4
8/14/2019 Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala http://slidepdf.com/reader/full/mistik-ignasian-menemukan-tuhan-dalam-segala 1/4 CONTEMPLATIVUS IN ACTIONE: Cara Hidup Menemukan Tuhan dalam Segala (Martin Suhartono, S.J.) I. Kontemplasi dan cara berdoa lainnya (diringkas dari J.A. Tetlow, SJ., Memilih Kristus di Dunia , Yogyakarta: Kanisius, 1998, hlm. 150-152) Yang pokok: untuk mencintai Allah dengan lebih baik kita pakai segala daya kita (ingatan, pemahaman, pengindraan, daya khayal, daya penghakiman/penilaian, daya pengambilan keputusan). 1) Berdoa dengan fantasi Awali dengan membayangkan diri masuk dalam hadirat Allah yang memandang. Mohon apa yang dimaui. Bayangkan hal-hal yang tak terjadi betul-betul atau mungkin tak dapat terjadi. Setelah sadar, akan ada pemahaman, gambaran, keyakinan tertentu. Akhiri dengan berpaling pada Allah, berbicara dengan sapaan langsung "Tuhan, Dikau tahu betapa besar daya khayalku mengajar aku ...." 2) Berdoa dengan menimbang-nimbang Awali dengan mohon agar selalu sadar akan hadirat Ilahi dan agar dapat memahami hidup dan menentukan. Menimbang-nimbang: siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana. Bisa dalam waktu doa khusus tentang kata-kata dan perumpamaan KS atau bacaan rohani serta relevansi bagi hidup kita. Tapi juga selagi menunggu, mulai bekerja di kantor, memikirkan istri/anak/orang lain, mengatur jadwal hidup/kerja. Yang pokok, senantiasa dalam dialog dengan Allah: buka isi hati setulusnya dan mohon terang pemahaman, petunjuk, berkat, pertolongan. Doa ini memakai daya kecerdasan manusiawi kita untuk memecahkan hidup/masalah kita dengan terang ilahi. 3) Meditasi Awali dengan mohon pemahaman lebih mendalam akan peristiwa yang akan dimeditasikan. Masuk dalam ingatan akan peristiwa konkret tsb., terperinci dalam urutan kejadian, siapa-siapa yang terlibat, dll. Bertindak sebagai pengamat, seperti kamera perekam, tidak tinggal di dalam peristiwa. Cari untuk lebih memahami makna peristiwa itu, orang-orang, cara-cara Allah. Bisa tentang peristiwa dalam KS maupun hidup sendiri. Akhiri dengan dialog. 4) Kontemplasi Ada dua jenis. Yang pertama, hasil rahmat Allah dan bukan usaha kita. Orang terserap dalam dan oleh Allah, tinggal dalam Allah, tanpa kata, tanpa bayangan, seakan dalam kegelapan, waktu berlalu tak terasa, diliputi kasih dan hadirat ilahi. Orang merasa tak berdoa, tapi bila ada buah-buah Roh (Gal 5:22) berarti ia telah berdoa. Yang kedua, hasil pengembangan kekuatan sendiri dalam anugerah iman, harapan dan kasih. Ini khas kontemplasi Ignatian karena memakai ingatan, khayalan, kehendak bebas untuk membangkitkan gambaran dan perasaan. Orang masuk sekarang ini dalam peristiwa kehidupan Yesus, hadir secara aktif dan bukan sekedar menonton, melihat, mendengar, merasakan, turut ambil bagian, memasuki pengalaman batin tokoh-tokoh peristiwa itu, mengalami dinamika peristiwa itu. Pengalaman yang didapatkan menyegarkan rasa perasa iman, memperdalam cinta akan Allah, muncul gagasan atau perasaan yang pantas ditulis dan dikenangkan. Awali dengan masuk hadirat Allah, rasakan tatapan kasih-Nya, persembahkan seluruh diri kepada Allah. Tujuan kontemplasi: mengenal, mencintai, dan mengikuti Yesus dengan lebih baik. Langkah (1) "Aku untuk sesaat mengingat beberapa rincian dari bagian khusus dari KS yang segera akan aku doakan".

Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

8/14/2019 Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

http://slidepdf.com/reader/full/mistik-ignasian-menemukan-tuhan-dalam-segala 1/4

CONTEMPLATIVUS IN ACTIONE:

Cara Hidup Menemukan Tuhan dalam Segala(Martin Suhartono, S.J.)

I. Kontemplasi dan cara berdoa lainnya (diringkas dari J.A. Tetlow, SJ., MemilihKristus di Dunia , Yogyakarta: Kanisius, 1998, hlm. 150-152)

Yang pokok: untuk mencintai Allah dengan lebih baik kita pakai segala daya kita(ingatan, pemahaman, pengindraan, daya khayal, daya penghakiman/penilaian, dayapengambilan keputusan).

1) Berdoa dengan fantasiAwali dengan membayangkan diri masuk dalam hadirat Allah yang memandang. Mohonapa yang dimaui. Bayangkan hal-hal yang tak terjadi betul-betul atau mungkin tak dapatterjadi. Setelah sadar, akan ada pemahaman, gambaran, keyakinan tertentu. Akhiri denganberpaling pada Allah, berbicara dengan sapaan langsung "Tuhan, Dikau tahu betapa besardaya khayalku mengajar aku ...."

2) Berdoa dengan menimbang-nimbangAwali dengan mohon agar selalu sadar akan hadirat Ilahi dan agar dapat memahami hidupdan menentukan. Menimbang-nimbang: siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.

Bisa dalam waktu doa khusus tentang kata-kata dan perumpamaan KS atau bacaan rohaniserta relevansi bagi hidup kita. Tapi juga selagi menunggu, mulai bekerja di kantor,memikirkan istri/anak/orang lain, mengatur jadwal hidup/kerja. Yang pokok, senantiasadalam dialog dengan Allah: buka isi hati setulusnya dan mohon terang pemahaman,petunjuk, berkat, pertolongan. Doa ini memakai daya kecerdasan manusiawi kita untuk memecahkan hidup/masalah kita dengan terang ilahi.

3) MeditasiAwali dengan mohon pemahaman lebih mendalam akan peristiwa yang akandimeditasikan. Masuk dalam ingatan akan peristiwa konkret tsb., terperinci dalam urutankejadian, siapa-siapa yang terlibat, dll. Bertindak sebagai pengamat, seperti kameraperekam, tidak tinggal di dalam peristiwa. Cari untuk lebih memahami makna peristiwaitu, orang-orang, cara-cara Allah. Bisa tentang peristiwa dalam KS maupun hidup sendiri.Akhiri dengan dialog.

4) KontemplasiAda dua jenis. Yang pertama, hasil rahmat Allah dan bukan usaha kita. Orang terserapdalam dan oleh Allah, tinggal dalam Allah, tanpa kata, tanpa bayangan, seakan dalamkegelapan, waktu berlalu tak terasa, diliputi kasih dan hadirat ilahi. Orang merasa tak berdoa, tapi bila ada buah-buah Roh (Gal 5:22) berarti ia telah berdoa.

Yang kedua, hasil pengembangan kekuatan sendiri dalam anugerah iman, harapandan kasih. Ini khas kontemplasi Ignatian karena memakai ingatan, khayalan, kehendak bebas untuk membangkitkan gambaran dan perasaan. Orang masuk sekarang ini dalamperistiwa kehidupan Yesus, hadir secara aktif dan bukan sekedar menonton, melihat,mendengar, merasakan, turut ambil bagian, memasuki pengalaman batin tokoh-tokohperistiwa itu, mengalami dinamika peristiwa itu. Pengalaman yang didapatkanmenyegarkan rasa perasa iman, memperdalam cinta akan Allah, muncul gagasan atauperasaan yang pantas ditulis dan dikenangkan.

Awali dengan masuk hadirat Allah, rasakan tatapan kasih-Nya, persembahkan seluruhdiri kepada Allah. Tujuan kontemplasi: mengenal, mencintai, dan mengikuti Yesus denganlebih baik.

Langkah (1) "Aku untuk sesaat mengingat beberapa rincian dari bagian khusus dariKS yang segera akan aku doakan".

Page 2: Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

8/14/2019 Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

http://slidepdf.com/reader/full/mistik-ignasian-menemukan-tuhan-dalam-segala 2/4

Contemplativus/hlm. 2

Langkah (2) "Aku menempatkan diriku di adegan yang segera aku kontemplasikan,atau di tempat terjadinya peristiwa itu"

Langkah (3) "Aku mohon apa yang aku maui, yakni agar aku mengenal Yesus denganlebih akrab, layaknya sahabat terhadap sahabatnya. Aku menghendaki agar aku berbagicinta dengan Dia. Aku menghendaki agar aku dapat pergi ke mana pun Dia pergi danmelakukan apa yang Dia lakukan"

(*) "Kemudian, aku masuk ke peristiwanya sendiri. Ini dapat aku lakukan denganberbagai cara, dan tak ada suatu hal pun yang dapat menghalangi aku untuk melakukannya, apa pun dan bagaimana pun caranya"

(*) Salah satu cara, "Aku mengetahui orang itu sendiri, secara tajam, penuh kasih.Kemudian aku mendengarkan apa yang mereka katakan. ... menonton bagaimana tingkahlaku mereka"

(*) Cara lain, "Aku melibatkan diri dalam peristiwa itu, kapan pun saatnya akutertarik ke sana. ... ambil tindakan di bagian peristiwa itu – memegang lampu, memasangpara-para jerami, mengurus binatang"

(*) Cara lain, "Aku ikut salah satu orang yang ada di dalam peristiwa itu, denganmembiarkan peristiwa itu berkembang menjadi latar belakang yang dinamis. Kitaberbicara dengan orang itu, dan saling mendengarkan"

(*) "Cara mana pun yang aku gunakan, aku hendaknya mencoba selalu melibatkandiri. Mengapa? Karena pengetahuan yang akrab memang mengaitkan orang yangdiketahui dan orang yang mengetahui, dan cinta Allah datang hanya pada orang yangmengetahui bahwa dirinya sendiri dicintai, bahkan sewaktu mencintai."

Ditutup dengan dialog.

II. Kontemplasi untuk belajar mencintai sebagaimana Allah mencintai (diringkas dariJ.A. Tetlow, Memilih Kristus di Dunia , hlm. 172-173) (Istilah Ignatius: "Kontemplasiuntuk mendapatkan cinta").

Ingatlah: pertama, cinta adalah tindakan, bukan omongan; kedua, cinta berlangsungdalam tindakan saling berbagi.

(*) Mohon kesadaran bahwa ada di hadirat ilahi, persembahkan diri kepada Allah.(*) Gunakan fantasi: berdiri di hadapan tahta Allah, dikelilingi para malaikat, orang kudus,

mereka tersenyum, ikut mempersembahkan diriku pada Allah.(*) Mohon yang dimaui dalam kontemplasi: pemahaman bahwa diriku sendiri, hidupku dan

seluruh duniaku merupakan karunia, sedemikian hingga hatiku berkobar dengan rasasyukur dan tergerak untuk mencintai Dia yang menganugerahkan semua ini dan berbagisegalanya dengan aku.

Pertimbangan mengenai karunia bisa dibagi dalam empat langkah.

(1) Anugerah Allah: Dengan pikiran dan ingatan jelajahi anugerah Allah: dalam alamciptaan, karunia-karunia pribadi, dan terutama pemberian/komunikasi diri Allahdenganku. Ingat sejarah hidupku sendiri: "Aku selalu diciptakan oleh Tuhan Mahaakbaragar aku dapat memenuhi tugas menurut anugerah-anugerah yang berasal dari diri Allah.Bagaimanakah aku harus mencintai Allah sebagai balasannya?"

(2) Kehadiran Allah: Memandang semua makhluk di bumi dan angkasa, termasuk aku.Sadari bahwa Allah selalu menciptakan semua itu dan tinggal di dalam semua yang Iaciptakan, memberinya macam-macam daya. Allah senantiasa hadir tiap saat di tiapmakhluk. Ia hadir dalam segala peristiwa diriku, perjalanan hidupku dari kecil sampaisekarang. Ia setia. Bertanya apa yang harus aku lakukan, yang harus aku persembahkan?

(3) Kegiatan Allah: Menimbang bagaimana Allah bekerja dengan sibuknya dalam segalaciptaan. Memikirkan segala yang tercipta, membayangkan bagaimana Allah menggiatkansemua itu. Betapa Allah kaya kehidupan, terus mempertahankan kehidupan semuanya.Merenungkan hidupku sendiri, bagaimana Allah berkarya mempertahankan hidupku...

Kupersembahkan diriku.

Page 3: Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

8/14/2019 Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

http://slidepdf.com/reader/full/mistik-ignasian-menemukan-tuhan-dalam-segala 3/4

Contemplativus/hlm. 3

(4) Kesempurnaan Allah: Menimbang bagaimana segala yang baik merupakan bagian darikebaikan ilahi, berasal dari Allah. Kekuatan, keindahan, kesucian, keadilan dll. semuamencerminkan kekuatan ilahi dll. Kubuka hatiku kepada Allah. Betapa anugerahku jugamerupakan pancaran, bagian dari Allah sang Pemberi. Segala adaku dan segala yangkumiliki merupakan keikutsertaanku dengan Allah.

Setiap langkah diakhiri dengan Doa Persembahan Diri yang diajarkan St. Ignatius," Ambil dan terimalah, ya Tuhan, seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dansegenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberi,kepadamu Tuhan kukembalikan. Semuanya ini milikMu, gunakanlah seturut kehendakMu. Berilah aku cinta dan rahmatMu, cukuplah itu bagiku ".

III. Hidup seturut dorongan Roh Kudus (diambil dari R.J. Hauser, "Finding God in DailyLife: Ignatian Spirituality's Heart, Review for Religious 54/1995, hlm. 696-706).

Gagasan dasar: setiap makhluk hidup dan bertindak seturut kodratnya masing-masing dandengan demikian ia memuliakan Penciptanya. Begitu pula hendaknya manusia yangdiciptakan seturut gambar Allah, terlebih lagi karena ia dianugerahi Roh Kudus (Rom5:5). Hanya saja, dibandingkan makhluk lain, kita tak otomatis bertindak seturut kodratkita yang terdalam. Penegasan Roh ( discernment ) membantu orang mengenali gerakanRoh dalam dirinya.

Kriteria mana yang bisa digunakan untuk mengenali kehadiran Roh dalam diri kita?Sederhana saja: "Sejauh hati kita tergerak ke arah keinginan untuk mencintai danmengabdi Allah dan sesama, kita berada di bawah pengaruh Roh Kudus; sejauh kitamenyingkiri keinginan ini, kita tidak berada di bawah pengaruh Roh Kudus".

Jadi yang pokok: kehendak, kemauan, keinginan. Ini lebih dapat dipercaya daripada perasaandan kedamaian. Cinta dan pengabdian, bukan cuma dalam kata.

Kunci untuk mengerti kehadiran dan ketidakhadiran Roh adalah kesadaran akan "moods"kita, akan kualitas hati kita: "good mood" atau "bad mood". Hubungan erat antara"moods", "thoughts", dan "actions".

Beberapa petunjuk untuk dapatkan keahlian dalam discernment :

(1) Sadari situasi-situasi yang mengakibatkan "bad moods" ( anxious, restless ): kegiatanmana yang kita dekati tanpa keinginan mencintai dan mengabdi Tuhan dan sesama?

(2) Gantikan "bad moods" dengan "good desires" dan bertindak seturut "good desires":Tindakan hendaknya mengalir dari "good desires". Identitas terdalam mengalir bukan

dari "moods" tapi dari "desires".(3) Periksa sebab-musabab "bad moods" dan putuskan untuk mengurus itu dengan tepat: Ada

sebab fisik, psikologis, spiritual?(4) Percaya pada Roh: rahmat lebih kuat dari dosa dalam diri kita: kita telah ditebus:

Transformasi diri adalah usaha yang butuh kesabaran. Yang Allah inginkan: kesetiaan.Butuh "sense of humour" hadapi keterbatasan kita.

Pentingnya Pemeriksaan Nurani dalam rangka menemukan Tuhan dalam segala:

Sarana utama persatuan lebih mendalam dengan Tuhan dan sesama adalah "kemurnianhati" yang mengiringi pengabdian kepada sesama. Dalam pemeriksaan nurani iniperhatian diberikan pada motivasi tindakan, kualitas hati yang mengiringi tindakan, danbukan pada tindakan eksternal itu sendiri.

Pemeriksaan Nurani bisa dijalankan pada tengah hari dalam langkah-langkah berikut:

(1) Mohon penerangan Roh Kudus: bukan "self-centered introspection" tapi "God-centered".

Page 4: Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

8/14/2019 Mistik Ignasian: Menemukan Tuhan dalam segala

http://slidepdf.com/reader/full/mistik-ignasian-menemukan-tuhan-dalam-segala 4/4

Contemplativus/hlm. 4

(2) Bersyukur kepada Allah atas anugerah-anugerahNya: bisa bertahan pada satu anugerah.(3) Memeriksa kualitas hati yang mendasari tindakan: Pertama, secara umum: mohon Roh

sadarkan akan semua hambatan yang muncul dalam mencintai dan mengabdi sesama.Biarkan situasi-situasi yang akibatkan "bad moods", mohon petunjuk bagaimanamengobatinya. Kedua, secara khusus: mohon Roh sadarkan bagaimana kita mengurushambatan spesifik. Mungkin ada situasi partikular tertentu yang secara dominanakibatkan kebanyakan "bad moods" kita. Bisa gunakan ayat KS, doa tertentu untuk tanggulangi hambatan itu.

(4) Mohon ampun atas kejatuhan kita: Jangan berhenti pada kegagalan, dosa, kejatuhan dll.,melainkan segera memandang kesetiaan belas kasih Allah.

(5) Tetapkan diri untuk mengabdi Tuhan dengan lebih lagi pada waktu berikutnya:memandang ke depan, antisipasi hambatan. Mohon pembaharuan keinginan untuk mencintai dan mengabdi.

(Yogyakarta, 18 April 2000)