78
METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN MAHMUD YUNUS: (Studi Kasus Terjemahan Ayat Yang Mengandung Isim Maus ȗl ( اَ مdan َ م) dan Min Bayȃniyyah) LUKMAN HAKIM 1110024000003 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN

MAHMUD YUNUS:

(Studi Kasus Terjemahan Ayat Yang Mengandung

Isim Mausȗl ( ما dan م ن ) dan Min Bayȃniyyah)

LUKMAN HAKIM

1110024000003

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya bukan hasil karya asli atau

jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah.

Ciputat, 10 Juli 2015

Lukman Hakim

NIM: 1110024000003

Page 3: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan
Page 4: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan
Page 5: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

iv

ABSTRAK

LUKMAN HAKIM

Metode Dan Strategi Terjemahan al-Qur'an Mahmud (Studi Kasus

Terjemahan Ayat Yang Mengandung Isim Mausȗl ( ما dan م ن ) dan Min

Bayȃniyyah)

Al-qur'an adalah kitab suci yang di dalamnya terdapat banyak sekali ilmu

pengetahuan. al-Qur'an diturunkan menggunakan bahasa arab dengan bahasa yang

indah. Telah kita ketahui al-Qur'an menggunakan bahasa arab sedangkan kita

menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu faktor yang membuat

kebanyakan orang menjadi sulit mengerti apalagi memahami isi kandungan dalam

al-Qur'an. Terjemahan al-Qur'an merupakan item yang sangat penting bagi

masyarakat muslim terutama bagi mereka yang tidak memahami bahasa Arab.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana metode dan strategi yang

digunakan penerjemah dalam menerjemahkan al-Qur'an yang terdapat isim

mausȗl dan min bayȃniyyah. Melalui analisis diketahui bahwa hasil terjemahan

yang diteliti adalah menggunakan metode penerjemahan harfiyah, hal tersebut

bisa dilihat dari ketaatan penerjemah terhadap tata bahasa teks sumber, bentuk

frase, bentuk kalimat dan lain sebagainya. Namun terkadang juga penerjemah

menggunakan penerjemahan bebas, tetapi tidak terjadi penyimpangan makna dan

tidak juga terlalu bebas.

Kebanyakan penerjemah memilih metode ini, dikarenakan teks yang

diterjemahkan berkaitan dengan firman Allah. Jika penerjemahannya terlalu

bebas, bisa terjadi penyimpangan makna, karena mungkin ada kata-kata yang

dihilangkan atau dibuang pada saat menerjemahkan. Sedangkan untuk strategi

yang digunakan penerjemah, penerjemah menggunakan startegi mengedepankan

dan mengakhirkan, membuang, dan menambahkan.

Page 6: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa

senantiasa dilimpahkan kepada sosok teladan umat, Baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya semoga kita mendapatkan

curahan syafa‟atnya di hari akhir kelak.

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Sastra di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika UIN Syarif

Hidayatullah khususnya kepada: Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan

Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku

Ketua Jurusan Tarjamah, Umi Kulsum, MA selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah,

serta seluruh dosen jurusan Tarjamah. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat

dan menjadi bekal bagi penulis untuk bisa diaplikasikan dimasa mendatang.

Kepada dosen yang tidak pernah bosan memberikan semangat serta

motivasinya untuk peneliti, Drs. Ikhwan Azizi, MA dan Drs. Ahmad Syatibi,

M.A selaku dosen pembimbing skripsi, penulis mengucapkan terima kasih tak

terhingga atas kesediaannya meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk

membaca, mengoreksi, serta memberikan referensi untuk peneliti, kepada

Karlina Helmanita, M.Ag dan Dr. Ahmad Ismakun Ilyas, M.A selaku dosen

penguji skripsi yang senantiasa menyempurnakan dalam penulisan skripsi ini.

Page 7: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

vi

Kemudian kepada kedua orang tua peneliti, H. Jahiya dan Hj. Munamih

dan kakak-kakakku serta adinda Shinta Devi atas doa, dukungan dan motivasi

yang selalu diberikan untuk penulis.

Selanjutnya, kepada teman-teman jurusan Tarjamah angkatan 2010

peneliti haturkan terima kasih khususnya Ahmad Farhan, Kholis Alhasan,

Syafaat Maulana, Makfiyyah Muthia, Siti Nur Asiah, Eva Fauziah, Halimah,

Rifyal Mahmudin, Humairoh, Hanifah, Arif Azami, Novi, Hani, Syarif, Lily,

Rosyid, Fahmi, Zulfikar, Ahmad Syafaat, Imam, dan Nia. Terima kasih atas

motivasi, doa, dukungan serta ide-ide yang kalian sumbangkan untuk peneliti,

dan sudah rela meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mencari

referensi dan menulis skripsi. Kepada teman-teman seperjuangan peneliti, terima

kasih atas kebersamaan dan kekompakan selama kita mengemban ilmu bersama

dalam satu atap.

Semoga skripsi yang masih banyak kekurangan ini bisa memberikan manfaat

bagi siapa saja terutama yang tertarik dengan dunia penerjemahan. Saran dan

kritik membangun, peneliti harapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Jakarta, 10 Juli 2015

Peneliti

Page 8: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data ditransliterasikan ke dalam huruf latin.

Transliterasi ini berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan

B Be

T Te

Ts te dan es

J Je

H h dengan garis di bawah

Kh ka dan ha

D De

Dz de dan zet

R Er

Z Zet

S Es

Sy es dan ye

Page 9: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

viii

S es dengan garis di bawah

D de dengan garis di bawah

T te dengan garis di bawah

Z zet dengan garis di bawah

، koma terbalik di atas

hadap kanan

Gh ge dan ha

F Ef

Q Ki

K Ka

L El

M Em

N En

W We

H Ha

' Apostrof

Y Ye

2. Vokal

Page 10: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

ix

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggul, ketentuan alih aksaranya ialah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya ialah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i

Au a dan u

2.1 Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a dengan topi di atas

i dengan topi di atas

u dengan topi di atas

3. Kata Sandang

Page 11: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

x

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu , dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyah

maupun huruf qamariyah. Contoh: al-rij lbukan ar-rijâl, al-d w n bukan ad-

d w n.

4. Syaddah (Tasyd d)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ــــ) ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf , yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata tidak

ditulis ad-dar rah tetapi al-dar rah, demikian seterusnya.

5. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2 di bawah). Namun, jika huruf ta marbûtah

tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

1 Tarîqah

2 al-jâmi‟ah al-islâmiyyah

3 wahdat al-wujûd

6. Huruf Kapital

Page 12: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

xi

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan

yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, anatara

lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

dan nama diri. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû

Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih akasara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, juduk buku itu ditulis dengan cetak

miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa arab. Misalnya ditulis, Abdussamad al-Palimbani,

tidak „Abd al-Samad al-Palimb n ; Nuruddin al-Raniri, tidak N r al-D n al-R n r .

7. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu

tsabata al-ajru

al-harakah al-„asriyyah

Page 13: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

xii

asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh

Maulânâ Maliku al-Sâlih

Yu‟atstsirukumu Allâh

al-mazâhir al-„aqliyyah

al-âyât al-kauniyyah

al-darûrah tubihu al-mahzûrât

DAFTAR ISI

PERNYATAAN............................................................................................ i

Page 14: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

xiii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN.............................................................. iii

ABSTRAK..................................................................................................... iv

PRAKATA..................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN………………………….. vii

DAFTAR ISI................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah....................................................1

B. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah............... 3

C. Tujuan Penelitian………………………………………. 4

D. Tinjauan Pustaka……………………………………….. 4

E. Metodologi Penelitian………………………….............. 5

F. Sistematika Penulisan…………………………….......... 6

BAB II DASAR TEORI PENERJEMAHAN

A. Gambaran Umum Penerjemahan

1. Definisi Penerjemahan……………………………... 9

2. Metode Penerjemahan……………………………… 10

3. Strategi Penerjemahan……………………………... 15

4. Proses Penerjemahan………………………………. 18

5. Syarat-Syarat Penerjemah………………………….. 20

B. Gambaran Tentang al-Qur'an

1. Pengertian al-Qur'an ..……………………………... 22

2. Penerjemahan al-Qur'an ………………………........ 24

3. Syarat-Syarat Penerjemah al-Qur'an ………………. 25

4. Jenis-jenis Penerjemah al-Qur'an ………………….. 27

5. Cara Menerjemahkan al-Qur'an …………………… 28

C. Ism Mausȗl

Page 15: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

xiv

1. Definisi Isim Mausȗl................................................. 29

2. Macam-macam Pronomina Relatif

(Isim Mausȗl)……………………………….............30

3. Pembentukan Takrif dengan Pronomina Relatif........32

D. Huruf Jar Min

1. Macam-macam Makna Harf Min…………………...33

BAB III BIOGRAFI MAHMUD YUNUS

A. Riwayat Hidup Mahmud Yunus……………………….. 35

B. Karya-Karya Mahmud Yunus………………………….. 38

BAB IV ANALISA DATA

1. Surat al-Baqarah : 145………………….……………. 43

2. Surat al-Baqarah : 174…………………………………44

3. Surat al-Baqarah : 213…………………………………45

4. Surat al-Baqarah : 231…………………………………46

5. Surat al-Baqarah : 236…………………………………47

6. Surat al-Nisa : 3……………………………………48

7. Surat al-Nisa : 22…………………………………..49

8. Surat al-Nisa : 37…………………………………..50

9. Surat al-Anfal : 64…………………………………..51

10. Surat al-Hijr : 47…………………………………..52

11. Surat al-Nur : 31…………………………………..52

12. Surat al-Syu'arȃ : 118…………………………………53

13. Surat al-Syu'arȃ : 215…………………………………54

14. Surat al-Syȗra : 29…………………………………..55

15. Surat al-Zȃriyat : 35…………………………………..56

16. Surat al-Jin : 27 ………………………………….57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………….……………………………. 58

Page 16: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

xv

B. Saran…………………………………………………….58

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 60

Page 17: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-quran adalah kitab suci yang di dalamnya terdapat banyak sekali

terdapat ilmu pengetahuan. al-Qur'an diturunkan menggunakan bahasa arab

dengan bahasa yang indah. Telah kita ketahui al-Qur'an menggunakan bahasa arab

sedangkan kita menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu faktor yang

membuat kebanyakan orang menjadi sulit mengerti apalagi memahami isi

kandungan dalam al-Qur'an.

Penerjemahan al-Qur'an adalah mengalihkan pesan al-Qur'an, ke bahasa

asing selain bahasa Arab, dan terjemahan tersebut dicetak dengan tujuan agar

dapat dikaji oleh mereka yang tidak menguasai bahasa Arab sehingga dapat

dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan bantuan terjemahan itu.1

Namun, selama ini banyak orang yang mengeluhkan tentang hasil terjemahan al-

Qur'an. Mereka mengeluh ketika membaca hasil terjemahan sulit dipahami atau

dicerna isi terjemahan tersebut dengan baik. Hal tersebut terjadi karena terkadang

seorang penerjemah cenderung banyak unggul dalam satu sisi yaitu hanya

memahami bahasa sumber saja, tetapi tidak pada bahasa sasaran.

Selain itu, seorang penerjemah juga harus mengerti metode penerjemahan.

Karena penerjemahan merupakan salah satu mediator bagi proses perkembangan

keilmuan di dunia. Bahkan sebagai perantara berkembangnya peradaban informasi

keilmuan bagi masyarakat.

1 Moch. Syarif Hidayaullah, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Aran-

Indonesia,(Tagerang: Dikara, 2009), Cet.III,h.54.

Page 18: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

2

Penerjemahan merupakan peralihan makna dari bahasa sumber (BSU) ke

dalam bahasa sasaran (BSA), pengalihan ini dilakukan dari bahasa pertama ke

dalam bentuk bahasa kedua melalui struktur semantis. Proses menerjemahkan

berusaha untuk mengalihkan pesan dalam bahasa sumber tanpa merubah maksud

dan pesan tersebut. Begitu pula dalam membentuk kalimat ke dalam bahasa

sasaran haruslah jelas.2

Usaha penerjemahan itu pada hakikatnya mengandung makna

mereproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan padanan yang

paling pantas dan paling dekat dengan bahasa penerima baik dari segi gaya.3

Kegiatan menerjemahkan tidaklah semudah apa yang diperkirakan orang.

Karena menerjemahkan identik dengan mengkomunikasikan keterangan pesan

atau gagasan yang ditulis oleh pengarang asli di dalam bahasa terjemahan.

Untuk menganalisis suatu terjemahan hendaknya penerjemah memiliki

pengetahuan tentang model terjemahan yang umum digunakan yaitu : terjemahan

kata demi kata, terjemahan harfiyah, dan terjemahan bebas. Masing-masing

metode penerjemahan tersebut memiliki kelemahan dan kelebihannya.

Metode terjemahan kata demi kata yaitu suatu metode yang sering kali

digambarkan sebagai terjemahan anatarbaris dengan bahasa target berada

langsung di bawah kata-kata bahasa sumber. Metode ini berfokus pada kata demi

kata bahasa sumber, dan sangat terikat pada tataran kata.4

2 Nurachman Hanafi, Teori dan Seni Menerjemahkan, (Nusa Tenggara Timur : Nusa Indah

1986) h. 24. 3 Anton M. Moelino, Beberapa Aspek Masalah Penerjemahan ke Bahasa Indonesia‟, dalam

Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Terbesar (Jakarta : PT Gramedia, 1989) h.195. 4 M. Zaka Al Farizi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : Remaja Rosdakarya

2011) h. 53.

Page 19: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

3

Metode penerjemahan harfiah yaitu metode penerjemahan dengan

mengalihkan kontruksi gramatika bahasa sumber ke dalam kontruksi gramatika

bahasa target yang memiliki padanan paling dekat. Namun demikian, unsur

leksikal yang ada tetap diterjemahkan satu per satu tanpa mengindahkan konteks

yang melatarinya. Jadi seperti halnya pada metode penerjemahan kata demi kata,

pada metode ini pun pemadanan dilakukan masih terlepas dari konteks.5

Berbeda dengan terjemahan bebas, jenis penerjemahan bebas berupaya

mereproduksi materi tertentu tanpa menggunakan cara tertentu. Dalam hal ini,

penerjemah mereproduksi isi semata tanpa mengindahkan bentuk. Akibatnya,

metode ini menghasilkan target yang tidak lagi mengandung gaya atau bentuk teks

sumber.6

Selain penerjemah memiliki pengetahuan tentang model penerjemahan,

penerjemah juga harus memilki strategi di dalam menerjemahkan yang sangat

diperlukan saat penerjemah menemukan kasus dalam Bsu dengan tujuan agar

hasil terjemahannya menjadi baik. Strategi-strategi tersebut antara lain:

mengedepankan dan mengakhirkan, membuang , menambahkan, dan mengganti.

B. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan mengkaji

metode dan strategi penerjemahan Mahmud Yunus di dalam menerjemahkan ayat

yang terdapat isim mausȗl (ما dan ( م ن yang diikuti oleh min bayȃniyyah. Namun

5 M. Zaka Al Farizi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, h.54.

6 M. Zaka Al Farizi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, h.56.

Page 20: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

4

peneliti hanya meneliti beberapa surat dari al-Qur'an : Surat al-Baqarah, al-Nisa,

al-Anfal, al-Hijr, al-Nur, al-Syu'arȃ, al-Syȗra, al-Zȃriyat, dan al-Jin.

Dalam hal ini penulis memberikan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana metode yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan

ayat yang mengandung isim mausȗl (ما dan ( م ن yang diikuti oleh min

bayȃniyyah?

2. Bagaimana strategi yang digunakan oleh penerjemah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan umum yang ingin dicapai

pada penelitian ini adalah mengetahui metode dan strategi penerjemahan dengan

menganalisis terjemahannya pada ayat yang mengandungt isim mausȗl (ما dan

م ن ) yang diikuti oleh min bayȃniyyah.

1. Untuk mengetahui metode penerjemahan apa yang digunakan penerjemah.

2. Untuk mengetahui strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti meneliti dan menelaah berbagai karya-karya ilmiah baik

dalam buku terjemahan, internet, perpustakaan Adab dan Humaniora maupun

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sepengetahuan peneliti ada

beberapa penelitian yang memiliki kesamaan, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Astini pada tahun 2004 dengan judul

analisis model terjemahan Arab-Indonesia dalam novel "Gadis Jakarta"

yang dalam penelitiannya menemukan bahwa metode yang digunakan

Page 21: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

5

adalah metode adaptasi. Sedangkan dalam penelitian skripsi ini berkaitan

dengan terjemahan ayat al-Qur'an yang mengandung isim mausȗl dan min

bayȃniyyah dengan metode penerjemahan bebas dan harfiyah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Ulfah pada tahun 2008 dengan judul

analisis terjemahan I.Solihin terhadap Naȃ'ih Al-Ibad Karya Ibnu Hajar

Al-'Asqalani (studi kasus model terjemah dan kalimat efektif) yang dalam

penelitiannya menemukan bahwa metode yang digunakan adalah

terjemahan kata demi kata, terjemahan harfiyah, dan terjemahan bebas.

Sedangkan dalam penelitian skripsi ini berkaitan dengan terjemahan ayat

al-Qur'an yang mengandung isim mausȗl dan min bayȃniyyah dengan

metode penerjemahan bebas dan harfiyah.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti memperoleh sumber-sumber data dari

studi kepustakaan, seperti perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan sumber data lainnya seperti buku-buku

penerjemahan yang terkait dengan tema skripsi yang penulis ambil.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

Page 22: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

6

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.7Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

terjemahan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan

data terkait dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengungkap

fakta yang ada dan menemukan data-data baru. Kemudian penulis

mendeskripsikan masalah tersebut sesuai dengan data yang ada sehingga

mencapai maksud dan tujuan penelitian.

Dalam pencarian data, penulis membaca dan mengkaji buku-buku yang

mengupas tuntas mengenai penerjemahan, kamus ekabahasa dan dwibahasa dan

internet. Untuk mengetahui metode penerjemahan Mahmud Yunus. Penulis

melakukan analisis pada karya terjemahan al-Qur'an Mahmud Yunus.

Dalam memperoleh data-data penulis menggunakan library reseach

(penelitian/studi pustaka), yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan

dengan penelitian.

Adapun secara teknis dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman

kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini agar sistematis, dan melihat

persoalan dengan lebih objektif, maka penulis menyusun skripsi ini ke dalam 5

bab, yaitu:

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 13.

Page 23: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

7

BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, batasan masalah

dan rumusan masalah, tujuan Penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan

BAB II : Landasan Teori, meliputi gambaran umum penerjemahan, metode

penerjemahan, strategi penerjemahan, proses penerjemahan, pengertian al-Quran,

penerjemahan al-Quran, syarat-syarat penerjemah al-Quran, jenis-jenis

penerjemah al-Quran, cara menerjemahkan al-Quran, isim mausȗl, dan macam-

macam makna harf min.

BAB III : Biografi Mahmud Yunus dan karya-karyanya.

BAB IV : Analisis terhadap metode dan strategi terjemahan al-Qur'an

Mahmud Yunus terkait dengan ayat yang mengandung unsur isim mausȗl (ما dan

م ن ) yang diikuti oleh min bayȃniyyah

BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. GAMBARAN UMUM PENERJEMAHAN

Secara etimologis istilah terjemah itu diambil dari bahasa Arab ترجمة

Menurut Didawi, bahasa Arab sendiri memungut kata tersebut dari . ترجم يترجم

bahasa Armenia, tarjuman. Kata turjuman sebentuk dengan tarjaman dan

tarjuman yang berarti orang yang mengalihkan tuturan dari satu bahasa ke bahasa

yang lain.8

Memasuki dunia penerjemahan sama artinya dengan mengenal sesuatu

yang unik atau menarik. Unik karena sampai saat ini peminat terjemah masih bisa

dikatakan sedikit. Menerjemahkan dibutuhkan kerja keras, teliti dan kesabaran

untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena yang dihadapi adalah naskah

berbahasa asing. Menariknya, akan banyak hal-hal baru yang ditemui untuk

menambah wawasan serta informasi. Lewat terjemahan, segala sesuatu yang

tadinya belum dikenal dan tersingkap bisa segera terungkap jelas. Menerjemahkan

sebagai suatu proses akan membedah misteri tersebut guna diambil manfaatnya

oleh setiap individu, masyarakat dan bangsa.

Berbicara tentang penerjemahan ada baiknya dimulai dari perumusan

penerjemahan itu. Sekilas translation dengan interpretation terlihat sama, nyatanya

keduanya sangat berbeda. Biasanya translation mengacu pada peralihan pesan

tertulis. Sedangkan interpretation mengacu pada pesan lisan saja. Kata

penerjemahan dengan terjemahan pun perlu juga dibedakan. Kata penerjemahan

8 Syihabudin, Penerjemahan Arab-Indonesia , (Bandung: Humaniora, 2005), h. 7.

Page 25: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

9

mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata terjemahan artinya

hasil dari suatu penerjemahan.

1. Definisi Penerjemahan

Dalam pengertian yang luas, penerjemahan adalah istilah umum yang

mengacu pada proses pengalihan buah pikiran dan gagasan dari satu bahasa

(sumber) ke dalam bahasa lain (sasaran), baik dalam bentuk tulisan maupun lisan;

baik kedua bahasa tersebut telah mempunyai sistem penulisan yang telah baku

ataupun belum, baik salah atau keduanya didasarkan pada isyarat sebagaimana

bahasa isyarat orang tuna rungu.9

Seorang teknisi yang sedang memesan

instrumen tertentu seperti apa yang tertera di dalam skema pemasangannya adalah

salah satu contoh kegiatan atau proses penerjemahan. Salah seorang yang sedang

merumuskan gagasan-gagasan yang ada dalam benaknya ke dalam bahasa

matematika merupakan contoh terjemah. Jadi kegiatan terjemahan dalam

pengertian yang luas. Adalah semua kegiatan manusia dalam mengalihkan makna

atau pesan, baik verbal maupun non verbal, dari satu bentuk ke dalam bentuk yang

lainnya.

Sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit, terjemah (translation)

biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks

bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan padanannya di

dalam bahasa kedua atau bahasa sasaran (target languge).10

Penerjemahan merupakan suatu tindakan komunikasi. Sebagai tindakan

komunikasi kegiatan tersebut tidak terlepas dari bahasa. Dengan demikian,

9 Zuchridin Suryanwinata dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasa Teori dan Penuntun Praktis

Menerjemahkan, (Jakarta: Kanisius, tth), h. 13. 10

Suhendra Yusuf, Teori Terjemahan, Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan

Sosiolinguistik, (Bandung: Mandar Maju,1994), cet.ke-1.h.8.

Page 26: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

10

penerjemahan merupakan kegiatan yang melibatkan bahasa, dan dalam

pembahasannya tidak dapat mengabaikan pemahaman tentang konsep-konsep

kebahasaan itu sendiri.11

Mengalihkan bahasa atau menyampaikan berita yang terkandung dalam

bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dilakukan untuk mengetahui makna yang

digunakan oleh bahasa sumber secara tepat agar isinya mendekati asli dan ketika

membaca seperti bukan hasil penerjemahan dan dapat dipahami oleh pembaca.12

2. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan adalah teknik yang digunakan oleh seorang

penerjemah saat hendak memutuskan menerjemahkan suatu Tsu. Banyak metode

penejemahan yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, diantara metode yang

ada, metode yang ditawarkan Newmark (1988) dinilai sebagai paling lengkap dan

menandai.13

Menurut Newmark, dalam bukunya A Textbook of Translation,

membagi metode penerjemahan ke dalam dua keompok besar, yaitu (1) metode

penerjemahan yang berorientasi kepada bahasa sumber; (2) metode penerjemahan

yang berorientasi kepada bahasa sasaran.14

Adapun Nababan, membagi metode

penerjemahan dalam sepuluh jenis.15

Lain halnya dengan Brislin, ia

mengklasifikasikan metode penerjemahan ke dalam empat jenis.16

11

Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah, (Jakarta: Gramedia,2002), h. 17. 12

E. Sadtono, Pedoman Penerjemahan, (Jakarta: Depdikbud, 1985),Cet. Ke-1,h.9. 13

Moch. Syarif, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Aran-Indonesia, h.31. 14

P.Newmark, A Textbook of Translation (UK: Prentice Hall International,1988), h.45-47. 15

Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), cet

ke-1, h. 30-34. 16

R.W. Brislin, Translation: Application and Research (New York: Garden Press Inc, 1976), h.3-

4..

Page 27: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

11

Berikut ini Penulis akan paparkan beberapa Metode Penerjemahan dari

para ahli teori terjemah yang sering digunakan dan dijadikan rujukan oleh para

penerjemah dan pencinta terjemahan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Penerjemahan Kata Demi Kata (Word for Word Translation)

Metode penerjemahan ini pada dasarnya kata-kata bahasa sasaran

diposisikan di bawah versi bahasa sumber. Kata-kata bahasa sumber

diterjemahkan diluar konteks dan sangat terkait dalam tatanan kata. Penerjemah

hanya mencari padanan kata bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tanpa

mengubah susunan kata bahasa sasaran. Dengan kata lain, penerjemahannya apa

adanya.17

Contoh:

ينرة هم ن هللا ها ينلت ئمبت سا بحم حام صم

Terjemahannya: Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya Bahi:rah,

Sa‟bah, Wasilah dan Ham.18

b. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

Kategori ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang sangat setia terhadap

teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan

sebagainya.19

Akibat yang sering muncul dari terjemah kategori ini adalah, hasil

terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah memaksakan aturan-

aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Padahal, keduanya

mempunyai perbedaan yang mendasar. Hasilnya dapat dengan mudah

17 Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Perjemahan, (Jakarta : t.tp. 2007) h. 14. 18

Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.15. 19

Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.15.

Page 28: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

12

dibayangkan, yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab, sehingga

sangat aneh untuk di baca penutur bahasa sasaran (bahasa Indonesia).20

Contoh:

ن لهللا ن تة ن ا ا نبسن م ل هللا بنسهللاطنها هللا هللا م ام ى ه ن سهللا رة ا هلحن فت ن هللا هلهللا هة

Terjemahannya: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggur pada

lehermu dan janganlah kamu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela

dan menyesal.

c. Penerjemahan Setia (Faithful translation)

Penerjemahan setia adalah memproduksi makna kontekstual, tetapi masih

dibatasi oleh struktur gramatikalnya dan kata-kata yang bermuatan budaya

dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata bahasa dan diksi masih tetap

dibiarkan, berpegang teguh pada maksud dan tujuan Tsu, sehingga agak kaku dan

terasa asing, tidak berkompromi dengan kaidah Tsa.21

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah

memproduksi makna kontekstual, tetapi masih dibatasi oleh struktur

gramatikalnya. Kata-kata yang bermuatan budaya dialih bahasakan, tetapi

menyimpang dari segi tata bahasa dan diksi masih tetap dibiarkan. Ia berpegang

teguh pada maksud dan tujuan Tsu, sehingga agak baku dan terasa asing. Ia tidak

berkompromi dengan kaidah Tsa. Metode ini biasanya digunakan pada tahap awal

pengalihan.

Contoh:

نن ت ن هللا نن هل ن ا م ن ميهللاسن ا نوا هللا هللا

20

Ibnu Burdah,Menjadi Penerjemah:Metode dan Wawasan menerjemah teks arab, (Yogyakarta: Tiara

Kencana, 2004), h.16. 21

Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.3.

Page 29: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

13

Terjemahannya: Hendaklah diminta izin kepadamu oleh orang yang dimiliki oleh

tangan-tanganmu.

d. Penerjemahan Semantis (Semantic Translation)

Dibandingkan dengan penerjemahan harfiah, penerjemahan semantis lebih

lentur. Karena penerjemahan semantis dapat dikompromikan dengan struktur

gramatikal bahasa sasaran. Selain itu, penerjemahan semantis masih

mempertimbangkan unsur-unsur bahasa sumber selama masih dalam batas

kewajaran.22

Contoh:

هين م ذا ن هللا ر ان ل ن م هام ا ن ن

Diterjemahkan: Aku lihat si muka dua di depan kelas.

e. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation Translation)

Adaptasi merupakan metode penerjemahan yang paling bebas dan paling

dekat dengan bahasa sasaran. Biasanya metode ini di pakai dalam menerjemahkan

drama atau puisi, yaitu yang mempertahankan tema, karakter dan alur. Ini berarti

bahwa unsur budaya dalam teks sumber disulih (substituted) dengan unsur budaya

pembaca TSa. .23

contoh :

ين ة اا ن طهللا حين هللا ب م لى م ا ني ابمينع م ن ق م ن ا هنر ن

Terjemahannya : Dia hidup jauh dari jangkauan, diatas gemericik air sungai

yang terdengar jernih .24

22

Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.16 23 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h.64. 24

Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h.4.

Page 30: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

14

f. Penerjemahan Bebas (Free Translation)

Metode penerjemahan bebas lebih mengutamakan isi dengan

mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Terjemahan bebas, pada umumnya

lebih diterima, ketimbang terjemahan harfiah, karena dalam terjemahan bebas

biasanya tidak terjadi penyimpangan makna maupun pelanggaran norma-norma

BSu. Kekurangan teknik penerjemahan bebas ialah bahwa yang disampaikan oleh

terjemahan bebas ke dalam teks BSu bukan padanan makna teks BSa, tapi

gambaran situasi yang menghasilkan perolehan padanan situasi. 25

Contoh :

وت ا ن م ن هللا ا ن ن هللا ا ن اا ن اصم

Terjemahannya: Pembaruan wilayah pemerintahan Ibukota Baru‟ (lama) Jerman-

Berlin 26

g. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)

Metode ini bertujuan memproduksi pesan dalam teks Bsu, tetapi sering

dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak di

dapati pada versi aslinya. Dengan demikian, banyak terjadi distorsi nuansa makna.

Beberapa pakar penerjemahan kaliber dunia seperti Seleskovitch menyukai

metode penerjemahan ini, yang dianggapnya “hidup” dan “alami” (dalam arti

akrab) . 27

Contoh :

م ان حرامهللا ا نوا هللا

25 Salihen Moentaha, Bahasa dan Terjemahan, Language and Translation the New Millenium

Publication (Jakarta: Kesaint Blanc, 2006), h.52-53. 26

Moch.Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.16. 27

Rochayah, Pedoman bagi Penerjemah, h. 54.

Page 31: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

15

Terjemahannya : Harta haram tak akan bertahan lama 28

h. Penerjemahan Komunikatif

Metode ini mengupayakan mereproduksi makna kontekstual yang

demikian rupa, sehingga baik dari aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung

dapat dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima. Sesuai dengan namamya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan.29

Metode ini adalah yang banyak digunakan dalam penerjemahan. Dalam

metode ini yang di pentingkan adalah penyampaian pesannya, sedangkan

terjemahannya sendiri lebih diarahkan pada bentuk yang berterima dan wajar

dalam Bsa. 30

Contoh :

م لا تب هم ن هللانل ل تب هم ن ثنل هللاطنلتب هم ن هللانل هللارا ب هم ن من هللا خل ن ا فا ههللا ن

Terjemahannya : Maka ketahuilah sesungguhnya kami telah menjadikan kamu

dari tanah kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian

dari segumpal daging.31

3. Strategi Penerjemahan

Ada beberapa strategi yang bisa dimanfaatkan pleh seorang penerjemah

saat menghadapi Bsu. Strategi ini sangat diperlukan saat penerjemah menemukan

kasus dalam Bsu. Dalam Bsu bahasa Arab, strategi berikut bisa dimanfaatkan saat

menerjemahkan:

1. Mengedepankan dan Mengakhirkan

28

Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.16. 29 Rochayah, Pedoman bagi Penerjemah, h. 54. 30 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h. 5. 31 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.17.

Page 32: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

16

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah mengedepankan kata

dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan mengakhirkan kata dalam Bsu yang

dikedepankan dalam Bsa.32

Contoh:

654 3 2 1

Islam telah membatasi poligami

3 1 2 456

Pada contoh tersebut, kata dalam Bsu yang semula berurutan 123456, saat

diterjemahkan urutannya berubah menjadi 312456, ada kata yang asalnya

didahulukan dalam Bsu, kemudian ketika ditejemahkan kata tersebut diakhirkan.

Ini terkait dengan kaidah pembuatan kalimat antara Bsu dan Bsa yang berbeda.

Dalam Bsu, dimungkinkan kalimat dengan urutan 123456, sementara dalam Bsa

tidak dimungkinkan adanya kalimat dengan urutan kata seperti itu.

2. Membuang

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk membuang kata

dalam Bsa yang disebut dalam Bsu.33

Contoh:

109 87 6 5 4 3 2 1

Suatu hari, Ahmad (pergi) mengunjungi ibunya

12 6 5 8 910

32 Moch. Syarif, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Aran-Indonesia, h. 29.

33 Moch. Syarif, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Aran-Indonesia, h.31.

Page 33: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

17

Pada contoh tersebut, jumlah kata dalam Bsu yang semula berjumlah 10 kata,

ketika diterjemahkan menyusut menjadi 7 kata. Ada beberapa kata yang tidak

diterjemahkan, karena kata-kata itu tidak perlu untuk kepentingan pengalihan Bsu

ke Bsa. Bahkan, apabila kata-kata itu dimunculkan dan tidak dibuang, maka

mungkin pesannya menjadi menyimpang.

3. Menambahkan

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk menambah kata

dalam Bsu yang disebut dalam Bsa.34

Contoh:

1 3 24

Memahami al-Qur'an merupakan hal (yang) penting

1 2 T 3 T 4

Pada contoh tersebut, kata dalam Bsu berjumlah 4 kata, sementara kata dalam Bsa

bertambah menjadi 6 kata. Tambahan kata itu merupakan konsekuensi dari

perbedaan struktur dalam Bsa dan Bsu. Kata tambahan adalam Bsa yang terlihat

wujud luarnya (leksikal) itu merupakan konsekuensi struktur gramatikal dalam

Bsu yang mengharuskan demikian. Dalam Bsu, tidak diharuskan adanya

pemerkah predikat untuk predikat berupa nomina, karena sudah diwakili oleh

struktur gramatikal yang menyimpan hal itu. Sementara itu dalam Bsa, predikat

berupa nomina mengharuskan adanya pemerkah predikat.

4. Mengganti

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti struktur

kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa.35

34 Moch. Syarif, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Aran-Indonesia, h.31.

Page 34: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

18

Contoh:

543 2 1

Gratis atau tidak diperjualbelikan 1 1 2

Pada contoh tersebut, kata dalam Bsu yang berjumlah 5 kata, cukup diterjemahkan

dengan satu kata atau dua kata saja. Ini terkait dengan kelaziman penggunaan

konsep dari struktur itu dalam Bsa. Kapan diterjemahkan menjadi gratis dan

kapan diterjemahkan menjadi tidak diperjualbelikan, sepenuhnya dikaitkan

dengan konteks yang melingkupinya.

5. Proses Penerjemahan

Orang yang berusaha memperoleh pengetahuan mengenai penerjemahan

paling tidak harus mengetahui apa yang dimaksud dengan Proses Penerjemahan.

Soemarno mengatakan bahwa proses penerjemahan ialah langkah-langkah yang

dilakukan oleh seorang penerjemah pada waktu dia melakukan penerjemahan.36

Menerjemahkan bukan hanya sekedar menyadur, dengan pengertian menyadur

sebagai pengungkapan kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan

detail-detailnya tanpa harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke

dalam bahasa lain. (Pengertian menyadur tersebut disampaikan oleh Harimurti

Kridalaksana). Selain memahami definisi penerjemahan, seorang penerjemah

hendaknya mengetahui pula proses penerjemahan. 37

35 Moch. Syarif, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Aran-Indonesia, h.32.

36

Soemarno, Harimurti Kridalaksana, (Jakarta: 1997). h. 13. 37

Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 14.

Page 35: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

19

Menurut Larson, ketika menerjemahkan sebuah teks, tujuan penerjemah

adalah penerjemahan idiomatik untuk mengkomunikasikan setiap makna dari teks

bahasa sumber ke dalam bentuk yang natural dari bahasa sasaran. Larson

menambahkan, bahwa penerjemahan berfokus pada pembelajaran leksikal,

struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks bahasa

sumber yang dianalisa untuk menentukan maknanya. Pencarian makna ini

kemudian disampaikan kembali secara leksikal dan struktur gramatikal yang

sesuai dengan bahasa sasaran beserta konteks budayanya.38

Bentuk dari teks yang akan diterjemahkan dan hasil penerjemahan

ditunjukkan dalam bentuk yang berbeda antara bujur sangkar dan segi tiga.

Bentuk itu menggambarkan bahwa dalam penerjemahan teks, bentuk dari bahasa

sumber dapat berubah ke dalam bentuk yang sesuai dengan bahasa sasaran untuk

mencapai penerjemahan idiomatik.39

Adapun salah satu Proses Penerjemahan yang sering dianut oleh banyak

teoritisi penerjemahan adalah Proses Penerjemahan karya Nida (1975: 80).40

Nida membagi proses penerjemahan itu menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu ialah

a. Analisis

b. Pengalihan (Transfer)

c. Penyelarasan (Restructuring)41

38

Moch Syarif , Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.15. 39

Hafidah Fitri Ariyani, “Pergeseran makna dalam naskah film berbagi suami karya Nia Dinata”

(proposal penelitian fakultas bahasa dan seni, universitas negeri Yogyakarta, 2007), h. 11-12. 40 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h. 5. 41 Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h. 5.

Page 36: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

20

6. Syarat-syarat Penerjemah

Untuk menjadi penerjemah yang baik, seseorang harus membekali diri

dengan syarat-syarat berikut:

a. Penerjemah harus menguasai Bsu dan Bsa

Penguasaan Bsu dan Bsa dimulai dari pembendaharaan kosakata, pola

pembentukan kata, aspek pemaknaan pada masing-masing bahasa.

Penerjemah yang hanya mengandalkan kemampuannya dalam Bsu, tanpa

mendalami Bsa, akan menghasilkan terjemahan yang terasa asing.

b. Penerjemah harus memahami dengan baik isi teks yang akan

diterjemahkan

Isi teks yang akan diterjemahkan terkait pokok pikiran yang hendak

disampaikan dalam Tsu. Ini dikaitkan dengan penguasaan penerjemah

dalam menyelami apa yang hendak disampaikan oleh penulis Tsu.

c. Penerjemah harus mampu mengalihkan ide atau pesan yang terdapat pada

Bsu.

Setelah memahami isi teks yang akan diterjemahkan, penerjemah yang

baik harus mampu mengalihkan ide dan pesan yang berhasil ditangkapnya.

Keakuratan ide dan pesan yang berhasil ditangkap oleh penerjemah, sangat

tergantung pada pemahaman dan kepekaan penerjemah saat menyelami

Tsu.

d. Penerjemah harus terbiasa teliti dan cermat.

Seorang penerjemah tidak boleh ceroboh, karena ia bertanggung jawab

secara ilmiah dan moral pada penulisan Tsu agar menyampaikan ide dan

pesan penulis dengan sebenar-benarnya.

Page 37: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

21

e. Penerjemah harus mempunyai pengalaman dalam menafsirkan sesuatu.

Ini berarti seorang penerjemah dituntut untuk memiliki kemampuan

menganalogikan dan menganalisis suatu kasus.

f. Penerjemah harus terbiasa berkonsultasi dengan penasehat ahli.

Untuk memastikan pemahaman dan pengalihan pesan Tsu, seorang

penerjemah harus terbiasa mendiskusikan kasus-kasus yang dihadapi dan

bertukar teknik baik dalam memahami maupun dalam menerjemahkan

Tsu.

g. Penerjemah harus yang benar-benar orang yang menguasai topik yang

hendak diterjemahkan.

Seorang penerjemah yang baik tidak dibenarkan menerjemahkan topik

yang tidak dikuasai, apalagi bila hasil terjemahanya disebarluaskan untuk

khalayak pembaca.

h. Penerjemah harus mampu menampilkan teks dalam Bsa seperti teks dalam

Bsu.

Ini bagian yang membutuhkan proses dan latihan yang tak kenal lelah.

Karena, hal ini terkait dengan penerjemah dalam mengalihkan Tsu, yang

lebih sering berbeda struktur dengan Tsa.

i. Penerjemah harus mengetahui dengan baik karakteristik sang penulis.

Pada titik tertentu, seorang penerjemah harus memahami benar mana yang

merupakan bagian dari gaya bahasa penulis dan mana yang bukan. Ini

penting agar penerjemah mengerti mana aspek dari Tsu yang harus

dipertahankan dan mana yang tidak harus dipertahankan.42

Terkait dengan

42

Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h.15-16.

Page 38: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

22

penerjemahan penulis juga akan memaparkan sedikit sekilas tentang

Alquran, yaitu sebagai berikut:

B. GAMBARAN TENTANG AL-QUR'AN

1. Pengertian al-Quran

Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab „Ulumu al-Qur'an,

ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qu'ran

merupakan bentuk mashdar dari kata qara‟a – yaqra‟ȗ – qirȃ‟atan – wa qar‟an –

wa qur‟ȃnan. Makna ini bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Quran itu

merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”. Sedangkan

makna al-Quran secara istilȃhi ialah “Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat

abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia,

diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, di turunkan ke generasi berikutnya

secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar” Dari

definisi di atas terdapat lima bagian penting:

a. al-Qur'an adalah firman Allah SWT serta wahyu yang datang dari

Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-

Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan

dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.

b. al-Qur'an adalah mu‟jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang

senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.

c. al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat

Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-

Page 39: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

23

Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat

ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-

Qur'an akan mendorong kita untuk menerapkannya dan

memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasululullah

SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika Aisyah

ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kȃna khuluquhu

al-Quran; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.

d. al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. al-Qur'an dihafalkan dan

ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu

diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang

banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara,

sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Quran. (QS 15:9).

e. Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah

SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu

huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu

kebaikan nilainya 10 kali lipat” (al-Hadits).

Dari pengertian diatas bahwa al-Qur'an adalah kitab suci yang didalamnya

terdapat banyak sekali terdapat ilmu pengetahuan. al-Qur'an diturunkan

menggunakan bahasa arab dengan bahasa yang indah. Namun, itu semua hanya

dilakukan oleh beberapa orang saja. Sebab adanya perbedaan bahasapun sangat

mempengaruhi. Telah kita ketahui al-Qur'an menggunakan bahasa arab sedangkan

kita menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu faktor yang membuat

Page 40: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

24

kebanyakan orang menjadi sulit mengerti apalagi memahami isi kandungan dalam

al-Qur'an.

Padahal, pada saat yang bersamaan, al-Qur'an sebagai kitab petunjuk atau

hidayah yang harus dipahami dengan baik dan benar oleh seluruh umat muslim.

Dari permasalahan diatas terlihat jelas bahwa harus ada yang dapat

menghubungkannya. Disinilah betapa pentingnya penerjemahan al-Qur'an. Para

alim ulama dan cendikiawan selalu berusaha menerjemahkan serta menafsirkan

al-Qur'an. Karena menerjemahkan al-Qur'an tidak semudah menerjemahkan teks

selainnya. Penerjemahpun bukan sembarang orang dan harus memiliki kriteria

khusus seperti yang disebutkan pada syarat penerjemah.

Selain syarat yang disebutkan diatas, penerjemahpun sebaiknya memiliki

keterampilan dan kompetensi dalam berkomunikasi secara verbal. Penerjemah

juga harus menghargai naskah aslinya, dengan tujuan jika ingin menyingkatnya,

maka pesan inti tidak terlewatkan. Itulah sebabnya seorang penerjemah harus

dapat membedakan mana pesan inti dan mana yang bukan pesan inti.

2. Penerjemahan al-Qur'an

Secara harfiah, terjemah berarti memindahkan suatu pembicaraan dari satu

bahasa ke bahasa lain atau mengalih bahasakan. Sedangkan terjemahan berarti

salinan bahasa atau alih bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain.43

Muhammad Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa menerjemahkan al-

Quran berarti menukilkan al-Quran ke dalam bahasa lain selain bahasa arab.44

43 Departemen Pendidikan dan kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1997),h.1047. 44

Muhammad Ali Ash-Shobuni, Ikhtisar Ulumul Qur‟an Praktis, (Jakarta:Pustaka Amani, 1988),

h.285.

Page 41: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

25

Seorang pakar ulama al-Qur'an dari universitas Al-Azhar Mesir,

Muhammad Husayn al-Dzahabi memberikan definisi tersendiri mengenai

penerjemahan al-Qur'an. Pertama, mengalihkan atau memindahkan suatu

pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa lain tanpa menerangkan makna dari

bahasa asal yang diterjemahkan. Kedua, menafsirkan suatu pembicaraan dengan

menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan bahasa

lain.45

Dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa terjemah adalah menyalin

atau mengalihbahasakan serangkaian pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa

lain, agar inti pembicaraan bahasa asal yang diterjemahkan dapat dipahami oleh

orang awam atau orang-orang yang tidak mampu memahami langsung bahasa asal

yang diterjemahkan.

3. Syarat-syarat Penerjemahan al-Qur'an

Kegiatan menerjemah, lebih-lebih menejemahkan al-Qur'an kedalam

bahasa asing, bukan merupakan perbuatan yang mudah yang dapat dilakukan oleh

sembarang orang.

Kegiatan menerjemah merupakan pekerjaan berat meskipun tidak berarti

mustahil dilakukan seorang, terutama oleh mereka yang berbakat dan berminat

untuk menjadi mutarjim. Karena untuk dapat penerjemah dengan baik, seseorang

penerjemah tidak hanya menguasai bahasanya saja, tetapi harus mengetahui

materinya juga. Lain halnya dengan seorang penerjemah yang handal dan

profesional yang tidak mengalami kesulitan baik dalam menerjemahkan buku,

novel, cerven, puisi, syair dan kitab suci al-Qur'an.

45 Muhammad Husayn al-Dzahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassirin,(tt:tpn,1976), h.23.

Page 42: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

26

Untuk dapat menerjemahkan sesuai dengan maksud tulisan, terlebih lagi

menerjemahkan al-Qur'an, mutarjim harus memenuhi beberapa persyaratan.

Adapun syarat-syarat seperti yang diungkapkan al-Dzahabi sebagai berikut:

a. Mutarjim al-Qur'an pada dasarnya harus memiliki persyaratan yang dikenakan

pada mufassir seperti itikad baik, niat yang tulus, serta menguasai ilmu-ilmu

seperti ilmu kalam, usul fikih ,ilmu akhlak, dan lain-lain. Dengan persyaratn

ini, seorang penerjemah al-Qur'an diharapkan terhindar dari kekeliruan dalam

menerjemahkan.

b. Mutarjim al-Qur'an harus memiliki akidah islamiyah yang kuat dan lurus.

Karena orang yang tidak dibolehkan untuk menerjemahkan dan atau

menafsirkan al-Qur'an, sebab tidak sejalan dengan tujuan ulama dari turunnya

al-Qur'an itu sendiri yaitu sebagai kitab petunjuk.

c. Sebelum menerjemahkan al-Qur'an, penerjemah harus lebih dulu menuliskan

ayat-ayat al-Qur'an itu sendiri yang hendak di terjemahkan, kemudian di

terjemahkan dan atau di tafsirkan sekaligus. Selain dimaksudkan untuk

memudahkan pembaca mengecek makna yang sesungguhnya manakala

terdapat terjemahan al-Qur'an yang di ragukan kebenarannya, terutama dalam

rangka mempertahankan otensitas teks al-Qur'an itu sendiri.

d. Mutarjim juga harus menguasai dengan baik dua bahasa yang bersangkutan,

yakni bahasa asal yang diterjemahkan dan bahasa terjemahan. Dalam konteks

ini, bahasa al-Qur'an dan bahasa terjemahan itu sendiri yaitu bahasa Indonesia.

Jadi, mutarjim al-Qur'an kedalam bahasa Indonesia seperti, tidak hanya

dituntut untuk menguasai derngan baik bahasa Arab

Page 43: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

27

al-Qur'an yang diterjemahkan, tetapi juga harus memahami dalam

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.46

Ian Finlay seperti yang dikutip Suhendra Yusuf memaparkan beberapa kriteria

penerjemah antara lain:

1. Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempurna dan up-to date

2. Memahami materi yang akan diterjemahkan

3. Mengetahui terminologi-terminologi padanan terjemahnya di dalam

bahasa sasaran.

4. Berkemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan serta merakan

gaya, irama, nuaasa serta register kedua bahasa yaitu bahasa sumber

dan bahasa sasaran.

4. Jenis-jenis Penerjemahan al-Qur'an

Secara umum penerjemahan al-Quran dibagi menjadi 2 macam yaitu:

terjemahan harfiyah dan tafsiriyah adalah adalah terjemahan yang dilakukan

dengan apa adanya, tergantung dengan susunan dan struktur bahasa asal yang

diterjemahkan. Terjemahan ini identik dengan terjemahan laterlek atau terjemahan

lurus, yaitu terjemahan yang dilakukan kata demi kata. Muhammad Husayn al-

Dzahabi membagi terjemahan harfiyah ini dalam dua bagian, antara lain:

a. Terjemah harfiyah bi al-mitsl, yaitu terjemahan yang dilakukan apa

adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa asal yang

diterjemahkan.

46

Muhammad Husayn al-Dzahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassirin, h.29-30.

Page 44: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

28

b. Terjemahan harfiyah bighairi al-mitsl, pada dasarnya sama dengan

terjemahan tadi, hanya saja sedikit lebih longgar keterikatannya dengan

susunan dan struktur bahasa asal yang akan di terjemahkan.47

Sedangkan terjemahan tafsiriyah atau lebih dikenal dengan penerjemahan

maknawiyah adalah terjemahan yang dilakukan penerjemah (mutarjim) dengan

lebih mengedepankan maksud atau isi kandungan yang terdapat dalam bahasa asal

di terjemahkan. Terjemahan ini tidak terikat dengan susunan dan struktur gaya

bahasa yang diterjemahkan atau biasa disebut dengan penerjemahan bebas.48

5. Cara Menerjemahkan al-Qur'an

Cara menerjemahkan al-Quran tentu sangat berbeda dengan

menerjemahkan teks biasa. Seorang penerjemah al-Qur'an harus memulai dengan

beberapa tahapan. Seperti yang diungkapkan H. Datuk Tombak Alam dalam

bukunya burjudul Metode Menerjemahkan al-Qur'an al-Karim 100 kali Pandai,

beliau memberikan beberapa proses yang harus ditempuh seorang mutarjim al-

Qur'an. Adapun tahapannya sebagai berikut

Pertama, yaitu menerjemahkan secara harfiyah dan menurut susunan bahasa Arab

yang sudah tentu tidak cocok dengan susunan bahasa Indonesia yang baik. Hal ini

dilakukan pada tahap pertama agar dalam penerjemahan dapat mengenal

kedudukan dan hukum kata itu.

Kedua, membuang kata-kata yang ada dalam al-Qur'an kedalam terjemahan.

47 Muhammad Husayn al-Dzahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassirin, h.24. 48

Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu al-Qur‟an (1), (Jakarta: Pustaka Firdaus,2000), h.

131-132.

Page 45: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

29

Ketiga, yaitu menggeser atau menyusun kalimatnya dalam terjemah untuk

mencapai bahasa Indonesia yang baik, yaitu di awal digeser ke belakang dan yang

akhir diletakkan ke muka sesuai dengan susunan kalimat dalam bahasa Indonesia

(S,P,O,K). Tahap ini boleh dipergunakan jika diperlukan, akan tetapi jika seorang

penerjemah ingin dikatakan hasil terjemahannya itu baik, maka tahap ini harus

dipenuhi.49

C. Pronomina Relatif (Isim Mausȗl)

1. Definisi Pronomina Relatif (Isim Mausȗl)

Pronomina relatif atau kata sambung adalah ism yang berfungsi sebagai

penghubung beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Fungsi

lain dari pronomina relatif yaitu, sebagai penghubung dan menunjuk kembali pada

kata yang mendahuluinya.50

Dalam bahasa Indonesia ism mausȗl tidak memiliki arti yang khusus,

namun dapat diwakili dengan kata yang, orang, tempat, dan dapat berarti pula

barang atau sesuatu. Dalam bahasa Inggris, dapat menggunakan kata which, who,

whom, whose, where, when dan that. Sedangkan dalam bahasa Arab, salah satu

bentuk pronomina relatif dapat dijumpai dalam bentuk ال ذ ن .

Pronomina relatif dalam bahasa Arab memiliki kesesuaian jumlah, jenis,

dan kasus dengan kata yang mendahuluinya. Namun, perbedaan kasus hanya

terjadi pada pronomina relatif untuk bentuk dual.

49

Sei H.Datuk Tombak Alam, Metode Menerjemahkan Al-Qur‟an Al-Karim 100 Kali Pandai,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.19. 50 Harimurti, Kridalaksana.. Kamus Linguistik. (Jakarta: PT Gramedia, 1983), h.139.

Page 46: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

30

2. Macam-macam Pronomina Relatif (Ism Mausȗl)

Pronomina relatif memiliki beberapa macam, perhatikan tabel berikut;

Jumlah Jenis Nominatif Akusatif/Genitif

Tunggal Maskulin

Feminin

Dual

Maskulin

Feminin

Jamak

Maskulin

Feminin

Setiap nomina yang diikuti ism mausȗl statusnya menjadi takrif atau definit.51

Berikut adalah penjelasan tabel di atas;

1. untuk maskulin

singular yaitu,

51

Iis Ismayati, Ketakrifan dalam Bahasa Arab (Sebuah Kajian Sintak-Semantik),

(Depok:Universitas Indonesia,2010) , h .65.

Page 47: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

31

Contoh:

„guru laki-laki yang mengajar fiqh itu datang‟

dual yaitu,

Contoh:

„dua guru laki-laki yang mengajar fiqh itu datang‟

plural yaitu,

Contoh:

„guru-guru laki-laki yang mengajar fiqh itu datang‟

2. untuk feminin

singular yaitu,

Contoh:

„guru perempuan yang mengajar fiqh itu datang‟

dual yaitu,

Contoh:

„dua guru perempuan yang mengajar fiqh itu datang‟

Page 48: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

32

plural yaitu, atau

Contoh:

„guru-guru perempuan yang mengajar fiqh itu datang‟

3. untuk maskulin dan feminin

apa yaitu, ما

Contoh:

„pelajarilah apa yang kamu suka‟

siapa yaitu,

Contoh:

„sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari pelajaran sebelum ujian‟

3. Pembentukan Takrif dengan Pronomina Relatif

Kalimat atau kata yang berada setelah pronomina relatif berfungsi sebagai

keterangan dari kata atau kalimat yang mendahuluinya disebut, klausa relatif. Dalam

klausa relatif harus ada satu kata yang mengacu pada kata yang mendahuluinya dan

setara dengannya dalam hal gender maupun jumlah.

Berikut adalah contoh penggunaan pronomina relatif dalam proses definit,

= „guru itu datang‟ Kalimat I :

Page 49: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

33

= „guru itu mengajar fiqh‟ Kalimat II :

Kalimat III : = „guru yang mengajar fiqh itu datang‟

Pada contoh di atas, kalimat ke III mengubungkan Kalimat I dan II dengan pronomina

relatif . Klausa relatif pada contoh tersebut adalah yang berfungsi

sebagai keterangan dari kata

D. Huruf Jar Min

1. Macam-macam Makna Huruf Min

Harf jar min ( ) mempunyai beberapa makna anatara lain:

a) : bermakna "sebagian"

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik"

b) : untuk menjelaskan jenis dari sesuatu. Cirinya

adalah bisa diganti dengan ism mausȗl, ketika lafadz

sebelumnya ma'rifah.

"al-Qur'an dan kata-kata asing di dalamnya"

c) : memulai suatu tujuan

Page 50: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

34

"dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa"

d) : dimulainya waktu

"kami diberikan hujan dari hari jumat ke hari jumat

berikutnya"

e) اذ ة / tambahan : berfungsi sebagai taukid (huruf tidak

diberi makna) yang terletak pada kalimat/jumlah, yang di

dalamnya terhadap amil yang menghendaki jar-majrur tersebut

menjadi makmulnya.

"Bukan Tuhan selain Allah"

Page 51: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

35

BAB III

BIOGRAFI MAHMUD YUNUS

A. Riwayat Hidup Mahmud Yunus

Mahmud Yunus dilahirkan di Sungayang Batu sangkar, Sumatra Barat.

Pada hari sabtu 10 Februari 1899 (10 Ramadhan 1316). Ayahnya bernama Yunus

bin Incek dan ibunya bernama Hafsah binti Muhammad Thahir. Buyutnya dari

pihak ibu adalah seorang ulama besar di Sungayang Batu Sangkar bernama

Muhammad Ali gelar Angku Kolok. (H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam

Indonesia, Djambatan: Jakarta, 1992 hal 592)

Sejak usia tujuh tahun Mahmud Yunus Mulai mengenal dan mandalami al-

Quran dan bahasa Arab secara sungguh-sungguh dari kakeknya Muhammad

Thahir. Pada masa itu tingkat sekolah dasar baru mencapai kelas tiga dan

Mahmud Yunus sempat menempuh pendidikan sekolah dasar ini sampai kelas tiga

tersebut. Dengan bekal ilmu pengetahuan Agama yang diperoleh oleh kakeknya,

Mahmud Yunus meneruskan ke Madrasah diniyah yang dipimpin oleh Syekh H

M. Thaib Umar. Berkat ketekunan dan keuletan belajar, dalam waktu hanya empat

tahun ia dapat mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada orang lain. Khususnya

kepada santri yang belajar di Surau tersebut. Ia sanggup mengajarkan kitab-kitab

mutakhir seperti Mahalli, Alfiah Ibn Malik, dan Jamal-jawami, ketika gurunya

(Syekh H M. Thaib Umar) tersebut berhenti mengajar karena sakit, ia ditunjuk

sebagai gantinya.

Setelah mengabdi beberapa tahun di Madrasah tersebut, pada tahun 1924

Mahmud Yunus memperoleh kesempatan untuk memperdalam ilmu

pengetahuannya ke Universitas Al-Azhar, Cairo dan memperoleh ijazah setahun

Page 52: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

36

berikutnya. Kemudian ia melanjutkan studinya ke Universitas Dar al-Ulum Ulya,

cairo. Dengan mengambil spesialisasi tadris, hingga berhasil memperoleh ijazah

pada tahun 1930. Ia tercatat sabagai orang Indonesia pertama yang belajar di

Universitas tersebut.

Ketika ia kembali dari Timur Tengah, waktunya bertepatan dengan

bangkitnya semangat pembaharuan Islam di Minangkabau. Iapun mengabdi diri

diberbagai perguruan Islam antara lain al-jȃmi'ah al-islȃmiyyah di Batu Sangkar

(1931-1932), Kuliah Mu'alimin Islȃmiyyah (atau normal islam) di Padang (1943-

1946). Ia ikut mendirikan Majlis Islam Tinggi (MIT) Sumatra Barat 1946 dan

pernah mengajar Agama di Akademi Pamongpraja di Bukit Tinggi (1948-1949).

Tahun 1957 ia mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), yang sekarang

bernama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian pada tahun 1960-1963 ia

menjadi dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan tahun

1966-1971 menjadi rector IAIN Imam Bonjol di Padang. Atas jasa-jasanya

dibidang pendidikan Agama ini. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa kepadanya pada tahun 1977.

(Dahlan Abdul Azis, Ensiklopedia Hukum Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta

1996)

Ia pernah memangku beberapa jabatan dilembaga pemerintah untuk

bidang pendidikan. Tahun 1945-1946 ia terpilih menjadi anggota Komite

Nasional untuk Sumatra Barat. Pada tahun 1946-1949 ia memegang kepala bagian

Islam Propinsi Sumatra di Pematang Siantar (sekarang masuk dalam propinsi

Sumatra Utara). Tahun 1947 ia menjabat sebagai Inspektur Agama pada jawatan

Page 53: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

37

PP dan K (sekarang Kanwil Departemen Pendidikan Nasional) propinsi Sumatra

di Bukit Tinggi. Iapun pernah dipercaya untuk menjabat sebagai sekretaris

menteri Agama pada masa pemerintah Darurat Republik Indonesia (1949). Tahun

1950 ia diserahi tugas sebagai pegawai tinggi diperbatukan pada Kementrian

Agama di Yogyakarta, setahun kemudian ia diangkat sebagai kepala penghubung

pendidikan Agama pada tahun 1956 ia diangkat sebagai kepala lembaga

pendidikan Agama pada jawatan Pendidikan Agama.

Beliau sering juga berkunjung ke luar negeri, baik sebagai tugas yang

diberikan pemerintah kepada beliau maupun atas undangan untuk mengahdiri

berbagai muktamar sebagai berikut: ke Singapura sebagai salah seorang utusan

MIT untuk menghadiri Muktamar Alim Ulama (1943), ke Sembilan Negara Islam

Mesir, Arab Saudi, Suriah, Libanon, Yordan, Irak, Turki, Tunisia dan Marako

dalam rangka mempelajari pendidikan Agama (1961), ke Arab Saudi untuk

menghadiri sidang Majlis A'la Istisyari al-Jȃmiyah al-Islȃmiyyah Di Madinah

Munawarah (1962 dan 1969), ke Mesir memenuhi undangan Majma Buhuts al-

Islȃmiyyah Universitas Al-Azhar untuk menghadiri Muktamar yang kesatu (1964)

yang kedua (1965) yang ketika (1966) dan yang keempat (1967), dimana beliau

mengucapkan pidatonya yang berjudul al-Israiliyat al-Tafsir Wa al-Hadits

(Mahmud Yunus Tafsir Quran Karim Pt Hidakarya Agung; Jakarta, 1993 cet 31)

Mahmud Yunus juga dikenal sebagai pendiri organisasi Sumatra

Thawalib, yang menerbitkan majalah Islam Basyir (1920) dan pendiri persatuan

guru-guru Agama Islam (PGAI). Tahun 1952-1956 ia menjadi anggota

Minangkabau Raad dan berhasil memasukan Pendidikan Agama ke sekolah-

sekolah umum Akhirnya pada tanggal 16 Januari 1982, dalam usia 83 tahun,

Page 54: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

38

Mahmud Yunus berpulang kerahmatullah dikediamannya, kelurahan kebon

kosong,kemayoran, Jakarta Pusat, sehari kemudian ia dimakamkan pada

pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Karya-Karya Mahmud Yunus

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, selain seorang yang aktif dalam

dunia pendidikan, beliau juga seorang penulis yang handal, yakni menuangkan

gagasan dan pemikiran dalam bentuk tulisan. Karya-karyanya diberbagai cabang

ilmu, antara lain: tauhid, Fiqh, perbandingan agama, tafsir, hadits, bahasa Arab,

Politik, ilmu jiwa pendidikan dan sebagainya. Karya-karyanya ada yang berbentuk

bahasa arab dan dan ada juga dalam bahasa Indonesia. Paling tidak 76 karya yang

telah dibukukan, dan 27 diantaranya dalam bahasa Arab.

Di bawah ini hasil buah pemikiran Mahmud Yunus

1. Bidang al-Qur'an dan Tafsir

a. Tafsir al-Qur'an Karim

b. Terjemahan al-Qur'an Tanpa Tafsir, untuk memudahkan dan

memahami al-Qur'an

c. Marilah ke al-Qur'an, pelajaran untuk tingkat Tsanawiyah dan

PGA. Buku ini ditulis bersama H. Ilyas M.Ali

d. Kesimpulan Isi al-Qur'an

e. Allah dan Makhluknya, buku ini berisi tentang Ilmu Tauhid

f. Ta‟lim Untuk Ilmu al-Qur'an, untuk Ibtidaiyah, sebanyak 2 jilid

g. Alif Ba Ta‟wa Juz Amma, sebanyak 1 jilid untuk Ibtidaiyah

h. Juz Amma wa tarjamatuhu, untuk tingkat Tsanawiyyah

Page 55: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

39

i. Mudkhal fi Tafsir al-Qur'an, untuk Perguruan Tinggi

j. Tafsir Al-fatihah, untuk perguruan tinggi ditulis bersama temannya

k. Muhadarah fi li Al-Isma‟iliyah fi al-Tafsir wa al-Hadits, untuk

perguruan tinggi

l. Tafsir Ayat Al-Akhlak, untuk SLTA dan perguruan tinggi

2. Bidang Fiqh

a. Marilah Sembahyang, pelajaran salat untuk anak-anak SD,

sebanyak empat jilid

b. Puasa dan Zakat, untuk anak-anak SD

c. Haji ke Mekkah, cara-cara mengerjakan haji untuk anak SD

d. Hukum Warisan Dalam Islam, untuk tingkat aliyah

e. Kumpulan doa-doa Rasulullah saw, untuk tingkat Aliyah

f. Doa-doa Rasulullah saw, untuk tingkat Tsanawiyah

g. Kajian Sembahyang ( Salat ), untuk tingkat Aliyah, Mahasiswa dan

Umum

h. Hukum Perkawinan dalam Islam Menurut Empat Madzhab

i. Soal Jawab Hukum Islam Dalam Empat Madzhab

j. Manasik Haji , untuk orang dewasa

k. al-Fiqh al-Wadib, tingkat Tsanawiyah

l. al-Masail al-Fiqhiyah ‟ala al-Madzhab al-Arba‟ah, (perbandingan

empat madzhab), untuk Perguruan Tinggi

m. Mabadi al-fiqh al-wadib, untuk Ibtidaiyah

n. Mudzakirat Ushul Fiqh, untuk tingkat Aliyah

Page 56: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

40

o. Tarikh al-Fiqh al-Islami, untuk perguruan tinngi

3. Bidang Tauhid

a. Keimanan dan Akhlak, untuk anak SD, sebanyak 4 jilid

b. Beriman dan Budi Pekerti , untuk tingkat anak-anak SD

c. Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah

d. Dar al-Tauhid, untuk tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah

e. al-Adyah, untuk parguruan tinggi

4. Bidang Bahasa Arab

a. Metodik Khusus Bahasa Arab, untuk Fakultasa Tarbiyah/PGTA

b. Dar al-Lughah al-Arabiyah, untuk tingkat ibtidaiyah dan

Tsanawiyah

c. Al-Muhadatsah al-Arabiyah, untuk Tsanawiyah, ditulis bersama

temannya bernama Mukhtar Yahya.

d. al-Mukhtarat li al-Muthala‟al wa al-Mahfudzat, untuk tingkat

Aliyah

e. Qamus Arabi Indunisi, untuk Aliyah dan Perguruan Tinggi

5. Bidang pendidikan

a. Pemimpin Pelajaran Agama, untuk Agama

b. Pelajaran Umum Ilmu Mendidik, ditulis bersama st. M. Said

c. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran , untuk Fakultas Tarbiyah

atau PGA

Page 57: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

41

d. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, untuk Fakultas

Tarbiyah atau PGA

e. Sejarah Pendidikan Islam dari Zaman Rasulullah, Khalifah

Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abbasiyah sampai Zaman Mamluk

dan Utsmani Turki, untuk Fakultas Tarbiyah

f. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia

g. Perbandingan Mendalam di Negara-negara Islam dan Intisari

Pendidikan Barat

h. Ilmu Jiwa Anak - anak, untuk kuliah dan kursus-kursus

i. Ilmu al-Nafs, untuk mahasiswa Fakultas Tarbiyah buku ini ditulis

bersama temannya M. Qosim Bakri

j. Akhlak, untuk tingkat Aliyah

k. Moral pembangunan dalam Islam, untuk tingkat Aliyah

l. Beberapa Kisah Pendek, untuk anak-anak SD

m. Riwayat Rasul Dua Puluh Lima, ditulis bersama Rasyidin dan

Zubair Utsman

n. Sejarah Islam Minangkabau dalam Penyelidikan

o. al-Syukur al-Arabiyah fi al-Arabiyah, untuk Aliyah

p. Khulasha Tarikh Hayat ustadz Mahmud Yunus

6. Lain-lain

a. Lagu-lagu Baru atau not angka-angka, ditulis bersama Kasim

st. M.Syah

Page 58: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

42

b. Ilmu Musthalahat al-Hadits, ditulis bersama Mahmud Aziz

c. Pendoman Dakwah Islamiyah, kuliah untuk Dakwah

d. Dasar-dasar Negara Islam (Ilmu Politik)

Page 59: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

42

BAB IV

ANALISA DATA

Pada bab II peneliti telah memaparkan segala hal yang berkaitan dengan

metode dan strategi penerjemahan. Pada bab ini peneliti akan menguraikan

penelitian tentang analisa metode dan strategi penerjemahan dalam

menerjemahkan ayat yang terdapat isim mausȗl dan min bayȃniyyah. Berikut

hasil penelitian tersebut:

1. Surat al-Baqarah: 145

Demi, jika engkau turut kemauan mereka, setelah datang kepada engkau

ilmu pengetahuan, niscaya engkau termasuk orang-orang zalim.51

Pada terjemahan ayat di atas, penerjemah tanpa menjabarkan satu persatu

atau menerjemahkan secara kata demi kata dan penerjemah lebih mengutamakan

isi dengan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber.

Bila kita mengacu pada metode penerjemahan bebas, dapat dilihat bahwa

model ini bersifat bebas, bukan berarti penerjemah boleh menerjemahkan

sekehendak hatinya sehingga esensi terjemahan itu sendiri hilang. Bebas disini

berarti penerjemah dalam menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk

maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah bahasa sumber. Ia boleh

51 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim (Bandung: al-Ma'arif, 1983), h. 21

Page 60: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

43

memodifikasi kalimat dengan tujuan agar pesannya mudah dimengerti secara jelas

oleh pembacanya.

Pada kata penerjemah mengartikan dengan "datang

kepada engkau ilmu pengetahuan," disini terlihat jelas bahwa penerjemah

menggunakan strategi penerjemahan membuang kata dalam Bsa yang disebut

dalam Bsu yaitu pada huruf isim mausȗl dan bayȃniyyah. Sehingga

terjemahan ayat di atas tidak terlihat kaku dan bisa dipahami.

2. Surat al-Baqarah: 174

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan Kitab yang diturunkan

Allah dan menjualnya dengan uang yang sedikit, mereka itu menelan api

neraka ke dalam perutnya.52

Pada penggalan ayat di atas, penerjemah menggunakan metode

penerjemahan . Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena

sangat setia terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase,

bentuk kalimat dan sebagainya. Dalam penerjemahannya, penerjemah

menggunakan strategi membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu yaitu

isim mausȗl , huruf bayȃniyyah, huruf nafi, dan huruf istisna . Selain

menggunakan strategi membuang kata, penerjemah juga memnggunakan strategi

52 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 25.

Page 61: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

44

mengedepankan dan mengakhirkan, bisa kita lihat pada kata

penerjemah menejemahkannya dengan "menyembunyikan Kitab yang

diturunkan Allah," kemudian pada kata

penerjemah tidak menerjemahkannya sesuai dengan urutan yang ada dalam Bsu.

Ini terkait dengan kaidah pembuatan kalimat antara Bsu dan Bsa yang berbeda.

3. Surat al-Baqarah: 213

Maka Allah menunjuki orang-orang yang beriman kepada kebenaran yang

mereka perselisihkan dengan izinNya.53

Pada penggalan ayat di atas, penerjemah menggunakan metode

penerjemahan harfiah. Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini,

karena sangat setia terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk

frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Dalam penerjemahannya, penerjemah

menggunakan strategi membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu yaitu

isim mausȗl , huruf jar + dhomir ( ), dan huruf bayȃniyyah. Selain

menggunakan strategi membuang kata, penerjemah juga menggunakan strategi

mengedepankan dan mengakhirkan, bisa kita lihat pada kata

53 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 31.

Page 62: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

45

penerjemah menejemahkannya dengan "kepada kebenaran yang mereka

perselisihkan" penerjemah tidak menerjemahkannya sesuai dengan urutan yang

ada dalam Bsu. Ini terkait dengan kaidah pembuatan kalimat antara Bsu dan Bsa

yang berbeda, sehingga dimungkinkan adanya kalimat dengan urutan kata seperti

itu.

4. Surat al-Baqarah: 231

Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu dan apa-apa yang

diturunkanNya kepadamu, yaitu Kitab dan hikmah, sedang Dia memberi

pengajaran kepadamu.54

Disini penerjemah menggunakan metode penerjemahan harfiyah.

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena sangat setia

terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat

dan sebagainya.tanpa merubah posisinya sedikit pun. Ini bisa dilihat dari kata

, huruf isim mausȗl , dan huruf bayȃniyyah

diterjemahkan oleh penerjemah. Sehingga terlihat jelas bahwa, penerjemah tidak

menggunakan strategi penerjemahan dalam menerjemahkan ayat di atas, namun

hasil terjemahan ayat di atas masih bisa dipahami. Jika kita menggunakan metode

dan strategi penerjemahan, maka ayat tersebut bisa diterjemahkan menjadi :

54 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 34.

Page 63: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

46

ingatlah nikmat Allah kepadamu yaitu kitab dan hikmah, untuk memberi

pengajaran kepadamu.

5. Surat al-Baqarah: 236

Tiada berdosa kamu, jika kamu meminang perempuan dengan sindiran

atau kamu sembunyikan dalam hatimu.55

Dilihat dari hasil terjemahannya, penerjemah menggunakan metode

penerjemahan bebas dengan terlebih dahulu menerjemahkan kata dan

mengakhirkan kata yang berarti penerjemah dalam menjalankan

misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat

pada Bsu. Dalam penerjemahannya, penerjemah menggunakan strategi

membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu yaitu huruf jar , huruf ,

isim mausȗl , huruf bayȃniyyah. Selain menggunakan strategi membuang

kata, penerjemah juga menggunakan strategi mengedepankan dan mengakhirkan,

bisa kita lihat pada kata penerjemah

menejemahkannya dengan "jika kamu meminang perempuan dengan sindiran,"

karena apabila tidak menggunakan strategi membuang, mengedepankan dan

55 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 36.

Page 64: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

47

mengakhirkan, maka terjemahannya menjadi "di dalam apa-apa yang kamu

sindirkan dengannya dari meminang perempuan". Hal ini jelas akan menjadi

interpretable, artinya masih membutuhkan asumsi-asumsi yang jelas, dan sudah

pasti kalimat tersebut terlihat janggal.

6. Surat al-Nisa: 3

Maka kawinilah olehmu perempuan-perempuan yang baik bagimu,

berdua, bertiga, atau berempat orang.56

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode penerjemahan bebas

dengan terlebih dahulu menerjemahkan kata dan mengakhirkan kata

yang berarti penerjemah tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur

kalimat yang terdapat pada Bsu. Dilihat dari terjemahannya, penerjemah

menggabungkan strategi membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu

dengan strategi mengedepankan dan mengakhirkan, bisa kita lihat pada kata

yang diterjemahkan dengan "perempuan-perempuan yang baik

bagimu," huruf isim mausȗl , huruf bayȃniyyah dibuang oleh penerjemah,

sedangkan kata diterjemahkan lebih dahulu daripada kata .

56 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 70.

Page 65: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

48

7. Surat al-Nisa: 22

Janganlah kamu kawini perempuan-perempuan yang telah dikawini oleh

Bapakmu, kecuali pada masa yang telah lalu.57

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode penerjemahan bebas

dengan terlebih dahulu menerjemahkan kata dan mengakhirkan kata

yang berarti penerjemah tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur

kalimat yang terdapat pada Bsu. Adapun dalam penerjemahannya, disini

penerjemah menggunakan strategi membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam

Bsu yaitu isim mausȗl , huruf bayȃniyyah. Selain menggunakan strategi

membuang kata, penerjemah juga memnggunakan strategi mengedepankan dan

mengakhirkan, bisa kita lihat pada kata penerjemah

menerjemahkannya dengan "kawini perempuan-perempuan yang telah dikawini

oleh Bapakmu," kemudian pada kata penerjemah

menerjemahkannya dengan "kecuali pada masa yang telah lalu", disini terdapat

tambahan kata (yang) yang tidak ada dalam Bsu. Dari terjemahan ayat di atas,

penerjemah bukan hanya menggunakan dua strategi penerjemahan, tetapi tiga

strategi penerjemahan, yaitu membuang kata, mengedepankan dan mengakhirkan,

dan menambahkan kata. Sehingga terjemahan ayat di atas bisa dipahami.

57 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 74.

Page 66: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

49

8. Surat al-Nisa: 37

(yaitu) orang-orang yang bakhil dan menyuruh manusia berlaku bakhil,

dan menyembunyikan karunia yang diberikan Allah kepadanya.58

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode harfiyah, karena

penerjemahannya hanya mencari padanan konstruksi Bsu yang terdekat dalam

Bsa. Selain itu terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena

sangat setia terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase,

bentuk kalimat dan sebagainya. Dilihat dari terjemahannya, penerjemah

menggabungkan strategi membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu

dengan strategi mengedepankan dan mengakhirkan, bisa kita lihat pada kata

yang diterjemahkan dengan "dan menyembunyikan

karunia yang diberikan Allah kepadanya," huruf bayȃniyyah oleh penerjemah

tidak diterjemahkan, sedangkan kata diterjemahkan lebih dahulu daripada

kata , selain itu penerjemah juga menambahkan kata (yaitu) yang

merupakan strategi dalam penerjemahan yang merupakan sebuah penjelasan dari

ayat sebelumnya.

58 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 77.

Page 67: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

50

9. Surat al-Anfal : 64

Hai nabi (Muhammad), Allah telah mencukupkan engkau dan

orang yang mengikuti engkau di antara orang-orang beriman.59

Terjemahan ayat di atas, penerjemah menggunakan strategi menambahkan

kata pada Bsa yang tidak disebut dalam Bsu yaitu pada kata (Muhammad). Dilihat

dari terjemahannya, penerjemah sangat setia terhadap teks sumber, seperti urutan-

urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya, tanpa merubah

posisinya sedikit pun dan huruf isim mausȗl dan huruf bayȃniyyah tetap

diterjemahkan oleh penerjemah. Pada terjemahan tersebut terlihat penerjemah

menggunakan metode harfiyah, karena penerjemahannya hanya mencari padanan

konstruksi Bsu yang terdekat dalam Bsa. Selain itu terjemahan tersebut terlihat

menggunakan metode ini, karena sangat setia terhadap teks sumber, seperti

urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Namun hasil

terjemahan ayat di atas masih bisa dipahami.

10. Surat al-Hijr: 47

59 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 167.

Page 68: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

51

Dan kami cabut apa yang ada dalam dada mereka (ya'ni sifat)

dengki.60

Disini penerjemah menggunakan metode penerjemahan harfiyah yaitu

mengacu pada pengalihan atau pemindahan kata yang ada dalam bahasa sumber

dengan memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena sangat setia

terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat

dan sebagainya. Adapun dalam penerjemahannya, huruf isim mausȗl dan huruf

bayȃniyyah tetap diterjemahkan oleh penerjemah . Disini terlihat bahwa,

penerjemah hanya menggunakan strategi penerjemahan menambahkan kata yang

tidak ada dalam Bsu. Namun hasil terjemahan ayat di atas masih bisa dipahami.

Jika kita menggunakan strategi penerjemahan dan metode yang sesuai, maka ayat

tersebut bisa diterjemahkan menjadi : dan kami cabut sifat dengki dalam hati

mereka.

11. Surat al-Nur: 31

Janganlah mereka berjalan sambil menggoyangkan kakinya,

supaya diketahui orang perhiasannya yang tersembunyi (gelang

kaki).61

60 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 219.

Page 69: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

52

Pada penggalan ayat di atas, penerjemah menggunakan metode

penerjemahan harfiah. Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini,

karena sangat setia terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk

frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Adapun dalam penerjemahannya, disini

penerjemah menggunakan strategi membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam

Bsu yaitu isim mausȗl , huruf bayȃniyyah. Selain menggunakan strategi

membuang kata, penerjemah juga menggunakan strategi mengedepankan dan

mengakhirkan, bisa kita lihat pada kata penerjemah

menerjemahkannya dengan "perhiasannya yang tersembunyi (gelang kaki)".

Penerjemah juga menambahkan kata yang tidak ada dalam Bsu, seperti tambahan

kata yang dan gelang kaki . Dari terjemahan ayat di atas, penerjemah bukan hanya

menggunakan dua strategi penerjemahan, tetapi tiga strategi penerjemahan, yaitu

membuang kata, mengedepankan dan mengakhirkan, dan menambahkan kata.

Sehingga terjemahan ayat di atas bisa dipahami.

12. Surat al-Syu'arȃ: 118

Sebab itu hukumlah antaraku dan antara mereka dengan suatu

hukuman dan lepaskanlah aku dan orang-orang yang bersamaku di

antara orang-orang yang beriman.62

61 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 239.

62 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 337.

Page 70: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

53

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode penerjemahan bebas,

karena penerjemahannya lebih mengutamakan isi dengan mengorbankan bentuk

teks bahasa sumber dan yang disampaikan oleh penerjemah bukan padanan makna

teks, tapi gambaran situasi yang menghasilakan perolehan padanan situasi, seperti

pada kata yang penerjemah artikan tidak berdasarkan arti dalam kamus,

namun diterjemahkan berdasarkan konteks yang dimaksud dari makna ayat

tersebut. Disini terlihat bahwa, penerjemah tidak menggunakan strategi

penerjemahan membuang kata pada Bsa, karena huruf isim mausȗl dan huruf

bayȃniyyah tetap diterjemahkan oleh penerjemah, tetapi penerjemah berusaha

menambahkan kata yang tidak ada dalam Bsu,yaitu penerjemah menambahkan

kata dengan suatu. Namun hasil terjemahan ayat di atas masih bisa dipahami. Jika

kita menggunakan metode dan terjemahan yang baik, maka ayat di atas bisa

diterjemahkan menjadi: sebab itu hukumlah antaraku dan antara mereka dengan

suatu hukuman dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersamaku.

13. Surat al-Syu'arȃ: 215

Dan rendahkanlah sayapmu (berhina dirilah) terhadap orang-orang

yang mengikutimu di antara orang-orang mukmin.63

63 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 341.

Page 71: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

54

Disini penerjemah menggunakan metode penerjemahan harfiyah.

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena sangat setia

terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat

dan sebagainya. Bisa kita lihat pada kata yang diterjemahkan dengan

"sayapmu", masih mengikuti arti dalam kamus, meskipun penerjemah sudah

menambahkan kata (berhina dirilah). Disini terlihat bahwa, penerjemah hanya

menggunakan strategi penerjemahan menambahkan kata yang tidak ada dalam

Bsu, sedangkan huruf isim mausȗl dan huruf bayȃniyyah tetap

diterjemahkan oleh penerjemah. Namun hasil terjemahan ayat di atas masih bisa

dipahami, meskipun terjemahan tersebut terasa janggal. Jika kita menggunakan

strategi penerjemahan dan metode yang sesuai, maka ayat tersebut bisa

diterjemahkan menjadi : "dan rendahkanlah dirimu kepada orang mukmin yang

mengikutimu."

14. Surat al-Syȗra: 29

di antara ayat-ayat (tanda-tanda) Allah, ialah kejadian langit dan

bumi dan apa-apa yang bertebaran pada keduanya di antara

binatang-binatang (apa-apa yang melata di muka bumi).64

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan strategi menambahkan kata,

yaitu tanda-tanda, Allah, ialah, dan apa-apa yang melata di muka bumi. Disini

64 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 439.

Page 72: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

55

penerjemah menggunakan metode penerjemahan harfiyah, karena sangat setia

terhadap teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat

dan sebagainya. Bisa dilihat pada kata yang diterjemahkan dengan "ayat-

ayat", meskipun penerjemah sudah menambahkan kata tanda-tanda, kemudian

kata yang diterjemahkan dengan "binatang-binatang", masih mengikuti arti

dalam kamus. Selain itu penerjemah juga tetap menerjemahkan huruf isim mausȗl

dan huruf bayȃniyyah. Namun hasil terjemahan ayat di atas masih bisa

dipahami. Jika kita menggunakan strategi penerjemahan dan metode yang sesuai,

maka ayat tersebut bisa diterjemahkan menjadi : "di antara tanda-tanda

(kebesaran-Nya) adalah penciptaan langit dan bumi, serta makhluk melata yang

Dia sebarkan pada keduanya."

15. Surat al-Zȃriyȃt: 35

Lalu kami keluarkan orang-orang yang ada dalam negeri Luth itu

(yaitu) orang-orang mukmin.65

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode harfiyah, karena

penerjemahannya hanya mencari padanan konstruksi Bsu yang terdekat dalam

65 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 471.

Page 73: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

56

Bsa, tetapi hanya saja lebih longgar keterikatannya dengan susunan dan struktur

bahasa asal yang akan diterjemahkan. Disini terlihat bahwa, penerjemah hanya

menggunakan strategi penerjemahan menambahkan kata yang tidak ada dalam

Bsu,yaitu penerjemah menambahkan kata negeri Luth itu. Namun hasil

terjemahan ayat di atas masih bisa dipahami. Jika kita menggunakan strategi

penerjemahan, maka ayat tersebut bisa diterjemahkan menjadi : "maka kami

keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di dalamnya (negeri kaum

Luth)."

16. Surat al-Jin: 27

Kecuali kepada orang yang disukaiNya di antara rasul.66

Disini penerjemah menggunakan metode penerjemahan harfiyah yaitu

mengacu pada pengalihan atau pemindahan kata yang ada dalam bahasa sumber.

Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena urutan-urutan

bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Disini terlihat bahwa,

penerjemah hanya menggunakan strategi penerjemahan menambahkan kata yang

tidak ada dalam Bsu, yaitu dengan tambahan kata kepada. Namun hasil

terjemahan ayat di atas masih bisa dipahami. Jika kita menggunakan strategi

penerjemahan, maka ayat tersebut bisa diterjemahkan menjadi : "kecuali kepada

rasul yang diridai-Nya."

66 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur'an al-Karim , h. 517.

Page 74: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

57

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah peneliti melakukan analisis terhadap terjemahan al-Quran

Mahmud Yunus pada ayat yang terdapat isim mausȗl dan min bayȃniyyah, maka

peneliti menyimpulkan. Bahwa dalam penerjemahannya, penerjemah tidak

berpegang pada salah satu metode terjemahan saja. Peneliti menemukan beberapa

metode yang sering digunakan penerjemah, yaitu metode bebas dan penerjemahan

harfiyah.

Dalam setiap ragam penerjemahan pasti memiliki strategi atau cara yang

dilakukan oleh seorang penerjemah dalam menerjemahkan bahasa sumber ke

bahasa sasaran yang bertujuan agar hasil terjemahannya berkualitas baik dan bisa

dipahami oleh pembaca. Berdasarkan hasil terjemahan al-Qur'an Mahmud Yunus

pada ayat yang terdapat isim mausȗl dan min bayȃniyyah, maka peneliti

menemukan beberapa strategi yang sering digunakan oleh penerjemah,

diantaranya yaitu :

1. Strategi mengedepankan dan mengakhirkan

2. Strategi membuang kata

3. Strategi menambahkan kata

B. SARAN

Dalam menerjemahkan suatu teks Arab, sebaiknya penerjemah dapat

menentukan metode dan strategi apa yang harus diterapkan oleh penerjemah

untuk mencapai terjemahan yang baik dan mudah dipahami.

Page 75: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

58

Jadi alangkah baiknya jika dalam pembahasan metode dan strategi

penerjemahan, dibahas juga teknik dan sistematika penerjemahan yang tepat bagi

suatu naskah Bsu.

Penelitian ini belum komprehensif, karena peneliti baru melakukan kajian

terhadap metode dan strategi penerjemahan pada terjemahan al-Qur'an Mahmud

Yunus pada ayat yang berkaitan hanya dengan isim mausȗl (ما dan م ن) yang

diikuti oleh min bayȃniyyah. Oleh karenanya dapat dilakukan lebih mendalam

lagi aspek-aspek yang berkaitan dengan kualitas terjemahan yang belum dibahas

secara mendalam dalam penelitian ini.

Page 76: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

59

DAFTAR PUSAKA

Al-Dzahabi, Muhammad Husayn. Al-Tafsir Wa al-Mufassirin. tt:tpn,1976.

Alam, Tombak Sei H. Datuk. Metode Menerjemahkan Al-Qur’an Al-Karim 100

Kali Pandai. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Ariyani, Hafidah Fitri, Pergeseran makna dalam naskah film berbagi suami karya

Nia Dinata. Proposal penelitian fakultas bahasa dan seni, Universitas

Negeri Yogyakarta, 2007.

Ash-Shobuni, Muhammad Ali, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis. Terjemahan

Muhammad Qodiru Nur, Jakarta: Pustaka Amani, 1988.

Brislin, R.W. Translation: Application and Research. New York: Garden Press

Inc, 1976.

Burdah, Ibnu, Menjadi Penerjemah Metode dan Wawasan menerjemah teks arab.

Yogyakarta: Tiara kencana, 2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Hanafi, Nurachman. Teori dan Seni Menerjemahkan. Nusa Tenggara Timur :

Nusa Indah,1986.

Hidayatullah, Syarif Moch. Tarjim Al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia. Tangerang, Dikara, 2010.

Hidayatullah, Syarif Moch. Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah. Jakarta:

t.pt. 2007.

Page 77: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

60

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya,

2006.

Ismayati, Iis. Ketakrifan dalam Bahasa Arab (Sebuah Kajian Sintak-Semantik).

Depok :Universitas Indonesia, 2010.

Kridalaksana, Harimurti. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah,

1985.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia, 1983.

Machali, Rochayah. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Gramedia,2002.

Moeliono, M Anton. Beberapa Aspek Masalah Penerjemahan ke Bahasa

Indonesia. Jakarta : PT Gramedia, 1989.

Nababan, Rudolf. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. cet ke-1, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1999.

Newmark, P. A Textbook of Translation. UK: Prentice Hall International, 1988.

Sadtono, E. Pedoman Penerjemahan. Jakarta: Depdikbud Cet. Ke-1, 1985.

Salihen, Moentaha, Bahasa dan Terjemahan, Language and Translation the New

Millenium Publication. Jakarta: Kesaint Blanc, 2006.

Suma, Muhammad Amin. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an (1). Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2000.

Suryanwinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. Translation Bahasa Teori dan

Penuntun Praktis Menerjemahkan. Jakarta: Kanisius, tth

Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: Humaniora, 2005.

Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Page 78: METODE DAN STRATEGI TERJEMAHAN AL-QUR'AN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43744/1/LUKMAN HAKIM-FAH.pdf · dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

61

Yunus, Muhamad. Tarjamah al-Quran al-Karim. Bandung: PT al-Ma'arif, 1983

Yusuf, Suhendra. Teori Terjemah Pengantar Ke Arah Pendekatan Linguistik dan

Sosiolinguitik. Bandung: Mandar Maju, 1994.

Sumber Dari Internet:

http://alqurani.net/definisi-alquran.// (Diakses pada hari rabu tgl. 1 Juli 2015)