru- guru dan staf, maka dari itu kami harus menjalankan program yang kami buat dengan baik sehingga berjalan sesuai yang diharpkan”.121
Hal ini senada dengan yang dikatakan guru atau Waka Humas di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan
bahwa:
“Dalam rencana kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah memang ada, namun kami tidak tau bagaimana teknis beliau mengontrol jalannya program berjalan dengan baik”.122
Berdasarkan pernyataan wawancara di atas bahwa rencana kontrol
yang dilakukan oleh kepala madrasah adalah suatu kewajiban yang
dilakukan oleh kepala madrasah pada setiap program yang dibuat oleh
masing- masing guru dan stafnya hal ini akan mendorong semua guru dan
staf untuk menjalankan kegiatan yang dibuat dijalankan sebaik mungkin.
e. Perencanaan kontrol kepala madrasah dalam menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan untuk memotivasi kerja.
Bekerja sesuai dengan kemampuan menyiratkan kesediaan untuk
mencurahkan segenap kemampuan yang kita miliki dalam menjalani
pekerjaan yang kita geluti khususnya dibiidang pendidikan. yang dimana
bekerja sesuai dengan kemampuan akan membuat suatu keberhasilan akan
mengantarkan kepuncak prestasi yang tinggi setiap guru dan staf dalam
sebuah lembaga pendidikan.
Hal ini sebagaimana yang dimaksudkan oleh bapak kepala Madrasah di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan
bahwa:
121
Andi Hastuti, S.Pd, wawancara tanggal 13 agustus 2018 122
Muhammad Yusuf wawancara tanggal 13 agustus 2018
115
“Bekerja sesuai dengan kemampuan yang saya berikan kepada guru- guru dan staf saya, menurut saya sudah sesuai dengan kemampuan mereka yang di mana saya selaku kepala madrasah melihat siapa yang pantas memegangi dibidangnya dan siapa yang tidak, oleh karena itu dalam sebuah manaungi jabatan yang saya tunjuk berani saya berikan kepadanya. sehingga saya mudah mengontrol jalannya setiap program yang dibuat oleh guru- guru dan staf karena sesuai dengan bidangnya”.123
Hal ini juga dikatakan guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Dalam Rencana kontrol yang dibuat oleh kepala madrasah terhadap bagaimana menentukan kerja sesuai dengan kemampuan guru dan karyawan kepala madrasah menunjuk guru atau staf yang sesuai dengan bidangnya dengan begitu kepala madrasah mampu mengontrol jalannya pelaksanaan pada nanti saat pembelajaran”.124
Berdasarkan wawancara diatas kepala madrasah dalam menempatkan
posisi guru dan stafnya pada sebuah jabatan di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung sudah sesuai dengan kemampuannya hal ini
mempermudah kepala madrasah dalam mengontrol jalannya yang dilakukan
masing- masing guru- guru dan staf.
f. Perencanaan kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan staf untuk memotivasi kerja.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya sadar dan terus
menerus dalam rangka memahami nilai-nilai luhur agar kelak menghasilkan
manusia Indonesia yang bermutu dan berkualitas, kualitas manusia yang
dimaksud adalah manusia yang cerdas, sehat, berdisiplin, mandiri dan
berbudi pekerti luhur. Hingga mampu berperan meningkatkan budaya, harkat,
derajat dan martabat bangsa dalam memperkuat diri sesuai dengan
kepribadian bangsa dalam melakukan upaya peningkatan guru dan staf.
Tidak hanya itu perbaikan dalam sektor pendidikan di Indonesia
mencuat kepermukaan, tidak hanya dalam jalur pendidikan umum, dengan
123
sudino wawancara tanggal 13 agustus 2018 124
Khatijah, S.Pd.I wawancara tanggal 13 agustus 2018
116
semua jalur dan jenjang pendidikan, bahkan upaya advokasi untuk jalur
pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan tuntutan
sosial equity sangat kuat tidak hanya disuarakan oleh departemen terkait
sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tapi juga untuk para
praktisi dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan
guru dan staf.
Seperti menurut Hamm mengatakan: developing a skilled cadre of
leaders, who are capable of producing a continuous stream of product and
service innovations; and a diverse workforce that is engaged and passionate
and can deliver these innovations at or above quality, at or below.125
Yang di mana kepala madrasah yang mampu membina atau
mengembangkan dengan terampil maka kepala madrasah akan mampu
menghasilkan aliran inovasi produk dan layanan yang berkesinambungan;
dan tenaga kerja beragam yang terlibat dan bersemangat dan dapat
memberikan inovasi ini pada atau di atas kualitas, di atau di bawah, hal ini
yang harus direncanakan oleh kepala madrasah di madrasah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti amati
ketika dilapangan kepala madrasah dalam membina guru dan karyawan,
seperti kepala madrasah mengajarkan staf TU membuat konsep surat, hal ini
menunjukkan bahwa rencana dalam sebuah kontrol kepala madrasah dalam
bina sangat membantu karena sangat diharapkan hal tersebut.126
Hal Senada yang dikemukakan oleh guru kesenian di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Membina guru dan staf merupakan sebuah tugas yang dilakukan oleh kepada sekolah kepada masyarakat yang ada di sekolah, dengan demikian dapat membantu penyelesaian tugas dan menambah keterampilan seluruh karyawan yang ada disekolah, saya fikir hal tersebut sangat penting upaya
125
Stephen John . Strategic Learning And Leading Change. (Burlington:Butterworth–Heinemann .2009). hlm.15 126
Observasi tanggal 15 agustus 2018
117
kepala madrasah dalam mengontrol jalannya kerja kami yang ada disekolah sesuai dengan bidangnya”.127
Begitu juga halnya dikatakan guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Dalam setiap tahunnya kepala madrasah ada upaya- upaya mengembangkan keterampilan guru dengan membuat perencanaan seperti membuat pelatihan, supervisi, mengirim peserta yang di mana guru menjadi utusannya guna menambah keterampilan dalam belajar dan sebagainya hal tersebut membuat motivasi dalam mengajar semakin meningkat karena dengan adanya hal tersebut dapat trik atau teknik yang mudah dalam mengajar saya fikir itu”.128
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditegaskan bahwa dalam
membina guru dan staf adalah sebuah kewajipan yang dilakukan oleh kepala
madrasah maka dari itu pentingnya rencana kontrol yang dilakukan oleh
kepala madrasah guna dalam membuat program untuk membina guru dan
staf yang ada di madrasah guna menambah keterampilan belajar mengajar
dan yang lain sebagainya.
g. Perencanaan kontrol kepala madrasah dalam penggandaan atau perbaikan sarana dan prasarana sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan sering disebut sebagai fasilitas
pendidikan. Secara bebasnya pengertian dari sarana dan prasarana adalah
sebagai berikut; sarana pendidikan adalah sesuatu yang memudahkan
penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan
adalah alat yang menjadi untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Hal ini sarana prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan yang di
mana sangat membantu dalam proses pembelajaran, tentu dalam mencapai
titik puncak yang baik perlu adanya rencana kontrol yang dilakukan oleh
kepala sekoah sehingga dapat terwujud dengan baik.
127
Zailiana, S.Pd wawancara tanggal 15 agustus 2018 128
Julita Susanti, S.E wawancara tanggal 15 agustus 2018
118
Menurut kepala Madrasah di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Rencana kontrol sarana dan prasarana yang saya lakukan di sekolah ini dengan cara membuat ceklist dan administrasi lainnya yang berkaitan sarana prasarana, guna mendukung untuk mendapatkan data ketika saya mengontrol kekurangan, kerusakan atau sebagainya yang berkaitan dengan sarana prasarana yang ada dilapangan”.129
Senada dengan hal tersebut guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Memang setiap tahunnya Kepala madrasah ada merencanakan penggandaan sarana prasarana baik pembelajaran maupun penggandaan fisik sekolah, hal ini beliau ada melakukannya”.130
Berdasarkan wawancara di atas dapat dikatakan bahwa dalam
mengontrol sarana prasarana kepala madrasah menyiapkan terlebiih dahulu
administrasi yang berkaitan dengan sarana dan prasarana untuk
mendapatkan dapat yang baik sehhingga ketika perbaikan sesuai data yang
dibutuhkan dilapangan.
2. Pelaksanaan Kontrol Manajemen Perubahan oleh Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Guru adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yaitu
ikut dalam usaha pembentukan sumber daya manusia dalam pembangunan.
Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur bidang pendidikan harus
berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Pada setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa peserta
didiknya menuju suatu kedewasaan atau tarap perkembangan tertentu,
dalam rangka ini, guru tidak semata-mata sebagai transfer of knowladge
129
Sudino S.Pd wawancara tanggal 15 agustus 2018 130
Muhammad Yusuf tanggal 20 agustus 2018
119
(mentransfer ilmu pengetahua) tetapi juga sebagai pendidik transfer of volues
( mentransfer nilai) dan pengarahan yang menuntun peserta didiknya untuk
belajar.
Selain itu perlu adanya sasaran motivasi yang menyangkut soal prilaku
manusia dan guru karena merupakan elemen vital di dalam kehidupan,
sebab motivasi dapat diartikan sebagai usaha supaya guru dapat
menyelesaikan tugas dengan semangat karena ingin dan ikhlas dalam
melaksanakan tugasnya.
Timbulnya motivasi kinerja dapat timbul pada diri manusia dengan
melihat beberapa pendekatan diantaranya; Pertama, Pendekatan Partnersip,
diasumsi bahwa, pegawai atau guru tidak menyukai pekerjaan, namun
mereka akan melaksanakannya dengan baik apabila mereka mempunyai
perasaan bahwa mereka berpartisipasi dalam hasil-hasil usahanya. Oleh
karena itu, untuk menumbuhkan motivasi, pimpinan atau kepala madrasah
harus melaksanakan kontrol guna meningkatkan motivasi kerja guru sangat
penting untuk dilakukan oleh kepala madrasah.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan khususnya di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, bahwa ada beberapa bentuk kepala
madrasah dalam melaksanakan kontrol guna meningkatkan motivasi kerja
guru yaitu adanya pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam memberikan
penghargaan kepada guru terbaik, pelaksanaan kontrol kepala madrasah
dengan menciptakan suasana yang harmonis, pelaksanaan kontrol kepala
madrasah dengan memperhatikan kesejahteraan guru, pelaksanaan kontrol
kepala madrasah dengan membuat program sekolah berjalan dengan
sedemikian mungkin, pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam
menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan, pelaksanaan
kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan pelaksanaan kontrol
kepala madrasah dalam penggandaan atau perbaikan sarana dan prasarana
sekolah.
120
a. Pelaksanaan kontrol dengan memberikan penghargaan kepada guru terbaik untuk memotivasi kerja guru.
Pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
memberikan penghargaan atau apresiasi yang diberikan kepala madrasah
kepada guru dan staf atas keberhasilan guru dan staf tersebut
dalam mengerjakan suatu hal. hal ini untuk meningkatkan motivasi seorang
guru dan staf untuk bekerja dengan giat lagi.
Seperti berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti
amati tentang adanya pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala
madrasah dalam melaksanakan pemberian penghargaan, kepala madrasah
menyiapkan instrumen- instrumen dan kriteria- kriteria penilaian kepada guru-
guru dan staf, yang di mana kepala madrasah membuat rapat setelah
upacara senin guna memotivasi guru dan staf untuk giat bekerja sebelum
mengajar, yang di mana pada saat peneliti melihat kepala madrasah
membawa berkas- berkas penilaian.131
Hal ini sebagaimana di katakan oleh Guru agama di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Dalam memberikan penghargaan disekolah, kepala madrasah memberikannya pada semester ganjil dan genap, hal ini kepala madrasah menyiapkan berupa instrumen, kriteria atau berkas- berkas penilaian guna menilai kerja guru di kelas maupun staf yang ada di kantor, dalam pelaksanaannya terkadang kepala madrasah dalam mengontrol beliau mondar- mandir di luar kelas atau belliau duduk di samping luar kelas untuk mendengar proses pembelajaran, ya saya fikir itu adalah upaya beliau dalam melakukan penilaian untuk memberikan penghargaan kepada guru dan stafnya yang ada disekolah”.132
Senada dengan yang dikatakan oleh Tatausaha di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Kepala madrasah dalam memberikan penghargaan kepada guru dan staf beliau memiliki penilaian yang dibuat kepala madrasah tanpa sepengetahuan
131
Observasi tanggal 20 agustus 2018 132
Darmawati wawancara tanggal 20 agustus 2018
121
guru dan staf bagaimana skala penilaiannya, kalau saya melihat beliau menjalankannya dengan baik ya, kepala madrasah sangat hati- hati dalam memutuskan hasil penilaiannya, guna menghindari prasangka- prasangka dalam penilaian yang tidak obyektif diberikan oleh guru- guru dan staf yang ada di madrasah”.133
Begitu juga yang dikatakan Murid kelas XII IPA di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Saya melihat dengan adanya pemberian penghargaan oleh kepala sekolah kepada guru terbaik hal ini menimbulkan suatu kesungguhan dalam mengajar dari seorang guru, yang di mana kalau guru- guru belakangan tahun ini memang setiap masuk di kelas kami terlihat semangat, mudah senyum dan menyenangkan dalam mengajar, secara tidak langsung saya sendiri juga merasa senang ya mengikuti suatu pembelajaran yang guru- guru di sini sampaikan”.134
Berdasarkan wawancara di atas bahwa dalam memberikan
penghargaan kepala madrasah membuat kriteria- kriteria, instrumen-
instrumen dalam penilaian dan dalam pelaksanaannya kepala madrasah
sering mengontrol di luar kelas, artinya kepala madrasah serius dalam
memberikan penghargaan guna merubah semangat guru dan staf dalam
bekerja di madrasah.
b. Pelaksanaan kontrol kepala madrasah dengan menciptakan suasana yang harmonis untuk memotivasi kerja guru.
Harmonisasi dapat menyangkut atmosfir, perasaan, lingkungan
keseluruhan secara sosial dan emosional sekolah yang diciptakan secara
positif. dalam lembaga pendidikan Menciptakan sekolah yang aman, nyaman,
sangatlah penting bagi kepala madrasah untuk dapat meningkatkan motivasi
kerja guru yang terbaik dalam sebuah lembaga pendidikan. Untuk
menciptakan kondisi yang harmonis dalam bekerja sangat
diperlukan perhatian, kepedulian, dan kerjasama dari dari pimpinan/ kepala
133
muhammad yusuf wawancara tanggal 20 agustus 2018 134
Ahmad SIswa kelas XII IPA , wawancara tanggal 20 agustus 2018
122
madrasah dan guru sebagai pendukung pendidikan. Semua elemen ini
bertanggung jawab menciptakan suasana yang aman, nyaman dan
efektif bagi terlaksananya pendidikan yang baik. Dalam hal ini pembelajaran
akan sukses bila suasana sekolah aman,nyaman dan tertib.
Seperti berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti
amati tentang adanya pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala
madrasah dalam menciptakan suasana yang harmonis dalam bekerja untuk
meningkatkan motivasi kerja guru, yang dimana rencana kepala madrasah
yang telah dibuat berdasarkan pengamatan peneliti kepala madrasah semua
rencana yang dilakukan oleh kepala madrasah seperti komunikasi antara
pegawai dengan kepala madrasah serta penataan ruang sudah berjalan
dengan baik.135
Senada dengan apa yang dikatakan oleh Waka kurikulum di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah menurut saya sudah cukup baik ya, yang di mana ketika peneliti ada di sekolah ini, namun pada saat peneliti istirahat sebentar untuk kekantin, kepala madrasah mengingatkan bahwasanya pewangi ruangan untuk dilihat masih banyak atau tidak, beliau menyuruh saya, artinya sejauh saya di sini ya kepala madrasah memang memperhatikan keindahan dan kenyamanan dalam kantor maupun di luar kantor, hal ini membuat kami para guru dan staf yang ada di kantor dan dikelas merasa nyaman karena aroma yang harum dan tatanan ruangan yang baik. saya fikir itu”.136
Ha ini serupa yang dikatakan oleh guru Bahasa Indonesia di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Selama saya mengajar di sini Kepala madrasah dalam pelaksanaannya beliau rajin mengontrol untuk mengingatkan kebersihan dan kenyamanan , saya pun merasa dalam setiap mengjar terasa nyaman sehingga saya semangat dalam mengajar maupun ketika rapat di kantor”.137
135
Observasi tanggal 22 agustus 2018 136
Khadijah wawancara tanggal 22 agustus 2018 137
Andi Hastuti, S.Pd wawancara tanggal 3 September 2018
123
Berdasarkan wawancara diatas bahwa pelaksanaan kontrol yang
dilakukan oleh kepala madrasah dalam menciptakan suasana yang harmonis
di tegaskan sudah sangat baik.
Melihat hal tersebut memang seorang kepala madrasah harus dapat
menciptakan suasana yang aman, nyaman sehingga tidak hanya guru yang
termotivasi dalam bekerja siswa juga akan semangat dalam mengikuti belajar
mengajar.
c. Pelaksanaan kontrol kepala madrasah dengan memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan untuk memotivasi kerja guru.
Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan harus memiliki
wawasan dan kemampuan dalam bidang pendidikan untuk melakukan
pembaharuan dengan cara menunjukkan wawasan maupun managerial
dalam pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan guru
yang profesional , yang sejahtera lahir maupun batin, karena faktor itulah
yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Untuk mewujudkan hal tersebut tentu kepala madrasah harus bertindak
untuk memperhatikan sumber daya yang ada disekolah yaitu berupa
kesejahteraan guru untuk memotivasi kerja guru, karena jika guru dan staf
disekolah tersebut sejahtera maka hal ini akan berdampak pada kemajuan
lembaga dan peserta didik tentunya.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh guru biologi di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan kepala madrasah dalam mensejahterakan guru saya rasa cukup ya, dengan adanya ketepatan gaji dan jika gaji terlambat keluar beliau memberitahukan, namun di sisi lain saya ada merasa yang kurang, yang kurang di sini seperti uang ekstra kulikuler, tentu jam tambahan setiap guru pembina yang memegang program tersebut ada kelancaran uang sampingan setiap bulannya”.138
138
Mulyana, S.Pd wawancara tanggal 3 September 2018
124
Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh guru di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Pada pelaksanaannya dari lembaga sekolah dan yayasan saya fikir sudah cukup ya dalam mensejahterakan guru, hanya saja di sisi lain kepala madrasah harus peduli dengan uang biaya pemandu ekskul di madrasah untuk pengelolaannya lebih efektif dari sekolah sehingga bisa dikelola dengan baik”.139
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti amati
tentang adanya pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah
dalam mensejahterakan guru, ada dampak dari kurangnya dan
keterlambatannya tambahan insentif yang diberikan oleh guru pembina,
seperti peneliti amati ketika ekstra kulikuler memang peneliti melihat guru
pembina ketika jam ekstrakulikuler akan dimulai dan pada saat itu siswa-
siswi menunggu di lapangan dan ada yang menunggu di laboratorium
terkesan pembina lambat mengisi kegiatan tersebut, dan peneliti amati ketika
ekstrakulikuler di lapangan pembina hanya menonton dan mengamati ,
sedangkan yang di laboratorium pembina terkesan hanya bercerita tidak
menyampaikan materi secara mendalam.140
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas bahwa
Kesejahteraan guru sangat mempengaruhi terhadap disiplin kerjanya,
Memang tugas guru yang sepertinya menonton ( mengulang pekerjaan yang
itu – itu juga akan mengakibatkan kejenuhan apalagi dalam kondisi iklim
kinerjanya di sekolah tidak kondusip sudah dipastikan akan ada dampaknya
yang merugikan proses belajar mengajar dan ahirnya akan merugikan anak
didiknya.Proses kepatuhan sangat tergantung dari kondisi dinamis dirinya
secara mental ,sosial dan emisionalnya . Pada prinsipnya berbicara mutu
pendidikan, secara kompetensi akan bermuara kepada sang guru karena
dialah yang bertatap muka dengan obyek pendidikan itu sendiri . Dalam
139
Darmawati. S, S.Ag wawancara tanggal 3 September 2018 140
Observasi tanggal 3 September 2018
125
kehidupan tentulah banyak hambatan dan rintangan dalam melaksanakan
tugas apalagi gurunya kurang sejahtera ekonominya.
Apabila seorang guru tidak sejahtera ekonominya maka dia akan kurang
gairah dalam menjalankan tugasnya sehingga tidak disiplin dan tidak
mempunyai rasa tamnggung jawab terhadap pekerjaannya yang
mengakibatkan menurunnya mutu pendidikan dan tidak tercapainya tujuan
pendidikan. Kwalitas hasil pendidikan bisa dicapai jika gurunya berkwalitas
dan guru akan berkwalitas jika tingkat kesejahteraannya meningkat.
Hal ini bahwa kesejahteraan guru memang penting dilakukan dan hak-
hak yang ada pada guru yang belum terealisasikan bisa dibicarakan dengan
baik dan terbuka sehingga ketidak lancaran tersebut dapat terbenahi oleh
kepala madrasah.
Selaku Kepala Madrasah dalam pelaksanaan kontrol perlu memberikan
masukan – masukan untuk dijadikan bahan dalam hidupnya , kalau masih
memungkinkan bisa diberi rujukan untuk meminjam ke pihak lain seperti Ke
Bank, Koperasi tetapi juga harus dipertimbangkan dan memperhatikan sisa
gaji yang diterimanya Jika gajinya tidak memungkinkan maka harus berusaha
untuk menjual sebagian harta bendanya untuk menutupi utang utang ke
pihak lain dan untuk penanaman modal usaha agar bisa berwiraswasta.
d. Pelaksanaan kontrol kepala madrasah terhadap guru dalam membuat program sekolah guna berjalan dengan sedemikian mungkin untuk memotivasi kerja guru.
Pelaksanaan program adalah rumusan-rumusan tentang apa yang
dilakukan guru dan staf dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan,
pada kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya dilaksanakan. maka
kepala madrasah sebagai pemimpin yang tugas dan kewajibannya adalah
mengarahkan dan mengontrol bawahan kepada suatu komitmen dalam
pelaksanaan program. Dengan demikian bahwa kepala madrasah harus
126
senantiasa mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya
Menurut guru ekonomi dalam wawancara bersamanya di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol yang dilakukan oleh guru- guru sudah cukup baik, karena setiap guru dalam menyusun program pembelajaran beliau selalu ada, dan beliau selalu membantu di mana titik kesulitan dalam menyusun program pembelajaran, hal ini saya sendiri merasa terbantu dalam menyelesaikan program saya yang berupa administrasi dalam mengajar”.141
Hal serupa yang dikatakan oleh guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Kepala madrasah aktif dalam membantu ketika guru- guru kesulitan tanpa disuruh, seperti dalam membuat administrasi guru sehingga guru- guru dan staf merasa terbantu dengan tindakan kepala madrasah seperti itu”.142
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat di katakan
bahwa memang kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol terhadap
guru dan staf dalam membuat program sekolah betul- betul
melaksanakannya sehingga berupaya setiap program yang dibuat oleh guru
dapat berjalan dengan baik dan timbul rasa senang dan semnagat di setiap
guru karena terbantu dalam menyusun serta melaksanakan programnya.
e. Pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan untuk memotivasi kerja.
Kemampuan adalah suatu yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang
menampilkan kinerjanya secara profesional. Kemampuan ini menunjukkan
bagaimana guru memperlihatkan perilakunya selama interaksi dalam
pembelajaran.
141
Julita Susanti, S.E wawancara tanggal 5 September 2018 142
Khatijah, S.Pd.I wawancara tanggal 5 September 2018
127
Keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh guru atau staf dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Guru
sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut kepala madrasah
dalam pelaksanaan kontrolnya harus benar dalam pengamatannya dalam
memposisikan sumber daya manusia pada bidangnya untuk kelancaran
dalam pembelajaran bagi siswa dan kelancara untuk lembaga.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti amati
tentang adanya pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah
terhadap menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan, peneliti
amati ada seorang guru dan seorang staf yang peneliti amati dalam
penempatan posisinya kurang pas, seperti ada guru yang mengajar dua
bidang pelajaran, dan staf yang belum memiliki kualifikasi pendidikan seperti
sarjana dan bukan ahli dibidangnya hal ini akan menimbulkan hambatan
dalam pekerjaan dan pengajaran.143
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh guru seni dan geoggrafi di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan
bahwa:
“Kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol dalam menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan, saya melihat kepala madrasah dalam memposisikan dengan dua bidang mata pelajaran itu, saya fikir kurang pas ya karena seharusnya yang lulusan Pengetahuan sosial seperti ekonomi, atau ekonomi saya fikir bisa menutupi, saya sedikit keteteran ya apalagi ini adalah jurusan IPS yang saya ajarkan dan inti dari jurusan IPS, seharus
143
Observasi tanggal 8 September 2018
128
kepala madrasah memposisikan guru pada sesuai bidangnya atau sebaiknya guru melakukan penambahan guru baru sesuai bidang, sehingga siswa dapat mendalami pengajarannya dengan pendidik yang sesuai kemampuannya, melihat penempatan dalam dua pemegang dua program studi seharusnya kepala madrasah melakukan kontrol kepada saya sudahkah sesuai atau mentraining saya terlebih dahulu selama 3 bulan atau 6 bulan sesuai atau tidak, saya fikir itu, namun kenyataannya kepala madrasah melihat jam pelajaran saya sedikit oleh karenanya untuk menutupi hal tersebut saya ditunjuk, hal ini ketika saya ingin mengajar pelajaran geoggrafi saya terlihat sedikit bingung dan malas dalam mengajar karena bukan kemampuan saya di sana, saya fikir itu kepala madrasah kurang obyektif ya dalam penilaian”.144
Senada dengan yang dikemukakan oleh Staf Tata Usaha dan Waka
Hubungan Masyarakat di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung yang mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan kontrol kepala madrasah dala menempatkan posisi dengan kemampuan kerja guru menurut saya , dari hal penempatan saya kurang pas ditempatkan sebagai waka humas ya karena saya harus fokus di staf TU, seperti saya ketika keluar ngantar undangan atau laporan pekerjaan saya tidak ter backup sehingga saya sering lembur hal ini sebenarnya kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol harus melihat ketika saya lambat dalam menyelesaikan tugas di dalam sekolah karena di luar sebaiknya kepala madrasah bertindak cepat akan hal ini mungkin dengan merekrut guru baru atau menunjuk guru senior yang ada dan berpengalaman. kalau seperti ini saya juga ketika tugas keluar selesai saya sedikit malas ya mengerjakan tugas di dalam sekolah. oleh karenanya kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol harus bertindak menemukan solusi buat saya”.145
Berdasarkan wawancara tersebut di atas maka dapat dikatakan dalam
pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam menentukan kerja sesuai
kemampuan guru, kepala madrasah masih cukup kurang dalam penempatan
posisi dan kemampuan, dan lambat dalam mengevaluasi guru dan staf dalam
meliahat kejadian dilapangan seperti kejadian staf TU yang merangkap
sebagai Waka Humas, hal ini sering kali guru sedikit terdapat hambatan hal
itu, walaupun para guru yang tidak sesuai bidangnya itu mampu, akan tetapi
144
Zailiana, S.Pd tanggal 8 September 2018 145
Muhammad Yusuf, wawancara pada tanggal, 10 September 2018
129
akan lebih baik jika guru mengajar itu sesuai pada bidangnya, guru yang
mengajar tidak sesuai pada bidangnya tersebut dapat membuat bingung para
muridnya, selain membuat bingung para muridnya, materi yang disampaikan
juga tidak merinci, atau sebatas konsep-konsepnya saja. guru juga dinilai
tidak profesional dalam mengajar. oleh karenanya gairah bekerja beberapa
guru dan staf menurun.sehingga kepala sekoah dalam pelaksanaan kontrol
harus bertindak cepat dalam mengevaluasi dalam lembaga pendidikannya
yaitu di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung.
f. Pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan karyawan untuk memotivasi kerja.
Pembinaan guru dan pegawai ini merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung dalam
meningkatkan kinerja guru dan pegawai sehingga untuk memelihara dan
meningkatkan standar kompetensi secara keseluruhan, mencakup bidang-
bidang yang berkaitan dengan profesi guru. Dengan demikian, guru secara
profesional dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan
dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu. Pembelajaran yang bermutu diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik, oleh karena itu
untuk tercapainya tujuan di atas kepala madrasah dalam melaksanakan
kontrol memiliki peranan penting dalam terwujudnya pembinaan tersebut.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama
Islam di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang
mengatakan bahwa:
“Kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol dalam membina guru di linkungan sekolah sudah cukup baik dengan adanya supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah guna meningkatkan motivasi guru mengajar yang lebih baik lagi, namun di sisi lain untuk mengembangkan keterampilan guru dari kegiatan luar sekolah kepala sekolaah dalam memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan- pelatihan kepada guru dan staf harus yang diluar melihat
130
terlebih dahulu guru yang di bidangnya, jangan karena jam kosong diberikan kesempatan untuk mengikuti hal tersebut tidak dapat direalisasikan dalam pembelajaran kepada sisswa sehingga menjadi tolak ukur dalam keberhasilan khususnya buat guru dan staf, oleh karenanya kepala madrasah lebih baik lagi pada melaksanakan kontrol dalam membina guru dan staf karena mengapa saya mengatakan hal tersebut hal ini menurut saya kepala madrasah dalam mengutus guru seperti kurang tepat yang bukan dibidangnya namun disuruh mengikuti atau mendampingi padahal ini sangat penting diperhatikan oleh kepala madrasah karena jika tidak guru yang bukan sesuai bidangnya akan merasa kesulitan dan terkesan malas dalam mengikuti kegiatan tersebut sehingga menjadi kesulitan mengembangkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran kepada siswa”.146
Begitu juga halnya dikatakan oleh sebagai guru di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung yang mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan kontrol kepala madrasah dala membina sudah berjalan dengan baik, tetapi ada kelemahan yang belum terbenahi seperti masih adanya dalam pengutusan pelatihan yang kurang tepat dalam bidangnya, seharusnya kepala madrasah melihat orang yang tepat itu salah satu contohya”.147
Seperti hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti amati tentang
adanya pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
membina guru dan staf di lingkungan sekolah, kepala madrasah melakukan
supervisi kepada guru-guru untuk meningkatkan keterampilan mengajar. dan
pada pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
mengutus mengikuti kegiatan yang ada di luar lembaga sekolah peneliti
melihat kejadian di lapangan yang peneliti amati yang dilakukan kepala
madrasah yang tidak mengutus guru yang sesuai bidangnya seperti guru
pendidikan agama Islam dalam mengikuti kelompok kerja guru agama karena
ada persiapan lomba porseni tingkat madrasah sehingga kepala madrasah
mengutus guru Kewarga negaraan untuk mengikuti kelompok kerja guru
tersebut sehingga berdampak pada pengajaranya yang dilakukan oleh guru
146
Khatijah wawancara tanggal 10 September 2018 147
Zailiana, S.Pd wawancara tanggal 10 September 2018
131
kewarganegaraan dan pendidikan agama islam seperti biasa- biasa saja
tidak hanya itu dari guru yang bukan sesuai bidangnya setelah mengikuti
kegiatan sedikit kesusahan dalam menyampaikan apa yang didapat di tempat
pelatihan tersebut.148
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas bahwa dalam
pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan staf cukup
baik supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah dengan adanya
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang bersangkutan, tetapi yang
pokok adalah meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, berhasil tidaknya
pembinaan guru dan staf harus diukur dari kinerja yang bersangkutan dan
bukan dari tambahan pengetahuan dan atau keterampilan. Sebagai contoh,
jika guru mengikuti program pembinaan melalui serangkaian kegiatan
kelompok, maka hasilnya harus dilihat dari peningkatan mutu kegiatan
pembelajaran yang dibina dan hasil belajar siswanya. Jika tata usaha
mengikuti program pembinaan melalui pelatihan administrasi sekolah, maka
hasil harus dilihat. Apakah setelah itu adminitsrasi sekolah menjadi yang
menjadi tanggung jawabnya menjadi lebih rapih, arsip/dokumen dapat dicari
dengan cepat, seterusnya.
Tujuan pembinaan tenaga kependidikan bukan sekedar meningkatkan
kemampuan dan keterampilan yang bersangkutan, tetapi yang pokok adalah
meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pembinaan tenaga
kependidikan harus diukur dari kinerja yang bersangkutan dan bukan dari
tambahan pengetahuan dan atau keterampilan. Sebagai contoh seperti di
atas
Jadi hasil program pembinaan tenaga kependidikan diukur dari
keberhasilan yang bersangkutan dalam menerapkan teori dan praktek yang
148
Observasi tanggal 10 September 2018
132
diperoleh ke dalam tugas-tugasnya di sekolah, dan bukan sekedar
meningkatkan kemampuan yang bersangkutan.
g. Pelaksanaan kontrol kepala madrasah dalam penggandaan atau perbaikan sarana dan prasarana sekolah.
Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk
memberikan pelayanan kepada publik, khususnya pelayanan untuk peserta
didik yang menuntut pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar agar
manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Para
pakar pendidikan menyatakan bahwa fungsi utama sekolah adalah
pembinaan dan pengembangan semua potensi individu terutama
pengembangan potensi fisik, intelektual dan moral setiap peserta didik. Maka
sekolah harus dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan formal untuk
mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai sumber daya
manusia.
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa,
apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang. Pembangunan hanya dapat
dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan.
Terkait dengan hal di atas, proses pendidikan untuk menghasilkan out
put yang berkualitas tidak terjadi begitu saja dalam suatu lembaga
pendidikan. Tetapi ini memerlukan suatu yang efektif dan efisien. Kualitas
yang baik dalam suatu lembaga pendidikan ditentukan oleh suatu
perencanaan yang baik dalam suatu manajemen. Oleh karena itu, dalam
menentukan tujuan yang baik dalam suatu lembaga pendidikan supaya
menghasilkan out put yang berkualitas dibutuhkan manajemen yang baik.
Tindakan untuk melaksanakan sesuatu dengan tertib, teratur dan
terarah diperlukan adanya manajemen. oleh karenanya sarana pendidikan
merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dalam menunjang proses belajar mengajar di dalam sebuah lembaga
133
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,
meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran dan komputer. Adapun
prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman,
jalan menuju tempat belajar, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk
proses belajar mengajar, seperti taman digunakan untuk pengajaran biologi,
halaman sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan.
Oleh karena itu, proses belajar mengajar pendidikan yang baik
memerlukan sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang berkaitan langsung
dengan proses pendidikan seperti gedung, ruang belajar/ kelas, alat- alat/
media pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan
tersebut tentu kepala madrasah sangat berperan dalam pelaksanaan kontrol
guna meningkatkan pembelajaran yang baik melalui sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan yang peneliti amati
tentang adanya pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah
dalam penggandaan sarana prasarana di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung, peneliti amati kepala madrasah belum turun untuk
mengontrol kondisi laboratorium komputer terdapat kerusakan- kerusakan
seperti ada beberapa komputer yang rusak dan perangkat lain tetapi kepala
madrasah sudah mengetahui ada kerusakan- kerusakan yang ada
dilaboratorium.149
Hal ini sebagaimana dikemukakan guru teknologi Informatika di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan kontrolnya kepala madrasah dalam penggandaan sarana dan prasarana kepala madrasah sedikit lambat dalam menindak lanjuti permasalahan yang ada di laboratorium, di sini terlihat ada 5 komputer
149
Observasi tanggal 15 September 2018
134
yang rusak dan 3 CPU yang harus di perbaiki hal ini berdampak pada pembelajaran teknologi informasi pada siswa maupun guru, padahal hal ini sudah saya beritahukan kepada kepala madrasah pertengahan semester 2 bulan mei 2018 sampai ajaran baru berjalan, hanya beliau mengatakan baik saya catat dulu nanti saya lihat, dengan kejadian seperti ini tugas saya sebagai guru sudah mengingatkan”.150
Hal senada yang dikatakan oleh guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Guru dalam belajar sedikit terhambat karena kekurangan alat peraga dalam belajar, dengan kekurangan tersebut kepala madrasah terkesan lambat dalam memperbaikinya”. 151
Begitu juga yang dikatakan siswa kelas XII IPA di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Suasana Laboratorium kini semakin jarang dipakai ya akhir- akhir ini karena kami belum bisa memakai lagi karena kerusakan beberapa komputer yang ada di laboratorium sehingga hal ini menurut saya memperlambat suatu pelajaran yang di mana seharusnya belajar komputer dengan menggunakan Teori ini hanya teori saja tanpa praktek”152
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dilihat lambatnya
kepala madrasah dalam merespon sarana pembelajaran yang ada di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung. padahal Sarana dan
prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu sekolah.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Kontrol Manajemen Perubahan oleh Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Berbicara dengan faktor yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan kontrol manajemen perubahan dalam meningkatkan motivasi
kinerja guru selalu ada yang namanya hambatan dalam melakukan sesuatu
kegiatan di sekolah dapat dipastikan selalu ada, namun hambatan dijadikan
150
Rina Heryani, ST wawancara tanggal 15 September 2018 151
Julita Susanti, S.E wawancara tanggal 17 September 2018 152
SIswa kelas XII IPA , wawancara tanggal 17 September 2018
135
suatu usaha untuk memotivasi guru untuk bekerja, dengan jalan bagaimana
mengatasi hambatan yang menjadikkan faktor pendukung dalam melakukan
kegiatan untuk meningkatakan kinerja guru dalam proses pembelajaran yang
signifikan.
Hal ini yang di kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
meningkatkan motivasi kinerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung menurut pengamatan penulis, dilihat dengan adanya
hubungan harmonisasi antara guru dengan kepala madrasah sebagai
pimpinan, dan hubungan dengan dewan guru terutama kepada peserta didik
agar pencapaian pembelajaran dapat tercapai.
Hal ini sebagaimana dikemukakan guru bahasa Indonesia Di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Kontrol yang diberikan kepala madrasah dengan adanya hubungan yang harmonis tercipta dengan kepala madrasah dan guru merupakan tandar yang terkandung dilakukan oleh kepala madrasah yang terkandung dalam tujuan pembelajaran digunakan guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, dalam keadaan tersebut, guru hendaknya memperkecil kesenjangan, karena guru harus berani mengahadapi kenyataan itu, yang merupakan sekaligus peluang, untuk memperluas wawasan guru dalam bidang yang ditanganinya, wawasan yang dimaksud yaitu wawasan tetang kesiapan terhadap kemungkinan perubahan kurikulum yang akan menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru”.153
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh guru Di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Yang mendukung dalam pelaksanaannya kepala madrasah dalam mengontrol adalah adanya hubungan yang baik antara guru, staf dan kepala madrasah sehingga rasa kekeluargaan timbul dalam bekerja, maka dari itu dapat dilihat kinerja yang baik ditunjukkan oleh guru dan staf di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung”.154
153
Raudhatur wawancara tanggal 17 September 2018 154
AndiHastuti, S.Pd wawancara tanggal 19 September 2018
136
Maka dari itu, pentingnya dalam melaksanakan kontrol dalam
menciptakan suasana yang baik anatara atasan dan setiap eselon di
lembanganya sehingga semnagat dalam bekerja dan menjadi sosok itelektual
yang cerdas, dapat menguasai bidang ilmu yang digeluti dan menguasai
metodologi pengajaran.
Selain itu faktor pendukung pelaksanaan kontrol manajemen perubahan
dalam meningkatkan motivasi kinerja guru dalam menjalankan program
dengan sedemikian mungkin yang di mana kontrol yang dilakukan oleh
kepala madrasah dapat membantu menyelesaikan tugas- tugas guru baik di
dalam kelas mahupun di luar kelas, selain itu dukungan lain guru dapat
menjadikan dirinya sebagai mediator atau guru menjadi perantara dalam
hubungan antara manusia, untuk keperluan itu guru harus terampil
mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan
berkomunikasi, tujuannya adalah agar guru dapat menciptakan secara
maksimal kualitas lingkungan yang interaktif, dalam hal ini yang dapat
dilakukan guru yaitu, mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang
baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan
yang positif dengan peserta didik.
Dalam menjalankan program sedemikian mungkin, tentu ada dukungan
kontrol yang baik diberikan oleh kepala madrasah terhadap memperhatikan
kesejahteraan guru dan staf seperti yang dikemukakan oleh guru :
“Adanya penataan uang yang baik oleh yayasan merupakan suatu hal yang membuat guru- guru juga merasa senang dan semangat dalam mengajar serta termotivasi dalam mengerjakan semua program”.155
Hal ini juga dikatakan oleh guru Di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Dalam menjalankan program saya selaku guru merasa terbantu oleh kepala madrasah dalam menyelesaikan program yang telah direncanakan, dan program yang berjalan dengan bantuan finansial yang baik diberikan oleh
155
Rina Heryani, ST wawancara tanggal 21 September 2018
137
yayasan dan madrasah saya fikir ini dengan terbantunya disetiap program bukan hanya saya tetapi guru dan staf lain termotivasi dalam bekerja dengan baik dengan adanya dukungan yang diberikan”.156
Di balik adanya dukungan ada pula yang masih menjadi hambatan
kontrol dalam peningkatan motivasi kinerja guru-guru guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung adalah lambatnya respon
perbaikan sarana dan prasarana yang ada di madrasah dan masih
terbatasnya sarana dan prasarana antara lain, belum tersedianya ruang
pratikum, dan ruang laboratorium, dan belum terpenuhinya alat-alat
pendukung dalam proses pembelajaran pada sekolah tersebut.
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh guru matematika Di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Banyaknya jam di luar sekolah atau kegiatan di luar sekolah merupakan keterlupaan kepala madrasah dalam mengontrol kerusakan sarana dan prasarana saya fikir apalagi saya melihat beliau seminggu ada 3 hari yang di sekolah selebihnya kepala madrasah di luar sekolah sehingga terjadinya keterlupaan pada diri kepala madrasah, saya fikir itu”.157
Begitu juga dengan yang dikatakan oleh guru Di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah sedikit terdapat hambatan berupa di antaranya kurangnya kontrol yang dilakukan kepala madrasah terhadap sarana prasarana yang disebabkan oleh kesibukan kegiatan di luar kepala madrasah sehingga sering terjadi keterlupaan, selain itu kepala madrasah juga mendapat kesulitan dalam mengontrol karena kekurangan SDM yang dimiliki oleh sekolah sehingga sedikit terhambat dalam pelaksanaannya”.158
Kegiatan kepala madrasah memanglah seperti yang di atas namun
setidaknya kepala madrasah mengecek terlebih dahulu dan langsung
memeberitahukan ke yayasan sehingga dapat diperbaiki dengan cepat dan
berdampak positif pada pelajaran.
156
Muhammad Yusuf wawancara tanggal 24 September 2018 157
Mulyana, S.Pd wawancara tanggal 26 September 2018 158
Raudatunur, M.Pd wawancara tanggal 28 September 2018
138
Tidak hanya itu penempatan kerja sesuai dengan kemapuan guru dan
staf juga memiliki hambatan sehingga kepala madrasah dalam mengontrol
terdapat kesulitan dalam melaksanakannya hal ini karena keterbatasan
sumber daya manusia yang ada di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung kurang memiliki kemampuan yang sesuainya dengan
keahliannya.
C. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka seluruh permasalahan
yang terjadi dilapangan. dapat dilakukan suatu analisis dalam mengontrol
perubahan untuk meningkatkan motivasi kerja siswa yang dilakukan oleh
kepala madrasah. Pembahasan tersebut dikemukakan sebagai berikut:
1. Analisis Tentang Perencanaan Kontrol Manajemen Perubahan Oleh Kepala madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya
tujuan.”159 Dari pendapat ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi
berkaitan langsung dengan usaha pen-capaian keseluruhan daya penggerak
baik dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan
dan mem-berikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek dapat tercapai.
Seseorang yang memiliki motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi
tinggi dan sebaliknya seseorang yang memiliki motivasi rendah akan me-
miliki prestasi yang rendah. Oleh karena itu pimpinan organisasi harus
berusaha keras membangkitkan motivasi kerja para personil. Sutermeister
159
A.M. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rajawali Press 2011). hlm. 73
139
mengatakan: Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja personil terdiri
dari tiga unsur, yaitu kondisi fisik lingkungan kerja seperti suasana yang baik,
pembinaan karyawan dan penempatan yang baik diberikan kepada karyawan
sedangkan kondisi sosial lingkungan kerja dan keterpenuhan kebutuhan
dasar individu seperti kesejahteraan, pujian, kebutuhan sarana prasarana
dalam bekerja.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan kunci keberhasilan seorang
motivator dalam memotivasi karyawan/ bawahan harus selalu memperhatikan
faktor-faktor motivasi yang secara umum dapat disebut sebagai faktor
intrinsik dan faktor ektrinsik.
Selain itu motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada
dalam diri seseorang manusia, yang dapat di-kembangkannya sendiri atau
di-kembangkan oleh sejumlah kekuatan luar.“Membedakan motivasi menjadi
dua bentuk yang meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.”
a. Motivasi instrinsik timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena
memang telah ada dalam diri individu itu sendiri, yaitu sesuai atau
sejalan dengan kebutuhan.
b. sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya dorongan dari luar
diri individu.160
Begitu pula dilembaga pendidikan yang dimana kepala madrasah
merupakan seorang pemimpin. Kepala madrasah adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
Sebagai kepala madrasah mempunyai peran dalam mengawal
madrasah yang dipimpinnya. Peran yang dimaksud adalah peran kepala
160
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya.2011) hlm:120
140
madrasah sebagai motivator. Peran yang direncanakan dalam bentuk
kontrol motivator kepala madrasah mampu memberikan penghargaan
kepada guru terbaik untuk memotivasi kerja guru yang di mana berfungsi
untuk meningkatkan motivasi kerja guru yang di mana ada cara- cara yang
dilakukan kepala madrasah ialah berupa seperti membuat instrumen
penilaian guna membuat tolak ukur penilaian yang benar dalam memberikan
perhargaan sehingga dalam mengontrolnya kepala madrasah ada panduan
sesuai yang telah dibuat untuk mempermudah kepala madrasah dalam
menjalankan kontrol di madrasah. Begitu juga dalam menciptakan suasana
yang harmonis seperti kepala madrasah dalam rencana kontrolnya kepala
madrasah membuat rencana tata ruang yang baik, adanya hubungan baik
antara kepala madrasah dengan guru dan membuat rasa nyaman baik di
dalam kelas mahupun di kantor.
Selain itu ada rencana kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah
dalam memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan untuk memotivasi
kerja guru, dalam rencana kontrolnya kepala madrasah berupaya membuat
kelancaran gaji yang ada di madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung. Selanjutnya adanya rencana kontrol yang akan dilakukan kepala
madrasah yang dibuat oleh guru dalam membuat program sekolah guna
berjalan dengan sedemikian mungkin dalam upaya kontrolnya untuk
mendukung semua kegiatan guru dan memotivasi guru dalam bekerja yaitu
kepala madrasah brupaya dalam mengontrol semua program yang dibuat
oleh guru.
Begitu juga dengan rencana kontrol kepala madrasah dalam
menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan karyawan untuk memotivasi
kerja guru yaitu dengan menempatkan guru dengan sesuai bidangnya dan
keahliannya, oleh karenanya kontrol yang akan dilakukan oleh kepala
madrasah dengan melihat keberhasilannya dalam penempatan sesuai
dengan kemamuan guru dan staf yang nantinya akan menjadi tolak ukur.
141
Selanjutnya rencana kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan staf
sebagai upaya kepala madrasah untuk menjalankan meningkatkan
keterampilan mengajar guru guna membuat motivasi guru dalam mengajar.
Dan rencana kontrol yang harus terus kepala madrasah memperhatikan
penggandaan atau perbaikan sarana dan prasarana yang di mana kepala
madrasah membuat rencana daftar mengenai kerusakan- kerusakan
sehingga sarana dan prasarana sebagai mutu pendidikan maka dari itu
kepala madrasah harus memperhatikan karena dalam mengajar sangat
membantu guru dan akan menigkatkan gairah pada setiap guru jika alat
pendukung pelajaran ada.
2. Analisis Tentang Pelaksanaan Kontrol Manajemen Perubahan oleh Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Manajemen perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola
akibat-akibat yang ditimbulkan terjadinya perubahan dalam organisasi.161
Manajemen perubahan ditujukan untuk memberi jalan keluar yang
diperlukan dengan sukses dengan cara terorganisasi dan dengan metode
pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat didalamnya.162
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melaaainkan tetap
dinamis dalam menghadapi perkembangan zaman.
Oleh karenanya untuk mencapai manajemen perubahan maka pada
pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu sumber penting bagi motivasi yang
tinggi atapun yang rendah. Untuk terus hidup dan berhasil baik, suatu
organisasi memerlukan karyawan yang cakap dan termotivasi pada waktu
yang tepat. Dalam kenyataan praktek kerja sehari-hari, baik disekolah
161
Wibowo Dr.,S.E.,M.Phil. Managing Change, Pengantar Manajemen Perubahan, Pemahaman Tentang Mengelola Perubahan dalam Manajemen, (Bandung: LFABETA, 2006).hlm37 162
Ibid.,hlm37
142
muapun dikantor-kantor, bisa disaksikan adanya sebagian karyawan atau
pegawai yang bekerja lebih bersemangat atau bergairah daripada yang lain.
Bergairah atau tidaknya seseorang dalam bekerja sangat ditentukan oleh
adanya dorongan atau motivasi pada orang tersebut. Seseorang yang
mempunyai motivasi kerja tinggi akan bekerja lebih semangat dari pada
orang lain yang mempunyai motivasi kerja rendah. Oleh karena itu motivasi
merupakan suatu masalah yang penting dalam menentukan bagaimana
seseorang melaksanakan atau tugasnya. Lebih lanjut, motivasi sangat
penting dalam menentukan hasil atau keberhasilan kerja.
Motivasi atau dorongan dalam melakukan sesuatu pekerjaan itu sangat
besar pengaruhnya terhadap efektifitas kerja. Seseorrang bersedia
melakukan sesuatu pekerjaan bilamana motivasi yang mendorongnya cukup
kuat yang pada dasarnya tidak mendapat saingan atau tantangan dari motif
lain yang berlawanan. Demikian pula sebaliknya orang yang tidak didorong
oleh motif yang kuat akan meninggalkan atau sekurang- kurangnya tidak
bergairah dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
Oleh karenanya kontrol sebuah pelaksanaan untuk mewujudkan
tercapainya suatu tujuan sangat diperlukan , begitu pula dengan kepala
madrasah di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung dalam
mengontrol pelaksanaannya seperti yang dilakukan oleh kepala madrasah
dalam memberikan penghargaan kepala madrasah melihat kriteria yang
sudah dibuat dalam penilaian namun pada pelaksanaannya ada kriteria
dalam penilaian yang tidak sesuai dengan guru dan stafnya hal tersebut
biasa pada diri setiap manusia namun kepala madrasah brupaya
memberikan sesuai dengan yang telah dibuat.
Selanjutnya kepala madrasah dalam mengontrol dari suasana yang
dibuat oleh kepala madrasah, kepala madrasah berhasil menciptakan
suasana yang harmonis dilingkungan kantor mahupun di luar kelas sehingga
ada kenyamanan dalam belajar. begitu juga pelaksanaan kontrol yang
143
dilakukan oleh kepala madrasah dalam memperhatikan kesejahteraan guru
dan karyawan untuk memotivasi kerja guru dalam pelaksanaanya kepala
madrasah baik dalam mensejahterakan guru dalam berusah ketepatan
dalam membayar gaji guru dan staf namun di sisi lain ada yang belum
sepenuhnya kepala madrasah dapat mengontrol dengan baik seperti adanya
honor uang pembinaan ekstra kulikuler yang ada di madrasah, kepala
madrasah belum memperhatikan hal tersebut secara mendalam.
Kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol agar program dapat
terlaksana dengan baik yang dilakukan oleh guru- guru dan staf sudah baik
hal ini dapat terlihat ketika kepala madrasah mengontrol ada guru kesulitan
kepala madrasah cepat merespon membantu dan jika ada kegiatan kepala
madrasah berupaya mensiport kegiatan tersebut. Selain itu pelaksanaan
kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam menentukan kerja
sesuai kemampuan guru dan karyawan untuk memotivasi kerja pada
pelaksananya belum sepenuhnya berjalan dengan baik dari pelaksanaan
penempatan tersebut tidak sesuai dengan keahliannya melihat hal tersbut
pada pelaksanaan kontrol mengenai penempatan, kepala madrasah belum
ada mengontrol sehingga guru dan staf yang ditunjuk sedikit kesulitan dalam
menjalankan pengajaran dan staf sedikit terdapat hambatan ketika
menjalankan bukan dibidangnya.
Sedangkan pelaksanaan kontrol yang dilakukan oleh kepala madrasah
dalam membina guru dan staf/ karyawan sudah berjalan dengan baik yang di
mana kepala madrasah melaksanakannya dengan supervisi dan sebagainya
hanya saja sedikit terdapat kekurangan kepala madrasah dalam mngontrol
ketika menjalankannya kurang efektif dalam mengutus guru untuk mengikuti
pembinaan sehingga hasil yang di dapatkan susah dijelaskan kepada guru
yang memang keahliannya. Begitu juga dengan pelaksanaan kontrol yang
dilakukan oleh kepala madrasah dalam penggandaan atau perbaikan sarana
dan prasarana sekolah yang merupakan dapat meningkatkan mutu
144
pendidikan namun pada pelaksanaannya kepala madrasah belum dapat
terlalu mengontrol karena ada kendala kegiatan di luar sekolah sehingga
terkadang kepala madrasah untuk mengontrol apa- apa saja yang menjadi
kebutuhan guru-guru yang di sekolah guna membantu sarana prasarana
dalam mengajar.
3. Analisis Tentang faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Kontrol Manajemen Perubahan oleh Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Faktor lingkungan, kurikulum, guru, wali kelas dan peserta didik dan
kepala madrasah adalah salah factor utama dalam melakukan dukungan
kepada motivasi kinerja guru di sekolah, karena hal tersebut dapat dikatakan
suatu kegiatan dalam proses pembelajaran antara guru dan peserta didik,
juga bisa melakukan perubahan yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik mahupun meningkatkan kinerja guru, namun juga harus
diakui bahwa hal tersebut bisa menjadi hambatan dalam proses kinerja guru
di sekolah, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama yang baik, dengan
melakukan komunikasi, koordinasi dan evaluasi, dengan tujuan
meningkatkan kinerja guru yang profesional.163
Berdasarkan hal di atas berbagai temuan penelitian di Madrasah Aliyah
Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, secara konseptual peran kepala
madrasah merupakan hal yang penting dalam peningkatan motivasi kerja
guru yaitu dalam nilai profesional dan kepuasan kerja dari setiap guru yang
ada oleh karenanya perlu adanya kontrol yang dilakukan oleh kepala
madrasah.
Seperti adanya dukungan yang diberikan kepala madrasah dalam
163
Abd Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan ber-etika, (Cet. III; Yogyakarta:
Graha Guru printika, 2011), hlm. 70.
145
melaksanakan kontrol dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Yayasan membantu mengelola
keungan guna mensejahterakn guru dan staf yang ada di madrasah,
selanjutnya adanya kerjasama yang baik kepala madrasah dan staf dalam
menjalankan program, adanya hubungan kerja yang baik antara kepala
madrasah dan guru sehingga suasana yang baik terjalin dengan indah dalam
bingkai kebersamaan.
Sedangkan faktor penghambat yang ditemui kepala madrasah dalam
melaksanakan kontrol dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung iaitu masih sulit kepala madrasah
membagi waktu kegiatan yang ada di luar dan kegiatan yang ada di dalam
sehingga kontrol terhadap pelaksanaan sedikit terganggu, Sumber Daya
Manusia yang kurang, sulitnya menemukan guru terbaik meskipun sudah
kriteria- kriteria yang sudah di tentukan.
146
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen perubahan dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir - Riau maka
penulis dapat simpulkan bahwa:
1. Perencanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala madrasah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau,
maka telah melakukan beberapa perencanaan iaitu : (a) Perencanaan
kontrol dengan memberikan penghargaan kepada guru terbaik, (b)
Perencanaan kontrol dengan menciptakan suasana yang harmonis untuk
memotivasi kerja guru, (c) Perencanaan kontrol kepala madrasah dengan
memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan, (d) Perencanaan
kontrol kepala madrasah terhadap guru dalam membuat program sekolah
guna berjalan dengan sedemikian mungkin, (e) Perencanaan kontrol
kepala madrasah dalam menentukan kerja sesuai kemampuan guru dan
karyawan, (f) Perencanaan kontrol kepala madrasah dalam membina guru
dan staf, (g) dan Perencanaan kontrol kepala madrasah dalam
penggandaan atau perbaikan sarana dan prasarana sekolah, dari 7 point
tersebut merupakan perencanaan kontrol yang dilaksanakan di Madrasah
Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung.
2. Pelaksanaan kontrol manajemen perubahan oleh Kepala madrasah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau,
dalam pelaksanaan kontrolnya kepala madrasah (a) melaksanakan kontrol
dengan memberikan penghargaan kepada guru terbaik, (b) melaksanakan
133
147
kontrol dengan menciptakan suasana yang harmonis untuk memotivasi
kerja guru, (c) melaksanakan kontrol kepala madrasah dengan
memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan, (d) melaksanakan
kontrol kepala madrasah terhadap guru dalam membuat program sekolah
guna berjalan dengan sedemikian mungkin, (e) dalam melaksanakan
kontrol kepala madrasah dalam membina guru dan staf, dari hasil
penelitian sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana hanya saja
terdapat kekurangan- kekurangan oleh karena itu perlu ada perbaikan-
perbaikan untuk ke depannya
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kontrol
manajemen perubahan oleh Kepala madrasah dalam meningkatkan
motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Ria uiaitu faktor
pendukungnya yang peneliti temui ialah ada dukungan dari yayasan,
adanya kerja sama yang baik antara guru, staf dan kepala madrasah,
adanya suasana kekeluargaan yang tercipta, sedangkan faktor
penghambatnya ialah kepala madrasah dalam melaksanakan kontrol
dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung iaitu masih sulit kepala madrasah dalam
membagi waktu kegiatan yang ada di luar dan kegiatan yang ada di dalam
sehingga kontrol terhadap pelaksanaan sedikit terganggu, Sumber Daya
Manusia yang kurang, sulitnya menemukan guru terbaik meskipun sudah
kriteria- kriteria yang sudah di tentukan.
B. Implikasi
Dalam implikasi penelitian ini, peneliti memberikan saran serta masukan
kepada pihak yang berkepentingan dengan tetap memegang kepada kode
etik yang sesuai dengan norma-norma umum, adapun implikasi penelitian ini
adalah sebagai berikut:
148
1. Sebaiknya kepala madrasah Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai
Guntung dapat membagi waktu kegiatan yang ada di luar sehingga
kegiatan atau program yang ada di dalam sekolah dapat terkontrol dengan
sebagaimana semestinya.
2. Hendaknya kepala madrasah mengupayakan memberi tugas baik
pengajaran atau apa pun sesuai dengan kemampuan guru dan staf
sehingga tidak terjadi hambatan dalam pembelajaran dan kepala
madrasah pada pelaksanaannya dapat mengontrol kerja guru dengan
baik.
3. Guru sebaiknya terbuka jika ada keluhan - keluhan dengan pekerjaan
yang ada dilapangan sehingga kepala madrasah dapat mnindak lanjuti
dengan baik
4. Sebaiknya kepala madrasah dalam mengelola manajemen perubahan
dalam meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir
– Riau lebih ditingkatkan lagi untuk meningkatkan mutu pendidikan yang
ada di madrasah
5. Untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan kontrol, kepala
madrasah diharapkan dapat melibatkan semua unsur yang terkait
khususnya komite sekolah dalam menangani persoalan tersebut di
lingkungan sekolah dan dapat meningkatkan kerjasama dengan instansi
terkait yang berkaitan dengan pendidikan.
C. Rekomendasi
Agar dapat mencapai efektifnya manajemen perubahan dalam
meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau perlu
adanya:
1. Manajemen perubahan dalam meningkatkan motivasi kerja guru di
149
Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan
Kateman Kabupaten Indragiri Hilir – Riau dalam perencanaan dan
pelaksanaannya lebih ditambah lagi agar berjalan dengan baik dan selalu
berkembang terhadap kemajuan madrasah
2. Adanya peningkatan motivasi kerja guru perlu adanya trobosan yang tepat
dan cepat beriringnya kebutuhan pendidikan dan guru yang semakin
komplek.
3. Dalam peningkatan motivasi kerja guru seluruh stakeholder harus
berperan aktif terutama sumber daya manusia seperti kepala madrasah,
guru dan siswa.
D. Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian dan mencermati berbagai hal
yang berkaitan dengan Manajemen perubahan dalam meningkatkan
motivasi kerja guru di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung
Kecamatan Kateman Inhil Riau, maka penulis menyarankan demi
tercapainya hasil yang lebih baik sebagai berikut :
1. Kepala Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan
Kateman Inhil Riau sebagai pengontrol (controlling agency),agar lebih
meningkatkan lagi control secara intensif terhadah perkembangan pada
pelaksanaan manajemen perubahan sesuai dengan perkembangannya
zaman agar hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja guru dalam proses
belajar mengajar.
2. Guru sebagai mitra kerja Kepala Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah
Sungai Guntung Kecamatan Kateman Inhil Riau dalam menjalankan
proses pendidikan di madrasah harus lebih aktif dalam membangun
koordinasi dan selalu mengikuti perkembangan terhadap implementasi dari
manajemen perubahan, agar pelaksaan manajemen perubahan bisa
berjalan secara efektif.
150
E. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan baik
jasmani dan rohani, shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah diutus untuk menyampaikan risalah kebenaran kepada umat
manusia. Dalam penyusunan Tesis, penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin, bekerja keras mengumpulkan data, mengolah, dan
menganalisisnya. Namun masih saja terdapat kesalahan dalam sistematika
penulisan, metode yang digunakan, ketuntasan masalah dalam penulisan ini.
untuk itu mohon kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran
demi untuk kesempurnaan karya ini. semoga karya ini dapat memberikan
manfaat dikemudian harinya. Aamiin Ya Robba‟alamin.
Wabilhittaufiq Wal hidayah
Wassalamualaikummu’alaikum,Wr.Wb.
Jambi, 6 Nopember 2018
Penulis
S. M. YUSUF NIM: MMP.1622644
151
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
S .M. YUSUFyang dilahirkan di Sungai Guntung,
Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir,
Propinsi Riau, pada hari Senin, tanggal 27 Maret
1968. Putra dari pasangan H. Said Hamid bin
Said Ahmad Al-Musyayyakh dan Hj.Syarifah
Radiah binti H.Said Alie Al-Musyayyakh.
B. Riwayat Pendidikan
Penulis mengenyam pendidikan Sekolah Dasar Di SD Negeri
010Tagarajatahun 1977-1983, Ijazah Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Katemandiperoleh pada tahun 1983-1986, dan Ijazah Sekolah Tehnologi
Menengah Negeri 1 Tanjungpinangdiperoleh pada tahun 1987-1990,
kemudian memperoleh Sarjana Pendidikan Islam dari Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah (STIT) Ar-Risalah Sungai Guntung, Inhil, Riaupada tahun 2013-
2017.
C. Riwayat Pekerjaan
1. Asisten Surveyor, PT. Adi Pratama, Pulau
Batam tahun 1990-1991
2. Station Supervisor, The Car Shop (Caltex
Station), Singapore, tahun 1991-1995.
3. Dump Truk Oprator, PT. . Era Cipta Nusa,
Batam tahun 1995-1996.
4. Office Servise& Travel, PT. Babcock &
Wilcox Indonesia, Batam tahun 1996-2000.
152
5. Station Supervisor, Tanzhif Enterprice,
Kuala Lumpur Malaysia, tahun. 2005-2010.
6. Manager, Al-Musyayyakh Servise, Johor
Baharu Malaysia, tahun. 2010-2012.
7. Kepala BAAUKA & Pengelola, STIT Ar-
Risalah Inhil-Riau, tahun. 2012- sekarang
D. Riwayat Pengalaman Organisasi
1. Pengurus KKBM Kota Batam tahun 1997-
1999
2. Pengurus Partai Partindo Indonesia, Kota
Batam tahun 2000-2005
3. Pengurus HIPHI, Kota Batam tahun 2001-
2004
4. Sekretaris Umum Badan Pemekaran
Kabupaten Inhil UtaraKecamatan Kateman Inhil-Riau tahun 2013-
sekarang
5. Sekretaris Umum LAMR Kecamatan
Kateman Inhil-Riau tahun 2015-2019
6. Sekretasis Koperasi Sejahtera Bersama
Kecamatan Kateman tahun 2017-sekarang
E. Minat Keilmuan
1. Ilmu Pendidikan.
2. Ilmu Manajemen.
F. Karya Ilmiyah
Sekripsi : Problematika kunjungan siswa ke pustaka di Sekolah Dasar
Negeri (SDN) 005 Tagaraja Sungai Guntung Kecamatan Kateman
153
Inhil-Riau.
Jambi, 6 Nopember 2018
S.M. YUSUF
154
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press 2011
Abd Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan ber-etika, Cet. III; Yogyakarta: Graha Guru printika, 2011
Abdul Wahid Ahmadi, “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Profesionalisme Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri”, Tahun 2016.
Agus Maulana.Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta:Salemba Empat, 2014
Alan Walter Steiss. Strategic Management For Public and Nonprofit Organization. Madison Avenue: New York. 2003
Alvin Toffler. Future Shock. In Horizon, Redbook, And Playboy Random House Edition.1970
Anthony, Robert N. Sistem Pengendalian Manajemen, Terjemahan Agus Maulana, Edisi Kelima. Cetak Ketujuh. Erlangga. Yogyakarta.2000
Anthony, Robert N., James S Reece, and Julie Herstenstein, Accounting Text and Cases, 9thediton. Homewond Illinois : Richard D. Irwin, Inc. 1995
Anthony. Dearden dan Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1993
Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005.
Barnes, James G. Secrets of Customer Relationship Management TerjemahanAndreas Winardi). Yogyakarta: Penerbit Andi.2003
Barnes, R.D. Invertebrta Zoology Thirdd Edition.W.B. Soundress. Co. Philadelphia Londen Toronato.1974
Constance E. Helfat, Sydney Finkelstein, Will Mitchell, Margaret A. Peteraf, Harbir Singh, David J. Teece, Sidney G. Winter Dynamic Capabilities. Blackwell Publishing.2007
Cushing Barry E. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan. Diterjemahkan oleh Ruhayat Kosasih. Jakarta.2009
Dean Anderson & Linda Ackerman Anderson. Beyond Change Management. 989 Market Street, San Francisco.2010
155
Dokumen Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Tgl 27 Agustus 2018
Dr. Badrudin, M.Ag, Dasar-dasr Manajemen Bandung: Alfabeta, 2014
Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd., Manajemen Kepemimpinan Islam Alfabeta, 2015
Dubrin, Andrew J. Leadership. Terjemahan. Edisi Kedua. Prenada Media. Jakarta. 2005
Faustino Cardoso Gomes. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.
H. B. Siswanto. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008
Hanafi, Mamduh M. Manajemen . Jogjakarta: UUP AMP YKPN. 1997
Handoko, Hani, Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1984
Hasibuan , Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. 2002
Horngren, Charles T; Foster, George; and Datar, Srikant M, Cost Acoounting: A Manajerial Emphasis, Upper Saddle River, New Jersey, Prentice Hall, 2000
http://www.”Tahapan dalam change Management - Proses Perubahan Manajemen’’
http://www.1166-Manajemen-Perubahan.htlm
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Bumi Aksara, 2013
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta : Gaung Persada Pres, 2008
J. Stewart Black Hal B. Gregersen. Leading Strategic Change. New Jersey : Financial Times Prentice Hall. 2003
J.B. Delogne-Desnoeck, M.M. Dramaix and e.E. Robymin. Lysozyme, lactoferrin, and secretory immunoglobulin A content in breast milk: influence of duration of lactation, nutrition status, prolactin status, and parity of mother. Am. 1. Clin. Nutr. 53:6. 2011
Jon Ingham .Strategic Human Capital Management Creating Value through People Burlington : Elsevier Ltd. All rights reserved 2007
Kasali, Rheanald. Change, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2005
Khozin, et-al., Manajemen Pemberdayaan Madrasah, Malang: UMM Press, 2006
156
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Resdakarya, 2007
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung : Rosda Karya, 2010
Made Puja Satyawan “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar)” tahun 2016
Malayu Hasibuan. Organisasi dan Motivasi. Bandung. Bumi Aksara. 2005
Martoyo, Susilo. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan, Yogyakarta: BPFE. 1988
Muhaimin, et al, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Penegembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2010
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta : Refensi, 2013
Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Jakarta:Salemba Empat, 2001
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.2011
Nadler. Keterampilan dan Jenisnya. PT. Grapindo Persada. Jakarta.2005
Nasution, M.Nur Manajemen Perubahan,Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
Norman K, Denzim dan Lincoln, Handbook of Qualitative Research, Yogyakarta : Pustaka Pelajara, 2009
Nugraheni Dwi Agustin “Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik dan Pengelolaan Pendidik di SDIT Insan Mulia Wonosobo” tahun 2015
Pandji Anoraga. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. 2005
Pramarta, Wayan Arya..Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasanPelanggan di Pizza Hut Gatot Subroto Denpasar. STIE Bima. 2006
Rachmat, Manajemen Suatu Pengantar . Bandung: Remadja Karya 1986.
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, Jakara: Litbang & Diklat Depag RI, 2009
Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced Scorecard. Cetakan keduabelas. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.2015
157
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2003
Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.2004
Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. 2006
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.
Senge, Peter M., “Memimpin Organisasi Pembelajar, Si Pemberani, Si Kuat dan Si Tampak”, di dalambuku The Leader of The Future, Cetakan ke 2, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.200
Siagan, Sondang P. Manajemen Abad 21, Jakarta: Bumi Aksara. 1998
Stephen John. Strategic Learning And Leading Change. Burlington: Butterworth–Heinemann. 2009
Stephen P. Osborne. Managing Change and Innovation in Public Service Organizationsis Milton Park,Abingdon: Routledge. 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2015
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D Bandung : Alfabeta, 2012
Surya Brata. Sumardi.Metode Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali. 1991
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta.2009
Usman, Husaini. Manajemen . Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Viethzal Rivai dan Sylviana Murni. Educational Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.
Wahab, Abdul Aziz. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.Bandung: AlfaBeta.2008
Wahyu Purhantara “Organizational Development Based Change Management” Vol.6, No.2 tahun 2009
Wibowo Dr.,S.E.,M.Phil. Managing Change, Pengantar Manajemen Perubahan, Pemahaman Tentang Mengelola Perubahan dalam Manajemen, Bandung: LFABETA, 2006
Wibowo, Managing Change Pengantar Manajemen Perubahan .Bandung: Alfabeta, 2016
158
Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016
Winardi, Manajemen Perubahan Manajemen of change, Bandung: Kencana, 2013
Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010
Winkel,W.S. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah. Cetakan VII.Jakarta : Grasindo. 1991
159
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah Sungai Guntung Ruang Belajar MA.TI
Perpustakaan MA.TI Perpustakaan MA.TI
160
Kegiatan Upacara Bendera di
MA.TI
Kegiatan Ekstrakurikuler di MA.TI
Wawancara dengan Guru MA.TI Wawancara dengan Guru MA.TI