Upload
rahayu-asmarani
View
228
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
usiaaaaa
Citation preview
Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi terhadap Pengobatan Hipertensi
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan terjadi
melalui anca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Dalam tabel 5.1 distribusi Tingkat Pengetahuan terhadap pengobatan pada penderita
hipertensi terhadap 35 responden di Puskesmas Sempaja Samarinda, menunjukkan bahwa
responden dengan tingkat pengetahuan yang meningkat, hasil penelitian tingkat
pengetahuan baik pada wawancara I sebanyak 18 responden (51,43 %) meningkat
menjadi 25 responden (71,43 %) pada wawancara II, dan tingkat pengetahuan kurang
baik yaitu sebanyak 17 responden (48,37 %) pada wawancara I menurun menjadi 10
responden (28,57 %) pada wawancara II. menurut asumsi penelitian dikarenakan rasa
peduli responden tentang pengobatan hipertensi yang sudah cukup baik dan dalam
menjawab pertanyaan responden sekedar mengerti tentang pengobatan hipertensi, hal ini
sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu
dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa itu, apa manusia,
apa alam dan sebagainya. Sehingga lansia tersebut memperoleh pengetahuan cukup.
Hasil penelitian dapat diketahui responden yang berpengetahuan baik sejumlah 18
responden pada wawancara I dan meningkat menjadi 25 responden pada wawancara II.
Menurut Bakhtiar (2012), bahwa pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia
untuk tahu. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah
proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadaran sendiri
untuk mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) yang didalam dirinya sendiri
upaya mudah untuk mengetahui dan menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri.
Menurut asumsi peneliti responden berpengetahuan baik karena responden
memperoleh pengetahuan baru serta mendapatkan pengalaman tentang pengobatan
hipertensi , hal ini sesuai dengan Machfoedz (2010), bahwa ilmu pengetahuan adalah
kumpulan dari pengalaman-pengalaman seseorang sehingga lansia tersebut memperoleh
nilai baik.
Hasil penelitian dapat diketahui responden yang berpengetahuan kurang berjumlah
17 reponden pada wawancara I dan berkurang menjadi 10 responden pada wawancara II.
Menurut asumsi penelitian responden sama sekali tidak tahu serta ketidakpedulian
responden tentang pengobatan hipertensi, bahkan tidak ada keinginan untuk mendapat
dari berbagai sumber informasi tentang pengobatan hipertensi. Disisi lain kemungkinan
responden ini saat penyuluhan diadakan tidak ikut berpartisipasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Mubarak (2007), bahwa pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah
sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami, sumber informasi baru
didapatkan merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau
merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya.