Upload
pande-ratih
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL 8
KEMAMPUAN MERESPONS GERAK BERIRAMA
PADA ANAK USIA DINI
PENDAHULUAN
Mata Kuliah Keterampilan Musik dan Tari berbobot 4 SKS terdiri dari 12
modul. Pada modul 8 ini dipelajari tentang keterampilan tari, khususnya mengenai
kemampuan anak usia dini merespons gerak berirama atau tarian. Tentang
bagaimana anak usia dini menggunakan vocabulary (perbendaharaan) gerakan
dengan bimbingan guru dan bagaimana anak meresponnya.
Setelah mempelajari modul 8, diharapkan Anda dapat menjelaskan
pemanfaatan vocabulary gerak oleh anak usia ini melalui
pengamatan/pengidentifikasian, bercerita, dan meniru/mendemonstrasikan; dan
kemampuan anak usia ini untuk mengapresiasi, menirukan dan menceritakan
kembali beberapa gerakan dari tarian yang diamati dari tarian temannya.
Dengan menguasai materi ini, diharapkan Anda dapat memiliki
pengetahuan tentang kemampuan anak usia ini dalam melakukan respons gerak
berirama/tarian melalui peniruan, demonstrasi, bercerita, dan pengapresiasian.
Pengetahuan ini sangat diperlukan ketika Anda berada di kelas membimbing
mereka menari.
KEGIATAN BELAJAR 1
Pemanfaatan Perbendaharaan Gerak Anak Usia Dini Dalam Gerak
Berirama
Kemampuan motorik anak pada usia dini masih sangat terbatas. Namun
demikian mereka mempunyai potensi untuk secara terus menerus
mengembangkan semua kemampuannya (bahasa, emosional, berpikir, sosial, dan
fisik) secara tidak terbatas. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya
mereka diajak bernyanyi, berbicara, bercanda. Bermain dengan teman seusianya
akan membantu mengembangkan kecakapan bersosialisasi. Sebelum dibahas
tentang kemampuan anak usia dini dalam merespon gerak berirama, maka kita
amati lebih seksama lagi apa saja yang dilakukan mereka.
A. Toddler
Kita mulai dengan anak usia 1 – 3 tahun (toddler). Anak usia 1 – 3
tahun senang melakukan eksplorasi ruangan, dikarenakan kemampuan
berjalan dan menyeimbangkan badan mulai dikuasainya, serta
keingintahuannya akan keadaan di luar kamar dan di rumahnya sendiri.
Dengan benda-benda seperti kotak-kotak kayu yang besar, bantal-bantal, kain
yang lebar, bola-bola yang lembut, mereka akan bereksplorasi dengan
berbagai gerakan yang terus dilihatnya dalam rangka mengeksplorasi ruang
dan benda-benda tersebut.
Bermain peran dengan boneka selain melatih dan mengembangkan
kemampuan bahasanya, juga dapat melatih diri berkomunikasi, mempelajari
kata-kata baru, menggunakan imajinasinya menciptakan pengalaman-
pengalaman cerita, serta mengembangkan kemampuan mengkoordinasi
tangan dan jari-jarinya.
Kemudian anak menginjak usia 2 – 3 tahun yang masih masuk dalam
kategori toddler, anak mengalami perkembangan yang signifikan. Aktivitas
bergeraknya lebih beragam dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dibandingkan sebelumnya. Dengan perbedaan kata yang terus meningkat,
anak mulai mampu membuat kalimat-kalimat tunggal sendiri dari dua hingga
empat kata. Kemampuan ini diiringi dengan kemampuan lain dalam
berhitung. Namun demikian mereka belum dapat membandingkan kuantitas
yang berbeda. Mereka mulai dapat membedakan antara kegiatan menulis dan
kegiatan menggambar, walaupun hasil yang ditampilkan sepertinya sama
saja, yakni berupa coret menyoret. Pada saat-saat tertentu, anak akan mulai
meniru ibu atau kakaknya menuliskan namanya, walupun hasilnya adalah
masih berupa coretan yang tidak jelas.
B. Preschool (3 – 5 tahun)
Ketika anak menginjak usia 3 – 4 tahun atau yang biasa disebut masa
preschool, kemampuan anak dalam bersosialisasi mulai terlihat. Keluarnya
mereka dari lingkungan orang-orang terdekatnya, selain sebagai kebutuhannya
untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, juga untuk bereksplorasi dengan
wilayah-wilayah yang belum dikenalnya, baik itu berupa benda atau material
seperti tempat-tempat selain rumah dan halaman rumahnya, maupun yang
bersifat non material seperti rasa aman atau kegembiraan. Bila kita perhatikan
pada rentang usia ini, anak kini mulai mampu mengontrol terak motorik
kasarnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada usia ini anak akan
meningkatkan kemampuannya memustakan perhatiannya pada suatu objek.
Karenanya anak mulai memahami ucapan orang kepadanya. Juga anak mulai
dapat memahami dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan orang
kepadanya.
Ketika anak menginjak usia 4 – 5 tahun, kita akan mendapati mereka
bergerak sangat aktif seakan energi yang dimilikinya tidak pernah habis.
Dalam berteman, mereka suka menciptakan kalimat-kalimat atau berkata-kata
yang tidak masuk akal, bagi orang dewasa berkesan nonsense, atau berbicara
lelucon dengan gaya mereka yang kadang membuat kita ikut tersenyum
mendengarkannya. Sementara kontrol terhadap gerak motorik besarnya
menjadi lebih kuat. Contohnya saat berlari-lari, seringkali divariasikan dengan
gerakan melompat-lompat.
C. Perbendaharaan Gerak Dasar pada Anak Usia Muda
Semua keterampilan yang telah dikuasai anak menjadi modal dasar
bagi pengenalan anak kepada seni tari. Rasa estetika pada anak usia preschool
perlu ditumbuhkan dan dikembangkan agar kelak mereka menjadi manusia
yang utuh. Keindahan yang ditunjukkan melalui benda diam dan diserap oleh
indra pengelihatan lebih mudah dipahami dan dihayati oleh anak daripada
keindahan yang ditampilkan melalui benda bergerak ataupun suara.
Gerakan murni lebih mudah ditangkap atau dilakukan oleh anak usia
dini daripada gerakan mankawi yang telah mengalami stilasi. Gerakan-
gerakan maknawi banyak kita jumpai pada tarian tradisional Jawa/Bali,
misalnya ungkel dan mendek. Gerakan ini tentunya sulit dilakukan oleh anak-
anak usia dini, terlebih bila dilakukan dengan gerakan yang indah dan pelan
disesuaikan dengan iringan musiknya. Hati-hati dalam memilih gerakan ini.
Yang tampak mudah bagi orang dewasa (guru atau orang tua) tidak selalu
demikian bagi anak usia dini. Cermati untuk gerakan-gerakan tertentu yang
memerlukan kehati-hatian dalam melakukannya, terutama untuk gerakan
walks backward dan runs backward. Untuk lebih jelas lihat gambar halaman
8.14, 8.15, 8.16, 8.17. Tabel yang berisi tingkat perkembangan anak usia 2 – 5
tahun dalam hal memahami dan penggunaan vocabulary gerakan, lihat tabel
halaman 8.18 dan 8.19.
D. Pemanfaatan Gerakan sebagai Gerakan Berirama/Tarian
Gerakan-gerakan tersebut di atas dimanfaatkan guru atau orang tua
untuk menciptakan sebuah “karya tari” untuk anak usia dini sebagai karya tari
yang sangat sederhana. Pertama-tama ajaklah anak-anak membicarakan
gerakan hewan, misalnya sebagai contoh kata. Di situ guru mulai menanyakan
tentang binatang katak tersebut mulai dari siapa pernah melihat katak, apa
hasil pengamatan mereka terhadap katak, apa saja yang dilakukan oleh katak
tersebut, gerakan katak, kemudian minta kepada anak-anak untuk
mencontohkan bagaimana gerakan-gerakan yang dilakukan katak tersebut.
Misalnya bagaimana kata menggerakkan kepalanya, matanya, matanya,
berjalan dan melompat.
Selanjutnya guru mengajak anak untuk membuat tarian katak
bersamaan. Misalnya untuk gerakan straight jump dilakukan dengan lompatan
oleh kedua kaki bersamaan. Setelah anak dapat menangkap sebagian besar
instrument guru, maka dapat dilakukan selanjutnya menggunakan alat musik.
E. Pengamatan/Pengidentifikasian, Bercerita dan Peniruan
Mengamati adalah kegiatan yang sangat disarankan untuk selalu
diberikan kepada anak-anak sejak usia dini. Dengan bermodal ini, guru tinggal
mengarahkan kepada anak apa saja yang harus diamatinya, bagaimana
caranya, dan melaporkan hasil pengamatannya melalui menceritakan, dan bila
perlu dengan menirukannya atau mendemonstrasikannya.
Sesuai dengan model pembelajaran bagi anak suia dini, yakni
pembelajaran yang selalui berpayungkan sebuah tema, maka aktivitas
pengamatan akan selalui menjadi bagian dari proses pembelajaran. Objek
pengamtan mestinya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak. Dengan
demikian cermati kembali kemampuan dasar apa saja yang sudah dimiliki
anak pada masa toddler dan preschool.
Contoh lain
1. Tarian Kereta Api
Untuk memainkan tarian kereta api sebaiknya anggota anak usia 3 – 5
tahun. Keterampilan yang ingin dikembangkan adalah bidang sosial,
emosional, drama dan kreatifitas gerak yang berhubungan dengan irama
musik. Guru dapat memilih gerakan yang sesuai dengan temanya. Akan
tetapi guru sebelumnya mengenalkan apa kereta api tersebut, minta kepada
anak untuk menjelaskan apa itu kereta api dan peluitnya, siapa yang
mengendarai kereta api, dan seterusnya. Setelah itu contohkan kepada
anak-anak dan minta mereka menirukannya. Ikatkan tali sepanjang 2 meter
di pinggang semua anggota kelompok. Ujung tali tersebut lalu
dikaitkan/diikat di pinggang bagian belakang temannya dengan diberi
jarak kira-kira 1 – 1,5 meter. Demikian seterusnya hingga jumlahnya
terdiri dari 5 orang anak yang terikat jadi satu menjadi sebuah kereta api
dengan gerbong-gerbongnya. Buatkan jalur kereta api di atas lantai,
menggunakan kapur atau isolative, kemudian berikan irama sesuia dengan
gerakan (yang menggambarkan kereta api).
2. Tarian Balon
Tarian ini dimaksudkan untuk anak usia 3 – 5 tahun. Bidang kemampuan
yang dikembangkan adalah kreatifitas berpikir, pemecahan masalah,
drama, kreatifitas gerak. Anak-anak diminta untuk berbaring di lantai,
pura-pura seperti balon-balon yang belum diisi udara. Kemudian guru
meniupkan udara ke dalam balon-balon itu pelan-pelan. Nah setelah itu
anak-anak diajak untuk membuat tarian balon. Buatlah tarian balon yang
menggambarkan bagaimana balon-balon itu bergerak-gerak ke sana
kemari. Lama-lama balon tersebut mengempes dan akhirnya jatuh kembali
ke lantai.
3. Tarian Beruang
Tarian ini diperuntukkan bagi anak-anak preschool. Tujuan dari aktifitas
tarian ini untuk meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap arah dan
konsep-konsep: di atas, sepanjang, di bawah, dan melalui, serta untuk
memperlihatkan perubahan level dari kecakapan kontrol, dan
keseimbangan dalam berjalan, berlari, memanjat, melompat, meloncat
dengan satu kaki (hopping), berjingkat (skipping), berbaris, dan
congklang/menderap seperti kuda (galloping). Kegiatan ini diawali dengan
guru mengajak anak-anak untuk membicarakan tentang beruang dan
bagaimana beruang-beruang itu bergerak. Setelah itu, guru dapat meminta
anak-anak untuk berpura-pura menjadi beruang-beruang yang melakukan
aktifitas-aktifitas yang disaksikan atau dibicarakan bersama sebelumnya
seperti:
a. Berjalan dengan empat kaki
b. Berjalan dengan kaki
c. Memanjat sebuah pohon
d. Melewati sebuah batang pohon yang roboh
e. Menangkap seekor ikan di sebuah sungai
f. Menepis air dari tubuhnya
g. Tidur dalam goanya.
Setelah itu, guru dapat mengajak anak membuat tarian beruang dengan
memanfaatkan gerakan anak-anak tadi. Dengan demikian guru
memanfatkan vocabulary gerak yang dimiliki anak. Jangan lupa untuk
menggunakan musik yang berasal dari guru atau suara anak-anak sendiri.
KEGIATAN BELAJAR 2
Kemampuan Merespons Anak Usia Dini dalam Gerak Berirama
Anak-anak usia dini sudah dapat memberikan tanggapan atau respons
terhadap apa yang akan diterima atau dirasakannya. Merespons merupakan suatu
proses mengamati dan mencermati tarian. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan rekaman video atau menyaksikan pertunjukan langsung. Seperti
disebutkan tadi, bahwa kemampuan merespons melibatkan kemampuan dasar
anak dalam konteks beraktifitas menari yang meliputi kemampuan intelektual,
emosional, fisik, social, kreatifitas, perseptual, estetika. Rasa keindahan anak
dapat ditumbuhkembangkan ketika anak dilibatkan dalam proses penciptaan tari,
kegiatan latihan tari, dan kegiatan menyaksikan pertunjukan tari anak-anak.
A. Merespons melalui Mengapresiasi
Dalam merespons, anak juga belajar mengapresiasi karya tari. Aspek
tunggulah yang akan menjadi pusat perhatian anak ketika mereka mengamati
sebuah karya tari. Aspek tunggal yang dimaksudkan adalah seperti busana
yang dikenakan oleh para penarinya, karakter tokohnya maupun gerakan-
gerakan penari. Sikap apresiatifnya dapat dipertegas ketika setelahnya anak
kembali membicarakan tarian yang sudah dilihatnya dan memberikan
penilaian-penilaiannya atau memperagakan beberapa gerakan dari tarian itu.
Mungkin juga anak akan memperagakan gerakan dari tarian tersebut yang
dapat diartikan sebagai gerakan yang paling dia ingat dan dia sukai.
B. Merespons melalui Menirukan
Peniruan adalah salah satu cara anak belajar mengenali aktifitas orang lain.
Gerakan imajinasi memang disarankan untuk digunakan dalam tarian anak-
anak, karena dengan demikian anak diberi kesempatan untuk menampilkan
situasi kehidupan nyata berdasarkan kemampuan dalam memahami dan
menanggapi hal-hal yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Selain itu juga
memberikan kesempatan anak untuk melakukan eksplorasi tentang dirinya dan
di luar dirinya.
C. Merespons melalui Bercerita
Berbicara adalah salah satu bentuk kegiatan yang sejak usia dini sudah
dikenalkan oleh orang dewasa kepada anak-anak. Meminta anak untuk
bercerita tentang apa yang telah dilihat dan disaksikan dari sebuah pertunjukan
tari adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana anak merespons apa
yang dia lihat. Secara umum kemampuan-kemampuan mengamati dan
merespons pada anak usia 2 – 5 tahun dapat dilihat pada tabel halaman 8.36,
8.37, 8.38 dan 8.39.