31
Minimum Wages Trending Topic Oleh. Muhammad Aditya warman, MBA Jakarta,12 Oktober 2015 Analysis & Research sharing Session Strictly Confidential Research 2014 - 2015 Kajian ini dalam rangka Mendorong sistem pengupahan nasional dalam mewujudkan produktivitas & kesejahteraan kerja melalui dewan pengupahan yang kredibel dalam mwujudkan daya saing global dan menciptakan daya beli pekerja

Minimum Wages Trending Topic - APINDOapindo.or.id/userfiles/publikasi/pdf/Minimum_Wages_Watimpres_2015.pdf · 2. BANTEN 104 90 14 Melalui SK Gubernur 3. JAWA BARAT 186 174 8 4 perusahaan

Embed Size (px)

Citation preview

Minimum Wages Trending Topic

Oleh.

Muhammad Aditya warman, MBA Jakarta,12 Oktober 2015

Analysis & Research sharing Session

Strictly Confidential

Research 2014 - 2015

Kajian ini dalam rangka Mendorong sistem pengupahan nasional dalam mewujudkan produktivitas & kesejahteraan kerja melalui dewan pengupahan yang kredibel dalam mwujudkan daya saing global dan menciptakan daya beli pekerja

Root Cause

1. Kompetensi Dewan Pengupahan yang beragam.

2. Cara Survey yang tidak baku

3. 75% daerah tidak melakukan survey sesuai

Regulasi

4. Rendahnya Anggaran terkait kelembagaan

Dewan Pengupahan

5. Politisasi Upah Minimum oleh Kepala Daerah

Bac

kg

rou

nd

ACTION Dewan Pengupahan

Main Topics

1. Sistem Pengupahan Nasional sebuah Grand Design : Framework

2. Formula penetapan Upah Minimum : Acceptable

3. Survey Pengupahan yang efektif : Standard & SOP

4. Dewan Pengupahan yang Kredibel dan Kompeten : Guidance

5. Produktivitas sbg variabel penting upah sektoral : Formula

“Mendorong Sistem Pengupahan Nasional dalam mewujudkan Produktivitas &

Kesejahteraan dalam mencapai daya saing global dan daya beli karyawan “ M

ain

Dis

cu

ss

KPI’s Wages Issues

Employee Income

HOT Issues

Employee cost Nilai Intrinsiknya mengecil

Membengkak !

Mengapa terjadi ???

Upah minimum adalah bentuk proteksi

negara terhadap pekerja dalam hal nilai

batas bawah upahnya. Pertimbangan utamanya adalah biaya setiap orang untuk

memenuhi kebutuhan jenis barang agar bisa hidup dan

melakukan pekerjaan yang paling sederhana.

UM ditentukan oleh Biaya hidup, &

dipengaruhi tingkat konsumsi, jenis &

kualitas barang. Perbedaan setiap orang dipengaruhi tingkat penghasilan.

Perbedaan setiap wilayah dipengaruhi suplai deman,logistik

dan distribusi. Indonesia mempunyai wilayah beragam yang

sangat lebar disparitasnya dalam hal tersebut

UM mesti dibedakan dengan basis wilayah Wilayah dengan tingkat pendapatan rendah dan harga

barang tinggi pasti konsumsi dan kualitas barang lebih

rendah dibanding dengan wilayah yang tingkat pendapatan

tinggi dan harga rendah meski jenis dan kualitasnya tinggi.

Tingkat pendapatan & konsumsi pelaku ekonomi di suatu wilayah tercermin dari angka PDRB. Wilayah dengan PDRB tinggi tetapi jumlah penduduknya besar ,maka, produktivitasnya kecil. Produktivitas membesar jika jumlah orang

yang bekerja makin bertambah. Prioritas kebijakan ketenaga kerjaan di wilayah yang rendah produktivitasnya adalah penciptaan

lapangan pekerjaan.

Daya beli pekerja yang optimal merupakan deman

potensial bagi pertumbuhan pasar sektoral

Jika Produktivitas makro dan pertumbuhan PDRB

nya masih rendah, nilai UM nya mesti dibawah KHL.

Upah sebagai salah satu komponen yang dibiayai dari

hasil penciptaan nilai tambah

Pemerintah mesti memegang peran utama dalam

peningkatan PDRB & penciptaan lapangan kerja.

Pemerintah, pengusaha dan pekerja mulai

membiasakan kalkulasi Trade off antara Upah dengan

Produktivitasnya

Pemerintah,pengusaha dan pekerja perlu merubah paradigma tentang korelasi antara

upah dan inflasi. Upah yang disesuaikan berdasarkan inflasi akan kontra produktif bagi keduanya. Kembalikan prinsip upah itu hubungannya dengan

pekerjaan,hasil pekerjaan,kompetensi pekerja.

Basic Thinking of Wages Research

Pemerintah,pengusaha dan pekerja perlu menghindari

intervensi UM terhadap struktur upah di Perusahaan

Source data by Aditya & Mustafa 2015 – Pusat Studi Apindo

To create competitiveness wages into productivity to the next landscape

Pekerjaan yang

berdampak kepada

value added pantas

dihargai

Hasil kerja

mendasarkan

kepada ukuran

produktivitas

Keahlian yang

berdampak kepada

kinerja individu atau

organisasi pantas

mendapat imbalan

yang sepadan

Sebagai Asset

patut untuk

dikembangkan

sesuai dengan

potensi yang

dimiliki

Strategi Pengupahan mendorong asset

berupa “People” untuk meningkatkan

“competency”nya guna mengoptimalkan

“Pekerjaannya” sehingga mampu untuk

bersaing dan ber-”unjuk Kerja” dalam

pasar kerja inilah key of content dalam

mendorong pengupahan yang

berkeadilan (fairness) kenyataan

Tuntutan upah naik karena akibat

daya beli turun.

Bayar Mahal Bukan

Masalah, yang Masalah adalah Bayar

Kemahalan

Wages & Compensations Research Scope : key of discuss

Benefit is an advantage, privilage, right or financial reimbursment (such as that made under an insurance policy,

medical plan or pension plan

-business dictionary

Berangkat

Kerja

Masuk

Kerja

Bekerja Dinamika

Bekerja Kerja

Lembur

Pulang

Kerja

Istirahat Pensiun

• Fasilitas

transport / COP

•Tunj operasional

Sales.

• Fasilitas

makan

• Fasilitas

pakaian

kerja

• Gaji Pokok

• Penyesuaian Gaji

kary mutasi

• UPD

• Komp hadir

di site

• Tunj Shift

• Tunj Komunikasi

• THR

• Tunj Mutasi

• Tunj rumah

• Fasilitas mess

• Penghargaan

Masa Kerja

• Karter/manter

• Development

• Bonus/

Insentif

• Upah lembur

• Uang makan

lembur

• Uang transp

lembur

• Bantuan

pengobatan

• Bantuan

Pernikahan

• Bantuan

Kedukaan

• Beasiswa

•Cuti lapangan

•cuti thn/ cuti

besar

•Tunj cuti

besar

•FF Cuti

tahunan

•Rekreasi

Program

Pensiun

Program

Kesehatan

Pensiun

• Life Insurance & Personal Accident

• JAMSOSTEK

Pasca

Pensiun

RATA-RATA UPAH MINIMUM PROVINSI DAN KHL TAHUN 2010 - 2015

908.824 988.829

1.088.902

1.296.908

1.584.391

1.782.211

1.068.399 1.123.743

1.257.828

1.435.014

1.667.902

1.813.396

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

1.800.000

2.000.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

RATA-RATA UMP

KHL

8 Saurce data : Suprayitno – DPP APINDO DKI

9

D NO PROVINSI JUMLAH

PERUSAHAAN

KEPUTUSAN GUBERNUR

KETERANGAN DISETUJUI

DITOLAK

1. DKI JAKARTA 28 - 7 18 perusahaan menarik pengajuan dan bersedia membayar um tahun 2015.

3 perusahaan dikembalikan karena tidak memenuhi syarat.

2. BANTEN 104 90 14 Melalui SK Gubernur

3. JAWA BARAT 186 174 8 4 perusahaan mencabut pengajuan

4. JAWA TIMUR 95 80 15 Melalui SK Gubernur

5. JAWA TENGAH 3 3 Melalui SK Gubernur

6. D.I YOGYAKARTA

2 2 Melalui SK Gubernur

TOTAL 418 346 47

DATA PENANGGUHAN UPAH MINIMUM TAHUN 2015

Saurce data : Suprayitno – DPP APINDO DKI

0

20

40

60

80

100

120

140

No

rth

Su

law

esi

DK

I Jak

arta

So

uth

Kal

iman

tan

La

mp

un

g N

ort

h S

um

ater

a Ea

st J

ava

Sou

th S

ula

wes

i D

I Yo

gjak

arta

N

AD

B

ante

n

East

Kal

iman

tan

B

engk

ulu

Ja

mb

i Ke

pu

lau

an R

iau

W

est

Sum

ater

a C

entr

al J

ava

Cen

tral

Su

law

esi

Ria

u

Sou

the

ast

Sula

wes

i W

est

Java

W

est

Sula

wes

i Pa

pu

a B

angk

a B

elit

un

g W

est

Pap

ua

Cen

tral

Kal

iman

tan

W

est

Nu

sa T

engg

ara

Sou

th S

um

ater

a G

oro

nta

lo

East

Nu

sa T

engg

ara

Wes

t K

alim

anta

n

Mal

uku

N

ort

h M

alu

ku

Bal

i

%

Rasio Upah Minimum terhadap KHL ( 2013)

-40% -20%

Upah minimum tidak seiring memenuhi kebutuhan hidup layak

Di 9 provinsi, UM lebih tinggi dari KHL. Di 13 provinsi, UM ≈ 80% nilai KHL atau lebih rendah.

Saurce data : Suprayitno – DPP APINDO DKI

KENAIKAN KHL UMP/KHL

2014 2015 (%) (%) SK.GUBERNUR

1 NANGGROE ACEH D. 1.750.000Rp 1.900.000Rp 8,57 1.732.413Rp 109,67 Pergub No. 81 tahun 2014

2 SUMUT 1.505.850Rp 1.625.000Rp 7,91 1.271.058Rp 127,85 SK Gub No. 188.44/0972/KPTS/2014

3 SUMBAR 1.490.000Rp 1.615.000Rp 8,39 1.474.227Rp 109,55 SK Gub 562-802-2014

4 RIAU 1.700.000Rp 1.878.000Rp 10,47 1.872.000Rp 100,32 SK Gub. No. Kpts.749/X/2014

5 KEPULAUAN RIAU 1.665.000Rp 1.954.000Rp 17,36 1.902.598Rp 102,70 SK Gub 1201 tahun 2014

6 JAMBI 1.502.300Rp 1.710.000Rp 13,83 1.708.174Rp 100,11 SK Gub No. 554/Kep.Gub/Dinsosnakertrans/2014

7 SUMSEL 1.825.600Rp 1.974.346Rp 8,15 1.974.346Rp 100,00 SK Gub No. 675/kpts/disnakertrans/2014

8 BABEL 1.640.000Rp 2.100.000Rp 28,05 2.082.000Rp 100,86 SK Gub No. 188.44/696/TK.T/2014

9 BENGKULU 1.350.000Rp 1.500.000Rp 11,11 1.499.826Rp 100,01 SK NO : X/475.XV/2014 tahun 2014

10 LAMPUNG 1.399.037Rp 1.581.000Rp 13,01 1.442.898Rp 109,57 SK NO : G/813/III.05/HK/2014

11 BANTEN 1.325.000Rp 1.600.000Rp 20,75 1.403.556Rp 114,00 Kep. Gub No. 561/Kep.427-hak/2014

12 BALI 1.542.600Rp 1.621.172Rp 5,09 1.612.818Rp 100,52 SK NO 58 tahun 2014

13 DKI JAKARTA 2.441.302Rp 2.700.000Rp 10,60 2.538.174Rp 106,38 Pergub No. 176/GUB/XI/2014

14 NTB 1.210.000Rp 1.330.000Rp 9,92 1.430.064Rp 93,00 SK Gub No. 561-687 tahun 2014

15 NTT 1.150.000Rp 1.250.000Rp 8,70 1.652.137Rp 75,66 Kep. Gub NTT No. 248/KEP/HK/2014

16 KALBAR 1.380.000Rp 1.560.000Rp 13,04 1.504.000Rp 103,72 SK Gub N0. 505 Tahun 2014

17 KALSEL 1.620.000Rp 1.870.000Rp 15,43 1.691.000Rp 110,59 SK Gub No. 188.44/0566/KUM/2014

18 KALTENG 1.723.970Rp 1.896.367Rp 10,00 2.254.000Rp 84,13 SK NO 29 tahun 2014

19 KALTIM 1.886.315Rp 2.026.126Rp 7,41 2.026.126Rp 100,00 SK Gub No. 561/K.683/2014

20 GORONTALO 1.325.000Rp 1.600.000Rp 20,75 1.864.379Rp 85,82 SK. Gub Gorontalo No. 426/13X/2014

21 SULUT 1.900.000Rp 2.150.000Rp 13,16 1.641.969Rp 130,94 SK Gub No. 34 tahun 2014

22 SULTRA 1.400.000Rp 1.652.000Rp 18,00 1.621.741Rp 101,87 Pergub No. 69 tahun 2014

23 SULTENG 1.250.000Rp 1.500.000Rp 20,00 1.499.791Rp 100,01 SK Gub No.561/566/Disnakertrans-G.ST/2014

24 SULSEL 1.800.000Rp 2.000.000Rp 11,11 1.950.000Rp 102,56 SK Gub No. 2060/X/Tahun 2014

25 SULBAR 1.400.000Rp 1.655.500Rp 18,25 1.981.507Rp 83,55 SK Gub GGH Tahun 2014

26 MALUKU 1.415.000Rp 1.650.000Rp 16,61 2.197.450Rp 75,09 SK Gub No. 228 tahun 2014

27 MALUKU UTARA 1.440.746Rp 1.577.617Rp 9,50 2.333.166Rp 67,62 SK Gubernr Nomor: 248/KEP/HK/2014

28 PAPUA 2.040.000Rp 2.193.000Rp 7,50 2.171.944Rp 100,97 SK Gubernr Nomor: 188.4/383

29 PAPUA BARAT 1.870.000Rp 2.015.000Rp 7,75 2.255.113Rp 89,35 KEP. Gubernur No. 561/229/10/2014

RATA-RATA 1.584.404Rp 1.782.211Rp 12,77 1.813.396Rp 99,53

Keterangan :1 Jumlah Propinsi yang telah menetapkan Upah Minimum sebanyak 33 Prov, yaitu :

- Upah Minimum Kab/Kota sebanyak 4 Propinsi *

2 * Propinsi yang tidak menetapkan UMP adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.

- Upah Minimum Propinsi sebanyak 29 Propinsi

PENETAPAN UPAH MINIMUM PROPINSI TAHUN 2015

UMP KETERANGANNO. PROPINSI

Saurce data : Suprayitno – DPP APINDO DKI

Wages Council

Research 2015

Oleh.

Dewan Pengupahan Nasional – Kementrian Tenaga Kerja RI

DEPENAS

Executive Summary

Strictly Confidential

Jenis Kelamin

Region

Masa Kerja

Data Research Responden : 163 orang Tanggal : Agust– Sept 2015 Jml Kota : 8 kota Metode : Survey Interview Observasi FGD Resecher : Team Depenas

Pendidikan

Usia

Kategori Para Pihak

Jabatan

•Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap

Analisa : Pemahaman Upah minimum adalah bulanan terendah atas upah pokok dan tunjangan tetap dapat dipahami oleh 63% participant, dan 37% lainnya memahami sebagai nilai tambah dan sebagian menolak upah sebatas upah pokok dan tunjangan tetap.

•Upah Minimum sebagai jaring pengaman (safety Nett) di wilayah dimana upah minimum ditetapkan.

Analisa : Pemahaman Upah sebagai jaring pengaman (safety Nett) atas upah yang ditetapkan mencakup 82% partisipan, data ini menunjukkan bahwa keinginan kuat untuk menjadikan UM sebagai Jaring pengaman atau Safety Nett.

•Penetapan upah minimum mendasarkan kepada KHL dan dilakukan melalui mekanisme survey.

Analisa : Pemahaman penetapan upah mendasarkan kepada KHL dan dilakukan melalui mekanisme survey dianggap menyakinkan karena responden memberikan nilai 77%. Dan menganggap Survey yang benar adalah cara yang efektif dan sesuai dengan spirit fairness.

Penetapan upah dipengaruhi oleh inflasi dan pertumbuhan masing-masing daerah

Analisa : Pemahaman Upah minimum dipengaruhi oleh Inflasi dan pertumbuhan masing masing daerah mendapat respon menyakinkan dari responden yakni 73% dan faktor lainnya sebanyak 27%.

•Setelah dibahas dalam sidang Depekab/Kota disusun usulan penetapan UMK kepada walikota/Bupati

untuk mendapatkan rekomendasi.

Analisa : Pemahaman Upah minimum dibahas dalam sidang Depekab/Kota berdasarkan usulan penetapan UMK untuk mendapatkan rekomendasi di respon menyakinkan sebesar 78%, selebihnya adalah faktor lainnya.

•Bupati atau walikota mengajukan usulan penetapan UMK kepada Gubernur melalui instansi yang

bertanggung jawab dibidang dibidang ketenagakerjaan.

Analisa : Pemahaman Upah minimum diajukan oleh Bupati atau walikota kepada Gubernur untuk penetapan adalah proses yang dianggap benar dengan keyakinan responden sebanyak 79%

•Gubernur dapat meminta saran dan pertimbangkan dewan pengupahan provinsi (Depeprov) dalam

mengkaji usulan UMK oleh Bupati/Walikota.

Analisa : Pemahaman bahwa Gubernur meminta saran dan pertimbangan dewan pengupahan provinsi dalam atas usulan Bupati dan Walikota adalah proses yang dianggap benar dengan keyakinan responden sebanyak 76%.

•Gubernur menerbitkan SK Upah Minimum dengan mempertimbangkan Dewan Pengupahan Provinsi

(DePEPROV) dan usulkan UMK dari Bupati/Walikota.

Analisa : Gubernur menerbitkan SK Upah Minimum dengan pertimbangan Sewan Pengupahan Provinsi dan usulan Bupati /walikota menyakinkan dengan respon 80% responden menyatakan persetujuannya.

Business Needs (X)

Pro

du

ctiv

ity

Ne

ed

s(Y

) I II

IV III

Character Performance

(people - Insight) (Expert - Skill)

Regulation Decision

Reliable Validity

A B

Fairness

Effectiveness

Experince Line Maturity Line

Wages & Productivity Council Framework2

1 adityamind

Mak

e S

ense

Compliance

Survey

By AdityaMind

Ad

d V

alu

e

WAGES & Productivity

Council

Capable Trust

Professional

Pro

spe

rity

Ne

ed

s(Z)

Valuable Competence

Business Challenges (X)

Stan

dar

d

Co

mp

etit

iven

ess

Body – Ad Hoc

Analisa : Main content.

1. Pemahaman atas Regulasi Pengupahan khususnya Keppres No. 107/2004 dan Permenaker 07/2013 direspon dengan baik oleh Responden ( anggota dewan di 8 Kota Provinsi)

2. Implementasi dalam penetapan Upah tidak sesuai dengan Pemahaman atas regulasi yang ada dan cenderung mendasarkan kepada kepentingan, dan kondisi hubungan industrial masing masing daerah/provinsi.

3. Permasalahan kompetensi Dewan Pengupahan, kepentingan politis, intervensi dan permasalahan teknis lainnya seperti biaya /dana survey yang tidak memadai dan motivasi dewan pengupahan di daerah yang tidak di maintain, sehingga terjadi banyak kepentingan atas tupoksi dewan pengupaan ini.

Sub content. 1. Intervensi Pemerintah daerah khususnya kepala dearah yang tidak menindaklanjuti

rekomendasi dengan efektif 2. Perdebatan atas penetapan KHL dan rekomendasi yang berdampak atas deadlock 3. Keterampilan pencacahan dalam proses survey pasar yang tidak memadai , sehingga

berdampak atas ketidakkonsistenan

Transformational Productivity

Research

Oleh.

Dewan Pengupahan Nasional – Kementrian Tenaga Kerja RI

DEPENAS

Framework

Strictly Confidential

Win

nin

g S

trate

gy

Pers

pecti

ve

Productivity is Add Values Nilai tambah adalah hasil penjualan dikurangi biaya pembelian barang dan jasa. Besaran nilai tambah akan disistribusikan untuk biaya upah, modal, pajak. Deviden. Jika produktivitas tinggi alokasi upah bisa naik. Besarannya tergantung perubahan bunga dan pajak. Upah bagi pekerja serupa dengan dividen bagi pemegang saham.

Naik turunnya

Output terhadap

input = Nilai

tambah

konstanta

terjaga

Upah

Borongan

Kenaikan Output

+ Lembur

disertai kenaikan

input = Nilai

tambah turun

Upah

Lembur

Rasio Output

terhadap input,

dimana nilai

tambah adalah

Konstanta

Produktivitas

naik

Upah

Kompetiti

f Output Turun,

Input konstan,

agar output

konstan, input

ditambah, jd

produktivitas

turun

Upah Saat

tdk

Produktif

Productivity is rasio output terhadap input (Decent

Work) Jika upah tinggi, akan mendapat pekerja kualitas tinggi, bisa mengoperate proses produksi dengan teknologi dan produktivitas yang tinggi. Jika output konstan, agar produktivitas tinggi, input dikurangi, sebaliknya input naik dan output konstan maka produktivitas turun

Win

nin

g S

trate

gy

Pers

pecti

ve

3 Layak • Layak Kerja

• Layak Upah

• Layak Hidup

Pemerintah Regulasi perlindungan terhadap Upah layak (Proteksi upah layak

atas Buruh)

3 Daya Beli • Layak Rumah

• Layak Pendidikan

• Layak Kesehatan

Pekerja Tuntutan atas Upah tinggi terkait dengan

daya beli buruh.

3 Optimalisasi • Layak Investasi

• Layak Berusaha

• Layak Hasil

Pengusaha Menciptakan Nilai

tambah untuk menciptakan hasil

lebih optimum

Productivity is Decent Work

One Perception

Harmonize

Synchronize

Synergy

Competency up (next level)

Law Enforcement (As Soon As Possible)

Welfare State

Win

nin

g S

trate

gy

Pers

pecti

ve

Key Point • Perpendek waktu

penyelesaian

• Mengurangi waktu

tunggu

Simplifikasi lebih efektif untuk

menambah add values setiap proses guna mendorong output

Key Point • Mengurangi pekerjaan

Manual

• Menaikkan standar

output

Mekanisasi Automasisasi dan inovasi atas setiap proses manual dan rendah kompetensi

Key Point • Ergonomi atas tempat

kerja

•Meniadakan proses yang

tdk perlu/ menggabungkan

proses kerja

Sinergi Menjadikan lebih

enggaged atas setiap proses menuju

optimalisasi output

Productivity : Success Factor

Hand in Hand

National Tripartite

Social Dialogue

(NTSD View)

Tripartite

Perspective

Bipartite Driven

Partnership

“Indonesian Style”

Business Needs (X)

Pro

du

ctiv

ity

Ne

ed

s(Y

)

I II

IV III

Character Performance

(Insight) (Skill)

Competency Leadership

Administrative Operation

A B

Leader Execution

Balance of Life

Experince Line Maturity Line

Transformational Productivity Framework1

1 adityamind

Expertise

Staff

Executive

Practices

By AdityaMind

Thank You