Upload
singgihkurniawan
View
121
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
1
SIMULASI MAKSIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) DENGAN DC_DC KONVERTER TIPE CUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC PADA
SOLAR FOTOVOLTAIK
Proposal Penelitian untuk Tugas Akhir
KETENAGAAN
2
ABSTRAK
Dewasa ini limbah merupakan masalah yang cukup serius, terutama dikota-kota besar. Limbah yang tergolong membahayakan adalah limbah dari hasil upaya medis seperti Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Sakit. Salah satunya adalah limbah jarum suntik bekas. Karena jenis limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat zat yang membahayakan lainnya, sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dihancurkan secara mekanis atau dibakar dalam suhu diatas 800 derajat celcius.
Untuk mengatasi masalah ini maka dikembangkan metode pemusnahan limbah jarum suntik bekas dengan memanfaatkan prinsip pemanasan secara induksi. Pada dasarnya proses pemanasan ini memanfaatkan perubahan arus pada kumparan penginduksi yang akan menginduksi jarum yang menyebabkan suhu pada jarum akan naik sampai pada titik leburnya sehingga jarum akan meleleh dan limbah jarum suntik ini akan lebih aman untuk di buang.
Catu daya pemanas induksi yang akan dirancang menggunakan inverter frekuensi tinggi topologi half bridge dengan piranti pensaklaran menggunakan mosfet yang pemicuannya diatur oleh IC TL 494. Alat yang akan dibuat terdiri dari penyearah 1 fasa jembatan penuh yang berfungi untuk menyearahkan tegangan AC dari sumber. Penyearah ini dipilih karena hasil penyearahnya memiliki ripple yang kecil sehingga mudah untuk menghaluskannya. Setelah disearahkan, kemudian tegangan DC ini akan dijadikan AC kembali menggunakan inverter. Pengaturan daya cukup dilakukan dengan mengubah frekuensi dan duty cycle pemicuan sehingga alat dapat lebih ringkas tanpa adanya rangkaian tambahan.
Kata kunci: jarum bekas, pemanas induksi, inverter half bridge.
3
PROPOSAL TUGAS AKHIR
VI. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Energi Matahari
Fotovoltaik merupakan sebuah proses untuk mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik. Efek fotovoltaik pertama kali berhasil diidentifikasi
oleh seorang ahli Fisika berkebangsaan Prancis Alexandre Edmond Becquerel
pada tahun 1839. Baru pada tahun 1876, William Grylls Adams bersama
muridnya, Richard Evans Day menemukan bahwa material padat selenium
dapat menghasilkan listrik ketika terkena paparan sinar.
Pada tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu mencapai
1000 watt permeter persegi. Jika sebuah piranti semikonduktor seluas satu
meter persegi memiliki efisiensi 10 persen, maka modul fotovoltaik ini
mampu memberikan tenaga listrik sebesar 100 watt. Saat ini modul
fotovoltaik komersial memiliki efisiensi berkisar antara 5 hingga 15 persen
tergantung material penyusunnya. Tipe silikon kristal merupakan jenis piranti
fotovoltaik yang memiliki efisiensi tinggi meskipun biaya pembuatannya
relatif lebih mahal dibandingkan jenis fotovoltaik lainnya.
2.2 Energi Surya Photopholtaics (PV)
Teknologi PV telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Teknologi ini, yang mengubah energi surya langsung menjadi listrik
searah (DC) tanpa suara dan polusi, dapat dipandang sebagai teknologi yang
paling sederhana dan elegant. Sel-sel atau modul (yang merupakan unit yang
lebih besar dan dirakit dari sel-fotovoltaik) dapat disusun untuk membentuk
matriks yang dapat memproduksi listrik dari skala miliwatt sampai megawatt.
Arus searah (DC) yang dihasilkan, jika dikehendaki, dapat dikonversikan ke
bolak-balik (AC) dengan menggunakan konverter statik yang sudah banyak
diproduksi oleh pabrik-pabrik elektronik (Tabor and Harry, 1998).
Sistem PV mudah diinstalasi dan sebagai konsekuensi dari
kesederhanaannya, sangat mudah dipelihara. Ditambah lagi dengan tidak
4
dibutuhkannya catu daya bahan bakar, membuat sistem ini sangat cocok
untuk daerah terpencil yang memerlukan energi listrik skala menengah.
2.3 Potensi Radiasi Energi Surya
Radiasi matahari global (H) dapat diprediksi dari lamanya penyinaran
oleh matahari (n).
Dari hasil penyederhanaan persamaan regresi tipe Angstrom diperoleh
rumusan (Twidell and Weir, 1998):
H = an + b
di mana a dan b adalah konstanta regresi.
Dari hasil studi LSDE – BPPT pada 10 lokasi stasiun pengamatan di
Indonesia diperoleh konstanta rata-rata a = 0.0337 dan b = 2.913. Dengan
demikian besarnya radiasi matahari global (H) dapat ditulis sebagai:
H = 0.0337n + 2.913
di mana H = radiasi matahari global = insolasi harian (kWh/m2.hari) dan n =
prosentase penyinaran (%) Sebagai gambaran, di bawah ini diberikan data
mengenai radiasi surya di wilayah Indonesia (Utami, 1999):
· Wilayah kepulauan timur antara Sulawesi dan Bali Barat dan Papua
Timur, secara umum dapat dikatakan kering dan dengan radiasi surya
tertinggi yang mencapai 6-6.5 kWh/m2.hari.
· Daerah pegunungan di Papua, Sulawesi dan Jawa, yang kadang-
kadang berkabut pada siang hari, beradiasi 4.5-5.5kWh/m2.hari.
· Kawasan dataran rendah, misalnya Kalimantan, Jawa dan Sumatera,
yang merupakan daerah rawa-rawa dan hutan lebat, beradiasi 4-
5kWh/m2.hari.
2.4 Sel Fotovoltaik
Efek fotolistrik ini terjadi pada suatu sel yang dibuat dari bahan semi
konduktor. Karena sifatnya, sel ini kemudian disebut sebagai sel fotovoltaik
(fotovoltaik cell) atau yang sering disebut sebagai fotovoltaik (solar cell). Sel
fotovoltaik merupakan komponen terkecil didalam sistem energi surya
fotovoltaik (SESF). Sinar matahari yang menimpa permukaan sel diubah
5
secara langsung menjadi listrik sebagai akibat terjadinya pergerakan pasangan
electron-hole seperti skema gambar dibawah ini.
Fisik dari fotovoltaik sangat mirip dengan bentuk klasik dioda p-n.
Ketika cahaya diserap oleh junction, energi foton yang yang diserap ditransfer
ke sistem elektron dari materi dioda, menghasilkan penciptaan dari pembawa
muatan yang dipisahkan di junction. Pembawa muatan mungkin saja
sepasang elektron-ion dalam cairan elektrolit, atau sepasang elektron-hole
didalam materi semikonduktor solid.
Silikon adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan
untuk membuat sel fotovoltaik. Memiliki valensi empat dan struktur kristal
berlian. Perubahan energi fotovoltaik bergantung pada kuantum alami cahaya
yang membawa, energi diberikan pada persamaan dibawah ini : "颇萍= ℜ品晃
Dimana :
h = Konstanta Plank (6,6 � 10能�0) ɂŖȖ̜Ϝ >ϜǴ 圭Ϝ棍轨诡
c = Kecepatan cahaya (3 � 10馁) 怪Ϝ棍ϜǴ >ϜǴ 圭Ϝ棍轨诡)
λ = Panjang gelombang cahaya (m)
Prinsip kerja PV adalah ketika ada sebuah foton atau lebih masuk ke
dalam fotovoltaik yang terdiri dari lapisan semikonduktor seperti pada
gambar, maka akan menghasilkan pembawa muatan bebas berupa electron
dan hole. Foton yang masuk berasal dari radiasi matahari. Jika pembawa
6
muatan dapat mencapai daerah ruang muatan sebelum terjadi rekombinasi,
Elektron akan meninggalkan fotovoltaik dan akan mengalir pada rangkaian
luar sehingga timbul arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik
dapat dimanfaatkan langsung atau disimpan dulu dalam baterai untuk
digunakan kemudian. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip photoelectric.
Semua sel fotovoltaik ini juga memiliki medan elektrik yang memaksa
elektron yang lepas karena penyerapan cahaya tersebut untuk mengalir dalam
suatu arah tertentu.
Elektron yang mengalir ini adalah arus listrik, dengan meletakkan
terminal kontak pada bagian atas dan bawah dari sel fotovoltaik ini akan
dapat dilihat dan diukur arus yang mengalir sehingga dapat digunakan untuk
menyuplai perangkat eksternal.
Besarnya pasangan elektron dan hole yang dihasilkan, atau besarnya arus
yang dihasilkan tergantung pada intensitas cahaya maupun panjang
gelombang cahaya yang jatuh pada fotovoltaik. Intensitas cahaya menentukan
jumlah foton, makin besar intensitas cahaya yang mengenai permukaan
fotovoltaik makin besar pula foton yang dimiliki sehingga makin banyak
pasangan elektron dan hole yang dihasilkan yang akan mengakibatkan
besarnya arus yang mengalir. Makin pendek panjang gelombang cahaya maka
makin tinggi energi fotonnya sehingga makin besar energi elektron yang
dihasilkan, dan juga berimplikasi pada makin besarnya arus yang mengalir.
Fotovoltaik dapat tereksitasi karena terbuat dari semikonduktor yang
mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif:
lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p). Karena fotovoltaik ini
mudah pecah dan berkarat sehingga sel ini dibuat dalam bentuk panel-panel
dengan ukuran tertentu yang dilapisi plastik atau kaca bening yang kedap air.
Secara umum, konstruksi sebuah PV terdiri dari 3 bagian, yaitu
· Lapisan penerima radiasi
· Lapisan tempat terjadinya pemisahan muatan akibat fotoinduksi
· Lapisan kontaktor
Banyak variasi bahan yang digunakan dalam membuat fotovoltaik.
Silikon memiliki indeks bias bahan yang tinggi maka akibatnya pada
7
permukaan terjadi rugi refleksi yang besar (sampai 30%). Oleh karena itu,
untuk meminimalkan rugi tersebut maka pada permukaan dilapisi dengan
lapisan antirefleksi/lapisan AR (Sihana, 2007).
Total pengeluaran listrik (wattage) dari fotovoltaik adalah sebanding
dengan Voltase/tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini.
Fotovoltaik dapat menghasilkan arus dari voltase yang berbeda-beda. Hal ini
berbeda dengan baterai yang menghasilkan arus dari voltase yang relatif
konstan.
Rangakaian ekivalen sel fotovoltaik diberikan pada gambar 2.4. terdiri
dari sumber arus cahaya (photocurrent source) Iph, dioda terbalik (reverse
diode) D, dan dua resistansi kerugian (loss resistance) yaitu resistansi paralel
(shunt) Rsh dan resistansi seri (series) Rs. Ketika terhubung dengan beban luar
Rload, tegangan keluaran dan arus yang bersirkulasi adalah V dan I.
Gambar 2.5 Rangkaian ekivalen sel fotovoltaik atau modul[26]
Karakteristik V-I
8
Karakteristik output dari fotovoltaik dapat dilihat dari kurva performansi,
disebut I-V curve. I-V curve menunjukkan hubungan antara arus dan voltase
(Ouaschning, 2005) .
Gambar di atas menunjukkan tipikal kurva I-V. Voltase (V) adalah
sumbu horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertical. Kebanyakan kurva I-V
diberikan dalam standar Test Conditions 1000 watt per meter persegi radiasi
(atau disebut satu matahari puncak/one peak sun hour) dan 25 derajat celcius
suhu solar cell panel.
Kita dapat melihat pada gambar diatas bahwa hubungan antara tegangan
dan arus tidak linier, yang membuat itu lebih sulit untuk menentukan titik
daya maksimum. Titik daya maksimum pada kurva akan muncul ditengah
dari kurva karakteristik V-I. Tetapi, dalam kasus yang tak linier, Daya yang
dihasilkan dapat ditentukan dengan menghitung tegangan dan arus keluaran.
Untuk memperoleh daya maksimum pada panel fotovoltaik, panel fotovoltaik
harus selalu beroperasi sangat dekat dengan kurva daya maksimum, pada titik
puncaknya. Tetapi titik operasi akan berubah secara constans apabila terjadi
perubahan kondisi lingkungan yang konstan. Pada kenyataannya, suhu dan
efek yang lain sperti perubahan radiasi dapat mengubah titik operasi kurva
karakteristik V-I yang dapat menyebabkan penurunan jumlah daya. Oleh
karena itu, kita perlu untuk mencari kurva daya yang konstan dan menjaga
operasi panel fotovoltaik pada jumlah maksimum sehingga daya yang
maksimum dapat dicapai.
2.1.1 Modul Fotovoltaik[2][ 26]
9
Modul fotovoltaik adalah hubungan sel-sel fotovoltaik baik dalam seri
maupun paralel untuk mencapai spesifikasi daya keluaran yang dibutuhkan.
Gambar 2.6 memperlihatkan bagaimana kurva I-V termodifikasi dalam hal
ketika dua sel identik dihubungkan dalam seri atau dalam paralel.
Gambar 2.6 Hubungan sel fotovoltaik identik[26]
Modul merupakan susunan sel fotovoltaik dengan karakteristik sama,
agar mendapatkan nilai daya yang lebih tinggi. Sel dikemas dengan berbagai
macam bahan untuk melindungi sel dan konektor listriknya dari lingkungan.
Pabrik menyuplai sel fotovoltaik dalam modul, terdiri dari beberapa cabang
paralel, dan tiap-tiap cabang terdapat sel fotovoltaik dalam seri, seperti yang
terlihat pada gambar 2.7.
Tujuan keseluruhan pembuatan modul termasuk melindungi sel
fotovoltaik, memaksimalkan jumlah cahaya matahari, keselamatan pengguna,
dan lainnya.
Gambar 2.7 konstruksi modul fotovoltaik[26]
2.1.2 Array Fotovoltaik[2][26]
10
Array fotovoltaik didefinisikan sebagai rakitan terintegrasi antara
mekanik dan kelistrikan modul fotovoltaik dengan struktur pendukung,
sehingga membentuk unit suplai daya arus searah. Daya keluaran modul
sangat dipengaruhi ketika modul terbayang atau salah satu atau lebih sel
rusak. Masalah ini harus bisa dicegah agar array fotovoltaik tetap bekerja
efisien. Untuk mengurangi permasalahan ini sebuah diode dihubungkan baik
untuk sel tunggal atau modul. Pada prakteknya, sebuah diode bypass
dihubungkan secara paralel dengan modul seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.8. Menurut kecenderungan sudut kemiringan array fotovoltaik,
terdapat beberapa tipe aplikasi saat ini. Diantaranya flat-plate stationary dan
tracking array. Mengenai ukuran array fotovoltaik, tiga hal perlu
diperhatikan: pemilihan modul, jumlah modul, orientasi kemiringan.
Beberapa paket rancangan fotovoltaik sudah ada di pasaran.
Gambar 2.8 Proteksi array fotovoltaik terdiri dari hubungan seri-paralel modul[26]
Efisiensi Fotovoltaik
Dalam menilai suatu PV bekerja dengan baik atau tidak, serta
menentukan kualitasnya adalah tergantung pada efisiensi yang dihasilkan
oleh PV tersebut. Apabila PV memiliki efisiensi yang baik, maka daya yang
11
dihasilkan akan maksimal dan rugi-rugi akan semakin kecil. PV dengan
efisiensi yang tinggi dan rugi-rugi yang kecil inilah yang bisa dikatakan PV
yang baik. Efisiensi pada PV dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
insolasi matahari (I), Luas kolektor PV (Ac) dan daya kolektor yang dimiliki
PV.
Secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut : 颇= (31)fV.3故品
dimana, 颇 = efisiensi PV
(IV)max = daya kolektor maksimum (W)
I = Insolasi matahari (W/a挠)
Ac = luas kolektor PV (a挠)
Daya output yang dihasilkan oleh fotovoltaik bervariasi tergantung pada
energi band gap masing-masing bahan semikonduktornya (Green, 1998).
Tabel III.1 Karakteristik fotovoltaik
Jenis Material Energi
Band Gap
(eV)
�nú Ė �n rgr
Silikon (Si) 1,11 24 8
Indium Phosphide
(InP)
1,25 23 3
Gallium Arsenide
(GaAs)
1,35 24 1
Cadmium Telluride
(CdTe)
1,45 21 7
Gallium Phosphide
(GaP)
2,25 17 1
Cadmium Sulfide
(CdS)
2,40 16 7
Nilai efisiensi sebuah modul surya juga sangat tergantung kepada nilai Peak
Sun Hour (PSH). PSH sangat subyektif tergantung pada karakteristik
12
lingkungan termasuk lamanya penyinaran matahari dan indeks kecerahan di
suatu tempat. Besarnya nilai PSH bisa diperoleh mengikuti rumus berikut : 官管寡= 素 3.伸∆棍/32
Di mana :
Ī adalah intensitas matahari pada jam tertentu pada bulan tertentu
Δt adalah rentang waktu di mana matahari memiliki intensitas rata-rata harian
Ī
IR adalah intensitas matahari untuk pengujian standar PV (1000 W/a挠)
Berdasarkan pada struktur kristalnya, maka sel PV dari bahan silikon dapat
dibedakan menjadi 3 macam :
• Sel monokristalin : efisiensi tinggi (16%), memiliki stabilitas yang bagus
tetapiharganya mahal.
• Sel multikristalin : efisiensi lebih rendah (13%),
• Sel amorf : proses produksi jauh lebih mudah dibanding kedua tipe di atas,
tetapi dengan efisiensi sel PV paling rendah.
Faktor pengoperasian fotovoltaik
Beberapa faktor dari pengoperasian fotovoltaik agar mendapatkan nilai yang
maksimum sangat tergantung pada:
a. Ambient temperature udara
Temperature panel fotovoltaik hanya berperan ketika aturan signifikan dalam
menentukan keluaran panel surya, secara khas, kita akan mengharapkan
panel fotovoltaik untuk beroperasi lebih efisien dengan temperature yang
lebih besar. Tetapi pada gambar dibawah ini digambarkan sebaliknya.
13
Seperti yang digambarkan diatas, keluaran akan meningkat dengan penurunan
temperature. Ada banyak faktor yang menetukan mengapa ini muncul. Alasan
yang besar adalah pergerakan elektron dan lubang pada meterial
semikonduktor. Ketika temperature meningkat, Peningkat elektron dan
lubang didalam pergerakan material akan menurun secara signifikan.
Pergerakan elektron didalam silikon semikonduktor panel surya akan
menurun dari 1700 规a挠/ 6Ŗ̜棍 sec pada 27 °C hingga 440 规a挠/ 6Ŗ̜棍 sec
pada 227 °C dimana pergerakan lubang menurun dari 600 规a挠/ 6Ŗ̜棍 sec
pada 27 °C hingga 200 规a挠/ 6Ŗ̜棍 sec pada 227 °C. Pengujian temperature
ini tidak sesuai dengan kondisi operasi tetapi dilakukan untuk memperoleh
titik yang tepat bahwa pergerakan elektron dan lubang menurun ketika
temperature meningkat. Temperature juga menyebabkan pita celah energi
material semikonduktor meningkat. Foton dari matahari menghasilkan
elektron dalam pita valensi semikonduktor dengan energi melompati celah
energi didalam material semikonduktor. Dengan lebih besar celah ergy,
electron akan membutuhkan energi lebih dari foton didalam matahari untuk
mencapai pita konduksi.
Sebuah fotovoltaik dapat beroperasi secara maksimum jika temperature sel
tetap normal pada 25 derajat Celsius. Kenaikan temperature lebih tinggi dari
temperature normal pada fotovoltaik akan melemahkan tegangan Voc.
Gambar 2.9 menunjukan setiap kenaikan temperature fotovoltaik 10 derajat
celcius dari 25 derajat celsius akan berkurang sekitar 0,4 % pada total tenaga
yang di hasilkan atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan
temperature sel per 10 derajat Celsius.
14
Radiasi matahari
Radiasi matahari di bumi pada lokasi yang berbeda akan bervariable dan
sangat tergantung dengan keadaan sepektrum matahari ke bumi. Insolasion
matahari akan banyak berpengaruh terhadap arus (I) dan sedikit terhadap
tegangan (v).
Radiasi matahari atau yang sering disebut irradiation merupakan karakteristik
yang berhubungan dengan jumlah energi yang mencapai ke permukaan tanah.
Radiasi yang mencapai permukaan bumi pada kondisi kondisi ideal adalah
1000 W/a挠. Tetapi, nilai ini dapat berubah secara signifikan tergantung
dimana letak geografis suatu daerah, sudut matahari dan jumlah awan yang
mencegah seluruh energi matahari untuk mencapai permukaan bumi. Karena
panel fotovoltaik sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang dipancarkan
dari matahari, keluaran fotovoltaik dipengaruhi oleh perubahan radiasi.
15
Kita dapat melihat pada gambar, radiasi atau intensitas cahaya yang diberikan
maka keluaran panel fotovoltaik akan semakin kecil pula. Tetapi hanya arus
keluaran. Hal ini karena pembangkitan arus sebanding dengan fluks foton.
Jika cahaya berkurang pada panel fotovoltaik, maka fluks foton akan lebih
rendah dibanding cahaya matahari yang lebih kuat mengasilkan pengurangan
arus yang dibangkitkan.
Disisi lain tegangan sangat sulit dipengaruhi oleh perubahan radiasi.
Kenyataannya, Perubahan sangat kecil yang didalam perubahan tegangan
diabaikan dan tidak diperhitungkan secara lebih pada aplikasi praktisnya.
Tegangan hubung terbuka adalah level tegangan pada titik dimana tidak ada
arus yang mengalir. Oleh karena itu, tegangan apapun tidak tergantung dari
perubahan fluks foton yang menghasilkan tegangan yang sedikit lebih rendah
dari tegangan hubung terbuka. Radiasi matahari sangat penting sebagai faktor
prediksi kurva karakteristik V-I tetapi suhu panel juga berperan sangat
penting pada pengaturan prediksi kurva karakteristik V-I.
c. Kecepatan angin bertiup
Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi fotovoltaik akan sangat membantu
terhadap pendinginan temperature permukaan fotovoltaik sehingga
temperature dapat terjaga dikisaran 25 derajat Celsius.
Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap,
uap air udara, kabut dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus
listrik dari fotovoltaik.
e. Orientasi panel kearah matahari secara optimum
Orintasi dari rangkaian panel kearah matahari secara optimum adalah sangat
penting untuk menghasilkan energi yang maksimum. Selain arah orientasi
sudut orientasi ( tilt engle ) dari panel juga sangat mempengaruhi hasil energi
yang maksimum. Untuk lokasi yang terletak di belahan utara latitude, maka
16
panel sebaiknya diorientasikan ke selatan. Begitu juga yang letaknya di
belahan selatan latitude, maka panel sebaiknya diorientasikan ke utara.
Walaupun panel diorientasikan ke barat atau ke timur akan tetap
menghasilkan energi, tetapi tidak akan menghasilkan energi yang maksimum.
Posisi letak fotovoltaik terhadap matahari (tilt engle)
Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan modul surya
secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum ± 1000 w/m2 atau 1
kw/m2. Untuk mempertahankan ke tegak lurusan antara sinar matahari
terhadap panel surya dibutuhkan pengaturan posisi modul surya, karena sun
altitude akan berubah setiap jam dalam sehari.
Maksimum Power Point Tracking (MPPT)
Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah suatu sistem yang
digunakan untuk mencari titik maksimum dari tegangan dan arus keluaran
didapat daya keluaran yang maksimal pada panel fotovoltaik.[] Daya keluaran
yang maksimal ini akan menghasilkan rasio daya yang tinggi dan mengurangi
rugi-rugi suatu fotovoltaik.
Adapun prinsip kerja dari MPPT adalah dengan mengubah titik operasi pada
kurva karakteristik P-V dari panel surya dengan menaikkan dan menurunkan
tegangan kerja fotovoltaik. Apabila dalam suatu sistem fotovoltaik, tegangan
kerja fotovoltaik jatuh pada daerah disebelah kiri Vmp (tegangan kerja lebih
kecil daripada tegangan Vmp), maka tegangan kerja fotovoltaik akan
dinaikkan sampai mencapai Vmp, begitu juga sebaliknya apabila tegangan
kerja fotovoltaik lebih besar daripada Vmp (tegangan kerja lebih besar
daripada Vmp), maka tegangan kerja fotovoltaik akan diturunkan sampai
17
mencapai Vmp. Setelah mencapai tegangan maximum point, secara otomatis
daya keluaran pada fotovoltaik juga akan menjadi maksimal.
Sistem Maksimum Power Point Tracking (MPPT) sepenuhnya adalah
sebuah devais elektronik yang dapat mengubah-ubah titik operasi dari panel
surya. Menginagat perubahan level radiasi fotovoltaik berubah-ubah setiap
waktu diharap MPPT dapat bekerja secara dinamis dalam mencari titik daya
maksimum. Adapun yang bertugas untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan adalah DC/DC konverter, dengan mengatur duty ratio/duty cycle
(D) yang digunakan untuk switching pada konverter DC/DC. Sehingga
dengan mengatur nilai D diharapkan dapat menemukan titik daya maksimum
dari panel surya.
Sistem Pendukung PV
DC-DC Konverter Tipe Cuk
Salah satu aplikasi elektronika daya adalah konverter DC-DC atau
yang lazim di sebut DC Chopper.[15] Konverter DC-DC berfungsi untuk
mengkonversi tegangan masukan searah konstan menjadi tegangan keluaran
searah yang dapat divariasikan berdasarkan perubahan duty cycle rangkaian
kontrol chopper-nya.
Dc chopper digunakan untuk mengubah sumber tegangan dc yang tetap
menjadi tegangan dc yang variabel dengan mengatur kondisi on-off (duty
cycle) rangkaian dc chopper melalui rangkaian kontrol PWM, komponen
yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain
adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor,
MOSFET, IGBT, GTO.
18
Sumber tegangan dc dapat diperoleh dari baterai, atau dengan menyearahkan
sumber tegangan ac yang kemudian dihaluskan dengan filter kapasitor untuk
mengurangi riak.
Kelebihannya terutama pada pengubah daya secara jauh lebih efisien dan
pemakaian komponen yang ukurannya lebih kecil.
Blok diagram dc chopper dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1 Blok diagram sistem dc chopper[10]
Baterai
Baterai adalah alat untuk menyimpan energi listrik, prinsip kerjanya
mengubah energi listrik menjadi energi kimia pada saat menyimpan, dan
mengubah energi kimia menjadi energi listrik pada saat digunakan. Baterai
yang paling umum digunakan dalam sistem fotovoltaik adalah tipe lead acid
(asam timbal), termasuk dalam baterai sekunder yang bisa diisi ulang.
Baterai ini tersusun atas beberapa sel elektrokimia, tiap sel memiliki
tegangan nominal sekitar 2 volt, jadi pada baterai dengan tegangan nominal
12 volt tersusun atas 6 sel yang dihubungkan secara seri. Sel terdiri atas plat
positif yang terbuat dari lead dioxide (PbO2), dan plat negatif yang terbuat
dari metallic sponge lead (Pb), keduanya merupakan material aktif, plat
sering disebut juga dengan elektroda. Plat dipisahkan oleh separator yang
merupakan sekat pemisah, digunakan untuk menjaga plat dari kontak listrik
19
dan hubung singkat. Plat dibenamkan di suatu wadah tertutup dengan larutan
elektrolit sebagai media penghantar yang memungkinkan aliran arus melalui
perpindahan ionik, atau perpindahan elektron diantara plat, elektrolitnya
berupa larutan asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Susunan baterai lead acid
secara umum ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Susunan sel baterai[3]
Pada waktu pengisian baterai (charge), PbO2 akan berkumpul pada
anoda, Pb berkumpul pada katoda dan mengakibatkan jumlah dari asam sulfat
relatif bertambah sehingga bila diukur berat jenisnya (spesific grafity) akan
lebih besar dari satu. Ketika terjadi pengisian berlebih, pada baterai akan
terbentuk gas hidrogen dan gas oksigen yang cukup berbahaya. Pada saat
proses pengosongan (discharge) akan terbentuk PbSO4 yang berkumpul di
anoda dan di katoda (Gambar 2.10) , sehingga jumlah asam sulfat berkurang
sedangkan jumlah air dalam elektrolit bertambah dan bila diukur harga SG
(spesific grafity) akan mendekati satu. Persamaan kimia yang terjadi dalam
baterai ketika terjadi pengisian dan pengosongan muatan listrik adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Karakteristik unjuk kerja baterai dapat ditentukan dengan beberapa
parameter. Kapasitas baterai adalah b
dikeluarkan oleh baterai. Kapasitas energi suatu baterai diukur dalam ampere
jam (Ah), didapatkan dengan mengalikan arus pengosongan dalam ampere
pada perioda waktu tertentu
artinya secara ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesa
jam pemakaian. Pada pemakaian sehari
dicapai akibat pengaruh temperatur, SG elektrolit, serta usia pakai dari
baterai. Tegangan cut
diijinkan untuk beroperasi.
nominal baterai untuk pengisian atau pengosongan terhadap perioda waktu
dalam jam. Contohnya, pengosongan 4 ampere untuk nominal baterai 100 Ah
disebut juga C/20.
Gambar 2.10 Proses charger dan discharge pada baterai[1][ 19]
Karakteristik unjuk kerja baterai dapat ditentukan dengan beberapa
parameter. Kapasitas baterai adalah besarnya energi yang dapat disimpan dan
baterai. Kapasitas energi suatu baterai diukur dalam ampere
, didapatkan dengan mengalikan arus pengosongan dalam ampere
pada perioda waktu tertentu. Misalkan, kapasitas baterai 100 Ah 12 Volt
artinya secara ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 5 Ampere selama 20
jam pemakaian. Pada pemakaian sehari-hari kondisi tersebut tidak dapat
dicapai akibat pengaruh temperatur, SG elektrolit, serta usia pakai dari
cut-off adalah tegangan paling rendah dimana baterai
perasi. Rate of charge/discharge adalah rasio kapasitas
nominal baterai untuk pengisian atau pengosongan terhadap perioda waktu
dalam jam. Contohnya, pengosongan 4 ampere untuk nominal baterai 100 Ah
20
Karakteristik unjuk kerja baterai dapat ditentukan dengan beberapa
esarnya energi yang dapat disimpan dan
baterai. Kapasitas energi suatu baterai diukur dalam ampere
, didapatkan dengan mengalikan arus pengosongan dalam ampere
. Misalkan, kapasitas baterai 100 Ah 12 Volt
r 5 Ampere selama 20
hari kondisi tersebut tidak dapat
dicapai akibat pengaruh temperatur, SG elektrolit, serta usia pakai dari
adalah tegangan paling rendah dimana baterai
adalah rasio kapasitas
nominal baterai untuk pengisian atau pengosongan terhadap perioda waktu
dalam jam. Contohnya, pengosongan 4 ampere untuk nominal baterai 100 Ah
21
Ukuran baterai terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya daya
yang lebih. Baterai tersebut mengalami proses siklus menyimpan dan
mengeluarkan, tergantung pada ada atau tidak adanya sinar matahari. Selama
waktu adanya matahari, array panel menghasilkan daya listrik. Daya yang
tidak digunakan dengan segera dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama
waktu tidak adanya matahari, permintaan daya listrik disediakan oleh baterai.
Untuk mengetahui baterai dengan kapasitas berapa yang dibutuhkan, dapat
dilakukan penghitungan menggunakan persamaan 乖d>= 顾棍 � 柜雇关雇 � 1瑰d棍 Dimana :
Kap = kapasitas Baterai (Ah pada Vker)
Bt = total konsumsi energi (Watt-jam/hari)
n = jumlah hari dapat menyimpan energi
DOD = depth of discharge, jumlah muatan relatif yang dapat disalurkan
Baterai
Vbat = tegangan kerja baterai
Beberapa hal perlu menjadi pertimbangan saat melakukan pemilihan baterai
yang akan digunakan. Hal tersebut termasuk efisiensi pengisian baterai, SOC
(State of Charge-jumlah muatan relatif baterai yang tersedia 0-100 %), Dept
of Discharge (DOD-jumlah muatan yang disalurkan baterai saat terisi penuh),
dan umur siklus baterai. Umur siklus baterai dibedakan menjadi 2, yaitu
baterai siklus dangkal dan baterai siklus dalam. Baterai siklus dangkal
didesain untuk kebutuhan 15% DOD harian. Sedangkan baterai siklus dalam
didesain untukn kebutuhan 80% DOD harian. Disarankan menggunakan
“Deep Discharge Battery”, pilih juga baterai yang memilki DOD reguler 40%
dan dapat memasok energi selama 3-4 hari ketika tidak ada matahari dengan
DOD maksimum 80-90 % (Djojodihardjo, 2001).
State of charge (SOC) menyatakan perbandingan antara sisa muatan yang
masih dapat dipergunakan dengan muatan pada kapasitas penuh. SOC
biasanya dinyatakan dalam persen. 100 % menunjukkan muatan baterai
penuh, 50 % untuk setengah penuh, 0 % muatan habis (complete discharge).
22
Urutan dari discharging kembali sampai pada SOC semula disebut sebagai
satu cycle. Depth of discharge (DOD) dalam satu cycle tergantung keperluan
penggunaan baterai. DOD merupakan suatu batas maksimal pelepasan
muatan dari baterai dan jika dalam keadaan ini baterai masih beroperasi maka
akan terjadi kerusakan pada baterai.
2.2 Battery Charger Regulator (BCR)[3]
Fungsi utama dari BCR adalah mengatur proses pengisian dan
pengosongan baterai agar baterai terhindar dari kerusakan. Pengaturan ini
dilakukan dengan cara memutuskan hubungan sumber (modul fotovoltaik) ke
baterai ketika tegangan baterai telah mencapai titik mati tegangan atas (High
Voltage Disconect). Jika pada tegangan titik mati atas (HVD) baterai tetap
terhubung dengan sumber, maka akan dapat mengakibatkan air baterai (accu
zuur) menjadi panas dan menguap sehingga jika dibiarkan akan berkurang
dan habis yang akan menurunkan tegangan dan merusak sel-sel elektrokimia
dalam baterai.
Pengaturan juga dilakukan dengan memutuskan hubungan baterai
dengan beban ketika tegangan baterai telah mencapai titik mati tegangan
bawah (Low Voltage Disconect). Hal ini dilakukan agar State Of Charge
(SOC) baterai tidak berkurang melebihi daerah yang direkomendasikan
dengan mengacu pada adanya variasi besar dan waktu pengisian energi dari
matahari. Rangkaian untuk batteray charger regulator dapat dilihat pada
gambar 2.11.
Gambar 2.11 Rangkaian BCR.[3]
23
Sebagian besar sistem fotovoltaik membutuhkan suatu BCR. Akan tetapi
terdapat suatu keadaan khusus ketika BCR tidak dibutuhkan. Perancangan
sistem untuk operasi tanpa BCR harus benar-benar dipahami sebab sangat
beresiko terhadap pengisian berlebih dan pengosongan berlebih pada baterai.
Terdapat 2 keadaan yang memungkinkan tidak diperlukannya pengatur
pengisian pemuatan baterai, yaitu :
1. Ketika digunakannya “ modul self-regulating” bertegangan rendah pada
iklim yang biasa.
2. Ketika kapasitas baterai sangat besar dibandingkan kapasitas array
fotovoltaik.
Battery Charge Regulator (BCR) yang dipilih haruslah memenuhi
persyaratan persyaratan teknik antara lain :
• Kapasitas maksimum input dan output
• Mempunyai tegangan maksimal dan minimum untuk pemutusan hubungan
• Konsumsi daya yang rendah
• Mempunyai proteksi terhadap adanya hubungan singkat dan beban
berlebih
• Mempunyai blocking diode dan sesuai dengan kapasitas maksimum
Logika Fuzzy
2.2.5.1 Pengertian Logika Fuzzy
Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar-samar. Suatu
nilai dapat bernilai besar atau salah secara bersamaan. Dalam Fuzzy dikenal
derajat keanggotaan yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1(satu).
Berbeda dengan himpunan tegas yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya atau tidak).
Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bias bernilai benar atau salah
secara bersama. Namun berapa besar keberadaan dan kesalahan suatu
tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika Fuzzy memiliki
derajat keanggotaan dalam rentang 0 hingga 1. Berbeda dengan logika digital
24
yang hanya memiliki dua nilai 1 atau 0. Logika Fuzzy digunakan untuk
menterjemahkan suatu besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa
(linguistic), misalkan besaran kecepatan laju kendaraan yang diekspresikan
dengan pelan, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Dan Logika Fuzzy
menunjukan sejauh mana suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu nilai itu
salah. Tidak seperti Logika klasik crisp/tegas, suatu nilai hanya mempunyai 2
kemungkinan yaitu merupakan suatu anggota himpunan atau tidak. Derajat
keanggotaan 0 (nol) artinya nilai bukan merupakan anggota himpunan dan 1
(satu) berarti nilai tersebut adalah anggota himpunan.
Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu
ruang input kedalam suatu ruang output, mempunyai nilai kontinyu. Fuzzy
dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran.
Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah
pada waktu yang sama (Kusumadewi. 2010). Logika Fuzzy memungkinkan
nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih,
dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti "sedikit", "lumayan"
dan "sangat" (Zadeh 1965). Kelebihan dari teori logika fuzzy adalah
kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning).
Sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik
dari objek yang akan dikendalikan.
Himpunan Fuzzy
Dalam teori logika Fuzzy dikenal himpunan Fuzzy (Fuzzy set) yang
merupakan pengelompokan sesuatu berdasarkan variabel bahasa (linguistic
variable), yang dinyatakan dalam fungsi keanggotaan. Didalam semesta
pembicaraan (universe of discourse) U, fungsi keanggotaan dari suatu
himpunan Fuzzy tersebut bernilai 0 sampai dengan 1.
Himpunan fuzzy (fuzzy set) adalah sekumpulan obyek x dimana
masing masing obyek memiliki nilai keanggotaan (membership function) “µ”
atau disebut juga dengan nilai kebenaran. Jika X adalah sekumpulan obyek
dan anggotanya dinyatakan dengan x maka himpunan fuzzy dari A di dalam X
adalah himpunan dengan sepasang anggota atau dapat dinyatakan dengan
25
故 = {µA(�) | �∶ �∈X,故(�)∈[0,1]∈ℜ}
(2.33)
Contoh, jika A = “bilangan yang mendekati 10” dimana:
A= {(x, µA(�)) | µA(�) = (1+(x-102)-1}
A= {(0,0.01),....,(5,0.004),....,(10,1),....,(15,0.04),...}
Maka grafik yang mewakili nilai µA(�) adalah
Gambar 2.17 Grafik himpunan fuzzy untuk bilangan yang mendekati 10
Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu :
1. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang memiliki suatu keadaan atau
kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : MUDA,
PAROBAYA, TUA.
2. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu
variabel seperti : 5, 10, 15 dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,
yaitu :
1. Variabel fuzzy
Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem
fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dan lain-lain.
2. Himpunan fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang memiliki suatu kondisi atau
keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: Variabel temperatur
terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu: DINGIN, SEJUK, NORMAL,
HANGAT dan PANAS.
26
Gambar 2.18 Himpunan fuzzy pada variabel temperatur
3. Semesta Pembicaraan
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan
himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton
dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa
bilangan positif maupun negatif. Contoh semesta pembicaraan:
a. Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +∞]
b. Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur: [0 40]
4. Domain
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diizinkan dan boleh
dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Semesti halnya semesta
pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa
naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat
berupa bilangan positif maupun negatif. Contoh domain himpunan fuzzy:
a. DINGIN = [0, 20]
b. SEJUK = [15, 25]
c. NORMAL = [20, 30]
d. HANGAT = [25, 35]
e. PANAS = [30, 40]
Operator Dasar Zadeh untuk Operasi Himpunan Fuzzy[6,12]
Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang
didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi
himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan
sering dikenal dengan nama fire strength atau �-predikat. Ada 3 operator
dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu AND, OR dan NOT
(Kusumadewi,2010).
Misalkan himpunan A dan B merupakan dua himpunan fuzzy pada
semesta pembicaraan U dengan fungsi keangotaan µA(x) dan µB(x) untuk
27
setiap x Є X. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi himpunan A dan B
disebut juga sebagai fire strength atau α-predikat.
Adapun operasi-operasi dasar himpunan fuzzy terdiri dari :
1. Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. �–
predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan
mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunanhimpunan
yang bersangkutan.
Gabungan (union) dari dua himpunan fuzzy A dan B adalah himpunan fuzzy
dengan derajat keanggotaan elemenya diberikan sebagai berikut
( ) ( ( ), ( ))A B A Bu Max u um m mÈ = (2.38)
Gambar 2.24 Operasi Union Himpunan Bagian A dan B
2. Irisan dari dua himpunan fuzzy A dan B adalah himpunan fuzzy dengan
derajat keanggotaan elemnnya diberikan sebagai berikut
( ) ( ( ), ( ))A B A Bu Min u um m mÇ = (2.39)
Gambar 2.25 Operasi Irisan Himpunan Bagian A dan B
3. Komplemen dari himpunan fuzzy A dengan derajat keanggotaan Am (u)
didefinisikan sebagai himpunan fuzzy yang terletak pada semesta yang sama
dengan derajat keanggotaan.
( ) 1 ( )A Au um m= -
Operator-operator Alternatif
28
Pada dasarnya, ada 2 tipe operator alternatif, yaitu operator alternatif
yang didasarkan pada transformasi aritmatika, seperti : mean, product, dan
bounded suml; dan operator alternatif yang didasarkan pada transformasi
fungsi yang lebih kompleks, seperti : Kelas Yager dan Sugeno.
Fuzzy Reasoning[6,12]
Dalam membuat suatu keputusan logika fuzzy akan selalu didasarkan
dari aturan-aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Fuzzy reasoning
biasanya dilakukan menggunakan aturan if-then. Aturan-aturan fuzzy
mendefinisikan hubungan antara variable masukan dan keluaran linguistik
fuzzy. Aturan terdiri dari dua bagian anteceden dan konsquen, sebuah aturan
yang umum misalnya
Pada aturan fuzzy diatas input1, input2, dan output adalah variabel fuzzy,
sedang kecil, negatif_besar, dan nol adalah variabel linguistik. AND adalah
operasi hubungan, operasi ini menyatukan hasil dalam bagian premis.
Hubungan umum yang lainnya adalah union OR dan komplemen NOT.
Sistem Inferensi Fuzzy
Sistem inferensi fuzzy adalah sebuah kerangka kerja perhitungan yang
berdasar pada konsep teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy If-Then, dan
pemikiran fuzzy. Sistem inferensi fuzzy ini telah berhasil di aplikasikan pada
berbagai bidang, seperti kontrol otomatis, klasifikasi data, analisis keputusan,
sistem pakar, prediksi time series, robotika dan pengenalan pola. Sistem
inferensi fuzzy juga dikenal dengan berbagai nama seperti fuzzy rule based
system (sistem berbasis aturan fuzzy), fuzzy expert system (sistem pakar
fuzzy), fuzzy model, fuzzy associative memory, fuzzy logic controler
(pengendali logika fuzzy) dan sistem fuzzy sederhana. Struktur dasar dari
sistem inferensi fuzzy berisi tiga komponen konseptual:
29
1. Dasar aturan yang mana berisi sebuah pemilihan aturan fuzzy.
2. Database yang mendefinisikan fungsi keanggotaan yang digunakan dalam
aturan fuzzy.
3. Mekanisme pemikiran yang mengerjakan prosedur inferensi terhadap aturan
dan kenyataan yang diketahui untuk menurunkan output atau kesimpulan
yang masuk akal.
Sistem inferensi fuzzy dapat mengambil input fuzzy ataupun crisp, tetapi
outputnya hampir selalu menghasilkan himpunan fuzzy. Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp.
Metode Sugeno
Penalaran dengan metode SUGENO (konsekuen) sistem tidak berupa
himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode
ini diperkenalkan oleh Takagi- Sugeno Kang pada tahun 1985.
a. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol
Secara umum bentuk model fuzzy SUGENO Orde-Nol adalah:
IF (x1 is A1) · (x2 is A2) · (x3 is A3) · ...... · (xN is AN) THEN z=k
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k
adalah suatu konstanta (tegas) sebagai konsekuen.
b. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu
Secara umum bentuk model fuzzy SUGENO Orde-Satu adalah:
IF (x1 is A1) · ...... · (xN is AN) THEN z = p1*x1 + … + pN*xN + q
30
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah
suatu konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam
konsekuen. Apabila komposisi aturan menggunakan metode SUGENO, maka
deffuzifikasi dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya.
Pembuatan Aturan-Aturan Fuzzy[6,12]
Aturan-aturan fuzzy merupakan sekumpulan pernyataan linguistik
yang menggambarkan bagaimana FIS tersebut membuat keputusan
berdasarakan pengklasifasian masukan atau pengontrolan keluaran. Aturan-
aturan fuzzy selalu ditulis pada bentuk berikut
if (input1 adalah fungsi keanggotaan 1) and/or (input2 adalah fungsi 2)
and/or ... then(outputn adalah fungsi keanggotaan keluaran)
2.4.7.2 Fuzzifikasi[6,12]
Tujuan utama dari fuzifikasi adalah untuk memetakan masukan-
masukan dari sensor-sensor atau fitur-fitur pada nilai dari 0 sampai 1
menggunakan sebuah himpunan fungsi keanggotaan. Pada contoh gambar
2.13 terdapat 2 masukan, x0 dan y0. Masukan masukan ini dipetakan menjadi
angka-angka fuzzy dengan menggambarkan sebuah garis dari masukan
menuju fungsi keanggotaan diatasnya dan menandakan titik irisannya.
Fungsi keanggotaan masukan-masukan ini dapat merepresentasikan
konsep fuzzy seperti “besar”, “kecil, “panas”, “dingin” dan sebagainya.
Contohnya x0 dapat berupa energi EMG yang datang dari depan telapak
tangan dan y0 dapat berupa energi EMG yang datang dari belakang telapak
tangan. Fungsi-fungsi keanggotaan dapat merepresentasikan besarnya jumlah
tensi yang datang dari otot atau dapat pula kecilnya jumlah. Ketika memilih
fungsi keanggotaan, definisi besar atau kecil dapat berbeda untuk tiap
masukan.
2.4.7.3 Konsequen
Konsequen dari aturan fuzzy dapat dihitung menggunakan 2 langkah:
31
1. Menghitung rule strength dengan mengkombinasikan masukan yang telah
terfuzifikasi menggunakan proses-proses kombinasi.
2. Memotong fungsi anggota keluaran pada rule strength.
2.4.7.4 Mengkombinasikan Keluaran-Keluaran Menjadi sebuah Distribusi
Keluaran
Keluaran dari seluruh aturan-aturan fuzzy harus dikombinasikan
untuk mendapatkan satu distribusi keluaran fuzzy. Biasanya, tapi tidak selalu,
diselesaikan dengan menggunakan fuzzy “OR”. Gambar 2.13 dan 2.14
merupakan contoh penggunaan operator OR ini. Fungsi keanggotaan keluaran
yang berada pada sisi kanan dari gambar dikombinasikan menggunakan fuzzy
OR dan menghasilkan satu distribusi keluaran seperti ditunjukkan pada
gambar dibawahnya.
2.4.7.5 Defuzifikasi[6,12]
Lazimnya banyak kasus yang mengharapkan keluaran dari FIS
Mamdani berupa sebuah nilai tegas. Misalnya, ketika seseorang ingin
mengklasifikasikan sebuah huruf yang digambarkan dengan tangan pada
sebuah tablet gambar, FIS tentunya harus memberikan keluaran tegas untuk
memberitahukan komputer huruf apa yang telah digambarkan tersebut. Ada 2
teknik umum yang sering digunakan pada proses Defuzifikasi di FIS
Mamdani:
1. Pusat Massa (Center of Mass). Teknik ini menggunakan fungsi 2.41 untuk
mendapatkan nilai tegas dari suatu distribusi keluaran
1
1
( )
( )
q
j c jjq
c jj
Z u Zz
u Z
=
=
=åå
(2.41)
Dimana z adalah pusat massa dan uc adalah anggota di kelas c dengan
nilai zj. Contoh keluaran dari perhitungan ini ditunjukkan pada gambar
berikut
32
Gambar 2.27 contoh penggunaan defuzifikasi dengan pusat massa
2. Rerata Maksimum(Mean of Maximum). Teknik ini menggunakan fungsi 2.42
untuk mendapatkan nilai tegas dari suatu distribusi keluaran
1
lj
j
zz
l=
= å (2.42)
Dimana z merupakan rerata maksimum, zj adalah titik dimana fungsi
keanggotaan bernilai maksimum, dan l adalah banyaknya distribusi keluaran
yang sampai pada tingkat maksimum. Contoh keluaran dari perhitungan ini
ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar 2.28 Contoh penggunaan defuzifikasi rerata maksimum
6.3 Gambaran Blok Perancangan Alat
Pada dasarnya teknologi yang diterapkan pada simulasi Maksimum
Power Point Tracking ini menggunakan teknologi pengaturan dc-dc chopper
untuk menaikkan dan menurunkan tegangan dan arus keluaran fotovoltaik
untuk mencari titik daya keluaran maksimum dari fotovoltaik. Phothovoltaic
memiliki karakteristik hubungan arus dan tegangan yang tak linier, dimana
perbandingan antara arus dan tegangan berbanding terbalik. Sehingga
diperlukan suatu peralatan yang mampu mengatur tegangan dan arus keluaran
33
fotovoltaik pada titik perkalian maksimum atau pada titik Vmp dan Imp. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggatur duty cycle pada peralatan dc-dc
konverter dengan menggunakan suatu algoritma.
Algoritma yang digunakan pada tugas akhir ini adalah algoritma fuzzy
sugeno orde 0. Referensi yang digunakan pada algoritma ini menggunakan
tegangan dan arus referensi keluaran dari chopper. Perancangan simulasi ini
dapat diliat apa gambar berikut :
Gambar 7 Blok Diagram Rangkaian Maksimum Power Point Tracking
34
X. Daftar Pustaka
1. Balogh Laszlo, Design And Application Guide For High Speed MOSFET
Gate Drive Circuits.
2. Callebaut Jean, Power Quality and Utilisation Guide, www.leonardo-
energi.org, 2007
3. Jung-gi Lee, Sun-kyoung Lim, Kwang-hee Nam, Dong-ik Choi, Design
Method of an Optimal Induction Heater Capasitance for Maximum Power
Dissipation and Minimum Power Loss Caused by ESR.
4. Kang C.H., Sakamoto H., Harada K, A Half-Bridge Converter using
Series-Resonant Technology and Saturable Inductor Commutation, Energi
Electronic Laboratory Sojo University, Japan, 2001.
5. Kazimierczuk Marian K, Czarkowski Darius, Resonant Power Converter,
John Wiley and Sons, Inc.
6. Lister, Rangkaian dan Mesin Listrik, Penerbit Erlangga,Jakarta,1993.
7. M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and Aplication 2nd,
Prentice-Hall International Inc, 1988.
8. Rudnev Valery, Loveless Don, Cook Raymond, Handbook of Induction
Heating, Marcel Decker, Inc, New York, 2003.
9. Sippola Mika, Developments for the High Frequency Power Transformer
Design and Implementation .
10. Wildi Toldore. Electrical Machine, Driver, and Power Systems, Prentice-
Hall International Inc, 1981.