28
AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS) A. Pengertian dan Pembagiannya Aktiva tetap adalah tanah dan aktiva / kekayaan lainya yang memberikan manfaat jangka panjang untuk kegiatan operasional normal perusahaan. Berdasarkan definisi ini, maka kekayaan perusahaan apa saja akan disebut sebagai aktiva tetap bila memenuhi syarat : a. Bersifat relatif permanen artinya bahwa kekayaan tersebut memberikan manfaat operasional jangka panjang atau dengan patokan lebih dari satu tahun. b. Digunakan untuk operasi perusahaan, artinya kekayaan tersebut dimiliki dengan sengaja oleh perusahaan untuk dioperasikan sesuai dengan tujuan utama perusahaan didirikan. c. Tidak untuk dijual, artinya aktiva tetap yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan dengan mengoperasikan bukan dengan cara menjualnya. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat dibagi menjadi : a. Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Assets) Adalah harta tetap jangka panjang yang bersifat materis. Artinya ada berwujud secara material nampak dan dapat diraba. Yang termasuk bagian ini adalah : Tanah, Gedung, Mesin, Peralatan, Perlengkapan dan Kendaraan. b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Fixed Assets) Adalah harta tetap yang mempunyai nilai dan manfaat bagi perusahaan namun secara fisik tidak wujud. Aktiva seperti ini timbulnya disebabkan oleh beberapa faktor : * * Pemerintah. Contoh : Hak Paten, Hak Cipta, Franchise, Merek Dagang dan Nama Dagang. * * Perusahaan. Contoh : Godwill 1

Modul Aktiva Tetap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asdf

Citation preview

Page 1: Modul Aktiva Tetap

AKTIVA TETAP(FIXED ASSETS)

A. Pengertian dan Pembagiannya

Aktiva tetap adalah tanah dan aktiva / kekayaan lainya yang memberikan manfaat jangka panjang untuk kegiatan operasional normal perusahaan.Berdasarkan definisi ini, maka kekayaan perusahaan apa saja akan disebut sebagai aktiva tetap bila memenuhi syarat :

a. Bersifat relatif permanen artinya bahwa kekayaan tersebut memberikan manfaat operasional jangka panjang atau dengan patokan lebih dari satu tahun.

b. Digunakan untuk operasi perusahaan, artinya kekayaan tersebut dimiliki dengan sengaja oleh perusahaan untuk dioperasikan sesuai dengan tujuan utama perusahaan didirikan.

c. Tidak untuk dijual, artinya aktiva tetap yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan dengan mengoperasikan bukan dengan cara menjualnya.

Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat dibagi menjadi :

a. Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Assets)Adalah harta tetap jangka panjang yang bersifat materis. Artinya ada berwujud secara material nampak dan dapat diraba. Yang termasuk bagian ini adalah : Tanah, Gedung, Mesin, Peralatan, Perlengkapan dan Kendaraan.

b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Fixed Assets)Adalah harta tetap yang mempunyai nilai dan manfaat bagi perusahaan namun secara fisik tidak wujud. Aktiva seperti ini timbulnya disebabkan oleh beberapa faktor : * * Pemerintah. Contoh : Hak Paten, Hak Cipta, Franchise, Merek

Dagang dan Nama Dagang.* * Perusahaan. Contoh : Godwill

Kaitanya dengan pembahasan, maka istilah aktiva tetap sering dimaksudkan dengan aktiva tetap yang terwujud. Termasuk dalam modul ini, maka penekanan pembahasannya adalah pada Aktiva yang berujud.

B. Arti Penting Aktiva Tetap

Bagi sebuah perusahaan, maka kekayaan berupa aktiva tetap merupakan bagian yang terpenting. Beberapa alasannya adalah : a. Bagian terbesar dari kekayaan perusahaan (Investasi terbesar) Pada pelaporan neraca akan nampak bahwa umumnya aktiva tetap

mempunyai bagian nilai yang sangat besar. Artinya bahwa aktiva tetap memerlukan investasi yang relatif besar. Artinya bahwa aktiva tetap memerlukan investasi dana yang relatifbesar. Tersedianya aktiva tetap

1

Page 2: Modul Aktiva Tetap

yang mencukupi akan banyak menentukan keberhasilan kegiatan operasional perusahaan.

b. Menimbulkan beban operasi yang relatif besar. Beban operasional perusahaan mencakup beban yang bersifat kas

(pocket cash) dan non kas (out of pocket cash). Beban non kas Artinya pengakuan beban pada suatu periode dimana beban tersebut tidak mengkredit kas atau lebih jelasnya lagi ada biaya yang diakui namun tidak melibatkan uang kas. Contoh biaya semacam ini adalah penyusutan (depresiasi) aktiva tetap. Semakin besar nilai aktiva tetap maka beban non kas akan semakin besar. Pengaruh beban ini akan langsung terlihat pada harga pokok produksiyang besar melalui naiknya nilai biaya overhead pabrik (untuk aktiva tetap produksi ) atau langsung pada laba / rugi operasional melalui naiknya biaya komersial (untuk aktiva tetap non produksi).

Berdasarkan alasan ini maka agar aktiva tetap dapat mendukung kegiata operasional perusahaan, hendakmnya perusahaan melakukan berbagai kebijakan anta lain : penjagaan / pemeliharaan; penggantian dan penambahan.

C. Harga Perolehan Aktiva Tetap Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku, maka aktiva perusahaan harus

tercatat selama penggunaannya sebesar harga perolehan (cost). Harga Perolehan adalah nilai pengeluaran yang mengikuti pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva dan pengeluaran lain sehingga aktiva siap untuk dioperasikan. Penentuan harga perolehan harga aktiva tetap secara tepat adalah sangat penting. Selain untuk keperluan dasar pencatatan juga penting untuk dasar perhitungan depresiasi .

Beberapa cara perolehan aktiva tetap adalah : a. Pembelian Tunai.

Perolehan aktiva tetap dimana seluruh pengeluarannya dilakukan dengan caratunai .

b. Pembelian Kredit.Selain dengan cara tunai,aktiva juga dapat diperoleh dengan cara kredit (hutang). Jumlah yang harus di bayar dengan cara kredit biasanya lebih besar dibandingkan dengan tunai. Selisihnya disebut bunga. Nilai yang harus dicatat sebagai harga perolehan adalah nilai bilamana aktiva dibeli dengan cara tunai.Artinya selisih berupa bunga harus dicatat sebagai beban bunga.

c. Bantuan.Apabila perusahaan memperoleh bantuan aktiva, maka aktiva tersebut dapat dihitung berdasarkan harga pasnya, kemudian nilai aktiva tersebut akan ditambah pada modal perusahaan.

d. Membuat Sendiri.

2

Page 3: Modul Aktiva Tetap

Membuat sendiri artinya perusahaan membanguan atau merakit seandiri aktiva yang akan digunakan untuk kegiatan operasional. Harga perolehan aktiva merupakan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode pembuatan.Bila dalam masa pembangunan atau perakitan membutuhkan modal pinjaman, maka termasuk pembayaran bunga selama masa pembuatan dimasukkan sebagai harga perolehan. Namun beban bunga selisih pembuatan, maka diperlukan sebagai biaya bunga biasa.

Secara umum pengeluaran-pengeluaran yang dapat diperhitungkan dalam penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap antara lain :

a. Biaya Angkut dan Asuransi PengirimanArtinya biaya angkut dan biaya asuransi pengiriman yang menjadi beban perusahaan.

b. Biaya Izin OperasionalAdalah biaya yang berkaitan hak atau kewenangan untuk memakai atau menggunakan dan mengoperasikan aktiva. Seperti : Biaya Balik Nama,Biaya Izin Operasi, Biaya Sertifikat dan biaya legalitas yang lain.

c. Biaya Pemasangan dan Biaya Uji CobaAdalah biaya yang berkaitan dengan persiapan-persiapan operasional aktiva tetap,Seperti : Biaya tenaga pemasangan, Biaya Konsultasi, Biaya bahan untuk uji coba dan biaya persiapan dan uji coba yang lain.

d. Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )e. Komisi Perantara.f. Biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pembuatan sendiri.

Contoh pemahaman perhitungan harga peroehan ( cost )aktiva tetap

1 Januari 1995 PT. Pemada membeli mesin produksi dengan harga faktur tunai Rp 75.000.000; Perusahaan membeli dengan cara kredit selama 6 bulan dengan tingkat bunga 1,5% per bulan. PPN 10%. Ongkos angkut beli dan asuransiselama pengangkutan masing-masing Rp. 1.300.000; dan Rp. 1.540.000; Persiapan operasinal diperlukan waktu satu minggu dengan mengeluark biaya-biaya :

Biaya pembongkaran untuk tempat mesin menghabiskan biaya Rp. 800.000; Barang-barang bongkaran laku terjual sebesar Rp.200.000; biaya konsultasi Rp. 2.500.000; biaya proses uji coba Rp. 500.000;- ongkos tenaga penempatan dan pemasangan Rp. 1.600.000;- Biaya ijin operasional dari kantor yang berwenang sebesar Rp. 3.100.000;- Hitunglah harga perolehan mesin !

Jawaban: Harga Pokok Mesin Produksi adalah : Harga faktur Rp 75.000.000;-

3

Page 4: Modul Aktiva Tetap

PPN 10% Rp 7.500.000;- Ongkos Angkut Rp 1.300.000;- Biaya Asuransi pengangkutan Rp 1.540.000;- Biaya bongkar bersih (Rp 800.000-Rp 200.000) Rp 600.000;- Biaya konsultasi Rp 2.500.000;- Biaya proses uji coba Rp 500.000;- Ongkos tenaga penempatan dan pemasangan Rp 1.600.000;- Biaya ijin operasi RP 3.100.000;- ____________ Harga Perolehan Mesin Produksi Rp 93.640.000;-

D. Depresiasi (Penyusutan)

Depresiasi (penyusutan) adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang sistimatis dan rasionalDepresiasi juga dapat diartikan nilai prestasi yang hilang karena proses pemakaian atau penggunaan yang mengakibatkan berkurangnya nilai aktiva tetap.

Berdasarkan dua pengertian tersebut maka alasan timbulnya depresiasi karena :a. Penurunan pisik, artinya penurunan manfaat secara fisik karena

adanya pemakaian. Semakin lama digunakan maka manfaatnya bagi perusahaan akan semakin berkurang.

b. Penurunan fungsi atatu ketinggalan jaman, artinya aktiva semakin lama akan ketinggalan jaman karena tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang atau mungkin tidak diperlukan lagi.

Depresiasi bukanlah proses pencatatan penurunan nilai, tetapi lebih merupakan proses. Pengolokasian harga perolehan inilah sebuah jawaban mengapa aktiva harus dicatat berdasarkan nilai perolehan sehingga selalu nampak dengan nilai tersebut selama proses pengoperasian. Karena sifat aktiva tetap yang dimiliki perusahaan bukan untuk dijual namun untuk kegiatan operasional.

Depresiasi akan dicatat dalam rekening nominal kelompok biaya. Pengakuan bebannya dilakukan setiap akhir periode melalui jurnal penyesuain. Pencatatan beban ini sesuai dengan prinsip akuntasi dengan menggunakan metode cadangan, yaitu dengan cara mendebit rekening Biaya Depresiasi dan mengkredit rekening Cadangan/Akumulasi Depresiasi. Rekenng cadangan depresiasi adalah rekening riil kontra aktiva.

Nilai depresiasi ditentukan secara periodik selama umur ekonomis denganmenggunakan metode yang memenuhi syarat sistematis dan rasional. Metode tersebut meliputi :

4

Page 5: Modul Aktiva Tetap

a. Metode Garis Lurus (Stright Line Methode)b. Metode Satuan Hasil Produksi (Production Output Methode)c. Metode Angka Tahun (Sum of The Years Digit Methode)d. Metode presentase Dari Nilai Buku (Double Declining Balance

Methode)

Untuk menghitung besarnya depresiasi diperlukan beberapa hal yang meliputi :a. Harga Perolehan (Cost)

Sebagai perhitungan depresiasi harga perolehan harus dihitung seara teliti dan tepat.

b. Umur EkonomisAdalah proses waktu dimana aktiva tersebut digunakan dan memberikan nilai ekonomis atau menguntungkan bagi perusahaan. Ukuran ekonomis adalah efisien, artinya biaya operasional karena menggunakan aktiva tersebut masih ditutupi oleh tingkat pendapatan yang dihasilkan.

c. Nilai Residu (Salvage Value)Perkiraan nilai/harga aktiva tetap pada saat habis umur ekonomisnya.

d. Nilai Buku (Book value)Nilai Buku adalah Harga perolehan dikurangi Jumlah Cadangan Depresiasi.Nilai Buku merupakan nilai aktiva netto pada suatu periode.

Contoh pemahaman :

Berikut ini diberikan contoh perhitungan penentuan depresiasi dengan Masing-masing metode.

Pada tanggal 1 Mei 1991 PT. MAHARDYAN membeli gedung dengan harga perolehan Rp 75.500.000,- Umur ekonomis 9 tahunan dengan Nilai Residu sebesar Rp 5.000.000,-Unit produksi selama umur ekonomis sejumlah 4.500 Unit.Berdasarkan data tersebut maka nilai penyusutan dapat ditentukan berdasarkan masing-masing metode,sebagai berikut:

a. Metode Garis Lurus (Stright Line Methode)

Nilai depresiasi di hitung dengan rumus ,

5

Page 6: Modul Aktiva Tetap

Penyusutan dengan merode garis lurus, akan membagi nilai aktiva yang akan disusutkan dengan beban yang sama untuk setiap periode.

Berdasarkan rumus ini, maka nilai penyusutan sebesar :

Depresiasi = ( 72.500.000-5.000.000)/ 9=Rp 7.500.000,- per periode

b. Metode Satuan Hasil Produksi (Production Output Methode)

Pada metode ini besarnya penyusutan akan bergantung atau bervriabilitas terhadap kegiatan yang dilakukan. Penyusutan akan dihitung berdasarkan tarip persatuan produksi. Besarnya penyusutan tiap periode ditentukan dengan cara mengalikan tarif per unit produk dengan jumlah produksi yang terjadi pada suatu periode. Berdasarkan contoh diatas, maka tarip per unit produksi adalah = (72.500.000-5.000.000) / 4.500.000 = Rp 15,- Bila suatu periode diketahui bahwa jumlah produksi sebesar 390.000 unit, maka beban penyusutan periode tersebut adalah = 390.000 x Rp 15,- = Rp 5.850.000,-

c. Metode Angka Tahun ( Sum of The Years Digit Methode )

Nilai penyusutan dengan metode ini akan menggambarkan alokasi nilai mharga perolehan dengan cara semakin menurun. Pada tahap awal pengoperasian aktiva nilai penyusutan besar kemudian menurun pada periode berikutnya hinga aktiva bernilai nol atau sebesar residunya. Angka tahun atau digit tahun merupakan jumlah angka sesui dengan umur ekonomisnya. Bila aktiva berumur lima tahun misalnya, maka jumlah angka tahunya adalah : (1+2+3+4+5)=15. Angka ini dapat dicari juga dengan rumus : Angka Tahun = n { ( n+1 ) / 2 } Angka Tahun = 5 { ( 5+1 ) / 2 } = 5 x 3 = 15Berdasarkan contoh dimuka , maka angka tahunnya adalah = 9 {(9 + 1)/2}= 45Tarip perdigit tahun =(75.500.000-5.000.000)/45 = 1.500.000.

Untuk mrnentukan besarnya beban penyusutan setiap periode penyusutan, maka untuk periode pertama dihitung cara angka tahun terakhir dari umur ekonomis dikalikan tarif per digitnya, demikian seterusnya sampai dengan beban penyusutan periode tertakhir menggunakan angka periode penyusutan yang pertaama. Berikut ini perhitungan beban deprisiasi selama umur ekonomis : Beban Deprisiasi Tahun 1991 – 1999 Metode Jumlah Angka Tahun

6

Page 7: Modul Aktiva Tetap

Periode Perhitungan DepresiasiI 9 x Rp 1.500.000 Rp 13.500.000II 8 x Rp 1.500.000 Rp 12.000.000III 7 x Rp 1.500.000 Rp 10.500.000IV 6 x Rp 1.500.000 Rp 9.000.000V 5 x Rp 1.500.000 Rp 7.500.000VI 4 x Rp 1.500.000 Rp 6.000.000VII 3 x Rp 1.500.000 Rp 4.500.000VIII 2 x Rp 1.500.000 Rp 3.000.000IX 1 x Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

Total Depresiasi Rp 67.500.000

d. Metode Presentase Dari Nilai Buku (Double Declining Balance Methode )Melalui metode ini penyusutan dihitung berdasakan tarif depresiasi (presen) dari nilai buku, (Book Value). Berbeda dengan metode lainnya, pada metode ini perhitungan depresiasi tidak mempertimbangkan nilai residu. Nilai buku tahun pertama sebesar harga perolehan. Sedangkan nilai residu menjadi nilai batas akhir penyusutan yang diperhitungkan atau suatu aktiva atau depresiasi akan berakhir pada periode dimana nilai buku aktiva mendekati taksiran nilai residu.Tarif dasar untuk depresiasi biasanya ditentukan dengan mengalihkan dua kali tarif penyusutan berdasarkan garis lurus. Berdasarkan kaidah inilah maka metode ini serim\ngkali disebut Double Declining Balance .Pada contoh yang sedang dibahas kurang lebih penyusutan garis lurus adalah 10%. Maka dapat ditentukan untuk tarif depresiasi pada metode ini adalah 20%.Berdasarkan tabel halaman selanjutnya terlihat,bahwa Periode penyusutan selama 12 periode. Karena pada awal periode ke-XIII, nilai buku aktiva mendekati nilai residunya Seperti pada metode angka tahun, metode ini menghasilkan depresiasi yang labih besar pada awal periode, kemudian semakin menurun pada tahun berikutnya hingga akhir periode. Cara ini dalam akuntansi diberi istilah metode depresiasi dipercepat (accelerate deprecition).Tabel depresiasinya disajikan sebagai berikut :

Dpresiasi Depresiasi Berdasarkan Motode Presentase Dari Nilai Buku

Periode Tarif Nilai Buku Depresiasi

7

Page 8: Modul Aktiva Tetap

I 20% Rp 72.500.000,- Rp 14.500.000,-II 20% Rp 58.800.000,- Rp 11.600.000,-III 20% Rp 46.400.000,- Rp 9.280.000,-IV 20% Rp 37.120.000,- Rp 7.424.000,-V 20% Rp 29.696.000,- Rp 5.939.000,-VI 20% Rp 23.757.000,- Rp 4.751.000,-VII 20% Rp 19.006.000,- Rp 3.801.000,-VIII 20% Rp 15.205.000,- Rp 3.041.000,-IX 20% Rp 12.164.000,- Rp 2.433.000,-X 20% Rp 9.731.000,- Rp 1.946.000,-XI 20% Rp 7.785.000,- Rp 1.557.000,-XII 20% Rp 6.628.000,- Rp 1.246.000,-

Rp 4.982.000,- E. Revisi Atas Nilai Depresiasi

Depresiasi merupakan kalaziman dalam akuntansi yang berkaitan dengan Penaksiran untuk masa mendatang. Sehingga dalam realisasi terjadi ketidak Sesuai dengan tasirannya, maka hal ini dianggap wajar. Bila dalam realisasi aktiva yang telah dioperasikan kondisi fisiknya tidak sesuai dengan nilai depresinya maka akan timbul revisi terhadap depresinya. Kondisi dimaksudkan dalam dalah keadaan fisiknya sudah sangat rusak sementara umur ekonomis yang masih panjang. Menghadapi kondisi seperti ini, maka revisi terhadap penyusutan dapat dilakukan dengan cara memperpendek atau memperpanjang umur ekonomisnya. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa terjadinya perubahan. Depresiasi akibat kondisi pisik ini, tidak berlaku surat terhadap depresiasi periode sebelumnya. Sehingga perubahan nilai depresiasi hanya akan berpengaruh terhadap sisa umur ekomis dimasa mendatang. Alasan perlakuan ini adalah bahwa perubahan atas sesuatu yang telah ditetapkan dan masanya telah berlaku menimbulkan ketidakperayaan bagi para pengguna laporan akuntasi.

Contoh pemahaman

Pada tanggal 1 januari 1990 dibeli kendaraan dengan harga Rp. 45.000.000;-Umur ekonomis diperkiaan 8 tahun dengan Nilai Residu sebesar Rp 3.000.000,-. Methode depresiasi garis lurus pda awal tahun 1996, setelah diamati ternyata kondisi kendaraan masih sangat bagus dan diperkirakan umur ekonomisnya dapat diperpanjang menjadi 10 tahun. Berapakah perubahabn depresiasi dan bagaimana pencatatannya.

Jawaban :

Nilai depresiasi selama 1/1 1990 s/d 31/12 1995 (6 bulan ) =

8

Page 9: Modul Aktiva Tetap

[(Rp 45.000.000 – Rp 3.000.000)/8]x 6 = (Rp 5.250.000 x 6) = Rp 31.500.000;- Nilai penyusutan baru : Harga Perolehan = Rp 45.000.000 Cadangan Depresiasi = Rp 31.500.000 Nilai Buku = Rp 13.400.000 Nialai residu = Rp 3.000.000

Nilai sisa dideprisiasi ( Th ke 7,8,9,10 ) = Rp 10.400.000

Nilai depresiasi baru = Rp 10.400.000 / 4 = Rp 2.625.000

Berdasarkan hasil perhitungan nilai ini, maka yang akan mengalami perubahan beban depresiasinya adalah mulai tahun 1996 s/d 1999, melalui jurnal penyesuaian dengan beban periode sebesar Rp 2.625.000;- beban depresiasi menjadi lebih kecil, Karena dengan nilai buku tetap namun umur ekonomis lebih panjang.

F. Kasus – kasus Selama Pengoperasian Aktiva Selama aktiva digunakan dalam kegitan opersional, maka akan terjadi beberapa aktivas yang akan berpengaruh terhadap nilai aktiva dan beban depresiasi. Kegiatan – kegiatan tersebut merupakan kasus – kasus yang perlu diselesaikan selama aktiva dioperasikan. Karena aktiva tetap sebagai aktiva utama harus terjamin kesiapannya untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatan usaha. Beberapa kasus yang seringkali terjadil dapat digolongkan dalam dua bagian : Pengeluaran Biaya dan Penghentian Aktiva Tetap.1. Pengeluaran Biaya

Pengeluaran – pengeluaran selama operasional aktiva dapat dibagi menjadi :a. Biaya Rutin (Revenues Expenditure) , pengeluaran – pengeluaran

yang berkaitan dengan aktiva yang diperlakukan sebagai rutin atau biaya periodik. Artinya jumlah pengeluarannya langsung diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Nilainya tidak berpengaruh terhadap aktiva tetap. Contohnya adalah : biaya reparasi ringan, biaya pemiliharaan..

b. Biaya Modal ( Capital Expenditure ), pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan aktiva tetap yang nilainya akan berpengaruh terhadap nilai aktiva tetap. Nilai ini akan diserahkan dalam menentukan nilai buku dan dikapitalisasi guna menentukan nilai perubahan penyusutannya setelah adanya pengeluaran tersebut. Pengeluaran ini melipuiti : Penambahan ( Addition ) ; Perbaikan ( Betterment ) dan Penggatian ( Replacement ).

2. Pengehntian Aktiva

9

Page 10: Modul Aktiva Tetap

Penghentian aktiva didasarkan pada alasan : a. Jika dioperasikan terus biayanya lebih tinggi dari manfaatnyab. Produk yang dihasilkan dari aktiva tersebut kemungkinan sudah

ketinggalan jaman (obselence). Bentuk pengehentiannya dapat dijual atau dihanguskan

PENGEHNTIAN AKTIVA TETAP

Aktiva tetap yang menjadi subyek seperti gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya, setelah umur ekonomisnya habis atau mungkin alasan lain akan segera diberhentikan dan diganti dengan aktiva tetap sejenis yang baru.

Ada dua jurnal yang harus dibuat pada waktu aktiva tetap it j diberhentikan yaitu:

(1) Mencatat penyusutan untuk perioda pemberhentian. Adapun jangka waktu yang menjadi dasar perhitungan (dalam hal depresiasi -dilakukan dengan dasar waktu) adalah sejak awal perioda pember -hentian sampai dengan tanggal pemberhentiannya. Misalnya aktiva tetap diberhentikan pada 30 April 2002. Jika perioda akuntansinya adalah tahun kalender, maka penyusutannya adalah 4 bulan yaitu Januari, Februari, Maret dan April.

(2) Mencatat pemeberhentian aktiva tetap dengan mendebit rekening Akumulasi Depresiasi sebesar jumlah penyusutan sampai tanggal pemberhentian dan mengkredit rekening Aktiva Tetap yang bersangkutan sebesar harga perolehannya.

Agar lebih jelasnya, di bawah ini contoh pemberhentian aktiva tetap dengan data sebagai berikut:PT. RAJASA mempunyai Mesin Giling dengan harga perolehan Rp60.000.000, umur ekonomisnya 5 tahun, tanpa nilai residu, didepresiasi dengan metoda garis lurus. Mesin tersebut mulai dipergunakan 1 Agustus 1997 dan diberhentikan tanggal 31 Juli 2002. Besarnya depresiasi per tahun adalah = 60.000.000/5 = Rp 12.000.000,-. Depresiasi perbulan sebesar Rp 1.000.000,-. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 2001 Rekening Mesin Giling menunjukkan saldo sebesar Rp 60.000.000 dan Akumulasi Depresiasi Mesin Giling sebesar Rp 53.000.000,- Pada tahun 2002, depresiasi yang belum dibukukan adalah untuk jangka waktu 7 bulan sejak 1 Januari 2002 s/d 31 Juli 2002, sebesar = 7 x Rp 1.000.000 = Rp 7.000.000. Jurnal koreksi untuk membukukan penyusutan ini pada 31 Juli 2002 adalah :

Depresiasi Mesin Giling Rp 7.000.000Akm Depresiasi Mesin Giling Rp 7.000.000

Setelah jurnal ini diposting, maka Rekening Akumulasi Depersiasi Mesin Giling menjadi sebesar Rp 60.000.000, maka segera disusun jurnal koreksi untuk pemberhentian aktiva dengan jurnal :

10

Page 11: Modul Aktiva Tetap

Akumulasi Depresiasi Mesin Giling Rp 60.000.000Mesin Giling Rp 60.000.000

PENJUALAN AKTIVA TETAP

Jika aktiva tetap dijual, maka perusahaan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Cara menghitungnya dengan membandingkan Nilai Buku pada saat dijual dengan harga jualnya. Jika Nibuku lebih besar dari harga jual maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya akan memperoleh keuntungan jika harga jualk aktiva tetap lebih besar nilai bukunya.

Contoh : PT. PERSADA RAYA pada tanggal 1 Mei 2000 mulai mengoprasikan Kendaraan usaha dengan harga perolehan Rp 50.000.000,-. Umur ekonomis 8 tahun. Nilai risidu diperkirakan sebesar Rp 2.000.000,-.Pada tanggal 1 Januari 2007 kendaraan dijual dengan harga Rp 12.500.000,-

Buatlah jurnal yang diperlukan !!!

Pertama-tama harus dihitung nilai depresiasi pertahun dan perbulan.

Depresiasi per tahun = (50.000.000 – 2.000.000)/8 = Rp 6.000.000,- atau perbulan sebesar Rp 500.000,-.

Perhitungan akumulasi depresiasi sampai 31 Desember 2006 adalah =

2000 = 8 x Rp 500.000 = Rp 4.000.000 2001 s/d 2006 = 6 x Rp 6.000.000 = Rp 36.000.000Jumlah akumulasi depresiasi Kendaraan = Rp 40.000.000,-

Nilai Buku Kendaraan adalah = 50.000.000 – 40.000.000 = Rp 10.000.000,-

Karena harga jual Rp 12.500.000,- maka perusahaan memperoleh laba sebesar (Rp 12.500.000 – Rp 10.000.000) = Rp 2.500.000,-

Jurnal yang dibuat pada 1 Januari 2007 adalah =

K a s Rp 12.500.000Akm. Depresiasi Kendaraan Rp 40.000.000

Kendaraan Rp 50.000.000Laba Penjualan Aktiva Rp 2.500.000

Semisal harga jual hanya sebesar Rp 6.000.000,- berati perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 4.000.000,-. Maka jurnalnya adalah :

K a s Rp 6.000.000Akm. Depresiasi Kendaraan Rp 40.000.000Rugi Penjualan Aktiva Rp 4.000.000

Kendaraan Rp 50.000.000

11

Page 12: Modul Aktiva Tetap

TUKAR TAMBAH

Tukar tambah adalah transaksi pertukaran aktiva tetap antara perusahaan dan pihak luar. Perusahaan menyerahkan aktiva tetap lama (yang telah dipakai) dan menerima aktiva tetap baru dari pihak luar. Karena aktiva baru sudah barang tentu harganya lebih mahal dibanding aktiva tetap yang lama.Dalam tukar tambah atas aktiva lama kemungkinan dihargai dengan cara :

a. Sama dengan nilai bukunya Pada situasi ini berarti kas yang dibayarkan adalah selisih antara

harga aktiva baru dengan nilai bukunya.b. Lebih rendah dari nilai bukunya

Pada situasi ini kas yang dibayarkan lebih besar dari nilai bukunya, kelebihan pembayaran ini akan dicatat sebagai kerugian pertukaran.

c. Lebih tinggi dari nilai bukunyaPada situasi ini perusahaan kas yang dibayarkan lebih kecil dari nilai bukunya, yang sebenarnya perusahaan memperoleh laba. Namun secara akunting laba ini perlakuannya bergantung pada kesamaan jenis atau ketidaksamaan jenis aktiva yang ditukarkan.Jika aktivanya sejenis maka laba tersebut tidak boleh dicatat sebagai laba akan tetapi diperlakukan sebagai pengurang harga perolehan aktiva baru.Jika aktivanya tidak sejenis maka laba pertukaran dapat dicatat sebagai laba.

Harga perolehan aktiva tetap yang baru adalah nilai buku aktiva tetap lama ditambah dengan uang tunai yang dibayarkan, dengan syarat maksimum sebesar harga pasar aktiva tetap baru.

Misalnya PT ABC memiliki Mesin dengan harga. perolehan Rp 500.000.000; sudah didepresiasi sampai dengan tanggal pertukaran sebesar Rp 450.000.000. Mesin ini ditukar dengan mesin baru yang harganya Rp 700.000.000. Alternatif pertukaran sebagai berikut :a. Mesin lama dihargai sesuai dengan nilai bukunya.b. Nilai Mesin lama dihargai sebesar Rp 30.000.000,-c. Nilai Mesin Lama dihargai sebesar Rp 100.000.000,-

Penyelesaian :

Nilai Buku Mesin Lama adalah = Rp 500.000.000 – Rp 450.000.000= Rp 50.000.000,-

a. Jika Mesin Lama dihargai sama dengan Nilai Bukunya, maka kas yang dibayar perusahaan adalah = Rp 700.000.000 – Rp 50.000.000

12

Page 13: Modul Aktiva Tetap

= Rp 650.000.000,-Maka jurnal yang dibuat :

Mesin Baru Rp 700.000.000Akm. Depresiasi Mesin Lama Rp 450.000.000

Mesin Lama Rp 500.000.000K a s Rp 650.000.000

b. Jika Mesin Lama dihargai Rp 30.000.000,- maka kas yang dibayarkan perusahaan sebesar = Rp 700.000.000 – Rp 30.000.000 =

= Rp 670.000.000Kerugian perusahaan sebesar = Rp 50.000.000 – Rp 30.000.000

= Rp 20.000.000

Maka jurnal yang dibuat :

Mesin Baru Rp 700.000.000Akm. Depresiasi Mesin Lama Rp 450.000.000Rugi Pertukaran Aktiva Rp 20.000.000

Mesin Lama Rp 500.000.000K a s Rp 670.000.000

c. Jika Mesin Lama dihargai Rp 100.000.000,-, maka kas yang dibayarkan perusahaan sebesar = Rp 700.000.000 – Rp 100.000.000

= Rp 600.000.000,-Keuntungan perusahaan sebesar = Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000

= Rp 50.000.000 Jika aktiva sejenis maka harga perolehan Mesin Baru sebesar

= Rp 700.000.000 -50.000.000 = Rp 650.000.000

Maka jurnal yang dibuat :

Mesin Baru Rp 650.000.000Akm. Depresiasi Mesin Lama Rp 450.000.000

Mesin Lama Rp 500.000.000K a s Rp 600.000.000

Jika aktiva tidak sejenis maka harga perolehan Mesin Baru tetap sebesar Rp 700.000.000,- dan nilai laba diakui/dicatat sebagai laba pertukaran.

Maka jurnal yang dibuat :

Mesin Baru Rp 700.000.000Akm. Depresiasi Mesin Lama Rp 450.000.000

Mesin Lama Rp 500.000.000K a s Rp 600.000.000

13

Page 14: Modul Aktiva Tetap

Laba pertukaran aktiva Rp 50.000.000

PENGGANTIAN AKTIVA (REPLACEMENT)

Pengeluaran untuk aktiva tetap karena adanya bagian-bagian tertentu dari aktiva mengalami kerusakan yang mengganggu proses kegiatan sehingga perlu diadakan penggantian dengan yang lebih baru.

Contoh ; PT. Masaro mempunyai aktiva tetap berupa Mesin Produksi yang dibeli pada tanggal 1 Mei 1997 dengan harga perolehan sebesar Rp 38.000.000;-. Umur ekonomis diperkirakan 15 tahun Nilai Residu Rp 2.000.000;- Pada tanggal 1 Agustus 2004, 30% bagian dari aktiva mengalami kerusakan yang mengganggu kegiatan produksi, sehingga harus diganti dengan bagian yang baru. Bagian yang baru harganya Rp 8.970.000;- perusahaan mengeluarkan uang kas sebesar Rp 920.000;-.Bagaimana penyelesaian kasus ini !

Penyelesaian :

Depresiasi per tahun sebelum adanya penggantian = (Rp 38.000.000 – Rp 2.000.000) / 15 = Rp 2.400.000;-

atau per bulan sebesar = Rp 2.400.000 / 12 = Rp 200.000,-

Perhitungan saldo akumulasi depresiasi selama 1/5 1997 s/d 1/8 2004 : Tahun 1997 = 8/12 x Rp 2.400.000 =Rp 1.600.000,- Tahun 1998-2003 = 6 x Rp 2.400.000 =Rp 14.400.000,-

Tahun 2004 = 7/12 x Rp 2.400.000 = Rp 1.400.000,- Akumalasi Depresiasi Mesin =Rp 17.400.000,-

Dari jumlah ini yang perlu dijual adalah depresiasi untuk tahun 2004, selama 7 bulan per tanggal 1 Agustus 2004 dengan jurnal:

Depresiasi Mesin Rp 1.400.000,- Ak. Depresiasi Mesin Rp 1.400.000,-

Perhitungan Laba/Rugi untuk penggantian bagian yang rusak :

Harga perolehan = (30% x Rp 38.000.000) = Rp 11.400.000,- Ak. Depresiasi = (30% x Rp 17.400.000) = Rp 5.220.000,-

14

Page 15: Modul Aktiva Tetap

Nilai Bukunya = Rp 6.180.000,- Kas yang dibayarkan = Rp 920.000,- Nilai bagian yang rusak = Rp 7.100.000,-

Nilai bagain yang baru = Rp 8.970.000,- Laba penggantian = Rp 1.870.000,-

Berdasarkan perhitungan ini, kemudian dicatat dengan jurnal :

Mesin (bagian baru) 3 Rp 8.970.000,- Akm. Depresiasi Mesin Rp 5.220.000,- Laba/Rugi Penggantian Rp 1.870.000,- Mesin (bagian lama) Rp 11.400.000,- Kas Rp 920.000,-

Perhitungan depresiasi setelah penggantian ;

Nilai Mesin :(Rp 38.000.000-Rp 11.400.000 + Rp 8.970.0000) = Rp 35.570.000,-Akm. Dep. Mesin = (70% x Rp17.400.000) =Rp 12.180.000,-

Nilai Buku =Rp 23.390.000,- Nilai Residu =Rp 2.000.000,-

Nilai yang didepresiasi =Rp 21.390.000,-

Sisa umur ekonomis adalah 7 tahun 9 bulan atau 93 bulan, jadi depresiasi per bulan = Rp 21.390.000/93 = Rp 230.000,-Tambahan beban depresiasi untuk tahun 2004 (Agustus – Desember ) =(5 x Rp 230.0000) = RP 1.150.000,-Angka ini akan dicatat dalam jurnal penyesuaian akhir tahun 2004 dengan jurnal : (31/12 2004)

Depresiasi Mesin Rp 1.150.000,- Akm. Depresiasi Mesin Rp 1.150.000,-

Adapun pada periode berikutnya (2005 dst) untuk depresiasi setahun nilainya sebesar = (12 x Rp 230.000) = Rp 2.760.000,-. Kecuali di tahun 2012 hanya 4 bulan !!!.

KERJAKAN SOAL LATIHAN BERIKUT INI 1. PT. ANEKA RAYA mempunyai data pembelian dan penjualan barang untuk semeater I 1998 sebagai berikut : Persediaan awal 400 unit @ Rp 2.000,-

15

Page 16: Modul Aktiva Tetap

Pembelian selama semester I : 2000 unit @ Rp 2.500,-; 20.000 unit @ Rp 3.000,-; 10.000,-; Rp

3.500,- 7.000 unit @ Rp 3.800,-; 13.000 unit @ Rp 4.100,- Penjualan sejumlah 46.000 unit dengan harga jual Rp 6.500,- per unit. Hitunglah nilai Persediaan Akhir Barang Daganggan metode ; a. FIFO dan LIFO b. Rata-Rata Sederhana c. Rata-Rata Tertimbang d. Base Stock bila Base Stock perusahaan 8.000 unit @Rp 4.500,- e. LILIFO

2. Berikut ini data CV.Ranggalawe untuk persediaan pada akhir tahun 1996: Persediaan Barang Dagangan (awal ) Rp 650.000,- Pembelian Barang Dagangan Rp 20.300.000,- Retur dan Potongan Pembelian Rp 400.000,- Retur dan Potongan Penjualan Rp 520.000,- Ongkos Angkut Beli Rp 400.000,- Ongkos Angkut Jual Rp 250.000,- Penjualan Rp 35.650.000,-

Hitunglah nilai persediaan akhir dengan metode :a. Metode Laba Kotor (Laba Kotor 42% dari Net Sales)b. Metode At Reatail (Bila Harga Eceran156%)

3. PT.MERDEKA mempunyai data produksi bulan juni 1998 sebagai berikut :BPD awal 3.750 unit dengan tingkat penyelesaian 80% nilainya Rp 735.000, Biaya produksi selama bulan Juni : Bahan Baku Rp 4.500.000,- TKL Rp 2.600.000,- BOP Rp 840.000,- Barang jadi hasil produksi bulan juni sebesar 18.000 unit BPD akhir 3.600 unit dengan tingkat penyelesaian 60% Hitunglah : Unit Ekuivalen Produksi; Biaya Produksi per unit ekuivalen; Nilai Persediaan BPD akhir dan Harga Pokok Penjualan.

4. PT. Reksa Mulya memproduksi minyak kelapa. Berikut ini data produksi untuk Bulan Maret 1998.

Persediaan Awal Persediaan akhir Bahan Baku Rp 1.200.000,- Rp 1.405.000,- BDP 175 ltr. nilai Rp 882.000; tp : 60% 150 ltr. ; tp : 75% Minyak Goreng 400 ltr. @ Rp 9.500,- 350 ltr.

Biaya TKL Rp 1.560.900 dan BOP sebesar Rp 737.100,-. Pembeliaan Bahan Baku selama bulan Maret 3.700 biji dengan harga @ Rp 2.000,-. Rencana Produksi asli bulan Maret 1200 liter. Produk jadi yang ditransfer

16

Page 17: Modul Aktiva Tetap

kegudang berupa : penyempurnaan BDP awal dan sebagai olahan bahan mentah bulan Maret.

Anda diminta : a. Hitung Biaya produksi bulan Maret. (BB + BTKL + BOP) b. Hitung Unit Ekuivalen produksi bulan Maret. c. Hitung Biaya produksi perunit ekuivalen dan Nilai Persedian Barang

Dalam Proses Akhir. d. Hitung Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan. e. Buat Jurnal : Pemakaian Bahan , Biaya Produksi, Harga Pokok Produksi,

Harga Pokok Penjualan.

5. Berikut data keuangan PT. INTIRASA untuk periode akuntansi 1996. Laba Kotor yang diperoleh sebesar 35%dari Penjualan Bersih. Beberapa rekening mempunyai saldo sebagai berikut : Penjualan sebesar Rp 86.100.000,-; Retur dan Potongan Penjualan Rp 6.100.000,-; Retur dan Potongan Pembelian Rp 5.380.000,-;Ongkos Angkut Pembelian sebesar Rp 4.075.000,-; Ongkos Angkut Penjualan Rp 1.242.000,-; Persediaan Barang Dagangan (1/1 ’96) Rp 8.540.000,-.Pada akhir tahun 1996 hasil stock opname barang dagangan sebesar Rp 15.235.000,-.

Diketahui pula bahwa rekening Laba ditahan (1/1 ’96) bersaldo senesar Rp31.045.000,-. Modal Saham Rp 45.000.000,-. Hutang Deviden Rp 3.290.000. Kolom Rugi/Laba di Neraca Lajur menunjukkan sisi Debit Rp 70.300.000 dan sisi Kredit Rp 82.400.000,-. Berdasarkan informasi ini anda diminta : a. Menghitung nilai Pembelian dan Laba Kotor. b. Buatlah Jurnal Penyesuaian. c. Buat Laporan Laba Ditahan dan d. Jurnal Penutupan.

6. Dibeli mesin pada awal tahun 1990 dengan harga Rp 5.000.000 dengan

taksiran 300.000 unit barang yang dapat diproduksi. Taksiran nilai residu adalah Rp 500.000. Selama tahun 2001,, 2002 dan 2003 diproduksi masing-masing 80.000 unit, 110.000 unit dan 60.000 unit.Diminta: 1. Hitunglah depresiasi tahun-tahun 2001, 2002 clan 2003.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat: a. Pembelian mesin b. Penyusutan tiap tahunnya 3. Buatlah jurnal pada awal tahun 2004 jika pada tanggal

tersebut mesin rusak dan tidak dapat dijual.

7. Sebuah truk dibeli dengan harga Rp 8.000.000,- pada 1 Januari 2003. Truk tersebut ditaksir umurnya 3 tahun dengan nilai residu Rp500.000.Diminta: 1. Buatlah tabel depresiasi dengan metoda garis lurus.

2. Buatlah tabel depresiasi dengan metoda jumlah angka tahun.

3. Buatlah jurnal untuk mencatat depresiasi pada akhir tahun 2003 dengan dua metoda di atas.

17

Page 18: Modul Aktiva Tetap

8. Pada 2 Januari 2004 PT ANGIN WANGI menukar mesin yang lama dengan mesin yang baru yang sejenis. Data mengenai mesin-mesin baru dan lama adalah sebagai berikut:

Mesin Baru: Harga Perolehan Rp 86.000.000Mesin Lama

Harga Perolehan ............................... Rp 80.000.000Akumulasi Depresiasi s/d 2 Januari 2004.....................................................

64.000.000Nilai Buku ......................................... Rp 16.000.000

Diminta :

1. Tentukan harga perolehan Mesin Baru jika nilai Mesin Lama diharga sebesar nilai buku dan buatlah jurnalnya.

2. Tentukan harga perolehan Mesin Baru jika nilai Mesin Lama dihargai sebesar Rp 12.000.000, dan buatlah jurnalnya.

3. Tentukan harga perolehan Mesin Baru jika nilai Mesin Lama dihargai sebesar Rp 30.000.000,- dan buatlah jurnalnya.

9. PT. MERAPI JAYA mempunyai aktiva tetap berupa Mesin Produksi yang dibeli pada tanggal 1 Oktober 2000 dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000;-. Umur ekonomis diperkirakan 20 tahun dengan Nilai Residu Rp 10.000.000;-

Pada tanggal 1 Mei 2007, 40% dari bagian aktiva mengalami kerusakan yang mengganggu kegiatan produksi, sehingga harus diganti dengan bagian yang baru. Bagian yang baru harganya Rp 35.000.000;- perusahaan mengeluarkan uang kas sebesar Rp 15.250.000;-.Bagaimana penyelesaian kasus ini !

10. PT. PURABAAYA pada tanggal 1 Juli 2002 mulai mengoprasikan Kendaraan usaha dengan harga perolehan Rp 75.000.000,-. Umur ekonomis diperkirakan 10 tahun. Nilai risidu diperkirakan sebesar Rp 12.000.000,-. Penyusutan dengan Garis Lurus.Pada tanggal 1 September 2007 kendaraan dijual dengan harga Rp 40.500.000,-Buatlah jurnal penjualannya !!!

18