16
207 Yefi Dyan Nofa H., Anam Miftakhul Huda Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang Warga Kabupaten Blitar Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang Warga Kabupaten Blitar (Analisis Resepsi Program Radio Persada“Hallo Bupati”) Yefi Dyan Nofa Harumike 1 , Anam Miftakhul Huda 2 1 Universitas Islam Balitar, Jln. Majapahit No. 4a, Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur, 66137 Indonesia Email: [email protected] 2 Universitas Islam Balitar, Jln. Majapahit No. 4a, Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur, 66137 Indonesia Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model radio interaktif dalam keterbukaan kebijakan publik program siaran dialog interaktif “Hallo Bupati” di radio Persada FM, Blitar. Informasi tidak lagi hanya sekedar hiburan namun menjadi sebuah kebutuhan, melalui informasi keterbukaan publik masyarakat dapat turut serta memberikan kontrol terhadap pemerintah. Pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis resepsi audiens berdasarkan konsep encoding/decoding yang dikemukakan Stuart Hall. Peneliti menyusun model penelitian berdasarkan teori tersebut yang digunakan untuk mengetahui resepsi audiens terhadap program siaran dialog interaktif “Hallo Bupati” di radio Persada FM, Blitar. Penelitian ini dilakukan berdasarkan ketertarikan peneliti melihat fenomena audiens aktif media komunikasi massa yang ada di masyarakat Kabupaten Blitar. Dimana audiens memiliki beberapa pandangan dalam menerima teks dan melakukan tindakan terkait teks yang dimaknainya. Penelitian resepsi pada program siaran dialog interaktif “Hallo Bupati” edisi Selasa, 16 Januari 2018. Hasil Penelitian ini radio sebagai model intraksi dalam informasi publik dalam topik penyakit defteri menyerang masyarakat Blitar,

Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

207

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

(Analisis Resepsi Program Radio

Persada“Hallo Bupati”)

Yefi Dyan Nofa Harumike1, Anam Miftakhul

Huda2

1

Universitas Islam Balitar, Jln. Majapahit No. 4a,

Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur, 66137

Indonesia

Email: [email protected] 2

Universitas Islam Balitar, Jln. Majapahit No. 4a,

Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur, 66137

Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

model radio interaktif dalam keterbukaan kebijakan

publik program siaran dialog interaktif “Hallo

Bupati” di radio Persada FM, Blitar. Informasi tidak

lagi hanya sekedar hiburan namun menjadi sebuah

kebutuhan, melalui informasi keterbukaan publik

masyarakat dapat turut serta memberikan kontrol

terhadap pemerintah. Pendekatan deskriptif kualitatif

dengan menggunakan analisis resepsi audiens

berdasarkan konsep encoding/decoding yang

dikemukakan Stuart Hall. Peneliti menyusun model

penelitian berdasarkan teori tersebut yang digunakan

untuk mengetahui resepsi audiens terhadap program

siaran dialog interaktif “Hallo Bupati” di radio

Persada FM, Blitar. Penelitian ini dilakukan

berdasarkan ketertarikan peneliti melihat fenomena

audiens aktif media komunikasi massa yang ada di

masyarakat Kabupaten Blitar. Dimana audiens

memiliki beberapa pandangan dalam menerima teks

dan melakukan tindakan terkait teks yang

dimaknainya. Penelitian resepsi pada program siaran

dialog interaktif “Hallo Bupati” edisi Selasa, 16

Januari 2018. Hasil Penelitian ini radio sebagai

model intraksi dalam informasi publik dalam topik

penyakit defteri menyerang masyarakat Blitar,

Page 2: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

208

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

memiliki tanggapan atau respon yang bervariatif, 1.

Siaran Interaktif Topik yang Penting Kesehatan

Warga Kabupaten Blitar, 2. Radio sebagai media

Informasi KLB (Kejadian Luar Biasa) Penyakit

Difteri.3. Radio sebagai Informasi Pengurangan

Resiko Penyakit Difteri.

Kata Kunci: Model Siaran, Interaktif, Hallo Bupati,

Resepsi.

1. Pendahuluan

Radio merupakan media komunikasi massa dua arah, yang dapat dinikmati melalui audio atau suara. Media massa radio memiliki beberapa karakteristik diantaranya, auditif, cepat, dan langsung, murah, akrab, dekat dan lain-lain. Selain memiliki karakteristik, media massa radio juga memiliki berbagai program siaran diantaranya, siaran berita, dialog interaktif, siaran olahraga, siaran kebudayaan, siaran pendidikan, dan musik.

Program siaran yang dimiliki oleh media massa radio, siaran dialog interaktif merupakan program siaran yang juga dimiliki oleh media massa salah satunya siaran radio. Program dialog interaktif adalah percakapan yang di lakukan di media massa televisi atau radio, yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon atau pesan melalui media sosial maupun alat komunikasi lain sehingga dapat berinteraksi dengan narasumber yang ada distudio. Adapun narasumber yang dipilih adalah orang yang tahu persis tentang informasi yang ingin disampai-kan. Sehingga benar-benar mampu memberikan infor-masi yang efektif.

Pendengar program siaran media massa radio dapat juga disebut dengan pendengat. Pendengar dapat dibedakan menjadi dua yaitu, pendengar aktif dan pendengan pasif. Salah satu studi penelitian dalam kajian ilmu komunikasi adalah tentang audiens atau pendengar. Pendengar merupakan sosok nyata yang dapat dijadikan objek observasi dan penelitian, untuk mengukur

Page 3: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

209

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

keberhasilan sebuah pesan yang disampaikan melalui media komunikasi massa, salah satunya adalah program siaran media massa radio. Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, serta pengetahuan yang dimiliki masing-masing pendengar, mampu mengubah paradigma yang menganggap bahwa, pendengar hanya sebagai sosok pasif dalam menerima pesan dari media komunikasi massa. Kini pendengar sudah mampu menerima pesan dari media komunikasi massa secara lebih aktif. Pendengar sudah tidak serta merta, menerima mentah-mentah pesan yang diterima, tetapi mampu menyeleksi, memahami, memilih, memberikan pemaknaan, dan memberikan respon balik.

Audiens yang akan dijadikan objek penelitian disini adalah, masyarakat yang merupakan pendengar aktif pada program siaran dialog interaktif “Hallo Bupati” di radio Persada FM. Radio Persada FM merupakan radio publik yang dibawahi oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Status dari radio Persada FM merupakan radio Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL).

Penelitian ini berfokus pada bagaimana pendengar mampu meresepsi pesan dari program siaran yang sama, yakni program siaran dialog interaktif “Hallo Bupati” yang merupakan program dari pemerintah kabupaten Blitar. Teori resepsi menitikberatkan pada peran audiens dalam decoding pesan media. Analisis resepsi mampu memperlihatkan kekuatan audiens dalam melawan atau menolak pesan yang dominan dan hegemonik yang ditawarkan media [1]. Kekuatan audiens itu dapat mengarahkan mereka untuk membuat pemaknaan baru sebagai tandingan terhadap makna pesan yang diterimanya. Dalam penelitian audiens ini menggunakan teori resepsi Stuart Hall, dimana ada tiga posisi yang digunakan untuk memetakan kondisi audiens dalam memaknai pesan dari media. Tiga posisi tersebut adalah dominant (hegemonic) reading, negotiated reading, dan oppositional (counter hegemonic) reading. Semakin aktif

Page 4: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

210

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

audiens menerima sebuah pesan media, maka audiens tidak serta merta menerima begitu saja pesan yang diterimanya. Dalam meresepsi pesan media, ada tiga unsur yang mempengaruhi audiens dalam proses pemaknaan pesan, yaitu frameworks of knowledge, relations of production, dan technical infrastructure yang dimungkin-kan adanya perbedaan antara encoding dan decoding.

Tujuan dibuatnya siaran dialog interaktif ini adalah, sebagai salah satu cara untuk menunjang program pemberdayaan potensi masyarakat di bidang informasi dan komunikasi, dan sebagai perpanjangan tangan dari upaya pemerintah memajukan pengetahuan serta wawasan masyarakat terkait dengan keterbukaan informasi. Selain itu dengan adanya siaran dialog interaktif, pemerintah Kabupaten Blitar dapat memberi-kan pengetahuan terkait dengan keterbukaan informasi publik. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses suatu komunitas diperkuat untuk kreatif, membantu memenuhi kebutuhan sendiri baik berupa fisik, spiritual, mental, psikologis, sosial, ekonomi dan politik.

Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB), dimana muncul satu kasus difteri sudah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi penyakit difteri tahun 2016 di Jawa Timur masih tergolong rendah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Dr. Koswardani, Penyakit difteri kebanyakan menyerang anak-anak balita. Jadi, memang penyebaran-nya itu yang terbanyak pada usia 7 sampai 15 tahun. Kemudian, kalau 1 sampai 5 tahun ini hanya 2 kasus. Kalau 5 sampai 7 tahun ini 4 kasus dan 7 sampai 15 tahun ada 5 kasus serta yang usianya lebih dari 15 tahun itu ada 2 kasus.

Penyakit difteri dapat terjadi pada semua golongan umur, oleh karena itu direkomendasikan suatu upaya pencegahan terhadap difteri yaitu dengan

Page 5: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

211

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

pemberian imunisasi. Program imunisasi difteri dapat melindungi seseorang dari infeksi difteri. Pemberian imunisasi pada sebagian besar komunitas akan menurunkan penularan penyebab penyakit difteri. Alasannya itu biasanya karena cakupan imunisasinya kurang. Kemudian pencegahannya itu juga kurang..

Kabupaten Blitar adalah satu diantara beberapa kabupaten yang ada di Jawa Timur, dimana saat ini fasilitas untuk mengakses informasi di daerah Blitar, sudah sangat mudah. Akses informasi dan komunikasi yang ada di Kabupaten Blitar semakin cepat, mudah, dan tidak ada batasan kepada siapa informasi itu diperuntukkan. Era informasi seperti yang sekarang dengan adanya informasi yang cepat, tepat dan berbasis kondisi daerah sudah merupakan kebutuhan untuk pengambilan keputusan yang benar dan berkualitas. Dimana pemberantasan penyakit menular membutuhkan informasi yang berbasiskan pada lokasi, dimana kejadian penyakit tersebut dapat dipetakan menurut lingkungan sekeliling dan infrastukturnya yang dapat dijadikan sebagai alat yang amat berguna untuk mementaskan risiko penyakit dan identifikasi pola distribusi penyakit.

Penelitian ini untuk mengetahui seperti apa hasil resepsi audiens aktif “Hallo Bupati” di kabupaten Blitar. Penelitian ini juga akan melihat faktor mana dari frameworks of knowledge, relations of production, dan technical infrastructure yang mempengaruhi perbedaan hasil resepsi dari audiens. Penelitian terdahulu terkait dengan program siaran dialog interaktif ”Hallo Bupati”, di radio Persada FM belum pernah dilakukan, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu evaluasi program tersebut.

2. Metode

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

Page 6: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

212

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang akan diteliti dan kesemuanya tidak dapat di ukur dengan angka. Tradisi studi audience, setidaknya pernah berkembang beberapa varian di antarannya disebut secara berurutan berdasar perjalanan sejarah lahirnya: effect research, uses and gratification research, literary criticism, cultural studies, reception analysis [2]. Reception analysis bisa dikatakan sebagai perspektif baru dalam aspek wacana dan sosial dari teori komunikasi [3]. Sebagai respon terhadap tradisi scientific dalam ilmu sosial, reception analysis menandaskan bahwa studi tentang pengalaman dan dampak media, Berdasarkan pada teori representasi dan wacana serta tidak sekedar menggunakan operasionalisasi seperti penggunaan skala dan kategori semantik. Sebaliknya, sebagai respon terhadap studi teks humansitik, reception analysis menyarankan baik audience maupun konteks komunikasi massa perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis empiris. Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah yang kemudian melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social production of meaning). Analisis resepsi kemudian menjadi pendekatan tersendiri yang mencoba mengkaji secara mendalam bagaimana proses-proses aktual melalui mana wacana media diasimilasikan dengan berbagai wacana dan praktik kultural audiensnya [4].

Pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap khalayak sesungguh-nya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak [5].

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif

Page 7: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

213

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat [6]. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan. Penelitian ini merangkum sejumlah data besar yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Data yang dimaksud adalah hasil wawancara mendalam (In depth interview). Peneliti menggunakan dirinya sendiri sebagai perangkat penelitian, mengupayakan kedekatan dan keakraban antara dirinya dengan obyek atau subyek penelitiannya. Penelitian ini jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

Subjek penelitian ini adalah semua masyarakat atau audiens aktif program “Hallo Bupati” di radio Persada FM, Blitar. Teknik yang digunakan dalam menentukan informan disini adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah penentuan sampel berdasarkan tujuan tertentu dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi [7]. Dalam bahasa sederhana purposive sampling dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu, dalam penlitian ini adalah audiens yang tergabung dalam kelompok tani dengan persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, dan kriteria) yang ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel : Masyarakat kabupaten Blitar yakni audiens aktif program siaran dialog interaktif :Hallo Bupati” radio Persada FM, Blitar. Obyek penelitian adalah bagaian atau unsur yang akan diteliti yakni terhadap program “Hallo Bupati” sebagai wujud program pemberdayaan masyarakat dalam bidang keterbukaan informasi publik di Kabu-paten Blitar.

3. Hasil

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana.

Page 8: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

214

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak mengguna-kan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiar-an di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas [8]. Program (programme) adalah rancangan penyiaran produksi siaran radio atau televisi [9]. Penelitian ini terfokus dalam siaran interaktif hallo Bupati yang disiarkan di radio Persada FM Blitar.

Dialog berasal dari bahasa Yunani, yaitu erate yang berarti dua dan legein yang berarti berbicara. Jadi arti dialog adalah proses komunikasi dua orang atau lebih. Kata interaktif memiliki arti saling melakukan aksi, antar hubungan, dan saling aktif. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian program dialog interaktif adalah acara siaran percakapan yang dilakukan di televisi atau radio, yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon atau pesan.

Teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap audiens, di sini audiens ditempatkan tidak semata-mata pasif, namun dilihat sebagai agen kultural (kultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri, dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka, atau polysemic dan bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh audiens [10].

Terdapat beberapa peneliti yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode resepsi, salah satunya adalah David Morley, yang melakukan penelitian resepsi pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an. Penelitian Morley saat itu adalah untuk mencari hubungan antara mengkonsumsi teks berita dengan kelas sosial audiens. Morley mengusulkan bahwa penelitian

Page 9: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

215

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

audiens akan lebih efektif, jika berfokus pada macam-macam kompetensi literasi sebagai bentuk dari formasi sosial.

Analisis resepsi yang paling sering digunakan adalah model encoding/decoding [11] Model encoding/ decoding tersebut sangat berpengaruh dalam mengkaji hubungan antara teks dan audiens. Croteau dan Hoynes menyebutkan, “the encoding/decoding focuses on the relationship between the media message, as it is constructed or “encoded” by media producer, and the ways that message is interpreted or “decoded by audiences”[12]. Model decoding dan encoding ini menolak efek dan kekuatan teks atau pesan. Penelitian resepsi akan menunjukkan bahwa pesan dapat dibaca atau di-decode secara berbeda oleh berbagai kelompok karena perbedaan sosial dan kultural.

Proses encoding berlangsung selama proses produksi teks/pesan media berlangsung. Encoding merupakan proses penstrukturan makna oleh produser media yang berusaha untuk mengartikulasi kode‐kode yang merepresentasi sistem tanda seperti yang diinginkan produser. Sedangkan proses decoding merupakan proses pemaknaan yang dilakukan oleh audiens (receiver) sesuai dengan konteks sosial dan kulturalnya ketika mengkonsumsi atau meresepsi teks media.

Encoding dilakukan oleh produsen pesan, sedangkan decoding dilakukan oleh penerima pesan yang disampaikan melalui media massa. Tidak menutup kemungkinan antara produsen dan audiens memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, sehingga dimungkinkan terjadinya perbedaan antara keduanya dalam memaknai pesan dari sebuah program siaran. Audiens aktif akan memaknai pesan sesuai dengan pemikirannya sendiri, dipengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya.

Lembaga penyiaran publik (LPPL) radio Persada FM merupakan Radio Pemerintah Kabupaten Blitar yang

Page 10: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

216

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

mengudara melalui frekwenzi FM 93.00 Mhz. Radio persada FM melakukan aktivitas siaran dari studio yang terletak di kompleks Pendopo Kabupaten Blitar, Jl. Semeru 40 Kota Blitar - Jawa timur. Radio Persada Fm, Media Informasi dan Hiburan keluarga anda. Mulai siaran jam 8:00 wib dan tutup jam 23:59 setiap hari. Persada FM Music and Information Radio. Alamat : Jalan. Semeru 40 Blitar SMS/wa : 081.233.00.233 On Air : 0342 803488 Email : [email protected], Website : www.persadafmblitar.com.

A. Siaran Interaktif Topik Penting Kesehatan Warga Kabupaten Blitar

Peningkatan kejadian difteri menjadi pelajaran bagi kita mengenai pentingnya imunisasi pada anak. Usaha untuk meminimalkan kejadian ini pemerintah kabupaten harus melakukan imunisasi secara massal ORI. Berdasarakan hasil siaran interaktif “Hallo Bupati” Ditargetkan minimal 90% sasaran harus terimunisasi. Usia 1-19 tahun ditarget berapa ribu, dan di data tersebut sekitar 300 ribu. Namun yang ditargetkan tersebut belum bisa tercapai (masih kurang dari 90%). Harapannya untuk mengantisipasi supaya difteri tidak menyebar luas ke masyarakat, maka harapannya nanti masyarakat betul-betul menyambutnya dengan adanya ORI yang akan dilaksanakan di tahun 2018 ini. Tetapi harapan targetnya bisa sampai 100% di tahun 2018 ini.

Masyarakat diharapkan semuanya harus dapat imunisasi. Perlu diketahui pada tahun 2016 masyarakat Kabupaten Blitar Menolak untuk Imunisasi pada anak akrena bebergai alasaan. Isu dampak setelah imunisasi yang negatif dan adanya isu vacsin palsu membuat warga masyarakat Blitar enggan membawa anaknya untuk di imunisasi. Dinas kesehatan Blitar sebenarnya sudah melaksanakan ORI terkait dengan kasusnya yang luar biasa waktu itu. Ada 56 kasus pada tahun 2016 terserang difteri. Pada tahun 2016 dinas kesehatan Blitar sudah

Page 11: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

217

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

mengadakan ORI di 14 kecamatan. Sebenarnya di tahun 2017 ini kita sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hanya ada 13 kasus, tetapi 13 ini juga merupakan sesuatu yang masih tinggi. Karena ORI kita di tahun 2016 itu pencapaiannya kurang maksimal (masih rendah) artinya kurang dari 90%. Dinas Kesehatan kabupaten Blitar harapkan nanti masyarakat betul-betul menyambutnya dengan adanya ORI yang akan kita lakukan di tahun 2018 ini. Ini tujuannya untuk mengantisipasi supaya difteri itu tidak menyebar luas ke masyarakat.

Harapan pada tahun 2018 ini bisa memenuhi target sampai 100%, karena ini merupakan KLB. Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran biaya besar dalam upaya penanggulangan, berdampak pada sector ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan internasional, sehingga membutuhkan koordinasi dalam penanggulangan penyakit. Mudah-mudahan dengan adanya KLB ini bisa disambut oleh masyarakat dengan baik dan hasilnya pun bisa mencapai lebih dari 90%. Sebab ini menjadi salah satu kekhawatiran di semua pihak khususnya untuk Jawa Timur dan Kabupten Blitar. Apabila masyarakat ada yang menolak dengan adanya KLB ini.

Menurut berbagai pendengar adanya program live Hallo Bupati ini masyarakat mulai sadar akan kesehatan khusus pada kasus penyebaran penyakit difteri. Program ini bagaian dari memberikan wacana akan kesehatan sehingga masyarakat melek akan kesehatan baik secara mandiri, kesehatan keluarga, dan kesehatan lingkungan. Isu-isu kesehatan ini diharapkan untuk waspada dan selalu menjaga pola hidup bersih.

Program Hallo Bupati untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan sehingga warga

Page 12: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

218

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

mengetahui perkembangan dari ilustri ataupun pengam-baran kasus-kasus kesehatan yang ada di kabupaten Blitar.

B. Radio sebagai Informasi KLB Penyakit Difteri di Kabupaten Blitar

Pemanfaat radio sebagai media yang digunakan sebagai publikasi oleh dinas kesehatan atau pemerintahan kabupaten Blitar untuk sarana keberadaan KLB penyakit difteri Kabupaten dan kota Blitar. Salah satu upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar untuk menanggulangi KLB difteri adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang KLB Difteri.

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Jawa Timur dengan kasus difteri yang tinggi. Kasus difteri di Kabupaten Blitar cenderung meningkat sampai tahun 2015 dimana pada tahun 2011 sebanyak 15 kasus, tahun 2012 sebanyak 23 kasus, tahun 2013 sebanyak 17 kasus, tahun 2014 sebanyak 21 kasus, dan tahun 2015 sebanyak 38 kasus engan jumlah kasus tertinggi di kecamatan kanigoro sebanyak 9 kasus. Kecamatan kanigoro yang merupakan kecamatan dengan kasus KLB tertinggi dalam 3 tahun terakhir serta jumlah kasus difteri terus meningkat, yaitu tahun 2013 sebanyak 5 kasus, tahun 2014 sebanyak 6 kasus, dan tahun 2015 sebanyak 9 kasus [13].

Penjelasan apa yang harus diwaspadai, yang perlu diwaspadai sebenarnya oleh masyarakat dalam kajian ini adalah diwaspadai apabila sakit. Sakit harus dibawa ke dokter, termasuk gejala-gejala tadi yang telah disampaikan, segera memeriksa diri petugas kesehatan untuk mendapat tindakan, apakah ini hanya demam biasa atau memang gejala difteri.

Page 13: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

219

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

C. Informasi Penangulangan Penyakit Difteri di Kabupaten Blitar

Radio sebagai sarana Informasi penagulangan penyakit difteri yang menyerang warga di Kabupaten Blitar hal ini terlihat berdasarkan sumber SMS yang didapat pertanyaan-pertanyaan tentang diefteri salah satu adalah ibu warsini dan bertanya apa bisa penyakit difteri di sembuhkan? Dari data ini terlihat rasa takut dan ingin tahu warga kan perkembangan penyakit difteri, masyarakat antusias untuk menyimak dan berpikir tentang kesehatan keluarga,

Nara sumber pada acara tersebut menjawab penyakit difteri itu bisa disembuhkan. Maka ada anti-biotiknya untuk pengobatan yang sakit difteri itu. Untuk membunuh bakterinya itu ada obatnya. Kemudian untuk yang bakteri sudah mengeluarkan toksin atau racun itu ada antinya.

Alex :Memang semuanya ada proses dan tahapan-nya sendiri-sendiri. Gimana kita tahu anak kita atau diri kita terkena difteri?.

Dokter : Panas, nyeri tenggorokan, badannya lemas, tidak bergairah, biasanya batuk, nafsu makan berkurang, bisa juga dimulai dari batuk yang berhari-hari gak sembuh lalu panas. Atau gini, kebetulankan batuk itu memiliki infeksi lain seperti virus, lalu kena bakteri. Itu bisa muncul maka harus kita waspadai. Jadi, seorang anak itu setelah diimunisasi kemung-kinan kondisi kesehatannya sudah tidak kena. Dia jauh lebih ringan gejalanya jika dia terkena difteri apabila dia sudah pernah diimunisasi.

Salah satu upaya dalam penanggulangan KLB difteri yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yaitu dengan penyelidikan epidemiologi. Penyelidi-kan epidemiologi yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan secara menyeluruh. Dan penyelidikan

Page 14: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

220

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

epidemiologi mempunyai tujuan untuk menegakkan diaknose, memastikan terjadi tidaknya KLB, menemukan kasus tambahan, dan mendapatkan gambaran kasus berdasarkan variabel epidemiologi. Oleh karena itu, penyelidik-an epiodemiologi penting dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang faktor risiko bakteri sehingga difteri dapat ditanggulangi dan dicegah.

4. Pembahasan

Realitas sosial membahas dalam kajian media merupakan bagian dari kehidupan masyarakat sehingga realitas dalam kehidupan dapat diangkat sebagai bahan dalam program media, demikian hal dengan program siaran dalam media massa. Media Massa bagian dari realitas kehidupan manusia dengan adanya media masyarakat dapat berkembang dan menambah pengetahuan sehingga dapat memperbaiki kehidup-an dengan layak.

Pengetahuan-pengetahuan baru yang di dapat dari siaran media masyarakat secara jelas akan memahami dan berpikir untuk memperbaikinya, sebaliknya bila masyarakat atau publik tidak mengetahui tentang apa yang mereka belum di ketahui maka dia akan bertanya dan media mengadakan intraktif untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Masyarakat yang dulu di anggap pasif oleh media sekarang ini bisa aktif untuk memberikan pendapat dan opininya sehingga mereka tidak lagi pasif. Keterbukaan publik atas kebijakan pemerintah ini merupakan bentuk ke aktifan masyarakat dapat berpartispasi terhadap kebijakan pemerintah-an. Pemerintahan juga dapat secara efektif untuk memberikan kontrol terhadap kebijakan nya sehingga model interaktif ini merupakan bagian dari penyelesaian persoalan. Penyelesaian persoalan ini merupakan bagaian dari ikut campur tangan dari keberadaan media sehingga media bukan saja sebagai hiburan tapi juga sebagai penyelesaian persoalan sosial.

Page 15: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

221

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali

Serang Warga Kabupaten Blitar

Model Interakstif program radio siaran publik radio persada FM secara resepsi pendengar dapat di gambarkan sebagai berikut :

Model Siaran Interaktif : Peneliti 2018

5. Kesimpulan

Berdasarkan status imunisasi anak supaya masyarakat Kabupaten Blitar menyambut baik dengan adanya ORI dan tidak ada masyarakat yang menolak ORI. Karena jika hal ini terjadi, maka cakupan imunisasi di Kabupaten Blitar menjadi rendah dan hal itu bisa menyebabkan munculnya penyakit difteri. Tanggapan atau respon yang bervariatif, 1. Siaran Interaktif Topik yang Penting Kesehatan Warga Kabupaten Blitar, 2. Radio sebagai media Informasi KLB (Kejadian Luar Biasa) Penyakit Difteri.3. Radio sebagai Informasi Pengu-rangan Resiko Penyakit Difteri.

Bagi peneliti berikutnya, disarankan untuk menambah variabel yang mempunyai risiko untuk

Page 16: Model Siaran Radio Interaktif Dalam Waspada Penyakit

222

Yefi Dyan Nofa H.,

Anam Miftakhul Huda

Model Siaran Radio Interaktif Dalam

Waspada Penyakit Difteri Kembali Serang

Warga Kabupaten Blitar

terjadinya penyakit difteri, seperti berhubungan program kesehatan masyarakat, tersedianya fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan. Cakupan imunisasi lebih ditingkatkan sehingga semakin banyak masyarakat yang akan terlindungi dengan imunisasi. Melakukan penyuluhan secara rutin, tidak hanya ketika sudah terjadi kasus, tetapi dilakukan secara berkelanjutan.

6. Referensi

[1] McQuail, Dennis. 1997. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Edisi ke-2. Terj. Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Erlangga. pp. 79.

[2] Jensen, Klaus Bruhn & Rosengen, Karl Erik. 1995. Five Tradition in Search of Audience. Dalam Oliver Boyd-Barret & Chris Newbold (ed). Approaches to Media A Reader. Oxford University Press Inc.

[3] Jensen, M. 1999. Tress Commonly Cultivated in Southeast Asia: an illustrated field guide. RAP Publication.

[4] Jensen, M. 1999. Tress Commonly Cultivated in Southeast Asia: an illustrated field guide. RAP Publication.

[5] Fiske, John. 1987. Cultural and Communication Studies. Jalasutra.

[6] Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Eresco.

[7] Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

[8] Morissan, M.A. 2008. The Advanced Television Journalism. Kencana Prenada Media Group.

[9] Efendy, Onong Uchjana. 1989. Dictionary of Communication. Mandar Maju.

[10] Fiske, John. 1987. Cultural and Communication Studies. Jalasutra.

[11] Hall, Stuart. 1980. Encoding / Decoding. Dalam In Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe, and Paul Willis (eds.). Culture, Media, Language. Hutchison.

[12] Croteau, David and William Hoynes. 2003. Media Society: Industries, Images, and Audiences. Pine Forge Press.

[13] Dinkes Kabupaten Blitar. 2015. Data Surveilans Difteri Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2011-2015. Dinkes Kabupaten Blitar.