20
Model Pengembangan Pertanian Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN KECAMATAN SURADE KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT Oleh: Reny Sukmawani, S.P., M.P (Dosen Program Studi Agribisnis Faperta – Universitas Muhammadiyah Sukabumi) ABSTRAK Menurut Soewardi (2004), Indonesia sudah mencanangkan bahwa haluan pembangunannya adalah menuju tercapainya “industri yang maju, yang ditopang oleh pertanian yang tangguh. Jelas untuk sampai tujuan tersebut, industri dan pertanian harus maju dengan seimbang. Namun sayang sekali dalam pelaksanaannya, titik berat telah bergeser ke industrialisasi dengan dampak- dampak negatif sebagaimana kita rasakan sekarang. Untuk lebih meningkatkan daya saing produk pertanian kita diperlukan upaya yang nyata melalui pengembangan pertanian berbasis potensi wilayah. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peran kawasan pertanian yang memiliki nilai potensial dan menjadi penggerak bagi pengembangan kawasan, mengidentifikasi berbagai potensi, peluang dan masalah dalam pengembangan kawasan pertanian dan menyusun rencana strategis pengembangan model usaha tani dalam konsteks pembangunan sektor agribisnis sesuai dengan ciri potensi kawasan. Metode yang digunakan adalah dengan survey langsung ke wilayah sasaran untuk memperoleh data primer sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi/dinas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surade Kabupaten Sukabumi memiliki potensi untuk pengembangan pertanian dalam rangka meningkatkan pembangunan pertanian yang berimplikasi pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Namun semua itu akan terwujud manakala model pengembangan pembangunan pertanian yang dilaksanakan mengacu pada potensi yang dimilikinya. Potensi itu khususnya akan baik bila fokus mengembangkan usaha tani tanaman I - 1

Model Pengembangan Pertanian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN KECAMATAN SURADE KABUPATEN SUKABUMI

JAWA BARAT

Oleh:Reny Sukmawani, S.P., M.P

(Dosen Program Studi Agribisnis Faperta – Universitas Muhammadiyah Sukabumi)

ABSTRAKMenurut Soewardi (2004), Indonesia sudah mencanangkan bahwa haluan

pembangunannya adalah menuju tercapainya “industri yang maju, yang ditopang oleh pertanian yang tangguh. Jelas untuk sampai tujuan tersebut, industri dan pertanian harus maju dengan seimbang. Namun sayang sekali dalam pelaksanaannya, titik berat telah bergeser ke industrialisasi dengan dampak-dampak negatif sebagaimana kita rasakan sekarang. Untuk lebih meningkatkan daya saing produk pertanian kita diperlukan upaya yang nyata melalui pengembangan pertanian berbasis potensi wilayah.

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peran kawasan pertanian yang memiliki nilai potensial dan menjadi penggerak bagi pengembangan kawasan, mengidentifikasi berbagai potensi, peluang dan masalah dalam pengembangan kawasan pertanian dan menyusun rencana strategis pengembangan model usaha tani dalam konsteks pembangunan sektor agribisnis sesuai dengan ciri potensi kawasan. Metode yang digunakan adalah dengan survey langsung ke wilayah sasaran untuk memperoleh data primer sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi/dinas terkait.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surade Kabupaten Sukabumi memiliki potensi untuk pengembangan pertanian dalam rangka meningkatkan pembangunan pertanian yang berimplikasi pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Namun semua itu akan terwujud manakala model pengembangan pembangunan pertanian yang dilaksanakan mengacu pada potensi yang dimilikinya. Potensi itu khususnya akan baik bila fokus mengembangkan usaha tani tanaman pangan dan perkebunan. Dengan demikian model pengembangan pertanian di Kecamatan Surade kabupaten Sukabumi harus berbasis pada potensi wilayahnya.

I. PENDAHULUANI.1. Latar Belakang

Ketersediaan produk pertanian sebagai kebutuhan dasar manusia merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, dan masyarakat. Oleh sebab itu, untuk menjamin ketersediaan produk pertanian, perlu dilakukan upaya yang optimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Upaya yang dilakukan harus benar-benar efektif dengan mengerahkan potensi wilayah dan memperhitungkan tingkat kesesuaian lahan. Hal ini penting dilakukan karena setiap wilayah khususnya di Negara Indonesia ini, memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga produk yang dihasilkan akan benar-benar memperhatikan kearifan lokal daerah. Disisi lain, untuk menjamin ketersediaan produk

I - 1

Page 2: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

pertanian ini, bukan hanya terfokus pada lahan dan kesesuaian lahan saja, melainkan juga diperlukan faktor pendukung lainnya yang menjamin produk ini sampai pada tingkat konsumen. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah adanya teknologi, tersedianya pasar, kemudahan dalam permodalan, dan insfrastruktur yang memadai. Menurut Mosher (1965), terdapat lima macam fasilitas dan jasa yang harus tersedia bagi para petani jika pertanian hendak dimajukan. Masing-masing daripadanya merupakan syarat mutlak (esensial). Sehingga tanpa salah satu dari syarat tersebut maka tidak aka nada pembangunan pertanian. Kelima syarat tersebut adalah: (1) pasar untuk hasil-hasil usahatani; (2) teknologi yang selalu berubah; (3) tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara lokal; (4) perangsang produksi bagi para petani; dan (5) pengangkutan.

Menurut Soewardi (2004), Indonesia sudah mencanangkan bahwa haluan pembangunannya adalah menuju tercapainya “industri yang maju, yang ditopang oleh pertanian yang tangguh”. Jelas untuk sampai tujuan tersebut, industri dan pertanian harus maju dengan seimbang. Namun sayang sekali dalam pelaksanaannya, titik berat telah bergeser ke industrialisasi dengan dampak-dampak negatif sebagaimana kita rasakan sekarang. Mandeknya sektor pertanian ini berakar pada terlalu berpihaknya pemerintah terhadap sektor industri sejak pertengahan tahun 1980-an. Pemerintah mencurahkan perhatiannya pada sektor industri, yang kemudian diterjemahkan kedalam berbagai kebijakan proteksi yang sistematis, di mana secara sadar atau tidak proteksi ini telah merapuhkan basis pertanian pada tingkat petani (Nugraha, dkk. 2009). Menurut Soewardi (2004), obatnya tak lain adalah menjadikan pertanian sebagai titik sentral kembali dalam pembangunan. Dengan cara ini, akan tercapailah tugas-tugas pembangunan sektor pertanian yang diarahkan dalam rangka mencapai kembali swasembada pangan, daya saing komoditi pertanian, pengentasan kemiskinan, dan memantapkan sistem pendukung. Saragih (2001), mengungkapkan dalam buku kumpulan pemikirannya bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat pentng dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad 21 masih akan tetap berasis pertanian secara luas. Namun sejalan dengan tahapan-tahapan perkembangan ekonomi maka kegiatan jasa-jasa dan bisnis yang berbasis pertanian juga meningkat, yaitu kegiatan agribisnis (termasuk agroindustri. Melalui agribisnis diharapkan tingkat kemiskinan penduduk akan semakin menurun, kegiatan agroindustri, perdagangan dan jasa akan semakin maju dan berkembang. Namun untuk mendorong agribisnis perlu sarana dan prasarana yang memadai seperti transportasi, telekomunikasi, penelitian dan sumberdaya manusia yang mendukung. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkannya adalah dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya pertanian di tingkat daerah dan untuk mengetahuinya maka perlu dilakukan identifikasi potensi di setiap wilayah / daerah.

Pengembangan Pertanian di Kabupaten Sukabumi harus dikembangkan semaksimal mungkin, sehingga mampu memberikan kontribusi baik secara ekonomi regional maupun terhadap penguatan ekonomi masyarakat menjadi lebih optimal. Untuk itu diperlukan suatu langkah strategis bagi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi. Penetapan potensi pengembangan kawasan agribisnis di Wilayah Kabupaten Sukabumi dapat digunakan sebagai salah satu upaya perencanaan pembangunan pertanian secara spesifik lokasi.

Pada penelitian ini lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Surade terletak dibagian Selatan Kabupaten Sukabumi dengan jarak dari ibu kota Kabupaten ± 74 km. Kecamatan Surade terdiri dari 11 desa dengan luas

I - 2

Page 3: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

seluruhnya seluas 11.784,34 Ha yang meliputi lahan sawah seluas 4.373,9 Ha dan lahan darat seluas 7.337,45 Ha dan lahan pantai 73 Ha. Keadaan tofografi datar 60%, bergelombang 30% dan berbukit 10%. Jenis tanah podsolik merah kuning (PMK) dengan derajat keasaman tanah (PH) 4,2 – 6,8. Berdasarkan karakteristik wilayahnya, kecamatan ini memiliki potensi yang baik untuk pengembangan agribisnis. Berdasarkan hal itulah maka Kecamatan Surade dipilih untuk penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah karakteristik biofisik lahan, system pertanian, sumberdaya manusia,

sosial ekonomi, kelembagaan dan prasarana di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.2. Bagaimanakah kekuatan dan kelemahan serta strategi pengembangan pertanian di

Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

II. HASIL DAN PEMBAHASANII.1. Hasil PenelitianII.1.1. Karakteristik Biofisik Lahan di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi a. Geografis

Kecamatan Surade merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang berbatasan langsung dengan samudra Indonesia. Secara administratif batas kecamatan surade adalah kecamatan Surade :

- Sebelah Utara Kecamatan jampang kulon dan Kecamatan Waluran.- Sebelah Barat Kecamatan Ciracap- Sebelah Selatan Samudra Indonesia.- Sebelah Timur Kecamatan Cibitung.Jarak Kecamatan Surade ke Ibukota Kabupaten Sukabumi (Pelabuhan ratu) adalah 74

km. Ketinggian tanah kecamatan surade bervariasi antara 0 – 500 dpl (Gambar 1).

Gbr 1. Persentasi Ketinggian Tanah di Kecamatan Surade

Berdasarkan Gambar 1, mayoritas ketinggian tanah di Kecamatan Surade berada antara 25 – 500 m dpl, sedangkan ketinggian 0 – 25% hanya sekitar 2,46%. Dengan ketinggian tempat yang relatif rendah, maka sudah dipastikan suhu di Kecamatan Surade cukup panas dengan suhu maksimal mencapai 32,8oC. Sedangkan kondisi curah hujan di Kecamatan Surade menunjukkan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah

I - 3

Gbr 2. Curah hujan di Kabupaten Sukabumi

Page 4: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

bahkan kering antara bulan agustus, September dan oktober (Gambar 2). Data tersebut di atas berdasarkan data BPS, Stasiun Pengamatan di Kecamatan Ciemas. Pada kondisi kering petani di kecamatan Surade sering merasakan kesulitan untuk melaksanakan usahataninya karena keterbatasan sarana irigasi bahkan irigas yang ada pun mengalami kekeringan.

b. Penggunaan Lahan.Kecamatan Surade terdiri dari 11 Desa, 96 RW dan 423 RT Adapun nama desa – desa

tersebut adalah : Desa Pasiripis, Desa Buniwangi, Desa Cipendeuy, Desa Gunung Sungging, Desa Citanglar, Desa Jagamukti, Desa Swakarya, Desa Kadaleman, Desa Wanasri, Desa Sirnesari dan Desa Sukatani. Penggunaan lahan di Kecamatan Surade hingga tahun 2007 mayoritas adalah lahan sawah, setelah itu adalah hutan negara (Gambar 3). Sedangkan pada Gambar 4 terlihat bahwa luasan lahan sawah yang ada di Kecamatan Surade hingga tahun 2007 mengalami penurunan.

Gbr 3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Surade

Gambar 3 menunjukkan bahwa lahan sawah dan hutan negara mendominasi penggunaan lahan di Kecamatan Surade, sedangkan sisanya adalah tegal/kebun, lading/huma, hutan rakyat, perkebunan dan bangunan. Meskipun berdasarkan data BPS lahan sawah di kecamatan Surade mendominasi, tetapi selama periode 2004 – 2007 tampak terjadi penurunan luas lahan sawah yang ada sebanyak 3 hektar. Dari sawah seluas 2471 ha, mayoritas adalah lahan sawah tadah hujan, yaitu sebanyak 46,50% (Gambar 4). Dari lahan sawah tersebut, lahan sawah dengan irigasi teknis baru sedikit yaitu sekitar 6,63% sedangkan irigasi setengah teknis hanya sekitar 12,34%. Kondisi ini masih jauh dari yang seharusnya mengingat kondisi curah hujan di Kecamatan Surade. Luas lahan sawah berdasarkan irigasi per Desa di Kecamatan Surade dapat dilihat pada Tabel 1.

I - 4

Gbr 4. Luas Lahan sawah Kecamatan Surade

Page 5: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

Tabel 1. Luas Lahan Sawah Berdasarkan Jenis Pengairan

No Desa

Sawah Pengairan

Sawah Tadah Hujan (Ha)

Jumlah (Ha)

Teknis Setengah Teknis

Pedesaan

1 Kelurahan Surade 158.9 35 62 30 285.9

2 Jagamukti 92 112 204

3 Gunungsungging 125 50 175

4 Cipendeuy 125 200 100 175 600

5 Sukatani 100 20 105 225

6 Pasiripis 50 225 375 650

7 Buniwangi 10 220 420 650

8 Citanglar 186 141 327

9 Kadaleman 133 100 171 404

10 Warnasari 165 284 449

11 Sirnasari 180 224 404

Total 283.9 528 1475 2087 4373.9

Sumber Data: BP3K Kecamatan Surade 2009

c. Karakteristik Lahan Pertanian di Kecamatan SuradeKarakteristik tanah di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi pada umumnya jenis

tanahnya podsolik merah kuning dengan ciri-ciri lempung berpasir. Jenis tanah ini memiliki tekstur agak halus sampai kasar. Kondisi tanah seperti ini memiliki porositas yang tinggi sehingga kemampuan mengikat airnya rendah, maka perlu pengelolaan tanah yang sangat maksimal untuk pertanian sehingga tanah berkualitas baik untuk pertanian.

d. Kemampuan Lahan PertanianKondisi iklim di Kecamatan Surade hanya sesuai untuk beberapa komoditas tertentu

saja. pH tanah rendah (4,2- 6,8 kategori kemampuan lahan termasuk kelas 3 – 5), tanah menjadi masam sehingga memerlukan perlakuan tambahan untuk meningkatkan pH tanah. Kelas tanah 3 – 5 ini sesuai dengan segala jenis pertanian tapi dengan hambatan tidak ada komoditas yang dominan, sedangkan yang paling sesuai dengan kelas tanah tersebut yaitu untuk perkebunan. Disamping itu, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Surade sangat cocok untuk tanaman pangan lahan basah. Pengidentifikasian tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan pertanian tanaman pangan dilakukan melalui penilaian kondisi fisik dasar pemanfaatan lahan pertanian tanaman pangan sebagai faktor daya dukung lahan. Aspek fisik dasar yang dianalisis terdiri dari curah hujan, ketinggian di atas laut, jenis tanah, kedalaman efektif tanah, kemiringan lahan dan irigasi. Melalui pertampalan terhadap peta peta kondisi fisik dan peta pemanfaatan lahan pertanian tanaman pangan didapat peta satuan lahan. Peta satuan lahan ini dikelaskan menurut kemampuan daya dukungnya dengan menggunakan kriteria penilaian kelas kesesuaian lahan.

II.1.2. Karakteristik Pertanian di Kecamatan Surade

I - 5

Page 6: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

Potensi pertanian di Kecamatan Surade sangat bermacam – macam, mulai dari padi, jagung, teh karet, perternakan, perikanan dan lain – lain. Data BPS (2008) menunjukkan bahwa produksi padi, jagung dan ubi kayu selama periode tahun 2002 – 2004 mengalami peningkatan (Gambar 5). Walaupun luas lahan pertanian tiap tahun menurun tetapi hasil produksi pertanian di Kecamatan Surade mengalami peningkatan tiap tahunnya. Lain halnya dengan produksi daging unggas yang tidak menujukkan perubahan signifikan, sedangkan telur unggas justru mengalami sedikit penurunan pada periode 2005 – 2007 (Gambar 6).

Gbr 5. Produksi Jagung, ubidan Padi di Kabupaten Sukabumi tahun 2002-2004

Gbr 6. Produksi Daging dan Telur Unggas di Kecamatan Surade

Sementara berdasarkan data BPS (2008), komoditas tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di Kecamatan Surade diantaranya adalah kelapa, kelapa hibrida, cengkeh, kakao, panili, kopi, aren dan kemiri. Produksi hasil perkebunan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Produksi Komoditas Perkebunan di Kecamatan Surade (ton)Kelapa Kelapa

HibridaCengkeh Kakao Panili Kopi Aren Kemiri

775,07 58,91 34,99 2,77 0,01 1,1 5,57 8,45

II.1.3. Karakteristik Sumberdaya Manusia, Sosial Ekonomi dan Kelembagaan

I - 6

Page 7: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

Jumlah penduduk di Kecamatan Surade sebanyak 70285 jiwa dengan jumlah KK tani sebanyak 17765 (Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga (2008)

No DesaJumlah Jiwa (orang) Jumlah KK

Laki-laki Perempuan Jumlah KK Umum KK Tani1 Swakarya 3978 4031 8009 2253 18932 Jagamukti 2494 2613 5107 1459 12263 Gunungsungging 2589 2555 5144 1657 13924 Cipendeuy 2008 2045 4053 1144 9615 Sukatani 1739 1650 3389 931 7826 Pasiripis 5732 5662 11394 3404 28597 Buniwangi 4795 4839 9634 3033 25488 Citanglar 4692 4701 9393 2765 23239 Kadaleman 2467 2304 4771 1350 1134

10 Warnasari 1812 1808 3620 1181 112211 Sirnasari 2993 2778 5771 1605 1525

Total 35299 34986 70285 20782 17765Data BP3K Kec. Surade Tahun 2009

Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk di BPK3k Surade

No DesaPetani PNS/ABRI Buruh Peternak Nelanyan Lainnya Jumlah

(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)1 Swakarya 3896 309 92 50 0 111 44582 Jagamukti 2636 83 39 30 0 72 28603 Gunungsungging 1953 23 25 37 0 64 21024 Cipendeuy 1926 40 25 40 20 25 20765 Sukatani 1516 14 21 20 10 15 15966 Pasiripis 5584 186 24 60 80 180 61147 Buniwangi 5017 117 23 81 60 30 53288 Citanglar 5177 86 40 59 0 98 54609 Kadaleman 2273 60 31 51 0 103 2518

10 Warnasari 1573 34 60 67 0 634 236811 Sirnasari 1683 29 73 51 0 1126 2962

Total 33234 981 453 546 170 2458 37842 Data BP3K Kec. Surade Tahun 2009

Tabel 5. Keadaan Penduduk di BP3K Surade Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2008No Desa Tingkat Pendidikan

I - 7

Page 8: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

SD SLTP SLA D3 S1/S2 Belum/tidak sekolah

Jumlah

1 Swakarya 3345 1686 976 40 124 1838 80092 Jagamukti 1911 1040 616 28 76 1436 51073 Gunungsungging 3003 623 500 15 13 990 51444 Cipendeuy 1265 980 763 20 25 1000 40535 Sukatani 1641 457 322 10 4 955 33896 Pasiripis 6423 1627 1227 35 76 2006 113947 Buniwangi 5432 1139 1270 30 104 1659 96348 Citanglar 6410 684 446 20 45 1788 93939 Kadaleman 1771 478 455 10 14 2043 4771

10 Warnasari 2015 429 346 9 28 793 362011 Sirnasari 3831 463 602 8 18 849 5771

Total 37047 9606 7523 225 527 15357 70285Data BP3K Kec. Surade Tahun 2009

KK tani di Kecamatan Surade cukup banyak dan ini merupakan potensi dalam pengembangan pertanian di Kecamatan Surade apalagi mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Surade adalah sebagai petani yaitu sebanyak 33234 orang. Namun tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Surade mayoritas masih rendah. Berdasarkan hasil analisis di lapangan, maka analisis potensi dan permasalahan berdasarkan aspek sosial ekonomi di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi adalah:

Tabel 6. Potensi Sosial Ekonomi PertanianPotensi Masalah

Mayoritas Petani (Peternak dan Nelayan) 89,71 % dari 37842 Rasio kepemilikan lahan kecil

Sistem Usaha tani pelaksanaan pola tanam dikategorikan menjadi 4 : 1. PS-PS-BR, 2. PL-PS-BR, 3. PL-PL-BR, 4. PG-BR-BR dengan system petanaman monokultur dan tumpangsari

Dengan pola tanam rata-rata 2 kali dalam setahun maka produktivitas lahan tidak optimal

Teknologi produksi yang digunakan PTT (penanaman teknologi terpadu) dengan tingkat penerapan teknologi 60%

masih rendahnya tingkat penerapan teknologi di tingkat petani sehingga produktivitas belum mencapai target

Permodalan mayoritas petani mengandalkan swadya sedangkan lembaga2 lain yang ada seperti KUD, BRI, Program BLM peranya masih terbatas

Minimnya dukungan dari lembaga-lembaga keuangan

Sarana Produksi yang ada seperti Penggilingan (heleran) rata2 6 perdesa, traktor 121, sprayer 475, tresher 1, pedal tersher 3, took pupuk 5 (1 toko mencakup 2 desa) jalan yang relatif baik

Rasio penggilingan padi dengan produksi padi tidak sebanding

Pemasaran hasil (tengkulak, tidak ada pasar hasil pertanian secara khusus) dengan rantai pemasaran pengumpul-bandar-pengecer-konsumen.

Rantai tataniaga yang panjang mengakibatkan harga yang diterima petani rendah

Keterlibatan dalam kelompok tani hanya 24,9% (8481 yang aktif) terdaftar 14375 (42 %) orang yang terdaftar persen yang mengikuti kelompok tani

Rendahnya keterlibatan petani dalam kegiatan kelompok tani

Berdasarkan data tersebut maka perlunya pendekatan-pendekatan dari pihak pemerintah dan intansi terkait terhadap sektor pertanian, karena sebagian besar penduduk di Kecamatan Surade 89 % adalah petani.

I - 8

Page 9: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

II.1.4. Karakteristik Prasarana WilayahSecara umum sarana dan prasarana di Kecamatan Surade cukup baik. Tetapi apabila

dibandingkan dengan luasan wilayahnya, keberadaannya belum dapat dikatakan memadai. Jarak yang jauh dari ibu kota kabupaten menjadi salah satu penghambat karena sarana jalan yang kurang baik dan berkelok-kelok. Akses ke pasar juga cukup jauh sehingga memelukan waktu yang panjang dalam memasarkan produk pertaniannya. Keberadaan penggilingan padi juga belum seimbang dengan banyaknya luasan sawah yang menjadi mayoritas di kecamatan ini. Namun demikian terdapat komitmen dari pemerintah yang cukup baik karena dalam perjalanannya akses jalan desa ke kota mengalami perbaikan secara bertahap.

II.1.5. Matrik StrategyBerdasarkan potret kekuatan dan kelemahan terhadap kecamatan Surade, matriks

rekomendasi strategi yang disarankan untuk pengembangan pertaniannya adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Matrik Strategi EKSTER

NAL

INTERNAL

OPPORTUNITIES THREATSSumberdaya manusia = 4 PointFaktor geografi = 3 PointFaktor permodalan = 2 PointSarana Fisik = 2 PointTeknologi = 1 Point

Sumberdaya manusia = 5 PointFaktor geografi = 5 PointFaktor permodalan = 4 PointSarana Fisik = 2 PointTeknologi = 1 Point

STRENGTHS S - O Strategy S – T StrategySumberdaya manusia = 5 PointFaktor geografi = 6 PointFaktor permodalan = 3 PointSarana Fisik = 3 PointTeknologi = 2 Point

SUMBERDAYA MANUSIA Meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam pendayagunaan sumber daya alam dan lapangan usaha kerja produktif yang berdaya saing tinggi;

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat

Membangun upaya Reinventing Goverment melalui pemberdayaan masyarakat

FAKTOR GEOGRAFI Optimalisasi potensi wilayah dalam

rangka mengembangkan perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Meningkatkan fungsi laut, sungai, danau, dan lahan

FAKTOR PERMODALAN Membuat sistem penyediaan modal

yang mudah di akses dan ringan persyaratan

Membentuk dan mengembangkan kelembagaan ekonomi

Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya sebagai modal dasar yang berpotensi

SARANA FISIK Optimalisasi pemanfaatan sarana

SUMBERDAYA MANUSIA Menumbuhkan kesadaran dan

pembinaan terhadap pembentukan akhlak masyarakat yang agamis agar terinternalisasikannya ajaran-ajaran agama dalam upaya membangun keshalihan sosial;

Pembinaan dan Optimalisasi peran masyarakat khususnya pemuda dalam pembangunan.

Meningkatkan daya beli masyarakatFAKTOR GEOGRAFI Menerapkan proteksi untuk meminimalisir

pengaruh-pengaruh negatif sebagai konsekuensi dari letak geografis negara yang strategis

Meningkatkan pemanfaatan lahan-lahan tidur

Meningkatkan pengelolaan serta pengawetan tanah dan air untuk mengurangi terjadinya bencana alam

FAKTOR PERMODALAN Membuat kebijakan ekonomi yang

berpihak pada masyarakat Membuat program yang dapat

memperkecil resiko akibat inflasi, krisis ekonomi dan moneter.

Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keuangan dalam meningkatkan perekonomian

I - 9

Page 10: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

prasarana yang tersedia Meningkatkan pembangunan

infrastruktur

TEKNOLOGI Meningkatkan implementasi

teknologi secara tepat guna Optimalisasi peran dan fungsi

lembaga penelitian dan pendidikan tinggi sebagai lembaga pengkajian teknologi

SARANA FISIK Membuat kebijakan atau peraturan

daerah tentang konversi dan tata guna lahan

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memelihara sarana dan prasarana yang sudah ada

TEKNOLOGI Proteksi terhadap teknologi -teknologi

yang tidak tepat guna dan informasi-informasi yang menyesatkan

WEAKNESS W - O Strategy W – T StrategySumberdaya manusia = 9 PointFaktor geografi = 3 PointFaktor permodalan = 3 PointSarana Fisik = 4 PointTeknologi = 2 Point

(Lihat Tabel)

SUMBERDAYA MANUSIA Meningkatkan kompetensi aparatur

pemerintah yang profesional dalam rangka pelayanan prima

Meningkatkan kualitas SDM melalui pengembangan layanan pendidikan secara optimal serta mewujudkan Angka Partisipasi Sekolah secara signifikan;

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan secara menyeluruh dan merata melalui peningkatan kualitas seumberdaya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi (daya beli)

Meningkatkan Pelayanan Sosial FAKTOR GEOGRAFI Meningkatkan pengawasan wilayah Menumbuhkembangkan potensi

berbagai wilayah secara merata Penguatan peraturan daerahFAKTOR PERMODALAN Meningkatkan iklim inverstasi Optimalisasi sumberdaya sebagai

modal dasar dalam peningkatan perekonomian masyarakat

SARANA FISIK Meningkatkan pemerataan

pembangunan di semua wilayah yang ada di kabupaten Sukabumi

Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur

TEKNOLOGI Meningkatkan kualitas proses adopsi

inovasi teknologi Malakukan pengkajian teknologi yang

tepat guna

SUMBERDAYA MANUSIA Menumbuhkembangkan lapangan usaha

kerja produktif agar terjadi pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran;

Menegakan Supremasi Hukum demi terjaminnya kepastian hukum bagi seluruh masyarakat

Meningkatkan daya saing masyarakat Meningkatkan kualitas dan etos kerja

tenaga kerja (masyarakat)FAKTOR GEOGRAFI Meningkatkan pengawasan terhadap

dampak pembangunan yang dapat merusak kelestarian Lingkungan Hidup;

Meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai hal yang dapat mengganggu ketertiban, keamanan dan ketentraman.

FAKTOR PERMODALAN Mendatangkan investor-investor yang

perduli terhadap peningkatan perekonomian masyarakat

Mempermudah akses masyarakat terhadap permodalan

SARANA FISIK Meningkatkan ketersediaan serta kualitas

prasarana dan sarana dasar; Meningkatkan ketersediaan infrastruktur

yang mendukung terhadap akselerasi pembangunan dan peningkatan perekonomian

TEKNOLOGI Membuat program yang dapat

memperkecil kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dan implementasinya di masyarakat

4.2. PembahasanPotensi yang dimiliki Kecamatan Surade yakni sumber daya alam berupa hamparan

areal pertanian. Pemanfaatan dan pengembangan potensi alam tersebut menjadi sangat strategis jika dikaitkan dengan fungsi Kecamatan Surade sebagai salah satu daerah penghasil padi. Pengembangan sektor pertanian oleh masyarakat dilakukan secara sporadis dan sangat

I - 10

Page 11: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

dipengaruhi oleh informasi pasar suatu komoditas. Hal ini mengakibatkan suatu komoditas yang dikembangkan tidak mempertimbangkan kelayakan fisik sehingga input yang diberikan menjadi tinggi. Dampak akhir dari kondisi ini adalah komoditas yang dikembangkan masyarakat menjadi tidak menguntungkan.

Melalui pinsip Sustainable Agricultural sumber daya lokal dikembangkan secara maksimal dan terpadu. Dengan sistem ini diharapkan masyarakat dapat memberdayakan sumber daya dan memberikan hasil bagi kehidupan para petani. Dalam pendekatan ini masyarakat dituntut untuk berpikir bahwa di sekitar mereka berdiri banyak terdapat potensi yang bila dikembangkan akan menghasilkan capaian yang positif bagi kehidupan. Agar seluruh potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan bagi kelancaran program semua sektor, maka program pembangunan suatu kawasan perlu terencana dan terpadu. Keterpaduan program pembangunan khususnya sektor pertanian dibutuhkan dalam upaya mewujudkan pertanian yang tangguh.

Pengembangan komoditas pertanian yang sesuai secara biofisik dan menguntungkan secara ekonomi, sangat penting dalam perencanaan pengkajian teknologi untuk pengembangan komoditas unggulan dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya lahan, sumber daya manusia, dan kelembagaan sehingga pengembangan suatu komoditas unggulan dapat berkelanjutan. Dengan demikian program pengambangan kawasan pertanian terpadu perlu dirancang dalam satu kesatuan yang saling berkaitan dan dilaksanakan dalam kerangka upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan.

Pemilihan sistem usahatani di Kecamatan Surade bersifat spesifik dan dinamis, disesuaikan dengan karakteristik biofisik lahan dan kondisi sosial ekonomi setempat serta kemampuan dan preferensi masyarakatnya. Usahataninya harus diarahkan kepada pengembangan aneka komoditas dalam suatu sistem usahatani terpadu disesuaikan dengan karakteristik lahan dan prospek pemasaran hasil pertaniannya. Penganekaragaman komoditas ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko kegagalan usahatani. Dilihat dari pelaku dan tujuan pengembangannya, secara garis besar ada dua sistem usahatani terpadu yang bisa dikembangkan di Kecamatan Surade yaitu sistem usahatani berbasis tanaman pangan dan sistem usahatani berbasis komoditas agribisnis. Sistem usahatani berbasis tanaman pangan ditujukan utamanya untuk menjamin keamanan pangan bagi petani dan sekaligus mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional. Sedangkan sistem usahatani berbasis komoditas agribisnis dapat dikembangkan dalam skala luas dengan perspektif dalam pengembangan usaha agribisnis oleh pengusaha. Sistem usahatani berbasis tanaman pangan sangat sesuai bagi petani kecil. Dengan menggunakan varietas yang adaptif dan teknik budidaya yang tepat , komoditas pangan khususnya padi dapat memberikan hasil tinggi sedangkan yang lainnya sebagai penunjang diusahakan dalam skala kecil untuk sumber tambahan pendapatan.

Prasarana pertanian yang perlu dirancang meliputi terutama jaringan tata air berupa saluran drainase utama dan saluran drainase cabang-cabang serta pintu air serta gudang dan prasarana pengolahan hasil. Tata letak jaringan tata air serta dimensi saluran dan bangunan air dirancang berdasarkan data fisiografi dan hidro-topografi lahan serta fisik tanahnya, sedangkan rancangan jalan usahatani disesuaikan dengan rancangan jaringan tata air atau saluran drainase. Dimensi saluran yang perlu ditetapkan meliputi kedalaman dan lebar

I - 11

Page 12: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

saluran serta lebar dan tinggi tanggul saluran. Bangunan gudang dan prasarana pengolahan hasil pertannian dirancang sesuai dengan komoditas yang dikembangkan.

Pengembangan kelembagaan penunjang diarahkan kepada penyempurnaan pola kerja dari kelembagaan yang ada dan apabila diperlukan dapat dikembangkan kelembagaan baru yang memang dapat mendukung keberhasilan pengembangan lahan di Kecamatan Surade. Idealnya kelembagaan penunjang tersebut meliputi : kelompok tani, pengelola air, koperasi, keuangan, dan permodalan, penyedia sarana produksi, informasi dan penyuluhan. Pengembangan kelembagaan penunjang diutamakan pada kelembagaan yang melibatkan kelompok atau koperasi petani dan pengusaha swasta lokal melalui kemitraan. Kelembagaan tersebut harus dirancang sesederhana mungkin dengan pola atau mekanisme kerja yang sederhana pula. Khusus untuk kelembagaan informasi dan penyuluhan, selain peningkatan kemampuan penyuluh dan pola kerja diidentifikasi pula sarana penunjang yang perlu ditingkatkan.

Penerapan pendekatan agribisnis bagi Kecamatan Surade sangat relevan dan praktis ditinjau dari lingkungan lokal spesifik yang menuntut perbaikan. Pendekatan agribisnis yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan ekonomi kerakyatan yang berorentasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sesuai kompetensi dan produk unggulan spesifik lokasi berbasis sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Pengembangan ekonomi kerakyatan ini dapat dilakukan dengan memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing serta mengoptimalkan peran Pemerintah Daerah. Di samping itu perlu dirancang/dijembatani suatu kemitraan antara petani-nelayan dengan pengusaha penyedia modal, pemasaran dan pengolahan.

Satu hal yang sangat kritis dalam sektor pertanian adalah bahwa meningkatnya produksi pertanian selama ini belum dapat disertai dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani secara signifikan. Petani Surade sebagai unit agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala usaha tani terpadu (integrated farming system). Oleh karena itu, persoalan membangun kelembagaan (institution) di bidang pertanian dalam pengertian yang luas menjadi semakin penting, agar petani mampu melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menyangkut on farm bussiness saja, akan tetapi juga terkait erat dengan aspek-aspek off farm agribussinessnya. Jika ditelaah, beberapa kondisi yang dihadapi petani Surade di dalam mengembangkan kegiatan usaha produktifnya, yaitu:1. Akses yang semakin kurang baik terhadap sumberdaya (access to resources), seperti

keterbatasan aset lahan, infrastruktur serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan produktif lainnya;

2. Produktivitas tenaga kerja yang relatif rendah (productive and remmunerativeemployment), sebagai akibat keterbatasan investasi, teknologi, keterampilan dan pengelolaan sumberdaya yang efisien;

3. Perasaan ketidakmerataan dan ketidakadilan akses pelayanan (access to services)sebagai akibat kurang terperhatikannya rangsangan bagi tumbuhnya lembaga-lembaga sosial (social capital) dari bawah;

4. Kurangnya rasa percaya diri (self reliances), akibat kondisi yang dihadapi dalam menciptakan rasa akan keamanan pangan, pasar, harga dan lingkungan.

I - 12

Page 13: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

Sampai dengan akhir tahun 2008, penduduk Kecamatan Surade yang bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 33.234 jiwa atau 88 % dari jumlah total profesi lainnya. Selanjutnya dari jumlah angkatan kerja yang ada di Kecamatan Surade yang memiliki kesempatan kerja (bekerja), lebih dari 50% bekerja di sektor pertanian. Selain itu dari struktur ekonomi Kecamatan Surade menunjukkan bahwa lebih dari 21%, perekonomian di Kecamatan Surade digerakan oleh sektor pertanian. Artinya peranan sektor pertanian cukup dominan dalam menggerakan roda perekonomian atau sebagai leading sektor dalam perekonomian Kecamatan Surade. Oleh karena itu, pembangunan pedesaan dan revitalisasi pertanian di Kecamatan Surade sangat penting untuk dilaksanakan guna pengembangan lapangan kerja di pedesaan serta menekan angka kemiskinan dan migrasi penduduk ke perkotaan yang terus meningkat.

III. PenutupPendayagunaan sumber daya alam sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat

dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dan diutamakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Serta memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. Pengelolaan sumber daya alam yang beraneka ragam perlu dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu. Pembangunan sumber daya manusia dan sumber daya buatan harus sesuai dengan pola pembangunan yang berkelanjutan dengan mengembangkan tata ruang dalam satu kesatuan tata lingkungan yang dinamis. Dengan demikian diperlukan identifikasi pola kesesuaian lahan sebagai pedoman bagi perencanaan pembangunan agar penataan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan seara aman, tertib, efisien,dan efektif. Berdasarkan hal itu maka model pengembangan pertanian di Kecamatan Surade kabupaten Sukabumi harus berbasis pada potensi wilayahnya.

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2002. Pembangunan Sistem Agribisnis Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional,

Departemen Pertanian, Jakarta.

_______, 2003. Ekonomi Kerakyatan Dalam Kancah Globalisasi. Kantor Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah.

Arief, Sritua., 1997. Pembangunan dan Ekonomi Indonesia: Pemberdayaan Rakyatdalam Arus Globalisasi. CPSM, Bandung.

Arifin, B. 2004. Menterjemahkan Keberpihakan Terhadap Sektor Pertanian: Suatu Telaah Ekonomi Politik. Dalam: Rudi Wibowo dkk (Ed)., Rekonstruksi dan Restrukturisasi Pertanian. PERHEPI, Jakarta 2004.

Baharsjah, S. 1996. Kemitraan Dalam Pembangunan Nasional Memasuki Abad 21 : Peningkatan Ekonomi Pertanian. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Cendekiawan Indonesia Ke III. Jakarta, 27-28 Agustus 1996

I - 13

Page 14: Model Pengembangan Pertanian

Model Pengembangan PertanianKecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

Chairil Anwar Rasahan dan Rudi Wibowo, 1996. Pemantapan Kebijakan Pembangunan Pertanian Yang Mendukung Meningkatnya Kemandirian dan Daya Saing Pertanian. Kertas Makalah pada Konpernas Perhepi XII. Denpasar 7-9 Agustus 1996.

Departemen Pertanian, 2002. Penjabaran Program dan Kegiatan Pembangunan Pertanian 2001-2004. Departemen Pertanian, Jakarta.

Korten, David C., 1980, Community Organization and Rural Development : A Learning Process Approach, dalam Public Administration Review, No.40 tahun 1980

Krisnamurthi, B., 2003. Analisis Grand Strategy Pembangunan Pertanian: Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis dan Implementasi Pembangunan Pertanian. Makalah, disampaikan pada Lokakarya Penyusunan Evaluasi Kinerja Pembangunan Pertanian. Jakarta, 10-11 Desember 2003.

Menteri Pertanian RI., 2000. Memposisikan Pertanian Sebagai Poros Penggerak Perekonomian Nasional. Departemen Pertanian, Januari 2000. Pakpahan., 2004. Petani Menggugat. Max Havelaar Indonesia dan GAPPERINDO, Jakarta.

Mosher, A.T. 1965. Diterjemahkan oleh Krisnandhi. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna. Djakarta.

Nugraha, Nunu., Reny Sukmawani, Asep Ramdhan, Dede, Gunawan. 2009. Identifikasi

Ruang Kawasan Strategis Pengembangan Pertanian Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. (tidak dipublikasikan)

Rudi Wibowo., 1999. Refleksi Teori Ekonomi Klasik Dalam Manajemen Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian Pada Milenium Ke Tiga. Dalam Refleksi Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

__________., 2001. Mewujudkan Visi Agribisnis Berdaya Saing Melalui Pembangunan Wilayah Yang Selaras Dengan Alam. Orasi Ilmiah Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Jember. Jember, 12 Nopember 2001.

Saragih, Bungaran. 2001. AGRIBISNIS, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. (Buku Kumpulan Pemikiran). Pustaka Wirausahamuda. Bogor.

Soewardi, Herman. 2004. Nasib Sektor pertanian Sebagai Tumpuan Pembangunan. Bakti mandiri. Bandung.

I - 14