12
METODOLOGI PENYUSUNAN RI-SPAM KABUPATEN LEBONG Dalam penyusunan RI SPAM metodologi yang digunakan mengacu pada Permen PU No. 18 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM. Berikut ini adalah uraian metodologi atas penyusunan RI SPAM Kabupaten Lebong dengan mengacu pada Juknis Permen PU No. 18 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM. A. Kebutuhan Air Kebutuhan air terbagi atas domestik yaitu rumah tangga dimana kriteria dan standar kebutuhan pelayanan air bersih sesuai dengan kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Lebong antara lain adalah sebagai berikut: a. Jumlah penduduk b. Jenis kegiatan c. Standar konsumsi air untuk individu d. Jumlah sambungan Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti

Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Metodologi Penyusunan RI SPAM Kabupaten Lebong

Citation preview

Page 1: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

METODOLOGI PENYUSUNAN RI-SPAM KABUPATEN LEBONG

Dalam penyusunan RI SPAM metodologi yang digunakan mengacu pada

Permen PU No. 18 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.

Berikut ini adalah uraian metodologi atas penyusunan RI SPAM Kabupaten Lebong

dengan mengacu pada Juknis Permen PU No. 18 tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.

A. Kebutuhan Air

Kebutuhan air terbagi atas domestik yaitu rumah tangga dimana kriteria dan

standar kebutuhan pelayanan air bersih sesuai dengan kategori daerah yang

dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.

Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan

menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan

besaran kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Lebong antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Jumlah penduduk

b. Jenis kegiatan

c. Standar konsumsi air untuk individu

d. Jumlah sambungan

Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada

kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti

kecenderungan data yang ada di lapangan serta kriteria dan standar yang

dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang begitu juga Penyusunan RI SPAM

Kabupaten Lebong, yaitu seperti:

Page 2: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

a. Cakupan pelayanan

b. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan

c. Jenis sambungan

d. Tingkat kebutuhan konsumsi air

e. Perbandingan SR/HU

f. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik

g. Angka kebocoran

h. Penanggulangan kebakaran

Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan

memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan.

Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data proyeksi jumlah

penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilangan

air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.

Tabel 1. Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

N

oKategori Kota

Jumlah

PendudukSistem

Tingkat

Pemakaian

Air

1 Kota Metropolitan > 1.000.000 Non Standar 190

2 Kota Besar 500.000 –

1.000.000

Non Standar 170

3 Kota Sedang 100.000 –

500.000

Non

Standar

150

4 Kota Kecil 20.000 –

100.000

Standar BNA 130

5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100

6 Kota Pusat < 3.000 Standar DPP 30

Page 3: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

Pertumbuhan

Sumber : SK-SNI Air Bersih

Tabel 2 Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga

No Non Rumah Tangga

(fasilitas)

Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 liter/hari

2 Rumah Sakit 200 liter/hari

3 Puskesmas (0,5 - 1) m3/unit/hari

4 Peribadatan (0,5 - 2) m3/unit/hari

5 Kantor (1 - 2) m3/unit/hari

6 Toko (1 - 2) m3/unit/hari

7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari

8 Hotel/Losmen (100 - 150) m3/unit/hari

9 Pasar (6 - 12) m3/unit/hari

10 Industri (0,5 - 2) m3/unit/hari

11 Pelabuhan/Terminal (10 - 20) m3/unit/hari

12 SPBU (5 - 20) m3/unit/hari

13 Pertamanan 25 m3/unit/hari

Sumber : SK-SNI Air Bersih

Dengan metode tersebut akan diperoleh jumlah kebutuhan air baik rumah tangga

maupun air non rumah tangga. Jumlah pemakaian air non rumah tangga dengan

mengalihkan fasilitas non rumah tangga dengan standar tingkat kebutuhan air.

B. Kehilangan Air

Kehilangan air merupakan banyaknya air yang hilang. Hilang yang diperlukan bagi

penjagaan tujuan penyediaan air bersih, yaitu tercukupinya kualitas, kuantitas, dan

kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas penggunaan dan pengolahan air.

Page 4: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

Kehilangan ini ditentukan dengan mengalihkan faktor tertentu (15-20%) dengan

angka total produksi air. Kehilangan air dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a. Kehilangan air rencana (unacounted for water)

Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran operasi

dan pemeliharaan fasilitas, faktor ketidaksempurnaan komponen fasilitas dan

hal lain yang direncanakan beban biaya.

b. Kehilangan air insidentil

Penggunaan air yang sifatnya insidentil, misalnya penggunaan air yang tidak

dialokasikan khusus, seperti pemadam kebakaran.

c. Kehilangan air secara administratif

Kehilangan air secara administratif adalah dapat disebabkan oleh:

Kesalahan pencatatan meteran

Kehilangan air akibat sambungan liar

Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian illegal

Perencanaan kebutuhan air bersih yang aman biasanya memperhitungkan kondisi

pada saat terjadinya kebutuhan maksimum (puncak). Untuk keamanan

perencanaan jalur transmisi dan instalasi pengolahan, digunakan faktor hari

puncak, sedangkan untuk keamanan rancangan reservoir dan distribusi, digunakan

faktor jam puncak.

C. Sistem

Untuk mendapatkan hasil perencanaan sistem penyediaan air bersih yang baik,

yaitu suplay air tersedia setiap saat dengan debit dan tekanan yang cukup, serta

kualitas memenuhi syarat, maka diperlukan kriteria perencanaan agar sistem

Page 5: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

berikut dimensi dan spesifikasi komponen sistem mempunyai kinerja yang baik.

Kriteria perencanaan yang digunakan berpedoman pada kriteria perencanaan dan

petunjuk teknik bidang air bersih. Secara umum kriteria perencanaan yang

digunakan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih ini meliputi hal-hal

sebagai berikut:

Penentuan daerah pelayanan disesuaikan dengan kondisi setempat

berdasarkan kepadatan penduduk.

Cakupan pelayanan atau banyaknya penduduk yang dilayani sistem air bersih.

Tingkat pelayanan atau cara penyampaian air ke konsumen.

Usaha pelayanan air bersih ke konsumen pada umumnya melalui 2 cara yaitu

melalui Sambungan Rumah (SR) dan Hydrant Umum (HU), dengan

perbandingan berkisar antara 50:50 atau 80:20 dimana faktor cost recovery

merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Besarnya angka perbandingan

tersebut ditetapkan berdasarkan hasil survey dilapangan.

Kebutuhan dasar atau besarnya pemakaian air perhari, tergantung pada jenis

kawasan kota kecil, sedang dan metropolitan. Di daerah perkotaan, pemakaian

air untuk sambungan rumah adalah 100-120 l/org/hari sedangkan untuk hydrant

umum adalah 30 l/org/hari.

Pelayanan fasilitas non domestik diperhitungkan sebesar 10-30% dari

kebutuhan domestik.

Kebocoran/kehilangan air, biasanya diasumsikan sebesar 20% dari total

produksi.

Fluktuasi pemakaian air.

Pemakaian air pada hari maksimum = (1,10-1,15) x Qtotal.

Pemakaian air pada jam maksimum = (1,50-2,00) x Qtotal.

Page 6: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

Pipa transmisi direncanakan untuk pengaliran air pada saat debit hari

maksimum.

Pipa distribusi direncanakan untuk pengaliran air pada saat debit jam puncak.

Kapasitas reservoir pada umumnya berkisar antara 15-20% dari total produksi

(Qmax).

Tekanan air dalam pipa:

- Tekanan maksimum direncanakan sebesar 75 m kolom air

- Tekanan minimum direncanakan sebesar 10 m kolom air

Kecepatan pengaliran dalam pipa

- Transmisi 0,6 – 4,0 m/detik

- Distribusi 0,6 – 2,0 m/detik

Koefisien kekasaran pipa

Untuk perhitungan hidrolis baik untuk pipa transmisi maupun distribusi,

koefisien kekasaran pipa (koefisien Hazen William) digunakan nilai sebagai

berikut:

Tabel 3 Koefisien Kekasaran PipaNilai CH Jenis Pipa

140 Pipa sangat mulus130 Pipa baja atau besi tuang baru120 Pipa kayu atau beton biasa110 Pipa baja berkeling baru, pipa gerabah110 Pipa besi tuang lama, pipa bata95 Pipa baja berkeling lama80 Pipa besi tuang berkarat60 Pipa besi atau baja sangat berkarat

Sumber : sutrisnohadiprayogo.blogspot.com

Pipa distribusi, pengaliran pada konsumen dengan menggunakan jaringan pipa

yang direncanakan dapat mengalirkan air dengan jumlah sesuai kebutuhan jam

puncak dengan waktu pengaliran sepanjang 24 jam.

Page 7: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

Tekanan dan kecepatan pengaliran di dalam pipa, tekanan statis maksimum

sebesar 75 mka atau tergantung pada spesifikasi komponen sistem. Kecepatan

pengaliran 0,3-3 m/detik.

Kriteria perencanaan didasarkan pada pedoman perencanaan sektor air bersih

yang dikeluarkan oleh Direktorat Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum – Cipta

Karya.

Tabel 4. Alokasi dan Prosentase Pelayanan

N

o

Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan

1 Hydrant Umum Tergantung dari hasil studi

dan kebijakan daerah yaitu

berkisar antara 20-40%

daerah pelayanan

Tergantung dari hasil

studi dan kebijakan

daerah yaitu berkisar

antara 50-100 jiwa/HU

2 Sambungan

Rumah

Tergantung dari hasil studi

dan kebijakan daerah yaitu

berkisar antara 60-80%

pelayanan

Tingkat pemakaian air

berdasarkan kategori

kota yaitu:

Metropolitan 190

l/org/hari

Kota Besar 170

l/org/hari

Kota Sedang 150

l/org/hari

Kota Kecil 130

l/org/hari

Kecamatan 100

l/org/hari

Dengan perkiraan 1 SR

melayani 4-6 jiwa.

3 Pemadam

kebakaran

Kebutuhan pemadam

kebakaran diambil 20% dari

kapasitas reservoir atau 5%

Page 8: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

N

o

Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan

dari kebutuhan domestik

Sumber : Juknis Sistem Penyediaan Air Bersih Kimpraswil 1998

Tabel 5. Pedoman Perencanaan Air Bersih PU Cipta Karya

No

Uraian

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya

Kota Sedang100.000 – 500.000

Kota Kecil20.000 – 100.000

Perdesaan3.000 – 20.000

1Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR) l/org/hari

100-150 100-150 90-100

2

Persentase konsumsi unit non domestik terhadap konsumsi domestik

25-30 20-25 10-20

3Persentase kehilangan air (%)

15-20 15-20 15-20

4 Faktor Hari Maksimum 1.1 1.1 1.1-1.25

5 Faktor jam puncak 1.5-2.0 1.5-2.0 1.5-2.0

6 Jumlah jiwa per SR 6 5 4-5

7Jumlah jiwa per Hidrant Umum (HU)

100 100-200 100-200

8

Sisa tekan minimum di titik kritis jaringan distribusi (meter kolom air)

10 10 10

9 Volume reservoir (%) 20-25 15-20 12-15

10 Jam operasi 24 24 24

11 SR/HU (dalam % jiwa) 80-20 70-30 70-30

Sumber : Juknis Sistem Penyediaan Air Bersih Kimpraswil 1998

Page 9: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

D. Sistematika Penulisan Laporan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran yang diharapkan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten…………..

Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi

Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi studi yang meliputi kondisi fisik dasar, rumah dan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi sosial ekonomi budaya Kabupaten……………

Bab III Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting

Bab ini menguraikan kondisi eksiting SPAM Kabupaten…………….. yang meliputi aspek teknis, permasalahan aspek teknis, skematik SPAM eksisting serta aspek non teknis (keuangan, institusional, dan kelembagaan).

Bab IV Standar/Kriteria Perencanaan

Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar pengembangan SPAM yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air, kebutuhan air, kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk.

Bab V Proyeksi Kebutuhan Air

Bab ini menguraikan rencana pemanfaatan ruang, rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi kebutuhan air minumdi Kabupaten ………………… sampai dengan akhir tahun periode perencanaan (tahun …..)

Bab VI Potensi Air Baku

Bab ini menguraikan potensi sumber-sumber air baku di wilayah Kabupaten …………….. yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM Kabupaten………………… sampai dengan akhir tahun periode perencanaan (tahun …..)

Bab VII Rencana Induk dan Pra Desain Pengembangan SPAM

Bab ini menguraikan rencana pola pemanfaatan ruang dan kawasan Kabupaten ……………………….., pengembangan daerah pelayanan, rencana pentahapan pengembangan dan skenario/konsep pengembangan SPAM Kabupaten …………………

Bab VIII Analisis Keuangan

Bab ini menjelaskan biaya investasi serta pola investasi yang dilakukan dengan pentahapan serta sumber pendanaan disesuaikan dengan kondisi kinerja BUMD/PDAM/BLU. Selain itu juga menjelaskan gambaran asumsi-asumsi yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil perhitungan proyeksi finansial. Bab ini juga mencakup hasil perhitungan kelayakan finansial (termasuk analisisnya) dan besaran tarif.

Bab IX Pengembangan Kelembagaan

Page 10: Metodologi Penyusunan Ri Spam Kab. Lebong

Bab ini menjelaskan mengenai bentuk badan pengelola yang akan menangani SPAM Kabupaten; sumber daya manusia, baik jumlah maupun kualifikasinya; program pelatihan untuk mendukung pengelolaan SPAM; perjanjian kerjasama yang mungkin untuk dilakukan.