338
PENGARUH KETERLIBATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MEMBACA ANAK DITINJAU DARI PENDEKATAN STRES LINGKUNGAN Soejanto Sandjaja Minat membaca anak Sekolah Dasar masih rendah dan belum ada cara yang efektif untuk meningkatkannya. Keterlibatan orang tua diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak. Dalam keluarga miskin, keterlibatan orang tua menjadi berkurang karena orang tua mengalami stres tingkat tinggi, sehingga mereka kurang dapat meningkatkan minat membaca anak. Namun keluarga miskin yang mendapat dukungan sosial, mereka dapat mengatasi stres keluarga dan mau terlibat untuk menolong anak dalam membaca sehingga minat membaca anak juga meningkat. Pendahuluan Tiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan. Melalui peingatan itu diharapkan masyarakat menjadi gemar membaca, khususnya anak-anak Sekolah Dasar (SD); sebab membaca adalah kunci untuk keberhasilan belajar siswa di sekolah. Kemampuan membaca dan minat membaca yang tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.

minat belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: minat belajar

PENGARUH KETERLIBATAN ORANG TUA

TERHADAP MINAT MEMBACA ANAK

DITINJAU DARI PENDEKATAN STRES LINGKUNGAN

Soejanto Sandjaja

Minat membaca anak Sekolah Dasar masih rendah dan belum ada

cara yang efektif untuk meningkatkannya. Keterlibatan orang tua

diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak. Dalam keluarga

miskin, keterlibatan orang tua menjadi berkurang karena orang tua

mengalami stres tingkat tinggi, sehingga mereka kurang dapat

meningkatkan minat membaca anak. Namun keluarga miskin yang

mendapat dukungan sosial, mereka dapat mengatasi stres keluarga

dan mau terlibat untuk menolong anak dalam membaca sehingga

minat membaca anak juga meningkat.

Pendahuluan

Tiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca dan Hari

Kunjung Perpustakaan. Melalui peingatan itu diharapkan masyarakat menjadi gemar

membaca, khususnya anak-anak Sekolah Dasar (SD); sebab membaca adalah kunci untuk

keberhasilan belajar siswa di sekolah. Kemampuan membaca dan minat membaca yang

tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.

Sejak tahun 1995 sampai sekarang, media massa selalu memuat berita mengenai

minat membaca masyarakat, terutama minat membaca anak-anak SD. Misal harian Suara

Merdeka menulis tajuk rencana dengan judul Kegemaran Membaca Belum Seperti Yang

Diharapkan (Suara Merdeka, 1995). Kompas memuat artikel Rumah Baca, Upaya

Menumbuhkan Minat Baca (Kompas, 1995) dan Pikiran Rakyat (2000) melalui tulisan

Wakidi yang berjudul Minat Membaca Anak Sekolah Dasar juga ikut prihatin dengan

minat membaca anak SD yang rendah. Media elektronik seperti televisi juga ikut

Page 2: minat belajar

menayangkan iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan minat membaca

Tulisan di surat kabar dan tayangan iklan layanan masyarakat di televisi pada

intinya menyuarakan kepihatinan terhadap minat membaca anak-anak yang masih rendah.

Padahal masalah minat membaca merupakan persoalan yang penting dalam dunia

pendidikan. Anak-anak SD yang memiliki minat membaca tinggi akan berprestasi tinggi

di sekolah, sebaliknya anak-anak SD yang memiliki minat membaca rendah, akan rendah

pula prestasi belajarnya (Wigfield dan Guthrie, 1997).

1 2

Hampir tiap tahun orang tua diingatkan untuk menanamkan dan menumbuhkan

minat membaca anak melalui media massa, namun keluhan bahwa minat membaca anak

tetap rendah masih selalu terdengar. Nampaknya belum ditemukan cara yang efektif

untuk melibatkan orang tua dalam menolong meningkatkan minat membaca. Belum

banyak diteliti mengenai faktor-faktor yang menentukan bagaimana cara melibatkan

orang tua untuk meningkatkan minat membaca anak. Pemahaman terhadap faktor-faktor

tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk

meningkatkan keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan minat membaca anak di

keluarga masing-masing.

Kesulitan untuk melibatkan orang tua menjadi makin bertambah pada keluarga

dengan sosial ekonomi rendah. Krisis ekonomi, bencana alam dan kerusuhan di beberapa

daerah di Indonesia menambah jumlah keluarga miskin sehingga mereka tersisih dari

kehidupan kota dan tinggal di kantong-kantong kemiskinan. Mereka sering mengalami

pertengkaran dalam masalah keuangan keluarga sehingga mengalami stres tiap hari. Stres

ini mkin bertambah tinggi oleh stres kerja, tinggal di daerah kumuh, panas, bising dan

Page 3: minat belajar

sesak, persoalan kegagalan pendidikan anak dan laju kelahiran anak yang sulit

dikendalikan. Tumpukan stres ini menyita dan membuang energi orang tua untuk hal

yang negatif dan perhatian mereka tidak terpusat untuk terlibat menolong anak dalam

membaca sehingga minat membaca anak tidak tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka secara berurutan akan dibahas

mengenai minat membaca anak, pendekatan stres lingkungan dan yang terakhir pengaruh

keterlibatan orang tua terhadap minat membaca anak ditinjau dari pendekatan stres

lingkungan.

Minat Membaca Anak

Aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan oleh

minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator

yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.

Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas

dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspekaspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. 3

Meichati (1972) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai

individu secara mendalam untuk tekun melalukan suatu aktivitas.

Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa

konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada manfaat dari obyek tersebut.

Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap

obyek tersebut.

Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa

Page 4: minat belajar

huruf dan kata. Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal

kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses

membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.

Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca anak adalah

suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap

kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya

sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat

membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa

keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku

bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan

kesadaran akan manfaat membaca.

Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat

membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik

dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas

membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan

membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.

Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab

minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat

dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak. Keluarga merupakan

lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina

minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca

dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat.

Mulyani (1978) berpendapat bahwa tingkat perkembangan seseorang yang paling

Page 5: minat belajar

menguntungkan untuk pengembangan minat membaca adalah pada masa peka, yaitu

sekitar usia 5 s/d 6 tahun. Kemudian minat membaca ini akan berkembang sampai dengan

masa remaja. 4

Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan

kebiasaan keluarga pada masa peka tersebut. Anak usia 5 s/d 6 tahun senang sekali

mendengarkan cerita. Mula-mula mereka tertarik bukan pada isi ceritanya, tetapi pada

kenikmatan yang diperoleh dalam kedekatannya dengan orang tua. Ketika duduk bersama

atau duduk di pangkuan orang tua, anak merasakan adanya kasih sayang dan kelembutan.

Suasana yang menyenangkan dan didukung oleh buku cerita yang penuh gambar-gambar

indah akan membuat anak menjadi tertarik dan senang menikmati cerita dari buku.

Melalui proses imitasi, anak akan suka menirukan aktivitas membacakan cerita yang

dilakukan oleh orang tuanya. Peniruan ini akan semakin diulang bila anak juga sering

melihat orang tua melakukan aktivitas membaca. Anak akan meniru gaya dan tingkah

laku orang tua dalam membaca. Kemudian setelah anak mampu membaca sendiri, maka

ia akan senang sekali mempraktekkan kemampuan membacanya dengan membaca sendiri

buku-buku yang tersedia di rumah. Kemauan untuk membaca buku atas inisiatif diri

sendiri ini adalah awal tumbuhnya minat membaca anak. Perkembangan selanjutnya dari

minat membaca ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca anak, yaitu

faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay,

1980). Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi usia,

jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.

Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi

Page 6: minat belajar

ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi

orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya

anak

Ada perbedaan minat anak terhadap buku bila ditinjau dari usia kronologis anak.

Ediasari (Ayahbunda, 1983) berpendapat bahwa pada usia antara dua sampai dengan

enam tahun anak-anak menyukai buku bacaan yang didominasi oleh gambar-gambar

yang nyata. Pada usia tujuh tahun anak menyukai buku yang didominasi oleh gambargambar dengan bentuk tulisan besar-besar dan kata-kata yang sederhana dan mudah

dibaca. Biasanya pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan membaca permulaan dan

mereka mulai aktif untuk membaca kata. Pada usia 8 s/d 9 tahun, anak-anak menyukai

buku bacaan dengan komposisi ganbar dan tulisan yang seimbang. Mereka biasanya

sudah lancar membaca, walaupun pemahaman mereka masih terbatas pada kalimat

singkat dan sederhana bentuknya. Kemudian pada usia 10 s/d 12 tahun anak lebih

menyukai buku dengan komposisi tulisan lebih banyak daripada gambar. Pada usia ini 5

kemampuan berpikir abstrak dalam diri anak mulai berkembang sehingga mereka dapat

menemukan intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan isinya kepada orang lain.

Munandar (1986) menemukan ada perbedaan minat anak terhadap isi cerita

ditinjau dari perkembangan usia kronologis anak. Pada usia 3 s/d 8 tahun anak menyukai

buku cerita yang berisi mengenai binatang dan orang–orang di sekitar anak. Pada masa

ini anak bersikap egosentrik sehingga mereka menyukai isi cerita yang berpusat pada

kehidupan di seputar dirinya. Mereka juga menyukai cerita khayal dan dongeng. Pada

usia 8 – 12 tahun anak menyukai isi cerita yang lebih realistik.

Munandar juga menemukan ada perbedaan umum antara minat membaca anak

laki-laki dan perempuan dalam sifat dan tema cerita, walaupun perbedaan ini tidak

Page 7: minat belajar

bersifat pilah sama sekali; artinya anak-anak perempuan juga menikmati bacaan anakanak laki-laki dan sebaliknya. Pada umumnya anak-anak perempuan menyukai buku

cerita dengan tema kehidupan keluarga dan sekolah. Anak-anak laki-laki lebih menyukai

buku cerita mengenai pertualangan, kisah perjalanan yang seram dan penuh ketegangan,

cerita kepahlawanan dan cerita humor.

Faktor institusional memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan minat

membaca anak. Keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi, mampu menggunakan

tingkat pendidikannya yang tinggi untuk memperoleh informasi mengenai buku-buku

yang perlu untuk perkembangan kognitif dan afektif anak. Didukung oleh penghasilan

mereka yang cukup tinggi, maka orang tua dapat menyediakan buku-buku bacaan untuk

anak dengan jenis yang beragam. Slavin (1998) menemukan ada perbedaan aktivitas

orang tua dalam membimbing anak antara keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi

dengan status sosial ekonomi rendah. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi

memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering

memberi penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak. Mereka juga mampu

menjadi model yang bagus dalam berbicara dan aktivitas membaca. Orang tua sering

membaca bersama anak, memberika pujian kepada anak saat anak membaca buku atas

inisiatif sendiri, membawa anak ke toko buku dan mengunjungi perpustakaan dan mereka

menjadi model bagi anak dengan lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk

membaca.

Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah sering memberi contoh negatif

dalam berbicara, terutama saat mereka bertengkar karena keterbatasan keuangan

keluarga. Mereka juga jarang memuji anak ketika anak membaca, bahkan orang tua

memiliki pengharapan rendah terhadap keberhasilan sekolah anak sehingga mereka tidak 6

Page 8: minat belajar

mau terlibat untuk membantu pekerjaan rumah anak atau tugas sekolah yang lain. Akibat

selanjutnya anak menjadi tidak berprestasi di sekolah dan hal ini menambah tekanan

keluarga ketika orang tua dipanggil ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan

kegagalan pendidikan anak. Nampak bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi

rendah mengalami stres yang tinggi.

Pendekatan Stres Lingkungan

Pendekatan stres lingkungan sering digunakan secara luas dalam psikologi

lingkungan. Stresor seperti kebisingan, kepadatan penduduk dan kesesakan, tekanan

kerja, bencana alam, polusi dll adalah lingkungan aversif yang mengancam kesejahteraan

manusia. Sebagai variabel mediator, stres didefiniskan sebagai reaksi terhadap

lingkungan aversif (Bell dkk, 1996). Reaksi tersebut meliputi komponen emosi, perilaku

dan fisiologis. Komponen fisiologis sering dinamakan stres sistemik, sedangkan

komponen emosi dan tingkah laku dinamakan stres psikologis. Karena stres sistemik dan

stres psikologis adalah saling berkaitan dan tidak terjadi sendiri-sendiri, maka psikolog

lingkungan biasanya memadukan keduanya dalam satu teori yang dinamakan model stres

lingkungan. Dalam model ini, stresor menunjuk kepada komponen lingkungan sedangkan

response stres menunjukkan reaksi yang disebabkan oleh komponen lingkungan.

Ada tiga karakteristik utama stresor, yaitu peristiwa kataklismik (cataclysmic

events), stres personal (personal stressors) dan stresor latar belakang (background

stressors). Kejadian atau peristiwa kataklismik memiliki beberapa karakteistik dasar,

yaitu biasanya terjadi secara tiba-tiba dengan sedikit tanda-tanda atau bahkan tidak ada

tanda-tanda akan terjadi suatu peristiwa. Pengaruhnya sangat kuat sehingga muncul

response universal dan melibatkan sejumlah besar orang. Kekuatan kataklismik yang

Page 9: minat belajar

mendadak menimbulkan rasa bingung pada korban, biasanya membutuhkan usaha sangat

besar untuk melakukan koping secara efektif. Koping stres yang efektif berupa afiliasi

satu sama lain dengan cara berbagi pendapat dan rasa. Bila koping tidak berhasil maka

akan muncul ketidakberdayaan dan sikap pasif. Contoh peristiwa kataklismik adalah

bencana alam, perang, kebocoran nuklir, kebakaran hebat dll.

Stresor personal meliputi kesakitan, kematian suami atau istri atau anak yang

disayangi, pemutusan hubungan kerja dll yang biasanya dialami oleh seseorang dan

membawa pengaruh yang buruk. Strategi koping yang efektif untuk stresor personal

biasanya adalah dukungan sosial. 7

Background stressors dibedakan menjadi dua, yaitu daily hassles yang sering

dinamakan juga stresor mikro, bersifat stabil dan intensitasnya rendah; misalnya adalah

kehilangan barang, terlambat kerja, tekanan karena pekerjaan rumah tangga dan hal-hal

lain yang bersifat rutin; dan ambient stressors atau stresor kronis yang bersifat global,

misalnya polusi air dan udara, kebisingan, kepadatan dan kesesakan tempat hunian,

kemacetan lalulintas dll yang bersifat masalah masyarakat pada umumnya.

Smet (1994) menemukan ada beberapa stresor dalam keluarga, yaitu perselisihan

dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, perbedaan yang tajam dalam

menentukan tujuan, kebisingan karena suara radio, televisi atau tape yang dinyalakan

dengan suara keras sekali, keluarga yang tinggal di lingkungan yang terlalu sesak, dan

kehadiran adik baru. Stresor lain dalam keluarga adalah kehilangan anak yang disayangi

akibat bencana alam, kesakitan atau kecelakaan, kematian suami atau istri.

Burr dan Klein (1994) menemukan ada enam stresor dalam stres keluarga, yaitu

perekonomian keluarga menjadi bangkrut, anak mengalami cacat fisik atau mental

sehingga harus di rawat di rumah sakit, remaja yang sulit dididik sehingga harus dibawa

ke psikiater, anak yang mengalami penyempitan otot, ketidaksuburan pasangan suami dan

Page 10: minat belajar

istri, perubahan peran dalam rumah tangga.

Karakteristik response stres meliputi response fisiologis, strategi koping dan

adaptasi. Response fisiologis bersifat otomatis dan menurut Selye (dalam Bell dkk, 1996)

ada tiga tahap sindrome adaptasi umum yaitu tahap reaksi alarm, tahap resistensi dan

tahap kelelahan. Reaksi alarm terhadap stresor bersifat proses otomatis, misal detak

jantung meningkat, pengeluaran adrenalin, keringat dingin dll. Tahap resistensi juga

dimulai dengan proses otomatis untuk menghadapi stresor, misal pada udara yang panas,

secara otomatis tubuh mengeluarkan keringat. Bila mekanisme keseimbangan tidak

tercapai, maka akan terjadi tahap ketiga, yaitu tahap kelelahan yang mengakibatkan

beberapa penyakit seperti tukak lambung, pembengkakan adrenal dan gagal ginjal.

Strategi koping adalah perpaduan antara fungsi dari faktor individu dan

situasional, meliputi melarikan diri dari stresor, serangan fisik atau verbal, dan kompromi.

Pada dasarnya ada dua kategori strategi koping, yaitu aksi langsung atau berfokuskan

pada masalah, misal mencari informasi, melarikan diri / menghindari stresor, mencoba

memindahkan atau menghentikan stresor; dan paliatif atau berfokuskan emosi, misal

menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti penyangkalan, rasionalisasi, reaksi

formasi dll, penggunaan obat-obatan, relaksasi dll. Adaptasi terjadi ketika stimulus

aversif muncul berulang kali dan response stres terhadap stresor menjadi makin lemah 8

dan bertambah lemah. Proses berikutnya setelah adaptasi adalah terjadi aftereffects, yaitu

akibat jangka panjang setelah stresor berhenti.

Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari

Pendekatan Stres Lingkungan

Dalam keluarga yang miskin, penghasilan suami dan atau istri yang rendah sering

menjadi pemicu pertengkaran dalam keluarga. Akibat lebih lanjut dari pertengkaran

adalah suami dan istri menjadi saling tidak peduli. Orang tua dengan tingkat pendidikan

Page 11: minat belajar

yang rendah ternyata sulit untuk mengendalikan kelahiran anak, sehingga jumlah

kelahiran anak menjadi bertambah (Semaoen, Hani, Kiptiyah, 2000). Kehadiran anak atau

adik baru bagi anak yang lebih tua menimbulkan stres bagi ibu dan ayah. Ibu akan

merasakan stres selama kehamilan, apalagi bila anak yang dikandung adalah anak yang

ketiga atau keempat dimana muncul rasa bersalah tidak mentaati program Keluarga

Berencana, dan pasca melahirkan. Stres pada ayah berkaitan dengan rasa kuatir akan

berubahnya interaksi antara suami dan istri dan timbul kekuatiran akan tambahan beaya

hidup.

Biasanya keluarga miskin ini tinggal di kantong-kantong kemiskinan dengan luas

rumah yang sangat terbatas, kumuh, panas, bising dan sesak. Tinggal di lingkungan yang

terlalu sesak dapat menimbulkan stres dan akibat selanjutnya orang menjadi kurang suka

menolong orang lain (Bell dkk, 1996).

Keluarga yang tinggal di daerah slums, biasanya tetap memiliki gambaran

kualitas rumah yang ideal. Mereka biasanya masih mendambakan rumah berkualitas

dengan ciri-ciri adanya kontinuitas, yaitu rasa memiliki rumah secara permanen; ada

privasi, ada tempat untuk mengekspresikan diri, identitas personal yaitu berkaitan dengan

simbol diri mereka dan keinginan untuk menunjukkan rumah kepada orang lain; relasi

sosial, kehangatan dan tempat untuk berteduh dan berlindung (Smith, 1994). Ketiadaan

ruang untuk ekspresi diri, yaitu untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian anak;

maupun kehangatan yang ditandai dengan adanya suasana persahabatan dan dukungan

untuk berprestasi, menghalangi orang tua untuk menolong anak dalam aktivitas membaca

maupun aktivitas belajar yang lain.

Perselisihan dalam keluarga, perasaan saling tidak peduli, kesesakan karena

Page 12: minat belajar

keterbatasan luas rumah dan terlalu banyak anak, kebisingan, kurang ruang untuk

ekspresi diri dan kehangatan merupakan stresor yang kuat dalam keluarga miskin. Stresor 9

ini masih ditambah dengan adanya interaksi orang tua dengan fihak lain di luar

lingkungan rumah, yaitu tekanan kerja di tempat kerja. Ada konflik antara tuntutan kerja

dengan tuntutan keluarga. Keluarga menuntut penghasilan yang lebih tinggi untuk

menutup beaya kehidupan sehari-hari, sedangkan di tempat kerja orang tua juga dituntut

untuk lebih profesional dalam bekerja namun tidak mampu karena keterbatasan tingkat

pendidikan dan kekurangan ketrampilan kerja.

Stresor yang lain adalah pengalaman stres anak-anak di sekolah. Orang tua

jarang terlibat untuk membantu anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah maupun

aktivitas belajar anak yang lain menyebabkan anak tidak mampu mengerjakan pekerjaan

rumah. Ketidakbiasaan membuat pekerjaan rumah menjadikan anak tidak terlatih

sehingga anak sering gagal dan ditertawakan bila harus mengerjakan tugas di depan kelas.

Dua hal ini menjadikan anak juga mengalami stres. Orang tua juga akan bertambah stres

ketika dipanggil oleh pihak sekolah guna mempertanggungjawabkan kegagalan

pendidikan anak.

Stres dalam keluarga berinteraksi dengan stres dari luar lingkungan rumah

menimbulkan stres tingkat tinggi dalam diri orang tua. Hal ini menyita waktu orang tua

dan membuang energi dan perhatian mereka sehingga secara psikologis mereka tidak

mampu untuk terlibat menolong anak dalam aktivitas membaca. Ketidakterlibatan orang

tua dalam aktivitas membaca mengakibatkan minat membaca anak tetap rendah (Grolnick

dkk, 1997).

Penelitian Grolnick dkk ini berbeda dengan hasil penemuan Morrow dan Young

(1997) yang menemukan bahwa kegiatan membaca bersama antara anak dan orang

Page 13: minat belajar

tuanya berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program membaca

bersama antara orang tua dan anak, anak-anak menjadi suka mengisi waktu luangnya

dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama orang dewasa yang lain, suka

membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di perpustakaan sekolah.

Kondisi sosial ekonomi keluarga dalam penelitian Morrow dan Young juga tergolong

rendah, namun mereka merasa mendapat dukungan sosial melalui program membaca

keluarga. Buku-buku dan perlengkapan membaca merupakan dukungan instrumental

untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua agar terlibat secara efektif

dalam program membaca keluarga merupakan dukungan informatif yang sangat berguna

bagi orang tua untuk memberikan dukungan penghargaan dan emosi kepada anak saat

mereka membaca bersama. 10

Penutup

Pendekatan stres lingkungan dapat digunakan untuk menolong memprediksikan

bermacam-macam akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan fisik, sosial

maupun psikologis. Namun perlu dicermati bahwa pendekatan stres lingkungan secara

tunggal sering menimbulkan kekaburan dalam mengidentifikasi stresor. Model stres

lingkungan juga sering sulit secara pasti memprediksikan strategi koping yang akan

digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stresor, sebab antara satu keluarga dengan

keluarga lain mungkin berbeda walaupun tinggal dalam lingkungan dan kondisi sosial

ekonomi sama. Ketergantungan pada konteks keluarga dan adanya perbedaan individual

masih merupakan suatu tantangan psikologi lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ayahbunda, Jakarta, September No. 18, 1983

Bell, P.A., Greene, T.C., Fisher, J.D., and Baum, A. 1996. Enviromental Psychology.

Fourth Edition. Orlando : Harcourt Brace College Publishers.

Page 14: minat belajar

Burr, W.C., and Klein, S.R. 1994. Reexamining Family Stress : New Theory and

Research. California : Sage Publishers, Inc.

Grolnick, W.S., Benjet, C., Kurowski, C.O., and Apostoleris, N.H. 1997. Predictors of

Parent Involvement in Children’s Schooling. Journal of Educational

Psychology. 89 ( 3), 538 – 548.

Harris, A., and Sipay, E. 1980. How To Increase Reading Ability.. New York : Longman,

Inc.

Juel, C. 1988. Learning to Read and Write : A Longitudinal Study of 54 Children from

First through Fourth Grade. Journal of Educational Psychology, 80 (4), 437 –

447.

Kompas, Jakarta, 22 Januari 1995

Lilawati, 1988. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca

dari Orang Tua dan Inteligensi dengan Minat Membaca Pada Anak Kelas V

Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah

Mada.

Meichati, S. 1978. Motivasi Pembaca. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Morrow, L..M., and Young, J. 1997. A Family Literacy Program Connecting School and

home : Effects on Attitude, Motivation and Literacy Achievement. Journal of

Educational Psychology, 89 ( 4), 736 - 742. 11

Mulyani, A.N. 1981. Pembinaan Minat Baca dan Promosi Perpustakaan. Berita

Perpustakaan Sekolah, I, 24 – 29.

Munandar, S.C.U. 1986. Memupuk Minat Untuk Membaca. Jakarta : IKAPI.

Pikiran Rakyat, Bandung, 15 Juli 2000

Semaoen, I., Hani, E.S. dan Kiptiyah, S.M. 2000. Strategi Orang tua Di Perdesaan Miskin

dalam Upaya Peningkatan Kualitas Anak. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, 12 ( 1 ), 10

– 17.

Page 15: minat belajar

Sinambela, N.L. 1993. Hubungan Minat Membaca dengan Kreativitas Pada Siswa-siswi

Kelas II SMP Negeri 5 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada.

Slavin, R. 1998. Educational Psychology : Theory and Practice. Fourth Edition. Boston :

Allyn and Bacon.

Smeth, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT : Gramedia

Smith, S.G. 1994. The Essential Qualities of Home. Journal of Enviromental

Psychology, 14, 31 – 46.

Suara Merdeka, Semarang, 15 September 1995.

Wigfield, A., and Guthrie, J.T. 1997. Relations of Children’s Motivation for Reading to

the Amount and Breadth of Their Reading. Journal of Educational P

http://www.pandjipurnama.com/jurnal/artikel1.pdf

Page 16: minat belajar

Pada zaman sekarang ini internet bukanlah sesuatu yang sangat istimewa sebagaimana pada waktu pertama kalinya internet diperkenalkan kepada masyarakat. Teknologi internet tidak hanya dinikmati oleh kalangan cendikiawan atau pelajar saja. Anak usia SD pun pada zaman sekarang ini sudah mengenal teknologi internet.

Disadari atau tidak internet telah melakukan perubahan di dalam masyarakat, bahkan internet telah menjadi bagian kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan pelajar yang sehari-harinya diliputi oleh tugas-tugas yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan membaca buku yang banyak yang tentunya akan membuang waktu yang lama.

Manfaat dan Dampak Negatif Penggunaan Internet Terhadap Prestasi SiswaTidak semua infomasi yang ada di internet menyajikan informasi-informasi yang positif saja tetapi juga terdapat informasi-informasi yang bersifat negatif. Di bawah ini adalah uraian manfaat dan dampak penggunaan internet :

Manfaat InternetMedia internet sebagai media komunikasi yang banyak digunakan di seluruh dunia. Dengan adanya internet seorang siswa bisa mengadakan studi banding dengan sekolah-sekolah lain seperti tukar-menukar informasi pelajaran maupun yang lainnya, dengan begitu seorang siswa yang memiliki kekurangan didalam pelajaran maupun prestasi maka dengan sering berkomunikasi dengan siswa yang berprestasi maka akan memberikan suatu motivasi yang kuat terhadap siswa yang kurang berprestasi sehinggga siswa yang kurang berprestasi menjadi lebih terpacu semangatnya untuk lebih giat lagi belajar.

Dampak Negatif Interneta.) MalasKarna mudah mencari informasi diinternet sehingga mengakibatkan timbulnya rasa malas dikalangan siswa untuk membaca buku yang ada perpustakaan, maupun buku-buku pelajaran karna mereka merasa diinternet sudah ada semuanya.

b.) PornografiAnggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Hal ini karena akses internet bersifat bebas dan mudah diakses oleh siapa saja sehingga situs-situs pornografi yang tidak boleh ditonton oleh kalangan dibawah umur (belum menikah) terutama siswa. Hal ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan prestasi siswa.

c.) KriminalDengan terdapatnya gambar-gambar pornografi dan kekerasan di internet bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal. Hal ini bisa kita lihat dengan banyaknya terjadi tawuran dikalangan siswa

d.) Penipuan.Seorang siswa yang memiliki pengetahuan yang minim akan mudah terpengaruh dengan iklan-iklan yang terdapat didalam internet yang pada akhirnya akan merugikan mereka sendiri.

e.) Ketergantungan.Dengan adanya internet ini membuat siswa semakin malas untuk membaca buku yang memiliki kelengkapan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan internet. Hal ini mengakibatkan ketergantungan siswa didalam menggunakan internet.

Permasalahan Internet di Dunia Pendidikan

Page 17: minat belajar

Tidaklah selamanya internet dapat diperoleh dengan mudah oleh setiap orang termasuk juga di Dunia Pendidikan. Tidak semua intelektual dapat mengoperasikan internet dengan baik, bahkan ada juga yang tidak bisa menggunakan internet sama sekali. Oleh karena itu, dibawah ini merupakan hambatan yang terjadi :

Kurangnya penguasaan bahasa Inggris.Sebagian besar informasi di internet tersedia dengan menggunakan bahasa Inggris. Untuk mengatasi hal ini maka orang yang akan mengakses internet paling sedikitnya harus mengerti bahasa Inggris.

Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Solusi untuk hal ini adalah haruslah banyak disediakan situs-situs terutama pendidikan yang menggunakan bahasa Indonesia di dalam memberikan informasinya.

Akses Internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Misalnya dengan memberikan subsidi dari pemerintah untuk institusi pendidikan.

Akses Internet masih susah diperoleh. Akibatnya, siswa atau pelajar yang berada di kota kecil atau pelosok yang belum tersentuh internet akan ketinggalan informasi.

Guru belum siap. Di Indonesia masih banyak guru yang belum bisa mengakses internet. Jika setiap guru di Indonesia membuat soal dua saja dan menyimpannya di internet, maka akan ada ribuan bahkan jutaan soal yang dapat dipergunakan untuk latihan soal di kelas

*) Tulisan ini dikirim oleh Abu Talha Al, seorang guru SD di SD Negeri 006 Sagulung, Kota Batam 

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2013/03/pengaruh-internet-terhadap-prestasi.html#ixzz2ZH7Bm8YO

Page 18: minat belajar

i

PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI

CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA

PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH

JOHOREJO KECAMATAN GEMUH

KABUPATEN KENDAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

SITI ROICHAH

NIM: 093111271

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Siti Roichah

NIM : 093111271

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 10 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Page 19: minat belajar

Materai

6000

Siti Roichah

NIM: 093111271NOTA PEMBIMBING Semarang, 9 Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi

naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah

terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan

Gemuh Kabupaten Kendal

Nama : Siti Roichah

NIM : 093111271

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam Sidang

Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag

NIP.19580815987031002ABSTRAK

Page 20: minat belajar

Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah

terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan

Gemuh Kabupaten Kendal

Penulis : Siti Roichah

NIM : 093111271

Skripsi ini membahas Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah

terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam)

Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. kajianya

dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar pada materi cerita sejarah yang

mempengaruhi prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Studi ini

dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimanakah minat belajar siswa

pada materi cerita sejarah di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? (2) Bagaimanakah

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam)

Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? (3) Adakah pengaruh minat belajar siswa pada materi

cerita sejarah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo? Permasalahan tersebut dibahas

melalui studi lapangan pada siswa Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah. Madarasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tersebut dijadikan sumber

data untuk mendapatkan potret dan jawaban pengaruh minat belajar siswa pada

materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten

Kendal. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, angket, dan

dokumentasi. Semua data dianalisis dengan analisis statistik dengan rumus product

moment.

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat minat belajar siswa diperoleh mean

Page 21: minat belajar

yaitu 29. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variable minat belajar siswa

dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32. (2) Prestasi siswa pada prestasi

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diperoleh mean yaitu 85,73 dan dibulatkan

menjadi 86. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel tentang Prestasi

siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kategori cukup yaitu

pada interval 82 – 142. (3) Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh

positif minat belajar siswa terhadap peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r

observasi adalah 0,47049. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga rteoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam

taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442.KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala

rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap

prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal” dengan baik tanpa

mengalami kendala yang berarti.

Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis

sanjungkan kepada Khotamu Anbiya`Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan

mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil

dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya

usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak

akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

Page 22: minat belajar

2. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Program Kualifikasi S1 Guru

R.A. dan Madrasah.

4. Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag. selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti.

5. Segenap Dosen dan Karyawan IAIN Walisongo Semarang atas segala

didikan, bantuan, dan kerjasamanya.

6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal

7. Suamiku Mukhozin yang telah memberikan semangat dan dorongan

8. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi.9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan

do`a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di IAIN

Walisongo Semarang.

Harapan dan do`a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima

Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang

disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi

ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 10 Juni 2011

Siti Roichah

Page 23: minat belajar

NIM: 093111271DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6

B. Kerangka Teoritik ................................................................... 24

C. Rumusan Hipotesis .................................................................. 25

BAB III METODE PENELITAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... 29

D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 29

E. Teknis Pengumpulan Data ....................................................... 31

F. Teknis Analisis Data ............................................................... 35

BAB IV ANALISIS

A. Diskripsi Pola Hasil Penelitian ................................................ 38

B. Pegujian Hipotesis .................................................................. 47

Page 24: minat belajar

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 50D. Keterbatasan Penelitian............................................................ 51

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................. 52

B. Saran ........................................................................................ 53

C. Penutup .................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP1

BAB I

PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI

CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM)

MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah

mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei

2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan

pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah.1 Hal ini

sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan pendidikan,

bagian ke satu (umum), pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip

manajemen berbasis sekolah / madrasah”.2

Page 25: minat belajar

Setiap orang tua yang mensekolahkan anaknya menginginkan

anaknya berprestasi yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah

suatu hal yang mudah. Karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor antara lain, Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari

dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan,

minat dan sebagainya. Faktor itu berwujud juga sebagai kebutuhan dari

1

Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalan Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2000),

hlm. 90

2 UUSPN No. 20 tahun 2003, hlm. 272

anak. Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti

kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru,

media, sarana dan prasarana belajar. Firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat:

11

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” (QS. Ar-Ra’d: 11).

3

Ayat diatas mejelaskan bahwa perubahan pada diri seseorang tidak

akan terwujud apabila tidak di sertai dengan usaha pada dirinya. Begitu juga

halnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak akan mendapatkan

prestasi yang diharapkan apabila tidak disertai dengan kemauan yang kuat

untuk belajar dalam diri siswa.

Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi

tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap

Page 26: minat belajar

melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang

dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila

ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.4

Dalam hal ini minat belajar pada materi cerita sejarah merupakan

salah satu landasan penting bagi siswa dalam memperoleh prestasi mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Apalagi pada anak kelas VI (enam)

dalam menghadapi ujian baik Ujian Akhir Madrasah (UAM) maupun Ujian

Akhir Sekolah (UAS). Tuntutan itu sangatlah dirsakan oleh guru atau siswa

ketika dihadapkan pada target nilai akhir yang harus dicapai.

3 R.H.A. Soenarjo, dkk, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), hlm.

337.

4

S. Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar, (Bandung; Jemmars, 1998) hlm. 58 3

Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar

terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan

tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila

siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek

yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. Seperti yang

diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S. Praja bahwa belajar dengan

minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat.5

Tinggi rendahnya minat belajar siswa pada materi cerita sejarah

dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan

pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. Mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang

materinya berisikan tentang peristiwa sejarah masa lalu, sehingga guru

dituntut untuk memberikan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Page 27: minat belajar

dengan metode yang kreatif dan inovatif sehingga siswa tidak merasa bosan

dan jenuh dalam menerima materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Guru

sering terjebak dengan metode pengajaran yang lebih mengarah pada metode

ceramah saja. Padahal metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan siswa

apabila guru yang memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan

dengan kondisi atau keadaan siswa selain itu metode tersebut membuat siswa

kurang kreatif menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika

terjadi kebosanan pada siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa

untuk mengikuti proses belajar.

Minat mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan pelaksanaan

studi yaitu :

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

3. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar

5 Usman Efendi dan Juhaya S Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1993)

hlm. 1224

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

5. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.6

Dikarenakan sebagian besar siswa menyatakan bahwa pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membosankan karena hanya

berisikan cerita sejarah, mereka tidak dapat melihat apakah sesungguhnya

makna pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut bagi kehidupannya. Dan

biasanya mereka yang kurang berminat dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam tersebut nilainya kurang memuaskan sedangkan siswa yang berminat

dan memperhatikan nilainya memuaskan

Dari keterangan diatas bahwa pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Page 28: minat belajar

Islam bukanlah mata pelajaran yang dianggap momok terutama seorang siswa

kalau dapat disajikan dengan hal yang menarik dan menyenagkan. Hal

tersebut menjadikan pekerjaan rumah bagi seorang guru untuk memberikan

inovasi dalam pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar dapat

berjalan optimal dan menghasilkan drop out sesuai yang diharapkan, baik dari

seorang guru ataupun dari oranr tua yang menjadikan tujuan awal dalam

mensekolahkan anaknya. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam

kesempatan ini penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul:

PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA

SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH

JOHOREJO

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah minat belajar siswa pada materi cerita sejarah di Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo?

6 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid I, Pusat Belajar Ilmu Berguna,

Yogyakarta, 1998, hlm. 285

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo?

3. Adakah pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap

prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam)

Madrasah Ibtidaiyah Johorejo?

C. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap ada manfaat yang dapat diambil

Page 29: minat belajar

oleh pihak terkait seperti penulis sendiri, orang tua dan bagi para

pendidik dalam hal ini khususnya guru. Adapun manfaat dalam penelitian

ini adalah :

1. Kepada lembaga pendidikan

Hendaknya lebih mengawasi dan memberikan arahan kepada para guru,

dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Kepada guru

Sebagai acuan dan motivasi dalam mengembangkan inovasi pembelajaran

dalam meningkatkan kualitas pendidikan khusunya prestasi siswa pada

bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

3. Kepada siswa

Siswa sebagai obyek dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih pro

aktif supaya timbul rasa suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam.

4. Kepada Peneliti

Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya.

5. Kepada Fakultas

Sebagai bahan evaluasi dalam dunia pendidikan.

.6

BAB II

MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI

CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

A. Kajian Pustaka

1. Minat Belajar Siswa

a. Pengertian Minat Belajar

Page 30: minat belajar

Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belaja

mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan

murid harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam

mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari

hasil sebuah pengajaran.

Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar

dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadat

pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran

tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tandatanda minat. Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian minat

diantaranya adalah:

Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah “kecenderungan untuk

selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat

ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat

dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang

yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada

sesuatu”.1

1 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-

11, hlm. 847

Menurut Muhibbin Syah Minat adalah “kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.2

Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah “kecenderungan

jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan

sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu

itu”.3

Menurut Mahfudh Shalahuddin Minat adalah “perhatian yang

mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah

Page 31: minat belajar

Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang

aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi

sebab dari suatu kegiatan”.4

Menurut Crow dan Crow bahwa “minat atau interest bisa

berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung

atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa

pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.5

Adapun materi cerita sejarah adalah bagian dari mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam pada Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan,

mengarahkan pemahaman, megembangkan kemampuan dasar dan

menghayati isi yang terkandung dalam isi cerita sejarah islamyang

diharapkan dapat membentuk perilaku baik, seperti halnya tokoh dalam

cerita sejarah islam.

Dari uraian diatas penulis simpulkan bahwa materi cerita sejarah

adalah kemauan yang timbul karena rangsangan dari luar, yang

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, hlm. 136

3 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Almaíarif,

1980), Cet. Ke-4, hlm. 79

4 Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990),

Cet. Ke-1, hlm. 95

5 Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993),

Cet. Ke-4, hlm. 1128

memberikan rasa ingin tahu terhadap sesuatu ha. Dengan penjelasan ini,

seorang guru apabila ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar

Page 32: minat belajar

mengajar harus dapat memberikan stimulan agar siswanya mempunyai

keinginan dan berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar

tersebut. Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran,

maka ia akan dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid

merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan

merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut

b. Aspek-aspek Minat Belajar

Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan

sebagai suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian

mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni segala hal yang

berkaitan dengan minatnya tersebut.

Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar

dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian

menghasilkan suatu penilaian-penilaian tertentu terhadap objek yang

menimbulkan minat seseorang.

Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui

proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan

mengenal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap

objek yang dihadapinya.

Hurlock mengatakan minat merupakan hasil dari pengalaman

atau proses belajar.6

Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki

dua aspek yaitu:

1. Aspek kognitif

Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan

seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep

Page 33: minat belajar

6 Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1990), hlm. 4229

yang membangun aspek kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa

yang dipelajari dari lingkungan.

2. Aspek afektif

Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep

kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek

yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar

dalam memotivasikan tindakan seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka mint terhadap mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak

lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian

afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika

proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat

adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat

menimbulkan minat.

c. Indikator Minat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah Alat

pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan.7

Kaitannya dengan minat siswa maka indikator adalah sebagai alat

pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Ada beberapa

indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat

dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah.

1. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka

terhadap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam misalnya, maka ia

harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sejarah

Page 34: minat belajar

Kebudayaan Islam. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk

mempelajari bidang tersebut.

7

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-

10, hlm. 32910

2. Perhatian dalam Belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan

yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek

tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek

tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam, maka ia berusaha untuk memperhatikan

penjelasan dari gurunya.

3. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran

karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya

terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya,

teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian

lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang

kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang

berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata.

Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali

Imran sebagai berikut:

“Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau

bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang

Page 35: minat belajar

diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan

perhatiannya terutama kepada gur, ingin selalu bergabung dalam

kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain,

tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu

mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu

terkontrol oleh lingkungannya”.8

8 Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-

1, hlm. 8811

4. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar

dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya

manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam) juga merupakan salah satu indikator minat.

Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Seperti

contoh misalnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak

memberikan manfaat kepada siswa bila Sejarah Kebudayaan Islam

tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya

bila siswa tidak membaca pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah

minatterutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan

sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi

munculnya minat.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa

Page 36: minat belajar

antara lain:

1. Motivasi

Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,

baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.

Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan

kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9

Seorang

siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir

misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku

tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.

9 D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa,

1993), Cet, Ke-1, hlm.4112

2. Belajar

Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar

siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama

kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran

tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi

mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya

Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa ìminat akan timbul

dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan

belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula

bidang minat.10

3. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru

Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat

adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh

Page 37: minat belajar

siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak

menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,

sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa Minat mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya.11

Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan

membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa

Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya,

berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan

demi kepentingan murid-muridnya.12

10 Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1989), Cet. Ke-3, hlm 68

11 Slameto, op.cit, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-2, hlm.187

12 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus),

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987), hlm. 9313

Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid

sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid.

Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh

murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian

murid.

Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi

timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar

guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan

memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai

Page 38: minat belajar

denga tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus

memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya.

4. Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh

karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat

seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga

sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses

perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan

dari keluarga khususnya orang tua.

5. Teman Pergaulan

Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah

minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus

bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan

itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersamasama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang

mereka alami.

6. Lingkungan

Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal

ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& 14

Crow bahwa ìminat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari

pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal.13

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan

membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat

bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan

iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan

Page 39: minat belajar

lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.14

7. Cita-cita

Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk

para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan

cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat

seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Citacita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang

meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap beruaha untuk

mencapainya.

8. Bakat

Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat

dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat

menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal

menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain,

kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi

dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah

maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.

9. Hobi

Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang

menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang

13 L. Crow dan A. Crow, op.cit., (Surabaya: Bina Ilmu, 1988), hlm. 352

14 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 13015

memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam

dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun

dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa

dipisahkan dari faktor minat.

10. Media Massa

Page 40: minat belajar

Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun

media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk

memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah,

gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak

dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari

media massa.

11. Fasilitas

Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada

di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang

positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung

upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk

menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru

mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat

hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif

bagi pertumbuhan minat tersebut.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak,asing lagi dalam dunia

pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian

dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan

belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah

dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar

terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan 16

untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga

artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar.

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah

Page 41: minat belajar

dilakukan dan dikerjakan. 15 atau dalam definisi yang lebih singkat bahwa

prestasi adalah “hasil yang telah di capai (dilakukan dan dikerjakan)”.16

Senada dengan pengertian di atas, prestasi adalah hasil yang telah di capai

dari apa yang dikerjakan/yang sudah diusahakan.17

Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang

telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja.18 Tidak jauh dari pengertian yang

dikemukakan oleh Masíud, Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa

prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara

individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.19

Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari

pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata

pelajaran.20 Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang

dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya.21 Sedangkan

menurut Hadari Nawawi prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan murid

15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, hlm. 787

16 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1987), Cet. Ke-10, hlm. 768

17 J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1994), Cet. Ke-2, hlm. 1088

18 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:Usaha

Nasional, 1994), hlm. 20

19 Ibid., h. 21

Page 42: minat belajar

20 Habeyh, Kamus Populer, (Jakarta: Centre, 1974), hlm. 139

21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1992), Cet. Ke-4, hlm. 2217

untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi.22

Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi

biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau

angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta

didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh

pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya

perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam

bentuk simbol huruf atau angka-angka.

Prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat

sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil

secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang

gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir

dan sebagainya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.23

1. Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani

dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :

a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

Page 43: minat belajar

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar,

seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan,

22 Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi

Belajar di SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), hlm. 100

23 Muhibbin Syah, op.cit., hlm 13218

gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan,

khususnya yang disajikan di kelas.

b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa.

Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat

siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

1. Intelegensi Siswa

Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan

tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan

rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark

mengemukakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%

dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh

lingkungan.24 Sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat

kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

2. Sikap Siswa

Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif

Page 44: minat belajar

berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap

terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa

yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang

diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa.

Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap

guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa

tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang

memuaskan.

24 Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, hlm. 13019

3. Bakat Siswa

Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan

wadah untuk mencapai hasil belaja tertentu. Secara umum bakat

merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga

diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan

latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu

kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.

4. Minat Siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang

menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,

sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan

pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

Page 45: minat belajar

5. Motivasi Siswa

Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak

mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan

faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal

dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan

yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih

esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng

serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. 20

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan

lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf

administrasi dan teman-teman sekelasnya, yang dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman

sepermainan di sekitar perkmpungan siswa juga termasuk lingkungan

sosial bagi siswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga

siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi

dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di

Page 46: minat belajar

capai siswa.

b. Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar,

keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana

aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis

upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor pendekata belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,

sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik

hasilnya.21

3. Sejarah Kebudayaan Islam

a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat di dalam

kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah: Salah satu bagian mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan

Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life)

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman

dan pembiasaan.25

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)

mempunyai fungsi yang dapat menjelaskan ketercapaian yang tercantum

dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di madrasah.

Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)

Page 47: minat belajar

meliputi:

1. Fungsi edukatif

Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan

menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari.

2. Fungsi keilmuan

Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai

tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.

3. Fungsi transformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam

merancang transformasi masyarakat.26

25 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, (Jakarta:

Departemen Pendidikan nasional, 2004), hlm. 68

26 Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam,

(Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), hlm 222

Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di MadrasahIbtidaiyah

Johorejo memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Agama Islam dan Kebudayaan

Islam pada masa Nabi Muhammad saw. Dan khulafaur Rasyidin kepada

peserta didik, agar ia memiliki konsep yang obyektif dan sistematis

dalam perspektif histories.

2. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.

3. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan

akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan

cermatnya atas fakta sejarah yang ada.

4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan

Page 48: minat belajar

tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.27

b. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI

(enam)

Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan

memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi.

Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat

penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata

pelajaran.

Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo berisi mata pelajaran yang

harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas VI (enam) di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo. Kemampuan ini

berorientasi pada perilaku aspek afektif, peserta didik memiliki: keimanan

dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sesuai ajaran Agama Islam yang

tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki nilai-nilai demokrasi,

toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan

27 Ibid, hlm 323

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional maupun

global. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan

kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan

berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan

perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal,

regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang

bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.

Page 49: minat belajar

Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas

VI (enam) juga mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Kelas VI (enam). Berdasarkan pokok-pokok pikiran

tersebut, standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah sebagai berikut:

c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)

Secara Efektif

Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan

keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan

Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan

terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni

menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian

yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya.

Kelemahan lain, materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam), lebih

terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam

pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi

pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan

afektif. 24

Kendala lain adalah lemahnya sumber daya guru Sejarah

Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih

variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk

mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai

sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas VI (enam). Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan

Page 50: minat belajar

tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan

Islam Kelas VI (enam) harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif

dan efisien.

Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan

efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk

memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi

atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima

pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memilikikonsentrasi penuh

akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat

informasi lebih lama.

B. Kerangka Teoritik

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat belajar besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan

untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan

pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan,

karena minat menambah kegiatan belajar.

Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa maka minat 25

dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang tertentu. Minat belajar pada materi cerita sejarah cenderung

Page 51: minat belajar

menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar pada materi cerita

sejarah yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila

seorang siswa mempunyai minat belajar pada materi cerita sejarah yang besar

terhadap suatu bidang Sejarah Kebudayaan Islam ia akan memusatkan

perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian

yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk

belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang

studi tersebut. Demikian pula halnya dengan minat siswa pada materi cerita

sejarah terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, apabila seorang

siswa mempunyai minat yang besar terhadap bidang studi Sejarah

Kebudayaan Islam maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya

terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam dan lebih giat dalam

mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan.

Tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa

siswi siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat

dari tokoh Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan

makna sejarah, menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk

mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan

pengetahuannya atas fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah

semangat untuk mendalami Islam yang lebih baik.

C. Rumusan Hipotesis

Penelitian semacam ini memerlukan hipotesis sebagai jawaban

sementara. Adapun fungsi hipotesis dalam penelitian adalah :

1. Sebagai alat untuk menyatakan asumsi

Pada dasarnya hipotesis merupakan alat untuk menyatakan asumsiasumsi yang mendasari proposisi dalam suatu pernyataan yang melingkupi

keseluruhan. Pernyataan tersebut merupakan hasil akhir dari analisis yang

Page 52: minat belajar

seksama terhadap seluruh elemen, baik yang bersifat konseptual maupun 26

faktual yang mempunyai relevansi dengan masalah dan saling berhubungan

satu sama lain.

2. Sebagai kerangka kerja kesimpulan

Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara

terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan

kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang

bersifat sementara sampai ditemukan fakta-fakta yang mendukungnya.

Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan

dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang

mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan

tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga

memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika

bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak

sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda.28

Sehubungan dengan hal tersebut di muka maka dalam penelitian ini

mengajukan hipotesis sebagai berikut: Semakin tinggi minat belajar siswa

pada materi cerita sejarah semakin baik prestasi siswa mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo

Kecamatan Gemuh.

Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan

sementara yang mungkin benar atau mungkin salah maka akan

dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti

apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah

seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.29

Page 53: minat belajar

Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah

semua siswa VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh

kelas.

28 Ibnu Hadjar, Op.Cit., hlm. 63

29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 108-10927

Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka

penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh pada tahun akademik

2010/2011 yang berjumlah 33 siswa digunakan sebagai obyek

penelitian.

Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan

hipotesis sebagai jawaban sementara yang nantinya akan diuji

kebenarannya. Hipotesis terebut adalah sebagai berikut: Semakin besar

minat belajar siswa pada materi cerita sejarah maka semakin baik prestasi

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo.28

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk menjawab rumusan masalah metode penelitian terdiri dari:

1. Jenis Penelitian

2. Tempat dan Waktu Penelitian

3. Populasi

4. Variabel Penelitian

5. Teknik Pengumpulan Data

6. Teknik Analisis Data

Page 54: minat belajar

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul yang peneliti angkat jenis penelitian ini adalah

penelitian lapangan, yang bertujuan untuk melihat, mengetahui secara

langsung berbagai hal yang berhubungan dengan prestasi mata pelajaran

Sejarah Kebuayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo

Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dikaitkan dengan minat belajar

siswa pada materi cerita sejarah, adakah pengaruhnya baik itu yang

berdampak positif maupun negatif

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo

dengan alamat Jalan Kauman Nomor 08 Desa Johorejo Kecamatan

Gemuh Kabupaten Kendal yang terdiri dari 33 siswa, 19 siswa laki-laki

dan 14 siswa perempuan

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2011

sampai dengan 02 Februari 2011.29

C. Populasi

Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah

seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.1

Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan

Gemuh Kabupaten Kendal.

Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka

penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua siswa kelas

VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh pada tahun

Page 55: minat belajar

akademik 2010/2011 yang berjumlah 33 siswa, 19 siswa laki-laki dan 14

siswa perempuan

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau

bebas X (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat Y (dependent).

Di bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel.

a. Variabel Bebas (Independent) X

Adapun yang menjadi variabel (X) bebas atau independent adalah minat

belajar pada materi cerita sejarah dengan indikatornya.

1. Motivasi

Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang

dapat berkembang jika ada motivasi. Minat seseorang akan semakin

tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun

eksternal..

2. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

mata pelajaran Sejarah Kebuayaan Islam misalnya, maka ia harus

1

Suharsimi Arikunto, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan

Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-10930

terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sejarah

Kebuayaan Islam. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk

mempelajari bidang tersebut.

3. Kesungguhan

Kesungguhan dalam belajar termasuk salah satu indikator dari

minat. Kesungguhan dalam belajar akan muncul karena ada minat

Page 56: minat belajar

yang besar.

4. Perhatian dalam Belajar

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan

yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek

tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek

b. Variabel Terikat (Dependent) Y

Yang menjadi variabel terikat (dependent) Y adalah prestasi mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal adalah nilai

raport. Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan hasil

belajar pada siswa Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo

Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.

E. Teknik pengumpulan data

Untuk mengambil data dan mengumpulkan data yang akurat dalam

penelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu:

1. Library Research

Untuk memperoleh data kepustakaan digunakan metode-metode

“Library Reseacrh” yaitu riset kepustakaan.2 Metode ini digunakan

untuk memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari bukubuku yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori.

Tetapi untuk mengumpulkan bahan-bahan penelitian dalam menyusun

2

Sutrsino Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 9.31

teori, peneliti menguraikan metode induktif, yaitu proses pendekatan

yang berangkat dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifat

umum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.

Page 57: minat belajar

2. Field Research

Metode field research yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan

terjadinya gejala-gejala.3

Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagai

berikut:

a. Metode Observasi

Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomenafenomena/ kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P.

Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa

observasi adalah “Pengujian secara Internasional atau bertujuan

sesuatu hal, khususnya untuk maksud pengumpulan data. Metode ini

merupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti.4

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal

pengaruhnya dengan Minat belajar siswa pada materi cerita sejarah.

Letak geografis, sarana, sistem pengajaran dan lingkungan sosial.

b. Metode interview

Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang

menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung

kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung.5 Dimana

interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini

3

Ibid., hlm. 19.

4 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung, Mandar Maju,

t.th)., hlm. 157.

Page 58: minat belajar

5 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogjakarta: Rake Sarasih,

1998), hlm. 104.32

menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh

data yang lebih luas dan mendalam.6

Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang berkenan dengan prestasi mata

pelajaran Sejarah Kebuadayaan Islam Kelas VI (enam) di Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Untuk

mencapai tujuan tersebut digunakan 30 item pertanyaan yang terdiri

dari 15 item untuk data tentang minat belajar siswa pada materi

cerita sejarah dan 15 item untuk data tentang prestasi mata pelajarn

Sejarah Kebudayaan Islam.

c. Metode dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti

“barang-barang tertulis”.7 Metode ini digunakan untuk mencari data

mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi

untuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupun

sekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk

menguji dan menafsirkan.

d. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.8

Teknis

penggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung

daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Penggunaan

Page 59: minat belajar

metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa

pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam. Adapun kisi-kisi angket adalah:

6 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001), Cet.14, hlm. 137.

7

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 149.

8

Ibid., hlm 140.33

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah

item

1. Minat Belajar

Sejarah Kebudayaan

Islam

Perasaan

Senang

Perhatian

dalam Belajar

Motivasi

Menerima

pelajaran dengan

senang

Terus menerus

belajar

Tidak terpaksa

dengan belajar

Page 60: minat belajar

Tidak merasa

bosan

Memberikan

perhatian lebih

Mau berkonsen

trasi

Mengikuti

penjelasan guru

Mengerjakan

tugas dari guru

mendapatkan

nilai yang sesuai

diharapkan pada

mata pelajaran

Sejarah

Kebudayaan

Islam

mencatat

pelajaran dari

3

1

2

1

2

1

1

Page 61: minat belajar

1

1

134

Kesungguhan

teman bila saya

berhalangan hadir

tidak

mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

jika tidak

diperiksa

Pelajaran berisi

sesuai dengan

kebutuhan siswa

Materi pelajaran

Sejarah

Kebudayaan

Islam kurang

menarik

Penjelasan guru

mudah diikuti

Bisa Mengambil

Pelajaran Sejarah

Kebudayaan

Islam dari

Page 62: minat belajar

Peristiwa masa

lalu Tahu akan

adanya contohcontoh

keteladanan

pembelajaran

Sejarah

Kebudayaan

1

3

3

2

135

Islam

Membuang-buang

waktu

2. Prestasi Belajar

Siswa

Nilai Raport Dokumentasi

Data nilai raport

kelas II semester

II tahun

pelajaran 2005-

2006

1

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah

Page 63: minat belajar

menganalisa data atau mengolah data.

Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap

penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh di

lapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorang

peneliti, apalagi orang lain.

Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu:

1. Persiapan

Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan

data yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang

digunakan.

2. Tabulasi

Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi

pemberian skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode,

mengubah jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang

digunakan.36

Pada tahap ini data yang sudah diperoleh dari hasil angket

dimasukkan ke dalam tabel dan diberi skor atau bobot nilai pada setiap

alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data yang

bersifat kualitatif menjadi data yang bersifat kuantitatif dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Untuk alternatif jawab A dengan skor 4

b. Untuk alternatif jawab B dengan skor 3

c. Untuk alternatif jawab C dengan skor 2

d. Untuk alternatif jawab D dengan skor 1

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan Penelitian

Maksudnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan

Page 64: minat belajar

menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti

menggunakan teknik statistik.

Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik

inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai

adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis

secara matematis sebagai berikut:9

Rumus Product Moment

Page 65: minat belajar

N

Y

Y

N

X

X

N

X Y

X Y

rx y

2

2

2

2 ( ) ( )

( )( )

Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

XY = Perkalian X dan Y

X = Variabel tentang minat belajar siswa pada materi

cerita sejarah

9

Sutrisno Hadi, Op.Cit., hlm. 294.37

Page 66: minat belajar

Y = Variabel tentang prestasi mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh

Kabupaten Kendal

N = Jumlah responden38

BAB IV

ANALISIS TENTANG MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI

CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

A. Diskripsi Pola Hasil Penelitian

Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam

Untuk memperoleh data minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam

penulis membuat angket yang terdiri dari 30 Pernyataan yang harus

dijawab oleh siswa.Yang berisi mengenai indikator-indikator minat.

Angket yang disebarkan kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah

Johorejo Kecamatan Gemuh Kabuapten Kendal, dianggap telah memiliki

konstruksi validitas yang memadai. Kemudian diuji cobakan kepada 33

siswa.

Selanjutnya penelitian dilakukan pada sampel sebanyak 33 siswa

yang terdiri dari siswa kelas VI (enam) sebagai responden dalam waktu

45 menit, responden dapat mengisi angket tersebut dengan baik.

Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda silang pada

pertanyaan sangat baik, baik, cukup atau kurang. Data-data tersebut diolah

dalam bentuk tabel sebagai berikut:39

Page 67: minat belajar

TABEL I

SKOR MENTAH MINAT BELAJAR SISWA

PADA MATERI CERITA SEJARAH

No

Res.

Skor Mentah (x)

(x-m) atau

(d)

(x-m)2

(d)2

1 28 -2 4

2 25 -5 25

3 29 -1 1

4 26 -4 16

5 30 0 0

6 27 -3 9

7 29 -1 1

8 25 -5 25

9 30 0 0

10 28 -2 4

11 30 0 0

12 30 0 0

13 28 -2 4

14 32 2 4

15 30 0 0

16 26 -4 16

Page 68: minat belajar

17 26 -4 16

18 25 -5 25

19 30 0 0

20 24 -6 36

21 28 -2 4

22 29 -1 1

23 23 -7 49

24 27 -3 9

25 31 1 140

26 30 0 0

27 32 2 4

28 30 0 0

29 35 5 25

30 30 0 0

31 30 0 0

32 33 3 9

33 28 -2 4

Jml 944 -46 292

Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai

berikut:

28.6060

33

944

Page 69: minat belajar

N

x M

Dibulatkan menjadi 29

2,97

8,849

33

292

( )

2

N

x m

SD

Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini

akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu

-3 SD sampai dengan +3 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit,

maka 6 SD = 3 = 2 SD.

Jadi SUD = 2 x 2,97 = 5,94 dibulatkan menjadi 641

Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari

masing-masing kategori. Karena diketahui

M = 29 dan SUD = 6, maka :

- Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD

Page 70: minat belajar

= 29 – 0,5 x 6 = 26

- Batas atas “cukup” = M + 0,5 SUD

= 29 + 0,5 x 6 = 32

- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD

= 29 - 1,5 x 6 = 20

- Batas atas “baik” = M + 1,5 SUD

= 29 + 1,5 x 6 = 38

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel

interval sebagai berikut:

TABEL II

INTERVAL MINAT BELAJAR SISWA

PADA MATERI CERITA SEJARAH

No Interval Keterangan

1

2

3

4

38 keatas

32 – 38

26 – 32

20 – 26

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang 42

TABEL III

Page 71: minat belajar

NILAI ANGKET

NILAI RATA-RATA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA

SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM KELS VI MI JOHOREJO

No X F FX Mean

1 23 1 23

∑ F.X

M = -----

N

944

= ------

33

= 28,6060

2 24 1 24

3 25 3 75

4 26 3 78

5 27 2 54

6 28 5 140

7 29 3 87

8 30 10 300

9 31 1 31

10 32 2 64

11 33 1 33

12 35 1 35

Jumlah 33 944

Dari hasil analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada

Page 72: minat belajar

materi cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29. Dari mean tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita

sejarah dalam kategori cukup yaitu pada interval 26 – 32.43

TABEL IV

PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

SISWA KELAS VI (ENAM) MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO

No

Res.

Skor Mentah (Y)

(y-m) atau

(d)

(y-m)2

(d)2

1 80 50 2500

2 78 48 2304

3 83 53 2809

4 80 50 2500

5 90 60 3600

6 80 50 2500

7 92 62 3844

8 81 51 2601

9 80 50 2500

10 80 50 2500

11 90 60 3600

12 90 60 3600

13 91 61 3721

Page 73: minat belajar

14 89 59 3481

15 90 60 3600

16 87 57 3249

17 85 55 3025

18 88 58 3364

19 89 59 3481

20 89 59 3481

21 76 46 2116

22 90 60 3600

23 80 50 2500

24 83 53 2809

25 88 58 336444

26 86 56 3136

27 90 60 3600

28 88 58 3364

29 90 60 3600

30 90 60 3600

31 80 50 2500

32 89 59 3481

33 87 57 3249

Jml 2829 1839 103179

Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai

berikut:

85,73

33

2829

Page 74: minat belajar

N

y

M

Dibulatkan menjadi 86

55,92 56

3126,64

33

103179

( )

2

dibulatkan

N

y m

SD

Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini

akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD sampai

dengan +3 SD = 6 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6

SD : 3 = 2 SD.

Page 75: minat belajar

Jadi SUD = 2 x 56 = 112

Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari

masing-masing kategori. Karena diketahui M = 86 dan SUD = 112, maka : 45

- Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD

= 86 – 0,5 x 112 = 30

- Batas atas “cukup” = M + 0,5 SUD

= 86 + 0,5 x 112 = 142

- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD

= 86 - 1,5 x 112 = 82

- Batas atas “baik” = M + 1,5 SUD

= 86 + 1,5 x 112 = 254

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel

interval sebagai berikut:

TABEL V

INTERVAL PRESTASI MATA PELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM K

No Interval Keterangan

1

2

3

4

254 keatas

142 – 254

82 – 142

30 – 82

Sangat baik

Page 76: minat belajar

Baik

Cukup

Kurang 46

TABEL VI

NILAI ANGKET TENTANG

PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

No Y F FY Mean

1 76 1 76

f.y

M = -----

N

2.829

= ------

33

= 85,73

2 78 1 78

3 80 7 560

4 81 1 81

5 83 2 166

6 85 1 85

7 86 1 86

8 87 2 174

9 88 3 264

10 89 4 356

11 90 8 720

12 91 1 91

Page 77: minat belajar

13 92 1 92

Jumlah 33 2829

Dari hasil analisis tentang tentang prestasi siswa diperoleh nilai mean

yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah

Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dalam kategori cukup yaitu

pada interval 82 – 142.

B. Pegujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis ini, perhitungan dilakukan dengan melihat

hasil angket yang telah disebarkan pada responden. Sebelum dilakukan 47

perhitungan dengan rumus korelasi product moment maka terlebih dahulu

dibuat beberapa langkah kerja yaitu :

1. Langkah pertama adalah membuat tabel kerja yang memuat data-data

hasil angket tentang pengaruh Minat belajar siswa pada materi cerita

sejarah terhadap prestasi mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam Kelas

VI Madrasah Ibtidaiyah Johorejo.

2.

Rumus Product Moment

Page 78: minat belajar

N

Y

Y

N

X

X

N

X Y

X Y

rx y

Page 79: minat belajar

2

2

2

2 ( ) ( )

( )( )

X = Variabel X (minat belajar siswa pada materi cerita sejarah)

Y = Variabel Y (prestasi mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam

X

2

= Kuadrat X

Y

2

= Kuadrat Y

X.Y = Perkalian X dan Y

N = Jumlah responden

TABEL VII

TABEL KERJA X TERHADAP Y

No X Y X

2 Y

2 X.Y

1 28 80 784 6400 2240

2 25 78 625 6084 1950

3 29 83 841 6889 2407

4 26 80 676 6400 2080

5 30 90 900 8100 2700

6 27 80 729 6400 216048

Page 80: minat belajar

7 29 92 841 8464 2668

8 25 81 625 6561 2025

9 30 80 900 6400 2400

10 28 80 784 6400 2240

11 30 90 900 8100 2700

12 30 90 900 8100 2700

13 28 91 784 8281 2548

14 32 89 1024 7921 2848

15 30 90 900 8100 2700

16 26 87 676 7569 2262

17 26 85 676 7225 2210

18 25 88 625 7744 2200

19 30 89 900 7921 2670

20 24 89 576 7921 2136

21 28 76 784 5776 2128

22 29 90 841 8100 2610

23 23 80 529 6400 1840

24 27 83 729 6889 2241

25 31 88 961 7744 2728

26 30 86 900 7396 2580

27 32 90 1024 8100 2880

28 30 88 900 7744 2640

29 35 90 1225 8100 3150

30 30 90 900 8100 2700

31 30 80 900 6400 2400

32 33 89 1089 7921 2937

Page 81: minat belajar

33 28 87 784 7569 2436

Jml 944 2829 27232 243219 8111449

2. Setelah diketahui tentang nilai-nilai X dan Y sebagaimana tercantum di

atas, maka dalam menganalisis lebih lanjut menggunakan angka-angka ke

dalam rumus korelasi Product Moment dibawah ini :

0.47049

398.4091

187.45

158729.814

187.45

227.88 696.55

187.45

27232-27004.12 243219-242522.45

81114-80926.55

33

8003241 243219-

33

891136 27232-

33

2670576 81114-

33

(2829)

243219-

33

Page 82: minat belajar

(944)

27232-

33

(944)(2829) 81114-

N

( )

-

N

( )

-

N

( ) ( )

-

2 2

2

2

2

2

Page 83: minat belajar
Page 84: minat belajar

Y

Y

X

X

X Y

X Y

rx y

Jadi dapat diketahui bahwa hasil korelasi product moment pada

observasi (ro) adalah 0,47049

Setelah diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan

variabel Y maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara

nilai r (hasil koefisien korelasi) dengan nilai r pada tabel baik taraf

signifikansi 5 % atau 1 %. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien

Page 85: minat belajar

korelasi diperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat

pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti 50

hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Apabila r yang

dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada tabel berarti

hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima (tidak ada pengaruh).

Dari analisis uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (rxy)

sebesar 0,47049, sedang koefisien korelasi dalam tabel ( rt ) untuk taraf

signifikansi 5% adalah 0,344 dan taraf signifikansi 1 % adalah 0,442.

Berdasarkan perhitungan di atas ro lebih besar dari pada rt atau

koefisien korelasi pada tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %,

sehingga diperoleh angka yang signifikan. Artinya variabel X

mempunyai pengaruh terhadap variabel Y.

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh

antara Minat belajar siswa pada ateri cerita sejarah terhadap prestasi

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal hipotesis

yang penulis ajukan diterima.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.

Dengan begitu minat, tambah Mahfudh, sangat menentukan sikap yang

menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain,

minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

Data tentang minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam diperoleh

dari angket yang terdiri dari 30 pertanyaan yang dijawab siswa. hasil yang

diperoleh dari analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi

cerita sejarah diperoleh mean yaitu 29 dari interval 26 – 32.

Page 86: minat belajar

Pretasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, dan sebagainya)1

.

1

Poerwaodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, hlm. 354.51

Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah

mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun

kata-kata dalam jangka waktu tertentu.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil

belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil

belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu.

Dari hasil analisis angket tentang prestasi siswa nilai mean yaitu 85,73.

Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo

Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal pada interval 82 – 142.

Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam yang terdapat di dalam

kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Johorejo adalah: Salah satu bagian mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam,

yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan

pembiasaan untuk itu.

Minat belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam, karena minat adalah salah satu faktor dari

keberhasilan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan sebaliknya

Page 87: minat belajar

prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam akan turun apabila tidak

didukung dengan minat belajar yang tinggi.

Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah tinggi rendahnya prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ada

hubungannya/dipengaruhi oleh minat belajar siswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menyampaikan data-data dari observasi

yang dilaksanakan hanya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari yang dilaksanakan

di Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. 52

Hasil dari penelitian ini agar dijadikan informasi bagi instansi terkait

dalam memajukan dunia pendidikan khusunya di Madrasah Ibtidaiyah

Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.

Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dimungkinkan akan

mengalami perbedaan anggapan dan perolehan data seiring dengan

bertambahnya waktu dan berkembangnya zaman. Peneliti berharap ada

penelitian lanjutan yang akan menyempurnakan dalam penelitian ini..

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa

data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul

“Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo”, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Page 88: minat belajar

1. Hasil analisis tentang pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita

sejarah diperoleh mean yaitu 29. Dari mean tersebut dapat disimpulkan

bahwa minat belajar siswa pada materi cerita sejarah dalam kategori cukup

yaitu pada interval 26 – 32.

2. Hasil analisis tentang tentang prestasi mata pelajaran sejarah kebudayaan

islam diperoleh nilai mean yaitu 85,73. Dari nilai mean tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas VI (Enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh

Kabupaten Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 82 – 142.

3. Hasil analisa statistik korelasi product moment Pengaruh minat belajar

siswa pada materi cerita sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo

didapatkan r observasi adalah 0,47049. Kemudian hasil tersebut

dikonfermasikan dengan tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %.

Untuk jumlah responden 33, dalam taraf signifikansi 5 % = 0,344 dan taraf

signifikansi 1 % = 0,442. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa

ada pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah terhadap .

54

prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI (enam)

Madrasah Ibtidaiyah Johorejo.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Kepada guru

Mengemas materi Sejarah Kebudayaan Islam dengan sebaik-baiknya agar

tidak membosankan karena materi Sejarah Kebudayaan Islam hanya

Page 89: minat belajar

berisi tentang cerita-cerita sejarah saja, menggunakan metode yang

menarik seperti metode bervariasi ceramah-tanya jawab, diskusi-tanya

jawab, metode bermain peran dan sosiodrama, selanjutnya dapat

mengajak siswa melihat film-film Sejarah Islam, dan membuat kliping

2. Kepada orang tua

orang tua harus menyadari bahwa anak membutuhkan perhatian dan

support dalam belajar. Bagi para orang tua disarankan mau mendengarkan

apa yang diminati anak dan apa yang tidak, sehingga orang tua bisa

memberikan arahan positif bagi kemajuan anak dalam belajar

3. Kepada Peneliti

Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya

4. Kepada siswa

Siswa sebagai obyek dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih pro

aktif supaya timbul rasa suka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam

C. Penutup

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis memanjatkan puji

syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang bersedia memberikan kritik yang membangun demi kesempurnaan

dalam pembuatan skripsi ini, sebab penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis .

55

mengharap semoga usaha dan karya penulis ini bermanfaat bagi siapa saja

yang membacanya khususnya kepada penulis sendiri.47

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana,

Page 90: minat belajar

1993.

Alisuf Sabri, M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1995.

Arikunto, Suharsimi, Dr., Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Badudu, J.S, dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Crow, L. & A. Crow, Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu. 1988.

D.G, Singgih, dan Ny. Yulia Singgih, D.G., Psikologi Perawatan, Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1989

Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997

Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan

Islam, Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004.

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, 2004.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991

Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:

Usaha Nasional, 1994.

Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1992.

Hallen A., Dra., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1990.

Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996. 48

Marimba, Ahmad, D, Drs., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:

PT. Al ma’arif, 1980.

Naziri, Mohamad, Ph.D., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.

Nasution, S. Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1998.

Page 91: minat belajar

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1987.

Shalahuddin, Mahfudh, Drs., Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina

Ilmu, 1990.

Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus),

Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1991.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001.

Tampubolon, D.P, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, Bandung:

Angkasa, 1993.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Tuu, Tulus, MM.Pd., Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta:

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.

Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa,

1993.i

ANGKET

MENGENAI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Identitas Responden :

Nama Responden :

Kelas :

Nama Madrasah :

Petunjuk Pengisian Angket

Page 92: minat belajar

1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, alangkah

baikya anda menjawab dengan benar

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih ( a, b, c dan d).

2. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu dan berguna bagi kami, untuk

itu kami ucapkan terima kasih.

1. Apakah anda senang mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

2. Apakah anda memfavoritkan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

3. Apakah anda tetap belajar walaupun tidak ada guru?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

4. Apakah anda mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan

kemauan sendiri?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah5. Apakah anda selalu mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam karena

tuntutan guru Mapel?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

6. Apakah anda Terpaksa Mengikuti Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Karena diwajibkan Oleh Sekolah?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

7. Apakah anda selalu hadir mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

Page 93: minat belajar

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

8. Apakah anda mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan penuh

perhatian?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

9. Apakah anda aktif bila ada kesempatan bertanya?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

10. Apakah anda mengikuti penjelasan guru dalam setiap pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

11. Apakah anda sering mencatat materi-materi yang diberikan guru?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

12. Apakah anda mengerjakan tugas-tugas pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

13. Apakah anda mendapatkan nilai yang sesuai diharapkan pada mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam?

a. selalu c. kadang-kadangb. sering d. tidak pernah

14. Apakah anda mencatat pelajaran dari teman bila saya berhalangan hadir?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

15. Apakah anda tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru jika tidak diperiksa?

Page 94: minat belajar

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

16. Apakah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan berisi

materi yang diinginkan ?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

17. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang menarik?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

18. Apakah pelajaran Sejarah Kebudayaan islam berisi kisah-kisah para tokoh yang

dapat saya contoh dan saya terapkan pada zaman sekarang?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

19. Apakah pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru sesuai

dengan kebutuhan siswa sehingga tertarik dengan mempelajarinya?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

20. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru

sangat menarik?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

21. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bisa dipelajari dari buku,

karena itu siswa boleh mengobrol dikelas?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah22. Apakah materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangat membosankan?

a. selalu c. kadang-kadang

Page 95: minat belajar

b. sering d. tidak pernah

23. Apakah Penjelasan Guru Mudah Diikuti?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

24. Apakah anda sering mengantuk waktu guru menerangkan?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

25. Apakah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak membuang waktu?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

26. Apakah siswa anda menayakan materi yang belum dipahami?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

27. Apakah siswa anda mempraktekkan materi yang sudah diajarkan?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

28. Ketika ditanya apakah siswa anda dapat menjawab pertanyaan anda ?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

29. Apakah cerita sejarah menjadikan pengalaman anda bertambah ?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

30. Apakah anda merasa senang ketika disuruh bercerita didepan kelas?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernahHal : Nilai Bimbingan Skripsi Semarang, 9 Juni 2011

Kepada

Page 96: minat belajar

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Waliongo Semarang

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Berama ini saya kirimkan naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita sejarah

terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

kelas VI (enam) Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan

Gemuh Kabupaten Kendal

Nama : Siti Roichah

NIM : 093111271

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan bimbingan, arahan dan koreksi atas naskah skripsi tersebut diatas, maka

saya memberikan nilai…… ( …………………................................................ ).

Kemudian harap menjadi maklum.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag

NIP.19580815987031002PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

A.n. Nurjanah

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi saudara:

Page 97: minat belajar

Nama : Siti Roichah

NIM : 093111271

Judul : Pengaruh minat belajar siswa pada materi cerita

Sejarah terhadap prestasi mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam kelas VI (enam) Madrasah

Ibtidaiyah Johorejo Kecamatan Gemuh

Kabupaten Kendal

Dengan ini sayamohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera

dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 9 Juni 2011

Pembimbing,

Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag

NIP.19580815987031002i

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Siti Roichah

2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 7 Mei 1973

3. NIM : 093111271

4. Alamat Rumah : RT 03 RW I Desa Karangayu Kecamatan Cepiring

Kabupaten Kendal 51352

5. HP. : 081 325 278 251

6. E-Mail : -

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal:

Page 98: minat belajar

a. MI Tahun Masuk 1981 Tahun Lulus 1987

b. MTs Tahun Masuk 1987 Tahun Lulus 1990

c. MA Tahun Masuk 1990 Tahun Lulus 1993

d. DII Tahun Masuk 2005 Tahun Lulus 2007

2. Pendidikan Non Formal:

a. Madrasah Diniyah Awaliyah

C. Prestasi Akademik

-

D. Karya Ilmiah

-

Semarang, 10 Juni 2011

Siti Roichah

NIM: 093111271

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/132/jtptiain-gdl-sitiroicha-6586-1-fileskr-h.pdf

Page 99: minat belajar

1

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT

MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS

DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR

SKRIPSI

Oleh:

Husna Afida

(03160031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Juli 2007 2

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT

MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS

DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Islam Negeri (UIN)Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)

Oleh:

Husna Afida

(03160031)

Page 100: minat belajar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Juli 2007 3

PERSETUJUAN

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT MEMBACA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA

PELAJARAN IPS DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR

SKRIPSI

Oleh:

Husna Afida

NIM. 03160031

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Muhammad Yunus, M.Si

NIP. 150 274 940

Tanggal, 9 Juli 2007

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan IPS

Drs. Muhammad Yunus, M.Si

NIP. 150 274 940 4

PENGESAHAN

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT MEMBACA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA

PELAJARAN IPS DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR

Page 101: minat belajar

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh

Husna Afida (03160031)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada tanggal: 20 Juli 2007

Panitia ujian:

Ketua Sidang/ Pembimbing,

Drs. Muhammad Yunus, M.Si

NIP. 150 274 940

Seketaris Sidang,

Abdul Basith, M.S

NIP. 150 327 264

Penguji Utama,

Drs. Ec. Muhammad Mansur, M.Si

NPP. 90 02 00029

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony

NIP.150 042 031 5

Drs. M. Yunus, M.Si

Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skipsi Husna Afida Malang, 9 Juli 2007

Page 102: minat belajar

Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di

bawah ini:

Nama : Husna Afida

NIM : 03160031

Jurusan : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS

di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing,

Drs. M. Yunus, M.Si

NIP. 150 274 940 6

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

Page 103: minat belajar

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 9 Juli 2007

Husna Afida 7

MOTTO

“Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran

dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang

dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan

Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran

(dari firman Allah)”.

(Q.S Al-Baqarah: 269)

Jika anak dibesarkan dengan celaan,

ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,

ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemo’ohan,

ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,

ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi,

ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan,

ia belajar percaya diri

__Dorothy Law Nolte__ 8

Page 104: minat belajar

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan goresan tinta yang bermakna ini teruntuk:

Allah SWT atas ridho dan segala nikmat karunianya sehingga

kemudahan dan kelancaran menuntunku dalam

perjalanan menimba ilmu.

Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Suparno Masjhuri (Alm) dan

Ibu Siti Sa’adah yang telah memberikan cinta dan kasih sayang tanpa

batas. Juga perhatian, kesabaran, keikhlasan, dan untaian do’a suci

serta dukungan moral dan material yang tiada henti-hentinya dalam

tiap jengkal kehidupanku. Beliaulah pelita hidupku.

Adek-adekku tersayang, zulia Nurus Sofa dan Nailil Maghfiroh dan

juga seluruh keluarga besar yang slalu memberikan dukungan,

semangat dan do’a.

Guru-guruku dan Dosen-dosenku, trimakasih atas keikhlasannya,

mencurahkan tenaga dan fikiran untuk mendidik dan membimbingku

kearah yang lebih baik, Jasa-jasamu selalu terukir disanubari.

Sahabat ku Desi Indra dan maratus yang menemani hari-hariku, yang

memberikan semangat saat aku mulai malas, tempat curhatku.

Makasih atas segalanya, do’a dan dukunganya. Kalianlah yang bisa

ngerti aku. Thank’s.

To Iin, Atus, Nunin, dan semua temen IPS trimakasih atas

persahabatan kalian, semoga persahabatan ini abadi.

Encrur, fida, wawa’ dan seluruh Temen-temen kost Sunan Ampel no.9

makasih bantuanya.

Ya Allah betapa besar Nikmat yang ada dalam hidupku. Tiada lain

semua karena Rohman dan Rohim-Mu.

Page 105: minat belajar

Syukurku yang tiada henti karena engkau telah memberikan orangorang yang ada disampingku, mendukungku dan selalu menyayangiku.

And Thank’s to All9

KATA PENGANTAR 10

5. Bapak Asyharul Muttaqin, S.Pd. M.Ag, selaku Kepala MTs Darul Huda

Wonodadi Blitar, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk melaksanakan penilitian di madrasah tersebut.

6. Seluruh dewan guru dan Staf yang ada di MTs Darul Huda Wonodadi

Blitar yang telah memberikan bantuan selama dalam proses penelitian.

7. Segenap siswa-siswi MTs Darul Huda Wonodadi Blitar khususnya siswa

kelas VIII.

8. Teman-teman yang telah membantu secara langsung maupun tidak

langsung terutama pada sobatku Desi, Nunin, Encrur, Fida, Cece, mba’

nita, mba’ tatik, dita, Mas Hendra juga Mas Iput atas motivasi dan

bantuanya yang sangat berarti bagi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

Kesadaran peneliti mengatakan bahwa dalam penyusunan skipsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, semoga apa yang peneliti tulis dan laporkan dalam skripsi ini

dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti khususnya serta semua pihak yang

terkait pada umumnya.

Malang, 20 Juni 2007

Penulis 11

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Ruang lingkup dan alokasi waktu mata pelajaran IPS.................. 5

Tabel 2 : Variabel, Indikator dan Item...................................................... 11

Page 106: minat belajar

Tabel 3 : Populasi .................................................................................... 53

Tabel 4 : Kriteria keberhasilan belajar...................................................... 58

Tabel 5 : Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X1......................... 59

Tabel 6 : Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X2......................... 60

Tabel 7 : Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian......................................... 62

Tabel 8 : Persentase Variabel X1 ............................................................. 73

Tabel 9 : Persentase Variabel X2 ............................................................. 77

Tabel 10: Persentase Variabel Y ............................................................... 80

Tabel 11: Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................... 81

Tabel 12: Hasil Uji Hipotesis t-Test.......................................................... 84

Tabel 13: Hasil Uji Hipotesis F-Test......................................................... 85 12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ..............................................iv

HALAMAN SURAT PERNYATAAN....................................................... v

HALAMAN MOTTO................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vii

KATA PENGANTAR.............................................................................viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR ISI............................................................................................. xi

ABSTRAK............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................. 7

Page 107: minat belajar

C. Tujuan Penelitian.................................................................. 7

D. Kegunaan penelitian ............................................................. 8

E. Hipotesis penelitian............................................................... 9

F. Asumsi penelitian................................................................ 10

G. Batasan Masalah................................................................. 10

H. Definisi Operasional ........................................................... 11

I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 12 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................. 15

A. Konsep Dasar Belajar ........................................................ 15

1. Pengertian Belajar........................................................ 15

2. Belajar Menurut Pandangan Islam................................ 16

3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................. 23

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.................. 25

5. Teori Belajar................................................................ 27

B. Kebiasaan Belajar.............................................................. 29

C. Minat Membaca................................................................. 37

D. Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ................................... 41

1. Pengertian Prestasi Belajar........................................... 41

2. Mata Pelajaran IPS ...................................................... 44

E. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS................. 46

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 50

A. Lokasi Penelitian............................................................... 50

B. Jenis Penelitian.................................................................. 50

C. Data dan Sumber Data....................................................... 50

D. Populasi dan Sampel.......................................................... 52

Page 108: minat belajar

1. Populasi....................................................................... 52

2. Sampel......................................................................... 53

E. Pengumpulan Data............................................................. 54

F. Instrumen Penelitian.......................................................... 56 14

G. Validitas dan Reliabilitas................................................... 58

1. Uji Validitas Instrumen................................................ 58

2. Uji Reliabilitas Istrumen.............................................. 60

H. Analisis Data..................................................................... 62

1. Uji Hipotesis.................................................................. 62

2. Analisis Regresi Ganda (Multiple Regression) ............... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................... 67

A. Deskripsi Obyek............................................................... 67

1. Profil MTs Darul Huda ................................................ 67

2. Sejarah Berdirinya MTs Darul Huda............................ 68

3. Visi, Misi dan Tujuan .................................................. 70

4. Fasilitas-fasilitas.......................................................... 72

B. Deskripsi Data................................................................... 73

1. Persentase Kebiasaan Belajar....................................... 73

2. Persentase Minat Membaca.......................................... 77

3. Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ............ 80

4. Analisis Regresi Berganda ........................................... 81

C. Pengujian Hipotesis........................................................... 83

1. Uji Parsial (t) ............................................................... 84

2. Uji Simultan (F)........................................................... 85

BAB V PEMBAHASAN .................................................................... 87

A. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi

Page 109: minat belajar

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.............................. 87 15

B. Pengaruh Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.......................................... 90

C. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Pada mata Pelajaran IPS ................. 93

BAB VI PENUTUP............................................................................. 97

A. Kesimpulan ....................................................................... 97

B. Saran-saran........................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN16

ABSTRAK

Afida. Husna. 2007. Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Minat Membaca Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Di MTs

Darul Huda Wonodadi Blitar. Skripsi, Program Studi Pendidikan

Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Drs.

Muhammad Yunus, M.Si.

Kata Kunci: Kebiasaan Belajar, Minat Membaca, dan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran IPS

Pada umumnya, siswa masih sering melakukan kebiasaan belajar yang

kurang baik yaitu belajar semalam suntuk ketika akan menghadapi ujian atau

ulangan saja dan minat terhadap bacaan pun masih kurang. Padahal efektivitas

belajar tergantung pada kebiasaan belajar yang baik dan juga minat membaca

siswa. Ilmu akan bertambah dan berkembang melalui kegiatan membaca.

Khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Karena IPS merupakan pelajaran yang

selalu berkembang. Dengan membaca siswa akan lebih menguasai atau

Page 110: minat belajar

memahami materi pelajaran, dan tentunya hal ini juga harus didukung dengan

kebiasaan belajar yang baik sehingga siswa dapat memperoleh prestasi yang

tinggi.

Kebiasaan dan minat merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Kebiasaan belajar yang baik berarti membiasakan

diri melakukan proses belajar dengan tepat. Dan minat membaca merupakan

perasaan senang seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukanya tanpa

paksaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar, untuk mengetahui

apakah ada pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap prestasi

belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi

Blitar, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara

kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

Penelitian ini dilakukan pada siswa MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau eksplanatory.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Darul Huda Wonodadi

Blitar. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka sampel dalam penelitian ini

adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 91 siswa. Dalam pengumpulan data

peneliti menggunakan angket dan dokomentasi. Sedangkan untuk Analisis data

menggunakan analisis regresi ganda, uji t , dan uji F.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,146 > t tabel 1,980 dengan nilai

Page 111: minat belajar

signifikansi 0,035 (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat 17

membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan

oleh nilai t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dengan nilai signifikansi 0,000 (3) terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kebiasaan belajar dan

minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal

tersebut terbukti dari hasil uji F yaitu diperoleh nilai F hitung 297,056 > F tabel 3,11

dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,871. Hal

tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 87,1%, sisanya

12,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa apabila siswa melakukan kebiasaan belajar yang baik dan

memiliki minat yang tinggi untuk membaca buku-buku pelajaran apalagi yang

berhubungan dengan bidang IPS maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPS pun akan meningkat.

Untuk itu disarankan agar orang tua siswa sebaiknya juga ikut

bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajar putra putrinya dengan jalan

selalu memperhatikan kebiasaan belajar juga minat terhadap bacaan khususnya

yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah. Dalam kegiatan belajar

mengajar, guru juga diharapkan dapat menanamkan kebiasaan belajar yang baik

dan minat membaca yang tinggi tanpa membeda-bedakan status sosial dan taraf

pikir siswa. Dan bagi siswa sendiri harus benar-benar memperhatikan kebiasaan

belajarnya dan terus berusaha meningkatkan minat membacanya agar

mendapatkan kesuksesan dalam studi. 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Page 112: minat belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Undangundang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional yaitu “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”1

sangat tergantung pada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Belajar merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi manusia. Dalam

agama Islam sudah jelas disebutkan, sebagaimana dalam hadis Nabi bahwa

”Belajar itu wajib bagi semua orang Islam sejak mulai ia lahir sampai ia mati”.2

Jadi kewajiban belajar sudah tidak dapat ditawar lagi, harus dilakukan oleh

semua orang semasa ia hidup.

Ibarat peperangan, dalam belajar kita juga harus siap. Yaitu mengetahui

hal-hal apa yang membantu suksesnya belajar dan apa yang sering membuat

gagalnya pelajaran. Sehingga bagi seorang pelajar, harus faham teknik-teknik

1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung:

Citra Umbara, 2006), hal. 76

2 Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan Belajar di

Perguruan Tinggi Amerika (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 9 19

belajar yang baik, mengetahui waktu yang tepat untuk belajar, mengatur waktu

dan disiplin dalam belajar, juga membiasakan membaca serta mengunjungi

perpustakaan yang merupakan gudang dari segala bacaan. Dengan

Page 113: minat belajar

melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik dalam belajar maka seorang siswa akan

memperoleh prestasi yang tinggi dan akhirnya sukses dalam studi.

Selain mempunyai kebiasaan belajar yang baik, membaca juga merupakan

tuntutan penting bagi para siswa. Karena pada dasarnya belajar memang tidak

dapat lepas dari aktivitas membaca. Dalam Islam, wahyu yang pertama kali

turun adalah perintah membaca. Sebagaimana tertuang dalam Q.S Al-Alaq 1-5

yang berbunyi:

!

!

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang

Maha pemurah; Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaran kalam; Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” 3

Akan tetapi sangat disayangkan, minat baca di Indonesia yang sebagian

besar penduduknya beragama Islam malah sangat memprihatinkan. Malas

membaca adalah virus yang terus menjadi boomerang bagi generasi muda. Virus

3 Al-Qur’an dan Terjemahnya Jilid II (Kudus: Mubarokatan Toyyibah, Tanpa Tahun),

hal. 597 20

itu telah ditularkan dari generasi terdahulunya dan hingga kini terus menular

kesemua kalangan tidak pandang usia.

Riset-riset yang dilakukan para pakar menunjukkan bahwa minat

membaca masyarakat Indonesia masih rendah, paling rendah di antara negara

tetangga se-Asia Tenggara, bahkan masih rendah dibandingkan dengan Nigeria,

negara berkembang di padang gurun Afrika. Hal tersebut merupakan laporan

yang dikemukakan suatu lembaga pengetesan International Association for

Page 114: minat belajar

Educational Achievement (IAEA) pada tahun 1992.

4 Dengan kondisi seperti itu,

maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia juga buruk.

Menurut Ichwani AS, ada dua faktor yang sangat vital yang menyebabkan

budaya malas dan rendahnya minat membaca tidak berubah. Pertama,

rendahnya budaya cinta ilmu. Dalam masyarakat kita budaya cinta ilmu

pengetahuan memang masih kalah dengan budaya konsumtif dan kesenangan

sesaat. Seperti shooping ke mal, makan di restoran mewah, membeli barangbarang yang kurang bermanfaat, membawa anak rekreasi yang hanya akan

memakan biaya banyak dan lain-lain, itu semua lebih disenangi dari pada harus

membeli buku yang harganya relatif murah dan lebih bermanfaat. Kedua,

kurangnya kesadaran akan penting dan bermanfaatnya membaca. Hal tersebut

dapat dilihat dari betapa sepinya pengunjung perpustakaan. Anak-anak atau

remaja yang masih menyandang status pelajar, lebih suka menghabiskan

waktunya untuk bermain, keluyuran, berkumpul dengan teman-teman geng-nya

4

dalam, Suroso, Kemampuan Membeli Buku dan Minat Membaca, (http://www.

hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/28/0075.html, diakses 11 januari 2007). 21

tanpa ingat belajar (membaca) dan mengulangi pelajaran yang telah diterima di

sekolah.5

Memang ilmu tidak akan berkembang tanpa kegiatan membaca. Melalui

kegiatan membaca buku pelajaran siswa akan lebih memahami atau menguasai

materi pelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih

tinggi. Keaktifan dan ketekunan siswa untuk membaca buku-buku pelajaran

sangat dipengaruhi oleh minat seorang siswa untuk membaca. Bila minat

membaca di kalangan siswa telah tumbuh dan berkembang, diharapkan prestasi

belajar siswa pun akan meningkat. Dengan adanya minat membaca yang tinggi,

Page 115: minat belajar

terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang studi Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) maka pengetahuan siswa akan bertambah.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu

Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di SMP/Madrasah Tsanawiyah,

mata pelajaran IPS memuat materi pengetahuan sosial yang terdiri dari

Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta

didik di arahkan untuk dapat menjadi warga Negara yang demokratis dan

bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Hal inilah yang

menambah pentingnya ilmu pengetahuan sosial dalam dunia pendidikan. Hal

tersebut terbukti dari ruang lingkupnya yang luas dan pemberian alokasi waktu

setiap minggunya. Sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:

5

Ichwani A.S, Budaya Membaca (http://www.Pontianakpost.com/berita/index.asp?

Berita=opini&id=96937, diakses 03 November 2006)22

Tabel. 1

Ruang lingkup dan alokasi waktu mata pelajaran IPS

Ruang Lingkup Materi Pelajaran Alokasi waktu

1. Manusia tempat dan

lingkungan

2. Waktu keberlanjutan dan

perubahan

3. Sistem sosial dan budaya

4. Perilaku ekonomi dan

kesejahteraan

Page 116: minat belajar

Geografi

Sejarah

Sosiologi

Ekonomi

4x40 menit

Sumber: Olahan Kurikulum KTSP

Untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan umum dan

khususnya pengetahuan sosial seorang siswa dapat dilakukan dengan

memperbanyak frekuensi membaca dan juga membiasakan diri dengan belajar

yang baik. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan sosial merupakan pelajaran

yang dinamis dalam arti selalu berkembang, sehingga mengharuskan siswa

untuk mengikuti perkembangan tersebut dengan memperbanyak membaca dan

belajar dengan baik.

Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah biasanya merupakan suatu

alat untuk dapat menguasai semua bahan pelajaran. Adanya minat membaca

yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang

berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka makin mudahlah

bagi siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.

Saat ini, masih sering kita jumpai pelajar yang kurang memperhatikan

kebiasaan belajar dan minatnya terhadap bacaan. Kebanyakan siswa masih juga

membudayakan Cramming yaitu menumpuk pelajaran yang harus dipelajari

sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan atau ujian sudah tiba, sehingga 23

seorang siswa pada saat itu akan belajar mati-matian semalam suntuk untuk

menghadapi ujian atau yang biasa dikenal dengan istilah SKS (Sistem Kebut

Semalam) di kalangan pelajar. Selain itu minat terhadap bacaan pun juga

rendah, sehingga bagaimana mereka menjadi pelajar yang baik dan sukses

Page 117: minat belajar

apabila tidak didukung adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

belajar dalam diri mereka.

MTs Darul Huda merupakan sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar

yang berada di pinggir barat Kabupaten Blitar, tepatnya yaitu di Kecamatan

wonodadi. Dari sekian banyak siswa pastinya juga mempunyai kebiasaan belajar

yang beragam dan mempunyai minat membaca yang berbeda-beda. Hal

tersebutlah yang menjadikan prestasi belajar siswa juga berbeda. Karena

kebiasaan-kebiasaan belajar dan minat membaca siswa dapat mempengaruhi

hasil belajarnya, sudah seharusnya penerapan kebiasaan belajar yang baik dan

peningkatan minat membaca akan sangat berguna bagi keberhasilan studinya.

Oleh karena uraian tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

meneliti realitas dalam dunia pendidikan tersebut dengan judul: Pengaruh

Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar. 24

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini secara khusus dikemukakan dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kebiasaan

belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di

MTs Darul Huda Wonodadi Blitar?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara minat membaca

terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs

Darul Huda Wonodadi Blitar?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara kebiasaan

belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada

mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar?

Page 118: minat belajar

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada

mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

antara minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada

mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi 25

belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda

Wonodadi Blitar.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan digunakan sebagai salah satu

pertimbangan dalam membuat kebijakan mengenai upaya peningkatan

mutu lulusan.

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan, yakni tentang faktor-faktor yang berhubungan dan

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

3. Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan, pengembangan cakrawala berpikir dan

sebagai bahan refleksi bagi penulis sebagai calon pendidik ataupun praktisi

pendidikan untuk mencoba menyelesaikan salah satu permasalahan

pendidikan, khususnya yang terkait dengan prestasi belajar siswa.

Page 119: minat belajar

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

secara teoritis dianggap paling mungkin atau tingkat paling tinggi

kebenarannya.6

Teori yang mendasari ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar

dan minat membaca adalah menurut pendapat Gie, “Kebiasaan belajar yang baik

6

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 6726

adalah kebiasaan belajar yang membantu siswa menguasai pelajaranya untuk

kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses di sekolah”.7

Selanjutnya

menurut Wigfield dan Gutrie telah merumuskan bahwasanya “anak-anak yang

memiliki minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di sekolah,

sebaliknya anak-anak yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula

prestasi belajarnya”.8

Syah mengemukakan bahwa “prestasi belajar merupakan

pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang

berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”.9 Berdasarkan

teori-teori tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

hipotesis. Yaitu hipotesis alternatif (Ha), dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis

tersebut adalah:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi

Blitar.

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi

Page 120: minat belajar

Blitar.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap prestasi

belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

7 The Liang Gie, Cara belajar yang Efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hal. 193

8

Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak

Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan (http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/

artikel/ss-1.Pdf, Diakses 6 Januari 2007), hal. 2

9 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 192 27

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi

Blitar.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan minat

membaca terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul

Huda Wonodadi Blitar.

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan minat

membaca terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul

Huda Wonodadi Blitar.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi dalam penelitian ini di antaranya adalah:

1. Setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar dan minat terhadap bacaan yang

berbeda-beda.

2. Prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai mentah raport mata pelajaran

IPS dianggap cukup obyektif sebagai gambaran dari prestasi belajar siswa.

3. Variable-variabel lain di luar penelitian dianggap tidak ikut mempengaruhi

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Page 121: minat belajar

G. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian atau pembahasan ini dapat mencapai

sasarannya, maka perlu dikemukakan batasan masalah dalam penelitian.

Penelitian ini difokuskan pada upaya mengidentifikasi dan membuktikan 28

variabel-variabel prediktor yang berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

Adapun variabel tersebut adalah kebiasaan belajar dan minat membaca siswa

dan bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPS di MTs Darul Huda Gambar Wonodadi Blitar.

Tabel. 2

Variabel, Indikator dan Item

No Variabel Indikator Item angket

1 Kebiasaan belajar a. kebiasaan belajar secara

teratur

b. kebiasaan mempersiapkan

keperluan studi pada

malam hari

c. kebiasaan hadir di kelas

sebelum pelajaran dimulai

d. kebiasaan belajar sampai

paham dan tuntas

e. kebiasaan mengunjungi

perpustakaan

(Sumber: The Liang Gie,

1995)

1, 2, 3, 4

5, 6, 7

Page 122: minat belajar

8, 9, 10

11, 12, 13, 14

15, 16, 17

2 Minat membaca a. kesenangan membaca

b. kesadaran akan manfaat

membaca

c. frekuensi membaca

d. jumlah buku yang pernah

dibaca

(Sumber: Lilawati dalam

Soejanto Sandjaja, 2007)

1, 2, 3, 4

5, 6, 7

8, 9, 10

11, 12, 13

3 Prestasi belajar IPS Nilai mentah raport mata

pelajaran IPS (Geografi,

Sosiologi, Sejarah, Ekonomi)

Dokumentasi

H. Definisi Operasional

Variabel dalam konsep penelitian ini yakni terdapat variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y) yang dikategorikan sebagai berikut : 29

1. Variabel bebas (X)

X1 : Kebiasaan Belajar

Adalah suatu tingkah laku yang dilakukan oleh siswa secara teratur dan

berulang-ulang dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang

Page 123: minat belajar

diinginkan.

X2 : Minat membaca

Adalah kecenderungan siswa untuk menyukai dan tertarik pada suatu

bacaan, sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan

kemauan sendiri.

2. Variabel terikat (Y)

Y : Prestasi belajar

Adalah perubahan tingkah laku dalam aspek berpikir tentang penguasaan

terhadap mata pelajaran IPS yang dapat diukur melalui tes atau evaluasi.

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dikelompokkan menjadi

enam bab. Dan masing-masing bab terdapat beberapa bahasan yang lebih

terperinci yaitu:

BAB I

Bab ini merupakan pendahuluan yang menempati bab pertama, terdiri dari latar

belakang masalah yang memberikan gambaran judul skripsi, rumusan masalah,

tujuan penelitian untuk mengetahui tujuan dalam pembuatan judul skripsi,

pentingnya penelitian yakni memberi masukan kepada instansi yang terkait 30

supaya dikembangkan sesuai dengan tujuan, ruang lingkup atau keterbatasan

penelitian untuk mengetahui batasan-batasan yang akan digunakan dalam

pembahasan, hipotesis penelitian, definisi operasional untuk menghindari salah

pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi, serta terakhir sistematika

pembahasan.

BAB II

Bab ini merupakan tinjauan kepustakaan atau landasan teori. Pada bab ini berisi

lima point yaitu:

Page 124: minat belajar

1. Membahas tentang konsep dasar belajar

2. Membahas tentang kebiasaan belajar yang meliputi pengertian kebiasaan

belajar dan jenis-jenis kebiasaan belajar

3. Membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat membaca

4. Membahas tentang konsep-konsep prestasi belajar

5. Membahas tentang pengaruh kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap

prestasi belajar siswa

BAB III

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil

penelitian disajikan dalam bab ini yaitu meliputi: lokasi penelitian yaitu tempat

di mana penelitian akan dilakukan, penentuan jenis penelitian yang akan

dilakukan, mengemukakan jenis dan sumber data penelitian, penentuan populasi

dan sampel beserta teknik-teknik pengambilanya, instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, dan juga uraian tentang

analisis yang akan digunakan untuk pencapaian hasil penelitian. 31

BAB IV

Laporan hasil penelitian merupakan bab ke-IV yang menyajikan data dan

temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah

diuraikan pada bab III, yang terdiri atas latar belakang obyek atau deskripsi

obyek, deskripsi data penelitian dan hasil analisis data.

BAB V

Pada bab V ini merupakan uraian tentang pembahasan terhadap temuan-temuan

penelitian yang telah dikemukakan dalam bab IV.

BAB VI

Terdiri dari dua hal pokok yaitu tentang kesimpulan dan saran yang akan

diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian. Dalam bab ini akan diketahui

Page 125: minat belajar

kesimpulan dari hasil penelitian dan sebagai kelengkapanya disertakan daftar

pustaka dan lampiran-lampiran. 32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Belajar

1. Pengertian Belajar

Kata belajar, merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi

semua lapisan masyarakat, apalagi bagi pelajar. Karena kata belajar merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut ilmu.

Tetapi tidak semua orang mengetahui pengertian belajar. Oleh karena itu,

sebelum melangkah lebih jauh, penulis akan mengemukakan pengertian belajar

menurut beberapa ahli dalam dunia pendidikan.

Menurut Chaplin seperti yang dikutip Muhibbin Syah, ia membatasi

pengertian belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama menyebutkan

bahwa “ Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap

sebagai akibat latihan dan pengalaman”. Dan rumusan kedua menyebutkan

bahwa “ Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya

latihan khusus”.10 Sehingga belajar tidak akan terwujud tanpa adanya latihanlatihan yang akan mengubah tingkah laku individu.

Winkel berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,

10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 60-61 33

keterampilan dan nilai, sikap. Dan perubahan tersebut sifatnya konsisten dan

berbekas.11

Gagne juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar

adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

Page 126: minat belajar

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Dan belajar juga merupakan

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.12

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan tahapan

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dari keseluruhan

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan

interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif, afektif dan

psikomotorik. Sedangkan perubahan yang timbul akibat belajar adalah

perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah

laku seseorang. Sehingga perubahan-perubahan seseorang yang terjadi akibat

mabuk, gila, lelah, jenuh, dan lain sebagainya tidak dapat dikategorikan dalam

belajar ini.

2. Belajar Menurut Pandangan Islam

Islam menggambarkan belajar dengan mendasarkan pada firman Allah

Q.S. An-Nahl ayat 78 sebagai berikut:

"

11 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm. 36

12 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), hlm. 13 34

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibumu dengan keadaan

kamu tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”13

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia tidak

memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatupun. Kemudian setelah

mulai sempurna perkembangannya sebagai hasil dari pematangan dan aktivitas

belajarnya, maka ia sudah dapat menggunakan dan memfungsionalkan alat-alat

Page 127: minat belajar

indra yang dianugerahkan Allah SWT padanya. Yaitu untuk mengenal alam

sekitarnya, dirinya dan Allah pencipta alam semesta.

Keadaan manusia yang baru lahir dan tidak memiliki pengetahuan apapun

bukanlah berarti bahwa tidak memiliki potensi, akan tetapi ia memiliki potensipotensi atau daya-daya yang harus dikembangkan melalui proses belajar. Abdul

Fattah Jalal dalam bukunya Minal Ushul at-Tarbawiyah al-Islamiyah,

sebagaimana yang dikutip Zaini, telah mengkaji ayat-ayat Al Qur’an yang

berkaitan dengan alat-alat yang dianugerahkan Allah untuk meraih ilmu

pengetahuan. Dan masing-masing alat itu saling berkaitan dan melengkapi

dalam mencapai ilmu. Diantaranya adalah: 14

a. Al-Lams dan As-Syum (alat peraba dan penciuman), sebagaimana disebutkan

dalam Q.S Al-An’am: 7

13 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Kudus: Mubarokatan Toyyibah), hlm. 275

14 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah

Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 8-935

!

Artinya: “Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu

mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri,

tentulah orang-orang kafir itu berkata: ini tidak lain adalah sihir

yang nyata” 15

dan pada Surat Yusuf ayat 94 yaitu:

#

Artinya: “Tatkala Kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir) berkata ayah

mereka: “Sesungguhnya aku mencium bau yusuf, sekiranya

Page 128: minat belajar

kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan

aku)”16

b. As-Sama’ (alat pendengaran). Penyebutan alat ini dihubungkan dengan

penglihatan dan qolbu, yang menunjukkan adanya saling melengkapi

antara berbagai alat untuk mencapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana

tertuang dalam Q.S. Al-Isra: 36

15 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 128

16 Ibid, hlm. 24636

Artinya:“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,

penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan

jawabnya”

17

c. Al-Abshar (penglihatan). di dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang

menyeru manusia untuk melihat dan merenungkan apa yang dilihatnya

sehingga dapat mencapai hakikatnya. Sebagaimana firman Allah dalam

Q.S. Al-A’raf: 185

Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan

bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan

kemungkinan Telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada

berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran

Page 129: minat belajar

itu?”18

d. Al-‘Aql (akal atau daya berfikir). Dalam hal ini Al-Qur’an memberikan

perhatian khusus sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali-Imron: 191

17 Ibid, hlm. 285

18 Ibid, hlm.37

!

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):” Ya Tuhan kami,

tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci

Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” 19

e. Al-Qalb (kalbu). Hal ini termasuk alat ma’rifah yang digunakan manusia

untuk dapat mencapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana firman Allah dalam

Q.S. Al-Hajj: 46

Artinya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka

mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau

mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang

buta adalah hati yang di dalam dada” 20

19 Ibid, hlm. 75

Page 130: minat belajar

20 Ibid, hlm. 33738

Dari situlah dapat dipahami, bahwa proses belajar menurut konsep Islam

sebagaimana pendapat Sjahminan Zaini dan Muhaimin berarti melatih,

menggunakan, memfungsikan, serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat

indera yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia secara integral dalam

berbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepadaNya.21

Dalam pandangan Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang

beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan

derajat kehidupan mereka. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat AlMujadalah: 11, yaitu:

! !

Artinya: “…Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orangorang yang beriman dan berilmu” 22

Atau dengan kata lain, untuk memperoleh kemajuan hidup manusia adalah

terletak pada kemampuan belajarnya. Sedang kemampuan belajar seseorang

telah ditetapkan oleh Allah sebagai suatu kemampuan ikhtiariahnya sendiri

melalui proses transformasi, transaksi dan transinternalisasi dalam berbagai segi

kehidupan manusia, dimulai sejak lahir sampai meninggal dunia. Hal inilah

yang disebut dengan belajar tanpa batas. Sebagaimana yang telah difirmankan

dalam Q.S. Ali-Imron ayat 190-191 sebagai berikut:

21 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Op. cit, hlm. 9

22 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 54339

!

Page 131: minat belajar

Artinya: “Sesungguhnya dalam pemciptaan langit dan bumi serta silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang mempunyai (mempergunakan akalnya). (Yaitu) orang-orang yang

mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan

berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini

dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari dari

siksa neraka”23

Oleh karena itu manusia dianjurkan untuk selalu belajar, mencari dan

meneliti rahasia-rahasia ciptaan Allah melalui kemampuan berpikir dan

dzikirnya untuk memperkuat dan mempertajam iman kepadaNya. Belajar tanpa

batas di sini bukan hanya belajar sepanjang hayat, akan tetapi lebih dari itu.

Menurut Noeng Muhajir “Belajar tanpa batas setidak-tidaknya mengandung tiga

makna, yaitu pengembangan optimal kemampuan manusia, pengembangan

optimal kreasi wahana kehidupan manusia, dan pengembangan optimal

23 Ibid, hlm. 75 40

kesejahteraan manusiawi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan

Allah” 24

Berdasarkan pengertian belajar tanpa batas tersebut, maka tujuan dari

belajar menurut Islam adalah terbentuknya keterpaduan (integritas) antara iman,

ilmu dan amal secara optimal dalam diri seseorang yang senantiasa berkembang

dan di kembangkan terus menerus.25

3. Prinsip-prinsip Belajar

Hakikat belajar adalah sebuah perubahan. Agar memperoleh hasil yang

Page 132: minat belajar

efektif dan efisien setelah melakukan kegiatan belajar, tentunya diperlukan

prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat memberi jalan ke arah keberhasilan

belajar. Menurut Djamarah, prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:26

a. Prinsip bertolak dari motivasi. Fungsi motivasi yang terpenting adalah

sebagai pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai

penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan.

b. Prinsip pemusatan perhatian. Atau yang biasa disebut konsentrasi terhadap

suatu masalah atau objek dengan mengosongkan fikiran dari hal-hal lain

yang dianggap mengganggu.

c. Prinsip pengambilan pengertian pokok. Dengan menggambil kata kunci/

pokok pikiran maka akan lebih mudah mengingat-ingat apa yang telah

dipelajari, sehingga mempercepat penguasaan bahan.

24 Sjahminan Zaini dan Muhibbin, Op. cit, hlm. 15

25 Ibid

26 Syaiful Bahri Djamarah, PsikologiBelajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),hlm. 61-6941

d. Prinsip pengulangan. Pengulangan diperlukan agar kesan-kesan berupa ilmu

pengetahuan yang timbul akibat belajar mudah diangkat ke alam sadar.

Artinya ilmu pengetahuan yang didapat dari hasil belajar harus

dimanfaatkan untuk menjawab berbagai masalah dalam kehidupan, bukan

membiarkanya mengisi otak tanpa arti.

e. Prinsip yakin akan kegunaan. Orang yang tidak malas dan gemar mencari

ilmu adalah orang yang yakin akan kegunaan ilmu. Karena dengan ilmulah

tatanan kehidupan pribadi, keluarga, dan kelompok sosial dapat berubah.

f. Prinsip pengendapan. Belajar tidak harus terus-menerus selama berjam-jam,

akan tetapi perlu juga adanya istirahat untuk pengendapan terhadap sejumlah

kesan yang sudah diterima dari kegiatan membaca buku, guna mendapatkan

Page 133: minat belajar

pergertian dari apa yang telah dibaca.

g. Prinsip pengutaraan kembali hasil belajar. Hal ini adalah strategi yang jitu

untuk mengingat kembali kesan-kesan yang baru didapatkan dari kegiatan

belajar, dengan cara memakai kata-kata sendiri dengan mengambil pokok

pikiran dari apa yang telah dibaca.

h. Prinsip pemanfaatan hasil belajar. Guna dari prinsip ini adalah untuk

mempertahankan ilmu yang diterima dari kegiatan belajar, dengan cara

mempelajari hal-hal lain atau mengamalkanya pada orang lain yang

memerlukanya.

i. Prinsip menghindari gangguan. Siapapun sekali waktu pasti akan mengalami

gangguan dalam belajar. Gangguan adalah musuh utama dalam belajar,

bentuk dan jenisnya pun bermacam-macam. Datangnya tidak hanya dari luar 42

diri kita sendiri tetapi dapat juga dari dalam diri kita sendiri. Berbagai

macam jenis dan bentuk gangguan dapat menyebabkan seseorang sulit

dalam belajar, dan sukar berkonsentrasi. Oleh karena itu belajar yang

berhasil adalah kegiatan belajar yang sepi dari gangguan.

Sedangkan menurut Ahmadi,27 prinsip-prinsip belajar adalah:

a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya dalam dalam

belajar untuk mencapai harapan-harapanya.

b. Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku

pelajaran itu sendiri.

c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga

diperoleh pengertian-pengertian.

d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari

dapat dikuasainya.

e. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara

Page 134: minat belajar

dinamis antara murid dengan lingkungannya.

f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai

tujuan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dimyati dan Mudjiono,28 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah:

a. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal-hal seperti:

sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan

mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar,

kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi

atau unjuk hasil kerja, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.

27 Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses (Solo: Anaka, 1993), hlm. 22

28 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.

236-25343

b. Faktor ekstern belajar yang meliputi hal sebagai berikut: guru sebagai

pembina belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian,

lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.

Sedangkan menurut slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, di antaranya:

a. Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

b. Faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan baik secara jasmani atau rohani.

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar juga dibedakan menjadi tiga

faktor, yaitu:

Page 135: minat belajar

a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orang

tua.

b. Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum,relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.29

29 Slameto, Op. cit, hlm. 54-7144

Ngalim purwanto juga merumuskan tentang faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap belajar, dan membaginya menjadi dua golongan. (a)

faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang

berupa kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor

pribadi. (b) faktor sosial, yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain

keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan

dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.30 Karena faktor-faktor

tersebut di ataslah, maka muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan

berprestasi rendah atau gagal sama sekali dalam belajarnya.

5. Teori Belajar

Teori-teori yang berhubungan dengan peristiwa belajar dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis teori, di antaranya adalah:

a. Teori belajar behavioristik

Teori belajar ini di pelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson. Keyakinan

yang terdapat dalam teori behavioristik adalah bahwa “setiap anak manusia lahir

tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan, dan warisan abstrak

Page 136: minat belajar

lainnya. Semua kecakapan, kecerdasan, dan bahkan perasaan baru timbul setelah

manusia melakukan kontak dengan alam sekitar terutama alam pendidikan”.31

Dan hal tersebut berarti seorang individu bisa pintar, terampil dan berperasaan

tergantung pada bagaimana individu tersebut dididik.

30 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 102

31 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 94 45

Para penganut teori behavioristik ini terlalu mengutamakan pentingnya

pembiasaan dalam pendidikan. Dan menganggap dasar atau keturunan itu tidak

ada. Hasil pendidikan terutama ditentukan oleh pengaruh yang diterima anak

dari dunia sekitarnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pembentukan

kebiasaan itu sangat penting artinya, akan tetapi jangan sampai dilupakan bahwa

di samping itu manusia juga mempunyai kata hati. Dan ia dapat memilih dan

menentukan sendiri.

b. Teori belajar kognitif

Para penganut teori ini lebih menekankan arti penting proses internal, mental

manusia. Menurut pendapat aliran ini, “tingkah laku seseorang senantiasa

didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di

mana tingkahlaku itu terjadi”32

. Piaget seorang pakar psikologi kognitif

mengemukakan bahwa “ semenjak kelahiranya, setiap anak manusia memiliki

kebutuhan yang melekat dalam dirinya sendiri untuk belajar”33

Dalam teori ini kerangka berpikir seseorang merupakan kunci utama dari

perilaku individu tersebut. Sehingga segala keputusan adalah murni dari pikiran

tanpa pengaruh atau stimulus dari luar atau lingkungan sekitarnya.

c. Teori belajar konstruktivistik

Page 137: minat belajar

Bagi kaum konstuktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk

menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk menemukan fakta. Dan

kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana siswa membangun sendiri

32 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan

(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm, 121

33 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 93 46

pengetahuannya, dan mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari.

Menurut konstruktivis, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil

belajarnya. Siswa sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajari

dengan cara mencari makna, kemudian membandingkanya dengan apa yang

telah ia ketahui serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang yang telah

diketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.

34

Berpijak pada teori ini, seorang siswa harus mempunyai pengalaman dalam

belajar seperti membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek,

memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,

mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan jawaban,

dan lain-lain. Kemudian siswa juga diharapkan mampu mempraktikkan

pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dalam konteks kehidupan nyata.

C. Kebiasaan Belajar

Dalam buku The 7 Habits of Higly Ef ective People, Covey menyebutkan

bahwa:

“Kebiasaan merupakan faktor yang kuat dalam hidup. Karena konsisten dan

sering merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan secara terus

menerus setiap hari mengekspresikan karakter kita dan menghasilkan efektifitas

atau ketidakefektifan kita. Kemudian ia mendefinisikan kebiasaan sebagai titik

Page 138: minat belajar

pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Di mana pengetahuan

adalah paradigma teoritis, yaitu apa yang harus dilakukan dan mengapa.

Keterampilan adalah bagaimana melakukanya dan keinginan adalah motivasi,

yaitu keinginan untuk melakukan.35

34 Triyo Supriyatno, Teori Belajar Konstruktivistik: Aplikasi dalam Dunia Belajar Siswa

dan Dunia mengajar Guru, Makalah Disajikan dalam Perkuliahan Program Akta VI, Universitas

Islam Negeri (UIN) Malang, Malang 18 Juni 2007, hlm. 1

35 Stephen R. Covey, The 7 Habits Of Highly Ef ective People, terj. Budijanto (Jakarta:

Bina Aksara, 1993), hlm. 3647

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “kebiasaan

adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari

oleh seorang individu yang dilakukanya secara berulang-ulang untuk hal yang

sama.36 Sedangkan menurut poerwodarminto, “kebiasaan ialah sesuatu yang

biasa dilakukan atau merupakan adat.37

Menurut Gie, kebiasaan belajar didefinisikan sebagai “segenap perilaku

yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan

belajar”. Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan (hereditas)

akan tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun tanpa

sadar dari waktu-waktu yang lalu. Karena selalu diulang-ulang maka perilaku

tersebut terbiasakan dan pada akhirnya terlaksana secara spontan. Jadi kebiasaan

belajar ini mula-mula dibentuk sendiri oleh individu secara sadar atau tidak, dan

kemudian kebiasaan belajar yang telah tertanam akan membentuk corak dari

individu tersebut, yaitu individu yang sukses dan individu yang gagal dalam

studinya.38

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi belajar, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Slameto

Page 139: minat belajar

“Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri”39 kebiasaan

belajar yang dapat mempengaruhi keberhasilan studi adalah kebiasaan belajar

yang baik, sedangkan yang membuat individu gagal adalah karena

36 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 1989), hlm. 113

37 W. J. S, Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1976), hlm. 135

38 The liang Gie, Cara Belajar yang Efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hlm.

192-193

39 Slameto, Op.cit, hlm 82 48

melaksanakan kebiasaan belajar yang buruk. Hal tersebut sebagaimana

diungkapkan oleh Gie bahwa ada dua macam kebiasaan belajar, yaitu kebiasaan

belajar baik dan kebiasaan belajar buruk40

.

a. Kebiasaan belajar baik

Kebiasaan belajar yang baik, akan membantu siswa menguasai

pelajarannya, mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses di

sekolahnya. Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang baik tersebut adalah:

1) Melakukan studi secara teratur setiap hari.

Jenis pekerjaan apapun akan memperoleh hasil yang baik apabila

dilakukan dengan teratur. Terlebih lagi dalam hal belajar. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ahmadi bahwasanya pokok pangkal pertama dari cara

belajar yang baik adalah keteraturan.41 Karena hanya dengan membiasakan

belajar dengan teraturlah seorang siswa akan memperoleh hasil yang baik.

Selanjutnya Ahmadi juga menuturkan bahwa pikiran yang teratur akan

menjadi modal yang tidak ternilai harganya. Karena hanya dengan pikiran

teratur, ilmu dapat dimengerti dan dikuasai.42

Page 140: minat belajar

Kesalahan yang sering dibuat para pelajar selama ini adalah

menumpuk pelajaran sampai saat ulangan atau sudah mendekati ujian. Jelas

saja pelajaran itu tidak mungkin masuk ke otak dalam waktu yang sangat

singkat, walau bagaimanapun kerasnya seorang siswa belajar. Kalaupun

dapat selesai mempelajarinya, materi pelajaran itu tidak akan dikuasanya

dengan baik. Hal inilah yang biasa disebut Cramming. Oleh karena itu sudah

40 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 193

41 Abu Ahmadi, Op. cit, hal. 29

42 Ibid49

sepantasnyalah apabila seorang siswa membiasakan diri untuk teratur dalam

belajar.

Dari berbagai percobaan telah dibuktikan, bahwa belajar yang terus

menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat adalah belajar yang

tidak efisien dan tidak efektif. Oleh karena itu belajar yang produktif

diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Dalam hal ini, sebagaimana

dikemukakan dalam hukum jost tentang belajar, bahwasanya belajar 30

menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada sekali

belajar selama 6 jam (360) menit tanpa berhenti untuk istirahat.43

2) Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan

harinya berangkat kesekolah.

Siswa harus benar-benar mempersiapkan keperluan-keperluan yang

dibutuhkanya di sekolahan setidaknya pada malam hari sebelum keesokan

harinya berangkat kesekolah. Sehingga pada saat proses belajar mengajar

dimulai, siswa sudah siap dengan peralatan belajarnya seperti buku,

bolpoint, pensil, pengaris, penghapus buku PR dan lain sebagainya. Dengan

begitu keefektifan kegiatan belajar di sekolah tidak terganggu, hanya karena

Page 141: minat belajar

ada peralatan yang tertinggal dirumah.

3) Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.

Disiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara

belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak

yang baik. Dan watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan

43 Ngalim Purwanto, Op, cit. hlm. 11450

suatu pribadi yang luhur.44 Dengan membiasakan diri untuk disiplin masuk

kelas sebelum guru memulai pelajaranya, maka siswa tidak akan ketinggalan

materi yang dibahas pada hari tersebut. Minimal siswa sudah siap di kelas 5

menit sebelum guru hadir dan memulai pelajarannya. Agar pemahaman

siswa terhadap materi juga lebih maksimal.

4) Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.

Seorang siswa akan selalu dituntut untuk benar-benar menguasai bahan

pelajaran secara lengkap sebelum melangkah pada materi berikutnya.

Memahami, mencatat dan menghafal materi merupakan satu kesatuan untuk

membantu agar siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajarannya hingga

tuntas. Jika terdapat materi yang belum dimengerti dan sukar difahami,

siswa dapat menanyakanya pada guru atau pada temannya sehingga materi

yang sulit akan lebih mudah difahami.

Siswa yang sulit memahami materi yang dipelajarinya terkadang

disebabkan karena kurangnya konsentrasi dalam belajar. Sedangkan menurut

Slameto, penyebab dari sulitnya berkonsentrasi adalah karena kurang

berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari; terganggu oleh keadaan

lingkungan seperti bising, keadaan yang kurang kondusif, cuaca buruk dan

lain-lain; pikiran kacau atau sedang mengalami banyak masalah sehingga

kondisi jiwa dan raganya terganggu; bosan terhadap sekolah/pelajaran dan

Page 142: minat belajar

lain-lain.45

44 The Liang Gie, Cara Belajar yangEfisien (Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1988),

hlm. 59

45 Slameto, Op. cit, hlm. 87 51

5) Terbiasa mengunjungi perpustakaan.

Tidak seorang pun belajar tanpa bacaan. Dan perpustakaan adalah

gudang dari bacaan tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh

Ahmadi, bahwa dengan menjadi pengunjung perpustakaan yang setia dan

dapat mempergunakan perpustakaan dengan tangkas dan baik, maka seorang

pelajar akan menjadi seorang yang berpengetahuan.46

Selanjutnya untuk dapat memakai perpustakaan yang baik harus

memperhatikan dan mempelajari beberapa hal di antaranya yaitu: 1)

mengetahui peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemakaian

perpustakaan, misalnya syarat-syarat peminjaman, lama peminjaman, dan

kewajiban-kewajiban yang harus ditaati. 2) mengetahui bagaimana cara

menemukan buku dalam katalog, 3) memperhatikan hal-hal yang ada di

ruang baca, seperti adanya buku-buku petunjuk, buku pegangan, kamus,

atlas, ensiklopedi dan lain-lain.47

b. Kebiasaan belajar buruk

Kebiasaan belajar yang buruk, akan mempersulit siswa memahami

pengetahuan, menghambat kemajuan studi, dan akhirnya mengalami kegagalan.

Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang buruk tersebut yaitu: (1) hanya

melakukan belajar secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu, (2) sesaat

sebelum berangkat ke sekolah barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan

yang perlu dibawa, (3) sering terlambat masuk kelas, (4) belajar seperlunya saja

sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan, (5) jarang

Page 143: minat belajar

46 Abu Ahmadi, Op. cit, hlm. 103

47 Ibid, hlm. 102 52

sekali masuk perpustakaan dan tidak tahu cara mempergunakan ensiklopedi dan

berbagai karya acuan lainnya.48

Dalam kaitanya dengan kebiasaan baik dan buruk, Al Qur’an juga banyak

menganjurkan kepada manusia untuk melakukan hal-hal yang baik dan

meninggalkan perbuatan yang buruk dalam hal apapun, termasuk juga

membiasakan diri melakukan hal-hal yang baik terhadap sesuatu yang telah

menjadi kewajiban manusia seperti belajar. Sebagaimana disebutkan dalam

firman Allah Q.S. Luqman: 17

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”49

Dalam hadist Nabi juga disebutkan bahwa seseorang yang membiasakan

diri melakukan hal-hal yang baik dan benar maka akan memperoleh kebaikan.

Sedangkan dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar yang baik dan benar, yang

diperoleh siswa adalah keberhasilan belajarnya yaitu ditunjukkan dengan

prestasi yang tinggi.

48 The Liang Gie, Op. cit, hal. 193

49 Al Qur’an dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 41253

ان= لص ا د ي ق هدى الى برال برال انو يهدى الى جال و نة ان ر ال جلي ل صد ح ق تى

ي بكت ن دع� صد هللاا ي قا

Page 144: minat belajar

Artinya: “Sesungguhnya as-shidq (bersikap benar) itu membawa kepada

kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang

membiasakan diri bersikap benar, maka tercatat di sisi Allah sebagai

shiddiq (orang yang benar)”. (H.R. Bukhori Muslim)50

Karena itulah maka seorang siswa harus membiasakan diri dengan

kebiasaan yang baik dalam belajarnya. Selain akan membawa hasil belajar yang

bagus kebiasaan belajar juga mempunyai manfaat tersendiri. Sebagaimana sifat

dasar dari kebiasaan belajar itu sendiri adalah spontan dan otomatis. Donald A.

Laird yang dikutip oleh Gie menyatakan bahwa kegunaan dari kebiasaan adalah:

(a) Menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau memakai pikiran, (b)

Dapat meningkatkan efisiensi manusia (human ef iciency), (c) Membuat

seseorang menjadi lebih cermat. Selanjutnya Harry Dexter juga menambahkan

bahwa “Kebiasaan membantu seseorang menjadi ajeg (consistent)”.

51

Karena adanya manfaat-manfaat dari kebiasaan belajar tersebut, maka

sudah seharusnya bagi seorang pelajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan

yang baik agar memperoleh hasil atau prestasi yang baik pula di sekolahnya.

D. Minat Membaca

Aktivitas membaca akan dilakukan oleh seseorang atau tidak sangat

ditentukan oleh minatnya terhadap aktivitas tersebut. Secara umum, minat dapat

50 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Op. cit, hlm. 49

51 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 194-195 54

diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha

atau mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.

52

Menurut Slameto,53 “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

Page 145: minat belajar

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tesebut maka semakin

besar minat. Minat (interest) juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

54

Minat akan menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni

oleh seseorang. Bila individu berminat pada suatu kegiatan maka pengalaman

mereka akan lebih menyenangkan dari pada merasa bosan. Dan jika tidak ada

suatu kesenangan maka kegiatan tersebut hanya akan dilakukan seperlunya saja.

Sehingga hasilnya pun kurang maksimal.

Dengan demikian, minat seharusnya menjadi pangkal dari semua aktifitas

manusia di mana setiap manusia mempunyai kebutuhan yang bermacammacam. Sehingga dengan adanya usaha pemenuhan kebutuhan itu, maka

timbullah minat yang kuat dalam dirinya untuk berusaha dengan sungguhsungguh dalam mencapai kebutuhan tersebut tanpa adanya perintah atau

paksaan dari orang lain.

52 Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak

Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan (http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/

artikel/ss-1. Pdf, diakses: 6 januari 2007), hlm. 2

53 Slameto, Op. cit,hlm. 180

54 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 13655

Menurut Hurlock,

55 minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan

aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan

berpusat pada manfaat dari obyek tersebut. Dan aspek afektif berupa rasa suka

atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut.

Page 146: minat belajar

Adapun ciri-ciri minat menurut Hurlock yaitu:56

a. Minat tumbuh bersamaan dengan berkembangnya fisik dan mental. Minat

di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental,

misalnya perubahan minat dalam hubunganya dengan perubahan usia.

b. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah

satu penyebab meningkatnya minat seseorang.

c. Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar

merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat

menikmatinya.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Ketidakmampuan fisik dan mental

serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat anak.

e. Minat dipengaruhi budaya, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin

minat juga luntur.

f. Minat berbobot emosional. Yaitu minat yang berhubungan dengan

perasaan, bila suatu obyek dihayati sebagai suatu yang sangat berharga,

maka akan timbul perasaan senang dan akhirnya diminati.

Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi

beberapa huruf dan kata.57 Sedangkan menurut Soedarso membaca adalah

55Elizabet B. Hurlock, Perkembangan anak, terj., Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,

1993), hlm. 116

56 Ibid, hlm. 115 56

aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang

terpisah-pisah meliputi, orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,

mengamati dan juga mengingat.58

Dalam kaitannya minat dengan membaca, maka dapat dimisalkan jika

seorang siswa yang minatnya besar terhadap suatu bacaan tertentu, maka ia akan

Page 147: minat belajar

suka mempelajari dan membacanya. Menurut Lilawati minat membaca diartikan

sebagai berikut:

“Minat membaca merupakan suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai

dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan

seseorang untuk membaca sesuai dengan kemauannya. Dan minat membaca

dapat ditandai adanya: (1) kesenangan membaca (2) kesadaran akan manfaat

bacaan (3) frekuensi membaca (4) dan jumlah buku bacaan yang pernah

dibaca”.59

Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan kekuatan

yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang

terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas

membaca dengan kemauan sendiri.

Ajaran agama Islampun memberikan tuntunan dan sekaligus anjuran

kepada umat manusia untuk membaca, bahkan ayat pertama yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Yaitu Q.S. AlAlaq: 1-5 yang berbunyi:

!

!

57 Soejanto sandjaja, Op. cit, hlm. 3

58 Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia

Pustaka, 2002), hlm. 4

59 Lilawati, dalam Soejanto Sandjaja, Op, Cit, hlm. 357

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan

perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

Page 148: minat belajar

diketahuinya” 60

Ayat ini menunjukkan tentang keutamaan membaca, menulis dan ilmu

pengetahuan. Yang memberikan pelajaran kepada manusia supaya giat

membaca untuk menambah ilmunya. Maka di sini membaca bukanlah sekedar

mengenal dan mengeja kata-kata, tapi jauh lebih dalam lagi yaitu dapat

memahami gagasan yang disampaikan kata-kata yang dibacanya itu. Karena

membaca merupakan suatu proses penalaran dari kegiatan pencarian informasi

melalui penerjemahan lambing-lambang yang tertulis. Sehingga dengan aktifitas

membaca seseorang dapat mempelajari rahasia alam ini, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan hidupnya.

E. Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak pernah habis-habisnya

dibicarakan di dunia pendidikan. Karena prestasi belajar merupakan simbol dari

keberhasilan seorang siswa dalam studinya. Sehingga prestasi yang tinggi

merupakan dambaan setiap siswa, guru, juga orang tua.

60 Al Qur’an dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 59758

Prestasi menurut Purwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

adalah “ hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan dan dikerjakan

dengan sungguh-sungguh ”.61

Dalam pengertian prestasi ini, Al-Qur’an juga telah menjelaskan

bahwasanya Allah akan memberikan balasan dari apa yang sudah dikerjakan

manusia sebesar usaha yang mereka lakukan, yakni tertera dalam Q.S Al-Ahqaf

ayat 19 yang berbunyi:

Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah

Page 149: minat belajar

mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.

Dan dalam Q.S Al-Zalzalah ayat 7 dan 8 juga disebutkan

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya

dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan

kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya

pula”

Dari sini sudah dapat diketahui secara jelas bahwasanya manusia

diperintahkan untuk memacu diri dalam rangka peningkatan prestasi yang

maksimal, sehingga akhirnya akan dapat merasakan hasil dari usaha dan jerih

61 Purwodarminto, Op. cit, hlm. 76859

payahnya sendiri. Demikian pula halnya seorang siswa, prestasi yang diperoleh

juga dapat dilihat dari usaha-usahanya dalam belajar. Karena pada dasarnya

yang membuat seseorang maju atau mundur adalah dirinya sendiri.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11, sebagi berikut:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka

tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia”.

Sedangkan belajar sebagaimana yang diungkapkan Mulyasa, pada

hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi

Page 150: minat belajar

kebutuhanya, sehingga setiap kegiatan belajar yang dilakukan seseorang akan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, dan perubahan tersebut

meliputi kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.62

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Prestasi belajar adalah hasil usaha

yang telah dicapai siswa dari apa yang dilakukan dan dikerjakan selama dalam

kegiatan belajar mengajar, yang ditandai adanya perubahan-perubahan dalam

diri siswa meliputi ke tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

62 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung:

Rosdakarya, 2005), hlm. 18960

Bloom juga merumuskan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan

tingkah laku meliputi tiga ranah yang biasa disebut Taksonomi, yaitu ranah

kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah

psikomotor (psychomotor domain). Ranah kognitif meliputi: pengenalan,

pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah

afektif meliputi: pandangan atau pendapat, dan sikap atau nilai. Sedangkan

ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan

geraknya tubuh atau bagian-bagiannya.63

Menurut Muhibbin Syah,64 prestasi belajar merupakan pengungkapan hasil

belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa.

Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang berupa

angka-angka atau simbol huruf sebagai bukti sejauh mana siswa dapat

menyerap atau menerima materi pelajaran dan ilmu pengetahuan yang telah

diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar yang biasanya diukur

melalui tes atau evaluasi. Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ini

sama halnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu

Page 151: minat belajar

adanya faktor internal dan eksternal sebagaimana yang telah dijelaskan

sebelumnya dalam kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

63 Benjamin S. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 117-122

64 Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 19261

2. Mata Pelajaran IPS

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum

dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan intedisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu

sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).65

Adanya mata pelajaran IPS ini bertujuan agar peserta didik atau siswa

memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional maupun global.66

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS ini disusun

secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju

65 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Page 152: minat belajar

Nasional Pusat Kurikulum, Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB (http//www.

Puskur. Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf, diakses 20 mei 2007), hlm. 7

66 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Nasional Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), (http//www. Puskur.Net/ inc /si/ smp/

pengetahuan sosial.pdf, diakses 20 mei 2007), hlm. 417 62

kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu

diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan

mendalam dalam bidang ilmu yang berkaitan.

Sedangkan yang menjadi obyek dalam penilaian pembelajaran IPS

mencakup penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dan peserta didik dan penilaian hasil belajar yaitu proses pemberian nilai

terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan criteria tertentu.

Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang

diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat

dikenali melalui sejumlah hasil belajar yang saling berkaitan satu dengan

lainnya. Dan hasil belajar atau prestasi belajar merupakan akibat dari suatu

proses belajar.

67

Penilaian terhadap hasil belajar hendaknya tidak dilakukan sesaat saja,

akan tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan. Di samping itu penilaian

bukan hanya menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi proses, hasil

dan perkembangan dari wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

dicapai. Sehingga untuk menentukan nilai raport siswa seorang guru

Page 153: minat belajar

menyimpulkan dari ulangan harian, ulangan umum, tugas-tugas terstruktur,

catatan perilaku harian siswa, dan juga laporan kegiatan siswa di luar sekolah

yang menunjang kegiatan belajar.

67 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Nasional Pusat Kurikulum, Op. cit, hlm. 2263

F. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca terhadap Prestasi

Belajar Pada Mata Pelajaran IPS

Di atas telah diterangkan bahwa belajar sekaligus prestasi belajar siswa

banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik faktor internal dan eksternal siswa.

Di samping itu hasil prestasi belajar yang juga tidak terlepas dari serangkaian

aktifitas-aktifitas siswa itu tidak akan mendapat hasil yang baik apabila tidak

didukung oleh kegiatan belajar sehari-hari yang bersifat positif. Sebaliknya

apabila kegiatan belajar yang dilakukan siswa sehari-hari bersifat negatif

misalnya terlalu banyak bermain, suka membaca buku yang bukan buku

pelajaran maka prestasi belajar tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

Aktifitas yang dilakukan siswa setiap hari yang berhubungan dengan pelajaran

misalnya, mengulangi pelajaran yang sudah disampaikan secara teratur,

membiasakan diri untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, bahkan sangat

suka membaca buku-buku pelajaran dapat mempermudah keberhasilan belajar,

dalam hal ini khususnya apabila siswa menyukai membaca buku-buku yang

berhubungan dengan materi IPS maka prestasi belajar pada mata pelajaran IPS

juga akan tinggi.

Dalam belajar, siswa tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dan

untuk mencapai tujuan tersebut siswa melakukan segala bentuk usaha yang

hasilnya akan dapat terlihat apakah siswa tersebut sukses atau tidak. Penilaian

atas baik buruk usaha yang dilakukan siswa akan tergambar dalam bentuk

Page 154: minat belajar

prestasi belajar siswa.

Gie merumuskan bahwa “kebiasaan belajar yang baik akan membantu

siswa dalam menguasai pelajaranya untuk mencapai kemajuan studi, dan 64

akhirnya sukses di sekolah”.68 Jadi kebiasaan belajar yang baik berarti

membiasakan diri dengan melakukan proses belajar yang tepat untuk mencapai

prestasi belajar yang maksimal. Dari sini sudah cukup jelas bagaimana pengaruh

dari kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa terhadap hasil prestasi

belajarnya.

Minat membaca juga besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar.

Karena hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, apalagi dalam

kaitanya dengan mata pelajaran IPS. Karena Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan ilmu yang dinamis, senantiasa berubah sesuai perkembangan dunia,

sehingga untuk menguasai ilmu tersebut dibutuhkan pengetahuan juga

pengalaman yang luas. Pengetahuan dan pengalaman akan terbentuk apabila

seorang siswa banyak membaca hal-hal yang berhubungan dengan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Kegiatan membaca tidak gampang dilakukan apabila tidak

ada minat yang besar dari seorang siswa dalam melakukan kegiatan membaca.

Wigfield dan Gutrie telah menegaskan bahwasanya “anak-anak yang memiliki

minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di sekolah, sebaliknya anakanak yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula prestasi

belajarnya”.69 Karena pada dasarnya belajar memang tidak lepas dari membaca,

dan prestasi adalah hasil dari belajar itu sendiri.

Kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang tinggi akan

memainkan peranan yang terpenting bagi para pelajar yang sukses. Kecerdasan

(Intelligence) tidak dianggap sebagai faktor utama untuk meraih sukses dalam

68 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 193

69 Wigfield dan Gutrine, dalam Soejanto Sandjaja, Op, Cit, hlm. 1 65

Page 155: minat belajar

studi. Akan tetapi apabila intelligence yang tinggi didukung kebiasaan yang baik

dan dilandasi minat yang besar pasti akan mendatangkan sukses dalam studi.

Sebagaimana pendapat Slameto bahwa “ minat membaca sekaligus kebiasaan

belajar besar pengaruhnya terhadap belajar”.70 Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Henry Clay Lindgren yang dikutip oleh Gie, juga membuktikan

bahwasanya faktor-faktor yang melatar belakangi keberhasilan studi adalah 33%

berasal dari kebiasaan-kebiasaan studi yang baik, 25% minat, 15% kecerdasan,

5% pengaruh keluarga, dan 22% berasal dari faktor lain.71

Dari beberapa keterangan tersebut sudah cukup jelas bagaimana pengaruh

kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap keberhasilan studi siswa. Oleh

karena itu, siswa harus menumbuhkan dan mengembangkan dua faktor tersebut

agar mencapai sukses dalam studinya.

70 Slameto, Op. cit, hlm. 57 dan 82

71 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 195 66

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda yang

berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan,

maka jenis dari penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian penjelasan

atau eksplanatory. Singarimbun menyatakan bahwa “Penelitian eksplanatory

adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel

penelitian dan melalui pengujian hipotesa”72

.

Page 156: minat belajar

Dalam penelitian jenis ini yang telah dirumuskan akan diuji untuk

mengetahui adanya pengaruh antara variabel-variabel dalam penelitian yaitu

mengenai kebiasaan belajar dan minat membaca yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

C. Data dan Sumber Data

Untuk melakukan penelitian diperlukan data-data yang sesuai dan

berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu:

72 Singarimbun dan Efendi, Metode Statistik Survey (Jakarta:LP3ES, 1989), hlm. 5 67

1. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik Dari

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.73 Dalam penelitian ini data

tersebut berupa:

Hasil angket pengukuran kebiasaan belajar siswa MTs Darul Huda

Wonodadi Blitar

Hasil angket pengukuran minat membaca siswa MTs Darul Huda

Wonodadi Blitar

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain,

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.74 Dalam

penelitian ini data tersebut berupa:

Data nilai mentah raport siswa mata pelajaran IPS semester ganjil

Data jumlah siswa kelas II MTs Darul Huda Wonodadi Blitar

Data mengenai sejarah, Visi dan Misi MTs Darul Huda Wonodadi Blitar

Page 157: minat belajar

Sedangkan sumber data yang merupakan subyek dari mana data-data

dalam penelitian ini dapat diperoleh, sebagaimana menurut Arikunto dapat

diklasifikasikan menjadi 3, yaitu person (sumber data berupa orang), Place

73 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005), hlm. 42

74 Ibid68

(sumber data berupa tempat), paper (sumber data berupa simbol)75

, di antaranya

adalah:

1. Perpustakaan pusat Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan

Perpustakaan Pusat Universitas Negeri (UM) Malang tempat peneliti

memperoleh berbagai buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dan

bahan kajian dalam penelitian.

2. Kepala sekolah MTs Darul Huda, guru dan staf tata usaha di mana dalam

hal ini peneliti memperoleh data sejarah berdirinya MTs Darul Huda,

jumlah siswa dan data hasil belajar siswa.

3. Responden yang dalam hal ini adalah siswa kelas VIII untuk memperoleh

data tentang kebiasaan belajar dan minat membaca.

4. Sumber-sumber data lain yang relevan dengan penelitian.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian76

. Populasi dapat

berupa manusia, benda, gejala-gejala, pola hidup, tingkah laku, dan sebagainya.

Ada dua macam populasi dalam penelitian yaitu, populasi terhingga yang terdiri

dari elemen dengan jumlah tertentu dan populasi tak terhingga yang terdiri dari

Page 158: minat belajar

elemen yang sukar dicari batasannya77

.

Populasi tak terhingga dalam hal ini adalah seluruh komponen yang ada di

Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Wonodadi Blitar. Sedangkan populasi

75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 107

76 Ibid, hlm. 108

77 Ibid69

tehingga dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII yang terdiri dari 91

siswa dan terbagi dalam 2 kelas. Sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah

ini:

Tabel. 3

Populasi

No Keterangan Jumlah populasi

1

2

Kelas VIII A

Kelas VIII B

48

43

Jumlah 91

Sumber: Dokumentasi MTs Darul Huda

2. Sampel

Menurut Arikunto, “Sampel adalah sebagian atau merupakan wakil dari

populasi yang diteliti”78

. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya

Page 159: minat belajar

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi.79 Sehubungan dengan banyaknya jumlah siswa kelas VIII

yang ada di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar berjumlah 91 siswa maka sesuai

pendapat Arikunto di atas, yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh

populasi yang ada. Alasan peneliti hanya mengambil kelas VIII sebagai

sampel, karena kelas IX sudah jarang berada di sekolahan sehingga akan sulit

dalam pengambilan data, sedangkan untuk kelas VII peneliti menganggap

bahwa siswa di kelas tersebut masih dalam tahap penyesuaian, sehingga kondisi

mereka kurang stabil.

78 Ibid, hlm. 109

79 Ibid, hlm. 11270

E. Pengumpulan Data

Untuk menentukan data yang yang diperlukan maka dibutuhkan adanya

teknik pengumpulan data agar bukti-bukti dan fakta-fakta yang diperoleh

berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan

yang sebenarnya. Untuk menggali data dari sumber yang telah ditentukan, maka

diperlukan alat kerja untuk mengumpulkan data yang disebut dengan teknik atau

metode pengumpulan data. Adapun metode-metode yang diperlukan tersebut di

antaranya adalah:

1. Metode angket/ kuesioner

Metode ini digunakan untuk penelitian dengan cara memberikan daftar

pertanyaan pada orang yang sengaja diminta memberikan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut, baik berupa pendapat, keyakinan, maupun

tanggapan untuk menceritakan tentang dirinya atau keadaan orang lain.

Sebagaimana yang dikatakan Arikunto bahwasanya: “Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

Page 160: minat belajar

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.80

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kebiasaan belajar

dan minat membaca siswa. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data

dengan angket yaitu:

a. Tahap persiapan

Mengurus surat izin penelitian dari fakultas, untuk melakukan penelitian di

sekolah yang bersangkutan.

80 Ibid, hlm. 12871

b. Tahap pelaksanaan, meliputi:

1) Menyerahkan surat izin pengantar untuk mengadakan penelitian dan

proposal penelitian kepada kepala sekolah yang bersangkutan.

2) Menyebarkan angket kepada responden untuk diisi.

3) Setelah pengisian angket, maka angket diperiksa ada tidaknya angket

yang belum terjawab untuk ditanyakan langsung kepada responden.

4) Mentabulasi data yang telah diperoleh

5) Menganalisis data

6) Menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari hasil analisis data.

c. Tahap pelaporan

Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk skripsi.

Sedangkan waktu yang digunakan selama pelaksanaan pengambilan data

melalui angket ini sampai tahap akhir adalah 1 bulan.

2. Dokumentasi

Sebagaimana disebutkan oleh Arikunto, dokumentasi berasal dari kata

dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode ini,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.81

Page 161: minat belajar

Dokumentasi merupakan metode di mana peneliti menggunakan dokumendokumen yang relevan untuk menunjang hasil penelitian. Antara lain:

a. Nilai mentah raport mata pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran

2006/2007.

81 Ibid, hlm. 13572

b. Daftar nama siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Hal yang terpenting dalam penelitian adalah menentukan instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga

variabel yaitu kebiasaan belajar dan minat membaca sebagai variabel bebas,

sedangkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS sebagai variabel terikat.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket yang di dalamnya

berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan belajar dan

minat membaca siswa. Dan angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.82

Angket dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang disebut

skala likert. Menurut Kinnear, skala likert ini berhubungan dengan pernyataan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, seperti setuju-tidak setuju, senangtidak senang, dan baik-tidak baik.83 Atau dengan kata lain, skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item istrumen yang

82 Ibid, hlm. 129

83 Kinnear Sebagaimana dikutip oleh Husein Umar, Op. cit, hlm. 6973

Page 162: minat belajar

menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat

negatif.

Adapun jawaban dari item-item angket yang menggunakan skala likert

dinilai dengan skor sebagai berikut:

1. Sangat setuju mempunyai skor : 5

2. Setuju mempunyai skor : 4

3. Netral mempunyai skor : 3

4. Tidak setuju mempunyai skor : 2

5. Sangat tidak setuju mempunyai skor : 1

Data tentang prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII semester

ganjil tahun pelajaran 2006/2007 diambil melalui dokumentasi dari nilai mentah

raport siswa, karena lebih mudah, cepat diperoleh dan tidak terlalu banyak

waktu serta data otentik dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehubungan dengan

pemakaian metode dokumentasi dalam pengambilan nilai mentah raport siswa

mata pelajaran IPS, maka peneliti membuat kriteria keberhasilan belajar mata

pelajaran IPS yang didasarkan pada pendapat Syah, bahwa “angka terendah

yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan siswa (Passing Grade) untuk

skala 0-100 adalah 55 atau 60, sehingga nilai 61 ke atas sudah dianggap sudah

memenuhi target keberhasilan belajar”.84 Kriteria tersebut dapat dipilah-pilah

mulai dari skor terendah sampai tertinggi, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini.

84 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 197 74

Tabel. 4

Kriteria keberhasilan belajar

No Skor Kriteria

1

Page 163: minat belajar

2

3

4

5

≤ 20

21-40

41-60

61-80

81-100

Gagal

Kurang

Cukup

Baik

Sangat baik

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Hasil dari sebuah penelitian akan sangat tergantung pada kualitas data

yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian yang didalam proses

pengumpulanya seringkali menuntut pembiayaan, waktu dan tenaga yang besar

tidak akan berguna apabila alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan

data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas menurut Arikunto adalah “suatu ukuran yang menunjukkkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.85 Sebuah butir soal

atau item pada instrumen dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang

besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi

atau rendah. Dalam arti skor suatu item mempunyai kesejajaran dengan skor

Page 164: minat belajar

total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga dalam penelitian

ini untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi Product moment.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut86:

85 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm. 144

86 Ibid, hlm. 14675

rxy =

( )( )

{ ( )}{ ( )}

2 2 2 2 NSC - SC NSU - SU

NSCU - SC SU

keterangan:

r : koefisien korelasi

N : banyaknya sampel

X: skor item X

Y: skor itemY

Dan butir soal atau item dapat dikatakan valid apabila r hitung > r table, pada taraf

signifikan 5%. Dengan df= 91-2 = 89; r tabel = 0, 217.

Setelah dilakukan uji validitas item, hasil yang diperoleh dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel. 5

Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X1

Variabel Item r r kritis Keterangan

X1 X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

Page 165: minat belajar

X1.5

X1.6

X1.7

X1.8

X1.9

X1.10

X1.11

X1.12

X1.13

X1.14

X1.15

X1.16

X1.17

0,633

0,456

0,576

0,550

0,514

0,272

0,533

0,434

0,439

0,546

0,554

0,467

0,653

Page 166: minat belajar

0,641

0,426

0,594

0,587

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Page 167: minat belajar

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer (diolah) tabel Validitas 76

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa validitas tiap-tiap item terhadap skor

total item valid karena nilai r di atas 0,217. Dengan nilai tertinggi pada item

X1.13 sebesar 0,653 dan nilai terendah item X1.6 sebesar 0,272.

Tabel. 6

Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X2

Variabel Item R r Kritis Keterangan

X2 X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

X2.7

Page 168: minat belajar

X2.8

X2.9

X2.10

X2.11

X2.12

X2.13

0,607

0,501

0,614

0,494

0,665

0,474

0,550

0,650

0,490

0,663

0,504

0,488

0,566

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

Page 169: minat belajar

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

0,217

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer (diolah) tabel Item total statistik

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa validitas tiap-tiap item terhadap skor

total item adalah valid karena nilai hasil korelasi atau nilai r diatas 0,217

Dengan nilai tertinggi pada item X2.10 sebesar 0,663 dan nilai terendah item X2.6

sebesar 0,474.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Butir soal dapat dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap.

Page 170: minat belajar

Reliabel artinya dapat dipercaya, atau dapat diandalkan. Maka reliabilitas

mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang bisa dipercaya.87

87 Ibid, hlm. 154.77

Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas intrumen dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus

Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1

dan 0 tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai yang berbentuk skala.88

Data dalam penelitian ini berbentuk skala interval 1-5, karena itu digunakan

rumus alpha sebagai berikut:

r11 = ÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ S

÷ -

ø

ö

ç

è

æ

-

2

Page 171: minat belajar

1

2

1

1 s

sb

k

k

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

Σ σb

2

: jumlah varian butir

σ1

2

: varian total

dengan dasar pengambilan keputusan:

jika r alpha positif dan r alpha > r kritis yaitu 0,6089

, maka butir atau data

tersebut reliabel.

jika r alpha positif dan r alpha < r kritis yaitu 0,60, maka butir atau data tersebut

tidak reliabel.

Sedangkan hasil dari pengujian reliabilitas instrumen dapat dilihat pada

tabel berikut:

88 Ibid, hlm. 171

89 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 183 78

Page 172: minat belajar

Tabel. 7

Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbach’s Alpa r kritis keterangan

X1 0,836 0,60 Reliabel

X2 0,818 0,60 Reliabel

Sumber: Data primer (diolah) tabel Reliabilitas

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah representatif. Dalam arti pengukuran datanya dapat

dipercaya karena hasil perhitungan semua variabel di atas standar nilai alpha

cronbach yaitu ≥0,60.

H. Analisis Data

1. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hipotesa yang diajukan bermakna atau tidak maka

digunakan uji statistik sebagai berikut:

a. Uji parsial (t-test)

Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen dengan asumsi

variabel independen lainya konstan. Tingkat kepercayaan dari uji t ini adalah

95% dengan tingkat kesalahan 5%. Adapun rumus yang digunakan dalam

pengujian ini adalah:

t-test =

( )

2

1

2

r

Page 173: minat belajar

r n

-

- 90

90 Ibid, hlm. 18479

Keterangan:

t : uji hipotesis

r : koefisien regresi

n : jumlah responden

adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:

1) perumusan hipotesis. Sebagai berikut:

Ha :β1≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara

kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

β2≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara minat

membaca terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

Ho : β1=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara

kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

β2=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara

kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

2) penentuan nilai kritis dengan menentukan level of signifikan (α) = 5%

t tabel = t (α;df=n-2)91

t (0,05;91-2)

t = 1,98

3) penentuan kriteria penerimaan dan penolakan

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho

Daerah terima Ho

-1,98 1,98

Page 174: minat belajar

91 Ibid80

Ho diterima jika –1,98 ≤ t hitung ≤ 1,98

Ho ditolak jika t hitung < -1,98 atau t hitung > 1,98

b. Uji simultan (F-test)

Uji simultan atau uji serentak berarti menguji kevalidan seluruh

variabel dalam penelitian secara bersama-sama. Dalam uji F ini dilakukan

untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan

terhadap variabel dependent dengan tingkat kesalahan 95% dan tingkat

kesalahan 5%. Rumus yang digunakan untuk uji F adalah92:

F = (1 )/( 1)

/

2

2

- R n - k -

R k

Keterangan

F : F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel

R : koefisien korelasi ganda

k : jumlah variabel independen

n : jumlah sampel

adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:

1) perumusan hipotesis

Ha : β≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap

prestasi belajar mata pelajaran IPS

Ho : β=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama antara kebiasaan belajar dan m81

Page 175: minat belajar

2) penentuan nilai kritis dengan menentukan level of signifikan (α) = 5%

F (k; df= n-k-1; α)

93

F (2; 91-2-1; 0,05)

F (2; 88; 0,05)

F = 3,11

3) penentuan kriteria penerimaan dan penolakan

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho

Daerah terima Ho

-3,11 3,11

Ho diterima jika –3,11 ≤ F hitung ≤ 3,11

Ho ditolak jika F hitung < -3,11 atau F hitung > 3,11

2. Analisis Regresi ganda (Multiple Regression)

Menurut Arikunto, “Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu

perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas

untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”94 analisis ini digunakan

untuk menguji pengaruh secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri antara

variabel independen (X) yang dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan

minat membaca dan variabel dependen (Y) yaitu prestasi belajar. Rumus

persamaannya adalah:

Y= b0+ b1 X1+b2 X2

95

93 Ibid, hlm. 191

94 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm, 264

95 Ibid, hlm. 27082

Keterangan:

Page 176: minat belajar

Y : prestasi belajar

X1 : kebiasaan belajar

X2 : minat membaca

b0 : konstanta

b1, b2 : koefisien regresi

Analisis regresi ganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan komputer program SPSS (Statistical Package For Social Science) 12.0

for Windows. 83

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek

1. Profil MTs Darul Huda

a. Nama Sekolah : MTs Darul Huda

b. Alamat Sekolah : Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Wonodadi

1) Desa : Wonodadi

2) Kecamatan : Wonodadi

3) Kabupaten : Blitar

4) Propinsi : Jawa Timur

c. Letak Sekolah : 25 Km dari Kota Blitar

01 Km dari Kecamatan Wonodadi

d. Nama Yayasan : Pondok Pesantren Darul Huda

e. Alamat : Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Wonodadi Blitar

f. NSS/NSM/NDS : 212350514008

g. Status : Swasta

h. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B

i. Tahun Didirikan : 1961

Page 177: minat belajar

j. Tahun Beroperasi : 1972

k. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan

1) Status Tanah : Sertifikasi/Akte

2) Luas Tanah : 11.100 m2

l. Status Bangunan : Milik Yayasan 84

m. Luas Bangunan : 9,866 m2

n. Jumlah Guru : 31

o. Jumlah Siswa : 302

2. Sejarah Berdirinya MTs Darul Huda

Madrasah Darul Huda mengalami evolusi panjang mulai dari berdirinya.

Darul Huda didirikan oleh KH. Said Hamzah tahun 1940. Pada masa awal

berdirinya, Darul huda merupakan Pondok Pesantren Salafiyah yang bernama

Hidayatut Tholibin di mana santri-santrinya banyak yang berasal dari luar

Blitar, bahkan dari luar pulau Jawa di antaranya Gresik, Banyuwangi,

Semarang, Kudus, Cirebon, Palembang, Medan dan juga Makasar. Setelah KH.

Said Wafat, kepemimpinan pondok pesantren salafiyah tersebut digantikan oleh

putra beliau yakni KH. Hasan Badri dan KH. Bustomi. Pada masa ini selain

diajarkan pelajaran pondok salaf seperti Ta’limul Muta’alim, Mantiq, Balaghoh,

Bulughul Marom dan sebagainya, dua Kyai tersebut juga mulai berinisiatif

untuk mendirikan sebuah lembaga formal. Dan keinginan tersebut mendapat

tanggapan baik dari pemerintah dan akhirnya tahun 1960 dapat trealisasikan

dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pada tahun tersebutlah mulai

dibangun fondasi institusi pendidikan formal yang pertama di Pondok Pesantren

Hidayatut Tholibin.

Melihat keberhasilan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mendapat sambutan

luar biasa dari masyarakat, dalam waktu yang relatif singkat yaitu 1 tahun, KH.

Page 178: minat belajar

Hasan Badri dan KH. Bustomi, telah berhasil mendirikan Madrasah Tsanawiyah

(MTs). Kemudian pada pada tahun 1966 dengan resmi perguruan salafiyah 85

hidayatut tholibin menjadi perguruan Darul Huda dan dengan perkembanganya

pada masa itu telah memiliki 7 lembaga. Yakni Pondok Pesantren Darul Huda,

Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah

(MTs), Madrasah Aliyah (MA), Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun dan

Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun.

Setelah KH. Hasan Badri meninggal, KH. Bustomi pindah ke Desa

Dadaplangu karena beliau mendapat amanat untuk mendirikan pondik pesantren

di sana. Dengan kepindahanya ini akhirnya kepemimpinan Darul Huda

diserahkan pada adiknya yang bernama KH. Muhsin. Pada masa ini mulai

terjadi kemunduran di Pondok Pesantren Darul Huda dari sisi jumlah santri.

Namun di tangan beliau inilah pada tahun 1992 mulai dibentuk yayasan secara

formal dengan akta notaris Budi Dharma Kusuma SH No. 17/12/1992 dan mulai

berdirinya koperasi pondok pesantren yang terdiri dari koperasi sekolah dan unit

simpan pinjam.

Tahun 1998 KH. Muhsin meninggal dunia, dan beliau digantikan oleh

Asyharul Muttaqin, S.Pd, M.Ag sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Darul Huda. Banyak perubahan kearah kemajuan yang

dilaksanakan mulai dari mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

diimbangi dengan kemantapan aqidah serta kedalaman spiritual untuk

melahirkan out come yang cerdas, trampil dan berakhlaq mulai. Sebagaimana

Madrasah Darul Huda memiliki konsep pendidikan yang berwawasan tauhid

dan kemanusiaan (teo-antroposentris), holistic dan integrated yang

menghilangkan dikotomi antara ilmu umum dan agama. 86

3. Visi, Misi dan Tujuan

Page 179: minat belajar

a. Visi

Madrasah Darul Huda cerdas, terampil dan berakhlaq mulia

b. Misi

1) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik

2) Meningkatkan sumber daya pendidikan berkapasitas

kepemimpinan yang bersifat Uswatun Hasanah.

3) Menanamkan nilai–nilai religius bernuansa Ahlusunah Waljama’ah

sebagai kultur warga madrasah dan lingkungan belajar.

4) Menghantarkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman

spiritual.

5) Menghasilkan output yang cerdas dan terampil

6) Membangun jaringan berbasis mutual improvement antara

madrasah dengan masyarakat

7) Mewujudkan madrasah efektif yang mengembangkan lingkungan

masyarakat berbasis pengetahuan ( masyarakat belajar )

8) Mewujudkan pengembangan profesionalisme sumber daya

kependidikan

9) Mewujudkan sarana prasarana kependidikan.

10) Mewujudkan perangkat sistem penilaian kependidikan.

11) Mewujudkan pengembangan kelembangaan dan manajemen

kependidikan menuju otonomi madrasah. 87

c. Tujuan

1) Mewujudkan madrasah berorientasi focus learning

2) Mewujudkan silabus dan perangkat pembelajaran untuk tiap mata

pelajaran

3) Mewujudkan metode dan strategi pembelajaran untuk tiap mata

Page 180: minat belajar

pelajaran

4) Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

5) Mewujudkan Peningkatan kegiatan ketrampilan / life skill

6) Mewujudkan tercapainya standart nilai ujian akhir Nasional

7) Mewujudkan siswa memiliki Akhlaq Mulia

8) Mewujudkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman

spiritual

9) Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif

10) Mewujudkan peningkatan sumber daya kependidikan yang

profesional

11) Mewujudkan siswa unggul prestasi akademik dan non akademik

12) Mewujudkan siswa mandiri, kreatif dan terampil

13) Mewujudkan kelembagaan dan manajemen yang berkualitas

14) Mewujudkan peningkatan perangkat penilaian pendidikan

15) Mewujudkan persiapan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi. 88

4. Fasilitas-fasilitas

MTs Darul Huda memasuki tahap perkembangan yang cukup pesat. Hal

ini ditunjang oleh lokasi yang strategis dengan sarana transportasi dan fasilitas

umum seperti kantor pos, perbankan yaitu BRI unit Wonodadi, pasar, dan

layanan kesehatan yaitu RSI H. Mardjoeki dan Puskesmas Wonodadi. Selain

fasilitas penunjang tersebut, MTs Darul Huda juga mempunyai fasilitas sebagai

sarana prasarana untuk mempersiapkan generasi muslim yang berilmu, di

antaranya:

a. Gedung sekolah atau ruang kelas sebagai tempat siswa-siswi menimba ilmu.

b. Laboratorium komputer yang mempunyai program basic Windows 98

Page 181: minat belajar

ditunjang dengan jumlah komputer yang memadai.

c. Perpustakaan. MTs Darul Huda mempunyai 2 perpustakaan. Pertama,

perpustakaan konvensional yakni perpustakaan yang terbentuk sebagaimana

umumnya, yaitu siswa dapat membaca dan meminjam buku dari

perpustakaan tersebut. Kedua, perpustakaan digital dengan menggunakan

sistem komputer. Di mana dengan komputer tersebut, siswa dapat

mengakses beberapa buku hanya dari 1 CD dan kemudian bisa mencetaknya

sebagai bahan bacaan atau sebagai bahan pembuatan karya ilmiah.

d. Masjid yang digunakan sebagai tempat sholat berjama’ah setiap harinya dan

juga berfungsi sebagai pembelajaran lalaran nadhom Alfiyah, Imrithi, sholat

dhuha dan juga istighosah.

e. Sistem administrasi dan keuangan di mana layanannya sudah menggunakan

sistem komputerisasi demi pelayanan yang mudah cepat dan akurat. 89

f. Lapangan yang multifungsi. Yaitu yang digunakan sebagai tempat olah raga,

upacara dan sebagainya.

g. Mesin jahit dan obras yang bertujuan untuk menambah life skill dan

keterampilan siswa.

h. Internet. Pembelajaran melalui dunia maya mulai diperkenalkan sejak tahun

2004. dengan adanya internet siswa diharapkan mampu mencari informasiinformasi terbaru mengenai perkembangan ilmu pengetahuan.

i. Koperasi sekolah “MASDA”, yang menyediakan beberapa keperluan siswa

seperti buku, alat-alat tulis, dan lain sebagainya.

B. Deskripsi Data

1. Persentase Kebiasaan Belajar

Dari data hasil angket/kuesioner yang telah disebarkan pada 91 siswa yang

menjadi sampel dari penelitian ini, dapat diperoleh persentase dari skor tiap-tiap

item tentang kebiasaan belajar yang dijawab oleh responden sebagaimana dapat

Page 182: minat belajar

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 8

Persentase Variabel X1

Frekuensi dan Persentase Item STS TS N S SS

X1.1 0 0% 17 18.7% 24 26.4% 32 35.2% 18 19.8%

X1.2 14 15.4% 26 28.6% 25 27.5% 21 23.1% 5 5.5%

X1.3 4 4.4% 16 17.6% 38 41.8% 20 22.0% 13 14.3%

X1.4 2 2.2% 11 12.1% 24 26.4% 30 33% 24 26.4%

X1.5 0 0% 3 3.3% 15 16.5% 45 49.5% 28 30.8%

X1.6 3 3.3% 14 15.4% 55 60.4% 16 17.6% 3 3.3%

X1.7 2 2.2% 13 14.3% 25 27.5% 32 35.2% 19 20.9%

X1.8 3 3.3% 9 9.9% 27 29.7% 32 35.2% 20 22%

X1.9 3 3.3% 21 23.1% 28 30.8% 28 30.8% 11 12.1%

X1.10 3 3.3% 19 20.9% 30 33% 24 26.4% 15 16.5%90

Frekuensi dan Persentase Item STS TS N S SS

X1.11 1 1.1% 6 6.6% 24 26.4% 40 44% 20 22%

X1.12 1 1.1% 24 26.4% 36 39.6% 28 30.8% 2 2.2%

X1.13 1 1.1% 19 20.9% 29 31.9% 30 33% 12 13.2%

X1.14 0 0% 7 7.7% 20 22% 36 39.6% 28 30.8%

X1.15 2 2.2% 18 19.8% 35 38.5% 26 28.6% 10 11%

X1.16 2 2.2% 6 6.6% 19 20.9% 48 52.7% 16 17.6%

X1.17 1 1.1% 14 15.4% 29 31.9% 27 29.7% 20 22%

Sumber: Data Primer (diolah) dari tabel frequencies

Dari tabel di atas variabel X1 item angket X1.1 siswa/responden yang

menjawab tidak setuju sebanyak 17 siswa (18,7%), netral sebanyak 24 siswa

(26,4%), setuju sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju sebanyak 18

Page 183: minat belajar

siswa (19,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebanyak 50 siswa atau 55%. Item angket X1.2 responden yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), tidak setuju sebanyak 26 siswa

(28,6%), netral sebanyak 25 siswa (27,5%), setuju sebanyak 21 siswa (23,1%),

dan sangat setuju sebanyak 5 siswa (5,5%). Jadi responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju sebanyak 26 siswa atau 33,5%. Item angket X1.3

responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4.4%), tidak

setuju sebanyak 16 siswa (17,6%), netral sebanyak 38 siswa (41,8%), setuju

sebanyak 20 siswa (22%), dan sangat setuju sebanyak 13 siswa (14.3%). Jadi

responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 33 siswa atau

36.3%. Item angket X1.4 responden yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak 11 siswa (12,1%), netral

sebanyak 24 siswa (26,4%), setuju sebanyak 30 siswa (33%), dan sangat setuju

sebanyak 24 siswa (30.8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat

setuju sebanyak 54 siswa atau 63.8%. Item angket X1.5 responden yang 91

menjawab tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), netral sebanyak 15 siswa

(16,5%), setuju sebanyak 45 siswa (49,5%), dan sangat setuju sebanyak 28

siswa (30,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebanyak 73 siswa atau 80,3%. Item angket X1.6 responden yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak 14 siswa

(15,4%), netral sebanyak 55 siswa (60,4%), setuju sebanyak 16 siswa (17,6%),

dan sangat setuju sebanyak 3 siswa (3,3%). Jadi responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju sebanyak 19 siswa atau 20,9%. Pada item angket X1.7

responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak

setuju sebanyak 13 siswa (14,3%), netral sebanyak 25 siswa (27,5%), setuju

sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju sebanyak 19 siswa (20,9%). Jadi

Page 184: minat belajar

responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 51 siswa atau

56,1%. Item angket X1.8 responden yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak 9 siswa (9,9%), netral sebanyak

27 siswa (29,7%), setuju sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju

sebanyak 20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat

setuju sebanyak 52 siswa atau 77,2%. Item angket X1.9 responden yang

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak

21 siswa (23,1%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju sebanyak 28 siswa

(30,8%), dan sangat setuju sebanyak 11 siswa (12,1%). Jadi responden yang

menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 39 siswa atau 42,9%. Item angket

X1.10 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%),

tidak setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 30 siswa (33%), setuju 92

sebanyak 24 siswa (26,4%), dan sangat setuju sebanyak 15 siswa (16,5%). Jadi

responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 39 siswa atau

42,9%. Item angket X1.11 responden yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 6 siswa (6,6%), netral sebanyak

24 siswa (26,4%), setuju sebanyak 40 siswa (44%), dan sangat setuju sebanyak

20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebanyak 60 siswa atau 66%. Item angket X1.12 responden yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 24 siswa

(26,4%), netral sebanyak 36 siswa (39,6%), setuju sebanyak 28 siswa (30,8%),

dan sangat setuju sebanyak 2 siswa (2,2%). Jadi responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju sebanyak 30 siswa atau 33%. Item angket X1.13

responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak

setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju

sebanyak 30 siswa (33%), dan sangat setuju sebanyak 12 siswa (13,2%). Jadi

Page 185: minat belajar

responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 42 siswa atau

46,2%. Item angket X1.14 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 7

siswa (7,7%), netral sebanyak 20 siswa (22%), setuju sebanyak 36 siswa

(39,6%), dan sangat setuju sebanyak 28 siswa (30,8%). Jadi responden yang

menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,4%. Pada item

angket X1.15 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa

(2.2%), tidak setuju sebanyak 18 siswa (19,8%), netral sebanyak 35 siswa

(38,5%), setuju sebanyak 26 siswa (28,6%), dan sangat setuju sebanyak 10

siswa (11%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 93

36 siswa atau 39,6%. Item angket X1.6 responden yang menjawab sangat tidak

setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak 6 siswa (6,6%), netral

sebanyak 19 siswa (20,9%), setuju sebanyak 48 siswa (52,7%), dan sangat

setuju sebanyak 16 siswa (17,6%). Jadi responden yang menjawab setuju dan

sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,3%. Dan terakhir pada variabel X1

adalah Item angket X1.17. Responden yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), netral

sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat

setuju sebanyak 20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan

sangat setuju sebanyak 47 siswa atau 51,7%.

2. Persentase Minat Membaca

Persentase untuk setiap item jawaban angket siswa tentang minat

membaca dapat disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel. 9

Persentase Variabel X2

Frekuensi dan Persentase Item STS TS N S SS

X2.1 8 8,8% 21 23,1% 14 15,4% 33 36,3% 15 16,5%

Page 186: minat belajar

X2.2 4 5,5% 24 26,4% 22 24,2% 34 37,4% 7 7,7%

X2.3 4 4,4% 14 15,4% 29 31,9% 35 38,5% 9 9,9%

X2.4 0 0% 12 13,2% 12 13,2% 46 50,6% 21 23,1%

X2.5 1 1,1% 10 11% 19 20,9% 33 36,3% 28 30,8%

X2.6 1 1,1% 5 5,5% 21 23,1% 35 38,5% 29 31,9%

X2.7 3 3,3% 19 20,9% 28 30,8% 27 29,7% 14 15,4%

X2.8 5 5,5% 24 26,4% 35 38,5% 22 24,2% 5 5,5%

X2.9 2 2,2% 11 12,1% 18 19,8% 43 47,3% 17 18,7%

X2.10 3 3,3% 15 16,5% 34 37,4% 23 25,3% 16 17,6%

X2.11 4 4,4% 29 31,9% 27 29,7% 27 29,7% 4 4,4%

X2.12 10 11% 36 39,6% 28 30,8% 15 16,5% 2 2,2%

X2.13 4 4,4% 20 22% 27 29,7% 25 27,5% 15 16,5%

Sumber: Data Primer (diolah) dari tabel frequencies94

Dari tabel analisis deskriptif variabel X2 dapat dilihat bahwa pada item

angket X2.1 siswa/responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8

siswa (8,8), tidak setuju sebanyak 21 siswa (23,1%), netral sebanyak 14 siswa

(15,4%), setuju sebanyak 33 siswa (36,3%), dan sangat setuju sebanyak 15

siswa (16,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebanyak 48 siswa atau 52,8%. Item angket X2.1 responden yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 24 siswa

(26,4%), netral sebanyak 22 siswa (24,2%), setuju sebanyak 34 siswa (37,4%),

dan sangat setuju sebanyak 7 siswa (7,7%). Jadi responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju sebanyak 41 siswa atau 45,1%. Item angket X2.3

responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak

setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), netral sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju

sebanyak 35 siswa (38,5%), dan sangat setuju sebanyak 9 siswa (9,9%). Jadi

Page 187: minat belajar

responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 38 siswa atau

48,4%. Item angket X2.4 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 12

siswa (13,2%), netral sebanyak 12 siswa (13,2%), setuju sebanyak 46 siswa

(50,6%), dan sangat setuju sebanyak 21 siswa (23,1%). Jadi responden yang

menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 67 siswa atau 73,7%. Pada item

angket X2.5 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa

(1,1%), tidak setuju sebanyak 10 siswa (11%), netral sebanyak 19 siswa

(20,9%), setuju sebanyak 33 siswa (36,3%), dan sangat setuju sebanyak 28

siswa (30,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebanyak 61 siswa atau 67,1%. Item angket X2.6 responden yang menjawab 95

sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 5 siswa

(5,5%), netral sebanyak 21 siswa (23,1%), setuju sebanyak 35 siswa (38,5%),

dan sangat setuju sebanyak 29 siswa (31,9%). Jadi responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,4%. Item angket X2.7

responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak

setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju

sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat setuju sebanyak 14 siswa (15,4%). Jadi

responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 41 siswa atau

45,1%. Item angket X2.8 responden yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 5 siswa (5,5%), tidak setuju sebanyak 24 siswa (26,4%), netral

sebanyak 35 siswa (38,5%), setuju sebanyak 22 siswa (24,2%), dan sangat

setuju sebanyak 5 siswa (5,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan

sangat setuju sebanyak 27 siswa atau 29,7%. Item angket X2.9 responden yang

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak

11 siswa (12,1%), netral sebanyak 18 siswa (19,8%), setuju sebanyak 43 siswa

(47,3%), dan sangat setuju sebanyak 17 siswa (18,7%). Jadi responden yang

Page 188: minat belajar

menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 60 siswa atau 66%. Item angket

X2.10 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%),

tidak setuju sebanyak 15 siswa (16,5%), netral sebanyak 34 siswa (37,4%),

setuju sebanyak 23 siswa (25,3%), dan sangat setuju sebanyak 16 siswa

(17,6%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 36

siswa atau 42,5%. Item angket X2,11 responden yang menjawab sangat tidak

setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 29 siswa (31,9%), netral 96

sebanyak 27 siswa (29,7%), setuju sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat

setuju sebanyak 4 siswa (4,4%). Jadi responden yang menjawab setuju dan

sangat setuju sebanyak 31 siswa atau 34,1%. Item angket X2.12 responden yang

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 10 siswa (11%), tidak setuju sebanyak

36 siswa (39,6%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju sebanyak 15 siswa

(16,5%), dan sangat setuju sebanyak 2 siswa (2,2%). Jadi responden yang

menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 17 siswa atau 18,7%. Dan pada

item angket X2.13 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4

siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 20 siswa (22%), netral sebanyak 27 siswa

(29,7%), setuju sebanyak 25 siswa (27,5%), dan sangat setuju sebanyak 15

siswa (16,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebanyak 40 siswa atau 44%.

3. Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Analisis deskriptif variabel Y (prestasi belajar) di mana pengambilan

datanya adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, dapat dipilah-pilah

sesuai klasifikasi yang peneliti cantumkan dalam bab sebelumnya. Persentase

hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 10

Persentase Variabel Y

Page 189: minat belajar

Frekuensi dan Persentase Materi Gagal Kurang Cukup Baik Sangat baik

Geografi 0 0% 0 0% 0 0% 85 93.4% 6 6.6%

Sosiologi 0 0% 0 0% 0 0% 76 83,5% 15 16,5%

Sejarah 0 0% 0 0% 0 0% 75 82,4% 16 17,6%

Ekonomi 0 0% 1 1,1% 32 35,2% 45 49,5% 13 14,3%

Sumber: Data sekunder (diolah) 97

Dari tabel di atas, pada Y1.1 atau materi geografi, siswa yang mendapat

nilai baik adalah 85 siswa (93,4%), dan sangat baik 6 siswa (6,6%). Pada Y1.2

atau materi sosiologi, siswa yang mendapat nilai baik adalah 76 siswa (83,5%),

dan sangat baik 15 siswa (16,5%). Pada Y1.3 atau materi sejarah, siswa yang

mendapat nilai baik adalah 75 siswa (82,4%), dan sangat baik 16 siswa (17,6%).

Pada Y1.4 atau materi ekonomi, siswa yang mendapat nilai kurang adalah 1 siswa,

cukup 32 siswa (35,2%), nilai baik adalah 45 siswa (49,5%), dan sangat baik 13

siswa (14,3%).

4. Analisis Regresi Ganda

Dari pengolahan data dengan menggunakan analisis SPSS for Windows,

dapat diketahui bahwa hasil dari regresi linear ganda adalah sebagaimana tabel

berikut:

Tabel. 11

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel

Independen

Unstandardized

coeficients

B

Standardized

Page 190: minat belajar

Coefficients

Beta

T hitung Sig.

(Constant) ,474 3,132 ,002*

X1 ,079 ,084 2,146 ,035**

X2 ,796 ,913 23,388 ,000*

R

2

R

F-hitung

Sig. F

Alpha (α) = 5%

0,871

0,933

297,056

0, 000

Keterangan:

* = Signifikan level 1%

** = Signifikan level 5%

Sumber: Data primer (diolah) dari tabel Regression

Dari hasil analisis dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk

hubungan antara variabel independen yaitu kebiasaan belajar (X1) dan minat

membaca (X2) dengan variabel dependen yaitu prestasi belajar mata pelajaran 98

IPS menunjukkan hubungan linear, sehingga model linearnya dapat ditulis

dengan persamaan sebagai berikut:

Prestasi belajar (Y) = 0,474+ 0,07874 X1+ 0,796 X2

Page 191: minat belajar

Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan

pada variabel kebiasaan belajar (X1) dan minat membaca (X2). Sedangkan

pada nilai konstannya juga menunjukkan angka yang signifikan. Adapun

interpretasi dari persamaan tersebut adalah:

1. b0 = 0,474

Nilai konstan ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel kebiasaan

belajar (X1) dan variabel minat membaca (X2) maka prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPS sebesar 0,474. Dalam arti kata prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPS akan meningkat sebesar 0,474 sebelum atau tanpa

adanya variabel kebiasaan belajar dan minat membaca (X1 dan X2 = 0).

2. b1 = 0,079

Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap

variabel kebiasaan belajar (X1) meningkat 1 kali, maka prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat pula sebesar 0,079 kali. Atau

dengan kata lain setiap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS dibutuhkan variabel kebiasaan belajar sebesar 0,079, dengan

asumsi variabel bebas yang lain tetap (X2 = 0) atau citeris paribus.

3. b2 = 0,796

Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap

setiap variabel minat membaca (X2) meningkat 1 kali, maka prestasi belajar 99

siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat pula sebesar 0,796 kali. Atau

dengan kata lain setiap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS dibutuhkan variabel minat membaca sebesar 0,796. dengan

asumsi variabel bebas yang lain tetap (X1 = 0) atau citeris paribus.

Koefisien korelasi ganda R (multipler) yang diperoleh sebesar 0,933 atau

93%, menunjukkan besarnya derajat keeratan hubungan antara variabel

Page 192: minat belajar

kebiasaan belajar dan minat membaca (X1, X2) dengan prestasi belajar mata

pelajaran IPS (Y). Dengan kata lain koefisien korelasi antara variabel kebiasaan

belajar dan minat membaca dengan variabel prestasi belajar mata pelajaran IPS

berpengaruh secara signifikan dengan angka korelasi sebesar 0,933. Koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,871 atau 0,87% hal ini menunjukkan besarnya

pengaruh variabel kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi

belajar mata pelajaran IPS. Artinya prestasi belajar pada mata pelajaran IPS

siswa dijelaskan oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 0,87%.

Sedangkan sisanya sebesar 0,129 atau 13% dijelaskan oleh variabel lain diluar

penelitian.

C. Pengujian Hipotesis

Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan dua jenis uji hipotesis. Yaitu uji individual atau parsial

variabel dengan menggunakan uji t dan uji serentak atau simultan dengan

menggunakan uji F. 100

1. Uji Parsial

Yang dimaksud uji parsial (t-test) dalam penelitian ini adalah untuk

menunjukkan apakah variabel bebas yakni kebiasaan membaca (X1) dan minat

membaca (X2) secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat yakni prestasi belajar (Y). Serta untuk membuktikan variabel

manakah yang paling dominan.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya t tabel pada

signifikansi 5% dua sisi.

Tabel. 12

Hasil Uji Hipotesis t-Test

Hipotesis Ha Nilai Status

Page 193: minat belajar

1 Terdapat pengaruh yang signifikan

secara parsial antara kebiasaan belajar

terhadap prestasi belajar mata pelajaran

IPS

t = 2,146

sig t = 0,035

t tabel= 1,980

Ha diterima/

Ho ditolak

2 Terdapat pengaruh yang signifikan

secara parsial antara minat membaca

terhadap prestasi belajar mata pelajaran

IPS

t = 23, 388

sig t = 0,000

t tabel= 1,980

Ha diterima/

Ho ditolak

Sumber: Data primer (diolah)

a. Variabel kebiasaan belajar

Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel kebiasaan belajar

memiliki nilai t hitung sebesar 2,146 dengan nilai signifikansi 0,035. Dan nilai

t hitung tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan t tabel (2,146 > 1,980)

dengan demikian pengujian menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil

ini memperlihatkan bahwa variabel kebiasaan belajar berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. 101

Page 194: minat belajar

b. Variabel minat membaca

Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel minat membaca memiliki

nilai t hitung sebesar 23,388 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan nilai t hitung

tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan t tabel (23,388 > 1,980) dengan

demikian pengujian menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil ini

memperlihatkan bahwa variabel minat membaca secara individu juga

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.

2. Uji Simultan

Yang dimaksud uji simultan (F-test) dalam penelitian ini adalah untuk

menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu kebiasaan belajar (X1) dan

minat membaca (X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar (Y). Berikut

ini adalah hasil uji F dan besarnya F tabel:

Tabel. 13

Hasil Uji Hipotesis F-Test

1 Hipotesis Ha Nilai Status

Terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama

antara kebiasaan belajar dan

minat membaca terhadap

prestasi belajar mata pelajaran

IPS

F = 297,056

Sig F = 0,000

F tabel = 3,11

Ha diterima/ Ho

Page 195: minat belajar

ditolak

Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan tabel tersebut, pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji F yaitu pengujian secara serentak, pengaruh kebiasaan belajar

(X1) dan minat membaca (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS.

Pada pengujian ini, Ha diterima dengan ditunjukkan besarnya F hitung sebesar 102

297,056 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan nilai F hitung lebih besar dari F tabel

(297,056 > 3,11). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan secara serentak dari variabel kebiasaan belajar (X1) dan minat

membaca (X2) terhadap variabel prestasi belajar (Y). 103

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata

Pelajaran IPS

Sebagaimana diketahui bahwasanya menurut Dimyati dan Mudjiono,96

kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar

sekaligus hasil belajar yang biasa disebut prestasi belajar. Hal tersebut sesuai

dengan hasil analisis data penelitian melalui uji t-test sebesar 2,146 dengan

tingkat kesalahan 0,035 (signifikan level 5%) dan t tabel 1,980 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Atau dengan kata lain kebiasaan belajar mempunyai pengaruh

positif dan signifikan secara individual terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

pada mata pelajaran IPS. Artinya dengan melakukan kebiasaan baik dalam

belajar, maka siswa akan memperoleh prestasi yang baik dalam studinya. Hal

tersebut senada dengan pendapat Gie97 bahwa dengan melaksanakan kebiasaankebiasaan belajar yang baik maka siswa akan lebih cepat dalam menguasai apa

yang dipelajarinya untuk mencapai kemajuan studi dan sukses di sekolahnya. Ini

juga sesuai dengan hadist Nabi SAW yang menyebutkan bahwasanya seseorang

Page 196: minat belajar

yang membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar maka

akan memperoleh kebaikan. Yaitu:

ان= لص ا د ي ق هدى الى برال برال انو يهدى الى جال و نة ان ر ال ج لي ل صد ح ق تى

ي بكت ن دع� صد هللاا ي قا

96 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.

246

97 The Liang Gie, Cara Belajar Yang efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hlm.

193104

Artinya: “Sesungguhnya as-shidq (bersikap benar) itu membawa kepada

kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang

membiasakan diri bersikap benar, maka tercatat di sisi Allah sebagai

shiddiq (orang yang benar)” 98

Dari hadist tersebut dapat diambil suatu pelajaran bahwasanya dengan

membiasakan diri bersikap benar atau dalam hal ini yaitu membiasakan diri

untuk melakukan kebiasaan yang baik dalam belajar maka imbalanya adalah

sebuah kebaikan yaitu kesuksesan studi atau prestasi belajar yang baik.

Pada dasarnya siswa-siswi kelas VIII MTs Darul Huda sudah cukup

melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam belajar. Walaupun masih

ada beberapa siswa yang belum membiasakan diri melakukannya. Hal ini

terbukti dari jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesionair

mengenai kebiasaan belajar yang dilakukan yang dapat dilihat pada hasil

deskripsi variabel X1, di antaranya:

1. Dari segi keteraturan dalam belajar, siswa yang tetap belajar teratur

walaupun tidak ada ujian adalah 55%, siswa yang selalu belajar diwaktu

yang sama dan di tempat yang sama adalah 33,5%, siswa yang belajar

teratur minimal 30 menit perhari adalah 36,3% dan siswa yang selalu

Page 197: minat belajar

menghindari Craming dalam belajar adalah 63,8%.

2. Dari segi kebiasaan mempersiapkan keperluan studi, siswa yang selalu

mempersiapkan semua buku-buku pelajaran dan tugas pada malam harinya

sebelum berangkat sekolah adalah 80,3%, dan karena persiapanya tersebut

98 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah

Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 49105

sehingga 20,9% siswa menyatakan tidak pernah mengerjakan PR di

sekolahan dan siswa yang tidak pernah lupa membawa peralatannya adalah

56,1%.

3. Dari segi kebiasaan hadir di kelas sebelum pelajaran, siswa yang tidak

pernah terlambat masuk kelas 77,2%, siswa yang disiplin hadir 15 menit

sebelum pelajaran dimulai 42,9%, dan siswa yang tidak pernah ketinggalan

materi pelajaran walaupun hanya 5 menit 42,9%.

4. Dari segi kebiasaan belajar sampai paham dan tuntas, siswa yang selalu

memahami materi yang dipelajari 66%, siswa yang mampu menyikapi

pelajaran secara kritis 33%, siswa yang selalu mencatat hal-hal yang belum

dimengerti dan selalu mengingat-ingatnya sampai benar-benar hafal adalah

46,2%, dan siswa yang selalu menanyakan materi yang belum difahaminya

70,4%.

5. Dari segi kebiasaan dalam mengunjungi perpustakaan, siswa yang sering

mengunjungi perpustakaan 39,6%, siswa yang selalu memanfaatkan fasilitas

perpustakaan baik untuk belajar, mengerjakan tugas yang diberikan guru,

maupun untuk meminjam buku 70,3%, siswa yang mengetahui segala

peraturan perpustakaan 51,7%.

Kebiasaan belajar yang rata-rata masih kurang baik tersebut dapat

mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh, dan dapat dilihat dari prestasi

Page 198: minat belajar

belajar beberapa siswa kelas VIII masih kurang dari standar nilai yang baik

dalam dunia pendidikan, walaupun sebagian siswa sudah mendapat nilai yang

baik pada mata pelajaran IPS (lihat lampiran 2). Kenyataan tersebut sesuai 106

dengan pendapat Gie,99 bahwa suatu kebiasaan yang sudah tertanam akan

membentuk corak dari individu yaitu individu yang sukses jika mempunyai

kebiasaan belajar yang baik dan individu yang gagal jika mempunyai kebiasaan

belajar yang buruk.

B. Pengaruh Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata

Pelajaran IPS

Sama halnya dengan kebiasaan belajar, minat membaca juga mempunyai

peranan penting dalam belajar dan prestasi belajar siswa. Sehingga selain

mempunyai kebiasaan belajar yang baik, siswa juga harus meningkatkan minat

untuk membaca apabila ia menginginkan prestasi yang baik di sekolahnya. Hasil

analisis uji hipotesis t-test tentang minat membaca membuktikan bahwa minat

membaca berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

Dengan nilai posif t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dengan tingkat kesalahan 0,000

(signifikan level 1%). Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Atau dengan kata lain

minat membaca berpengaruh positif dan signifikan secara individual terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Yang berarti dengan adanya

minat membaca yang tinggi khususnya membaca buku-buku pelajaran IPS,

maka siswa akan memperoleh prestasi yang baik pada mata pelajaran tersebut.

Hal itu sejalan dengan teori yang ditegaskan oleh Wigfield dan Gutrie bahwa

siswa yang mempunyai minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di

99 The Liang Gie, Op. cit, hlm. 192107

sekolah.100 Dan teori tersebut juga sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Q.S

Al Alaq ayat 1-5 yang artinya:

Page 199: minat belajar

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”.

Ayat tersebut merupakan bentuk perintah kepada manusia, khususnya

orang Islam untuk mencari ilmu pengetahuan lewat bacaan, karena pada

hakikatnya ilmu dapat diperoleh lewat perantaraan kalam (baca, tulis). Dan

bacaan lah jendela penghubung manusia dengan ilmu pengetahuan.

Dari hasil deskripsi Variabel X2 telah diperoleh bahwa minat membaca

siswa kelas VIII MTs Darul Huda masih cukup rendah, hal tersebut terbukti dari

sikap mereka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan membaca juga kurang.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat minat membaca siswa dapat dilihat:

1. Dari segi kesenangan dalam membaca, siswa yang mulai suka membaca

sebelum masuk MTs sebesar 52,8%, siswa yang mengaku memiliki

kesenangan tersendiri saat membaca khususnya materi IPS adalah 45,1%,

siswa yang lebih menyukai membaca buku pelajaran dari pada bermain

ketika waktu luang 48,4%, dan siswa yang membaca dengan senang hati

tanpa ada keterpaksaan 73,7%.

100 Wigfield dan Gutrine dalam Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua

Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan

(http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/ artikel/ss-1. Pdf, diakses: 6 januari 2007), hlm. 1108

2. Dari segi kesadaran akan manfaat membaca, siswa yang menyadari bahwa ia

membaca buku-buku pelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan

67,1%, siswa yang sadar bahwa dengan membaca akan mendatangkan

Page 200: minat belajar

kesuksesan 70,4%, dan siswa yang sadar bahwa dengan membaca materimateri IPS maka ia akan memperoleh nilai yang baik 45,1%

3. Dari segi frekuensi membaca, siswa yang mengaku sering membaca hanya

29,7%, siswa yang selalu menyempatkan membaca walaupun beberapa

menit adalah 66%, dan siswa yang selalu menggunakan waktu luangnya

baik di sekolah maupun di rumah untuk membaca buku, koran, atau majalah

42,5%

4. Dari segi jumlah buku yang pernah dibaca, siswa yang sudah membaca lebih

dari 3 buku yang berhubungan dengan materi IPS adalah 34,1%, siswa yang

dapat menyelesaikan membaca 1 buku pelajaran dalam 1 hari 18,7%, siswa

yang banyak memiliki koleksi buku-buku pelajaran atau buku-buku bacaan

lain 44%

Keadaan minat membaca siswa kelas VIII Mts Darul Huda yang rata-rata

masih kurang tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh, dan

dapat dibuktikan dari prestasi belajar beberapa siswa kelas VIII yang juga masih

kurang dari standar nilai yang baik dalam dunia pendidikan, walaupun sebagian

siswa sudah mendapat nilai yang baik pada mata pelajaran IPS (lihat lampiran

2). Dan kenyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat Wigfield dan Gutrie

di atas. 109

C. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi

Belajar Pada Mata Pelajaran IPS

Pada dasarnya belajar menurut Gagne merupakan proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, juga tingkah

laku. Belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau pengetahuan yang

diperoleh seseorang dari instruksi.101 Dan kebiasaan belajar yang baik juga

adanya minat untuk membaca sudah merupakan tugas bagi seorang siswa yang

menginginkan sukses dalam studinya, karena proses untuk mendapatkan

Page 201: minat belajar

penguasaan pengetahuan tidak dapat terlepas dari adanya kebiasaan belajar baik

dan minat membaca yang tinggi. Dari hasil analisis regresi ganda menunjukkan

bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0.871 yang berarti variabel

prestasi belajar dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kebiasaan belajar

dan minat membaca sebesar 87,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain di luar penelitian. Hasil uji F sebesar 297,056 dengan

signifikansi 0,000 (tepat/ signifikan pada level 1%) dan nilai F hitung tersebut

lebih besar jika dibandingkan dengan F tabel (297,056>3,11). Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar. Atau dengan

kata lain jika seorang siswa banyak melakukan kebiasaan belajar yang baik juga

mempunyai minat membaca yang tinggi maka prestasi belajarnya pun akan

meningkat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Henry

Clay Lindgren102 bahwa 2 faktor yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

101 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), hlm. 13

102 Henry ClayLindgren sebagaimana dikutip oleh TheLiangGie, Op. cit, hlm. 195110

studi adalah kebiasaan dan minat. Kecerdasan saja tidak cukup untuk

menjadikan sukses dalam studi apabila tidak diikuti oleh kebiasaan-kebiasaan

yang baik dalam belajar dan juga tingginya minat untuk membaca buku-buku

pengetahuan yang berkenaan dengan materi pelajaran.

Selain itu dapat dibuktikan pula pada rincian faktor-faktor yang dapat

berpengaruh terhadap belajar dan prestasi belajar di mana menurut Dimyati dan

Mudjiono103 dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor internal yang terdiri dari:sikap

terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah

bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan

Page 202: minat belajar

menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan menggali hasil belajar yang

tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja, kebiasaan belajar, dan

cita-cita siswa. Dan faktor eksternal yang meliputi: guru sebagai pembina

belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan

sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah. Kemudian Slameto juga

berpendapat bahwa minat membaca sekaligus kebiasaan belajar juga merupakan

faktor yang berpengaruh besar terhadap belajar sekaligus prestasi belajar.104

Siswa kelas VIII MTs Darul Huda sebagian besar masih kurang mempunyai

kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang cukup rendah, sehingga

prestasi belajar pada mata pelajaran IPSnya pun beberapa siswa masih ada yang

kurang dari standar. Apalagi mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang

terus berkembang sesuai kondisi sosial masyarakat yang dinamis, maka minat

membaca yang tinggi diikuti adanya kebiasaan belajar yang baik akan benar-

103 Dimyati dan Mudjiono, Op. cit, hlm. 235-253

104 Slameto, Op. cit, hlm. 57 dan 82111

benar membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya. Selain itu

prestasi yang didapat seorang siswa merupakan kesesuaian antara usaha dengan

hasil yang didapat, sejalan dengan apa yang telah tercantum dalam Q.S AlAhqaaf ayat 19, sebagai berikut:

Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah

mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.

Oleh karena itu, seorang siswa yang sungguh-sungguh berusaha melakukan

hal yang berkaitan dengan belajar, maka akan mendapatkan hasil yang

sebanding dengan usaha tersebut. Sehingga bagi siswa kelas VIII MTs Darul

Huda peningkatan dalam melaksanakan kebiasaan belajar yang baik dan minat

Page 203: minat belajar

membaca harus selalu dilakukan, demi meraih tujuan belajar itu sendiri. Yang

dapat merubah apakah nantinya siswa sukses dan mendapat prestasi yang baik

atau tidak, kunci utamanya ada pada diri masing-masing siswa, hal itu sesuai

dengan pendapat penganut teori belajar konstruktivistik, yaitu pelajar sendirilah

yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Firman Allah dalam Al-Quran

surat Ar-Ra’d ayat 11, juga menyebutkan :

112

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka

tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia”.

Kebiasaan belajar dan minat membaca merupakan persoalan yang sangat

penting dalam dunia pendidikan. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi

prestasi belajar yang akan diperoleh seorang siswa. Oleh karena itu, sudah

seharusnya bagi seorang siswa khususnya siswa-siswi kelas VIII MTs Darul

Huda yang belum banyak mempunyai kebiasaan baik dalam belajar dan minat

membaca yang masih rendah, dapat lebih menumbuh kembangkan kebiasaankebiasaan baik dalam hal belajar dan meningkatkan minatnya terhadap bacaan.

Upaya untuk pengembangan kebiasaan belajar yang baik dan peningkatan minat

membaca siswa tersebut harus dimulai sejak dini, sehingga nantinya siswa tidak

akan mengalami kesulitan dalam proses belajar dan dapat memperoleh prestasi

belajar yang maksimal. 113

BAB VI

PENUTUP

Page 204: minat belajar

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas

VIII pada mata pelajaran IPS secara parsial dengan nilai t hitung sebesar

2,146, variabel ini dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada

mata pelajaran IPS sebab t hitung 2,146 > t tabel 1,980 dalam hal ini Ha

diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai signifikan 0,035 ≤ 0,05. Artinya

apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik maka prestasi belajarnya

juga baik, atau dengan kata lain semakin baik kebiasaan belajar yang

dilakukan siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang

diperolehnya..

2. Variabel minat membaca berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas

VIII pada mata pelajaran IPS secara parsial dengan nilai t hitung sebesar

23,388, variabel ini dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada

mata pelajaran IPS sebab t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dalam hal ini Ha

diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05.

Artinya apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap bacaan

khususnya yang berhubungan dengan pelajaran IPS maka prestasi belajarnya

juga baik, atau dengan kata lain semakin tinggi minat membaca siswa maka

semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperolehnya.. 114

3. Secara simultan variabel kebiasaan belajar dan minat membaca berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS, dengan

nilai koefisien determinan (R square) sebesar 0,871 atau 87,1% dan F hitung

sebesar 297,056. Secara bersama-sama kedua variabel ini dikatakan

berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS sebab F hitung

Page 205: minat belajar

297,056 > F tabel 3,11 dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai

signifikan sebesar 0,000, maka variabel kebiasaan belajar dan minat

membaca mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa

kelas VIII pada mata pelajaran IPS secara positif dan signifikan, sebab nilai

signifikan ≤ 0,05. Artinya apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang

baik juga minat membaca yang tinggi maka prestasi belajarnya juga baik,

atau dengan kata lain semakin baik kebiasaan belajar dan semakin tinggi

minat membaca siswa, maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang

diperolehnya.

B. Saran-Saran

1. Orang tua sebaiknya juga ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan

belajar putra putrinya yaitu dengan jalan selalu memperhatikan kebiasaan

belajar mereka juga minat mereka terhadap bacaan khususnya yang

berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah, agar nantinya dapat

tercapai hasil belajar sebagaimana yang diinginkan.

2. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan dapat menanamkan

kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang tinggi terhadap

siswanya tanpa membeda-bedakan status sosial dan taraf pikir siswanya. 115

3. Bagi siswa sendiri khususnya siswa kelas VIII MTs Darul Huda, juga sudah

merupakan kewajiban untuk benar-benar memperhatikan kebiasaan

belajarnya dan terus berusaha meningkatkan minatnya terhadap bacaan,

karena hal tersebut dapat mendatangkan kesuksesan dalam studi. 116

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1993. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Solo: Aneka

Al-Qur’an dan Terjemahnya Jilid II. Tanpa Tahun. Kudus: Mubarokatan

Toyyibah

Page 206: minat belajar

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta

A.S, Ichwani. Budaya Membaca. Diakses 03 November 2006.

http://www.Pontianakpost.com/ berita/index.asp? Berita=opini&id=96937

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum. Diakses 20 Mei 2007. Model

Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB. http//www.Puskur.

Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum. Diakses 20 Mei 2007. Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), http//www.

Puskur.Net/inc/si/smp/pengetahuan sosial.pdf

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan

Study

________. 1995. Cara Belajar Yang Efisien Jilid II. Yogyakarta: Liberty

Hurlock, Elizabet B. 1993. Perkembangan anak, terj., Meitasari Tjandrasa.

Jakarta: Erlangga

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: Remaja Rosdakarya 117

Page 207: minat belajar

Poerwodarminto, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

R. Covey, Stephen. 1993. The 7 Habits Of Highly Ef ective People. terj.

Budijanto. Jakarta: Bina Aksara,

Sandjaja, Soejanto. Diakses 6 Januari 2007. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua

Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stress

Lingkungan. http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/ artikel/ss-1.Pdf

Singarimbun dan Efendi. 1989. Metode Statistik Survey. Jakarta: LP3ES

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta

Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif . Jakarta:

Gramedia Pustaka

Soemanto Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Suroso. Diakses 11 Januari 2007. Kemampuan Membeli Buku dan Minat

Membaca,http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/28/0075.htm

l

Supriyatno, Triyo. Malang 18 Juni 2007. Teori Belajar Konstruktivistik: Aplikasi

dalam Dunia Belajar Siswa dan Dunia mengajar Guru, Makalah Disajikan

dalam Perkuliahan Program Akta VI, Universitas Islam Negeri (UIN)

Malang

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan

Belajar di Perguruan Tinggi Amerika. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Page 208: minat belajar

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Winkel, W. S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Zaini, Sjahminan dan Muhaimin. 1991. Belajar Sebagai Sarana Pengembangan

Fitrah Manusia. Jakarta: Kalam Mulia 118

Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI MTs DARUL HUDA

PKM Kurikulum

Hidayatul Chofsah, S.E

PKM Kesiswaan

Dwi Endro P, S.Pd

PKM Sarana Prasarana

Ahmad Khotib, S.Hi

PKM Humas

Mujiono, S.Pdi

Bimbingan Penyuluhan

Wali

Kelas

Wali

G Kelas uru Piket

Koordinator

SISWA

Ketua Yayasan

Kyai Drs. Ibnu Sholeh

Kepala Madrasah

Asyharul Muttaqin, S.Pd, M.Ag

Page 209: minat belajar

Kepala T.U

Abdullah Asbah, S.Ag

Komite Madrasah

Drs. Masroni 119

Lampiran 2

NILAI MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A

No Nama Geografi Sosiologi Sejarah Ekonomi

1 A. Ulin Nuha 70 65 76 53

2 Andariyatul Maslukhi 75 70 64 71

3 Anis Miftakhul Kh 70 65 68 61

4 Binti Wafirotun N 75 65 76 74

5 Choirul Anwar 65 65 66 39

6 Dewi Toyyibah 65 75 68 55

7 Edi Riyanto 70 70 74 62

8 Eka Noviana 70 70 66 62

9 Eko Wahyudi 70 70 68 56

10 Evita Amelia 70 70 70 66

11 Fahrul Alnisya 80 65 76 92

12 Fathul Umam 75 80 72 49

13 Heri Purwanto 70 65 74 56

14 Ika Lailatul S 70 70 70 66

15 Ipnu Rozakia Faruq 65 60 68 52

16 Lailatul Badriyah 70 80 76 61

17 Lailatul Khusna 65 65 74 57

18 Lena Husnaini 70 70 68 66

19 Lutfatul Khasanah 70 70 72 74

Page 210: minat belajar

20 M. Ali Shadik 75 70 66 39

21 M. Anwar Ma'rufi 70 75 74 70

22 M. Fathur Rohman 65 75 64 79

23 M. Hamim Fuadi 80 75 72 62

24 M. Kanzul Firdausi 85 75 80 84

25 M. Lathoiful Fikri 70 70 72 61

26 M. Miftahur Rohman 70 70 66 52

27 M. Nur Rohman 75 60 70 47

28 M. Nurul Huda 85 75 82 83

29 M. Rofik Arianto 65 60 66 45

30 M. Saifudin 65 65 78 60

31 M. Saiful Arifin 75 65 70 56

32 Maimunah 65 70 72 46

33 Mukhlis Zulaikhah 70 75 66 67

34 Nur Fulandari 65 75 68 46

35 Nur Hidayah 75 75 76 70

36 Nurul Aini Maulidah 65 65 64 56

37 Prapti Fatma S 65 80 72 56

38 Samsudin 65 70 74 43

39 Siti Halimatus S 80 65 72 79

40 Siti Khabibatul Kh 70 70 70 52

41 Siti Khisatur R 65 75 74 62

42 Siti Maimunah 70 65 66 55 120

43 Siti Maslikah 65 60 72 59

44 Siti Milatul Ainiyah 75 70 74 69

45 Siti Nadiroh 75 70 76 79

Page 211: minat belajar

46 Siti Qonifatur R 75 70 78 75

47 Sunawan 75 60 82 57

48 Ummu Lubba A 70 75 62 71 121

NILAI MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII B

No Nama Geografi Sejarah Sosiologi Ekonomi

1 Adi Lukito 65 65 78 50

2 Ah. Adi Munawar 75 85 82 87

3 Ah. Adi Munawir 65 80 76 77

4 Ah. Habibun Niza 60 75 70 59

5 Ah. Syaifudin Zuhri 65 80 82 78

6 Aniswatuz Zuhriyah 60 80 76 67

7 Asnaful Husni 65 75 78 75

8 Desi Atika Sari 60 70 64 73

9 Dewi Binti Rosidah 60 70 72 77

10 Dewi Kholifatus S 65 75 68 61

11 Erni Ernawati 65 75 74 87

12 Eni Purwati 60 80 68 73

13 Faidatul Azizah 75 70 66 72

14 Imam Mudawari 65 70 62 70

15 Imamatul Khamidah 75 80 74 81

16 Intazul Fikriyah 80 75 82 63

17 Iswatul Khasanah 70 70 80 80

18 Jamal Ma'rufin 70 75 82 72

19 Jauharotun Nisa' 75 70 76 74

20 Lailatul Badriyah 65 70 66 64

21 Lailatul Fitriyah 70 60 72 52

Page 212: minat belajar

22 Linda Fatmawati 75 70 78 60

23 Moh. Bahrudin 60 65 88 58

24 Moh. Hasan As'ari 65 75 66 54

25 Moh. Irfan 65 70 74 57

26 Moh. Irsyadun Najib 75 80 78 72

27 Moh. Khoirun Ni'am 65 75 84 61

28 Moh. Khomarudin 65 75 86 53

29 Moh. Khorisudin 60 75 78 57

30 Moh. Mukharom 60 70 62 57

31 Moh. Riyadil Basori 65 80 78 81

32 Nafisatul Azizah 70 75 78 100

33 Ni'matus Sa'diyah 65 80 80 70

34 Nur Khasanah 65 75 78 81

35 Nur Laila Fitriyah 75 75 82 100

36 Nurul Hidayati A 60 75 76 67

37 Nur Atim Hariyanto 75 80 78 64

38 Rofiatul Arifah 65 70 78 79

39 Setiyo Heri Irawan 60 65 76 51

40 Susilo Catur Wibowo 60 70 66 58

41 Umi Farida 75 75 82 81

42 Umi Shoimah 75 80 80 97

43 Wike Ratomi Fuadati 70 80 82 82 122

Lampiran 3

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

FAKULTAS TARBIYAH

Page 213: minat belajar

Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551345 Fax. (0341) 572533

Angket Siswa

I. Pengantar

Dalam rangka pengambilan data dalam penelitian skripsi sesuai dengan

judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda

Wonodadi Blitar, yang digunakan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, maka dengan ini diharapkan kesediaan siswa untuk mengisi

angket dengan sejujurnya dan keadaan yang sebenarnya. Kejujuran Anda dalam

mengisi angket ini akan sangat membantu dalam penelitian ini.

Tidak ada jawaban yang dianggap salah, jawaban yang benar adalah

jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda, atas kesediaan dan kerja sama Anda

mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih dan selamat mengerjakan

II. Petunjuk:

1. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang Anda

anggap sesuai. Dengan kriteria jawaban sebagai berikut:

A. SS : apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut

S : apabila Anda setuju dengan pernyataan tersebut

N : apabila Anda netral dengan pernyataan tersebut

KS : apabila anda Kurang setuju dengan pernyataan tersebut

TS : apabila anda Tidak setuju dengan pernyataan tersebut

III. Identitas Siswa

1. Nama Siswa :

2. Kelas : 123

Kebiasaan Belajar (X1)

Page 214: minat belajar

No Kriteria jawaban

Item

Pernyataan SS S N TS STS

1

2

3

4

Indikator 1: Kebiasaan belajar secara

teratur

Setiap malam saya belajar dengan teratur

walaupun tidak ada ujian/ulangan

Saya selalu belajar diwaktu yang sama dan

di tempat yang sama

Saya biasa belajar teratur minimal 30 menit

perhari

Saya tidak suka menumpuk-numpuk materi

pelajaran yang harus dipelajari

5

6

7

Indikator 2: Kebiasaan mempersiapkan

keperluan studi pada malam hari

Saya selalu mempersiapkan semua buku

pelajaran dan tugas-tugas pada malam

harinya sebelum berangkat sekolah

Saya tidak pernah mengerjakan tugas/PR di

Page 215: minat belajar

sekolahan

Saya tidak pernah lupa membawa peralatan

yang saya butuhkan di sekolahan

8

9

10

Indikator 3: Kebiasaan hadir dikelas

sebelum pelajaran dimulai

Saya tidak pernah terlambat masuk kelas

Saya membiasakan berdisiplin untuk hadir

di kelas 15 menit sebelum pelajaran dimulai

Saya tidak pernah ketinggalan materi

pelajaran walaupun hanya 5 menit 124

11

12

13

14

Indikator 4: Kebiasaan belajar sampai

paham dan tuntas

Saat belajar saya memahami materi yang

saya pelajari

Setiap pelajaran yang saya pelajari selama

ini mampu saya sikapi secara kritis

Saat ada materi yang belum saya mengerti,

saya akan mencatat dan mengingat-ingatnya

sampai benar-benar hafal

Page 216: minat belajar

Saat ada materi yang belum saya fahami,

saya selalu menanyakannya pada teman

atau guru sampai faham

15

16

17

Indikator 5: Kebiasaan mengunjungi

perpustakaan

Saya sering mengunjungi perpustakaan

Saya selalu memanfaatkan fasilitas

perpustakaan baik untuk belajar,

mengerjakan tugas, maupun meminjam

buku-buku pelajaran

Saya juga mengetahui peraturan-peraturan

yang ada di perpustakaan seperti batas

waktu dan jumlah peminjaman buku

Minat Membaca (X2)

Kriteria Jawaban No Pernyataan SS S N TS STS

1

2

3

Indikator 1: Kesenangan Membaca

Saya mulai suka membaca sebelum masuk

MTs

Saya memiliki kesenangan tersendiri saat

membaca. Khususnya yang berhubungan

Page 217: minat belajar

dengan materi IPS

Saya lebih suka membaca buku-buku

pelajaran dari pada bermain ketika

menganggur 125

4 Setiap membaca suatu bacaan, saya

melakukannya dengan senang hati tanpa ada

keterpaksaan

5

6

7

Indikator 2: Kesadaran akan manfaat

membaca

Saya banyak membaca buku-buku pelajaran

untuk menambah wawasan dan pengetahuan

Saya suka membaca demi kesuksesan saya

Saya banyak membaca materi-materi IPS,

untuk memperoleh nilai yang baik pada mata

pelajaran tersebut

8

9

10

Indikator 3: Frekuensi membaca

Saya termasuk siswa yang sering membaca

Setiap hari saya selalu menyempatkan

membaca walaupun hanya beberapa menit

saja

Page 218: minat belajar

Saya selalu menggunakan waktu luang saya di

sekolah maupun di rumah untuk membaca

buku, Koran atau majalah

11

12

13

Indikator 4: Jumlah buku yang pernah

dibaca

Saya sudah membaca lebih dari 3 buku yang

berhubungan dengan materi IPS, baik

sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi

Saya dapat menyelesaikan membaca 1 buku

pelajaran dalam 1 hari

Saya memiliki banyak koleksi buku, baik

tentang pelajaran ataupun buku-buku bacaan

lain. 126127

Lampiran 5

Frequency Table Kebiasaan Belajar (X1)

x1.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

2.00 17 18.7 18.7 18.7

3.00 24 26.4 26.4 45.1

4.00 32 35.2 35.2 80.2

5.00 18 19.8 19.8 100.0

Page 219: minat belajar

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 14 15.4 15.4 15.4

2.00 26 28.6 28.6 44.0

3.00 25 27.5 27.5 71.4

4.00 21 23.1 23.1 94.5

5.00 5 5.5 5.5 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 4 4.4 4.4 4.4

2.00 16 17.6 17.6 22.0

3.00 38 41.8 41.8 63.7

4.00 20 22.0 22.0 85.7

5.00 13 14.3 14.3 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.4

Frequency Percent Valid Percent

Page 220: minat belajar

Cumulative

Percent

1.00 2 2.2 2.2 2.2

2.00 11 12.1 12.1 14.3

3.00 24 26.4 26.4 40.7

4.00 30 33.0 33.0 73.6

5.00 24 26.4 26.4 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0128

x1.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

2.00 3 3.3 3.3 3.3

3.00 15 16.5 16.5 19.8

4.00 45 49.5 49.5 69.2

5.00 28 30.8 30.8 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 3 3.3 3.3 3.3

2.00 14 15.4 15.4 18.7

3.00 55 60.4 60.4 79.1

Page 221: minat belajar

4.00 16 17.6 17.6 96.7

5.00 3 3.3 3.3 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 2 2.2 2.2 2.2

2.00 13 14.3 14.3 16.5

3.00 25 27.5 27.5 44.0

4.00 32 35.2 35.2 79.1

5.00 19 20.9 20.9 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 3 3.3 3.3 3.3

2.00 9 9.9 9.9 13.2

3.00 27 29.7 29.7 42.9

4.00 32 35.2 35.2 78.0

5.00 20 22.0 22.0 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0129

Page 222: minat belajar

x1.9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 3 3.3 3.3 3.3

2.00 21 23.1 23.1 26.4

3.00 28 30.8 30.8 57.1

4.00 28 30.8 30.8 87.9

5.00 11 12.1 12.1 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x11.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 3 3.3 3.3 3.3

2.00 19 20.9 20.9 24.2

3.00 30 33.0 33.0 57.1

4.00 24 26.4 26.4 83.5

5.00 15 16.5 16.5 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 223: minat belajar

1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 6 6.6 6.6 7.7

3.00 24 26.4 26.4 34.1

4.00 40 44.0 44.0 78.0

5.00 20 22.0 22.0 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 24 26.4 26.4 27.5

3.00 36 39.6 39.6 67.0

4.00 28 30.8 30.8 97.8

5.00 2 2.2 2.2 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0130

x1.13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 19 20.9 20.9 22.0

3.00 29 31.9 31.9 53.8

4.00 30 33.0 33.0 86.8

Page 224: minat belajar

5.00 12 13.2 13.2 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

2.00 7 7.7 7.7 7.7

3.00 20 22.0 22.0 29.7

4.00 36 39.6 39.6 69.2

5.00 28 30.8 30.8 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 2 2.2 2.2 2.2

2.00 18 19.8 19.8 22.0

3.00 35 38.5 38.5 60.4

4.00 26 28.6 28.6 89.0

5.00 10 11.0 11.0 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x1.16

Frequency Percent Valid Percent

Page 225: minat belajar

Cumulative

Percent

1.00 2 2.2 2.2 2.2

2.00 6 6.6 6.6 8.8

3.00 19 20.9 20.9 29.7

4.00 48 52.7 52.7 82.4

5.00 16 17.6 17.6 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0131

x1.17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 14 15.4 15.4 16.5

3.00 29 31.9 31.9 48.4

4.00 27 29.7 29.7 78.0

5.00 20 22.0 22.0 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

Frequency Table Minat Membaca (X2)

x2.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 8 8.8 8.8 8.8

Page 226: minat belajar

2.00 21 23.1 23.1 31.9

3.00 14 15.4 15.4 47.3

4.00 33 36.3 36.3 83.5

5.00 15 16.5 16.5 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 4 4.4 4.4 4.4

2.00 24 26.4 26.4 30.8

3.00 22 24.2 24.2 54.9

4.00 34 37.4 37.4 92.3

5.00 7 7.7 7.7 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 4 4.4 4.4 4.4

2.00 14 15.4 15.4 19.8

3.00 29 31.9 31.9 51.6

4.00 35 38.5 38.5 90.1

5.00 9 9.9 9.9 100.0

Page 227: minat belajar

Valid

Total 91 100.0 100.0132

x2.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

2.00 12 13.2 13.2 13.2

3.00 12 13.2 13.2 26.4

4.00 46 50.5 50.5 76.9

5.00 21 23.1 23.1 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 10 11.0 11.0 12.1

3.00 19 20.9 20.9 33.0

4.00 33 36.3 36.3 69.2

5.00 28 30.8 30.8 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Page 228: minat belajar

Percent

1.00 1 1.1 1.1 1.1

2.00 5 5.5 5.5 6.6

3.00 21 23.1 23.1 29.7

4.00 35 38.5 38.5 68.1

5.00 29 31.9 31.9 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 3 3.3 3.3 3.3

2.00 19 20.9 20.9 24.2

3.00 28 30.8 30.8 54.9

4.00 27 29.7 29.7 84.6

5.00 14 15.4 15.4 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0133

x2.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 5 5.5 5.5 5.5

2.00 24 26.4 26.4 31.9

3.00 35 38.5 38.5 70.3

Page 229: minat belajar

4.00 22 24.2 24.2 94.5

5.00 5 5.5 5.5 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 2 2.2 2.2 2.2

2.00 11 12.1 12.1 14.3

3.00 18 19.8 19.8 34.1

4.00 43 47.3 47.3 81.3

5.00 17 18.7 18.7 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x21.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 3 3.3 3.3 3.3

2.00 15 16.5 16.5 19.8

3.00 34 37.4 37.4 57.1

4.00 23 25.3 25.3 82.4

5.00 16 17.6 17.6 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

Page 230: minat belajar

x2.11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 4 4.4 4.4 4.4

2.00 29 31.9 31.9 36.3

3.00 27 29.7 29.7 65.9

4.00 27 29.7 29.7 95.6

5.00 4 4.4 4.4 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0134

x2.12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1.00 10 11.0 11.0 11.0

2.00 36 39.6 39.6 50.5

3.00 28 30.8 30.8 81.3

4.00 15 16.5 16.5 97.8

5.00 2 2.2 2.2 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

x2.13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 231: minat belajar

1.00 4 4.4 4.4 4.4

2.00 20 22.0 22.0 26.4

3.00 27 29.7 29.7 56.0

4.00 25 27.5 27.5 83.5

5.00 15 16.5 16.5 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

Frequency Table Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS (Y)

y11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

4.00 85 93.4 93.4 93.4

5.00 6 6.6 6.6 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

y12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

4.00 76 83.5 83.5 83.5

5.00 15 16.5 16.5 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0

y13

Frequency Percent Valid Percent

Page 232: minat belajar

Cumulative

Percent

4.00 75 82.4 82.4 82.4

5.00 16 17.6 17.6 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.0135

y14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

2.00 1 1.1 1.1 1.1

3.00 32 35.2 35.2 36.3

4.00 45 49.5 49.5 85.7

5.00 13 14.3 14.3 100.0

Valid

Total 91 100.0 100.01

Lampiran 6

Validitas Variabel X1 (Kebiasaan Belajar)

Correlations

x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x110 x111 x112 x113 x114 x115 x116 x117 x1

x11 Pearson Correlation 1 .403** .332** .327** .213* .112 .371** .222* .231* .169 .312** .243* .369** .411** .343** .291** .237* .633**

Sig. (2-tailed) . .000 .001 .002 .043 .292 .000 .034 .028 .108 .003 .020 .000 .000 .001 .005 .023 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

Page 233: minat belajar

x12 Pearson Correlation .403** 1 .275** .109 -.003 .220* .078 -.071 .100 .201 .186 .099 .248* .218* .250* .388** .225* .456**

Sig. (2-tailed) .000 . .008 .302 .978 .036 .461 .503 .344 .057 .078 .352 .018 .038 .017 .000 .032 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x13 Pearson Correlation .332** .275** 1 .388** .372** .363** .246* .023 .176 .352** .278** .171 .395** .283** .220* .202 .130 .576**

Sig. (2-tailed) .001 .008 . .000 .000 .000 .019 .831 .095 .001 .008 .105 .000 .007 .036 .054 .220 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x14 Pearson Correlation .327** .109 .388** 1 .339** .306** .234* .136 .190 .299** .223* .135 .244* .413** .101 .299** .219* .550**

Sig. (2-tailed) .002 .302 .000 . .001 .003 .026 .198 .071 .004 .034 .202 .020 .000 .342 .004 .037 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x15 Pearson Correlation .213* -.003 .372** .339** 1 .145 .300** .187 .248* .221* .293** .332** .294** .257* .163 .297** .194 .514**

Sig. (2-tailed) .043 .978 .000 .001 . .171 .004 .076 .018 .035 .005 .001 .005 .014 .122 .004 .065 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x16 Pearson Correlation .112 .220* .363** .306** .145 1 .053 -.086 .020 .217* .086 .151 .278** .174 -.008 .136 .192 .272**

Sig. (2-tailed) .292 .036 .000 .003 .171 . .620 .416 .848 .039 .416 .152 .008 .098 .942 .200 .068 .008

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

Page 234: minat belajar

x17 Pearson Correlation .371** .078 .246* .234* .300** .053 1 .285** .077 .305** .296** .158 .329** .273** .142 .169 .373** .533**

Sig. (2-tailed) .000 .461 .019 .026 .004 .620 . .006 .468 .003 .004 .134 .001 .009 .179 .109 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x18 Pearson Correlation .222* -.071 .023 .136 .187 -.086 .285** 1 .373** .245* .319** .206* .165 .230* .109 .062 .331** .434**2

Sig. (2-tailed) .034 .503 .831 .198 .076 .416 .006 . .000 .019 .002 .050 .119 .028 .303 .562 .001 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x19 Pearson Correlation .231* .100 .176 .190 .248* .020 .077 .373** 1 .309** .244* .119 .199 .121 .195 .264* .062 .439**

Sig. (2-tailed) .028 .344 .095 .071 .018 .848 .468 .000 . .003 .020 .260 .059 .251 .065 .012 .556 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x110 Pearson Correlation .169 .201 .352** .299** .221* .217* .305** .245* .309** 1 .023 .172 .438** .245* .109 .191 .295** .546**

Sig. (2-tailed) .108 .057 .001 .004 .035 .039 .003 .019 .003 . .826 .104 .000 .019 .305 .070 .005 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x111 Pearson Correlation .312** .186 .278** .223* .293** .086 .296** .319** .244* .023 1 .282** .309** .360** .177 .312** .318** .554**

Sig. (2-tailed) .003 .078 .008 .034 .005 .416 .004 .002 .020 .826 . .007 .003 .000 .093 .003 .002 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x112 Pearson Correlation .243* .099 .171 .135 .332** .151 .158 .206* .119 .172 .282** 1 .303** .366** .060 .330** .276** .467**

Page 235: minat belajar

Sig. (2-tailed) .020 .352 .105 .202 .001 .152 .134 .050 .260 .104 .007 . .003 .000 .573 .001 .008 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x113 Pearson Correlation .369** .248* .395** .244* .294** .278** .329** .165 .199 .438** .309** .303** 1 .392** .198 .320** .416** .653**

Sig. (2-tailed) .000 .018 .000 .020 .005 .008 .001 .119 .059 .000 .003 .003 . .000 .060 .002 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x114 Pearson Correlation .411** .218* .283** .413** .257* .174 .273** .230* .121 .245* .360** .366** .392** 1 .243* .401** .391** .641**

Sig. (2-tailed) .000 .038 .007 .000 .014 .098 .009 .028 .251 .019 .000 .000 .000 . .020 .000 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x115 Pearson Correlation .343** .250* .220* .101 .163 -.008 .142 .109 .195 .109 .177 .060 .198 .243* 1 .338** .160 .426**

Sig. (2-tailed) .001 .017 .036 .342 .122 .942 .179 .303 .065 .305 .093 .573 .060 .020 . .001 .130 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x116 Pearson Correlation .291** .388** .202 .299** .297** .136 .169 .062 .264* .191 .312** .330** .320** .401** .338** 1 .405** .594**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .054 .004 .004 .200 .109 .562 .012 .070 .003 .001 .002 .000 .001 . .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x117 Pearson Correlation .237* .225* .130 .219* .194 .192 .373** .331** .062 .295** .318** .276** .416** .391** .160 .405** 1 .587**

Page 236: minat belajar

Sig. (2-tailed) .023 .032 .220 .037 .065 .068 .000 .001 .556 .005 .002 .008 .000 .000 .130 .000 . .0003

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x1 Pearson Correlation .633** .456** .576** .550** .514** .349** .533** .434** .439** .546** .554** .467** .653** .641** .426** .594** .587** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Validitas Variabel X2 (Minat Membaca)

Correlations

x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x210 x211 x212 x213 x2

x21 Pearson Correlation 1 .217* .368** .214* .447** .100 .153 .463** .256* .408** .123 .181 .330** .607**

Sig. (2-tailed) . .039 .000 .042 .000 .346 .147 .000 .014 .000 .246 .085 .001 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x22 Pearson Correlation .217* 1 .133 .132 .212* .157 .302** .275** .162 .210* .421** .247* .172 .501**

Sig. (2-tailed) .039 . .211 .213 .044 .137 .004 .008 .125 .046 .000 .018 .102 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x23 Pearson Correlation .368** .133 1 .227* .475** .340** .224* .416** .246* .495** .266* .202 .137 .614**

Sig. (2-tailed) .000 .211 . .031 .000 .001 .032 .000 .019 .000 .011 .055 .197 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x24 Pearson Correlation .214* .132 .227* 1 .381** .257* .265* .191 .352** .242* .068 .233* .153 .494**

Page 237: minat belajar

Sig. (2-tailed) .042 .213 .031 . .000 .014 .011 .070 .001 .021 .520 .026 .147 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x25 Pearson Correlation .447** .212* .475** .381** 1 .433** .289** .386** .281** .290** .283** .263* .215* .665**

Sig. (2-tailed) .000 .044 .000 .000 . .000 .005 .000 .007 .005 .007 .012 .041 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x26 Pearson Correlation .100 .157 .340** .257* .433** 1 .339** .145 .306** .222* .191 -.013 .101 .474**4

Sig. (2-tailed) .346 .137 .001 .014 .000 . .001 .172 .003 .034 .070 .905 .343 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x27 Pearson Correlation .153 .302** .224* .265* .289** .339** 1 .218* .131 .183 .289** .195 .370** .550**

Sig. (2-tailed) .147 .004 .032 .011 .005 .001 . .038 .214 .083 .005 .064 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x28 Pearson Correlation .463** .275** .416** .191 .386** .145 .218* 1 .223* .415** .241* .308** .452** .650**

Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .070 .000 .172 .038 . .034 .000 .021 .003 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x29 Pearson Correlation .256* .162 .246* .352** .281** .306** .131 .223* 1 .316** .232* .061 .066 .490**

Sig. (2-tailed) .014 .125 .019 .001 .007 .003 .214 .034 . .002 .027 .568 .532 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x210 Pearson Correlation .408** .210* .495** .242* .290** .222* .183 .415** .316** 1 .199 .323** .448** .663**

Sig. (2-tailed) .000 .046 .000 .021 .005 .034 .083 .000 .002 . .059 .002 .000 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x211 Pearson Correlation .123 .421** .266* .068 .283** .191 .289** .241* .232* .199 1 .270** .187 .504**

Sig. (2-tailed) .246 .000 .011 .520 .007 .070 .005 .021 .027 .059 . .010 .077 .000

Page 238: minat belajar

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x212 Pearson Correlation .181 .247* .202 .233* .263* -.013 .195 .308** .061 .323** .270** 1 .328** .488**

Sig. (2-tailed) .085 .018 .055 .026 .012 .905 .064 .003 .568 .002 .010 . .001 .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x213 Pearson Correlation .330** .172 .137 .153 .215* .101 .370** .452** .066 .448** .187 .328** 1 .566**

Sig. (2-tailed) .001 .102 .197 .147 .041 .343 .000 .000 .532 .000 .077 .001 . .000

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

x2 Pearson Correlation .607** .501** .614** .494** .665** .474** .550** .650** .490** .663** .504** .488** .566** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .

N 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).1

Lampiran 7

Reliability X1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.836 .838 17

Page 239: minat belajar

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x11 55.3077 66.793 .553 .449 .822

x12 56.1209 69.219 .340 .371 .834

x13 55.6264 67.392 .494 .417 .825

x14 55.1758 67.791 .461 .372 .827

x15 54.7912 70.500 .450 .335 .828

x16 55.8462 72.732 .276 .254 .835

x17 55.2857 68.362 .436 .338 .828

x18 55.2418 70.319 .320 .389 .835

x19 55.6154 69.862 .343 .332 .833

x110 55.5495 67.717 .453 .420 .827

x111 55.0769 69.094 .473 .364 .826

Page 240: minat belajar

x112 55.8022 70.760 .390 .285 .830

x113 55.5055 66.497 .585 .423 .820

x114 54.9341 67.573 .569 .410 .821

x115 55.6044 70.620 .330 .229 .834

x116 55.0989 68.446 .522 .453 .824

x117 55.3077 67.438 .498 .428 .8252

Reliability X2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.818 .818 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Page 241: minat belajar

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x21 40.3736 46.614 .486 .386 .804

x22 40.4835 49.586 .385 .271 .811

x23 40.3187 48.086 .524 .455 .800

x24 39.8242 50.280 .395 .272 .810

x25 39.8132 47.042 .592 .474 .795

x26 39.7143 50.562 .372 .342 .812

x27 40.3297 48.735 .432 .316 .808

x28 40.6813 47.753 .568 .417 .797

x29 39.9780 50.088 .381 .277 .811

x210 40.2857 47.029 .566 .472 .797

x211 40.6813 49.775 .404 .304 .810

x212 41.0659 50.218 .382 .270 .811

x213 40.3626 48.256 .441 .432 .8073

Lampiran 8

Regression

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

y 91 3.4106 .50358

x1 91 3.3335 .53578

x2 91 3.3584 .57760

Valid N (listwise) 91

Page 242: minat belajar

Correlations

1 .263* .930**

. .012 .000

91 91 91

.263* 1 .196

.012 . .063

91 91 91

.930** .196 1

.000 .063 .

91 91 91

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

y

x1

x2

y x1 x2

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). .

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). .

Variables Entered/Removedb

Page 243: minat belajar

x2, x1a

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

a All requested variables entered. .

b. Dependent Variable: y4

Model Summary

a Predictors: (Constant), x2, x1

ANOVAb

19.879 2 9.939 297.056 .000a

2.944 88 .033

22.823 90

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

a. Predictors: (Constant), x2, x1

b. Dependent Variable: y

Coefficientsa

Page 244: minat belajar

.474 .151 3.132 .002

.079 .037 .084 2.146 .035

.796 .034 .913 23.388 .000

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

a. Dependent Variable: y

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .933(a) .871 .868 .18292 .871 297.056 2 88 .0005

Page 245: minat belajar

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533

Nomor : Un. 3.1/TL.00/537/2007 25 Mei 2007

Lampiran : 1 (Satu) berkas

Hal : PENELITIAN

Kepada

Yth. Kepala MTs Darul Huda

di

Blitar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini kami mohon dengan hormat agar mahasiswa yang tersebut

di bawah ini:

Nama : Husna Afida

NIM : 03160031

Semester/ Th. AK : VIII/ 2003

Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat

Membaca Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran

IPS di MTs Darul Huda Gambar

Wonodadi Blitar.

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/ menyusun

skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin/ kesempatan untuk

mengadakan penelitian di lembaga/ instansi yang menjadi

wewenang Bapak/Ibu dalam bidang-bidang yang sesuai dengan

Page 246: minat belajar

judul skripsinya di atas.

Demikian, atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dekan,

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony

NIP.150 042 031 6

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551345 Fax. (0341) 572533

BUKTI KONSULTASI

1. Nama : Husna Afida

2. NIM : 03160031

3. Jurusan : Pendidikan IPS

4. Pembimbing : Drs. M. Yunus, M.Si

5. Judul : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata

Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar

No Tanggal Hal Yang Dikonsultasikan Tanda Tangan

1 10-04-2007 Proposal 1.

2 30-04-2007 BAB I dan BAB II 2.

3 22-05-2007 Revisi BAB I, BAB II dan

Pengajuan BAB III 3.

4 25-05-2007 Angket 4.

5 25-06-2007 Revisi BAB III dan Pengajuan BAB

Page 247: minat belajar

IV 5.

6 06-07-2007 Revisi BAB IV, pengajuan BAB V

dan VI 6.

7 09-07-2007 Keseluruhan 7.

Malang, 9 Juli 2007

Mengetahui,

Dekan

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony

NIP. 150 042 031 7

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533

Nomor : Un. 3. 1/TL. 00/ 513/2007 Malang, 10 - 04 - 2007

Lampiran : 1 (Satu) berkas

Hal : Bimbingan Skripsi Mahasiswa

Kepada

Yth . Drs. Muhammad Yunus M.Si

Dosen Fakultas Tarbiyah

Di

Malang

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Mengharap kesediaan bapak untuk memberikan bimbingan skripsi

kepada mahasiswa

Nama : Husna Afida

Nim : 03160031

Page 248: minat belajar

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Semester/ Th. Ak : VIII/ 2003

Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat

Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di

MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

Jangka waktu penyusunan: 3 (tiga) bulan

Mulai tanggal : 10 - April - 2007

Sampai tanggal : 9 - Juli - 2007

Sesuai dengan program studinya, maka dimohon Bapak mengarahkan judul

skripsi ke bidang Tarbiyah, adapun kesempurnaan judul, out line, dan

proposal diserahkan kepada Bapak pembimbing melalui proses bimbingan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Demikian, atas kesediaan dan kerja samanya disampaikan terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Dekan,

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony

NIP. 150 042 031

http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/03160031.pdf

Page 249: minat belajar