Upload
kania-ulfah
View
376
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Universitas Jenderal Soedirman
Citation preview
I
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI SOLUSI
PEMENUHAN GIZI KELUARGA DI DESA RANCABANGO GARUT
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
Kania Ulfah G1B011023
Tri Fithriyyati G1B011011
Ajeng Rahmawati G1H012011
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Penulisan Karya
Ilmia Gagasan Tertulis (PKM-GT) ini sesuai dengan harapan. PKM-GT ini
merupakan salah satu akses bagi mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide-ide kreatif
sebagai respon intelektual atas persoalan-persoalan intelektual masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perkenankanlah penyusun mengucapkan rasa
terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan, bimbingan, dan partisipasi selama
penulisan.
1. Bapak Imam Santoso selaku Pembantu Rektor III Universitas Jenderal
Soedirman yang telah memberikan dukungan penuh atas penyusunan Karya
Ilmiah ini.
2. Bapak Bambang Hariyadi selaku Pembantu Dekan III Universitas Jenderal
Soedirman yang telah mendukung Karya Ilmiah Gagasan Tertulis ini.
3. Bapak Suryanto selaku Pembimbing yang telah memberikan masukan ,saran,
dan kritik yang sangat berharga dalam penulisan Karya Tulis Ini
4. Teman –teman serta pihak lain yang telah memberikan dukungan dalam
penulisan ini
Penyusun menyadari bahwa Karya Ilmiah Gagasan Tertulis ini masih
memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga gagasan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan pihak lain yang bersangkutan
Purwokerto, 12 Maret 2013
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
RINGKASAN ........................................................................................................... v
PENDAHULUAN .....................................................................................................
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan ...................................................................................................... 1
Manfaat .................................................................................................... 1
GAGASAN ............................................................................................................... 1
KESIMPULAN ......................................................................................................... 6
BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka ......................................................................................... 7
Daftar Riwayat Hidup Penulis ................................................................. 8
Daftar Riwayat Hidup Dosen Pembimbing ............................................. 11
v
RINGKASAN
Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama dalam mewujudkan sumber
daya yang sehat dan berkualitas. Zat gizi dapat diperoleh dari konsumsi pangan.
Konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang atau
sekelompok orang pada waktu tertentu. Konsumsi pangan yang beragam juga
mempengaruhi keadaan gizi. Pada masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke
bawah pemenuhan zat gizi merupakan masalah yang cukup umum, seperti
masyarakat di Desa Rancabango Garut. Pendapatan rata-rata masyarakat Desa
Rancabango yang rendah mengakibatkan masyarakat cenderung tidak dapat membeli
makanan yang beragam, belum lagi ditambah dengan keberadaan pasar yang hanya
ada dua kali dalam seminggu semakin mempersulit masyarakat Desa Rancabango
untuk memenuhi kebutuhan gizi. Oleh karena itu maka masyarakat diharapkan bisa
menggali potensi lingkungan yang dimiliki dengan menata dan memanfaatkan
pekarangan rumah. Pekarangan rumah merupakan aset yang dimiliki masyarakat
Desa Rancabango. Upaya pemanfaatan pekarangan di Desa rancabango ini dapat
dilakukan dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah pemanfaatan pekarangan
yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan
gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman
pangan untuk masa depan,serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksananaan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari di Desa Rancabango ini di bantu oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Holtikultura, Dinas Perikanan, Ahli Gizi, Badan Ketahanan Pangan,
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), tokoh masyarakat, dan Sarjana Kesahatan
Masyarakat. Pemanfaatan pekarangan rumah dengan Model Kawasan Pangan Lestari
ini akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus
menerus, guna pemenuhan gizi keluarga, karena dalam kegiatan ini masyarakat bisa
saling bekerja sama dan saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, dan model dalam
pemanfaatan ini juga membantu mengembangkan kegiatan ekonomi produktif karena
hasil pekarangan yang berlebih dapat dikumpulkan untuk dijual dan hasil
penjualannya dibagi rata untuk menambah sumber pendapatan bagi masyarakat.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima dan otak yang
cerdas. Persyaratan utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan
berkualitas adalah keaadaan gizi yang baik. Gizi adalah zat esensial bagi
pertumbuhan dan perkembangan manusia, apabila kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi
maka akan menimbulkan masalah gizi (Syarief, 1997).
Masalah gizi yang terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam
kandungan (janin), bayi, anak dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode tersebut
bersifat parmanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa
selanjutnya terpenuhi Masalah gizi berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas
makanan. Kelompok balita merupakan kelompok yang rawan terkena masalah gizi
yaitu kelompok yang rentan terhadap berbagai perubahan. Pada usia ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat menuju kesempurnaan organ-
organ tubuh. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada balita akan
mempengaruhi kehidupan pada masa yang akan datang (Soekirman, 2000).
Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat, dan
memerlukan perhatian. Salah satu daerah di Indonesia yang mengalami masalah gizi
adalah Desa Rancabango, Limbangan, Garut. Masalah gizi selalu berhubungan
dengan keterbelakangan dalam pembangunan sosial ekonomi. Keadaan sosial
ekonomi dapat dilihat dari besarnya pendapatan dan pengeluaran rumah tangga per
bulan. Pendapatan keluarga merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan
kualitas makanan yang disediakan dalam keluarga. Keluarga yang pendapatannya
rendah cenderung tidak dapat membeli makanan yang beragam. Masalah lain yang
ada di Desa Rancabango ini adalah keberadaan pasar yang hanya ada dua kali dalam
seminggu yaitu hari Rabu dan Sabtu. Hal ini mempersulit masyarakat Desa
Rancabango untuk mendapatkan bahan makanan. Oleh karena itu maka masyarakat
diharapkan bisa menggali potensi lingkungan yang dimiliki dengan menata dan
memanfaatkan pekarangan rumah. Pekarangan rumah merupakan aset yang dimiliki
masyarakat Desa Rancabango namun masih belum banyak dimanfaatkan secara
maksimal. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dikembangkan suatu Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
rumah.
Pekarangan apabila dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan berbagai
bahan makanan yang bergizi untuk keperluan keluarga sehari-hari. Pemanfaatan
pekarangan dapat mendukung penyediaan aneka ragam pangan di tingkat rumah
2
tangga, sehingga terwujud pola konsumsi pangan keluarga yang beragam, bergizi
seimbang dan aman (Adawiyah, 2011). Pekarangan yang ditanami tanaman yang
produktif dapat memberikan kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmani dan rohani.
Pekarangan bisa ditanami dengan aneka jenis tanaman yang hasilnya dapat
dikonsumsi sehari-hari seperti buah, sayuran, kacang-kacangan dan tanaman obat,
Bercocok tanam di pekarangan rumah, pemeliharaannya dapat dilakukan setiap saat,
mudah dijangkau dan menghemat waktu (Husni, 2007).
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan menguraikan dasar pemikiran, perencanaan dan
pelaksanaan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam optimalisasi pemanfaatan
pekarangan rumah sebagai upaya pemenuhan gizi keluarga.
Manfaat
1. Memberikan wawasan pengetahuan mengenai Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari.
2. Memberikan solusi bagi masyarakat yang dalam pemenuhan gizi
keluarga.
GAGASAN
Pemanfaatan lahan pekarangan di desa Rancabango masih banyak yang belum
mendapat perhatian dan penanganan yang optimal serta masih banyak dijumpai lahan
pekarangan yang dibiarkan tanpa diusahakan. Pemanfaatan pekarangan memberikan
arti penting bagi kehidupan masyarakat. Pekarangan dapat memberikan nilai tambah
dalam mencukupi kebutuhan gizi keluarga (Rahayu, 2005). Oleh karena itu untuk
lebih meningkatkan usaha dalam mencukupi kebutuhan gizi sangat diperlukan adanya
penerapan suatu Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah pemanfaatan pekarangan yang
ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi
keluarga, diversivikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman
pangan untuk masa depan, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan pekarangan dalam Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari dilengkapi dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa,
unit pengolahan serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang melimpah. Tujuan
penerapan Model Kawasan Rumah Pangan lestari adalah untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan lahan yang dapat digunakan untuk
budidaya tanaman pangan, buah-buahan, sayuran dan tanaman obat keluarga,
3
pemeliharaan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga,
mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pekarangan
,melakukan pelestarian tanaman pangan untuk masa depan dan mengembangkan
kegiatan ekonomi produktif keluarga. (Mardiharini, 2011).
Terdapat Sembilan tahap dalam perencanaan dan pelaksanaan Model
Kawasan Rumah Pangan dan Lestari ini, yaitu :
a. Persiapan
Persiapan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi awal tentang
potensi sumberdaya kelompok sasaran, pertemuan dengan dinas terkait
untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan
lokasi, koordinasi dengan Dinas pertanian di Kabupaten/Kota dan memilih
pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
b. Pembentukan Kelompok
Kelompok sasaran dalam penerapan Metode Kawasan Rumah Pangan
Lestari ini adalah satu desa, dengan cara berkelompok akan tumbuh
kekuatan gerak dari para anggota dengan prinsip keserasian dan
kebersamaan.
3. Sosialisasi
Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan
awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan
sosialisasi dilakukan terhadap masyarakat dan Pemuka Masyarakat Desa
Rancabango. Selain itu, masyarakat diberikan penyuluhan 2 kali dalam
sebulan selama 5 bulan. Masing-masing pertemuan berdurasi 90-120
menit. Setiap kali pertemuan dilakukan 1 topik penyuluhan pangan dan
gizi, dalam 5 bulan terdapat 10 topik penyuluhan antara lain :
I. Gizi
a. Pedoman dan asupan gizi
b. Manfaat sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan
c. Pemantauan pertumbuhan anak dan berat badan keluarga
d. Gizi ibu hamil dan menyusui
e. Makanan Pendamping ASI
II. Pangan dan pemanfaatan pekarangan
a. Komposisi makanan
b. Pengolahan makanan
c. Penyiapan makanan
d. Keamanan pangan
e. Pemanfaatan pekarangan (Afrinis, 2009).
4. Penguatan Kelembagaan Kelompok
Penguatan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok
dalam mengambil keputusan bersama melalui musyawarah, menaati
keputusan yang telah ditetapkan bersama, memperoleh dan memanfaatkan
informasi serta bekerjasama dalam kelompok secara gotong-royong.
4
5. Perencanaan Kegiatan
Melakukan perencanaan pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam
berbagai tanaman pangan,sayuran, buah-buahan dan tanaman obat
keluarga, ikan dan pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, kebun
bibit desa, pengelolaan limbah rumah tangga serta pembagian pola
Kawasan Rumah Pangan lestari dengan klasifikasi :
a. Strata 1m\
Luas pekarangan <100 m2, sayuran yang dapat ditanam di pekarangan ini
adalah cabai, terong, tomat, sawi, bayam dan kangkung; tanaman obat
seperti laos, jahe, kencur, serta dapat dibuat kolam tong dengan
komoditas ikan lele dan nila
b. Strata 2
Luas pekarangan 100-300 m2, sayuran yang dapat ditanam di pekarangan
ini adalah cabai, tomat, terong, sawi, bayam, kangkung, ubi jalar dan
singkong; tanaman obat seperti laos, jahe, kencur, sirih; umbi-umbian
seperti ubi jalar , singkong, talas dan kolam terpal dengan komoditas ikan
nila dan ikan lele.
c. Strata 3
Luas pekarangan > 300 m2, sayuran yang dapat ditanam di pekarangan
ini adalah cabai, sawi, tomat, bayam, kangkung, ubi jalar, singkong dan
buah-buahan seperti nenas, pisang, jeruk manis, mangga, papaya, sawo
dan sebagainya dan pembuatan kolam ikan terpal/ tanah dengan
komoditas ikan lele dan ikan nila (Adhika, 2004
6. Pelatihan
Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapangan. Jenis pelatihan
yang dilakukan adalah teknik budidaya tanaman pangan, buah dan
sayuran, tanaman obat keluarga, dan teknik budidaya ikan, perbenihan,
pembibitan, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan
limbah rumah tangga.
7. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh masyarakat Desa Rancabango
dengan pengawalan oleh penyuluh dan petani andalan. Pelaksanaannya
secara bertahap yaitu menuju pada kemandirian pangan keluarga,
pengelolaan bibit keluarga peningkatan gizi dan kesejahteraan keluarga.
8. Pembiayaan
Pembiayaan awalnya dilakukan oleh pemerintah setempat dan pada
pelaksanaan Model Kawasan Pangan Rumah Lestari ini masyarakat
diberikan paket tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman obat keluarga
dan beberapa bibit ikan seperti ikan nila dan lele.
9. Monitoring dan evaluasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
kegiatan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah dilaksanakan
dengan perencanaan.
5
Pihak-pihak yang dapat membantu dalam pelaksanaan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari ini adalah :
NO Pelaksana Tugas/peran dalam kegiatan
1
Masyarakat
- Kelompok sasaran
- Pamong Desa (RT,RW), kepala desa
dan tokoh mayarakat
- Pelaku utama
-Pendamping
Monitoring dan evaluasi
2
Pemerintah Daerah (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Holtikultura dan
Dinas Perikanan)
-Pembinaan dan pendampingan
kegiatan oleh petugas lapangan
-Penanggung jawab
keberlanjutan kegiatan
3
Ahli Gizi
Penyuluhan mengenai gizi
4
-Badan ketahanan pangan
-Penyuluh pertanian lapangan (PPL)
-Penyuluhan mengenai pangan
-Penyuluhan mengenai
pemanfaatan pekarangan
5
Sarjana Kesehatan masyarakat
Membimbing dalam
pengelolaan limbah rumah
tangga
Pemanfaatan pekarangan rumah dengan Model Kawasan Pangan Lestari ini
akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus
menerus, guna pemenuhan gizi keluarga, karena dalam kegiatan ini masyarakat bisa
saling bekerja sama dan saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, dan model dalam
pemanfaatan ini juga membantu mengembangkan kegiatan ekonomi produktif karena
hasil pekarangan yang berlebih dapat dikumpulkan untuk dijual dan hasil
penjualannya dibagi rata untuk menambah sumber pendapatan bagi masyarakat yang
sebagian besar pekerjaannya adalah buruh kasar dan petani.Untuk menjamin
keberlanjutan usaha pemanfaatan pekarangan, Desa Rancabango juga harus
dilengkapi dengan kebun bibit/benih yang dikelola oleh masyarakat secara
partisipatif.
6
KESIMPULAN
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan solusi dalam upaya untuk
meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk
pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversivikasi pangan berbasis
sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta peningkatan
pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Teknik implementasi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan pekarangan untuk
bercocok tanam berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, umbi-umbian
dan tanaman obat keluarga serta pemeliharaan ikan dalam Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari ini juga dibentuk kelembagaan Kebun Bibit Desa, unit pengolahan
serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang melimpah, dengan Model Kawasan
Rumah Pangan Lestari dalam pemanfaatan pekarangan ini pemenuhan terhadap gizi
keluarga akan meningkat.
7
BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka
Adawiyah, Cut Rabiatul. 2011. Memperkokoh Ketahanan Pangan dengan
Penganekaragaman Pangan. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Indonesia. Vol 33 (6): 5-7.
Adhika, I Made.2004. Pola Penataan Ruang Unit Pekarangan di Desa Bongli
Tabanan. Jurnal Permukiman Natah. VOL 2 (1): 1-55.
Afrinis, Nur.2009. Pengaruh Program Home Gardening dan Penyuluhan Gizi
Terhadap Pemanfaatan Pekarangan dan Konsumsi Pangan Balita. Skripsi.
Sekolah Pasca Sarjana: Institut Pertanian Bogor.
Husni I. 2007. Pemanfaatan Pekarangan. http://ditbuah.hortikultura.deptan.go.id.
Diakses 7Juli 2013.
Mardiharini, Maesti. 2011. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan
Pengembangannya ke Seluruh Provinsi di Indonesia. Jurnal Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Indonesia. Vol 33 (6): 3-5.
Rahayu, Mulyati & Prawiroatmodjo, Suhardjono. 2005. Keanekaragaman Tanaman
Pekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi, Pulau Wawoni-
Sulawesi Tenggara. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 6 (2): 360-364.
Syarief, H. 1997. Membangun SDM Berkualitas Suatu Telaah Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga. IPB : Bogor.
Soekirman.2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Departemen Pendidikan Indonesia: Dikti Jakarta.
.
11
Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping
Data Pribadi
Nama : Suryanto, SKM, M.Sc.
NIDN : 0012037004
NIP 19700312 200501 1 001
Pangkat /Golongan : 3b Penata Muda
Jab. Fungsional :
Lektor
FKIK UNSOED
Institusi :
Tempat /Tanggal
Lahir : Purbalingga, 12 Maret 1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Kantor : Jl. Dr. Soeparno Purwokerto Utara
Alamat Rumah : Purwosari Indah Jln. Kalpataru II No.36 desa Purwosari
Baturraden Banyumas
Handphone : 08122779686
e-mail : [email protected]
Pendidikan
• S1KesehatanMasyarakat UNDIP Semarang (1986)
• S2 Magister HukumKesehatan UGM (2009)
• S2 IlmuKesehatanKerja UGM (2010)
PengalamanPenelitian
1. Motivasi Kerjadan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat di RS PKU
Muhammadiyah Gombong
2. Pengaruh Musik terhadap Peningkatan Semangat Kerja dan Penurunan
Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi PT. Royal Korindah Purbalingga
3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
4. Analisis Pengaruh Upaya Pemasaran terhadap Minat Pemanfaatan Pelayanan
Politiklinik Umum Mahasiswa Peserta JPK di Pusat Kesehatan Unsoed
Purwokerto
5. Optimalisasi Peran dan Fungsi Keluarga sebagai peningkatan Produktivitas
6. Pemberdayaan Keluarga dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
7. Pengelolaan MP. ASI Lokal dan Pengaruhnya terhadap Peningkatan Berat Badan
dan Status Gizi Balita Usia 6-24 bulan di Puskesmas Purwokerto Selatan kab.
Banyumas
8. Upaya Pengendalian Halusinasi pada Pasien Skizofrenia dengan Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi di Ruang Sakura RSUD Banyumas
9. Mitra Bestari Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu