25
MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : SURYA ANITA, M.Kes PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN 2017/2018 JALAN KAPTEN MUSLIM NO 79 MEDAN

MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

MODUL MATA KULIAH

SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

PENYUSUN :

SURYA ANITA, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN 2017/2018

JALAN KAPTEN MUSLIM NO 79 MEDAN

Page 2: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga penyusunan

Modul Mata Kuliah Sistem Manajemen serta Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit ini dapat

terselesaikan dengan baik. Modul ini merupakan salah satu modul ilmu kesehatan dasar yang

disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran sekaligus materi ajar prodi Kesehatan

Masyarakat. Modul ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak,

untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

2. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit

4. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan Modul Mata Kuliah

Sistem Manajemen serta Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit ini.

Page 3: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

ii

VISI DAN MISI

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

VISI

Menjadi program studi kesehatan yang unggul, berkarakter, berdaya saing global khususnya

dibidang kesehatan lingkungan tahun 2038

MISI

1. Melaksanakan pendidikan yang efektif, efesien dalam kesehatan masyarakat, khususnya

kesehatan linkungan sesuai dengan SN Dikti dan KKNI level 6 (enam)

2. Melaksanakan kregiatan penelitian dalam rangka memberikan solusi dalam berbagai

persoalan kesehatan khususnya kesehatan lingkungan

3. Melaksanakan kegiatan pengabdian maysarakat secara provesional untuk meningkatkan

status kesehatan masyarakat yang mendukung pencapaian progam pemerintah dalam

bidang kesehatan khususnya kesehatan lingkungan.

4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta institusi,

asosiasi profesi dalam dan luar negeri dalam rangka pelaksanaan tridarma perguruan

tinggi

Page 4: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

VISI DAN MISI PRODI KESEHATAN MASYARAKAT .............................................. ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I KONSEP DASAR SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN PUSKESMAS

DAN RUMAH SAKIT ....................................................................................................... 1

1.1. Pengertian Pelayanan kesehatan .................................................................................. 1

1.2. Teori Pelayanan Kesehatan ................................................................................. 1

1.3. Fungsi manajemen pelayanan kesehatan ............................................................ 1

BAB II HIRARKI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS ................................... 2

2.1. hirarki manajemen pelayanan puskesmas .................................................................... 2

BAB III APLIKASI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS ................................ 3

3.1. aplikasi manajemen pelayanan puskesmas .................................................................. 3

BAB IV SEJARAH PERUMAH SAKITAN INDONESIA ............................................... 4

4.1. sejarah rumah sakit di indonesia .................................................................................. 4

BAB V TUJUAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT ......................................................... 6

5.1. Tujuan Manajamen Rumah Sakit................................................................................. 6

BAB VI FUNGSI MANAJEMEN RUMAH SAKIT ........................................................ 6

6.1. Bagian dan Fungsi Manajemen Rumah Sakit ............................................................. 6

BAB VII SEJARAH DAN PENGERTIAN PUSKESMAS ............................................... 8

7.1. Sejarah Puskesmas ....................................................................................................... 8

BAB VIII WILAYAH KERJA DAN RUANG LINGKUP, TATA KERJA PUSKESMAS 10

8.1. Wilayah dan Ruang Lingkup Puskesmas ..................................................................... 10

8.2. Tata Kerja Puskesmas .................................................................................................. 11

BAB IX KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS ............................ 12

9.1. Kedudukan Puskesmas................................................................................................. 12

9.2. Struktur Organisasi Puskesmas .................................................................................... 12

BAB X MANAJEMEN LAYANAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS .. 15

10.1. Manajemen Layanan Puskesmas .............................................................................. 15

10.2. Sumber Pembiayaan Puskesmas ................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21

Page 5: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

1

BAB I

PENGERTIAN, PRINSIP, TEORI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

1.1. Pengertian Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan

kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo

Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran

masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah

upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi pelayanan

kesehatanmenurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau

secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok dan atupun masyarakat.

1.2. Teori Pelayanan Kesehatan

Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan ialah sebuah rancangan yang digunakan dalam membagikan

fasilitas kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan Kesehatan yakni rancangan yang digunakan

untuk membagikan fasilitas secara berkelanjutan kepada rakyat maupun masyarakat.

Pengertian Pelayanan Kesehatan Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa mengenai tentang pelayanan kesehatan menurut para ahli, yakni

sebagai berikut:

Menurut Depkes RI

Menurut pendapat dari Depkes RI, Pelayanan Kesehatan ialah usaha yang melangsungkan

individu atau berbarengan dalam komposisi untuk menghindari dan mengembangkan kesehatan,

menjaga serta mengobati penyakit dan juga mengobati kesehatan setiap masyarakat.

1.3 fungsi manajmen pelayanan kesehatan

Dalam bidang kesehatan masyarakat – Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau

suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen

kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan

Page 6: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

2

masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan

kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)

Sedangkan Fungsi manajemen, menurut beberapa ahli mengandung berbagai komponen

sebagai berikut :

1. Menurut L. Gullick manajemen mengandung beberapa unsur antara lain Planning,

Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting

2. Menurut George Terry – Planning, Organizing, Actuating, Controlling

3. Menurut Koonzt O’ Donnel – Planning, Organizing, Staffing, Directing, Controlling

4. Menurut H. Fayol – Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling

BAB II

HIRARKI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS

2.1. hirarki manajemen pelayanan puskesmas

Pelayanan Kesehatan Merupakan Faktor Penting Dalam Meningkatkan Derajat

Kesehatan Dan Kesejahteraan Setiap Insan Di Seluruh Dunia. Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) Sebagai Salah Satu Sarana Kesehatan Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan

Kepada Masyarakat Memiliki Peran Yang Sangat Strategis Dalam Mempercepat Peningkatan

Derajat Kesehatan Masyarakat. Salah Satu Cara Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas

Dilakukan Dengan Ketentuan Akreditasi. Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui

Kepuasan, Kualitas Serta Harapan Masyarakat Terhadap Puskesmas Yang Sudah Terakreditasi

Dan Belum Terakreditasi Di Kabupaten Wonogiri. Metode Yang Dipakai Dalam Penelitian Ini

Adalah Penelitian Kualitatif Dengan Rancangan Penelitian Studi Kasus. Subyek Dalam

Penelitian Ini Adalah Semua Pasien Yang Pernah Berobat Dan Berkunjung Ke Puskesmas

Wonogiri I Sebagai Puskesmas Yang Sudah Terakreditasi Dan Puskesmas Giriwoyo I Sebagai

Puskesmas Yang Belum Terakreditasi Di Kabupaten Wonogiri. Hasil Penelitian Menunjukkan

Bahwa Secara Keseluruhan Pelaksanaan Pelayanan Di Puskesmas Wonogiri I Dan Puskesmas

Giriwoyo I Dinilai Sangat Memuaskan Oleh Masyarakat Dan Mampu Memberikan Kualitas

Pelayanan Yang Cukup Baik. Hal Ini Menunjukan Bahwa Pelayanan Kesehatan Di Kedua

Puskesmas Tersebut Terjangkau Dan Diminati Oleh Masyarakat Ditengah Persaingan Pemberi

Pelayanan Kesehatan Walaupun Kedua Puskemas Tersebut Berbeda Status Yaitu Puskesmas

Wonogiri I Merupakan Puskesmas Terakreditasi Sedangkan Puskesmas Giriwoyo I Merupakan

Puskesmas Belum Terakreditasi. Dari Hasil Analisis Yang Dilakukan Untuk Pelayanan

Kesehatan Di Puskesmas Induk, Indikator Kenyamanan Dan Keamanan Lingkungan Puskesmas

Wonogiri I Masih Kurang Baik, Untuk Puskesmas Giriwoyo I Indikator Kecepatan Pelayanan

Page 7: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

3

Dan Kenyamanan Lingkungan Masih Kurang Baik. Sedangkan Pelayanan Kesehatan Di Tingkat

Puskesmas Pembantu Dan Pkd Indikator Disiplin Dan Tanggung Jawab Petugas Kesehatan Dan

Kenyamanan Lingkungan Pustu Maupun Pkd Masih Kurang Baik. Penelitian Ini

Direkomendasikan Bagi Instansi Pemerintah Terkait Dalam Hal Ini Dinas Kesehatan Kabupaten

Wonogiri Dapat Melakukan Pembinaan Mengenai Manajemen Puskesmas Khususnya

Pembinaan Tentang Akreditasi Puskesmas Sehingga Puskesmas Dapat Memberikan Pelayanan

Kesehatan Yang Baik Bagi Masyarakat.

BAB III

APLIKASI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS

3.1. aplikasi manajemen pelayanan puskesmas

Sistem merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan-

kegiatan yang saling bergantung dan prosedur-

prosedur yang saling berhubungan yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan utama organ

isasi. Sedangkan informasi menurut George R Terry, Ph. D. adalah data yang penting yang mem

berikan informasi yang berguna. AtauInformasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk

yang berarti bagi penerima untuk dapat di implementasikan.

Selanjutnya saya akan membahas tentang beberapa pengalaman menggunakan sistem informasi

dalam kehidupan sehari-

hari baik itu dalam keperluan kuliah atau pribadi sesuai dengan perkembangan sistem informasi

yang ada, seperti:

· Sistem layanan/informasi akademis yang memungkinkan mahasiswa memperoleh data

akademis dan mendaftar mata kuliah yang diambil pada tiap semester. Dengan adanya layanan

sistem informasi ini, sangat memudahkan mahasiswa dalam setiap kepentingannya, ketika meng

isi KRS kita tidak harus berangkat ke kampus hanya untuk mengisi KRS saja. Kita sudah bisa m

engakses lewat internet sehingga bisa di akses dimana saja sekalipun kita sedang berada di luar

kota. Semua informasi bisa kita dapatkan disini, mulai dari rekap nilai kita dalam setiap semeste

r, kemudian pendaftaran-pendaftaran seperti KKN, wisuda, dll.

·

Sistem pemesanan tiket secara online, misalnya pemesanan tiket kereta atau pesawat. Me

lalui sistem informasi ini kita tidak harus lagi cape antri di loket untuk membeli tiket, kita cukup

buka internet kemudian melakukan transaksi untuk pembelian atau pemesanan tiket yang kita p

Page 8: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

4

erlukan, sehingga menghemat waktu juga hemat tenaga dan meminimalisir kemungkinan kehabi

san tiket.

·

Sistem SMS Banking dan Internet Banking, SMS Banking adalah layanan informasi per

bankan yang dapat diakses langsung melalui telepon Selular/handphone dengan menggunakan

media SMS (short message service). SMS Banking merupakan layanan yang disediakan Bank m

enggunakan sarana SMS untuk melakukan transaksi keuangan dan permintaan informasi keuang

an , misalnya cek saldo, mutasi rekening,pembayaran (kartu kredit), dan pembelian (pulsa isi ula

ng). Biasanya kita harus ke Bank atau ATM untuk meregistrasi sistem ini.

Video Call, dengan sistem ini komunikasi kita dengan kerabat, teman, atau siapa saja me

njadi lebih mudah baik itu yang di luar negeri sekalipun, kita dapat melakukan Video Call denga

n menggunakan aplikasi seperti SKYPE, IM Messengger, Smartphone, dll dengan koneksi inter

net atau pulsa.

Seiring perkembangan zaman banyak sekali sistem informasi yang dapat kita nikmati saa

t ini yang membantu atau memudahkan kita dalam beberapa hal, baik itu untuk keperluan kuliah

atau keperluan pribadi lainnya.

BAB IV

SEJARAH PERUMAH SAKITAN DI INDONESIA

4.1. sejarah rumah sakit di indonesia

Indonesia saat ini memang belum memiliki tingkat kesehatan yang baik di dunia.

Meskipun demikian Indonesia memiliki rumah sakit dengan pelayanan dan fasilitas kelas dunia.

Umumnya rumah sakit tersebut adalah rumah sakit tipe A namun khusus untuk pendidikan.

Beberapa diantaranya misalnya adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM-FKUI), RS

DR. Sardjito (UGM), RS Syaiful Anwar (Universitas Brawijaya),

Tapi tahukah anda, sebelum rumah sakit pendidikan ini menjadi rumah sakit kelas wahid

di Indonesia, negara kita ini memiliki sejarah rumah sakit yang panjang. Selain itu Rumah Sakit

Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD) lah yang menjadi tonggak seluruh sejarah rumah

sakit dan RS terkenal di Indonesia. Selain itu pun RSPAD dinobatkan sebagai rumah sakit

pertama yang berdiri di Indonesia.

RSPAD bahkan memiliki catatan sejarah yang mengagumkan. Didirikan di atas tanah

Senen, Jakarta Pusat. RSPAD pada awalnya merupakan suatu istana yang indah yang memiliki

nama Istana Welteverden. Istana ini dibangun selama Gubernur Jenderal Jocob Mossel

Page 9: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

5

memerintah disana pada tahun 1769 hingga kemudian menjadi rumah sakit tentara sekaligus

rumah sakit pertama di Indonesia dan diserahterimakan kembali ke negara Indonesia pada Juli

1950.

Sejarah Rumah Sakit dan RS Terkenal di Indonesia

Saat itu sesuai dengan ketetapan Gubernemen Nomer 22 maka RSPAD dijadikan salah

satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa kedokteran di Indonesia. Sekolah kedokteran ini

kemudian kemudian dikenal sebagai sekolah dokter djawa. Hanya saja saat itu pendidikan

kedokteran begitu buruknya dikendalikan oleh Belanda. Belanda saat itu hanya memberikan

wewenang kepada lulusan sekolah dokter djawa sebagai mantri cacar saja.

Sejak saat itu sejarah rumah sakit dan rs terkenal di Indonesia terus mengalami peningkatan

hingga pada tahun 1898 berdirilah sekolah kedokteran yang pertama di Indonesia yakni

STOVIA.

Saat itu para mahasiswa kembali belajar untuk menjadi dokter selama 9 tahun. Terutama

dibandingkan yang hanya memiliki 3 minggu untuk evaluasi Hal ini terus berlangsung hingga

akhir tahun 1919 para mahasiswa mulai belajar di CBZ (Centrale burgerlijke Ziekenhuis) yang

kemudian hingga sekaran dikenal sebagai FKUI-RSCM.

Page 10: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

6

BAB V

TUJUAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

5.2. Tujuan Manajamen Rumah Sakit

Tujuan manajemen rumah sakit seperti berikut ini:

1. Menyiapkan sumber daya.

2. Mengevaluasi efektifitas.

3. Mengatur pemakaian pelayanan.

4. Efisiensi.

5. Kualitas.

Dalam kegiatan organisasi rumah sakit yang kompleks pengalaman saja tidak akan cukup,

penanganannya tidak bisa lagi atas dasar kira-kira dan selera, hal ini disebabkan oleh:

1. Sumber daya yang makin sulit dan mahal.

2. Era kompetisi yang menuntut pelayanan prima.

3. Tuntutan masyarakat yang makin berkembang.

Manajemen profesional berarti melaksanakan manajemen dengan tata cara yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka memerlukan orang yang terlatih pula secara benar

dan tepat.

Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang berorientasi pada pasien, dan menjaga mutu

pelayanan perlu dengan manajemen yang handal, dengan demikian segala hal yang diperlukan

akan tersedia dalam bentuk:

1. Tepat jumlah

2. Tepat waktu

3. Tepat sasaran (Hapsari, 2010)

4. Manajemen lingkungan rumah sakit merupakan manajemen yang tidak statis, tetapi

sesuatu yang dinamis sehingga diperlukan adaptasi atau penyesuaian bila terjadi

perubahan di rumah sakit, yang mencakup sumber daya, proses dan kegiatan rumah

sakit, juga apabila terjadi perubahan di luar rumah sakit, misalnya perubahan peraturan

perundang-undangan dan pengetahuan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi.

BAB VI

FUNGSI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

6.1. Fungsi Mananjmen Rumah Sakit

a. Manajemen sebagai suatu sistem

Page 11: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

7

Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang

saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

b. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan

dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat

dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.

c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan

Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam menerapkan

manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ; komunikasi, sosiologi,

ekonomi, psikologi, matematika, dll.

d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan

staf untuk mencapai tujuan organisasi.

e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.

Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting.Dari sudut

pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Di

sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan mekanisme

kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan dapat dikatakan ‘Management as a

decision making process’.

f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah

Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang

dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam

organisasi pelayanan kesehatan.

g. Manajemen sebagai profesi.

Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti halnya bidang-

bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa

manajemen diperlukan, yaitu :

1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi

dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.

2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen

dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan

Page 12: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

8

dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai,

pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.

3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan

yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

BAB VII

SEJARAH DAN PENGERTIAN PUSKESMAS

7.1. Sejarah Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat, atau yang disingkat dan lebih dikenal di Indonesia dengan

nama Puskesmas, adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT.

Sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/ kota, tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas

Kesehatan Pembangunan Kesehatan. Maksudnya adalah sebagai penyelenggara upaya kesehatan

seperti melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di

wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi.Sementara pertanggung jawaban secara

keseluruhan.

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan

Belanda pada abad ke-16.Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai dengan

adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.

Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di

Indonesia.Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai

berkembang diIndonesia.

Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan

Kabupaten di Indonesia.Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada tahun

1969.Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya, sedikit sekali perhatian

yang dicurahkan Pemerintah di Kabupaten pada pembangunan di bidang Kesehatan. Sebelum

konsep Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan terhadap masyarakat maka

dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar

di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri sendiri-sendiri tidak saling berhubungan dan

langsung melaporkan kegiatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan, umumnya unit tersebut

dipimpin oleh seorang Mantri (perawat) senior yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau

Page 13: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

9

Perawat.

Masalah-masalah kesehatan yang ditemukan juga sedemikian banyak, antara lain:

Penyakit-penyakit menular (Cacar, Malaria, TBC) masih merajalela dengan incidence dan

prevalence yang tinggi. Status gizi terutama pada golongan rawan anak-anak di bawah lima

tahun dan ibu hamil atau menyusui masih belum memuaskan. Air minum yang sehat,

pembuangan kotoran dan sanitasi perumahan yang sangat tidak memadai.Hal tersebut erat

kaitannya dengan kemiskinan yang dicerminkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, penghasilan

perkapita, produksi perkapita dan konsumsi perkapita (termasuk konsumsi dalam bidang

sanitasi, gizi dan pelayanan kesehatan).

Selain hal tersebut masalah ketenagaan, khususnya dokter, perawat gigi, nutrisionis,

jumlahnya juga masih terbatas.Disadari bahwa tanpa partisipasi masyarakat secara memadai,

tidaklah mungkin keinginan atau tuntutan (demand) masyarakat yang semakin meningkat di

bidang kesehatan.Untuk itu pada tahun 1976 dikembangkanlah konsep Pembangunan Kesehatan

Masyarakat

Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan konsep dari Puskesmas.PKMD adalah bagian

integral dari Pembangunan Desa secara keseluruhan.Usaha-usaha PKMD jika dilihat dari

kepentingan masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan.Jika dilihat dari

kepentingan Pemerintah maka PKMD merupakan usaha untuk memperluas jangkauan

pelayanan kesehatan baik oleh Pemerintah maupun oleh swasta sebagai “Health Provider”

dengan peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD akan

menyediakan pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan, kesehatan lingkungan, perbaikan

taraf gizi, pengembangan kesadaran untuk hidup sehat, penyuluhan kesehatan, pelayanan kuratif

dan preventif termasuk kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi,

Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha Kesehatan Sekolah dan lain sebagainya sesuai dengan

kebutuhan setempat.

Page 14: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

10

7.2. Pengertian Puskesmas

Menurut Departemen Kesehatan (2009), Puskesmas merupakan kesatuan organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata

dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan

menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya

yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang

optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan pada perorangan.

Masih menurut Departemen Kesehatan (2011), Pukesmas adalah unit pelaksana teknis dinas

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja.

Menurut Azrul Azwar (1996), pengertian Puskesmas yaitu suatu unit pelaksana fungsional yang

berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat

dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh terpadu yang berkesinambungan pada suatu

masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

BAB VIII

WILAYAH KERJA DAN RUNG LINGKUP, TATA KERJA PUSKESMAS

8.1. Wilayah dan Ruang Lingkup Puskesmas

UPTD Puskesmas mempunyai fungsi pelayanan kesehatan strata pertama, pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan dan penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, membina

peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk

hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.

Fungsi – fungsi tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

Ø Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri.

Ø Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan

sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

Ø Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan

kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan

ketergantungan.

Ø Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

Page 15: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

11

Ø Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

Puskesmas.

UPTD Puskesmas memiliki fasilitas penunjang untuk dapat menjangkau pelayanan lebih merata

dan meluas, oleh karena itu perlu adanya fasilitas:

v PUSKESMAS PEMBANTU / POSKESDES

Puskesmas Pembantu / Poskesdes adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan

berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan UPTD

Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Puskesmas Pembantu / Poskesdes merupakan bagian integral dari Puskesmas dengan kata lain

satu UPTD Puskesmas meliputi seluruh Puskesmas Pembantu / Poskesdes yang ada didalam

wilayah kerjanya.

v PUSKESMAS KELILING

Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan

kendaraan roda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta

sejumlah tenaga yang berasal Puskesmas.

Puskesmas Keliling berfungsi untuk menunjuag dan membantu melaksanakan kegiatan –

kegiatan UPTD Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan

kesehatan.

v BIDAN DIDESA

Pada tiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya akan ditempatkan seorang

bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala UPTD Puskesmas.

8.2. Tata Kerja Puskesmas

1. KANTOR KECAMATAN: koordinasi

2. Bertanggung jawab ke DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

3. Bermitra dengan JARINGAN PELAYANAN KESEHATAN STRATA PERTAMA

4. JARINGAN PELAYANAN RUJUKAN

5. LINTAS SEKTOR: koordinasi

6. MASYARAKAT

Page 16: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

12

BAB IX

KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

9.1. Kedudukan Puskesmas

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan

Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:

1. Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan

kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana

Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian

tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

3. Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama

yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi,

praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara

berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja

puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya

masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di

antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah

sebagai pembina.

9.2. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur Organisasi Puskesmas Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75

tahun 2014 dibagi menjadi 3 (tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas. Walaupun secara

umum memiliki kesamaan, namun terdapat beberapa bagian yang berbeda dari masing-masing

kategori puskesmas.

Page 17: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

13

Struktur Organisasi Puskesmas Perkotaan

Adapun struktur organisasi puskesmas perkotaan adalah sebagai berikut:

Kepala Puskesmas

Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah

sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas

minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kasubag Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah

tangga, dan keuangan.

Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat

Membawahi:

1. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS

2. pelayanan kesehatan lingkungan

3. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

4. pelayanan gizi yang bersifat UKM

5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

6. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

Penanggungjawab UKM Pengembangan

Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:

1. pelayanan kesehatan jiwa

2. pelayanan kesehatan gigi masyarakat

3. pelayanan kesehatan tradisional komplementer

Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium

Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:

1. pelayanan pemeriksaan umum

2. pelayanan kesehatan gigi dan mulut

3. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

4. pelayanan gawat darurat

5. pelayanan gizi yang bersifat UKP

6. pelayanan persalinan

7. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap

8. pelayanan kefarmasian

9. pelayanan laboratorium

Page 18: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

14

Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

Membawahi:

1. Puskesmas Pembantu

2. Puskesmas Keliling

3. Bidan Desa

4. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

Struktur Organisasi Puskesms Perkotaan dan Perdesaan

Struktur Organisasi Puskesmas Perdesaan

Struktur organisasi puskesmas perdesaan memiliki pola yang sama dengan puskesmas perkotaan

atau tidak ada yang berbeda sama sekali. Jadi, sebagai acuannya silakan lihat struktur organisasi

puskesmas perkotaan.

Untuk mengetahui kategori Puskesmas, anda dapat membaca tulisan kami sebelumnya tentang

Kategori Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2017.

Struktur Organisasi Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil

Page 19: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

15

Struktur organisasi puskesmas terpencil dan sangat terpencil lebih sederhana karena disesuaikan

dengan keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas kawasan Terpencil dan Sangat

Terpencil.

Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan Puskesmas di kawasan Terpencil

dan Sangat Terpencil adalah sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas; dengan kriteria yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan

minimal diploma tiga bila tidak tersedia tenaga kesehatan dengan pendidikan sarjana,

memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2

(dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2. Kepala sub bagian Tata Usaha, yang bertanggung jawab membantu kepala Puskesmas dalam

pengelolaan Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga. Bendahara termasuk

dalam bagian Tata Usaha.

3. Penanggungjawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat.

4. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium

5. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan,

yang membawahi:

• Puskesmas Pembantu

• Puskesmas Keliling

• Bidan Desa

• Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

Demikian yang dapat kami informasikan, semoga dapat menambah wawasan

kita.Silakan berikan komentar dan tanggapan anda di kolom komentar yang telah kami sediakan

dibawah.

Untuk berlangganan informasi dari Mitra Kesehatan Masyarakat, silakan isi email anda pada

kolom berlangganan yang telah kami sediakan dan klik berlangganan, maka anda akan

menerima email setiap ada postingan terbaru dari kami.

BAB X

MANAJEMEN LAYANAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS

10.1. Manajemen Layanan Puskesmas

Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas, puskesmas

memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):

Page 20: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

16

1. Subsistem pelayanan kesehatan

Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial

2. Subsistem manajemen keuangan

· Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana

operasional/proyek untuk masing-masing program.

· Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU No. 22 dan 25

tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang disalurkan

melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.

Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

· Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi bendahara

proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin

(mengurusi gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).

3. Subsistem manajemen logistik

Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya berbeda-

beda.Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya

kebutuhan logistik puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN

(khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan

puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara

rutin.

4. Subsistem manajemen personalia

· Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai dengan

ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada

staf yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.

· Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer puskesmas tidak

diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana sendiri untuk

membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis)

ke Dinkes kabupaten/kota.

· Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin dalam pertemuan

rutin seperti rapat bulanan dan mingguan

5. Subsistem pencatatan dan pelaporan

Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:

· Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu

· Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)

Page 21: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

17

· Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data kematian, LB3

berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk obat-obatan)

6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)

10.2. Sumber Pembiayaan Puskesmas

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan

tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas

yaitu:

1. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah

terutama adalah pemerintah kab/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana yang

berasal dari pemerintah provinsi dean pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah

dibedakan atas dua macam yaitu: Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana

pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat Dana anggaran rutin yang

mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan dan fasilitas lainnya dalam

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk seterusnya

dibahas bersama DPRD Kab/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan

untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas kesehatan Kab/Kota.Penanggungjawab

penggunaan anggaran yang diterima oleh puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan

administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni staf yang

ditetapkan oleh Dinas KesehatanKab/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana

sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pendapatan Puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya

kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh Peraturan Daerah

masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebujakan yang terkait dengan

pemnfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan ini yakni:

Seluruhnya disetor ke kas daerah Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor seluruh dana

retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kab/Kota Sebagian

dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.

Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana

yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar

Page 22: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

18

antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan

untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala

dipertanggungjawabkan oleh puskesmas cke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan

Kab/Kota Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang

diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan

operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti

ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang

juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh

pemerintah diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak

mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana

yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab

pemerintah.

3. Sumber Lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti: PT

ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta

ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.PT Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada peserta jamsostek.Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Jamkesmas/Jamkesda Untuk membantu masyarakat miskin,

pemerintah menyalurkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu

pada pedoman yang telah ditetapkan.

10.3. Fungsi Manajemen Puskesmas

Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam manajemen

perusahaan, yaitu (Herlambang & Murwani, 2012) :

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Perencanaan kesehatan

adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di

masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program

yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan tersebut.

Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai; jenis dan struktur organisasi

yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana

Page 23: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

19

efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan; bentuk dan standar pengawasan

yang akan dilakukan.

Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah perencanaan dalam

manajemen kesehatan, yaitu: (a) analisa situasi; (b) mengidentifikasi masalah dan prioritasnya;

(c) menentukan tujuan program; (d) mengkaji hambatan dan kelemahan program; (e) menyusun

rencana kerja operasional.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya yang dimiliki oleh

organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui: pembagian tugas secara jelas,

tugas pokok dan prosedur kerja staf, hubungan organisatoris dalam struktur organisasi,

pendelegasian wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi.

Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian, yaitu: (a) tujuan organisasi harus

sudah dipahami oleh staf; (b) membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok

untuk mencapai tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang

praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan menyediakan fasilitas

pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya; (e) penugasan personal yang

terampil.

3. Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)

Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang dapat menggerakkan dan

mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi yaitu : peran kepemimpinan (leadership),

motivasi staf, kerja sama antar staf, dan komunikasi yang lancer antar staf.

Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1) menciptakan kerjasama yang

lebih efisien; (2) mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa

menyukai dan memiliki pekerjaan; (4) mengusahakan suasana lingkungan kerja yang

meningkatkan motivasi prestasi kerja staf; (5) membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang telah dibuat dalam

bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah

dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.

Page 24: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

20

Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu : (1) standar norma, standar yang dibuat berdasarkan

pengalaman staf melaksanakan program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan dalam

situasi yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria, standar yang diterapkan untuk kegiatan-

kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah mendapatkan pelatihan.

Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan pengawasan dengan tiga cara:

pengamatan langsung, laporan lisan dari staf atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis

dari staf.

5. Fungsi Evaluasi (Evaluation)

Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program

dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi ada beberapa macam, yaitu: (a) evaluasi

terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan;(b) evaluasi terhadap proses,

dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi terhadap output, dilaksanakan setelah

pekerjaan selesai.

Fungsi-fungsi manajemen diatas dapat dilihat pada Gambar 2.1. Meskipun keempat fungsi

manajemen tersebut terpisah satu sama lain, teteapi sebagai sebuah proses, keempatnya

merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Jika tujuan organisasi

belum tercapai, pimpinan organisasi harus menganalisis kelemahan pelaksanaan salah satu atau

beberapa fungsi manajemen tersebut (Muninjaya, 2012).

Page 25: MODUL MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN

21

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta:

Rineka Cipta

Azwar, Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi Ketiga.Tanggerang : Binapura

Aksara

Muninjaya, A.A Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan Keluarga Lingkungan.Yogyakarta : Kanisius

Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar).Jakarta : PT.

Asdi Mahasatya

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.

Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba

Medika, Jakarta.

Asmdi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.

Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press,

Surabaya.

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika:

Jakarta.