Modul 6-Karakteristik Sumber Cahaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dsvdsf

Citation preview

  • 76 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    MODUL AJAR 6 KARAKTERISTIK SUMBER CAHAYA

    Tujuan Pembelajaran 1. Dapat memahami karakteristik sumber-sumber cahaya baik sumber cahaya alami maupun

    buatan.

    2. Dapat memahami penerapan sumber cahaya untuk optimalisasi pencahayaan ruang.

    Substansi 1. Karakteristik sumber cahaya alami

    2. Karakteristik sumber cahaya buatan

    Waktu Pertemuan Minggu ke-6

    3 sks (3 x 50 menit)

  • FISIKA BANGUNAN 77

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    6 KARAKTERISTIK SUMBER CAHAYA

    6.1 Karakteristik Sumber Cahaya Alami

    Sumber cahaya alami untuk penerangan ruang yaitu matahari. Sebagai sumber cahaya alami, cahaya matahari berubah bersamaan dari waktu ke waktu berdasarkan musim. Temperatur warna yang diberikan juga berubah seiring dengan berubahnya sudut matahari terhadap bumi akibat pergerakan rotasi bumi. Sumber cahaya alami dapat dikategorikan menjadi direct (berupa cahaya langsung atau dari cahaya difus oleh langit) atau indirect (cahaya refleksi atau cahaya alami yang sudah dimodifikasi dari sumber utamanya).

    Pada SNI, tidak terdapat data fluktuansi pencahayaan matahari tahunan sehingga diambil data tingkat pencahayaan matahari sebagai uniform, yaitu 10.000 lux dengan menyesuaikan kondisi langit dengan rasio langit. [5]. Meskipun demikian, sebenarnya tingkat iluminansi cahaya eksterior tergantung beberapa hal yaitu:

    1. posisi matahari yang ditentukan oleh ketinggian/latitude, tanggal dan jam pengamatan. 2. kondisi cuaca 3. efek yang ditimbulkan oleh benda-benda di sekitar bangunan (local terrain) berupa obyek

    terbangun alami maupun buatan dan cahaya pantulan oleh lingkungan. 4. posisi dari matahari di langit yang digambarkan dengan altitude di atas horizon dan sudut

    azimuth. Kondisi langit dapat dibagi menjadi tiga kategori; cerah, berawan, dan mendung. Rasio

    tingkat pencahayaan yang sampai ke permukaan bumi ditentukan dari kondisi langit tersebut.

    Tabel 6.1 Rasio tingkat pencahayaan alami terhadap kondisi langit [20]

    Kondisi langit Rasio tingkat pencahayaan Cerah Rasio langit 0,3

    Berawan 0,3 rasio langit 0,8 Mendung 0,8 rasio langit

    Secara garis besar model pencahayaan alami dibagi menjadi 2

    tangkapan samping (contoh jendela)

    tangkapan atas ( contoh skylight)

  • 78 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    6.1.1 Side-lighting system Sebagian besar dari desain ini saat ini adalah untuk mengatasi problem dari

    ketidakseimbangan distribusi cahaya yang dihasilkan dari jendela tradisional.

    Sidelighting akan efektif manakala bisa mengurangi cahaya yang berlebih di dekat

    jendela dan mendistribusikan lebih banyak cahaya ke dalam ruang.

    Contoh dari desain ini adalah pemberian light shelves, prisms atau mirrored louvers yang

    mampu memantulkan cahaya dari samping jendela ke arah ruang/zona pencahayaan yang

    lebih dalam.

    Jendela

    Jendela tradisional cenderung efektif membentuk daerah terang disekitarnya saja

    sementara bagian sisanya lebih redup, lebih-lebih untuk zona yang lebih dalam.

    Distribusi cahaya yang dihasilkan tergantung pada kondisi langit. Kondisi langit overcast

    mampu memberikan distribusi cahaya yang lebih rata daripada kondisi clear sky. Dalam

    keadaan ini bayangan cenderung agak halus dan tidak silau.

    Disamping kondisi langit, beberapa hal yang berpengaruh terhadap dalamnya penetrasi

    cahaya ke dalam ruang adalah letak posisi jendela, tingginya dalam tembok dan juga

    lebar atau lebar jendela.

    Gambar 6.1 Kedalaman cahaya masuk merupakan fungsi dari lebar jendela

    Pembahasan lebih lanjut bisa dilihat di IESNA tentang rule of the thumb dari dalamnya

    penetrasi cahaya sebagai fungsi dari lokasi jendela.

    Secara garis besar kedalaman dari penetrasi cahaya yakni 1.5 - 2 kali tinggi batas atas

    jendela.

  • FISIKA BANGUNAN 79

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Gambar 6.2 Kedalaman cahaya masuk merupakan fungsi dari ketinggian jendela

    Jendela tunggal cenderung menghasilkan glare krn kontras yang terjadi antara cerahnya

    jendela dan gelapnya sekeliling jendela bagian dalam.

    Lebih baik dengan menggunakan dua jendela dari arah yang berlawanan sehingga

    menghasilkan cahaya yang lebih seimbang.

    Gambar 6.3 Kombinasi antara jendela dan clerestory menghasilkan kombinasi yang lebih baik

    Gambar 6.4 Dua jendela dari sisi yang berbeda juga memperpanjang penetrasi sekaligus

    mengurangi glare

  • 80 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Light shelf

    Light shelf adalah sebuah device yang didisain untuk menangkap cahaya matahari dan diteruskan

    ke ruangan yang lebih dalam. Hasilnya akan lebih memperdalam penetrasi dan keseimbangan

    pencahayaan dibandingkan hanya menggunakan jendela biasa.

    Gambar 6.5 Light shelf

    Keuntungan yang lain yaitu mampu menutup cahaya langsung (shade) sehingga mengurangi

    glare. Lightshelf bekerja optimal dalam kondisi ada sunlight. Material untuk lightself harus

    menggunakan yang mempunyai reflekivitas tinggi dan jangan menggunakan material

    spicular (highly polished) untuk mencegah glare dan spot di langit-langit. Eksterior Lightself

    lebih efektif dalam memberikan shading dibandingkan interior tetapi merefleksikan lebih

    sedikit cahaya ke dalam ruang.

    Gambar 6.6 Eksterior dan Interior Lightself jika dibandingkan dengan jendela biasa

  • FISIKA BANGUNAN 81

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Gambar 6.7 Light shelf miring

    Gambar 6.8 Komponen Light shelf

    Light shelf jenis ini bisa digunakan secara variable di atur dalam dua posisi untuk

    mendapatkan efisiensi yang lebih besar

    Louvers

    Louvers mempunyai fungsi yang sama yaitu menangkap cahaya untuk kemudian

    memantulkannya ke belakang. Louvers bisa didisain secara statis dan juga dinamis, dan

    bekerja optimal di bawah kondisi sunlight. Dalam mode automatic, maka algoritma program

    harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan penerangan, waktu dan juga heating, cooling

    system.

  • 82 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Gambar 6.9 Louvers

    Prismatic glazing

    Prismatic glazing didisain untuk mengubah arah dari cahaya matahari dengan dasar refraksi

    dan refleksi. Cahaya matahari ketika menyentuh panel kemudian diubah karena prinsip

    refraksi, sebagian darinya kemudian direfleksikan ke langit-langit dan ke lantai sebelah

    dalam. Secara prinsip kaca prisma bisa dipasang di bagian atas dari jendela atau diantara dua

    kaca untuk memudahkan pemeliharaan dari debu.

    Gambar 6.10 Prismatic glazing

  • FISIKA BANGUNAN 83

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Penggunaan kaca prisma ini bukan hal yang baru, tetapi lebih sering digunakan dalam lampu

    untuk membuat efek scatter dan mendistribusikannya lebih optimal. Pada aplikasi

    pencahayaan alami memang terbatas dan masih dalam riset yang lebih serius.

    Anidolic Zenithal Collector Systems

    Gambar 6.11 Anidolic Zenithal Collector Systems

    Konsep ini menggunakan dua buah cermin parabolic yang mendapakan sinar matahari dan

    menyampaikannya ke dalam ruangan. Sistem ini bisa digabungkan dengan light duct untuk

    menangkap cahaya dan didistribusikan ke dalam dengan cara yang lebih terkontrol.

    6.1.2 Top-lighting System Skylight system

    Skylight system merupakan model yang paling sederhana. Yaitu berupa bukaan kaca

    horisontal yang menangkap cahaya dari luar dan mendistribusikannya ke dalam. Konsep

    ini hanya bisa digunakan di lantai paling atas dalam perumahan bertingkat.

  • 84 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Gambar 6.12 Skylight system

    Skylight dengan menggunakan reflektor menjadikan distribusi cahaya lebih merata

    Gambar 6.13 Skylight system dengan reflektor

    Rule of the thumb pemasangan skylight untuk mendapatkan keseragaman cahaya

    Gambar 6.14 Rule of the thumb pemasangan skylight

    Roof Monitor dan Sawtooth

    Roof monitor dan sawtooth berbeda dalam bentuk dan model, dan biasanya digunakan

    untuk menangkap cahaya matahari dalam kurun waktu tertentu, yaitu dalam hari atau

  • FISIKA BANGUNAN 85

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    bulan tertentu. Semisal untuk menghindari cahaya musim panas sementara menangkap

    cahaya matahari di musim dingin.

    Gambar 6.15 Monitor Roof dan Sawtooth

    Dua sisi dari monitor roof dan cahaya yang dihasilkan juga lebih merata

    Gambar 6.16 Monitor roof dua sisi dan distribusi cahayanya

    Light pipe system

    Light pipe sistem adalah sebuah strategi untuk membawa cahaya masuk ke dalam

    ruangan di sebuah bangunan bertingkat.

    Jenis ini sangat beragam dari yang paling sederhana sampai yang canggih.

  • 86 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Komponen yang ada adalah: solar kolektor, yang menangkap cahaya, konsentrator yang

    memfokuskan cahaya ke media yang lebih sempit, dan media transport dan distribusi

    Gambar 6.17 Light Pipe System

    Komponen Light Pipe System

  • FISIKA BANGUNAN 87

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Gambar 6.18 Sun Tracking Mirror Heliodon dan pipa pengangkut cahaya

    6.1.3 Prinsip Prinsip Dasar Daylighting 1. Dimulai dari gambar disain rumah, yang memungkinkan semua tempat kerja atau kamar

    mendapatkan akses dari jendela, skylight, atau sumber daylighting yang lain. Berikan

    perhatian lebih pada jendela yang memberikan view. Perhatikan bahwa area efektif

    daylighting hanya 2 kali lebar dari jendela atau 22.5 kali tinggi dari jendela itu

    2. Minimalkan ukuran lebar barat-timur bangunan, dan maksimalkan ukuran utara-selatan,

    Karena posisi matahari yang berubah-ubah, sangat sulit untuk mendisain jendela yang

    menghadap timur atau barat. Jendela yang menghadap ke utara di bagian bumi bagian utara

    jelas tidak bermasalah dengan beban panas. Dan jendela yang menghadap ke selatan akan

    sangat mudah di proteksi dengan overhangs, awning atau lightselves.

    3. Jika beberapa area bangunan tidak dekat dengan jendela, perlu di investigasi penggunaan

    top-light skylights di one-story buildings atau di bagian puncak dari gedung bertingkat. Top-

    light skylights yang sederhana, yaitu sekitar 3% sampai 5% dari total luas atap akan mampu

    memenuhi kebutuhan penerangan interior.

    4. Jaga interior dari cahaya alami yang terlalu banyaksekitar 2.5 kali lebi besar daripada

    level penerangan lampudengan menggunakan kaca jendela yang tepat, exterior shading

    devices, interior shading devices, atau kombinasi dari ketiganya.

  • 88 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    5. Sediakan juga lampu listrik, atau sistem kontrol yang hemat energi. Cara yang terbaik

    adalah dengan membuat dim, dari pada menggunakan model on-off. Sistem fluorescent

    dimming modern memungkinkan pengontrolan daylighting dan juga penggunaan energy-

    efficient fluorescent dan compact fluorescent lighting.

    6.2 Karakteristik Sumber Cahaya Buatan

    Pencahayaan buatan (artificial lighting) adalah pencahayaan yang dihasilkan selain sumber

    cahaya alami. Pencahayaan buatan berfungsi untuk memungkinkan penghuni melihat secara

    detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat ketika pencahayaan

    alami tidak mencukupi. Di dalam beberapa situasi, pencahayaan buatan mendukung penghuni

    untuk berjalan dan bergerak secara mudah dan aman.

    6.2.1 Lampu Pijar Lampu pijar merupakan sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus

    listrik melalui kawat pijar tungsten yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca

    yang menyelubungi kawat pijar tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengan filamen

    sehingga mengakibatkan terjadinya proses oksidasi. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau

    berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar, namun tidak akan menghentikan

    penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada

    permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas di dalam bola lampu, khususnya yang

    memiliki berat molekul yang besar, maka akan makin mudah menekan terjadinya penguapan.

    Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen dengan

    perbandingan 9/1.

    Ciri-ciri

    Efficacy 12 lumens/Watt

    Indeks Perubahan Warna 1A

    Suhu Warna - Hangat (2.500K 2.700K)

    Umur Lampu 1-2.000 jam

  • FISIKA BANGUNAN 89

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Gambar 6.19 Ilustrasi lampu pijar [2]

    6.2.2 Lampu Halogen Lampu Tungsten Lampu halogen, dikenal juga dengan lampu halogen tungsten, adalah lampu pijar yang

    diisi oleh gas halogen seperti iodine dan bromine. Kombinasi dari gas halogen dan kawat pijar tungsten akan menghasilkan siklus halogen, dimana reaksi kimia dari hasil penguapan tungsten yang dikirimkan (redeposit) kembali ke kawat pijar/filamen. Hal ini akan menambah usia dan mempertahankan kejernihan dari selubung lampu. Karena hal ini, lampu halogen dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi daripada lampu tungsten standar, menambah umur lampu, serta memproduksi cahaya yang memiliki efikasi dan suhu warna yang lebih tinggi.

    Gambar 6.20 Ilustrasi lampu halogen [2]

    Ciri-ciri

    Efficacy 18 lumens/Watt

    Indeks Perubahan Warna 1A

    Suhu Warna Hangat (3.000K-3.200K)

    Umur Lampu 2-4.000 jam

  • 90 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Kelebihan

    Lebih kompak

    Umur lebih panjang

    Lebih banyak cahaya

    Cahaya lebih putih (suhu warna lebih tinggi)

    Kekurangan

    Lebih mahal

    IR meningkat

    UV meningkat

    Masalah handling

    6.2.3 Fluorescent Lampu Neon Lampu fluorescent, atau disebut juga lampu neon, adalah lampu yang bekerja dengan

    melewatkan listrik melalui uap gas atau logam. Hal ini akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru atau hijau, namun kebanyakan akan berupa UV dengan panjang gelombang pada 253.7 nm dan 185 m. Lampu neon memiliki efisiensi 3 hingga 5 kali lipat daripada lampu pijar standar (incandescent), dan memiliki usa 10 hingga 20 kali lebih lama.

    Lampu neon dapat memberikan warna apa saja, mulai dari hangat hingga dingin dengan nilai efikasi yang juga beragam, dari 50 lm/W hingga 90 lm/W.

    Gambar 6.21 Ilustrasi lampu flourescence [2]

    Pengaruh suhu. Operasi lampu neon yang paling efisien dicapai apabila suhu sekitar

    berada antara 20 dan 30C. Suhu yang lebih rendah menyebabkan penurunan tekanan merkuri,

    yang berarti bahwa energi UV yang diproduksi menjadi semakin sedikit. Oleh karena itu, lebih

  • FISIKA BANGUNAN 91

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    sedikit energi UV yang berlaku sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan

    menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran dalam panjang gelombang UV yang

    dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum tampak. Makin panjang panjang gelombang

    UV akan makin sedikit pengaruhnya terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun

    akan berkurang. Pengaruh keseluruhannya adalah keluaran cahayanya jatuh diatas dan dibawah

    kisaran suhu ambien yang optimal.

    Ciri-ciri lampu neon:

    Halofosfat

    Efficacy 80 lumens/Watt (gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%)

    Indeks Perubahan Warna 2-3

    Suhu Warna apa saja

    Umur Lampu 7-15.000 jam

    Tri-fosfor

    Efficacy 90 lumens/Watt

    Indeks Perubahan Warna 1A-1B

    Suhu Warna apa saja

    Umur Lampu 7-15.000 jam

    Lampu neon yang kompak. Lampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang

    dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat

    atau segi empat. Produk di pasaran tersedia dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG)

    atau terpisah (CFN).

    Gambar 6.22 Lampu neon kompak

  • 92 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Ciri-ciri:

    Efficacy 60 lumens/Watt

    Indeks Perubahan Warna 1B

    Suhu Warna Hangat, Menengah

    Umur Lampu 7-10.000 jam

    6.2.4 Lampu Sodium Lampu sodium tekanan tinggi

    Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan

    industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal

    halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda

    dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan

    starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang

    dapat menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu

    menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium merkuri.

    Gambar 6.23 Lampu Sodium tekanan tinggi

  • FISIKA BANGUNAN 93

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Ciri-ciri lampu sodium tekanan tinggi

    Efficacy 50 - 90 lumens/Watt (CRI lebih baik, Efficacy lebih rendah)

    Indeks Perubahan Warna 1 2

    Suhu Warna - Hangat

    Umur Lampu 24.000 jam, perawatan lumen yang luar biasa

    Pemanasan 10 menit, pencapaian panas dalam waktu 60 detik

    Mengoperasikan sodium pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi menjadikan sangat

    reaktif.

    Mengandung 1-6 mg sodium dan 20mg merkuri

    Gas pengisinya adalah Xenon. Dengan meningkatkan jumlah gas akan menurunkan

    merkuri, namun membuat lampu jadi sulit dinyalakan.

    Arc tube (tabung pemacar cahaya) didalam bola lampu mempunyai lapisan pendifusi

    untuk mengurangi silau.

    Makin tinggi tekanannya, panjang gelombangnya lebih luas, dan CRI nya lebih baik,

    efficacy nya lebih rendah.

    Lampu sodium tekanan rendah

    Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon (sebab

    keduanya menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya dimasukkan kedalam

    keluarga HID. Lampu LPS adalah sumber cahaya yang paling sukses, namun produksi semua

    jenis lampunya berkualitas sangat jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna

    nampak hitam, putih, atau berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180 watt.

    Penggunaan lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang seperti penerangan

    keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung, penggunaan watt nya rendah dimana kualitas

    warnanya tidak penting (seperti ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya

    sangat buruk, beberapa daerah tidak mengijinkan penggunaan lampu tersebut untuk penerangan

    jalan raya.

    Ciri-ciri lampu sodium tekanan rendah

    Efficacy 100 200 lumens/Watt

  • 94 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Indeks Perubahan Warna 3

    Suhu Warna Kuning (2.200K)

    Umur Lampu 16.000 jam

    Pemanasan 10 menit, pencapaian panas sampai 3 Menit

    6.2.5 Lampu Uap Merkuri Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki

    umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30

    hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat.

    Isu paling penting tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis

    sumber HID atau neon lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik.

    Lampu uap merkuri yang bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung

    pemancar uap merkuri dengan elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki

    efficacy terendah dari keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna

    yang rendah. Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan

    lampu uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih

    merupakan sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang mencapai

    24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti gambaran hidup. Pemancar

    disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi

    dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang

    berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.

    Gambar 6.24 Lampu uap merkuri

    Ciri-ciri lampu uap merkuri

  • FISIKA BANGUNAN 95

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Efficacy 50 - 60 lumens/Watt ( tidak termasuk dari bagian L)

    Indeks Perubahan Warna 3

    Suhu Warna Menengah

    Umur Lampu 16.000 24.000 jam, perawatan lumen buruk

    Gir pengendali alat elektroda ketiga lebih sederhana dan lebih mudah dibuat.

    Beberapa negara telah menggunakan MBF untuk penerangan jalan dimana lampu kuning

    SOX dianggap tidak pantas.

    Tabung pemancar mengandung 100 mg gas merkuri dan argon. Pembungkusnya adalah

    pasir kwarsa.

    Tidak terdapat pemanas awal katoda, elektroda ketiga dengan celah yang lebih pendek

    untuk memulai pelepasan

    Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya merah tambahan

    dengan menggunakan UV, untuk mengkoreksi bias pelepasan merkuri.

    Pembungkus kaca bagian luar mencegah lepasnya radiasi UV

    6.2.6 Lampu Kombinasi Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini

    mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas. Salah satu

    sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu merkuri) dan sumber

    lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak

    sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak diperlukan balas yang

    lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan melingkar pada tabung pelepasan dan

    dihubungkan dalam susunan seri. Lapisan bubuk fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding

    lampu untuk mengubah sinar UV yang dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada

    penyalaan, lampu hanya memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan

    sekitar 3 menit, pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh.

    Lampu ini cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar

    tanpa modifikasi.

    Ciri-ciri lampu kombinasi

    Nilainya biasanya 160 W

  • 96 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Efficacy 20 hingga 30 Lm/W

    Faktor daya tinggi 0,95

    Umur 8000 jam

    Gambar 6.25 Lampu kombinasi

    6.2.7 Lampu Metal Halida Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah

    maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah

    dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.

    Gambar 6.26 Lampu Metal Halida

    Ciri-ciri lampu metal halida

    Efficacy 80 lumens/Watt

    Indeks Perubahan Warna 1A 2 tergantung pada campuran halida

    Suhu Warna 3.000K 6.000K

    Umur Lampu 6.000 20.000 jam, perawatan lumen buruk

  • FISIKA BANGUNAN 97

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Pemanasan 2-3 menit, pencapaian panas dalam waktu 10-20 menit

    Pemilihan warna, ukuran, dan nilainya lebih besar untuk MBI daripada jenis lampu

    lainnya. Jenis ini merupakan versi yang dikembangkan dari dua lampu pelepas dengan

    intensitas tinggi, dan cenderung memiliki efficacy yang lebih baik

    Dengan menambahkan logam lain ke merkuri, spektrum yang berbeda dapat dipancarkan

    Beberapa lampu SBI menggunakan elektroda ketiga untuk memulai penyalaan, namun

    untuk yang lainnya, terutama lampu peraga yang lebih kecil, memerlukan denyut

    penyalaan tegangan tinggi.

    6.2.8 Lampu LED Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien

    energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang

    sangat sempit, mereka dapat memproduksi cahaya putih. Hal ini sesuai dengan kesatuan

    susunan merah-biru hijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari

    40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak

    penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya dibawah lemari, dan

    berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam masa perkembangan, teknologi lampu

    LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal

    lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah menggunakan lampu 10W

    yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai

    perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED,

    diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED,

    biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang cukup berarti

    dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih lama, yang pada

    gilirannya mengurangi perawatan.

  • 98 FISIKA BANGUNAN

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    Tabel 6.2 Tabel jenis-jenis lampu

    6.3 Komponen Pencahayaan

    6.3.1 Luminer/ Reflektor Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu, adalah

    reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang diterangi dan

    juga pola distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih

    sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan bahan reflektor

    dan bentuk reflektor berpengaruh langsung terhadap efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor

    konvensional yang menyebar memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang

    lebih baru dengan daya pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya pemantulan

    sebesar 85%. Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya lebih banyak dan

    menyebarkannya daripada memantulkannya ke area yang dikehendaki. Lama kelamaan nilai

  • FISIKA BANGUNAN 99

    SENTAGI SESOTYA UTAMI, ST., M.Sc., Ph.D Program Studi Teknik Fisika UGM

    daya pantul dapat berkurang disebabkan penumpukan debu dan kotoran dan perubahan warna

    menjadi kuning disebabkan oleh sinar UV. Reflektor specular lebih efektif dimana pemantul ini

    memaksimalkan optik dan daya pantul specular sehingga membiarkan pengontrolan cahaya yang

    lebih seksama dan jalan pintas yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai

    pantul sekitar 85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada reflektor konvensional yang

    berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan adalah alumunium yang diberi perlakuan

    anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul

    91-95%). Menambah (atau melapisi) alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih

    kurang 88-96%. Lampu harus tetap bersih agar efektif, reflektor optik kaca tidak boleh

    digunakan dalam peralatan yang terbuka di industri dimana peralatan tersebut mungkin akan

    terkena debu.

    Gambar 6.27 Reflektor

    6.3.2 Gir (peralatan pencahayaan) Balas

    Suatu alat yang membatasi arus, untuk melawan karakteristik tahanan negatif dari berbagai

    lampu pelepas. Untuk lampu neon, alat ini membantu meningkatkan tegangan awal yang

    diperlukan untuk memulai penyalaan.

    Ignitors

    Digunakan untuk penyalaan awal lampu Metal Halida dan uap sodium intensitas tinggi.