18
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA HUBUNGAN NILAI, NORMA, DAN MORAL , SERTA ETIKA POLITIK Nama Kelompok : 1. Yunike Wirahmaningrum HS (111 0711 018) 2. Ade Purnama Sari (111 0711 019) 3. Dewi Triana (111 0711 020) FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Modul Pancasila Pembelajaran 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul

Citation preview

Page 1: Modul Pancasila Pembelajaran 4

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

HUBUNGAN NILAI, NORMA, DAN MORAL , SERTA ETIKA POLITIK

Nama Kelompok :

1. Yunike Wirahmaningrum HS (111 0711 018)2. Ade Purnama Sari (111 0711 019)

3. Dewi Triana (111 0711 020)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“ VETERAN “ JAKARTA

2011/201

Page 2: Modul Pancasila Pembelajaran 4

KEGIATAN BELAJAR 4

HUBUNGAN NILAI, NORMA, DAN MORAL

Nilai adalah kualitas dari satu yang bermanfaat bagi kehidupanmanusia baik lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia, nilai dijadikan landasan, alasan, atau motovasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak. Wujud yang lebih konkrit dari nilai adalah merupakan suatu norma.

Nilai berbeda dengan fakta, dimana fakta dapat diobservasi melaluisuatu verifikasi empiris, sedangkan nilaibersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti,dan dihayati manusia. Nilai berkaitan juga dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan internal (batiniah) manusia. Nilai tidak bersifat konkrit, tidak dapat ditangkap dengan indra manusia, dan nilai dapat bersifat subjektif maupun objektif. Bersifat subjektif manakala nilai tersebut diberikan oleh subjek (dalam hal ini manusia sebagai pendukung pokok nilai) dan bersifat objektif (jikskslsu nilsi tersebut telah melekat pada suatu terlepas dari penilaian manusia).

Nilai dapat berguna dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia maka perlu lebih dikongkritkan lagi serta diformulasikan menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkan dalam tingkah laku secara kongkrit. Maka wujud yang lebih konkrit dari nilai tersebut adalah merupakan norma. Terdapat berbagai macam norma, dan dari berbagai macam norma tersebut norma hukumlah yang paling kuat pemberlakuannya, karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal. Missal penguasa atau penegak hukum.

Selanjutnya nilai norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penentu sikap dan tingkah laku manusia.

Hubungan antara moral dengan etika memang sangat erat sekali dan terkadangkala kedua hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Moral adalah merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan

Page 3: Modul Pancasila Pembelajaran 4

maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Etika adalah suatu cabang filsafat yaitu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran, pandangan-pandangan moral. Menurut Devos etika adalah sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan atau kesusilaan adalah identik dengan pengertian moral, sehingga etika pada hakikatnya sebagai ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip moralitas.

Setiap orang memiliki moralitas sendiri-sendiri, tetapi tidak demikian halnya dengan etika. Tidak perlu semua orang perlu melakukan pemikiran yang kritis terhadap etika. Terdapat suatu kemingkinan bahwa seorang mengikuti begitu saja pola-pola moralitas yang ada dalam suatu masyarakat tanpa perlu merefleksikan secara kritis.

Etika tidak berwenang menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenag ini dipandang berada di tangan pihak-pihak yang memberikan ajaran moral. Hal ini menjadi kekurangan dari etika jikalau dibandingkan dengan ajaran moral. Sekalipun demikian dalam etika jikalau seseorang dapat mengerti mengapa, dan atas dasar apa manusia harus hidup menurut norma-norma tertentu. Hal yang terakhir inilah yang merupakan kelebihan etika jikalau dibandingkan dengan moral.

Hal ini dapat dianalogikan bahwa ajaran moral sebagai buku petunjuk tentang bagaimana kita memperlakukan sebuah mobil dengan baik, sedangkan etika memberikan pengertian pada kita tentang struktur dan teknologi mobil itu sendiri. Demikianlah hubungan dengan sistematik antara nilai, norma, dan moral yang ada pada gilirannya ketiga aspek tersebut terwujud dalam suatu tingkah laku praktis dalam kehidupan manusia.

Page 4: Modul Pancasila Pembelajaran 4

RANGKUMAN

1. Filsafat pancasila adalah hasil berfikir yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang diangga, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu kenyataan, norma-norma, nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila adalah yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik, dan paling sesuaidengan bangsa Indonesia.

2. Filsafat pancasila tergolong filsafat yang religius, berarti bahwa filsafat pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenai adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia termaksuk kemampuan berfikir.

3. Filsafat pancasila digolongkan dalam arti praktis berarti bahwa filsafat pancasila dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamny, tidak bertujuan mencari kebenaran dan kebijakan, tidak sekedar untuk memenuhi hasrat ingin tahu manusia yang tidak habis-habisnya tapi juga dan terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari agar dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin baik dunia maupun akhirat.

4. Sebagai suatu nilai pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal yang nyata dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bila nilai di jabarkan dalam kehidupan praktis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, berbangsa, maupun Negara maka nilai-nilai dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman.

5. Norma moral yaitu yang berkaitan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Dalam kapasitas inilah nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam suatu norma-norma moralitas atau norma-norma etika sehingga pancasila merupakan system etika dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 5: Modul Pancasila Pembelajaran 4

BAHAN DISKUSI KELOMPOK ATAU SOAL LATIHAN

1. Jelaskan dalam kelompok anda tentang perbedaan dan persamaan norma moral, dan norma hokum serta berikan bentuk aplikasinya------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Jelaskan pengertian Etika Individual dan Etika Sosial------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Etika pada hakikatnya adalah sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas. Jelaskan dan berikan aplikasinya------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Berikan satu contoh kasus yang menggambarkan dimana etika membicarakan masalah-masalah berkaitan dengan nilai------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum memiliki wawasan global, bahkan wawasan nasional sehingga ditemukan dalam beberapa media menggambarkan bahwa para pejabat legislative menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai suatu system etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan terjadinya perselisihan di gedung DPR sewaktu sidang berlangsung. Bagaimana pendapat kelompok anda? Diskusikan.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 6: Modul Pancasila Pembelajaran 4

KEGIATAN BELAJAR 5

ETIKA POLITIK

1. Pendahuluan Etika politik dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu

manusia. Etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan tidak baik dalam moral. Pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Berdasarkan kenyataan bahwa masyarakat bangsa maupun Negara dapat berkembang kearah keadaan yang baik yaitu manusia yang memiliki moral. Oleh karena itu harkat dan martabat manusia harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia.

2. Pengertian Politik

Adalah yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari system itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan tersebut. Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari system politik itu menyangkut seleksi antara beberapa altenatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah terpilih. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan pembagian dari sumber-sumber yang ada.

Untuk melaksanakan kebijakan diperlukan suatu kekuasaan dan kewenangan yang akan dipakai baik untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflikyang mingkin timbul dalam sutu proses. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat persuasi, dan jika perlu dilakukan suatu pemaksaan. Tanpa adanya suatu paksaan kebijakn ini hanya merupakan keinginan belaka yang tidak akan pernah terwujud.

Secara oprasional bidang politik menyangkut konsep-konsep yang berkaitan dengan :

a. Negarab. Kekuasaanc. Pengambilan keputusan

Page 7: Modul Pancasila Pembelajaran 4

d. Kebijaksanaane. Pembagianf. Alokasi

Sebagai mana dijelaskan di atas maka seolah0olah bidang politik lebih banyak berkaitan dengan para pelaksana pemerintah Negara, lembaga-lembaga tinggi Negara, kalangan aktivis politik serta para pejabat serta birokrat dalam pelaksana dan penyelenggara Negara. Bilamana lingkup pengertian politik dipahami seperti itu, maka terdapat suatu kemungkinan akan terjadi ketimpangan dalam aktualisasi politik. Karena tidak melibatkan aspek rakyat baik sebagai individu maupun sebagai suatu lembaga yang terdapat dalam masyarakat.

Oleh karena itu, dalam hubungan dengan etika politik pengertian politik tersebut harus dipahami dalam pengertian yang lebih luas yaitu menyangkut seluruh unsure yang membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut masyarakat Negara.

3. Dimensi Politis Manusia

a. Manusia Sebagai Makhluk Individu SosialBerbagai paham antropogi memandang hakikat sifat kodrat

manusia, dari kaca mata berbeda-beda. Paham individualism yang merupakan cikal bakal paham liberalism, memandang manusia sebagai makhluk hidup individu yang bebas. Konsekuensinya dalam setiap kehidupan masyarakat, bangsa maupun Negara dasar ontologism ini merupakan dasar moral politik negar. Segala hak dan kewajiban dalam kehidupan bersama senantiasa diukur berdasarkan kepentingan dan tujuan berdasarkan paradigm sifat kodrat manusia sebagai individu.

Sebagai kalangan kolektivisme yang merupakan cikal bakal sosalisme dan komunisme memandang sifat kodrat manusia sebagai makhluk social saja. Individu menurut paham kolekvitisme dipandang sebagai sarana bagi masyarakat. Oleh karena itu,konsekuensinya segala aspek dalam realisasi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara paham politisme mendasarkan kepada sifat kodrat manusia sebagai makhluk social. Segala hak dan kewajiban baik moral maupun hokum dalam hubungan masyarakat, bangsa, dan Negara senantiasa di ukur berdasarkan filosofi manusia sebagai makluk social

b. Dimensi PolitiKehidupan ManusiaDalam kehidupan manusia secara alamiah jaminan atas kebebasan

manusia baik sebagai individu maupun makhluk social sulit untuk dapat dilaksanakan, karena terjadi perbenturan kepentingan diantara mereka sehingga terdapat suatu kemungkinan terjadinya anarkhisme dalam

Page 8: Modul Pancasila Pembelajaran 4

masyarakat. Dalam hubungan inilah manusia memerlukan suatu masyarakat hokum yang mampu menjamin hak-haknya, dan masyarakat ittulah yang disebut Negara. Oleh karena itu berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan social, dimensi politis mencangkup lingkaran kelembagaan hokum dan Negara, system-sistem nilai serta ideology yang memberikan legitimasi kepadanya.

c. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik.Sebagai dasar filsafat Negara pancasila tidak hanya merupakan

sumber derifasi peraturan perundangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksana dan pentelenggara Negara. Sila pertama Ketuhananyang Maha Esa dan adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara Indonesia berdasarkan sila ke 1 Ketuhanan yang Maha Esa bukan Negara “teokrasi ” yang mendasarkan kekuasaan Negara dan penyelenggara Negara pada legitimasi religious.

Kekuasaan kepala Negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius, melainkan berdasarkan legitimasi hokum serta legitimasi demokrasi. Oleh karena itu asas sila Ketuhanan yang Maha Esa lebih berkaitan dengan legitimasi moral. Hal inilah yang membedakan Negara yang berketuhanan yang maha esa dengan Negara teokrasi. Walaupun dalam Negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara moralitas kehidupan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan terutama hokum serta moral dalam kehidupan Negara. Selain sila 1, sila 2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradap juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan Negara.

Negara pada perinsipnya adalah merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama dalam suatu wilayah tertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip hidup demi kesejahteraan bersama (sila 3). Oleh karena itu manusia pada hakikatnya merupakan asas yang bersifat fundamental dalam kehidupan Negara. Manusia adalah merupakan dasar kegidupan serta pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Oleh karena itu asas-asas kemanusiaan adalah bersifat mutlak dalam kehidupan Negara dan hukum.

Dalam kehidupan kemanusiaan harus mendapatkan jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan jaminan atas hak-hak dasar (asasi) manusia. Selain itu asas kemanusiaan juga harus merupakan perinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara.

Page 9: Modul Pancasila Pembelajaran 4

Dalam pelaksaan dan penyelenggaraan Negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam Negara dijalankan sesuai dengan :1. Asas legalitas (legitimasi hukum). Yaitu dijalankan sesuai dengan

hukum yang berlaku.2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis. (legitimasi demokratisis)3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak

bertentangan denganya (legitimasi moral).

Pancasila sebagai suatu system filsafat memiliki 3 dasar tersebut dalam pelaksanaan penyelenggaraan Negara, baik menyangkut kekuasaan kebijaksanaan, yang menyangkut public, pembagian dan kewenangan harus berdasarkan legitimasi moral religious (sila 1) serta moral kemanusiaan (sila 2). Hal ini di tegaskan oleh Hatta takkala mendirikan agama, bahwa Negara harus berdasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan agar tidak terjerumus atau Negara kekuasaan. Selain itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu perinsip ”legalitas”. Negara Indonesia adalah Negara hukum, oleh karena itu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial) sebagaimana terkandung dalam sila 5 adalah merupakan tujuan kehidupan Negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas hukum yang berlaku. Penyelenggaraan atas perinsip keadilan dalam hidup kenegaraan akan menimbulkan ketidak seimbangan dalam kehidupan Negara.

Negara berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila 4). Oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan Negara oleh karena itu dalam pelaksanaan penyelenggaraan Negara segala kebijaksanaan, kekuasaan, serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebgai pokok Negara. Maka dalam pelaksanaan politik praktis hal-hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif, legislative, dan yudikatif, konsep pengambilan keputusan, pengawasan, partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat atau dengan kata lain harus memiliki legitimasi demokratis.

Prinsip-prinsip dasar etika politik itu dalam realisasi praktis dalam kehidupan kenegaraan senantiasa dilaksanakan secara korelatif diantara ketiganya. Kebijaksanaan serta keputusan yang diambil dalam pelaksanaan kenegaran baik menyangkut politik dalam negeri maupun luar negri, ekonomi baik nasional maupun global, yang menyangkut rakyat, dan lainnya selain berdasarkan hukum yang berlaku (legitimasi hukum), harus mendapat legitimasi rakyat dan juga harus berdasarkan prinsip-prinsip moralitas . misalnya kebijaksanaan harga BBM, tariff liktrik, telpon, kebijaksanaan ekonomi mikro ataupun makro, reformasi infra struktur politik serta kebijaksanaan politik dalam maupun luar negri harus didasarkan ketiga prinsip diatas.

Page 10: Modul Pancasila Pembelajaran 4

Etika politik ini juga harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan Negara. Para pejabat eksekutif, anggota legislative, maupun yudikatif, para pejabat Negara, anggota DPR, maupun MPR aparat pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi demokrasi juga harus berdasar pada legitimasi moral. Misalnya gaji para pejabat dan anggota DPR, MPR itu sesuai dengan hukum, namum mengikat kondisi rakyat yang sangat menderita belum tentu layak secara moral (legitimasi moral).

RANGKUMAN

1. Kebobrokan etika politik merupakan salah satu masalah yang serius yang sedang dihadapi bangsa Indonesia lebih-lebih sejak merebaknya masalah reformasi. Hal itu dapat dilihat dari berbagai indikasi dan kecenderungan kea rah itu seolah-olah merupakan peristiwa yang sudah biasa dan sangat sukar ditindak dan dibenahi sebab keterlibatan hamper seluruh borokrat, swasta, dan instusi.

2. Meluasnya kasus korupsi, kolusi, nepotisme, money politik, money laudry sampai demokrasi masa yang tidak memperdulikan lagi etika politik yang terkadang menjadi anarki.

3. Perlakuan hukum, politik, ekonomi, social, budaya dan sebagainya sudah jauh dari pancasila sehingga pradikma dalam etika politik di Indonesia menjadi morat-marit.

4. Etika berbangsa dan bernegara adalah sebuah aturan bersama terhadap pelaksana nilai-nilai yang dicita-citakan demi tercapainya sebuah kehidupan harmonis dinamis dalam berbangsa dan bernegara.

Page 11: Modul Pancasila Pembelajaran 4

BAHAN DISKUSI KELOMPOK ATAU SOAL LATIHAN

1. Diskusikan dalam kelompok andatentang suatu kasus yang menggambarkan penerapan etika politik dalam kehidupan kampus.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Diskusikan tentang : “ pemerintahan dalam menyelenggarakan Negara yang terkait dengan kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang kurang menyikapi tentang mekanisme penerapan nilai-nilai pancasila sebagai etika politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Hukum dan kekuasaan Negara menerapkan aspek yang berkaitan langsung dengan etika politik. Jelaskan dan berkan aplikasinya.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Bagaimana penerapan sumber-sumber etika politik dalam nilai-nilai pancasila. Diskusikan dalam kelompok anda dan nyatakan dalam suatu kasus.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Bagaimana aplikasi pancasila sebagai dasar Negara dalam kehidupan masyarakat dalam kehidupan Pegawai Negri Sipil suatu departemen.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 12: Modul Pancasila Pembelajaran 4