13
A.3. Mikroskop polarisasi Menggunakan cahaya terpolarisasi guna menganalisa struktur yang birefringent.Birefringence - suatu property spesimen yang transparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut. Jika 2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar ke atas dan putar relatif terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2 dataran tertransmisi bertemu, yang akan tampak cerah. Pada 90o terhadap orientasi ini, semua cahaya akan berhenti (gelap). MINERAL OPTIK Ilmu pengetahuan mineralogi menitikberatkan pada studi tentang pengamatan dan pendeskripsian minera-mineral penyusun batuan yang merupakan litologi dari permukaan bumi. Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping

Mikroskop Polarisasi n Mineral Optik

  • Upload
    veny

  • View
    2.193

  • Download
    13

Embed Size (px)

Citation preview

A.3. Mikroskop polarisasi Menggunakan cahaya terpolarisasi guna menganalisa struktur yang birefringent.Birefringence - suatu property spesimen yang transparan dengan 2

indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya

terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu

dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut.

Jika 2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar ke atas dan putar relatif

terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2 dataran tertransmisi bertemu, yang akan tampak

cerah. Pada 90o terhadap orientasi ini, semua cahaya akan berhenti (gelap).

MINERAL OPTIK

Ilmu pengetahuan mineralogi menitikberatkan pada studi tentang pengamatan dan

pendeskripsian minera-mineral penyusun batuan yang merupakan litologi dari permukaan bumi.

Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral

penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini

adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa

hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang

dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa

komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator,

polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam,

ada beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert.

Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan, pada

prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam pengamatan biologi.

Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi.

Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor

yang paling penting adalah warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna

yang khusus.

Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu

difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap bagian adalah sangat

peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya

ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu,

minyak dan kotoran lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa butir debu yang betapapun kecilnya

akan dapat dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.

1.Bagian – Bagian Mikroskop Polarisasi 1.1 Kaki Mikroskop

Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop, bentuknya ada yang bulat dan

ada yang seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga

digunakan untuk menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki

mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.

1.2 Substage Unit 1.2.1 Polarisator atau ” lower nicol ”

Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran polaroid. Berfungsi untuk menyerap

cahaya secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah

bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian

hingga arah getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.

1.2.2Diafragma Iris

Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang diteruskan

dengan cara mengurangi atau menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan

faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena

kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif berbeda.

Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin

diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil mungkin untuk

pengamatan “garis becke”.

1.2.3Kondensor Terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”.

Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk memberikan cahaya memusat yang

datang dari cermin di bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar

dari jalan cahaya apabila

tidak digunakan/difungsikan.

Fungsi kondensor lebih lanjut akan dibahas pada bab konoskop.

1.2.4 Meja Objek

Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya sebagai jalan masuknya

cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat

berputar pada sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0

sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan

perputaran meja pada sumbunya (centering).

1.3Tubus Mikroskop Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit teropong. Terdiri atas beberapa bagian antara lain : 1.3.1 Lensa Objektif

Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi untuk menangkap dan

memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi

terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan

pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang

100x.

1.3.2 Lubang Kompensator

Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan kompensator, suatu

bagian yang digunakan untuk menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa

atau gips yang menipis ke arah depan

sehingga pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi pada mineral. 1.3.3 Analisator

Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan polarisator, dan terbuat

dari bahan yang sama juga, hanya saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator

(nikol sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)

1.4Lensa Amici Bertrand

Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja,

untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada

bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan

memfokuskan pada lensa okuler.

1.5Lensa Okuler

Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop,

berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai

tempat kita mengamati medan pandang. Pada lensa ini

biasanya terdapat benang silang, sebagai pemandu dalam

pengamatan dan pemusatan objek pengamatan.

Gambar 1.1 Mikroskop Polarisasi 2.Sifat Optik Mineral Pembentuk Batuan

2.1Oli vi n •

Abu2 agak kehijauan-transparan •

Relief tinggi •

Bentuk poligonal/prismatik •

Pecahan tak beraturan, tanpa belahan •

WI orde II •

Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin 1.1Pi roksen

1.1.1 Klinopiroksen A. Biotit

Warna Abu-abu kecoklatan, hitam •

Sayatan sejajar bidang c •

Gelapan miring diopsid 37-44o •

belahan 1 arah A. Augit •

Warna hitam •

Sayatan tegak lurus c •

Gelapan miring augit 45-54o •

belahan 2 arah masing-masing 90o

Gambar 2.1 Thin Section of Augite 1.1.1 Ortopiroksen A. Hipersten Sifat optik sama dengan klinopiroksen Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring) TO sumbu 2 (-) hipersten Gambar 2.2 Hipersten B. Enstatit TO sumbu 2 (+) enstatit 1.1.1 Hornblende

Warna kehijauan/kecoklatan •

relief tinggi •

pleokroisme kuat (dikroik/trikroik) •

belahan 1 arah atau 2 arah 120o •

bentuk prismatik (biasanya memanjang) •

gelapan miring 12-30o Gambar 2.3 Hornblende 1.1.1 Biotit •

Warna Abu-abu kecoklatan, hitam •

Sayatan sejajar bidang c •

Gelapan miring diopsid 37-44o •

Belahan 1 arah Gambar 2.4 Biotit 1.1.1 Plagioklas •

Colorles tapi agak keruh •

relief rendah-sedang •

kembaran albit atau carlsbad-albit •

WI abu2 terang orde I •

TO sumbu 2 (-) dan (+) 1.1.1 Ortoklas

Gambar 2.6 Kuarsa 1.1.1 Kalsit •

Colorless •

Belahan sempurna tiga arah •

Bias ganda sangat tinggi •

TO I (-) Gambar 2.7 Kalsit 1.1.1 Garnet Gambar 2.8 Garne

DAFTAR PUSTAKA Staff Asisten Mineralogi dan Kristalografi. 2010. Buku Panduan Praktikum Mineralogi dan Kristalografi. UNDIP: Semarang Arief, Ario. 2009. http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/mineral-optik.html (diakses 28 April 2010, pukul 23.12 WIB) Haryadi, Heru. 2009. http://heruharyadi27.blogspot.com/search?updated- min=2009 (diakses 3 April 2010, pukul 11.00 WIB) http://one2land.wordpress.com/2010/03/19/mikroskop-polarisasi/ (diakses 3 April 10.10 WIB)