Metode PeRiodik Review

Embed Size (px)

Citation preview

I. PENDAHULUAN Persediaan (inventory) adalah salah satu aset yang sangat mahal dalam suatu perusahaan. Pada satu sisi, manajemen perusahaan menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu minimum, namun di lain pihak manajemen juga harus menjaga agar persediaan tidak habis dan mengganggu proses produksi yang berjalan. Persediaan (inventory), dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga. Keberadaan persediaan atau sumber daya menganggur ini dalam suatu sistem mempunyai suatu tujuan tertentu. Alasan utamanya adalah karena sumber daya tertentu tidak bisa didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan. Sehingga, untuk menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu adanya persediaan yang siap digunakan ketika dibutuhkan. Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa resiko-resiko tertentu yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut. Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi yang dapat memenuhi kedua kepentingan tersebut. Yang dikategorikan sebagai persediaan adalahraw materials, work in process dan finished goods. Setiap perusahaan memiliki jenis, perencanaan dan sistem pengendalian peersediaan yang spesifik. Persoalan utama dalam pengelolaan persediaan ini terkandung dalam dua pertanyaan utama, yaitu: berapa banyak harus disediakan dan kapan penyediaan itu dilakukan. II. PEMBAHASAN Reviews periodik atau PR adalah proses penilaian, pemantauan dan pelaporan pada kebutuhan. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menyediakan data yang obyektif dan kredibel yang dapat digunakan untuk menargetkan bantuan dan menginformasikan penilaian masa depan. Ini berusaha untuk menginformasikan strategi bantuan kemanusiaan dan perubahan program untuk kepentingan rakyat. Ini pada dasarnya merupakan penyedia data yang relevan pada situasi dan kebutuhan masyarakat yang terkena dampak, koordinasi dapat diperkuat di seluruh sektor dan antara aktor-aktor internasional dan domestik dengan demikian membantu meringankan penderitaan dan mempercepat proses pemulihan. Peninjauan berkala (periodic review) merupakan evaluasi secara berkala pada setiap periode tertentu terhadap seluruh dokumen validasi yang telah disusun, meliputi peninjauan Rencana Induk Validasi (Validation Master Plan), review terhadap protokol

dan laporan validasi serta review terhadap seluruh rekomendasi yang dihasilkan pada saat pelaksanaan validasi. Jangka waktu peninjauan kembali ditetapkan oleh Komite Validasi atau oleh QA Manager melalui Prosedur Tetap (protap) Peninjauan Berkala Dokumen Validasi. Sebagaimana dalam sistem dokumentasi lainnya, peninjauan berkala dilakukan oleh QA Manager dengan cara membandingkan kondisi dinamis objek validasi dengan kondisi terkini. Apabila diperlukan, misalnya adanya kegagalan produksi yang berulang-ulang pada produk tertentu, maka perlu dilakukan validasi ulang (revalidasi). Validasi ulang merupakan suatu pengulangan dari validasi sebelumnya untuk memperoleh kepastian bahwa perubahan dalam proses atau lingkungan yang sengaja atau tidak disengaja yang tidak mengakibatkan dampak yang merugikan terhadap karakteristik proses dan mutu produk. Revalidasi dapat pula diartikan sebagai peninjauan kembali terhadap dokumen validasi yang telah disusun (protokol dan laporan validasi) dan selanjutnya dibandingkan dengan kondisi terkini (current situation). Demikian pula untuk produk-produk yang jarang diproduksi (untuk validasi proses produksi), perlu dilakukan revalidasi setelah 1-2 tahun meskipun tidak ada perubahan. Adanya penolakan produk (rejected product), baik internal rejection maupun eksternal rejection, juga memerlukan kajian mendalam serta peninjauan menyeluruh terhadap seluruh fasilitas produksi, termasuk sarana atau prasarana produksi, sarana penunjang, kualitas dan atau spesifikasi bahan awal, proses produksi, mesin atau peralatan produksi, prosedur pengujian dan lain-lain. Peninjauan berkala yang dilakukan selanjutnya dilakukan dalam laporan Peninjauan Berkala (Periodic Review Report) sebagai bahan kajian untuk melakukan berbagai perubahan, sehingga kualitas produk dapat dijada secara konsisten. Tujuan Peiodic Review adalah : Menjaga agar proses tetap up-to-date/ relevandate/ relevan Menjamin terselesaikannya permasalahan yang tidak terselesaikan pada tingkat yang rendah Menjamin semua permasalahan terevaluasi

Pemantauan dan review periodik dari pendekatan manajemen risiko dan proses sangat penting untuk memastikan efektivitas, efisiensi, dan relevansi dalam mendukung kinerja organisasi secara keseluruhan. Mereka juga memberikan umpan balik kepada manajemen dan pihak berkepentingan lainnya, baik dalam organisasi dan pemerintah secara luas. Umpan balik, observasi, dan rekomendasi yang dikumpulkan selama kegiatan pemantauan dan meninjau membantu organisasi menentukan ada atau tidak

pendekatan manajemen risiko dan proses yang mencapai hasil yang diharapkan dan membantu mengidentifikasi potensi kesenjangan, inefisiensi, dan kesempatan untuk perbaikan. Dalam menentukan strategi untuk pemantauan dan review periodik dari pendekatan manajemen risiko dan proses, organisasi mungkin ingin mempertimbangkan:

peran dan tanggung jawab, termasuk memastikan bahwa manajemen senior yang terlibat dalam pemantauan dan peninjauan kinerja pendekatan manajemen risiko dan proses;

penggunaan fungsi pengawasan yang ada seperti audit internal, evaluasi dan fungsi jaminan kualitas;

waktu review; mekanisme pelaporan untuk berkomunikasi pelajaran, yang sesuai, dari pemantauan dan peninjauan pendekatan manajemen risiko organisasi dan proses untuk stakeholder internal dan eksternal, dan

keterlibatan dengan anggota. mendukung kegiatan pemantauan dan review, organisasi harus

Untuk

mempertimbangkan memiliki di tempat:

didokumentasikan hasil yang diharapkan terkait dengan pengelolaan risiko, apakah meminimalkan kejadian negatif atau memanfaatkan kesempatan, dan

indikator untuk mengukur kinerja yang selaras dengan kinerja keseluruhan kerangka organisasi manajemen dan yang terakhir secara periodik untuk kesesuaian.

Dalam

melakukan

pemantauan

dan

review

periodik,

beberapa

kegiatan

mempertimbangkan untuk melakukan mencakup:

mengukur dan melaporkan kemajuan dari pendekatan manajemen risiko dan proses terhadap strategi implementasi keseluruhan;

pengukuran dan pelaporan kinerja dari pendekatan manajemen risiko dan proses untuk:

o

mengkonfirmasi bahwa manajemen risiko adalah menambahkan nilai sebagai komponen kunci dari pengambilan keputusan, perencanaan bisnis, alokasi sumber daya, manajemen dan operasional yang diberikan lingkungan internal dan eksternal;

o

memvalidasi bahwa manajemen risiko organisasi pendekatan dan proses yang sesuai dengan kebutuhan manajemen risiko dan tetap responsif terhadap konteks eksternal dan internal termasuk mandatnya, prioritas, budaya risiko organisasi, kapasitas manajemen risiko, dan partner dan kepentingan stakeholder, dan

o

memastikan relevansi berkelanjutan, efektivitas dan efisiensi dari pendekatan manajemen risiko dan proses, dalam hubungannya dengan mandat dan hasil kunci dan prinsip-prinsip manajemen risiko berkembang (termasuk kebijakan yang relevan dan alat pendukung)

menilai mana departemen terletak pada model kemampuan manajemen risiko, yang didasarkan pada upaya pelaksanaan dan kemajuan sampai saat ini;

melakukan scan lingkungan periodik untuk pendekatan baru, alat-alat dan ideide, dan menilai kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan. (Anonim, 2009)

Fungsi pengendalian persediaan pada suatu perusahaan antara lain adalah: a. Menghindari keterlambatan pengiriman b. Menghindari ada material/part yang rusak c. Menghindari kenaikan harga d. Mendapatkan diskon bila membeli dalam jumlah tertentu e. Menjamin kelangsungan produksi Salah satu tujuan dari pengendalian persediaan adalah meminimalkan biaya-biaya yang timbul akibat dari adanya persediaan tersebut. Adapun biaya-biaya tersebut adalah: a. Holding cost Holding cost adalah biaya yang ditimbulkan oleh penyimpanan persediaan dalam gudang pada periode waktu tertentu, termasuk pula di dalamnya biaya asuransi, penyusutan, bunga dan lain-lainnya. b. Ordering/Setup cost. Ordering cost adalah biaya yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pemesanan persediaan dalam sekali pesan, misal: formulir, supplies, proses pemesanan dan administrasi; selama bahan/barang belum tersedia untuk diproses lebih lanjut. Sementara setup cost adalah biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses

produksi untuk membuat suatu pesanan atau biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian pada saat bahan/barang diproses. Secara prinsip, setup cost adalah order cost pada saat bahan telah/sedang diproses. Pada banyak kasus, setup cost sangat berkorelasi dengan setup time(setup time dapat dieliminasi dengan inovasi mesin dan perbaikan standard bahan baku). c. Stock out cost, Stock out cost adalah kerugian akibat demand tidak terpenuhi pada periode tertentu seperti: kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, biaya pemesan-an khusus, adanya selisih harga, terganggunya operasi, dan tambahan pengeluaran kegiatan manajerial. Metode yang digunakan untuk pengendalian persedian probalistik adalah: 1. Sistem Q (Continuous Review Method) Metode Q, yaitu menganut aturan bahwa jumlah ukuran pemesanan (kuantitas pemesanan) selalu tetap untuk setiap kali pesan, sehingga saat pemesanan dilakukan akan bervariasi. Sistem Q memecahkan persoalan persediaan probabilistik dengan memandang bahwa posisi barang yang tersedia di gudang sama dengan posisi persediaan barang pada sistem determistik dengan menambahkan cadangan pengaman (Safety Stock). Pada prinsipnya sistem ini adalah hampir sama dengan model inventory probabilistik sederhana kecuali pada tingkat pelayanannya. Kalau pada modelinventory probabilistik sederhana tingkat pelayanan ditetapkan sedangkan dalam Sistem Q tingkat pelayanan akan dicari optimalisasinya. Pada sistem Q ini setiap kali pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan yang sama (karena itu disebut metode Q). Untuk memudahkan implementasinya, sering digunakan visual review system dengan metode yang disebutTwo Bin System: Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I berisi persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II berisi sisanya. Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi Bin II; jika sudah habis artinya pemesanan harus dilakukan kembali; sementara menunggu pesanan datang, stock pada Bin I digunakan Asumsi yang perlu dperhatikan pengendalian Sistem Q ini adalah: Biaya simpan per unit tetap Biaya setiap kali dilakukan pemesanan ulang adalah tetap Waktu tunggu tetap (dalam keadaan normal), sehingga keterlambatan bahan baku tidak ada pada saat menggunakan metode

Permintaan bahan baku bervariasi Setiap jenis item diperoleh dari penjualan yang berlainan Pembelian tidak mendapat potongan harga Kedatangan bahan yang tidak sekaligus akan menimbulkan biaya tambahan 2. Sistem P (Periodic Review Method) Metode P, yaitu menganut aturan bahwa saat pemesanan bersifat reguler mengikuti suatu periode yang tetap (mingguan, bulanan, dsb), sedangkan kuatititas pemesanan akan berulang ulang. Sistem pengendalian dengan sistem P adalah suatu sistem pengendalian persediaan yang jarak waktu antar dua pesanan adalah tetap. Persediaan pengaman dalam sistem ini tidak hanya dibutuhkan untuk meredam fluktuasi permintaan selama lead time, tetapi juga untuk seluruh konsumsi persediaan. Pada sistem P ini setiap kali pesan jumlah yang dipesan sangat bergantung pada sisa persediaan pada saat periode pemesanan tercapai; sehingga setiap kali pemesanan dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama. Permasalahan pada sistem P ini adalah terdapat kemungkinan persediaan sudah habis sebelum periode pemesanan kembali belum tercapai. Akibatnya, safety stock yang diperlukan relatif lebih besar. Metode P relatif tidak memerlukan proses administrasi yang banyak, karena periode pemesanan sudah dilakukan secara periodik. Untuk memudahkan implementasinya, digunakan visual review system dengan metode yang disebutOne Bin System: Dibuat Bin yang berisikan jumlah inventory maksimum. Setiap kali periode pemesanan sampai tinggal dilihat berapastock tersisa dan pemesanan dilakukan untuk mengisi Bin penuh.

Bagan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Perbandingan antara Sistem Q dan Sistem P adalah sebagai berikut:

Kebijaksanaan Persediaan Secara garis besar kebijaksanaan persediaan terbagi dua, yaitu Periodic Review (R,r) Policy dan Continous Review (Q,r) Policy. Untuk Periodic Review (R,r) Policy persediaan dihitung hanya pada saat periode yang ditentukan, jika pada saat itu persediaan yang ada berada dibawah titik minimum persediaan yang ditetapkan (reorder point), maka dilakukan pemesanan. Sedangkan jika persediaan diatas reorder point, maka tidak dilakukan pemesanan. Periodic Review (R,r) Policy ini dapat digambarkan seperti pada gambar berikut :

Pada gambar 11.2, pada saat t1, jumlah persediaan (I1) berada diatas reorder point (r), sehingga tidak dilakukan pemesanan. Setelah selang waktu T, yaitu pada saat t2, dilakukan pemesanan sejumlah Q2=R-I2 unit, karena pada saat itu jumlah persediaan (I2) berada dibawah reorder point. Perlu dicatat, bahwa pesanan tidak diterima seketika, sehingga jumlah persediaan berkurang terus sepanjang leadtime sampai pesanan diterima. Pada gambar, pesanan yang dibuat pada t3 tidak diterima sampai persediaan habis dan terjadi kekurangan persediaan. Pada Continous Review (Q,r) Policy, sisa persediaan diperiksa terus-menerus, setiap ada bahan yang masuk atau keluar, dilakukan pencatatan. Order akan dilakukan setiap kali jumlah persediaan mencapai reorder point. Continous Review (Q,r) Policy ini dapat digambarkan seperti pada gambar berikut :

Pada gambar diatas, setiap kali jumlah persediaan (I) sampai pada titik reorder point, maka dilakukan pemesanan. Namun, pesanan ini tidak akan diterima seketika sesuai leadtime. Sehingga, ketika penggunaan sepanjang leadtime lebih besar dari reorder point, maka akan timbul kekurangan. Pada gambar juga terlihat bahwasanya waktu antara satu order dengan order berikutnya bervariasi, sedangkan jumlah yang dipesan (Q) tetap.

Reviews periodik atau PR adalah proses penilaian, pemantauan dan pelaporan pada kebutuhan. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menyediakan data yang obyektif dan kredibel yang dapat digunakan untuk menargetkan bantuan dan menginformasikan penilaian masa depan. Ini berusaha untuk menginformasikan strategi bantuan kemanusiaan dan perubahan program untuk kepentingan rakyat. Ini pada dasarnya merupakan penyedia data yang relevan pada situasi dan kebutuhan masyarakat yang terkena dampak, koordinasi dapat diperkuat di seluruh sektor dan antara aktor-aktor internasional dan domestik dengan demikian membantu meringankan penderitaan dan mempercepat proses pemulihan.

Tujuan Peiodic Review adalah : Menjaga agar proses tetap up-to-date/ relevandate/ relevan Menjamin terselesaikannya permasalahan yang tidak terselesaikan pada tingkat yang rendah Menjamin semua permasalahan terevaluasi

Pemantauan dan review periodik dari pendekatan manajemen risiko dan proses sangat penting untuk memastikan efektivitas, efisiensi, dan relevansi dalam mendukung kinerja organisasi secara keseluruhan. Mereka juga memberikan umpan balik kepada manajemen dan pihak berkepentingan lainnya, baik dalam organisasi dan pemerintah secara luas. Umpan balik, observasi, dan rekomendasi yang dikumpulkan selama kegiatan pemantauan dan meninjau membantu organisasi menentukan ada atau tidak pendekatan manajemen risiko dan proses yang mencapai hasil yang diharapkan dan membantu mengidentifikasi potensi kesenjangan, inefisiensi, dan kesempatan untuk perbaikan. Dalam menentukan strategi untuk pemantauan dan review periodik dari pendekatan manajemen risiko dan proses, organisasi mungkin ingin mempertimbangkan:

peran dan tanggung jawab, termasuk memastikan bahwa manajemen senior yang terlibat dalam pemantauan dan peninjauan kinerja pendekatan manajemen risiko dan proses;

penggunaan fungsi pengawasan yang ada seperti audit internal, evaluasi dan fungsi jaminan kualitas;

waktu review; mekanisme pelaporan untuk berkomunikasi pelajaran, yang sesuai, dari pemantauan dan peninjauan pendekatan manajemen risiko organisasi dan proses untuk stakeholder internal dan eksternal, dan

keterlibatan dengan anggota. mendukung kegiatan pemantauan dan review, organisasi harus

Untuk

mempertimbangkan memiliki di tempat:

didokumentasikan hasil yang diharapkan terkait dengan pengelolaan risiko, apakah meminimalkan kejadian negatif atau memanfaatkan kesempatan, dan

indikator untuk mengukur kinerja yang selaras dengan kinerja keseluruhan kerangka organisasi manajemen dan yang terakhir secara periodik untuk kesesuaian.

Dalam

melakukan

pemantauan

dan

review

periodik,

beberapa

kegiatan

mempertimbangkan untuk melakukan mencakup:

mengukur dan melaporkan kemajuan dari pendekatan manajemen risiko dan proses terhadap strategi implementasi keseluruhan;

pengukuran dan pelaporan kinerja dari pendekatan manajemen risiko dan proses untuk:o

mengkonfirmasi bahwa manajemen risiko adalah menambahkan nilai sebagai komponen kunci dari pengambilan keputusan, perencanaan bisnis, alokasi sumber daya, manajemen dan operasional yang diberikan lingkungan internal dan eksternal;

o

memvalidasi bahwa manajemen risiko organisasi pendekatan dan proses yang sesuai dengan kebutuhan manajemen risiko dan tetap responsif terhadap konteks eksternal dan internal termasuk mandatnya, prioritas, budaya risiko organisasi, kapasitas manajemen risiko, dan partner dan kepentingan stakeholder, dan

o

memastikan relevansi berkelanjutan, efektivitas dan efisiensi dari pendekatan manajemen risiko dan proses, dalam hubungannya dengan mandat dan hasil kunci dan prinsip-prinsip manajemen risiko berkembang (termasuk kebijakan yang relevan dan alat pendukung)

menilai mana departemen terletak pada model kemampuan manajemen risiko, yang didasarkan pada upaya pelaksanaan dan kemajuan sampai saat ini;

melakukan scan lingkungan periodik untuk pendekatan baru, alat-alat dan ideide, dan menilai kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan. (Anonim, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2009.

http://www.tbs-sct.gc.ca/tbs-sct/rm-gr/guides/girm-ggir04-eng.asp

diakses tanggal 12 Desember 2011 Samayang, Lalu, 2003, Dasar-Dasar ManajemenProduksi & Operasi, Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta. Zuliant, Yamit, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit PT. Ekonisia, Yogyakarta. Nasution A.H., 2003, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Satu, Institut Teknologi Surabaya November, Surabaya. Gasperz, Vincent, 2002, Produktivity Planning and Inventory Control: Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21, Gramedia, Jakarta