Upload
phamdan
View
451
Download
45
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME karena atas rahmatNya penyusun dapat
menyelesaikan Modul Perpajakan 1. Modul ini berisikan kumpulan soal terpilih untuk mata
kuliah Perpajakan 1.
Penyusun berharap modul ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat membantu
untuk lebih memahami materi Perpajakan 1 serta dapat menambah kemahiran dan keahlian
dalam menyelesaikan beberapa variasi soal.
Penyusun mengucapkan terima kasih dan selamat mempelajari Modul Laboratorium
Perpajakan 1.
Selamat Mencoba,
Penyusun
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………… 1 DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………… 2 Pengantar Perpajakan ………………………………………………………………………………………… 3 NPWP dan NPPKP ………………………………………………………………………………………… 6 Surat Pemberitahuan (SPT) ………………………………………………………………………………………… 8 Pembukuan dan Pencatatan ………………………………………………………………………………………… 15 PPh 21 ………………………………………………………………………………………… 22 PPh 22 ………………………………………………………………………………………… 32 PPh 23 ………………………………………………………………………………………… 38 PPh 24 ………………………………………………………………………………………… 44 PPh 15 ………………………………………………………………………………………… 45 PPh 25 ………………………………………………………………………………………… 52
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
3
Pengantar Perpajakan
Conceptual Framework for Financial Reporting
Definisi pajak menurut UU No.28 tahun 2007 : Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yg bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Fungsi pajak :
o Fungsi Penerimaan (Budgetair) : berfungsi sebagai sumber dana yang
diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah
o Fungsi Mengatur (Reguler) : berfungsi sebagai alat untuk mengatur/melaksanakan
kebijakan di bidang sosial ekonomi
Pengelompokkan pajak :
o Menurut golongan :
Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau
pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
o Menurut sifat :
Pajak subyektif, yaitu pajak yang yang pengenaannya memerhatikan keadaan
diri Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaaan
subyeknya. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).
Pajak obyektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan obyeknya baik
berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan
timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi
subyek pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
o Menurut lembaga pemungut :
Pajak Pusat, yaitu pajak yg dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh: PPh, PPN, PPnBM,
BPHTB serta Bea Materai.
Pajak Daerah, yaitu pajak yg dipungut oleh pemerintah daerah (propinsi,
kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
daerah dibedakan menjadi pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
4
Sistem pemungutan pajak
o Official Assessment System : sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang.
o Self Assessment System : sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
o Withholding System : sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak terutang.
Cara pemungutan pajak
o Stelsel nyata (riil stelsel) : pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan)
yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
o Stelsel anggapan (fictive stelsel) : pengenaan pajak didasarkan pada suatu
anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah
dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan.
o Stelsel campuran : merupakan perpaduan antara Fictive Stelsel dengan Riil Stelsel.
Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung dengan anggapan penghasilan sama
dengan tahun sebelumnya, kemudian diakhir tahun pajak akan dikoreksi
berdasarkan objek yang sesungguhnya.
Asas pemungutan pajak.
o Asas menurut falsafah hukum, hukum pajak harus berdasarkan pada keadilan.
o Asas yuridis. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
o Asas Ekonomi. Pemungutan pajak tidak menggangu kehidupan ekonomi
masayarakat.
o Asas untuk memungut Pajak Penghasilan :
Asas sumber : negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber atau berasal dari wilayahnya tanpa memperhatikan di mana tempat
tinggal Wajib Pajak apakah di wilayahnya atau di luar wilayahnya.
Asas domisili : Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak
atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di
wilayahnya baik atas penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun dari
luar negeri.
Asas kebangsaan : Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan
dengan status kewarganegaraan atau kebangsaan seorang Wajib Pajak.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
5
Tarif Pajak
o Tarif pajak sebanding/proporsional
Tarif berupa prosentase tetap, terhadap berapapun jumlahnya yang dikenai
pajaksehingga besarnya pajak terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang
dikenai pajak.
o Tarif pajak tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlnya yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang.
o Tarif pajak progresif
Tarif pajak yang prosentasenya semakin besar apabila jumlah yang menjadi dasar
pengenaan pajak semakin besar.
o Tarif pajak degresif
Tarif pajak yang prosentasenya semakin kecil apabila jumlah yang menjadi dasar
pengenaan pajak semakin besar.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
6
NPWP dan NPPKP
Conceptual Framework for Financial Reporting
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Surat Keterangan Terdaftar Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (SPPKP)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
7
Latihan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Subyek Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi dan
Subyek Pajak Dalam Negeri Badan!
2. Sebutkan siapa saja yang bukan merupakan subyek pajak!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)!
4. Sebutkan fungi NPWP!
5. NPWP dapat dihapus oleh Dirjen Pajak jika memenuhi 2 kriteria. Sebutkan kedua
kriteria tersebut!
6. Sebutkan ancaman hukuman yang akan diberikan jika terbukti menyalahgunakan
NPWP dan NPPKP yang merugikan negara!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP)!
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
8
Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21
Kode Jenis Setoran
Jenis Setoran Keterangan
100 Masa PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
200 Tahunan PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21.
401 PPh Final Pasal 21 Pembayaran Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pesangon
untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 pembayaran sekaligus atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pesangon.
402 PPh Final Pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya
untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.
2. Kode Akun Pajak 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22
Kode Jenis Setoran
Jenis Setoran Keterangan
100 Masa PPh Pasal 22 untuk pembayaran pajak yang harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
900 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Pemungut.
3. Kode Akun Pajak 411123 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 Impor
Kode Jenis Setoran
Jenis Setoran Keterangan
100 Masa PPh Pasal 22 Impor
untuk pembayaran pajak yang harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 atas transaksi impor termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
199 Pembayaran Pendahuluan skp PPh Pasal 22 Impor
untuk pembayaran pajak sebelum diterbitkan surat ketetapan pajak PPh Pasal 22 Impor.
300 STP PPh Pasal 22 Impor untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam STP PPh Pasal 22 atas transaksi impor.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
9
4. Kode Akun Pajak 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23
Kode Jenis Setoran
Jenis Setoran Keterangan
100 Masa PPh Pasal 23 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa).
101 PPh Pasal 23 atas Dividen untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas dividen.
102 PPh Pasal 23 atas Bunga untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas bunga.
103 PPh Pasal 23 atas Royalti untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas royalti.
104 PPh Pasal 23 atas Jasa untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas jasa.
5. Kode Akun Pajak 411125 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi
6. Kode Akun Pajak 411126 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Badan
Kode Jenis Setoran
Jenis Setoran Keterangan
100 Masa PPh Pasal 25 Orang Pribadi untuk pembayaran Masa PPh Pasal 25 Orang Pribadi yang terutang.
200 Tahunan PPh Orang Pribadi
untuk pembayaran pajak yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
Kode Jenis Setoran
Jenis Setoran Keterangan
100 Masa PPh Pasal 25 Badan untuk pembayaran Masa PPh Pasal 25 Badan yang terutang.
200 Tahunan PPh Badan
untuk pembayaran pajak yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
10
Surat Setoran Pajak (SSP)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
11
Surat Pemberitahuan (SPT)
SPT PPh 21 Orang Pribadi (1770SS)
PERHATIAN :
▪ SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN
▪ - ….
NPWP I.01 : - -
NAMA WAJIB PAJAK I.02 :
TK/ K/ K/I/
(Diisi jumlah PTKP dari Formulir 1721-A1 angka 17 atau 1721-A2 angka 16)
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN YANG DIKECUALIKAN DARI OBJEK PAJAK
Saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas adalah benar, lengkap, jelas.
P.01 - -
TANDA TANGAN
2 Pengurangan
2 0
1 A.01
DIREKTORAT JENDERAL PAJAKH.03
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SPT TAHUNANPAJAK PENGHASILAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
TAHUN PAJAK
1770 SSISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
* Apabila terdapat Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri, Waj ib Pajak harus melampirkan asli SSP lembar ke-3
H.02
PERNYATAAN
dd mm yyyy
12
4
5 Pajak Penghasilan Terutang
6 Pajak Penghasilan yang telah Dipotong oleh Pihak Lain
10
Penghasilan Kena Pajak ( 1 - 2 - 3 )
Jumlah Keseluruhan Harta yang Dimiliki pada Akhir Tahun Pajak
Jumlah Keseluruhan Kewajiban/Utang pada Akhir Tahun Pajak
7
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
▪BERI TANDA 'X' PADA
Pajak Penghasilan yang harus Dibayar Sendiri *
4 A.07
C.02
11 C.0111
12
C
DIISI OLEH PETUGAS KPP
BARCODE DITEMPEL DISINI
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
DAFTAR HARTA DAN KEWAJIBAN
Penghasilan Tidak Kena Pajak 3 A.06
Dasar Pengenaan Pajak/Penghasilan Bruto Pajak Penghasilan Final
Pajak Penghasilan Final Terutang
Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak
( 5 - 6 )
Pajak Penghasilan yang Lebih Dipotong
B.03
a.
A.03
8
9 B.029
8 B.01
B
A.12
2 A.02
5 A.08
b.
A.10
A.11
10
7
3
IDE
NT
ITA
S
WA
JIB
PA
JA
K
H.01 SPT PEMBETULAN KE
PAJAK PENGHASILAN
Penghasilan Bruto dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan dan Penghasilan Netto dalam Negeri Lainnya
(Diisi jumlah pengurangan dari Formulir 1721-A1 angka 13 atau 1721-A2 angka 13)
Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal
A.
1
6 A.09
A.04 A.05
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
12
SPT PPh 22
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-
/
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
1. Badan Usaha Industri/Eksportir
2. Penjualan Barang yang tergolong Sangat Mewah
3. Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/Badan
Tertentu Yang Ditunjuk
4. Nilai Impor Bank Devisa/Ditjen Bea dan Cukai*)
a. API
b. Non API
5. Hasil Lelang (Ditjen Bea dan Cukai)
6. Penjualan Migas Oleh Pertamina / Badan Usaha
Selain Pertamina
a. SPBU/Agen/Penyalur (Final)
b. Pihak lain (Tidak Final)
7. ………………………………………………………………………………
*) Coret yang tidak perlu
1. Daftar Surat Setoran Pajak PPh Pasal 22 (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan
Pertamina/Badan Usaha selain Pertamina).
2. Surat Setoran Pajak (SSP) yang disetor oleh importir atau Pembeli Barang sebanyak: lembar
(Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina).
3. SSP yang disetor oleh Pemungut Pajak sebanyak: lembar
(Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu, Ditjen Bea dan Cukai).
4. Daftar Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Importir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai).
5. Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai).
6. Daftar rincian penjualan dan retur penjualan (dalam hal ada penjualan retur).
7. Risalah lelang (dalam hal pelaksanaan lelang).
8. Surat Kuasa Khusus.
SPT Masa Diterima:
Langsung dari WP
PEMUNGUT PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Nama 2 0
NPWP -
Tanda Tangan & Cap Tanggal 2 0 Tanda Tangan
F.1.1.32.02
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya
beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
tanggal tahunbulan
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
Tang
gal
tanggal bulan tahun
Diisi Oleh Petugas
Terbilang …………………………….…………………...…………………………………………………………………………………………………………….………………………..………………
BAGIAN C. LAMPIRAN
411122/100
411122/100
411122/100
(1)
411122/100
411122/100
Uraian
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
Masa Pajak
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA
Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 22
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
JUMLAH
411122/401
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
(2) (3)
411122/403
(4)
PPh yang Dipungut
(Rp)KAP/KJS
Nilai Objek Pajak
(Rp)
411122/100
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
13
SPT PPh 23
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-
/
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
1. PPh Pasal 23 yang telah Dipotong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a. Jasa Teknik
b. Jasa Manajemen
c. Jasa Konsultan
d. Jasa lain :****)
1) …………………………...………………………………………………………………………
2) …………………………...………………………………………………………………………
3) …………………………...………………………………………………………………………
7.
2. PPh Pasal 26 yang telah Dipotong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1. Surat Setoran Pajak : lembar. 4. Surat Kuasa Khusus.
2. Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. 5. Legalisasi fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih
3. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 berlaku, dalam hal PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan tarif
dan/atau Pasal 26 : lembar. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Nama 2 0
NPWP -
Tanggal 2 0 Tanda Tangan
F.1.1.32.03 Lampiran IV.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 53/PJ/2009
411127/100
411127/100
411127/104
411127/100
Premi asuransi/reasuransi
Penghasilan dari pengalihan saham
Penghasilan Kena Pajak BUT setelah pajak 411127/105
411127/100
Keuntungan karena pembebasan utang
Penjualan harta di Indonesia
Dividen
Bunga
Royalti
Sewa dan Penghasilan lain sehubungan penggunaan harta
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
Hadiah dan penghargaan
Pensiun dan pembayaran berkala
Premi swap dan transaksi lindung nilai
411124/104
dengan PMK-244/PMK.03/2008 :
Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan jasa lain sesuai
Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ***) 411124/100
411127/100
411127/102
411127/103
411124/100
411124/102
(2)
Bunga **)
KAP/KJSUraian
….…………………………….……………….……….….………….………….……
Hadiah dan penghargaan
Royalti
JUMLAH
Terbilang …………………………………………………………….…………………………………………….………………………..…………………………
411124/101
411124/103
411127/101
(4)
Tanda Tangan & Cap
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada WP OP. ****) Apabila kurang harap dibuat lampiran tersendiri.
411127/102
Terbilang ……………..…………………………………………………………………………………………………………….………………………..…………………………
411124/104
*) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi Dalam Negeri. ***) Kecuali sewa tanah dan bangunan.
JUMLAH
(3)
411127/100
411127/100
(1)
411124/104
Jumlah Penghasilan
Bruto
(Rp)
Perkiraan
Penghasilan
Neto (%)
PPh yang Dipotong (Rp)
(1)
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
(3) (4)(2)
KAP/KJS
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
Uraian
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26
Masa Pajak
Jumlah Penghasilan Bruto (Rp) PPh yang Dipotong (Rp)
Dividen *)
(5)
tanggal
BAGIAN C. LAMPIRAN
bulan tahun
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
tanggal bulan tahun
Diisi Oleh Petugas
Tan
ggal
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
14
Latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan (SPT)!
2. Kapan batas waktu penyampaian SPT?
3. Kriteria apa saja yang menyebabkan SPT dianggap tidak disampaikan?
4. Sebutkan denda (sesuai SPT masing-masing) apabila menyampaikan SPT lewat dari
waktu yang telah ditentukan!
5. Apabila WP membayar pajak melewati batas waktu yang telah ditentukan, sanksi
administrasi apa yang akan dikenakan dan berapa besarannya?
6. Sebelum menyampaikan SPT, WP harus membayar pajak terlebih dahulu. Surat apa
yang digunakan untuk membayar pajak, berapa rangkap harus disiapkan dan untuk
siapa saja masing-masing rangkap tersebut?
7. Andi melaporkan SPT PPh Orang Pribadi tahun 2014 pada tanggal 5 April 2015. Sanksi
administrasi apa yang akan dikenakan terhadap Andi dan berapa besarannya?
8. PPh pasal 23 masa Januari 2016 baru dibayarkan PT.A pada tanggal 30 Mei 2016.
Hitunglah bunga pajak yang harus dibayar PT.A atas keterlambatan pembayaran pajak
tersebut!
9. PT. ABC akan membayar PPh Pasal 23 atas jasa sebesar Rp 3.540.000 untuk bulan
Maret 2016. Buatlah SSP nya!
10. PT. ABC akan membayar pajak tersebut di atas (no.9) pada tanggal 10 April 2016,
tetapi tanggal 10 April 2016 adalah hari Sabtu. Hari dan tanggal berapa PT. ABC bisa
membayar pajak?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
15
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yg meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
untuk periode Tahun Pajak tersebut.
Wajib melakukan pembukuan :
WP Badan
WP OP yang peredaran bruto per tahun ≥ Rp 4.800.000.000
Pencatatan harus dapat menggambarkan antara lain:
Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yg diterima
dan/atau diperoleh;
Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.
Wajib melakukan pencatatan :
WP OP yang peredaran bruto per tahun < Rp 4.800.000.000
10 Ibukota propinsi : Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Denpasar, Manado, Makassar, Pontianak.
Lampiran I
Keputusan Dirjen Pajak
Nomor : KEP-536/PJ./2000
Tanggal : 29 Desember 2000
DAFTAR PERSENTASE NORMA PENGHITUNGAN
UNTUK PEREDARAN USAHA, PENERIMAAN BRUTO
PEKERJAAN BEBAS KURANG DARI Rp. 600.000.000,00
N
NO.
URUT
KODE JENIS USAHA
WAJIB PAJAK
PERSEORANGAN
10
IBU
KOTA
PROP
KOTA
PROP
LAINNYA
DAERAH
LAINNYA
10000 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN,
PERBURUAN DAN PERIKANAN
1. 11000 Pertanian tanaman pangan 15 15 15
2. 12111 Kelapa dan kelapa sawit 11.5 11 10
3. 12113 Kopi 11.5 11 10
4. 12131 Tembakau 11.5 11 10
5. 12132 Teh 11.5 11 10
6. 12141 Pertanian tanaman karet 11.5 11 10
7. 12161 Tebu 11.5 11 10
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
16
13. 17000 Perikan laut.
- Meliputi usaha penangkapan, pengambilan
hasil laut. Pemeliharaan dan pelayanan
perikanan laut yang dilakukan atas dasar balas
jasa atau kontrak, seperti sortasi, gradasi,
persiapan lelang ikan dan lain-lain.
25 23 22
14. 18300 Perikanan darat
- Meliputi usaha budidaya ikan, pemeliharaan,
pembibitan, penangkapan dan pengambilan
hasil serta pelayanan perikanan darat yang
dilakukan atas dasar balas jasa/kontrak.
25 23 22
20000 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
22. 25000 Penambangan dan penggalian garam
- Meliputi usaha penggalian, penguapan garam
di tambak/ empang termasuk usaha
pengumpulan, pembersihan, penggilingan dan
pengolahan dengan cara lain terhadap mineral
tersebut.
11 11 11
30000 INDUSTRI PENGOLAHAN
25. 31110 Pemotongan hewan dan pengawetan daging
- Seperti pemotongan hewan, pemotongan kulit,
penjemuran tulang,pensortiran bulu,
pembuatan sosis, kaldu dan pasta daging.
15 14.5 14
26. 31120 Industri Susu dan Makanan dari Susu.
- Seperti pembuatan susu kental/bubuk/asam,
pembuatan , mentega, keju dan es krim dari
susu
12.5 10 8.5
27. 31130 Industri pengolahan, pengawetan buah-buahan
dan sayur-sayuran.
- Seperti pengalengan, pengasinan, pemanisan,
pelumatan, pengeringan buah-buahan dan
sayur-sayuran.
15 14.5 14
28. 31140 Industri Pengolahan dan Pengawetan ikan dan
sejenisnya.
- Seperti pengalengan, penggaraman,
pengasaman, pembekuan ikan dan sejenisnya.
15 14.5 14
44. 31340 Industri minuman ringan. 15 14.5 14
32000 INDUSTRI TEKSTIL, PAKAIAN JADI DAN KULIT
50. 32100 Industri tekstil 13.5 13 12.5
51. 32200 Industri pakaian jadi, kecuali untuk keperluan
kaki. 13.5 13 12.5
52. 32300 Industri kulit dan barang dari kulit, kecuali untuk
keperluan kaki. 17.5 16.5 16
53. 32400 Industri barang keperluan kaki. 17 16 15
33000 INDUSTRI KAYU DAN BARANG DARI KAYU,
TERMASUK PERABOT RUMAH TANGGA.
54. 33100 Indusri kayu dan barang dari kayu, bambu, rotan
dan kayu. 15 13.5 12.5
55. 33200 Industri perabot serta kelengkapan rumah tangga
dan alat dapur dari kayu, bumbu dan rotan. 15 13.5 12.5
34000 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS,
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
17
PERCETAKAN DAN PENERBITAN.
56. 34100 Industri kertas, barang dari kertas dan sejenisnya 14.5 13 12
57. 34200 Industri percetakan dan penerbitan
- Seperti uaha percetakan secara stensil, offset
lithografi untuk segala jenis cetakan termasuk
penjilidan buku dan penerbitan hasil/ barang
cetakan.
14.5 13 12
35000 INDUSTRI KIMIA DAN BARANG-BARANG DARI
BAHAN KIMIA, MINYAK BUMI, BATUBARA, KARET,
DAN PLASTIK.
58. 35100 Industri bahan kimia. 13 12.5 11
59. 35200 Industri kimia lain. 13 12.5 11
60. 35220 Industri Farmasi dan Jamu.
- Seperti pembuatan/fabrikasi dan pengolahan
bahan obat, bahan pembantu dan bahan
pengemas obat, pembuatan dan pengolahan
obat-obatan yang berbentuk jadi, pengolahan
bahan jamu (simplisia) dan macam-macam
jamu (misalnya berbentuk pil, kapsul, bubuk
dan bentuk cairan).
20 19 18
61. 35230 Industri sabun, bahan pembersih keperluan
rumah tangga, kosmetika dan sejenisnya.
- Yaitu pembuatan sabun dalam berbagai bentuk
termasuk industri detergent, bahan pembersih
rumah tangga lainnya dan tapal gigi dan
pembuatan berbagai macam kosmetika kecuali
minyak wangi sintetis dan minyak atsiri.
17 16 15
64. 35500 Industri karet dan barang dari karet. 17.5 16.5 16
65. 35600 Industri barang dari plastik.
- Seperti industri pipa dan slang dari plastik,
industri barang plastik untuk keperluan kaki,
industri barang plastik lembaran, industri
media rekam dari plastik dan indutri barang-
barang plastik lainnya.
17.5 16.5 16
62000 PERDAGANGAN ECERAN
106. 62200 Perdagangan eceran barang-barang kelontong,
supermarket dan warung langsam.
- Yaitu perdagangan eceran macam-macam
hasil industri untuk keperluan rumah tangga,
kantor, sekolah, maupun keperluan
perorangan seperti toko kelontong, toko serba
ada, supermarket dan warung langsam
30 25 20
107. 62310 Perdagangan eceran hasil-hasil pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan perburuan.
- Meliputi usaha perdagangan, eceran hasil
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan
dan perburuan.
20 15 15
108. 62320 Perdagangan eceran hasil industri (bahan)
makanan, minuman dan hasil pengolahan
tembakau.
- Seperti daging segar ataupun yang diawetkan,
susu, buah-buahan, sayur-sayuran dan hasil
perikanan yang diawetkan, macam-macam 25 20 20
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
18
minyak makan hasil penggilingan biji-bjian
keras (beras, kopi, jagung dan sejenisnya),
macam-macam tepung gula, dan hasil
pengolahan gula, teh, es batu, makanan dari
kedelai, kerupuk, bumbu masak, macam-
macam minuman (keras dan ringan) dan hasil
pengolahan tembakau (rokok, tembakau shag
dan bumbu rokok).
109. 62410 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi hasil
pemintalan , pertenunan, perajutan, hasil
pengolahan kulit, termasuk barang keperluan
kaki.
- Seperti tekstil, pakain jadi, kain batik, macam-
macam benang, tali-temali, karpet/ permadani
dari bahan tekstil macam-macam hasil
perajutan, kulit/ kulit imitasi, barang-barang
dari kulit dan barang-barang keperluan kaki.
30 25 20
110. 62420 Perdagangan eceran perabotan rumah tangga dan
dapur.
- Seperti furniture (baik dari kayu, rotan, plastik
dan logam), alat-alat perlengkapan dapur,
barang-barang pecah belah dan lain
sejenisnya.
30 25 20
111. 62422 Perdagangan eceran barang-barang elektronik,
perlengkapan listrik, alat komunikasi, fotografi
dan optik.
- Yaitu barang-barang elektronik seperti radio,
kaset/tape recorder, televisi, video, amplifier
dan perlengkapan sound sytem, alat-alat
perlengkapan listrik seperti dinamo,
transformer, macam-macam kabel listrik,
lampu pijar TL, sekring, alat-alat rumah
tangga seperti setrika listrik, alat pengaduk,
kipas angin, alat komunikasi dan optik seperti
fotografi, optik pesawat telepon, telegraf/telex.
Pemancar radio, telecall, intercome dan
sejenisnya. Macam-macam lensa dan kamera,
mikroskop, proyektor dan sejenisnya.
30 25 20
63000 RUMAH MAKAN DAN MINUM
118. 63100 Rumah makan dan minum
- Seperti restoran/rumah makan, night club,
catering, restorasi kereta api, cafetaria, kantin,
warung nasi/kopi dan sejenisnya, tidak
termasuk night club, restoran dan bar yang
merupakan salah satu fasilitas hotel dan
penginapan.
25 20 20
64000 HOTEL DAN PENGINAPAN
119. 64100 Hotel dan penginapan
- Seperti hotel, hostel, motel, losmen, dan
sejenisnya termasuk fasilitas restoran, bar dan
night clubnya.
25 20 20
70000 ANGKUTAN PENGGUDANGAN DAN KOMUNIKASI
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
19
121. 71200 Angkutan jalan raya 20 15 15
123. 71400 Jasa angkutan darat
- Seperti jalan tol, parkir kendaraan, terminal,
penyewaan mobil/truk tanpa pengemudi.
25 20 20
124. 72100 Angkutan samudera dan perairan pantai
- Seperti pelayaran samudera, pelayaran antar
pulau dan peleyanan pantai.
13.5 13 12.5
80000 KEUANGAN ASURANSI, USAHA PERSEWAAB
BANGUNAN, TANAH DAN JASA PERUSAHAAN.
- Meliputi usaha persewaan/jual-beli barang-
barang tidak bergerak (bangunan dan tanah
yang disiapkan untuk bangunan), real estate
(yang tidak melakukan konstruksi)
yangmenjual tanah, broker dan manager yang
mengurus persewaan pembelian, penjualan
dan penaksiran nilai tanah/bangunan atas
balas jasa/kontrak.
20 17.5 17
140. 82910 Jasa hukum
- Meliputi usaha jasa pengacara/ advoka seperti
lembaga bantuan hukum Peradin, Pusbadhi
dan lain sejenisnya.
51 48.5 48.5
141. 82910 Notaris 55 50 50
142. 82910 Pembuatan akte tanah 55 50 50
143. 82910 Penasehat hukum (advokat) 51 48.5 48.5
144. 82920 Jasa akuntansi dan pembukuan.
- Meliputi usaha jasa pengurusan Tata Buku dan
pemeriksaan, pembukuan seperti kantor-
kantor akuntan dan lembaga konsultan audit
lainnya.
36 35 35
90000 JASA KEMASYARAKATAN DAN SOSIAL
151. 92000 Jasa pendidikan
- Yaitu pendidikan formal mulai dari pra sekolah
(TK), SD, SLTP, SLTA dan Akademi/Perguruan
Tinggi .
30 27.5 25
152. 93210 Jasa Kesehatan 30 27.5 25
153. 93213 Dokter 45 42.5 40
00000 KEGIATAN YANG TIDAK JELAS BATASANNYA DAN
KEGIATAN LAIN YANG BELUM TERLIPUT.
182. 00000 Pedagangan perantara/ komisioner. 40 35 35
183. 00000 Kegiatan lain yang tidak jelal batasannya dan
kegiatan yang belum terliput dalam salah satu
golongan tersebut diatas. 40 35 35
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
20
Latihan :
1. Hadi tinggal di Jakarta membuka toko kelontong di depan rumahnya yang menyediakan
kebutuhan sehari-hari. Penghasilan bruto / tahun sebesar Rp 30.000.000, berapakah
penghasilan neto Pak Hadi?
2. Wayan tinggal di Denpasar, beliau mempunyai kantor jasa hukum. Penghasilan bruto /
tahun sebesar Rp 50.000.000, berapakah penghasilan neto Pak Wayan?
3. Edi tinggal di Tangerang Selatan, membuka usaha warung nasi. Penghasilan bruto per
bulan adalah sebagai berikut :
Bulan Penghasilan Bruto
Januari Rp 2.000.000
Februari Rp 2.300.000
Maret Rp 2.100.000
April Rp 1.900.000
Mei Rp 2.200.000
Juni Rp 2.300.000
Juli Rp 2.500.000
Agustus Rp 2.400.000
September Rp 2.200.000
Oktober Rp 2.100.000
November Rp 2.300.000
Desember Rp 2.000.000
Berapakah penghasilan neto Edi per tahun?
4. Surya tinggal di Tangerang Selatan, membuka toko handphone di ITC BSD.
Penghasilan bruto per bulan adalah sebagai berikut :
Bulan Penghasilan Bruto
Januari Rp 10.000.000
Februari Rp 12.300.000
Maret Rp 12.100.000
April Rp 11.900.000
Mei Rp 12.200.000
Juni Rp 12.300.000
Juli Rp 12.500.000
Agustus Rp 12.400.000
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
21
September Rp 12.200.000
Oktober Rp 12.100.000
November Rp 12.300.000
Desember Rp 12.000.000
Berapakah penghasilan neto Surya per tahun?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
22
PPh 21
Tarif Pajak Pasal 17 UU PPh Tahun 2000 Wajib Pajak Pribadi
No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
(NPWP)
Tarif Pajak
(Non NPWP)
1 Sampai dengan Rp 50.000.000 5 % 6%
2 Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15% 18%
3 Diatas Rp 250.000.00 s/d Rp 500.000.000 25% 30%
5 Diatas Rp 500.000.000 30% 36%
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
a) Rp 36.000.000 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
b) Rp 3.000.000 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;
c) Rp 3.000.000 tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami
d) Rp 3.000.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Skema penghitungan PPh pasal 21 untuk Karyawan/pegawai tetap :
Gaji pokok per bulan Rp xxx
Ditambah :
- Premi asuransi, kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja Rp xxx
- Tunjangan-tunjangan lainnya/perbulan Rp xxx (+)
Penghasilan bruto perbulan Rp xxx
Dikurangi:
- B. jabatan/bulan Rp xxxx (maksimal 500.000/bulan atau 6.000.000/tahun)
- Iuran dana pensiun/bln Rp xxxx hanya yang dibayar
- THT atau JHT/bulan Rp xxxx (+) oleh karyawan Rp xxx (-)
Penghasilan netto perbulan Rp xxx
Penghasilan netto pertahun
=Penghasilan netto perbulan x 12 bulan ..................... Rp xxx
Dikurangi:
- PTKP per tahun Rp xxx (-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) per tahun Rp xxx
PPh 21 per tahun = Tarif pajak x PKP per tahun
PPh 21 per bulan = PPh 21 per tahun
12 bulan
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
23
SPT PPh 21 untuk pemberi kerja (Form 1721)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
24
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
25
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
26
PERHATIAN :
▪ SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN
▪ - ….
NPWP I.01 : - -
NAMA WAJIB PAJAK I.02 :
TK/ K/ K/I/
(Diisi jumlah PTKP dari Formulir 1721-A1 angka 17 atau 1721-A2 angka 16)
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN YANG DIKECUALIKAN DARI OBJEK PAJAK
Saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas adalah benar, lengkap, jelas.
P.01 - -
TANDA TANGAN
2 Pengurangan
2 0
1 A.01
DIREKTORAT JENDERAL PAJAKH.03
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SPT TAHUNANPAJAK PENGHASILAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
TAHUN PAJAK
1770 SSISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
* Apabila terdapat Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri, Waj ib Pajak harus melampirkan asli SSP lembar ke-3
H.02
PERNYATAAN
dd mm yyyy
12
4
5 Pajak Penghasilan Terutang
6 Pajak Penghasilan yang telah Dipotong oleh Pihak Lain
10
Penghasilan Kena Pajak ( 1 - 2 - 3 )
Jumlah Keseluruhan Harta yang Dimiliki pada Akhir Tahun Pajak
Jumlah Keseluruhan Kewajiban/Utang pada Akhir Tahun Pajak
7
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
▪BERI TANDA 'X' PADA
Pajak Penghasilan yang harus Dibayar Sendiri *
4 A.07
C.02
11 C.0111
12
C
DIISI OLEH PETUGAS KPP
BARCODE DITEMPEL DISINI
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
DAFTAR HARTA DAN KEWAJIBAN
Penghasilan Tidak Kena Pajak 3 A.06
Dasar Pengenaan Pajak/Penghasilan Bruto Pajak Penghasilan Final
Pajak Penghasilan Final Terutang
Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak
( 5 - 6 )
Pajak Penghasilan yang Lebih Dipotong
B.03
a.
A.03
8
9 B.029
8 B.01
B
A.12
2 A.02
5 A.08
b.
A.10
A.11
10
7
3
IDE
NT
ITA
S
WA
JIB
PA
JA
K
H.01 SPT PEMBETULAN KE
PAJAK PENGHASILAN
Penghasilan Bruto dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan dan Penghasilan Netto dalam Negeri Lainnya
(Diisi jumlah pengurangan dari Formulir 1721-A1 angka 13 atau 1721-A2 angka 13)
Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal
A.
1
6 A.09
A.04 A.05
SPT PPh 21 untuk karyawan (Form 1770)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
27
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
• DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; SPT PEMBETULAN KE - …
• DALAM NEGERI LAINNYA; DAN/ATAU
• YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL.
• SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN • • BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK :
PEKERJAAN : KLU :
NO. TELEPON : - NO. FAKS : -
: KK HB PH MT
NPWP ISTERI / SUAMI :
*) Pengisian kolom-kolom y ang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
1 …….……………………………………………..[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 angka 14 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]
2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA ………………………………………………………………………………………………………………………….
[Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]
3 PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI ………………………………………………………………………………………………………………………….
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
4 JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3) ………………………………………………………………………………………
5 ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ……………………………………………………………………………
6 ………………………………………………………………………………………
7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TK / K / K / I /
8 PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7) …………………………………………………………………………………………….8
9 PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8) ……………………………………………………………………
10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN ………………………………………
11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10) ……………………………………………………………………………………………
12
NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]
13 a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI ……………………………………………………..
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
14 a. PPh PASAL 25 ……………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak) ………………………………………………………
15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b)
16 a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon :
a. DIRESTITUSIKAN c. DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b. d. DIKEMBALIKAN DENGAN SKKPP PASAL 17D (WP y ang Memenuhi Persy aratan Tertentu)
18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA SEBESAR 18
DIHITUNG BERDASARKAN :
a. 1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13
b. PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
a. Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21 d.
b. Surat Setoran Pajak Lembar Ke-3 PPh Pasal 29 e. …………………………………………………………..
c. Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)
WAJIB PAJAK KUASA TANGGAL
NAMA LENGKAP :
N P W P :
F.1.1.32.18
TGL BLN
THNBLNTGL
THN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-
lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
F. A
NG
SU
RA
N P
Ph
PA
SA
L 2
5 T
AH
UN
PA
JAK
BE
RIK
UT
NY
A
G.
LA
MP
IRA
N
PERNYATAAN
E.
PP
h K
UR
AN
G/L
EB
IH B
AY
AR
Perhitungan PPh Terutang bagi Wajib Pajak dengan status perpajakan PH
atau MT
16
RUPIAH *)
9
7
10
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan
Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
11
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
(11-12)
PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUART
AH
UN
PA
JA
K
TANDA TANGAN
A. P
EN
GH
AS
ILA
N N
ET
OID
EN
TIT
AS
15
12
DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK
STATUS KEWAJIBAN
PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
(13-15)
……………………………………………………………………………………………………………………..
TGL LUNAS
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
2 0SPT TAHUNAN
C. P
Ph
TE
RU
TA
NG
FO
RM
UL
IR
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAMPERHATIAN
1770 SD
. KR
ED
IT P
AJA
K
1
3
4
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN
YANG SIFATNYA WAJIB (4-5)
2
5
6
B.P
EN
GH
AS
ILA
N
KE
NA
PA
JAK
…………………………………………………………………………………………
13
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH atau MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian
G: Lampiran huruf d]
14a
14b
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
28
•••
N P W P :
NAMA WAJIB PAJAK :
BAGIAN A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL)
(1)
angka (2)
BAGIAN B : PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
(1)
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM,
PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
BAGIAN C : DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
(1)
5.
dst
Pindahkan Jumlah Bagian C ke Formulir
Catatan : Induk 1770 S Bagian D angka 12
*) - DTP : Ditanggung Pemerintah
- Kolom (6) diisi dengan pilihan PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran I Bagian C dan Induk SPT angka 3)
Halaman ke- dari halaman Lampiran-I
(2)
WARISAN
(Rupiah)
JUMLAH PENGHASILAN
Pindahkan Jumlah Bagian A ke Formulir Induk 1770 S Bagian A
JUMLAH BAGIAN A
BUNGA
FO
RM
UL
IR
(3)
JUMLAH PENGHASILAN
(Rupiah)
TA
HU
N P
AJA
K
1770 S - IKEMENTERIAN KEUANGAN RI
2 0
NO. JENIS PENGHASILAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG
PEMERINTAH
(2)
(7)(6)
DIPOTONG / DIPUNGUTPPh PASAL 21/
(2) (5)(3) (4)
22/23/24/26/DTP*
JENIS PAJAK : JUMLAH PPh YANG
JUMLAH BAGIAN B
NPWP PEMOTONG/NAMA PEMOTONG/
TANGGAL
PEMUNGUTAN
JBB
BEASISWA
NOMOR
PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
BUKTI PEMOTONGAN/
PEMUNGUT PAJAK
1.
SEWA
ROYALTI
PENGHARGAAN DAN HADIAH
5.
6.
JENIS PENGHASILAN
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
PENGHASILAN LAINNYA
2.
3.
4.
NO.
2.
3.
4.
(3)
BANTUAN/SUMBANGAN/HIBAH
JBA
6.
3.
4.
1.
5.
2.
NO
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
PEMUNGUT PAJAK
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
JBCJUMLAH BAGIAN C
1.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
29
• PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
• HARTA PADA AKHIR TAHUN
• KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
• DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
N P W P :
NAMA WAJIB PAJAK :
BAGIAN A : PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
(1)
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT
BERHARGA NEGARA
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN
YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA
SERAH
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI
KEPADA ANGGOTA KOPERASI
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL
DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
: HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
(1)
5.
dst
BAGIAN C : KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
(1)
5
dst
BAGIAN D : DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
(1)
1
2
3
4
5
Halaman ke- dari halaman Lampiran-II
JUMLAH BAGIAN C
(4) (5) (6)
JBC
2
1
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN
JBB
PEMINJAMAN
TAHUN ALAMATNO.
KODE
UTANG
(3)(2)
14.
BAGIAN B
10.
DIVIDEN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
3.
4.
FO
RM
UL
IR
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
1770 S - IILAMPIRAN - II
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
(2) (3)
DASAR PENGENAAN PAJAK/
PENGHASILAN BRUTO
1.
(Rupiah)
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
2 0
JUMLAH BAGIAN A JBA
(4)
(Rupiah)
KODE
HARTANAMA HARTA
(2) (3)
HADIAH UNDIAN
TA
HU
N P
AJA
K
(4)
PPh TERUTANG
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD
13. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
NO.
2.
5.
3.
4.
11.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
6.
7.
9.
8.
12.
JUMLAH BAGIAN B
NAMA PEMBERI PINJAMAN
2.
TAHUN
PEROLEHANKETERANGAN
(6)(5)
1.
JUMLAHPEMBERI PINJAMAN
4
3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
PEKERJAAN
(5)
NAMA
(2)
NIK
(3)
HUBUNGAN KELUARGA
(4)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
30
Latihan :
1. Bambang pegawai pada perusahaan PT Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji
sebulan Rp 4.000.000. PT Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
jumlah masing-masing 0,5% dan 0,3% dari gaji. PT Buana menanggung iuran Jaminan
Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji sedangkan Bambang membayar iuran
Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Buana juga
mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,
sedangkan Bambang membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000. Berapakah PPh 21
per bulan?
2. Hari, berstatus kawin dengan 2 (dua) orang anak yang masih menjadi tanggungan,
bekerja sebagai pegawai tetap pada PT Nusa lndah Gemilang dengan gaji sebulan
sebesar Rp 8.000.000. Hari setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp 250.000
ke Dana Pensiun Artha Mandiri yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT Nusa Indah Gemilang terhitung
mulai 1 Agustus 2016, Hari akan memasuki masa pensiun dan akan memperoleh uang
pensiun sebesar Rp 4.000.000 per bulan. Berapakah PPh 21 per bulan sebelum dan
sesudah pensiun?
3. Eka (punya NPWP) adalah karyawati pada perusahaan PT. Unggul Makmur dengan
status menikah dan mempunyai tiga anak. Suami Eka merupakan PNS di Kabupaten
Tangerang. Eka menerima gaji Rp 5.000.000 per bulan dan mendapatkan tunjangan
kehadiran sebesar Rp 500.000. PT. Unggul Makmur mengikuti program pensiun dan
BPJS Kesehatan. Perusahaan membayar premi JKK untuk Eka sebesar 0,5% dari gaji.
Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, sebesar Rp 40.000 per bulan. Eka juga membayar
iuran pensiun sebesar Rp 30.000 per bulan.
Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap
bulan sebesar 3,7% dari gaji, sedangkan Eka membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap
bulan sebesar 2% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1% dan 0,3% dari
gaji. Berapakah PPh 21 per bulan?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
31
4. Indri seorang karyawati (belum mempunyai NPWP) dengan status menikah tanpa anak,
bekerja di PT. Tentrem dengan gaji sebulan Rp 3.500.000. Indri membayar iuran
pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp 50.000 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat domisili
yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai
penghasilan apa pun. Pada bulan Juni 2016, Indri mendapatkan THR sebesar Rp
3.500.000. Berapakah PPh 21 atas THR?
5. Hermawan (belum menikah dan mempunyai NPWP), bekerja di PT. Jaya dengan
mendapat upah harian sebesar Rp 250.000. Hermawan bekerja selama 15 hari.
Berapakah PPh 21?
6. Anita adalah seorang notaris (punya NPWP), bekerja di PT. Sumber Dana sebagai
tenaga ahli. Pendapatan Anita adalah sebagai berikut :
a. Pada Januari 2016 mendapat penghasilan sebesar Rp 25.000.000
b. Pada Maret 2016 mendapat penghasilan sebesar Rp 35.000.000
c. Pada Juni 2016 mendapat penghasilan sebesar Rp 37.000.000
d. Pada Oktober 2016 mendapat penghasilan sebesar Rp 43.000.000
Berapakah PPh 21 dari setiap penghasilan yang diperoleh Anita tersebut?
7. Darwis, seorang manager di PT. Elang berstatus menikah dan mempunyai 3 orang
anak. Menerima gaji sebesar Rp 25.000.000 per bulan. PT. Elang mengikuti program
pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sebesar Rp 250.000
per bulan. Eka juga membayar iuran pensiun sebesar Rp 150.000 per bulan.
Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap
bulan sebesar 3,7% dari gaji, sedangkan Darwis membayar iuran Jaminan Hari Tua
setiap bulan sebesar 2% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1% dan
0,3% dari gaji. Berapakah PPh 21 per bulan?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
32
PPh 22
Ringkasan Tarif PPh 22
Obyek Pajak Pemungut Pajak Tarif Pajak
Impor Bank devisa
Bea Cukai
Angka Pengenal Importir (API) = 2,5% x nilai impor
Non API = 2,5% x nilai impor
Tidak dikuasai : 7,5% x harga jual lelang
Kedelai, gandum, dan tepung terigu (API) : 0,5% x nilai impor
Pembelian barang oleh Bendahara pemerintah, BUMN/BUMD
Bendahara pemerintah
BUMN
BUMD
1,5% x harga pembelian
Penjualan BBM, BBG, dan pelumas
Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas
BBM :
0,25% x harga jual untuk penjualan ke SPBU Pertamina
0,3% x harga jual untuk penjualan ke SPBU Non Pertamina
0,3% x harga jual untuk penjualan ke pihak lain
BBG : 0,3% x harga jual
Pelumas : 0,3 x harga jual
Penjualan hasil produksi
Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada distributor di dalam negeri
Kertas = 0,1% x harga jual
Semen = 0,25% x harga jual
Baja = 0,3% x harga jual
Otomotif = 0,45% x harga jual
Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri
Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan
0,25 % x harga pembelian
Untuk yang tidak memiliki NPWP, dipotong 100% lebih tinggi dari tarif yang seharusnya
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
33
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
34
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-
/
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
1. Badan Usaha Industri/Eksportir
2. Penjualan Barang yang tergolong Sangat Mewah
3. Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/Badan
Tertentu Yang Ditunjuk
4. Nilai Impor Bank Devisa/Ditjen Bea dan Cukai*)
a. API
b. Non API
5. Hasil Lelang (Ditjen Bea dan Cukai)
6. Penjualan Migas Oleh Pertamina / Badan Usaha
Selain Pertamina
a. SPBU/Agen/Penyalur (Final)
b. Pihak lain (Tidak Final)
7. ………………………………………………………………………………
*) Coret yang tidak perlu
1. Daftar Surat Setoran Pajak PPh Pasal 22 (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan
Pertamina/Badan Usaha selain Pertamina).
2. Surat Setoran Pajak (SSP) yang disetor oleh importir atau Pembeli Barang sebanyak: lembar
(Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina).
3. SSP yang disetor oleh Pemungut Pajak sebanyak: lembar
(Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu, Ditjen Bea dan Cukai).
4. Daftar Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Importir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai).
5. Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai).
6. Daftar rincian penjualan dan retur penjualan (dalam hal ada penjualan retur).
7. Risalah lelang (dalam hal pelaksanaan lelang).
8. Surat Kuasa Khusus.
SPT Masa Diterima:
Langsung dari WP
PEMUNGUT PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Nama 2 0
NPWP -
Tanda Tangan & Cap Tanggal 2 0 Tanda Tangan
F.1.1.32.02
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya
beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
tanggal tahunbulan
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
Tang
gal
tanggal bulan tahun
Diisi Oleh Petugas
Terbilang …………………………….…………………...…………………………………………………………………………………………………………….………………………..………………
BAGIAN C. LAMPIRAN
411122/100
411122/100
411122/100
(1)
411122/100
411122/100
Uraian
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
Masa Pajak
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA
Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 22
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
JUMLAH
411122/401
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
(2) (3)
411122/403
(4)
PPh yang Dipungut
(Rp)KAP/KJS
Nilai Objek Pajak
(Rp)
411122/100
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
35
/
PEMUNGUT PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK 2 0
Nama
NPWP - Tanda Tangan & Cap
D.1.1.32.04
dst.
36
JUMLAH
tanggalTang
gal
35
bulan tahun
34
33
32
30
31
29
28
26
27
25
24
22
23
21
20
18
19
17
16
14
15
13
12
10
11
9
8
6
7
5
(1) (2)
1
4
2
3
No. NPWP NamaBukti Pemungutan
Masa Pajak
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
DAFTAR BUKTI PEMUNGUTAN
PPh PASAL 22
(3) (4) (5) (6)
Nilai Obyek Pajak
(Rp)
(7)
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
PPh yang
Dipungut (Rp)Nomor Tanggal
37
40
38
39
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
36
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : Pemungut Pajak
NPWP : - - - - - (3)
Nama :
Alamat :
Penjualan Bruto :
Sektor ……………………….
Sektor ……………………….
…………………., ……………………. 20 ……. (4)
Pemungut Pajak (5)
NPWP : - - - - -
Nama :
Perhatian
1. Jumlah PPh Pasal 22 yang dipungut di atas Tanda Tangan, Nama dan Cap
bersangkutan. Simpanlah Bukti Pemungutan
kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan PPh.
2. Bukti Pemungutan ini dianggap sah apabila
diisi dengan lengkap dan benar
F.1.1.33.04
......................................................... (6)
Terbilang : …………………………………………………………………………………………….……………………
ini baik-baik untuk diperhitungkan
yang terutang untuk tahun pajak yang
merupakan pembayaran di muka atas PPh
JUMLAH
Penjualan Barang yang
Tergolong
Sangat Mewah : Harga Jual :
5.
PPh yang Dipotong
(Rp)
(1) (5) (6)
No.
Semen
……………………………..
(4)
Jenis Industri :
3. Baja
BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
(OLEH BADAN USAHA INDUSTRI/EKSPORTIR TERTENTU)
Tarif
(%)
Tarif
Lebih
Tinggi
100% (Tdk
ber-
NPWP)
Harga (Rp)Uraian
(3)(2)
Pembelian Bruto :
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
……………...……………………………………………….. (1)
4. Otomotif
……………………………..
11.
8.
Nomor : ……………………………………… (2)
2. Kertas
1.
Badan Tertentu Lainnya :
……………………………..
Industri/Eksportir :
7.
……………………………..
6. ……………………………..
10.
9.
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
37
Latihan :
1. PT Geng Motors adalah importir mobil belum memiliki Angka Pengenal Importir (API),
mengimpor 50 unit mobil dari Korea, dengan harga faktur US$ 10.000 per unit. Biaya
asuransi dan biaya angkut yang berkaitan dengan impor mobil tersebut masing-masing
adalah 2% dan 3%. Bea masuk yang dibayar oleh PT Geng Motors sebesar 5% dari
CIF dan bea masuk tambahan sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebesar $1 = Rp 13.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar
oleh PT Geng Motors dan siapa yang memungut?
2. PT ABC, perusahaan yang memiliki API, mengimpor gandum dari Amerika dengan
harga US$100.000. Biaya asuransi sebesar US$5.000 dan ongkos angkut sebesar
US$25.000. Kurs Tengah BI (BI rate) waktu itu sebesar Rp 13.500 dan kurs pajak
ditetapkan sebesar Rp 13.000 per US$1. Bea masuk dibayar oleh PT ABC sebesar
30% dari CIF. Berapa PPh 22 yang harus dibayar dan siapa yang memungut?
3. PT. Langgeng merupakan perusahaan yang bergerak di industri mebel. Berikut
transaksi yang dilakukan oleh PT. Langgeng selama bulan Februari 2016 :
a. Menjual meja kursi ke Pemprov DKI sebesar Rp 143.000.000 (termasuk PPN)
b. Melakukan pembelian benda-benda pos seperti perangko dan materai langsung
ke PT (persero) Pos Indonesia. Jumlah keseluruhan nilai pembelian benda-benda
pos tersebut adalah Rp 9.800.000.
c. Membayar tagihan atas pembelian semen kepada PT Indo Semen untuk
pembangunan kantor cabang sebesar Rp 65.000.000 (tidak termasuk PPN).
d. Membayar tagihan listrik kepada PT PLN (persero) cabang Jakarta Selatan
sebesar Rp 25.000.000
e. Membeli bahan baku kayu dari pengepul (tidak memiliki NPWP) sebesar Rp
500.000.000 (tidak termasuk PPN)
f. Membeli mobil operasional kantor sebesar Rp 200.000.000.
Diminta :
i. Hitunglah PPh 22 dari masing-masing transaksi dan siapa pemungutnya!
ii. Buatlah SPP untuk membayar PPh 22 oleh PT. Langgeng dan kapan paling lambat
pembayaran tersebut dilakukan?
iii. Buatlah SPT untuk PPh 22 tersebut dan kapan paling lambat SPT tersebut
dilaporkan?
4. Pertamina melakukan transaksi sebagai berikut :
a. Menjual BBM ke SPBU Swasta dengan harga Rp 50.000.000
b. Menjual BBG ke PT. Keling dengan harga Rp 30.000.000
c. Menjual pelumas ke PT. XYZ dengan harga Rp 10.000.000
Hitunglah PPh 22 atas transaksi tersebut dan siapa yang memungut PPh 22 tersebut?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
38
PPh 23
Obyek Tarif
Bunga, Deviden, Royalti, Hadiah 15%
Sewa sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali tanah dan atau bangunan
2% Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain
Untuk yang tidak memiliki NPWP, dipotong 100% lebih tinggi dari tarif yang seharusnya
Yang termasuk jasa lain :
No Jenis Jasa No Jenis Jasa
1 Jasa aktuaris; 31 Jasa pembasmian hama;
2 Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan; 32 Jasa kebersihan atau cleaning service ;
3 Jasa hukum; 33 Jasa sedot septic tank ;
4 Jasa arsitektur; 34 Jasa pemeliharaan kolam;
5 Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape ; 35 Jasa katering atau tata boga;
6 Jasa perancang (design ); 36 Jasa freight forwarding ;
7Jasa pengeboran (drilling ) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;37 Jasa logistik;
8Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
minyak dan gas bumi (migas);38 Jasa pengurusan dokumen;
9Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas
bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);39 Jasa pengepakan;
10 Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; 40 Jasa loading dan unloading ;
11 Jasa penebangan hutan; 41
Jasa laboratorium dan/ atau pengujian kecuali
yang dilakukan oleh lembaga atau insitusi
pendidikan dalam rangka perielitian akademis;
12 Jasa pengolahan limbah; 42 Jasa pengelolaan parkir;
13Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing
services );43 Jasa penyondiran tanah;
14 Jasa perantara dan/atau keagenan; 44 Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
15
Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI);
45 Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit;
16Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI);46 Jasa pemeliharaan tanaman;
17 Jasa pengisian suara (dubbing ) dan/atau sulih suara; 47 Jasa pemanenan;
18 Jasa mixing film; 48Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, dan/atau perhutanan
19Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo , slide ,
klise, banner , pamphlet , baliho dan folder;49 Jasa dekorasi;
20Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem
komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;50 Jasa pencetakan/penerbitan;
21 Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website ; 51 Jasa penerjemahan;
22 Jasa internet termasuk sambungannya; 52
Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah
diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Pajak
Penghasilan;
23Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi,
dan/ a tau program;53 Jasa pelayanan kepelabuhanan;
24
Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
54 Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
25
Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan inempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi;
55 Jasa pengelolaan penitipan anak;
26Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan
udara;56 Jasa pelatihan dan/atau kursus;
27 Jasa maklon; 57 Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
28 Jasa penyelidikan dan keamanan; 58 Jasa sertifikasi;
29 Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer ; 59 Jasa survey ;
30
Jasa penyediaan tempat. dan/atau waktu dalam media masa, media
luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau
jasa periklanan;
60 Jasa tester ,
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
39
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
40
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-
/
1. NPWP :
2. Nama :
3. Alamat :
1. PPh Pasal 23 yang telah Dipotong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a. Jasa Teknik
b. Jasa Manajemen
c. Jasa Konsultan
d. Jasa lain :****)
1) …………………………...………………………………………………………………………
2) …………………………...………………………………………………………………………
3) …………………………...………………………………………………………………………
7.
2. PPh Pasal 26 yang telah Dipotong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1. Surat Setoran Pajak : lembar. 4. Surat Kuasa Khusus.5.
2. Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. 5. Legalisasi fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih
3. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 berlaku, dalam hal PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan tarif
dan/atau Pasal 26 : lembar. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
SPT Masa Diterima:
Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Nama : 2 0
NPWP : -
Tanda Tangan & Cap Tanda Tangan
F.1.1.32.03
Sewa dan Penghasilan lain sehubungan penggunaan harta
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
411127/100
411127/104
411127/100
411127/102
Premi asuransi/reasuransi
Penghasilan dari pengalihan saham
Penghasilan Kena Pajak BUT setelah pajak 411127/105
Premi swap dan transaksi lindung nilai
Keuntungan karena pembebasan utang
Penjualan harta di Indonesia
Hadiah dan penghargaan
411127/100
411127/100
Dividen *)
Bunga **)
Royalti
Hadiah dan penghargaan
Royalti
Bunga **)
Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan jasa lain sesuai
Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ***)
Dividen *)
dengan PMK-244/PMK.03/2008 :
411127/103
411124/104
411127/100
(5)
PPh yang Dipotong (Rp)
411124/101
411127/100
(3)
Jumlah Penghasilan
Bruto
(4)
411124/102
Tang
gal
(1)
JUMLAH
KAP/KJSUraianPerkiraan
Penghasilan
Neto (%)
411127/100
BAGIAN C. LAMPIRAN
Pensiun dan pembayaran berkala
Tanggal
tanggal bulan tahun
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
(2)
411127/101
411127/102
Terbilang ………………………………………………………………………………………………………………………………….………………………..…………………………
*) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi Dalam Negeri.
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
***) Kecuali sewa tanah dan bangunan.
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada WP OP. ****) Apabila kurang harap dibuat lampiran tersendiri.
JUMLAH
411124/104
411124/104
tahun
Diisi Oleh Petugas
tanggal bulan
411124/100
411124/103
411124/100
Masa Pajak
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
Uraian
(1)
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
(4)(3)(2)
KAP/KJS Jumlah Penghasilan Bruto (Rp) PPh yang Dipotong (Rp)
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
41
/
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK 2 0
Nama
NPWP - Tanda Tangan & Cap
D.1.1.32.05
tanggal bulan tahun
dst.
B. PPH PASAL 26
dst.
14
JUMLAH
Tang
gal
15
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
JUMLAH
20
1
19
18
17
16
15
14
13
10
12
11
9
7
8
4
6
2
5
3
(1) (2) (3) (4) (5)
Bukti Pemotongan
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN
PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
A. PPH PASAL 23
1
No. NPWP Nama
(7)(6)
Nilai Obyek Pajak
(Rp)
Masa Pajak
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
Nomor Tanggal
PPh yang
Dipotong (Rp)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
42
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak
NPWP : (3)
Nama :
Alamat :
a. Jasa Teknik
b. Jasa Manajemen
c. Jasa Konsultan
d. Jasa lain :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
6) …………………………
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23 ,
yang dipotong di atas merupakan
angsuran atas Pajak Penghasilan yang Pemotong Pajak (5)
terutang untuk tahun pajak yang
bersangkutan. Simpanlah bukti NPWP :
pemotongan ini baik-baik untuk
diperhitungkan sebagai kredit pajak Nama :
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah
apabila diisi dengan lengkap dan
benar. Tanda Tangan, Nama dan Cap
*) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi dalam negeri.
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota WP Orang Pribadi.
***) Kecuali sewa tanah dan bangunan.
****) Apabila kurang harap diisi sendiri.
F.1.1.33.06
Terbilang : ……………………………………………………………...……………
2%
2%
JUMLAH
****)
2%
........................................................ (6)
2%
2%
2%
2%
2%
2%
sesuai PMK-244/PMK.03/2008:
Jasa Konsultansi dan Jasa Lain
penggunaan harta ***) 2%
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen,
sehubungan dengan
5. Sewa dan Penghasilan lain
3. Royalti 15%
4. Hadiah dan penghargaan 15%
1. Dividen *) 15%
2. Bunga **) 15%
Tarif Lebih
Tinggi 100%
(Tdk ber-
NPWP)
Tarif
(%)
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23
PPh yang Dipotong
(Rp)
Nomor : …………………………...…… (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
No.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
……………………….………………….. (1)
Jenis PenghasilanJumlah Penghasilan
Bruto (Rp)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
43
Latihan :
1. PT. Lima Sekawan merupakan perusahaan yang bergerak di industri perdagangan
eceran. Berikut pembayaran transaksi selama bulan Juni 2016.
a. PT. Lima Sekawan menggunakan jasa CV. ACAC (tidak punya NPWP) untuk
perawatan AC sebanyak 5 unit. Harga perawatan per unit adalah Rp 40.000.
b. Membayar ke CV. Media untuk mengelola website PT. Lima Sekawan sebesar Rp
600.000
c. Membayar bunga atas pinjaman dari Bank Umum sebesar Rp 2.000.000
d. Membayar bunga atas pinjaman dari PT. Selaras sebesar Rp 5.000.000
e. Membayar deviden sebesar Rp 10.000.000 ke PT. Empat Saudara
f. Menggunakan jasa CV.Harmoni (tidak punya NPWP) untuk membuat neon box senilai
Rp 5.000.000.
g. Melakukan perawatan berkala untuk mobil operasional kantor di CV. Service (punya
NPWP) dengan biaya perbaikan sebesar Rp 4.000.000 (terdiri dari Rp 3.200.000 suku
cadang, Rp 800.000 jasa)
h. Karena mobil operasional sedang di servis, maka perusahaan menyewa mobil dari
PT.Rental senilai Rp 1.000.000.
i. Menggunakan biro jasa Tn. Kurdi (punya NPWP) untuk memperpanjang STNK motor
kantor senilai Rp 300.000.
j. Untuk meningkatkan kemampuan softskill karyawannya, PT. Lima Sekawan
mengadakan training dengan trainer dari PT. Latihan (punya NPWP) senilai Rp
20.000.000
Diminta :
i. Hitunglah PPh 23 untuk masing-masing transaksi!
ii. Buatlah SSP untuk PPh 23 yang harus dibayar dan kapan paling lambat harus
dilakukan pembayaran?
iii. Buatlah SPT dan bukti potong atas PPh 23 serta kapan paling lambat harus
melaporkan SPT tersebut?
2. PT. Selaras merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan yang
modalnya terdiri dari 100 lembar saham. Saham tersebut dimiliki oleh PT. Serasi
sebanyak 20 lembar dan PT. Serupa sebanyak 35 lembar. Pada bulan Juni 2016, PT.
Selaras membagikan deviden kepada PT. Serasi dan PT. Serupa dengan masing-masing
sebesar Rp 20.000.000 dan Rp 35.000.000.
Diminta :
a. Berapakah PPh 23 yang dipotong oleh PT. Selaras untuk transaksi di atas?
b. Buatlah bukti potong PPh 23!
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
44
PPh 24
PPh 24 merupakan pajak yang dibayarkan di luar negeri atas penghasilan yang
diterima di luar negeri yang boleh dikreditkan terhadal PPh yang terutang atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak (WP) Dalam Negeri.
Tahapan dalam menghitung PPh 24 adalah sebagai berikut :
1. Jumlahkan seluruh penghasilan dalam dan luar negeri (kecuali rugi luar
negeri)
2. Hitung PPh dalam negeri
3. Hitung batas maksimum PPh 24 yang boleh dikreditkan di dalam negeri
4. Hitung pajak yang dibayar di luar negeri
5. Tentukan PPh 24 dengan membandingkan hasil perhitungan no.3 dan 4,
pilihlah yang jumlahnya lebih kecil.
Soal :
1. PT Perdana di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2015 sebagai
berikut:
Penghasilan Dalam Negeri Rp 400.000.000
Penghasilan dari LN (tarif pajak 20%) Rp 200.000.000
Hitunglah PPh 24 yang bisa dikreditkan dan berapa Pajak yang harus dibayar
oleh PT. Perdana di Indonesia?
2. PT Kirana pada tahun 2015 memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
Di negara X memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp
300.000.000 (tarif pajak yang berlaku 40%)
Di negara Y menderita kerugian sebesar Rp 500.000.000.
Di dalam negeri memperoleh laba usaha sebesar Rp 500.000.000
Hitunglah PPh 24 yang bisa dikreditkan dan berapa Pajak yang harus dibayar
oleh PT. Kirana di Indonesia?
3. PT Kartika berkedudukan di Jakarta pada tahun pajak 2015 memperoleh
penghasilan bersih sebagai berikut:
di negara Singapura memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar
Rp200.000.000 (tarif pajak yang berlaku 25%)
di negara Malaysia memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar
Rp300.000.000 (tarif pajak yang berlaku 30%)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
45
di negara Filipina memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar
Rp400.000.000 (tarif pajak yang berlaku 40%)
di dalam negeri rugi sebesar Rp100.000.000
Hitunglah PPh 24 yang bisa dikreditkan dan berapa Pajak yang harus dibayar
oleh PT. Kartika di Indonesia?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
46
PPh 15
Tabel Tarif PPh Pasal 15
No Uraian Tarif x DPP Penyetoran & Pelaporan
1,8%x Peredaran
Bruto
Disetor oleh pemotong paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya.
Setor dengan menggunakan SSP, dengan: KAP:
411129, KJS: 101
TIDAK FINALDilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya.
1,2% x Peredaran
bruto
Disetor oleh pemotong paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya.
FINALDisetor sendiri paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya
Setor dengan menggunakan SSP, dengan: KAP:
411128, KJS: 410
Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya.
2,64% x Peredaran
Bruto
Disetor oleh pemotong paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya.
FINALDisetor sendiri paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya
Setor dengan menggunakan SSP, dengan: KAP:
411128, KJS: 411
Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya.
1 Charter
Penerbangan
Dalam Negeri
2 Perusahaan
Pelayaran Dalam
Negeri
3 Perusahaan
pelayaran dan
penerbangan
Luar Negeri
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
47
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
48
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-
/
1. NPWP : .
2. NAMA :
3. ALAMAT :
1.
2.
a. Penghasilan dari Indonesia
b. Penghasilan dari luar Indonesia
c. PPh Pasal 24 yang dapat diperhitungkan
d. PPh yang dipotong pihak lain
3.
4.
a. PPh yang disetor sendiri
b. PPh yang dipotong pihak lain
5.
1. Surat Setoran Pajak : lembar.
2. Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 15.
3. Bukti Pemotongan PPh Pasal 15 : lembar.
4. Surat Kuasa Khusus.
5. Fotokopi Surat Keterangan Domisili / Certificate Of Residence (COR) yang berlaku tidak lebih dari 1 (satu) tahun dari tanggal
pemotongan apabila pemotongan pajak dihitung dengan mempertimbangkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
SPT Masa Diterima:
Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Nama 2 0
NPWP
Tanda Tangan & Cap Tanggal 2 0 Tanda Tangan
F.1.1.32.05 Lampiran II.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 43/PJ/2009
JUMLAH
411128/411
Imbalan Charter Pesawat Udara Yang
Dibayarkan/Terutang Kepada Perusahaan
tanggal bulan tahun
411128/412
Imbalan Charter Kapal Laut dan/atau Pesawat
411128/411
Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada
Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
Imbalan yang Diterima/Diperoleh Sehubungan
dengan Pengangkutan Orang dan/atau Barang
Termasuk Penyewaan Kapal Laut oleh
Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
Penerbangan Dalam Negeri
411128/410
Imbalan yang Diterima/Diperoleh Sehubungan
Luar Negeri
dengan Pengangkutan Orang dan/atau Barang
Udara yang Dibayarkan/Terutang Kepada
Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan
PPh yang harus dibayar sendiri (a+b) - (c+d)
Termasuk Charter Kapal Laut dan/atauPesawat
Udara Oleh Perusahaan Pelayaran dan/atau
Penerbangan Luar Negeri
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA
PAJAK PENGHASILAN PASAL 15
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
Masa Pajak
Uraian KAP/KJS
Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 15
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
PPh yang Dipotong/
Terutang (Rp)
(1) (2)
Jumlah Bruto Imbalan
(Rp)
Tarif
(%)
(3) (4) (5)
411128/410
Tang
gal
tanggal bulan tahun
Diisi Oleh Petugas
BAGIAN C. LAMPIRAN
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya
beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
Terbilang …………………………………………………………...…………………………………………………………………………………………………………….………………………..…………………………
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
49
/
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK 2 0
Nama tanggal bulan tahun
NPWP - Tanda Tangan & Cap
D.1.1.32.09 Lampiran II.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 43/PJ/2009
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN
PPh PASAL 15
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I. Masa Pajak
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
I. PEMOTONG PPH PASAL 15/PENERIMA ATAU YANG MEMPEROLEH IMBALAN
NPWPPPh yang Dipotong/
Dipungut (Rp)
Jumlah Bruto Imbalan
(Rp)NamaNo.
5
4
3
2
9
8
7
6
B. PPH PIHAK LAIN YANG DIPOTONG
10
dst.
JUMLAH
1
5
4
3
2
8
9
7
6
10
5
4
II. PERHITUNGAN PPH PASAL 24
dst.
JUMLAH
JUMLAH
Jumlah Pajak Terutang/
Dibayar di Luar Negeri (Rp)Jumlah Bruto Penghasilan (Rp)
3
2
A. PPH YANG DIPOTONG PIHAK LAIN
1
(1) (2) (5)
1
(1) (2) (5)(3) (4)
Tanggal
(3) (4)
dst.
No. Negara Sumber PenghasilanPPh Pasal 24 yang dapat
Diperhitungkan (Rp)
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
50
Lembar ke-1 untuk : yang menyewakan
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : penyewa
NPWP : - - - - - (3)
Nama :
Alamat :
…………………., ……………………. 20 ……. (4)
Pemotong Pajak (5)
NPWP : - - - - -
Nama :
Tanda Tangan, Nama dan Cap
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan atas imbalan yang
dibayarkan/terutang kepada Perusahaan
Pelayaran dan/ atau Penerbangan Luar Negeri
yang dipotong di atas bukan merupakan kredit
pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh.
2. Dalam hal terdapat Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda, tarifnya disesuaikan.
3. Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila
diisi dengan lengkap dan benar.
F.1.1.33.14 Lampiran II.4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 43/PJ/2009
Terbilang : ………………………………………………………………………………………………….……………………
......................................................... (6)
(1) (2) (3)
ATAS IMBALAN YANG DIBAYARKAN/TERUTANG KEPADA
NOMOR : ……………………………………… (2)
Jumlah Bruto Imbalan
(Rp)
Tarif
(%)
PPh yang Dipotong
(Rp)
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
……………...……………………………………………….. (1)
BUKTI PEMOTONGAN PPh
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
51
Latihan :
1. PT. Angin Ribut memiliki transaksi bulan Mei 2016 sebagai berikut :
a. PT. Angin Ribut membayar kepada PT. A (perusahaan pelayaran Indonesia)
sebesar Rp 60.000.000 atas sewa kapal untuk mengekspor barang.
b. PT. Angin Ribut membayar kepada Sing Ltd (perusahaan penerbangan Singapura)
sebesar Rp 100.000.000 untuk mengekspor barang.
Diminta :
i. Hitunglah PPh pasal 15 dari masing-masing transaksi tersebut di atas!
ii. Buatlah SSP untuk membayar PPh Pasal 15
iii. Buatlah SPT untuk melaporkan PPh Pasal 15 tersebut
2. PT. Kerang menggunakan kapal laut PT. Mutiara untuk mengantarkan barang pesanan
dari Jakarta ke Surabaya senilai Rp 800.000.000. PT. Mutiara mendapat imbalan sebesar
Rp 25.000.000. Hitunglah PPh Pasal 15!
3. PT. Laut Luas merupakan perusahaan pelayaran dalam negeri. Pada bulan Februari
2016 mengangkut barang dari Malaysia ke Surabaya dengan imbalan Rp 32.000.000.
Pada bulan Maret 2016 mengangkut barang dari Surabaya ke Singapura dengan
imbalan 27.500.000 (termasuk PPN). Hitunglah besarnya penghasilan yang diterima oleh
PT. Laut Luas.
4. PT.Apel Co (perusahaan luar negeri) mengangkut produk elektronik milik PT.Micro senilai
Rp 1.000.000.000 dengan kapal dari Gresik ke Surabaya dengan imbalan Rp
40.000.000. Karena kondisi barang tidak ada yang rusak, maka mendapat tambahan
imbalan sebesar Rp 10.000.000.
5. PT. Pelangi menyewa kapal PT. Suka Berlayar untuk mengadakan pesta farewell direktur
mereka. Harga sewa sebesar Rp 50.000.000 dan kapal hanya bersandar di pelabuhan.
Berapa imbalan yang diterima oleh PT. Suka Berlayar?
6. PT. Samudera mengangkut barang milik Tn. Andi dari Jakarta ke Denpasar dengan
imbalan Rp 10.000.000. Berapakah imbalan yang diperoleh PT. Samudera?
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
52
Skema pengitungan PPh 25
Mengingat PPh 25 dihitung bersamaan dengan perhitungan PPh Badan. Mengingat
penyampaian SPT Tahunan Badan adalah akhir bulan ke-4 tahun berikutnya, maka
besarnya angsuran PPh 25 untuk bulan-bulan sebelum SPT Tahunan Badan
disampaikan adalah sama dengan angsuran pajak bulan terakhir tahun lalu.
Pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. Pelaporan dilakukan
jika PPh 25 adalah nihil dan hanya menyerahkan SSP lembar ke-3.
Penghitungan PPh 25 dalam hal-hal tertentu :
1. Wajib Pajk berhak atas kompensasi kerugian
2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
3. SPT Tahunan disampaikan lewat batas waktu
4. WP diberikan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan
5. WP membetulkan sendiri SPT
6. Terjadi perubahan keadaan usaha WP
PPh 25
PPh tahun lalu = Rp XXX
Dikurangi kredit pajak tahun lalu :
– PPh 22 = Rp XXX
– PPh 23 = Rp XXX
– PPh 24 = Rp XXX
PPh 25 per tahun = Rp XXX
PPh 25 per bulan = PPh 25 per tahun/12
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
53
MODUL PERPAJAKAN 1 PRODI AKUNTANSI UPJ
54
Latihan :
1. Penghasilan neto PT. A tahun 2015 sebesar Rp 80.000.000. Sisa kompensasi kerugian
tahun 2014 adalah 100.000.000. Kredit pajak tahun 2014 adalah : PPh 22 sebesar Rp
5.000.000, PPh 23 sebesar Rp 7.000.000, PPh 24 sebesar Rp 3.000.000.
Diminta :
i. Hitunglah PPh 25 per bulan untuk tahun 2015!
ii. Buatlah SSP nya dan kapan paling lambat dibayarkan?
iii. Kapan paling lambat dilaporkan ke KPP?
2. Penghasilan PT. B tahun 2015 sebesar Rp 75.000.000, termasuk di dalamnya
penghasilan tidak teratur sebesar Rp Rp 25.000.000. Kredit pajak tahun 2015 sebesar
Rp 10.000.000. Hitunglah PPh 25 per bulan tahun 2016.
3. SPT Tahunan Badan PT.COD tahun 2015 dibayar dan dilaporkan tanggal 25 Mei 2016
dengan data sebagai berikut :
a. Penghasilan neto/Penghasilan Kena Pajak Rp 400.000.000
b. Kredit pajak (PPh 22,23,24) sebesar Rp 40.000.000
c. PPh pasal 25 masa Desember 2015 sebesar Rp 5.000.000
Hitunglah PPh 25 tahun 2016 dan implikasi perpajakannya!
4. SPT Tahunan Badan PT. TAU tahun 2015 dibayar dan dilaporkan tanggal 25 April 2016
dengan data sebagai berikut :
a. Penghasilan neto/Penghasilan Kena Pajak 2015 Rp 400.000.000
b. Kredit pajak (PPh 22,23,24) sebesar Rp 40.000.000
c. PPh pasal 25 masa Desember 2015 sebesar Rp 5.000.000
WP melakukan pembetulan SPT Tahunan, dibayar dan dilaporkan pada tanggal 16
Agustus 2016 dengan data baru berupa penghasilan neto 2015 Rp 500.000.000.
Hitunglah PPh 25 tahun 2016 dan implikasi perpajakannya!
5. Dari SPT Tahunan tahun 2015 diperoleh data sebagai berikut :
a. Penghasilan neto sebesar Rp 100.000.000
b. Kredit pajak :
– PPh 23 sebesar Rp 14.000.000
– PPh 24 sebesar Rp 12.000.000
– PPh 25 /bulan tahun 2014 sebesar Rp 5.000.000
Hitunglah PPh 25 tahun 2016!