Upload
others
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MINI SKRIPSI
”PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS
11 IPA SDH BANGKA”
Oleh:
Nama : Exchell S.G.Ointu
NIS : 1920411047
PROGRAM IPA
SMA DIAN HARAPAN
BANGKA TENGAH
2019
ii
ABSTRAK
Exchell S.G.Ointu
PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 11-IPA
SDH BANGKA
(___+ __ halaman;__gambar; __ tabel)
Siswa adalah seseorang yang belajar di sekolah di bawah bimbingan guru untuk mencapai
cita-cita, salah satu keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari nilai hasil belajar yang baik.
Faktanya masih banyak siswa yang tidak maksimal dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai
hasil belajar yang ada dibawah standar. Salah satu faktor penyebab siswa tidak maksimal dalam hasil
belajar dapat disebabkan oleh karena siswa masih belum maksimal berkonsentrasi dalam
pembelajaran. Ketidakmaksimalan siswa dalam berkonsentrasi disebabkan oleh salah satu faktor yaitu
mengantuk atau kurangnya tidur.
Berdasarkan kondisi diatas maka disusunlah penelitian ini dengan bertujuan 1) mengetahui
pengaruh kualitas tidur terhadap hasil belajar siswa SMA; 2) mengetahui proses pengaruh kualitas
tidur dengan hasil belajar siswa SMA. Pada penelitian ini peneliti focus terhadap nilai belajar pada
mata pelajaran kimia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Gabungan. Penelitian dilakukan pada 16 September 2019. Subjek yang diteliti sebanyak 29 siswa-
siswi kelas 11 IPA SDH Bangka yang terdiri 8 cowok dan 11 cewek. Instrumen penelitian berupa
Kuisioner yang dibagikan dan Lembar hasil belajar kimia.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa jumlah kualitas tidur yang
baik responedn lebih kecil dari pada jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk,
kemudian ditemukan jumlah responden yang memiliki hasil belajar yang baik lebih besar dari jumlah
responden yang memiliki hasil belajar yang buruk. Berdasarkan 2 kondisi atas bias disimpulkan tidak
ditemukan pengaruh kualitas tidur terhadap hasil belajar. Saran peneliti bagi pelajar agar dapat belajar
dengan tekun dan dapat mengatur jadwal tidurnya dengan baik, sedangkan bagi peneliti lain
diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai penyebab yang mempengaruhi hasil belajar
mengenai penyebab yang lain.
Kata kunci: kualitas tidur, Hasil belajar
iii
ABSTRACT
Exchell S.G.Ointu
THE EFFECT OF SLEEP QUALITY TOWARDS THE LEARNING RESULTS OF
11-IPA SDH BANGKA CLASSES
(___ + __ page; __ image; __ table)
Students are people who study in schools under the guidance of teachers to achieve their
goals, one of the success of students in learning can be seen from the value of good learning
outcomes. In fact there are still many students who are not maximized in learning. This can be seen
from the value of learning outcomes that are below the standard. One of the factors causing students
to not be maximal in learning outcomes can be caused by students still not maximally concentrating in
learning. Inaccuracy of students in concentration is caused by one factor, namely drowsiness or lack
of sleep.
Based on the above conditions, this study was prepared with the aim of 1) knowing the effect
of sleep quality on high school student learning outcomes; 2) find out the process of the influence of
sleep quality with high school student learning outcomes. In this study, researchers focused on the
value of learning in chemistry subjects. The research method used in this study is the Combined
method. The study was conducted on September 16, 2019. Subjects were studied as many as 29
students in grade 11 of Natural Sciences in SDH Bangka consisting of 8 boys and 11 girls. Research
instruments in the form of questionnaires were distributed and Chemistry learning outcomes sheet.
Based on research that has been done, it is found that the amount of good sleep quality is
smaller than the number of respondents who have poor sleep quality, then the number of respondents
who have good learning outcomes is greater than the number of respondents who have poor learning
outcomes. Based on 2 conditions, it can be concluded that there is no effect of sleep quality on
learning outcomes. Researchers suggest that students be able to study diligently and manage their
sleep schedules well, while other researchers are expected to be able to conduct research on the causes
that affect learning outcomes about other causes.
Keywords: sleep quality, learning outcomes
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah membimbing
peneliti dari awal hingga akhir pembuatan mini skripsi di dalam waktu yang tepat dengan judul
“Pengaruh Kualitas tidur terhadap hasil belajar siswa SMA kelas 11 IPA SDH Bangka”.
Judul dalam mini skripsi yang peneliti buat tidak datang begitu saja, dari dulu hingga
sekarang siswa belajar di sekolah di bawah bimbingan guru untuk dapat mencapai cita-cita, salah satu
keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari nilai hasil belajar yang baik. Faktanya masih
banyak siswa yang tidak maksimal dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar yang
ada dibawah standar. Salah satu faktor penyebab siswa tidak maksimal dalam hasil belajar dapat
disebabkan oleh karena siswa masih belum maksimal berkonsentrasi dalam pembelajaran.
Ketidakmaksimalan siswa dalam berkonsentrasi disebabkan oleh salah satu faktor yaitu mengantuk
atau kurangnya tidur.
Maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pengaruh kualitas tidur terhadap
hasil belajar siswa, dan bagaimana proses pengaruh tidur terhadap hasil belajar siswa.
Dalam penegerjaan mini skripsi ini, banyak pihak yang sudah banyak membantu. Oleh sebab
itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Wilik Cen, selaku kepala sekolah di SDH Bangka yang telah membuat program
mini skripsi ini, dan mendukung dalam pembuatan mini skripsi ini.
2. Bapak Pieter dan Ibu lucy selaku guru bahasa Indonesia dan guru biologi yang telah
membantu dalam memberi masukan, saran, dan kritik kepada peneliti.
3. Bapak Aldi sembiring selaku guru pembimbing yang sudah membimbing peneliti dari
awal penelitian hingga mini skrpisi ini selesai
4. Teman teman kelas 11 IPA dan Miss Evina yang sudah mau membantu dan mau ikut
berpartisipasi dalam melengkapi data dalam mini skripsi ini.
5. Dan terlebih lagi peneliti berterima kasih kepada orang tua peneliti yang ma uterus
mendukung dan mendoakan peneliti dalam pembuatan mini skripisi ini dari awal hingga
akhir.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, peneliti ucapkan banyak terima
kasih. Peneliti sadar bahwa mini skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
besar harapan peneliti kepada pembaca atas konstribusinya baik berupa saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata dari peneliti, peneliti berharap bahwa mini skripsi ini akan berguna untuk
para murid-murid dan masyarakat. Terima kasih.
PangkalPinang, 18 November 2019
( )
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................................... ii
ABSTRACT .............................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat penelitian ................................................................................................................ 2
1.5 Pembatasan masalah ............................................................................................................ 2
1.6 Penjelasan istilah................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................................... 4
2.1 Tidur ........................................................................................................................................... 4
2.1.1 Definisi Tidur ................................................................................................................. 4
2.1.2 Fisiologi Tidur ................................................................................................................ 4
2.1.3 Pola Tidur ...................................................................................................................... 5
2.1.4 Kualitas Tidur................................................................................................................. 6
2.1.5 Dampak Kurang Tidur ................................................................................................... 7
2.2 Hasil Belajar................................................................................................................................ 8
2.2.1 Definisi Hasil Belajar ...................................................................................................... 8
2.2.2 Indikator keberhasilan Hasil belajar/nilai ............................................................................. 8
2.3 Hubungan Kedua Variabel ..................................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................................ 9
3.1 Subjek, waktu dan tempat penelitian. .................................................................................. 9
3.2 Metode Penelitian................................................................................................................. 9
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................................. 9
3.4 Langka langkah penelitian ................................................................................................... 11
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 12
4.1 Data ..................................................................................................................................... 12
4.1.1 Analisis Univariat ......................................................................................................... 12
vi
4.1.2 Analisis Bivariat ........................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan.............................................................................................................................. 14
4.3 Kajian Penelitian Terhadap Kehidupan Secara Kontekstual. ............................................... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................ 17
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 18
viii
DAFTAR TABEL
1Tabel 3.1 Contoh lembar kuesioner PQSI ......................................................................................... 10
2Tabel 3.2 Contoh lembar hasil belajar/nilai ...................................................................................... 11
3Tabel 4.1 Frekuensi kualitas tidur subjektif siswa ............................................................................ 12
4Tabel 4.2 Frekuensi Latensi tidur siswa ............................................................................................ 12
5Tabel 4.3 Frekuensi Lama tidur siswa............................................................................................... 12
6Tabel 4.4 Frekuensi Efesiensi Tidur siswa ........................................................................................ 13
7Tabel 4.5 Frekuensi Gangguan Tidur malam hari ............................................................................. 13
8Tabel 4.6 Frekuensi Penggunaan Obat Tidur .................................................................................... 13
9Tabel 4.7 Frekuensi Gangguan aktivitas di siang hari ....................................................................... 13
10Tabel 4.8 Frekuensi Gambaran kualitas tidur siswa ........................................................................ 14
11Tabel 4.9 Frekuensi Gambaran Hasil belajara / Nilai kimia siswa .................................................. 14
12Tabel 4.10 Hubungan Antara Kualitas tidur dengan Hasil belajar siswa ........................................ 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi keseluruhan terdiri atas interaksi
pribadi terkait bersama dalam suatu hubungan organik:. Sedangkan berdasarkan undang-undang no 2
tahun 1989 sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. (Wayne dalam buku Soebagio Atmodiwiro, 2000)
(Daryanto :1997)
Ada beberapa fungsi atau tujuan dari sekolah yaitu dalam bidang sosial dan pendidikan, yaitu
membina dan mengembangkan sikap mental peserta didik dan menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu dengan melaksanakan pengelolaan komponen-komponen sekolah, dan sekolah memiliki
tujuan untuk mendidik calon warga negara yang dewasa, mengembangkan cita-cita profesi atau kerja,
dan dapat pengembangan pribadi, banyak siswa yang ingin mencapai beberapa tujuan tersebut dengan
cara belajar dengan tekun hingga dapat hasil belajar yang baik, tapi ada beberapa anak yang terhadang
karena berbagai alasan salah satunya adalah banyak siswa yang kurang konsentrasi dalam belajar salah
satu penyebabnya adalah banyak siswa yang mengantuk saat belajar karena buruknya pola tidur siswa
(simanjuntak dalam soebagio Atmodiwirio 2000)
Fase remaja di mulai dari SMP kelas 1 sampai dengan SMA kelas 3 saat saat itu merupakan
fase tumbuh kembang dengan karekteristik sehingga terdapat begitu banyak perubahan perubahan
penting dalam fungsi kognitif, perilaku, sosialisasi dan emosional, sesuai dengan perkembangan secara
biologisnya. terdapat perubahan secara drastis mengenai pola tidurnya mereka, salah satunya banyak
diantara mereka yang waktu tidurnya tertunda, dan menurut dari penelitian yang lain bahwa terdapat
juga perbedaan pola tidur pada hari kerja dan akhir pekan, Pola tidur yang buruk dapat mengakibatkan
rasa mengantuk pada saat bangun pagi maupun saat siang hari sehingga saat belajar di sekolah hal
tersebut bisa menggangu belajarnya siswa.
Dalam pandangan alkitab bahwa manusia perlu menjaga tubuhnya tetap sehat dan terjaga,
salah satunya dengan istirahat yang cukup yaitu dengan tidur yang cukup, dan sama seperti teladan
Tuhan kita dimana dalam hal penciptaan Allah sendiri istirahat pada hari ketujuh (Kej 1:26-27). Hal
inilah yang membuat penulis menetapkan penelitian “ Pengaruh pola tidur dapat mempengaruhi hasil
nilai belajarnya siswa 11-IPA SDH Bangka.” (Harkreader, 2007),(Carpenito, 2002)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh kualitas tidur mempengaruhi hasil nilai belajarnya pada siswa SMA?
2. Bagaimana pengaruh kualitas tidur mempengaruhi hasil belajar siswa SMA?
2
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kurangnya tidur pada hasil belajarnya siswa SMA
2. Untuk mengetahui prosesnya pengaruh kurangnya tidur terhadap hasil belajarnya siswa SMA?
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang bisa di ambil adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran bagi siswa untuk dapat mengetahui
hubungan pengaruh tidur terhadap hasil belajar siswa, agar siswa dapat membagi waktu dengan
baik,dalam hal pola tidur siswa untuk dapat konsentrasi dalam pembelajran
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan sehingga dapat menambah
wawasan bagi masyrakat khususnya mengenai hubungan kualitas tidur dengan prestasi belajar.
1.5 Pembatasan masalah
Banyak hal yang dapat mungkin “memengaruhi” pada kualitas belajar siswa, berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penelitian penulis memberikan batasan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun batasan yang digunakan, seperti positif dan negatifnya pola tidur dapat mempengaruhi
nilai belajarnya siswa SMA . penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah pola tidur siswa SMA
dapat berpengaruh pada nilai hasil belajarnya.
1.6 Penjelasan istilah
Dari judul yang telah dipakai peneliti mengenai pengaruh tidur dapat mempengaruhi hasil
belajarnya siswa 11-IPA SDH Bangka, dapat di ambil beberapa mengenai penjelasan istilah sebagai
berikut:
1. Pengertian tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat di bangunkan oleh stimulus atau
sensoris yang sesuai (Guyton, 1986)
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
merupakan urutan siklus yang berulang ulang dan masing masing menyatakan fase kegiatan otak dan
badaniah yang berbeda (Tarwoto dan Wartonah 2011).
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Mendefinisikan hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Nana Sudjana, 2009)
Ada beberapa ahli salah satuya Dimyati dan Mudjiono menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
3
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006)
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tidur
2.1.1 Definisi Tidur
Tidur merupakan ketidaksadaran yang reversible dimana respon otak terhadap dunia luar akan
menurun (Schupp and Hanning, 2003). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dapat dibangunkan
dengansuatu rangsangan. Tidur terdiri dari beberapa fase dan setiap fase mempunyai karakteristik pola
Ensefalogramatau Elektroensefalografi (EEG) yang spesifik (Schupp and Hanning,2003). Tidur secara fisiologi
dibagi menjadi dua fase, yaitu non-rapid eye movement (NREM) yang terbagi menjadi empat fase dan rapid
eye movement (REM) yang terjadi secara bergantian oleh setiap individu (Sadock, Sadock and Ruiz, 2015).
Fase NREM disebut juga dengan tidur gelombang lambat dan mempunyai karakteristik berupa
gelombang otak yang sangat kuat dan dengan frekuensi yang lambat (Guyton, 2014). Pada tipe yang kedua
yaitu REM merupakan tipe tidur pada saat otak bekerja dengan sangat aktif. Tipe tidur REM ini terjadi secara
episodik. Pada tipe ini terjadi pergerakan mata yang cukup cepat walaupun tetap tidur. Terdapat beberapa
karakteristik penting pada tidur REM :
1. Tidur REM merupakan tidur aktif yang biasanya diikuti pergerakan otot tubuh yang aktif dan
terkadang diikuti oleh mimpi.
2. Pada tidur REM, seseorang dapat secara spontan terbangun pada pagi hari. Sedangkan pada tidur
gelombang lambat sangat susah membangunkan dengan rangsangan sensorik.
3. Adanya hambatan pada area pengendalian otot di spinal sehingga tonus otot di seluruh tubuh
berkurang
4. Pada keadaan tidur dengan mimpi, dapat ditemukan bahwa frekuensi jantung dan pernafasan tidak
teratur
5. Masih timbul gerakan otot yang tidak teratur walaupun sudah terjadi hambatan yang sangat kuat
pada tonus otot termasuk terjadinya pergerakan bola mata yang cepat
2.1.2 Fisiologi Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan system saraf pusat, saraf perifer, endoktrin, kardiovaskuler,
respirasi, dan musculoskeletal (Robinson, 1993 dalam Potter). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasikan
atau direkam dengan elektroensefalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan
menggunakan elektromiogram (EMG), dan elektrookulogram (EOG).
Dan aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system spade batang otak, yaitu Reticular Activating
Sistem (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-
sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengraran,
nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto, Wartonah, 2003).
Proses tidur diatur oleh irama sirkadian yang merupakan sebuah siklus selama 24 jam. Irama sirkadian
akan diatur oleh hormon melatonin yang disekresi oleh glandula pineal (Hershner and Chervin, 2014). Irama
sirkadian ini dipengaruhi oleh jam biologis otak yang terdiri dari kumpulan neuron supcrachiasmatic nucleus
(SCN) di hipotalamus. SCN dipengaruhi oleh faktor-faktor eksogen salah satunya adalah cahaya. Cahaya dan
kegelapan akan memberikan sinyal eksternal yang kuat yang akan membantu menentukan kapan kita bangun
atau tidur (Phillips and Gelula, 2006). Pada saat terdapat cahaya terutama pada siang hari, cahaya akan
5
menekan sekresi dari melatonin sehingga akan membuat seseorang tidak mengantuk dan onset tidur seseorang
akan terhambat (Hershner and Chervin, 2014).
2.1.3 Pola Tidur
Pola tidur merupakan model atau bentuk tidur dalam jangka waktu tertentu yang relatif menetap. Pola
tidur ini terdiri dari jadwal masuk tidur dan bangun, irama tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan
kondisi tidur dan kepuasan tidur (Prayitno, 2002). Pola pada saat tidur dan bangun sangat berbeda setiap
individu dilihat dari aspek usia dan keadaan psikologis seseorang (Giri, Baviskar and Phalke, 2013).
Pada individu yang lebih tua, terjadi penurunan suhu tubuh dan produksi melatonin, sehingga nantinya
akan mempengaruhi irama sirkadian. Perubahan dari irama sirkadian ini nantinya akan mempengaruhi dari
kognitif seseorang (Schmidt, Peigneux and Cajochen, 2012).
Secara psikologis, contohnya adalah stress akademik. Stress merupakan salah satu dampak psikologis
yang dialami oleh siswa siswi. Stress pada siswa siswi biasanya diakibatkan oleh akademik, terutama pada
masa-masa ujian atau mendekati ujian. Stress akan mempengaruhi pola tidur seseorang sehingga dapat
membuat seseorang merasa mengantuk pada siang hari dan kurang tidur yang mana nantinya dapat
mengakibatkan gangguan psikologis lainnya seperti depresi dan kecemasan (Giri, Baviskar and Phalke, 2013).
Pada manusia, jumlah jam yang diperlukan seseorang untuk tidur berbeda-beda, tergantung pada
faktor-faktor tertentu dan usia mereka. Pada neonatus, waktu yang dibutuhkan rata-rata 15-18 jam dan waktu
tidur mereka tidak dipengaruhi oleh siklus pagi dan malam yang disebabkan oleh ketiadaan “circadian ryhthm”.
Waktu tersebut akan berkurang hingga 13-14 jam setelah satu tahun. Remaja memerlukan waktu tidur lebih
lama daripada orang dewasa, yang dimungkinkan oleh perubahan fisiologis yang sedang terjadi pada tubuhnya
(Robotham, 2011; Benaroch, 2012). Berikut beberapa daftar kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia :
a. Bayi dengan usia 1-12 bulan memerlukan waktu tidur 14-15 jam per hari. Mereka masih tidur siang
sebanyak 2-3 kali sehari dengan waktu tidur yang mulai diarahkan agar memiliki pola kebiasaan yang baik
(Benaroch, 2012).
b. Balita usia 1-3 tahun memerlukan waktu tidur 12-14 jam per hari. Walaupun masih tidur siang,
mereka hanya tidur siang sekali sehari dan tidak lagi tidur siang pada pagi hari (Benaroch, 2012).
c. Balita usia 3-5 tahun dan anak usia 6 tahun memerlukan waktu tidur 10-12 jam per hari. Waktu tidur
siang mereka makin lama makin sedikit dan umumnya pada usia 5 tahun, anak tidak lagi tidur siang (Benaroch,
2012). Anak usia 7-12 tahun memerlukan waktu tidur 10-11 jam per hari. Pada usia tersebut, aktivitas sehari-
hari membuat mereka tidur makin larut dan rata-rata hanya tidur sekitar 9 jam (Benaroch, 2012).
d. Remaja usia 12-18 tahun memerlukan waktu tidur 8-9 jam per hari. Waktu tidur masih berperan
penting bagi kesehatan seperti pada masa kanak-kanak mereka. Walaupun ditemukan bahwa banyak remaja
memerlukan waktu tidur yang mungkin lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, tuntutan sosial membuat
mereka sulit mendapatkan waktu dan kualitas tidur yang sesuai (Benaroch, 2012).
e. Saat seseorang mencapai tahap dewasa, mereka cenderung memerlukan waktu tidur 7-8 jam per
hari. Sedangkan lansia cenderung memerlukan waktu 6-7 jam per hari dengan tidur siang yang lebih sering pada
siang hari. Waktu untuk tidur pada orang dewasa kebanyakan bervariasi dari tiap orang ke orang, dan umumnya
berkisar antara 5-11 jam (Robotham, 2011).
Kurang tidur dapat mengakibatkan dampak negatif. Saat kita terjaga, kita menyimpan suatu keadaan
yang disebut ‘sleep debt’ yang dapat diganti hanya melalui tidur. Hal ini diatur oleh suatu mekanisme dalam
tubuh yang disebut sebagai “sleep homeostat”, yang mengatur keinginan kita untuk tidur. Jika jumlah ‘sleep
debt’ besar, maka “sleep homeostat” akan memberitahukan pada kita bahwa kita perlu tidur lebih banyak
(Robotham, 2011
6
2.1.4 Kualitas Tidur
Kualitas tidur menurut American Psychiatric Association adalah suatu fenomena kompleks dimana
mencakup beberapa dimensi yaitu kualitas tidur yang dirasakan, durasi tidur, latensi tidur, disfungsi pada siang
hari, gangguan tidur dan penggunaan obat tidur (Yi, 2008).
1. Durasi Tidur
Durasi tidur atau kuantitas tidur seseorang merupakan salah satu dimensi penilaian baik atau tidaknya
kualitas tidur seseorang (Yi, 2008). Durasi tidur untuk orang dewasa normalnya tidak ada ketentuan yang pasti,
tetapi biasanya orang dewasa akan membutuhkan tidur sekitar 7-8 jam perharin (Kate, 2016). Kuantitas tidur
yang kurang akan menyebabkan seseorang kurang tidur, salah satu penyebab yang paling sering adalah
penggunaan teknologi seperti mendengarkan musik atau menonton televisi, stress, konsumsi kafein atau
merokok sehingga seseorang akan tetap terjaga pada malam hari (Kazim and Abrar, 2011).
2. Latensi Tidur
Latensi tidur merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk jatuh tertidur. Latensi tidur
merupakan indeks untuk mengukur kemampuan individu untuk mempertahankan bangun. Normalnya latensi
tidur berlangsung selama 10 – 20 menit. Jika terjadi penurunan maka akan mengakibatkan kantuk yang
berlebihan pada siang hari. Dan ketika latensi tidur meningkat >20 menit maka seseorang tersebut akan sulit
untuk memulai tidur (Amir, 2007).
3. Kualitas Tidur yang Dirasakan
Kualitas tidur merupakan suatu keadaan dimana individu merasa segar dan bugar saat terbangun
setelah tidur (Khasanah and Hidayati, 2012). Kualitas tidur yang dimaksud adalah kepuasan seseorang terhadap
tidur pada saat terbangun atau dapat dilihat juga dengan peningkatan waktu bangun yang dapat disebabkan
beberapa faktor seperti apnea (Buysse, 2014).
4. Disfungsi pada Siang Hari
Ketika kualitas tidur seseorang buruk maka akan menyebabkan kantuk siang hari. Kantuk pada siang
hari ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas, kesehatan fisik yang memburuk dan
meningkatkan risiko kematian (Buysse et al., 2008). Perubahan irama sirkadian dan rasa kantuk yang
berlebihan pada siang hari dapat mempengaruhi kesehatan, kemampuan atau professional skill seseorang dan
efisiensi kerja. Studi menunjukkan bahwa individu yang memiliki kualitas tidur yang buruk dapat
mengakibatkan meningkatnya kecelakaan dalam kerja, produktivitas dan kemajuan karir pada individu tersebut
(Garbarino et al., 2016).
5. Gangguan Tidur
Gangguan tidur dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III di Indonesia
termasuk ke dalam golongan ke-V yaitu sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik (Maslim, 2013). Beberapa dampak dari gangguan tidur ini adalah mengantuk berlebihan pada siang
hari, gangguan atensi, mood, depresi dan penurunan kualitas hidup (Amir, 2007).
6. Penggunaan Obat Tidur
Beberapa obat-obatan yang dikonsumsi untuk kondisi gangguan medik terkadang dapat mengganggu
tidur (Amir, 2007). Beberapa obat-obatan atau zat tersebut adalah obat-obat penenang golongan benzodiazepin,
barbiturat atau non-benzodiazepin, alkohol, kafein dan antidepressant (Kryger, Roth and Dement, 2011).
7
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang, diantaranya adalah :
1. Alkohol Konsumsi alkohol terutama tiga jam pertama setelah mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan latensi NREM dan menurukan latensi REM (Flávio et al., 2014). (Hershner and Chervin, 2014).
2. Merokok
Merokok juga dapat meningkatkan latensi tidur. Merokok juga dapat mengurangi efisiensi tidur dan
mengantuk berlebihan pada siang hari. Nikotin yang merupakan komponen utama dalam merokok akan
menstimulasi dikeluarkannya neurotransmitter termasuk dopamin dan serotonin yang berperan dalam regulasi
tidur sehingga akan menyebabkan gangguan tidur. (Flávio et al., 2014).
3. Stress
Stress merupakan salah satu faktor penyebab kualitas tidur yang buruk dan membuat seseorang sulit
tidur pada malam hari (Yi, 2008; Kazim and Abrar, 2011). Stress pada mahasiswa biasanya disebabkan oleh
faktor akademik. Ketika level stress mahasiswa meningkat maka akan mengganggu kualitas tidur sehingga akan
mengganggu proses belajar dan dapat mempengaruhi hasil akademik (Yi, 2008).
4. Aktivitas Fisik
Kurangnya aktvitas fisik juga menjadi salah satu faktor kurangnya kualitas tidur. American Sleep
Association merekomendasikan aktivitas fisik seperti olahraga sebagai pencegahan non-farmakologi terhadap
kualitas tidur yang buruk. Aktivitas fisik dapat menurukan fase REM dan meningkatkan gelombang-lambat
tidur (Flávio et al., 2014).
5. Kafein
Kafein merupakan antagonis reseptor adenosin (Lorist and Snel, 2008). Konsumsi kafein akan
menyebabkan durasi tidur memendek, meningkatkan waktu tidur setelah onset tidur dan meningkatkan onset
latensi tidur. Kafein dengan dosis tertentu akan mengurang persentasi waktu dalam tidur gelombang lambat dan
dapat mengganggu proses REM dan NREM (Owens, Mindell and Baylor, 2014)
6. Teknologi
Penggunaan teknologi canggih juga berpengaruh dalam pola tidur seseorang. Setiap orang saat ini
pasti menggunakan barang elektronik seperti telepon genggam, alat pemutar musik, komputer, televisi dan
video games. Cahaya dari barang elektronik ini akan menghambat sekresi hormon melatonin yang berperan
dalam siklus tidur-bangun. (Calamaro, Mason dan Ratcliffe, 2009).
2.1.5 Dampak Kurang Tidur
Terdapat beberapa dampak yang berkenaan dengan kualitas tidur, salah satunya yaitu dampak Secara
Fisik Secara fisik,kurangnya kualitas tidur dapat mengakibatkan kesehatan seseorang menurun, menyebabkan
kantuk di siang hari dan kelelahan. Bahkan kurang nya kualitas tidur juga bisa mengakibatkan beberapa
penyakit seperti diabetes, inflamasi dan penyakit yang berkaitan dengan kardiovaskuler (Yi, 2008). Tidur yang
kurang memadai atau kurang tidur dapat mengganggu kesehatan tubuh salah satunya adalah obesitas, penyakit
kardiovaskular, mengganggu kekebalan imun dan penyakit kronis lainnya (Kazim and Abrar, 2011Dampak
Secara Psikologis Ketika seseorang kurang tidur, maka dapat memberikan dampak seperti Gangguan emosional,
memori, kinerja kognitif.
8
2.2 Hasil Belajar
2.2.1 Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar merupakan kemampuan
yang diperoleh setelah proses pembelajaran yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik dalam aspek
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga lebih baik dari sebelumnya (Purwanto, 2003).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik (Sudjana, 2009).
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
2.2.2 Indikator keberhasilan Hasil belajar/nilai
Indikator keberhasilan hasil belajar/nilai yang baik yaitu memiliki nilai di atas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang merupakan acuan untuk menetapkan seorang siswa secara minimal memenuhi
persyarataan atas materi pelajaran tertentu. Niai KKM yang di tentukan yaitu dari guru kimia adalah ≥65 maka
dinyatakan lulus, sedangkan <65 dinyatakan tidak lulus.
2.3 Hubungan Kedua Variabel
Menurut beberapa peneliti salah satunya Catur Masyeni (2010) yang dari penelitiannya telah
memperoleh hasil terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa, ia menjelaskan
bahwa salah satu dampak kualitas tidur yang buruk yaitu mengakibatkan kantuk yang berat dan akhirnya dapat
menggangu konsentrasi belajarnya siswa hingga dapat memengaruhi hasil belajarnya
Lalu menurut Prasadja (2009), pada usia dewasa tubuhnya mereka akan menyesuaikan jam tidurnya
dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari begitu juga bagi remaja yang masih jadi pelajar, dan jam tidur yang
berubah ubah pada dewasa tidak begitu mengganggu mental dan kemampuan dalam berkonsentrasi. Berbeda
dengan anak anak remaja, tidur akan memengaruhi perkembangan dan kemampuan otaknya, karena pada saat
tidur pertumbuhan dan perkembangan organ organ tubuh anak akan berkembang dengan pesat (Prasadja, 2009).
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Subjek, waktu dan tempat penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-20 September 2019 dan bertempat di Sekolah Dian
Harapan Bangka. Sampel yang di teliti dari siswa siswi kelas XI IPA SMA SDH Bangka yang jumlah siswa
laki-laki 8 siswa, dan perempuan 21 siswi.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Gabungan, menurut Hanson sebagaimana di kutip
oleh Hesse (2010) metode gabungan ialah “mencakup koleksi, analisis dan intergrasi data kuantitatif dan
kualitatif dalam kajian tunggal atau bertahap, sedangkan definisi lain menurut Julia Branen dari Institute of
Education, University of London salah satu pakar dalam bidang riset ialah “ mengadopsi strategi riset yang
menggunakan lebih dari satu tipe metode riset.”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
gabungan berkaitan dengan metode lebih dari satu dalam satu kegiatan riset atau lebih yang mengguakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Metode Kuantitatif menurut Sugiyono (2013), adalah metode penelitian yang di gunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi
serta menyajikan data dan pembahasan secara matematis dan statistik.. Metode kuantitatif menurut Anik
Gihufron (2016), adalah model penelitian yang bertujuan mengungkapkan fenomena lepas dari konteksnya yang
seringkali memunculkan dirinya dalam model-model penelitian eksperimen dan non eksperimen, yang
menyajikan data dan pembahasan yang berfokus kepada mutu atau kualitas data untuk memperoleh wawasan
atau informasi tertentu.
Pengambilan data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer menurut Hasan
(2002: 82) ialah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakuakan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukanya. Khususnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan riset
atau penelitian. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu seperti pengisian kuesioner, dimana
peneliti dalam mengumpulkan data primer lewat pertanyaan kuesioner yang akan diisi oleh responden yang
mengenai kualitas tidur siswa selama bulan Agustus 2019.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada atau dikumpulkan oleh orang lain (Hasan, 2002: 58) . lebih jelasnya data
sekunder merupakan informasi dari tangan pertama yang sudah dikumpulkan, dicatat orang lain dengan tujuan
tertentu. Dimana data sekunder yang di ambil merupakan lembar hasil belajar siswa yang didapat dari guru SDH
dimana yang diambil hasil belajar kimia siswa.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar hasil belajar/nilai,
1. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik yang diberikan kepada
subjek, baik secara individual atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu, peneliti
menggunakan lembar kuesioner PQSI untuk mengukur kualitas tidur responden. Jenis kuesioner
yang dipakai adalah kuesioner tertutup dimana disajikan sedemikian rupa sehingga responden
diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda silang atau checklist (Nasution, 2006).
Peneliti menggunakan lembar kuesioner terdiri dari 7 komponen yaitu tidur secara subjektif, waktu
mulainya tidur, lamanya tidur,gangguan tidur, kebiasaan penggunaan obat-obatan dan akivitas yang dapat
mengganggu tidur serta aktivitas sehari-hari terkait dengan tidur. Berikut contoh lembar kuesioner PQSI :
10
1Tabel 3.1 Contoh lembar kuesioner PQSI
Berdasarkan contoh kuesioner PQSI di atas terdapat 7 komponen/indikator yang menggambarkan
kualitas tidur seseorang, dan dalaam kolom kedua terdapat pertanyaan/pernyataan yang menjelaskan maksud
dari ke 7 komponen tersebut dan di kolom ke tiga terdapat jawaban yang akan di jawab, dan juga skor dari
komponen tersebut. Penilaian untuk kuesioner ini adalah dengan menjumlahkan hasil skor, total skor maksimal
adalah 21 dan minimal 0, jika jumlah skor < 5 maka kualitas tidur baik, tapi jika jumlah skor > 5 maka kualitas
tidurnya buruk ( Sanningtyas, 2013)
Lembar hasil belajar / nilai adalah data yang menyangkut perubahan perilaku dan kemampuan secara
keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar (Nana sudjana, 2009). Dalam penelitian ini peneliti
mengambil bentuk hasil belajar berupa nilai Ulangan kimia yang didapatkan dari guru kimia SDH Bangka.
Berikut adalah contoh lembar hasil belajar /nilai
Berdasarkan table dibawah terdapat kolom pertama yang berisi nomor, dan pada kolom kedua terdapat
responden / sampel yang di ambil yaitu dari kelas 11 IPA SDH Bangka yang jumlah totalnya 29 siswa, serta
pada kolom ketiga terdapat hasil belajar/nilai responden. Peneliti mengambil hasil belajar kimia pada tengah
semester 1. Dan perhitungan hasil nilai yang baik adalah jika nilai ≥ 67, hasil belajar yang buruk jika nilai < 67
sesuai dengan KKM pada kurikulum 2013 (Permendikbud, no 53 tahun 2015).
Komponen Pertanyaan dan Pernyataan Penilaian
Jawaban Skor
Kualitas
Tidur secara
Subjektif
Bagaimana Kualitas tidur anda
sebulan yang lalu?
Sangat Baik 0
Cukup Baik 1
Buruk 2
Sangant Buruk 3
Durasi Tidur Berapa Lama anda tidur di malam
hari?
>7 jam 0
6-7 jam 1
5-6 jam 2
<5 jam 3
Latensi Tidur Butuh berapa lama waktu yang di
perlukan sebelum kamu tertidur?
≤15 menit 0
16-30 menit 1
31-60 menit 2
>60 menit 3
Efisiensi
tidur
(Jumlah lama tidur/jumlah lama
ditempat tidur) x 100%.
Jumlah lama tidur ;saat anda mau
tidur(tapi belum tertidur) sampai
anda bangun di pagi hari.
≥85% 0
75-84% 1
65-74% 2
<65% 3
Gangguan
Ketika tidur
malam
Gangguan ketika tidur bisa
meliputi: tidak mampu tertidur
selama 30 menit sejak berbaring,
kedinginan/kepanasan saat
tidur,mimpi buruk, terasa nyeri,
batuk atau menggorok, dll.
Tidak pernah 0
Kadang-kadang 1
Sering 2
selalu 3
Penggunaan
Obat tidur
Seberapa sering anda
menggunakan obat tidur ?
Tidak pernah 0
Kadang-kadang 1
Sering 2
selalu 3
Gangguan
aktivitas di
siang hari
Beberapa keluhan yang
mengganggu aktivitas anda
seperti: Mengantuk, lemas,
menguap, dll.
Tidak ada 0
Ringan 1
Sedang 2
Berat 3
11
Tabel 3.2 Contoh lembar hasil belajar/nila
3.4 Langka langkah penelitian
Dilakukannya penelitian ini dengan berbagai langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data
Pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan data untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujua penelitian. Dimana data yang di ambil
data primer yang menggunakan metode lembar kuesioner PQSI mengenai informasi kualitas tidur
yang telah dibagikan kepada responden, dan data sekunder berupa nilai hasil belajar siswa dari
guru.
2. Mengolah data
Setelah terkumpul data yang di perlukan, peneliti akan mengolah data, peneliti akan mengecek dan
memperbaiki isian kuesioner (kelengkapan, tulisan jelas terbaca, jawaban relevan dan konsisten
dengan pertanyaan).
3. Menganalisis data
Peneliti menggunakan 2 metode untuk menganalisis data, yaitu analisis univariat dan
bivariate.
Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variable yang
di teliti yaitu kualitas tidur dan hasil belajar. Peneliti menggunakan analisis ini untuk memperoleh
distribusi frekuensi dan presentasi dari masing-masing variable, sehingga diperoleh gambaran
umum data yang disajikan dalam bentuk table (Notoatmojo, 2010)
Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara kedua variabel
dan melihat kemaknaan antara variabel yang di sajikan berupa paragraph dari analisis univariat
yang di bahas secara detail dan hasil yang di dapatkan dalam perhitungan menunjukan adanya
hubungan antara kedua variable (Nursalam, 2008).
12
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Adapun data yang telah diterima dan peneliti telah menganalisisnya dan ditampilkan sebagai berikut :
4.1.1 Analisis Univariat
Penilaian kualitas tidur dibgi atas 7 komponen, yaitu kualitas tidur subjektif, latensi tidur, lama tidur,
efisiensi tidur, gangguan tidur di malam hari, penggunaan obat tidur dan gangguan aktivitas di siang hari,
ditampilkan sebagai berikut.
2Tabel 4.1 Frekuensi kualitas tidur subjektif siswa
Tabel di atas menunjukan hasil analisis mengenai salah satu komponen kualitas tidur yaitu kualitas
tidur siswa secara subjektif, yaitu kualitas tidur yang dirasakan secara peribadi tiap siswa.
3Tabel 4.2 Frekuensi Latensi tidur siswa
Tabel diatas menunjukan hasil analisis dari data yang didapatkan mengenai gambaran Latensi tidur
atau lama waktu yang dibutuhkan agar siswa tertidur siswa kelas 11 IPA SDH Bangka.
4Tabel 4.3 Frekuensi Lama tidur siswa
Waktu Frekuensi// banyak siswa Persen (%)
>7 jam 5 17,2 %
6-7 jam 12 41,3 %
5-6 jam 9 31 %
<5 jam 3 10,3 %
Total 29 100 % Tabel diatas menunjukan gambaran lama siswa tidur dari malam hari sampai pagi hari
Karakteristik Frekuensi /banyak siswa Persen (%)
Sangat baik 2 6,8 %
Cukup baik 17 58,6 %
Cukup buruk 9 31 %
Sangat buruk 1 3.4 %
Total 29 100 %
Durasi Frekuensi / Banyak siswa Persen %
≤15 menit 14 48,2 %
16-30 menit 8 27,5 %
31-60 menit 5 17,2 %
>60 menit 2 6,8 %
Total 29 100 %
13
5Tabel 4.4 Frekuensi Efesiensi Tidur siswa
Efesiensi Frekuensi//banyak siswa Persen (%)
>85 % 12 41,3 %
75-84 % 10 34,4 %
65-74% 4 13,7 %
<65 % 3 10,3 %
Total 29 100 % Tabel diatas menunjukan gambaran efisiensi tidur siswa
6Tabel 4.5 Frekuensi Gangguan Tidur malam hari
Gangguan Tidur Frekuensi/banyak siswa Persen (%)
Tidak Pernah 4 13,7 %
Kadang-kadang 21 72,4 %
Sering 2 6,8 %
Selalu 2 6,8 %
Total 29 100% Tabel diatas menunjukan gambaran gangguan tidur siswa pada saat malam hari.
7Tabel 4.6 Frekuensi Penggunaan Obat Tidur
Penggunaan obat Frekuensi/banyak siswa Persen (%)
Tidak pernah 27 93,2 %
Kadang-kadang 2 6,8 %
Sering - -
Selalu - -
Total 29 100% Tabel diatas menunjukan gambaran penggunaan obat tidur yang dipakai siswa untuk membantu tidur
mereka.
8Tabel 4.7 Frekuensi Gangguan aktivitas di siang hari
Gangguan aktivitas Frekuensi/banyak siswa Persen (%)
Tidak ada 1 3,4 %
Ringan 11 38 %
Sedang 14 48,2 %
Berat 3 10,3 %
Total 29 100% Tabel diatas menggambarkan gangguan aktivitas disiang hari seperti mengantuk, tidak fokus, dan lain-
lain.
14
9Tabel 4.8 Frekuensi Gambaran kualitas tidur siswa
Kualitas Tidur Frekuensi/banyak siswa Persen (%)
Baik 11 38 %
Buruk 18 62 %
Total 29 100% Tabel diatas menunjukan hasil perhitungan mengenai data-data yang ditunjukan sehingga terdapat
gamabara kualitas tidur siswa Kelas 11 IPA SDH Bangka.
10Tabel 4.9 Frekuensi Gambaran Hasil belajara / Nilai kimia siswa
Hasil belajar Frekuensi/banyak siswa Persen (%)
Lulus 27 93,2 %
Tidak lulus 2 6,8%
Total 29 100%
4.1.2 Analisis Bivariat
Analisis ini untuk mengidentifikasikan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan hasil belajar
kimia tengah semester pada siswa kelas 11 IPA SDH Bangka ditampilkan pada table berikut :
11Tabel 4.10 Hubungan Antara Kualitas tidur dengan Hasil belajar siswa
Hasil Belajar
Kualitas tidur Lulus Tidak lulus
Total Frekuensi Persen(%) Frekuensi Persen(%)
Baik 10 91% 1 9% 11
Buruk 17 94% 1 6% 18
27 2 29
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasikan adanya
hubungan antara kualitas tidur dengan hasil belajar pada 29 siswa kelas 11 IPA SDH Bangka.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 29 responden, didapatkan hasil pada komponen
kualitas tidur subjektif atau kualitas tidur yang dirasakan secara pribadi tiap siswa bahwa sebanyak 2 siswa
(6,8%) sangat baik, 17 siswa (58,6%) memiliki kualitas tidur cukup baik, 9 siswa (31%) cukup buruk, 1 siswa
(3,4%) memiliki kualitas tidur yang sangat buruk.
Lalu berdasarkan hasil yang diperoleh pada komponen latensi tidur siswa yaitu sebanyak 14 siswa (48,2%)
memiliki latensi tidur yang sangat baik yaitu ≤15 menit, 8 siswa (27,5%) memiliki latensi tidur 16-30 menit, 5
siswa (17,2%) memiliki latensi tidur cukup buruk yaitu 31-60 menit, dan sebanyak 2 siswa (6,8%) memiliki
latensi tidur yang sangat buruk yaitu >60 menit.
Pada komponen lama tidur siswa diperoleh hasil bahwa sebanyak 5 siswa (17,2%) memiliki lama tidur
yaitu >7 jam, 12 siswa (41,3%) memiliki lama tidur 6-7 jam, 9 siswa ( 31%) memliki lama tidur sebanyak 5-6
jam, dan sebanyak 3 siswa (10,3%) memliki lama tidur yang sangat buruk yaitu <5 jam.
Hasil yang diperoleh dai 29 responden untuk komponen efisiensi tidur siswa yaitu sebanyak 12 siswa
(41,3%) memiliki efisiensi tidur yang baik yaitu >85%, 10 siswa (34,4%) memiliki efisiensi tidur yaitu 75-84%,
dan sebanyak 4 siswa (13,7%) memiliki efisiensi tidur yang cukup buruk yaitu 65-74%, serta sebanyak 3 siswa
(10,3 %) memiliki efisiensi tidur yang buruk yaitu <65%.
15
Untuk komponen gangguan tidur malam hari diperoleh hasil hanya 4 siswa (13,7%) yang tidak pernah
mengeluh gangguan tidur malam hari, dan sebanyak 21 siswa (72,4%) mengalam gangguan tidur malam ringan,
sebanyak 2 siswa (6,8%) yang sering mengalami gangguan tidur malam, dan sebanyak 2 siswa juga (6,8%)
yang selalu mengalami gangguan tidur malam.
Komponen penggunaan obat tidur diperoleh hasil bahwa terdapat hanya 27 siswa (93,2%) tidak
mengkonsumsi obat untuk membantu tidurnya dan hanya 2 siswa (6,8%) yang kadang –kadang menggunakan
obat untuk membantunya tidur
Dan untuk komponen gangguan aktivitas pada siang hari diperoleh hasil bahwa ada 1 siswa (3,4%) yang
tidak mengeluh adanya gangguan aktivitas, 11 siswa (38%) mengeluh adanya gangguan aktivitas yang ringan,
14 siswa (48,2%) yang mengeluh gangguan aktivitas di siang hari yang cukup berat, da nada 3 siswa (10,3%)
yang mengeluh adanya gangguan aktivitas siang hari yang sangat berat.
Berdasarkan hasil seluruh komponen yang diperoleh dari 29 siswa didapati bahwa sebanyak 11 siswa (38%)
memiliki kualitas tidur yang baik dan 18 siswa (62%) memiliki kualitas tidur yang buruk.
Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh aktivitas sosial dan juga faktor teknologi pada usia remaja
seseorang sedang berada dipuncak keaktifan dalam aktivitas social di teknologi yang mempengaruhi kualitas
tidur seseorang seperti akses internet, game online, peralatan elektronik yang ada di kamar tidur seperti tv,
gadget dan computer (Calamaro, Mason dan Ratcliffe, 2009). Dan salah satu yang mempengaruhi kualitas tidur
siswa yaitu tugas yang banyak atau hal lain yang dapat membuat seseorang memikirkannya terus menerus dapat
menimbulkan kecemasan pada individu tersebut. Hal inilah yang juga mengganggu tidur seseorang sehingga
menyebabkan kekurangan tidur dan berdampak pada kualitas tidur seseorang. Berdasarkan data yang telah
didapatkan, hanya 4 (13,7%) siswa yang tidak mengeluh mengalami gangguan tidur di malam hari, sebaliknya
25 siswa ( 86,3%) mengeluh mengalami gangguan tidur di malam hari. Gangguan tidur yang banyak dikeluhkan
adalah terbangun di malam hari atau bangun terlalu pagi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
hamper seluruh responden memiliki kualitas tidur yang buruk
Hasil belajar dalam penelitian ini diambil dari seluruh hasil nilai sumativ kimia 11 IPA tengah semester
tahun 2019 yang didapatkan dari guru kimia SDH Bangka. Berdasarkan hasil analisis univariat yang telah
dilakukan terhadap hasil belajar responden, diperoleh hasil bahwa dari 29 responden hanya sebanyak 27 siswa
(93,2%) yang lulus dan hanya 2 siswa (6,8%) siswa yang tidak lulus. Dari pengolahan data dilakukan telah
dipastikan bahwa tidak ada factor lain yang memengaruhi hasil belajar responden, seperti sedang sakit, stress,
dan sebagainya, kecuali factor tersebut memengaruhi kualitas tidur sehingga hasil belajar jadi terganggu. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bhawa lebih dari setengah responden lulus dibandingkan dengan responden
yang tidak lulus.
4.3 Kajian Penelitian Terhadap Kehidupan Secara Kontekstual.
Setelah membahas data dan membuktikan hasil penelitian dengan teori yang ada, peneliti menemukan
bahwa tidak ada hubungan antara kualitas dengan hasil belajar siswa kelas 11 IPA SDH Bangka, peneliti
melihat dalam pandangan alkitab bahwa Allah sendiri perlu istirahat dalam segala kegiatannya seperti pada
masa penciptaan dan Ia istirahat pada hari ke-Tujuh (Kejadian 2:2-3), maka manusia pun perlu istirahat yaitu
tidur yang cukup, tapi ada juga pandangan alkitab bahwa tidur menyatakan kemalasan (Amsal 20:13), dan
dalam konteks pemebelajaran pandangan alkitab dipenuhi di buku amsal yang dipenuhi dengan pengajaran-
pengajaran dan salah satu perintah Allah bagi orang tua adalah mendidik dan mengajari berbagai pembelajaran
bagi anak-anak mereka (Efesus 6:4). Dan salomo menyatakan kalau dasar dari semua pembelajaran yang benar
adalah “takut akan Tuhan”, kata “takut” disini adalah gentar akan kekudusan Allah sehingga kita menaati-Nya
dalam Yesus Kristus yang telah telah dating ke dunia untuk mencari orang-orang yang hilang dengan
menyebarluaskan akan pengajaran-pengajaran akan firman Allah pengajaran dari Yesus lah yang merupakan
sumber kebenaran, Yesus berkata bahwa jika kita mengetahui dan mempelajari akan kebenaran, maka
kebenaran akan memerdekakan kita (Yohanes 8:32). Maka untuk mendapatkan prestasi yang baik kita harus
16
belajar terlebih dahulu akan firman Allah karena dasar dari pendidikan itu sendri adalah “Takut akan Allah” .
Ada pepatah yang mengatakan, “kita tdiak bisa menggunakan apa yang kita tidak tahu”. Prinsip ini sama
benarnya ketika berbicara mengenai hasil pembelajaran yang alkitabiah, bagaimana caranya dapat hasil belajar
yang baik? Yaitu dengan membaca, belajar, dan merenungkan firmna Tuhan, seperti yang telah di sampaikan
rasul Paulus (2 Tim 2:15)
Jadi seperti hasil penelitian bahwa tidak ada hubungna antara kualitas tidur dengan hasil belaja, sebab faktor
yang paling mempengaruhi adalah dari kita sendiri, dimana kita memilki komitmen pada Tuhan bahwa Ia
beserta kita, dan percaya diri untuk bisa dan berhasil (Hakim, 2004:6)
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Siswa kelas XI IPA SDH Bangka Mengenai
kualitas tidurnya, didapatkan hasil bahwa dari 29 responden terdapat 18 orang yang kualitas
tidurnya buruk dan 11 orang lainya memiliki kualitas tidur yang baik
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 29 siswa kelas 11 IPA SDH Bangka mengenai
hasil belajar pelajaran Kimia, didapatkan hasil bahwa 27 orang yang hasil belajarnya baik
sedangkan 2 orang sisanya hasil belajarnya buruk.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan telah didapatkan hasil bahwa tidak adanya hubungan
antara kualitas tidur dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA SDH Bangka.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pelajar, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman serta bisa dijadikan acuan bagi siswa
untuk lebih mengatur jadwal tidurnya dengan baik, dan diharapakan siswa agar lebih tekun dalam
belajar
2. Bagi Pengajar, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengetahui hal-hal yang dapat
berpengaruh pada hasil belajar siswa dan mengetahui faktor faktor yang menyebabkan siswa
merasa kantuk pada saat belajar sehingga bisa menerapkan metode mengajar yang lebih interaktif
pada saat pembelajaran berlangsung.
18
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno A. 2002. Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan penatalaksanaanya. J
Kedokter Trisakti. 21(1):23-30
Giri PA, Baviskar MP, Phalke DB. 2013. Studi tentang masalah tidur dan mahasiswa Pravara
Institute of Medical Sciences Loni, Western Maharashtra, India. Ann Med Health Sci Res.
3(1): 51-4
Schmidt C, Peigneux P, Cajochen C. 2012. Age-related changes in sleep and circadian
rhythms: impact on cognitive performance and underlying neuroanatomical networks. Front
Neurol. 3: 1-11
Michael Robotham dan Benaroch 2011;2012. Studi perubahan pola tidur berdasarkan usia
dari bayi hingga orang dewasa
Yi, WW. 2008. Time management, stress and sleep quality [disertasi]. Hongkong: Baptist
University
Kate J. 2016. Sleeping habits and sleep deprivation among college students [disertasi].
Arizona: The University of Arizona.
Kazim M, Abrar A. 2011. Sleep patterns and academic performance in students of a medical
college in pakistan. KUST Med Journal. 3(2):60.
Amir N. 2007. Gangguan tidur pada lanjut usia : diagnosis dan penatalaksanaan. Cermin
Dunia Kedokteran. (157):196–206.
Khasanah K, Hidayati W. 2012. Kualitas tidur lansia balai rehabilitasi sosial “MANDIRI”
Semarang. Jurnal Nursing Studies 1(1):189–96.
Buysse DJ. 2014. Sleep health: can we define it? Does it matter?. SLEEP. 37(1): 9–17.
Buysse DJ, Hall ML, Strollo PJ, Kamarck TW, Owens J, Lee L, et al. 2008. Relationships
between the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Epworth Sleepiness Scale (ESS), and
clinical/polysomnographic measures in a community sample. J Clin Sleep Med. 4(6):563–
571.
Garbarino S, Lanteri P, Durando P, Magnavita N, Sannita WG. 2016. Comorbidity, mortality,
quality of life and the healthcare/welfare/social costs of disordered sleep: A rapid review. Int
J Environ Res and Public Health. 13(8):1-15.
Kryger M, Roth T, Dement W. 2011. Principles and practice of sleep medicine 5th edition.
St. Louis : Elsevier Saunders.
Boltz, Marie. The Pittsburgh Sleep Quality Index. Practices in Nursing Care, 2007.
http://www.consultGeriRN.org. Diakses pada tanggal 10 Juli 2016
19
Flávio M, Wagner R, Camara A, Christina D, Zanneti, Damasceno, C, et al. 2014. Health
indicators associated with poor sleep quality among university students. Revista da Escola de
Enfermagem da U S P. 48(6):1085–92.
Owens JA, Mindell J, Baylor A. 2014. Effect of energy drink and caffeinated beverage
consumption on sleep, mood, and performance in children and adolescents. Nutr Rev. 72: 65–
71.
Calamaro CJ, Mason TBA, Ratcliffe SJ. 2009. Adolescents living the 24/7 lifestyle: effects of
caffeine and technology on sleep duration and daytime functioning. Pediatrics. 123(6):1005–
10.
Purwanto MN. 2003. Psikologi pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sudjana N. 2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Schumacher M, Sipes D. 2015. The Effects of Sleep Deprivation on Memory , Problem
Solving and Critical Thinking [disertasi]. Virginia: Northern Virginia Community College,
Loundon Campus.
Chairiyati LR. 2013. Hubungan antara Self-Efficacy akademik dan konsep diri akademik
dengan prestasi akademik. Humaniora. 4(2) :1125–33.
Purwanto MN. 2003. Psikologi pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Saleh M. 2014. Pengaruh motivasi, faktor keluarga, lingkungan kampus dan aktif
berorganisasi terhadap prestasi akademik. PHENOMENON. 4(2):109–41.
Azwar S. 2004. Sikap manusia teori dan pengukurannya (Edisi 4). Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta
Agyeman GA, Frimpong EA, Ganyo ER. 2016. Student‟s perception of sociocultural factors
affecting academic performace. ASRJETS. 19(1): 19-24
Chou C. 2001. Internet heavy use and addiction among Taiwanese college students: an online
interview study. CyberPsychol Behav. 4(5):573-85
Catur Masyeni. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar Siswa SD
Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta. 2010.
Prasadja, A. Ayo Bangun Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar. Jakarta: Penerbit
Hikmah, 2009.
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati,
Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.
Schupp M, Hanning C. 2003. Physiology of sleep. Continuing Education in Anaesthesia,
Critical Care & Pain. 3(3):69–74.
20
Dimyati. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Ghufron, A. (2016). Pengertian metode kuantitif. In A. Ghufron, Metode Kuantitatif (p. 8:56).
Hasan. (2016, oktober 19). Pengertian data primer sekunder. Retrieved oktober 19, 2016,
from kanal info web site: http://www.kanalinfo.web.id
intan. (2009). pengertian tidur. jakarta.
Notoadmojo, & Nursalam. (2010, 2008). Analisis Univariat dan bivariat.
Prayitno, & Kunandar. (2013:533; 2013:83). Pengertian KKM.
Sarwono, J. (2013). Metode Gabungan (Mixed Method). Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2013). Pengertian kualitatif.
Wayne dalam Buku Soebadjo Atmodiwiro Pengertian Sekolah, 2000; Daryanto :1997
21