31
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA STANDARPELAYANANPENUMPANGKELASEKONOMI ANGKUTANUDARANIAGABERJADWALDALAMNEGERI a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 100 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan memberikan perlindungan serta pelayanan terhadap pengguna jasa angkutan udara perlu ditetapkan standar pe1ayanan penumpang kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri; 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4956); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

  • Upload
    dodien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

STANDARPELAYANANPENUMPANGKELASEKONOMIANGKUTANUDARANIAGABERJADWALDALAMNEGERI

a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 100Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan dan memberikan perlindungan sertapelayanan terhadap pengguna jasa angkutan udara perluditetapkan standar pe1ayanan penumpang kelas ekonomiangkutan udara niaga berjadwal dalam negeri;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a, perlu menetapkan Peraturan MenteriPerhubungan tentang Standar Pelayanan PenumpangKelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal DalamNegeri;

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 8, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3821);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4956);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 ten tang PelayananPublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5038);

Page 2: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

4. Undang-Undang Nomor 11 Ta?un 2011 tent~gPengesahan Convention On The Rights Of Persons WIthDisabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak PenyandangDisabilitas);

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun1999 ten tang Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat danOrang Sakit pada Sarana dan Prasarana Perhubungan;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM9 Tahun 2010tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPerhubungan;

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut AngkutanUdara sebagaimana dirubah terakhir dengan PeraturanMenteri Perhubungan Nomor PM 92 Tahun 2011 tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab PengangkutAngkutan Udara;

PERATURANMENTERI PERHUBUNGANTENTANGSTANDARPELAYANANPENUMPANG KELAS EKONOMI ANGKUTANUDARANIAGABERJADWALDALAMNEGERI.

1. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagaipedoman penyelenggaraan pelayanan angkutan udara niaga berjadwaldalam negeri dan acuan penilaian kualitas pelayanan yang merupakankewajiban badan usaha angkutan udara niaga beIjadwal kepada calonpenumpang dan penumpang kelas ekonomi dalam rangka pelayanan yangberkualitas, cepat dan mudah.

2. Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawatudara untuk mengangkut penumpang kargo danl atau pos untuk satuperjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lainatau beberapa Bandar udara.

3. Angkutan Udara Niaga Berjadwal adalah angkutan udara niaga dalam rutepenerbangan yang dilakukan secara tetap dan teratur.

Page 3: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

4. Badan Usaha Angkutan Udara adalah badan usaha milik negara, badanusaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroanterbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan pesawatudara untuk digunakan mengangkut penumpang, kargo, danl atau posdengan memungut pembayaran.

5. Penumpang adalah orang yang namanya tercantum dalam tiket yangdibuktikan dengan dokumen identitas diri yang sah dan memiliki pasmasuk pesawat (boarding pass).

6. Penumpang dengan kebutuhan khusus adalah penumpang karena kondisifisiknya danl atau permintaan khusus penumpang yang memerlukanfasilitas dan perlakuan khusus, seperti penyandang disabilitas, lanjutusia, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit.

7. Penyandang disabilitas adalah penumpang yang memiliki keterbatasanfisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yangdalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapatmenemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh danefektif berdasarkan kesamaan hak.

8. Lanjut usia adalah penumpang dengan usia di atas 60 (enam puluh)tahun.

9. Orang sakit adalah penumpang yang karena kondisi kesehatannyamembutuhkan fasilitas tambahan antara lain oxygen mask, kursi rodadan/atau stretcher, yang dalam hal ini dibatasi tidak berlaku untukpenumpang dengan penyakit menular sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

10. Reservasi adalah proses pemesanan tiket yang dilakukan calonpenumpang untuk melakukan penerbangan.

11. Tiket adalah dokumen berbentuk cetak, melalui proses elektronik, ataubentuk lainnya, yang merupakan salah satu alat bukti adanya perjanjianangkutan udara antara penumpang dan pengangkut, dan hak penumpanguntuk menggunakan pesawat udara atau diangkut dengan pesawat udara.

12. Ticketing adalah proses mulai dari pembayaran tiket sampai denganditerbitkannya (issued) tiket.

13. Check-In adalah proses pelaporan calon penumpang kepada badan usahaangkutan udara untuk melakukan penerbangan.

14. Boarding adalah proses pelayanan penumpang dari ruang tunggu sampaidengan naik pesawat udara.

15. Denied Boarding Passenger adalah kondisi penumpang dalam statusterangkut (confirm) tetapi tidak dapat diangkut karena alasan kapasitaspesawat udara tidak mencukupi.

16. Transit adalah proses singgahnya penumpang di suatu bandar udaradalam jangka waktu tertentu untuk melanjutkan penerbangan ke bandarudara tujuan dengan pesawat udara yang sama.

Page 4: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

17. Transfer adalah proses singgahnya penumpang di suatu bandar udaradalam jangka waktu tertentu untuk melanjutkan penerbangan ke bandarudara tujuan dengan pesawat udara yang berbeda.

18. Bagasi Tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan olehpenumpang kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udarayang sama.

19. Bagasi Kabin adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan beradadalam pengawasan penumpang sendiri.

20. Kelas ekonomi adalah kelas layanan pada ke1ompok pelayanan fullservices, medium services, dan no frills, dengan tarif batas atas ditetapkanoleh pemerintah.

21. Kelas ekonomi tertentu adalah kelas ekonomi pada kelompok pelayananmedium service yang mendapatkan layanan tambahan.

22. Media Publikasi adalah sarana penyampaian informasi yang disediakanoleh badan usaha angkutan udara dalam bentuk antara lain alamat situs(website), call centre, media massa, maupun media lainnya.

23. Bandar Udara adalah kawasan di daratan danjatau perairan denganbatas - batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udaramendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muatbarang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yangdilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan,serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

24. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan penerbangan.

25. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

(1) Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal wajib memberikanpelayanan kepada penumpang dalam negeri yang memenuhi standarpelayanan.

(2) Standar pelayanan penumpang angkutan udara niaga beIjadwal dalamnegeri selain kelas ekonomi ditetapkan oleh masing-masing badan usahaangkutan udara niaga beIjadwal.

(3) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi :

a. standar pelayanan sebelum penerbangan (pre-flight);b. standar pelayanan selama penerbangan (in-jlight); danc. standar pelayanan setelah penerbangan (post-jlight).

Page 5: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

(1) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)memperhatikan kelompok pelayanan yang diterapkan oleh masing-masingbadan usaha angkutan udara niaga berjadwal.

(2) Kelompokpelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi :

a. pelayanan dengan standar maksimum (full services);b. pelayanan dengan standar menengah (medium services); danc. pelayanan dengan standar minimum (nofrills).

(3) Kelompokpelayanan wajib disampaikan kepada publik secarajelas, benardan mudah di akses melalui media publikasi.

Bagian KesatuStandar Pelayanan Sebelum Penerbangan (PreFlight)

Standar pelayanan sebelum penerbangan (pre-flight) terdiri dari :

a. informasi penerbangan;b. reservasi tiket;c. ticketing;d. check-in;e. proses menuju ke ruang tunggu;f. boarding; dang. penanganan keterlambatan penerbangan, pembatalan penerbangan dan

denied boarding passenger.

Bagian KeduaInformasi Penerbangan

Informasi penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,disediakan melalui media publikasi yang meliputi informasi mengenai :

a. kelompok pelayanan yang diterapkan oleh badan usaha angkutan udaraniaga berjadwal yang bersangkutan;

b. rute dan jadwal penerbangan;c. tarif yang berlaku pada masing-masing rute;d. cara reservasi tiket;e. cara pembayaran tiket;f. cara penerbitan tiket; dang. syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh badan usaha angkutanudara niaga berjadwal.

Page 6: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Bagian KetigaReservasi

Standar pelayanan reservasi tiket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 hurufb, antara lain :

a. media reservasi;b. prosedur perubahan tiket;c. prosedur pembatalan tiket dan jangka waktu pengembalian uang tiket

(refund);d. masa berlaku tiket; dane. batas waktu pembayaran tiket (time limit).

Media reservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dapatdilakukan melalui internet, telepon, kantor pusat badan usaha angkutanudara niaga berjadwal bersangkutan, kantor perwakilan di bandar udara,kantor perwakilan atau agen penjualan tiket di luar bandar udara.

Prosedur perubahan tiket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b,meliputi:a. perubahan jadwal penerbangan;b. koreksi nama;c. perubahan rute; dand. perubahan kelas penerbangan (upgrading).

Prosedur pembatalan tiket dan jangka waktu pengembalian uang tiket (refund)sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, yaitu :

a. pengembalian uang tiket kepada penumpang dari pembelian tiket secaratunai wajib dilakukan selambat-Iambatnya 15 (lima belas) hari sejakpengajuan; dan

b. pengembalian uang tiket kepada penumpang dari pembelian tiket dengankartu kredit atau debet wajib dilakukan selambat-Iambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak pengajuan.

Bagian KeempatTicketing

Standar pelayanan ticketing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf csekurang-kurangnya meliputi :

a. pembayaran tiket; danb. penerbitan tiket.

Page 7: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Pembayaran tiket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a dapatdilakukan antara lain melalui ATM,kartu kredit via web, cash atau debit carddi kantor pusat badan usaha angkutan udara niaga berjadwal bersangkutan,kantor perwakilan atau agen penjualan tiket, beserta syarat dan ketentuanyang mengikutinya.

(1) Penerbitan tiket sebagaimana dimaksud pada dalam Pasal 10 huruf b,meliputi:a. cara penerbitan tiket; danb. kejelasan informasi tiket.

(2) Cara penerbitan tiket sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dapatdilakukan secara langsung atau melalui internet, di kantor pusat badanusaha angkutan udara niaga berjadwal bersangkutan, kantor perwakilanatau agen penjualan tiket.

(3) Kejelasan informasi tiket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmerupakan informasi tertulis di dalam tiket penumpang (berlaku bagitiket konvensional maupun elektronik tiket) yang paling sedikit memuat :

a. nomor, tempat dan tanggal penerbitan;b. nama pengangkut;c. nama penumpang;d. tempat, tanggal, dan waktu pemberangkatan di bandar udara asal;e. tempat, tanggal, dan waktu kedatangan di bandar udara tujuan;f. nomor penerbangan;g. tempat pendaratan yang direncanakan antara tempatpemberangkatan dan tempat tujuan, apabila ada;

h. harga tiket yang dibayarkan;i. kelompok pelayanan yang diterapkan oleh badan usaha angkutanudara niaga berjadwal yang bersangkutan;

j. alamat layanan pengaduan pelanggan (telepon, email, website,dll);k. pernyataan bahwa pengangkut tunduk pada ketentuan dalam UndangUndang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan PeraturanMenteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2011 tentang TanggungJawab Pengangkut Angkutan Udarajuncto PMNomor92 Tahun 2011tentang Perubahan atas PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung JawabPengangkut Angkutan Udara ; dan

1. syarat dan ketentuan umum perjanjian pengangkutan paling sedikitterdiri dari:

1) ketentuan batas waktu check-in;

2) ketentuan bagasi kabin dan tercatat;

Page 8: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

3) ketentuan bahwa tiket penumpang hanya dapat digunakan olehorang yang namanya tertera pada tiket dan tidak dapatdipergunakan oleh orang lain. Pengangkut wajib menolakpengangkutan penumpang apabila nama penumpang yang terterapada tiket tidak sesuai dengan kartu identitas; dan

4) ketentuan-ketentuan lain yang diberlakukan dalam perjanjianpengangkutan tersedia di website (dengan menyebutkan alamatlengkap website badan usaha angkutan udara niaga berjadwalyang bersangku tan).

5) Penumpang wajib melaporkan barang berharga atau yangdianggap berharga yang dimuat dalam bagasi tercatat, kepadapetugas check-in.

Bagian KelimaCheck-In

Standar pelayanan check-in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf dmeliputi:

a. petugas check-in;b. ketersediaan pelayanan check-in;c. batas waktu buka check-in counter,d. batas waktu tutup check-in counter,e. kesesuaian tanda pengenal;f. pas masuk pesawat (boarding pass);g. ketentuan bagasi tercatat;h. ketentuan bagasi kabin;i. batas waktu lamanya antrian check-in; danj. batas waktu lamanya proses pelayanan check-in.

Sikap petugas check-in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a,diantaranya :

a. ramah dan cepat tanggap (responsif); danb. memberikan prioritas check-in terlebih dahulu kepada penumpang yangtelah berada dalam antrlan check-in, dan dengan kondisi 15 (lima belas)menit sebelum waktu tutup check-in counter

Ketersediaan pelayanan check-in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 hurufb disediakan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal danpenumpang tidak dapat dikenakan biaya atas jasa pelayanan check-in counter.

Page 9: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Untuk kelancaran proses check in, batas waktu buka check-in countersebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c selambat-lambatnya 2 (dua)jam sebelum jadwal keberangkatan.

Batas waktu tutup check-in counter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13huruf d yaitu 30 (tigapuluh) menit sebelum jadwal keberangkatan.

Kesesuaian tanda pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf eyaitu adanya pemeriksaan kesesuaian antara tanda identitas penumpang(KTP,81M, Paspor, atau identitas diri yang sah yang masih berlaku) denganketerangan yang tercantum di dalam tiket.

Pasal19

Pas masuk pesawat udara (boarding pass) sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 huruf f diberikan oleh petugas yang telah ditunjuk oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwal kepada penumpang, yang di dalamnyaterdapat kejelasan informasi paling sedikit memuat tentang :

a. nama penumpang;b. nama pengangkut;c. rute penerbangan;d. nomor penerbangan;e. tanggal dan jam keberangkatan;f. nomor tempat duduk;g. pintu masuk ke ruang tunggu menuju pesawat udara (boarding gate); danh. waktu masuk pesawat udara (boarding time).

(1) Ketentuan bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf gmeliputi:

a. informasi berat, biaya tambahan untuk kelebihan berat bagasitercatat, dan jenis barang yang dapat diangkut;

b. dilakukannya olah informasi keamanan (security question) danpenimbangan terhadap bagasi tercatat;

c. penyerahan dan penempatan tanda pengenal bagasi tercatat; dand. informasi tanda pengenal bagasi tercatat.

(2) Informasi berat dan biaya tambahan untuk kelebihan berat bagasitercatat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a meliputi :

a. informasi berat maksimal bagasi tercatat yang tidak dikenakan biayasesuai dengan kelompok pelayanan, disampaikan melaluipengumuman resmi secara tertulis dapat diletakkan di check-incounter, Flight Information Display System (FIDS), atau banner; dan

Page 10: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

b. informasi biaya tambahan apabila melebihi berat maksimal bagasitercatat yang telah ditetapkan dapat diletakkan di chek-in counter,Flight Information Display System (FIDS),atau banner.

c. informasi bahwa badan usaha angkutan udara niaga berjadwal tidakbertanggung jawab terhadap barang berharga yang disimpan di dalambagasi tercatat, kecuali terdapat perjanjian persetujuan pengangkutansecara tertulis dari pihak badan usaha angkutan udara niagaberjadwal yang bersangkutan. Dalam hal ini badan usaha angkutanudara niaga berjadwal dapat meminta kepada penumpang untukmengasuransikan barang tersebut.

(3) Dilakukannya olah informasi keamanan (security question) danpenimbangan terhadap bagasi tercatat sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b bahwa sebelum dilakukan penimbangan, petugas check inwajib mengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamananbagasi tercatat (security questions / baggage profiling), berkaitan denganbarang berharga atau yang dianggap berharga yang ditempatkan di bagasitercatat. Apabila penumpang menyatakan bahwa tidak terdapat barangberharga atau yang dianggap berharga pada bagasi tercatat, makapetugas check in wajib menempelkan label bertanda "non valuable thinginside" pada bagasi tercatat tersebut dan pada tanda pengenal bagasi(claim tag);

(4) Tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c wajib dibuat secara jelas, mudah dibaca, tidak mudah sobek danlepas, dan memiliki barcode;

(5) Penyerahan dan penempatan tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimanadimaksud pada ayat (1)huruf c dilakukan oleh petugas check-in;

(6) Informasi tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimana dimaksud padaayat (1)huruf d paling sedikit memuat :

a. nomor tanda pengenal bagasi;b. nama atau logopengangkut;c. tanggalpenerbangan;d. nomor penerbangan;e. kode tempat keberangkatan dan tempat tujuan; danf. berat bagasi.

Pasal21

(1) Ketentuan bagasi kabin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf h,berupa 1 (satu) koli dengan berat 7 (tujuh) kg, dimensi paling besar58x46x23 cm yang disesuaikan dengan headrack dan satu tas barangpribadi untuk keperluan selama perjalanan (personal item) yang te1ahditetapkan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal.

Page 11: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan melaluipengumuman resmi secara tertulis yang diletakkan di check in counter,Flight Information Display System (FIDS)atau banner.

Batas waktu lamanya antrian check-in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13huruf i paling lama 20 (dua puluh) menit per penumpang.

Batas waktu lamanya proses pelayanan check-in sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 huruf j paling lama 2 (dua) menit 30 (tiga puluh) detik perpenumpang.

Bagian KeenamProses Menuju Ruang Tunggu

Proses menuju ruang tunggu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf emeliputi:

a. ketersediaan informasi menuju ke ruang tunggu;b. Ketersediaan fasilitas ruang tunggu eksekutif sesuai dengan kelompok

pelayanan.

Ketersediaan informasi menuju ke ruang tunggu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 24 huruf a, badan usaha angkutan udara niaga berjadwal wajibmenyediakan informasi posisi ruang tunggu melalui Flight Information DisplaySystem (FIDS) atau papan petunjuk yang diatur oleh penyelenggara bandarudara dan tersedianya petugas yang membantu mengarahkan penumpang.

(1) Ketersediaan fasilitas ruang tunggu eksekutif sesuai dengan kelompokpelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b, badan usahaangkutan udara niaga beIjadwal yang menerapkan kelompok pelayananmedium service menyediakan fasilitas ruang tunggu eksekutif (executivelounge) untuk penumpang kelas ekonomi tertentu, dengan fasilitaspendingin ruangan, terminallistrik, makanan dan minuman ringan, sertapublic address system.

(2) Ketersediaan ruang tunggu eksekutif (executive lounge) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas yang adapada masing-masing bandar udara dan satu temp at ruang tunggueksekutif dapat digunakan secara bersama-sama oleh lebih dari satubadan usaha angkutan udara niaga beIjadwal.

Page 12: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

(3) Bagi badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang menerapkankelompok pelayanan full service dan no frills, ketersediaan fasilitas ruangtunggu eksekutif diserahkan kepada masing-masing badan usahaangkutan udara niaga berjadwal.

Bagian KetujuhBoarding

Standar pelayanan boarding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf fmeliputi:

a. pelayanan petugas boarding;b. penutupan batas waktu naik pesawat udara (boarding)c. proses menuju ke pesawat;

Pelayanan petugas boarding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf ameliputi penyampaian informasi dan ketersediaan petugas, diantaranya :

a. tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udaraniaga berjadwal yang menyampaikan informasi kepada penumpang padasaat boarding dan melakukan pemeriksaan pas masuk pesawat (boardingpass) serta kesesuaian tanda pengenal penumpang.

b. Pemeriksaan kesesuaian tanda pengenal pada saat boarding sebagaimanadimaksud pada huruf a dilakukan apabila pada saat proses check in belumdilakukan pemeriksaan.

c. tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udaraniaga berjadwal yang mengarahkan penumpang dari ruang tunggu sampaidengan naik ke pesawat.

Penutupan batas waktu naik pesawat udara (boarding) sebagaimana dimaksuddalam Pasal27 hurufb dilakukan 10menit sebelumjadwal keberangkatan.

Pada saat proses menuju ke pesawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27huruf c, badan usaha angkutan udara niaga berjadwal wajib menyediakanfasilitas antara lain:

a. tersedianya kendaraan bermotor roda empat atau lebih apabila parkingpesawat berada di remote parking area danjatau jarak antara terminalkeberangkatan dan parking pesawat lebih dari 200 (dua ratus) meterdengan kondisi tempat atau ruang terbuka dan tidak tersedia akses pejalankaki; atau

b. penggunaan garbarata apabila tersedia slot untuk menggunakan garbaratasesuai tipe pesawat yang digunakan.

Page 13: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Bagian KedelapanPenanganan Keterlambatan, Pembatalan Penerbangan dan Denied Boarding

Passenger

Pasal31

Standar pelayanan penanganan keterlambatan, pembatalan penerbangan dandenied boarding passenger sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf gmeliputi:a. informasi kepada penumpang apabila terjadi keterlambatan, pembatalanpenerbangan;

b. pelayanan petugas pada saat terjadinya keterlambatan, pembatalanpenerbangan dan denied boarding passenger;

c. mekanisme pemberian kompensasi;d. mekanisme pemberian ganti kerugian.

Informasi kepada penumpang apabila terjadi keterlambatan, pembatalanpenerbangan dan denied boarding passenger sebagaimana dimaksud dalamPasal 31 huruf a yaitu penyampaian informasi yang benar dan jelas, antaralain:

a. alasan keterlambatan penerbangan yang disampaikan kepada penumpangsecara langsung melalui telepon atau pesan layanan singkat, atau melaluimedia pengumuman, selambat-Iambatnya 45 (empat puluh lima) menitsebelum jadwal keberangkatan atau sejak pertama kali diketahui adanyaketerlambatan;

b. pembatalan penerbangan yang disampaikan kepada penumpang secaralangsung melalui telepon atau pesan layanan singkat, atau melalui mediapengumuman, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum pelaksanaanpenerbangan;

c. dalam hal keterlambatan atau pembatalan penerbangan yang disebabkanoleh factor cuaca, informasi dapat disampaikan kepada penumpang sejakdiketahui adanya gangguan cuaca; dan

d. perubahan jadwal penerbangan (reschedule) yang disampaikan kepadapenumpang secara langsung melalui telepon atau pesan layanan singkat,atau melalui media pengumuman, paling lambat 24 (dua puluh empat) jamsebelum pelaksanaan penerbangan.

Pasal33

Pelayanan petugas pada saat teIjadinya keterlambatan, pembatalanpenerbangan dan denied boarding passenger sebagaimana dimaksud dalampasal 31 huruf b berupa tersedianya petugas berupa staf badan usahaangkutan udara niaga beIjadwal setingkat Station Manager atau staf lainnyayang ditunjuk dan diberikan kewenangan dalam menangani penumpang yangjadwal penerbangannya mengalami keterlambatan, pembatalan penerbangan,dan denied boarding passenger.

Page 14: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Mekanisme pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31huruf c merupakan pemberian kompensasi kepada penumpang sesuaiperaturan perundangan yang berlaku pada saat tetjadi keterlambatan sampaidengan 4 (empat)jam, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. keterlambatan lebih dari 60 (enam puluh) menit sampai dengan 120(seratus dua puluh) menit, badan usaha angkutan udara niaga betjadwalwajib memberikan minuman dan makanan ringan (snack box);

b. keterlambatan lebih dari 120 (seratus dua puluh) menit sampai dengan180 (seratus delapan puluh) menit, badan usaha angkutan udara niagabetjadwal wajib memberikan minuman, makanan ringan (snack box),makanan berat (heavy mean dan memindahkan penumpang kepenerbangan berikutnya, atau ke badan usaha angkutan udara lainnya,apabila diminta oleh penumpang; dan

c. keterlambatan lebih dari 180 (seratus delapan puluh) menit sampai dengan240 (dua ratus empat puluh) menit, badan usaha angkutan udara niagabetjadwal wajib memberikan minuman, makanan ringan (snack box),makanan berat (heavy mean dan apabila penumpang tersebut tidak dapatdipindahkan ke penerbangan berikutnya atau ke badan usaha angkutanudara niaga betjadwal lainnya, maka kepada penumpang tersebut wajibdiberikan fasilitas akomodasi untuk dapat diangkut pada penerbanganhari berikutnya.

Mekanisme pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31huruf d merupakan pemberian ganti kerugian kepada penumpang mengacuPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM77 Tahun 2011 tentang TanggungJawab Pengangkut Angkutan Udarajuncto PMNomor92 Tahun 2011 tentangPerubahan atas PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab PengangkutAngkutan Udara, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pemberian ganti rugi sebesar Rp. 300.000,00 dalam hal terjadiketerlambatan lebih dari 4 (empat) jam dapat berupa uang tunai, voucheryang dapat diuangkan, atau melalui transfer rekening, selambat-lambatnya3 x 24 jam;

b. Apabila tetjadi pembatalan penerbangan, badan usaha angkutan udaraniaga berjadwal wajib mengembalikan seluruh biaya tiket kepadapenumpang secara tunai atau melalui transfer ke rekening kartu kreditapabila tiket dibeli melalui transaksi non tunai. Untuk tunai dibayarkanpada saat tetjadinya pembatalan, sedangkan untuk transaksi non tunaiselambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender.

Page 15: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

c. Apabila teIjadi perubahan jadwal penerbangan (retiming atau rescheduling)dan penumpang tidak dapat dipindahkan ke penerbangan berikutnya atauke penerbangan badan usaha angkutan udara niaga beIjadwal lainnya,maka badan usaha angkutan udara niaga beIjadwal wajib memberikanfasilitas akomodasi untuk dapat diangkut pada penerbangan hariberikutnya.

d. Apabila sejak diketahui adanya keterlambatan penerbangan atauperubahan jadwal penerbangan, penumpang menolak untuk diterbangkandan menolak segala bentuk kompensasi dan ganti kerugian, maka badanusaha angkutan udara niaga berjadwal wajib mengembalikan seluruh biayatiket kepada penumpang secara tunai atau melalui transfer ke rekeningkartu kredit apabila tiket dibeli melalui transaksi non tunai. Untuk tunaidibayarkan pada saat terjadinya pembatalan, sedangkan untuk transaksinon tunai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender.

Bagian KesatuStandar Pelayanan Selama Penerbangan (In-Flight)

Standar pelayanan selama penerbangan (in-flight), meliputi :

a. fasilitas dalam pesawat; dan

b. awak kabin.

Bagian KeduaFasilitas Dalam Pesawat

Fasilitas dalam pesawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a,meliputi:

a. bagasi tercatat;

b. lavatory (toilet);

c. interior dan fasilitas;

d. media hiburan, majalah atau surat kabar;

e. makanan dan minuman; dan

f. informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan.

Page 16: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a, merupakanketersediaan bagasi tercatat bagi seluruh kelompok pelayanan denganketentuan sebagai berikut :

paling banyak 20 kg tanpadikenakan biaya;

paling banyak 15 kg tanpadikenakan biaya; dan

dikenakan biaya.

b. kelompok mediumservice

a. kondisi toilet yang bersih dan berfungsi dengan baik; dan

b. tersedianya perlengkapan toilet (air,tissue,sabun cair).

Interior dan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf c, meliputiketersediaan :

a. lampu baca, bel pramugari, ventilasi AC;

b. first aid kits dan oxygen mask; dan

c. buku doa.

Media hiburan dan majalah atau surat kabar sebagaimana dimaksud dalamPasal 37 huruf d merupakan ketersediaan dan berfungsinya media hiburandan majalah atau surat kabar sesuai dengan kelompok pelayanannya sebagaiberikut:

tersedia fasilitas media hiburan,majalah, atau surat kabar yangdisesuaikan dengan fasilitas yangtersedia di pesawat;

tersedia fasilitas majalah atau suratkabar; dan

b. kelompok mediumservice

tidak wajib disediakan fasilitas mediahiburan, majalah atau surat kabar.

Page 17: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Standar makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 hurufe adalah ketersediaan makanan dan minuman yang ada di pesawat sesuaidengan kelompok pelayanan sebagai berikut :

tersedia makanan dan minuman tanpabiaya tambahan, dengan ketentuansebagai berikut :

1) untuk penerbangan sampai dengan90 (sembilan puluh) menit, tersediaminuman dan makanan ringan(snack box) ; dan

2) untuk penerbangan lebih dari 90(sembilan puluh) menit, tersediaminuman dan makanan berat (heavymean·

b. kelompok mediumservice

tersedia makanan ringan (snack box) danminuman mineral tanpa biaya tambahan

tersedianya makanan dan minuman,dengan biaya tambahan.

Informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal37 huruf f, meliputi :

a. tersedianya informasi dan buku petunjuk keselamatan dan keamananpenerbangan; dan

b. bagi pesawat udara yang memiliki televisi, wajib memperagakan secaraaudio visual tentang petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan.

Bagian KetigaAwak Kabin

Awak kabin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b wajib memilikikemampuan komunikasi dan jelas dalam menyampaikan informasi selamapenerbangan, tanggap, terampil, ramah, rapi dan sopan.

Page 18: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Bagian KesatuStandar Pelayanan Setelah Penerbangan (Post Flight)

Standar pelayanan setelah penerbangan (post-flight), meliputi :

a. proses turun pesawat;b. transit atau transfer,c. pengambilan bagasi tercatat; dand. penanganan keluhan pelanggan.

Bagian KeduaProses Turun Pesawat

Proses turun pesawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf a,meliputi:

a. ketersediaan informasi;b. ketersediaan fasilitas; danc. ketersediaan petugas.

Ketersediaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf ameliputi adanya informasi atau petunjuk yang mengarahkan penumpangmenuju ke terminal kedatangan bandar udara tujuan.

Ketersediaan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf b adalahadanya fasilitas yang memberikan kemudahan bagi penumpang turun pesawatmenuju ke terminal kedatangan berupa:

a. tersedianya kendaraan bermotor roda empat atau lebih apabila parkingpesawat berada di remote parking area danjatau jarak antara terminalkedatangan dan parking pesawat lebih dari 200 (dua ratus) meter dengankondisi tempat atau ruang terbuka dan tidak tersedia akses jalanjkoridor;atau

b. penggunaan garbarata apabila tersedia slot untuk menggunakan garbaratasesuai tipe pesawat yang digunakan.

Ketersediaan petugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf c adalahadanya petugas yang ditunjuk oleh badan usaha angkutan udara niagaberjadwal yang mengarahkan penumpang menuju ke terminal kedatangan.

Page 19: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Bagian KetigaTransit atau Transfer

Transit atau transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf b,meliputi:a. informasi dan fasilitas pada saat menuju ke transit atau transfer counter,dan

b. pelayanan petugas di transit atau transfer counter.

Informasi dan fasilitas pada saat menuju ke transit atau transfer countersebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a, antara lain tersedianyainformasi proses transit atau transfer melalui Flight Information Display System(FIDS) atau papan petunjuk yang disediakan oleh badan usaha angkutanudara niaga berjadwal bagi penumpang menuju ke transit atau transfercounter.

Pelayanan petugas di transit atau transfer counter sebagaimana dimaksuddalam Pasal50 huruf b, meliputi :

a. tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udaraniaga beIjadwal di transit atau transfer counter untuk melayani danmengarahkan penumpang menuju ke transit atau transfer counter, dan

b. kejelasan penyampaian informasi transit atau transfer penerbangan olehpetugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udara niagabeIjadwal kepada penumpang.

Bagian KeempatPengambilan bagasi tercatat

Pengambilan bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf cmeliputi:a. informasi dan pelayanan petugas; danb. mekanisme pemberian ganti kerugian.

Informasi dan pelayanan petugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53huruf a meliputi adanya informasi yang benar dan jelas mengenai lokasipengambilan bagasi tercatat di terminal kedatangan bandar udara tujuan,serta tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutanudara niaga beIjadwal yang melakukan pengecekan kesesuaian label bagasitercatat dengan barang bagasi tercatat.

Page 20: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Mekanisme pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53huruf b diantaranya ketersediaan petugas yang menangani pemberian gantikerugian sebagai tanggung jawab pengangkut terhadap kehilangan, kerusakanatau keterlambatan bagasi, sesuai ketentuan yang berlaku, denganmekanisme waktu penanganan selambat-Iambatnya 14 hari kalender sejakpenumpang mengajukan keluhan.

Bagian KelimaPenanganan keluhan penumpang

Penanganan keluhan penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45huruf d, meliputi :

a. adanya informasi prosedur atau mekanisme yangjelas untuk penyampaiankeluhan penumpang beserta batas waktu tindak lanjut yang selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender, dan informasiganti kerugian sesuai ketentuan yang berlaku;

b. tersedianya fasilitas layanan keluhan penumpang yang disediakan olehbadan usaha angkutan udara niaga berjadwal, antara lain berupa : SMS,Telepon, Kotak Saran, E-mail, dan sarana lainnya; dan

c. tersedianya counter dan petugas yang ditempatkan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwal yang menangani keluhan penumpang, disetiap bandar udara yang dilayani.

Bagian KesatuStandar Pelayanan Penumpang Dengan Kebutuhan Khusus

(1) Standar Pelayanan tambahan yang wajib disediakan untuk penumpangdengan kebutuhan khusus meliputi :

a. standar pelayanan sebelum penerbangan (pre-flight);b. standar pelayanan selama penerbangan (in-flight); danc. standar pelayanan setelah penerbangan (post-flight).

(2) Jumlah total penumpang disabilitas dan anak-anak UM (UnaccompaniedMinor) hanya boleh diangkut sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh persen)dari total kapasitas pesawat udara yang digunakan per penerbangan.

(3) Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal memberikan pelayananterhadap anak-anak yang melakukan penerbangan tanpa pendamping(Unaccompanied Minorj paling sedikit memuat :

Page 21: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

a. tersedianya petugas yang mendampingi anak-anak yang melakukanpenerbangan tanpa pendamping (UM)sejak proses pre jlight sampaikepada proses injlight, termasuk transit;

b. adanya berita acara serah terima untuk setiap tahapan prosesnya;dan

c. adanya pelabelan tanda UM pada penumpang UM dan pada bagasikabin dan tercatat.

Anak-anak dengan usia dibawah 6 (enam) tahun dalam melakukanpenerbangan wajib didampingi oleh orang dewasa yang bertanggungjawab penuh.

Wanita hamil wajib memiliki surat rekomendasi terbang dari dokter danmemberikan surat pernyataan.

Penumpang yang menggunakan oxygen mask danJatau stretcher wajibdidampingi oleh orang yang bertanggung jawab dan memiliki suratrekomendasi terbang dari dokter.

Bagian KeduaStandar Pelayanan Sebelum Penerbangan (Pre-Flight)

Pasal58

Standar pelayanan tambahan sebelum penerbangan (pre-jlight) bagipenumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal57 ayat (1)huruf a terdiri dari :

a. informasi penerbangan;b. check-in;c. proses menuju ke ruang tunggu; dand. boarding.

Standar pelayanan informasi penerbangan bagi penumpang dengankebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf a, adalahadanya informasi penerbangan yang benar dan jelas bagi calon penumpangdengan kebutuhan khusus melalui media publikasi yang mudah diperolehmengenai :

a. fasilitas yang tersedia di bandar udara asal dan tujuan untuk penumpangdengan kebutuhan khusus; dan

b. fasilitas yang disediakan oleh badan usaha angkutan udara niagaberjadwal untuk penumpang dengan kebutuhan khusus.

(1) Standar pelayanan check-in bagi penumpang dengan kebutuhan khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf b, diantaranya :

a. tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutanudara niaga berjadwal yang membantu penumpang dengankebutuhan khusus melakukan proses check-in; dan

Page 22: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

1) Penumpang wanita hami1;2) Penumpang lanjut usia;3) Penumpang penyandang disabilitas; dan4) Penumpang orang sakit.

(2) Setiap penumpang dengan kebutuhan khusus pada saat melakukanproses reservasi tiket dan proses check-in, wajib memberitahukankebutuhan fasilitas tambahan kepada petugas badan usaha angkutanudara niaga berjadwal.

Standar pelayanan proses menuju ke ruang tunggu bagi penumpang dengankebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf c,diantaranya tersedianya fasilitas (antara lain kursi roda) dan petugas yangditempatkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal untukmembantu dan mengarahkan penumpang dengan kebutuhan khusus daricheck-in counter menuju ke ruang tunggu.

Standar pelayanan boarding bagi penumpang dengan kebutuhan khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal58 huruf d, diantaranya:

a. pemberian prioritas serta tersedianya petugas yang ditempatkan olehbadan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang membantu penumpangdengan kebutuhan khusus dari ruang tunggu sampai dengan naik kepesawat; dan

b. tersedianya fasilitas kemudahan untuk menuju ke pesawat dan naik kepesawat bagi penumpang dengan kebutuhan khusus (misalnya denganmenggunakan kursi roda atau electric car).

Bagian KetigaStandar Pelayanan Selama Penerbangan (In-Flight)

Standar pelayanan tambahan selama penerbangan (in-flight) bagi penumpangdengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 57 ayat (1)huruf b terdiri dari :

a. fasilitas dalam pesawat; danb. awak kabin.

Page 23: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Fasilitas dalam pesawat bagi penumpang dengan kebutuhan khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf a, meliputi :

a. tempat duduk;b. bagasi tercatat;-c. informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan.

(1) Fasilitas tempat duduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf adikenakan biaya tambahan dalam hal :

a. tambahan tempat duduk untuk penumpang sakit yangpengangkutannya dalam posisi tidur dan penumpang dengan ukurantubuh besar.

b. penggunaan stretcher di dalam pesawat disesuaikan dengan fasilitaspesawat.

(2) Fasilitas tambahan tempat duduk penumpang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilarang ditempatkan di dekat pintuj jendela darurat(emergency exit).

Fasilitas bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf b,diantaranya bagi penumpang dengan kebutuhan khusus dapat membawakursi roda manual pribadi yang ditempatkan sebagai bagasi tercatat tanpadikenakan biaya.

Fasilitas informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf c, yaitu tersedianya bukupetunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan dan sarana lain yangdapat dimengerti oleh penumpang dengan kebutuhan khusus.

Standar pelayanan awak kabin bagi penumpang dengan kebutuhan khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf b, yaitu tersedianya awak kabinyang dapat berkomunikasi dan membantu penumpang dengan kebutuhankhusus selama penerbangan.

Page 24: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Bagian KeempatStandar Pelayanan Setelah Penerbangan (post-flight)

Standar pelayanan tambahan setelah penerbangan (post-flight) bagipenumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal57 ayat (1)huruf c terdiri dari :

a. proses turun pesawat;b. transit atau transfer,c. pengambilan bagasi tercatat; dand. penanganan keluhan penumpang.

Proses turun pesawat bagi penumpang dengan kebutuhan khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf a, yaitu tersedianya petugasyang mendampingi penumpang dengan kebutuhan khusus untuk turun daripesawat.

Transit atau transfer bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 huruf b, yaitu tersedianya petugas yang ditunjukoleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang dapat berkomunikasidan membantu penumpang dengan kebutuhan khusus menuju ke transit atautransfer counter serta ke ruang tunggu untuk keberangkatan berikutnya sertatersedianya fasilitas (antara lain wheelchairi yang disediakan oleh badanusaha angkutan udara niaga berjadwal untuk bagi penumpang dengankebutuhan khusus menuju ke transit atau transfer counter.

Pengambilan bagasi tercatat bagi penumpang dengan kebutuhan khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf c, yaitu tersedianya petugasyang ditunjuk oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yangmembantu penumpang dengan kebutuhan khusus untuk pengambilan bagasitercatat.

Penanganan keluhan penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 huruf d, yaitu tersedianya petugas badan usahaangkutan udara niaga berjadwal yang dapat berkomunikasi dan membantupenumpang dengan kebutuhan khusus dalam penyampaian keluhan.

Page 25: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

BABVII

PENILAIANDANPENGAWASAN

(1) Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam memberikanpelayanan wajib memiliki standar operasional prosedur (StandardOperating Procedure / SOP) sekurang-kurangnya dalam bahasa Indonesiadan bahasa Inggris sesuai format sebagaimana termuat dalam LampiranPeraturan Menteri ini.

(2) Standar operasional prosedur (Standard Operating Procedure / SOP)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diserahkan kepada DirekturJenderal paling lambat 3 (tiga) bulan sejak peraturan ini berlaku untukmendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.

(3) Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diberikan paling lama 14 (empat be1as) hari kerja setelah permohonanditerima secara lengkap dan dilakukan verifikasi.

(1) Setiap peru bahan standar operasional prosedur (Standard OperatingProcedure / SOP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 wajibmendapatkan persetujuan Direktur Jenderal.

(2) Permohonan perubahan standar operasional prosedur (StandardOperating Procedure / SOP) wajib disampaikan secara lengkap oleh badanusaha angkutan udara niaga berjadwal kepada Direktur Jenderal palinglama 60 (enam puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan perubahan SOP.

(3) Persetujuan atau penolakan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelahpermohonan diterima secara lengkap.

(1) Direktur Jenderal melakukan penilaian dan pengawasan terhadappelaksanaan Peraturan ini.

(2) Penilaian dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan berdasarkan :

a. laporan penerapan standar pelayanan sebagaimana SOP yang telahditetapkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal; atau

b. laporan pelaksanaan hasil pengawasan inspektur angkutan udaradan/atau Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; atau

c. laporan danl atau keluhan badan usaha bandar udara, dan penggunajasa angkutan udara.

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penilaian dan pengawasanterhadap pelaksanaan Peraturan ini diatur dengan Peraturan DirekturJenderal.

Page 26: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

Direktur Jenderal mengumumkan hasil penilaian pelaksanaan standarpelayanan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal melalui mediapublikasi setiap 6 (enam) bulan.

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan ini, makaPasal 36 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara dan Peraturan Direktur JenderalPerhubungan Udara Nomor SKEPj87jVj2010 tentang Ke1ompokPelayanan Jasa Angkutan Udara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri Perhubungan ini dengan penempatannya dalam BeritaNegara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 27 September 2012

MENTERI PERHUBUNGAN,

ttd

Diundangkan di Jakartapada tangga128 September 2012

MENTERI HUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIKINDONESIA,

ttd

AMIRSYAMSUDIN

UK INDONESIATAHUN2012 NOMOR954

aN KSLN,

U ARA MM MHPembina tama Muda (IVj c)NIP.19630220 198903 1 001

Page 27: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

FORMAT STANDAR PROSEDUR OPERASI(STANDARD OPERATING PROCEDURE / SOP)PELAYANAN PENUMPANG KELAS EKONOMI

ANGKUTAN UDARA NIAGA BERJADWAL DALAM NEGERI

URAIANBAGI BAGI

NO BENTUK PELAYANAN PENUMPANG PENUMPANGUMUM KEBUTUHAN

KHUSUS1. PRE FUGHT

1.1 Infonnasi Penerbangan

1.1.1 Media publikasi yang digunakan olehbadan usaha angkutan udara niagaberjadwal untuk penyampaianinfonnasi penerbangan.

1.1.2 Jenis - jenis infonnasi penerbanganyang disampaikan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwalmelalui media publikasi.

1.2 Reservasi

I 1.2.1 Media reservasi yang disediakan olehbadan usaha angkutan udara niagaberjadwal.

1.2.2 Jenis - jenis infonnasi berkaitandengan tiket yang diberitahukankepada penumpang pada saatmelakukan proses reservasi.

1.3 Ticketing

1.3.1 Media pembayaran tiket yangdisediakan oleh badan usahaangkutaan udara niaga berjadwal.

1.3.2 Media penerbitan tiket yangdisediakan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwal.

1.3.3 Jenis - jenis informasi yang tercantumdalam tiket.

1.4 Check In

1.4.1 Ketentuan waktu buka check in~

Icounter.I

Page 28: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

1.4'.2 Ketentuan waktu tutup check incounter.

1.4.3 Protap (prosedur dan ketetapan) bagipetugas yang ditempatkan oleh badanusaha angkutan udara niagabeIjadwal dalam melayani penumpangpada saat melakukan proses check in.

1.4.4 Target kecepatan atau lamanya waktupelayanan per penumpang olehpetugas yang ditempatkan oleh badanusaha angkutan udara niagabeIjadwal pada saat proses check in.

1.4.5 Jenis - jenis informasi yangdiberitahukan kepada penumpangpada saat melakukan proses check inbeserta media informasi yangdigunakan.

1.5 Proses menuju ruang tunggu

1.5.1 Informasi, fasilitas, dan petugas yangdisediakan untuk melayanipenumpang setelah me1akukan prosescheck in menuju ke ruang tunggu.

1.5.2 Fasilitas Ruang Tunggu Executive(apabila ada).

1.6 Boarding

1.6.1 Protap (prosedur dan ketetapan) bagipetugas yang ditempatkan oleh badanusaha angkutan udara niagabeIjadwal dalam melayani penumpangpada saat melakukan proses boarding.

1.6.2 Fasilitas yang disediakan oleh badanusaha angkutan udara niagabeIjadwal kepada penumpang padasaat menuju dan naik ke pesawat.

1.7 Penanganan Keterlambatan Penerbangan danPembatalan Penerbangan.

1.7.1 Petugas yang ditunjuk oleh badanusaha angkutan udara niagabeIjadwal untuk bertanggung jawabmenjelaskan informasi jika teIjadiketerlambatan penerbangan danpembatalan penerbangan.

Page 29: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

1.7.2 Prosedur penyampaian informasi jikaterjadi keterlambatan penerbangandan pembatalan penerbangan daripetugas badan usaha angkutan udaraniaga berjadwal yang bertanggungjawab menyampaikan informasiterse but kepada penumpang.

1.7.3 Prosedur pemberian kompensasikepada penumpang, apabila terjadiketerlambatan penerbangan sampaidengan 4 jam.

1.7.4 Prosedur pemberian ganti kerugiansesuai ketentuan yang berlaku,apabila terjadi keterlambatanpenerbangan lebih dari 4 jam,pembatalan penerbangan, dan deniedboarding passanger.

URAIAN

NO BENTUK PELAYANAN BAGI BAGIPEBUMPANG PENUMPANG

UMUM KEBUTUHANKHUSUS

2. IN FLIGHT

2.1 Fasilitas dalam pesawat

2.1.1 Fasilitas - fasilitas yang disediakandalam pesawat udara selamapenerbangan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwal.

2.2 Awak kabin

2.2.1 Protap (prosedur dan ketetapan) bagiawak kabin pada saat melayanipenumpang selama penerbangan.

2.2.2 Jenis - jenis informasi yangdiberitahukan kepada penumpangselama penerbangan.

Page 30: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

URAIANNO BENTUK PELAYANAN BAGI BAGI

PENUMPANG PENUMPANGUMUM KEBUTUHAN

KHUSUS3. POSTFLIGHT

3.1 Proses Turun Pesawat

3.1.1 Informasi, fasilitas, dan petugas yangdisediakan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwaldalam melayani penumpang saatturun dari pesawat dan menuju keterminal kedatangan bandara tujuan.

3.2 Transit atau transfer

3.2.1 Informasi, fasilitas, dan petugas yangdisediakan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwaldalam melayani penumpang saatturun dari pesawat dan menuju kecounter transit/ transfer di terminalkedatangan bandara tujuan.

3.2.2 Protap (prosedur dan ketetapan) bagipetugas yang ditempatkan oleh badanusaha angkutan udara niagaberjadwal pada saat melayanipenumpang transit/transfer.

3.2.3 Jenis - jenis informasi yangdiberitahukan kepada penumpangpada saat melakukan prosestransfer/transit beserta mediainformasi yang digunakan.

3.3 Pengambilan Bagasi Tercatat

3.3.1 Informasi dan petugas yangdisediakan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwaldalam melayani penumpang untukkeperluan pengambilan bagasi tercatatdan penanganan ganti kerugiankehilangan/kerusakan bagasi tercatat.

3.3.2 Prosedur pemberian ganti kerugiansesuai ketentuan yang berlaku,apabila terjadi kehilangan/kerusakanbagasi tercatat.

Page 31: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - JDIHjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no._49_tahun_2012.pdf · wajibmengajukan pertanyaan kepada penumpang tentang keamanan bagasitercatat

3.4.1 Fasilitas media layanan yangdisediakan untuk tempat pengaduanpenumpang.

3.4.2 Informasi dan petugas yangdisediakan oleh badan usahaangkutan udara niaga berjadwaldalam menangani keluhanpenumpang dan penanganan gantikerugian selain keterlambatanpenerbangan, pembatalanpenerbangan, denied boarding, dankehilanganjkerusakan bagasi.

3.4.3 Prosedur pemberian ganti kerugiansesuai ketentuan yang berlaku,apabila terjadi keluhan pelangganselain keterlambatan penerbangan,pembatalan penerbangan, deniedboarding, dan kehilanganjkerusakanbagasi.

ttd

E. E. MANGINDAAN