9
MODUL I MATA UNIT BELAJAR 2 RED EYES Seorang wanita 56 tahun memiliki kemerahan progresif mata, tutup debit pembengkakan dan lendir dari mata kanannya selama 4 hari. Dia telah berada di bawah pengobatan glaukoma selama bertahun- tahun. Dia saat ini menggunakan timolol, pilocarpine tetes di setiap mata dan acetazolamide oral. Trabeculectomy telah dilakukan di masing-masing mata. Tekanan intra okular adalah 20 mmHg di mata kanan dan 18 mmHg di mata kirinya. Selama pengobatan, katarak dikembangkan dan mengurangi ketajaman visual ke 1/60. The ketajaman visual di mata kiri adalah 5/20 dengan sklerotik lensa nuklir. Pasien telah membeli 2,5 gelas S D dan dikonsumsi vitamin A namun tidak ada perbaikan dari penglihatannya. GLAUKOMA Glaukoma merupakan istilah untuk menggambarkan sekelompok gangguan pada mata yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel sel saraf optik mata. Saraf optik bertugas menghantarkan informasi visual dari mata ke otak. Pada banyak kasus, kerusakan saraf optik mata disebabkan oleh karena peningkatan tekanan di dalam bola mata atau tekanan intra okuler (TIO). Penyebab dan Faktor Risiko Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak. Glaukoma dibagi menjadi empat jenis utama yakni :

Modul i Mata

Embed Size (px)

Citation preview

MODUL I MATAUNIT BELAJAR 2

RED EYES

Seorang wanita 56 tahun memiliki kemerahan progresif mata, tutup debit pembengkakan dan lendir dari mata kanannya selama 4 hari. Dia telah berada di bawah pengobatan glaukoma selama bertahun-tahun. Dia saat ini menggunakan timolol, pilocarpine tetes di setiap mata dan acetazolamide oral. Trabeculectomy telah dilakukan di masing-masing mata. Tekanan intra okular adalah 20 mmHg di mata kanan dan 18 mmHg di mata kirinya. Selama pengobatan, katarak dikembangkan dan mengurangi ketajaman visual ke 1/60. The ketajaman visual di mata kiri adalah 5/20 dengan sklerotik lensa nuklir. Pasien telah membeli 2,5 gelas S D dan dikonsumsi vitamin A namun tidak ada perbaikan dari penglihatannya.

GLAUKOMA

Glaukoma merupakan istilah untuk menggambarkan sekelompok gangguan pada mata yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel sel saraf optik mata. Saraf optik bertugas menghantarkan informasi visual dari mata ke otak.Pada banyak kasus, kerusakan saraf optik mata disebabkan oleh karena peningkatan tekanan di dalam bola mata atau tekanan intra okuler (TIO).

Penyebab dan Faktor RisikoGlaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak. Glaukoma dibagi menjadi empat jenis utama yakni : Glaukoma sudut terbuka (Open-angle (chronic) glaucoma). Glaukoma sudut tertutup (Angel-closure (acute) glaucoma). Glaukoma kongenital. Glaukoma sekunder.

Bagian depan bola mata dipenuhi oleh cairan bening yang disebut humor aqueous. Cairan ini diproduksi di bagian belakang bola mata. Secara normal, cairan ini akan keluar dari mata melalui saluran yang disebut sudut bilik depan.

Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan di saluran pengeluaran cairan bola mata akan meningkatkan tekanan pada bola mata. Tekanan pada bola mata disebut dengan tekanan intra okuler atau TIO. Sebagian besar glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan pada bola mata yang menyebabkan kerusakan pada serat serat saraf optik.

Glaukoma sudut terbuka atau Open-angle (chronic) glaucoma adalah jenis glaukoma yang paling banyak ditemukan. Penyebab glaukoma tipe ini masih belum diketahui. Peningkatan tekanan bola mata berlangsung pelan pelan. Glaukoma sudut terbuka biasanya diturunkan dari orang tua ke anak anak mereka.

Glaukoma sudut tertutup terjadi ketika saluran keluar cairan bola mata tiba tiba tertutup. Perjalanan penyakitnya cepat, berat dan sangat nyeri. Glaukoma tipe ini merupakan suatu kondisi darurat akibat rasa sakit yang ditimbulkan.

Glaukoma kongenital atau glaukoma bawaan terjadi pada bayi yang baru lahir. Penyebabnya karena gangguan pembentukan saluran pengeluaran cairan bola mata pada janin di dalam kandungan.

Glaukoma sekunder disebabkan oleh obat obatan seperti kortikosteroir, penyakit mata seperti uveitis dan penyakit sistemik lainnya.

Gejala Glaukoma sudut terbukaPenderita glaukoma sudut terbuka umumnya tidak merasakan gejala apa apa, mereka hanya mengalami penurunan tajam penglihatan terutama di bagian sisi luar lapang pandang (tunnel vision).

Glaukoma sudut tertutupGejala dapat datang dan pergi begitu saja atau semakin memburuk. Nyeri tiba tiba dan berat pada salah satu mata. Penurunan penglihatan atau penglihatan berkabut. Mual dan muntah. Melihat bayangan pelangi di sekitar cahaya. Mata merah. Mata terasa bengkak. Glaukoma kongenitalGejala baru bisa ditemukan setelah bayi berumur beberapa bulan. Adanya bayangan berkabut di depan mata. Pembesaran pada salah satu atau kedua bola mata. Mata merah. Sensitif terhadap cahaya. Keluar air mata.

Pemeriksaan FisikPemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan untuk menegakan diagnosa glaukoma. Dokter akan melihat ke dalam bola mata melalui pupil yang telah dilebarkan. Pemeriksaan tekanan bola mata (tonometri) belum bisa digunakan patokan pasti diagnosa glaukoma sebab 25% penderita glaukoma memiliki tekanan bola mata yang normal. Kondisi ini disebut glaukoma tensi normal.

Berikut beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendiagnosa glaukoma: Gonioskopi (menggunakan lensa khusus untuk melihat saluran cairan bola mata. Tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata. Pencitraan saraf optik. Respon refleks pupil. Pemeriksaan retina. Pemeriksaan slit lamp. Pemeriksaan lapang pandang. Pemeriksaan tajam penglihatan.

Pemeriksaan penunjang untuk menilai glaukoma secara klinis Tonometri. Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg. Gonioskopi. Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut. Penilaian diskus optikus. Dengan menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan. Pemeriksaan lapang pandang. Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan TIO akan merusakan papil saraf optikus.

PengobatanTujuan utama pengobatan adalah menurunkan tekanan bola mata. Pemilihan metode dengan operasi atau obat obatan terggantung jenis atau macam glaukoma.

PencegahanTidak ada cara untuk mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka, yang bisa dilakukan hanya mencegah makin memburuknya kehilangan penglihatan. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci utama untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma.

Glaukoma AkutMerupakan glaukoma yang terjadi secara tiba-tiba dengan sumbatan aliran humor akueus yang lebih komplit. Nama lainnya adalah glaukoma sudut tertutup primer.

Epidemiologi Terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria pada penyakit ini adalah 4:1. sering terjadi pada kedua mata.

GejalaGejala-gejala yang ada antara lain :Anamnesis: penglihatan kabur mendadak nyeri hebat mual muntah melihat halo (pelangi disekitar objek)Pemeriksaan Fisik : Visus sangat menurun TIO meninggi Mata merah Kornea suram Bilik mata depan dangkal Rincian iris tidak tampak Pupil sedikit memlebar, tidak bereaksi terhadap sinar Diskus optikus terlihat merah dan bengkak

PenatalaksanaanTerapi medikamentosaTujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat sistemik (obat yang mempengaruhi seluruh tubuh)

A. obat sistemikInhibitor karbonik anhidrase. Pertama diberikan secara intravena (acetazolamide 500mg) kemudian diberikan dalam bentuk obat minum lepas lambat 250mg 2x sehari Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi. Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah.

B. obat tetes mata lokalPenyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna untuk menurunkan TIO.Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai dekongestan mata. Diberikan sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik.Miotikum. Pilokarpin 2% pertama digunakan sebanyak 2x dengan jarak 15 menit kemudian diberikan 4x sehari. Pilokarpin 1% bisa digunakan sebagai pencegahan pada mata yang lainnya 4x sehari sampai sebelum iridektomi pencegahan dilakukan.

Terapi BedahIridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%.Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.

Glaukoma KronisMerupakan glaukoma yang terjadi perlahan-lahan dengan ciri-ciri : Kerusakan seraf optikus glaukomatosa Kerusakan lapangan pandang glaukomatosa TIO beberapa kali berulang lebih tinggi dari 21 mmHg Usia dewasa Sudut bilik mata depan terbuka dan terkesan normal Tidak adanya penyebab sekunder lainnya Umumnya terjadi pada kedua mata akan tetapi tidak terdapat kesamaan pada perburukannya. Nama lainnya adalah glaukoma sudut terbuka primer. Epidemiologi Glaukoma kronis merupakan glaukoma yang tersering, mengenai sekitar 1 dari 200 seluruh populasi yang berusia lebih dari 40 tahun dan jumlahnya semakin meningkat sesuai dengan usia. Pria dan wanita mempunyai angka kejadian yang sama dan lebih sering mengenai kulit hitam dibandingkan kulit putih.

Faktor keturunan juga berperan terjadinya keadaan ini karena TIO, cara pengeluaran akueus dan ukuran diskus optikus dipengaruhi oleh genetik. Secara umum risiko terjadinya glaukoma pada saudara kandung sekitar 10% sedangkan pada keturunan sebanyak 4%.

Gejala klinis Dari keluhan pasien umumnya penglihatannya yang makin menurun. Bahkan jika berlangsung cukup lama pasien akan mengeluhkan kehilangan penglihatan pada salah satu mata sedangkan mata yang lainnya menurun penglihatannya. Hal ini sesuai dengan teori dimana glaukoma kronik dimana umumnya kedua mata akan terkena meski perburukan keduanya tidak sama. Selain itu karena TIO yang meningkat pasien juga akan mengeluhkan adanya nyeri pada mata, sakit kepala dan perasaan seperti melihat halo (pelangi di sekitar objek) karena pembengkakkan pada kornea.

Gejala Penurunan lapang pandang Peningkatan TIO. Terdapat perbedaan 5 mmHg antara kedua mata perlu dicurigai adanya peningkatan yang abnormal. Sudut bilik mata depan terbuka Perubahan pada diskus optikus. Tampak kerusakan nervus optikus glaukomatosa atau terdapat ketidaksamaan pada cekungan pada pemeriksaan rutin. Tidak terdapat sebab lain yang dapat menyebabkan glaukoma kronik

PenatalaksanaanTerapi obat-obatanTerapi ini tidak diberikan pada kasus yang sudah lanjut. Terapi awal yang diberikan adalah penyekat beta (timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol) atau simpatomimetik (adrenalin dan depriverin). Untuk mencegah efek samping obat diberikan dengan dosis terendah dan frekuensi pemberiannya tidak boleh terlalu sering. Miotikum (pilocarpine dan carbachol) meski merupakan antiglaukoma yang baik tidak boleh digunakan karena efek sampingnya.

Jika pengobatan belum efektif maka dapat dilakukan peningkatan konsentrasi obat, mengganti jenis obat atau menambah dengan obat lain.

Terapi bedahTrabekuloplasti jika TIO tetap tidak bisa terkontrol dengan pengobatan medikamentosa yang maksimal.

Trabekulotomi (bedah drainase) jika trabekuloplasti gagal, atau kontraindikasi dengan trabekuloplasti atau diperlukan TIO yang lebih rendah lagi.