16
PRAKTIKUM METODE GEOLOGI LAPANGAN ACARA : PASSING KOMPAS NAMA : DWI F. MADAO HARI/TGL : SABTU/ 15 MARET 2014 NIM : D611 12 105 No. sta siu n Arah Slope Jarak Keduduka n Batuan Litolo gi Keterang an 1 N 275○ E 0, 5○ 0 -100 m Lapangan teknik berupa soil, tinggi daerah meningka t 2 N 329○N 3○ 100- 200m Menuju lapangan geologi berupa soil, tinggi daerah meningka t 3 N 347○E 2○ 200-300 m Lapangan geologi berupa

Mgl Prktkum 1

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTIKUM METODE GEOLOGI LAPANGAN

PRAKTIKUM METODE GEOLOGI LAPANGANACARA : PASSING KOMPAS NAMA : DWI F. MADAOHARI/TGL: SABTU/ 15 MARET 2014 NIM : D611 12 105No. stasiunArahSlopeJarakKedudukan BatuanLitologiKeterangan

1N 275 E0, 50 -100 mLapangan teknik berupa soil, tinggi daerah meningkat

2N 329N 3100-200mMenuju lapangan geologi berupa soil, tinggi daerah meningkat

3N 347E2200-300 mLapangan geologi berupa soil, tinggi daerah meningkat

4N 43E5300-400mMenuju Gedung Farmasi berupa soil, tinggi daerah meningkat

5N 90E16400-440mGedung Farmasi berupa soil, tinggi daerah meningkat

6N 104E4440-500 msamping Gedung Farmasi berupa soil, tinggi daerah meningkat

7N 46E11500-600mbelakang Gedung Farmasi berupa soil, tinggi daerah meningkat

8N 9E5600-700 msebelum jasmip berupa soil, tinggi daerah meningkat

9N 290E2700-800 mN 177E/12E::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::Belakang jasmip ditemukan singkapan berupa batu pasir dengan slope mengalami peningkatan sebesar 2

10N 342E6800-900 mlapangan peternakan deskripsi litologi berupa soil dengan slope mengalami penurunan

12N 103 E11900-1000 mkedokteran litologi berupa soil dengan slope mengalami peningkatan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMetode Geologi Lapangan merupakan mata kuliah yang berguna sebagai media pengenalan alat geologi serta tata cara penggunaannya. Selain itu juga memperkenalkan metode-metode pengerjaan lapangan secara sistematis dan efektif. Dalam pengerjaan praktikum Metide Geologi Lapangan ini mahasiswa diperkenalkan dengan metode pengambilan data lapangan melalui pencatan data passing compass, serta pengambilan data lapangan berupa pencatatan deskripsi singkapan dan data geologi lain yang dapat di ambil.Kemudian pada akhir pengerjaan Laporan ini, akan di hasilkan data peta lintasan, serta singkapan yang di dapat melui pencatatn lapangan yang telah di ambil di praktium lapangan yang berlokasikan daerah sekitaran Kampus Universitas Hasanuddin khususnya bertempat daerah Fakultas Teknik hingga ke area Fakultas Kedokteran.1.2 Maksud dan TujuanAdapun Maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui metode penggunaan kompas, terlebih dalam pengambilan data arah serta slope dari lintasan.Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut ;1. Mengetahui cara pengambilan data arah serta slope melalui kompas geologi2. Mengetahui cara pengambilan data kedudukan batuan pada sebuah singkapan dengan menggunakan kompas3. Mampu menyajikan data lengkap mengenai peta lintasan, serta sayatan lintasan yang telah dilalui.1.3 Alat dan BahanAlat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah :1. Kompas Geologi2. Palu Geologi3. Patok stasiun4. Roll Meter5. Alat tulis menulis6. Clipboard7. Buku Lapangan

1.4 Prosedur KerjaTata cara prosedur Kerja yang dilakukan pada tiap stasiu yang dilewati adalah1. Pemberian patok pada lokasi yang ditetapkan sebagai stasiun2. Pengambilan data slope yang dilakukan dengan mengarahkan kompas ke stasiun berikutnya kemudian dilihat melalui lubang intip, setelah itu di putar tabung clinometernya hingga gelembung berada di tengah, dan di baca garis yang menunjukkan derajat slope dari stasiun tersebut pada kompas3. Pengambilan data Arah yang dilakukan dengan mengarahkan kompas ke stasiun berikutnya kemudian dilihat mata lembu kompas, kemudian arahkan hingga mata lembu berda di tengah lubang, kemudian kumci arahnya, dan di baca rah yang di tunjukkan oleh jarum North.4. Pengambilan data keterangan singkapan yang ditemukan, ataupun data sekitar stasiun yang dapat di ambil seperti morfologi ataupun soil sekitar.5. Berpindah ke stasiun berikutnya dengan menarik meteran hingga ke meteran ke seratus dan dilanjutkan pengambilan data mulai dari awal

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pada tahapan eksplorasi awal, biasanya pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau dengan passingi kompas.

Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit.

SingkapanInformasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.

Contoh singkapan untuk batubara

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :1 Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.2 Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.3 Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.4 Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :5 Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap.6 Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major) yang ada.7 Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik, tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi endapan.

Lintasan (traverse)Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.

Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik awal dan titik akhir sama).

Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.

Interpretasi dan informasi data Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain :8 Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).9 Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.10 Penyebaran dan pola alterasi yang ada.11 Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi). 12 Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.13 Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan hidrologi.14 Bangunan-bangunan, dll.

Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain :15 Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.16 Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.17 Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi, dan proses sedimentasi.18 Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll. Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain :19 Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).20 Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.21 Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi).22 Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti. Pemakaian Kompas dalam Pengukuran/ Pemetaan,Cara pemetaan dengan memakai kompas, biasanya dilakukan pada daerah yang tidak meemiliki peta dasar, yang dilaksanakan pada pemetaan pendahuluan. Sebagaimana Pemetaan dengan menggunakan peralatan lainnya, maka cara pemetaan dengan menggunakan kompas geologi; adalah dengan membuat lintasan-lintasan, dimana tiap-tiap lintasan dihubungkan satu sama lain secara teratur maupun dengan random. Lintasan dapat dilakukan dengan cara membuat Polygon tertutup maupun dengan Polygon terbuka secara teratur dan tidak beraturan.Lintasan Polygon :Litasan polygon adalah suatu lintasan pengukuran yang dibuat berdasarkan kondisi lapangan :Lintasan terbuka, adalah suatu pengambilan litasan pengukuran yang dimulai dari titik awal yang diikatkan dengan titik pasti dan lintasan pengukuran diakhiri dengan tidak kembali ketitik awal berupa titik akhir yang terikat dengan titik pasti maupun titik lepas.Lintasan Tertutup, adalah suatu pengukuran, dimana titik akhir pengukuran berimpit dengan dengan titik awal pengukuran yang terikat dengan titik pasti.Detail pengukuran dapat dilakukan dengan membuat jarring-jaring pengukuran secara random membentuk garis sarang laba-laba, maupun dengan Grid.Strike dan DipDalam teknik penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan pada batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidangperlapisan, bidang kekar, bidang sesar.StrikeDip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). tetapi juga dapat ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip).Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi. Kompas Geologi mempunyai kemampuan untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal. Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan.

Pengukuran Kedudukan Lapisan BatuanUntuk korelasi ini, kita harus mengetahui kedudukan lapisan batuan. Kita perlu mengukur jurus (strike) dan kemiringan (dip). Pertama kita ukur strike-nya. Tempelkan bagian kompas yang bertuliskan arah east pada top lapisan. Posisikan bubbles pada tengah lingkaran. Baca angka yang berimpit dengan arah north. Itulah strike lapisan yang kita ukur. Goreskan kompas sehingga didapatkan garis lurus.Tempelkan bagian kompas berarah west tegak lurus dengan garis yang telah kita buat tadi (sehingga tangan penunjuk mengarah searah dip). Ubah klinometer sehingga bubbles di tengah. Baca sudut yang berimpit dengan angka 0. Cara pengukuran ini adalah default agar kita mendapat besaran standar sesuai aturan tangan kanan.Penulisan kedudukan lapisan batuan, terdiri dari dua cara yaitu : cara pertama dengan menggunakan azimuth strik, dituliskan pada beberapa derajat dari utara berputar ke timur, dan dip bisa ditulis dengan menggunakan arah atau aturan tangan kanan. Aturan tangan kanan yaitu jika kita berdiri searah strike, maka dip selalu berada disebelah kanan, sedangkan cara kedua, dengan menggunakan kuadran. Yaitu arah dibagi menjadi empat kuadran N-E, N-W, S-E, S-W, penulisan dip-nya menggunakan yang berarah.