122
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 1 BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul dengan judul “Memperbaiki/Reparasi Radio” dengan kode ELKA- R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem pesawat penerima dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi Modulasi (FM), Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi kerusakan, Melakukan analisa hasil pengukuran, Melakukan perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi, Membuat laporan perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasikan dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada. Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan yang ada pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi memperbaiki/ reparasi radio dengan sub kompetensi: 1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/reparasi 2. Mengamati gejala kerusakan 3. Mengalokasi kerusakan 4. Melakukan analisa hasil pengukuran

Mereparasi Radio

  • Upload
    sal

  • View
    20

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,

Citation preview

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    1

    BAB. I PENDAHULUAN

    A. DESKRIPSI

    Modul dengan judul Memperbaiki/Reparasi Radio dengan kode ELKA-

    R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem pesawat penerima

    dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi Modulasi (FM),

    Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi kerusakan, Melakukan analisa hasil

    pengukuran, Melakukan perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi,

    Membuat laporan perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai

    dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang

    disampaikan.

    Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi

    dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut

    sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasikan

    dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang

    benar, setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada.

    Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi

    dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis dilakukan siswa dengan

    menjawab pertanyaan yang ada pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik

    dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki

    dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui

    evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi

    memperbaiki/ reparasi radio dengan sub kompetensi:

    1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/reparasi

    2. Mengamati gejala kerusakan

    3. Mengalokasi kerusakan

    4. Melakukan analisa hasil pengukuran

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    2

    5. Melakukan perbaikan/reparasi

    6. Menguji hasil perbaikan/reparasi

    7. Membuat laporan perbaikan.

    B. PRASARAT

    Untuk menguasai kompetensi memperbaiki/reparasi radio dengan kode: ELKA-

    MR-AM.004.A peserta didik dipersyaratkan menyelesaikan modul dengan

    kompetensi menggunakan alat/instrumen bantu keperluan pengukuran kode:

    ELKA-MR. UM. 005. A

    C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    1. Petunjuk bagi peserta diklat

    Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan

    modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

    a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada

    pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang

    jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang

    mengacu kegiatan belajar.

    b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui

    seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi

    yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

    c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah

    hal-hal berikut ini:

    1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.

    2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

    3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan

    dan bahan yang diperlukan dengan cermat.

    4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

    5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus

    meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    3

    6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

    d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada

    kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau

    instruktur yang mengacu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.

    2. Petunjuk Bagi Guru

    Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:

    a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.

    b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang

    dijelaskan dalam tahap belajar.

    c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan

    menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta

    diklat.

    d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber

    tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

    e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

    f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk

    membantu jika diperlukan.

    D. TUJUAN AKHIR

    Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan imajinasi

    psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat diharapkan:

    1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio

    a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW

    b. Pesawat Penerima sistem FM

    c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.

    2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan

    a. Pada Tombol power

    b. Tombol Pengatur Volume

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    4

    c. Tombol Pencari Gelombang

    3. Trampil Mengalokasi kerusakan

    a. Kerusakan pada komponen

    b. Masalah koneksitas pada PCB atau kabel

    c. Masalah pada bagian mekanik.

    4. Melakukan analisa hasil pengukuran

    a. Mengacu pada skema rangkaian

    b. Berdasarkan diagnosa jenis kerusakan.

    5. Trampil Melakukan Perbaikan /reparasi

    6. Trampil Menguji hasil perbaikan/reparasi

    7. Membuat laporan perbaikan.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    5

    E. KOMPETENSI:

    Modul ELKA-MR-AM.004.A membentuk kompetensi Memperbaiki/Reparasi Radio. Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.

    PROGRAM DIKLAT : Memperbaiki/Reparasi Radio KODE : ELKA-MR.AM.004.A ALOKASI WAKTU : 100 Jam @ 45 menit

    LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 3 3 2 2 3 3

    KONDISI KINERJA

    1. Unit kompetensi ini berlaku untuk perbaikan radio AM-FM baik yang dilakukan di pusat

    perbaikan (service center) televisi maupun di bengkel-bengkel service radio.

    2. Shcematic diagram/buku service manual yang berlaku sesuai dengan merek tipe masing-

    masing radio.

    3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan:

    Peralatan umum perbaikan elektronika radio meliputi: Toolkit, Multitester dan Osiloskop dll.

    Bahan: kabel, timah solder, komponen elektronik dan bagian mekanik.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    6

    SUB KOMPETENSI

    KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

    MATERI POKOK PEMELAJARAN

    SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

    1.

    Mempersiapkan

    pekerjaan

    perbaikan/ reparasi

    1.1. Spesifikasi dan cara kerja radio

    dikuasai lebih dulu.

    1.2. Kebutuhan peralatan kerja mekanis

    dan alat ukur listrik serta bahan

    reparasi dipersiapkan dan

    diidentifikasi apakah sesuai dengan

    SOP (Standard Operation Procedure).

    1.3. Tempat kerja dipersiapkan dan

    dibebaskan dari kemungkinan bahaya

    kecelakaan.

    1.4. Perlengkapan keselamatan dan

    kesehatan kerja digunakan secara

    benar serta langkah pengamanan

    dilakukan sesuai dengan prosedur

    yang diberlaku-kan

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Teliti dalam Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi

    sesuai dengan SOP

    Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerja Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah

    pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan

    Sistim Radio AM, FM Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP

    Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerja

    Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    7

    SUB KOMPETENSI

    KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

    MATERI POKOK PEMELAJARAN

    SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

    2.

    Mengamati gejala

    kerusakan

    2.1. Radio tape recorder dioperasikan

    untuk diamati gejala kerusakan

    yang timbul dengan melakukan

    pengamatan pada bagian-bagian:

    Tombol power

    Tombol pengatur volume

    Tombol pencari gelombang

    AM/FM.

    2.2. Dilakukan identifikasi terhadap gejala

    yang timbul sesuai dengan

    fungsinya.

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Teliti dalam Mengamati gejala kerusakan melalui : Tombol power

    Tombol

    pengatur

    volume

    Tombol pencari gelombang AM/FM Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul

    Sistim Radio AM, FM Mengamati gejala kerusakan melalui :

    Tombol power

    Tombol pengatur

    volume

    Tombol pencari gelombang AM/FM

    Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    8

    SUB KOMPETENSI

    KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

    MATERI POKOK PEMELAJARAN

    SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

    3.

    Mengalokasi

    kerusakan

    3.1. Berdasar pada gejala kerusakan yang

    timbul lalu diklasifikasikan jenis

    kerusakannya yang dapat berupa :

    Kerusakan pada komponen

    Masalah koneksitas pada PCB

    atau kabel

    Masalah pada bagian

    mekanik.

    3.2. Dilakukan pengalokasian kerusakan

    pada rangkaian, blok rangkaian atau

    bagian mekaniknya

    3.3. Urutan pemeriksaan ditetapkan sesuai

    prosedur buku petunjuk servis

    (service manual) pada titik-titik

    pengukuran ditentukan untuk mencari

    kerusakannya.

    3.4. Dilakukan pengukuran dengan

    mengamati tegangan, bentuk pulsa

    pada titik-titik pengukuran yang

    sudah ditetapkan dengan alat ukur

    misalnya Multitester dan Osiloskop.

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Teliti dalam Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik

    Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya

    Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan

    sesuai urutan pada prosedur buku manual. Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan.

    Sistim Radio AM, FM Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik

    Mengalokasikan kerusakan pada

    rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya

    Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual.

    Melakukan pengukuran

    dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    9

    SUB KOMPETENSI

    KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

    MATERI POKOK PEMELAJARAN

    SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

    4

    Melakukan analisa

    hasil pengukuran

    4.1. Dengan mengacu pada skema

    rangkaian serta buku service manual

    hasil-hasil pengukuran dianalisa.

    4.2. Dari hasil analisa lalu didiagnosa jenis

    kerusakan secara benar.

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Cermat dan teliti dalam

    Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manual

    Menetapkan jenis kerusakan secara benar

    Analisa hasil pengukuran kerusakan

    Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manual

    Menetapkan jenis ksecara benar

    5.

    Melakukan

    perbaikan/

    Reparasi

    5.1. Sesuai hasil diagnosa perbaikan dapat

    dikerjakan dengan pergantian

    komponen, repair/penggantian bagian

    mekanik atau dengan perbaikan

    solder, adjustement/seting ulang.

    5.2. Perbaikan dapat pula dikerjakan

    dengan hanya pembersihan pada

    jalur-jalur rangkaian, konektro-

    konektor atau bagian mekanik bila

    tidak perlu dilakukan penggantian

    komponen.

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Teliti dalam Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang. Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.

    Teknik Reparasi Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.

    Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    10

    SUB KOMPETENSI

    KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

    MATERI POKOK PEMELAJARAN

    SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

    6.

    Menguji hasil

    perbaikan/ reparasi

    6.1. Hasil perbaikan atau pergantian

    komponen diuji dengan running test

    untuk mengamati aktivasi kerja

    sistemnya.

    6.2. Dilakukan tindakan korektif jika

    pekerjaan running test tidak berjalan

    dalam kondisi normal.

    6.3. Untuk memastikan kerusakan yang

    ditemukan bukan diakibatkan oleh

    bagian atau komponen lain sehingga

    dapat dihindari kerusakan yang sama

    berulang, maka perlu dilakukan

    analisa lanjutan.

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Teliti dan cermat dalam

    Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja

    sistemnya. Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal

    Pengujian hasil perbaikan

    Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.

    Melakukan tindakan korektif pada saat

    pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal

    7.

    Membuat laporan

    perbaikan

    7.1. Setiap selesai dilakukan perbaikan atau penggantian komponen, perlu dibuatkan laporan berupa service

    check list.

    7.2. Pada laporan supaya dituliskan komponen, bagian mekanik yang telah dilakukan perbaikan/ penggantian.

    7.3. Setiap selesai kegiatan perbaikan dibuatkan riwayat perbaikan pada history card.

    Mereparasi Radio Tape Recorder

    Teliti dan rapi dalam Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check list Membuat riwayat perbaikan pada history card

    Laporan hasil perbaikan

    Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check list

    Membuat riwayat perbaikan pada history card

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11

    11

    F. CEK KEMAMPUAN SISWA

    Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta diklat

    miliki, maka berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan dapat

    dipertanggung jawabkan.

    Kompetensi Pernyataan

    Saya dapat

    melakukan pekerjaan

    ini dengan kompeten

    Tidak Ya Jika, Ya

    1. Dapat menjelaskan

    prinsip kerja Pesawat

    Radio AM/Band MW

    Saya dapat menjelaskan dia

    gram blok pesawat penerima

    AM/band MW

    Saya dapat memahami prinsip

    kerja pesawat radio AM/Band MW

    Saya dapat menjelaskan cara

    kerja setiap bagian.

    Kerjakan tes

    formatif

    1

    2. Dapat menjelaskan

    prinsip kerja Pesawat

    Radio FM

    Saya dapat menjelaskan digram

    blok pesawat penerima FM

    Saya dapat memahami prinsip

    kerja pesawat radio FM

    Saya dapat menjelaskan cara

    kerja setiap bagian.

    Kerjakan tes

    formatif 2

    3. Dapat melakukan

    teknik mencari gejala

    kerusakan

    Saya dapat menjelaskan gejala

    kerusakan pada tombol power.

    Saya dapat menjelaskan gejala

    kerusakan pada tombol pengatur

    volume.

    Saya dapat menjelaskan tombol

    pencari gelombang.

    Kerjakan

    tes

    formatif 3

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12

    12

    4. Trampil mengalokasi

    kerusakan

    Saya dapat menentukan

    kerusakan pada komponen.

    Saya dapat menentukan

    kerusakan koneksitas pada PCB

    atau kabel.

    Kerjakan

    tes formatif

    4

    5. Melakukan analisa

    hasil pengukuran

    Saya dapat menganalisa hasil

    pengukuran berdasarkan gambar

    rangkaian.

    Saya dapat menganalisa

    kerusakan berdasarkan jenis

    kerusakan.

    Kerjakan tes

    formatif 5

    6. Trampil melakukan

    Perbaikan /reparasi

    Saya dapat melakukan perbaikan

    berdasarkan analisa pengukuran.

    Saya dapat melakukan perbaikan

    berdasarkan pengamatan gejala

    kerusakan.

    Kerjakan

    tes formatif

    6

    7. Trampil menguji hasil

    perbaikan / reparasi

    Saya dapat menguji hasil

    perbaikan berdasarkan analisa

    pengukuran.

    Saya dapat menguji hasil

    perbaikan berdasarkan

    pengamatan gejala kerusakan.

    Kerjakan

    tes formatif

    7

    Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas, maka

    pelajarilah pada sub kompetensi modul ini yang tidak anda kuasai sampai anda

    kompeten.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 13

    13

    BAB. II PEMBELAJARAN

    A. RENCANA BELAJAR SISWA

    Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru. Rencana belajar

    tersebut adalah sebagai berikut:

    NAMA SISWA : .

    TINGKAT/KELAS : .

    No. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat

    Belajar

    Paraf

    Guru

    1. - Memahami prinsip kerja Pesawat Radio AM/Band MW

    - Memahami prinsip kerja Pesawat Radio FM

    - Menyiapkan alat ukur untuk perbaikan/reparasi.

    2. - Memahami teknik mencari gejala kerusakan.

    3. - Mengalokasi kerusakan

    4. - Melakukan analisa hasil pengukuran

    5. - Melakukan Perbaikan /reparasi

    6. - Menguji hasil perbaikan/reparasi

    7. - Membuat Laporan

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 14

    14

    B. KEGIATAN BELAJAR

    Kegiatan Belajar 1: Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi

    Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta diklat

    dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat

    penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan menyiapkan alat ukur

    keperluan perbaikan/reparasi.

    a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

    Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, peserta diklat diharapkan:

    1) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima

    AM/band MW.

    2) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima FM

    3) Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW dan FM

    4) Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.

    b. Uraian Materi

    1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW

    Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang

    lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat

    penerima. Pesawat pemancar berfungsi membangkitkan dan

    meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang

    elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan

    kecepatan cahaya yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan

    gelombang pembawa (carrier wave) informasi. Pesawat penerima

    menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah

    gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi

    suatu informasi yang dapat dimengerti.

    Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan

    sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 15

    15

    stasiun pemancar dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima

    radio, mulai berkembang setelah diketemukan tabung hampa (vacum

    tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio

    langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai

    keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih

    mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian

    penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala,

    demikian pula sistem pendeteksiannya.

    Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat

    penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem

    penerima radio maupun televisi.

    Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut:

    a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada

    antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal

    RF tertentu yang kemudian dicampur (dikonversikan) dengan satu

    sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat penerima

    sendiri.

    b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu

    sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut sinyal

    frekuensi menengah (IF).

    c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF)

    umumnya 455 kHz.

    d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian

    penala divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan sebesar

    frekuensi menengah tersebut. Pencampuran ini mempunyai

    keuntungan sebagai berikut:

    (1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi

    karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 16

    16

    (2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik,

    misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio AM.

    (3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator

    local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu

    adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah merupakan

    frekuensi selisih

    dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun

    muncul pula.

    Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok

    diagram sebagai berikut:

    Antena

    Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM

    Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu penerima

    dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai daerah

    frekuensi 520 kHz 1630 kHz (577 184 meter) yang disebut daerah

    gelombang menengah (medium wave band = MW).

    Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan

    oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari

    penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada alat praktik merupakan

    bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip kerja radio

    RF AMP

    MIX

    IF AMP

    DETEK

    TOR

    AUDIO AMP

    loudspeker

    8

    AVC

    OSC

    LOKAL

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 17

    17

    0ut

    0

    +V

    12V

    1uF

    L3

    1uF

    +5pFL2

    D1-D2 4148

    1mH

    1uF+

    01

    005

    C829

    1k

    4k7

    47

    390

    39k

    super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super heterodyne

    pada gambar blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian

    setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap

    bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:

    Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok mixer+oscilator.

    Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz

    lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena.

    Gambar 2. Rangkaian Penala

    Pencampur (mixer)

    pada gambar

    rangkaian disamping

    menjadi satu dengan

    sinyal oscilator. Karena

    sinyal-sinyal itu

    berbeda 455 kHz,

    maka akan

    membentuk suatu

    sinyal 455 kHz sebagai

    hasil selisih dari dua

    sinyal tersebut. Sinyal

    yang telah diubah

    menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat

    IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan

    demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi

    455 kHz.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 18

    18

    RANGK.IF(FREK.MENENGAH)

    AVC(automatic

    volume contro)

    +V

    12V

    .1

    IN60

    .1

    001

    1S

    1S

    1P1P

    1P

    1S

    5k

    004

    .1

    .1

    004

    + 220/16002

    +

    10/16

    C829

    C829

    100

    39k5k6

    470

    15k

    390

    390

    47k

    RANGK.DETEKTOR

    TR3

    ke basis TR2

    +V

    12V

    005

    .101

    5k

    IN60

    1S1P

    5K6

    470

    Gambar 3. Rangkaian Penguat IF

    Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic Gain

    Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan (gain)

    dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada

    sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang

    kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan

    untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.

    Gambar 4. Rangkaian Detektor

    Rangkaian detektor, digambarkan

    seperti gambar 4 rangkaian disamping

    dengan detektor dioda. Gulungan primer

    transformator IF (T3) menerima sinyal IF

    termodulir dari penguat IF terakhir, dan

    gulungan ini merupakan beban

    impedansi untuk transistor penguat.

    AGC

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 19

    19

    RANGK.AUDIO AMPLIFIER

    1n

    0

    TP12

    TP15

    1314

    TP16

    TP11

    +V

    12v

    8

    +

    220/16

    +

    1uF

    +

    220/16

    .1uf

    1uF

    .1uF 220pf

    IN4148

    5k

    C1684

    C1684

    B698

    D734

    220

    560

    1 1

    11

    2k2

    1k

    470

    150k

    1k

    470k

    33k

    Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan sekunder

    yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda, karena prinsip kerja

    diode sebagai komponen perata.

    Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector juga

    dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05 mfd.

    Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier

    Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah

    penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi

    memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan

    suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi

    sebagai volume control.

    TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan

    konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R33k

    mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan

    umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas suara

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 20

    20

    menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan tingkat

    kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan

    konfigurasi yang sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif

    melalui R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah

    dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output yang

    dapat mengemudikan rangkaian power amplifier. Out-put rangkaian

    penguat audio amplifier ini diteruskan ke loudspeaker yang merupakan

    beban dari rangkaian. Sinyal informasi melalui pengatur volume maka

    sinyal informasi ini dapat diatur besar kecilnya suara.

    2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM

    BLOK DIAGRAM Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.

    Antena

    AGC

    Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM

    PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup baik

    sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM

    RF AMP

    Mixer

    IF AMP

    Limitter

    Discriminator

    Lokal Oscilator

    Dhemmphasis Network

    AF dan Power

    Amplifiers loudspeker

    8

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 21

    21

    bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada

    yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini

    maka sistem FM dapat bekerja pada input sinyal yang lebih rendah dari

    sistem AM atau SSB, sebab istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang

    menggunakan penguat RF karena mereka dapat menekan inherent

    noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas

    yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM dapat

    menerima sinyal 1 V atau kurang jika dibandingkan dengan sistem AM

    dan SSB dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila ingin sinyal 1

    uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang

    dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1

    uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 V

    itu sehingga menjadi 10-20 V sebelum diberikan ke mixer. Itu

    sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.

    Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk

    sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise

    internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih

    rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor

    yang aktif.

    Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh

    frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal

    osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 22

    22

    OutputInput

    0

    0

    +V12V

    1 1cv

    1np

    1C

    1C 1C

    1C

    2N4393

    R1

    R2

    R3

    Gambar 7 disamping

    salah satu contoh

    gambar rangkaian RF

    Amplifier dengan

    komponen aktif FET.

    FET RF AMPLIFIER:

    Impedansi input yang

    tinggi dari FET bukanlah

    dasar digunakannya FET

    sebagai komponen aktif

    pada penguat RF sistem

    FM.

    Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET

    Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh

    menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan

    bahwa tidak selalu impedansi input merupakan pertimbangan bagi RF

    amplifier karena untuk frekuensi tinggi impedansi antena hanya

    beberapa ratus ohm atau cukup rendah.

    Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi input dan

    output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung hampa

    mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor eksponensial.

    Untuk komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal

    output dengan frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi

    komponen 2 kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara

    komponen lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan

    FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.

    PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate ganda)

    common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti diperlihatkan pada

    gambar 8 dibawah:

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 23

    23

    output

    input

    optional AGC.1C4

    15V

    0

    0

    .1C491k

    33k

    00

    1CV1

    1000pf

    1CV21CV2

    1RFC

    1L3

    1L2

    2N3796

    0

    .1C4

    Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET

    Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan

    keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga

    dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis

    dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja

    pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan

    dengan JFET.

    LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai

    amplitudo output yang konstant untuk semua input yang melebihi level

    tertentu. Dalam sistem penerima FM ini dibutuhkan untuk menolak

    ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak diingini, yang

    merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak

    diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup

    AGC untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari yang

    ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada diskriminator.

    Secara ideal dapat dinyatakan bahwa diskriminator harus idealnya tidak

    menanggapi perubahan amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 24

    24

    Rangk.LIMITER

    output

    input

    15V

    .1C4

    00

    00

    .1C4

    .1C4.1C4

    R1

    R2 R3

    R4

    1CV11CV1

    NPN

    1CV1

    .1

    .1

    .1.1

    Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter dengan

    transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke kolektor.

    Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat

    terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor

    tidak akan dapat melampaui tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki

    pada bagian output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk

    meningkatkan selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus

    akibat pemotongan menjadi sinus.

    Gambar. 9: Rangkaian Limitter

    Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi

    tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut detektor pada

    sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah

    variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo.

    Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor

    yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi

    (informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi

    rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar

    dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari

    intelejen frekuensi dinaikkan.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 25

    25

    AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada

    Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM

    Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga

    rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi

    dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi

    mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena

    ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan

    penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum

    ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada daerah

    sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan ekonomis.

    Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama dengan yang

    telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM,

    frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88

    Mhz -108 Mhz.

    3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN PERBAIKAN/REPARASI

    Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan dalam

    pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis pesawat elektronika

    adalah AVO meter, atau sering juga disebut multimeter/multitester.

    Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam pekerjaan

    perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat elektronika antara lain:

    obeng, tang, solder, signal generator/signal injektror, oskiloskop dan

    alat Bantu lainnya. Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang

    diperlukan dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:

    A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.

    Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan untuk

    pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan secara rinci

    didalam penggunaan alat ukur, karena peserta diklat sudah

    memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 26

    26

    1. Obeng

    Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa mereparasi alat-

    alat elektronika atau radio dan lain sebagainya, obeng ini

    mempunyai peranan yang sangat penting didalam pekerjaan

    perbaikan/reparasi pesawat radio ataupun pesawat elektronik

    lainnya. Fungsinya ialah untuk membuka sekerup atau

    memasang sekerup (pekerjaan mekanik).

    Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi sebaiknya

    persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam-

    macamnya. Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis obeng

    ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut kembang.

    Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka

    atau memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng

    (+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-) hendaknya

    dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam membuka

    sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat atau rusak.

    Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan yang masih

    baik keadaannya.

    Gambar. 10: Macam-Macam Obeng

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 27

    27

    Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng untuk

    keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani pekerjaan

    mekanik.

    2. Obeng pengetrim

    Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus

    untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan ujungnya

    dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu contoh obeng

    yang dapat digunakan sebagai pengetrim.

    Gambar 11. Obeng Trim

    3. Tang

    Gambar 12a dan 12b

    adalah yang lajim

    dipergunakan.

    Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.

    Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-macam

    jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan perbaikan/reparasi

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 28

    28

    pesawat elektronika. Tang ini bentuknya moncong panjang

    pada pangkalnya.

    Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang kaki

    komponen seperti Resisitor, Transistor dan komponen lainnya.

    Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak

    berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong

    melipat/membengkokan dan lain sebagainya.

    Gambar 12b. Tang kombinasi

    4. Solder

    Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas

    dan memasang komponen dari PCB (printed circuit board).

    Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya panas

    pemasangan maupun melepas komponen. Solder sangat

    penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah satu model

    Solder listrik yang dilengkapi kedudukan:

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 29

    29

    Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan

    Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan

    komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi dapat

    mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan sebaliknya

    solder yang kurang panas dapat mempengaruhi hasil

    penyolderan yang sempurna.

    B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.

    1. Multimeter

    Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang terdapat

    pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar 14.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 30

    30

    Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog

    Gambar 15. Penyidik (probes)

    Gambar 16. Papan Skala Multimeter

    COMMON (-)

    KABEL PENYIDIK

    (PROBES)

    JEPITAN MONCONG BUAYA (ALIGATOR CLIP)

    PAPAN SKALA

    JARUM PENUNJUK

    SEKRUP

    PENGATUR

    POSISI JARUM (PRESET)

    BATAS UKUR

    (RANGE)

    SAKLAR JANGKAUAN

    UKUR

    TOMBOL PENGATUR POSISI

    JARUM

    OUT (+)

    SKALA OHM

    SKALA VOLT

    (ACV-DCV)

    SKALA ARUS (DCmA)

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 31

    31

    a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil pengukuran.

    Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistansi

    (resistance) dalam satuan Ohm (), tegangan (ACV dan

    DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat

    gambar 16.

    b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan

    posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika

    digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam

    ), saklar ditempatkan pada posisi , demikian juga jika

    digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat

    arus (mA-A). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur

    tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur

    yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,

    tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada

    pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak

    mengukur DCV.

    c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan untuk

    menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan

    skala)

    d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment):

    digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol

    sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai

    tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua ujung kabel

    penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk

    memosisikan jarum pada angka nol.

    e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan

    kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda

    (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 32

    32

    lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe

    transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor

    berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk

    mengukur kapasitas kapasitor.

    f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angka-

    angka; 0,25 25 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25,

    kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 0,25 mA.

    Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur

    berkisar dari 0 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500,

    kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 500 mA.

    g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari

    angka; 10 50 250 500 1000 ACV/DCV. Batas ukur

    (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur

    adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan

    maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian

    seterusnya.

    h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan

    kilo Ohm (k). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil

    pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada

    satuan ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil

    pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10

    (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k),

    semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada

    papan skala (pada satuan k), Untuk batas ukur (range)

    x10k (10k), semua hasil pengukuran dibaca pada papan

    skala dan dikali dengan 10k.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 33

    33

    2. Oskiloskop

    Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam

    melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenisjenis

    pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang

    kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat

    dan menganalisa gejala gejala listrik. Oskiloskop mempunyai

    kemampuan dalam hal hal sebagai berikut:

    a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik.

    b) Mengukur tegangan dan arus.

    c) Mengukur frekuensi.

    d) Mengukur beda fasa.

    e) Sebagai penggambar x y.

    Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun arus

    yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan maupun

    arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya, bentuk

    gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada suatu titik

    akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh adalah

    sebagaimana pada gambar berikut:

    Gambar 17a. Sebuah Osciloskop

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 34

    34

    Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan

    sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk

    menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat

    dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang

    tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah

    (IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio.

    3. Signal Injector

    Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap

    rangkaianrangkaian transistor (bahkan pada komponen

    transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut.

    Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada

    gambar 18 di bawah ini;

    Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio yang

    sangat dominan untuk melacak rangkaian rangkaian transistor

    Gambar 17b. Panel Oskiloskop

    Gambar 18. Signal injektor

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 35

    35

    yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila diinjeksi

    dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.

    Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari gangguan

    pada rangkaianrangkaian audio seperti pesawat radio transistor,

    tape recorder ataupun pada pesawat televisi pada rangkaian

    sesudah penguat video.

    c. Rangkuman.

    1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio

    dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada

    sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan

    panjang gelombang 577 meter184 meter. Pesawat penerima radio

    sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz

    frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF).

    2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio

    dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat

    penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar

    10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain:

    a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi

    b. Membutuhkan limiter dan deempasis

    c. Berbeda dalam demodulasi

    d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.

    3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi ada

    dua bagian yaitu:

    1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.

    2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran (elektrik).

    d. Tugas

    1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan

    dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 36

    36

    2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi

    bentuk sinyal setiap bagian.

    3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat ukur

    /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan perbaikan/reparasi.

    e. Test formatif

    Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda

    anggap benar.

    1. Pesawat Radio sistem AM adalah:

    a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.

    b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.

    c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.

    d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.

    2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator

    merupakan frekuensi menengah disebut:

    a. frekuensi Intermediate frekuensi

    b. frekuensi hasil pengurangan

    c. frekuensi penala

    d. frekuensi modulasi.

    3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM adalah:

    a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz - 1630 Khz

    b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz - 1640 kHz

    c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz - 1620 Khz

    d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz.

    4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar sebesar

    1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari frekuensi RF, bila

    frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator lokal:

    a. 1455 Khz

    b. 1460 Khz

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 37

    37

    c. 1475 Khz

    d. 1555 Khz

    5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;

    a. Fo = IF - RF

    b. Fo = IF + RF

    c. Ro = Fo + RF

    d. Ro = IF Fo

    6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat turun

    naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.

    a. Amplifier c. Filter

    b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain Control )

    7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sinyal:

    a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC

    b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC

    c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC

    d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC

    8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari tiga

    bagian yaitu:

    a. Oscilator, Mixer dan Tuner

    b. Oscilator, IF dan MIxer

    c. Oscilator, Mixer dan RF

    d. RF, mixer dan IF

    9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal pembawa dengan

    sinyal:

    a. Sinyal informasi

    b. Sinyal Oscilator

    c. Sinyal Intermediate frekuensi

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 38

    38

    d. Sinyal RF

    10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:

    a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker

    b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF

    c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer

    d. Sinyal sinus mengandung audio

    11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:

    a. Frekuensi kerja lebih tinggi

    b. Membutuhkan limitter dan deempasis

    c. Berbeda dalam demodulasi

    d. a,b dan c benar

    12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:

    a. 77 Mhz s/d 107 Mhz

    b. 87 Mhz s/d 107 Mhz

    c. 88 Mhz s/d 108 Mhz

    d. 89 Mhz s/d 108 Mhz

    13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;

    a. 88 Mhz

    b. 10,7 Mhz

    c. 88,7 Mhz

    d. 108 Mhz

    14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini diperlukan

    untuk;

    a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi

    b. Sebagai pelengkap sistem FM

    c. Mencegah terjadinya distorsi

    d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 39

    39

    15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:

    a. Menghasilkan ouput yang konstan

    b. Memotong sinyal yang tinggi

    c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF

    d. Mengurangi terjadinya distorsi

    16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat

    elektronika/penerima Radio sebagai;

    a. Pekerjaan mekanik

    b. Membengkokan komponen

    c. Memotong kaki komponen

    d. Pemegang komponen sedang disolder

    17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika, dapat

    digunakan sebagai:

    a. Pemotong kaki komponen

    b. Penjepit bok pesawat

    c. Membuka baut

    d. Membengkokan mata solder

    18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan kerusakan

    komponen dalam;

    a. Rangkaian dengan sumber tegangan

    b. Rangkaian tanpa tegangan

    c. Jalur PCB (printed circuit board)

    d. a, b dan c benar

    19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan pengukuran;

    A. Tegangan dan sinyal

    B. Frekuensi dan tegangan

    C. Arus yang besar

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 40

    40

    D. a, b benar

    20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan

    ouput signal adalah:

    a. Sinyal audio

    b. Sinyal Sinus AC

    c. Sinyal Sinus DC

    d. Sinyal Sinus RF

    f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)

    g. Lembar kerja

    Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi

    A. Pengantar

    Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami

    dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta peralatan

    yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda

    dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda

    sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal

    untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape recorder.

    Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan

    keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul

    ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami

    dengan benar.

    B. Alat dan bahan

    1. Macam-macam alat ukur dan alat tools.

    2. Buku buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 41

    41

    C. Langkah kerja

    1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu

    kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami cara kerja radio

    Tape Reocrder).

    2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan

    perbaikan/reparasi.

    3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pesawat

    penerima radio AM/FM.

    4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan peralatan baik

    untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan elektrik.

    5. Selamat bekerja, semoga berhasil.

    D. Kesimpulan

    Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar

    kerja.

    E. Saran

    Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan

    pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar

    kerja.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 42

    42

    Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan

    Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati gejala

    kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio diopersikan untuk

    diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada

    bagian-bagian tombol power, tombol pengatur volume, tombol pengatur

    pencari gelombang AM/FM.

    a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

    Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat diharapkan:

    1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power.

    2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur volume.

    3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur pencari

    gelombang AM/FM.

    b. Uraian materi

    Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat Radio

    sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu. Pada

    pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat memahami gejala

    kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power, tombol pengatur volume,

    dan tombol pengatur pencarian gelombang. Tentu saja dalam

    perkembangan elektronika pesawat radio sistem AM maupun sistem FM

    diperoleh dalam satu kemasan yang kita temukan yaitu Pesawat Radio

    Tape Recorder. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka ada

    bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat;

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 43

    43

    Mengamati kerusakan pada tombol power

    Gambar 19. Tombol Power

    1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder!

    2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!

    3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan menekan

    tombol power on/off maka pesawat radio.

    4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala

    maka tombol power berpungsi dengan baik, jika lampu indikator

    tidak menyala maka tombol power tidak berpungsi sebagaimana

    mestinya.

    5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan

    sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol power pada

    pesawat radio tape recorder.

    Catatan:

    Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta diklat,

    bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk pesawat radio

    mendapatkan sumber tegangan. Karena pada tombol power ini adalah

    salah satu komponen yang bekerja sebagi penghubung dan pemutus arus

    yang masuk ke bagian catu daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 44

    44

    maka peswat radio dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran

    yang dipancarkan oleh pemancar radio.

    Mengamati kerusakan pada pengatur volume

    Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume

    1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!

    2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!

    3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol

    power

    4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu

    menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.

    5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio akan

    menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.

    6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan

    sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur

    volume.

    Catatan:

    Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada peserta

    diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan komponen yang dapat

    mengatur besar kecilnya sinyal yang akan diproses menjadi suara. Karena

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 45

    45

    pada tombol pengatur volume ini adalah salah satu komponen yang bekerja

    sebagai pengatur sinyal yang akan diteruskan kebagian penguat audio

    seperti yang dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur

    volume maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya

    suara yang kita inginkan.

    Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang

    Gambar 21. Tombol pencari gelombang

    1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!

    2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!

    3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power

    4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka

    tombol power berpungsi dengan baik.

    5. Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan

    menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.

    6. Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat radio akan

    menyeleksi siaran yang akan diterima dengan indikator pada jarum

    penunjuk pencarian gelombang.

    7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan kerusakan

    pada pengaturan tali gelombang.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 46

    46

    8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan

    sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur

    pencari gelombang.

    Catatan:

    Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan didapat

    kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari gelombang

    merupakan bagian yang dapat merubah nilai komponen penala umumnya

    komponen ini adalah condenstor variabel. Karena pada tombol pengatur

    pencari gelombang ini adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi

    oscilator lokal dari pesawat radio tape recorder.

    c. Rangkuman

    Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol power,

    tombol pengatur volume dan pengatur pencarian gelombang diperlukan

    pesawat Radio Tape Recorder yang dapat bekerja dengan baik.

    Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat

    mengembangkan pengamatannya yang didapat, agar lebih meningkatkan

    kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya.

    1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima siaran

    akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja sebagaimana

    mestinya.

    2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat

    kerusakan tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai pengatur

    sinyal yang masuk.

    3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih siaran dari

    pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur tombol pencari

    gelombang.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 47

    47

    d. Tugas

    1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda, mintakan

    infomasi kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada radio tape recorder.

    2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya terhadap

    rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.

    e. Test formatif

    Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang

    Anda anggap benar!

    1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika;

    a. Tombol power baik

    b. Tombol power sebagai penghubung

    c. Tombol power sebagai pemutus arus

    d. Tombol power berfungsi on/off

    2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan tombol

    power adalah:

    a. Pesawat radio bunyi

    b. Pesawat radio tidak baik

    c. Pesawat radio tidak menerima siaran

    d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.

    3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan

    tombol power ?

    a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus

    b. Karena tombol power sebagai saklar

    c. Karena tombol power pemutus arus

    d. Tombol power berfungsi on/off suber arus

    4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape recorder

    adalah:

    a. Sumber tegangan dc rusak

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 48

    48

    b. Trafo rusak

    c. Diada penyearah terbakar

    d. a,b dan c benar

    5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh:

    a. Tombol volume rusak

    b. Tombol volume maksimum

    c. Potensio Volume minimum

    d. a,c benar

    6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi jika;

    a. Tombol volume dapat dioperasikan

    b. Tombol volume tidak rusak

    c. Tombol volume maksimum

    d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio

    7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder

    berakibat;

    a. Pesawat radio tidak bunyi

    b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar

    c. Pesawat radio suaranya kecil

    d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.

    8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan

    tombol volume?

    a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke penguat audio

    b. Karena tombol volume sebuah potensio

    c. Karena tombol volume sebagai saklar

    d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus

    9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas:

    a. Potensio volume sudah haus arangnya.

    b. Penguat audio rusak

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 49

    49

    c. Speaker rusak

    d. a,b dan c benar

    10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu gelombang

    AM/FM kerusakan pada:

    a. Tombol pencari gelombang

    b. Tombol Volume

    c. Tombol Power

    d. Detektor

    f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III)

    g. Lembar kerja

    Mengamati Gejala Kerusakan

    A. Pengantar

    Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana mengetahui

    gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada

    pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-

    langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda

    akan memiliki kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan

    dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape recorder.

    Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan

    keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul

    ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami

    dengan benar.

    B. Alat dan bahan

    1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo)

    2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 50

    50

    C. Langkah kerja

    1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu

    kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami tombol kontrol

    volume, tombol power, dan tombol pengatur pencari gelombang).

    2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap

    tombol kontrol.

    3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat

    radio tape recorder.

    4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap

    rangkaian yng menjadi bagiannya.

    5. Selamat bekerja, semoga berhasil.

    D. Kesimpulan

    Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar

    kerja.

    E. Saran

    Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan

    pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar

    kerja.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 51

    51

    Kegiatan Belajar 3: Mengalokasi Kerusakan

    Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2, maka

    materi pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan kerusakan

    mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada komponen, kerusakan

    pada koneksitas PCB (printed ciruit board) atau kabel, dan masalah bagian

    mekanik.

    a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

    Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, peserta diklat diharapkan

    mampu menentukan gangguan/kerusakan yang terdapat pada radio tape

    recorder antara lain:

    1. Mengerti secara persis keadaan gangguan.

    2. Menyimpulkan bagian-bagian yang rusak dengan metode pengukuran

    3. Membatasi daerah yang rusak dengan metoda mengusik rangkaian jalur

    PCB

    4. Menemukan bagian yang rusak pada bagian mekanik.

    b. Uraian materi

    Pesawat Radio Tape Recorder pada dasarnya komponen-komponen

    elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas papan yang di sebut

    papan rangkaian tercetak/PRT atau printed circuit board (PCB).

    Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami gangguan

    atau kerusakan.

    Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi, misal: pada

    penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan penguat audio

    karenanya dalam melacak gangguan perlu penetapan alokasi pada bagian

    mana gangguan atau kerusakan terjadi.Biasanya, prosedur pencarian

    kerusakan yang umum dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien

    adalah sebagai berikut:

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 52

    52

    1. Mengerti secara persis keadaan gangguan

    Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci penjelasan

    dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi pesawatnya. Jadi

    anda harus mendengarkan dengan seksama gangguangangguan

    macam apa saja yang tengah terjadi pada pesawat bersangkutan.

    Kemudian untuk meyakinkan kaeadaan gangguan tersebut, putarlah

    tomboltombol pengatur yang ada pada pesawat.

    2. Penyimpulan blokblok yang rusak

    Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah suatu

    kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi karena adanya

    kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan sebagainya. Sebab

    seperti yang diketahui bahwa sebuah pesawat terdiri dari beberapa

    blok sirkuit yang terangkum dalam satu sirkuit lengkap. Sebuah

    pesawat radio transistor, ini pada konstruksinya terdiri dari bagian

    penala, mixer dan detektor serta penguat akhir. Kalau gangguannya

    telah diketahui maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan mungkin

    terjadi pada bagian penala, atau mixer atau penguatnya, dan lain

    sebagainya.

    3. Membatasi daerah yang rusak

    Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan keadaan

    gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki konstruksi yang

    rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan hanya satu titik tertentu

    saja, tetapi dapat dikatakan cukup luas. Misalnya, walaupun telah

    diperkirakan bahwa kerusakan terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi

    pada sirkuit bagian penguat itupun terdiri dari penguat awal dan

    penguat akhir. Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah

    ditemukan dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit

    pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk dapat

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 53

    53

    A B

    melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat melakukan seperti

    diagram dibawah:

    Daerah circuit yang dicurigai

    Apakah A normal? Tidak ya

    Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian dan

    selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok penguat dari

    sebuah radio transistor. Periksa dulu pada bagian penguat depannya,

    kalau berfungsi normal berarti kerusakan terjadi pada penguat akhir.

    Begitu juga dengan yang lain.

    4. Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran

    Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian

    komponen yang rusak, terutama pada transistortransistor dan IC

    berdasarkan tegangan yang keluar dari elektrodaelektrodanya.

    Umumnya pengetesan tersebut mempergunakan AVO meter

    (multimeter atau multitester) pada daerah pengukuran DC. Normal

    atau tidaknya tegangan yang keluar dapat dimengerti dengan

    membuat perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO

    meter dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu

    diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga yang

    B. Rusak

    A. Rusak

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 54

    54

    +V5V

    1uF

    1k 1k

    1k

    DC V

    N

    1uF

    1k

    NPN

    +V5V

    1uF

    1k 1k

    1k

    DC~V

    NO DATA

    1uF

    1k

    NPN

    berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan oleh adanya

    resistansi dalam AVO meter bersangkutan.

    Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan;

    1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar-

    pemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW!

    2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena dengan

    ground pesawat menggunakan kabel penghubung yang tersedia

    untuk menghindari adanya sinyal yang masuk kedalam pesawat

    anda.

    3. Hidupkan kembali pesawat penerima.

    4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur

    tegangan kaki-kaki semua komponen aktip seperti transistor, catat

    hasil pengulkuran dan buat tabel hasil pengukuran.

    Dibawah ini contoh mencari kerusakan dengan cara pengukuran.

    Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 55

    55

    Mengukur tahanan:

    1. Matikan sumber dari pesawat penerima!

    2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen (kaki)

    semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja!

    3. Lepaskan jumper (penghubuing) antena dan ground, kemudian

    simpan peralatan pada tempat semula, buat kesimpulan dari hasil

    pengamatan.

    5. Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur rangkaian

    Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio, setelah

    diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat dilakukan

    metode mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut untuk melokalisasi

    gangguan pesawat tersebut. Metode ini menggunakan alat test yang

    sangat sederhana, yaitu obeng logam yang diisolasi pada sebagian

    batangnya. Metoda ini berlaku bagi pesawat yang bekerja pada

    tegangan rendah dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah

    metode ini digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan

    listrik.

    Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan telunjuk

    pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi gangguan yang terjadi

    pada pesawat penerima radio. Prosedur percobaan ini dapat dilakukan

    secara berurutan, mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu

    terminal antena. Bila obeng disentu pada titik input rangkaian

    loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang menyatakan

    bahwa loudspeaker bekerja secara normal.

    Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara maka

    rangkaian dibelakang test poin tersebut mendapat gangguan.makin

    kedepan titik pengetesan maka suara harus semakin kuat.khusus

    pengetesan loudspeaker, kalau tidak berhasil dengan obeng maka

    gantilah pengetesan dengan multimeter.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 56

    56

    Selanjutnya gambar 23 dapat diperhatikan contoh pengetesan jalur.

    Pengetesan kondusi dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui

    bahwa mungkin terjadi hubungan kawat yang terputus atau terjadinya

    hubungan singkat dalam rangkaian dari komponen komponen

    bersangkutan. Pengetesan ini juga dilakukan dengan menggunakan

    multimeter pada posisi pengukuran resistansi. Tentu saja pada waktu

    melakukan pengetesan resistansi /hubungan antar jalur pada papan

    rangkaian tercetak, perlu diingat pesawat dalam keadaan mati.

    Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter

    c. Rangkuman

    Didalam menentukan kerusakan dengan cara pengukuran tegangan

    maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta diklat dapat lebih

    cepat menemukan bagian/komponen yang dianggap rusak.

    Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka kita dapat

    mengganti komponen yang baru.

    Oleh karenanya penguasaan metoda pengukuran didalam menentukan

    bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi yang penting dikuasai

    oleh peserta diklat.

    OHMS

    NO DATA

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 57

    57

    d. Tugas

    1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap

    bagian/komponen pada pesawat tape recorder.

    2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan

    pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini.

    e. Test formatif

    Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan

    jelas.

    Dengan menggunakan multimeter analog:

    1. Uraikan langkah-langkah untuk pengukuran komponen didalam

    rangkaian.

    2. Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada rangkaian.

    3. Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar rangkaian.

    4. Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan.

    5. Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi)

    mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan

    memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika tidak ada

    sebutkan alasannya.

    f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)

    g. Lembar kerja

    Mengalokasi kerusakan

    A. Pengantar

    Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk

    menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada

    pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-

    langkah kerja dengan benar, serta menentukan dengan teliti kerusakan

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 58

    58

    maka Anda akan memiliki kemampuan untuk melokalisai bagian-

    bagian/komponen yang terdapat pada pesawat radio tape recorder.

    Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan

    keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul

    ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami

    dengan benar.

    B. Alat dan bahan

    a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).

    b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika

    c. Gambar rangkaian Radio AM/FM

    C. Langkah kerja

    1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu

    kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala

    kerusakan).

    2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap

    bagian atau komponen.

    3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat

    radio tape recorder.

    4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol

    terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.

    5. Selamat bekerja, semoga berhasil.

    D. Kesimpulan.

    Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar

    kerja.

    E. Saran

    Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan

    pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar

    kerja

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 59

    59

    Kegiatan Belajar 4: Menganalisa hasil pengukuran

    Berdasarkan skema rangkaian yang telah dijelaskan pada pembelajaran 1,

    maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat diitentukan jenis

    kerusakan.

    a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

    Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4, peserta diklat diharapkan

    Trampil menentukan kerusakan:

    Mengacu pada skema rangkaian

    Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan dengan benar.

    b. Uraian materi

    Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat radio

    AM/MW secara lengkap. Titik yang diberi test poin menunjukan bagian/

    komponen untuk dapat dilakukan pengukuran sehingga data hasil

    pengukuran dapat dipergunakan analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini

    dijelaskan ada dua contoh jenis kerusakan untuk dianalisa dan

    diindentifikasi kerusakannya.

    Jenis kerusakan yang dimaksud adalah:

    1) Suara radio lemah.

    2) Pesawat Radio tidak ada sinyal.

    1) SUARA RADIO LEMAH

    No. Bagian Yang

    Rusak Analisa pengukuran Penyelesaian

    1. Detektor

    (transistor)

    Tegangan bias yg salah

    pada transistor

    - Betulkan

    tegangan bias

    - Ganti dengan

    transistor yg baru

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A)

    60

    0ut

    0

    +V

    12V

    TP17

    TP4

    TP3

    TP1

    1uF

    L3

    1uF

    +5pFL2

    TP2

    D1-D2 4148

    1mH

    1uF

    +

    01

    005

    C829

    1k

    4k7

    47

    390

    39k

    RANGK.IF(FREK.MENENGAH)

    +V

    12V

    TP6

    TP5TP10TP9

    TP8

    TP7

    .1

    IN60

    .1

    001

    1S

    1S

    1P1P

    1P

    1S

    5k

    004

    .1

    .1

    004

    + 220/16002

    +

    10/16

    C829

    C829

    100

    39k5k6

    470

    15k

    390

    390

    47k

    RANGK.DETEKTOR

    TR3

    ke basis TR2

    +V

    12V

    TP10

    TP8

    005

    .101

    5k

    IN60

    1S1P

    5K6

    470

    RANGK.AUDIO AMPLIFIER

    00

    0

    0

    TP12

    TP15

    1314

    TP11

    +V

    12v

    8

    +

    1uF

    +

    220/16

    .1uF 220pf

    IN4148

    C1684

    B698

    D734

    220

    560

    1 1

    11

    470

    150k

    33k

    Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61

    61

    No. Bagian Yang

    Rusak Analisa pengukuran Penyelesaian

    2. Detektro (dioda) Tegangan bias yg salah

    Pada dioda

    - Betulkan tegangan

    bias

    - Ganti dengan dioda

    yg baru

    3. Filter AGC Kondensator filter AGC

    putus

    1. Periksa sirkuit

    /komponen sekitar

    rangkaian detektor

    Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:

    Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan suara radio

    menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu terdapat kerusakan-

    kerusakan antara lain seperti dibawah.

    1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi kesalahan

    tegangan bias pada transistornya.

    2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan bias

    yang salah.

    a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau transistor).

    Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi 10-20 %. Jika ada

    kesalahan tegangan bias ini maka suara radio dapat lemah dan

    mungkin disertai dengan distorsi.

    b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan perhatikanlah

    perobahannya.

    c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor lainnya)

    seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah detektor itu dari

    sirkuitnya pada waktu pengukuran komponen-komponen sirkuit

    tersebut.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62

    62

    3. Filter AGC rusak.

    a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya) periksalah

    dengan menghubungkan paralel kondensator yang baru.

    b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan radio

    kurang sensitive, dan sering kali disertai dengan regeneration.

    Dalam menghubungkan kondensator filter ini jangan sampai terbalik

    polaritasnya. Kondesnsator filter AGC radio transistor biasanya dari

    elektrolit, jadi berbeda dengan kondensator filter AVC untuk radio

    tabung.

    4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika radio

    yang bersangkutan menggunakannya.

    a. Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubunganpendek.

    Telitilah hubungan diode itu kalau terbalik pemasangannya dalam

    sirkuit.

    b. Diode-overload yang terbalik memasangnya atau hubungan pendek

    dapat mengakibatkan radio kurang peka (kurang sensitive).

    Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang diode-overload

    dipasang antara sisi bawah gulungan transformator I-F kedua bagian

    primernya dengan gulungan primer sisi atas transformator I-F pertama.

    Jika hubungan yang sedemikian itu diode-overload.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63

    63

    2) TiDAK ADA SINYAL

    Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:

    1. Gulungan Transformator putus.

    Trafo yang rusak dapat mengakibatkan tidak dapat diteruskan sinyal

    dari tingkat ketingkat lainnya.

    Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan sekunder

    transformator IF dengan ohm meter, dan menunjukan nilai yang

    tidak sesuai dengan data teknis, maka dapat disimpulkan sinyal

    berhenti disatu titik yang pada akhirnya radio tidak bunyi.

    2. Transistor detektornya rusak.

    Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah transistor

    itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau gantilah dengan

    transistor yang baru. Jika transistornya dalam keadaan baik, coba

    ukurlah komponen-komponen detektor transistor itu.

    3. Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode

    germanium).

    No. Bagian Yang

    Rusak Analisa pengukuran Penyelesaian

    1. Gulungan

    transformator IF

    Hambatan kumparan

    sekunder trafo putus

    - Ganti trafo IF

    2. Detektor (dioda)/

    (transistor)

    Tegangan bias yg salah

    Pada dioda

    - Betulkan tegangan

    bias

    - Ganti dengan dioda

    yg baru

    3. Oscilator lokal

    pada rangkaian

    penala

    Transistor penguat RF

    tegangan bias yg salah

    - Priksa sirkuit

    /komponen

    - Sekitar rangkaian

    penala

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64

    64

    a. Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika tahanan

    baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm), sebaiknya gantilah

    kristal germanium itu. Kristal diode germanium yang masih baik

    mempunyai tahanan balik antara 100.000-500.000 ohm dan

    tahanan lajunya kurang dari 100 ohm. Makin besar ketetapan

    arus diode kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya.

    b. Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup hanya

    dengan membalik kabel pengukur ohm-meter.

    c. Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah polaritasnya

    ketika memasang, jangan sampai keliru.

    Pada waktu memasang kristal diode, gunakanlah penyalur panas

    dengan hati-hati dan secepat mungkin mengerjakannya, agar

    supaya diode itu tidak rusak karena panas yang berlebihan.

    (Panas ketika menyolder).

    4. Tegangan elektrode-elektrode detektor.

    a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode), ukurlah

    tegangan bias laju antara anode dan katodenya. Tegangan bias

    laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1 volt.

    b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara basis dan

    emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti tegangan bias

    pada diode germanium.

    c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan batas

    ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan jarum voltmeter

    mudah dibaca.

    5. Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan pesawat

    radio tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal RF yang datang

    dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455

    kHz. Jika bagian ini tidak bekerja maka pada pesawat tidak akan ada

    sinyal.

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65

    65

    c. Rangkuman

    Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat penerima

    radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja dengan normal, maka

    dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara menyocokan data hasil

    pengukuran dengan data besaran tegangan dengan kondisi pesawat

    bekerja dengan normal.

    Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya

    bagian/komponen yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta diklat harus

    mampu menganalisa suatu data untuk mendapatkan informasi baru yang

    akan digunakan sebagai penyelesaian langkah-langkah perbaikan/reparasi.

    d. Tugas

    Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada modul

    ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut:

    1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang.

    2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal

    anda.

    3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis kerusakan

    pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang anda kunjungi.

    4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan sebagai

    kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar anda atau dengan

    guru.

    e. Test formatif

    Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan

    jelas.

    Dengan mengacu pada sekema rangkaian:

    1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran!

  • Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66

    66

    2. Dengan cara bagaimanakah anda, memperoleh data pengukuran

    dengan kondisi radio tidak normal?

    3. Mungkinkah data pengukuran dijadikan bahan untuk menentukan jenis-

    jenis kerusakan?