30
MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS Oleh: RENI ANGGRIANI,S.H.,M.Kn. LABORATORIUM ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MODUL

PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

Oleh:

RENI ANGGRIANI,S.H.,M.Kn.

LABORATORIUM ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Page 2: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,

rahmat dan hidayah-Nya juga kami telah menyelesaikan Modul Praktik

Pembuatan Kontrak Bisnis yang nantinya akan dipakai dalam proses belajar

mengajar mata kuliah Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis yang diselenggarakan

oleh Laboratorium Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Modul Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis ini disajikan dengan tujuan

agar dapat digunakan sebagai pegangan dan petunjuk bagi mahasiswa/i

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengambil

mata kuliah Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis, dan agar tercapai target

penguasan materi baik secara teoritis maupun praktis. Harapannya adalah

mahasiswa/i yang menempuh mata kuliah ini dapat mengetahui bagaimana

cara pembuatan dokumen perjanjian.

Atas tersusunnya Modul Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis ini,

Laboratorium Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada

penyusun dan tim. Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Yogyakarta, 13 Februari 2020

Koordinator Laboratorium Ilmu Hukum Fakultas

Hukum

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Nanik Prasetyoningsih, S.H., M.H.

Page 3: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM I: RPS dan PRE TEST

Penjelasan mengenai RPS dan Pre test, untuk mengetahui

mengenai bahan mata kuliah yang akan dipelajari dalam mata kuliah

Pembuatan Kontrak Bisnis.

Pretest di pertemuan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar pemahaman para mahasiswa dalam mata kuliah Hukum Perdata,

Hukum Bisnis, Hukum Perjanjian.

Soal :

1. Jelaskan mengenai syarat-syarat Perjanjian !

2. Apakah yang dimaksud dengan Badan Hukum?

3. Siapa sajakh pihak yang dapat melakukan perjanjian baik individu,

badan usaha maupun badan hukum public atau privat ?

4. Jelaskan macam-macam akta !

5. Jelaskan terkait hak atas tanah !

Page 4: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM II:

PENGERTIAN TENTANG PERIKATAN, PERJANJIAN

DAN KONTRAK

A. Pengertian Tentang Perikatan, Perjanjian dan Kontrak

Istilah kontrak merupakan keselarasan dari suatu perjanjian

dimana istilah Contract dalam bahasa Inggris. Ketika seseorang

mendengar istilah kontak maka akan terbayang atau tergambar dalam

pikiran seseorang bahwa kontak merupakan perjanjian yang dibuat oleh

para pihak secara tertulis yang memiliki kepentingan satu sama lain.

Istilah kontrak dalam praktikntya dilakukan dalam dunia bisnis. Untuk

itu harus diluruskan oleh para pakar terkait pengertian dari kontrak irtu

sendiri, karena kontrak tidak lain adalah perjanjian itu sendiri, seperti

yang ditentukan dalam pasal 1313 KUHPerdata bahwa kontak

dipersamakan dengan perjanjian.

B. Syarat Sah Kontrak

Berdasarkan ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, suatu perjanjian dinyatakan sah apabila telah memenuhi

4 (empat) syarat komulatif. Keempat syarat untuk sahnya perjanjian

tersebut antara lain :

Page 5: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

1. Sepakat diantara mereka yang mengikatkan diri. Artinya para pihak

yang membuat.

2. Perjanjian telah sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau

materi yang diperjanjikan. Dan kesepakatan itu dianggap tidak ada

apabila diberikan karena kekeliruan, kekhilafan, paksaan ataupun

penipuan.

3. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Arti kata kecakapan

yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah

dinyatakan dewasa oleh hukum, yakni sesuai dengan ketentuan

KUHPerdata, mereka yang telah berusia 21 tahun, sudah atau

pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang sudah dewasa,

sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh suatu peraturan

perundang-undangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu.

Dan orang-orang yang dianggap tidak cakap untuk melakukan

perbuatan hukum yaitu : orang-orang yang belum dewasa, menurut

Pasal 1330 KUHPerdata jo. Pasal 47 UU Nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan; orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan,

menurut Pasal 1330 jo. Pasal 433 KUPerdata; serta orang-orang yang

dilarang oleh undang-undang untuk melakukan perbuatan hukum

tertentu seperti orang yang telah dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Page 6: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

4. Suatu Hal Tertentu. Artinya, dalam membuat perjanjian, apa yang

diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak

bisa ditetapkan.

5. Suatu Sebab Yang Halal. Artinya, suatu perjanjian harus

berdasarkan sebab yang halal yang tidak bertentangan dengan

ketentuan Pasal 1337 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu :

a. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum;

b. Tidak bertentangan dengan kesusilaan; dan

c. Tidak bertentangan dengan undang-undang.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, syarat kesatu dan

kedua dinamakan syarat subjektif, karena berbicara mengenai

subjek yang mengadakan perjanjian, sedangkan ketiga dan keempat

dinamakan syarat objektif, karena berbicara mengenai objek yang

diperjanjikan dalam sebuah perjanjian. Dalam perjanjian bilamana

syarat-syarat subjektif tidak terpenuhi maka perjanjiannya dapat

dibatalkan oleh hakim atas permintaan pihak yang tidak cakap atau

yang memberikan kesepakatan secara tidak bebas. Selama tidak

dibatalkan, perjanjian tersebut tetap mengikat. Sedangkan, bilamana

syarat-syarat objektif yang tidak dipenuhi maka perjanjiannya batal

demi hukum. Artinya batal demi hukum bahwa, dari semula dianggap

tidak pernah ada perjanjian sehingga tidak ada dasar untuk saling

menuntut di pengadilan.

Page 7: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

1 Hasanuddin Rahman,Op.Cit, hlm. 15 2 Sudikno Mertokusumo,1993, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, hlm. 120.

Soal :

1. Apa yang akan terjadi bila dari syarat-syarat perjanjian

tersebut tidak dipenuhi?

2. Apa akibat hukumnya dari tidak terpenuhi syarat-syarat

tersebut?

Page 8: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

1 Hasanuddin Rahman,Op.Cit, hlm. 15 2 Sudikno Mertokusumo,1993, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, hlm. 120.

MATERI PRAKTIKUM III:

PENGERTIAN DAN KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA

A. Pengertian Akta

Kontrak adalah perjanjian yang sengaja dibuat secara tertulis

sebagai suatu alat bukti bagi para pihak yang membuatnya. Untuk itu

kontrak dibuat dengan pembubuhan tanda tangan sebagai tanda

persetujuan (kesepakatan) atas apa yang terurai pada kontrak yang

dimaksud. Selanjutnya perjanjian yang dibuat secara tertulis dengan

pembubuhan tanda tangan disebut akta.1

Menurut Sudikno Mertokusumo,2

akta adalah surat yang diberi

tanda tangan yang memuat peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak

atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan sengaja untuk

pembuktian. Sependapat dengan Sudikno Mertokusumo, Hasanuddin

Rahman menyatakan bahwa suatu akta ialah suatu tulisan yang

Page 9: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

3 Hasanuddin Rahman, Loc. Cit. 4 Ibid, hlm. 123

memang sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa

dan ditandatangani.3

Berdasarkan pengertian di atas, maka unsur-unsur yang penting

untuk suatu akta adalah :

1. Ditandatangani.

2. Memuat peristiwa yang menjadi dasar sesuatu hal.

3. Diperuntukkan sebagai alat bukti tertulis.

C. Macam-macam Akta

1. Akta Otentik

Menurut Pasal 1868 KUHPerdata, “Suatu akta otentik ialah

suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh

undang- undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai

umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana akta dibuatnya.”

Akta otentik adalah akta yang dibuat oleh pejabat yang

diberi wewenang untuk itu oleh penguasa, menurut

ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan, baik dengan maupun

tanpa bantuan dari yang berkepentingan, yang mencatat apa yang

dimintakan untuk dibuat di dalamnya oleh yang berkepentingan.

Akta otentik terutama memuat keterangan seorang pejabat yang

menerangkan apa yang dilakukannya dan dilihat di hadapannya.4

Page 10: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

2. Akta di Bawah Tangan

Akta di bawah tangan adalah akta yang sengaja dibuat

untuk pembuktian oleh pihak tanpa bantuan dari seorang pejabat.

Jadi akta ini semata-mata dibuat antara para pihak yang

berkepentingan.5

Akta dibawah tangan adalah surat yang sengaja dibuat untuk

dijadikan pegangan oleh para pihak dan ditandatangani dan apabila

terjadi sengketa maka surat tersebut dapat dijadikan sebagai alat

bukti.

Akta di bawah tangan baru merupakan alat bukti yang

sempurna apabila diakui oleh kedua belah pihak atau dikuatkan

oleh alat bukti lainnya. Oleh karena itu akta di bawah tangan

merupakan alat bukti permulaan bukti tertulis.

Akta otentik dalam hubungannya dengan kontrak adalah

kontrak yang dibuat oleh notaris, sedangkan akta di bawah tangan

adalah kontrak yang dibuat tanpa campur tangan notaris.

D. Kekuatan Pembuktian dari Suatu Akta

1. Akta Otentik,

Mempunyai pembuktian yang sempurna dalam perkara

perdata. Artinya sebelum ada bukti yang membuktikan sebaliknya

maka harus dianggap benar.

5 Ibid, hlm, 127

Page 11: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

2. Akta dibawah tangan

Ada beberapa kreteria yaitu :

a. Akta dibawah tangan yang disahkan oleh Notaris (TTD Para

pihak dan Saksi);

b. Akta dibawah tangan yang didaftarkan di Notaris (TTD Para

pihak dan Saksi);

c. Akta dibawah tangan yang tidak disahkan dan t i d a k

didaftarkan di Notaris (TTD Para pihak dan Saksi dan TTD Para

Pihak saja).

Soal :

1. Apa yang menyebabkan orang menginginkan perjanjiannya

dibuat secara tertulis?

2. Apakah ada urutan nilai pembuktian dari suatu surat atau akta?

Page 12: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM V KETENTUAN UMUM

YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT KONTRAK

1. Kecakapan dan kewenangan para pihak

Kecakapan para pihak erat kaitannya dengan syarat sahnya

suatu perjanjian

2. Isi dari kontrak :

a. Jangka waktu

b. Nilai objek

c. Hak dan kewajiban

d. Pemilihan domisili

e. Penyelesaian sengketa yang mungkin muncul nantinya

Page 13: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI VI PENYELESAIAN

SENGKETA KONTRAK

Penyelesaian perkara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Litigasi.

Penyelesaian sengketanya melalui Pengadilan.

2. Non litigasi

Penyelesaian sengketanya tidak melalui pengadilan.

Page 14: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM VII PARA

PIHAK DALAM KONTRAK

Para pihak dalam kontrak secara umum hanya ada 2 (dua) yaitu

orang atau perorangan dan Badan.

Para pihak yang bertindak di dalam suatu akta harus telah

memenuhi peraturan yang berlaku. Hal ini akan terkait erat dengan

kecakapan dan kewenangan.

Page 15: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM VIII

ANATOMI KONTRAK

Anatomi kontrak akta notariil telah ditentukan dalam Pasal 38

UUJN, sebagai berikut.

1. Awal akta atau kepala akta, memuat:

a. Judul akta;

b. Nomor akta;

c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan

d. Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

2. Badan akta6, memuat:

a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,

pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap

dan/atau orang yang mereka wakili;

b. Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;

c. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang

berkepentingan; dan

d. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,

kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

3. Akhir atau penutup akta, memuat:

a. Uraian tentang pembacaan akta;

6 Badan akta di dalam akta notaris lazimnya memuat komparisi, premisse dan isi akta.

Page 16: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

b. Uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatanganan

atau penerjemahan akta apabila ada;

c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan,

kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan

d. Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam

pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat

berupa penambahan, pencoretan, atau penggantian.

Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang sangat berarti mengenai

tata urutan pembuatan kontrak pada akta otentik maupun akta di bawah

tangan. Perbedaan di antara keduanya terletak pada awal akta, premisse

dan akhir atau penutup akta.

1. Awal kontrak

a. Judul

b. Pembukaan

2. Komparisi

Komparisi ini merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam

suatu perjanjian/Akta. Karena komparisi juga yang menentukan sah

tidaknya suatu perjanjian.

Lazimnya komparisi berisi identitas para pihak dan dasar hukum

kewenangannya dalam membuat kontrak. Identitas para pihak tersebut

minimal memuat:

a. Nama

Page 17: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

b. Umur

c. Pekerjaan/jabatan

d. Alamat

e. Bukti identitas (KTP atau Paspor (bagi orang asing))

1. Premisse

Premisse adalah sebuah penghubung yang menghubungkan

antara komparisi dengan isi dari akta atau perjanjian.

Di dalamnya menjelaskan mengenai penjelasan siapa para pihak dan

objek dari perjanjian.

2. Isi Kontrak

Isi Kontrak adalah pengaturan inti megenai apa yang

disepakati oleh para pihak. Biasanya diawali dengan kesepakatan

harga, jangka waktu, apa yang diperbolehkan atau tidak selama masa

perjanjian. Artinya di dalam isi ini mengatur seluruh hak dan kewajiban

antara para pihak. Dan ada klausula bila ada hal yang belum diatur dalam

perjanjian ini akan diatur kemudian hari berdsarakan kesepakatan

para pihak.

Page 18: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

3. Penutup/Akhir Akta

Penutup akta berisi tentang pengakhiran akta. Diantaranya

berisi tempat, tanggal kontrak dibuat. Tandatangan para pihak serta

para saksi.

Page 19: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM IX-XI

KONTRAK DI BAWAH TANGAN

1. Awal Kontrak :

a. Judul :

Contoh : Sewa Menyewa, Surat Kuasa, Jual Beli, dan lain-lain.

b. Identitas para pihak :

Nama :

Tempat, tanggal lahir :

Alamat :

Pekerjaan :

Selanjutnya disebut sebagai yang Menyewakan atau Pihak Pertama.

Nama :

Tempat, tanggal lahir :

Alamat :

Pekerjaan :

Page 20: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

Selanjutnya disebut sebagai yang Menyewa atau Pihak Kedua

Catatan :

Badan :

Kewenangan bertindak dilihat berdasarkan Anggaran Dasar dari

Badan tersebut.

2. Premisse

- Bahwa pihak pertama adalah pemilik rumah yang beralamat di Jalan

Kenari No. 3, Bantul, DIY, yang selanjutnya disebut sebagai objek

perjanjian.

- Bahwa pihak kedua bermaksud untuk menyewa rumah milik Pihak

Pertama.

- Bahwa para pihak telah bersepakat sebagai berikut:….

3. Isi Kontrak

- Pihak Pertama akan menyewakan objek perjanjian dan pihak kedua

telah setuju untuk menyewanya.

- Bahwa harga sewa objek perjanjian adalah sebesar Rp.

200.000.000,- (duaratus juta rupiah) pertahun.

- Bahwa pihak kedua menyewa objek perjanjian selama 2 tahun mulai

tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 20 Maret 2013, dengan cara

pembayaran sebagai berikut :

- Tunai/ transfer ….

Page 21: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

4. Penutup

Demikian perjanjian ini dibuat di Yogyakarta, 21 Maret 2017

Pihak Pertama Pihak Kedua

(.........................) (.........................)

Saksi-saksi :

1. Abdul

2. Afa

Page 22: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

MATERI PRAKTIKUM XII-XIII

PEMBUATAN AKTA OTENTIK

1. Awal Akta

a. Judul akta;

b. Nomor akta;

c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan

d. Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

Contoh :

a. Sewa Menyewa

b. 16

c. 09.00 WIB (Sembilan) Waktu Indonesia Bagian barat, Senin, 01-03-

2011 (satu maret tahun duaribu sebelas),

d. Ami Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan berkedudukan di kota

Yogyakarta.

1. Komparisi

Contoh Komparisi Perorangan :

Tuan NANA, Warga Negara Indonesia, lahir di Gunungkidul,------

tanggal 10-05-1971 (sepuluh Mei tahun seribu sembilan ratus------------

tujuhpuluh satu), Wiraswasta, bertempat tinggal di Tangi, RT 005, RW-

Page 23: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

003, Desa/Kelurahan Banyu, Kecamatan Playen, Kabupaten--------------

Gunungkidul, pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia----

Nomor: 340303150671XXxx.------------------------------------------------

2. Premisse

Bahwa pihak pertama adalah pemilik rumah yang beralamat di-----

Jalan Kenari No. 3, Bantul, DIY dengan bukti hak berupa Sertipikat----

Hak Milik No. 04/Bangunharjo, kelurahan Bangunharjo, Kecamatan----

Bantulan, terAKHIR tercatat atas nama Andi, yang selanjutnya disebut-

sebagai objek perjanjian.--------------------------------------------------------

Bahwa pihak kedua bermaksud untuk menyewa rumah milik Pihak

Pertama.---------------------------------------------------------------------------

Bahwa para pihak telah bersepakat sebagai berikut:….---------------

3. Isi Akta

------------------------------------Pasal 1------------------------------

Pihak Pertama akan menyewakan objek perjanjian dan pihak

kedua telah setuju untuk menyewanya.-----------------------------

------------------------------------Pasal 2------------------------------

Bahwa harga sewa objek perjanjian adalah sebesar------------

Rp. 200.000.000,- (duaratus juta rupiah) pertahun.---------------

------------------------------------Pasal 3------------------------------

Page 24: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

Bahwa pihak kedua menyewa objek perjanjian selama 2 tahun-

mulai tanggal 21-03-2015 (dua puluh satu maret tahun duaribu

limabelas) sampai dengan 20-03-2017 (dua puluh satu maret

tahun duaribu tujuhbelas), dengan cara pembayaran sebagai

berikut :-----------------------------------------------------------------

Tunai/ transfer ….

4. Penutup

Contoh Penutup :

--------------------------- DEMIKIAN AKTA INI ----------------

Dibuat dan diselesaikan di Yogyakarta, pada hari, tanggal, dan

jam seperti tersebut pada bagian awal akta ini, dengan dihadiri

oleh :---------------------------------------------------------------------

1. Nyonya ATI, Warga Negara Indonesia, lahir di Bali,---------

tanggal 01-05-1977 (satu Mei tahun seribu sembilanratus-------

tujuhpuluh tujuh), Mengurus Rumah Tangga, bertempat--------

tinggal di Pinggir, RT 019 RW 008, Desa/Kelurahan Bayu,----

Kecamatan Melati, Kabupaten Sleman, pemegang Kartu--------

Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor Induk--------------

Kependudukan: 3310054605xxxxx.-------------------------------

2. Nona YANI, Warga Negara Indonesia, lahir di Bangka,----

tanggal 06-08-1990 (enam Agustus tahun seribu Sembilan-----

ratus sembilan puluh), bertempat tinggal di Mlati, RT:002,

Page 25: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

RW 001, Desa/Kelurahan Minggir, Kecamatan Kota------------

Tasikmalaya, pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik------

Indonesia Nomor Induk Kependudukan : 33102546xxxxxxx.--

Keduanya Pegawai Kantor saya, Notaris sebagai saksi-saksi,---

- Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada

penghadap dan saksi-saksi, lalu akta- ini ditandatangani oleh

penghadap, saksi-saksi dan saya Notaris.--------------------------

- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.------------------------

- Minuta akta ini telah ditandatangani dengan sempurna.-------

Evaluasi/Praktikum/Magang

Bahan evaluasi/praktikum akan dibagikan pada saat praktikum .

Page 26: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS
Page 27: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

CONTOH

1. AWAL AKTA

2. KOMPARISI

3. PREMISSE

4. ISI PERJANJIAN

5. PENUTUP

Page 28: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

Referensi

Buku-buku: Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perdata Indonesia,

Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.

----------------, 1991, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia,

Bandung, Citra Aditya Bakti.

Ahdiana Yuni Lestari & Endang Heriyani, 2009, Dasar-dasar

Pembuatan Kontrak dan Akad, Yogyakarta, Mocomedia.

Ali Ridlo, 1986, Badan Hukum dan kedudukan Badan Hukum,

Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf,

Bandung, PT. Alumni.

Bryan A Gadner (Ed), 2004, Black’s Law Dictionary, Eight

Edition, Thomson West.

Chairuman Pasaribu & Suhrawardi K. Lubis, 1996, Hukum

Perjanjian dalam Islam, Jakarta, Sinar Grafika.

Budiono Kusumohamidjojo, 2001, Panduan untuk Merancang

Kontrak, Jakarta, PT. Grafindo.

Gemala Dewi & Yeni Salma, 2003, Hukum Perikatan Islam, Jakarta,

Kencana. Hasanuddian Rahman, 2000, Legal Drafting, Bandung,

Citra Aditya Bakti.

Komar Andasasmita, 1983, Notaris II, Bandung, Sumur.

Munir Fuady, 1999, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum

Bisnis), Bandung, Citra Aditya Bakti.

Ridwan Khairandy, 2004, Iktikad Baik Dalam Kebebasan

Page 29: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

Berkontrak, Jakarta, Program Pasca Sarjana Universitas

indonesia.

Salim HS, 2006, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan

Kontrak,Jakarta, PT. Sinar Grafika.

Satrio, J, 1992, Hukum Perjanjian, Bandung, PT. Citra Aditya

Bakti.

-------------------------,1998, Hukum Waris Tentang Pemisahan

Boedel, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.

Subekti, 1985, Aneka Perjanjian, Bandung, PT. Alumni.

Sutan Remy Sjahdeini, 1995, Fungsi Kontrak dan Perjanjian

Kredit Bank Bagi Kebanyakan Masyarakat Indonesia,

dalam Kapita Selekta Hukum Mengenang Alm. Prof. H.

Oemar Seno Adji,S.H., Jakarta, Ghalia Indonesia.

Munir Fuady, 1999, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum

Bisnis), Bandung, Citra Aditya Bakti.

Purwosutjipto, HMN, 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang

Indonesia (Hukum Persekutuan Perusahaan), Jakarta,

Djambatan.

Sudikno Mertokusumo, 1993, Hukum Acara Perdata Indonesia,

Yogyakarta, Liberty.

Van Hoeve, 1986, Kamus Belanda-Indonesia, Jakarta, PT. Ichtiar

Baru.

Peraturan Perundang-undangan

KUHPerdata.

KUHDagang.

Page 30: MODUL PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS

UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

UU Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan.

UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

(BUMN)

UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan UU Nomor 16 tahun

2001 tentang Yayasan.

UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

UU Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Pemasyarakatan

Kompilasi Hukum Islam.

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2008 tentang

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)

Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Akad-akad.