Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL MATA KULIAH
SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
PENYUSUN :
SURYA ANITA, M.Kes
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN 2017/2018
JALAN KAPTEN MUSLIM NO 79 MEDAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga penyusunan
Modul Mata Kuliah Sistem Manajemen serta Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit ini dapat
terselesaikan dengan baik. Modul ini merupakan salah satu modul ilmu kesehatan dasar yang
disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran sekaligus materi ajar prodi Kesehatan
Masyarakat. Modul ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
2. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit
4. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan Modul Mata Kuliah
Sistem Manajemen serta Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit ini.
ii
VISI DAN MISI
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
VISI
Menjadi program studi kesehatan yang unggul, berkarakter, berdaya saing global khususnya
dibidang kesehatan lingkungan tahun 2038
MISI
1. Melaksanakan pendidikan yang efektif, efesien dalam kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan linkungan sesuai dengan SN Dikti dan KKNI level 6 (enam)
2. Melaksanakan kregiatan penelitian dalam rangka memberikan solusi dalam berbagai
persoalan kesehatan khususnya kesehatan lingkungan
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian maysarakat secara provesional untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat yang mendukung pencapaian progam pemerintah dalam
bidang kesehatan khususnya kesehatan lingkungan.
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta institusi,
asosiasi profesi dalam dan luar negeri dalam rangka pelaksanaan tridarma perguruan
tinggi
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
VISI DAN MISI PRODI KESEHATAN MASYARAKAT .............................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I KONSEP DASAR SISTEM MANAJEMEN SERTA PELAYANAN PUSKESMAS
DAN RUMAH SAKIT ....................................................................................................... 1
1.1. Pengertian Pelayanan kesehatan .................................................................................. 1
1.2. Teori Pelayanan Kesehatan ................................................................................. 1
1.3. Fungsi manajemen pelayanan kesehatan ............................................................ 1
BAB II HIRARKI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS ................................... 2
2.1. hirarki manajemen pelayanan puskesmas .................................................................... 2
BAB III APLIKASI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS ................................ 3
3.1. aplikasi manajemen pelayanan puskesmas .................................................................. 3
BAB IV SEJARAH PERUMAH SAKITAN INDONESIA ............................................... 4
4.1. sejarah rumah sakit di indonesia .................................................................................. 4
BAB V TUJUAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT ......................................................... 6
5.1. Tujuan Manajamen Rumah Sakit................................................................................. 6
BAB VI FUNGSI MANAJEMEN RUMAH SAKIT ........................................................ 6
6.1. Bagian dan Fungsi Manajemen Rumah Sakit ............................................................. 6
BAB VII SEJARAH DAN PENGERTIAN PUSKESMAS ............................................... 8
7.1. Sejarah Puskesmas ....................................................................................................... 8
BAB VIII WILAYAH KERJA DAN RUANG LINGKUP, TATA KERJA PUSKESMAS 10
8.1. Wilayah dan Ruang Lingkup Puskesmas ..................................................................... 10
8.2. Tata Kerja Puskesmas .................................................................................................. 11
BAB IX KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS ............................ 12
9.1. Kedudukan Puskesmas................................................................................................. 12
9.2. Struktur Organisasi Puskesmas .................................................................................... 12
BAB X MANAJEMEN LAYANAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS .. 15
10.1. Manajemen Layanan Puskesmas .............................................................................. 15
10.2. Sumber Pembiayaan Puskesmas ................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21
1
BAB I
PENGERTIAN, PRINSIP, TEORI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
1.1. Pengertian Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran
masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah
upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi pelayanan
kesehatanmenurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat.
1.2. Teori Pelayanan Kesehatan
Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan ialah sebuah rancangan yang digunakan dalam membagikan
fasilitas kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan Kesehatan yakni rancangan yang digunakan
untuk membagikan fasilitas secara berkelanjutan kepada rakyat maupun masyarakat.
Pengertian Pelayanan Kesehatan Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa mengenai tentang pelayanan kesehatan menurut para ahli, yakni
sebagai berikut:
Menurut Depkes RI
Menurut pendapat dari Depkes RI, Pelayanan Kesehatan ialah usaha yang melangsungkan
individu atau berbarengan dalam komposisi untuk menghindari dan mengembangkan kesehatan,
menjaga serta mengobati penyakit dan juga mengobati kesehatan setiap masyarakat.
1.3 fungsi manajmen pelayanan kesehatan
Dalam bidang kesehatan masyarakat – Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau
suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen
kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan
2
masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan
kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)
Sedangkan Fungsi manajemen, menurut beberapa ahli mengandung berbagai komponen
sebagai berikut :
1. Menurut L. Gullick manajemen mengandung beberapa unsur antara lain Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting
2. Menurut George Terry – Planning, Organizing, Actuating, Controlling
3. Menurut Koonzt O’ Donnel – Planning, Organizing, Staffing, Directing, Controlling
4. Menurut H. Fayol – Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling
BAB II
HIRARKI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS
2.1. hirarki manajemen pelayanan puskesmas
Pelayanan Kesehatan Merupakan Faktor Penting Dalam Meningkatkan Derajat
Kesehatan Dan Kesejahteraan Setiap Insan Di Seluruh Dunia. Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Sebagai Salah Satu Sarana Kesehatan Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan
Kepada Masyarakat Memiliki Peran Yang Sangat Strategis Dalam Mempercepat Peningkatan
Derajat Kesehatan Masyarakat. Salah Satu Cara Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas
Dilakukan Dengan Ketentuan Akreditasi. Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui
Kepuasan, Kualitas Serta Harapan Masyarakat Terhadap Puskesmas Yang Sudah Terakreditasi
Dan Belum Terakreditasi Di Kabupaten Wonogiri. Metode Yang Dipakai Dalam Penelitian Ini
Adalah Penelitian Kualitatif Dengan Rancangan Penelitian Studi Kasus. Subyek Dalam
Penelitian Ini Adalah Semua Pasien Yang Pernah Berobat Dan Berkunjung Ke Puskesmas
Wonogiri I Sebagai Puskesmas Yang Sudah Terakreditasi Dan Puskesmas Giriwoyo I Sebagai
Puskesmas Yang Belum Terakreditasi Di Kabupaten Wonogiri. Hasil Penelitian Menunjukkan
Bahwa Secara Keseluruhan Pelaksanaan Pelayanan Di Puskesmas Wonogiri I Dan Puskesmas
Giriwoyo I Dinilai Sangat Memuaskan Oleh Masyarakat Dan Mampu Memberikan Kualitas
Pelayanan Yang Cukup Baik. Hal Ini Menunjukan Bahwa Pelayanan Kesehatan Di Kedua
Puskesmas Tersebut Terjangkau Dan Diminati Oleh Masyarakat Ditengah Persaingan Pemberi
Pelayanan Kesehatan Walaupun Kedua Puskemas Tersebut Berbeda Status Yaitu Puskesmas
Wonogiri I Merupakan Puskesmas Terakreditasi Sedangkan Puskesmas Giriwoyo I Merupakan
Puskesmas Belum Terakreditasi. Dari Hasil Analisis Yang Dilakukan Untuk Pelayanan
Kesehatan Di Puskesmas Induk, Indikator Kenyamanan Dan Keamanan Lingkungan Puskesmas
Wonogiri I Masih Kurang Baik, Untuk Puskesmas Giriwoyo I Indikator Kecepatan Pelayanan
3
Dan Kenyamanan Lingkungan Masih Kurang Baik. Sedangkan Pelayanan Kesehatan Di Tingkat
Puskesmas Pembantu Dan Pkd Indikator Disiplin Dan Tanggung Jawab Petugas Kesehatan Dan
Kenyamanan Lingkungan Pustu Maupun Pkd Masih Kurang Baik. Penelitian Ini
Direkomendasikan Bagi Instansi Pemerintah Terkait Dalam Hal Ini Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonogiri Dapat Melakukan Pembinaan Mengenai Manajemen Puskesmas Khususnya
Pembinaan Tentang Akreditasi Puskesmas Sehingga Puskesmas Dapat Memberikan Pelayanan
Kesehatan Yang Baik Bagi Masyarakat.
BAB III
APLIKASI MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS
3.1. aplikasi manajemen pelayanan puskesmas
Sistem merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan-
kegiatan yang saling bergantung dan prosedur-
prosedur yang saling berhubungan yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan utama organ
isasi. Sedangkan informasi menurut George R Terry, Ph. D. adalah data yang penting yang mem
berikan informasi yang berguna. AtauInformasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk
yang berarti bagi penerima untuk dapat di implementasikan.
Selanjutnya saya akan membahas tentang beberapa pengalaman menggunakan sistem informasi
dalam kehidupan sehari-
hari baik itu dalam keperluan kuliah atau pribadi sesuai dengan perkembangan sistem informasi
yang ada, seperti:
· Sistem layanan/informasi akademis yang memungkinkan mahasiswa memperoleh data
akademis dan mendaftar mata kuliah yang diambil pada tiap semester. Dengan adanya layanan
sistem informasi ini, sangat memudahkan mahasiswa dalam setiap kepentingannya, ketika meng
isi KRS kita tidak harus berangkat ke kampus hanya untuk mengisi KRS saja. Kita sudah bisa m
engakses lewat internet sehingga bisa di akses dimana saja sekalipun kita sedang berada di luar
kota. Semua informasi bisa kita dapatkan disini, mulai dari rekap nilai kita dalam setiap semeste
r, kemudian pendaftaran-pendaftaran seperti KKN, wisuda, dll.
·
Sistem pemesanan tiket secara online, misalnya pemesanan tiket kereta atau pesawat. Me
lalui sistem informasi ini kita tidak harus lagi cape antri di loket untuk membeli tiket, kita cukup
buka internet kemudian melakukan transaksi untuk pembelian atau pemesanan tiket yang kita p
4
erlukan, sehingga menghemat waktu juga hemat tenaga dan meminimalisir kemungkinan kehabi
san tiket.
·
Sistem SMS Banking dan Internet Banking, SMS Banking adalah layanan informasi per
bankan yang dapat diakses langsung melalui telepon Selular/handphone dengan menggunakan
media SMS (short message service). SMS Banking merupakan layanan yang disediakan Bank m
enggunakan sarana SMS untuk melakukan transaksi keuangan dan permintaan informasi keuang
an , misalnya cek saldo, mutasi rekening,pembayaran (kartu kredit), dan pembelian (pulsa isi ula
ng). Biasanya kita harus ke Bank atau ATM untuk meregistrasi sistem ini.
Video Call, dengan sistem ini komunikasi kita dengan kerabat, teman, atau siapa saja me
njadi lebih mudah baik itu yang di luar negeri sekalipun, kita dapat melakukan Video Call denga
n menggunakan aplikasi seperti SKYPE, IM Messengger, Smartphone, dll dengan koneksi inter
net atau pulsa.
Seiring perkembangan zaman banyak sekali sistem informasi yang dapat kita nikmati saa
t ini yang membantu atau memudahkan kita dalam beberapa hal, baik itu untuk keperluan kuliah
atau keperluan pribadi lainnya.
BAB IV
SEJARAH PERUMAH SAKITAN DI INDONESIA
4.1. sejarah rumah sakit di indonesia
Indonesia saat ini memang belum memiliki tingkat kesehatan yang baik di dunia.
Meskipun demikian Indonesia memiliki rumah sakit dengan pelayanan dan fasilitas kelas dunia.
Umumnya rumah sakit tersebut adalah rumah sakit tipe A namun khusus untuk pendidikan.
Beberapa diantaranya misalnya adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM-FKUI), RS
DR. Sardjito (UGM), RS Syaiful Anwar (Universitas Brawijaya),
Tapi tahukah anda, sebelum rumah sakit pendidikan ini menjadi rumah sakit kelas wahid
di Indonesia, negara kita ini memiliki sejarah rumah sakit yang panjang. Selain itu Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD) lah yang menjadi tonggak seluruh sejarah rumah
sakit dan RS terkenal di Indonesia. Selain itu pun RSPAD dinobatkan sebagai rumah sakit
pertama yang berdiri di Indonesia.
RSPAD bahkan memiliki catatan sejarah yang mengagumkan. Didirikan di atas tanah
Senen, Jakarta Pusat. RSPAD pada awalnya merupakan suatu istana yang indah yang memiliki
nama Istana Welteverden. Istana ini dibangun selama Gubernur Jenderal Jocob Mossel
5
memerintah disana pada tahun 1769 hingga kemudian menjadi rumah sakit tentara sekaligus
rumah sakit pertama di Indonesia dan diserahterimakan kembali ke negara Indonesia pada Juli
1950.
Sejarah Rumah Sakit dan RS Terkenal di Indonesia
Saat itu sesuai dengan ketetapan Gubernemen Nomer 22 maka RSPAD dijadikan salah
satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa kedokteran di Indonesia. Sekolah kedokteran ini
kemudian kemudian dikenal sebagai sekolah dokter djawa. Hanya saja saat itu pendidikan
kedokteran begitu buruknya dikendalikan oleh Belanda. Belanda saat itu hanya memberikan
wewenang kepada lulusan sekolah dokter djawa sebagai mantri cacar saja.
Sejak saat itu sejarah rumah sakit dan rs terkenal di Indonesia terus mengalami peningkatan
hingga pada tahun 1898 berdirilah sekolah kedokteran yang pertama di Indonesia yakni
STOVIA.
Saat itu para mahasiswa kembali belajar untuk menjadi dokter selama 9 tahun. Terutama
dibandingkan yang hanya memiliki 3 minggu untuk evaluasi Hal ini terus berlangsung hingga
akhir tahun 1919 para mahasiswa mulai belajar di CBZ (Centrale burgerlijke Ziekenhuis) yang
kemudian hingga sekaran dikenal sebagai FKUI-RSCM.
6
BAB V
TUJUAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
5.2. Tujuan Manajamen Rumah Sakit
Tujuan manajemen rumah sakit seperti berikut ini:
1. Menyiapkan sumber daya.
2. Mengevaluasi efektifitas.
3. Mengatur pemakaian pelayanan.
4. Efisiensi.
5. Kualitas.
Dalam kegiatan organisasi rumah sakit yang kompleks pengalaman saja tidak akan cukup,
penanganannya tidak bisa lagi atas dasar kira-kira dan selera, hal ini disebabkan oleh:
1. Sumber daya yang makin sulit dan mahal.
2. Era kompetisi yang menuntut pelayanan prima.
3. Tuntutan masyarakat yang makin berkembang.
Manajemen profesional berarti melaksanakan manajemen dengan tata cara yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka memerlukan orang yang terlatih pula secara benar
dan tepat.
Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang berorientasi pada pasien, dan menjaga mutu
pelayanan perlu dengan manajemen yang handal, dengan demikian segala hal yang diperlukan
akan tersedia dalam bentuk:
1. Tepat jumlah
2. Tepat waktu
3. Tepat sasaran (Hapsari, 2010)
4. Manajemen lingkungan rumah sakit merupakan manajemen yang tidak statis, tetapi
sesuatu yang dinamis sehingga diperlukan adaptasi atau penyesuaian bila terjadi
perubahan di rumah sakit, yang mencakup sumber daya, proses dan kegiatan rumah
sakit, juga apabila terjadi perubahan di luar rumah sakit, misalnya perubahan peraturan
perundang-undangan dan pengetahuan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi.
BAB VI
FUNGSI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
6.1. Fungsi Mananjmen Rumah Sakit
a. Manajemen sebagai suatu sistem
7
Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang
saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
b. Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat
dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.
c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan
Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam menerapkan
manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ; komunikasi, sosiologi,
ekonomi, psikologi, matematika, dll.
d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan
staf untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.
Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting.Dari sudut
pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Di
sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan mekanisme
kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan dapat dikatakan ‘Management as a
decision making process’.
f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang
dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam
organisasi pelayanan kesehatan.
g. Manajemen sebagai profesi.
Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti halnya bidang-
bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa
manajemen diperlukan, yaitu :
1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.
2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan
8
dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai,
pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.
3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan
yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
BAB VII
SEJARAH DAN PENGERTIAN PUSKESMAS
7.1. Sejarah Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat, atau yang disingkat dan lebih dikenal di Indonesia dengan
nama Puskesmas, adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT.
Sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/ kota, tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas
Kesehatan Pembangunan Kesehatan. Maksudnya adalah sebagai penyelenggara upaya kesehatan
seperti melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di
wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi.Sementara pertanggung jawaban secara
keseluruhan.
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan
Belanda pada abad ke-16.Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai dengan
adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.
Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di
Indonesia.Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai
berkembang diIndonesia.
Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan
Kabupaten di Indonesia.Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada tahun
1969.Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya, sedikit sekali perhatian
yang dicurahkan Pemerintah di Kabupaten pada pembangunan di bidang Kesehatan. Sebelum
konsep Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan terhadap masyarakat maka
dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar
di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri sendiri-sendiri tidak saling berhubungan dan
langsung melaporkan kegiatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan, umumnya unit tersebut
dipimpin oleh seorang Mantri (perawat) senior yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau
9
Perawat.
Masalah-masalah kesehatan yang ditemukan juga sedemikian banyak, antara lain:
Penyakit-penyakit menular (Cacar, Malaria, TBC) masih merajalela dengan incidence dan
prevalence yang tinggi. Status gizi terutama pada golongan rawan anak-anak di bawah lima
tahun dan ibu hamil atau menyusui masih belum memuaskan. Air minum yang sehat,
pembuangan kotoran dan sanitasi perumahan yang sangat tidak memadai.Hal tersebut erat
kaitannya dengan kemiskinan yang dicerminkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, penghasilan
perkapita, produksi perkapita dan konsumsi perkapita (termasuk konsumsi dalam bidang
sanitasi, gizi dan pelayanan kesehatan).
Selain hal tersebut masalah ketenagaan, khususnya dokter, perawat gigi, nutrisionis,
jumlahnya juga masih terbatas.Disadari bahwa tanpa partisipasi masyarakat secara memadai,
tidaklah mungkin keinginan atau tuntutan (demand) masyarakat yang semakin meningkat di
bidang kesehatan.Untuk itu pada tahun 1976 dikembangkanlah konsep Pembangunan Kesehatan
Masyarakat
Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan konsep dari Puskesmas.PKMD adalah bagian
integral dari Pembangunan Desa secara keseluruhan.Usaha-usaha PKMD jika dilihat dari
kepentingan masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan.Jika dilihat dari
kepentingan Pemerintah maka PKMD merupakan usaha untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan baik oleh Pemerintah maupun oleh swasta sebagai “Health Provider”
dengan peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD akan
menyediakan pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan, kesehatan lingkungan, perbaikan
taraf gizi, pengembangan kesadaran untuk hidup sehat, penyuluhan kesehatan, pelayanan kuratif
dan preventif termasuk kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi,
Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha Kesehatan Sekolah dan lain sebagainya sesuai dengan
kebutuhan setempat.
10
7.2. Pengertian Puskesmas
Menurut Departemen Kesehatan (2009), Puskesmas merupakan kesatuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan pada perorangan.
Masih menurut Departemen Kesehatan (2011), Pukesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Menurut Azrul Azwar (1996), pengertian Puskesmas yaitu suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
BAB VIII
WILAYAH KERJA DAN RUNG LINGKUP, TATA KERJA PUSKESMAS
8.1. Wilayah dan Ruang Lingkup Puskesmas
UPTD Puskesmas mempunyai fungsi pelayanan kesehatan strata pertama, pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan dan penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, membina
peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk
hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.
Fungsi – fungsi tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
Ø Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
Ø Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
Ø Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
Ø Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
11
Ø Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
Puskesmas.
UPTD Puskesmas memiliki fasilitas penunjang untuk dapat menjangkau pelayanan lebih merata
dan meluas, oleh karena itu perlu adanya fasilitas:
v PUSKESMAS PEMBANTU / POSKESDES
Puskesmas Pembantu / Poskesdes adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan UPTD
Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
Puskesmas Pembantu / Poskesdes merupakan bagian integral dari Puskesmas dengan kata lain
satu UPTD Puskesmas meliputi seluruh Puskesmas Pembantu / Poskesdes yang ada didalam
wilayah kerjanya.
v PUSKESMAS KELILING
Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan roda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta
sejumlah tenaga yang berasal Puskesmas.
Puskesmas Keliling berfungsi untuk menunjuag dan membantu melaksanakan kegiatan –
kegiatan UPTD Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan.
v BIDAN DIDESA
Pada tiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya akan ditempatkan seorang
bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala UPTD Puskesmas.
8.2. Tata Kerja Puskesmas
1. KANTOR KECAMATAN: koordinasi
2. Bertanggung jawab ke DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
3. Bermitra dengan JARINGAN PELAYANAN KESEHATAN STRATA PERTAMA
4. JARINGAN PELAYANAN RUJUKAN
5. LINTAS SEKTOR: koordinasi
6. MASYARAKAT
12
BAB IX
KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
9.1. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi,
praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah
sebagai pembina.
9.2. Struktur Organisasi Puskesmas
Struktur Organisasi Puskesmas Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75
tahun 2014 dibagi menjadi 3 (tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas. Walaupun secara
umum memiliki kesamaan, namun terdapat beberapa bagian yang berbeda dari masing-masing
kategori puskesmas.
13
Struktur Organisasi Puskesmas Perkotaan
Adapun struktur organisasi puskesmas perkotaan adalah sebagai berikut:
Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah
sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas
minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kasubag Tata Usaha
Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah
tangga, dan keuangan.
Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
Membawahi:
1. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2. pelayanan kesehatan lingkungan
3. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4. pelayanan gizi yang bersifat UKM
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
1. pelayanan kesehatan jiwa
2. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
1. pelayanan pemeriksaan umum
2. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4. pelayanan gawat darurat
5. pelayanan gizi yang bersifat UKP
6. pelayanan persalinan
7. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap
8. pelayanan kefarmasian
9. pelayanan laboratorium
14
Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Membawahi:
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa
4. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Struktur Organisasi Puskesms Perkotaan dan Perdesaan
Struktur Organisasi Puskesmas Perdesaan
Struktur organisasi puskesmas perdesaan memiliki pola yang sama dengan puskesmas perkotaan
atau tidak ada yang berbeda sama sekali. Jadi, sebagai acuannya silakan lihat struktur organisasi
puskesmas perkotaan.
Untuk mengetahui kategori Puskesmas, anda dapat membaca tulisan kami sebelumnya tentang
Kategori Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2017.
Struktur Organisasi Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil
15
Struktur organisasi puskesmas terpencil dan sangat terpencil lebih sederhana karena disesuaikan
dengan keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas kawasan Terpencil dan Sangat
Terpencil.
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan Puskesmas di kawasan Terpencil
dan Sangat Terpencil adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas; dengan kriteria yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
minimal diploma tiga bila tidak tersedia tenaga kesehatan dengan pendidikan sarjana,
memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2
(dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2. Kepala sub bagian Tata Usaha, yang bertanggung jawab membantu kepala Puskesmas dalam
pengelolaan Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga. Bendahara termasuk
dalam bagian Tata Usaha.
3. Penanggungjawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat.
4. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
5. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan,
yang membawahi:
• Puskesmas Pembantu
• Puskesmas Keliling
• Bidan Desa
• Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Demikian yang dapat kami informasikan, semoga dapat menambah wawasan
kita.Silakan berikan komentar dan tanggapan anda di kolom komentar yang telah kami sediakan
dibawah.
Untuk berlangganan informasi dari Mitra Kesehatan Masyarakat, silakan isi email anda pada
kolom berlangganan yang telah kami sediakan dan klik berlangganan, maka anda akan
menerima email setiap ada postingan terbaru dari kami.
BAB X
MANAJEMEN LAYANAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS
10.1. Manajemen Layanan Puskesmas
Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas, puskesmas
memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):
16
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial
2. Subsistem manajemen keuangan
· Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana
operasional/proyek untuk masing-masing program.
· Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU No. 22 dan 25
tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang disalurkan
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.
Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
· Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi bendahara
proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin
(mengurusi gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya berbeda-
beda.Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya
kebutuhan logistik puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN
(khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan
puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara
rutin.
4. Subsistem manajemen personalia
· Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai dengan
ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada
staf yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
· Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer puskesmas tidak
diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana sendiri untuk
membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis)
ke Dinkes kabupaten/kota.
· Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin dalam pertemuan
rutin seperti rapat bulanan dan mingguan
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
· Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu
· Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)
17
· Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data kematian, LB3
berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk obat-obatan)
6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)
10.2. Sumber Pembiayaan Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan
tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas
yaitu:
1. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
terutama adalah pemerintah kab/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana yang
berasal dari pemerintah provinsi dean pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah
dibedakan atas dua macam yaitu: Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana
pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat Dana anggaran rutin yang
mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan dan fasilitas lainnya dalam
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk seterusnya
dibahas bersama DPRD Kab/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan
untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas kesehatan Kab/Kota.Penanggungjawab
penggunaan anggaran yang diterima oleh puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan
administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni staf yang
ditetapkan oleh Dinas KesehatanKab/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya
kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh Peraturan Daerah
masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebujakan yang terkait dengan
pemnfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan ini yakni:
Seluruhnya disetor ke kas daerah Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor seluruh dana
retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kab/Kota Sebagian
dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.
Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana
yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar
18
antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan
untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas cke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan
Kab/Kota Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas
Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang
diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan
operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti
ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang
juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh
pemerintah diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak
mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana
yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab
pemerintah.
3. Sumber Lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti: PT
ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta
ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.PT Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta jamsostek.Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Jamkesmas/Jamkesda Untuk membantu masyarakat miskin,
pemerintah menyalurkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu
pada pedoman yang telah ditetapkan.
10.3. Fungsi Manajemen Puskesmas
Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam manajemen
perusahaan, yaitu (Herlambang & Murwani, 2012) :
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Perencanaan kesehatan
adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai; jenis dan struktur organisasi
yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana
19
efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan; bentuk dan standar pengawasan
yang akan dilakukan.
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah perencanaan dalam
manajemen kesehatan, yaitu: (a) analisa situasi; (b) mengidentifikasi masalah dan prioritasnya;
(c) menentukan tujuan program; (d) mengkaji hambatan dan kelemahan program; (e) menyusun
rencana kerja operasional.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui: pembagian tugas secara jelas,
tugas pokok dan prosedur kerja staf, hubungan organisatoris dalam struktur organisasi,
pendelegasian wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi.
Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian, yaitu: (a) tujuan organisasi harus
sudah dipahami oleh staf; (b) membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang
praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya; (e) penugasan personal yang
terampil.
3. Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)
Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang dapat menggerakkan dan
mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi yaitu : peran kepemimpinan (leadership),
motivasi staf, kerja sama antar staf, dan komunikasi yang lancer antar staf.
Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1) menciptakan kerjasama yang
lebih efisien; (2) mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa
menyukai dan memiliki pekerjaan; (4) mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
meningkatkan motivasi prestasi kerja staf; (5) membuat organisasi berkembang secara dinamis.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang telah dibuat dalam
bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah
dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.
20
Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu : (1) standar norma, standar yang dibuat berdasarkan
pengalaman staf melaksanakan program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan dalam
situasi yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria, standar yang diterapkan untuk kegiatan-
kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah mendapatkan pelatihan.
Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan pengawasan dengan tiga cara:
pengamatan langsung, laporan lisan dari staf atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis
dari staf.
5. Fungsi Evaluasi (Evaluation)
Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program
dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi ada beberapa macam, yaitu: (a) evaluasi
terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan;(b) evaluasi terhadap proses,
dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi terhadap output, dilaksanakan setelah
pekerjaan selesai.
Fungsi-fungsi manajemen diatas dapat dilihat pada Gambar 2.1. Meskipun keempat fungsi
manajemen tersebut terpisah satu sama lain, teteapi sebagai sebuah proses, keempatnya
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Jika tujuan organisasi
belum tercapai, pimpinan organisasi harus menganalisis kelemahan pelaksanaan salah satu atau
beberapa fungsi manajemen tersebut (Muninjaya, 2012).
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta:
Rineka Cipta
Azwar, Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi Ketiga.Tanggerang : Binapura
Aksara
Muninjaya, A.A Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan Keluarga Lingkungan.Yogyakarta : Kanisius
Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar).Jakarta : PT.
Asdi Mahasatya
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.
Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba
Medika, Jakarta.
Asmdi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.
Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press,
Surabaya.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika:
Jakarta.