Upload
ayu-dwi-ningrum
View
466
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 1/14
PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA
MODUL IV
ARUS PERMUKAAN DAN SIRKULASI LAUT
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum modul arus permukaan dan sirkulasi laut ini
diharapkan praktikan dapat :
1. Memahami, mengerti serta membedakan antara arus pasut dan arus residu.
2. Menggambarkan penentuan sistem koordinat yang akan digunakan dalam
perhitungan.
3. Memahami dan mengerti metode pengukuran, pengolahan data, serta
analisisnya untuk penelitian tentang arus permukaan.
4. Memahami pola sirkulasi arus permukaan laut global didunia maupun di
Indonesia, beserta mekanisme terbentuknya, sifat dan karakteristiknya.
II. TEORI DASAR
II.1 Definisi Arus
Arus dan sirkulasi merupakan suatu sistem gerakan massa air laut ke arah
vertikal maupun horizontal yang membangkitkan adanya keseimbangan distribusi
massa dan temperatur.
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 2/14
Gerakan-gerakan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor dominan seperti
pasang, surut, angin dan perbedaan densitas. Berdasarkan faktor penyebab
terjadinya, macam-macam arus antara lain adalah arus geostropik, arus Ekman,
arus antitropik, dll.
Dalam mempelajari arus kita juga mengenal spiral Ekman dan transport
Ekman. Fenomena spiral Ekman ini terjadi apabila angin berhembus didekat
permukaan laut (atau danau) menyebabkan arus permukaan dan diikuti dengan
pola arus dibawahnya berbentuk spiral. Rata-rata dari gerakan massa air laut
terhadap kedalaman tersebut dinamakan transport Ekman.
Arus laut secara umum digambarkan dalam bentuk skematik sebagai berikut:
II.1.1 Arus Pasut
Arus pasut adalah pergerakan massa air laut secara horizontal yang
dihubungkan dengan naik turunnya permukaan air laut. Arus pasang surut ini
disebabkan oleh adanya fenomena pasang surut air laut. Pada waktu pasang
surut disuatu perairan, maka arus laut akan bergerak menuju arah pasang,
sebaliknya arus bergerak dari daerah yang mengalami pasang pada saat
surut. Arus pasut akan mengalami perubahan pergerakan pada saat elevasi
maksimum maupun minimum.
Satriyo>>Selvi>>Kidung
Arus
ARUS UMUM
Arus Pasut
Harian Ganda
Arus Angin
ARUS PASUT
ArusArus Pasut
Campuran
ARUS RESIDU
Arus Pasut
Harian Tunggal
Arus Dasar
Arus
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 3/14
Gerakan arus pasut ada dua tipe, yaitu gerak rotasi dan gerak yang
berubah arah (belok). Dilaut lepas, gerak arus pasut adalah gerak rotasi yang
berbentuk ellips, dimana arah rotasi adalah searah dengan putaran jarum jam
di BBU dan berlawanan arah dengan jarum jam di BBS.
II.1.2 Arus Residu
Arus residu adalah kolom air rata-rata yang telah melalui current meter
pada suatu periode waktu tertentu. Data pengolahan arus residu dapat kita
analisis penyebab dominan terjadinya arus residu, dengan melihat bagaimana
periode ulang dari magnitudenya atau bentuk siklus dari arus pembentuknya.
Diagram vektor dinamik adalah suatu metode analisis dari arus residu
yang menggunakan data yang dihasilkan dari current meter yaitu dengan
menghitung panjang kolom air yang melewati current meter. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan kecepatan rata-rata dan transport volume air
rata-rata dengan perhitungan komponen-komponen arus residu secara
sistematis maupun pengeplotan dengan vektor dinamik. Ini digambarkan
secara geometris oleh suatu tanda panah yang mempunyai panjang
sebanding dengan magnitude kecepatan arusnya dan arah yang tepat dengan
arus tersebut.
Arus residu sendiri itu dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
1. Arus Tetap, merupakan arus yang selalu ada walaupun pada perairan
tersebut tidak terjadi hembusan angin ataupun pasang surut.arus tetap ini
terbagi atas dua macam, yaitu arus konveksi dan arus dasar.
2. Arus Gradien atau arus geostropik, merupakan arus yang ditinjau karena
adanya kemiringan (slope) bidang isobar dengan bidang datar. Arus
geostropik ini bergerak pada bagian interior laut (daerah yang jauh dari
permukaan dua dasar laut) dan tidak dipengaruhi oleh adanya gaya
gesekan, baik gesekan dasar maupun gesekan angin di permukaan.
3. Arus Angin atau biasa disebut dengan arus Ekman, merupakan arus
dilapisan permukaan yang ditimbulkan oleh angin.
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 4/14
II.2 Metode Pengukuran Arus
II.2.1 Pengukuran Arus Metode Lagrange
Pengukuran arus dengan metode Lagrange yang kita lakukan pada
prinsipnya adalah mengikuti jejak partikel air laut yang digerakkan oleh arus.
Peralatan pengukur yang diperlukan berupa pelampung dan alat penentu
arah seperti Theodolit/Plane Table. Pengukuran biasanya dilakukan dari dua
tempat dipantai yang berbeda posisinya sudah diketahui, sementara itu
pelampung dilepaskan ditengah laut. Untuk interval waktu tertentu posisi
pelampung diukur dari kedua tempat tersebut sehingga pergerakannya
dapat diamati dan dicatat.
II.2.2 Pengukuran Arus Metode Euler
Pada dasarnya pengukuran arus memberikan informasi mengenai
medan kecepatan disetiap tempat dilaut. Bila kita ingin melakukan analisis
dengan metode Euler maka yang akan kita lakukan adalah menempatkan
alat pengukur kecepatan dan arah arus (Current Meter). Current Meter dapat
diletakkan pada kedalaman dan posisi tertentu untuk mencatat arah dan
kecepatan arus dilaut yang akan kita amati. Apabila data-data pengukuran
diseluruh titik dalam daerah yang akan kita tinjau kita plot kedalam peta
maka akan didapatkan pola sebaran arus pada saat tertentu.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat Pengukuran
1. Current meter: pada prinsipnya current meter ini merupakan alat yang dilengkapi
baling-baling, kumparan dan skala penunjuk kecepatan dimana setelah alat
diturunkan baling-balilng mulai berputar, ekor menggerakan badan alat kearah
sesuai dengan datangnya arus. Besar nilai arus biasa dibaca pada skala
penunjuk yang ada diatas kapal survey.
2. Kompas: digunakan untuk menentukan arah arus yang mana penentuannya
berdasarkan arah/posisi current meter.
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 5/14
3. Pelampung, yang diberi hambatan /resisten body untuk pengukuran arus.
4. Theodolit/Plane Table: alat untuk mengukur sudut dan arah.
5. Stop Watch/jam: digunakan untuk penentuan selang waktu yang digunakan
dalam pengamatan.
B. Alat Pengolahan Data
Tabel data arus
Peta arus
Busur derajat
Penggaris
Jangka
IV. TUGAS PENDAHULUAN
Tugas pendahuluan diberikan pada saat sebelum praktikum.
Satriyo>>Selvi>>Kidung
Kalkir/kertas roti
Spidol/pensil warna
Kalkulator
Alat tulis
Diktat dan referensi yang lain
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 6/14
V. TUGAS PRAKTIKUM
A. Pengukuran arus dengan metode Lagrange
Dari hasil pengukuran dilapangan diperoleh data primer yang akan diolah lebih
lanjut. Dari pengamatan arus didapat data berupa sudut pada kedua theodolittersebut dan waktu yang akan diolah untuk mendapatkan posisi pelampung dan
kecepatan arus.
Adapun langkah-langkah pengolahan data arus adalah sebagai berikut:
1. Penentuan sistem koordinat yang akan digunakan dalam perhitungan (lihat
gambar dibawah ini)
A : Posisi theodolit A UA : Arah 00 menurut theodolit A
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 7/14
B : Posisi theodolit B UB : Arah 00 menurut theodolit B
U : Arah utara magnetis αAB : Sudut Azimuth AB
P : Posisi pelampung yang dilepaskan
2. Menghitung sudut a (sudut antara AB dan AP)
A = sudut pengamatan AB – αA
3. Menghitung sudut b (sudut antara AB dan BP)
B = αB - sudut pengamatan BA
4. Menghitung Azimuth AP
Azimuth AP = azimuth AB – A
5. Menghitung azimuth BP
Azimuth BP = azimuth AB + 180 + B
6. Menghitung jarak antara theodolit A dengan pelampung (AP)
AP/sin b = AB/sin(p)
sehingga
AP = AB (sinB)/sin(p)
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 8/14
7. Menghitung jarak antara theodolit B dengan pelampung (BP)
BP = AB sin(a)/sin(p)
8. Menentukan posisi pelampung pada sumbu X dari theodolit A (XP1)
XP1 = XA + (AP sin ((azimuth AP)*3,14/180))
9. Menentukan posisi pelampung pada sumbu Y dari theodolit A (YP1)
YP1 = YA + (AP cos ((azimuth AP)*3,14/180))
10. Menentukan posisi pelampung pada sumbu X pada theodolit B (XP2)
XP2 = XB + (BP sin ((azimuth BP)*3,14/180))
11.Menentukan posisi pelampung pada sumbu Y pada theodolit B (YP2)
YP2 = YB + (BP cos ((azimuth BP)*3,14/180))
12. Menentukan posisi fix pelampung pada sumbu X (XP)
XP = (XP1 + XP2)/2
13. Menentukan posisi fix pelampung pada sb. Y (YP)
YP = (YP1 + YP2)/2
14. Menentukan selisih jarak dalam arah sumbu X (DEL X)
DEL X = XP (pada posisi I+1 pelampung) – XP (pada posisi I pelampung)
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 9/14
15. Menentukan selisih jarak dalam arah sumbu Y (DEL Y)
DEL Y = YP (pada posisi I+1 pelampung) – YP (pada posisi I pelampung)
16. Menentukan komponen kecepatan dalam arah x (u)
u = DEL-X / DEL-T
Dimana DEL-T adalah selang waktu pembacaan posisi pelampung (30s)
17. Menentukan komponen kecepatan dalam arah y (v)
v = DEL-Y / DEL-T
18. Menentukan magnitude kecepatan arus (speed)
Speed = (u2 + v2)½
19. Menentukan arah dari magnitude kecepatan arus dengan menggunakan
prinsip kwadran system koordinat kartesian.
Mula-mula kita tentukan terlebih dahulu sudut β dengan menggunakan
rumus:
β = arctan (u/v)*180/3,14
Setelah sudut b diperoleh maka ditentukan arah dari speed tersebut yaitu:
Jika u > 0 dan v > 0, maka arah = β - KW 1
Jika u > 0 dan v < 0, maka arah = 180 – β KW 2
Jika u < 0 dan v < 0, maka arah = 180 + β KW 3
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 10/14
Jika u < 0 dan v > 0, maka arah = 360 – β KW4
20. Pengeplotan hasil kedalam peta
Hasil yang diplotkan kedalam peta adalah koordinat titik XP dan YP,
sehinggga dapat diperoleh gambaran pola arusnya.
B. Pengamatan Arus Metode Euler
Pengukuran arus dengan menggunakan current meter ini menghasilkan data
sebagai berikut (salah satu contoh data):
Dari data diatas dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Untuk masing-masing tangga kita gambarkan vektor-vektor kecepatan arus
untuk masing-masing kedalaman, dimana besar vektor menunjukkan besar
kecepatan dalam cm/detik dan arah vektor menunjukkan arah terhadap arah
utara (00) dengan arah searah jarum jam.
2. Dalam praktikum ini kedalaman pengukuran diklasifikasikan kedalam tiga
golongan, yaitu:
• Kedalaman 1 : 0,2 h
• Kedalaman 2 : 0,5 h
• Kedalaman 3 : 0,8 h
Dimana h adalah kedalaman perairan.
3. Tentukan resultan dari vektor plot kecepatan arus tersebut.
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 11/14
C. Analisis Hubungan dengan Arus Permukaan
Untuk menganalisis hubungan ini dengan arus permukaan, kita buat vektor plot
kecepatan angin dari data yang diberikan. Langkah-langkah pengolahan datanya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk masing-masing tanggal kita gambarkan vektor-vektor kecepatan angin
(seperti pada point B).
2. Untuk data kecepatan angin dilakukan konservasi satuan dari knot menjadi
cm/detik. 1 knot = 44.703 cm/detik.
3. Tentukan resultan dari vektor plot kecepatan angin.
4. Lakukan interpretasi pengaruh angin terhadap pergerakan arus dengan
bertambahnya kedalaman (bandingkan dengan point B dan C).
D. Arus Residu, Arus Pasut
1. Arus Residu
Dalam praktikum ini akan dianalisis arus residu untuk mengetahui pengaruh
arus yang dominan membentuk arus residu tersebut.
Adapun cara pengolahan datanya adalah sebagai berikut:
a. Menghitung dan Membuat tabel
no T(s) ΔT(s) V(m/s) Arah(deg) D Vx Vy Dx Dy A B R Ф kwadra
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 12/14
Dimana :
T : waktu total pengamatan
ΔT : interval waktu antara dua pembacaan
V : kecepatan arus
D : jarak = V x ΔT
(perpanjangan kolom air yang melalui current meter selama waktu antara
dua pembacaan)
Vx : kecepatan arah Timur – Barat = V sinФ
Vy : kecepatan arah Utara – Selatan = V cos Ф
Dx : jarak dalam arah Timur – Barat = D sin Ф
Dy : jarak dalam arah Utara – Selatan = D cos Ф
A = Vx – Vrx
B = Vy – Vry
b. Menghitung perpindahan arah X dan Y
∑ Dx = Dx1 + Dx2 +……………..+ Dxn
∑ Dy = Dy1 + Dy2 +……………..+ Dyn
∑ Vx = Vx1 + Vx2 +……………..+ Vxn
∑ Vy = Vy1 + Vy2 +……………..+ Vyn
Satriyo>>Selvi>>Kidung
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 13/14
c. Menghitung perpindahan residu dan menentukan magnitude kecepatan
arus residu.
@ Perpindahan residu = [(∑ Dx)2 + (∑ Dy)2]2
@ Dengan mistar dikalikan skalanya
@ Dengan rumus : Kecepatan arus residu =
d. Untuk analisisnya, gambarkan juga vektor plotnya, dalam diagram
dengan variabel East West South North.
2. Arus Pasut
a. Menghitung komponen arus pasut (R):
R = (A2 - B2)1/2
b. Menghitung arah komponen pasut
Ф = Arctan (A/B)
c. Gambarkan komponen pasut dengan vektor plot kecepatan komponen
pasut dalam diagram E-W-S-N. dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika A > 0 dan B > 0, maka plot di kwadran 1
Jika A < 0 dan B > 0, maka plot di kwadran 2
Jika A < 0 dan B < 0, maka plot di kwadran 3
Jika A > 0 dan B < 0, maka plot di kwadran 4
d. Dari hasil plot tersebut buat ellips
Satriyo>>Selvi>>Kidung
Waktu total
perpindahan residux 60 x 60
5/12/2018 modul iv osfis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-iv-osfis 14/14
VI. ANALISIS
1. Dari hasil yang diperoleh dari data dengan menggunakan metode Lagrange dan
Euler, antara lain mengenai pola lintasan pelampung, plot vektor kecepatan arus,
spiral ekman, dsb.
2. Analisis hasil pengolahan data arus residu, antara lain mengenai hasil
perhitungan matematis dan grafis vektor arus setiap saat dan vektor arus residu
serta hubungannya dengan pola pasang surut setempat.
3. Analisis arus regional Indonesia dari tiap peta yang telah diberikan, antara lain
mengenai pola arus secara umum dan ditempat-tempat tertentu serta
hubungannya dengan pola angin monsoon.
4. Analisis arus global dunia dari peta yang telah diberikan, antara lain mengenai
arus-arus yang terkenal, posisi/tempat, temperature laut relative, kecepatan
relative, penyebabnya, pengaruh terhadap iklim daerah sekitar, dsb.
VII. KESIMPULAN
Sesuaikan hasil dari pengolahan data dan analisis terhadap teori dasar yang ada.
VIII. REFERENSI
Hadi, S. 1992. Arus Laut. Laboratorium Oseanografi, Jurusan Geofisika dan
Meteorologi, ITB.
Ningsih, N.S. 2002. Oseanografi Fisika. ITB. Bandung.
Hutabarat, Sahala, dan M. Evans, Stewart. 1984.Pengantar Oseanografi. UI Press.
Jakarta.
Satriyo>>Selvi>>Kidung