11
3 PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Fasilitas bangunan Fasilitas bangunan sama seperti macam fasilitas pada awal desain, hanya pada fasilitas penunjang dipecah menjadi dua, yang pertama bersifat mendukung dalam kegiatan si anak yaitu gedung olahraga, sedangkan yang kedua bersifat mendukung kegiatan pengawasan staf pada malam hari yaitu rumah dinas pengelola. Luasan ruang secara garis besar hampir sama seperti program kebutuhan ruang, perbedaan-perbedaan yang dibuat antara lain : Pada fasilitas pengelola ditambahkan fasilitas perpustakaan khusus untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dari pengelola. Pada fasilitas servis dihilangkan kebutuhan akan Sewage Treatment Plant, karena dengan menggunakan sistem septic tank lebih cocok untuk bangunan multi massa yang tiap massanya berjauhan dengan massa lainnya. Lagipula sistem pemeliharaannya pun lebih efesien dan tidak membutuhkan pengawasan terus menerus. Penambahan-penambahan lain adalah disebabkan karena penyesuaian modul. 3.2 Pola penataan massa bangunan Penataan massa bangunan dipilih multi massa, bukan massa tunggal, karena dengan lahan yang relatif luas dan persyaratan tinggi bangunan yang diijinkan dapat mencapai sembilan lantai, potensi tapak dapat digali lebih dalam untuk menciptakan suasana menyatu dengan alam yang sangat cocok untuk perawatan mental. Apalagi

menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dari pengelola. · 38 dari tuntutan konsep bangunan self-contained building akan menimbulkan massa-massa hunian dalam jumlah banyak

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 3 PERANCANGAN BANGUNAN

    3.1 Fasilitas bangunan

    Fasilitas bangunan sama seperti macam fasilitas pada awal desain, hanya pada

    fasilitas penunjang dipecah menjadi dua, yang pertama bersifat mendukung dalam

    kegiatan si anak yaitu gedung olahraga, sedangkan yang kedua bersifat mendukung

    kegiatan pengawasan staf pada malam hari yaitu rumah dinas pengelola.

    Luasan ruang secara garis besar hampir sama seperti program kebutuhan ruang,

    perbedaan-perbedaan yang dibuat antara lain :

    • Pada fasilitas pengelola ditambahkan fasilitas perpustakaan khusus untuk

    menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dari pengelola.

    • Pada fasilitas servis dihilangkan kebutuhan akan Sewage Treatment Plant, karena

    dengan menggunakan sistem septic tank lebih cocok untuk bangunan multi massa

    yang tiap massanya berjauhan dengan massa lainnya. Lagipula sistem

    pemeliharaannya pun lebih efesien dan tidak membutuhkan pengawasan terus

    menerus.

    • Penambahan-penambahan lain adalah disebabkan karena penyesuaian modul.

    3.2 Pola penataan massa bangunan

    Penataan massa bangunan dipilih multi massa, bukan massa tunggal, karena

    dengan lahan yang relatif luas dan persyaratan tinggi bangunan yang diijinkan dapat

    mencapai sembilan lantai, potensi tapak dapat digali lebih dalam untuk menciptakan

    suasana menyatu dengan alam yang sangat cocok untuk perawatan mental. Apalagi

    http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html

  • 38

    dari tuntutan konsep bangunan self-contained building akan menimbulkan massa-

    massa hunian dalam jumlah banyak yang berdiri sendiri.

    Berdasarkan pengaruh matahari terhadap tapak, maka massa-massa hunian

    diorientasikan menghadap ke utara-selatan, karena massa-massa ini yang paling

    membutuhkan kenyamanan. Oleh karena bentuk dari tapak yang memanjang, maka

    untuk memanfaatkan lahan semaksimal mungkin massa diletakkan kira-kira tegak

    lurus dengan bentuk tapak.

    Penataan massa bangunan diusahakan sedapat mungkin mmg-enclose ruang luar

    utama sebagai pusat orientasi dan aktifitas. Massa bangunan umum diletakkan di

    dekat entrance dengan posisi menghadang menghadap barat dan membentuk ruang

    luar penerima, dengan pertimbangan massa ini adalah massa dimana orang luar dapat

    beraktivitas dan di massa ini juga dapat ditentukan apakah seseorang dapat

    memasuki area yang lebih dalam atau tidak. Massa ini dimaksudkan menghadap ke

    arah barat karena tuntutan dari bentuk tapak dan menunjukkan sikap menghadang

    untuk melindungi.

    Massa bangunan umum ini bersama-sama dengan massa bangunan servis

    membentuk ruang luar untuk lahan parkir pengelola dan servis pada bagian luar

    tapak. Pada bagian dalam tapak, massa bangunan umum bersama-sama dengan

    massa servis, massa penunjang, dan massa hunian membentuk ruang luar bersama di

    tengah-tengah.

    Ruang luar bersama ini dibagi menjadi beberapa ruang luar tanpa menggunakan

    massa sebagai penutup keseluruhan ruang luar, karena akan menciptakan ruang luar

    yang mempunyai tahapan-tahapan seperti pada konsep ruang luar penjara. Ruang

    luar pertama kali dibentuk dari massa umum, massa servis, kelompok pepohonan,

  • 39

    dan massa dinas pengelola dengan penataan massa servis menghadap ke barat

    sebagai pembayangan.

    Massa hunian dengan massa penunjang beserta kelompok pepohonan

    melingkupi ruang luar utama dengan jalan setapak beratap yang semakin menambah

    kesan enclose suatu ruang luar.

    Massa hunian terdalam dengan massa penunjang membentuk ruang luar yang

    digunakan sebagai sarana memelihara binatang.

    Sedangkan massa hunian sendiri berbentuk L, yang mempunyai orientasi cekung

    L menghadap ke luar tapak. Hal ini ditujukan untuk menciptakan ruang luar kecil

    tersendiri milik tiap massa hunian.

    3.3 Bentuk dan penampilan bangunan

    Dasar pemikiran berawal dari sifat kegiatan utama dari proyek yaitu

    penanggulangan. Penanggulangan disini bersifat mencegah terjadinya usaha-usaha

    penganiayaan terhadap anak dan mengatasi kerusakan mental yang terjadi akibat

    penganiayaan yang telah terjadi. Jadi, program kegiatan proyek ini bersifat kuratif

    dan preventif.

    Secara preventif, proyek ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat akan

    pentingnya hak anak dan bagaimanakah mengasihi anak secara benar serta mencegah

    terjadinya pelanggaran hak-hak anak. Secara kuratif, proyek bertindak sebagai wadah

    yang menampung kegiatan penyembuhan mental anak-anak yang mengalami

    penganiayaan sekaligus memberikan harapan baru akan keluarga yang sehat.

    Sebagai subyek dari proyek ini adalah masyarakat itu sendiri yang diwakili

    para psikolog anak, dokter dan sukarelawan atau petugas sosial dan sebagai obyek

  • 42

    mengumpulkan, dan menata batang-batang untuk membentuk satu titik puncak

    kerucut (simbolisasi dari harapan baru).

    Gambar 3.2 Atap kerucut di atas massa kubus

    Sedangkan bentuk-bentuk massa hunian seakan merupakan replika dari

    bentukan massa bangunan utama yang disederhanakan, karena pada dasarnya

    memang lebih diutamakan konsep kenyamanannya. Penampilan bangunan akan

    memakai tema anak, yang merupakan obyek dan proyek, dengan pemakaian warna-

    warna pastel yang lebih bercorak gembira. Pada massa-massa hunian, pembukaan

    disesuaikan ketinggiannya dengan skala anak-anak, sehingga memberikan kesan

    lebih ramah dan membumi dengan memakai unsur-unsur horisontal.

    3.4 Penataan ruang dalain bangunan

    Pada bangunan umum, untuk fasilitas umum penataan ruang dalamnya

    setelah melewati pintu masuk utama, pelaku aktivitas dihadapkan pada banyak

    pilihan tujuan. Dari entrance hall ini, disebarkan ke ruang-ruang konferensi atau

    fasilitas rawat jalan di atasnya, atau ke perspustakaan, apotek, cafetaria, atau ke

    fasilitas pengelola di atasnya. Pada fasilitas rawat jalan, dipakai ruang tunggu sebagai

    ruang dominan berada di tengah-tengah dari fasilitas.

  • 43

    Fasilitas pengelola terutama terletak pada sepanjang massa curvalinear

    sehingga mempunyai ciri penataan ruang dalam yang linear. Untuk dinding bagian

    barat, diberi ruang perantara berupa void di atas cafetaria. Selain itu, diusahakan

    pada dinding bagian barat diletakkan ruang-ruang yang tidak terlalu membutuhkan

    kenyamanan atau aktivitas yang tidak setiap waktu, seperti ruang cetak, cafetaria,

    gudang, dan Iain-lain.

    Dari fasilitas pengelola ini dapat naik lagi menuju fasilitas hunian sementara

    {shelter). Setelah dikumpulkan di lounge untuk fasilitas bertamu atau berkunjung

    menemui penghuni, penghuni dibawa masuk pada ruang dalam yang linear setengah

    melingkar karena bentuk denah yang bujur sangkar. Ruang-ruang tidur diusahakan

    diletakkan pada dinding bagian timur, sedangkan pada dinding bagian barat

    diletakkan lounge.

    Denah pada fasilitas hunian mengambil bentuk L, sehingga mempunyai

    keuntungan dalam membentuk ruang luar tersendiri. Oleh karena bentuk massa yang

    memanjang, maka digunakan sistem linear dalam menata ruang dalam.

    Untuk ruang dalam pada bagian lengan pendek, dikelompokkan ruang-ruang

    yang bersifat semi publik seperti ruang staf, ruang konferensi kasus, ruang hall,

    ruang konseling, dan ruang servis seperti ruang linen bersih dan kotor. Pada

    kelompok ruang ini, akan banyak terjadi aktivitas yang melibatkan orang dari luar

    fasilitas, karenanya digolongkan dalam area semi publik. Penataan ruang dalamnya

    membentuk koridor yang pada ujungnya terdapat pembukaan sebagai akses angin

    dan view.

    Pada lengan panjang fasilitas, dikelompokkan ruang-ruang yang bersifat semi

    privat, dimana di ruang-ruang ini banyak sekali aktivitas bersama antara anak dan

  • 44

    staff terjadi, seperti ruang dapur, ruang makan, ruang therapi, ruang games, ruang

    theater atau panggung boneka. Penataan ruang dalam sebelumnya memakai

    pemisahan lebih lanjut lagi menjadi dua jalur sirkulasi di kulit luar bangunan

    sehingga tidak membentuk koridor, tetapi menyebabkan ruang-ruang dalam saling

    menempel pada sisi punggung sehingga menyebabkan sulit terjadinya cross

    ventilation. Karena itu, kemudian diputuskan sirkulasi diletakkan pada kulit luar

    bagian cekung dalam L, selain tidak mengesankan koridor, juga diharapkan ruang

    sirkulasi ini dapat menjadi ruang perantara ke ruang-ruang luar. Untuk fasilitas ruang

    therapi, tidak dipakai penggunaan pintu tetapi mungkin dengan menggunakan

    semacam rolling door, sehingga pada waktu beraktivitas, anak-anak dapat dengan

    leluasa tanpa merasa depresi mengikuti jalannya therapi, sedangkan pada waktu

    malam, dapat ditutup untuk menghindari binatang untuk masuk.

    Sistem kontrol yang dipakai adalah sistem kontrol tidak langsung, pada bagian

    bangunan lengan pendek atau pada daerah yang mempunyai akses ke luar bangunan,

    diletakkan ruang-ruang kunci seperti ruang staf atau dapur. Untuk keamanan anak-

    anak dari daerah semi publik, diberi sekat berupa dinding kaca dan sebuah pintu kaca

    yang selalu terkunci. Hanya untuk aktivitas keluar bangunan dan telah disertai oleh

    staf, pintu kaca dibuka. Sedangkan untuk akses masuk staf dapur ataupun staf dengan

    leluasa dapat melalui ruang staf dan dapur.

    Pada lantai dua, diletakkan ruang-ruang yang bersifat privat, dalam pengertian

    ruang-ruang yang mempunyai aktivitas dengan anak-anak sebagai pelaku utama

    dengan mungkin didampingi oleh staf. Penataan ruang dalam memakai sistem linear

    dengan kedua ujung diusahakan terbuka untuk akses angin dan view. Ruang-ruang

    selain kamar mandi, toilet, dan ruang isolasi semuanya tidak memakai penggunaan

  • 45

    pintu, selain menunjukkan bahwa anak-anak dapat bebas meninggalkan ruangan

    tersebut kapan saja juga mempermudah pengontrolan secara tidak langsung. Pada

    ruang-ruang tidur, diletakkan perabot dengan konsep tetap mempertahankan territory

    dan privasi untuk tiap anak.

    3.5 Sistem struktur dan modul

    3.5.1 Sistem struktur

    Karakteristik bangunan ini adalah :

    • Bangunan bertingkat rendah, yaitu satu sampai tiga lantai.

    • Tanah merupakan bekas lahan tidur yang dipakai sebagai ladang.

    Pondasi yang dipilih adalah pondasi dangkal yaitu pondasi plat lajur beton bertulang.

    Struktur utama bangunan adalah struktur rangka dengan kolom balok beton karena

    lebih hemat dibandingkan struktur bidang. Sedangkan pada ruang-ruang konferensi

    yang membutuhkan ruang bebas kolom, digunakan struktur bentang lebar dengan

    balok beton prestressed. Pada bangunan umum diberi delatasi, karena panjang

    bangunan > 60 m. Mengingat letak bangunan di daerah tropis, maka sebagian besar

    bangunan memakai bentuk atap miring dengan rangka atap baja dan penutup atap

    tegola.

    3.5.2 Sistem modul

    Berdasarkan studi besaran ruang tempat tidur maka ditentukan digunakan

    modul horisontal 6 m. Sedangkan pada ruang-ruang yang membutuhkan bentang

    lebar dipakai kelipatan enam yaitu 18 m. Pada bangunan-bangunan hunian

    disesuaikan dengan sistem dua kamar yang mengapit satu koridor di tengah,

  • 4S

    tandon bawah

    Gambar 3.3 Isometri sistem distribusi air bersih

    3.6.2 Sistem pembuangan air kotor dan kotoran

    • Sistem pembuangan kotoran

    Karena bangunan memakai pola sistem multi massa dan banyak massa yang

    mempunyai fungsi hunian, maka dipakai septic tank terpisah untuk setiap massa.

    Penyaluran kotoran dari tiap WC disalurkan ke septic tank untuk kemudian

    kotoran diendapkan dan air kotor yang tersisa dialirkan ke sumur resapan. Untuk

    perhitungan volume septic tank, dibedakan menjadi dua berdasarkan pemakai.

    Perhitungan untuk massa-massa hunian :

    Jumlah orang tiap massa hunian dua massa 30 orang dan empat massa 20 orang.

    Sesuai dengan jarak terdekatnya, tiap septic tank dapat melayani dua massa di

    antaranya, sehingga dihitung berdasarkan jumlah terbanyak, yaitu 30 orang.

    Air kotor : 30 org x 200 lt/hr = 6.000 It.

  • 4l)

    Endapan : 30 org x 30 lt/th = 900 It.

    Volume septic tank (dikuras lima tahun sekali) = 6.000 + (900 x 5)

    = 6.000 + 4.500

    = 10.500 It = 10,5 m3

    Perhitungan untuk massa bangunan umum :

    Jumlah orang dalam massa bangunan umum 193 pengelola dan 128 pengunjung.

    Faktor konversi : 3/10.

    (193 + 128) x 3/10 = 96,3 orang.

    Air kotor : 96,3 x 200 lt/hr = 19.260 It.

    Endapan : 96,3 x 30 lt/th = 2.889 It

    Volume septic tank (dikuras lima tahun sekali) = 19.260 + (2.889 x 5)

    = 19.260 + 14.445

    = 33.705 It = 34 m3.

    • Sistem pembuangan air kotor

    Untuk semua air kotor yang bukan dari WC tiap massa disalurkan ke sumur

    resapan.

    • Sistem pembuangan air huj an

    Untuk massa yang beratap dak beton, air huj an disalurkan ke talang horisontal

    dan kemudian disalurkan ke talang vertikal menuju ke saluran air kotor terbuka

    {drill) yang mengelilingi massa dan akhirnya dibuang ke selokan kota atau ke

    selokan / parit di belakang tapak.

    Untuk massa yang beratap perisai ataupun pelana, air huj an langsung diterima

    oleh saluran air kotor terbuka {drill) di sekeliling bangunan dan dialirkan ke

    selokan kota atau selokan / parit di belakang tapak.

  • 50

    Gambar 3.4 Isometri sistem pembuangan air kotor dan kotoran

    3.6.3 Sistem penghawaan buatan (Air Conditioner)

    Sebagian besar pada massa bangunan memakai sistem penghawaan pasif yang

    diterapkan pada pola penataan ruang dalam dan pembukaan agar terjadi cross

    ventilation, terutama pada massa bangunan hunian, sedangkan pada massa bangunan

    umum dengan alasan massa yang menghadap ke arah barat dan tuntutan konsep yang

    menunjukkan massa solid, maka digunakan sistem penghawaan buatan (AC).

    Sistem penghawaan buatan pada massa bangunan umum menggunakan sistem

    AC sentral gedung dengan chiller pada atap dan AHU / Fan Coil Unit ( FCU ) pada

    plafon. Mesin chiller disediakan dua buah dengan kapasitas masing-masing setengah

    kebutuhan penghawaan, dengan alasan untuk cadangan apabila salah satu mesin

    chiller rusak, maka sistem ini masih dapat melayani kebutuhan penghawaan.

  • 51

    Gambar 3.5 Isometri sistem penghawaan buatan (AC)

    Sistem ini dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan sifat pemakaian yang

    berbeda-beda, yaitu :

    • Untuk fasilitas pengelola dan umum yang pemakaiannya bersifat rutin dan

    digunakan banyak orang, digunakan AHU yang diletakkan pada plafon dan

    ducting untuk pendistribusiannya.

    • Untuk fasilitas umum ruang-ruang konferensi yang kapasitas pengguna dapat

    berbeda-beda, digunakan sistem VAV (Variable Air Volume) dan ducting untuk

    pendistribusiannya.

    • Untuk fasilitas hunian sementara dan rawat jalan yang membutuhkan kontrol

    individual, digunakan Fan Coil Unit ( FCU ).

    UK Petra Logo: Master Index: Help: Back to TOC: