metode klason

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 metode klason

    1/17

    16

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq)

    Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika

    Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal Amerika

    Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit dihutan

    Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya Kelapa sawit hidup subur di

    luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.

  • 8/11/2019 metode klason

    2/17

    17

    Klasifikasi ilmiah

    Kerajaan : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Liliopsida

    Ordo : Arecales

    Family : Arecaceae

    Genus : Elaeis Jacq

    Species: Elaeisguineensis

    Kelapa sawit (Elaeis)adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak

    makan, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya

    menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama

    dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak

    kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya didaerah

    Aceh, pantai timur Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

    Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar

    serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga

    terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah kesamping atas untuk

    mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun

    majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikkit lebih

    muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang

    tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti pelepah hingga umur 12

  • 8/11/2019 metode klason

    3/17

    18

    tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mongering akan terlepas sehingga

    penampilan menjadi mirip dengan kelapa. (Rondang, 2002)

    2.2. Tandan Kosong Sawit (TKS)

    TKS adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah.

    Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKS sebanyak 22

    23% TKS atau sebanyak 220 230 kg TKS. Apabila dalam sebuah pabrik dengan

    kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi selama jam, maka akan

    dihasilkan sebanyak ton TKS. Jumlah limbah TKS seluruh Indonesia pada tahun

    2004 diperkirakan mencapai 18.2 juta ton. Jumlah yang luar biasa besar. Ironis sekali,

    limbah ini belum dimanfaatkan secara baik oleh sebagian besar pabrik kelapa sawit

    (PKS) di Indonesia.

    Pengolahan/pemanfaatan TKS oleh PKS masih sangat terbatas. Sebagian besar

    pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia masih membakar TKS dalam incinerator,

    meskipun cara ini sudah dilarang oleh pemerintah. Alternatif pengolahan lainya

    adalah dengan menimbun (open dumping), dijadikan mulsa di perkebunan kelapa

    sawit, atau diolah menjadi kompos.

    Cara terakhir merupakan pilihan yang terbaik, namun cara ini belum banyak

    dilakukan oleh PKS karena adanya beberapa kendala, yaitu waktu pengomposan,

    fasilitas yang harus disediakan, dan biaya pengolahan TKS tersebut. Dengan cara

    konvensional, dekomposisi TKS menjadi kompos dapat berlangsung dalam waktu 6

    bulan s/d 1 tahun. Lamanya waktu ini berimplikasi pada luas lokasi, tenaga kerja, dan

  • 8/11/2019 metode klason

    4/17

    19

    fasilitas yang diperlukan untuk mengomposkan TKS tersebut.

    (http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara- mudah-mengomposkan-tandan-kosong-

    kelapa-sawit/).

    2.2.1. Selulosa

    Fotosintesis adalah proses dipadukannya air, karbondioksida membentuk

    glukosa dan gula sederhana lain dengan pertolongan sinar matahari, dan sebagai

    sampingan adalah oksigen.

    Selulosa dibuat langsung dari unit-unit glukosa. Sebagai langkah pertama

    proses tersebut, pohon mengantar glukosa ke pusat-pusat pengolahan yang terletak

    pada pucuk-pucuk cabang dan akar (meristem ujung) dan ke lapis cambium yang

    menyelebungi batang utama, cabang dan akar. Kemudian dalam suatu proses yang

    kompleks, glukosa mengalami secara kimia dengan dipindahkannya suatu molekul air

    dari setiap unit dan terbentuklah suatu anhidrida glukosa C6H12O6 (glukosa) H2O =

    C6H12O5 (anhidrid glukosa). Unit-unit anhidrid glukosa kemudian saling bersambung

    ujung-ujungnya membentuk polimer berantai panjang yaitu selulosa (C6 H12 O5)n

    dengan n (derajat polimerisasi) sama dengan 500-10000.

    Selulosa adalah suatu bahan yang tidak begitu asing bagi manusia. Kapas,

    misalnya, adalah 99% selulosa murni. Kertas tulis halus juga sebagian besar dibuat

    dari fraksi selulosa kayu. Meskipun merupakan karbohidrat, selulosa bukan sumber

    makanan bagi manusia atau hewan. Pada selulosa unit-unit anhidrid glukosa

    dihubungkan dengan ikatan kimia komponen-komponen karbohidrat seperti pati

    diikat dengan hubungan tipe . Meskipun dalam bentuk kayu dan kayu selulosa

    http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara-%09mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara-%09mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara-%09mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara-%09mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara-%09mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/cara-%09mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/
  • 8/11/2019 metode klason

    5/17

    20

    mengandung nilai makanan sebanyak sukrosa, selulosa tak dapat dicerna oleh manusia

    karena cairan tubuh .

    Selulosa merupakan bagian penyusun utama jaringan tanaman berkayu. Bahan

    tersebut utamanya terdapat pada tanaman kertas, namun demikian pada dasamya

    selulosa terdapat pada setiap jenis tanaman, termasuk tanaman semusim, tanaman

    perdu dan tanaman rambat bahkan tumbuhan paling sederhana sekalipun. Seperti:

    jamur, ganggang dan lumut.

    Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium

    hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu:

    Selulosa (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut

    dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat

    polimerisasi) 600 - 1500. Selulosa a dipakai sebagai penduga dan atau penentu

    tingkat kemumian selulosa.

    Selulosa (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam

    larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15 - 90, dapat mengendap bila

    dinetralkan

    Selulosa (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa , tetapi DP nya

    kurang dari 15. Selain itu ada yang disebut Hemiselulosa dan Holoselulosa

    yaitu:

    Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis

    akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, L-arabinosa

    dan asam uranat.

  • 8/11/2019 metode klason

    6/17

    21

    Holosefulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin,

    terdiri dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa.

    Selulosa merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (mumi). Selulosa

    > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan

    propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan

    sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain (serat

    rayon).(http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=18&mnorutisi=3)

    2.2.2. Lignin

    Lignin adalah suatu produk alami yang dihasilkan oleh semua tumbuhan

    berkayu. Merupakan komponen kimia dan morfologi ciri dari jaringan tumbuhan

    tingkat tinggi . Kandungan lignin menncapai 15-40% dari berat kayu dengan variasi

    menurut jenis kayu, kondisi pertumbuhan, bagian dari tumbuhan dan faktor lain. Dari

    segi morfologis, lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam lamela tengah,

    dinding primer maupun dalam dinding sekunder. Selama perkembangan sel, lignin

    dimasukkan sebagai komponen terakhir didalam dinding sel, menembus diantara fibril

    dan berfungsi sebagai penguat dinding sel.

    Secara garis besar, kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga

    kelompok,yaitu:

    a. Sebagai bahan bakar

    b. Sebagai produk polimer

    c. Sebagai sumber bahan-bahan kimia dengan berat molekul rendah.

    http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=18&mnorutisi=3http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=18&mnorutisi=3
  • 8/11/2019 metode klason

    7/17

    22

    Dalam proses pembuatan pulp, lignin merupakan limbah yang tidak bernilai

    dan diusahakan untuk dihilangkan. Penggunaan pulp sebagai perekat sejak

    dimulainya pembuatan pulp sulfat.

    Dalam proses pembuatan pulp, lignin merupakan limbah yang tidak bernilai

    dan diusahakan untuk dihilangkan. Penggunaan lignin sebagai perekat dimulai sejak

    dimulainya pembuatan pulp sulfat (spent sulfite liqour/ SSL).pada dasarnya

    pembuatan lignin sebagai perekat hampir sama seperti pada phenol

    formaldehida, karena keduanya mempunyai komponen kimia yang hampir

    sama yaitu dari gugus fenolik, sehingga menyebabkan lignin dapat digunakan untuk

    mensubtitusi phenol formaldehida.

    Lignin merupakan polimer dengan banyak cabang, yang terbentuk oleh unit-

    unit fenil propana (coumaril alkohol, coniferil alkohol, dan/atau syringil alkohol) yang

    berikatan satu sama lain dengan ikatan karbon dengan karbon (C-C), ikatan dengan

    oksigen (C-O) dan juga adanya ikatan eter.

    Dalam komponen kayu, sifat lignin adalah hidrofobik dan tidak larut dalam

    air. Pada saat pembuatan pulp, perlakuan kayu dengan ion HSO3-akan menyebabkan

    degradasi parsial pada ikatan eternya, menghasilkan grup asam sulfonik. Dengan

    proses tersebut, lignin yang semula bersifat hidrofobik dan tidak larut dalam air,

    menjadi larut dalam air.

    Dinding serat kayu terbentuk oleh beberapa jenis senyawa kimia, yaitu

    polisakarida, lignin dan ekstraktif. Proporsi bahan-bahan kimia tersebut hanya sedikit

    variasinya antar jenis kayu. Polisakarida adalah molekul polimer besar yang dibangun

    oleh molekul gula sederhana dan membentuk rantai panjang. Polisakarida utama yaitu

    selulosa terdapat sekitar 45% dari berat kering serat. Komposisi polisakarida adalah

    sekitar 65-75%, lignin 20-30% dan ekstraktif 0-10%. Kandungan gugus hidroksil

  • 8/11/2019 metode klason

    8/17

    23

    (OH) yang besar pada polsakarida sangat polar. Lignin agak kurang polar

    dibandingkan dengan polisakarida.

    Ektraktif memiliki pengaruh yang besar dalam menurunkan higroskopisitas

    dan permeabilitas serta meningkatkan keawetan kayu. Meskipun jumlahnya sedikit,

    ekstraktif mempunyai pengaruh yang besar dalam perekatan kayu, yaitu

    mempengaruhi pH, kontaminasi dan penetrasi. Ekstraktif berupa deposit, memiliki

    ikatan yang tidak kuat dan relatif bebas untuk berpindah. Ekstraktif berpindah secara

    difusi, salah satunya sebagai suatu material volatil (mudah menguap) atau sebagai

    material terlarut. Panas dan gradien air mempercepat perpindahan ekstraktif ini.

    Ekstraktif juga berpindah dengan gaya kapiler dan gaya tegangan permukaan.

    (surdiding ruhendi,2007)

    Gambar. 2.2.2. Lignin

  • 8/11/2019 metode klason

    9/17

    24

    2.2.3. Pengujian Kadar Lignin

    Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa adalah salah satu sel

    yang terdapat dalam kayu. Lignin berguna dalam kayu seperti lem atau semen yang

    mengikat sel-sel lain dalam satu kesatuan sehingga bisa menambah support dan

    kekuatan kayu (mechanical strength) agar bisa kelihatan kokoh dan berdiri tegak.

    Lignin struktur kimiawinya bercabang-cabang dan berbentuk polimer tiga

    dimensi. Molekul dasar lignin adalah Fenil Propan. Molekul lignin memiliki derajat

    polimerisasi tinggi. Karena ukuran dan strukturnya yang tiga dimensi bisa

    memungkinkan lignin berfungsi sebagai semen atau lem bagi kayu yang dapat

    mengikat serat dan memberikan kekerasan struktur serat. Bagian tengah lamella pada

    sel kayu, sebagian besar terdiri dari lignin, berikatan dengan sel-sel lain dan

    menambah kekuatan struktur kayu. Dinding sel juga mengandung lignin. Pada dinding

    sel, lignin bersama-sama dengan hemiselulosa membentuk matriks (semen) yang

    mengikat serat-serat halus selulosa. Lignin didalam kayu memiliki persentase yang

    berbeda tergantung dari jenis kayu:

    1. Softwood mengandung 27 33%

    2. Hardwood mengandung 16 24 %

    3. Non-wood fibers seperti jerami, baggase, rumput, bamboo mengandung 11-

    20%

    Ada beberapa test prosedur yang sekarang digunakan untuk menentukan

    lignin, seperti:

  • 8/11/2019 metode klason

    10/17

    25

    1. Lignin Klason : mengukur lignin dalam kayu secara langsung

    2. Permanganate Number (K-Number) :

    Jumlah konsumsi permanganat dalam sampel pulp yang mengandung lignin

    yang belum bereaksi

    1. Kappa Number : Jumlah konsumsi permanganat dalam sampel pulp yang

    mengandung lignin yang belum bereaksi

    2. Hypo test : Jumlah konsumsi hypo dalam sample pulp yang mengandung

    lignin yang belum bereaksi

    3.

    Chlorine Number : Jumlah konsumsi chlorine dalam pulp yang mengandung

    lignin yang belum bereaksi

    4.

    Nu-Number : Test absorbsi spektrofotometer lignin yang terlarut dalam asam

    dengan panjang gelombang 425 nm

    5.

    Pulp Permittivity : Dieletric strength atau permititivitas pulp sheet yang

    berhubungan dengan kandungan lignin dalam sampel.

    6. Spectrophotometric Methods : Absorpsi sinar UV pada sample yang

    mengandung lignin.

    2.2.4. Kegunaan Lignin

    Lignin memiliki nama latin lignum yang memiliki arti kayu, jadi kayu itu

    sendiri mengandung jumlah lignin yang banyak.

    Lignin dicirikan dengan kompleks aromatik non karbohidrat yang memiliki

    struktur polimer organik yang banyak jumlahnya tumbuhan. Fungsi lignin sendiri

    dalam tanaman adalah sebagai pengangkut internal dari air, nutrisi dan zat metabolit.

    Memberikan kekuatan pada dinding sel dan sebagai penyambung antara sel dan

  • 8/11/2019 metode klason

    11/17

    26

    sebagai penyambung antara sel kayu yang senyawanya tahan terhadap tekanan,

    bersifat fleksibel dan jaringannya tahan terhadap serangan mikroorgnaisme dan

    perambatan enzim penghancur dalam dinding sel.

    Molekul lignin adalah makro molekul yang memiliki berat molekul besar yang

    merupakan gabungan dari beberapa asam dan alkohol penilprofilik (koumaril,

    koniferil, sinafil) yang secara acak radikal memberikan bentuk polimer amorf dari

    struktur tiga dimensi.Struktur lignin sebagai monomer dapat dilihat dibawah ini.

    2.2.3.Gambar lignin sebagai monomer

    (Eka Nuryanto,2000)

    2.2.5. Isolasi lignin

    Ada 2 metode umum secara laboratorium untuk menguraikan lignin. Metode

    pertama, meliputi pemutusan selulosa dengan pelarut yang cocok, asam sulfat 72%,

    asam klorida lewat jenuh (42%) atau cuproamonium, untuk memisahkan lignin

    dengan residu tidak larut.

    Metode klason, dengan menggunakan asam sulfat 72%. Perlakuannya antara

    lain 1gr kayu dihaluskan dan diayak dengan menggunakan ayakan 60 mesh dan

    ditambahkan 20ml asam sulfat 72% pada suhu 25oC selama 2 jam, setelah larutan

    terlarut 3%, lignin yang dicernakan dikumpulkan dalam wadah penyaring, dicuci dan

    diendapkan. Metode klason tidak cocok untuk kayu-kayu keras, karena senyawa-

  • 8/11/2019 metode klason

    12/17

    27

    senyawanya lebih mudah dipengaruhi dengan asam dan cenderung untuk

    menghasilkan karbohidrat terdekomposisi yang tidak larut dengan metode ini(lin

    SY,1981)

    Lignin klason mengandung kompleks inti sebanyak 30%, bervariasi anatar 20-

    30%dari fraksi isolasi, setelah dicuci dengan aquadest. Dengan penambahan asam

    sulfat 72% polisakarida yang pertama akan mengalami penggembungan dan kemudian

    dilarutkan,penyusunan pada waktu yang singkat larutan yang sangat kental menjadi

    fluida. Dimana selulosa dan fraksi yang lain dilarutkan sedangkan diendapkan. Lignin

    klason ini disebut dengan ligno sulfonat. Anselme Payen dalam tahun 1838

    mengamati bahwa kayu,biladitambahdenganasamnitrat pekat, akan kehilangan

    sebagian zatnya, meninggalkan sisa padat dan berserat yang dinamakannya selulosa.

    Sebagai hasil studi-studi akhir terbukti bahwa bahan berupa serat yang diidolasi oleh

    payen juga mengandung polisakarida lain disamping selulosa. Pada sisi lain, zat yang

    tarlarut(lamatiereincrustante),mempunyai kandungan karbon yang tinggi daripada

    dalam sisa serat dan disebut lignin. Istilah ini, yang telah dikenalkan dalam

    tahun 1819 oleh de Candolle,berasal dari kata latin untuk kayu (lignum).

    (Casey,1960)

    Kemudian, perkembangan proses pembuatan pulpsecara teknis menimbulkan

    perhatian yang lebih besar pada lignin dan reaksi-reaksinya. Dalam tahun 1987, Petet

    Klason mempelajari komposisi lignosulfonat dan mengemukakan gagasan bahwa

    lignin secara kimia berhubungan dengan koniferialkohol. Dalam tahun 1907 ia

    mengusulkan bahwa lignin merupakan zat makromolekeul dan sepuluh tahun

    kemudian, bahwa unit-unit koniferol alkohol terikat satu sama lain dengan ikatan-

    ikatan eter.

  • 8/11/2019 metode klason

    13/17

    28

    Lignin dapat diisolasi dari kayu bebeas ekstraktif sebagai sisa yang tidak dapat

    larut setelah penghilangan polisakarida dengan hidrolisis. Secara alternatif, lignin

    dapat dihidrolisis dan diekstraksi dari kayu atau diubah menjadi turunan yang larut.

    Yang disebut lignin Klason diperoleh setelah penghilangan polisakarida dari kayu

    yang diekstraksi (bebas damar) dengan hidrolisis dengan asam sulfat 72%. Asam-

    asam lain dapat digunakan untuk hidrolisis, tetapi metodenya mempunyai kekurangan

    yang serius yaitu bahwa struktur lignin berubah secara ekstensif selama hidrolisis.

    Polisakarida dapat dihilangkan dengan enzim-enzim dari bubuk kayu yang digiling

    halus. Metodenya menjemukan, tetapi lignin enzim selulotik (CEL) yang dihasilkan

    pada dasarnya tetap memperahankan struktur aslinya tanpa perubahan. lignin juga

    dapat diekstraksi dari kayu dengan menggunakan dioksana yang mengandung air dan

    asam klorida, tetapi terjadi perubahan struktur yang sangat besar.

    Turunan-turunan lignin yang larut (ligninsulfonat) dibentuk dengan

    memperlakukan kayu pada suhu tinggi dengan larutan yang mengandung belerang

    dioksida dan ion-ion hidrogen sulfit. Lignin juga larut sebagai alkali lignin bila kayu

    diperlakukan pada suhu tinggi (1700C) dengan natrium hidroksida atau lebih baik,

    dengan campuran natrium hidroksida dan natrium sulfida (lignin sulfat atau lignin

    kraft. Lignin lebih lanjut diubah menjadi keturunan yang larut alkali dengan larutan

    asam klorida dan asam tioglikolat pada 100

    0

    C.

    Lignin kayu lunak dapat ditentukan secara gravimetri dengan metode Klason.

    Kayu lunak normal mengandung 26-32% lignin, sedangkan kandungan lignin kayu

    tekan adalah 35-40%. Lignin yang terdapat dalam kayu keras sebagian larut dalam

    hidrolisis asan dan karena itu harga-harga gravimetri harus dikoreksi untuk lignin

    yang larut dalam asam dengan menggunakan spektrometri UV. Metode langsung

    spektrofotometri UV juga telah dikembangkan untuk menentukan lignin dalam kayu

  • 8/11/2019 metode klason

    14/17

    29

    dan pulp. Kayu keras normal mengandung 20-25% lignin, meskipun kayu keras

    tropika dapat mempunyai kandungan lignin lebih dari 30%. Kayu tarik hanya

    mengandung 20-25% lignin.

    Lignin merupakan polimer dari unit-unit fenilpropana. Banyak aspek dalam

    kimia lignin yang terdapat dalam kimia lignin yang masih belum jelas, misalnya ciri-

    ciri struktur spesifik lignin yang terdapat dalam berbagai daerah morfologi dari xylem

    kayu. Namun unsur-unsur struktur dasar lignin telah banyak dijelaskan sebagai hasil

    studi yang mendalam pada penyiapan lignin yang diisolasi, seperti lignin kayu yang

    digiling, dengan menggunakan teknik-teknik degradasi khusus, yang berdasarkan pada

    oksidasi, reduksi atau hidrolisis dalam suasana asam dan alkali. Banyak usaha telah

    dilakukan untuk menjelaskan biosinteswa lignin. Identifikasi secara rinci terhadap

    produk-produk reaksi telah dimungkinkan dengan teknik-teknik kromatografi dan

    metode spektroskopi baru yang dikembangkan selama dua atau tiga dasawarsa

    terakhir.(Eero sjostrom,1995)

    Lignin adalah suatu produk alami yang dihasilkan oleh semua tumbuhan

    berkayu. Merupakan komponen kimia dan morfologi ciri semua tumbuhan berkayu.

    Merupakan komponen kimia dan morfologi ciri dari jaringan tumbuhan tingkat tinggi.

    Kandungan lignin mencapai 15-40% dari berat kering kayu , kondisi pertumbuhan,

    bagian dari tumbuhan dan banyak faktor lain. Dari segi morfologi, lignin merupakan

    senyawa amorf yang terdapat dalam lemela tengah, dinding primer maupun dalam

    dinding sekunder. Selama perkembangan sel, lignin dimasukkan sebagai komponen

    terakhir didalam dinding sel, menembus diantara fibril dan berfungsi sebagai penguat

    dinding sel.

  • 8/11/2019 metode klason

    15/17

    30

    Secara garis besar , kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga

    kelompok, yaitu:

    a.

    Sebagai bahan bakar

    b. Sebagai produk polimer

    c. Sebagai sumber bahan-bahan kimia dengan berat molekul rendah.

    2.3. Metode Klason pada Lignin

    Penentuan kandungan lignin adalah penting untuk analisis kayu maupun untuk

    karakterisitik pulp. Metoda-metoda penentuan lignin secara kuantitatif dapat dibagi

    sebagai berikut:

    - Metoda langsung, yaitu lignin ditentukan sebagai sisa

    - Metoda tidak langsung, dimana kandungan lignin

    Dihitung sesudah penentuan polisakarida

    Ditentukan dengan metoda-metoda spektrofotometri

    Merupakan hasil reaksi dengan kemikalia pengoksidasi

    Lazim pada semua metoda penentuan lignin adalah munculnya persoalan

    senyawa pengganggu (senyawa ekstraktif, hasil degradasi polisakarida) dan atau

    ketidakpastian apakah kandungan lignin tercatat sempurna.

    Metoda langsung didasarkan pada prinsip isolasi dan penentuan secara

    gravimetri lignin yang tidak larut dengan asam. Metoda yang paling mantap adalah

    penentuan lignin menurut klason. Hodrolisis dilakukan dengan perlakuan kayu yang

    sudah diekstraksi lebih dahulu atau pulp tak dikelantang dengan asam sulfat 72% dan

    langkah akhir hidrolisis dengan asam sulfat 3% pada kondisi tertentu. Metoda ini

    menghasilkan angka lignin yang sangat rendah. Lignin asam klorida dan lignin asam

    fluorida dapat juga digunakan untuk kuantifikasi kandungan lignin.

  • 8/11/2019 metode klason

    16/17

    31

    Penentuan lignin lebih pasti dapat diperoleh dengan penentu bagian

    polisakarida kayu setelah hidrolisis total, dan penghitungan kandungan lignin sebagai

    perbedaan 100%.

    Sebelum isolasi lignin, ekstraktif harus dihilangkan terlebih dahulu untuk

    mencegah pembentukan hasil- hasil kondensasi dengan lignin selama proses isolasi.

    Dengan alasan yang sama, terutama jika asam mineral kuat digunkana dalam isolasi,

    pelarut seperti alkohol atau aseton harus dihilangkan dengan sempurna dari kayu yang

    diekstraksi. Metoda isolasi kelompok pertama menghasilkan lignin asam dengan

    menggunakan asam sulfat atau asam klorida, campuran asam asam tersebut atau

    asam mineral lain. Dalam hal lignin asam sulfat konsentrasi asam yang digunakan

    untuk tahap hidrolisis pertama adalah antara 68 dan 78% kemudian dilanjutkan

    dengan tahap pengenceran dan untuk menyempurnakan hidrolisis polisakarida

    digunakan asam dengan konsentrasi rendah. Lignin asam klorida yang diperoleh

    dengan mereaksikan kayu dengan asam klorida lewat jenuh dikatakan kurang

    terkondensasi bila dibandingkan dengan lignin asam sulfat. Semua lignin yang

    diperoleh dengan hidrolisis asam berubah struktur dan sifat sifatnya terutama karena

    reaksi kondensasi. Di samping itu, lignin asam sulfat dan asam klorida masing-

    masing mengandung belerang dan klor yang cukup banyak. Karena itu sediaaan

    tersebut tidak dapat digunakan untuk penentuan struktur tetapi terutama digunakan

    untuk memperkirakan kandungan lignin.(Erro sjostrom,1995)

  • 8/11/2019 metode klason

    17/17

    32

    Tabel 1 Komponen selulosa, hemiselulosa, dan lignin berbagai jenis biomasa

    limbah agroindustri di Indonesia (Badger, 2007)

    Selulosa Hemiselulosa Lignin

    1 Jerami padi 37.71 21.99 16.62

    2 Bagas tebu 52.70 20.00 24.20

    3

    Tanda kosong kelapa

    sawit

    45.80 26.00 -