Upload
idaamsiyati
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjjjj
Citation preview
Metabolisme Kalsium
Konsentrasi ion kalsium normalnya diatur dengan sangat tepat, sehingga jarang menurun
atau meningkat jauh melebihi beberapa persen dari nilai normalnya sebesar kira-kira 9,4 mg/dl,
yang setara dengan 2,4 mmol kalsium per liter. Pengaturan yang tepat tersebut sangat penting,
karena kalsium berperan utama dalam banyak proses fisiologis, yang meliputi kontraksi otot
rangka, jantung dan otot polos; pembekuan darah; dan transmisi impuls saraf, yang hanya
beberapa dari sejumlah proses fisiologis.
Kalsium dalam plasma terdapat dalam tiga bentuk. Sekitar 41% (1 mmol/L) kalsium terikat
dengan protein plasma dan bentuk ini tidak dapat berdifusi melalui membran kapiler. Sekitar 9%
kalsium (0,2 mmol/L) dapat berdifusi melalui membran kapiler, namun bergabung dengan zat
anionic plasma dan cairan interstisial (contohnya, sitrat dan fosfat) sedemikian rupa sehingga
tidak terionisasi. Sisa 50% kalsium dalam plasma dapat berdifusi melalui membran kapiler dan
terionisasi.
Jadi, plasma dan cairan intertisial memiliki konsentrasi ion kalsium yang normal sekitar
1,2 mmol/L (atau 2,4 mEq/L, karena ion kalsium merupakan ion divalen), yaitu suatu kadar yang
besarnya hanya separuh dari konsentrasi kalsium plasma total.
Absorbsi dan Ekskresi Kalsium
Kecepatan masukan untuk kalsium adalah sekitar 1 000 mg/hari, yaitu jumlah yang setara
dengan 1 liter susu. Normalnya, kation divalen seperti ion kalsium sulit untuk diabsorbsi oleh
usus. Akan tetapi, seperti yang akan dijelaskan nanti, vitamin D meningkatkan absorbsi kalsium
oleh usus, dan sekitar 35% (350 mg/hari) dari kalsium yang masuk biasanya akan diabsorbsi;
sisa kalsium yang berada dalam usus akan dieksresikan ke dalam tinja. Kalsium tambahan
sebesar 250 mg/hari akan memasuki usus melalui getah sekresi saluran cerna dan sel mukosa
yang terlepas. Jadi, sekitar 90% (900 mg/hari) masukan kalsium harian akan dieksresikan ke
dalam tinja.
Kira-kira 10% (100 mg/hari) dari kalsium yang masuk akan diekskresikan ke dalam urin.
Sekitar 41% kalsium plasma terikat dengan protein plasma dan oleh karenanya, tidak akan
difiltrasi oleh kapiler glomerulus. Sisanya bergabung dengan anion seperti fosfat (9%) atau
terionisasi (50%) dan difiltrasi melalui glomerulus ke dalam tubulus ginjal.
Pada keadaan normal, tubulus ginjal mereabsorbsi 99% kalsium yang terfiltrasi, dan sekitar
100 mg kalsium diekskresikan ke dalam urin setiap harinya. Sekitar 90% kalsium dalam filtrat
glomerulus direabsorbsi di tubulus proksimal, ansa Henle, dan bagian awal tubulus distal.
Kemudian di bagian akhir tubulus distal dan bagian duktus kolektikus, proses reabsorbsi untuk
sisa kalsium sebesar 10%, sangat selektif, yang bergantung pada konsentrasi ion kalsium dalam
darah.
Ketika konsentrasi ion kalsium rendah, proses reabsorbsi tersebut akan sangat meningkat,
sehingga hampir tidak ada kalsium yang terbuang lewat urin. Sebaliknya, bahkan dengan sedikit
peningkatan konsentrasi ion kalsium dalam darah yang melebihi normal akan sangat
meningkatkan ekskresi kalsium secara nyata.
Pengaruh Vitamin D Terhadap Absorbsi dan Eksresi Kalsium
1,25-Dihidroksikolekalsiferol itu sendiri berfungsi sebagai suatu jenis “hormon” untuk
meningkatkan absorbsi kalsium oleh usus. Efek lain dari 1,25-Dihidroksikolekalsiferol yang
mungkin berperan dalam meningkatkan absorbsi kalsium dalam pembentukan ATPase
terstimulasi kalsium di brush border sel epitel dan suatu alkalin fosfatase di sel epitel.
Vitamin D juga meningkatkan absorbsi kalsium oleh sel epitel tubulus ginjal, sehingga
cenderung untuk mengurangi ekskresi zat ini dalam urin. Akan tetapi, efek ini sangat lemah dan
kemungkinan tidak banyak manfaatnya dalam pengaturan konsentrasi zat ini dalam cairan
ekstrasel.
Peran Hormon Paratiroid
PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorbsi kalsium. Yang
pertama merupakan suatu tahap cepat yang dimulai dalam waktu beberapa menit dan meningkat
secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini disebabkan oleh aktivasi sel-sel tulang yang
sudah ada (terutama osteosit) untuk meningkatkan absorbsi kalsium. Tahap yang kedua adalah
tahap yang lebih lambat dan membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu
untuk menjadi berkembang penuh, fase ini disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas,
yang diikuti dengan sangat meningkatnya reabsorbsi osteoklastik pada tulang sendiri, jadi bukan
hanya absorbsi garam fosfat kalsium dari tulang.
PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium di tubulus ginjal pada waktu yang sama dengan
berkurangnya reabsorbsi fosfat oleh hormon paratiroid. Peningkatan absorbsi kalsium terutama
terjadi di bagian akhir tubulus distal, duktus koligentes, bagian awal duktus koligentes dan
mungkin berlanjut ke ansa Henle asenden.
Sumber:
Guyton, AC. Hall, JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. 2007