Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri I Kaliwulu, Jalan Ki
Nata Gama Desa Kaliwulu Kecamatan PleredKabupaten Cirebon.
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut :
Pertama, peneliti merupakan salah seorang guru penjas di SDN I Kaliwulu
sehingga peneliti telah memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa termasuk
proses pembelajaran yang berlangsung dibandingkan dengan melakukan
penelitian di sekolah dasar yang lain.
Kedua, meskipun penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan intensif, tetapi
relatif tidak mengganggu tugas utama peneliti sebagai pengajar/ guru. Hal ini
sesuai dengan salah satu prinsip penelitian tindakan kelas, yaitu bahwa “Penelitian
tindakan kelas apapun tidak boleh mengganggu tugas mengajar”. Kasbolah, dalam
Rochyati 2005: 26).
33
Denah Lokasi SDN I Kaliwulu
Gambar 3.1
Denah SDN I Kaliwulu
34
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai pada bulan Februari
sampai dengan bulan April 2013. Penelitian ini dimulai dengan observasi awal
sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN I
Kaliwulu Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2011/2012 yang
berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
Dengan jumlah tenaga pengajar terdiri dari 11 orang dan satu penjaga sekolah.
Secara detail dapat dilihat pada daftar 1 SDN I Kaliwulupada halaman berikut:
35
Tabel 3.1
Keadaan Guru SDN I Kaliwulu
36
Penelitian ini sesuai dengan materi pembelajaran Lari sprint pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 melalui permainan lompat pantul.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Berdasarkan latar belakang dari masalah-masalah yang sering muncul dalam
meningkatkan hasil pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Upaya dalam memecahkan permasalahan tersebut guru dapat
menggunakan penelitian pendidikan. Ibrahim dan Sudjana (Suherman, 2010: 3)
mengungkapkan bahwa :
Arti penelitian pendidikan sebagai suatu upaya untuk menjawab suatu
permasalahan secara sistematik dengan menggunakan metode-metode tertentu
melalui tahapan pengumpulan data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan
atas jawaban masalah tersebut.
Terdapat beberapa metode penelitian pendidikan menurut Sudjana (2006: 8),
adalah:
a. Metode penelitian historis (historical research).
b. Metode penelitian deskriptif (descriptive research.
c. Metode penelitian pengembangan (developmental research.
d. Metode penelitian kasus dan lapangan (case study and field research.
e. Metode penelitian korelasional (correlational research.
f. Metode penelitian kausal komparatif (causal-comparative researcht.
g. Metode penelitian eksperimen sungguhan (true-experimental research.
h. Metode penelitian eksperimen semu.
i. Metode penelitian masa depan (futures research).
j. Metode penelitian tindakan (action research.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas
melalui pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan rancangan
penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal
dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Metode
penelitian ini dipilih karena memberikan gambaran tentang prilaku siswa selama
kegiatan belajar mengajar. Sugiyono (2005 : 1) mengemukakan bahwa :
Metode peneltian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
peneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalahinstrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian
kualitatif yang lebih menekankan makna daripada generalisasi.
37
Sejalan dengan Sugiyono dkk, Moleong (2004: 3) mendefinisikannya sebagai
berikut : “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau peneliti yang
dapat diamati”. Sedangkan metode penelitian kualitatif menurut Moleong (2004 :
3) mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Berlatar alamiah pada konteks suatu keutuhan
b. Manusia sebagai alat atau instrument
c. Menggunakan metode kualitatif
d. Analisis data secara induktif
e. Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal
dari data.
f. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-
angka.
g. Lebih mementingkan proses daripada hasil.
h. Menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
i. Adanya criteria khusus untuk keabsahan data
j. Menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan
lapangan.
k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Pengguna metode kualitatif ini sangat sesuai untuk kegiatan penelitian belajar
mengajar karena yang dijadikan obyek penelitian di dalam kegiatan belajar
mengajar adalah siswa. Adapun peneliti adalah sebagai orang yang
mengumpulkan data dan objek yang dijadikan alat pengumpul data utama.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek
pembelajaran penjas pada cabang olahraga atletik khususnya Lari sprint, penulis
mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang,
karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dan
Taggart dalam Wiriaatmadja (2008: 12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah :
Sebuah inkuiri refrektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi
tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan
dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka
mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
38
Sedangkan menurut Ebburt dalam Wiriatmadja (2008: 12) mengemukakan
bahwa :” Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.
Sejalan dengan itu, Elliot dalam Wiriatmadja (2008: 12) tentang PTK yaitu
“Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan
memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut”.
Jadi secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas tentang penelitian
tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasikan praktek
pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka
mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral
Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, obsevasi dan refeksi.
2. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan di
laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan
permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak
sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam
hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru
sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa
dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan.Berikut
beberapa model desain penelitian tindakan kelas:
39
a. Model Desain Kurt Lewin
Gambar 3.2
Desain PTK Model Lewin, ditafsirkan oleh Kemmis(Wiriaatmadja, 2006:62)
PenafsiranKemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana umum
dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar kegiatan
menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus
berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja.
Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung
dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan
seoptimal mungkin (Wiriaatmadja, 2006:63).
40
b. Model John Elliot
Model Elliot tampak lebih rinci jika dibandingkan dengan kedua model yang
telah dikemukan di atas. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus
dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima
tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa
langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
Gambar 3.3
Desain PTK Model Jhon Elliot dalam Hopkins (1993:49)
41
c. Model Kemmis dan Taggart
Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart tidak terlalu berbeda
dengan model Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau
putaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Keempat
komponen tersebut adalah : (a) Perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c)
Observasi (observation), dan (d) refleksi (eflection). Sesudah satu siklus selesai
diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya
perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian
seterusnya atau dengan beberapa kali siklus.
Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai
proses inkuari pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya
kepada siswa. Keputusannya timbul dari pengamatan tahap awal yang
menunjukkan bahwa siswa belajar sains dengan menghafal bukan dalam proses
inkuari. Dalam diskusi, dipikirkannya cara untuk mendorong siswa berinkuari,
apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya kepada siswa.
Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya untuk mendorong siswa
menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan.
Pada kotak act (tindakan), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami dan apa yang
mereka minati. Menurut Moleong (2004: 236), “Rancangan pada dasarnya
merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah
rancangan tindakan kelas (classroom action research).
Sebelum peneliti melakukan obsevasi tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti
melakukan obsevasi tindakan kelas yang hasilnya dituangkan dalam rancangan
penelitian. Hal ini sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas yaitu :
“Masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktek
pembelajaran di kelas”. (Sugiyanto, 2007: 5). Dalam perencanaan penelitian
menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2008 : 66).
Dengan sistem model spiral refleksi dari yang dimulai dengan rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu
rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral itu tertera pada gambar 3.3 :
42
Gambar 3.4
Desain PTK Menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriatmadja (2008: 23)
Desain penelitian yang digunakan adalah dari Kemmis dan Taggart (Susilo
dkk. 2009:13) yang menyatakan bahwa pelaksanaan tindakan mencakup empat
langkah, yaitu:
1) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan.
2) Melaksanakan tindakan dan pengamatan/ monitoring.
3) Merefleksi hasil pengamatan.
4) Mengubah/ merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan desain model
penelitian spiral Kemmis dan Taggart, karena berdasarkan latar belakang dari
masalah-masalah yang sering muncul dalam upaya meningkatkan hasil Lari sprint
dalam pembelajaran atletik, khususnya siswa kelas IV di SDN I
43
KaliwuluKecamatan Plered Kabupaten Cirebon, sehingga diperlukan perbaikan
dalam pembelajarannya yang berbentuk pelaksanaan tindakan menurut model
spiral di atas, yang setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi kemudian kembali melaksanakan perencanaan
jika target yang diharapkan belum tercapai.
Diawali dengan perencanaan (planning), yaitu perencanaan yang matang
yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu
merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari
masalah: pelaksanaan (actiaon) yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang
telah dirancang sebelumnya; pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai
dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan; refleksi merupakan
kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu
perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya
mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan
ketindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan, dalam
tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan
bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut diakukan. Kegiatan
ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer)
dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.
Tahap kedua dalan tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang
merupakan inplementasi isi rancangan, tentang penerapan metode eksperimen
dalam pembelajaran Penjas.
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan (observation), observasi dilakukan
pada saat pembelajaran gerak dasar Lari sprint dengan latihan gerakan lompat
pantul ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru
maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai bekal
untuk perbaikan data siklus berikutnya.
Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan
analisis interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari
hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (kegiatan
44
refleksi). Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan
evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna
menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus atau
satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, lalu kembali lagi kepertama dan
seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan rancangan
sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.
D. Prosedur Penelitian
Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam pelaksanaan
penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk siklus yang akan
dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung keberhasilan).
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan tindakan
dilakukan secara kolaborasi, misalnya antara guru dengan peneliti untuk
membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan di
sampaikan.
Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum
melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :
1) Mengajukan permohonan izin kepada Kepala SDN I Kaliwulu Kecamatan
Plered Kabupaten Cirebon untuk mengadakan penelitian.
2) Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui
permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Tahapan menyusun pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan media
pembelajaran, yaitu:
5) Menyusun rancangan tindakan.
6) Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.
7) Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan
pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)
45
8) Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat
perubahan peningkatan hasil belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan
yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam
penelitian ini dilakukan tiga siklus di mana siklus sebelumnya yang akan
dirasakan belum berhasil.
3. Tahapan Obsevasi
Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat
tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan
memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan
daftar observasi, catatan siswa yang kesemuanya dapat memberikan masukan
tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti
menuliskan data yang diperoleh pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas
siswa yang telah disediakan.
4. Tahapan Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait)
guru memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang
akan dilaksanakan siklus-siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap
suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini bertujuan
untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga kinerja guru
46
pada saat pembelajaran gerak Lari sprint. Alat untuk mengumpulkan datanya
berupa pedoman observasi (terlampir).
2. Pedoman Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2005:72) bahwa: Wawancara adalah
“merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui atau mengungkap
perasaan dan kendala-kendala yang dirasakan oleh guru dan siswa baik sebelum
penerapan tindakan maupun setelah penerapan tindakan tentang pembelajaran
gerak Lari sprint dengan menggunakan permainan lompat pantul. Format
terlampir.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna
sebagai alat sementara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan
diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai
mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen
dalam Moleong (2005 : 209) bahwa : “Catatan lapangan adalah catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam angka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
4. Tes
“Tesadalahserentetanpertanyaanataulatihansertaalat lain yang
digunakanuntukmengukurketerampilan, pengetahuanintelegensi,
kemampuanataubakat yang dimilikiolehindividuataukelompok” (Suharsini, 2006 :
150). Denganmenggunakanalatberupatesperbuatan, yaituteslari sprint yang
meliputigerak start, pelaksanaan dan finish.Format terlampir.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap
pengumpulan, kodefikasi dan kategori data. Pada tahap ini data mentah yang
diperoleh dari berbagai instrument yang meliputi observasi, tes hasil belajar
47
dirangkum serta dikumpulkan. Data ini diperoleh dari observasi dan keterampilan.
Dalam keterampilan data diperoleh dari kegiatan siswa dan guru tentang
penerapan metode eksperimen. Siswa dan guru diberi kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya. Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami siswa dalam pembelajaran.
2. Analisis Data
Analisis dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Analisis data yang akan
dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi berdasarkan
analisis kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan
penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul kemudian
diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.
Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah
dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.
Klasifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau bagian-
bagian tertentu.
G. Validasi Data
Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa keabsahan
data. Keempat keterangan data terseut dapat dijadikan dasar informasi,
pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai
kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai dengan
tujuan penelitian. Validitas diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reliabilitas
tidak menggunakan perhitungan statistik. Teknik validasi yang digunakan untuk
memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam penelitian nini adalah sebagai
berikut:
1. Triangulasi
a. Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti
48
(observer/peneliti/penulis, bersama pendapat guru penjas) secara
kolaboratif.Trigulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta mendiskusikan
hasil yang dilaksanakan setelah siklus bersama dengan teman sejawat.
b. Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang
menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap
validasi data yang diperoleh. Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan memvalidasi data
2) Mengkaji kurikulum yang berlaku yaitu KTSP 2006.
3) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan kelas IV semester II tahun pelajaran
2012/2013.
4) Disesuaikan dengan kompetensi.
5) Disesuaikan dengan kompetensi dasar.
6) Waktu pelaksanaan
Hari : Kamis
Tanggal : 21 Februari, 14 Maret dan 4April 2013.
Observer : Hj. Akilah, S. P.d.,
Kelas : IV
Tempat : SDN Kaliwulu Kecamatan Flered Kabupaten Cirebon.
7) Peneliti mengadakan diskusi dengan:
Guru penjas : Hj. Akilah, S.Pd.,
NIP : 196003141982042004
Kepala Sekolah : H. Sutandi, S.Pd.,
NIP : 196503071988091001
2. Member Check
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan diskusi balikan dengan kepala
sekolah, setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara
mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang
berkompeten. Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh
49
keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang akan
dilakukan adalah mengecek:
a. Daftar hadir kelas IV SDN I Kaliwulu
b. Nomor Induk Siswa
c. Daftar I
d. Jadwal Ekstra kulikuler
3.Audit Trial (pemeriksaan sejawat)
Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan
peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.
Audit Trailyakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat
(observer). Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.
Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran,
tentang:
a. Data awal (hasil observasi) atletik melalui permainan permainan lompat pantul
(plyometrics) .
b. Data akhir hasil onservasi nilai aktivitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa
pada setiap siklus dalam pembelajaran atletik melalui permainan permainan
lompat pantul (plyometrics) .
c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.
4. Expert Opinion
Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir
terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert
Opiniondilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada
para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan
kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan
pembimbing.
Dalam hal ini yang dijadikan penasehat dan pembimbing penelitian ini
adalah:
50
a. Yang memberiarahandanbimbingan
1) Dr. Herman Subarjah, M.Si
SebagaiPembimbing I
2) DewiSusilawati, M.Pd
SebagaiPembimbing II
b. WaktuPelaksanaan
1) Selamapelaksanaanpengajuandanpembuatan proposal penelitian.
2) Selamapelaksanaanbimbinganpenyusunanpenelitian
c. Masalah yang dibahas
1) JudulPenelitian
2) MasalahPenelitian
3) PemecahanMasalah