19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:297), pembelajaran adalah proses terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menyenangkan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran sering dinilai membosankan oleh siswa karena pembelajaran lebih identik dengan mendengarkan guru berceramah di mana siswa hanya duduk dan mendengarkan. Di dalam proses belajar pembelajaran harus ada strategi, metode, dan model pembelajaran. Ada beberapa macam model pembelajaran, salah satunya yang akan dibahas dalam makalah ini adalah model pembelajaran berbasis permainan (Game-Based Learning). Pembelajaran berbasis permainan ini merupakan salah satu model pembelajaran yang mengutamakan penciptaan ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam belajar. Dalam model pembelajaran berbasis permainan ini terdapat beberapa metode atau jenis permainan yang dapat diimplikasikan dalam proses pembelajaran guna mendukung keberhasilan belajar. Sebagai guru harus dapat memilih dan memilah permainan apa yang cocok digunakan dalam materi tertentu agar permainan tetap

Model Pembelajaran Berbasis Permainan (Makalah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

game based learning

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenurut Dimyati dan Mudjiono (2013:297), pembelajaran adalah proses terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menyenangkan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran sering dinilai membosankan oleh siswa karena pembelajaran lebih identik dengan mendengarkan guru berceramah di mana siswa hanya duduk dan mendengarkan.Di dalam proses belajar pembelajaran harus ada strategi, metode, dan model pembelajaran. Ada beberapa macam model pembelajaran, salah satunya yang akan dibahas dalam makalah ini adalah model pembelajaran berbasis permainan (Game-Based Learning). Pembelajaran berbasis permainan ini merupakan salah satu model pembelajaran yang mengutamakan penciptaan ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam belajar.Dalam model pembelajaran berbasis permainan ini terdapat beberapa metode atau jenis permainan yang dapat diimplikasikan dalam proses pembelajaran guna mendukung keberhasilan belajar. Sebagai guru harus dapat memilih dan memilah permainan apa yang cocok digunakan dalam materi tertentu agar permainan tetap tepat sasaran pada materi pelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah makalah ini sebagai berikut.1) Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis permainan ?2) Bagaimana karakteristik dari pembelajaran berbasis permainan?3) Apa pentingnya pembelajaran berbasis permainan?4) Bagaimana cara mengimplikasikan permainan dalam pembelajaran?5) Apa kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran berbasis permainan?

BAB IIPEMBAHASAN

1. Hakekat Pembelajaran Berbasis PermainanGame-based learning is elements of an engaging, educational, classroom game. (Rebbeca,_) yaitu pembelajaran berbasis permainan merupakan elemen dari menyenangkan, pendidikan dan permainan kelas. Menurut Perrota dkk (2013:i), Game-based learning broadly refers to the use of video games to support teaching and learning. Artinya, pembelajaran berbasis permainan secara luas menunjuk pada penggunaan video games untuk mendukung proses pembelajaran. Perrota dkk (2013:i) juga memberikan definisi pembelajaran dengan menggunakan kunci prinsip dan mekanisme yang terlibat sebagai berikut.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis permainan (game-based learning) merupaka suatu model pembelajaran yang menerapkan dan menyarukan komponen pendidikan, menyenangkan, dan permainan dalam proses belajar sehingga menciptakan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan, dan aktif.

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis PermainanMenurut Rebecca (_), keistimewaan dari Pembelajaran berbasis permainan (game-based learning) adalah sebagai berikut. GBL menggunakan latihan yang kompetitif kemampuan siswa melawan satu sama lain atau menjadikan mereka menjadi tantangan diri mereka sendiri agar memotivasi mereka untuk belajar lebih baik. Permainan sering mempunyai elemen fantasi yang mengikutsertakan pemain dalam aktivitas pembelajaran melalui garis cerita. Untuk menciptakan pendidikan permainan yang sesungguhnya, instruktor perlu membuat yakin bahwa belajar materi tersebut merupakan hal penting untuk penilaian dan kemenangan.

3. Pentingnya Pembelajaran Berbasis PermainanMenurut Maiga (2009:198), Bermain merupakan aturan penting dalam lingkungan belajar karena itu meningkatkan pengalaman belajar yang mudah diingat, mempertinggi suasana hati siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan efektif dan juga meminta perhatian siswa dan menganjurkan pengulangan materi sebagai hasil kejadian yang menyenangkan.Dalam hal belajar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru termasuk daya ingat siswa. Beberapa reset kebanyakan siswa hanya mengingat 5-10% apa yang mereka baca. Kemudian hanya mengingat 20% apa yang mereka dengar. Dan meningkat menjadi 30% apa yang mereka lihat secara visual dari apa yang mereka dengarkan. Menjadi 50% jika mereka melihat seseorang mempraktiknya secara langsung sembari menerangkan. Secara drastis bisa mencapai 80% jika mereka melakukannya sendiri, walaupun hanya sekedar simulasi. Permainan (games) merupakan sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Dengan pembelajaran yang dikemas dalam permainan maka siswa akan merasa nyaman, tertarik dan menyenangkan sehingga daya ingat siswa terhadap materi yang disampaikan juga cukup tinggi.4. Cara Mengimplikasikan Permainan dalam PembelajaranMenurut Steve (2002:6) ada 14 cara mengimplikasikan permainan dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut.a) Games are experiential. Disini siswa membutuhkan melakukan dan mencoba sesuatu sendiri. Permainan ini membawa mereka pada kontak langsung dengan topik, mereka akan berinteraksi secara aktif dengan informasi yang diberikan guru yang menyatu dalam permainan tersebut.b) Games allow special tutoring for one or two. Pada kesempatan guru membutuhkan bekerja hanya dengan satu atau dua siswa. Permainan dapat digantikan dengan hampir semua topik dan digunakan dalam pembelajaran kelas.c) Games provide choices for your classroom. Permainan memperbolehkan guru untuk menambahkan variasi dan fleksibelitas dalam proses belajar dan pembelajaran. Berikut daftar singkat pilihan kelas dengan permainan. In chair or out of chair play Table, floor, or wall play In class or learning center aktivity Small or large group play Teacher or student scoring In class or take-home assignments Individual or team play Intoduction or review of materiald) Games reinforce learning. Permainan memberi guru cara yang menyenangkan untuk menampilkan materi pada siswa. Selama bermain, siswa dapat praktek dan mendemostrasikan yang sudah mereka pelajari dari literatur atau membaca.e) Games provide immediate feedback. Permainan memberikan siswa umpan balik dengan segera pada qualitas input mereka dengan umpan balik yang diperbaiki dengan tepat. Ini dapat menjadi kesempatan pembelajaran yang berharga.f) Games improve test-taking skills. Guru membuka siswa pada variasi area dan format pertanyaan, dan diskusi akhir permainan dapat berfokus pada test-taking.g) Game playing shows that classroom energy is good. Menggunakan penguatan permainan konsepnya bahwa energi merupakan sesuatu yang baik dan bahwa ruang kelas merupakan sebuah tempat terbaik untuk menekan energi tersebut. Permainan juga dapat membawa fokus siswa kembali pada kurikulum.h) Games can introduce new or difficult material. Permainan memiliki fasilitas yang tidak paralel untuk mengenalkan materi baru atau sulit pada siswa. Salah satu contoh metode adalah memberikan tanda dalam kelas pada bacaan baru, setelah 10 menit siswa bekerja, buat grup kecil agar siswa dapat saling berbagi pengertian mengenai material tersebut.i) Games complement reading assignment. Permainan bekerja sangat baik untuk komplemen dalam kelas atau bacaan rumah. Guru dapat menggunakan lembar permainan sebagai pengarah pekerjaan rumah atau menggunakan pertanyaan di kelas dan lembar jawaban.j) Games improve teamwork. Karena permainan merupakan aktivitas real-time yang membagi siswa menjadi beberapa tim kemudian memberi peraturan permainan dan menilai k) Games teach playing within the rules. Permainan dilanjutkan dengan penguatan konsep bahwa hanya cara memenangkan yang merupakan bermain dengan peraturan (play within the rules). l) Games foster both individual and team achievement. Permainan underscore penting antara individu dan tim melalui memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri kemudian menambahkan dimensi untuk membawa mereka ke grup kecil untuk berbagi ide.m) Games reinforce and improve multitasking. Permainan seperti memantulkan bola ketika menjawab satu seri pertanyaan. Penekanan diciptakan oleh bermain permainan membantu membangun kemampuan pemecahan masalah dan mempromosikan kreativitas.n) Games can replace drill work.

Cara mengimplikasikan permainan dalam pembelajaran dalam makalah ini termasuk jenis dan macam-macam permainan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran. Berikut beberapa macam pembelajaran berbasis permainan.a. Bermain peranan (Roll Playing)Bermain peranan ialah siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalm hubungan sosial antar manusia (Roestiyah,2008:90). Menurut Hamalik (2002:199) tujuan bermain peranan adalah sebagai berikut.1) Belajar dengan berbuat (learning by doing)2) Belajar melalui peniruan (imitasi)3) Belajar melalui balikan4) Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan.Kemudian, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan teknik ini menurut Roestiyah (2008:91) adalah sebagai berikut.1) Guru harus menerangkan kepada siswa, memperkenalkan teknik ini.2) Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.3) Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil untuk mengatur adegan yang pertama.4) Guru menjelaskan kepada pemeran dengan sebaik-baiknya mengenai tugas peranannya, dan lain-lainnya.5) Setelah sosiodrama itu dalam kondisi klimaks, maka harus dihentikan, agar kemungkinan-kemungkinan dapat didiskusikan secara umum. Sehingga siswa yang tidak berperan dapat berpendapat, menilai dan sebagainya.Teknik bermain peran ini memiliki banyak kelebihan yaitu lebih menarik perhatian siswa, siswa berperan langsung sehingga apa pemahaman siswa terhadap materi juga cukup baik. Akan tetapi, pembelajaran dengan teknik bermain peran ini tidak dapat dilakukan pada semua jenis mata pelajaran atau materi, hanya beberapa materi saja yang dapat diperankan, contohnya materi sosial atau permasalahan-permasalahan masyarakat.

b. Permainan Think, Pair, and ShareMenurut Hamid (2011:225), permainan think, pair, and share adalah permainan yang sangat menarik dan menantang, karena dalam permainan ini ada pendalaman materi yang akan membuat siswa mampu menguasai atau mendalami sebuah materi yang dibahas dengan lebih baik. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyelenggarakan permainan ini adalah sebagai berikut.1) Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang ingin dicapai.2) Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permaslahan yang disampaikan guru.3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok berpasangan) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.4) Guru memimpin sidang pleno kecil untuk berdiskusi, lalu tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.5) Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh para siswa.6) Guru memberi kesimpulan.7) Penutup.

c. Permainan mind mappingPermainan mind mapping sangat baik untuk mengenal sampai jauh mana pengetahuan siswa terhadap suatu materi atau pelajaran. Selain itu, permainan ini juga bia digunakan untuk mendapatkan berbagai alternatif jawaban dari suatu persoalan pada suatu materi pelajaran.Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk menjalankan permainan mind mapping adalah sebagai berikut.1) Guru menyampaikan kompeteni yang ingin dicapai.2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa, dan sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternatif jawaban.3) Guru kemudian membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa.4) Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi.5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.6) Dari data-data yang terdapat di papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru membuat perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.7) Setelah semuanya selesai, kemudian guru mengevaluais dan menuutup pembelajarannya.

d. Permainan mecari pasanganPermainan mencari pasangan membutuhkan alat bantu berupa kartu-kartu yang berisi dengan materi, konsep, atau topik yang cocok untuk sesi review. Langkah-langkah yang seharusnya dilakukan guru dalam permainan ini adalah sebagai berikut.1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. Sebagian kartu diisi dengan sebuah soal yang berbeda-beda sesuai topik, sementara sebagian kartu yang lain diisi jawaban dari soal-soal tersebut.2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.3) Setiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).5) Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan diberikan poin.6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.7) Kesimpulan atau penutup.

e. Permainan bertukar pasanganPermainan bertukar pasangan tentu merupakan permainan yang menyenangkan dan akan membuat siswa senang melakukannya. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam permainan ini.1) Setiap siswa mendapat satu pasnagan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya)2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan dengan pasangannya.3) Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangan yang lain.4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasnagan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.5) Temuan yang baru yang didapat dari pertukaran pasangan, kemudian dibandingkan kepada pasangan semula.6) Begitu seterusnya, sehingga kemudian setiap siswa memiliki keyakinan akan jawaban dari tugas yang diberikan guru.7) Setelah selesai, guru memberikan penjelasan dan lasan singkat dari tugas tersebut dan menjelaskan jawabannya, kemudian dibandingkan dengan jawaban ynag diperoleh dari bahasan siswa tersebut.8) Penutup.

f. Permainan Tebak KataDalam strategi pembelajaran ini, ada media atau alat bantu yang harus digunakan. Media tersebut harus dibuat oleh guru dengan cara sebagai berikut.Buatlah kartu ukuran 10 x 10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainny yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Selanjutnya buat kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini kemudian dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan pada telinga).Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk memaninkan strategi pembelajaran ini adalah sebagai berikut.1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi selama kurang lebih 45 menit.2) Guru menyuruh siswa berdiri secara berpasangan di depan kelas.3) Seorang siswa diberi kartu berukuran 10 x 10 cm yang akan dibacakan pada pasangannya. Sedangkan pasangannya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian dtempelkan pada dahi atau diselipkan pada telinga.4) Sementara siswa yang membawa kartu berukuran 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalalmnya, pasnagan menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm tersebut. Jawaban tepat apabila sesuai dengan isi kartu kartu yang ditempelkan pada dahi atau diselipkan di di telinga.5) Apabila jawabannya tepat, maka pasnagan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, boleh mengarahkan dengan kata-kata lain, aslakan jangan langsung memberi jawabannya.6) Begitu seterusnya hingga semua siswa mendapatkan kesempatan menjalankan permainan.

g. Permainan Melempar Bola Salju (snow-ball throwing)Menurut Mukrimaa (2014:181), Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis PermainanSetiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dengan demikian model pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Berikut kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbbasis permainan.

a. Kelebihan Dengan model pembelajaran yang dikemas dengan permainan, model GBL ini membuat siswa berinteraksi atau berperan langsung langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi tersebut. Menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Menumbuhkan rasa nyaman, menarik, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran yang dinilai siswa selalu membosankan. Guru dapat mengevaluasi siswa secara langsung pada saat permainan. Permainan dapat berkesan dengan kuat dan bertahan lama dalam ingatan siswa. Menumbuhkan rasa solidaritas, kekompakan pada beberapa jenis permainan yang cenderung berkelompok.

b. Kelemahan Membutuhkan waktu yang cukup banyak. Suasana kelas aktif tetapi sering menimbulkan kegaduhan sehingga mengganggu kelas yang lain. Suasana kelas sering tidak kondusif. Persiapan dan langkah-langkah yang dilakukan harus dipersiapkan dan diujicobakan terlebih dahulu, sehingga membutuhkan proses yang cukup panjang. Membutuhkan alat atau instrumen lebih.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanPembelajaran berbasis permainan (game-based learning) merupaka suatu model pembelajaran yang menerapkan dan menyarukan komponen pendidikan, menyenangkan, dan permainan dalam proses belajar sehingga menciptakan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan, dan aktif. Permainan (games) merupakan sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Dengan pembelajaran yang dikemas dalam permainan maka siswa akan merasa nyaman, tertarik dan menyenangkan sehingga daya ingat siswa terhadap materi yang disampaikan juga cukup tinggi. Beberapa macam permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu: bermain peran; think, pair, and share; mind mapping; permainan mencari pasangan; permainan bertukar pasangan; tebak kata; dan permainan melempar bola salju (snowball throwing). Pembelajaran berbasis permainan ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dari model pembelajaran ini adalah siswa dapat berperan langsung dan aktif, selain itu proses belajar juga menjadi nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi kuat. Kelemahannya yaitu dalam model ini kelas sering kurang kondusif, gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.