Upload
deski-riki
View
216
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KETERLIBATAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT MEMBACA ANAK
DITINJAU DARI PENDEKATAN STRES LINGKUNGAN
Soejanto Sandjaja
Minat membaca anak Sekolah Dasar masih rendah dan belum ada
cara yang efektif untuk meningkatkannya. Keterlibatan orang tua
diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak. Dalam keluarga
miskin, keterlibatan orang tua menjadi berkurang karena orang tua
mengalami stres tingkat tinggi, sehingga mereka kurang dapat
meningkatkan minat membaca anak. Namun keluarga miskin yang
mendapat dukungan sosial, mereka dapat mengatasi stres keluarga
dan mau terlibat untuk menolong anak dalam membaca sehingga
minat membaca anak juga meningkat.
Pendahuluan
Tiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca dan Hari
Kunjung Perpustakaan. Melalui peingatan itu diharapkan masyarakat menjadi gemar
membaca, khususnya anak-anak Sekolah Dasar (SD); sebab membaca adalah kunci untuk
keberhasilan belajar siswa di sekolah. Kemampuan membaca dan minat membaca yang
tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.
Sejak tahun 1995 sampai sekarang, media massa selalu memuat berita mengenai
minat membaca masyarakat, terutama minat membaca anak-anak SD. Misal harian Suara
Merdeka menulis tajuk rencana dengan judul Kegemaran Membaca Belum Seperti Yang
Diharapkan (Suara Merdeka, 1995). Kompas memuat artikel Rumah Baca, Upaya
Menumbuhkan Minat Baca (Kompas, 1995) dan Pikiran Rakyat (2000) melalui tulisan
Wakidi yang berjudul Minat Membaca Anak Sekolah Dasar juga ikut prihatin dengan
minat membaca anak SD yang rendah. Media elektronik seperti televisi juga ikut
menayangkan iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan minat membaca
Tulisan di surat kabar dan tayangan iklan layanan masyarakat di televisi pada
intinya menyuarakan kepihatinan terhadap minat membaca anak-anak yang masih rendah.
Padahal masalah minat membaca merupakan persoalan yang penting dalam dunia
pendidikan. Anak-anak SD yang memiliki minat membaca tinggi akan berprestasi tinggi
di sekolah, sebaliknya anak-anak SD yang memiliki minat membaca rendah, akan rendah
pula prestasi belajarnya (Wigfield dan Guthrie, 1997).
1 2
Hampir tiap tahun orang tua diingatkan untuk menanamkan dan menumbuhkan
minat membaca anak melalui media massa, namun keluhan bahwa minat membaca anak
tetap rendah masih selalu terdengar. Nampaknya belum ditemukan cara yang efektif
untuk melibatkan orang tua dalam menolong meningkatkan minat membaca. Belum
banyak diteliti mengenai faktor-faktor yang menentukan bagaimana cara melibatkan
orang tua untuk meningkatkan minat membaca anak. Pemahaman terhadap faktor-faktor
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk
meningkatkan keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan minat membaca anak di
keluarga masing-masing.
Kesulitan untuk melibatkan orang tua menjadi makin bertambah pada keluarga
dengan sosial ekonomi rendah. Krisis ekonomi, bencana alam dan kerusuhan di beberapa
daerah di Indonesia menambah jumlah keluarga miskin sehingga mereka tersisih dari
kehidupan kota dan tinggal di kantong-kantong kemiskinan. Mereka sering mengalami
pertengkaran dalam masalah keuangan keluarga sehingga mengalami stres tiap hari. Stres
ini mkin bertambah tinggi oleh stres kerja, tinggal di daerah kumuh, panas, bising dan
sesak, persoalan kegagalan pendidikan anak dan laju kelahiran anak yang sulit
dikendalikan. Tumpukan stres ini menyita dan membuang energi orang tua untuk hal
yang negatif dan perhatian mereka tidak terpusat untuk terlibat menolong anak dalam
membaca sehingga minat membaca anak tidak tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka secara berurutan akan dibahas
mengenai minat membaca anak, pendekatan stres lingkungan dan yang terakhir pengaruh
keterlibatan orang tua terhadap minat membaca anak ditinjau dari pendekatan stres
lingkungan.
Minat Membaca Anak
Aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan oleh
minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator
yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas
dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspekaspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. 3
Meichati (1972) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai
individu secara mendalam untuk tekun melalukan suatu aktivitas.
Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa
konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada manfaat dari obyek tersebut.
Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap
obyek tersebut.
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa
huruf dan kata. Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal
kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses
membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca anak adalah
suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap
kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya
sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat
membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.
Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa
keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku
bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan
kesadaran akan manfaat membaca.
Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat
membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik
dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas
membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan
membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab
minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat
dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak. Keluarga merupakan
lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina
minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca
dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat.
Mulyani (1978) berpendapat bahwa tingkat perkembangan seseorang yang paling
menguntungkan untuk pengembangan minat membaca adalah pada masa peka, yaitu
sekitar usia 5 s/d 6 tahun. Kemudian minat membaca ini akan berkembang sampai dengan
masa remaja. 4
Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan
kebiasaan keluarga pada masa peka tersebut. Anak usia 5 s/d 6 tahun senang sekali
mendengarkan cerita. Mula-mula mereka tertarik bukan pada isi ceritanya, tetapi pada
kenikmatan yang diperoleh dalam kedekatannya dengan orang tua. Ketika duduk bersama
atau duduk di pangkuan orang tua, anak merasakan adanya kasih sayang dan kelembutan.
Suasana yang menyenangkan dan didukung oleh buku cerita yang penuh gambar-gambar
indah akan membuat anak menjadi tertarik dan senang menikmati cerita dari buku.
Melalui proses imitasi, anak akan suka menirukan aktivitas membacakan cerita yang
dilakukan oleh orang tuanya. Peniruan ini akan semakin diulang bila anak juga sering
melihat orang tua melakukan aktivitas membaca. Anak akan meniru gaya dan tingkah
laku orang tua dalam membaca. Kemudian setelah anak mampu membaca sendiri, maka
ia akan senang sekali mempraktekkan kemampuan membacanya dengan membaca sendiri
buku-buku yang tersedia di rumah. Kemauan untuk membaca buku atas inisiatif diri
sendiri ini adalah awal tumbuhnya minat membaca anak. Perkembangan selanjutnya dari
minat membaca ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca anak, yaitu
faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay,
1980). Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi usia,
jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.
Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi
ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi
orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya
anak
Ada perbedaan minat anak terhadap buku bila ditinjau dari usia kronologis anak.
Ediasari (Ayahbunda, 1983) berpendapat bahwa pada usia antara dua sampai dengan
enam tahun anak-anak menyukai buku bacaan yang didominasi oleh gambar-gambar
yang nyata. Pada usia tujuh tahun anak menyukai buku yang didominasi oleh gambargambar dengan bentuk tulisan besar-besar dan kata-kata yang sederhana dan mudah
dibaca. Biasanya pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan membaca permulaan dan
mereka mulai aktif untuk membaca kata. Pada usia 8 s/d 9 tahun, anak-anak menyukai
buku bacaan dengan komposisi ganbar dan tulisan yang seimbang. Mereka biasanya
sudah lancar membaca, walaupun pemahaman mereka masih terbatas pada kalimat
singkat dan sederhana bentuknya. Kemudian pada usia 10 s/d 12 tahun anak lebih
menyukai buku dengan komposisi tulisan lebih banyak daripada gambar. Pada usia ini 5
kemampuan berpikir abstrak dalam diri anak mulai berkembang sehingga mereka dapat
menemukan intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan isinya kepada orang lain.
Munandar (1986) menemukan ada perbedaan minat anak terhadap isi cerita
ditinjau dari perkembangan usia kronologis anak. Pada usia 3 s/d 8 tahun anak menyukai
buku cerita yang berisi mengenai binatang dan orang–orang di sekitar anak. Pada masa
ini anak bersikap egosentrik sehingga mereka menyukai isi cerita yang berpusat pada
kehidupan di seputar dirinya. Mereka juga menyukai cerita khayal dan dongeng. Pada
usia 8 – 12 tahun anak menyukai isi cerita yang lebih realistik.
Munandar juga menemukan ada perbedaan umum antara minat membaca anak
laki-laki dan perempuan dalam sifat dan tema cerita, walaupun perbedaan ini tidak
bersifat pilah sama sekali; artinya anak-anak perempuan juga menikmati bacaan anakanak laki-laki dan sebaliknya. Pada umumnya anak-anak perempuan menyukai buku
cerita dengan tema kehidupan keluarga dan sekolah. Anak-anak laki-laki lebih menyukai
buku cerita mengenai pertualangan, kisah perjalanan yang seram dan penuh ketegangan,
cerita kepahlawanan dan cerita humor.
Faktor institusional memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan minat
membaca anak. Keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi, mampu menggunakan
tingkat pendidikannya yang tinggi untuk memperoleh informasi mengenai buku-buku
yang perlu untuk perkembangan kognitif dan afektif anak. Didukung oleh penghasilan
mereka yang cukup tinggi, maka orang tua dapat menyediakan buku-buku bacaan untuk
anak dengan jenis yang beragam. Slavin (1998) menemukan ada perbedaan aktivitas
orang tua dalam membimbing anak antara keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi
dengan status sosial ekonomi rendah. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi
memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering
memberi penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak. Mereka juga mampu
menjadi model yang bagus dalam berbicara dan aktivitas membaca. Orang tua sering
membaca bersama anak, memberika pujian kepada anak saat anak membaca buku atas
inisiatif sendiri, membawa anak ke toko buku dan mengunjungi perpustakaan dan mereka
menjadi model bagi anak dengan lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk
membaca.
Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah sering memberi contoh negatif
dalam berbicara, terutama saat mereka bertengkar karena keterbatasan keuangan
keluarga. Mereka juga jarang memuji anak ketika anak membaca, bahkan orang tua
memiliki pengharapan rendah terhadap keberhasilan sekolah anak sehingga mereka tidak 6
mau terlibat untuk membantu pekerjaan rumah anak atau tugas sekolah yang lain. Akibat
selanjutnya anak menjadi tidak berprestasi di sekolah dan hal ini menambah tekanan
keluarga ketika orang tua dipanggil ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan
kegagalan pendidikan anak. Nampak bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah mengalami stres yang tinggi.
Pendekatan Stres Lingkungan
Pendekatan stres lingkungan sering digunakan secara luas dalam psikologi
lingkungan. Stresor seperti kebisingan, kepadatan penduduk dan kesesakan, tekanan
kerja, bencana alam, polusi dll adalah lingkungan aversif yang mengancam kesejahteraan
manusia. Sebagai variabel mediator, stres didefiniskan sebagai reaksi terhadap
lingkungan aversif (Bell dkk, 1996). Reaksi tersebut meliputi komponen emosi, perilaku
dan fisiologis. Komponen fisiologis sering dinamakan stres sistemik, sedangkan
komponen emosi dan tingkah laku dinamakan stres psikologis. Karena stres sistemik dan
stres psikologis adalah saling berkaitan dan tidak terjadi sendiri-sendiri, maka psikolog
lingkungan biasanya memadukan keduanya dalam satu teori yang dinamakan model stres
lingkungan. Dalam model ini, stresor menunjuk kepada komponen lingkungan sedangkan
response stres menunjukkan reaksi yang disebabkan oleh komponen lingkungan.
Ada tiga karakteristik utama stresor, yaitu peristiwa kataklismik (cataclysmic
events), stres personal (personal stressors) dan stresor latar belakang (background
stressors). Kejadian atau peristiwa kataklismik memiliki beberapa karakteistik dasar,
yaitu biasanya terjadi secara tiba-tiba dengan sedikit tanda-tanda atau bahkan tidak ada
tanda-tanda akan terjadi suatu peristiwa. Pengaruhnya sangat kuat sehingga muncul
response universal dan melibatkan sejumlah besar orang. Kekuatan kataklismik yang
mendadak menimbulkan rasa bingung pada korban, biasanya membutuhkan usaha sangat
besar untuk melakukan koping secara efektif. Koping stres yang efektif berupa afiliasi
satu sama lain dengan cara berbagi pendapat dan rasa. Bila koping tidak berhasil maka
akan muncul ketidakberdayaan dan sikap pasif. Contoh peristiwa kataklismik adalah
bencana alam, perang, kebocoran nuklir, kebakaran hebat dll.
Stresor personal meliputi kesakitan, kematian suami atau istri atau anak yang
disayangi, pemutusan hubungan kerja dll yang biasanya dialami oleh seseorang dan
membawa pengaruh yang buruk. Strategi koping yang efektif untuk stresor personal
biasanya adalah dukungan sosial. 7
Background stressors dibedakan menjadi dua, yaitu daily hassles yang sering
dinamakan juga stresor mikro, bersifat stabil dan intensitasnya rendah; misalnya adalah
kehilangan barang, terlambat kerja, tekanan karena pekerjaan rumah tangga dan hal-hal
lain yang bersifat rutin; dan ambient stressors atau stresor kronis yang bersifat global,
misalnya polusi air dan udara, kebisingan, kepadatan dan kesesakan tempat hunian,
kemacetan lalulintas dll yang bersifat masalah masyarakat pada umumnya.
Smet (1994) menemukan ada beberapa stresor dalam keluarga, yaitu perselisihan
dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, perbedaan yang tajam dalam
menentukan tujuan, kebisingan karena suara radio, televisi atau tape yang dinyalakan
dengan suara keras sekali, keluarga yang tinggal di lingkungan yang terlalu sesak, dan
kehadiran adik baru. Stresor lain dalam keluarga adalah kehilangan anak yang disayangi
akibat bencana alam, kesakitan atau kecelakaan, kematian suami atau istri.
Burr dan Klein (1994) menemukan ada enam stresor dalam stres keluarga, yaitu
perekonomian keluarga menjadi bangkrut, anak mengalami cacat fisik atau mental
sehingga harus di rawat di rumah sakit, remaja yang sulit dididik sehingga harus dibawa
ke psikiater, anak yang mengalami penyempitan otot, ketidaksuburan pasangan suami dan
istri, perubahan peran dalam rumah tangga.
Karakteristik response stres meliputi response fisiologis, strategi koping dan
adaptasi. Response fisiologis bersifat otomatis dan menurut Selye (dalam Bell dkk, 1996)
ada tiga tahap sindrome adaptasi umum yaitu tahap reaksi alarm, tahap resistensi dan
tahap kelelahan. Reaksi alarm terhadap stresor bersifat proses otomatis, misal detak
jantung meningkat, pengeluaran adrenalin, keringat dingin dll. Tahap resistensi juga
dimulai dengan proses otomatis untuk menghadapi stresor, misal pada udara yang panas,
secara otomatis tubuh mengeluarkan keringat. Bila mekanisme keseimbangan tidak
tercapai, maka akan terjadi tahap ketiga, yaitu tahap kelelahan yang mengakibatkan
beberapa penyakit seperti tukak lambung, pembengkakan adrenal dan gagal ginjal.
Strategi koping adalah perpaduan antara fungsi dari faktor individu dan
situasional, meliputi melarikan diri dari stresor, serangan fisik atau verbal, dan kompromi.
Pada dasarnya ada dua kategori strategi koping, yaitu aksi langsung atau berfokuskan
pada masalah, misal mencari informasi, melarikan diri / menghindari stresor, mencoba
memindahkan atau menghentikan stresor; dan paliatif atau berfokuskan emosi, misal
menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti penyangkalan, rasionalisasi, reaksi
formasi dll, penggunaan obat-obatan, relaksasi dll. Adaptasi terjadi ketika stimulus
aversif muncul berulang kali dan response stres terhadap stresor menjadi makin lemah 8
dan bertambah lemah. Proses berikutnya setelah adaptasi adalah terjadi aftereffects, yaitu
akibat jangka panjang setelah stresor berhenti.
Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari
Pendekatan Stres Lingkungan
Dalam keluarga yang miskin, penghasilan suami dan atau istri yang rendah sering
menjadi pemicu pertengkaran dalam keluarga. Akibat lebih lanjut dari pertengkaran
adalah suami dan istri menjadi saling tidak peduli. Orang tua dengan tingkat pendidikan
yang rendah ternyata sulit untuk mengendalikan kelahiran anak, sehingga jumlah
kelahiran anak menjadi bertambah (Semaoen, Hani, Kiptiyah, 2000). Kehadiran anak atau
adik baru bagi anak yang lebih tua menimbulkan stres bagi ibu dan ayah. Ibu akan
merasakan stres selama kehamilan, apalagi bila anak yang dikandung adalah anak yang
ketiga atau keempat dimana muncul rasa bersalah tidak mentaati program Keluarga
Berencana, dan pasca melahirkan. Stres pada ayah berkaitan dengan rasa kuatir akan
berubahnya interaksi antara suami dan istri dan timbul kekuatiran akan tambahan beaya
hidup.
Biasanya keluarga miskin ini tinggal di kantong-kantong kemiskinan dengan luas
rumah yang sangat terbatas, kumuh, panas, bising dan sesak. Tinggal di lingkungan yang
terlalu sesak dapat menimbulkan stres dan akibat selanjutnya orang menjadi kurang suka
menolong orang lain (Bell dkk, 1996).
Keluarga yang tinggal di daerah slums, biasanya tetap memiliki gambaran
kualitas rumah yang ideal. Mereka biasanya masih mendambakan rumah berkualitas
dengan ciri-ciri adanya kontinuitas, yaitu rasa memiliki rumah secara permanen; ada
privasi, ada tempat untuk mengekspresikan diri, identitas personal yaitu berkaitan dengan
simbol diri mereka dan keinginan untuk menunjukkan rumah kepada orang lain; relasi
sosial, kehangatan dan tempat untuk berteduh dan berlindung (Smith, 1994). Ketiadaan
ruang untuk ekspresi diri, yaitu untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian anak;
maupun kehangatan yang ditandai dengan adanya suasana persahabatan dan dukungan
untuk berprestasi, menghalangi orang tua untuk menolong anak dalam aktivitas membaca
maupun aktivitas belajar yang lain.
Perselisihan dalam keluarga, perasaan saling tidak peduli, kesesakan karena
keterbatasan luas rumah dan terlalu banyak anak, kebisingan, kurang ruang untuk
ekspresi diri dan kehangatan merupakan stresor yang kuat dalam keluarga miskin. Stresor 9
ini masih ditambah dengan adanya interaksi orang tua dengan fihak lain di luar
lingkungan rumah, yaitu tekanan kerja di tempat kerja. Ada konflik antara tuntutan kerja
dengan tuntutan keluarga. Keluarga menuntut penghasilan yang lebih tinggi untuk
menutup beaya kehidupan sehari-hari, sedangkan di tempat kerja orang tua juga dituntut
untuk lebih profesional dalam bekerja namun tidak mampu karena keterbatasan tingkat
pendidikan dan kekurangan ketrampilan kerja.
Stresor yang lain adalah pengalaman stres anak-anak di sekolah. Orang tua
jarang terlibat untuk membantu anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah maupun
aktivitas belajar anak yang lain menyebabkan anak tidak mampu mengerjakan pekerjaan
rumah. Ketidakbiasaan membuat pekerjaan rumah menjadikan anak tidak terlatih
sehingga anak sering gagal dan ditertawakan bila harus mengerjakan tugas di depan kelas.
Dua hal ini menjadikan anak juga mengalami stres. Orang tua juga akan bertambah stres
ketika dipanggil oleh pihak sekolah guna mempertanggungjawabkan kegagalan
pendidikan anak.
Stres dalam keluarga berinteraksi dengan stres dari luar lingkungan rumah
menimbulkan stres tingkat tinggi dalam diri orang tua. Hal ini menyita waktu orang tua
dan membuang energi dan perhatian mereka sehingga secara psikologis mereka tidak
mampu untuk terlibat menolong anak dalam aktivitas membaca. Ketidakterlibatan orang
tua dalam aktivitas membaca mengakibatkan minat membaca anak tetap rendah (Grolnick
dkk, 1997).
Penelitian Grolnick dkk ini berbeda dengan hasil penemuan Morrow dan Young
(1997) yang menemukan bahwa kegiatan membaca bersama antara anak dan orang
tuanya berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program membaca
bersama antara orang tua dan anak, anak-anak menjadi suka mengisi waktu luangnya
dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama orang dewasa yang lain, suka
membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di perpustakaan sekolah.
Kondisi sosial ekonomi keluarga dalam penelitian Morrow dan Young juga tergolong
rendah, namun mereka merasa mendapat dukungan sosial melalui program membaca
keluarga. Buku-buku dan perlengkapan membaca merupakan dukungan instrumental
untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua agar terlibat secara efektif
dalam program membaca keluarga merupakan dukungan informatif yang sangat berguna
bagi orang tua untuk memberikan dukungan penghargaan dan emosi kepada anak saat
mereka membaca bersama. 10
Penutup
Pendekatan stres lingkungan dapat digunakan untuk menolong memprediksikan
bermacam-macam akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan fisik, sosial
maupun psikologis. Namun perlu dicermati bahwa pendekatan stres lingkungan secara
tunggal sering menimbulkan kekaburan dalam mengidentifikasi stresor. Model stres
lingkungan juga sering sulit secara pasti memprediksikan strategi koping yang akan
digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stresor, sebab antara satu keluarga dengan
keluarga lain mungkin berbeda walaupun tinggal dalam lingkungan dan kondisi sosial
ekonomi sama. Ketergantungan pada konteks keluarga dan adanya perbedaan individual
masih merupakan suatu tantangan psikologi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayahbunda, Jakarta, September No. 18, 1983
Bell, P.A., Greene, T.C., Fisher, J.D., and Baum, A. 1996. Enviromental Psychology.
Fourth Edition. Orlando : Harcourt Brace College Publishers.
Burr, W.C., and Klein, S.R. 1994. Reexamining Family Stress : New Theory and
Research. California : Sage Publishers, Inc.
Grolnick, W.S., Benjet, C., Kurowski, C.O., and Apostoleris, N.H. 1997. Predictors of
Parent Involvement in Children’s Schooling. Journal of Educational
Psychology. 89 ( 3), 538 – 548.
Harris, A., and Sipay, E. 1980. How To Increase Reading Ability.. New York : Longman,
Inc.
Juel, C. 1988. Learning to Read and Write : A Longitudinal Study of 54 Children from
First through Fourth Grade. Journal of Educational Psychology, 80 (4), 437 –
447.
Kompas, Jakarta, 22 Januari 1995
Lilawati, 1988. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca
dari Orang Tua dan Inteligensi dengan Minat Membaca Pada Anak Kelas V
Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada.
Meichati, S. 1978. Motivasi Pembaca. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Morrow, L..M., and Young, J. 1997. A Family Literacy Program Connecting School and
home : Effects on Attitude, Motivation and Literacy Achievement. Journal of
Educational Psychology, 89 ( 4), 736 - 742. 11
Mulyani, A.N. 1981. Pembinaan Minat Baca dan Promosi Perpustakaan. Berita
Perpustakaan Sekolah, I, 24 – 29.
Munandar, S.C.U. 1986. Memupuk Minat Untuk Membaca. Jakarta : IKAPI.
Pikiran Rakyat, Bandung, 15 Juli 2000
Semaoen, I., Hani, E.S. dan Kiptiyah, S.M. 2000. Strategi Orang tua Di Perdesaan Miskin
dalam Upaya Peningkatan Kualitas Anak. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, 12 ( 1 ), 10
– 17.
Sinambela, N.L. 1993. Hubungan Minat Membaca dengan Kreativitas Pada Siswa-siswi
Kelas II SMP Negeri 5 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Slavin, R. 1998. Educational Psychology : Theory and Practice. Fourth Edition. Boston :
Allyn and Bacon.
Smeth, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT : Gramedia
Smith, S.G. 1994. The Essential Qualities of Home. Journal of Enviromental
Psychology, 14, 31 – 46.
Suara Merdeka, Semarang, 15 September 1995.
Wigfield, A., and Guthrie, J.T. 1997. Relations of Children’s Motivation for Reading to
the Amount and Breadth of Their Reading. Journal of Educational P
http://www.pandjipurnama.com/jurnal/artikel1.pdf
Pada zaman sekarang ini internet bukanlah sesuatu yang sangat istimewa sebagaimana pada waktu pertama kalinya internet diperkenalkan kepada masyarakat. Teknologi internet tidak hanya dinikmati oleh kalangan cendikiawan atau pelajar saja. Anak usia SD pun pada zaman sekarang ini sudah mengenal teknologi internet.
Disadari atau tidak internet telah melakukan perubahan di dalam masyarakat, bahkan internet telah menjadi bagian kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan pelajar yang sehari-harinya diliputi oleh tugas-tugas yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan membaca buku yang banyak yang tentunya akan membuang waktu yang lama.
Manfaat dan Dampak Negatif Penggunaan Internet Terhadap Prestasi SiswaTidak semua infomasi yang ada di internet menyajikan informasi-informasi yang positif saja tetapi juga terdapat informasi-informasi yang bersifat negatif. Di bawah ini adalah uraian manfaat dan dampak penggunaan internet :
Manfaat InternetMedia internet sebagai media komunikasi yang banyak digunakan di seluruh dunia. Dengan adanya internet seorang siswa bisa mengadakan studi banding dengan sekolah-sekolah lain seperti tukar-menukar informasi pelajaran maupun yang lainnya, dengan begitu seorang siswa yang memiliki kekurangan didalam pelajaran maupun prestasi maka dengan sering berkomunikasi dengan siswa yang berprestasi maka akan memberikan suatu motivasi yang kuat terhadap siswa yang kurang berprestasi sehinggga siswa yang kurang berprestasi menjadi lebih terpacu semangatnya untuk lebih giat lagi belajar.
Dampak Negatif Interneta.) MalasKarna mudah mencari informasi diinternet sehingga mengakibatkan timbulnya rasa malas dikalangan siswa untuk membaca buku yang ada perpustakaan, maupun buku-buku pelajaran karna mereka merasa diinternet sudah ada semuanya.
b.) PornografiAnggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Hal ini karena akses internet bersifat bebas dan mudah diakses oleh siapa saja sehingga situs-situs pornografi yang tidak boleh ditonton oleh kalangan dibawah umur (belum menikah) terutama siswa. Hal ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan prestasi siswa.
c.) KriminalDengan terdapatnya gambar-gambar pornografi dan kekerasan di internet bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal. Hal ini bisa kita lihat dengan banyaknya terjadi tawuran dikalangan siswa
d.) Penipuan.Seorang siswa yang memiliki pengetahuan yang minim akan mudah terpengaruh dengan iklan-iklan yang terdapat didalam internet yang pada akhirnya akan merugikan mereka sendiri.
e.) Ketergantungan.Dengan adanya internet ini membuat siswa semakin malas untuk membaca buku yang memiliki kelengkapan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan internet. Hal ini mengakibatkan ketergantungan siswa didalam menggunakan internet.
Permasalahan Internet di Dunia Pendidikan
Tidaklah selamanya internet dapat diperoleh dengan mudah oleh setiap orang termasuk juga di Dunia Pendidikan. Tidak semua intelektual dapat mengoperasikan internet dengan baik, bahkan ada juga yang tidak bisa menggunakan internet sama sekali. Oleh karena itu, dibawah ini merupakan hambatan yang terjadi :
Kurangnya penguasaan bahasa Inggris.Sebagian besar informasi di internet tersedia dengan menggunakan bahasa Inggris. Untuk mengatasi hal ini maka orang yang akan mengakses internet paling sedikitnya harus mengerti bahasa Inggris.
Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Solusi untuk hal ini adalah haruslah banyak disediakan situs-situs terutama pendidikan yang menggunakan bahasa Indonesia di dalam memberikan informasinya.
Akses Internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Misalnya dengan memberikan subsidi dari pemerintah untuk institusi pendidikan.
Akses Internet masih susah diperoleh. Akibatnya, siswa atau pelajar yang berada di kota kecil atau pelosok yang belum tersentuh internet akan ketinggalan informasi.
Guru belum siap. Di Indonesia masih banyak guru yang belum bisa mengakses internet. Jika setiap guru di Indonesia membuat soal dua saja dan menyimpannya di internet, maka akan ada ribuan bahkan jutaan soal yang dapat dipergunakan untuk latihan soal di kelas
*) Tulisan ini dikirim oleh Abu Talha Al, seorang guru SD di SD Negeri 006 Sagulung, Kota Batam
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2013/03/pengaruh-internet-terhadap-prestasi.html#ixzz2ZH7Bm8YO
i
PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI
CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA
PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH
JOHOREJO KECAMATAN GEMUH
KABUPATEN KENDAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
SITI ROICHAH
NIM: 093111271
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Siti Roichah
NIM : 093111271
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Materai
6000
Siti Roichah
NIM: 093111271NOTA PEMBIMBING Semarang, 9 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi
naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah
terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal
Nama : Siti Roichah
NIM : 093111271
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam Sidang
Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag
NIP.19580815987031002ABSTRAK
Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah
terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal
Penulis : Siti Roichah
NIM : 093111271
Skripsi ini membahas Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah
terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam)
Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. kajianya
dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar pada materi cerita sejarah yang
mempengaruhi prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Studi ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimanakah minat belajar siswa
pada materi cerita sejarah di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? (2) Bagaimanakah
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam)
Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? (3) Adakah pengaruh minat belajar siswa pada materi
cerita sejarah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? Permasalahan tersebut dibahas
melalui studi lapangan pada siswa Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah. Madarasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tersebut dijadikan sumber
data untuk mendapatkan potret dan jawaban pengaruh minat belajar siswa pada
materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten
Kendal. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, angket, dan
dokumentasi. Semua data dianalisis dengan analisis statistik dengan rumus product
moment.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat minat belajar siswa diperoleh mean
yaitu 29. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variable minat belajar siswa
dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32. (2) Prestasi siswa pada prestasi
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diperoleh mean yaitu 85,73 dan dibulatkan
menjadi 86. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel tentang Prestasi
siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kategori cukup yaitu
pada interval 82 – 142. (3) Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh
positif minat belajar siswa terhadap peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r
observasi adalah 0,47049. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga rteoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam
taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442.KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap
prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal” dengan baik tanpa
mengalami kendala yang berarti.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis
sanjungkan kepada Khotamu Anbiya`Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan
mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil
dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya
usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak
akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Program Kualifikasi S1 Guru
R.A. dan Madrasah.
4. Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag. selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti.
5. Segenap Dosen dan Karyawan IAIN Walisongo Semarang atas segala
didikan, bantuan, dan kerjasamanya.
6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
7. Suamiku Mukhozin yang telah memberikan semangat dan dorongan
8. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi.9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan
do`a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di IAIN
Walisongo Semarang.
Harapan dan do`a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima
Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 Juni 2011
Siti Roichah
NIM: 093111271DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6
B. Kerangka Teoritik ................................................................... 24
C. Rumusan Hipotesis .................................................................. 25
BAB III METODE PENELITAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... 29
D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 29
E. Teknis Pengumpulan Data ....................................................... 31
F. Teknis Analisis Data ............................................................... 35
BAB IV ANALISIS
A. Diskripsi Pola Hasil Penelitian ................................................ 38
B. Pegujian Hipotesis .................................................................. 47
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 50D. Keterbatasan Penelitian............................................................ 51
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 52
B. Saran ........................................................................................ 53
C. Penutup .................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP1
BAB I
PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI
CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM)
MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah
mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei
2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan
pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah.1 Hal ini
sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan pendidikan,
bagian ke satu (umum), pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah / madrasah”.2
Setiap orang tua yang mensekolahkan anaknya menginginkan
anaknya berprestasi yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah
suatu hal yang mudah. Karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain, Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari
dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan,
minat dan sebagainya. Faktor itu berwujud juga sebagai kebutuhan dari
1
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalan Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2000),
hlm. 90
2 UUSPN No. 20 tahun 2003, hlm. 272
anak. Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti
kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru,
media, sarana dan prasarana belajar. Firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat:
11
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” (QS. Ar-Ra’d: 11).
3
Ayat diatas mejelaskan bahwa perubahan pada diri seseorang tidak
akan terwujud apabila tidak di sertai dengan usaha pada dirinya. Begitu juga
halnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak akan mendapatkan
prestasi yang diharapkan apabila tidak disertai dengan kemauan yang kuat
untuk belajar dalam diri siswa.
Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi
tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap
melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang
dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila
ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.4
Dalam hal ini minat belajar pada materi cerita sejarah merupakan
salah satu landasan penting bagi siswa dalam memperoleh prestasi mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Apalagi pada anak kelas VI (enam)
dalam menghadapi ujian baik Ujian Akhir Madrasah (UAM) maupun Ujian
Akhir Sekolah (UAS). Tuntutan itu sangatlah dirsakan oleh guru atau siswa
ketika dihadapkan pada target nilai akhir yang harus dicapai.
3 R.H.A. Soenarjo, dkk, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), hlm.
337.
4
S. Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar, (Bandung; Jemmars, 1998) hlm. 58 3
Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar
terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan
tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila
siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek
yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. Seperti yang
diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S. Praja bahwa belajar dengan
minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat.5
Tinggi rendahnya minat belajar siswa pada materi cerita sejarah
dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan
pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. Mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang
materinya berisikan tentang peristiwa sejarah masa lalu, sehingga guru
dituntut untuk memberikan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan metode yang kreatif dan inovatif sehingga siswa tidak merasa bosan
dan jenuh dalam menerima materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Guru
sering terjebak dengan metode pengajaran yang lebih mengarah pada metode
ceramah saja. Padahal metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan siswa
apabila guru yang memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan
dengan kondisi atau keadaan siswa selain itu metode tersebut membuat siswa
kurang kreatif menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika
terjadi kebosanan pada siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa
untuk mengikuti proses belajar.
Minat mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan pelaksanaan
studi yaitu :
1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
3. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar
5 Usman Efendi dan Juhaya S Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1993)
hlm. 1224
4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
5. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.6
Dikarenakan sebagian besar siswa menyatakan bahwa pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membosankan karena hanya
berisikan cerita sejarah, mereka tidak dapat melihat apakah sesungguhnya
makna pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut bagi kehidupannya. Dan
biasanya mereka yang kurang berminat dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam tersebut nilainya kurang memuaskan sedangkan siswa yang berminat
dan memperhatikan nilainya memuaskan
Dari keterangan diatas bahwa pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam bukanlah mata pelajaran yang dianggap momok terutama seorang siswa
kalau dapat disajikan dengan hal yang menarik dan menyenagkan. Hal
tersebut menjadikan pekerjaan rumah bagi seorang guru untuk memberikan
inovasi dalam pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan optimal dan menghasilkan drop out sesuai yang diharapkan, baik dari
seorang guru ataupun dari oranr tua yang menjadikan tujuan awal dalam
mensekolahkan anaknya. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam
kesempatan ini penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul:
PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA
SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH
JOHOREJO
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah minat belajar siswa pada materi cerita sejarah di Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo?
6 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid I, Pusat Belajar Ilmu Berguna,
Yogyakarta, 1998, hlm. 285
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo?
3. Adakah pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap
prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam)
Madrasah Ibtidaiyah Johorejo?
C. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap ada manfaat yang dapat diambil
oleh pihak terkait seperti penulis sendiri, orang tua dan bagi para
pendidik dalam hal ini khususnya guru. Adapun manfaat dalam penelitian
ini adalah :
1. Kepada lembaga pendidikan
Hendaknya lebih mengawasi dan memberikan arahan kepada para guru,
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Kepada guru
Sebagai acuan dan motivasi dalam mengembangkan inovasi pembelajaran
dalam meningkatkan kualitas pendidikan khusunya prestasi siswa pada
bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
3. Kepada siswa
Siswa sebagai obyek dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih pro
aktif supaya timbul rasa suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam.
4. Kepada Peneliti
Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya.
5. Kepada Fakultas
Sebagai bahan evaluasi dalam dunia pendidikan.
.6
BAB II
MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI
CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Kajian Pustaka
1. Minat Belajar Siswa
a. Pengertian Minat Belajar
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belaja
mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan
murid harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam
mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari
hasil sebuah pengajaran.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar
dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadat
pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran
tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tandatanda minat. Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian minat
diantaranya adalah:
Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah “kecenderungan untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat
ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat
dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang
yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada
sesuatu”.1
1 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-
11, hlm. 847
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah “kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.2
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah “kecenderungan
jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan
sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu
itu”.3
Menurut Mahfudh Shalahuddin Minat adalah “perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah
Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang
aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi
sebab dari suatu kegiatan”.4
Menurut Crow dan Crow bahwa “minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.5
Adapun materi cerita sejarah adalah bagian dari mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam pada Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan,
mengarahkan pemahaman, megembangkan kemampuan dasar dan
menghayati isi yang terkandung dalam isi cerita sejarah islamyang
diharapkan dapat membentuk perilaku baik, seperti halnya tokoh dalam
cerita sejarah islam.
Dari uraian diatas penulis simpulkan bahwa materi cerita sejarah
adalah kemauan yang timbul karena rangsangan dari luar, yang
2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, hlm. 136
3 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Almaíarif,
1980), Cet. Ke-4, hlm. 79
4 Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990),
Cet. Ke-1, hlm. 95
5 Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993),
Cet. Ke-4, hlm. 1128
memberikan rasa ingin tahu terhadap sesuatu ha. Dengan penjelasan ini,
seorang guru apabila ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar harus dapat memberikan stimulan agar siswanya mempunyai
keinginan dan berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar
tersebut. Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran,
maka ia akan dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid
merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan
merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut
b. Aspek-aspek Minat Belajar
Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan
sebagai suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian
mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni segala hal yang
berkaitan dengan minatnya tersebut.
Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar
dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian
menghasilkan suatu penilaian-penilaian tertentu terhadap objek yang
menimbulkan minat seseorang.
Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui
proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan
mengenal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap
objek yang dihadapinya.
Hurlock mengatakan minat merupakan hasil dari pengalaman
atau proses belajar.6
Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki
dua aspek yaitu:
1. Aspek kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan
seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep
6 Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1990), hlm. 4229
yang membangun aspek kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa
yang dipelajari dari lingkungan.
2. Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep
kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek
yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar
dalam memotivasikan tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka mint terhadap mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak
lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian
afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika
proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat
adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat
menimbulkan minat.
c. Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah Alat
pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan.7
Kaitannya dengan minat siswa maka indikator adalah sebagai alat
pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Ada beberapa
indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat
dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah.
1. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam misalnya, maka ia
harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sejarah
Kebudayaan Islam. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut.
7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-
10, hlm. 32910
2. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan
yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek
tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek
tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam, maka ia berusaha untuk memperhatikan
penjelasan dari gurunya.
3. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran
karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya
terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya,
teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian
lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang
kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang
berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata.
Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali
Imran sebagai berikut:
“Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau
bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang
diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama kepada gur, ingin selalu bergabung dalam
kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain,
tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu
mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu
terkontrol oleh lingkungannya”.8
8 Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-
1, hlm. 8811
4. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar
dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya
manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam) juga merupakan salah satu indikator minat.
Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Seperti
contoh misalnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak
memberikan manfaat kepada siswa bila Sejarah Kebudayaan Islam
tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya
bila siswa tidak membaca pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah
minatterutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan
sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi
munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa
antara lain:
1. Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,
baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.
Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan
kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9
Seorang
siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir
misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku
tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.
9 D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa,
1993), Cet, Ke-1, hlm.4112
2. Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar
siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama
kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran
tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi
mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa ìminat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula
bidang minat.10
3. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat
adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak
menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,
sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa Minat mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya
tarik baginya.11
Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan
membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa
Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya,
berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan
demi kepentingan murid-muridnya.12
10 Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1989), Cet. Ke-3, hlm 68
11 Slameto, op.cit, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-2, hlm.187
12 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus),
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987), hlm. 9313
Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid
sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid.
Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh
murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian
murid.
Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi
timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar
guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan
memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai
denga tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus
memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya.
4. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga
sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses
perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan
dari keluarga khususnya orang tua.
5. Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah
minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersamasama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang
mereka alami.
6. Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal
ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& 14
Crow bahwa ìminat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari
pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal.13
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat
bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan
iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan
lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.14
7. Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk
para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan
cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat
seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Citacita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang
meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap beruaha untuk
mencapainya.
8. Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat
dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat
menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal
menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain,
kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi
dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah
maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
9. Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang
menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang
13 L. Crow dan A. Crow, op.cit., (Surabaya: Bina Ilmu, 1988), hlm. 352
14 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 13015
memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam
dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dipisahkan dari faktor minat.
10. Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun
media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk
memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah,
gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak
dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari
media massa.
11. Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada
di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang
positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung
upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk
menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru
mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat
hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif
bagi pertumbuhan minat tersebut.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak,asing lagi dalam dunia
pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian
dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan
belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah
dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar
terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan 16
untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga
artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar.
Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah
dilakukan dan dikerjakan. 15 atau dalam definisi yang lebih singkat bahwa
prestasi adalah “hasil yang telah di capai (dilakukan dan dikerjakan)”.16
Senada dengan pengertian di atas, prestasi adalah hasil yang telah di capai
dari apa yang dikerjakan/yang sudah diusahakan.17
Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja.18 Tidak jauh dari pengertian yang
dikemukakan oleh Masíud, Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara
individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.19
Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari
pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata
pelajaran.20 Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang
dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya.21 Sedangkan
menurut Hadari Nawawi prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan murid
15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, hlm. 787
16 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1987), Cet. Ke-10, hlm. 768
17 J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1994), Cet. Ke-2, hlm. 1088
18 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:Usaha
Nasional, 1994), hlm. 20
19 Ibid., h. 21
20 Habeyh, Kamus Populer, (Jakarta: Centre, 1974), hlm. 139
21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1992), Cet. Ke-4, hlm. 2217
untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi.22
Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi
biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau
angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta
didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya
perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk simbol huruf atau angka-angka.
Prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat
sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil
secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang
gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir
dan sebagainya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.23
1. Faktor Internal
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :
a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar,
seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan,
22 Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi
Belajar di SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), hlm. 100
23 Muhibbin Syah, op.cit., hlm 13218
gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan,
khususnya yang disajikan di kelas.
b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa.
Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
1. Intelegensi Siswa
Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan
tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan
rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark
mengemukakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan.24 Sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat
kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
2. Sikap Siswa
Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap
terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa
yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang
diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa.
Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap
guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa
tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang
memuaskan.
24 Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, hlm. 13019
3. Bakat Siswa
Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan
wadah untuk mencapai hasil belaja tertentu. Secara umum bakat
merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
4. Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang
menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,
sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan
pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
5. Motivasi Siswa
Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak
mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan
faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan
yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih
esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng
serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. 20
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan
lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf
administrasi dan teman-teman sekelasnya, yang dapat mempengaruhi
semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman
sepermainan di sekitar perkmpungan siswa juga termasuk lingkungan
sosial bagi siswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi
dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di
capai siswa.
b. Lingkungan non sosial
Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana
aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor pendekata belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,
sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik
hasilnya.21
3. Sejarah Kebudayaan Islam
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat di dalam
kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah: Salah satu bagian mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan
Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life)
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman
dan pembiasaan.25
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)
mempunyai fungsi yang dapat menjelaskan ketercapaian yang tercantum
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di madrasah.
Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)
meliputi:
1. Fungsi edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan
menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.
2. Fungsi keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai
tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.
3. Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam
merancang transformasi masyarakat.26
25 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, (Jakarta:
Departemen Pendidikan nasional, 2004), hlm. 68
26 Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), hlm 222
Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di MadrasahIbtidaiyah
Johorejo memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Agama Islam dan Kebudayaan
Islam pada masa Nabi Muhammad saw. Dan khulafaur Rasyidin kepada
peserta didik, agar ia memiliki konsep yang obyektif dan sistematis
dalam perspektif histories.
2. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.
3. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan
cermatnya atas fakta sejarah yang ada.
4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan
tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.27
b. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI
(enam)
Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan
memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi.
Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat
penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata
pelajaran.
Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo berisi mata pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VI (enam) di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo. Kemampuan ini
berorientasi pada perilaku aspek afektif, peserta didik memiliki: keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sesuai ajaran Agama Islam yang
tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki nilai-nilai demokrasi,
toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan
27 Ibid, hlm 323
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional maupun
global. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan
kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan
berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan
perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal,
regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang
bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.
Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas
VI (enam) juga mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VI (enam). Berdasarkan pokok-pokok pikiran
tersebut, standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah sebagai berikut:
c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)
Secara Efektif
Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan
Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan
terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni
menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian
yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya.
Kelemahan lain, materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam), lebih
terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam
pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi
pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan
afektif. 24
Kendala lain adalah lemahnya sumber daya guru Sejarah
Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih
variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk
mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai
sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VI (enam). Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan
tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas VI (enam) harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif
dan efisien.
Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan
efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk
memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi
atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima
pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memilikikonsentrasi penuh
akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat
informasi lebih lama.
B. Kerangka Teoritik
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat belajar besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan
untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan,
karena minat menambah kegiatan belajar.
Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa maka minat 25
dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang tertentu. Minat belajar pada materi cerita sejarah cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar pada materi cerita
sejarah yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila
seorang siswa mempunyai minat belajar pada materi cerita sejarah yang besar
terhadap suatu bidang Sejarah Kebudayaan Islam ia akan memusatkan
perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk
belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang
studi tersebut. Demikian pula halnya dengan minat siswa pada materi cerita
sejarah terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, apabila seorang
siswa mempunyai minat yang besar terhadap bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya
terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam dan lebih giat dalam
mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan.
Tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa
siswi siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat
dari tokoh Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan
makna sejarah, menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan
pengetahuannya atas fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah
semangat untuk mendalami Islam yang lebih baik.
C. Rumusan Hipotesis
Penelitian semacam ini memerlukan hipotesis sebagai jawaban
sementara. Adapun fungsi hipotesis dalam penelitian adalah :
1. Sebagai alat untuk menyatakan asumsi
Pada dasarnya hipotesis merupakan alat untuk menyatakan asumsiasumsi yang mendasari proposisi dalam suatu pernyataan yang melingkupi
keseluruhan. Pernyataan tersebut merupakan hasil akhir dari analisis yang
seksama terhadap seluruh elemen, baik yang bersifat konseptual maupun 26
faktual yang mempunyai relevansi dengan masalah dan saling berhubungan
satu sama lain.
2. Sebagai kerangka kerja kesimpulan
Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara
terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan
kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang
bersifat sementara sampai ditemukan fakta-fakta yang mendukungnya.
Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan
dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang
mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan
tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga
memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika
bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak
sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda.28
Sehubungan dengan hal tersebut di muka maka dalam penelitian ini
mengajukan hipotesis sebagai berikut: Semakin tinggi minat belajar siswa
pada materi cerita sejarah semakin baik prestasi siswa mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo
Kecamatan Gemuh.
Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan
sementara yang mungkin benar atau mungkin salah maka akan
dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti
apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.
Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah
seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.29
Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah
semua siswa VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh
kelas.
28 Ibnu Hadjar, Op.Cit., hlm. 63
29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 108-10927
Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka
penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua siswa di
Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh pada tahun akademik
2010/2011 yang berjumlah 33 siswa digunakan sebagai obyek
penelitian.
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan
hipotesis sebagai jawaban sementara yang nantinya akan diuji
kebenarannya. Hipotesis terebut adalah sebagai berikut: Semakin besar
minat belajar siswa pada materi cerita sejarah maka semakin baik prestasi
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo.28
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk menjawab rumusan masalah metode penelitian terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Populasi
4. Variabel Penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul yang peneliti angkat jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan, yang bertujuan untuk melihat, mengetahui secara
langsung berbagai hal yang berhubungan dengan prestasi mata pelajaran
Sejarah Kebuayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dikaitkan dengan minat belajar
siswa pada materi cerita sejarah, adakah pengaruhnya baik itu yang
berdampak positif maupun negatif
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo
dengan alamat Jalan Kauman Nomor 08 Desa Johorejo Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal yang terdiri dari 33 siswa, 19 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2011
sampai dengan 02 Februari 2011.29
C. Populasi
Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah
seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.1
Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal.
Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka
penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua siswa kelas
VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh pada tahun
akademik 2010/2011 yang berjumlah 33 siswa, 19 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau
bebas X (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat Y (dependent).
Di bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel.
a. Variabel Bebas (Independent) X
Adapun yang menjadi variabel (X) bebas atau independent adalah minat
belajar pada materi cerita sejarah dengan indikatornya.
1. Motivasi
Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang
dapat berkembang jika ada motivasi. Minat seseorang akan semakin
tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun
eksternal..
2. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
mata pelajaran Sejarah Kebuayaan Islam misalnya, maka ia harus
1
Suharsimi Arikunto, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-10930
terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sejarah
Kebuayaan Islam. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut.
3. Kesungguhan
Kesungguhan dalam belajar termasuk salah satu indikator dari
minat. Kesungguhan dalam belajar akan muncul karena ada minat
yang besar.
4. Perhatian dalam Belajar
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan
yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek
tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek
b. Variabel Terikat (Dependent) Y
Yang menjadi variabel terikat (dependent) Y adalah prestasi mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal adalah nilai
raport. Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan hasil
belajar pada siswa Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
E. Teknik pengumpulan data
Untuk mengambil data dan mengumpulkan data yang akurat dalam
penelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu:
1. Library Research
Untuk memperoleh data kepustakaan digunakan metode-metode
“Library Reseacrh” yaitu riset kepustakaan.2 Metode ini digunakan
untuk memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari bukubuku yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori.
Tetapi untuk mengumpulkan bahan-bahan penelitian dalam menyusun
2
Sutrsino Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 9.31
teori, peneliti menguraikan metode induktif, yaitu proses pendekatan
yang berangkat dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifat
umum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.
2. Field Research
Metode field research yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan
terjadinya gejala-gejala.3
Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagai
berikut:
a. Metode Observasi
Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomenafenomena/ kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P.
Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa
observasi adalah “Pengujian secara Internasional atau bertujuan
sesuatu hal, khususnya untuk maksud pengumpulan data. Metode ini
merupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti.4
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
pengaruhnya dengan Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah.
Letak geografis, sarana, sistem pengajaran dan lingkungan sosial.
b. Metode interview
Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang
menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung
kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung.5 Dimana
interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini
3
Ibid., hlm. 19.
4 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung, Mandar Maju,
t.th)., hlm. 157.
5 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogjakarta: Rake Sarasih,
1998), hlm. 104.32
menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh
data yang lebih luas dan mendalam.6
Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang berkenan dengan prestasi mata
pelajaran Sejarah Kebuadayaan Islam Kelas VI (enam) di Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Untuk
mencapai tujuan tersebut digunakan 30 item pertanyaan yang terdiri
dari 15 item untuk data tentang minat belajar siswa pada materi
cerita sejarah dan 15 item untuk data tentang prestasi mata pelajarn
Sejarah Kebudayaan Islam.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti
“barang-barang tertulis”.7 Metode ini digunakan untuk mencari data
mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi
untuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupun
sekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk
menguji dan menafsirkan.
d. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.8
Teknis
penggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung
daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Penggunaan
metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa
pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Adapun kisi-kisi angket adalah:
6 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), Cet.14, hlm. 137.
7
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 149.
8
Ibid., hlm 140.33
No Variabel Dimensi Indikator Jumlah
item
1. Minat Belajar
Sejarah Kebudayaan
Islam
Perasaan
Senang
Perhatian
dalam Belajar
Motivasi
Menerima
pelajaran dengan
senang
Terus menerus
belajar
Tidak terpaksa
dengan belajar
Tidak merasa
bosan
Memberikan
perhatian lebih
Mau berkonsen
trasi
Mengikuti
penjelasan guru
Mengerjakan
tugas dari guru
mendapatkan
nilai yang sesuai
diharapkan pada
mata pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
mencatat
pelajaran dari
3
1
2
1
2
1
1
1
1
134
Kesungguhan
teman bila saya
berhalangan hadir
tidak
mengerjakan
tugas yang
diberikan guru
jika tidak
diperiksa
Pelajaran berisi
sesuai dengan
kebutuhan siswa
Materi pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam kurang
menarik
Penjelasan guru
mudah diikuti
Bisa Mengambil
Pelajaran Sejarah
Kebudayaan
Islam dari
Peristiwa masa
lalu Tahu akan
adanya contohcontoh
keteladanan
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
1
3
3
2
135
Islam
Membuang-buang
waktu
2. Prestasi Belajar
Siswa
Nilai Raport Dokumentasi
Data nilai raport
kelas II semester
II tahun
pelajaran 2005-
2006
1
F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data atau mengolah data.
Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap
penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh di
lapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorang
peneliti, apalagi orang lain.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu:
1. Persiapan
Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan
data yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang
digunakan.
2. Tabulasi
Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi
pemberian skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode,
mengubah jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang
digunakan.36
Pada tahap ini data yang sudah diperoleh dari hasil angket
dimasukkan ke dalam tabel dan diberi skor atau bobot nilai pada setiap
alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data yang
bersifat kualitatif menjadi data yang bersifat kuantitatif dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Untuk alternatif jawab A dengan skor 4
b. Untuk alternatif jawab B dengan skor 3
c. Untuk alternatif jawab C dengan skor 2
d. Untuk alternatif jawab D dengan skor 1
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan Penelitian
Maksudnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti
menggunakan teknik statistik.
Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik
inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai
adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis
secara matematis sebagai berikut:9
Rumus Product Moment
N
Y
Y
N
X
X
N
X Y
X Y
rx y
2
2
2
2 ( ) ( )
( )( )
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
XY = Perkalian X dan Y
X = Variabel tentang minat belajar siswa pada materi
cerita sejarah
9
Sutrisno Hadi, Op.Cit., hlm. 294.37
Y = Variabel tentang prestasi mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal
N = Jumlah responden38
BAB IV
ANALISIS TENTANG MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI
CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Diskripsi Pola Hasil Penelitian
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Untuk memperoleh data minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam
penulis membuat angket yang terdiri dari 30 Pernyataan yang harus
dijawab oleh siswa.Yang berisi mengenai indikator-indikator minat.
Angket yang disebarkan kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah
Johorejo Kecamatan Gemuh Kabuapten Kendal, dianggap telah memiliki
konstruksi validitas yang memadai. Kemudian diuji cobakan kepada 33
siswa.
Selanjutnya penelitian dilakukan pada sampel sebanyak 33 siswa
yang terdiri dari siswa kelas VI (enam) sebagai responden dalam waktu
45 menit, responden dapat mengisi angket tersebut dengan baik.
Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda silang pada
pertanyaan sangat baik, baik, cukup atau kurang. Data-data tersebut diolah
dalam bentuk tabel sebagai berikut:39
TABEL I
SKOR MENTAH MINAT BELAJAR SISWA
PADA MATERI CERITA SEJARAH
No
Res.
Skor Mentah (x)
(x-m) atau
(d)
(x-m)2
(d)2
1 28 -2 4
2 25 -5 25
3 29 -1 1
4 26 -4 16
5 30 0 0
6 27 -3 9
7 29 -1 1
8 25 -5 25
9 30 0 0
10 28 -2 4
11 30 0 0
12 30 0 0
13 28 -2 4
14 32 2 4
15 30 0 0
16 26 -4 16
17 26 -4 16
18 25 -5 25
19 30 0 0
20 24 -6 36
21 28 -2 4
22 29 -1 1
23 23 -7 49
24 27 -3 9
25 31 1 140
26 30 0 0
27 32 2 4
28 30 0 0
29 35 5 25
30 30 0 0
31 30 0 0
32 33 3 9
33 28 -2 4
Jml 944 -46 292
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai
berikut:
28.6060
33
944
N
x M
Dibulatkan menjadi 29
2,97
8,849
33
292
( )
2
N
x m
SD
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini
akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu
-3 SD sampai dengan +3 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit,
maka 6 SD = 3 = 2 SD.
Jadi SUD = 2 x 2,97 = 5,94 dibulatkan menjadi 641
Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari
masing-masing kategori. Karena diketahui
M = 29 dan SUD = 6, maka :
- Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD
= 29 – 0,5 x 6 = 26
- Batas atas “cukup” = M + 0,5 SUD
= 29 + 0,5 x 6 = 32
- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD
= 29 - 1,5 x 6 = 20
- Batas atas “baik” = M + 1,5 SUD
= 29 + 1,5 x 6 = 38
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel
interval sebagai berikut:
TABEL II
INTERVAL MINAT BELAJAR SISWA
PADA MATERI CERITA SEJARAH
No Interval Keterangan
1
2
3
4
38 keatas
32 – 38
26 – 32
20 – 26
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang 42
TABEL III
NILAI ANGKET
NILAI RATA-RATA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA
SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELS VI MI JOHOREJO
No X F FX Mean
1 23 1 23
∑ F.X
M = -----
N
944
= ------
33
= 28,6060
2 24 1 24
3 25 3 75
4 26 3 78
5 27 2 54
6 28 5 140
7 29 3 87
8 30 10 300
9 31 1 31
10 32 2 64
11 33 1 33
12 35 1 35
Jumlah 33 944
Dari hasil analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada
materi cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29. Dari mean tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita
sejarah dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32.43
TABEL IV
PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
SISWA KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO
No
Res.
Skor Mentah (Y)
(y-m) atau
(d)
(y-m)2
(d)2
1 80 50 2500
2 78 48 2304
3 83 53 2809
4 80 50 2500
5 90 60 3600
6 80 50 2500
7 92 62 3844
8 81 51 2601
9 80 50 2500
10 80 50 2500
11 90 60 3600
12 90 60 3600
13 91 61 3721
14 89 59 3481
15 90 60 3600
16 87 57 3249
17 85 55 3025
18 88 58 3364
19 89 59 3481
20 89 59 3481
21 76 46 2116
22 90 60 3600
23 80 50 2500
24 83 53 2809
25 88 58 336444
26 86 56 3136
27 90 60 3600
28 88 58 3364
29 90 60 3600
30 90 60 3600
31 80 50 2500
32 89 59 3481
33 87 57 3249
Jml 2829 1839 103179
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai
berikut:
85,73
33
2829
N
y
M
Dibulatkan menjadi 86
55,92 56
3126,64
33
103179
( )
2
dibulatkan
N
y m
SD
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini
akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD sampai
dengan +3 SD = 6 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6
SD : 3 = 2 SD.
Jadi SUD = 2 x 56 = 112
Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari
masing-masing kategori. Karena diketahui M = 86 dan SUD = 112, maka : 45
- Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD
= 86 – 0,5 x 112 = 30
- Batas atas “cukup” = M + 0,5 SUD
= 86 + 0,5 x 112 = 142
- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD
= 86 - 1,5 x 112 = 82
- Batas atas “baik” = M + 1,5 SUD
= 86 + 1,5 x 112 = 254
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel
interval sebagai berikut:
TABEL V
INTERVAL PRESTASI MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM K
No Interval Keterangan
1
2
3
4
254 keatas
142 – 254
82 – 142
30 – 82
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang 46
TABEL VI
NILAI ANGKET TENTANG
PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
No Y F FY Mean
1 76 1 76
f.y
M = -----
N
2.829
= ------
33
= 85,73
2 78 1 78
3 80 7 560
4 81 1 81
5 83 2 166
6 85 1 85
7 86 1 86
8 87 2 174
9 88 3 264
10 89 4 356
11 90 8 720
12 91 1 91
13 92 1 92
Jumlah 33 2829
Dari hasil analisis tentang tentang prestasi siswa diperoleh nilai mean
yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah
Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dalam kategori cukup yaitu
pada interval 82 – 142.
B. Pegujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini, perhitungan dilakukan dengan melihat
hasil angket yang telah disebarkan pada responden. Sebelum dilakukan 47
perhitungan dengan rumus korelasi product moment maka terlebih dahulu
dibuat beberapa langkah kerja yaitu :
1. Langkah pertama adalah membuat tabel kerja yang memuat data-data
hasil angket tentang pengaruh Minat belajar siswa pada materi cerita
sejarah terhadap prestasi mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam Kelas
VI Madrasah Ibtidaiyah Johorejo.
2.
Rumus Product Moment
N
Y
Y
N
X
X
N
X Y
X Y
rx y
2
2
2
2 ( ) ( )
( )( )
X = Variabel X (minat belajar siswa pada materi cerita sejarah)
Y = Variabel Y (prestasi mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam
X
2
= Kuadrat X
Y
2
= Kuadrat Y
X.Y = Perkalian X dan Y
N = Jumlah responden
TABEL VII
TABEL KERJA X TERHADAP Y
No X Y X
2 Y
2 X.Y
1 28 80 784 6400 2240
2 25 78 625 6084 1950
3 29 83 841 6889 2407
4 26 80 676 6400 2080
5 30 90 900 8100 2700
6 27 80 729 6400 216048
7 29 92 841 8464 2668
8 25 81 625 6561 2025
9 30 80 900 6400 2400
10 28 80 784 6400 2240
11 30 90 900 8100 2700
12 30 90 900 8100 2700
13 28 91 784 8281 2548
14 32 89 1024 7921 2848
15 30 90 900 8100 2700
16 26 87 676 7569 2262
17 26 85 676 7225 2210
18 25 88 625 7744 2200
19 30 89 900 7921 2670
20 24 89 576 7921 2136
21 28 76 784 5776 2128
22 29 90 841 8100 2610
23 23 80 529 6400 1840
24 27 83 729 6889 2241
25 31 88 961 7744 2728
26 30 86 900 7396 2580
27 32 90 1024 8100 2880
28 30 88 900 7744 2640
29 35 90 1225 8100 3150
30 30 90 900 8100 2700
31 30 80 900 6400 2400
32 33 89 1089 7921 2937
33 28 87 784 7569 2436
Jml 944 2829 27232 243219 8111449
2. Setelah diketahui tentang nilai-nilai X dan Y sebagaimana tercantum di
atas, maka dalam menganalisis lebih lanjut menggunakan angka-angka ke
dalam rumus korelasi Product Moment dibawah ini :
0.47049
398.4091
187.45
158729.814
187.45
227.88 696.55
187.45
27232-27004.12 243219-242522.45
81114-80926.55
33
8003241 243219-
33
891136 27232-
33
2670576 81114-
33
(2829)
243219-
33
(944)
27232-
33
(944)(2829) 81114-
N
( )
-
N
( )
-
N
( ) ( )
-
2 2
2
2
2
2
Y
Y
X
X
X Y
X Y
rx y
Jadi dapat diketahui bahwa hasil korelasi product moment pada
observasi (ro) adalah 0,47049
Setelah diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel Y maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara
nilai r (hasil koefisien korelasi) dengan nilai r pada tabel baik taraf
signifikansi 5 % atau 1 %. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien
korelasi diperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat
pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti 50
hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Apabila r yang
dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada tabel berarti
hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima (tidak ada pengaruh).
Dari analisis uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (rxy)
sebesar 0,47049, sedang koefisien korelasi dalam tabel ( rt ) untuk taraf
signifikansi 5% adalah 0,344 dan taraf signifikansi 1 % adalah 0,442.
Berdasarkan perhitungan di atas ro lebih besar dari pada rt atau
koefisien korelasi pada tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %,
sehingga diperoleh angka yang signifikan. Artinya variabel X
mempunyai pengaruh terhadap variabel Y.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh
antara Minat belajar siswa pada ateri cerita sejarah terhadap prestasi
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal hipotesis
yang penulis ajukan diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.
Dengan begitu minat, tambah Mahfudh, sangat menentukan sikap yang
menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain,
minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.
Data tentang minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam diperoleh
dari angket yang terdiri dari 30 pertanyaan yang dijawab siswa. hasil yang
diperoleh dari analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi
cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29 dari interval 26 – 32.
Pretasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya)1
.
1
Poerwaodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, hlm. 354.51
Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah
mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun
kata-kata dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil
belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil
belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu.
Dari hasil analisis angket tentang prestasi siswa nilai mean yaitu 85,73.
Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal pada interval 82 – 142.
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat di dalam
kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah: Salah satu bagian mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam,
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan untuk itu.
Minat belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam, karena minat adalah salah satu faktor dari
keberhasilan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan sebaliknya
prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam akan turun apabila tidak
didukung dengan minat belajar yang tinggi.
Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ada
hubungannya/dipengaruhi oleh minat belajar siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyampaikan data-data dari observasi
yang dilaksanakan hanya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari yang dilaksanakan
di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. 52
Hasil dari penelitian ini agar dijadikan informasi bagi instansi terkait
dalam memajukan dunia pendidikan khusunya di Madrasah Ibtidaiyah
Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dimungkinkan akan
mengalami perbedaan anggapan dan perolehan data seiring dengan
bertambahnya waktu dan berkembangnya zaman. Peneliti berharap ada
penelitian lanjutan yang akan menyempurnakan dalam penelitian ini..
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa
data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul
“Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo”, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita
sejarah diperoleh mean yaitu 29. Dari mean tersebut dapat disimpulkan
bahwa minat belajar siswa pada materi cerita sejarah dalam kategori cukup
yaitu pada interval 26 – 32.
2. Hasil analisis tentang tentang prestasi mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam diperoleh nilai mean yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 82 – 142.
3. Hasil analisa statistik korelasi product moment Pengaruh minat belajar
siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo
didapatkan r observasi adalah 0,47049. Kemudian hasil tersebut
dikonfermasikan dengan tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %.
Untuk jumlah responden 33, dalam taraf signifikansi 5 % = 0,344 dan taraf
signifikansi 1 % = 0,442. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa
ada pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap .
54
prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)
Madrasah Ibtidaiyah Johorejo.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepada guru
Mengemas materi Sejarah Kebudayaan Islam dengan sebaik-baiknya agar
tidak membosankan karena materi Sejarah Kebudayaan Islam hanya
berisi tentang cerita-cerita sejarah saja, menggunakan metode yang
menarik seperti metode bervariasi ceramah-tanya jawab, diskusi-tanya
jawab, metode bermain peran dan sosiodrama, selanjutnya dapat
mengajak siswa melihat film-film Sejarah Islam, dan membuat kliping
2. Kepada orang tua
orang tua harus menyadari bahwa anak membutuhkan perhatian dan
support dalam belajar. Bagi para orang tua disarankan mau mendengarkan
apa yang diminati anak dan apa yang tidak, sehingga orang tua bisa
memberikan arahan positif bagi kemajuan anak dalam belajar
3. Kepada Peneliti
Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya
4. Kepada siswa
Siswa sebagai obyek dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih pro
aktif supaya timbul rasa suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
C. Penutup
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang bersedia memberikan kritik yang membangun demi kesempurnaan
dalam pembuatan skripsi ini, sebab penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis .
55
mengharap semoga usaha dan karya penulis ini bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya khususnya kepada penulis sendiri.47
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana,
1993.
Alisuf Sabri, M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1995.
Arikunto, Suharsimi, Dr., Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Badudu, J.S, dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Crow, L. & A. Crow, Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu. 1988.
D.G, Singgih, dan Ny. Yulia Singgih, D.G., Psikologi Perawatan, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1989
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan
Islam, Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional, 1994.
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1992.
Hallen A., Dra., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1990.
Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996. 48
Marimba, Ahmad, D, Drs., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:
PT. Al ma’arif, 1980.
Naziri, Mohamad, Ph.D., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Nasution, S. Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1998.
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1987.
Shalahuddin, Mahfudh, Drs., Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina
Ilmu, 1990.
Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus),
Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1991.
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001.
Tampubolon, D.P, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, Bandung:
Angkasa, 1993.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Tuu, Tulus, MM.Pd., Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa,
1993.i
ANGKET
MENGENAI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Identitas Responden :
Nama Responden :
Kelas :
Nama Madrasah :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, alangkah
baikya anda menjawab dengan benar
1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih ( a, b, c dan d).
2. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu dan berguna bagi kami, untuk
itu kami ucapkan terima kasih.
1. Apakah anda senang mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
2. Apakah anda memfavoritkan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
3. Apakah anda tetap belajar walaupun tidak ada guru?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
4. Apakah anda mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan
kemauan sendiri?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah5. Apakah anda selalu mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam karena
tuntutan guru Mapel?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
6. Apakah anda Terpaksa Mengikuti Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Karena diwajibkan Oleh Sekolah?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
7. Apakah anda selalu hadir mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
8. Apakah anda mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan penuh
perhatian?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
9. Apakah anda aktif bila ada kesempatan bertanya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
10. Apakah anda mengikuti penjelasan guru dalam setiap pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
11. Apakah anda sering mencatat materi-materi yang diberikan guru?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
12. Apakah anda mengerjakan tugas-tugas pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
13. Apakah anda mendapatkan nilai yang sesuai diharapkan pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam?
a. selalu c. kadang-kadangb. sering d. tidak pernah
14. Apakah anda mencatat pelajaran dari teman bila saya berhalangan hadir?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
15. Apakah anda tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru jika tidak diperiksa?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
16. Apakah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan berisi
materi yang diinginkan ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
17. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang menarik?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
18. Apakah pelajaran Sejarah Kebudayaan islam berisi kisah-kisah para tokoh yang
dapat saya contoh dan saya terapkan pada zaman sekarang?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
19. Apakah pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru sesuai
dengan kebutuhan siswa sehingga tertarik dengan mempelajarinya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
20. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru
sangat menarik?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
21. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bisa dipelajari dari buku,
karena itu siswa boleh mengobrol dikelas?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah22. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangat membosankan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
23. Apakah Penjelasan Guru Mudah Diikuti?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
24. Apakah anda sering mengantuk waktu guru menerangkan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
25. Apakah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak membuang waktu?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
26. Apakah siswa anda menayakan materi yang belum dipahami?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
27. Apakah siswa anda mempraktekkan materi yang sudah diajarkan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
28. Ketika ditanya apakah siswa anda dapat menjawab pertanyaan anda ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
29. Apakah cerita sejarah menjadikan pengalaman anda bertambah ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
30. Apakah anda merasa senang ketika disuruh bercerita didepan kelas?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernahHal : Nilai Bimbingan Skripsi Semarang, 9 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Waliongo Semarang
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Berama ini saya kirimkan naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah
terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal
Nama : Siti Roichah
NIM : 093111271
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan bimbingan, arahan dan koreksi atas naskah skripsi tersebut diatas, maka
saya memberikan nilai…… ( …………………................................................ ).
Kemudian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag
NIP.19580815987031002PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
A.n. Nurjanah
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi saudara:
Nama : Siti Roichah
NIM : 093111271
Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita
Sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah
Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal
Dengan ini sayamohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, 9 Juni 2011
Pembimbing,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag
NIP.19580815987031002i
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Siti Roichah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 7 Mei 1973
3. NIM : 093111271
4. Alamat Rumah : RT 03 RW I Desa Karangayu Kecamatan Cepiring
Kabupaten Kendal 51352
5. HP. : 081 325 278 251
6. E-Mail : -
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. MI Tahun Masuk 1981 Tahun Lulus 1987
b. MTs Tahun Masuk 1987 Tahun Lulus 1990
c. MA Tahun Masuk 1990 Tahun Lulus 1993
d. DII Tahun Masuk 2005 Tahun Lulus 2007
2. Pendidikan Non Formal:
a. Madrasah Diniyah Awaliyah
C. Prestasi Akademik
-
D. Karya Ilmiah
-
Semarang, 10 Juni 2011
Siti Roichah
NIM: 093111271
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/132/jtptiain-gdl-sitiroicha-6586-1-fileskr-h.pdf
1
PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT
MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS
DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR
SKRIPSI
Oleh:
Husna Afida
(03160031)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juli 2007 2
PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT
MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS
DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Islam Negeri (UIN)Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)
Oleh:
Husna Afida
(03160031)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juli 2007 3
PERSETUJUAN
PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT MEMBACA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA
PELAJARAN IPS DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR
SKRIPSI
Oleh:
Husna Afida
NIM. 03160031
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Drs. Muhammad Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940
Tanggal, 9 Juli 2007
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Drs. Muhammad Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940 4
PENGESAHAN
PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT MEMBACA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA
PELAJARAN IPS DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Husna Afida (03160031)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal: 20 Juli 2007
Panitia ujian:
Ketua Sidang/ Pembimbing,
Drs. Muhammad Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940
Seketaris Sidang,
Abdul Basith, M.S
NIP. 150 327 264
Penguji Utama,
Drs. Ec. Muhammad Mansur, M.Si
NPP. 90 02 00029
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony
NIP.150 042 031 5
Drs. M. Yunus, M.Si
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skipsi Husna Afida Malang, 9 Juli 2007
Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Husna Afida
NIM : 03160031
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS
di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Drs. M. Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940 6
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 9 Juli 2007
Husna Afida 7
MOTTO
“Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran
dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan
Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran
(dari firman Allah)”.
(Q.S Al-Baqarah: 269)
Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemo’ohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri
__Dorothy Law Nolte__ 8
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan goresan tinta yang bermakna ini teruntuk:
Allah SWT atas ridho dan segala nikmat karunianya sehingga
kemudahan dan kelancaran menuntunku dalam
perjalanan menimba ilmu.
Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Suparno Masjhuri (Alm) dan
Ibu Siti Sa’adah yang telah memberikan cinta dan kasih sayang tanpa
batas. Juga perhatian, kesabaran, keikhlasan, dan untaian do’a suci
serta dukungan moral dan material yang tiada henti-hentinya dalam
tiap jengkal kehidupanku. Beliaulah pelita hidupku.
Adek-adekku tersayang, zulia Nurus Sofa dan Nailil Maghfiroh dan
juga seluruh keluarga besar yang slalu memberikan dukungan,
semangat dan do’a.
Guru-guruku dan Dosen-dosenku, trimakasih atas keikhlasannya,
mencurahkan tenaga dan fikiran untuk mendidik dan membimbingku
kearah yang lebih baik, Jasa-jasamu selalu terukir disanubari.
Sahabat ku Desi Indra dan maratus yang menemani hari-hariku, yang
memberikan semangat saat aku mulai malas, tempat curhatku.
Makasih atas segalanya, do’a dan dukunganya. Kalianlah yang bisa
ngerti aku. Thank’s.
To Iin, Atus, Nunin, dan semua temen IPS trimakasih atas
persahabatan kalian, semoga persahabatan ini abadi.
Encrur, fida, wawa’ dan seluruh Temen-temen kost Sunan Ampel no.9
makasih bantuanya.
Ya Allah betapa besar Nikmat yang ada dalam hidupku. Tiada lain
semua karena Rohman dan Rohim-Mu.
Syukurku yang tiada henti karena engkau telah memberikan orangorang yang ada disampingku, mendukungku dan selalu menyayangiku.
And Thank’s to All9
KATA PENGANTAR 10
5. Bapak Asyharul Muttaqin, S.Pd. M.Ag, selaku Kepala MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti
untuk melaksanakan penilitian di madrasah tersebut.
6. Seluruh dewan guru dan Staf yang ada di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar yang telah memberikan bantuan selama dalam proses penelitian.
7. Segenap siswa-siswi MTs Darul Huda Wonodadi Blitar khususnya siswa
kelas VIII.
8. Teman-teman yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung terutama pada sobatku Desi, Nunin, Encrur, Fida, Cece, mba’
nita, mba’ tatik, dita, Mas Hendra juga Mas Iput atas motivasi dan
bantuanya yang sangat berarti bagi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Kesadaran peneliti mengatakan bahwa dalam penyusunan skipsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, semoga apa yang peneliti tulis dan laporkan dalam skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti khususnya serta semua pihak yang
terkait pada umumnya.
Malang, 20 Juni 2007
Penulis 11
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Ruang lingkup dan alokasi waktu mata pelajaran IPS.................. 5
Tabel 2 : Variabel, Indikator dan Item...................................................... 11
Tabel 3 : Populasi .................................................................................... 53
Tabel 4 : Kriteria keberhasilan belajar...................................................... 58
Tabel 5 : Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X1......................... 59
Tabel 6 : Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X2......................... 60
Tabel 7 : Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian......................................... 62
Tabel 8 : Persentase Variabel X1 ............................................................. 73
Tabel 9 : Persentase Variabel X2 ............................................................. 77
Tabel 10: Persentase Variabel Y ............................................................... 80
Tabel 11: Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................... 81
Tabel 12: Hasil Uji Hipotesis t-Test.......................................................... 84
Tabel 13: Hasil Uji Hipotesis F-Test......................................................... 85 12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ..............................................iv
HALAMAN SURAT PERNYATAAN....................................................... v
HALAMAN MOTTO................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vii
KATA PENGANTAR.............................................................................viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR ISI............................................................................................. xi
ABSTRAK............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 7
D. Kegunaan penelitian ............................................................. 8
E. Hipotesis penelitian............................................................... 9
F. Asumsi penelitian................................................................ 10
G. Batasan Masalah................................................................. 10
H. Definisi Operasional ........................................................... 11
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 12 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................. 15
A. Konsep Dasar Belajar ........................................................ 15
1. Pengertian Belajar........................................................ 15
2. Belajar Menurut Pandangan Islam................................ 16
3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................. 23
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.................. 25
5. Teori Belajar................................................................ 27
B. Kebiasaan Belajar.............................................................. 29
C. Minat Membaca................................................................. 37
D. Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ................................... 41
1. Pengertian Prestasi Belajar........................................... 41
2. Mata Pelajaran IPS ...................................................... 44
E. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS................. 46
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 50
A. Lokasi Penelitian............................................................... 50
B. Jenis Penelitian.................................................................. 50
C. Data dan Sumber Data....................................................... 50
D. Populasi dan Sampel.......................................................... 52
1. Populasi....................................................................... 52
2. Sampel......................................................................... 53
E. Pengumpulan Data............................................................. 54
F. Instrumen Penelitian.......................................................... 56 14
G. Validitas dan Reliabilitas................................................... 58
1. Uji Validitas Instrumen................................................ 58
2. Uji Reliabilitas Istrumen.............................................. 60
H. Analisis Data..................................................................... 62
1. Uji Hipotesis.................................................................. 62
2. Analisis Regresi Ganda (Multiple Regression) ............... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................... 67
A. Deskripsi Obyek............................................................... 67
1. Profil MTs Darul Huda ................................................ 67
2. Sejarah Berdirinya MTs Darul Huda............................ 68
3. Visi, Misi dan Tujuan .................................................. 70
4. Fasilitas-fasilitas.......................................................... 72
B. Deskripsi Data................................................................... 73
1. Persentase Kebiasaan Belajar....................................... 73
2. Persentase Minat Membaca.......................................... 77
3. Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ............ 80
4. Analisis Regresi Berganda ........................................... 81
C. Pengujian Hipotesis........................................................... 83
1. Uji Parsial (t) ............................................................... 84
2. Uji Simultan (F)........................................................... 85
BAB V PEMBAHASAN .................................................................... 87
A. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.............................. 87 15
B. Pengaruh Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.......................................... 90
C. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada mata Pelajaran IPS ................. 93
BAB VI PENUTUP............................................................................. 97
A. Kesimpulan ....................................................................... 97
B. Saran-saran........................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN16
ABSTRAK
Afida. Husna. 2007. Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Di MTs
Darul Huda Wonodadi Blitar. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Drs.
Muhammad Yunus, M.Si.
Kata Kunci: Kebiasaan Belajar, Minat Membaca, dan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran IPS
Pada umumnya, siswa masih sering melakukan kebiasaan belajar yang
kurang baik yaitu belajar semalam suntuk ketika akan menghadapi ujian atau
ulangan saja dan minat terhadap bacaan pun masih kurang. Padahal efektivitas
belajar tergantung pada kebiasaan belajar yang baik dan juga minat membaca
siswa. Ilmu akan bertambah dan berkembang melalui kegiatan membaca.
Khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Karena IPS merupakan pelajaran yang
selalu berkembang. Dengan membaca siswa akan lebih menguasai atau
memahami materi pelajaran, dan tentunya hal ini juga harus didukung dengan
kebiasaan belajar yang baik sehingga siswa dapat memperoleh prestasi yang
tinggi.
Kebiasaan dan minat merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Kebiasaan belajar yang baik berarti membiasakan
diri melakukan proses belajar dengan tepat. Dan minat membaca merupakan
perasaan senang seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukanya tanpa
paksaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar, untuk mengetahui
apakah ada pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap prestasi
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
Penelitian ini dilakukan pada siswa MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau eksplanatory.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka sampel dalam penelitian ini
adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 91 siswa. Dalam pengumpulan data
peneliti menggunakan angket dan dokomentasi. Sedangkan untuk Analisis data
menggunakan analisis regresi ganda, uji t , dan uji F.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,146 > t tabel 1,980 dengan nilai
signifikansi 0,035 (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat 17
membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan
oleh nilai t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dengan nilai signifikansi 0,000 (3) terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kebiasaan belajar dan
minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal
tersebut terbukti dari hasil uji F yaitu diperoleh nilai F hitung 297,056 > F tabel 3,11
dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,871. Hal
tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS
dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 87,1%, sisanya
12,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa apabila siswa melakukan kebiasaan belajar yang baik dan
memiliki minat yang tinggi untuk membaca buku-buku pelajaran apalagi yang
berhubungan dengan bidang IPS maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS pun akan meningkat.
Untuk itu disarankan agar orang tua siswa sebaiknya juga ikut
bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajar putra putrinya dengan jalan
selalu memperhatikan kebiasaan belajar juga minat terhadap bacaan khususnya
yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah. Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru juga diharapkan dapat menanamkan kebiasaan belajar yang baik
dan minat membaca yang tinggi tanpa membeda-bedakan status sosial dan taraf
pikir siswa. Dan bagi siswa sendiri harus benar-benar memperhatikan kebiasaan
belajarnya dan terus berusaha meningkatkan minat membacanya agar
mendapatkan kesuksesan dalam studi. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Undangundang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yaitu “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”1
sangat tergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Belajar merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi manusia. Dalam
agama Islam sudah jelas disebutkan, sebagaimana dalam hadis Nabi bahwa
”Belajar itu wajib bagi semua orang Islam sejak mulai ia lahir sampai ia mati”.2
Jadi kewajiban belajar sudah tidak dapat ditawar lagi, harus dilakukan oleh
semua orang semasa ia hidup.
Ibarat peperangan, dalam belajar kita juga harus siap. Yaitu mengetahui
hal-hal apa yang membantu suksesnya belajar dan apa yang sering membuat
gagalnya pelajaran. Sehingga bagi seorang pelajar, harus faham teknik-teknik
1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung:
Citra Umbara, 2006), hal. 76
2 Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan Belajar di
Perguruan Tinggi Amerika (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 9 19
belajar yang baik, mengetahui waktu yang tepat untuk belajar, mengatur waktu
dan disiplin dalam belajar, juga membiasakan membaca serta mengunjungi
perpustakaan yang merupakan gudang dari segala bacaan. Dengan
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik dalam belajar maka seorang siswa akan
memperoleh prestasi yang tinggi dan akhirnya sukses dalam studi.
Selain mempunyai kebiasaan belajar yang baik, membaca juga merupakan
tuntutan penting bagi para siswa. Karena pada dasarnya belajar memang tidak
dapat lepas dari aktivitas membaca. Dalam Islam, wahyu yang pertama kali
turun adalah perintah membaca. Sebagaimana tertuang dalam Q.S Al-Alaq 1-5
yang berbunyi:
!
!
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang
Maha pemurah; Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaran kalam; Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” 3
Akan tetapi sangat disayangkan, minat baca di Indonesia yang sebagian
besar penduduknya beragama Islam malah sangat memprihatinkan. Malas
membaca adalah virus yang terus menjadi boomerang bagi generasi muda. Virus
3 Al-Qur’an dan Terjemahnya Jilid II (Kudus: Mubarokatan Toyyibah, Tanpa Tahun),
hal. 597 20
itu telah ditularkan dari generasi terdahulunya dan hingga kini terus menular
kesemua kalangan tidak pandang usia.
Riset-riset yang dilakukan para pakar menunjukkan bahwa minat
membaca masyarakat Indonesia masih rendah, paling rendah di antara negara
tetangga se-Asia Tenggara, bahkan masih rendah dibandingkan dengan Nigeria,
negara berkembang di padang gurun Afrika. Hal tersebut merupakan laporan
yang dikemukakan suatu lembaga pengetesan International Association for
Educational Achievement (IAEA) pada tahun 1992.
4 Dengan kondisi seperti itu,
maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia juga buruk.
Menurut Ichwani AS, ada dua faktor yang sangat vital yang menyebabkan
budaya malas dan rendahnya minat membaca tidak berubah. Pertama,
rendahnya budaya cinta ilmu. Dalam masyarakat kita budaya cinta ilmu
pengetahuan memang masih kalah dengan budaya konsumtif dan kesenangan
sesaat. Seperti shooping ke mal, makan di restoran mewah, membeli barangbarang yang kurang bermanfaat, membawa anak rekreasi yang hanya akan
memakan biaya banyak dan lain-lain, itu semua lebih disenangi dari pada harus
membeli buku yang harganya relatif murah dan lebih bermanfaat. Kedua,
kurangnya kesadaran akan penting dan bermanfaatnya membaca. Hal tersebut
dapat dilihat dari betapa sepinya pengunjung perpustakaan. Anak-anak atau
remaja yang masih menyandang status pelajar, lebih suka menghabiskan
waktunya untuk bermain, keluyuran, berkumpul dengan teman-teman geng-nya
4
dalam, Suroso, Kemampuan Membeli Buku dan Minat Membaca, (http://www.
hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/28/0075.html, diakses 11 januari 2007). 21
tanpa ingat belajar (membaca) dan mengulangi pelajaran yang telah diterima di
sekolah.5
Memang ilmu tidak akan berkembang tanpa kegiatan membaca. Melalui
kegiatan membaca buku pelajaran siswa akan lebih memahami atau menguasai
materi pelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi. Keaktifan dan ketekunan siswa untuk membaca buku-buku pelajaran
sangat dipengaruhi oleh minat seorang siswa untuk membaca. Bila minat
membaca di kalangan siswa telah tumbuh dan berkembang, diharapkan prestasi
belajar siswa pun akan meningkat. Dengan adanya minat membaca yang tinggi,
terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang studi Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) maka pengetahuan siswa akan bertambah.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu
Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di SMP/Madrasah Tsanawiyah,
mata pelajaran IPS memuat materi pengetahuan sosial yang terdiri dari
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta
didik di arahkan untuk dapat menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Hal inilah yang
menambah pentingnya ilmu pengetahuan sosial dalam dunia pendidikan. Hal
tersebut terbukti dari ruang lingkupnya yang luas dan pemberian alokasi waktu
setiap minggunya. Sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:
5
Ichwani A.S, Budaya Membaca (http://www.Pontianakpost.com/berita/index.asp?
Berita=opini&id=96937, diakses 03 November 2006)22
Tabel. 1
Ruang lingkup dan alokasi waktu mata pelajaran IPS
Ruang Lingkup Materi Pelajaran Alokasi waktu
1. Manusia tempat dan
lingkungan
2. Waktu keberlanjutan dan
perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan
Geografi
Sejarah
Sosiologi
Ekonomi
4x40 menit
Sumber: Olahan Kurikulum KTSP
Untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan umum dan
khususnya pengetahuan sosial seorang siswa dapat dilakukan dengan
memperbanyak frekuensi membaca dan juga membiasakan diri dengan belajar
yang baik. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan sosial merupakan pelajaran
yang dinamis dalam arti selalu berkembang, sehingga mengharuskan siswa
untuk mengikuti perkembangan tersebut dengan memperbanyak membaca dan
belajar dengan baik.
Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah biasanya merupakan suatu
alat untuk dapat menguasai semua bahan pelajaran. Adanya minat membaca
yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang
berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka makin mudahlah
bagi siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.
Saat ini, masih sering kita jumpai pelajar yang kurang memperhatikan
kebiasaan belajar dan minatnya terhadap bacaan. Kebanyakan siswa masih juga
membudayakan Cramming yaitu menumpuk pelajaran yang harus dipelajari
sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan atau ujian sudah tiba, sehingga 23
seorang siswa pada saat itu akan belajar mati-matian semalam suntuk untuk
menghadapi ujian atau yang biasa dikenal dengan istilah SKS (Sistem Kebut
Semalam) di kalangan pelajar. Selain itu minat terhadap bacaan pun juga
rendah, sehingga bagaimana mereka menjadi pelajar yang baik dan sukses
apabila tidak didukung adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar dalam diri mereka.
MTs Darul Huda merupakan sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar
yang berada di pinggir barat Kabupaten Blitar, tepatnya yaitu di Kecamatan
wonodadi. Dari sekian banyak siswa pastinya juga mempunyai kebiasaan belajar
yang beragam dan mempunyai minat membaca yang berbeda-beda. Hal
tersebutlah yang menjadikan prestasi belajar siswa juga berbeda. Karena
kebiasaan-kebiasaan belajar dan minat membaca siswa dapat mempengaruhi
hasil belajarnya, sudah seharusnya penerapan kebiasaan belajar yang baik dan
peningkatan minat membaca akan sangat berguna bagi keberhasilan studinya.
Oleh karena uraian tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
meneliti realitas dalam dunia pendidikan tersebut dengan judul: Pengaruh
Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar. 24
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini secara khusus dikemukakan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kebiasaan
belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di
MTs Darul Huda Wonodadi Blitar?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara minat membaca
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs
Darul Huda Wonodadi Blitar?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara kebiasaan
belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi 25
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan digunakan sebagai salah satu
pertimbangan dalam membuat kebijakan mengenai upaya peningkatan
mutu lulusan.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan, yakni tentang faktor-faktor yang berhubungan dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
3. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan, pengembangan cakrawala berpikir dan
sebagai bahan refleksi bagi penulis sebagai calon pendidik ataupun praktisi
pendidikan untuk mencoba menyelesaikan salah satu permasalahan
pendidikan, khususnya yang terkait dengan prestasi belajar siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin atau tingkat paling tinggi
kebenarannya.6
Teori yang mendasari ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar
dan minat membaca adalah menurut pendapat Gie, “Kebiasaan belajar yang baik
6
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 6726
adalah kebiasaan belajar yang membantu siswa menguasai pelajaranya untuk
kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses di sekolah”.7
Selanjutnya
menurut Wigfield dan Gutrie telah merumuskan bahwasanya “anak-anak yang
memiliki minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di sekolah,
sebaliknya anak-anak yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula
prestasi belajarnya”.8
Syah mengemukakan bahwa “prestasi belajar merupakan
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”.9 Berdasarkan
teori-teori tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
hipotesis. Yaitu hipotesis alternatif (Ha), dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis
tersebut adalah:
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
7 The Liang Gie, Cara belajar yang Efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hal. 193
8
Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan (http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/
artikel/ss-1.Pdf, Diakses 6 Januari 2007), hal. 2
9 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 192 27
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan minat
membaca terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul
Huda Wonodadi Blitar.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan minat
membaca terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul
Huda Wonodadi Blitar.
F. Asumsi Penelitian
Asumsi-asumsi dalam penelitian ini di antaranya adalah:
1. Setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar dan minat terhadap bacaan yang
berbeda-beda.
2. Prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai mentah raport mata pelajaran
IPS dianggap cukup obyektif sebagai gambaran dari prestasi belajar siswa.
3. Variable-variabel lain di luar penelitian dianggap tidak ikut mempengaruhi
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
G. Batasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian atau pembahasan ini dapat mencapai
sasarannya, maka perlu dikemukakan batasan masalah dalam penelitian.
Penelitian ini difokuskan pada upaya mengidentifikasi dan membuktikan 28
variabel-variabel prediktor yang berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.
Adapun variabel tersebut adalah kebiasaan belajar dan minat membaca siswa
dan bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS di MTs Darul Huda Gambar Wonodadi Blitar.
Tabel. 2
Variabel, Indikator dan Item
No Variabel Indikator Item angket
1 Kebiasaan belajar a. kebiasaan belajar secara
teratur
b. kebiasaan mempersiapkan
keperluan studi pada
malam hari
c. kebiasaan hadir di kelas
sebelum pelajaran dimulai
d. kebiasaan belajar sampai
paham dan tuntas
e. kebiasaan mengunjungi
perpustakaan
(Sumber: The Liang Gie,
1995)
1, 2, 3, 4
5, 6, 7
8, 9, 10
11, 12, 13, 14
15, 16, 17
2 Minat membaca a. kesenangan membaca
b. kesadaran akan manfaat
membaca
c. frekuensi membaca
d. jumlah buku yang pernah
dibaca
(Sumber: Lilawati dalam
Soejanto Sandjaja, 2007)
1, 2, 3, 4
5, 6, 7
8, 9, 10
11, 12, 13
3 Prestasi belajar IPS Nilai mentah raport mata
pelajaran IPS (Geografi,
Sosiologi, Sejarah, Ekonomi)
Dokumentasi
H. Definisi Operasional
Variabel dalam konsep penelitian ini yakni terdapat variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y) yang dikategorikan sebagai berikut : 29
1. Variabel bebas (X)
X1 : Kebiasaan Belajar
Adalah suatu tingkah laku yang dilakukan oleh siswa secara teratur dan
berulang-ulang dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
X2 : Minat membaca
Adalah kecenderungan siswa untuk menyukai dan tertarik pada suatu
bacaan, sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan
kemauan sendiri.
2. Variabel terikat (Y)
Y : Prestasi belajar
Adalah perubahan tingkah laku dalam aspek berpikir tentang penguasaan
terhadap mata pelajaran IPS yang dapat diukur melalui tes atau evaluasi.
I. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dikelompokkan menjadi
enam bab. Dan masing-masing bab terdapat beberapa bahasan yang lebih
terperinci yaitu:
BAB I
Bab ini merupakan pendahuluan yang menempati bab pertama, terdiri dari latar
belakang masalah yang memberikan gambaran judul skripsi, rumusan masalah,
tujuan penelitian untuk mengetahui tujuan dalam pembuatan judul skripsi,
pentingnya penelitian yakni memberi masukan kepada instansi yang terkait 30
supaya dikembangkan sesuai dengan tujuan, ruang lingkup atau keterbatasan
penelitian untuk mengetahui batasan-batasan yang akan digunakan dalam
pembahasan, hipotesis penelitian, definisi operasional untuk menghindari salah
pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi, serta terakhir sistematika
pembahasan.
BAB II
Bab ini merupakan tinjauan kepustakaan atau landasan teori. Pada bab ini berisi
lima point yaitu:
1. Membahas tentang konsep dasar belajar
2. Membahas tentang kebiasaan belajar yang meliputi pengertian kebiasaan
belajar dan jenis-jenis kebiasaan belajar
3. Membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat membaca
4. Membahas tentang konsep-konsep prestasi belajar
5. Membahas tentang pengaruh kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap
prestasi belajar siswa
BAB III
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil
penelitian disajikan dalam bab ini yaitu meliputi: lokasi penelitian yaitu tempat
di mana penelitian akan dilakukan, penentuan jenis penelitian yang akan
dilakukan, mengemukakan jenis dan sumber data penelitian, penentuan populasi
dan sampel beserta teknik-teknik pengambilanya, instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, dan juga uraian tentang
analisis yang akan digunakan untuk pencapaian hasil penelitian. 31
BAB IV
Laporan hasil penelitian merupakan bab ke-IV yang menyajikan data dan
temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah
diuraikan pada bab III, yang terdiri atas latar belakang obyek atau deskripsi
obyek, deskripsi data penelitian dan hasil analisis data.
BAB V
Pada bab V ini merupakan uraian tentang pembahasan terhadap temuan-temuan
penelitian yang telah dikemukakan dalam bab IV.
BAB VI
Terdiri dari dua hal pokok yaitu tentang kesimpulan dan saran yang akan
diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian. Dalam bab ini akan diketahui
kesimpulan dari hasil penelitian dan sebagai kelengkapanya disertakan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran. 32
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Belajar
1. Pengertian Belajar
Kata belajar, merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi
semua lapisan masyarakat, apalagi bagi pelajar. Karena kata belajar merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut ilmu.
Tetapi tidak semua orang mengetahui pengertian belajar. Oleh karena itu,
sebelum melangkah lebih jauh, penulis akan mengemukakan pengertian belajar
menurut beberapa ahli dalam dunia pendidikan.
Menurut Chaplin seperti yang dikutip Muhibbin Syah, ia membatasi
pengertian belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama menyebutkan
bahwa “ Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman”. Dan rumusan kedua menyebutkan
bahwa “ Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus”.10 Sehingga belajar tidak akan terwujud tanpa adanya latihanlatihan yang akan mengubah tingkah laku individu.
Winkel berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,
10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 60-61 33
keterampilan dan nilai, sikap. Dan perubahan tersebut sifatnya konsisten dan
berbekas.11
Gagne juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Dan belajar juga merupakan
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.12
Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan tahapan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dari keseluruhan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sedangkan perubahan yang timbul akibat belajar adalah
perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah
laku seseorang. Sehingga perubahan-perubahan seseorang yang terjadi akibat
mabuk, gila, lelah, jenuh, dan lain sebagainya tidak dapat dikategorikan dalam
belajar ini.
2. Belajar Menurut Pandangan Islam
Islam menggambarkan belajar dengan mendasarkan pada firman Allah
Q.S. An-Nahl ayat 78 sebagai berikut:
"
11 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm. 36
12 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 13 34
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibumu dengan keadaan
kamu tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”13
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia tidak
memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatupun. Kemudian setelah
mulai sempurna perkembangannya sebagai hasil dari pematangan dan aktivitas
belajarnya, maka ia sudah dapat menggunakan dan memfungsionalkan alat-alat
indra yang dianugerahkan Allah SWT padanya. Yaitu untuk mengenal alam
sekitarnya, dirinya dan Allah pencipta alam semesta.
Keadaan manusia yang baru lahir dan tidak memiliki pengetahuan apapun
bukanlah berarti bahwa tidak memiliki potensi, akan tetapi ia memiliki potensipotensi atau daya-daya yang harus dikembangkan melalui proses belajar. Abdul
Fattah Jalal dalam bukunya Minal Ushul at-Tarbawiyah al-Islamiyah,
sebagaimana yang dikutip Zaini, telah mengkaji ayat-ayat Al Qur’an yang
berkaitan dengan alat-alat yang dianugerahkan Allah untuk meraih ilmu
pengetahuan. Dan masing-masing alat itu saling berkaitan dan melengkapi
dalam mencapai ilmu. Diantaranya adalah: 14
a. Al-Lams dan As-Syum (alat peraba dan penciuman), sebagaimana disebutkan
dalam Q.S Al-An’am: 7
13 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Kudus: Mubarokatan Toyyibah), hlm. 275
14 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah
Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 8-935
!
Artinya: “Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu
mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri,
tentulah orang-orang kafir itu berkata: ini tidak lain adalah sihir
yang nyata” 15
dan pada Surat Yusuf ayat 94 yaitu:
#
Artinya: “Tatkala Kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir) berkata ayah
mereka: “Sesungguhnya aku mencium bau yusuf, sekiranya
kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan
aku)”16
b. As-Sama’ (alat pendengaran). Penyebutan alat ini dihubungkan dengan
penglihatan dan qolbu, yang menunjukkan adanya saling melengkapi
antara berbagai alat untuk mencapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana
tertuang dalam Q.S. Al-Isra: 36
15 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 128
16 Ibid, hlm. 24636
Artinya:“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya”
17
c. Al-Abshar (penglihatan). di dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang
menyeru manusia untuk melihat dan merenungkan apa yang dilihatnya
sehingga dapat mencapai hakikatnya. Sebagaimana firman Allah dalam
Q.S. Al-A’raf: 185
Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan
bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan
kemungkinan Telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada
berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran
itu?”18
d. Al-‘Aql (akal atau daya berfikir). Dalam hal ini Al-Qur’an memberikan
perhatian khusus sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali-Imron: 191
17 Ibid, hlm. 285
18 Ibid, hlm.37
!
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):” Ya Tuhan kami,
tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” 19
e. Al-Qalb (kalbu). Hal ini termasuk alat ma’rifah yang digunakan manusia
untuk dapat mencapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana firman Allah dalam
Q.S. Al-Hajj: 46
Artinya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta adalah hati yang di dalam dada” 20
19 Ibid, hlm. 75
20 Ibid, hlm. 33738
Dari situlah dapat dipahami, bahwa proses belajar menurut konsep Islam
sebagaimana pendapat Sjahminan Zaini dan Muhaimin berarti melatih,
menggunakan, memfungsikan, serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat
indera yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia secara integral dalam
berbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepadaNya.21
Dalam pandangan Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan
derajat kehidupan mereka. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat AlMujadalah: 11, yaitu:
! !
Artinya: “…Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orangorang yang beriman dan berilmu” 22
Atau dengan kata lain, untuk memperoleh kemajuan hidup manusia adalah
terletak pada kemampuan belajarnya. Sedang kemampuan belajar seseorang
telah ditetapkan oleh Allah sebagai suatu kemampuan ikhtiariahnya sendiri
melalui proses transformasi, transaksi dan transinternalisasi dalam berbagai segi
kehidupan manusia, dimulai sejak lahir sampai meninggal dunia. Hal inilah
yang disebut dengan belajar tanpa batas. Sebagaimana yang telah difirmankan
dalam Q.S. Ali-Imron ayat 190-191 sebagai berikut:
21 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Op. cit, hlm. 9
22 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 54339
!
Artinya: “Sesungguhnya dalam pemciptaan langit dan bumi serta silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang mempunyai (mempergunakan akalnya). (Yaitu) orang-orang yang
mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari dari
siksa neraka”23
Oleh karena itu manusia dianjurkan untuk selalu belajar, mencari dan
meneliti rahasia-rahasia ciptaan Allah melalui kemampuan berpikir dan
dzikirnya untuk memperkuat dan mempertajam iman kepadaNya. Belajar tanpa
batas di sini bukan hanya belajar sepanjang hayat, akan tetapi lebih dari itu.
Menurut Noeng Muhajir “Belajar tanpa batas setidak-tidaknya mengandung tiga
makna, yaitu pengembangan optimal kemampuan manusia, pengembangan
optimal kreasi wahana kehidupan manusia, dan pengembangan optimal
23 Ibid, hlm. 75 40
kesejahteraan manusiawi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan
Allah” 24
Berdasarkan pengertian belajar tanpa batas tersebut, maka tujuan dari
belajar menurut Islam adalah terbentuknya keterpaduan (integritas) antara iman,
ilmu dan amal secara optimal dalam diri seseorang yang senantiasa berkembang
dan di kembangkan terus menerus.25
3. Prinsip-prinsip Belajar
Hakikat belajar adalah sebuah perubahan. Agar memperoleh hasil yang
efektif dan efisien setelah melakukan kegiatan belajar, tentunya diperlukan
prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat memberi jalan ke arah keberhasilan
belajar. Menurut Djamarah, prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:26
a. Prinsip bertolak dari motivasi. Fungsi motivasi yang terpenting adalah
sebagai pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai
penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan.
b. Prinsip pemusatan perhatian. Atau yang biasa disebut konsentrasi terhadap
suatu masalah atau objek dengan mengosongkan fikiran dari hal-hal lain
yang dianggap mengganggu.
c. Prinsip pengambilan pengertian pokok. Dengan menggambil kata kunci/
pokok pikiran maka akan lebih mudah mengingat-ingat apa yang telah
dipelajari, sehingga mempercepat penguasaan bahan.
24 Sjahminan Zaini dan Muhibbin, Op. cit, hlm. 15
25 Ibid
26 Syaiful Bahri Djamarah, PsikologiBelajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),hlm. 61-6941
d. Prinsip pengulangan. Pengulangan diperlukan agar kesan-kesan berupa ilmu
pengetahuan yang timbul akibat belajar mudah diangkat ke alam sadar.
Artinya ilmu pengetahuan yang didapat dari hasil belajar harus
dimanfaatkan untuk menjawab berbagai masalah dalam kehidupan, bukan
membiarkanya mengisi otak tanpa arti.
e. Prinsip yakin akan kegunaan. Orang yang tidak malas dan gemar mencari
ilmu adalah orang yang yakin akan kegunaan ilmu. Karena dengan ilmulah
tatanan kehidupan pribadi, keluarga, dan kelompok sosial dapat berubah.
f. Prinsip pengendapan. Belajar tidak harus terus-menerus selama berjam-jam,
akan tetapi perlu juga adanya istirahat untuk pengendapan terhadap sejumlah
kesan yang sudah diterima dari kegiatan membaca buku, guna mendapatkan
pergertian dari apa yang telah dibaca.
g. Prinsip pengutaraan kembali hasil belajar. Hal ini adalah strategi yang jitu
untuk mengingat kembali kesan-kesan yang baru didapatkan dari kegiatan
belajar, dengan cara memakai kata-kata sendiri dengan mengambil pokok
pikiran dari apa yang telah dibaca.
h. Prinsip pemanfaatan hasil belajar. Guna dari prinsip ini adalah untuk
mempertahankan ilmu yang diterima dari kegiatan belajar, dengan cara
mempelajari hal-hal lain atau mengamalkanya pada orang lain yang
memerlukanya.
i. Prinsip menghindari gangguan. Siapapun sekali waktu pasti akan mengalami
gangguan dalam belajar. Gangguan adalah musuh utama dalam belajar,
bentuk dan jenisnya pun bermacam-macam. Datangnya tidak hanya dari luar 42
diri kita sendiri tetapi dapat juga dari dalam diri kita sendiri. Berbagai
macam jenis dan bentuk gangguan dapat menyebabkan seseorang sulit
dalam belajar, dan sukar berkonsentrasi. Oleh karena itu belajar yang
berhasil adalah kegiatan belajar yang sepi dari gangguan.
Sedangkan menurut Ahmadi,27 prinsip-prinsip belajar adalah:
a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya dalam dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapanya.
b. Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku
pelajaran itu sendiri.
c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari
dapat dikuasainya.
e. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungannya.
f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dimyati dan Mudjiono,28 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah:
a. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal-hal seperti:
sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan
mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar,
kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi
atau unjuk hasil kerja, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.
27 Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses (Solo: Anaka, 1993), hlm. 22
28 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
236-25343
b. Faktor ekstern belajar yang meliputi hal sebagai berikut: guru sebagai
pembina belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian,
lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.
Sedangkan menurut slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, di antaranya:
a. Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan baik secara jasmani atau rohani.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar juga dibedakan menjadi tiga
faktor, yaitu:
a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orang
tua.
b. Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum,relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.29
29 Slameto, Op. cit, hlm. 54-7144
Ngalim purwanto juga merumuskan tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap belajar, dan membaginya menjadi dua golongan. (a)
faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang
berupa kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor
pribadi. (b) faktor sosial, yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain
keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.30 Karena faktor-faktor
tersebut di ataslah, maka muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan
berprestasi rendah atau gagal sama sekali dalam belajarnya.
5. Teori Belajar
Teori-teori yang berhubungan dengan peristiwa belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis teori, di antaranya adalah:
a. Teori belajar behavioristik
Teori belajar ini di pelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson. Keyakinan
yang terdapat dalam teori behavioristik adalah bahwa “setiap anak manusia lahir
tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan, dan warisan abstrak
lainnya. Semua kecakapan, kecerdasan, dan bahkan perasaan baru timbul setelah
manusia melakukan kontak dengan alam sekitar terutama alam pendidikan”.31
Dan hal tersebut berarti seorang individu bisa pintar, terampil dan berperasaan
tergantung pada bagaimana individu tersebut dididik.
30 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 102
31 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 94 45
Para penganut teori behavioristik ini terlalu mengutamakan pentingnya
pembiasaan dalam pendidikan. Dan menganggap dasar atau keturunan itu tidak
ada. Hasil pendidikan terutama ditentukan oleh pengaruh yang diterima anak
dari dunia sekitarnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pembentukan
kebiasaan itu sangat penting artinya, akan tetapi jangan sampai dilupakan bahwa
di samping itu manusia juga mempunyai kata hati. Dan ia dapat memilih dan
menentukan sendiri.
b. Teori belajar kognitif
Para penganut teori ini lebih menekankan arti penting proses internal, mental
manusia. Menurut pendapat aliran ini, “tingkah laku seseorang senantiasa
didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di
mana tingkahlaku itu terjadi”32
. Piaget seorang pakar psikologi kognitif
mengemukakan bahwa “ semenjak kelahiranya, setiap anak manusia memiliki
kebutuhan yang melekat dalam dirinya sendiri untuk belajar”33
Dalam teori ini kerangka berpikir seseorang merupakan kunci utama dari
perilaku individu tersebut. Sehingga segala keputusan adalah murni dari pikiran
tanpa pengaruh atau stimulus dari luar atau lingkungan sekitarnya.
c. Teori belajar konstruktivistik
Bagi kaum konstuktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk
menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk menemukan fakta. Dan
kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana siswa membangun sendiri
32 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm, 121
33 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 93 46
pengetahuannya, dan mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari.
Menurut konstruktivis, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil
belajarnya. Siswa sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajari
dengan cara mencari makna, kemudian membandingkanya dengan apa yang
telah ia ketahui serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang yang telah
diketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.
34
Berpijak pada teori ini, seorang siswa harus mempunyai pengalaman dalam
belajar seperti membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek,
memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,
mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan jawaban,
dan lain-lain. Kemudian siswa juga diharapkan mampu mempraktikkan
pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dalam konteks kehidupan nyata.
C. Kebiasaan Belajar
Dalam buku The 7 Habits of Higly Ef ective People, Covey menyebutkan
bahwa:
“Kebiasaan merupakan faktor yang kuat dalam hidup. Karena konsisten dan
sering merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan secara terus
menerus setiap hari mengekspresikan karakter kita dan menghasilkan efektifitas
atau ketidakefektifan kita. Kemudian ia mendefinisikan kebiasaan sebagai titik
pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Di mana pengetahuan
adalah paradigma teoritis, yaitu apa yang harus dilakukan dan mengapa.
Keterampilan adalah bagaimana melakukanya dan keinginan adalah motivasi,
yaitu keinginan untuk melakukan.35
34 Triyo Supriyatno, Teori Belajar Konstruktivistik: Aplikasi dalam Dunia Belajar Siswa
dan Dunia mengajar Guru, Makalah Disajikan dalam Perkuliahan Program Akta VI, Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang, Malang 18 Juni 2007, hlm. 1
35 Stephen R. Covey, The 7 Habits Of Highly Ef ective People, terj. Budijanto (Jakarta:
Bina Aksara, 1993), hlm. 3647
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “kebiasaan
adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari
oleh seorang individu yang dilakukanya secara berulang-ulang untuk hal yang
sama.36 Sedangkan menurut poerwodarminto, “kebiasaan ialah sesuatu yang
biasa dilakukan atau merupakan adat.37
Menurut Gie, kebiasaan belajar didefinisikan sebagai “segenap perilaku
yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan
belajar”. Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan (hereditas)
akan tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun tanpa
sadar dari waktu-waktu yang lalu. Karena selalu diulang-ulang maka perilaku
tersebut terbiasakan dan pada akhirnya terlaksana secara spontan. Jadi kebiasaan
belajar ini mula-mula dibentuk sendiri oleh individu secara sadar atau tidak, dan
kemudian kebiasaan belajar yang telah tertanam akan membentuk corak dari
individu tersebut, yaitu individu yang sukses dan individu yang gagal dalam
studinya.38
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi belajar, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Slameto
“Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri”39 kebiasaan
belajar yang dapat mempengaruhi keberhasilan studi adalah kebiasaan belajar
yang baik, sedangkan yang membuat individu gagal adalah karena
36 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 1989), hlm. 113
37 W. J. S, Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1976), hlm. 135
38 The liang Gie, Cara Belajar yang Efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hlm.
192-193
39 Slameto, Op.cit, hlm 82 48
melaksanakan kebiasaan belajar yang buruk. Hal tersebut sebagaimana
diungkapkan oleh Gie bahwa ada dua macam kebiasaan belajar, yaitu kebiasaan
belajar baik dan kebiasaan belajar buruk40
.
a. Kebiasaan belajar baik
Kebiasaan belajar yang baik, akan membantu siswa menguasai
pelajarannya, mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses di
sekolahnya. Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang baik tersebut adalah:
1) Melakukan studi secara teratur setiap hari.
Jenis pekerjaan apapun akan memperoleh hasil yang baik apabila
dilakukan dengan teratur. Terlebih lagi dalam hal belajar. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ahmadi bahwasanya pokok pangkal pertama dari cara
belajar yang baik adalah keteraturan.41 Karena hanya dengan membiasakan
belajar dengan teraturlah seorang siswa akan memperoleh hasil yang baik.
Selanjutnya Ahmadi juga menuturkan bahwa pikiran yang teratur akan
menjadi modal yang tidak ternilai harganya. Karena hanya dengan pikiran
teratur, ilmu dapat dimengerti dan dikuasai.42
Kesalahan yang sering dibuat para pelajar selama ini adalah
menumpuk pelajaran sampai saat ulangan atau sudah mendekati ujian. Jelas
saja pelajaran itu tidak mungkin masuk ke otak dalam waktu yang sangat
singkat, walau bagaimanapun kerasnya seorang siswa belajar. Kalaupun
dapat selesai mempelajarinya, materi pelajaran itu tidak akan dikuasanya
dengan baik. Hal inilah yang biasa disebut Cramming. Oleh karena itu sudah
40 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 193
41 Abu Ahmadi, Op. cit, hal. 29
42 Ibid49
sepantasnyalah apabila seorang siswa membiasakan diri untuk teratur dalam
belajar.
Dari berbagai percobaan telah dibuktikan, bahwa belajar yang terus
menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat adalah belajar yang
tidak efisien dan tidak efektif. Oleh karena itu belajar yang produktif
diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Dalam hal ini, sebagaimana
dikemukakan dalam hukum jost tentang belajar, bahwasanya belajar 30
menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada sekali
belajar selama 6 jam (360) menit tanpa berhenti untuk istirahat.43
2) Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan
harinya berangkat kesekolah.
Siswa harus benar-benar mempersiapkan keperluan-keperluan yang
dibutuhkanya di sekolahan setidaknya pada malam hari sebelum keesokan
harinya berangkat kesekolah. Sehingga pada saat proses belajar mengajar
dimulai, siswa sudah siap dengan peralatan belajarnya seperti buku,
bolpoint, pensil, pengaris, penghapus buku PR dan lain sebagainya. Dengan
begitu keefektifan kegiatan belajar di sekolah tidak terganggu, hanya karena
ada peralatan yang tertinggal dirumah.
3) Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.
Disiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak
yang baik. Dan watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan
43 Ngalim Purwanto, Op, cit. hlm. 11450
suatu pribadi yang luhur.44 Dengan membiasakan diri untuk disiplin masuk
kelas sebelum guru memulai pelajaranya, maka siswa tidak akan ketinggalan
materi yang dibahas pada hari tersebut. Minimal siswa sudah siap di kelas 5
menit sebelum guru hadir dan memulai pelajarannya. Agar pemahaman
siswa terhadap materi juga lebih maksimal.
4) Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.
Seorang siswa akan selalu dituntut untuk benar-benar menguasai bahan
pelajaran secara lengkap sebelum melangkah pada materi berikutnya.
Memahami, mencatat dan menghafal materi merupakan satu kesatuan untuk
membantu agar siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajarannya hingga
tuntas. Jika terdapat materi yang belum dimengerti dan sukar difahami,
siswa dapat menanyakanya pada guru atau pada temannya sehingga materi
yang sulit akan lebih mudah difahami.
Siswa yang sulit memahami materi yang dipelajarinya terkadang
disebabkan karena kurangnya konsentrasi dalam belajar. Sedangkan menurut
Slameto, penyebab dari sulitnya berkonsentrasi adalah karena kurang
berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari; terganggu oleh keadaan
lingkungan seperti bising, keadaan yang kurang kondusif, cuaca buruk dan
lain-lain; pikiran kacau atau sedang mengalami banyak masalah sehingga
kondisi jiwa dan raganya terganggu; bosan terhadap sekolah/pelajaran dan
lain-lain.45
44 The Liang Gie, Cara Belajar yangEfisien (Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1988),
hlm. 59
45 Slameto, Op. cit, hlm. 87 51
5) Terbiasa mengunjungi perpustakaan.
Tidak seorang pun belajar tanpa bacaan. Dan perpustakaan adalah
gudang dari bacaan tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh
Ahmadi, bahwa dengan menjadi pengunjung perpustakaan yang setia dan
dapat mempergunakan perpustakaan dengan tangkas dan baik, maka seorang
pelajar akan menjadi seorang yang berpengetahuan.46
Selanjutnya untuk dapat memakai perpustakaan yang baik harus
memperhatikan dan mempelajari beberapa hal di antaranya yaitu: 1)
mengetahui peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemakaian
perpustakaan, misalnya syarat-syarat peminjaman, lama peminjaman, dan
kewajiban-kewajiban yang harus ditaati. 2) mengetahui bagaimana cara
menemukan buku dalam katalog, 3) memperhatikan hal-hal yang ada di
ruang baca, seperti adanya buku-buku petunjuk, buku pegangan, kamus,
atlas, ensiklopedi dan lain-lain.47
b. Kebiasaan belajar buruk
Kebiasaan belajar yang buruk, akan mempersulit siswa memahami
pengetahuan, menghambat kemajuan studi, dan akhirnya mengalami kegagalan.
Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang buruk tersebut yaitu: (1) hanya
melakukan belajar secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu, (2) sesaat
sebelum berangkat ke sekolah barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan
yang perlu dibawa, (3) sering terlambat masuk kelas, (4) belajar seperlunya saja
sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan, (5) jarang
46 Abu Ahmadi, Op. cit, hlm. 103
47 Ibid, hlm. 102 52
sekali masuk perpustakaan dan tidak tahu cara mempergunakan ensiklopedi dan
berbagai karya acuan lainnya.48
Dalam kaitanya dengan kebiasaan baik dan buruk, Al Qur’an juga banyak
menganjurkan kepada manusia untuk melakukan hal-hal yang baik dan
meninggalkan perbuatan yang buruk dalam hal apapun, termasuk juga
membiasakan diri melakukan hal-hal yang baik terhadap sesuatu yang telah
menjadi kewajiban manusia seperti belajar. Sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah Q.S. Luqman: 17
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”49
Dalam hadist Nabi juga disebutkan bahwa seseorang yang membiasakan
diri melakukan hal-hal yang baik dan benar maka akan memperoleh kebaikan.
Sedangkan dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar yang baik dan benar, yang
diperoleh siswa adalah keberhasilan belajarnya yaitu ditunjukkan dengan
prestasi yang tinggi.
48 The Liang Gie, Op. cit, hal. 193
49 Al Qur’an dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 41253
ان= لص ا د ي ق هدى الى برال برال انو يهدى الى جال و نة ان ر ال جلي ل صد ح ق تى
ي بكت ن دع� صد هللاا ي قا
Artinya: “Sesungguhnya as-shidq (bersikap benar) itu membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang
membiasakan diri bersikap benar, maka tercatat di sisi Allah sebagai
shiddiq (orang yang benar)”. (H.R. Bukhori Muslim)50
Karena itulah maka seorang siswa harus membiasakan diri dengan
kebiasaan yang baik dalam belajarnya. Selain akan membawa hasil belajar yang
bagus kebiasaan belajar juga mempunyai manfaat tersendiri. Sebagaimana sifat
dasar dari kebiasaan belajar itu sendiri adalah spontan dan otomatis. Donald A.
Laird yang dikutip oleh Gie menyatakan bahwa kegunaan dari kebiasaan adalah:
(a) Menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau memakai pikiran, (b)
Dapat meningkatkan efisiensi manusia (human ef iciency), (c) Membuat
seseorang menjadi lebih cermat. Selanjutnya Harry Dexter juga menambahkan
bahwa “Kebiasaan membantu seseorang menjadi ajeg (consistent)”.
51
Karena adanya manfaat-manfaat dari kebiasaan belajar tersebut, maka
sudah seharusnya bagi seorang pelajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik agar memperoleh hasil atau prestasi yang baik pula di sekolahnya.
D. Minat Membaca
Aktivitas membaca akan dilakukan oleh seseorang atau tidak sangat
ditentukan oleh minatnya terhadap aktivitas tersebut. Secara umum, minat dapat
50 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Op. cit, hlm. 49
51 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 194-195 54
diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha
atau mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.
52
Menurut Slameto,53 “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tesebut maka semakin
besar minat. Minat (interest) juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
54
Minat akan menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni
oleh seseorang. Bila individu berminat pada suatu kegiatan maka pengalaman
mereka akan lebih menyenangkan dari pada merasa bosan. Dan jika tidak ada
suatu kesenangan maka kegiatan tersebut hanya akan dilakukan seperlunya saja.
Sehingga hasilnya pun kurang maksimal.
Dengan demikian, minat seharusnya menjadi pangkal dari semua aktifitas
manusia di mana setiap manusia mempunyai kebutuhan yang bermacammacam. Sehingga dengan adanya usaha pemenuhan kebutuhan itu, maka
timbullah minat yang kuat dalam dirinya untuk berusaha dengan sungguhsungguh dalam mencapai kebutuhan tersebut tanpa adanya perintah atau
paksaan dari orang lain.
52 Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan (http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/
artikel/ss-1. Pdf, diakses: 6 januari 2007), hlm. 2
53 Slameto, Op. cit,hlm. 180
54 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 13655
Menurut Hurlock,
55 minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan
aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan
berpusat pada manfaat dari obyek tersebut. Dan aspek afektif berupa rasa suka
atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut.
Adapun ciri-ciri minat menurut Hurlock yaitu:56
a. Minat tumbuh bersamaan dengan berkembangnya fisik dan mental. Minat
di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental,
misalnya perubahan minat dalam hubunganya dengan perubahan usia.
b. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah
satu penyebab meningkatnya minat seseorang.
c. Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar
merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat
menikmatinya.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Ketidakmampuan fisik dan mental
serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat anak.
e. Minat dipengaruhi budaya, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin
minat juga luntur.
f. Minat berbobot emosional. Yaitu minat yang berhubungan dengan
perasaan, bila suatu obyek dihayati sebagai suatu yang sangat berharga,
maka akan timbul perasaan senang dan akhirnya diminati.
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi
beberapa huruf dan kata.57 Sedangkan menurut Soedarso membaca adalah
55Elizabet B. Hurlock, Perkembangan anak, terj., Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,
1993), hlm. 116
56 Ibid, hlm. 115 56
aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah meliputi, orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
mengamati dan juga mengingat.58
Dalam kaitannya minat dengan membaca, maka dapat dimisalkan jika
seorang siswa yang minatnya besar terhadap suatu bacaan tertentu, maka ia akan
suka mempelajari dan membacanya. Menurut Lilawati minat membaca diartikan
sebagai berikut:
“Minat membaca merupakan suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai
dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan
seseorang untuk membaca sesuai dengan kemauannya. Dan minat membaca
dapat ditandai adanya: (1) kesenangan membaca (2) kesadaran akan manfaat
bacaan (3) frekuensi membaca (4) dan jumlah buku bacaan yang pernah
dibaca”.59
Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan kekuatan
yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang
terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas
membaca dengan kemauan sendiri.
Ajaran agama Islampun memberikan tuntunan dan sekaligus anjuran
kepada umat manusia untuk membaca, bahkan ayat pertama yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Yaitu Q.S. AlAlaq: 1-5 yang berbunyi:
!
!
57 Soejanto sandjaja, Op. cit, hlm. 3
58 Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2002), hlm. 4
59 Lilawati, dalam Soejanto Sandjaja, Op, Cit, hlm. 357
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya” 60
Ayat ini menunjukkan tentang keutamaan membaca, menulis dan ilmu
pengetahuan. Yang memberikan pelajaran kepada manusia supaya giat
membaca untuk menambah ilmunya. Maka di sini membaca bukanlah sekedar
mengenal dan mengeja kata-kata, tapi jauh lebih dalam lagi yaitu dapat
memahami gagasan yang disampaikan kata-kata yang dibacanya itu. Karena
membaca merupakan suatu proses penalaran dari kegiatan pencarian informasi
melalui penerjemahan lambing-lambang yang tertulis. Sehingga dengan aktifitas
membaca seseorang dapat mempelajari rahasia alam ini, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan hidupnya.
E. Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak pernah habis-habisnya
dibicarakan di dunia pendidikan. Karena prestasi belajar merupakan simbol dari
keberhasilan seorang siswa dalam studinya. Sehingga prestasi yang tinggi
merupakan dambaan setiap siswa, guru, juga orang tua.
60 Al Qur’an dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 59758
Prestasi menurut Purwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah “ hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan dan dikerjakan
dengan sungguh-sungguh ”.61
Dalam pengertian prestasi ini, Al-Qur’an juga telah menjelaskan
bahwasanya Allah akan memberikan balasan dari apa yang sudah dikerjakan
manusia sebesar usaha yang mereka lakukan, yakni tertera dalam Q.S Al-Ahqaf
ayat 19 yang berbunyi:
Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.
Dan dalam Q.S Al-Zalzalah ayat 7 dan 8 juga disebutkan
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula”
Dari sini sudah dapat diketahui secara jelas bahwasanya manusia
diperintahkan untuk memacu diri dalam rangka peningkatan prestasi yang
maksimal, sehingga akhirnya akan dapat merasakan hasil dari usaha dan jerih
61 Purwodarminto, Op. cit, hlm. 76859
payahnya sendiri. Demikian pula halnya seorang siswa, prestasi yang diperoleh
juga dapat dilihat dari usaha-usahanya dalam belajar. Karena pada dasarnya
yang membuat seseorang maju atau mundur adalah dirinya sendiri.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11, sebagi berikut:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia”.
Sedangkan belajar sebagaimana yang diungkapkan Mulyasa, pada
hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi
kebutuhanya, sehingga setiap kegiatan belajar yang dilakukan seseorang akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, dan perubahan tersebut
meliputi kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.62
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Prestasi belajar adalah hasil usaha
yang telah dicapai siswa dari apa yang dilakukan dan dikerjakan selama dalam
kegiatan belajar mengajar, yang ditandai adanya perubahan-perubahan dalam
diri siswa meliputi ke tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
62 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung:
Rosdakarya, 2005), hlm. 18960
Bloom juga merumuskan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan
tingkah laku meliputi tiga ranah yang biasa disebut Taksonomi, yaitu ranah
kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah
psikomotor (psychomotor domain). Ranah kognitif meliputi: pengenalan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah
afektif meliputi: pandangan atau pendapat, dan sikap atau nilai. Sedangkan
ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagian-bagiannya.63
Menurut Muhibbin Syah,64 prestasi belajar merupakan pengungkapan hasil
belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang berupa
angka-angka atau simbol huruf sebagai bukti sejauh mana siswa dapat
menyerap atau menerima materi pelajaran dan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar yang biasanya diukur
melalui tes atau evaluasi. Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ini
sama halnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu
adanya faktor internal dan eksternal sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
63 Benjamin S. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 117-122
64 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 19261
2. Mata Pelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan intedisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu
sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).65
Adanya mata pelajaran IPS ini bertujuan agar peserta didik atau siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional maupun global.66
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS ini disusun
secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
65 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB (http//www.
Puskur. Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf, diakses 20 mei 2007), hlm. 7
66 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), (http//www. Puskur.Net/ inc /si/ smp/
pengetahuan sosial.pdf, diakses 20 mei 2007), hlm. 417 62
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam dalam bidang ilmu yang berkaitan.
Sedangkan yang menjadi obyek dalam penilaian pembelajaran IPS
mencakup penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan peserta didik dan penilaian hasil belajar yaitu proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan criteria tertentu.
Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat
dikenali melalui sejumlah hasil belajar yang saling berkaitan satu dengan
lainnya. Dan hasil belajar atau prestasi belajar merupakan akibat dari suatu
proses belajar.
67
Penilaian terhadap hasil belajar hendaknya tidak dilakukan sesaat saja,
akan tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan. Di samping itu penilaian
bukan hanya menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi proses, hasil
dan perkembangan dari wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dicapai. Sehingga untuk menentukan nilai raport siswa seorang guru
menyimpulkan dari ulangan harian, ulangan umum, tugas-tugas terstruktur,
catatan perilaku harian siswa, dan juga laporan kegiatan siswa di luar sekolah
yang menunjang kegiatan belajar.
67 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, Op. cit, hlm. 2263
F. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca terhadap Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran IPS
Di atas telah diterangkan bahwa belajar sekaligus prestasi belajar siswa
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik faktor internal dan eksternal siswa.
Di samping itu hasil prestasi belajar yang juga tidak terlepas dari serangkaian
aktifitas-aktifitas siswa itu tidak akan mendapat hasil yang baik apabila tidak
didukung oleh kegiatan belajar sehari-hari yang bersifat positif. Sebaliknya
apabila kegiatan belajar yang dilakukan siswa sehari-hari bersifat negatif
misalnya terlalu banyak bermain, suka membaca buku yang bukan buku
pelajaran maka prestasi belajar tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
Aktifitas yang dilakukan siswa setiap hari yang berhubungan dengan pelajaran
misalnya, mengulangi pelajaran yang sudah disampaikan secara teratur,
membiasakan diri untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, bahkan sangat
suka membaca buku-buku pelajaran dapat mempermudah keberhasilan belajar,
dalam hal ini khususnya apabila siswa menyukai membaca buku-buku yang
berhubungan dengan materi IPS maka prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
juga akan tinggi.
Dalam belajar, siswa tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dan
untuk mencapai tujuan tersebut siswa melakukan segala bentuk usaha yang
hasilnya akan dapat terlihat apakah siswa tersebut sukses atau tidak. Penilaian
atas baik buruk usaha yang dilakukan siswa akan tergambar dalam bentuk
prestasi belajar siswa.
Gie merumuskan bahwa “kebiasaan belajar yang baik akan membantu
siswa dalam menguasai pelajaranya untuk mencapai kemajuan studi, dan 64
akhirnya sukses di sekolah”.68 Jadi kebiasaan belajar yang baik berarti
membiasakan diri dengan melakukan proses belajar yang tepat untuk mencapai
prestasi belajar yang maksimal. Dari sini sudah cukup jelas bagaimana pengaruh
dari kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa terhadap hasil prestasi
belajarnya.
Minat membaca juga besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar.
Karena hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, apalagi dalam
kaitanya dengan mata pelajaran IPS. Karena Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan ilmu yang dinamis, senantiasa berubah sesuai perkembangan dunia,
sehingga untuk menguasai ilmu tersebut dibutuhkan pengetahuan juga
pengalaman yang luas. Pengetahuan dan pengalaman akan terbentuk apabila
seorang siswa banyak membaca hal-hal yang berhubungan dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Kegiatan membaca tidak gampang dilakukan apabila tidak
ada minat yang besar dari seorang siswa dalam melakukan kegiatan membaca.
Wigfield dan Gutrie telah menegaskan bahwasanya “anak-anak yang memiliki
minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di sekolah, sebaliknya anakanak yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula prestasi
belajarnya”.69 Karena pada dasarnya belajar memang tidak lepas dari membaca,
dan prestasi adalah hasil dari belajar itu sendiri.
Kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang tinggi akan
memainkan peranan yang terpenting bagi para pelajar yang sukses. Kecerdasan
(Intelligence) tidak dianggap sebagai faktor utama untuk meraih sukses dalam
68 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 193
69 Wigfield dan Gutrine, dalam Soejanto Sandjaja, Op, Cit, hlm. 1 65
studi. Akan tetapi apabila intelligence yang tinggi didukung kebiasaan yang baik
dan dilandasi minat yang besar pasti akan mendatangkan sukses dalam studi.
Sebagaimana pendapat Slameto bahwa “ minat membaca sekaligus kebiasaan
belajar besar pengaruhnya terhadap belajar”.70 Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Henry Clay Lindgren yang dikutip oleh Gie, juga membuktikan
bahwasanya faktor-faktor yang melatar belakangi keberhasilan studi adalah 33%
berasal dari kebiasaan-kebiasaan studi yang baik, 25% minat, 15% kecerdasan,
5% pengaruh keluarga, dan 22% berasal dari faktor lain.71
Dari beberapa keterangan tersebut sudah cukup jelas bagaimana pengaruh
kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap keberhasilan studi siswa. Oleh
karena itu, siswa harus menumbuhkan dan mengembangkan dua faktor tersebut
agar mencapai sukses dalam studinya.
70 Slameto, Op. cit, hlm. 57 dan 82
71 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 195 66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda yang
berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.
B. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan,
maka jenis dari penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian penjelasan
atau eksplanatory. Singarimbun menyatakan bahwa “Penelitian eksplanatory
adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel
penelitian dan melalui pengujian hipotesa”72
.
Dalam penelitian jenis ini yang telah dirumuskan akan diuji untuk
mengetahui adanya pengaruh antara variabel-variabel dalam penelitian yaitu
mengenai kebiasaan belajar dan minat membaca yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.
C. Data dan Sumber Data
Untuk melakukan penelitian diperlukan data-data yang sesuai dan
berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu:
72 Singarimbun dan Efendi, Metode Statistik Survey (Jakarta:LP3ES, 1989), hlm. 5 67
1. Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik Dari
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.73 Dalam penelitian ini data
tersebut berupa:
Hasil angket pengukuran kebiasaan belajar siswa MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar
Hasil angket pengukuran minat membaca siswa MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain,
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.74 Dalam
penelitian ini data tersebut berupa:
Data nilai mentah raport siswa mata pelajaran IPS semester ganjil
Data jumlah siswa kelas II MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
Data mengenai sejarah, Visi dan Misi MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
Sedangkan sumber data yang merupakan subyek dari mana data-data
dalam penelitian ini dapat diperoleh, sebagaimana menurut Arikunto dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu person (sumber data berupa orang), Place
73 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 42
74 Ibid68
(sumber data berupa tempat), paper (sumber data berupa simbol)75
, di antaranya
adalah:
1. Perpustakaan pusat Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan
Perpustakaan Pusat Universitas Negeri (UM) Malang tempat peneliti
memperoleh berbagai buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dan
bahan kajian dalam penelitian.
2. Kepala sekolah MTs Darul Huda, guru dan staf tata usaha di mana dalam
hal ini peneliti memperoleh data sejarah berdirinya MTs Darul Huda,
jumlah siswa dan data hasil belajar siswa.
3. Responden yang dalam hal ini adalah siswa kelas VIII untuk memperoleh
data tentang kebiasaan belajar dan minat membaca.
4. Sumber-sumber data lain yang relevan dengan penelitian.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian76
. Populasi dapat
berupa manusia, benda, gejala-gejala, pola hidup, tingkah laku, dan sebagainya.
Ada dua macam populasi dalam penelitian yaitu, populasi terhingga yang terdiri
dari elemen dengan jumlah tertentu dan populasi tak terhingga yang terdiri dari
elemen yang sukar dicari batasannya77
.
Populasi tak terhingga dalam hal ini adalah seluruh komponen yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Wonodadi Blitar. Sedangkan populasi
75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 107
76 Ibid, hlm. 108
77 Ibid69
tehingga dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII yang terdiri dari 91
siswa dan terbagi dalam 2 kelas. Sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah
ini:
Tabel. 3
Populasi
No Keterangan Jumlah populasi
1
2
Kelas VIII A
Kelas VIII B
48
43
Jumlah 91
Sumber: Dokumentasi MTs Darul Huda
2. Sampel
Menurut Arikunto, “Sampel adalah sebagian atau merupakan wakil dari
populasi yang diteliti”78
. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.79 Sehubungan dengan banyaknya jumlah siswa kelas VIII
yang ada di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar berjumlah 91 siswa maka sesuai
pendapat Arikunto di atas, yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh
populasi yang ada. Alasan peneliti hanya mengambil kelas VIII sebagai
sampel, karena kelas IX sudah jarang berada di sekolahan sehingga akan sulit
dalam pengambilan data, sedangkan untuk kelas VII peneliti menganggap
bahwa siswa di kelas tersebut masih dalam tahap penyesuaian, sehingga kondisi
mereka kurang stabil.
78 Ibid, hlm. 109
79 Ibid, hlm. 11270
E. Pengumpulan Data
Untuk menentukan data yang yang diperlukan maka dibutuhkan adanya
teknik pengumpulan data agar bukti-bukti dan fakta-fakta yang diperoleh
berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan
yang sebenarnya. Untuk menggali data dari sumber yang telah ditentukan, maka
diperlukan alat kerja untuk mengumpulkan data yang disebut dengan teknik atau
metode pengumpulan data. Adapun metode-metode yang diperlukan tersebut di
antaranya adalah:
1. Metode angket/ kuesioner
Metode ini digunakan untuk penelitian dengan cara memberikan daftar
pertanyaan pada orang yang sengaja diminta memberikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut, baik berupa pendapat, keyakinan, maupun
tanggapan untuk menceritakan tentang dirinya atau keadaan orang lain.
Sebagaimana yang dikatakan Arikunto bahwasanya: “Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.80
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kebiasaan belajar
dan minat membaca siswa. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data
dengan angket yaitu:
a. Tahap persiapan
Mengurus surat izin penelitian dari fakultas, untuk melakukan penelitian di
sekolah yang bersangkutan.
80 Ibid, hlm. 12871
b. Tahap pelaksanaan, meliputi:
1) Menyerahkan surat izin pengantar untuk mengadakan penelitian dan
proposal penelitian kepada kepala sekolah yang bersangkutan.
2) Menyebarkan angket kepada responden untuk diisi.
3) Setelah pengisian angket, maka angket diperiksa ada tidaknya angket
yang belum terjawab untuk ditanyakan langsung kepada responden.
4) Mentabulasi data yang telah diperoleh
5) Menganalisis data
6) Menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari hasil analisis data.
c. Tahap pelaporan
Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk skripsi.
Sedangkan waktu yang digunakan selama pelaksanaan pengambilan data
melalui angket ini sampai tahap akhir adalah 1 bulan.
2. Dokumentasi
Sebagaimana disebutkan oleh Arikunto, dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode ini,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.81
Dokumentasi merupakan metode di mana peneliti menggunakan dokumendokumen yang relevan untuk menunjang hasil penelitian. Antara lain:
a. Nilai mentah raport mata pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran
2006/2007.
81 Ibid, hlm. 13572
b. Daftar nama siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Hal yang terpenting dalam penelitian adalah menentukan instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga
variabel yaitu kebiasaan belajar dan minat membaca sebagai variabel bebas,
sedangkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS sebagai variabel terikat.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket yang di dalamnya
berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan belajar dan
minat membaca siswa. Dan angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.82
Angket dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang disebut
skala likert. Menurut Kinnear, skala likert ini berhubungan dengan pernyataan
tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, seperti setuju-tidak setuju, senangtidak senang, dan baik-tidak baik.83 Atau dengan kata lain, skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item istrumen yang
82 Ibid, hlm. 129
83 Kinnear Sebagaimana dikutip oleh Husein Umar, Op. cit, hlm. 6973
menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat
negatif.
Adapun jawaban dari item-item angket yang menggunakan skala likert
dinilai dengan skor sebagai berikut:
1. Sangat setuju mempunyai skor : 5
2. Setuju mempunyai skor : 4
3. Netral mempunyai skor : 3
4. Tidak setuju mempunyai skor : 2
5. Sangat tidak setuju mempunyai skor : 1
Data tentang prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII semester
ganjil tahun pelajaran 2006/2007 diambil melalui dokumentasi dari nilai mentah
raport siswa, karena lebih mudah, cepat diperoleh dan tidak terlalu banyak
waktu serta data otentik dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehubungan dengan
pemakaian metode dokumentasi dalam pengambilan nilai mentah raport siswa
mata pelajaran IPS, maka peneliti membuat kriteria keberhasilan belajar mata
pelajaran IPS yang didasarkan pada pendapat Syah, bahwa “angka terendah
yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan siswa (Passing Grade) untuk
skala 0-100 adalah 55 atau 60, sehingga nilai 61 ke atas sudah dianggap sudah
memenuhi target keberhasilan belajar”.84 Kriteria tersebut dapat dipilah-pilah
mulai dari skor terendah sampai tertinggi, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.
84 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 197 74
Tabel. 4
Kriteria keberhasilan belajar
No Skor Kriteria
1
2
3
4
5
≤ 20
21-40
41-60
61-80
81-100
Gagal
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Hasil dari sebuah penelitian akan sangat tergantung pada kualitas data
yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian yang didalam proses
pengumpulanya seringkali menuntut pembiayaan, waktu dan tenaga yang besar
tidak akan berguna apabila alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan
data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Arikunto adalah “suatu ukuran yang menunjukkkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.85 Sebuah butir soal
atau item pada instrumen dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang
besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi
atau rendah. Dalam arti skor suatu item mempunyai kesejajaran dengan skor
total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga dalam penelitian
ini untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi Product moment.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut86:
85 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm. 144
86 Ibid, hlm. 14675
rxy =
( )( )
{ ( )}{ ( )}
2 2 2 2 NSC - SC NSU - SU
NSCU - SC SU
keterangan:
r : koefisien korelasi
N : banyaknya sampel
X: skor item X
Y: skor itemY
Dan butir soal atau item dapat dikatakan valid apabila r hitung > r table, pada taraf
signifikan 5%. Dengan df= 91-2 = 89; r tabel = 0, 217.
Setelah dilakukan uji validitas item, hasil yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel. 5
Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X1
Variabel Item r r kritis Keterangan
X1 X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
X1.17
0,633
0,456
0,576
0,550
0,514
0,272
0,533
0,434
0,439
0,546
0,554
0,467
0,653
0,641
0,426
0,594
0,587
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer (diolah) tabel Validitas 76
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa validitas tiap-tiap item terhadap skor
total item valid karena nilai r di atas 0,217. Dengan nilai tertinggi pada item
X1.13 sebesar 0,653 dan nilai terendah item X1.6 sebesar 0,272.
Tabel. 6
Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X2
Variabel Item R r Kritis Keterangan
X2 X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X2.10
X2.11
X2.12
X2.13
0,607
0,501
0,614
0,494
0,665
0,474
0,550
0,650
0,490
0,663
0,504
0,488
0,566
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer (diolah) tabel Item total statistik
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa validitas tiap-tiap item terhadap skor
total item adalah valid karena nilai hasil korelasi atau nilai r diatas 0,217
Dengan nilai tertinggi pada item X2.10 sebesar 0,663 dan nilai terendah item X2.6
sebesar 0,474.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Butir soal dapat dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap.
Reliabel artinya dapat dipercaya, atau dapat diandalkan. Maka reliabilitas
mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya.87
87 Ibid, hlm. 154.77
Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas intrumen dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1
dan 0 tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai yang berbentuk skala.88
Data dalam penelitian ini berbentuk skala interval 1-5, karena itu digunakan
rumus alpha sebagai berikut:
r11 = ÷
÷
ø
ö
ç
ç
è
æ S
÷ -
ø
ö
ç
è
æ
-
2
1
2
1
1 s
sb
k
k
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
Σ σb
2
: jumlah varian butir
σ1
2
: varian total
dengan dasar pengambilan keputusan:
jika r alpha positif dan r alpha > r kritis yaitu 0,6089
, maka butir atau data
tersebut reliabel.
jika r alpha positif dan r alpha < r kritis yaitu 0,60, maka butir atau data tersebut
tidak reliabel.
Sedangkan hasil dari pengujian reliabilitas instrumen dapat dilihat pada
tabel berikut:
88 Ibid, hlm. 171
89 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 183 78
Tabel. 7
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpa r kritis keterangan
X1 0,836 0,60 Reliabel
X2 0,818 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer (diolah) tabel Reliabilitas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah representatif. Dalam arti pengukuran datanya dapat
dipercaya karena hasil perhitungan semua variabel di atas standar nilai alpha
cronbach yaitu ≥0,60.
H. Analisis Data
1. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hipotesa yang diajukan bermakna atau tidak maka
digunakan uji statistik sebagai berikut:
a. Uji parsial (t-test)
Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen dengan asumsi
variabel independen lainya konstan. Tingkat kepercayaan dari uji t ini adalah
95% dengan tingkat kesalahan 5%. Adapun rumus yang digunakan dalam
pengujian ini adalah:
t-test =
( )
2
1
2
r
r n
-
- 90
90 Ibid, hlm. 18479
Keterangan:
t : uji hipotesis
r : koefisien regresi
n : jumlah responden
adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
1) perumusan hipotesis. Sebagai berikut:
Ha :β1≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
β2≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara minat
membaca terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
Ho : β1=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
β2=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
2) penentuan nilai kritis dengan menentukan level of signifikan (α) = 5%
t tabel = t (α;df=n-2)91
t (0,05;91-2)
t = 1,98
3) penentuan kriteria penerimaan dan penolakan
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah terima Ho
-1,98 1,98
91 Ibid80
Ho diterima jika –1,98 ≤ t hitung ≤ 1,98
Ho ditolak jika t hitung < -1,98 atau t hitung > 1,98
b. Uji simultan (F-test)
Uji simultan atau uji serentak berarti menguji kevalidan seluruh
variabel dalam penelitian secara bersama-sama. Dalam uji F ini dilakukan
untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan
terhadap variabel dependent dengan tingkat kesalahan 95% dan tingkat
kesalahan 5%. Rumus yang digunakan untuk uji F adalah92:
F = (1 )/( 1)
/
2
2
- R n - k -
R k
Keterangan
F : F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
R : koefisien korelasi ganda
k : jumlah variabel independen
n : jumlah sampel
adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
1) perumusan hipotesis
Ha : β≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS
Ho : β=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama antara kebiasaan belajar dan m81
2) penentuan nilai kritis dengan menentukan level of signifikan (α) = 5%
F (k; df= n-k-1; α)
93
F (2; 91-2-1; 0,05)
F (2; 88; 0,05)
F = 3,11
3) penentuan kriteria penerimaan dan penolakan
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah terima Ho
-3,11 3,11
Ho diterima jika –3,11 ≤ F hitung ≤ 3,11
Ho ditolak jika F hitung < -3,11 atau F hitung > 3,11
2. Analisis Regresi ganda (Multiple Regression)
Menurut Arikunto, “Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu
perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas
untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”94 analisis ini digunakan
untuk menguji pengaruh secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri antara
variabel independen (X) yang dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan
minat membaca dan variabel dependen (Y) yaitu prestasi belajar. Rumus
persamaannya adalah:
Y= b0+ b1 X1+b2 X2
95
93 Ibid, hlm. 191
94 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm, 264
95 Ibid, hlm. 27082
Keterangan:
Y : prestasi belajar
X1 : kebiasaan belajar
X2 : minat membaca
b0 : konstanta
b1, b2 : koefisien regresi
Analisis regresi ganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS (Statistical Package For Social Science) 12.0
for Windows. 83
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek
1. Profil MTs Darul Huda
a. Nama Sekolah : MTs Darul Huda
b. Alamat Sekolah : Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Wonodadi
1) Desa : Wonodadi
2) Kecamatan : Wonodadi
3) Kabupaten : Blitar
4) Propinsi : Jawa Timur
c. Letak Sekolah : 25 Km dari Kota Blitar
01 Km dari Kecamatan Wonodadi
d. Nama Yayasan : Pondok Pesantren Darul Huda
e. Alamat : Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Wonodadi Blitar
f. NSS/NSM/NDS : 212350514008
g. Status : Swasta
h. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B
i. Tahun Didirikan : 1961
j. Tahun Beroperasi : 1972
k. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan
1) Status Tanah : Sertifikasi/Akte
2) Luas Tanah : 11.100 m2
l. Status Bangunan : Milik Yayasan 84
m. Luas Bangunan : 9,866 m2
n. Jumlah Guru : 31
o. Jumlah Siswa : 302
2. Sejarah Berdirinya MTs Darul Huda
Madrasah Darul Huda mengalami evolusi panjang mulai dari berdirinya.
Darul Huda didirikan oleh KH. Said Hamzah tahun 1940. Pada masa awal
berdirinya, Darul huda merupakan Pondok Pesantren Salafiyah yang bernama
Hidayatut Tholibin di mana santri-santrinya banyak yang berasal dari luar
Blitar, bahkan dari luar pulau Jawa di antaranya Gresik, Banyuwangi,
Semarang, Kudus, Cirebon, Palembang, Medan dan juga Makasar. Setelah KH.
Said Wafat, kepemimpinan pondok pesantren salafiyah tersebut digantikan oleh
putra beliau yakni KH. Hasan Badri dan KH. Bustomi. Pada masa ini selain
diajarkan pelajaran pondok salaf seperti Ta’limul Muta’alim, Mantiq, Balaghoh,
Bulughul Marom dan sebagainya, dua Kyai tersebut juga mulai berinisiatif
untuk mendirikan sebuah lembaga formal. Dan keinginan tersebut mendapat
tanggapan baik dari pemerintah dan akhirnya tahun 1960 dapat trealisasikan
dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pada tahun tersebutlah mulai
dibangun fondasi institusi pendidikan formal yang pertama di Pondok Pesantren
Hidayatut Tholibin.
Melihat keberhasilan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mendapat sambutan
luar biasa dari masyarakat, dalam waktu yang relatif singkat yaitu 1 tahun, KH.
Hasan Badri dan KH. Bustomi, telah berhasil mendirikan Madrasah Tsanawiyah
(MTs). Kemudian pada pada tahun 1966 dengan resmi perguruan salafiyah 85
hidayatut tholibin menjadi perguruan Darul Huda dan dengan perkembanganya
pada masa itu telah memiliki 7 lembaga. Yakni Pondok Pesantren Darul Huda,
Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Madrasah Aliyah (MA), Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun dan
Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun.
Setelah KH. Hasan Badri meninggal, KH. Bustomi pindah ke Desa
Dadaplangu karena beliau mendapat amanat untuk mendirikan pondik pesantren
di sana. Dengan kepindahanya ini akhirnya kepemimpinan Darul Huda
diserahkan pada adiknya yang bernama KH. Muhsin. Pada masa ini mulai
terjadi kemunduran di Pondok Pesantren Darul Huda dari sisi jumlah santri.
Namun di tangan beliau inilah pada tahun 1992 mulai dibentuk yayasan secara
formal dengan akta notaris Budi Dharma Kusuma SH No. 17/12/1992 dan mulai
berdirinya koperasi pondok pesantren yang terdiri dari koperasi sekolah dan unit
simpan pinjam.
Tahun 1998 KH. Muhsin meninggal dunia, dan beliau digantikan oleh
Asyharul Muttaqin, S.Pd, M.Ag sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Darul Huda. Banyak perubahan kearah kemajuan yang
dilaksanakan mulai dari mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diimbangi dengan kemantapan aqidah serta kedalaman spiritual untuk
melahirkan out come yang cerdas, trampil dan berakhlaq mulai. Sebagaimana
Madrasah Darul Huda memiliki konsep pendidikan yang berwawasan tauhid
dan kemanusiaan (teo-antroposentris), holistic dan integrated yang
menghilangkan dikotomi antara ilmu umum dan agama. 86
3. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Madrasah Darul Huda cerdas, terampil dan berakhlaq mulia
b. Misi
1) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
2) Meningkatkan sumber daya pendidikan berkapasitas
kepemimpinan yang bersifat Uswatun Hasanah.
3) Menanamkan nilai–nilai religius bernuansa Ahlusunah Waljama’ah
sebagai kultur warga madrasah dan lingkungan belajar.
4) Menghantarkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman
spiritual.
5) Menghasilkan output yang cerdas dan terampil
6) Membangun jaringan berbasis mutual improvement antara
madrasah dengan masyarakat
7) Mewujudkan madrasah efektif yang mengembangkan lingkungan
masyarakat berbasis pengetahuan ( masyarakat belajar )
8) Mewujudkan pengembangan profesionalisme sumber daya
kependidikan
9) Mewujudkan sarana prasarana kependidikan.
10) Mewujudkan perangkat sistem penilaian kependidikan.
11) Mewujudkan pengembangan kelembangaan dan manajemen
kependidikan menuju otonomi madrasah. 87
c. Tujuan
1) Mewujudkan madrasah berorientasi focus learning
2) Mewujudkan silabus dan perangkat pembelajaran untuk tiap mata
pelajaran
3) Mewujudkan metode dan strategi pembelajaran untuk tiap mata
pelajaran
4) Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
5) Mewujudkan Peningkatan kegiatan ketrampilan / life skill
6) Mewujudkan tercapainya standart nilai ujian akhir Nasional
7) Mewujudkan siswa memiliki Akhlaq Mulia
8) Mewujudkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman
spiritual
9) Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif
10) Mewujudkan peningkatan sumber daya kependidikan yang
profesional
11) Mewujudkan siswa unggul prestasi akademik dan non akademik
12) Mewujudkan siswa mandiri, kreatif dan terampil
13) Mewujudkan kelembagaan dan manajemen yang berkualitas
14) Mewujudkan peningkatan perangkat penilaian pendidikan
15) Mewujudkan persiapan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. 88
4. Fasilitas-fasilitas
MTs Darul Huda memasuki tahap perkembangan yang cukup pesat. Hal
ini ditunjang oleh lokasi yang strategis dengan sarana transportasi dan fasilitas
umum seperti kantor pos, perbankan yaitu BRI unit Wonodadi, pasar, dan
layanan kesehatan yaitu RSI H. Mardjoeki dan Puskesmas Wonodadi. Selain
fasilitas penunjang tersebut, MTs Darul Huda juga mempunyai fasilitas sebagai
sarana prasarana untuk mempersiapkan generasi muslim yang berilmu, di
antaranya:
a. Gedung sekolah atau ruang kelas sebagai tempat siswa-siswi menimba ilmu.
b. Laboratorium komputer yang mempunyai program basic Windows 98
ditunjang dengan jumlah komputer yang memadai.
c. Perpustakaan. MTs Darul Huda mempunyai 2 perpustakaan. Pertama,
perpustakaan konvensional yakni perpustakaan yang terbentuk sebagaimana
umumnya, yaitu siswa dapat membaca dan meminjam buku dari
perpustakaan tersebut. Kedua, perpustakaan digital dengan menggunakan
sistem komputer. Di mana dengan komputer tersebut, siswa dapat
mengakses beberapa buku hanya dari 1 CD dan kemudian bisa mencetaknya
sebagai bahan bacaan atau sebagai bahan pembuatan karya ilmiah.
d. Masjid yang digunakan sebagai tempat sholat berjama’ah setiap harinya dan
juga berfungsi sebagai pembelajaran lalaran nadhom Alfiyah, Imrithi, sholat
dhuha dan juga istighosah.
e. Sistem administrasi dan keuangan di mana layanannya sudah menggunakan
sistem komputerisasi demi pelayanan yang mudah cepat dan akurat. 89
f. Lapangan yang multifungsi. Yaitu yang digunakan sebagai tempat olah raga,
upacara dan sebagainya.
g. Mesin jahit dan obras yang bertujuan untuk menambah life skill dan
keterampilan siswa.
h. Internet. Pembelajaran melalui dunia maya mulai diperkenalkan sejak tahun
2004. dengan adanya internet siswa diharapkan mampu mencari informasiinformasi terbaru mengenai perkembangan ilmu pengetahuan.
i. Koperasi sekolah “MASDA”, yang menyediakan beberapa keperluan siswa
seperti buku, alat-alat tulis, dan lain sebagainya.
B. Deskripsi Data
1. Persentase Kebiasaan Belajar
Dari data hasil angket/kuesioner yang telah disebarkan pada 91 siswa yang
menjadi sampel dari penelitian ini, dapat diperoleh persentase dari skor tiap-tiap
item tentang kebiasaan belajar yang dijawab oleh responden sebagaimana dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 8
Persentase Variabel X1
Frekuensi dan Persentase Item STS TS N S SS
X1.1 0 0% 17 18.7% 24 26.4% 32 35.2% 18 19.8%
X1.2 14 15.4% 26 28.6% 25 27.5% 21 23.1% 5 5.5%
X1.3 4 4.4% 16 17.6% 38 41.8% 20 22.0% 13 14.3%
X1.4 2 2.2% 11 12.1% 24 26.4% 30 33% 24 26.4%
X1.5 0 0% 3 3.3% 15 16.5% 45 49.5% 28 30.8%
X1.6 3 3.3% 14 15.4% 55 60.4% 16 17.6% 3 3.3%
X1.7 2 2.2% 13 14.3% 25 27.5% 32 35.2% 19 20.9%
X1.8 3 3.3% 9 9.9% 27 29.7% 32 35.2% 20 22%
X1.9 3 3.3% 21 23.1% 28 30.8% 28 30.8% 11 12.1%
X1.10 3 3.3% 19 20.9% 30 33% 24 26.4% 15 16.5%90
Frekuensi dan Persentase Item STS TS N S SS
X1.11 1 1.1% 6 6.6% 24 26.4% 40 44% 20 22%
X1.12 1 1.1% 24 26.4% 36 39.6% 28 30.8% 2 2.2%
X1.13 1 1.1% 19 20.9% 29 31.9% 30 33% 12 13.2%
X1.14 0 0% 7 7.7% 20 22% 36 39.6% 28 30.8%
X1.15 2 2.2% 18 19.8% 35 38.5% 26 28.6% 10 11%
X1.16 2 2.2% 6 6.6% 19 20.9% 48 52.7% 16 17.6%
X1.17 1 1.1% 14 15.4% 29 31.9% 27 29.7% 20 22%
Sumber: Data Primer (diolah) dari tabel frequencies
Dari tabel di atas variabel X1 item angket X1.1 siswa/responden yang
menjawab tidak setuju sebanyak 17 siswa (18,7%), netral sebanyak 24 siswa
(26,4%), setuju sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju sebanyak 18
siswa (19,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 50 siswa atau 55%. Item angket X1.2 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), tidak setuju sebanyak 26 siswa
(28,6%), netral sebanyak 25 siswa (27,5%), setuju sebanyak 21 siswa (23,1%),
dan sangat setuju sebanyak 5 siswa (5,5%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 26 siswa atau 33,5%. Item angket X1.3
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4.4%), tidak
setuju sebanyak 16 siswa (17,6%), netral sebanyak 38 siswa (41,8%), setuju
sebanyak 20 siswa (22%), dan sangat setuju sebanyak 13 siswa (14.3%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 33 siswa atau
36.3%. Item angket X1.4 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak 11 siswa (12,1%), netral
sebanyak 24 siswa (26,4%), setuju sebanyak 30 siswa (33%), dan sangat setuju
sebanyak 24 siswa (30.8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju sebanyak 54 siswa atau 63.8%. Item angket X1.5 responden yang 91
menjawab tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), netral sebanyak 15 siswa
(16,5%), setuju sebanyak 45 siswa (49,5%), dan sangat setuju sebanyak 28
siswa (30,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 73 siswa atau 80,3%. Item angket X1.6 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak 14 siswa
(15,4%), netral sebanyak 55 siswa (60,4%), setuju sebanyak 16 siswa (17,6%),
dan sangat setuju sebanyak 3 siswa (3,3%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 19 siswa atau 20,9%. Pada item angket X1.7
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak
setuju sebanyak 13 siswa (14,3%), netral sebanyak 25 siswa (27,5%), setuju
sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju sebanyak 19 siswa (20,9%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 51 siswa atau
56,1%. Item angket X1.8 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak 9 siswa (9,9%), netral sebanyak
27 siswa (29,7%), setuju sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju
sebanyak 20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju sebanyak 52 siswa atau 77,2%. Item angket X1.9 responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak
21 siswa (23,1%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju sebanyak 28 siswa
(30,8%), dan sangat setuju sebanyak 11 siswa (12,1%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 39 siswa atau 42,9%. Item angket
X1.10 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%),
tidak setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 30 siswa (33%), setuju 92
sebanyak 24 siswa (26,4%), dan sangat setuju sebanyak 15 siswa (16,5%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 39 siswa atau
42,9%. Item angket X1.11 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 6 siswa (6,6%), netral sebanyak
24 siswa (26,4%), setuju sebanyak 40 siswa (44%), dan sangat setuju sebanyak
20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 60 siswa atau 66%. Item angket X1.12 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 24 siswa
(26,4%), netral sebanyak 36 siswa (39,6%), setuju sebanyak 28 siswa (30,8%),
dan sangat setuju sebanyak 2 siswa (2,2%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 30 siswa atau 33%. Item angket X1.13
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak
setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju
sebanyak 30 siswa (33%), dan sangat setuju sebanyak 12 siswa (13,2%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 42 siswa atau
46,2%. Item angket X1.14 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 7
siswa (7,7%), netral sebanyak 20 siswa (22%), setuju sebanyak 36 siswa
(39,6%), dan sangat setuju sebanyak 28 siswa (30,8%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,4%. Pada item
angket X1.15 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa
(2.2%), tidak setuju sebanyak 18 siswa (19,8%), netral sebanyak 35 siswa
(38,5%), setuju sebanyak 26 siswa (28,6%), dan sangat setuju sebanyak 10
siswa (11%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 93
36 siswa atau 39,6%. Item angket X1.6 responden yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak 6 siswa (6,6%), netral
sebanyak 19 siswa (20,9%), setuju sebanyak 48 siswa (52,7%), dan sangat
setuju sebanyak 16 siswa (17,6%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,3%. Dan terakhir pada variabel X1
adalah Item angket X1.17. Responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), netral
sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat
setuju sebanyak 20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 47 siswa atau 51,7%.
2. Persentase Minat Membaca
Persentase untuk setiap item jawaban angket siswa tentang minat
membaca dapat disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel. 9
Persentase Variabel X2
Frekuensi dan Persentase Item STS TS N S SS
X2.1 8 8,8% 21 23,1% 14 15,4% 33 36,3% 15 16,5%
X2.2 4 5,5% 24 26,4% 22 24,2% 34 37,4% 7 7,7%
X2.3 4 4,4% 14 15,4% 29 31,9% 35 38,5% 9 9,9%
X2.4 0 0% 12 13,2% 12 13,2% 46 50,6% 21 23,1%
X2.5 1 1,1% 10 11% 19 20,9% 33 36,3% 28 30,8%
X2.6 1 1,1% 5 5,5% 21 23,1% 35 38,5% 29 31,9%
X2.7 3 3,3% 19 20,9% 28 30,8% 27 29,7% 14 15,4%
X2.8 5 5,5% 24 26,4% 35 38,5% 22 24,2% 5 5,5%
X2.9 2 2,2% 11 12,1% 18 19,8% 43 47,3% 17 18,7%
X2.10 3 3,3% 15 16,5% 34 37,4% 23 25,3% 16 17,6%
X2.11 4 4,4% 29 31,9% 27 29,7% 27 29,7% 4 4,4%
X2.12 10 11% 36 39,6% 28 30,8% 15 16,5% 2 2,2%
X2.13 4 4,4% 20 22% 27 29,7% 25 27,5% 15 16,5%
Sumber: Data Primer (diolah) dari tabel frequencies94
Dari tabel analisis deskriptif variabel X2 dapat dilihat bahwa pada item
angket X2.1 siswa/responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8
siswa (8,8), tidak setuju sebanyak 21 siswa (23,1%), netral sebanyak 14 siswa
(15,4%), setuju sebanyak 33 siswa (36,3%), dan sangat setuju sebanyak 15
siswa (16,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 48 siswa atau 52,8%. Item angket X2.1 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 24 siswa
(26,4%), netral sebanyak 22 siswa (24,2%), setuju sebanyak 34 siswa (37,4%),
dan sangat setuju sebanyak 7 siswa (7,7%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 41 siswa atau 45,1%. Item angket X2.3
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak
setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), netral sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju
sebanyak 35 siswa (38,5%), dan sangat setuju sebanyak 9 siswa (9,9%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 38 siswa atau
48,4%. Item angket X2.4 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 12
siswa (13,2%), netral sebanyak 12 siswa (13,2%), setuju sebanyak 46 siswa
(50,6%), dan sangat setuju sebanyak 21 siswa (23,1%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 67 siswa atau 73,7%. Pada item
angket X2.5 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa
(1,1%), tidak setuju sebanyak 10 siswa (11%), netral sebanyak 19 siswa
(20,9%), setuju sebanyak 33 siswa (36,3%), dan sangat setuju sebanyak 28
siswa (30,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 61 siswa atau 67,1%. Item angket X2.6 responden yang menjawab 95
sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 5 siswa
(5,5%), netral sebanyak 21 siswa (23,1%), setuju sebanyak 35 siswa (38,5%),
dan sangat setuju sebanyak 29 siswa (31,9%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,4%. Item angket X2.7
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak
setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju
sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat setuju sebanyak 14 siswa (15,4%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 41 siswa atau
45,1%. Item angket X2.8 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 5 siswa (5,5%), tidak setuju sebanyak 24 siswa (26,4%), netral
sebanyak 35 siswa (38,5%), setuju sebanyak 22 siswa (24,2%), dan sangat
setuju sebanyak 5 siswa (5,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 27 siswa atau 29,7%. Item angket X2.9 responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak
11 siswa (12,1%), netral sebanyak 18 siswa (19,8%), setuju sebanyak 43 siswa
(47,3%), dan sangat setuju sebanyak 17 siswa (18,7%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 60 siswa atau 66%. Item angket
X2.10 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%),
tidak setuju sebanyak 15 siswa (16,5%), netral sebanyak 34 siswa (37,4%),
setuju sebanyak 23 siswa (25,3%), dan sangat setuju sebanyak 16 siswa
(17,6%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 36
siswa atau 42,5%. Item angket X2,11 responden yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 29 siswa (31,9%), netral 96
sebanyak 27 siswa (29,7%), setuju sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat
setuju sebanyak 4 siswa (4,4%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 31 siswa atau 34,1%. Item angket X2.12 responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 10 siswa (11%), tidak setuju sebanyak
36 siswa (39,6%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju sebanyak 15 siswa
(16,5%), dan sangat setuju sebanyak 2 siswa (2,2%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 17 siswa atau 18,7%. Dan pada
item angket X2.13 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4
siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 20 siswa (22%), netral sebanyak 27 siswa
(29,7%), setuju sebanyak 25 siswa (27,5%), dan sangat setuju sebanyak 15
siswa (16,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 40 siswa atau 44%.
3. Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Analisis deskriptif variabel Y (prestasi belajar) di mana pengambilan
datanya adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, dapat dipilah-pilah
sesuai klasifikasi yang peneliti cantumkan dalam bab sebelumnya. Persentase
hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 10
Persentase Variabel Y
Frekuensi dan Persentase Materi Gagal Kurang Cukup Baik Sangat baik
Geografi 0 0% 0 0% 0 0% 85 93.4% 6 6.6%
Sosiologi 0 0% 0 0% 0 0% 76 83,5% 15 16,5%
Sejarah 0 0% 0 0% 0 0% 75 82,4% 16 17,6%
Ekonomi 0 0% 1 1,1% 32 35,2% 45 49,5% 13 14,3%
Sumber: Data sekunder (diolah) 97
Dari tabel di atas, pada Y1.1 atau materi geografi, siswa yang mendapat
nilai baik adalah 85 siswa (93,4%), dan sangat baik 6 siswa (6,6%). Pada Y1.2
atau materi sosiologi, siswa yang mendapat nilai baik adalah 76 siswa (83,5%),
dan sangat baik 15 siswa (16,5%). Pada Y1.3 atau materi sejarah, siswa yang
mendapat nilai baik adalah 75 siswa (82,4%), dan sangat baik 16 siswa (17,6%).
Pada Y1.4 atau materi ekonomi, siswa yang mendapat nilai kurang adalah 1 siswa,
cukup 32 siswa (35,2%), nilai baik adalah 45 siswa (49,5%), dan sangat baik 13
siswa (14,3%).
4. Analisis Regresi Ganda
Dari pengolahan data dengan menggunakan analisis SPSS for Windows,
dapat diketahui bahwa hasil dari regresi linear ganda adalah sebagaimana tabel
berikut:
Tabel. 11
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel
Independen
Unstandardized
coeficients
B
Standardized
Coefficients
Beta
T hitung Sig.
(Constant) ,474 3,132 ,002*
X1 ,079 ,084 2,146 ,035**
X2 ,796 ,913 23,388 ,000*
R
2
R
F-hitung
Sig. F
Alpha (α) = 5%
0,871
0,933
297,056
0, 000
Keterangan:
* = Signifikan level 1%
** = Signifikan level 5%
Sumber: Data primer (diolah) dari tabel Regression
Dari hasil analisis dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk
hubungan antara variabel independen yaitu kebiasaan belajar (X1) dan minat
membaca (X2) dengan variabel dependen yaitu prestasi belajar mata pelajaran 98
IPS menunjukkan hubungan linear, sehingga model linearnya dapat ditulis
dengan persamaan sebagai berikut:
Prestasi belajar (Y) = 0,474+ 0,07874 X1+ 0,796 X2
Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan
pada variabel kebiasaan belajar (X1) dan minat membaca (X2). Sedangkan
pada nilai konstannya juga menunjukkan angka yang signifikan. Adapun
interpretasi dari persamaan tersebut adalah:
1. b0 = 0,474
Nilai konstan ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel kebiasaan
belajar (X1) dan variabel minat membaca (X2) maka prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS sebesar 0,474. Dalam arti kata prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS akan meningkat sebesar 0,474 sebelum atau tanpa
adanya variabel kebiasaan belajar dan minat membaca (X1 dan X2 = 0).
2. b1 = 0,079
Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap
variabel kebiasaan belajar (X1) meningkat 1 kali, maka prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat pula sebesar 0,079 kali. Atau
dengan kata lain setiap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS dibutuhkan variabel kebiasaan belajar sebesar 0,079, dengan
asumsi variabel bebas yang lain tetap (X2 = 0) atau citeris paribus.
3. b2 = 0,796
Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap
setiap variabel minat membaca (X2) meningkat 1 kali, maka prestasi belajar 99
siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat pula sebesar 0,796 kali. Atau
dengan kata lain setiap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS dibutuhkan variabel minat membaca sebesar 0,796. dengan
asumsi variabel bebas yang lain tetap (X1 = 0) atau citeris paribus.
Koefisien korelasi ganda R (multipler) yang diperoleh sebesar 0,933 atau
93%, menunjukkan besarnya derajat keeratan hubungan antara variabel
kebiasaan belajar dan minat membaca (X1, X2) dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS (Y). Dengan kata lain koefisien korelasi antara variabel kebiasaan
belajar dan minat membaca dengan variabel prestasi belajar mata pelajaran IPS
berpengaruh secara signifikan dengan angka korelasi sebesar 0,933. Koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,871 atau 0,87% hal ini menunjukkan besarnya
pengaruh variabel kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi
belajar mata pelajaran IPS. Artinya prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
siswa dijelaskan oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 0,87%.
Sedangkan sisanya sebesar 0,129 atau 13% dijelaskan oleh variabel lain diluar
penelitian.
C. Pengujian Hipotesis
Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dua jenis uji hipotesis. Yaitu uji individual atau parsial
variabel dengan menggunakan uji t dan uji serentak atau simultan dengan
menggunakan uji F. 100
1. Uji Parsial
Yang dimaksud uji parsial (t-test) dalam penelitian ini adalah untuk
menunjukkan apakah variabel bebas yakni kebiasaan membaca (X1) dan minat
membaca (X2) secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat yakni prestasi belajar (Y). Serta untuk membuktikan variabel
manakah yang paling dominan.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya t tabel pada
signifikansi 5% dua sisi.
Tabel. 12
Hasil Uji Hipotesis t-Test
Hipotesis Ha Nilai Status
1 Terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial antara kebiasaan belajar
terhadap prestasi belajar mata pelajaran
IPS
t = 2,146
sig t = 0,035
t tabel= 1,980
Ha diterima/
Ho ditolak
2 Terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial antara minat membaca
terhadap prestasi belajar mata pelajaran
IPS
t = 23, 388
sig t = 0,000
t tabel= 1,980
Ha diterima/
Ho ditolak
Sumber: Data primer (diolah)
a. Variabel kebiasaan belajar
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel kebiasaan belajar
memiliki nilai t hitung sebesar 2,146 dengan nilai signifikansi 0,035. Dan nilai
t hitung tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan t tabel (2,146 > 1,980)
dengan demikian pengujian menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil
ini memperlihatkan bahwa variabel kebiasaan belajar berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. 101
b. Variabel minat membaca
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel minat membaca memiliki
nilai t hitung sebesar 23,388 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan nilai t hitung
tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan t tabel (23,388 > 1,980) dengan
demikian pengujian menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil ini
memperlihatkan bahwa variabel minat membaca secara individu juga
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.
2. Uji Simultan
Yang dimaksud uji simultan (F-test) dalam penelitian ini adalah untuk
menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu kebiasaan belajar (X1) dan
minat membaca (X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar (Y). Berikut
ini adalah hasil uji F dan besarnya F tabel:
Tabel. 13
Hasil Uji Hipotesis F-Test
1 Hipotesis Ha Nilai Status
Terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama
antara kebiasaan belajar dan
minat membaca terhadap
prestasi belajar mata pelajaran
IPS
F = 297,056
Sig F = 0,000
F tabel = 3,11
Ha diterima/ Ho
ditolak
Sumber: Data primer (diolah)
Berdasarkan tabel tersebut, pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji F yaitu pengujian secara serentak, pengaruh kebiasaan belajar
(X1) dan minat membaca (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS.
Pada pengujian ini, Ha diterima dengan ditunjukkan besarnya F hitung sebesar 102
297,056 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan nilai F hitung lebih besar dari F tabel
(297,056 > 3,11). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan secara serentak dari variabel kebiasaan belajar (X1) dan minat
membaca (X2) terhadap variabel prestasi belajar (Y). 103
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS
Sebagaimana diketahui bahwasanya menurut Dimyati dan Mudjiono,96
kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar
sekaligus hasil belajar yang biasa disebut prestasi belajar. Hal tersebut sesuai
dengan hasil analisis data penelitian melalui uji t-test sebesar 2,146 dengan
tingkat kesalahan 0,035 (signifikan level 5%) dan t tabel 1,980 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Atau dengan kata lain kebiasaan belajar mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara individual terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS. Artinya dengan melakukan kebiasaan baik dalam
belajar, maka siswa akan memperoleh prestasi yang baik dalam studinya. Hal
tersebut senada dengan pendapat Gie97 bahwa dengan melaksanakan kebiasaankebiasaan belajar yang baik maka siswa akan lebih cepat dalam menguasai apa
yang dipelajarinya untuk mencapai kemajuan studi dan sukses di sekolahnya. Ini
juga sesuai dengan hadist Nabi SAW yang menyebutkan bahwasanya seseorang
yang membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar maka
akan memperoleh kebaikan. Yaitu:
ان= لص ا د ي ق هدى الى برال برال انو يهدى الى جال و نة ان ر ال ج لي ل صد ح ق تى
ي بكت ن دع� صد هللاا ي قا
96 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.
246
97 The Liang Gie, Cara Belajar Yang efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hlm.
193104
Artinya: “Sesungguhnya as-shidq (bersikap benar) itu membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang
membiasakan diri bersikap benar, maka tercatat di sisi Allah sebagai
shiddiq (orang yang benar)” 98
Dari hadist tersebut dapat diambil suatu pelajaran bahwasanya dengan
membiasakan diri bersikap benar atau dalam hal ini yaitu membiasakan diri
untuk melakukan kebiasaan yang baik dalam belajar maka imbalanya adalah
sebuah kebaikan yaitu kesuksesan studi atau prestasi belajar yang baik.
Pada dasarnya siswa-siswi kelas VIII MTs Darul Huda sudah cukup
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam belajar. Walaupun masih
ada beberapa siswa yang belum membiasakan diri melakukannya. Hal ini
terbukti dari jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesionair
mengenai kebiasaan belajar yang dilakukan yang dapat dilihat pada hasil
deskripsi variabel X1, di antaranya:
1. Dari segi keteraturan dalam belajar, siswa yang tetap belajar teratur
walaupun tidak ada ujian adalah 55%, siswa yang selalu belajar diwaktu
yang sama dan di tempat yang sama adalah 33,5%, siswa yang belajar
teratur minimal 30 menit perhari adalah 36,3% dan siswa yang selalu
menghindari Craming dalam belajar adalah 63,8%.
2. Dari segi kebiasaan mempersiapkan keperluan studi, siswa yang selalu
mempersiapkan semua buku-buku pelajaran dan tugas pada malam harinya
sebelum berangkat sekolah adalah 80,3%, dan karena persiapanya tersebut
98 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah
Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 49105
sehingga 20,9% siswa menyatakan tidak pernah mengerjakan PR di
sekolahan dan siswa yang tidak pernah lupa membawa peralatannya adalah
56,1%.
3. Dari segi kebiasaan hadir di kelas sebelum pelajaran, siswa yang tidak
pernah terlambat masuk kelas 77,2%, siswa yang disiplin hadir 15 menit
sebelum pelajaran dimulai 42,9%, dan siswa yang tidak pernah ketinggalan
materi pelajaran walaupun hanya 5 menit 42,9%.
4. Dari segi kebiasaan belajar sampai paham dan tuntas, siswa yang selalu
memahami materi yang dipelajari 66%, siswa yang mampu menyikapi
pelajaran secara kritis 33%, siswa yang selalu mencatat hal-hal yang belum
dimengerti dan selalu mengingat-ingatnya sampai benar-benar hafal adalah
46,2%, dan siswa yang selalu menanyakan materi yang belum difahaminya
70,4%.
5. Dari segi kebiasaan dalam mengunjungi perpustakaan, siswa yang sering
mengunjungi perpustakaan 39,6%, siswa yang selalu memanfaatkan fasilitas
perpustakaan baik untuk belajar, mengerjakan tugas yang diberikan guru,
maupun untuk meminjam buku 70,3%, siswa yang mengetahui segala
peraturan perpustakaan 51,7%.
Kebiasaan belajar yang rata-rata masih kurang baik tersebut dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh, dan dapat dilihat dari prestasi
belajar beberapa siswa kelas VIII masih kurang dari standar nilai yang baik
dalam dunia pendidikan, walaupun sebagian siswa sudah mendapat nilai yang
baik pada mata pelajaran IPS (lihat lampiran 2). Kenyataan tersebut sesuai 106
dengan pendapat Gie,99 bahwa suatu kebiasaan yang sudah tertanam akan
membentuk corak dari individu yaitu individu yang sukses jika mempunyai
kebiasaan belajar yang baik dan individu yang gagal jika mempunyai kebiasaan
belajar yang buruk.
B. Pengaruh Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS
Sama halnya dengan kebiasaan belajar, minat membaca juga mempunyai
peranan penting dalam belajar dan prestasi belajar siswa. Sehingga selain
mempunyai kebiasaan belajar yang baik, siswa juga harus meningkatkan minat
untuk membaca apabila ia menginginkan prestasi yang baik di sekolahnya. Hasil
analisis uji hipotesis t-test tentang minat membaca membuktikan bahwa minat
membaca berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.
Dengan nilai posif t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dengan tingkat kesalahan 0,000
(signifikan level 1%). Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Atau dengan kata lain
minat membaca berpengaruh positif dan signifikan secara individual terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Yang berarti dengan adanya
minat membaca yang tinggi khususnya membaca buku-buku pelajaran IPS,
maka siswa akan memperoleh prestasi yang baik pada mata pelajaran tersebut.
Hal itu sejalan dengan teori yang ditegaskan oleh Wigfield dan Gutrie bahwa
siswa yang mempunyai minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di
99 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 192107
sekolah.100 Dan teori tersebut juga sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Q.S
Al Alaq ayat 1-5 yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Ayat tersebut merupakan bentuk perintah kepada manusia, khususnya
orang Islam untuk mencari ilmu pengetahuan lewat bacaan, karena pada
hakikatnya ilmu dapat diperoleh lewat perantaraan kalam (baca, tulis). Dan
bacaan lah jendela penghubung manusia dengan ilmu pengetahuan.
Dari hasil deskripsi Variabel X2 telah diperoleh bahwa minat membaca
siswa kelas VIII MTs Darul Huda masih cukup rendah, hal tersebut terbukti dari
sikap mereka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan membaca juga kurang.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat minat membaca siswa dapat dilihat:
1. Dari segi kesenangan dalam membaca, siswa yang mulai suka membaca
sebelum masuk MTs sebesar 52,8%, siswa yang mengaku memiliki
kesenangan tersendiri saat membaca khususnya materi IPS adalah 45,1%,
siswa yang lebih menyukai membaca buku pelajaran dari pada bermain
ketika waktu luang 48,4%, dan siswa yang membaca dengan senang hati
tanpa ada keterpaksaan 73,7%.
100 Wigfield dan Gutrine dalam Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua
Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan
(http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/ artikel/ss-1. Pdf, diakses: 6 januari 2007), hlm. 1108
2. Dari segi kesadaran akan manfaat membaca, siswa yang menyadari bahwa ia
membaca buku-buku pelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan
67,1%, siswa yang sadar bahwa dengan membaca akan mendatangkan
kesuksesan 70,4%, dan siswa yang sadar bahwa dengan membaca materimateri IPS maka ia akan memperoleh nilai yang baik 45,1%
3. Dari segi frekuensi membaca, siswa yang mengaku sering membaca hanya
29,7%, siswa yang selalu menyempatkan membaca walaupun beberapa
menit adalah 66%, dan siswa yang selalu menggunakan waktu luangnya
baik di sekolah maupun di rumah untuk membaca buku, koran, atau majalah
42,5%
4. Dari segi jumlah buku yang pernah dibaca, siswa yang sudah membaca lebih
dari 3 buku yang berhubungan dengan materi IPS adalah 34,1%, siswa yang
dapat menyelesaikan membaca 1 buku pelajaran dalam 1 hari 18,7%, siswa
yang banyak memiliki koleksi buku-buku pelajaran atau buku-buku bacaan
lain 44%
Keadaan minat membaca siswa kelas VIII Mts Darul Huda yang rata-rata
masih kurang tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh, dan
dapat dibuktikan dari prestasi belajar beberapa siswa kelas VIII yang juga masih
kurang dari standar nilai yang baik dalam dunia pendidikan, walaupun sebagian
siswa sudah mendapat nilai yang baik pada mata pelajaran IPS (lihat lampiran
2). Dan kenyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat Wigfield dan Gutrie
di atas. 109
C. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran IPS
Pada dasarnya belajar menurut Gagne merupakan proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, juga tingkah
laku. Belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau pengetahuan yang
diperoleh seseorang dari instruksi.101 Dan kebiasaan belajar yang baik juga
adanya minat untuk membaca sudah merupakan tugas bagi seorang siswa yang
menginginkan sukses dalam studinya, karena proses untuk mendapatkan
penguasaan pengetahuan tidak dapat terlepas dari adanya kebiasaan belajar baik
dan minat membaca yang tinggi. Dari hasil analisis regresi ganda menunjukkan
bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0.871 yang berarti variabel
prestasi belajar dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kebiasaan belajar
dan minat membaca sebesar 87,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain di luar penelitian. Hasil uji F sebesar 297,056 dengan
signifikansi 0,000 (tepat/ signifikan pada level 1%) dan nilai F hitung tersebut
lebih besar jika dibandingkan dengan F tabel (297,056>3,11). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar. Atau dengan
kata lain jika seorang siswa banyak melakukan kebiasaan belajar yang baik juga
mempunyai minat membaca yang tinggi maka prestasi belajarnya pun akan
meningkat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Henry
Clay Lindgren102 bahwa 2 faktor yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
101 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 13
102 Henry ClayLindgren sebagaimana dikutip oleh TheLiangGie, Op. cit, hlm. 195110
studi adalah kebiasaan dan minat. Kecerdasan saja tidak cukup untuk
menjadikan sukses dalam studi apabila tidak diikuti oleh kebiasaan-kebiasaan
yang baik dalam belajar dan juga tingginya minat untuk membaca buku-buku
pengetahuan yang berkenaan dengan materi pelajaran.
Selain itu dapat dibuktikan pula pada rincian faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap belajar dan prestasi belajar di mana menurut Dimyati dan
Mudjiono103 dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor internal yang terdiri dari:sikap
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah
bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan
menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan menggali hasil belajar yang
tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja, kebiasaan belajar, dan
cita-cita siswa. Dan faktor eksternal yang meliputi: guru sebagai pembina
belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan
sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah. Kemudian Slameto juga
berpendapat bahwa minat membaca sekaligus kebiasaan belajar juga merupakan
faktor yang berpengaruh besar terhadap belajar sekaligus prestasi belajar.104
Siswa kelas VIII MTs Darul Huda sebagian besar masih kurang mempunyai
kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang cukup rendah, sehingga
prestasi belajar pada mata pelajaran IPSnya pun beberapa siswa masih ada yang
kurang dari standar. Apalagi mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang
terus berkembang sesuai kondisi sosial masyarakat yang dinamis, maka minat
membaca yang tinggi diikuti adanya kebiasaan belajar yang baik akan benar-
103 Dimyati dan Mudjiono, Op. cit, hlm. 235-253
104 Slameto, Op. cit, hlm. 57 dan 82111
benar membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya. Selain itu
prestasi yang didapat seorang siswa merupakan kesesuaian antara usaha dengan
hasil yang didapat, sejalan dengan apa yang telah tercantum dalam Q.S AlAhqaaf ayat 19, sebagai berikut:
Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.
Oleh karena itu, seorang siswa yang sungguh-sungguh berusaha melakukan
hal yang berkaitan dengan belajar, maka akan mendapatkan hasil yang
sebanding dengan usaha tersebut. Sehingga bagi siswa kelas VIII MTs Darul
Huda peningkatan dalam melaksanakan kebiasaan belajar yang baik dan minat
membaca harus selalu dilakukan, demi meraih tujuan belajar itu sendiri. Yang
dapat merubah apakah nantinya siswa sukses dan mendapat prestasi yang baik
atau tidak, kunci utamanya ada pada diri masing-masing siswa, hal itu sesuai
dengan pendapat penganut teori belajar konstruktivistik, yaitu pelajar sendirilah
yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Firman Allah dalam Al-Quran
surat Ar-Ra’d ayat 11, juga menyebutkan :
112
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia”.
Kebiasaan belajar dan minat membaca merupakan persoalan yang sangat
penting dalam dunia pendidikan. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang akan diperoleh seorang siswa. Oleh karena itu, sudah
seharusnya bagi seorang siswa khususnya siswa-siswi kelas VIII MTs Darul
Huda yang belum banyak mempunyai kebiasaan baik dalam belajar dan minat
membaca yang masih rendah, dapat lebih menumbuh kembangkan kebiasaankebiasaan baik dalam hal belajar dan meningkatkan minatnya terhadap bacaan.
Upaya untuk pengembangan kebiasaan belajar yang baik dan peningkatan minat
membaca siswa tersebut harus dimulai sejak dini, sehingga nantinya siswa tidak
akan mengalami kesulitan dalam proses belajar dan dapat memperoleh prestasi
belajar yang maksimal. 113
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS secara parsial dengan nilai t hitung sebesar
2,146, variabel ini dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS sebab t hitung 2,146 > t tabel 1,980 dalam hal ini Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai signifikan 0,035 ≤ 0,05. Artinya
apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik maka prestasi belajarnya
juga baik, atau dengan kata lain semakin baik kebiasaan belajar yang
dilakukan siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang
diperolehnya..
2. Variabel minat membaca berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS secara parsial dengan nilai t hitung sebesar
23,388, variabel ini dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS sebab t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dalam hal ini Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05.
Artinya apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap bacaan
khususnya yang berhubungan dengan pelajaran IPS maka prestasi belajarnya
juga baik, atau dengan kata lain semakin tinggi minat membaca siswa maka
semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperolehnya.. 114
3. Secara simultan variabel kebiasaan belajar dan minat membaca berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS, dengan
nilai koefisien determinan (R square) sebesar 0,871 atau 87,1% dan F hitung
sebesar 297,056. Secara bersama-sama kedua variabel ini dikatakan
berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS sebab F hitung
297,056 > F tabel 3,11 dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai
signifikan sebesar 0,000, maka variabel kebiasaan belajar dan minat
membaca mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS secara positif dan signifikan, sebab nilai
signifikan ≤ 0,05. Artinya apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang
baik juga minat membaca yang tinggi maka prestasi belajarnya juga baik,
atau dengan kata lain semakin baik kebiasaan belajar dan semakin tinggi
minat membaca siswa, maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang
diperolehnya.
B. Saran-Saran
1. Orang tua sebaiknya juga ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan
belajar putra putrinya yaitu dengan jalan selalu memperhatikan kebiasaan
belajar mereka juga minat mereka terhadap bacaan khususnya yang
berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah, agar nantinya dapat
tercapai hasil belajar sebagaimana yang diinginkan.
2. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan dapat menanamkan
kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang tinggi terhadap
siswanya tanpa membeda-bedakan status sosial dan taraf pikir siswanya. 115
3. Bagi siswa sendiri khususnya siswa kelas VIII MTs Darul Huda, juga sudah
merupakan kewajiban untuk benar-benar memperhatikan kebiasaan
belajarnya dan terus berusaha meningkatkan minatnya terhadap bacaan,
karena hal tersebut dapat mendatangkan kesuksesan dalam studi. 116
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1993. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Solo: Aneka
Al-Qur’an dan Terjemahnya Jilid II. Tanpa Tahun. Kudus: Mubarokatan
Toyyibah
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
A.S, Ichwani. Budaya Membaca. Diakses 03 November 2006.
http://www.Pontianakpost.com/ berita/index.asp? Berita=opini&id=96937
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum. Diakses 20 Mei 2007. Model
Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB. http//www.Puskur.
Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum. Diakses 20 Mei 2007. Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), http//www.
Puskur.Net/inc/si/smp/pengetahuan sosial.pdf
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan
Study
________. 1995. Cara Belajar Yang Efisien Jilid II. Yogyakarta: Liberty
Hurlock, Elizabet B. 1993. Perkembangan anak, terj., Meitasari Tjandrasa.
Jakarta: Erlangga
Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: Remaja Rosdakarya 117
Poerwodarminto, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
R. Covey, Stephen. 1993. The 7 Habits Of Highly Ef ective People. terj.
Budijanto. Jakarta: Bina Aksara,
Sandjaja, Soejanto. Diakses 6 Januari 2007. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua
Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stress
Lingkungan. http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/ artikel/ss-1.Pdf
Singarimbun dan Efendi. 1989. Metode Statistik Survey. Jakarta: LP3ES
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta:Rineka Cipta
Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif . Jakarta:
Gramedia Pustaka
Soemanto Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Suroso. Diakses 11 Januari 2007. Kemampuan Membeli Buku dan Minat
Membaca,http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/28/0075.htm
l
Supriyatno, Triyo. Malang 18 Juni 2007. Teori Belajar Konstruktivistik: Aplikasi
dalam Dunia Belajar Siswa dan Dunia mengajar Guru, Makalah Disajikan
dalam Perkuliahan Program Akta VI, Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan
Belajar di Perguruan Tinggi Amerika. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Winkel, W. S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Zaini, Sjahminan dan Muhaimin. 1991. Belajar Sebagai Sarana Pengembangan
Fitrah Manusia. Jakarta: Kalam Mulia 118
Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI MTs DARUL HUDA
PKM Kurikulum
Hidayatul Chofsah, S.E
PKM Kesiswaan
Dwi Endro P, S.Pd
PKM Sarana Prasarana
Ahmad Khotib, S.Hi
PKM Humas
Mujiono, S.Pdi
Bimbingan Penyuluhan
Wali
Kelas
Wali
G Kelas uru Piket
Koordinator
SISWA
Ketua Yayasan
Kyai Drs. Ibnu Sholeh
Kepala Madrasah
Asyharul Muttaqin, S.Pd, M.Ag
Kepala T.U
Abdullah Asbah, S.Ag
Komite Madrasah
Drs. Masroni 119
Lampiran 2
NILAI MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A
No Nama Geografi Sosiologi Sejarah Ekonomi
1 A. Ulin Nuha 70 65 76 53
2 Andariyatul Maslukhi 75 70 64 71
3 Anis Miftakhul Kh 70 65 68 61
4 Binti Wafirotun N 75 65 76 74
5 Choirul Anwar 65 65 66 39
6 Dewi Toyyibah 65 75 68 55
7 Edi Riyanto 70 70 74 62
8 Eka Noviana 70 70 66 62
9 Eko Wahyudi 70 70 68 56
10 Evita Amelia 70 70 70 66
11 Fahrul Alnisya 80 65 76 92
12 Fathul Umam 75 80 72 49
13 Heri Purwanto 70 65 74 56
14 Ika Lailatul S 70 70 70 66
15 Ipnu Rozakia Faruq 65 60 68 52
16 Lailatul Badriyah 70 80 76 61
17 Lailatul Khusna 65 65 74 57
18 Lena Husnaini 70 70 68 66
19 Lutfatul Khasanah 70 70 72 74
20 M. Ali Shadik 75 70 66 39
21 M. Anwar Ma'rufi 70 75 74 70
22 M. Fathur Rohman 65 75 64 79
23 M. Hamim Fuadi 80 75 72 62
24 M. Kanzul Firdausi 85 75 80 84
25 M. Lathoiful Fikri 70 70 72 61
26 M. Miftahur Rohman 70 70 66 52
27 M. Nur Rohman 75 60 70 47
28 M. Nurul Huda 85 75 82 83
29 M. Rofik Arianto 65 60 66 45
30 M. Saifudin 65 65 78 60
31 M. Saiful Arifin 75 65 70 56
32 Maimunah 65 70 72 46
33 Mukhlis Zulaikhah 70 75 66 67
34 Nur Fulandari 65 75 68 46
35 Nur Hidayah 75 75 76 70
36 Nurul Aini Maulidah 65 65 64 56
37 Prapti Fatma S 65 80 72 56
38 Samsudin 65 70 74 43
39 Siti Halimatus S 80 65 72 79
40 Siti Khabibatul Kh 70 70 70 52
41 Siti Khisatur R 65 75 74 62
42 Siti Maimunah 70 65 66 55 120
43 Siti Maslikah 65 60 72 59
44 Siti Milatul Ainiyah 75 70 74 69
45 Siti Nadiroh 75 70 76 79
46 Siti Qonifatur R 75 70 78 75
47 Sunawan 75 60 82 57
48 Ummu Lubba A 70 75 62 71 121
NILAI MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII B
No Nama Geografi Sejarah Sosiologi Ekonomi
1 Adi Lukito 65 65 78 50
2 Ah. Adi Munawar 75 85 82 87
3 Ah. Adi Munawir 65 80 76 77
4 Ah. Habibun Niza 60 75 70 59
5 Ah. Syaifudin Zuhri 65 80 82 78
6 Aniswatuz Zuhriyah 60 80 76 67
7 Asnaful Husni 65 75 78 75
8 Desi Atika Sari 60 70 64 73
9 Dewi Binti Rosidah 60 70 72 77
10 Dewi Kholifatus S 65 75 68 61
11 Erni Ernawati 65 75 74 87
12 Eni Purwati 60 80 68 73
13 Faidatul Azizah 75 70 66 72
14 Imam Mudawari 65 70 62 70
15 Imamatul Khamidah 75 80 74 81
16 Intazul Fikriyah 80 75 82 63
17 Iswatul Khasanah 70 70 80 80
18 Jamal Ma'rufin 70 75 82 72
19 Jauharotun Nisa' 75 70 76 74
20 Lailatul Badriyah 65 70 66 64
21 Lailatul Fitriyah 70 60 72 52
22 Linda Fatmawati 75 70 78 60
23 Moh. Bahrudin 60 65 88 58
24 Moh. Hasan As'ari 65 75 66 54
25 Moh. Irfan 65 70 74 57
26 Moh. Irsyadun Najib 75 80 78 72
27 Moh. Khoirun Ni'am 65 75 84 61
28 Moh. Khomarudin 65 75 86 53
29 Moh. Khorisudin 60 75 78 57
30 Moh. Mukharom 60 70 62 57
31 Moh. Riyadil Basori 65 80 78 81
32 Nafisatul Azizah 70 75 78 100
33 Ni'matus Sa'diyah 65 80 80 70
34 Nur Khasanah 65 75 78 81
35 Nur Laila Fitriyah 75 75 82 100
36 Nurul Hidayati A 60 75 76 67
37 Nur Atim Hariyanto 75 80 78 64
38 Rofiatul Arifah 65 70 78 79
39 Setiyo Heri Irawan 60 65 76 51
40 Susilo Catur Wibowo 60 70 66 58
41 Umi Farida 75 75 82 81
42 Umi Shoimah 75 80 80 97
43 Wike Ratomi Fuadati 70 80 82 82 122
Lampiran 3
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551345 Fax. (0341) 572533
Angket Siswa
I. Pengantar
Dalam rangka pengambilan data dalam penelitian skripsi sesuai dengan
judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar, yang digunakan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, maka dengan ini diharapkan kesediaan siswa untuk mengisi
angket dengan sejujurnya dan keadaan yang sebenarnya. Kejujuran Anda dalam
mengisi angket ini akan sangat membantu dalam penelitian ini.
Tidak ada jawaban yang dianggap salah, jawaban yang benar adalah
jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda, atas kesediaan dan kerja sama Anda
mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih dan selamat mengerjakan
II. Petunjuk:
1. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang Anda
anggap sesuai. Dengan kriteria jawaban sebagai berikut:
A. SS : apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S : apabila Anda setuju dengan pernyataan tersebut
N : apabila Anda netral dengan pernyataan tersebut
KS : apabila anda Kurang setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila anda Tidak setuju dengan pernyataan tersebut
III. Identitas Siswa
1. Nama Siswa :
2. Kelas : 123
Kebiasaan Belajar (X1)
No Kriteria jawaban
Item
Pernyataan SS S N TS STS
1
2
3
4
Indikator 1: Kebiasaan belajar secara
teratur
Setiap malam saya belajar dengan teratur
walaupun tidak ada ujian/ulangan
Saya selalu belajar diwaktu yang sama dan
di tempat yang sama
Saya biasa belajar teratur minimal 30 menit
perhari
Saya tidak suka menumpuk-numpuk materi
pelajaran yang harus dipelajari
5
6
7
Indikator 2: Kebiasaan mempersiapkan
keperluan studi pada malam hari
Saya selalu mempersiapkan semua buku
pelajaran dan tugas-tugas pada malam
harinya sebelum berangkat sekolah
Saya tidak pernah mengerjakan tugas/PR di
sekolahan
Saya tidak pernah lupa membawa peralatan
yang saya butuhkan di sekolahan
8
9
10
Indikator 3: Kebiasaan hadir dikelas
sebelum pelajaran dimulai
Saya tidak pernah terlambat masuk kelas
Saya membiasakan berdisiplin untuk hadir
di kelas 15 menit sebelum pelajaran dimulai
Saya tidak pernah ketinggalan materi
pelajaran walaupun hanya 5 menit 124
11
12
13
14
Indikator 4: Kebiasaan belajar sampai
paham dan tuntas
Saat belajar saya memahami materi yang
saya pelajari
Setiap pelajaran yang saya pelajari selama
ini mampu saya sikapi secara kritis
Saat ada materi yang belum saya mengerti,
saya akan mencatat dan mengingat-ingatnya
sampai benar-benar hafal
Saat ada materi yang belum saya fahami,
saya selalu menanyakannya pada teman
atau guru sampai faham
15
16
17
Indikator 5: Kebiasaan mengunjungi
perpustakaan
Saya sering mengunjungi perpustakaan
Saya selalu memanfaatkan fasilitas
perpustakaan baik untuk belajar,
mengerjakan tugas, maupun meminjam
buku-buku pelajaran
Saya juga mengetahui peraturan-peraturan
yang ada di perpustakaan seperti batas
waktu dan jumlah peminjaman buku
Minat Membaca (X2)
Kriteria Jawaban No Pernyataan SS S N TS STS
1
2
3
Indikator 1: Kesenangan Membaca
Saya mulai suka membaca sebelum masuk
MTs
Saya memiliki kesenangan tersendiri saat
membaca. Khususnya yang berhubungan
dengan materi IPS
Saya lebih suka membaca buku-buku
pelajaran dari pada bermain ketika
menganggur 125
4 Setiap membaca suatu bacaan, saya
melakukannya dengan senang hati tanpa ada
keterpaksaan
5
6
7
Indikator 2: Kesadaran akan manfaat
membaca
Saya banyak membaca buku-buku pelajaran
untuk menambah wawasan dan pengetahuan
Saya suka membaca demi kesuksesan saya
Saya banyak membaca materi-materi IPS,
untuk memperoleh nilai yang baik pada mata
pelajaran tersebut
8
9
10
Indikator 3: Frekuensi membaca
Saya termasuk siswa yang sering membaca
Setiap hari saya selalu menyempatkan
membaca walaupun hanya beberapa menit
saja
Saya selalu menggunakan waktu luang saya di
sekolah maupun di rumah untuk membaca
buku, Koran atau majalah
11
12
13
Indikator 4: Jumlah buku yang pernah
dibaca
Saya sudah membaca lebih dari 3 buku yang
berhubungan dengan materi IPS, baik
sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi
Saya dapat menyelesaikan membaca 1 buku
pelajaran dalam 1 hari
Saya memiliki banyak koleksi buku, baik
tentang pelajaran ataupun buku-buku bacaan
lain. 126127
Lampiran 5
Frequency Table Kebiasaan Belajar (X1)
x1.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00 17 18.7 18.7 18.7
3.00 24 26.4 26.4 45.1
4.00 32 35.2 35.2 80.2
5.00 18 19.8 19.8 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 14 15.4 15.4 15.4
2.00 26 28.6 28.6 44.0
3.00 25 27.5 27.5 71.4
4.00 21 23.1 23.1 94.5
5.00 5 5.5 5.5 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 4 4.4 4.4 4.4
2.00 16 17.6 17.6 22.0
3.00 38 41.8 41.8 63.7
4.00 20 22.0 22.0 85.7
5.00 13 14.3 14.3 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 11 12.1 12.1 14.3
3.00 24 26.4 26.4 40.7
4.00 30 33.0 33.0 73.6
5.00 24 26.4 26.4 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0128
x1.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00 3 3.3 3.3 3.3
3.00 15 16.5 16.5 19.8
4.00 45 49.5 49.5 69.2
5.00 28 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 3 3.3 3.3 3.3
2.00 14 15.4 15.4 18.7
3.00 55 60.4 60.4 79.1
4.00 16 17.6 17.6 96.7
5.00 3 3.3 3.3 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 13 14.3 14.3 16.5
3.00 25 27.5 27.5 44.0
4.00 32 35.2 35.2 79.1
5.00 19 20.9 20.9 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 3 3.3 3.3 3.3
2.00 9 9.9 9.9 13.2
3.00 27 29.7 29.7 42.9
4.00 32 35.2 35.2 78.0
5.00 20 22.0 22.0 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0129
x1.9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 3 3.3 3.3 3.3
2.00 21 23.1 23.1 26.4
3.00 28 30.8 30.8 57.1
4.00 28 30.8 30.8 87.9
5.00 11 12.1 12.1 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x11.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 3 3.3 3.3 3.3
2.00 19 20.9 20.9 24.2
3.00 30 33.0 33.0 57.1
4.00 24 26.4 26.4 83.5
5.00 15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 6 6.6 6.6 7.7
3.00 24 26.4 26.4 34.1
4.00 40 44.0 44.0 78.0
5.00 20 22.0 22.0 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 24 26.4 26.4 27.5
3.00 36 39.6 39.6 67.0
4.00 28 30.8 30.8 97.8
5.00 2 2.2 2.2 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0130
x1.13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 19 20.9 20.9 22.0
3.00 29 31.9 31.9 53.8
4.00 30 33.0 33.0 86.8
5.00 12 13.2 13.2 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00 7 7.7 7.7 7.7
3.00 20 22.0 22.0 29.7
4.00 36 39.6 39.6 69.2
5.00 28 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 18 19.8 19.8 22.0
3.00 35 38.5 38.5 60.4
4.00 26 28.6 28.6 89.0
5.00 10 11.0 11.0 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x1.16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 6 6.6 6.6 8.8
3.00 19 20.9 20.9 29.7
4.00 48 52.7 52.7 82.4
5.00 16 17.6 17.6 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0131
x1.17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 14 15.4 15.4 16.5
3.00 29 31.9 31.9 48.4
4.00 27 29.7 29.7 78.0
5.00 20 22.0 22.0 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
Frequency Table Minat Membaca (X2)
x2.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 8 8.8 8.8 8.8
2.00 21 23.1 23.1 31.9
3.00 14 15.4 15.4 47.3
4.00 33 36.3 36.3 83.5
5.00 15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 4 4.4 4.4 4.4
2.00 24 26.4 26.4 30.8
3.00 22 24.2 24.2 54.9
4.00 34 37.4 37.4 92.3
5.00 7 7.7 7.7 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 4 4.4 4.4 4.4
2.00 14 15.4 15.4 19.8
3.00 29 31.9 31.9 51.6
4.00 35 38.5 38.5 90.1
5.00 9 9.9 9.9 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0132
x2.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00 12 13.2 13.2 13.2
3.00 12 13.2 13.2 26.4
4.00 46 50.5 50.5 76.9
5.00 21 23.1 23.1 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 10 11.0 11.0 12.1
3.00 19 20.9 20.9 33.0
4.00 33 36.3 36.3 69.2
5.00 28 30.8 30.8 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 5 5.5 5.5 6.6
3.00 21 23.1 23.1 29.7
4.00 35 38.5 38.5 68.1
5.00 29 31.9 31.9 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 3 3.3 3.3 3.3
2.00 19 20.9 20.9 24.2
3.00 28 30.8 30.8 54.9
4.00 27 29.7 29.7 84.6
5.00 14 15.4 15.4 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0133
x2.8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 5 5.5 5.5 5.5
2.00 24 26.4 26.4 31.9
3.00 35 38.5 38.5 70.3
4.00 22 24.2 24.2 94.5
5.00 5 5.5 5.5 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 11 12.1 12.1 14.3
3.00 18 19.8 19.8 34.1
4.00 43 47.3 47.3 81.3
5.00 17 18.7 18.7 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x21.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 3 3.3 3.3 3.3
2.00 15 16.5 16.5 19.8
3.00 34 37.4 37.4 57.1
4.00 23 25.3 25.3 82.4
5.00 16 17.6 17.6 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 4 4.4 4.4 4.4
2.00 29 31.9 31.9 36.3
3.00 27 29.7 29.7 65.9
4.00 27 29.7 29.7 95.6
5.00 4 4.4 4.4 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0134
x2.12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 10 11.0 11.0 11.0
2.00 36 39.6 39.6 50.5
3.00 28 30.8 30.8 81.3
4.00 15 16.5 16.5 97.8
5.00 2 2.2 2.2 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
x2.13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00 4 4.4 4.4 4.4
2.00 20 22.0 22.0 26.4
3.00 27 29.7 29.7 56.0
4.00 25 27.5 27.5 83.5
5.00 15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
Frequency Table Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS (Y)
y11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
4.00 85 93.4 93.4 93.4
5.00 6 6.6 6.6 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
y12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
4.00 76 83.5 83.5 83.5
5.00 15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0
y13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
4.00 75 82.4 82.4 82.4
5.00 16 17.6 17.6 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.0135
y14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00 1 1.1 1.1 1.1
3.00 32 35.2 35.2 36.3
4.00 45 49.5 49.5 85.7
5.00 13 14.3 14.3 100.0
Valid
Total 91 100.0 100.01
Lampiran 6
Validitas Variabel X1 (Kebiasaan Belajar)
Correlations
x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x110 x111 x112 x113 x114 x115 x116 x117 x1
x11 Pearson Correlation 1 .403** .332** .327** .213* .112 .371** .222* .231* .169 .312** .243* .369** .411** .343** .291** .237* .633**
Sig. (2-tailed) . .000 .001 .002 .043 .292 .000 .034 .028 .108 .003 .020 .000 .000 .001 .005 .023 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x12 Pearson Correlation .403** 1 .275** .109 -.003 .220* .078 -.071 .100 .201 .186 .099 .248* .218* .250* .388** .225* .456**
Sig. (2-tailed) .000 . .008 .302 .978 .036 .461 .503 .344 .057 .078 .352 .018 .038 .017 .000 .032 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x13 Pearson Correlation .332** .275** 1 .388** .372** .363** .246* .023 .176 .352** .278** .171 .395** .283** .220* .202 .130 .576**
Sig. (2-tailed) .001 .008 . .000 .000 .000 .019 .831 .095 .001 .008 .105 .000 .007 .036 .054 .220 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x14 Pearson Correlation .327** .109 .388** 1 .339** .306** .234* .136 .190 .299** .223* .135 .244* .413** .101 .299** .219* .550**
Sig. (2-tailed) .002 .302 .000 . .001 .003 .026 .198 .071 .004 .034 .202 .020 .000 .342 .004 .037 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x15 Pearson Correlation .213* -.003 .372** .339** 1 .145 .300** .187 .248* .221* .293** .332** .294** .257* .163 .297** .194 .514**
Sig. (2-tailed) .043 .978 .000 .001 . .171 .004 .076 .018 .035 .005 .001 .005 .014 .122 .004 .065 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x16 Pearson Correlation .112 .220* .363** .306** .145 1 .053 -.086 .020 .217* .086 .151 .278** .174 -.008 .136 .192 .272**
Sig. (2-tailed) .292 .036 .000 .003 .171 . .620 .416 .848 .039 .416 .152 .008 .098 .942 .200 .068 .008
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x17 Pearson Correlation .371** .078 .246* .234* .300** .053 1 .285** .077 .305** .296** .158 .329** .273** .142 .169 .373** .533**
Sig. (2-tailed) .000 .461 .019 .026 .004 .620 . .006 .468 .003 .004 .134 .001 .009 .179 .109 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x18 Pearson Correlation .222* -.071 .023 .136 .187 -.086 .285** 1 .373** .245* .319** .206* .165 .230* .109 .062 .331** .434**2
Sig. (2-tailed) .034 .503 .831 .198 .076 .416 .006 . .000 .019 .002 .050 .119 .028 .303 .562 .001 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x19 Pearson Correlation .231* .100 .176 .190 .248* .020 .077 .373** 1 .309** .244* .119 .199 .121 .195 .264* .062 .439**
Sig. (2-tailed) .028 .344 .095 .071 .018 .848 .468 .000 . .003 .020 .260 .059 .251 .065 .012 .556 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x110 Pearson Correlation .169 .201 .352** .299** .221* .217* .305** .245* .309** 1 .023 .172 .438** .245* .109 .191 .295** .546**
Sig. (2-tailed) .108 .057 .001 .004 .035 .039 .003 .019 .003 . .826 .104 .000 .019 .305 .070 .005 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x111 Pearson Correlation .312** .186 .278** .223* .293** .086 .296** .319** .244* .023 1 .282** .309** .360** .177 .312** .318** .554**
Sig. (2-tailed) .003 .078 .008 .034 .005 .416 .004 .002 .020 .826 . .007 .003 .000 .093 .003 .002 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x112 Pearson Correlation .243* .099 .171 .135 .332** .151 .158 .206* .119 .172 .282** 1 .303** .366** .060 .330** .276** .467**
Sig. (2-tailed) .020 .352 .105 .202 .001 .152 .134 .050 .260 .104 .007 . .003 .000 .573 .001 .008 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x113 Pearson Correlation .369** .248* .395** .244* .294** .278** .329** .165 .199 .438** .309** .303** 1 .392** .198 .320** .416** .653**
Sig. (2-tailed) .000 .018 .000 .020 .005 .008 .001 .119 .059 .000 .003 .003 . .000 .060 .002 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x114 Pearson Correlation .411** .218* .283** .413** .257* .174 .273** .230* .121 .245* .360** .366** .392** 1 .243* .401** .391** .641**
Sig. (2-tailed) .000 .038 .007 .000 .014 .098 .009 .028 .251 .019 .000 .000 .000 . .020 .000 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x115 Pearson Correlation .343** .250* .220* .101 .163 -.008 .142 .109 .195 .109 .177 .060 .198 .243* 1 .338** .160 .426**
Sig. (2-tailed) .001 .017 .036 .342 .122 .942 .179 .303 .065 .305 .093 .573 .060 .020 . .001 .130 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x116 Pearson Correlation .291** .388** .202 .299** .297** .136 .169 .062 .264* .191 .312** .330** .320** .401** .338** 1 .405** .594**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .054 .004 .004 .200 .109 .562 .012 .070 .003 .001 .002 .000 .001 . .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x117 Pearson Correlation .237* .225* .130 .219* .194 .192 .373** .331** .062 .295** .318** .276** .416** .391** .160 .405** 1 .587**
Sig. (2-tailed) .023 .032 .220 .037 .065 .068 .000 .001 .556 .005 .002 .008 .000 .000 .130 .000 . .0003
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x1 Pearson Correlation .633** .456** .576** .550** .514** .349** .533** .434** .439** .546** .554** .467** .653** .641** .426** .594** .587** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Validitas Variabel X2 (Minat Membaca)
Correlations
x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x210 x211 x212 x213 x2
x21 Pearson Correlation 1 .217* .368** .214* .447** .100 .153 .463** .256* .408** .123 .181 .330** .607**
Sig. (2-tailed) . .039 .000 .042 .000 .346 .147 .000 .014 .000 .246 .085 .001 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x22 Pearson Correlation .217* 1 .133 .132 .212* .157 .302** .275** .162 .210* .421** .247* .172 .501**
Sig. (2-tailed) .039 . .211 .213 .044 .137 .004 .008 .125 .046 .000 .018 .102 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x23 Pearson Correlation .368** .133 1 .227* .475** .340** .224* .416** .246* .495** .266* .202 .137 .614**
Sig. (2-tailed) .000 .211 . .031 .000 .001 .032 .000 .019 .000 .011 .055 .197 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x24 Pearson Correlation .214* .132 .227* 1 .381** .257* .265* .191 .352** .242* .068 .233* .153 .494**
Sig. (2-tailed) .042 .213 .031 . .000 .014 .011 .070 .001 .021 .520 .026 .147 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x25 Pearson Correlation .447** .212* .475** .381** 1 .433** .289** .386** .281** .290** .283** .263* .215* .665**
Sig. (2-tailed) .000 .044 .000 .000 . .000 .005 .000 .007 .005 .007 .012 .041 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x26 Pearson Correlation .100 .157 .340** .257* .433** 1 .339** .145 .306** .222* .191 -.013 .101 .474**4
Sig. (2-tailed) .346 .137 .001 .014 .000 . .001 .172 .003 .034 .070 .905 .343 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x27 Pearson Correlation .153 .302** .224* .265* .289** .339** 1 .218* .131 .183 .289** .195 .370** .550**
Sig. (2-tailed) .147 .004 .032 .011 .005 .001 . .038 .214 .083 .005 .064 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x28 Pearson Correlation .463** .275** .416** .191 .386** .145 .218* 1 .223* .415** .241* .308** .452** .650**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .070 .000 .172 .038 . .034 .000 .021 .003 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x29 Pearson Correlation .256* .162 .246* .352** .281** .306** .131 .223* 1 .316** .232* .061 .066 .490**
Sig. (2-tailed) .014 .125 .019 .001 .007 .003 .214 .034 . .002 .027 .568 .532 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x210 Pearson Correlation .408** .210* .495** .242* .290** .222* .183 .415** .316** 1 .199 .323** .448** .663**
Sig. (2-tailed) .000 .046 .000 .021 .005 .034 .083 .000 .002 . .059 .002 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x211 Pearson Correlation .123 .421** .266* .068 .283** .191 .289** .241* .232* .199 1 .270** .187 .504**
Sig. (2-tailed) .246 .000 .011 .520 .007 .070 .005 .021 .027 .059 . .010 .077 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x212 Pearson Correlation .181 .247* .202 .233* .263* -.013 .195 .308** .061 .323** .270** 1 .328** .488**
Sig. (2-tailed) .085 .018 .055 .026 .012 .905 .064 .003 .568 .002 .010 . .001 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x213 Pearson Correlation .330** .172 .137 .153 .215* .101 .370** .452** .066 .448** .187 .328** 1 .566**
Sig. (2-tailed) .001 .102 .197 .147 .041 .343 .000 .000 .532 .000 .077 .001 . .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x2 Pearson Correlation .607** .501** .614** .494** .665** .474** .550** .650** .490** .663** .504** .488** .566** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).1
Lampiran 7
Reliability X1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.836 .838 17
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x11 55.3077 66.793 .553 .449 .822
x12 56.1209 69.219 .340 .371 .834
x13 55.6264 67.392 .494 .417 .825
x14 55.1758 67.791 .461 .372 .827
x15 54.7912 70.500 .450 .335 .828
x16 55.8462 72.732 .276 .254 .835
x17 55.2857 68.362 .436 .338 .828
x18 55.2418 70.319 .320 .389 .835
x19 55.6154 69.862 .343 .332 .833
x110 55.5495 67.717 .453 .420 .827
x111 55.0769 69.094 .473 .364 .826
x112 55.8022 70.760 .390 .285 .830
x113 55.5055 66.497 .585 .423 .820
x114 54.9341 67.573 .569 .410 .821
x115 55.6044 70.620 .330 .229 .834
x116 55.0989 68.446 .522 .453 .824
x117 55.3077 67.438 .498 .428 .8252
Reliability X2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.818 .818 13
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x21 40.3736 46.614 .486 .386 .804
x22 40.4835 49.586 .385 .271 .811
x23 40.3187 48.086 .524 .455 .800
x24 39.8242 50.280 .395 .272 .810
x25 39.8132 47.042 .592 .474 .795
x26 39.7143 50.562 .372 .342 .812
x27 40.3297 48.735 .432 .316 .808
x28 40.6813 47.753 .568 .417 .797
x29 39.9780 50.088 .381 .277 .811
x210 40.2857 47.029 .566 .472 .797
x211 40.6813 49.775 .404 .304 .810
x212 41.0659 50.218 .382 .270 .811
x213 40.3626 48.256 .441 .432 .8073
Lampiran 8
Regression
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
y 91 3.4106 .50358
x1 91 3.3335 .53578
x2 91 3.3584 .57760
Valid N (listwise) 91
Correlations
1 .263* .930**
. .012 .000
91 91 91
.263* 1 .196
.012 . .063
91 91 91
.930** .196 1
.000 .063 .
91 91 91
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y
x1
x2
y x1 x2
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). .
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). .
Variables Entered/Removedb
x2, x1a
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
a All requested variables entered. .
b. Dependent Variable: y4
Model Summary
a Predictors: (Constant), x2, x1
ANOVAb
19.879 2 9.939 297.056 .000a
2.944 88 .033
22.823 90
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
Coefficientsa
.474 .151 3.132 .002
.079 .037 .084 2.146 .035
.796 .034 .913 23.388 .000
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
a. Dependent Variable: y
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .933(a) .871 .868 .18292 .871 297.056 2 88 .0005
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Nomor : Un. 3.1/TL.00/537/2007 25 Mei 2007
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : PENELITIAN
Kepada
Yth. Kepala MTs Darul Huda
di
Blitar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini kami mohon dengan hormat agar mahasiswa yang tersebut
di bawah ini:
Nama : Husna Afida
NIM : 03160031
Semester/ Th. AK : VIII/ 2003
Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat
Membaca Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran
IPS di MTs Darul Huda Gambar
Wonodadi Blitar.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/ menyusun
skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin/ kesempatan untuk
mengadakan penelitian di lembaga/ instansi yang menjadi
wewenang Bapak/Ibu dalam bidang-bidang yang sesuai dengan
judul skripsinya di atas.
Demikian, atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan,
Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP.150 042 031 6
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551345 Fax. (0341) 572533
BUKTI KONSULTASI
1. Nama : Husna Afida
2. NIM : 03160031
3. Jurusan : Pendidikan IPS
4. Pembimbing : Drs. M. Yunus, M.Si
5. Judul : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata
Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
No Tanggal Hal Yang Dikonsultasikan Tanda Tangan
1 10-04-2007 Proposal 1.
2 30-04-2007 BAB I dan BAB II 2.
3 22-05-2007 Revisi BAB I, BAB II dan
Pengajuan BAB III 3.
4 25-05-2007 Angket 4.
5 25-06-2007 Revisi BAB III dan Pengajuan BAB
IV 5.
6 06-07-2007 Revisi BAB IV, pengajuan BAB V
dan VI 6.
7 09-07-2007 Keseluruhan 7.
Malang, 9 Juli 2007
Mengetahui,
Dekan
Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP. 150 042 031 7
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Nomor : Un. 3. 1/TL. 00/ 513/2007 Malang, 10 - 04 - 2007
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi Mahasiswa
Kepada
Yth . Drs. Muhammad Yunus M.Si
Dosen Fakultas Tarbiyah
Di
Malang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Mengharap kesediaan bapak untuk memberikan bimbingan skripsi
kepada mahasiswa
Nama : Husna Afida
Nim : 03160031
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester/ Th. Ak : VIII/ 2003
Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat
Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di
MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
Jangka waktu penyusunan: 3 (tiga) bulan
Mulai tanggal : 10 - April - 2007
Sampai tanggal : 9 - Juli - 2007
Sesuai dengan program studinya, maka dimohon Bapak mengarahkan judul
skripsi ke bidang Tarbiyah, adapun kesempurnaan judul, out line, dan
proposal diserahkan kepada Bapak pembimbing melalui proses bimbingan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Demikian, atas kesediaan dan kerja samanya disampaikan terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Dekan,
Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP. 150 042 031
http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/03160031.pdf