28
1 ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA TANGERANG Ratno Adi (1) Program Studi Teknik Industri – Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk – Jakarta Barat email : [email protected] ABSTRAK Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut. Kelelahan bersifat subyektif, sehingga mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Salah satu penyebab kelelahan adalah gangguan tidur dalam hal ini shift kerja, karena bekerja pada malam hari dapat menyebabkan fungsi tubuh mengalami penurunan dan mengalami stres. Kerja dengan sistem shift ternyata memberikan dampak terhadap karyawan. Dalam dunia industri, pengaturan jadwal kerja yang kurang baik dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, gangguan kesehatan dan keluhan – keluhan fisik yang diakibatkan kurang ergonomisnya suatu pekerjaan. Oleh sebab itu sangat diperlukan suatu sistem shift kerja yang baik untuk meminimalisasi keluhan – keluhan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menganilisis dan merumuskan strategi untuk menentukan sistem shift kerja yang baik untuk menekan penurunan produktivitas pekerja shift kerja. Penelitian ini menggunakan kuesioner dampak shift kerja dengan responden untuk shift pagi dan shift malam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Flambindo Cortama, khususnya divisi produksi yang berjumlah 170 karyawan. Sedangkan sampelnya berjumlah 80 karyawan.

modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

1

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA

TANGERANG

Ratno Adi(1)

Program Studi Teknik Industri – Universitas Mercu BuanaJl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk – Jakarta Barat

email : [email protected]

ABSTRAK

Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut. Kelelahan bersifat subyektif, sehingga mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Salah satu penyebab kelelahan adalah gangguan tidur dalam hal ini shift kerja, karena bekerja pada malam hari dapat menyebabkan fungsi tubuh mengalami penurunan dan mengalami stres. Kerja dengan sistem shift ternyata memberikan dampak terhadap karyawan. Dalam dunia industri, pengaturan jadwal kerja yang kurang baik dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, gangguan kesehatan dan keluhan – keluhan fisik yang diakibatkan kurang ergonomisnya suatu pekerjaan. Oleh sebab itu sangat diperlukan suatu sistem shift kerja yang baik untuk meminimalisasi keluhan – keluhan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menganilisis dan merumuskan strategi untuk menentukan sistem shift kerja yang baik untuk menekan penurunan produktivitas pekerja shift kerja. Penelitian ini menggunakan kuesioner dampak shift kerja dengan responden untuk shift pagi dan shift malam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Flambindo Cortama, khususnya divisi produksi yang berjumlah 170 karyawan. Sedangkan sampelnya berjumlah 80 karyawan.

Kata Kunci : Kelelahan, Shift kerja, Dampak Shift Kerja

1. PendahuluanKeselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam

setiap proses operasional, baik di sektor tradisional maupun modern. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 600 ribu orang meninggal akibat sakit dan kecelakan kerja atau 2,2 juta orang per tahun. Sebanyak 350.000 orang per tahun diantaranya meninggal akibat kecelakaan kerja. Di Indonesia jumlah kecelakaan kerja mencapai angka 58.600 pada tahun 2008 dan mencapai angka 54.398 pada tahun 2009. Berdasarkan data pada PT Jamsostek pada tahun 2010, kecelakaan kerja mencapai angka 49.919 kasus dan diantaranya sebanyak 7.965 meninggal dunia yang diantaranya mungkin terjadi pada pekerja shift. Menurut Suma’mur (1993) secara umum terdapat dua golongan penyebab kecelakaan kerja yaitu

Page 2: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

2

tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unfase human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unfase condition). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80 - 85%.

Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan manusia adalah stress dan kelelahan (fatique). Kelelahan kerja memberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007). Kelelahan bisa terjadi oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu sebab fatique adalah gangguan tidur (sleep distribution) yang antara lain dapat dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada circadian rhythms akibat shift kerja (Wicken,et al, 2004). Sudah dipercaya bahwa sebagian besar dari pekerja yang bekerja pada shift malam memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami kecelakaan kerja dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal (shift pagi).

PT. Flambindo Cortama adalah perusahaan manufaktur pembuatan spare part sepeda motor bermerk HONDA. Dipilihnya PT. Flambindo Cortama ini memiliki jumlah jam kerja yang cukup panjang dengan jumlah karyawan sebanyak 170 karyawan tetap, dan untuk memenuhi pesanan dari para customer PT. Flambindo Cortama mengejar target produksi dengan memberlakukan pola kerja 2 shift (12 jam kerja per shift) dengan tujuan mengefisiensikan antara tenaga kerja dan upah yang diberikan kepada para pekerja. Jam kerja normal pada shift pagi dimulai dari pukul 08.00-16.00 dengan jumlah istirahat pukul 12.00-13.00, namun untuk dapat memenuhi target produksi, sering dilakukan lembur hingga pukul 8 malam (untuk shift pagi). Shift malam dimulai dari pukul 20.00-04.00 dengan waktu istirahat pukul 00.00-01.00. Sistem kerja shift tersebut meggunakan sistem rotasi, artinya karyawan yang bekerja di shift pagi akan bekerja di shift malam pada minggu berikutnya dalam jangka waktu 1 minggu. Shift kerja ini hanya berlaku pada bagian departemen produksi, namun tidak semua departemen produksi yang bekerja dengan shift kerja. Dari 5 departemen produksi hanya 4 departemen produksi yang diberlakukan sistem shift kerja, yaitu departemen press, departemen welding, departemen cutting, dan departemen turret.

Berdasarkan hasil rekapitulasi dari penyebaran kuesioner yang diberikan terhadap beberapa karyawan yang bekerja dengan sistem shift kerja, mereka mengakui adanya keluhan-keluhan fisik diantaranya sakit pada bagian tubuh tertentu, misalnya sakit pada bagian leher, pinggang, bahu dan punggung. Keadaan lingkungan pada malam hari juga menjadi kendala bagi para karyawan, suhu dingin yang dirasakan karyawan membuat rasa kantuk lebih terasa pada saat bekerja di malam hari. Shift kerja dipandang sebagai tuntutan yang memakan individu. Jika sistem shift kerja tidak dikelola dengan baik oleh perusahaan, akan berdampak gangguan fisiologis dan pada akhirnya akan mengurangi produktifitas para pekerja. Melalui metode identifikasi dari hasil rekapitulasi penyebaran kuesioner dampak shift kerja dan keluhan fisik terhadap para karyawan diharapkan bisa meminimalisasi keluhan – keluhan yang terjadi pada pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja dan dapat merumuskan strategi yang baik dalam menentukan sistem shift kerja.

Page 3: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

3

A. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi keluhan – keluhan yang dirasakan para pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja, meminimalisasi keluhan – keluhan yang terjadi pada pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja dan merumuskan strategi kerja yang baik dalam menentukan sistem shift kerja dengan metode identifikasi dari hasil rekapitulasi penyebaran kuesioner.

B. Batasan MasalahBatasan masalah ini digunakan agar masalah yang diteliti dapat lebih

terarah dan terfokus, sehingga penelitian dapat dilakukan sesuai dengan apa yang direncanakan. Batasan masalah ini adalah sebagai berikut :

- Penelitian dilakukan di PT. Flambindo Cortama Tangerang- Populasi dan sampel adalah karyawan dibagian departemen produksi PT.

Flambindo Cortama yang bekerja dengan sistem shift kerja yang berjumlah 80 orang per shift.

- Penelitian yang dilakukan berupa uji denyut nadi dan kuesioner yang disebarkan pada karyawan dibagian departemen produksi yang bekerja dengan sistem shift kerja.

C. Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi keluhan – keluhan yang dirasakan para pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja, meminimalisasi keluhan – keluhan yang terjadi pada pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja dan merumuskan strategi kerja yang baik dalam menentukan sistem shift kerja dengan metode identifikasi dari hasil rekapitulasi penyebaran kuesioner.

2. Tinjauan PustakaPekerja adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain, karena adanya

pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Shift kerja adalah pembagian waktu kerja berdasarkan waktu tertentu yang diupayakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan produktivitas. Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang memberi peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai suatu cara yang paling mungkin untuk memenuhi tuntutan akan kecendrungan semakin meningkatnya permintaan barang-barang produksi. Sistem ini dipandang akan mampu meningkatkan produktifitas suatu perusahaan yang menggunakannya.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap proses operasional, baik di sektor tradisional maupun modern. secara umum terdapat dua golongan penyebab kecelakaan kerja yaitu tindakan/perbuatan

Page 4: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

4

manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unfase human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unfase condition). Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan manusia adalah stress dan kelelahan (fatique). Kelelahan bisa terjadi oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu sebab fatique adalah gangguan tidur (sleep distribution) yang antara lain dapat dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada circadian rhythms akibat shift kerja. sudah dipercaya bahwa sebagian besar dari pekerja yang bekerja pada shift malam memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami kecelakaan kerja dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal (shift pagi). Permasalahan kesehatan ini antara lain ganguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan gastrointestimal. Segala gangguan kesehatan yang tersebut, ditambah dengan tekanan stress yang besar dapat secara otomatis meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan pada para pekerja terutama pekerja shift malam. Shift kerja berpengaruh terhadap keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja. Hal ini berhubungan dengan irama sirkadian.Fungsi tubuh seperti suhu tubuh, kemampuan mental denyut nadi dan lain-lain pada siang hari meningkat dan pada malam hari untuk pemulihan.

3. Metodologi PenelitianDalam penelitian ini langkah – langkah yang dilakukan adalah : melakukan

studi pendahuluan, studi literatur, merumuskan masalah, menetapkan tujuan dan batasan masalah, melakukan pengumpulan data dengan survei dan observasi, pengolahan data dengan pengujian kuesioner, analisis hasil identifikasi dari hasil rekapitulasi penyebaran kuesioner dan membuat kesimpulan dan saran untuk perbaikan.

4. Pengumpulan dan Pengolahan DataDalam penelitian mengenai shift kerja ini diperlukan kuesioner dampak shift

kerja yang bertujuan untuk mengetahui keluhan pekerja yang dikarenakan dampak dari shift kerja dan kuesioner nordic body map yang bertujuan untuk mengetahui apakah shift kerja berpengaruh terhadap keluhan fisik. Kuesioner penelitian ini disebarkan di PT. Flambindo Cortama beralamat di Jl. Raya Perancis, Pergudangan 75 Blok D No. 9 Tangerang 11810. Populasi adalah pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja di bagian produksi PT. Flmbindo Cortama, dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 80 responden yang bekerja shift pagi dan shift malam. Besarnya sampel penelitian ini ditentukan berdasar kriteria pekerja tetap atau masa kerja di atas satu tahun. Kriteria tersebut menjadi pertimbangan, karena pekerja yang telah bekerja di atas satu tahun telah terbiasa melakukan pekerjaan dengan sistem shift.

Kuesioner dampak shift kerja merupakan kuesioner yang dirancang sendiri berdasarkan variabel- variabel dampak shift kerja yang dikemukakan oleh Attwood, Joseph, dan Danz- Reece (2004), sehingga perlu dilakukan uji validasi dan uji reliabilitas sebelum disebarkan. Variabel-variabel dalam kuesioner dampak shift kerja yaitu performansi, kesehatan dan psikososial. Sedangkan untuk kuesioner nordic body map merupakan kuesioner yang sudah

Page 5: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

5

umum digunakan dalam pengukuran penelitian, dalam hal ini peneliti mengadopsi dari Tirtayasa, Adiputra, dan Djestawana (2003). Kuesioner nordic body map menggunakan tabel nordic yang menjelaskan bagian-bagian tubuh yang secara umum sering dirasakan sakit oleh pekerja, mulai dari leher bagian atas hingga ujung kaki. Skala kuesioner yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

A. Pretest KuesionerSebelum menyebarkan kuesioner sebenarnya, perlu dilakukan

penyebaran kuesioner pretest yaitu sampel penyebaran kuesioner untuk mengetahui apakah responden mengetahui maksud dari pernyataan yang diajukan. Pretest kuesioner hanya dilakukan untuk kuesioner dampak shift kerja karena kuesioner tersebut merupakan kuesioner hasil rancangan sendiri sehingga perlu dilakukan pretest kuesioner untuk apakah kuesioner hasil rancangan tersebut telah valid dan reliabel atau belum. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 30 responden kepada pekerja produksi di PT. Flambindo Cortama secara random.

B. Uji Validasi Uji validitas adalah untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut

memiliki taraf kesesuaian atau ketepatan dalam melakukan pengukuran.

C. Uji Reliabilitas Selanjutnya berdasarkan kuesioner pretest dilakukan uji reliabilitas. Keandalan (reliability) didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Reliabilitas dapat juga dikatakan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan alat ukur dalam mengukur konsep yang ingin diukur. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0. Nilai koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach) berkisar antara 0 hingga 1. Makin besar koefisien ini maka makin besar keandalan alat ukur yang digunakan. Jika nilai koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach) ≥ 0.7 maka ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan sudah handal.

D. Pengukuran Denyut NadiPengukuran denyut nadi dilakukan dengan menggunakan alat

Pulsemeter terhadap 5 orang responden. Pengukuran dilakukan pada saat sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja dengan tujuan untuk melihat perbandingan rata-rata denyut nadi sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja. Jam kerja yang diberlakukan di perusahaan adalah 8 jam per hari. Sampel yang di ambil pada pengukuran denyut nadi ini adalah 5 orang responden. Hal ini dikarenakan keterbatasan izin dari perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka dipilih departemen yang memiliki beban kerja yang paling berat dibandingkan

Page 6: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

6

departemen lainnya yaitu departemen press. Departemen produksi ini mengharuskan pekerja bekerja dalam keadaan berdiri serta terus-menerus melakukan perputaran tubuh dari waktu ke waktu untuk mengambil bahan baku. Oleh karena itu, untuk pengukuran denyut nadi dilakukan pada pekerja di departemen produksi bagian press dengan jumlah pekerja tetap sebanyak 60 pekerja. Bagian ini dipilih karena lingkungan kerja pada bagian ini dipengaruhi oleh lingkungan yang panas dan kondisi kerja yang lebih berat dibandingkan departemen yang lain. Pengukuran dilakukan pada shift pagi pukul 08.00-16.00 selama 2 hari (Selasa dan Kamis) dan pada shift malam selama 2 hari pukul 20.00-04.00 (Minggu malam dan Selasa Malam). Pengukuran hanya dilakukan pada waktu kerja aktual yaitu selama 8 jam kerja untuk tiap shift kerja. Sedangkan untuk jam kerja lembur tidak termasuk dalam bagian pengukuran, karena jam kerja lembur di perusahaan hanya berlaku pada saat-saat tertentu. Selain itu penggunaan waktu kerja lembur yang tidak menentu menjadikan alasan untuk tidak dilakukannya pengukuran pada jam kerja lembur.

5. Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil rekapitulasi penyebaran kuesioner dampak shift kerja

kepada responden PT. Flambindo Cortama didapatkan hasil bahwa shift kerja berdampak pada performansi, kesehatan, dan psikososial.

A. Dampak Shift Kerja Terhadap PerformansiPerformansi kerja seseorang dapat berpengaruh dikarenakan kelelahan

atau kurangnya istirahat. Dalam kasus ini, performansi seseorang terpengaruh karena pergantian shift kerja yang terjadi pada tiap minggunya. Seorang pekerja yang bekerja pada shift pagi dan minggu berikutnya bekerja pada shift malam, maka pekerja tersebut akan melakukan adaptasi pada lingkungan sekitar setiap minggunya. Permasalahan yang banyak terjadi adalah adaptasi setiap orang berbeda-beda, banyak diantaranya memerlukan waktu lama untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru. Keluhan responden shift pagi yang berpengaruh terhadap performansi kerja pekerja adalah responden menyatakan biasa saja dalam melakukan pekerjaan dengan kecepatan yang sama tiap jamnya. Keluhan tersebut disebabkan kurangnya konsentrasi yang diakibatkan oleh rasa kantuk. Rasa kantuk tersebut diakibatkan karena pergantian shift. Pekerja yang sebelumnya bekerja pada shift malam akan sulit beradaptasi untuk bekerja pada shift pagi. Berdasarkan hasil wawancara, pekerja dapat beradaptasi pada jam kerja shift pagi setelah hari ke 3 shift pagi. Bagi pekerja yang bekerja dengan sistem shift rotasi, fungsi tubuh mereka terus beradaptasi dengan lingkungan sekitar setiap minggunya. Menurut Kuswadji (1997), tubuh manusia sebenarnya mudah menyesuaikan dengan keadaan luar, sebagaimana dengan keluar masuknya matahari. Perbedaan dengan siklus tubuh manusia hanya satu jam per hari. Itu adalah masa maksimal. Pada pekerja shift ada perbedaan selama 8 jam. Ini tentu saja memerlukan penyesuaian selama 8 hari. Dengan kata lain jika

Page 7: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

7

seorang pekerja sudah bekerja malam selama satu minggu, maka dia sudah menjadi manusia malam. Jika setelah itu diubah lagi menjadi pekerja siang, dia perlu penyesuaian seminggu pula. Sedangkan keluhan pada performansi yang dirasakan oleh responden shift malam adalah sebagai berikut: 1. Responden menyatakan tidak mampu untuk melakukan suatu tindakan

dengan tepat jika terjadi masalah dalam pekerjaan, 2. Responden menyatakan tidak dapat melakukan tindakan yang cepat jika

terjadi kesalahan dalam pekerjaan, 3. Responden menyatakan tidak dapat menerima arahan pekerjaan dari atasan

dengan baik, 4. Responden menyatakan terkadang tidak dapat mengingat tugas yang

diberikan dengan benar, 5. Responden menyatakan terkadang tidak mampu menyampaikan informasi

pekerjaan terhadap rekan kerja dengan benar, dan 6. Responden menyatakan terkadang tidak mampu melakukan perencanaan

dalam pekerjaan. Keluhan yang dirasakan pada shift malam lebih banyak dirasakan

oleh responden. Hal ini disebabkan karena tuntutan bekerja shift menyebabkan gangguan pada circadian rhythm dan pada metabolisme tubuh kita. Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem kerja shift. Kerja shift membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktu makan dan waktu berkumpul bersama keluarga. Secara umum, semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada siang hari. Sedangkan pada malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan sumber daya (energi). Itulah sebabnya mengapa orang yang bekerja pada shift malam sering merasa mengantuk dan kelelahan saat bekerja. Kelelahan dan insomnia adalah keluhan yang umum bagi para pekerja shift. Kelelahan ini akan menurunkan daya konsentrasi, motivasi, daya ingat dan reaksi mental yang dapat mempengaruhi semua aspek kinerja. Selain itu, pekerjaan yang memerlukan kewaspadaan dan tugas monoton lainnya juga akan terpengaruh, karena pada saat bekerja malam hari, seseorang tidak dapat mempertahankan kewaspadaan dan perhatiannya. Menurut Singleton (1972) pada shift malam, konsentrasi atau konsistensi menurun dari waktu ke waktu karena perubahan dari shift pagi ke shift malam. Tubuh pekerja masih memerlukan adaptasi maksimal selama 8 hari akibat bekerja dari shift pagi. Penurunan konsentrasi ini terjadi karena selama malam fungsi fisiologi tubuh benilai rendah. Pola aktivitas tubuh akan terganggu bila bekerja pada malam hari dan maksimum terjadi pada shift malam.

B. Dampak Shift Kerja Terhadap KesehatanShift kerja menunjukan keterkaitan langsung dengan kesehatan.

Gangguan kesehatan yang dimaksud adalah gangguan kesehatan mental dan fisik. Pada gangguan kesehatan mental akan berpengaruh terhadap emosi, motivasi kerja dan mood kerja. Sedangkan pada gangguan kesehatan fisik akan berpengaruh terhadap nafsu makan, pencernaan, dan kualitas dan kuantitas tidur. Pada penelitian ini terdapat persamaan keluhan dampak shift

Page 8: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

8

kerja terhadap kesehatan antara shift pagi dan shift malam, persamaan tersebut adalah sebagai berikut :1. Terkadang merasa mudah marah,2. Terkadang mudah tersinggung dan3. Pernah kehilangan nafsu makan.

Pada shift pagi dan shift malam terdapat persamaan keluhan. Hal ini menunjukkan bahwa pada shift pagi maupun shift malam pekerja mengalami keluhan mental. Keluhan mental yang dimaksud adalah adanya rasa cemas, sedih, marah, kesal, khawatir, rendah diri, kurang percaya diri dan lain-lain. Hal ini dapat diakibatkan dari ketidakpuasan pekerja karena kurangnya sosialisasi bersama keluarga yang diakibatkan perputaran shift kerja, atau kurangnya waktu istirahat setelah terjadinya pergantian shift kerja dan jenis kerja yang monoton yang membuat pekerja merasa bosan, mudah tersinggung dan mudah marah. Sedangkan keluhan lainnya yang hanya dirasakan pada shift malam diantaranya adalah :1. Tidak bisa berusaha bekerja keras untuk mencapai hasil kerja yang baik,2. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu,3. Tidak senang dalam melakukan pekerjaan,4. Tidak dapat tidur nyenyak, dan5. Tidur kurang dari 8 jam.

Keluhan yang dirasakan pada shift malam lebih banyak dirasakan olehresponden dibandingkan pada shift pagi. Emosi akan meningkat dan motivasi kerja akan menurun bagi pekerja yang bekerja di malam hari. Menurunnya motivasi kerja ini disebabkan kelelahan yang timbul karena kurangnya istirahat. Bagi para pekerja giliran malam, masalah timbul pada kebiasaan tubuh. Pekerja malam mengakali dengan tidur di pagi hingga siang hari untuk mengganti kebutuhan tidur 8 jam perhari. Masalahnya, tubuh harus dibuat melawan siklus alami yakni bekerja berdasar cahaya terang dan beristirahat saat gelap malam. Pekerja yang bekerja pada shift malam terpaksa harus istirahat pada siang hari, ketika kondisi tubuhnya terbangun, dan begitu juga sebaliknya. Tidur pada siang hari biasanya lebih pendek dibandingkan dengan tidur pada malam hari, dan kualitas tidur pada siang hari tidak sebaik tidur pada malam hari karena pengaruh cahaya matahari dan kebisingan. Dampak dari rendahnya kualitas dan kuantitas tidur ini dapat memicu kantuk pada saat bekerja. Pada saat seseorang mengantuk, maka ia akan dengan mudah kehilangan konsentrasi sehingga dapat memicu emosi dan motivasi kerja seseorang. Hal lain yang harus diwaspadai adalah akumulasi dari dampak kantuk yang akan terasa setelah beberapa hari. Bukti dari para ahli menunjukkan pengalihan jam tubuh alami mempengaruhi ritme jantung, sehingga memicu perubahan hormonal dan metabolisme. Pengalihan itu ternyata meningkatkan resiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

C. Dampak Shift Kerja Terhadap PsikososialFaktor-faktor psikososial dapat mempengaruhi performansi kerja

dan kepuasan kerja. Masalah dan gangguan pada umumnya terkait dengan tiga faktor: jadwal shift kerja, perbedaan individu, dan kehidupan pribadi dan sosial pekerja. Dengan adanya pergeseran jadwal shift kerja, kehidupan

Page 9: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

9

pribadi dan kehidupan sosial seorang pekerja akan terganggu. Pada peneilitan ini terdapat persamaan keluhan dampak shift kerja terhadap psikososial antara shift pagi dan shift malam, persamaan tersebut adalah sebagai berikut :1. Terkadang tidak memiliki waktu untuk melakukan hobi,2. Terkadang tidak memiliki kesempatan berkumpul dengan keluarga,3. Terkadang tidak memiliki waktu untuk berekreasi,4. Terkadang tidak memiliki waktu untuk berbincang dengan rekan kerja yang

berbeda shift, dan5. Terkadang tidak dapat ikut serta dalam kegiatan sosial.

Pada shift pagi keluhan yang dirasakan responden memiliki persamaan dengan keluhan yang dirasakan pada shift malam. Namun tingkat keluhan yang dirasakan lebih besar pada shift malam. Hal tersebut diakibatkan dari perputaran shift kerja yang memberi pengaruh terhadap pekerja baik pada shift pagi maupun pada shift malam. Ketika para pekerja adalah bagian dari sistem perputaran jadwal shift, mereka merasa sulit untuk mengembangkan dan mempertahankan interaksi sosial dengan teman-teman yang kebetulan berada di pergeseran berbeda karena proses rotasi. Oleh karena itu, pekerja tersebut dapat mengalami isolasi sosial. Selain itu, perputaran shift kerja mempengaruhi terhadap tingkat sosialisasi pekerja karena interaksinya terhadap lingkungan menjadi terganggu, seperti aktivitas sosial bersama keluarga, teman serta berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi, pendidikan, dan masyarakat. Dampak sosial tersebut akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pekerja. Sedangkan keluhan lainnya pada shift malam yang tidak dirasakan pada shift pagi adalah responden tidak memiliki waktu untuk mengobrol dengan keluarga seusai bekerja. Pada shift malam, pekerja memiliki waktu yang lebih sedikit untuk melakukan interaksi sosial. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa pekerja shift terkadang tidur saat kegiatan sosial berlangsung. Hal ini menyebabkan pekerja sulit memberikan waktunya pada keluarga, berkumpul dengan teman atau berinteraksi dengan masyarakat untuk mendapatkan nilai sosial yang besar.Berdasarkan hasil rekapitulasi penyebaran kuesioner nordic body map kepada responden PT. Flambindo Cortama didapatkan hasil sebagai berikut :

A. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan FisikSecara fisiologis, kelelahan yaitu penurunan kekuatan otot yang

disebabkan oleh kehabisan tenaga dan peningkatan sisa-sisa metabolisme. Kelelahan terjadi karena beberapa hal, misalnya melakukan aktifitas monoton, beban kerja dan waktu kerja yang berlebihan, lingkungan kerja, fasilitas kerja, keadaan psokologis dan keadaan gizi. Sebagian besar kecelakaan kerja ada kaitannya dengan kelelahan kerja. Untuk meminimasi kelelahan, ada baiknya memperhatikan kondisi kerja terlebih dahulu, terutama pada saat shift malam. Lama shift kerja tidak terlalu panjang, dan penyiapan yang baik sebelum tugas malam dengan memperhatikan kondisi kerja, agar penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dapat menurun.

Keluhan fisik yang sering dirasakan pekerja setelah bekerja adalah sebagai berikut :

Page 10: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

10

1. Responden sering merasa sakit di bagian lengan atas kanan2. Responden sering merasa sakit di bagian pergelangan tangan kiri3. Responden sering mearsa sakit di bagian pergelangan tangan kanan4. Responden sering merasa sakit di bagian paha kiri5. Responden sering merasa sakit di bagian paha kanan6. Responden sering merasa sakit di bagian betis kiri7. Responden sering merasa sakit di bagian betis kanan8. Responden sering merasa sakit di bagian pergelangan kaki kiri9. Responden sering merasa sakit di bagian pergelangan kaki kanan10. Responden sering merasa sakit di bagian kaki kiri

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap nordic body map kuesioner, responden merasakan keluhan fisik pada segmen tubuh yang sama baik pada shift pagi maupun pada shift malam. Hal ini menunjukkan bahwa shift kerja tidak mempengaruhi permasalahan pada keluhan fisik, namun dapat diakibatkan dari jenis pekerjaan dan beban kerja pada shift pagi maupun shift malam adalah sama.

Dari keluhan-keluhan yang dirasakan responden diatas, berdasarkan nilai persentase diatas 50%, keluhan yang paling banyak dirasakan responden adalah pada bagian betis kiri dan betis kanan dan juga pada bagian kaki kiri dan kaki kanan. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerjaan yang mengharuskan responden berdiri selama melakukan pekerjaannya. Departemen produksi yang mengharuskan pekerja berdiri secara terus-menerus diantaranya adalah pada bagian press, cutting, swearjing, turret. Keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja tersebut sebaiknya diatasi dengan memperbaiki posisi kerja pekerja. Pihak perusahaan harus dapat meminimasi keluhan yang dirasakan pekerja. Keluhan tersebut apabila dibiarkan akan menjadi rasa sakit yang berkepanjangan bagi pekerja. Khususnya pada shift malam, dimana fungsi fisiologi sedang mengalami pemulihan, sehingga pekerja shift malam sangat rentan terhadap keluhan fisik. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan mengatur cara kerja dan posisi kerja pekerja. Untuk dapat melakukan perbaikan ini maka perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut sehingga dapat membantu meringankan cara kerja pekerja di PT. Flambindo Cortama

B. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Denyut NadiPengukuran denyut nadi merupakan salah satu cara untuk

mengetahui kelelahan kerja bagi pekerja shift. Rata-rata denyut nadi seorang pekerja yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat kelelahan dan beban kerja yang dialami pekerja tersebut tinggi. Secara umum semua fungsi tubuh meningkat pada siang hari, mulai melemah pada sore hari dan menurun pada malam hari untuk pemulihan dan pembaharuan. Kondisi melemahnya fungsi tubuh ini, ditambah dengan tuntutan tanggung jawab pekerjaan yang menumpuk dapat mengakibatkan kelelahan. Selain itu, kemungkinan adanya lingkungan fisik yang terlalu menekan, kurangnya kontrol yang dirasakan akibat melemahnya fungsi tubuh dan kurangnya hubungan interpersonal skill pada shift malam menjadi penyebab melemahnya fungsi tubuh.Dalam penelitian ini, pengukuran denyut nadi dilakuan pada saat sebelum bekerja, saat bekerja,

Page 11: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

11

dan saat setelah bekerja. Hasil pengukuran denyut nadi tersebut kemudian diuji hipotesis ANOVA untuk mengetahui apakah terdapat pebedaan signifikan antara denyut nadi shift pagi dengan denyut nadi shift malam.

1. Pengukuran Denyut Nadi Saat Sebelum BekerjaHasil pengujian hipotesis ANOVA, menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara denyut nadi shift pagi dengan denyut nadi shift malam saat sebelum bekerja. Meskipun demikian, bila dilihat secara grafik rata-rata denyut nadi pada shift malam masih menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan shift pagi. Hal ini disebabkan pada saat sebelum bekerja, khususnya pada shift malam pekerja telah melakukan aktifitas diluar pekerjaan sebelum ia mulai bekerja. Hal lainnya juga dapat disebabkan dari perbedaan lingkungan yang terjadi di pagi hari dan di malam hari, atau dapat diakibatkan dari keadaan mental pekerja yang tidak siap untuk bekerja pada malam hari.

2. Pengukuran Denyut Nadi Saat BekerjaHasil pengujian hipotesis ANOVA, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara denyut nadi shift pagi dengan denyut nadi shift malam saat bekerja. Pada umumnya, tubuh manusia bersistirahat pada malam hari sehingga denyut nadi mengalami penurunan untuk recovery, namun bagi pekerja shift yang bekerja pada malam hari menyebabkan pengaturan sirkulasi dalam tubuh manusia untuk bekerja lebih pada malam hari yang menyebabkan denyut nadi pada shift malam mengalami peningkatan karena memaksakan untuk bekerja. Pada shift malam, tingkat kelelahan saat bekerja lebih tinggi, hal tersebut dapat dilihat pada grafik denyut nadi bahwa rata-rata denyut nadi pada shift malam lebih besar dari pada rata-rata denyut nadi pada shift pagi. Intensitas lamanya bekerja juga dapat mempengaruhi kerja denyut nadi. Oleh karena itu, perancangan jadwal shift kerja yang baik perlu dilakukan.

3. Pengukuran Denyut Nadi Saat Setelah BekerjaHasil pengujian hipotesis ANOVA, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara denyut nadi shift pagi dengan denyut nadi shift malam saat setelah bekerja. Rata-rata denyut nadi pada saat setelah bekerja pada shift pagi maupun shift malam menunjukkan hasil yang hampir mendekati rata-rata denyut nadi pada saatsebelum bekerja. Bila dilihat secara grafis, rata-rata denyut nadi pada shift pagi dan shift malam cukup berdekatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada shift pagi maupun pada shift malam, pekerja mempunyai tingkat recovery yang sama. Dari hasil pengukuran denyut nadi, baik pada saat sebelum bekerja, saat bekerja, dan saat setelah bekerja, bila dilihat secara grafik denyut nadi pada shift malam lebih besar dibandingkan dengan denyut nadi pada shift pagi. Hal ini menunjukkan bahwa pada malam hari fungsi fisiologi tubuh manusia tidak dapat melakukan pekerjaan seperti halnya pada saat pagi atau siang hari. Selain itu pengaruh-pengaruh dari luar menjadi fakor

Page 12: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

12

penyebab denyut nadi di malam hari labih tinggi dibandingkan di pagi hari ataupun siang hari. Seperti pengaruh dari lingkungan, kondisi kesehatan, dan kondisi psikis menjadi salah satu faktor penyebab denyut nadi di malam hari lebih besar dibandingkan di pagi hari.

Namun, meski secara grafik menunjukkan bahwa denyut nadi pada shift malam lebih besar dari pada denyut nadi pada shift pagi, rata-rata denyut nadi ini menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan responden masih dalam kategori pekerjaan ringan hingga sedang yaitu berada diantara 60-100 detak/menit (suma’mur, 1989). Hal ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang ada masih bisa diterima oleh fisik pekerja baik pada shift pagi maupun pada shift malam.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, tidak menunjukkan adanya beban kerja yang berat bagi pekerja shift. Tapi apabila merujuk kepada hasil kuesioner dampak shift kerja, terdapat keluhan- keluhan yang mengindikasikan bahwa sistem shift kerja di PT. Flambindo Cortama perlu dilakukan perbaikan. Keluhan-keluhan yang banyak dirasakan oleh pekerja adalah pada variabel kesehatan dan psikososial. PT. Flambindo Cortama memiliki 2 jadwal shift kerja, yaitu shift pagi dan shift malam. Perputaran jadwal shift kerja dilakukan setiap satu minggu. Jumlah jam kerja yang tersedia adalah 8 jam kerja per harinya, namun terkadang dengan jadwal yang tidak pasti, pekerja dikenakan lembur sehingga jam kerja yang diterima oleh pekerja melebihi dari 8 jam kerja. Dengan jadwal shift kerja tersebut, pekerja shift di PT. Flambindo Cortama akan mengalami kesulitan beradaptasi pada lingkungan kerja setiap minggunya. Ketika mereka sudah terbiasa dengan pekerjaan pada malam hari, mereka akan mengalami kesulitan ketika berpindah pada shift pagi pada minggu berikutnya. Jadwal shift kerja lama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Jadwal Shift Kerja LamaNo Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Pagi Malam OffTotalShiftS S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R

1 Grup 1 P P P P P O M M M M M M O O P P P P P O M M M M M M O O P P P 13 12 6 252 Grup 2 M M M M M O O P P P P P O M M M M M M O O P P P P P O M M M M 10 15 6 25

Keterangan : P (Pagi) M (Malam) O (Off)

Perbaikan yang diberikan adalah mencoba mengusulkan perubahan jadwalshift kerja menjadi 3 shift kerja dengan pola 2-2-2 (Pola Metropolitan), dengan jadwal jam kerja shift pagi dimulai pada pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 15.00, jadwal jam kerja shift sore dimulai pada pukul 15.00 dan berakhir pada pukul 23.00, jadwal jam kerja pada shift malam dimulai pada pukul 23.00 dan berakhir pada pukul 07.00. Dengan jumlah pekerja yang ada di PT. Flambindo Cortama memungkinkan untuk membuat jadwal shift kerja menjadi 3 shift kerja. Diharapkan dengan jadwal shift kerja yang baru tersebut dapat

Page 13: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

13

mengurangi keluhan-keluhan dari dampak shift kerja. Dengan pergantian jadwal shift kerja yang dilakukan setiap 2 hari sekali dan diberikan libur setelah bekerja pada shift malam, memungkinkan pekerja untuk dapat berisitrahat dengan cukup setelah melakukan aktivitas di malam hari. Selain itu, dengan sistem shift kerja tersebut tidak perlu lagi diberikan jam kerja lembur karena proses produksi telah berlangsung selama 24 jam sehingga dengan demikian secara tidak langsung juga dapat mengurangi upah pekerja. Usulan jadwal shift kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Usulan Jadwal Shift Kerja BaruNo Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Pagi Sore Malam OffTotalShiftS S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R

1 Grup 1 P P S S M M O O P P S S M M O O P P S S M M O O P P S S M M O 8 8 8 7 242 Grup 2 S S M M O O P P S S M M O O P P S S M M O O P P S S M M O O P 7 8 8 8 233 Grup 3 M M O O P P S S M M O O P P S S M M O O P P S S M M O O P P S 8 7 8 8 23

Keterangan : P (Pagi) M (Malam) O (Off)

Dipilihnya jadwal shift kerja dengan pola 2-2-2 (Pola Metropolitan) adalah untuk mempersingkat sisitem rotasi shift kerja. Dengan mempersingkat rotasi shift kerja maka dapat mempersingkat pula tingkat adaptasi pekerja ketika dilakukan pergantian jadwal shift kerja dari malam ke pagi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, menurut Kuswadji (1997), perbedaan siklus tubuh manusia hanya satu jam per hari. Itu adalah masa maksimal. Pada pekerja shift ada perbedaan selama 8 jam. Ini tentu saja memerlukan penyesuaian selama 8 hari. Dengan kata lain jika seorang pekerja sudah bekerja malam selama satu minggu, maka dia sudah menjadi manusia malam. Jika setelah itu diubah lagi menjadi pekerja siang, dia perlu penyesuaian seminggu pula. Dengan diberlakukannya pola shift kerja 2-2-2, pekerja dapat melakukan penyesuaian pada saat libur setelah bekerja malam.

Berdiri merupakan salah satu postur alami manusia yang sebenarnya tidak menimbulkan bahaya kesehatan tertentu. Tapi jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama hal ini akan mempengaruhi kondisi tubuh, sama seperti halnya bahaya terlalu lama duduk. Bekerja dalam posisi berdiri untuk jangka waktu panjang secara teratur bisa menyebabkan kaki sakit, pembengkakan kaki, varises, kelelahan otot umum, nyeri pinggang serta kekakuan pada leher dan bahu. Hal ini karena tubuh dipengaruhi oleh pengaturan daerah kerja sehingga membatasi posisi-posisi tubuh pekerja dalam beraktivitas. Akibatnya tubuh pekerja hanya memiliki sedikit kebebasan bergerak dan menjadi lebih kaku. Kurangnya fleksibilitas tubuh akan menyebabkan masalah kesehatan. Bekerja dalam posisi berdiri pada jangka panjang akan menimbulkan ketidaknyamanan dan akhirnya jika berlangsung terus menerus bisa mengakibakan masalah kesehatan yang parah dan kronis. Terlalu lama berdiri membuat otot menjadi kaku sehingga secara efektif bisa mengurangi suplai

Page 14: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

14

darah ke otot-otot. Akibatnya aliran darah berkurang sehingga mempercepat timbulnya kelelahan dan menyebabkan nyeri pada otot-otot punggung, kaki dan leher (otot-otot ini digunakan untuk mempertahankan posisi tubuh). Pekerja tidak hanya merasakan ketegangan otot tapi juga ketidaknyamanan lainnya seperti berkumpulnya darah di kaki, serta berdiri terlalu lama mengakibatkan radang pembuluh darah. Peradangan ini dari waktu ke waktu berkembang menjadi varises kronis dan menyakitkan. Selain itu juga bisa menyebabkan sendi di tulang belakang, pinggul, lutut dan kaki menjadi seperti terkunci yang nantinya memicu terjadinya penyakit rematik degeneratif akibat kerusakan pada tendon dan ligamen (struktur yang mengikat otot tulang). Meski begitu beberapa hal bisa dilakukan pekerja untuk mengurangi dampak yang tidak menyenangkan, yaitu sebagai berikuta. Menggunakan alas kaki yang nyaman.b. Jika memang harus menggunakan sepatu bertumit sebaiknya pilihlah tinggi

sepatu yang kecil atau di bawah 5 cm.c. Usahakan untuk duduk disela-sela waktu kerja atau setidaknya ketika ada

waktu istirahat melakukan peregangan secara teratur misalnya setidaknya 30 menit atau 1 jam, peregangan dilakukan untuk mengurangi tekanan pada kaki, bahu, leher dan kepala.

6. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil pembahasan dan analisis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Berdasarkan hasil penelitian, identifikasi keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh pekerja adalah sebagai berikut:a. Dampak shift kerja dirasakan oleh pekerja yang bekerja pada shift

pagi dan shift malam. Tetapi, pekerja yang bekerja pada shift malam lebih banyak merasakan keluhan dampak shift kerja dibandingkan saat bekerja shift pagi. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan oleh pekerja terhadap performansi, kesehatan dan psikososial pekerja.

b. Pada keluhan fisik (nordic body map), tidak ada perbedaan antara keluhan fisik pada segmen tubuh yang dirasakan responden pada shift pagi dengan keluhan yang dirasakan responden pada shift malam. Hal ini menunjukkan bahwa shift kerja tidak mempengaruhi permasalahan pada keluhan fisik, namun dapat diakibatkan dari cara kerja, jenis pekerjaan, dan beban kerja pada shift pagi maupun shift malam yang sama.

c. Pengukuran beban kerja dilakukan dengan mengukur denyut nadi pekerja, pada saat bekerja shift pagi dan shift malam. Hasil pengukuran dari denyut nadi terdapat perbedaan antara shift pagi dan shift malam. Secara grafik menunjukkan bahwa pekerja shift malam memiliki rata-rata denyut nadi yang lebih besar dibandingkan pekerja shift pagi. Pada saat sebelum bekerja, shift pagi memiliki nilai rata-rata denyut nadi sebesar 75,6 detak/menit dan pada

Page 15: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

15

shift malam memiliki nilai rata-rata denyut nadi sebesar 79,8 detak/menit. Pada saat bekerja, shift pagi memiliki nilai rata- rata denyut nadi sebesar 82,3 detak/menit dan shift malam memiliki nilai rata-rata denyut nadi sebesar 90,7 detak/menit. Pada saat setelah bekerja, shift pagi memiliki nilai rata-rata denyut nadi sebesar 81,4 detak/menit dan pada shift malam memiliki nilai rata-rata denyut nadi sebesar 84,7 detak/menit.

d. Pada hasil pengujian hipotesis ANOVA terhadap pengukuran denyut nadi, saat sebelum bekerja dan setelah bekerja didapat nilai F (sig) > dari nilai α, yaitu 0.144 > 0.05 dan 0.172 > 0.05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara denyut nadi shift pagi dengan denyut nadi shift malam saat sebelum bekerja dan setelah bekerja. Sedangkan pada saat bekerja didapat nilai F (sig) < dari nilai α, yaitu 0.001 < 0.05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara denyut nadi shift pagi dengan denyut nadi shift malam. Tetapi denyut nadi pekerja tersebut masih tergolong ke dalam tingkat pekerjaan ringan hingga sedang yaitu berada diantara 60-100 detak/menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang ada masih bisa diterima oleh fisik pekerja baik pada shift pagi maupun pada shift malam.

2. Strategi perbaikan cara kerja segmen fisik untuk mengurangi dampak terhadap keluhan fisik. Untuk mengurangi dampak keluhan fisik tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pekerja, yaitu sebagai berikut:a. menggunakan alas kaki yang nyaman.b. Jika memang harus menggunakan sepatu bertumit sebaiknya

pilihlah tinggi sepatu yang kecil atau di bawah 5 cm.c. Usahakan untuk duduk disela-sela waktu kerja atau setidaknya ketika

ada waktu istirahat melakukan peregangan secara teratur misalnya setidaknya 30 menit atau 1 jam, peregangan dilakukan untuk mengurangi tekanan pada kaki, bahu, leher dan kepala.

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan untuk perbaikan ataupun pengembangan penelitian ini kedepannya dan juga untuk PT. Flambindo Cortama sebagai perusahaan tempat dilakukannya penelitian ini. Saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut :1. Saran untuk perusahaan.

a. Hendaknya perusahaan lebih memperhatikan kondisi pekerja, khususnya pekerja yang menggunakan sistem shift kerja agar kondisi kesehatan dan kebutuhan pribadi dalam bersosialisasi tetap dapat terpenuhi.

b. Perlu dilakukankan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki cara kerja pekerja di PT. Flambindo Cortama

c. Sebaiknya perusahaan memberikan izin penuh bagi setiap mahasiswa yang akan melakukan penelitian, karena penelitian

Page 16: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

16

yang dilakukan tersebut dapat membantu perbaikan dan perkembangan bagi perusahaan.

2. Saran untuk penelitian selanjutnya.a. Menyadari kurang optimalnya penelitian mengenai shift kerja ini

yang dikarenakan keterbatasan izin penelitian dari pihak perusahaan, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian secara optimal, seperti misalnya melakukan penyebaran kuesioner dengan jumlah responden yang lebih luas, sehingga keluhan - keluhan yang dirasakan oleh pekerja dan perbandingan denyut nadi pekerja dapat terlihat lebih jelas lagi.

b. Untuk mengetahui keberhasilan dari strategi yang dirancang, maka perlu implementasi dari strategi tersebut. Setelah itu membandingkan dampak yang dirasakan pekerja antara sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan.

Daftar Pustaka

Alkamil Irfan (2011). Bahaya kerja Larut dan Shift Malam Bagi Tubuh.

http : //irf a n alk a m il.wordpres s .c o m /2 0 11/01/16/ba h a y a-kerja- l arut- d an- shift-malam-bagi-tubuh/

Antara, News (2010). Angka Kecelakaan Kerja Tahun Turun.http://ap i nd o .or.id / index.php/berita-a-ar t ikel/ k lip i ng/3 7 1- a n g k a- kecelakaan-kerja-%20ahun-2010-turun

Aschoff J, Hoffman K, dan Pohl H. (1975). Re-entrainment of Circadian Rhythms

After Phase-shift of The Zeitgeber. Chronobiologia. 2:23-78.

As’ad, M. (1987). Hubungan Faktor Umur, Pendidikan, Masa Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktifitas Kerja pada Petugas Dinas Luar Asuransi

Penelitian Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta

Depdikbud. (1996). Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Pusat Kesegaran

Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Guyton (1990), Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi III. EGC. Jakarta

Page 17: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

17

Josling, Leanne (2005). Shift Work and Ill-Health. World Socialist Website:

htt p : //w w w.wsws.org/ar t icl e s /1999/sep1999/shift-s06_pr n .sht m l .Accessed: May 18, 2005.

Kuswadji, S. (1997). Pengaturan Tidur Pekerja Shif., Cermin Dunia Kedokteran No.116/1997, 48 – 52. Jakarta

Kantor Hukum (2010). Risiko di Balik Pekerjaan yang Menuntut Banyak Berdiri.

http://w w w.kant o rh u ku m -l hs.c o m / 2 .php ? id= R is i ko- d i- B a l i k - P ek e rjaan- yang-M e nunt u t-Ban y ak-Berdiri

Suma’mur, P. K. (1993). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Haji

Masagung. Jakarta.

Tarwaka (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.

Ed 1, Cet 1. UNIBA PRESS. Surakarta.

Page 18: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. FLAMBINDO CORTAMA. TANGERANG . Ratno Adi (1) Program Studi Teknik

18