Upload
doandiep
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Menjamin Likuiditas Melalui Menjamin Likuiditas Melalui Menjamin Likuiditas Melalui Menjamin Likuiditas Melalui Perbankan Perbankan
Dr Wimboh SantosoDr Wimboh SantosoDr. Wimboh SantosoDr. Wimboh SantosoKepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan
Bank Indonesia
22Agenda Pembahasan
I. Kondisi Sektor Keuangan dan Perbankan
II. Kebijakan BI dalam menjamin likuiditasperekonomian
III. Antisipasi Pemda terhadap Krisis
333333Overview• Secara fundamental, perbankan Indonesia tetap stabil dan menunjukkan kinerja yang
itif dit h b b i j l k di k l b lpositif ditengah berbagai gejolak di pasar keuangan global.
• Tekanan likuiditas sempat terjadi, namun saat ini likuiditas pasar membaik. BankIndonesia melakukan beberapa policy measures antara lain melalui penyesuaian GiroWajib Minimum Bank. Disisi lain, perkembangan terakhir memperlihatkan adanyakenaikan DPK yang cukup tinggi melampaui kenaikan kredit.
• Dilihat dari permodalan bank yg relatif besar bank masih mampu untuk• Dilihat dari permodalan bank yg relatif besar, bank masih mampu untukmenyalurkan tambahan kredit yang cukup besar. Bila hanya memperhitungkanSBI/Fasbi kemampuan tambahan lending masih sebesar Rp58 T.
• Meski demikian, BI mewaspadai hal-hal sbb:
– Likuiditas pasar keuangan lebih ketat, ditandai dengan penurunan IHSG (sebesar13,5%) dan volatilitas yang lebih tinggi yang mencerminkan liquidity risk premium yang, ) y g gg y g q y p y gmasih relatif tinggi.
– Tekanan inflasi yang masih cukup tinggi
D b d k l k k– Debt repayment capacity dan kepemilikan aset keuangan yang menurun.
Indikator Utama Perbankan: Tetap Positif
Mar-07 Jun-07 Sep-07 Dec-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08Indikator Utama
4
Total Aset (T Rp) 1,704.6 1,770.8 1,850.5 1,986.5 1,940.3 1,940.7 1,944.7 1,949.3 1,972.5 2,040.9 2,057.1 2,066.6DPK (T Rp) 1,291.4 1,353.7 1,400.6 1,510.7 1,471.2 1,474.5 1,466.2 1,481.8 1,505.6 1,553.4 1,532.9 1,528.1- Giro 331.8 371.2 378.8 405.5 379.7 374.6 379.7 378.0 392.4 409.0 404.5 386.4- Tabungan 333.4 354.6 378.5 438.5 429.3 430.1 428.0 434.1 440.5 457.4 453.6 450.9
Deposito 626 2 628 0 643 3 666 7 662 2 669 7 658 5 669 7 672 7 687 0 674 7 690 9
Indikator Utama
- Deposito 626.2 628.0 643.3 666.7 662.2 669.7 658.5 669.7 672.7 687.0 674.7 690.9Aktiva Produktif (T Rp) 1,575.0 1,641.4 1,707.3 1,792.0 1,776.6 1,784.0 1,786.0 1,794.2 1,816.0 1,875.6 1,856.9 1,867.1- Kredit (T Rp) * 843.0 904.1 956.7 1,045.7 1,031.1 1,045.9 1,080.1 1,103.1 1,137.7 1,190.0 1,210.9 1,246.6- S B I (T Rp) 211.2 202.1 205.1 203.9 231.4 211.2 162.1 169.35 148.73 113.66 95.51 84.53 - FASBI (T Rp) 19.1 22.1 5.9 46.8 9.6 6.7 21.0 25.5 27.6 39.0 21.8 13.5 - SSB + Tagihan Lainnya 339 9 342 0 353 8 350 2 347 0 348 7 353 9 347 9 351 3 352 4 348 3 349 7- SSB + Tagihan Lainnya 339.9 342.0 353.8 350.2 347.0 348.7 353.9 347.9 351.3 352.4 348.3 349.7- Antar Bank Aktiva 155.6 165.1 180.4 139.8 151.7 165.6 162.9 142.6 144.7 174.5 174.3 166.5- Penyertaan 6.1 6.0 5.3 5.6 5.7 5.8 6.0 5.9 6.0 6.1 6.1 6.2NII (T Rp) 7.7 7.7 8.1 8.9 8.8 8.4 9.0 8.6 8.9 9.6 9.63 9.4 CAR (%) 20.7 20.7 20.0 19.3 20.1 19.2 18.6 18.4 17.1 16.4 16.2 16.0 Kredit/AP (%) 53.5 55.1 56.0 58.4 58.0 58.6 60.5 61.5 62.6 63.4 65.2 66.8Kredit/AP (%) 53.5 55.1 56.0 58.4 58.0 58.6 60.5 61.5 62.6 63.4 65.2 66.8 NPLs (T Rp) 56.01 57.5 55.0 48.6 49.7 50.0 46.7 48.4 49.1 48.6 49.0 49.2 PPAP (T Rp) 41.39 43.4 42.5 41.3 41.6 41.0 40.9 41.8 42.7 43.1 44.4 46.4 NPLs Gross (%) 6.6 6.4 5.8 4.6 4.8 4.8 4.3 4.4 4.3 4.1 4.0 3.9 NPLs net (%) 3.1 2.9 2.6 1.9 2.0 2.1 1.8 1.8 1.8 1.7 1.6 1.4 ROA (%) 2.7 2.8 2.8 2.8 3.2 2.9 2.7 2.6 2.6 2.5 2.7 2.7 ( )NIM (NII/AP) (%) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 BOPO (%) 88.1 84.6 84.2 78.8 79.4 78.7 79.7 81.3 80.7 80.9 79.5 79.3 LDR (%) 65.3 66.8 68.3 69.2 70.1 70.9 73.7 74.4 75.6 76.6 79.0 81.6 Aset Likuid/TA (%) 22.4 21.3 20.0 23.0 21.5 19.9 18.3 18.5 17.4 16.0 14.1 12.7 Core Deposits/TA (%) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 p ( )Jumlah Bank 130 130 130 130 128 128 128 128 128 127 127 125Jumlah Kantor 9,240 9,375 9,619 9,680 9,726 9,888 9,926 10,072 10,060 10,153 10,290 10,432
Proyeksi Financial Stability Index (FSI)
• FSI akhir Ags’08 sebesar 1,70, meningkat dibandingkan posisi akhir Jul’08 sebesar 1,60.
5
Peningkatan tersebut terutama merupakan dampak dari turunnya IHSG dari 2.300 pada(Juli’08) menjadi 2.165 (Ags’08) serta turunnya harga SUN. Tekanan juga timbul darikenaikan suku bunga yang berpotensi meningkatkan NPL.
• Sejalan dengan naiknya ketidakpastian perekonomian global dan dampak tekanan inflasi• Sejalan dengan naiknya ketidakpastian perekonomian global dan dampak tekanan inflasiyang berlanjut sampai akhir tahun yang mulai mempengaruhi kemampuan membayarkorporasi dan rumah tangga, FSI pada Des’08 diperkirakan meningkat menjadi 1,79.
1.5
2
2.5
1.601.79 1.791.70
0.5
1
0
2003
M04
2003
M06
2003
M08
2003
M10
2003
M12
2004
M02
2004
M04
2004
M06
2004
M08
2004
M10
2004
M12
2005
M02
2005
M04
2005
M06
2005
M08
2005
M10
2005
M12
2006
M02
2006
M04
2006
M06
2006
M08
2006
M10
2006
M12
2007
M02
2007
M04
2007
M06
2007
M08
2007
M10
2007
M12
2008
M02
2008
M04
2008
M06
2008
M08
2008
M10
2008
M12
Proyeksi FSI FSI Based on June 2008 FSI with real data of Jan‐Juli 2008
66Agenda Pembahasan
I. Kondisi Sektor Keuangan dan Perbankan
II. Kebijakan BI dalam menjamin likuiditasperekonomian
III. Antisipasi Pemda terhadap Krisis
Peraturan Pemerintah Pengganti UU
Tujuan: Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan dan nilai
7
tukar rupiah
Pre-emptive policy responses dari Pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencegah danKrisis:
A. Pemerintah menerbitkan 3 Perppu yaitu :1. Perppu Jaring Pengaman Sektor Keuangan2 Perppu mengenai Amandemen UU Bank Indonesia2. Perppu mengenai Amandemen UU Bank Indonesia3. Perppu mengenai LPS
B. Bank Indonesia :1. Penyesuaian ketentuan GWM 2. Perpanjangan jangka waktu transaksi Swap dari sebelumnya 7 hari
menjadi 1 bulanj3. Pengaturan Mekanisme Transaksi Valas4. Penyesuaian ketentuan terkait dengan pembatasan PLN Jangka
Pendek Pendek
• Mencermati kondisi saat ini, Pemerintah dan Bank Indonesia bertekad k d l h b l k l l h d
Perppu No.4/2008: Jaring Pengaman Sistem Keuangan (1/2) 8
menciptakan dan memelihara stabilitas sistem keuangan melalui pencegahan dan penanganan Krisis.
• Untuk itu diterbitkan Perppu JPSK yang cakupannya adalah:
–– Pencegahan krisis,Pencegahan krisis, yaitu mengatasi permasalahan :• Bank yang mengalami kesulitan likuiditas yang Berdampak Sistemik;
B k l i l h l bili k l l • Bank yang mengalami permasalahan solvabilitas atau kegagalan pelunasan FPD yang Berdampak Sistemik; dan
• LKBB yang mengalami kesulitan likuiditas dan masalah solvabilitas yang Berdampak SistemikBerdampak Sistemik.
– Penanganan krisis,Penanganan krisis, yaitu mengatasi permasalahan:• Bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan/atau solvabilitas yang secara
individu Berdampak Sistemik atau bank yang secara individu tidak individu Berdampak Sistemik atau bank yang secara individu tidak berdampak sistemik tetapi secara bersama-sama dengan bank lain berdampak sistemik, pada kondisi Krisis; dan
• LKBB yang mengalami kesulitan likuiditas dan/atau permasalahan solvabilitas yang Berdampak Sistemik.
1ntisari Perppu No.4/2008: Jaring Pengaman Sistem Keuangan (2/2)
Tujuan/Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan Keputusan Tool Kits / Mekanisme Sumber Pendanaan
9
Ruang Lingkup g p p
Pencegahan Krisis
1. Likuiditas Bank KSSK melakukan:a. Evaluasi masalah
1. Pemberian bantuan likuiditas
FPD oleh BI, dijamin Pemerintah Sumber pendanaan Pemerintah untuk
b. Penetapan masalahc. Penetapan langkah
penanganan masalah
pencegahan dan penanganan Krisis berasal dari APBN melalui penerbitan SBN atau tunai.
2. Solvabilitas Bank / Bank Gagal
2. a. Penyertaan Modal Sementara untuk Bank Sistemik
2. b. Penyelesaian Bank Non-sistemik
2.a. PMS oleh LPS2.b. Penutupan Bank dan
Pembayaran jaminan oleh LPS
BI dapat membeli SBN dimaksud di pasar primer. Penggunaan dana APBN untuk
Non sistemik
3. Likuiditas dan/atau solvabilitas LKBB
3. Pemberian pinjaman atau penyertaan modal untuk LKBB
3. Pinjaman atau penyertaan modal oleh Pemerintah
P K i i pencegahan dan penanganan krisis harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari DPR
Penanganan Krisis
1. Likuiditas dan/atau solvabilitas Bank
KSSK melakukan:a. Evaluasi masalahb. Penetapan masalahc. Penetapan langkah
1.a. Pemberian bantuan likuiditas
1.b. Penyertaan Modal Sementara
1.a. FPD oleh BI1.b. PMS oleh LPS atau
Pemerintah atau Badan Khususp g
penanganan masalah2. Likuiditas dan/atau
solvabilitas LKBB2. Pemberian bantuan
likuiditas / Penyertaan Modal Sementara
2. Pinjaman/PMS oleh Pemerintah atau Badan Khusus.
Perppu Tentang LPS
1 N l d LPS d d b h k d
10
1.Nilai simpanan yang dijamin LPS dapat diubah jika terjadi:
• Bank run
• Inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun
• Pengurangan jumlah nasabah yang dijamin menjadi kurang dari 90% dari jumlah penyimpan seluruh bank
• ancaman krisis
2. PP No 66 Tahun 2008 jumlah simpanan yang dijamin menjadi paling banyak Rp 2 milyar jika terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud angka (1) sebagaimana dimaksud angka (1).
UU No. 3 Tahun 2004 PERPU No. 2/2008 TENTANG PERUBAHAN UU No 3 TAHUN 2008
Perppu Tentang Amandemen UU BI 11
UU No.3 TAHUN 2008
Penjelasan Pasal 11 Penjelasan Pasal 11
Ayat (2)Y di k d d b k lit ti i
Ayat (2)Y di k d d b k lit ti i Yang dimaksud dengan agunan yang berkualitas tinggi
dan mudah dicairkan meliputi surat berharga dan atau tagihan yang diterbitkan oleh Pemerintah atau badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang
Yang dimaksud dengan agunan yang berkualitas tinggi meliputi surat berharga dan atau tagihan yang diterbitkan oleh Pemerintah atau badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang kompeten dan berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang
kompeten dan sewaktu-waktu dengan mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang tunai.Yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah misalnya bagi hasil atau risiko yang ditanggung
penilaian lembaga pemeringkat yang kompeten dan sewaktu-waktu dengan mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang tunai dan asset kredit kolektibilitas lancar.
y y g y g gg gbersama secara proporsional.
Ayat (5)Ketentuan dan tatcara pengambilalihan keputusan
k l k B k b d k
Yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah misalnya bagi hasil atau risiko yang ditanggung bersama secara proporsional.
A (5)mengenai kesulitan keuangan Bank yang berdampak Sistemik, pemberian fasilitas pembiayaan darurat, dan sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diatur dalam Undang-Undang tersendiri yang ditetapkan selambat
Ayat (5)Ketentuan dan tatcara pengambilalihan keputusan mengenai kesulitan keuangan Bank yang berdampak Sistemik, pemberian fasilitas pembiayaan darurat, dan sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Undang tersendiri, yang ditetapkan selambat-
lambatnya akhir tahun 2004sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diatur dalam Undang-Undang tersendiri.
1212Kebijakan BI: Penyesuaian GWM
• Bank Indonesia menempuh kebijakan pelonggaran likuiditas untuk memberikanfleksibilitas kepada perbankan dalam mengelola likuiditasnya shg tidak tjdkeketatan likuiditas spt yg dialami banyak negara lain dan meminimalkan risikoyang dapat mempengaruhi stabilitas sistem perbankan, yaitu a.l. melaluipenurunan giro wajib minimum (GWM) :
P d h GWM R i h j di GWM t d GWM k d• Penyederhanaan GWM Rupiah menjadi GWM utama dan GWM sekunder
• GWM Rupiah diturunkan dari efektif sebesar 9,01% menjadi 7,5%, terdiri dari:
– 5% GWM Utama (statutory reserve) dipenuhi dengan saldo giro bank di BI( y ) p g g
– 2,5% GWM Sekunder dipenuhi dengan SBI/SUN dan atau excess reserve
• GWM valas diturunkan dari 3% menjadi 1%.
– Pemenuhan GWM sekunder diberikan masa transisi 1 tahun (paling lambat24 Oktober 2009), guna memberi ruang bagi perbankan untuk melakukanpenyesuaian terkait dgn aturan tsb sehingga tidak memberikan tekanan di pasaruang.
Kebijakan BI: Devisa
•Perpanjangan jangka waktu transaksi Swap dari sebelumnya 7 hari menjadi 1
13
•Perpanjangan jangka waktu transaksi Swap dari sebelumnya 7 hari menjadi 1bulan yang dinyatakan dalam hari kalender dilakukan dalam rangkameningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan OPT di pasar valuta asing danmengantisipasi gejolak pasar keuangan global yang dikhawatirkan dapatmengantisipasi gejolak pasar keuangan global yang dikhawatirkan dapatmempengaruhi stabilitas makroekonomi nasional.
•Pengaturan Mekanisme TransaksiValas:
•Bank dapat mengajukan permintaan kebutuhan Valas terhadap Rupiahkepada Bank Indonesia untuk Korporasi Domestik dan / atau untukinstansi pemerintah.
•Pengajuan permintaan kebutuhan valas di atas wajib memiliki underlyingkegiatan ekonomi di Indonesia yang meliputi:
) b t V l b) b i d / t ) k l•a) pembayaran utang Valas; b) pembayaran impor; dan/atau c) keperluanlain yang didukung dengan dokumen, sepanjang tidak untukdiperjualbelikan (trading) dan tidak untuk investasi di pasar keuangan.
Kebijakan BI: Penyesuaian ketentuan PLN
Bank Indonesia melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan
14
p y p pBank Indonesia Nomor 7/1/PBI/2005 tentang Pinjaman Luar NegeriBank yaitu penghapusan ketentuan terkait dengan pembatasanPLN Jangka Pendek sbb:
• Kewajiban bank membatasi posisi saldo harian PLN JangkaP d k l 30% ( l h ) d M d l
PLN Jangka Pendek sbb:
Pendek paling tinggi 30% (tiga puluh per seratus) dari ModalBank.
• P li t h d k jib b k b t i i i ld• Pengecualian terhadap kewajiban bank membatasi posisi saldoharian PLN Jangka Pendek paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari Modal Bank.
• Sanksi terhadap bank yang melanggar kewajiban bank membatasiposisi saldo harian PLN Jangka Pendek tersebut.
F l d k d k (FPJP) d l h
Kebijakan BI: Perubahan FPJP 15
Fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) adalah fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia kepada Bank untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dialami oleh g y gbank
Dalam ketentuan baru diatur mengenai antara lain:Perubahan persyaratan bank yang dapat mengajukan permohonan FPJP
Perubahan pemberian FPJP dan jangka waktu FPJPPerubahan pemberian FPJP dan jangka waktu FPJP
Penyesuaian persyaratan agunan dengan Perpu No.2 tahun 2008
Jenis dan nilai Surat berharga yang dapat diagunkan
1616Agenda Pembahasan
I. Kondisi Sektor Keuangan dan Perbankan
II. Kebijakan BI dalam menjamin likuiditasperekonomian
III. Antisipasi Pemda terhadap Krisis
Kredit Berbagai Daerah
Kredit di Jawa (Rp850 T) lebih Kredit beberapa Propinsi di Jawa
17
besar drpd Kredit di Luar Jawa (Rp360 T)
500
600
700
800
900
un)
100
200
300
400
500
(Rp
Trili
u
Kredit Beberapa Propinsi Luar Jawa400
0Jabar DKI DIY Jateng Jatim Total
Jaw a
(data Agustus ’08)
200250300350400
Trili
un)
-50
100150200
(Rp
T
Bengk
uluJa
mbiNADSum
utSum
bar
RiauSum
sel
Lampun
gKals
elKalb
arKalt
imKalt
eng
Sulten
gSuls
elSulu
tSult
raNTBBali NTT
Maluku
Papua
Malut
T Luar
Jawa
(data Agustus ’08)
Dana Pihak Ketiga (DPK) Berbagai DaerahDPK beberapa Propinsi di Jawa DPK di Jawa (Rp1130 T) lebih
18
800
1,000
1,200
un)
besar drpd DPK di Luar Jawa (Rp400 T)
200
400
600
(Rp
Trili
u
0Jabar DKI DIY Jateng Jatim Total
Jaw a
DPK Beberapa Propinsi Luar Jawa(data Agustus ’08)
250300350400450
riliu
n)
-50
100150200
(Rp
Tr
Bengk
uluJa
mbiNAD
Sumut
Sumba
rRiau
Sumse
lLa
mpung
Kalsel
Kalbar
Kaltim
Kalten
gSult
eng
Sulsel
Sulut
Sultra
NTBBali NTT
Maluku
Papua
Malut
T Luar
Jawa
(data Agustus ’08)
LDR Berbagai Daerah
LDR Ja a (75%) < LDR Nasi nal (81 6%)LDR Beberapa Propinsi di Jawa
120
19
LDR Jawa (75%) < LDR Nasional (81,6%)
LDR Luar Jawa (90.5%) > LDR Nasional
Lebih tingginya rasio LDR (kredit dibagi DPK) Luar Jawa dibandingkan dengan rasio LDR 60
80
100
120
L (%
)
Luar Jawa dibandingkan dengan rasio LDR Jawa karena faktor pembagi yang lebih kecil (DPK) untuk Luar Jawa
0
20
40
r KI Y g m a al
NPL
Jaba
r
DKI
DIY
Jaten
g
Jatim
Jawa
Nasion
al
LDR Beberapa Propinsi di Luar Jawa
180
(data Agustus ’08)
100120140160180
(%)
020406080
LDR
(
NADSum
utSum
bar
RiauSum
sel
Lampun
gKals
elKalb
arKalt
imKalt
eng
Sulten
gSuls
elSulu
tSult
raNTBBali NTT
Maluku
Papua
Maluku
Utar
aLu
ar Ja
waNas
ional
(data Agustus ’08)
Kredit di Luar Jawa lebih kecil drpd Kredit di Jawa
Potensi Luar Jawa 20
J p Jmasih ada potensi peningkatan kredit
Namun demikian, DPK di Luar Jawa lebih kecil drpd DPK di J ih d i i k DPK DPK di Jawa masih ada potensi peningkatan DPK
Diperlukan tindakan-tindakan untuk memobilisasi dana masyarakatdana masyarakat
Pengenalan lebih dekat produk-produk perbankan (Program Ayo ke Bank dan sarana edukasi lainnya)(Program Ayo ke Bank dan sarana edukasi lainnya)
Pemanfaatan sarana kas keliling yang lebih baik
Ti k t DPK l bih ti i k b ik Tingkat DPK yang lebih tinggi akan memberikan likuiditas yang lebih tinggi sehingga memungkinkan bank untuk melaksanakan fungsi intermediasi dengan l bih lebih aman
Monitoring terhadap sektor riil secara ketat
Antisipasi dalam Hadapi Krisis (1) 21
g p
Industri dengan orientasi ekspor
Industri terkait dengan komoditiIndustri terkait dengan komoditi
Industri terkait dengan pariwisata dan transportasi
I d i h i i ( li Industri yang human resource intensive (analisa dampak kemungkinan PHK)
UMKM (terutama usaha usaha yang mendapatkan UMKM (terutama usaha-usaha yang mendapatkan pendanaan dari bank)
Dialog dan Komunikasi dengan instansi terkait (Bank
Antisipasi dalam Hadapi Krisis (I1) 22
g g (Indonesia/Kantor Bank Indonesia (KBI)
Memberikan masukan terkait sektor riil
Memahami langkah-langkah yang diambil untuk kemudian dapat membantu memberikan pemahaman kepada pelaku sektor riil (misal kredit pemahaman kepada pelaku sektor riil (misal kredit diprioritaskan untuk usaha produktif)
Menjajagi kemungkinan diversifikasi tujuan ekspor bagi Menjajagi kemungkinan diversifikasi tujuan ekspor bagi industri ekspor
Mempercepat penyelesaian proyek-proyek pemerintah p p p y p y p y pdan pembayarannya
Melakukan efisiensi biaya diberbagai bidang
Terima KasihTerima Kasih