Upload
mulyo-hadisiswanto
View
149
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
K A T A P E N G A N T A R | i
K A T A P E N G A N T A R | i
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan Reformasi
Sistem Perencanaan dan Penganggaran di Indonesia.
Reformasi Perencanaan dan Penanggaran
menerapkan 3 pendekatan penting, yaitu Anggaran
Terpadu (Unified Budgeting), Anggaran Berbasis
Kinerja (Performance Based Budgeting), dan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium
Term Expenditure Framework).
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM),
telah diterapkan mekanisme Inisiatif Baru pada
penyusunan RKP TA 2012. Namun demikian, dalam
pelaksanaannya masih perlu adanya penyempurnaan,
khususnya dalam hal penyusunan proposal Inisiatif
Baru yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga.
Sehubungan dengan hal tersebut maka
diperlukan Modul Petunjuk Teknis Penyusunan
Proposal Inisiatif Baru yang dapat membantu
Kementerian/Lembaga dalam menyusun proposal
Inisiatif Baru yang lebih baik.
Jakarta, Februari 2012
C O N T E N T | ii
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Ruang Lingkup 2
Bab II Format dan Kriteria Proposal Inisiatif Baru 3
2.1. Format Proposal Inisiatif Baru 3
2.2. Kriteria Penilaian Proposal Inisiatif Baru 6
Bab III Definisi Umum Aspek Penilaian 8
3.1. Aspek Tujuan 8
3.2. Aspek Masalah 9
3.3. Aspek Cakupan 11
3.4. Aspek Penerima Manfaat 13
3.5. Aspek Strategi 15
3.6. Aspek Indikator Kinerja 19
3.7. Aspek Target 20
3.8. Aspek Kesesuaian Anggaran 22
3.9. Aspek Kepatutan Anggaran 25
3.10. Aspek Sumber Pendanaan 27
Bab IV Penutup 30
C O N T E N T | iii
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Kriteria Aspek dan Sub-Aspek Penilaian 7
H A L A M A N | 1
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanisme Inisiatif Baru merupakan bagian dari penerapan KPJM sebagaimana telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, di mana di
dalamnya diatur mengenai mekanisme pendanaan jangka menengah (5 tahunan) serta
Undang-Undang Nomor 25/2004 yang mengatur mekanisme penyusunan rencana kerja
nasional, baik yang bersifat jangka panjang (20 tahunan), jangka menengah (5 tahunan),
maupun jangka pendek (1 tahunan).
Pelaksanaan mekanisme Inisiatif Baru di Indonesia telah dilakukan dalam penyusunan RKP
TA 2012 yang mengacu pada Permen PPN/Ka. Bappenas Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru, sebagai pelaksanaan amanat PP 90 Tahun 2010
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Dalam pelaksanaan Inisiatif Baru pada penyusunan RKP TA 2012, masih perlu dilakukan
penyempurnaan, terutama dari sisi kualitas proposal yang disusun oleh
Kementerian/Lembaga yang disampaikan kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan
masih bervariasi. Bervariasinya kualitas proposal Inisiatif Baru yang disampaikan,
dikarenakan masih belum adanya petunjuk teknis detail penyusunan Inisiatif Baru.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu kiranya untuk disusun Modul Petunjuk Teknis
Penyusunan Proposal Inisiatif Baru, yang dapat digunakan oleh seluruh
Kementerian/Lembaga dalam menyusun proposal Inisiatif Baru yang lebih berkualitas.
1.2 Tujuan
Modul Petunjuk Teknis Penyusunan Inisiatif Baru ini bertujuan untuk:
1. Menjadi panduan praktis bagi Kementerian/Lembaga dalam penyusunan Inisiatif
Baru.
2. Meningkatkan kualitas proposal Inisiatif Baru yang disusun oleh
Kementerian/Lembaga
3. Sebagai panduan dalam penetapan usulan Inisiatif Baru.
H A L A M A N | 2
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul Petunjuk Teknis Penyusunan Inisiatif Baru ini terdiri dari
penjelasan mengenai:
1. Definisi Umum Aspek Penilaian Inisiatif Baru
2. Sub-sub Aspek yang terdapat dalam setiap Aspek Penilaian Inisiatif Baru
3. Contoh konkrit pernyataan dalam setiap Sub Aspek Penilaian Inisiatif Baru
H A L A M A N | 3
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
BAB II. FORMAT DAN KRITERIA
PROPOSAL INISIATIF BARU
2.1. Format Proposal Inisiatif Baru
Sebagaimana tercantum dalam anak lampiran Peraturan Menteri PPN/Ka. Bappenas Nomor
1 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru, proposal Inisiatif Baru terdiri
dari 3 (tiga) formulir yaitu:
Formulir 1 (satu) : Proposal Inisiatif Baru
Formulir 2 (Dua) : Penjelasan Usulan
Formulir 3 (tiga) : Penjelasan Anggaran
Adapun format dari masing-masing formulir Inisiatif Baru adalah sebagai berikut :
FORMULIR I : Proposal Inisiatif Baru
PROPOSAL INISIATIF BARU
KEMENTERIAN/LEMBAGA
<KODE PROPOSAL : JENIS PROPOSAL, KL PENGUSUL, NOMOR URUT>
PROPOSAL INISIATIF BARU TAHUN 20XX
Nama Proposal : ......................................................... <diisi judul proposal>
Kementerian/Lembaga : .......................................................... <diisi nama KL pengusul)
Program Terkait
Kegiatan Terkait
: .......................................................... <diisi nama program baseline atau
program baru yang terkait>
: .......................................................... <diisi nama kegiatan baseline atau
kegiatan baru yang terkait>
Keterkaitan Dengan
Prioritas (No.) :
…………………………………...<diisi dengan no. prioritas pada
Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
yang menjadi dasar pembuatan proposal Inisiatif Baru)
Jenis Inisiatif Baru :
Sumber Pendanaan :
Anggaran Yang Diusulkan :
*) Coret salah satu
Program (Fokus Prioritas)/Outcome/Kegiatan/Output
Baru *)
Penambahan Volume Target
Percepatan Pencapaian Output
Tambahan Anggaran *)
Realokasi Tahun Direncanakan
Realokasi Antar Tahun
Kombinasi Tambahan Anggaran & Realokasi
H A L A M A N | 4
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
FORMULIR II: PENJELASAN USULAN
1. Tujuan
...............................................................................................................................................................................
(berisi uraian mengenai tujuan dari proposal yang diusulkan)
2. Masalah
...............................................................................................................................................................................
(berisi uraian mengenai latar belakang munculnya usulan, masalah utama apa yang hendak
diselesaikan, bagaimana masalah ini belum diintervensi dalam kebijakan berjalan,
bagaimana dampak bila usulan ini tidak dilaksanakan. Berikan data pendukung yang
memadai)
3. Cakupan
............................................................................................................................. ..................................................
(berisi uraian mengenai cakupan pelaksanaan kegiatan, serta penerima manfaat yang dituju)
4. Penerima Manfaat
............................................................................................................................. .................................................
(berisi uraian mengenai penerima manfaat yang dituju)
5. Strategi
............................................................................................................................. .................................................
(berisi uraian mengenai bagaimana pelaksanaan kegiatan dapat menjamin tercapainya
tujuan)
6. Indikator Kinerja
............................................................................................................................. ..................................................
(berisi uraian mengenai indikator kinerja yang menjadi ukuran pencapaian)
7. Target
<Apabila jenis usulan berupa penambahan Program/Outcome/Kegiatan/Output baru>
PROGRAM/KEGIATAN
TA 20XX
JUTA
RUPIAH
TA 20XX+1
JUTA RUPIAH
TA 20XX+2
JUTA RUPIAH
TA 20XX+3
JUTA RUPIAH
Program X xxx xxx xxx xxx
Kegiatan a xxx xxx xxx xxx
H A L A M A N | 5
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
Program X Outcome X1 Indikator X11 Deputi...
Outcome X2 Indikator X21 Deputi...
Kegiatan a Output a1 Indikator a11 Direktur...
Output a2 Indikator a21 Direktur...
Kegiatan b Output b1 Indikator b11 Direktur...
Output b2 Indikator b21 Direktur...
Program Y Outcome Y1 Indikator Y11 Deputi...
Outcome Y2 Indikator Y21 Deputi...
Kegiatan c Output c1 Indikator c11 Direktur...
PROGRAM/
KEGIATAN OUTPUT
TARGET
SEBELUM INISIATIF BARU
TARGET
SESUDAH INISIATIF BARU
TA
20XX
TA
20XX+1
TA
20XX+2
TA
20XX+3
TA
20XX
TA
20XX+1
TA
20XX+2
TA
20XX+3
Program X
Kegiatan a
Kegiatan b
Outcome X
Output a
Output b
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
H A L A M A N | 6
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
FORMULIR III: PENJELASAN ANGGARAN
8. Rencana Anggaran
(berisi uraian mengenai rencana anggaran, hingga ke tingkat komponen)
9. Sumber Pendanaan
<Berisi penjelasan darimana sumber pendanaan: tambahan anggaran, pemanfaatan, atau
kombinasi. Bila sumber dari realokasi, uraikan rencana anggarannya>
PROGRAM/KEGIATAN
SUMBER REALOKASI
ALOKASI PAGU SEBELUM REALOKASI
JUTA RUPIAH
ALOKASI PAGU SESUDAH REALOKASI
JUTA RUPIAH
TA 20XX TA
20XX+1
TA
20XX+2
TA
20XX+3 TA 20XX
TA
20XX+1
TA
20XX+2
TA
20XX+3
Program X xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Kegiatan a xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Kegiatan b xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
2.2. Kriteria Penilaian Proposal Inisiatif Baru
Dalam penetapan proposal Inisiatif Baru yang layak untuk mendapatkan pendanaan
berdasarkan Permen PPN/Ka. Bappenas Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Penyusunan Inisiatif Baru, setiap proposal yang disampaikan kepada Kementerian
PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan akan dinilai berdasarkan kriteria penilaian
proposal Inisiatif Baru yang terdiri atas 10 Aspek penilaian dan 25 Sub-Aspek penilaian.
Adanya Aspek dan Sub-Aspek ini dapat berfungsi menjadi panduan bagi
Kementerian/Lembaga dalam menyusun proposal yang baik. Berikut Tabel Kriteria Aspek
dan Sub-Aspek yang digunakan sebagai penilaian proposal Inisiatif Baru.
PROGRAM/OUTCOME/
KEGIATAN/OUTPUT/
KOMPONEN
ALOKASI PAGU
SEBELUM INISIATIF BARU
JUTA RUPIAH
ALOKASI PAGU
SESUDAH INISIATIF BARU
JUTA RUPIAH
TA
20XX
TA
20XX+1
TA
20XX+2
TA
20XX+3 TA 20XX
TA
20XX+1
TA
20XX+2
TA
20XX+3
PROGRAM
Kegiatan a xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Output a1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Komponen 1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Komponen 2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Output a2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Komponen 3 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Komponen 4 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
H A L A M A N | 7
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Tabel 2.1. Kriteria Aspek dan Sub-Aspek Penilaian
ASPEK SUB-ASPEK
1. Tujuan 1. Tujuan jelas dan rasional
2. Hasil yang ingin dicapai jelas dan terkait Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
2. Masalah 3. Definisi masalah jelas
4. Tidak dapat diselesaikan dengan program yang ada
3. Cakupan 5. Cakupan nasional atau daerah tertentu
6. Alasan pemilihan cakupan/daerah jelas
4. Penerima Manfaat 7. Penerima manfaat jelas
8. Penerima manfaat tepat sasaran
9. Data pendukung jelas
5. Strategi 10. Rencana pelaksanaan jelas
11. Jangka waktu rasional
12. Kejelasan output-sub output
13. Realistis untuk diterapkan
6. Indikator Kinerja 14. Indikator kinerja logis dan sesuai tupoksi
15. Indikator kinerja sesuai Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
7. Target 16. Target jelas dan rasional
17. Target realistis untuk dicapai
8. Kesesuaian Anggaran 18. Kesesuaian parameter
19. Komponen unit jelas
20. Biaya proporsional
9. Kepatutan Anggaran 21. Sesuai SBU/SBK
22. Konsistensi biaya
23. Penghematan/efisiensi
10. Sumber Pendanaan 24. Sumber dari realokasi anggaran
25. Target yang direalokasi tetap dapat dicapai
10 Aspek 25 Sub-aspek
H A L A M A N | 8
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
BAB III. DEFINISI UMUM ASPEK
PENILAIAN
Dalam setiap penilaian proposal Inisiatif Baru yang disampaikan oleh Kemeterian/Lembaga
terdapat 10 Aspek kriteria yang dijadikan sebagai dasar penilaian. Setiap Aspek penilaian
tersebut memiliki sub aspek yang jumlahnya berbeda beda untuk setiap aspek. Adapun
definisi umum untuk setiap Aspek penilaian Inisiatif Baru adalah sebagai berikut :
3.1. Aspek Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana
Kementerian/Lembaga bermaksud untuk mewujudkannya di waktu yang akan datang
dengan sumber daya yang tersedia. Secara umum, sebuah tujuan dapat pula dinyatakan
secara lebih luas dalam lingkup dari sasaran, dan dapat terdiri dari beberapa tujuan
individu. Tujuan dapat digunakan sebagai alat yang mendasari semua kegiatan
perencanaan dan strategi. Tujuan berfungsi sebagai dasar untuk penilaian kebijakan
dan kinerja.
Dalam Aspek Tujuan memilki 2 (dua) Sub-Aspek yaitu :
1. Jelas dan Rasional
2. Hasil yang ingin dicapai jelas dan terkait Arah Kebijakan dan Prioritas
Pembangunan Nasional
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Jelas dan Rasional sekurang-kurangnya memuat
key word sebagai berikut :
a. Tujuan adalah apa yang ingin direalisasikan dari pengajuan proposal Inisiatif
Baru (jelas); atau
b. Tujuan merupakan pernyataan yang dapat menjelaskan pemecahan masalah
yang ingin dilakukan dengan langkah-langkah yang logis (Rasional)
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Tujuan :
“Memperluas cakupan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan kelas III di
rumah sakit bagi masyarakat miskin dengan peningkatan cakupan 50% per
tahunnya sesuai dengan sasaran dan prioritas nasional dalam bidang kesehatan
untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu”.
Yang Ingin Direalisasikan Langkah Logis
H A L A M A N | 9
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Hasil yang ingin dicapai jelas dan terkait Arah
Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional sekurang-kurangnya memuat
key word sebagai berikut :
a. Tujan Memiliki Pencapaian Target Yang Spesifik; atau
b. Tujuan secara logis berhubungan dan berkontribusi terhadap pencapaian Arah
Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Tujuan :
Memperluas cakupan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan kelas III di
rumah sakit bagi masyarakat miskin dengan peningkatan cakupan 50% per
tahunnya sesuai dengan Sasaran dan Prioritas Nasional dalam bidang kesehatan
untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu”.
3.2. Aspek Masalah
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan, atau dapat
dikatakan masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan suatu
yang diharapkan.
Jadi dalam membuat peryataan suatu masalah sebaiknya menginformasikan masalah-
masalah nyata yang terjadi sekarang dan menjadi serius jika tidak diselesaikan dengan
tepat. Pernyataan masalah juga diharapkan ditetapkan secara sistematis dengan
informasi latar belakang, kondisi saat ini, intervensi yang telah dilakukan sejauh ini,
kesenjangan antara hasil saat ini dan yang diharapkan, dan dampak negatif jika tidak
ditangani dan diselesaikan dengan tepat.
Dalam Aspek Masalah memilki 2 (dua) Sub-Aspek yaitu :
1. Definisi Masalah Jelas
2. Tidak dapat diselesaikan dengan program yang ada
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Definisi Masalah Jelas sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Masalah ditetapkan secara sistematis dengan latar belakang, kondisi saat ini,
intervensi dilakukan sejauh ini, kesenjangan antara hasil saat ini dan yang
diharapkan, serta dampak negatif jika tidak ditangani tepat; atau
Target Spesifik Berkontribusi terhadap prioritas
pembangunan nasional
H A L A M A N | 10
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
b. Definisi masalah harus didukung oleh informasi yang akurat dan valid yang
dapat menunjukkan kondisi nyata.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Masalah :
Program Asuransi Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menyediakan asuransi
kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 76.400.000
penduduk. Data dasar mengacu pada target data BPS. Cakupan itu belum
mencakup semua orang miskin dan kurang beruntung di Indonesia. Masyarakat
miskin tidak tercakup oleh kuota Jamkesmas akan ditanggung oleh program
Jamkesda.
Pada tahun 2010, penduduk Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan,
termasuk Jamkesmas dan Jamkesda sejumlah 139.424.348 atau 59,07% dari total
populasi.
Dari penduduk yang belum termasuk dalam Jaminan Kesehatan, masih miskin dan
tidak mampu yang tidak mendapatkan perawatan kesehatan karena tidak
termasuk dalam data keanggotaan Jamkesda dan Jamkesmas itu sendiri. Orang
miskin dan tidak mampu tersebut layak mendapatkan jaminan kesehatan ketika
memerlukan dan membutuhkan layanan tersebut.
Dibutuhkan pendanaan tambahan dana dan jaminan kesehatan lebih lanjut untuk
memberikan pelayanan kesehatan dasar dan rawat inap bagi masyarakat miskin
untuk memastikan mereka akan memperoleh perbaikan tingkat hidup bagi dirinya
dan keluarganya di masa datang yang lebih lanjut akan mengurangi beban
masyarakat secara umum.
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Tidak dapat diselesaikan dengan program
yang ada sekurang-kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Inisiatif Baru yang diusulkan adalah terkait dengan masalah yang tidak pernah
ditangani oleh kebijakan yang ada sehingga dibutuhkan penanganan
baru/tambahan untuk mampu memecahkannya ; atau
b. Inisiatif Baru ini diusulkan berdasarkan kondisi masalah tersebut saat ini,
dengan menggunakan pendekatan dan/atau perspektif yang berbeda dalam
mendefinisikan itu.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Ditetapkan secara sistematis Didukung oleh Informasi yang akurat
dan valid
H A L A M A N | 11
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Pernyataan Masalah :
Program Asuransi Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menyediakan asuransi
kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 76.400.000
penduduk. Data dasar mengacu pada target data BPS. Cakupan itu belum
mencakup semua orang miskin dan kurang beruntung di Indonesia.
Masyarakat miskin tidak tercakup oleh kuota Jamkesmas akan ditanggung
oleh program Jamkesda.
Pada tahun 2010, penduduk Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan,
termasuk Jamkesmas dan Jamkesda sejumlah 139.424.348 atau 59,07% dari
total populasi.
Dari penduduk yang belum termasuk dalam Jaminan Kesehatan, masih miskin
dan tidak mampu yang tidak mendapatkan perawatan kesehatan karena tidak
termasuk dalam data keanggotaan Jamkesda dan Jamkesmas itu sendiri. Orang
miskin dan tidak mampu tersebut layak mendapatkan jaminan kesehatan
ketika memerlukan dan membutuhkan layanan tersebut.
Dibutuhkan pendanaan tambahan dana dan jaminan kesehatan lebih lanjut
untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar dan rawat inap bagi
masyarakat miskin untuk memastikan mereka akan memperoleh perbaikan
tingkat hidup bagi dirinya dan keluarganya di masa datang yang lebih lanjut
akan mengurangi beban masyarakat secara umum.
3.3. Aspek Cakupan
Cakupan adalah lingkup kebijakan Inisiatif Baru yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini
ruang lingkup dapat dalam skala nasional atau hanya di daerah tertentu yang secara
khusus disebutkan dengan jelas. Cakupan wilayah ini akan terkait dengan informasi
karakteristik input dan output dari kebijakan yang akan diusulkan.
Dalam pernyataan ruang lingkup, alasan mengapa Inisiatif Baru ini akan dilaksanakan
secara nasional, atau mengapa itu harus dilaksanakan di dalam kawasan tertentu harus
spesifik dan jelas. Terutama jika itu bersumber dari informasi proses Musrenbang
daerah.
Aspek Cakupan memilki 2 (dua) Sub-Aspek yaitu :
1. Cakupan usulan Nasional atau Lokal
2. Alasan pemilihan cakupan/daerah jelas
Menggunakan Pendekatan/Persepektif
yang berbeda
Tidak Pernah ditangani oleh Program
yang ada sehingga dibutuhkan tambahan
H A L A M A N | 12
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Cakupan Usulan Nasional atau Lokal sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Usulan Inisiatif Baru dapat dilaksanakan baik secara nasional atau hanya di
daerah tertentu; atau
b. Spesifikasi cakupan (nasional atau lokal) adalah penting untuk kemungkinan
prospek inputs dan outcomes dari Inisiatif Baru.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Cakupan :
Program ini mencakup semua orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan
(Jamkesmas, Jamkesda dan jaminan lainnya) dirawat di kelas III Rumah Sakit,
terutama di kantong kantong kemiskinan di kota besar dan daerah tertinggal dan
terpencil seperti di pedalaman Papua, NTT, NTB, Sumatera dan Maluku.
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Alasan Pemilihan Cakupan/Daerah Jelas
sekurang-kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Ketika inisiatif yang diusulkan akan dilaksanakan di wilayah tertentu,
spesifikasi wilayah penting untuk kemungkinan prospek inputs dan outcomes
dari Inisiatif Baru; atau
b. Alasan mengapa inisiatif ini akan dilaksanakan secara nasional atau
dilaksanakan di wilayah tertentu harus diterangkan secara spesifik dan jelas.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Cakupan :
Program ini mencakup semua orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan
(Jamkesmas, Jamkesda dan jaminan lainnya) dirawat di kelas III Rumah Sakit,
terutama di kantong kantong kemiskinan di kota besar dan daerah tertinggal dan
terpencil seperti di pedalaman Papua, NTT, NTB, Sumatera dan Maluku.
Dilaksanakan secara nasional
Spesifikasi Wilayah Tertentu
H A L A M A N | 13
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
3.4. Aspek Penerima Manfaat
Penerima Manfaat adalah orang perseorangan, lembaga, kelompok, atau masyarakat
yang menerima, atau mungkin menjadi layak untuk menerima. Secara khusus,
penerima manfaat perorangan atau badan hukum yang memiliki "masalah" yang
dijelaskan pada kriteria "2." Format usulan tersebut mengarah pada penciptaan
inisiatif baru.
Dalam pengertian bahwa target, tujuan (objektif) dan pencapaian dari inisiatif baru
harus memiliki keterkaitan langsung dengan penerima manfaat dan penerima manfaat
harus sesuai dengan arah kebijakan Kementerian/Lembaga, dan Prioritas
Pembangunan Nasional.
Spesifikasi Penerima harus didukung oleh informasi yang akurat dan kredibel yang
dapat menunjukkan situasi nyata yang menginformasikan kondisi dengan atau tanpa
Inisiatif Baru.
Aspek Penerima Manfaat Memiliki 3 (tiga) Sub Aspek :
1. Penerima manfaat jelas
2. Penerima manfaat tepat sasaran
3. Data pendukung jelas
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Penerima Manfaat Jelas sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Penerima manfaat adalah perorangan, lembaga, kelompok atau masyarakat
yang secara langsung atau nantinya menerima manfaat dari Inisiatif Baru ;
atau
b. Secara khusus, penerima manfaat perorangan lembaga, kelompok atau
masyarakat yang memiliki masalah yang dijelaskan pada aspek point 2, dimana
format usulan tersebut mengarah pada penciptaan Inisiatif Baru; atau
c. Dalam usulan Inisiatif Baru, pihak yang akan diuntungkan dari pelaksanaan
Inisiatif Baru harus diterangkan dengan jelas.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
H A L A M A N | 14
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Pernyataan Penerima Manfaat :
Seluruh masyarakat tidak mampu yang tidak tercakup dalam Jamkesmas,
Jamkesda dan jaminan lainnya, yang dapat dirawat Rumah Sakit di kelas III di tiap
wilayah nasional. Berdasarkan data BPS, sasaran penerima manfaat ini adalah
masyarakat miskin dan tak mampu sejumlah 12 juta jiwa pada tahun 2012, dan
cenderung menurun pada tahun berikutnya sebesar 5% per tahun sejalan dengan
membaiknya kondisi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan.
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Penerima Tepat Sasaran sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Dalam pengertian bahwa penerima manfaat yang merupakan target tujuan
(objektif) dan pencapaian dari Inisiatif Baru harus memiliki keterkaitan
langsung dengan permasalahan yang telah dijabarkan dalam aspek point 2;
atau
b. Penerima manfaat harus sesuai dengan arah kebijakan Kementerian/Lembaga
dan Prioritas Pembangunan Nasional.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Penerima Manfaat :
Seluruh masyarakat tidak mampu yang tidak tercakup dalam Jamkesmas,
Jamkesda dan jaminan lainnya, yang dapat dirawat Rumah Sakit di kelas III di tiap
wilayah nasional. Berdasarkan data BPS, sasaran penerima manfaat ini adalah
masyarakat miskin dan tak mampu sejumlah 12 juta jiwa pada tahun 2012, dan
cenderung menurun pada tahun berikutnya sebesar 5% per tahun sejalan dengan
membaiknya kondisi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan.
3. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Data Pendukung Jelas sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Spesifikasi Penerima Manfaat harus didukung oleh informasi yang akurat dan
kredibel yang dapat menunjukkan situasi sebenarnya; atau
b. Proposal harus menjelaskan tentang penerima manfaat dengan menggunakan
informasi (data).
Perseorangan/Masyarakat Penerima manfaat adalah yang memiliki
masalah yang dijelaskan pada aspek point 2
Pihak yang
diuntungkan
diterangkan
dengan jelas
Sesuai dengan arah Kebijakan K/L
dan Prioritas Pembangunan Nasional
Penerima manfaat adalah yang memiliki
masalah yang dijelaskan pada aspek point 2
H A L A M A N | 15
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Penerima Manfaat :
Seluruh masyarakat tidak mampu yang tidak tercakup dalam Jamkesmas,
Jamkesda dan jaminan lainnya, yang dapat dirawat Rumah Sakit di kelas III di tiap
wilayah nasional. Berdasarkan data BPS, sasaran penerima manfaat ini adalah
masyarakat miskin dan tak mampu sejumlah 12 juta jiwa pada tahun 2012, dan
cenderung menurun pada tahun berikutnya sebesar 5% per tahun sejalan dengan
membaiknya kondisi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan.
3.5. Strategi
Strategi adalah metode atau rencana yang dipilih untuk ke arah masa depan yang
diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi atas permasalahan. Hal ini juga dapat
dikatakan sebagai seni dalam ilmu perencanaan dan pengelolaan sumber daya untuk
penggunaan yang paling efisien dan efektif.
Strategi ini harus menunjukkan bagaimana Inisiatif Baru dapat berkontribusi pada
realisasi target tersebut, dan apa jenis langkah yang harus diambil untuk
mewujudkannya, dan juga kinerja saat ini dan sebelumnya terhadap target harus
diukur secara akurat dan jelas diterangkan dengan menggunakan indikator kinerja
yang tepat.
Aspek Strategi Memiliki 4 (empat) Sub Aspek :
1. Rencana Pelaksanaan Usulan jelas
2. Jangka waktu usulan rasional
3. Kejelasan Output/Sub-output
4. Realistik untuk diterapkan
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Rencana Pelaksanaan Usulan Jelas sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Strategi bukan merupakan langkah-langkah yang nyata dan spesifik, serta
rencana pencapaiannya harus benar-benar realistis utamanya untuk
mewujudkan tujuan Inisiatif Baru; atau
b. Strategi harus diterangkan secara jelas sehingga pembaca bisa dengan mudah
memahami bagaimana inisiatif akan diimplementasikan untuk mewujudkan
tujuannya.
Didukung oleh informasi yang akurat dan
kredibel serta menggunakan informasi (data)
H A L A M A N | 16
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Strategi :
Dengan memperluas cakupan asuransi kesehatan melalui jaminan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit kelas III tidak akan ada masyarakat yang kesulitan
untuk mencari pengobatan di Rumah Sakit Kelas III hanya karena tidak termasuk
dalam database peserta asuransi atau jaminan kesehatan yang terdaftar.
Perluasan cakupan jaminan pelayanan kesehatan pada rumah sakit kelas III
tersebut akan dilaksanakan hingga tahun 2014 dengan langkah sebagai berikut;
Memperbaharui data peserta JAMKESMAS, JAMKESDA dan jaminan kesehatan
lainnya yang terdaftar pada setiap wilayah propinsi, kabupaten dan kota di
Indonesia
Menghitung kesenjangan antara jumlah masyarakat dan penduduk miskin
yang terdaftar dan tidak terdaftar
Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Kelas III di
setiap wilayah
Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah dalam penerbitan
Kartu Keluarga Miskin dan Tidak Mampu
Melakukan pendataan dan estimasi tingkat kesehatan masyarakat miskin dan
KLB (Kejadian Luar Biasa) di tiap daerah.
Memperbaiki dan meningkatkan mekanisme penggantian dan alokasi dana
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu pada
Pemerintah Daerah dan Rumah Sakit Kelas III.
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program jaminan kesehatan
pada Rumah Sakit Kelas III.
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Jangka waktu Usulan Rasional sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Inisiatif Baru bisa untuk jangka waktu terbatas setahun maupun untuk jangka
waktu lebih dari setahun. Jangka waktu memiliki dampak besar dan langsung
terhadap sumber daya yang diperlukan untuk inisiatif, dan tujuan (target)
realisasi; atau
b. Inisiatif Baru untuk waktu terbatas tertentu setahun atau yang melebihi
periode tahunan harus dapat diterangkan dengan jelas.
Langkah-langkah nyata yang spesifik
serta mudah untuk dipahami
H A L A M A N | 17
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Strategi :
Dengan memperluas cakupan asuransi kesehatan melalui jaminan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit kelas III tidak akan ada masyarakat yang kesulitan
untuk mencari pengobatan di Rumah Sakit Kelas III hanya karena tidak termasuk
dalam database peserta asuransi atau jaminan kesehatan yang terdaftar.
Perluasan cakupan jaminan pelayanan kesehatan pada rumah sakit kelas III
tersebut akan dilaksanakan hingga tahun 2014 dengan langkah sebagai berikut;
Memperbaharui data peserta JAMKESMAS, JAMKESDA dan jaminan kesehatan
lainnya yang terdaftar pada setiap wilayah propinsi, kabupaten dan kota di
Indonesia
Menghitung kesenjangan antara jumlah masyarakat dan penduduk miskin
yang terdaftar dan tidak terdaftar
Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Kelas III di
setiap wilayah
Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah dalam penerbitan
Kartu Keluarga Miskin dan Tidak Mampu
Melakukan pendataan dan estimasi tingkat kesehatan masyarakat miskin dan
KLB (Kejadian Luar Biasa) di tiap daerah.
Memperbaiki dan meningkatkan mekanisme penggantian dan alokasi dana
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu pada
Pemerintah Daerah dan Rumah Sakit Kelas III.
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program jaminan kesehatan
pada Rumah Sakit Kelas III.
3. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Output dan Sub-Output sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Bisa menjelaskan tentang hubungan logis antara input, output (termasuk sub-
output), dengan tujuan dari Inisiatif Baru.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Strategi :
Dengan memperluas cakupan asuransi kesehatan melalui jaminan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit kelas III tidak akan ada masyarakat yang kesulitan
untuk mencari pengobatan di Rumah Sakit Kelas III hanya karena tidak termasuk
dalam database peserta asuransi atau jaminan kesehatan yang terdaftar.
Jangka Waktu Multiyears
H A L A M A N | 18
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Perluasan cakupan jaminan pelayanan kesehatan pada rumah sakit kelas III
tersebut akan dilaksanakan hingga tahun 2014 dengan langkah sebagai berikut;
Memperbaharui data peserta JAMKESMAS, JAMKESDA dan jaminan kesehatan
lainnya yang terdaftar pada setiap wilayah propinsi, kabupaten dan kota di
Indonesia
Menghitung kesenjangan antara jumlah masyarakat dan penduduk miskin
yang terdaftar dan tidak terdaftar
Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Kelas III di
setiap wilayah
Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah dalam penerbitan
Kartu Keluarga Miskin dan Tidak Mampu
Melakukan pendataan dan estimasi tingkat kesehatan masyarakat miskin dan
KLB (Kejadian Luar Biasa) di tiap daerah.
Memperbaiki dan meningkatkan mekanisme penggantian dan alokasi dana
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu pada
Pemerintah Daerah dan Rumah Sakit Kelas III.
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program jaminan kesehatan
pada Rumah Sakit Kelas III.
4. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Realistik Untuk Diterapkan sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Harus menunjukkan bagaimana Inisiatif Baru dapat dicapai secara realistik
serta ditunjukkan langkah apa yang harus diambil untuk mewujudkannya
dengan mempertimbangkan adanya beberapa keterbatasan sumber daya.
b. Kinerja saat ini dan sebelumnya terhadap target harus diukur secara akurat
dan dapat dijelaskan dengan menggunakan indikator kinerja yang tepat.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Strategi :
Dengan memperluas cakupan asuransi kesehatan melalui jaminan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit kelas III tidak akan ada masyarakat yang kesulitan
untuk mencari pengobatan di Rumah Sakit Kelas III hanya karena tidak termasuk
dalam database peserta asuransi atau jaminan kesehatan yang terdaftar.
Perluasan cakupan jaminan pelayanan kesehatan pada rumah sakit kelas III
tersebut akan dilaksanakan hingga tahun 2014 dengan langkah sebagai berikut;
Memperbaharui data peserta JAMKESMAS, JAMKESDA dan jaminan kesehatan
lainnya yang terdaftar pada setiap wilayah propinsi, kabupaten dan kota di
Indonesia
Menghitung kesenjangan antara jumlah masyarakat dan penduduk miskin
yang terdaftar dan tidak terdaftar
Pernyataan
dengan garis
bawah
merupakan
langkah
strategis yang
akan
menghasilkan
output yang
ada hubungan
logis dengan
Tujuan
Pernyataan
dengan garis
bawah
merupakan
langkah
strategis yang
realistik
dilaksanakan
H A L A M A N | 19
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Kelas III di
setiap wilayah
Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah dalam penerbitan
Kartu Keluarga Miskin dan Tidak Mampu
Melakukan pendataan dan estimasi tingkat kesehatan masyarakat miskin dan
KLB (Kejadian Luar Biasa) di tiap daerah.
Memperbaiki dan meningkatkan mekanisme penggantian dan alokasi dana
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu pada
Pemerintah Daerah dan Rumah Sakit Kelas III.
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program jaminan kesehatan
pada Rumah Sakit Kelas III.
3.6. Aspek Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan kuantitas dan kualitas
yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan
ditetapkan. Indikator kinerja merupakan pengukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi tujuan-tujuan dan sasaran khusus. Ada beberapa jenis indikator kinerja,
yaitu input, keluaran, hasil dan dampak. Dalam kasus mengukur kegiatan, indikator
yang digunakan adalah keluaran, sedangkan untuk program ini adalah hasil. Dalam
memilih indikator kinerja dari Inisiatif Baru, "logic model" harus diterapkan.
Terkait dengan sisi muatan dan tingkatan, indikator kinerja harus sejalan dengan
fungsi KL pengusul arah kebijakan yang spesifik dan prioritas pembangunan nasional.
Aspek Indikator Kinerja Memiliki 2 (dua) Sub Aspek :
1. Indikator kinerja logis dan sesuai tupoksi
2. Keterkaitan indikator dengan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Indikator Kinerja Logis dan Sesuai Tupoksi
sekurang-kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Indikator kinerja yang akan digunakan harus tepat dan menunjukkan
kerangka logis yang jelas serta akan digunakan dalam
pengimplementasiannya.
b. Jenis indikator kinerja yang digunakan harus dijelaskan secara jelas dan
mudah untuk dimengerti.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan dengan garis bawah merupakan langkah strategis yang realistik dilaksanakan
H A L A M A N | 20
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Pernyataan Indikator Kinerja:
Jumlah masyarakat yang dilayani di Kelas III rumah sakit
Rasio Jumlah orang miskin dan tidak mampu yang dilayani di Rumah Sakit
kelas III secara nasional dan regional dibandingkan dengan jumlah orang
miskin dan tidak mampu yang mendaftar untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Kelas III.
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Keterkaitan indikator dengan Arah Kebijakan
dan Prioritas Pembangunan Nasional sekurang-kurangnya memuat key word
sebagai berikut :
a. Indikator kinerja harus merupakan bagian dari tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga pengusul.
b. Indikator kinerja merupakan bagian dari Arah Kebijakan dan Prioritas
Pembangunana Nasional.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Indikator Kinerja:
Jumlah masyarakat yang dilayani di Kelas III rumah sakit
Rasio Jumlah orang miskin dan tidak mampu yang dilayani di Rumah Sakit
kelas III secara nasional dan regional dibandingkan dengan jumlah orang
miskin dan tidak mampu yang mendaftar untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Kelas III.
3.7. Aspek Target
Target adalah nilai dari suatu ukuran kinerja yang dianggap ideal untuk digunakan
sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan.
Dalam Aspek Target Memiliki 2 (dua) Sub Aspek :
1. Target jelas dan rasional
2. Target realistis untuk dicapai
Indikator Jelas, Sederhana dan Mudah untuk Dimengerti
Indikator Kinerja merupakan Tupoksi Kemenkes dan terkait
dengan Prioritas Pembangunan Nasional
H A L A M A N | 21
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Target Jelas dan Rasional sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Adanya gambaran yang menunjukkan tingkat realisasi; atau
b. Mengungkapkan keadaan yang diinginkan di mana masalah ini diselesaikan;
atau
c. Target dinyatakan sebagai tingkat tertentu indikator kinerja; atau
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Target:
Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Rumah Sakit
rujukan itu. Persentase (%) Rumah Sakit yang melayani pasien peserta program
Jamkesmas miskin dari 90% pada tahun 2012 menjadi 95% pada tahun 2013 dan
100% pada tahun 2014.
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Terget Realistik Untuk dicapai sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Target tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah untuk pencapaian.
b. Target dicapai dengan biaya yang efisien dalam batasan keuangan negara.
c. Informasi kinerja sebelumnya harus disediakan untuk membuktikan
bagaimana target yang realistis dapat dicapai.
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Pernyataan Target:
Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Rumah Sakit
rujukan itu. Persentase (%) Rumah Sakit yang melayani pasien peserta program
Jamkesmas miskin dari 90% pada tahun 2012 menjadi 95% pada tahun 2013 dan
100% pada tahun 2014.
TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015
07Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Rujukan
Bagi Penduduk Miskin Di RSPersentase (%) Rs yang Melayani Pasien Penduduk
Miskin Peserta Program Jamkesmas
85% 90% 95% 90% 95% 100% 100%
Persentase TT kelas III RS yang digunakan untuk
pelayanan Jaminan kesehatan85% 90% 95% 90% 95% 100% 100%
TARGET
SESUDAH INISIATIF BARU
PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN
PROGRAM/KEGIATANKode
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Bagi Masyarakat Miskin
(Jamkesmas)
2091
Sasaran/Indikator Kinerja
TARGET
SEBELUM INISIATIF BARU
Menunjukkan tingkat realisasi dan keadaan yang diinginkan
H A L A M A N | 22
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
3.8. Aspek Kesesuaian Anggaran
Kesesuaian anggaran adalah gambaran umum usulan Inisiatif Baru yang
menginformasikan secara rinci jumlah unit dan biaya untuk menunjukkan
perhitungan biaya baik yang terkait dengan parameter ekonomi maupun non-
ekonomi sebagai informasi dasar anggaran dan dukungan untuk tujuan program /
kegiatan
Aspek Kesesuaian Anggaran Memiliki 3 (tiga) Sub Aspek, yaitu :
1. Kesesuaian parameter yang digunakan
2. Komponen unit jelas
3. Biaya proposional
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Kesesuaian Parameter Yang Digunakan
sekurang-kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Menggunakan parameter ekonomi dan non-ekonomi sebagai dasar informasi
anggaran dan dukungan terhadap tujuan program/kegiatan
Parameter ekonomi adalah indikator ekonomi makro seperti seperti inflasi,
tingkat bunga, nilai tukar, dll
Parameter non ekonomi adalah indikator non-ekonomi seperti seperti angka
pengangguran, tingkat pertumbuhan penduduk, angka kelahiran anak, angka
kematian, indeks infrastruktur, dll
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015
07Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Rujukan
Bagi Penduduk Miskin Di RSPersentase (%) Rs yang Melayani Pasien Penduduk
Miskin Peserta Program Jamkesmas
85% 90% 95% 90% 95% 100% 100%
Persentase TT kelas III RS yang digunakan untuk
pelayanan Jaminan kesehatan85% 90% 95% 90% 95% 100% 100%
TARGET
SESUDAH INISIATIF BARU
PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN
PROGRAM/KEGIATANKode
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Bagi Masyarakat Miskin
(Jamkesmas)
2091
Sasaran/Indikator Kinerja
TARGET
SEBELUM INISIATIF BARU
Target tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah, Informasi
kinerja sebelumnya telah disediakan
H A L A M A N | 23
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Perhitungan Kesesuaian Anggaran:
Lampiran:
Perhitungan Output Klaim RS yang melayani Pasien Peserta Jamkesmas
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Komponen Unit Jelas sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Menginformasikan usulan anggaran secara rinci dari uraian komponen dan
biaya untuk menjelaskan perhitungan biaya
b. Jumlah unit merupakan entitas dari setiap komponen biaya, misalnya adalah
jumlah orang, jam, jarak, frekuensi perjalanan, frekuensi pelatihan, dll
c. Unit biaya merupakan entitas komponen biaya seperti halnya gaji,
honorarium, harga tiket, harga sewa, dll
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Jumlah Penduduk
Miskin (Parameter
Non-ekonomi)
Unit Cost sudah
mempertimbangkan tingkat
inflasi
H A L A M A N | 24
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Perhitungan Kesesuaian Anggaran:
3. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Biaya Proposional sekurang-kurangnya memuat
key word sebagai berikut :
a. Terdapat biaya proporsional antara biaya administrasi dan operasional, biaya
langsung dan biaya tidak langsung dari program/kegiatan
b. Proporsional berarti biaya Output utama harus lebih besar daripada biaya
untuk output pendukung ataupun administrasi
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Perhitungan Kesesuaian Anggaran:
Biaya Output Utama Lebih Besar
Biaya Proporsional
Usulan Anggaran dirinci Secara Jelas
H A L A M A N | 25
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
3.9. Aspek Kepatutan Anggaran
Kepatutan anggaran adalah suatu kondisi bahwa anggaran yang diusulkan dalam
Inisiatif Baru harus didasarkan pada biaya unit yang mengacu pada SBU (Standar
Biaya Umum) dan SBK (Standar Biaya Kegiatan), menggunakan biaya per unit yang
konsisten dengan pembiayaan sebelumnya atau tren di masa lalu (menyesuaikan
dengan laju inflasi), dan memberikan informasi dari biaya yang lebih baik atau lebih
rendah per unit program dari program yang sama sebelumnya dengan target yang
sama.
Aspek Kepatutan Anggaran Memiliki 3 (tiga) Sub Aspek, yaitu :
1. Kesesuaian dengan aturan SBU/SBK
2. Konsistensi biaya
3. Penghematan /Efisiensi
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Kesesuaian Dengan Aturan SBU/SBK sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Menggunakan biaya unit yang mengacu pada standar biaya unit SBU (Standar
Biaya Umum) dan SBK (Standar Biaya Kegiatan) yang dikeluarkan oleh
Kementerian Keuangan
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Perhitungan Kepatutan Anggaran:
Lampiran:
Perhitungan Output Klaim RS yang melayani Pasien Peserta Jamkesmas
Unit Cost sudah mengacu pada SBU/SBK
H A L A M A N | 26
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Konsistensi Biaya sekurang-kurangnya memuat
key word sebagai berikut :
a. Menggunakan biaya per unit yang konsisten dengan pembiayaan sebelumnya
atau tren di masa lalu (menyesuaikan dengan laju inflasi)
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Perhitungan Kepatutan Anggaran:
Lampiran:
Perhitungan Output Klaim RS yang melayani Pasien Peserta Jamkesmas
3. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Penghematan/Efisiensi sekurang-kurangnya
memuat key word sebagai berikut :
a. Memberikan informasi biaya per unit program yang lebih baik atau lebih
rendah daripada program dan target yang sama sebelumnya
Konsistensi Biaya
H A L A M A N | 27
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Perhitungan Kepatutan Anggaran:
Lampiran:
Perhitungan Output Dokumen dan Informasi
3.10. Aspek Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan Inisiatif Baru dapat berupa tambahan dana atau realokasi
anggaran dalam Kementerian atau Lembaga yang mengusulkan; usulan jelas harus
menginformasikan dari mana dana ini dan berapa banyak jumlah akan diusulkan
(termasuk perhitungan dari perkiraan ke depan).
Informasi biaya per unit program
yang lebih baik
H A L A M A N | 28
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Khusus untuk sumber pendanaan dari realokasi anggaran, usulan inisiatif baru harus
membuktikan bahwa target jangka menengah dari program / kegiatan yang
dialokasikan masih dapat dicapai, bahkan setelah realokasi tersebut.
Aspek Sumber Pendanaan Memiliki 2 (dua) Sub Aspek :
1. Sumber dari realokasi anggaran
2. Target dari anggaran yang direalokasi dapat dicapai
Adapun penjelasan dan contoh dari masing-masing Sub-Aspek adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Sumber dari Realokasi Anggaran sekurang-
kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Sumber pendanaan Inisiatif Baru bisa berasal dari tambahan anggaran atau
realokasi anggaran dalam instansi Kementerian/Lembaga pengusul.
b. Menjelaskan dari mana dana berasal dan berapa banyak kebutuhan
pendanaannya termasuk perhitungan perkiraan maju).
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Sumber Pendanaan:
2. Dalam menjelaskan Sub-Aspek Target dari anggaran yang direalokasi dapat
dicapai sekurang-kurangnya memuat key word sebagai berikut :
a. Proposal Inisiatif Baru harus mampu membuktikan bahwa target jangka
menengah dari program/kegiatan yang direalokasi masih dapat dicapai,
bahkan setelah realokasi tersebut.
b. Secara umum, untuk meningkatkan efisiensi dari program / kegiatan
merupakan cara utama untuk menekan sumber daya pendanaan untuk
realokasi, bahkan mempertahankan tingkat yang sama dari target outcome.
Oleh karena itu, dalam proposal, bagaimana efisiensi dapat ditingkatkan,
harus dapat dijelaskan untuk meningkatkan keyakinan.
Sumber Pendanaan Berasal dari Realokasi Anggaran
H A L A M A N | 29
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
Contoh Proposal :
“Perluasan Cakupan Jaminan Kesehatan Melalui Jaminan Kesehatan Kelas III Di
Rumah Sakit”.
Sumber Pendanaan:
Target Jangka Menengah masih dapat dicapai
H A L A M A N | 30
MODUL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU
BAB IV. PENUTUP
Modul petunjuk teknis penyusunan proposal Inisiatif Baru ini merupakan panduan praktis
yang dapat digunakan oleh seluruh Kementerian/Lembaga untuk mempersiapkan dan
menyusun proposal Inisiatif Baru yang lebih berkualitas. Selain itu modul ini juga dapat
lebih mendekatkan relevansi antara proposal Insiatif Baru yang dihasilkan dengan
pencapaian arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan pada
setiap awal tahun. Dengan adanya relevansi tersebut, pada akhirnya akan berdampak
terhadap peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran yang lebih baik,
utamanya dalam penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).
Dalam modul ini contoh proposal yang digunakan bukan merupakan contoh riil dari
proposal yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga pada pelaksanaan Inisiatif Baru TA
2012. Contoh penyusunan proposal Inisiatif Baru ini juga bukan merupakan contoh yang
paling sempurna didalam menyusun proposal Inisiatif Baru mengingat setiap
Kementerian/Lembaga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Modul ini hanya
merupakan pendekatan yang dapat digunakan oleh seluruh Kementerian/Lembaga untuk
menyusun proposal Inisiatif Baru yang lebih berkualitas.