23
118 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis yang hendak dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan kajian analitis terhadap pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum, merupakan penelitian yang berhubungan dengan sikap dan prilaku manusia. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Creswell (1998 : 15) mendefinisikan yang dimaksud penelitian kualitatif sebagai berikut : Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social orhuman problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting. Kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Sedangkan menurut Nasution (1996 : 18) adalah : “Penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1a-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_0808111_chapter3.pdf · Penelitian ini merupakan kajian analitis terhadap pembinaan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

118

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian tesis yang hendak dilakukan oleh penulis adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan kajian analitis

terhadap pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa

sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum, merupakan penelitian

yang berhubungan dengan sikap dan prilaku manusia. Oleh karena itu penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif, Creswell (1998 : 15) mendefinisikan yang

dimaksud penelitian kualitatif sebagai berikut :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social orhuman problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting. Kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses

penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu

dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat

gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan

pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian

dalam situasi alamiah. Sedangkan menurut Nasution (1996 : 18) adalah :

“Penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut

119

naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes”. Oleh karena data yang hendak diperoleh dari rencana penelitian tesis

bersifat kualitatif berupa deskripsi analitik tentang suatu peristiwa yang diambil

dari situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dari peneliti untuk dapat

mengamati secermat mungkin aspek-aspek yang diteliti, dari hal tersebut terlihat

disini bahwa peranan peneliti sangat menentukan sebagai alat penelitian utama

(key instrumen) yang mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara

berstruktur. Dalam kaitan ini Nasution (2003:9) berpendapat bahwa:

“Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera peneliti tetap memegang peran utama sebagai alat penelitian”.

Begitu pula dalam rencana penelitian tesis, penulis sebagai instrumen

utama yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh

beberapa tehnik pengumpulan data. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Moleong (2005:9) “Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama,

karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian. Ia sekaligus merupakan

perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia

menjadi pelopor penelitiannya” Di samping menekankan pada faktor peneliti sebagai

alat penelitian utama,rencana penelitian tesis ini pun memperhatikan pula metode yang

digunakan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Lincoln dan Guba (1985:7-8), bahwa naturalistik adalah:

Bentuk lain dari naturalistik itu sendiri selain nama-nama lain yang juga acuannya naturalistik yaitu postpositivistik, ethnographik, phenomenological, subjectif, case study, hermeneutik, dan humanistik. Bentuk-bentuk naturalistik timbul karena peneliti memilih cara pandang

120

dan tujuan yang berbeda-beda di dalam melakukan penelitiannya. Lincoln dan Guba, (1985:7) juga menjelaskan bahwa "penelitian

naturalistik berlandaskan fenomenologi disepadankan dengan pendekatan

fenomenologi, menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek penelitian

dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam satu konteks natural,

bukan parsial".

Menurut Nasution (2003:5), bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya

ialah : "mengamati orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka,

berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya".

Metode kualitatif sangat tepat digunakan untuk penelitian ilmu pengetahuan sosial

(IPS), hal ini sejalan dengan pendapat Kerlinger (1990:9) mengemukakan bahwa

"penelitian naturalistik ini sebagai sebuah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung pada pongamatan manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa

dan peristilahannya". Peneliti naturalistik harus dapat mengamati manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa

dan peristilahannya agar dapat menginterpretasikan data yang dibutuhkan sesuai

dengan tujuan penelitian.

Bogdan dan Biklen (1992:31), menjelaskan sebagai peneliti naturalistik

"ia akan menaruh perhatiannya untuk memahami perilaku, pandangan, persepsi,

sikap, dan lain-lainnya berdasarkan pandangan subjek, yang diteliti sendiri ".

Ciri umum yang ditampilkan dalam penelitian naturalistik, sebagaimana

dikemukakan Nasution (2003:10) secara terperinci menjabarkan karakteristik

penelitian naturalistik, di antaranya mengutamakan :

121

Perspektif 'emic, artinya lebih mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak memaksa menafsirkan sendiri. Peneliti tidak mendesakkan pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan, tanpa generalisasi, seakanakan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga mendapat perhatian penuh kepada konsep-konsep yang dianut partisipan Sedangkan pandangan peneliti atau 'etic dalam penelitian naturalistik tidak boleh ditonjolkan. Atas dasar itulah maka penelitian ini diarahkan untuk memahami latar

alamiah secara utuh, yang tidak terlepas dari konteksnya sebab hanya dengan

keutuhan itu dapat dipahami permasalahan yang ingin diteliti. Di samping itu juga

metode penelitian naturalistik lebih tepat digunakan dalam penelitian ini karena

apa yang, diteliti berkaitan dengan kegiatan dan perilaku kehidupan budaya

manusia.

2. Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang kita gunakan

untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Penelitian ini menggunakan

metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode studi kasus,

peneliti berusaha melakukan penelitian yang mendalam terhadap kasus yang

diteliti dengan dibatasi oleh tempat, waktu, dan peristiwa tertentu. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (1998 : 61), bahwa “ a case study is an

exploration of a bounded syste or a case (or multiple cases) over time through

detailed, in-depth data collection invoving multiple sources of information rich in

context”. Maksudnya bahwa metode studi kasus ini, adalah suatu

pendalaman/eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau sebuah kasus (beberapa

kasus) yang terjadi dalam waktu yang lama melalui pengumpulan data secara

mendalam dan terperinci, yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat

122

berkaitan dengan konteksnya.

Penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dimaksudkan untuk

mengungkapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan

sebagaimana adanya. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus

akan lebih luas dan mendalam mengungkapkan kajian tentang pembinaan

ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang

demokratis dan sadar hukum. Menurut S. Nasution (1996:55): Studi kasus atau

case study adalah untuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek

lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan

terhadap seorang individu, kelompok atau suatu golongan manusia, lingkungan

hidup manusia atau lembaga sosial. Sedangkan Menurut Maxfield dalam Nazir,

(1983:66) studi kasus atau case study adalah: Penelitian tentang status subjek

penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan

personalitas. Subjek penelitiannya dapat berupa individu, kelompok, lembaga,

maupun masyarakat. Sehingga dapat memberikan gambaran secara mendetail

tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus,

yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat

umum. Dipertegas oleh Robert K. Yin (2002: 4)

studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata seperti siklus keidupan seseorang, proses-proses organisasiolan dan manajerial, perubahan-perubahan lingkungan sosial.... Mulyana (2002:201) mengemukakan bahwa “studi kasus merupakan

uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek dari seorang

individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu

123

situasi sosial”. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data

mengenai subjek yang diteliti (diperoleh melalui metode wawancara, pengamatan,

penelaahan dokumen, hasil survei dan data apapun untuk menguraikan suatu

kasus secara rinci). Selain itu juga, “peneliti mempelajari semaksimal mungkin

subjek penelitian dengan tujuan untuk memberikan pandangan yang lengkap dan

mendalam mengenai subjek yang diteliti” (Mulyana, 2002: 201).

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, Arikunto (2002:115) mengemukakan

sebagai berikut:

Penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya.

Dalam studi kasus, metode terpenting tetap saja bersifat kualitatif. Dengan

demikian, instrumen utama dalam penelitian adalah penulis sendiri yang terjun

langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2005:132) bahwa:

... bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menganalisis

berbagai permasalahan berdasarkan data objektif yang diperoleh dari sumber data.

Studi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis maupun teori tertentu,

melainkan suatu upaya ke arah menemukan pemahaman baru mengenai

penelusuran fenomena yang dikaji. Adapun fenomena yang dikaji dalam

penelitian ini adalah pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati

124

diri siswa sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum (studi kasus di

SMP Negeri 10 Cimahi).

B. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dalil yang dikemukakan oleh Lincoln

dan Guba (1985:39) prinsip bahwa “peneliti berperan sebagai instrumen (human

instrument) yang utama” yang secara penuh mengadaptasikan diri ke dalam

situasi yang dimasukinya, sehingga proses penelitian sangat penting daripada hasil

yang diperoleh. Hal ini sangat tepat karena hanya manusia penelitilah yang dapat

secara fleksibel mengumpulkan data dari berbagai subjek penelitian yang

mendalam. Human instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan

menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. Hal tersebut sesuai

dengan ciri-ciri riset kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bodgan dan Biklen

(1990:33-36) yaitu :

1. Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari perisetnya.

2. Riset kualitatif itu bersifat deskriptif. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau produk semata.

3. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. 4. Makna merupakan soal essensial untuk ancangan kualitatif.

Alasan digunakannya metode kualitatif dalam pengumpulan data karena

masalah yang disoroti adalah suatu realitas yang abstrak, dimana indikatornya

dapat diketahui melalui ucapan, sikap moralitas, dan prilaku atau tindakan.

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai

cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan

manusia.

125

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan

adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yang meliputi studi wawancara mendalam,

dokumentasi, dan observasi, studi leteratur. Sesuai dengan metode penelitian yang

digunakan yaitu pendekatan naturalistic inquiry dengan tradisi kualitatif, maka

dalam pengumpulan data dipilih teknik pengamatan langsung atau observasi

terhadap subjek penelitian. Alat untuk membantu pengumpulan data digunakan

pedoman/teknik wawancara, catatan lapangan (field notes), alat perekam suara

(tape recorder), dan foto (Hopkinsj, 993:116), yang secara intensif dilakukan pada

informan (responder).

1) Wawancara mendalam

Wawancara mendalam ialah cara untuk menggali informasi, pemikiran,

gagasan, sikap dan pengalaman para pakar dan praktisi. Wawancara tatap muka

dilakukan secara langsung antara peneliti dan nara sumber yaitu : pembina OSIS,

pelatih ekskul, Kepala sekolah, guru PKn, dan siswa SMP Negeri 10 Cimahi

secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat

memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan. dan dengan jumlah

responden yang tidak ditentukan jumlahnya, melainkan peneliti terus menerus

melakukan wawancara sepanjang menemukan hal-hal yang baru dan yang

dianggap bermakna dan esensial oleh peneliti. Teknik wawancara ini merupakan

metode pengumpulan data dan informasi yang utama untuk mendeskripsikan

pengalaman informan.

Lincoln dan Guba (1985:268), mengartikan bahwa “wawancara adalah

suatu percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang

126

perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, disamping itu

dapat mengalami dunia pikiran dan perasaan responden”. Dengan menggunakan

teknik wawancara data yang belum jelas berupa ucapan, pikiran, gagasan,

perasaan dan tindakan dari guru dan siswa dapat terungkap oleh peneliti secara

akurat. Data yang dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukan peneliti ada

yang bersifat verbal ada pula yang bersifat non verbal. Data verbal yang diperoleh

melalui percakapan atau tanya jawab yang ditulis dan direkam dengan persetujuan

responden itu sendiri.

2) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ialah cara untuk menggali, mengkaji, dan mempelajari

sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk Laporan Penelitian, Dokumen

Kurikulum, Makalah, Jurnal, Klipping Media Massa, Buku, dan Dokumen Negara

(Pemerintah). Pemilihan metode ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam

sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh ungkapan gagasan, persepsi,

pemikiran, serta sikap para pakar dan praktisi pendidikan kewarganegaraan.

Seluruh hasil pengumpulan data didokumentasikan dalam catatan lapangan

atau field notes. Selain itu didokumentasikan dan direkam yang relevan dengan

tema penelitian, bersama-sama dengan hasil wawancara, termasuk informasi

penting yang juga didokumentasikan. Lincoln dan Guba ((1985:268))

mengemukakan bahwa :

Sumber informasi yang berupa dokumen dan rekaman cukup bermanfaat, karena antara lain: 1) merupakan sumber data yang stabil dan kaya, 2) berguna sebagai pengujian, 3) bersifat alamiah, 4) relatif murah dan mudah diperoleh, 5) tidak reaktif.

Dokumen-dokumen itu adalah: 1) Buku catatan kasus, 2) Buku catatan

127

piker guru, 3) Tata tertib sekolah, 4) Buku pelaksanaan bimbingan dan konseling,

5) Daftar Hadir dan Daftar nilai PKn, 6) Leger, 7) Buku kegiatan Ekstrakurikuler /

OSIS, 8) Arsip-arsip lain yang ada di sekolah.

Dokumentasi dilakukan untuk mengungkap data berupa administrasi

serta bagian-bagian data yang terdokumentasi. Menurut S. Nasution (2003 : 85)

bahwa “dokumentasi merupakan sumber bukan manusia "non human resources

yang dapat dimanfaatkan karena banyak memberikan keuntungan yaitu, bahannya

telah ada, telah tersedia, siap pakai dan tanpa biaya”.

Dokumen ini sangat berguna untuk memberikan latar belakang yang

lebih luas mengenai pokok penelitian, dan dapat dijadikan bahan triangulasi untuk

mengecek kesesuaian data, disamping itu juga digunakan pula catatan lapangan

atau field notes yang sangat diperlukan dalam menjaring data kualitatif. Catatan

lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, diilhami,

dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data beserta refleksi terhadap data

kualitatif.

Dokumentasi ini digunakan tidak hanya berfungsi sebagai data pelengkap

dari data yang telah diperoleh melalui sumber data primer, akan tetapi digunakan

untuk menjelaskan, menguji, menafsirkan, dan menganalisis data yang berkaitan

dengan fokus penelitian. Dalam hal ini, peneliti adalah instrumen utama (key

instrument) dalam pengumpulan data. Untuk mendukung ketersediaan data dan

analisis data, peneliti memanfaatkan sumber-sumber lain berupa dokumen negara,

catatan dan dokumen (non human resources). Catatan dan dokumen ini dapat

dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk

pertanggungjawaban. Dalam studi dokumentasi ini, peneliti akan memanfaatkan

128

sumber kepustakaan berupa hasil penelitian, dan pembahasan konseptual dengan

menggunakan teknik analisis yang dikaitkan dengan pembelajaran

kewarganegaraan dan kegiatan ekstrakurikuler.

3) Observasi Partisipatif

Observasi partisipasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang seutuh

mungkin, observasi adalah teknik pengumpulan data/informasi yang utama dalam

penelitian naturalistik inkuiri, dengan mengamati kegiatan secara langsung dengan

memperhatikan kegiatan siswa SMP Negeri 10 Cimahi pada waktu latihan

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sebagai instrumen untuk menggali, mengkaji,

memilih, mengorganisasikan, dan mendeskripsikan informasi selengkap mungkin.

Menurut Lincoln dan Guba (1985), terdapat tiga klasifikasi dalam

observasi yaitu 1) pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan. 2)

observasi dapat dilakukan terus terang (overt) atau disamarkan (covert), walaupun

secara etis dianjurkan secara terus terang kecuali untuk keadaan tertentu yang

memerlukan penyamaran, dan 3) menyangkut Tatar penelitian.

Dari observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat

diambil beberapa manfaat sebagaimana dikemukakan oleh Patton dalam Nasution

(2003:59-60) bahwa manfaat pengamatan adalah:

1) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh. 2) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, 3) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada di lingkungan itu, karena dianggap 'biasa' dan karena itu tidak akan diungkapkan dalam wawancara. 4) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan diungkapkan oleh responder, dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responder, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang komprehensif. 6) Dalam

129

lapangan peneliti tidak hanya dapat melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terfokus.

Dengan keberadaan di lapangan, maka dapat diperoleh data yang kaya

untuk dijadikan bahan analisis dasar yang akurat, tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Adapun jenis observasi yang digunakan adalah observasi

non sistematis yaitu tidak menggunakan pedoman baku yang berisi sebuah daftar.

akan tetapi pengamatan dilakukan secara spontan, dengan cara mengamati apa

adanya pad saat siswa melakukan kegiatan ekstrakurikuler.

d) Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan

berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca,

mempelajari buku-buku dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

data teoretis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui

penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian. Faisal

(1992:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan

landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti;

termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.

e) Snowballing

Dalam tahap ini keseluruhan pedoman penelitian baik observasi,

wawancara, dokumentasi disusun secara terstruktur untuk penarikan sampel dalam

kualitatif dengan dilakukan secara snowball dimana sampel penelitian akan

berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian selama di lapangan.

130

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

tigaalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman,1992:16-18). Analisis data

kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus.

Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

merupakan rangkain kegiatan analisis yang saling susul menyusul seperti dapat

digambarkan pada bagan berikut :

Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data

(Miles dan Huberman, 1992:20)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis

data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara

empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak

bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi.

Pengumpulan

data

Reduksi

data Kesimpulan:

Penarikan/verifikasi

Penyajian

data

131

D. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini ialah SMP Negeri 10

Cimahi jalan Daeng Muhammad Ardiwinata No. 43 A Cihanjuang Cimahi Utara

Tlp (022) 70767689 Kode pos 40513 Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Status

Sekolah Negeri dengan SK Pendirian Sekolah No 420/Kep.29-Disdik/2003.

Tanggal 28 Pebruari 2003. No Statistik Sekolah (NSS) 201026701019 Nomor

Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20224079.

Sekolah tersebut merupakan sekolah baru, namun prestasinya hampir

menyamai sekolah lainnya yang sudah lama berdiri. Terutama bidang non

akademik yang mana sekolah ini sarat dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tercatat

ada 22 kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa, yaitu : 1. Pramuka, 2.

Paskibra, 3. PMR, 4. Bintalis (Bimbingan Mental Islam), 5. KIR (Karya Ilmiah

Remaja IPA), 6. KIR (Karya Ilmiah Remaja Matematika) 7. TEC (Ten English

Club), 8. Mading (Majalan Dinding), 9. Karawitan, 10. Angklung, 11. Seni Tari

Daerah, 12. Nazid, 13. Paduan Suara, 14. Seni Rupa, 15. Basket, 16. Volly, 17.

Futsal, 18. Kriket, 19. Bulu Tangkis, 20. Silat, dan 21. Tekwondo, 22. Karate. Di

samping itu prestasinya pun cukup membanggakan, baik dalam

perlombaan/kompetisi tingkat kota maupun tingkat provinsi Jawa Barat. Sehingga

sangat memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

Adapun alasan memilih penelitian di SMP Negeri 10 Cimahi sebagai

berikut :

a. Lokasi sekolah tersebut sangat dekat dengan domisili peneliti sehingga

memudahkan untuk melakukan observasi dan dapat menghemat waktu serta

132

biaya untuk melakukan kunjungan ke lokasi penelitian.

b. Peneliti telah mengenal SMP Negeri 10 tersebut cukup lama, baik dengan

guru-gurunya, Staf Tata Usaha, penjaga, maupun Kepala Sekolahnya hingga

memudahkan peneliti untuk menggali informasi.

Sedangkan memilih tingkat SMP, karena usia siswa SMP dapat

dikatakan sebagai usia remaja dan akhir remaja (adolescent and late adolescent),

yang mana pada usia ini kerpibadiannya masih labil. Sehingga memerlukan

pembinaan atas dasar pertimbangan nilai, moral, dan norma yang berlaku, yakni

norma hukum, agama, kesusilaan, dan kesopanan dalam kehidupan sebagai

anggota keluarga, masyarakat yang sebagai warganegara, serta mahluk ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keyakinan pentingnya pengamalan asas the rule

of law dan sikap demokratis dalam setiap kehidupan, serta dituntut untuk

memahami pentingnya kebanggaan berbangsa dan bernegara serta bertanah air

Indonesia.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran

penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara

purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Moleong (2005:165) bahwa “...pada penelitian kualitatif tidak

ada sampel acak tetapi sampel bertujuan“.

Berdasarkan uraian di atas, maka subjek yang akan diteliti ditentukan

langsung oleh peneliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran PKn dan ekstrakurikuler. Yaitu

pembina OSIS, pelatih ekskul, guru PKn, Kepala sekolah, dan siswa anggota

133

ekskul SMP Negeri 10 Cimahi.

1. Kepala Sekolah : Asep Irawan.R, S.Pd. MM

2. Pembina OSIS :

1) Drs. Ayit Rosidin

2) Nurhawati, S.Pd

3. Pembina Ekstrakurikuler

1) Engkos Koswara, S.Pd (Pramuka)

2) Heni Pujiani, S.Pd (Pramuka)

3) M. Dainur Kurnia, S.Pd (Paskibra)

4) Sopiah Farida, S.Pd (PMR)

5) Supartati, S.Pd (PMR)

4. Pelatih ekstrakurikuler :

a. Pramuka :

1) Paris Paruqi

2) Andryanto

b. Paskibra

1) Tedi Gunawan

c. PMR

1) Kiki Pratama

2) Sihabudin

5) Guru PKn :

1) Rd. Suryanto, S.Pd

2) Hj. Neneng Sasmina, S.Pd

6. Anggota Ekstrakurikuler

134

a. Pramuka :

1) Winmaha (Pratama).

2) Yuliani (Pratama)

3) Dani Asgar (Danru)

4) Hana Nur Anisa (Danru) 8I

b. Paskibra

1) Yesi Praja Hendra (Ketua angkatan kelas 7)

2) Dinda Putri Thalia (Ketua angkatan kelas 8)

3) Nanda Triantika (Sekretaris)

4) Galih Permana (Danton)

5) Risa Riswayasari Sofi Yulia (Bendahara)

c. PMR

1) Virna Oktaviani (Komandan Unit)

2) Wida Widiawati (sekretaris) 8 c

3) Reny Sovyani

4) Risma Saadah

Dalam penelitian ini yang diamati sebagai sumber data adalah manusia,

peristiwa, dan situasi (S.Nasution,2003:9). Manusia yang dimaksud adalah semua

orang yang terlibat dalam penelitian. 'I'erdiri dari guru PKn, Pembina OSIS,

Pembina Ekskul, Pelatih, siswa dan peneliti. Peristiwa yang dimaksud adalah

semua kejadian yang diamati selama kegiatan ekstrakurikuler berlangsung di luar

kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah tatar atau gambaran yang

menyangkut keadaan atau kondisi ketika berlangsungnya pengamatan terhadap

pengembangan kegiatan ekskul oleh pelatih.

135

Peneliti berusaha memperoleh berbagai macam data yang berhubungan

dengan penelitian. Data tersebut akan diperoleh dari semua perkataan, tindakan,

situasi, dan peristiwa yang dapat diamati oleh peneliti selama kegiatan ekskul di

luar kelas. Jumlah dan subyek penelitian pada dasarnya dapat berkembang di

lapangan atau "snowball sampling tehnique".

Dalam penelitian kualitatif, sampel yang dipilih bersifat purposif sehingga

besarnya sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan perolehan informasi.

Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh

seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996:32-33) sebagai berikut:

Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy” ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa pengumpulan data

dari responden didasarkan pada kejenuhan data dan informasi yang diberikan.

Apabila dari beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh informasi

yang sama, maka hal itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data

yang diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari responden

berikutnya.

E. Tahap-tahap Penelitian

Agar lebih mudah dalam melakukan penelitian ini, terutama dalam

pengaturan waktu penelitian, maka disusun jadwal penelitian sehingga peneliti

dapat dengan mudah mengevaluasi pelaksanaan penelitian ini. Adapun penelitian

ini dilaksanakan selama delapan bulan.

1. Tahap Persiapan

136

Dalam tahap persiapan meliputi kegiatan pra survei, pembuatan usulan

penelitian dan konsultasi pembimbing dan pelaksanaan seminar usulan penelitian,

perbaikan dan perizinan selama 2 sampai 3 bulan.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data direncanakan selama 3 bulan yang meliputi kegiatan Sebagai

berikut :

a. Tahap Orientasi

Kegiatan ini dilakukan di sekolah secara langsung oleh peneliti di SMP

Negeri 10 Cimahi. Adapun kegiatan yang dilakukan selama orientasi adalah

mempelajari dokumen-dokumen yang dibuat oleh pembina Ekskul, latar belakang

pendidikan pembina dan pelatih Ekskul. Mempelajari lingkungan sekolah beserta

warga sekolah yang ada, pengalaman kerja guru PKn dan pelatih, jadwal kegiatan,

persiapan- persiapan yang dimiliki oleh pembina dan pelatih, serta dokumen

pembina dan pelatih tentang siswa dan lain sebagainya. Sehingga meialui kegiatan

orientasi ini diperoleh gambaran umum untuk mempertegas masalah yang disusun

peneliti dan sebagai bahan yang dapat digunakan tindak lanjut penelitian.

b. Tahap Eksplorasi

Tahap orientasi dengan tahap eksplorasi berjarak 3 minggu sebab dalam

tahap orientasi selalu disusun dan dikonsultasikan dengan pembimbing.

Selanjutnya dirinci dan diarahkan pada data dan informasi yang diperlukan, maka

sebelum memasuki tahap kedua (eksplorasi) maka disusun pedoman observasi

serta pedoman wawancara untuk mengumpulkan data tentang dokumentasi guru

maupun dalam penampilan dalam proses pembelajaran, namun pedoman

wawancara tidak disusun secara terstruktur karena sampel kualitatif dilakukan

137

secara purposif - dengan kemungkinan jumlahnya bertambah dalam proses, maka

akan terjadi "Snowball", dimana sampel penelitian akan berubah sesuai dengan

kebutullan penelitian selama di lapangan, dengan demikian wawancara dilakukan

secara terbuka karena data yang diperoleh melalui wawancara bertujuan

mengungkap bahkan yang ada dan dilakukan guru dalam pembelajaran

demokrasinya yang tidak terkaver oleh pedoman observasi dan wawancara

dilakukan setelah observasi.

F. Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus sepanjang

penelitian ini berlangsung dari awal hingga akhir, yaitu mulai dari tahap orientasi

sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan

karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian (Hopkins, 1993). Analisis

data ini dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif pada setiap analisis

data sehingga dari hasil analisis data dapat diperoleh alternatif jalan keluar untuk

menentukan hasil penelitian yang dilaksanakan.

Menurut Hopkins, (1993:151-158) prosedur pengolahan dan analisis data

dalam penelitian dapat dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Kategorisasi Data

Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan dari berbagai metode

pengumpulan data, diberi kodekode tertentu berdasarkan kategori yang telah

ditentukan untuk memudahkan analisis atau hasil observasi dan wawancara

terhadap guru di lapangan, yang dicatat dalam catatan lapangan atau field notes,

dikelompokkan berdasarkan unit-unit dengan memperhatikan karakteristik setiap

138

data mentah sesuai dengan kategori-kategori yang telah ditentukan dalam rumusan

masalah. Semua data dari lapangan dicatat secara rinci dalam catatan lapangan

(Field notes). Kategori yang dimaksudkan adalah; (1) situasi tempat latihan

ekskul, (2) proses kegiatan latihan, berupa informasi tentang interaksi sosial

antara pelatih dan pembina dengan peserta, dan perubahan yang terjadi selama

berlangsungnya proses kegiatan ekskul, dan (3) aktivitas berupa kegiatan latihan

yang dapat memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang demokratis

dan sadar hukum.

2. Validasi Data

Validasi data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan

keabsahan data. Teknik validasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Triangulasi

Proses ini ditandai dengan cara mencek kebenaran data tertentu dengan

membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Triangulasi

bukan sekedar mentest kebenaran data. melainkan juga suatu usaha untuk melihat

dengan lebih tajam hubungan antara berbagai data agar mencegah kesalahan

dalam analisis data (Hopkins, 1993:152-153). Dalam proses ini, peneliti

melakukan pengecekan terhadap validasi data yang telah diperoleh dengan cara

mengkonfirmasikan antara data atau informasi yang diperoleh dari sumber lain,

yaitu guru PKn, guru lain dan siswa). Dalam hal ini peneliti membandingkan data

hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah dengan data hasil observasi,

Berta mencocokkannya dengan guru melalui cara analisis kolaboratif.

b) Member Check

Yaitu suatu kegiatan di mana peneliti mencek kebenaran dan kesahihan

139

data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data, agar informasi

yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang

dimaksud oleh informan (Nasution, 2003:117-118). Dalam proses ini data atau

informasi tentang seluruh pelaksanaan pembelajaran demokrasi yang diperoleh

peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada seluruh guru PKn, Pembina OSIS,

Pembina Ekskul, Pelatih dan siswa melalui dialog setelah akhir pelaksanaan

kegiatan latihan di luar kelas.

c) Audit Trail

Yaitu mendiskusikan kebenaran hasil penelitian dengan membicarakan

dan mendiskusikan hasil penelitian dengan guru lain yang mengajar mata

pelajaran sejenis, pembina OSIS, Pembina Ekskul, pembimbing, peneliti senior,

dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan

validasi tinggi.

d) Peer the briefing

Mendiskusikan kebenaran data penelitian beserta prosedur dan metode

pengumpulan datanya dengan teman sejawat, dengan maksud untuk memperoleh

kritik dan masukan sehingga bisa mempertajam analisis guna memperoleh data

dengan validasi yang tinggi.

e) Expert Opinion

Proses mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para ahli yang

mempunyai spesialisasi di bidangnya. Dalam kegiatan ini, peneliti

mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para pembimbing dan kepada

pakar yang mempunyai keahlian dalam penelitian kualitatif, untuk memperoleh

arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat

140

dipertanggungjawabkan.

3. Interpretasi

Temuan-temuan data penelitian diinterpretasikan dengan merujuk kepada

acuan teoritik yang telah dipilih mengenai proses kegiatan ekstrakurkuler, norma-

norma praktis yang disepakati atau berdasarkan intuisi guru mengenai situasi

kegiatan latihan yang baik, tentang kreativitas pembina dan pelatih dalam

menumbuhkan sikap demokratis dan sadar hukum siswa, sehingga diperoleh

suatu kerangka referensi yang dapat memberi makna terhadapnya.

Temuan penelitian berdasarkan kerangka teoritik yang dipilih mengacu

kepada norma-norma praktis yang disepakati atau berdasarkan intuisi pembina

dan pelatih ekskul mengenai situasi pembinaan yang baik.