61

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

  • Upload
    vandang

  • View
    249

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos
NEW
Typewritten text
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
NEW
Typewritten text
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
Page 2: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos
Page 3: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

LAPORAN PENDAHULUAN

PRATIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

I. NOMOR PERCOBAAN :

I (SATU)

II. NAMA PERCOBAAN :

PENGUAT GANDENG RC

III. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Dapat menentukan besarnya penguatan pada frekuensi tengah Kvs dan

menentukan frekuensi potong bawah penguat gandeng RC.

2. Dapat melukiskan bagan bode dan tanggapan amplitude dari suatu

penguat gandeng RC.

IV. ALAT DAN BAHAN :

1. Resistor sebagai hambatan atau penghambat arus listrik

2. Kapasitor sebagai penyarig atau penyimpan muatan listrik

3. Transistor sebagai penyaring penaik frekuensi dan tegangan

4. Multimeter sebagai alat ukur listrik

5. Signal generator sebagai sumber sinal masukan

6. Osiloskop sebagai alat unuk menampilkan grafik dari percobaan yang dilakukan

7. Catu daya sebagai sumber tegangan

8. Keras grafik untuk membuat grafik hasil dari percobaan

9. Jumper/ kabel penghubung sebagai penghubung antara peralatan

NEW
Rectangle
Page 4: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

V. DASAR TEORI

Pada kebnayakan penguat sumber isyarat dihubungkan dengan masukan melalui

sebuah kapsitor penggandeng, agar arus panjar pada basis tidak masuk kedalam sumber

isyarat. Jika ini terjadi tegangan panjar transistor akan terganggu, hal ini serupa juga

dilakukan pada keluaran, yaitu untuk menghubungkan penguat dengan suatu beban.

Gandeng yang menggunakan kapasitor disebut dengan gandengan RC. Suatu contoh

penguat dengan gandengan RC adalah penguat emitor ditanahkan (common emitor)

seperti ditunjukkan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 penguat gandeng RC satu tahap

Pada gambar diatas, Ccj menyatakan kapasitansi didalam transistor yang timbul pada

sambungan antara basis dan kolektor, oleh karena adanya daerah pengosongan pada

sambungan p-n ini. Kapasitansi Cje menyatakan kapasitansi yang timbul pada

sambungan p-n antara basis dan emitor.

Oleh karena pengaruh kapasitansi yang ada di dalam penguat, nilai penguatan

tegangan Gv berubah dengan frekuensi. Grafik yang melukiskan bagaimana penguatan

tegangan (dB) berubah dengan frekuensi (skala Log) disebut Tanggapan amplitude,

seperti tampak pada gambar 1.2

Page 5: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Gv (ω)

(dB)

Kv 3 dB bagan bola

Kemiringan –BdB/oktaf

Tanggapan frekuensi

fg1 f2 f(lo

Gambar 1.2 Tanggapan amplitude suatu penguat

Tanggapan amplitude suatu penguat dapat diketahui dengan suatu bagan bode

seperti pada tanggapan amplitude tapis RC, dimana penguat berlaku sebagai suatu tapis

lolos pita. Frekuensi f1 disebut frekuensi potong bawah dan f2 disebut frekuensi potong

atas. Daerah frekuensi f1 dan dibawahnya disebut daerah frekuensi rendah sedangkan f1

dan f2 tanggapan amplitude tak berubah dengan frekuensi sehingga daerah ini disebut

daerah frekuensi tengah. Sedangkan untuk daerah frekuensi sekitar dan di atas f2

disebut daerah frekuensi tinggi.

Pada daerah frekuensi rendah penguat berlaku sebagai tapis lolos tinggi dengan f1

adalah kutub dari pada fungsi alih Gv(ω), dimana kapasitansi yang dipasang seri dengan

arus isyarat (missal C1, C2, CE) akan berpengaruh paa frekuensi rendah. Akibatnya f1

akan ditentukan oleh kapasitor pegandeng C1, C2, dan kapasitor pintas Ce.

Dan untuk frekuensi tinggi , yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai

tapis lolos rendah, dimana kapasitansi yang berpengaruh adalah kapasitansi yang

parallel dengan arus isyarat, misalnya Cje dan Cjc. Pada frekuensi tnggi, reaktansi X =

RC

1 untuk kapsitansi ini mempunyai nilai yang cukup rendah sehingga harus

diperhitungkan peranannya dalam mengurangi arus isyarat yang masuk kedalam basis

Page 6: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

yang akan diperkuat menjadi arus kolektor. Pada daerah ini, kapasitansi seri seperti C1,

C2, dan Ce boleh dianggap terhubung singkat.

Sedangkan pada frekuensi tengah kapsitansi C1, C2, dan Ce mempunyai reaktansi

c

1 cukupkecil sehingga dapat dihubungkan singkat, sedangkan kapasitansi-kapasitansi

parallel seperti Cje dan Cjc mempunyai nilai amat kecil, menghasilkan reaktansi amat

tinggi, sehingga dapat dianggap terbuka atau tidak terpasang. Akibatnya pada daerah

frekuensi tengah tidak ada komponen reaktif, sehingga tanggapan amplitude menjadi

tergantung pada frekuensi ( datar).

Pengaruh Kapasitor Gandeng dan Kapasitor Bypass Emiter

Pada gambar berikut diperlihatkan sebuah penguat dgn tahanan emiter yang di-

bypass dengan kapasitor Cz

yg besar dan juga dengan kapasitor gandeng Cb. Juga

diperlihatkan model parameter-h yg disederhanakan. Dalam hal ini diasumsikan R1||R

2

>> Rs dan beban R

C adalah cukup kecil.

Rangkaian penguat dengan tahanan emiter (bypass) dan model

parameter-h yg disederhanakan

Penguat Gandeng RC

Page 7: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Susunan kaskade dari tingkat transistor emiter-umum (CE) diperlihatkan pada gambar

berikut.

Susunan kaskade dari tingkat transistor emiter-umum (CE)

Penguatan dan frekuensi 3 dB dari tingkat Q2 dapat dianalisis dgn cara yg sama dgn yg

telah dibahas. Sumber rangsangan utk Q2 adl sinyal keluaran Y1

dari Q1. Resistansi

sumber RS

utk Q2 adalah sama dengan RC

(karena RC

<< 1/hoe

).

Penguat Diferensial

Untuk mengerti bagaimana penguat diferensial bekerja, perlu kita pelajari keadaan

panjar DC dari rangkaian dasarnya seperti ditunjukkan pada gambar 14.1.

Masukan dapat diumpankan pada ujung-ujung basis B1 dan B2. Perbedaan (difference)

isyarat pada kedua ujung inilah yang akan dikuatkan, sehingga kita menyebutnya

sebagai penguat diferensial.

Cara menghitung keadaan panjar dari penguat tersebut tidak berbeda dengan

pada penguat transistor tunggal. Dengan kedua basis ditanahkan seperti pada

gambar 14.1, kita mempunyai

VE » -0,6 volt karena

VBE » -0,6 volt

dengan salah satu atau kedua transistor yang bekerja.

Pengaruh Kapasitor Gandeng dan Kapasitor Bypass Emiter

Pada gambar berikut diperlihatkan sebuah penguat dgn tahanan emiter yang di-

Page 8: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

bypass dengan kapasitor Cz yg besar dan juga dengan kapasitor gandeng Cb.

Juga diperlihatkan model parameter-h yg disederhanakan. Dalam hal ini

diasumsikan R1||R2 >> Rs dan beban RC adalah cukup kecil.

Rangkaian penguat dengan tahanan emiter (bypass) dan model

parameter-h yg disederhanakan

Tegangan keluaran Vo diberikan oleh:

Penguat Gandeng RC

Susunan kaskade dari tingkat transistor emiter-umum (CE) diperlihatkan pada

gambar berikut.

Susunan kaskade dari tingkat transistor emiter-umum (CE)

Penguatan dan frekuensi 3 dB dari tingkat Q2 dapat dianalisis dgn cara yg sama

dgn yg telah dibahas. Sumber rangsangan utk Q2 adl sinyal keluaran Y1 dari Q1.

Resistansi sumber RS utk Q2 adalah sama dengan RC (karena RC << 1/hoe).

Page 9: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buat Rangkaian penguat gandeng RC (gambar 1.3) pada breadboard.

2. berikan masukkan sinyal isyarat pada input dengan variasi frekuensi dengan

tegangan input 20 mVp-p.

Gambar 1.3. rangkaian penguat gandeng RC

3. tentukan masing-masing penguat pada frekuensi tengah G(w) = 20 log (Vo/Vs),

untuk setiap variasi frekuensi.

4. dengan memanfaatkan harga komponen dalam rangkaian, tentukan besarnya

frekuensi potong bawah (f1).

5. buat bagan bode dan tanggapan amplitude penguat gandeng RC dan hitunglah

tegangan keluaran Vo pada frekuensi tengah (secara teori).

Frekuensi (HZ) Sinyal Vin Sinyal Vout Kvs(dB)

10hz

100hz

1Khz

10Khz

Page 10: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

100Khz

Page 11: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VII. DATA HASIL PENGAMATAN

Frekuensi (HZ) Sinyal Vin Sinyal Vout Kvs(dB)

10hz

100hz

1Khz

10Khz

100Khz

1,8

1,8

1,8

1,8

1,8

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

Page 12: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Pada kebanyakan penguat sumber isyarat dihubungkan dengan masukan melalui

sebuah kapsitor penggandeng, agar arus panjar pada basis tidak masuk kedalam sumber

isyarat. Jika ini terjadi tegangan panjar transistor akan terganggu, hal ini serupa juga

dilakukan pada keluaran, yaitu untuk menghubungkan penguat dengan suatu beban.

Gandeng yang menggunakan kapasitor disebut dengan gandengan RC. Suatu

contoh penguat dengan gandengan RC adalah penguat emitor ditanahkan (common emitor).

Tanggapan amplitude suatu penguat dapat diketahui dengan suatu bagan bode

seperti pada tanggapan amplitude tapis RC, dimana penguat berlaku sebagai suatu tapis

lolos pita. Frekuensi f1 disebut frekuensi potong bawah dan f2 disebut frekuensi potong

atas. Daerah frekuensi f1 dan dibawahnya disebut daerah frekuensi rendah sedangkan f1 dan

f2 tanggapan amplitude tak berubah dengan frekuensi sehingga daerah ini disebut daerah

frekuensi tengah. Sedangkan untuk daerah frekuensi sekitar dan di atas f2 disebut daerah

frekuensi tinggi.

Pada daerah frekuensi rendah penguat berlaku sebagai tapis lolos tinggi dengan f1

adalah kutub dari pada fungsi alih Gv(ω), dimana kapasitansi yang dipasang seri dengan

arus isyarat (missal C1, C2, CE) akan berpengaruh paa frekuensi rendah. Akibatnya f1 akan

ditentukan oleh kapasitor pegandeng C1, C2, dan kapasitor pintas Ce.

Kapasitansi yang berpengaruh adalah kapasitansi yang parallel dengan arus isyarat.Jika

kapasitansi mempunyai nilai amat kecil maka reaktansi makin tinggi

Rumus yang kita gunakan dalam perhitungan yaitu antara lain .Untuk mencari nilai

dari frekuensi yang di dapatkan dari data- data yang didapat dapat kita hitung dengan

menggunakan rumus sebaa berikut G(ω) = 20 log (Vo/Vi) dan ω = 2πF

Kapasitansi Cjc kapsitansi ini mempunyai nilai yang cukup rendah sehingga harus

diperhitungkan peranannya dalam mengurangi arus isyarat yang masuk kedalam basis yang

akan diperkuat menjadi arus kolektor.

Page 13: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

IX. KESIMPULAN

1. Kapasitansi yang dipasang seri dengan arus isyarat (missal C1, C2, CE) akan

berpengaruh paa frekuensi rendah. Akibatnya f1 akan ditentukan oleh kapasitor

pegandeng C1, C2, dan kapasitor pintas Ce.

2. Rangkaian yang menggunakan gandeng yang menggunakan kapasitor disebut dengan

gandengan RC.

3. Kapasitansi yang berpengaruh adalah kapasitansi yang parallel dengan arus isyarat.

4. Jika kapasitansi mempunyai nilai amat kecil maka reaktansi makin tinggi

5. Kapasitansi Cjc kapsitansi ini mempunyai nilai yang cukup rendah sehingga harus

diperhitungkan peranannya dalam mengurangi arus isyarat yang masuk kedalam basis

yang akan diperkuat menjadi arus kolektor.

Page 14: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Erlangga

Hadi dan khairul saleh, 2010, Modul pratikum elektronika analog. Palembang: Unsri

Zamroni, dkk, 2004, Acuan pelajaran Fisika. Jakarta : yudistira.

Page 15: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

LAPORAN PENDAHULUAN

PRATIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

I. NOMOR PERCOBAAN :

II (DUA)

II. NAMA PERCOBAAN :

PENGUAT UMPAN BALIK (FEEDBACK)

III. TUJUAN PERCOBAAN :

a. Mengamati pengaruh balikan terhadap tanggapan frekuensi suatu penguat.

b. Menentukan besarnya penguat tegangan KV penguat dengan balikan negatif

dan balikan positif.

c. Mengukur / menghitung impendasi masukan dan keluaran dalam loop

terbuka dan loop tertutup (secara teori).

IV. ALAT DAN BAHAN :

a. Resistor

b. Kapasitor

c. Transistor

d. multimeter

e. Osiloskop

f. Signal generator

g. Catu daya

h. Jumper

Page 16: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

V. DASAR TEORI

Pada kebanyakn penguat yang dijumpai dala praktek, sebagai isyarat keluarannya

dikembalikan pada masukkan sehingga sinyal masukan diperlemah. Usaha untuk

mengembalikan sebagian sinyal keluaran kepada masukkan disebut balika (feedback).

Balikan yang dipasang untuk memperlemah sinyal masukkan disebut balikan negatif

(feedback negatif), sedangkan yang dipasang untuk memperkuat masukkan disebut

balikkan positif (feedback positif).

Balikkan negatif akan membuat sistem menjadi lebih mantap. Suatu penguat

dikatakan tidak manta, jika penguat sangat mudah untuk berosilasi. Dalam keadaan osilasi,

penguat tetap menghasilkan sinyal keluaran walaupun masukkan walaupun masukkan tak

diberi sinyal pada masukkan, hal ini merupakan keadaan yang tidak diharapkan dalam

sebuah rangkaian penguat. Dengan menggunakan balikan negatif, akan diperoleh

tanggapan frekuensi yang lebih lebar dan cacat yang lebih kecil pada bentuk sinyal

keluarannya.

Balikan positif digunaan bila ingin membuat osilator yaitu suatu rangkaian elektronik

yang menghasilkan atau membangkitkan sinyal yang terkendali tanpa adanya sinyal

masukkan. Rangkaian osilator sering dijumpai pada pembangkit sinyal/frekuensi pada

radio, televisi, instrument industri dan lain sebagainya.

Secara umum balikan dapat dilihat dalam bentuk blok dagram berikut :

Vi Vo = KvlbVi

(a)

Gambar 2.1 (a). Rangkaian penguat tanpa balikan (open loop)

Vi Vo = KvlbVi

(a)

Vf=Bv Vo

Kv b

Kv b

Bv

Page 17: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

(b). Rangkaian penguat dengan balikan (close loop)

pada gambar a, merupakan penguat diagram blok suatu penguat tanpa balikan atau

sering dikatakan mempunyai lingkaran terbuka (open loop), dan penguat tegangannya

disebut penguat lingkaran terbuka (Kv = Kv,lb. Vi), sedangkan pada gambar b, ditunjukkan

suatu diagram blok rangkain penguat dengan balikan tegangan yang diberi tanda Bv.

Rangkaian balikan ini mengembalikan sebagian dari tegangan sinyal yang sebasar Vf =

BvVo ke terminal masukkan. Besaran bv = Vo/Vi disebut factor balikkan.

UMPAN BALIK NEGATIF

Sistem umpan balik negatif adalah suatu sistem dimana sinyal keluaran dari penguat

dikembalikan lagi ke masukan penguat tersebut, sehingga sinyal keluaran bergabung

dengan sinyal masukan. Dan sinyal keluaran yang dikembalikan mempunyai fase yang

berlawanan dengan sinyal masukan.

Macam – macam umpan balik negatif

1. Seri – Parallel (Voltage Controlled Voltage Source/VCVS)

Adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa tegangan yang

dikendalikan oleh masukan berupa tegangan. Tipe dari penguat ini adalah penguat

tegangan. Penguat ini idealnya mempunyai impedansi masukan tak berhingga dan

impedansi keluaran nol.

2. Parallel – Parallel (Current Controlled Voltage Source/ICVS)

Adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa tegangan yang

dikendalikan oleh masukan berupa arus. Tipe dari penguat ini adalah penguat

transresistansi. Penguat ini idealnya mempunyai impedansi masukan nol dan impedansi

keluaran nol.

3. Seri – Seri (Voltage Controlled Current Source/VCIS)

Adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa arus yang

dikendalikan oleh masukan berupa tegangan. Tipe dari penguat ini adalah penguat

Page 18: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

transkonduktansi. Penguat ini idealnya mempunyai impedansi masukan tak berhingga

dan impedansi tak berhingga.

4. Parallel – Seri (Current Controlled Current Source/ICIS)

Adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa arus yang

dikendalikan oleh masukan berupa arus. Tipe dari penguat ini adalah penguat arus. Penguat

ini idealnya mempunyai impedansi masukan nol dan impedansi keluaran tak berhingga.

Pada satu jurnal medis dipaparkan bahwa di dalam tubuh manusia bekerja suatu

mekanisme yang menjaga keseimbangan, sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik.

Seperti dicontohkan di dalam jurnal tersebut, ada fungsi dari sistem endokrin yang

mengatur konsentrasi gula dalam darah. Jika misalnya kita meminum segelas susu

atau memakan sepotong permen coklat yang manis, maka tubuh akan bereaksi

terhadap masukan ini. Glukosa yang diserap dari susu atau permen itu akan

menyebabkan kadar gula darah meninggi. Naiknya kadar gula darah ini merangsang

sel-sel endokrin yang ada di pankreas untuk melepas hormon insulin ke dalam darah.

Insulin ini ternyata adalah katalis bagi penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh.

Walhasil, kadar gula dalam darah kembali turun. Sebaliknya jika kadar dula darah

sangat rendah, maka endokrin tidak akan dirangsang untuk melepas insulin.

Demikianlah sehingga kadar gula di dalam darah tetap normal dan seimbang

Dalam rangkaian elektronik terutama pada sistem pengaturan, umpan balik negatif

memegang peran yang penting. Pada sistem pengaturan, selalu ada masukan (input),

keluaran (output), proses serta umpan balik. Misalnya adalah sistem pengatur suhu

ruangan dengan air-conditioner (AC). Dalam sistem ini sebagai input adalah suhu

ruangan yang ingin dicapai. Lalu prosesnya adalah dengan bekerjanya kompresor AC

yang mendinginkan ruangan. Sebagai umpan balik adalah suhu ruangan saat ini yang

diumpan ke sistem melalui sebuah sensor temperatur. Sensor di sini dapat disamakan

sebagai indra bagi sistem pendingin. Jika suhu udara saat ini masih lebih hangat

daripada suhu yang diinginkan, maka kompresor bekerja sampai kemudian tercapai

Page 19: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

keseimbangan.

Sistem audio hi-fi juga menggunakan umpan balik negatif, untuk mencapai kadar

fidelity maksimum. Sistem echo-cancellation pada peralatan audio dan telekomunikasi

adalah bagaimana meredam acoustic feedback yang masuk kembali melalui mikrofon

misalnya. Prinsipnya yaitu mengurangi sinyal apapun yang masuk melalui input

dengan sinyal echo dari original input.

Penguat op-amp yang stabil juga dibuat dengan umpanbalik negatif. Penguat op-amp

umumnya memiliki open-loop voltage gain yang sangat besar 100.000 kali bahkan

idealnya adalah tak terhingga. Nilai penguatan ini sangat besar dan kisarannya sangat

lebar sehingga sistem menjadi labil. Penguat op-amp tidak akan stabil tanpa rangkaian

umpanbalik. Penguat inverting maupun non-inverting yang dibuat dengan op-amp

selalu menerapkan umpanbalik negatif. Dengan umpanbalik negatif tersebut,

penguatan op-amp dapat diperkirakan dengan pasti.

Mekanisme di atas tidak lain adalah rangkaian dengan feedback negatif. Dikatakan

feedback negatif karena reaksinya yang 'melawan' kondisi dari masukan. Jika terlalu

tinggi akan direndahkan dan jika terlalu rendah akan ditinggikan. Hal itu berlangsung

sampai kondisi keseimbangan yang diinginkan tercapai. Contoh lain di dalam tubuh

manusia adalah rasa sakit ketika dicubit, rasa haus, rasa lapar dan rasa capek.

Umpanbalik ciptaan-Nya ini sangat luar biasa dalam menjaga kesimbangan fisik.

Menurut hemat penulis rasa kenyang dan rasa senang mestinya adalah feedback

negatif. Kalau tidak, anda akan makan terus dan tertawa terus tiada henti bukan ?

Selain indra yang lima, manusia memiliki nurani dan empati sebagai indra dari jiwa.

Sanjungan bisa jadi adalah umpan balik positif yang kadang menjerumuskan. Kritikan

mestinya merupakan umpan balik negatif yang menjaga keseimbangan nurani.

Umpan Balik (Feedback)

Secara umum, skema dasar sebuah sistem penguat berumpan balik dapat dilihat pada

gambar 1 di bawah ini.

Page 20: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Jika sinyal yang masuk sebelum komparator disebut sebagai Xs, perbedaan sinyal

antara sinyal yang masuk sebelum komparator dan sinyal terumpan balik ke masukan

disebut sebagai Xd (sinyal selisih), sinyal umpan balik disebut sebagai Xf, dan sinyal

keluaran disebut sebagai Xo, maka hubungan dari keempat sinyal tersebut dinyatakan

sebagai berikut. Xd = Xi = Xs . Xf (1) dimana: Xf = B×Xo (2), Xo = A×Xi (3)

Dengan mensubstitusikan persamaan 1 yaitu Xd = Xi = Xs . Xf disubstitusikan dengan

Xf = B ×Xo, didapat penguatan dari umpan balik sebesar: AB ≡ Xo / Xs ≡ BA A 1+ (4)

D (desensitifitas) atau perbedaan balik antara penguat dengan umpan balik

didefinisikan:

D = 1+ AB (5) Impedansi dari penguat umpan balik dapat dicari menggunakan: ZiB =

Zi × (1 + BA) = Zi ×D (6) ZoB = BA Zo 1+ (7)

dimana:

ZiB = Impedansi masukan umpan balik.

ZoB = Impedansi keluaran umpan balik.

Untuk menghitung penguatan umpan baliknya digunakan rumus:

N = 20 log A AB = 20 log 1+ AB 1 (8)

Jika│AB│<│A│, maka umpan-balik dikatakan negatif,atau degeneratif. Jika │AB│>

│A│, maka umpanbalik dikatakan positif, atau regeneratif. Pada umpan balik negatif,

sinyal yang dihasilkan mengalami perbedaan sudut fasa dengan sinyal masukannya.

Pada umpan balik positif, sinyal output sefasa dengan sinyal inputnya. Berdasarkan

konfigurasi penguat dengan umpan baliknya, dikenal ada empat macam konfigurasi

umpan balik: series input-series output (SISO), series-input parallel output (SIPO),

parallel input-series output (PISO), dan parallel input-parallel output (PIPO).

Penguat audio (audio amplifier) yang digunakan dipilih yang tanpa menggunakan

pengatur nada (tone control). Pada waktu menggunakan rangkaian tanpa umpan balik

akustik, frekuensi masukan dari sumber mengalami penguatan yang sama sepanjang

rentang frekuensi audio.

Sedangkan ketika menggunakan sistem umpan balik akustik, frekuensi masukan dari

sumber mengalami penguatan ± 9 dB pada waktu frekuensi berada pada 10 Hz sampai

Page 21: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

100 Hz, dan mengalami penguatan sebesar ± 6.8 dB pada frekuensi 100 Hz ke atas.

Dengan demikian, sistem penguat dengan umpan balik akustik ini memberikan

penguatan cukup baik pada spektrum audio subwoofer.

Karakteristik penguat umpan balik negatif diberikan sebagai berikut:

Karakteristik penguat umpan balik negatif diberikan sebagai berikut:

Gain tegangan : Avf =

Dimana:

Avf adalah gain dari penguat umpan balik negatif

Av adalah gain penguat dasar (tanpa umpan balik)

β adalah koefisien umpan balik

Dalam hal ini penguat dasarnya merupakan penguat kaskade dua tingkat, gain penguat

dasarnya Av bisa menjadi sangat tinggi. Pada umumnya, loop gain − Av ⋅β jauh lebih

besar dari satu, maka (1 − Av ⋅β ) bisa dianggap mendekati − Av ⋅β . Jadi kita

dapatkan:

avf = -

Jika rangkaian umpan balik negatif dibuat dari tahanan saja, kemungkinan β akan

tidak tergantung dari frekuensi sinyalnya. Respon frekuensi gain tegangan yang

dinyatakan dengan β – 1 , akan tidak tergantung pada frekuensi dan mejadi sangat

stabil.

Pada bagian umpan balik, β adalah tersusun seperti pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 Rangkaian Umpan Balik.

Page 22: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

= dan

Vf = β . Vo = . Vo

Page 23: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Buat rangkaian penguat dengan balikan negatif pada breadboard.

Gambar. 2.2. rangkaian penguat balikkan negatif

b. Berikkan masukkan sinyal pada terminal input dengan variasi frekuensi 10 Hz, 20 Hz,

50Hz, 100Hz, 500Hz, 1KHz, 10KHz, 50KHz, 70KHz, 100KHz.

c. Gambarkan bentuk sinyal masukkan dan sinyal keluaran pada setiap variasi frekuensi,

kemudian hitung masing-masing penguatan tegangan.

d. Bandingkan beda fasa antara kedua, sinyal masukkan dan sinyal keluaran.

Table data

No Frekuensi Vin Vout Kv (Vout/Vin)

1 10Hz

2 100Hz

3 1KHz

4 10KHz

5 100KHz

Page 24: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VII. Data Hasil Pengamatan

No Frekuensi Vin Vout Kv (Vout/Vin)

1 10Hz 10 mV 6 mV

2 100Hz 10 mV 6 Mv

3 1KHz 10 mV 6 mV

4 10KHz 10 mV 6 mV

5 100KHz 10 mV 6 mV

Gambar Gelombang pada Osciloscope :

a. Sinyal masukkan 10 Hz

b. Sinyal masukkan 100Hz

Page 25: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

c. Sinyal masukkan 1 KHz

d. Sinyal masukkan 10KHz

e. Sinyal masukkan 100KHz

Page 26: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Dari penguat umpan balik (feedback) kita dapat mengetahui frekuensi suatu penguat,

besarnya penguatan tegangan Kv penguat dengan balikan negatif dan balikan positif,

menghitung impedansi masukan dan keluaran dalam loop terbuka dan loop tertutup.

Pada percobaan menggunakan bahan dan alat seperti resistor 68 ohm, 5 kohm, 47

ohm, 470 ohm, 5,6ohm, 500ohm, 4,7ohm, 100ohm, 10 kohm, kapasistor 10uf , tansistor

BC108BP, multimeter, signal generator, osiloskop, catu daya dan jumper. Sinyal pada

terminal input dengan frekuesnsi 10Hz, 20Hz, 50Hz, 100Hz, 500Hz, 1KHz, 10KHz,

50KHz, 70KHz, dan 100KHz.

Semakin kebawah semakin rapat rambat atau bentuk gelombangnya. Jika sinyal yang

masuk sebelum komparator disebut sebagai Xs, perbedaan sinyal antara sinyal yang masuk

sebelum komparator dan sinyal terumpan balik ke masukan disebut sebagai Xd (sinyal

selisih), sinyal umpan balik disebut sebagai Xf, dan sinyal keluaran disebut sebagai Xo,

maka hubungan dari keempat sinyal tersebut dinyatakan sebagai berikut. Xd = Xi = Xs .Xf

(1) dimana: Xf = B×Xo (2), Xo = A×Xi (3)

Sistem umpan balik negatif adalah suatu sistem dimana sinyal keluaran dari penguat

dikembalikan lagi ke masukan penguat tersebut, sehingga sinyal keluaran bergabung

dengan sinyal masukan.Dan sinyal keluaran yang dikembalikan mempunyai fase yang

berlawanan dengan sinyal masukan.

Balikan positif digunaan bila ingin membuat osilator yaitu suatu rangkaian elektronik

yang menghasilkan atau membangkitkan sinyal yang terkendali tanpa adanya sinyal

masukkan.Rangkaian osilator sering dijumpai pada pembangkit sinyal/frekuensi pada radio,

televisi, instrument industri dan lain sebagainya.

Seri – Parallel (Voltage Controlled Voltage Source/VCVS) Adalah rangkaian umpan

balik negatif yang mempunyai keluaran berupa tegangan yang dikendalikan oleh masukan

berupa tegangan.Tipe dari penguat ini adalah penguat tegangan.

Parallel – Parallel (Current Controlled Voltage Source/ICVS) Adalah rangkaian

umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa tegangan yang dikendalikan oleh

masukan berupa arus.

Page 27: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Seri – Seri (Voltage Controlled Current Source/VCIS) Adalah rangkaian umpan balik

negatif yang mempunyai keluaran berupa arus yang dikendalikan oleh masukan berupa

tegangan.

Page 28: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

IX. KESIMPULAN

a. Balikan (feedbacj) adalah Usaha untuk mengembalikan sebagian sinyal keluaran kepada

masukkan.

b. Balikan yang dipasang untuk memperlemah sinyal masukkan disebut balikan negatif

(feedback negatif).

c. Balikan yang dipasang untuk memperkuat masukkan disebut balikkan positif (feedback

positif).

d. Sistem umpan balik negatif adalah suatu sistem dimana sinyal keluaran dari penguat

dikembalikan lagi ke masukan penguat tersebut, sehingga sinyal keluaran bergabung

dengan sinyal masukan. Dan sinyal keluaran yang dikembalikan mempunyai fase yang

berlawanan dengan sinyal masukan.

e. Seri – Parallel (Voltage Controlled Voltage Source/VCVS) Adalah rangkaian umpan

balik negatif yang mempunyai keluaran berupa tegangan yang dikendalikan oleh

masukan berupa tegangan. Tipe dari penguat ini adalah penguat tegangan.

Page 29: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Erlangga

Hadi dan khairul saleh. 2011, Modul pratikum elektronika analog. Inderalaya: Unsri

Zamroni, dkk. 2004. Acuan pelajaran Fisika. Jakarta : yudistira.

Page 30: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

LAPORAN PENDAHULUAN

PRATIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

I. NOMOR PERCOBAAN :

III (TIGA)

II. NAMA PERCOBAAN :

PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP)

III. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Memahami karakteristik dari suatu penguat operasional (Op-Amp)

2. Dapat membedakan sifat dasar Op-Amp sebagai penguat inverting dan

penguat non inverting.

3. Mampu menganalisis perbedaan sinyal keluaran dari penguat inverting dan

penguat non inverting.

IV. ALAT DAN BAHAN :

1. Resistor

2. Kapasitor

3. IC Op-Amp LM 741

4. Osiloskop

5. Signal generator

6. Multimeter

7. Catu daya

8. Kertas grafik semilog

9. Jumper / kabel penghubung

Page 31: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

V. DASAR TEORI

Penguat operasional atau OP-AMP adalah penguat differensial dengan dua masukkan

dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde

105. Dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat operasional dengan rangkaian

balikkan lebih banyak digunakan daripada dalam lingkaran terbuka (Open loop).

Pada massa kini op-amp dibuat dalam bentuk rangkaian terpadu atau IC (Integrated

Circuits), dimana dalam satu potong Kristal silicon dengan luas kurang dari 1mm2

terkandung rangkaian penguat lengkap terdiri dari banyak transistor, diode, resistor, dan

kadang-kadang kapasitor.

Op-Amp biasanya dilukiskan dengan lambing seperti berikut:

Gambar 3.1 Lambang Op-Amp

Tampak adanya dua maukkan, yaitu masukkan membalik diberi tanda minus (-) dan

masukkan tak membalik dibei tanda plus (+). Jika isyarat masukkan dihubungkan dengan

masukkan membalik maka pada daerah frekuensi tengah sinyal keluaran berlawanan

fasaatau berlawanan tanda dengan sinyal masukkan.

Sebaliknya jika sinyal masukkan dihubungkan dengan masukkan tak membalik,

maka sinyal keluaran akan sefasa atau mempunyai tanda yang sama dengan sinyal

masukkan. Pada umumnya op-amp menghasilkan tegangan keluraan yang sebanding

dengan beda tegangan sinyal antara kedua masukkannya, atau yang sering dikenal sebagai

op-amp biasa.

Disamping op-amp biasa, ada pula op-amp yang menghasilkan tegangan sinyal

keluaran sebanding dengan beda arus masukkan. Op-Amp semacam ini dikenal sebagai op-

amp Norton. Sedangkan jenis op-amp lainnya adalah op-amp transkonduktansi operasional

Page 32: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

yaitu op-amp yang menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan beda tegangan

sinyal antara kedua masukkannya. (Operasional Transcnductance Amplifier-OTA).

Beberapa sifat ideal op-amp adalah sebagai berikut :

Penguat lingkaran terbuka tak berhingga atau Av,lb atau Kv,lb = ∞

Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah nol atau Ro,lb = 0

Hambatan masukkan lingkar terbuka tak berhingga atau Ro,lb = ∞

Lebar pita tak behingga atau ∆f = f2 – f1 = ∞

Nisbah penolakkan modus bersama (CMRR) = ∞

Penguat membalik . pada penguat membalik sumber sinyal dihubungkan dengan

masukkan membalik seperti gambar berikut:

Gambar 3.2 Rangkaian penguat inverting

Dari gambar dapat diperoleh Vo = Av,lb Vab. Tegangan puncak-puncak sinyal

keluaran tak akan melebihi 2VCC, sebab bila ini terjadi sinyal keluaran akan

bergunting. Akibatnya Vab = Vo / Av,lb ≡ 0, oleh karena penguat lingkar terbuka.

Tampak Vab ≡ 0 atau Va ≡ Vb, akan tetapi antara a dan b ada hambatan masukan Ri

yang amat besar. Dalam keadaan ini dikatakan titik a dan b dalam keadaan hubungan

singkat maya. Dari hubungan persamaan yang ada dapat diperoleh rumus penguatan

tegangan penguat membalik ini yaitu ;

Av,lt Vo/Vi = - i1 R2 / i2 R1

= -R2 / R1

Page 33: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Penguat tak membalik. Pada penguat tak membalik sinyal dihubungkan dengan

masukkan tak membalik (+) pada op-amp. Balikkan melalui R2 dan R1 tetap dipasang

pada masukkan membalik agar membentuk balikkan negative. Berikut contoh

rangkaian penguat tak membalik. (gambar 3.3).

Gambar 3.3. Rangkaian penguat non inverting

Dalam peninjauan kasus lain, penguat non inverting dapat dilukiskan seperti tampak

pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Cara lain melukiskan penguat non inverting

Page 34: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Jika diperhatikan pada rangkaian inverting dan non inverting berada pada kedaan

hubungan singkat maya, maka Vb = V1

Akan tetapi;

Vb = Va = Vo

Nyatakan penguat lingkar tertutup untuk penguat non inverting

Av,lt =

Hambatan masukkan penguat non inverting amat tinggi karena sinyal masukkan

berhubungan langsung dengan masukkan tak membalik, secara teori ;

Ri,lt = Ri,dif = (Ri,lb)

Yang mempunyai nilai rata-rata amat besar dengan hambatan keluaran Ro mempunyai nilai

amat besar dan hambatan keluaran Ro mempunyai nilai yang amat rendah.

Dengan sedikit revisi, dapat dibuat suatu bentuk khusus penguat non inverting

dengan membuat R1 = ∞ dan R1 = 0 seperti ganbar berikut:

Gambar 3.5 Pengikut tegangan

Oleh karena kedua masukkan ada dalam keadaan terhubung singkat maya maka Vo = Vi

atau penguatan lingkaran tertutup sama dengan satu. Penguat dalam bentuk ini disebut

pengikut tegangan, mengikuti nama pengikut emitor pada penguat transistor diskrit.

Pengikut tegangan mempunyai penguatan sama dengan satu, impendasi masukkan amat

tinggi dan impendasi keluaran amat kecil. Jadi, pengikut tegangan berfungsi sebagai

penyangga dengan penguatan yang sama dengan satu.

1. Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional

Page 35: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang

merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat

diferensial sederhana:

Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor)

yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal

masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik

(Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 =

IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga

Vod = 0.

Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda

dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan

Transistor.

Page 36: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade).

Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan

berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan

penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).

Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu

keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground).

Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama

dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat

diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).

Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter

dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan

menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif

hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga

VEE.

Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat

dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih

lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.

2. Penguat Operasional

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa

tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat

operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang

tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu

yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga

negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:

Page 37: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

2.1. Karakteristik Ideal Penguat Operasional

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa

keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang

tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah

karakteristik dari Op Amp ideal:

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0

Hambatan masukan (input resistance) RI

Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0

Lebar pita (band width

Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik

Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Page 38: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai

dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp

yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp

yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan

dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

2.1.1. Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial

Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan

padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar

terbuka adalah:

AVOL = Vo / Vid

AVOL = Vo/(V1-V2)

Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan

masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk

divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk

dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan

masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga

100000 (sekitar 100 dB).

Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang

diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal

yang amplitudonya sangat kecil.

2.1.2. Tegangan Ofset Keluaran

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari

Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal,

Page 39: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp

dengan CMR (common mode rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya

ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp

tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila

tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk

menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan

tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid =

0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai,

2.1.3. Hambatan Masukan

Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara

kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga.

Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp

tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada

Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat. Dalam suatu penguat,

hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan

masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang

amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal

masukan tidak terbebani terlalu besar.

2.1.4. Hambatan Keluaran

Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam

yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga

hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh

tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu

penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.

Page 40: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm

hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik,

maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.

2.1.5. Lebar Pita

Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan

keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo

tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga.

Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan. Sebagian besar Op Amp serba

guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan

frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk

bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung

komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja

dengan baik.

2.1.6. Waktu Tanggapan

Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran

untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah

= 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah. Tetapi dalam

prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah

sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini

disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah

perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang

melebihi kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

2.1.7. Karakteristik Terhadap Suhu

Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya

apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal,

karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya,

Page 41: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan

biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.

Page 42: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

Penguat inverting (membalik)

1. Buat rangkaian penguat inverting sesuai dengan gambar pada readboard

2. Berikan isyarat masukan penguat dengan variasi tegangan arus searah (DC) 1V, 3V,

5V. ukur tegangan masukkan dan keluaran dengan multimeter. Amati dan hitung

besarnya penguat tegangan

No Vin Sinyal Vin Vout Sinyal Vout Av atau Kv

1

2

3

1 v

3 v

5 v

3. Ubah masukkan dengan tegangan arus bolak-balik (AC) melalui sumber sinyal signal

generator dengan amplitude tertentu dan variasi frekuensi 10Hz, 100Hz, 1KHz,

100KHz, 1MHz.

4. Ukur besarnya tegangan masukkan dan keluaran dengan multimeter atau berdasarkan

tampak sinyal pada osiloskop. Amati dan gambarkan bentuk sinyal masukkan dan

keluaran, kemudian hitung besarnya penguatan tegangan tersebut. (masukkan data

dalam table)

Page 43: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

5. Gambarkan tanggapan amplitude penguat inverting.

No Frekuensi Vin Sinyal Vin Vout Sinyal Vout AV atau Kv

1

10Hz

A. Penguat non inverting (tak membalik)

1. Buat rangkaian sesuai gambar pada breadboard

2. Beri masukkan penguat dengan variasi tegangan arus searah (DC) 1V, 3V, 5V. ukur

tegangan masukkan dan keluaran dengan multimeter. Amati dan hitung besarnya

penguat dengan tegangan DC oleh penguat tersebut. (masukkan data dalam table)

3. Ubah masukkan dengan arus bolak-balik (AC) melalui sumber sinyal generator

dengan amplitude tertentu dan variasi frekuensi 10Hz,100Hz, 1KHz, 100KHz dan

1MHz.

4. Ukur besarnya tegangan masukkan dan keluaran dengan multimeter berdasarkan

tampak pada osiloskop. Amati dan gambarkan bentuk sinyal masukkan dan

keluaran, kemudian hitung besarannya penguat tegangan tersebut. (masukkan data

dalam table)

Page 44: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

5. Gambarkan tanggapan amplitude penguat non inverting.

No Frekuensi Vin Sinyal Vin Vout Sinyal Vout AV atau Kv

1 10Hz

5 1MHz

Page 45: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VII. Data Hasil Pengamatan dan Pengolaha Data

A. Penguat inverting (membalik)

No Frekuensi Vin Sinyal Vin Vout Sinyal Vout AV atau Kv

1

2

3

4

10Hz

100Hz

1KHz

100KHz

1 V

3 V

5 V

0.8 V

1 V

0.5 V

1

0.53

0.50

0.50

0.50

0,2 V

0,2 V

0,2 V

0.1 V

Untuk tegangan :

V = 1 volt

Vin = 0,8 volt

Vout = 0,53 volt

AV = = 0.53/0.8 = 0.6625 = 0.67

V = 3 volt

Vin = 1 volt

Vout = 0.50 volt

AV = = 0.50/1 = 0.5

V = 5 volt

Vin = 0.5 volt

Vout = 0.50 volt

AV = = 0.50/0.5 = 1

V = 5 volt

Vin = 1 volt

Vout = 0.50 volt

AV = = 0.50/1 = 0.5

Page 46: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Untuk frekuensi :

AV = = 0.53/0.8 = 0.6625 = 0.67

AV = = 0.50/1 = 0.5

AV = = 0.50/0.5 = 1

AV = = 0.50/1 = 0.5

AV = = 0.50/1 = 0.5

B. Penguat non inverting (tak membalik)

No Frekuensi Vin Sinyal input Vout Sinyal output AVatau KV

1

2

3

4

10 Hz

100 Hz

1 KHz

100KHz

1

3

5

1.1

1.1

1.1

1.1

-0.01

-0,02

-0.02

-0.02

0,4

0,4

0,4

0,4

Untuk tegangan :

V = 1 volt

Vin = 1.1 volt

Vout = 0.4 volt

AV = =0.4/1.1 = 0.36

V = 3 volt

Vin = 1.1 volt

Vout = 0.4 volt

AV = =0.4/1.1 = 0.36

V = 5 volt

Vin = 1.1 volt

Page 47: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Vout = 0.4 volt

AV = =0.4/1.1 = 0.36

Untuk frekuensi :

AV = =0.4/1.1 = 0.36

AV = =0.4/1.1 = 0.36

AV = =0.4/1.1 = 0.36

AV = =0.4/1.1 = 0.36

Page 48: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

VIII. Analisa Hasil Percobaan

Penguat operasional atau OP-AMP adalah penguat differensial dengan dua

masukkan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu

dalam orde 105. Dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat operasional dengan

rangkaian balikkan lebih banyak digunakan daripada dalam lingkaran terbuka (Open loop).

Penguat membalik . pada penguat membalik sumber sinyal dihubungkan dengan

masukkan membalik dan Pada penguat tak membalik sinyal dihubungkan dengan

masukkan tak membalik (+) pada op-amp.

Op-amp Norton adalah Op-amp yang menghasilkan tegangan sinyal keluaran

sebanding dengan beda arus masukkan. Sedangkan jenis op-amp lainnya adalah op-amp

transkonduktansi operasional yaitu op-amp yang menghasilkan arus keluaran yang

sebanding dengan beda tegangan sinyal antara kedua masukkannya. (Operasional

Transcnductance Amplifier-OTA).

Pada penguat tak membalik sinyal dihubungkan dengan masukkan tak membalik

(+) pada op-amp. Balikkan melalui R2 dan R1 tetap dipasang pada masukkan membalik

agar membentuk balikkan negative.

Sedangkan Penguat membalik . pada penguat membalik sumber sinyal dihubungkan

dengan masukkan membaik.

Di dalam melakuka pratikum ini banyak hal yang salah terutama dalam melakukan

perhitunga dengan osiliskop dan alat ukur lainnya hal ini disebabkan karena kurangnya

ketelitian dan pemberian materi yang dilakukan oleh asisten.

Pada penguat operasional ini kita disini hanya mengukur tegangan masukkan dan

tegangan keluaran serta mengukur sinyal keluaran dan sinyal masukkan denga

menggunakan osiloskop dan multimeter.

Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang

besar serta impedansi keluaran yang kecil. Secara garis besar, terdapat 4 pin utama dari Op-

Amp, yaitu masukan inverting (tanda minus), masukan noninverting (tanda plus), masukan

tegangan positif, masukan tegangan negatif dan pin keluaran. Di samping pin tersebut

terdapat satu pin untuk adjustment.

Page 49: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

IX. Kesimpulan

1. Penguat operasional atau OP-AMP adalah penguat differensial dengan dua masukkan

dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam

orde 105. Dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat operasional dengan rangkaian

balikkan lebih banyak digunakan daripada dalam lingkaran terbuka (Open loop).

2. Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi

keluaran yang kecil.

3. Beberapa sifat ideal op-amp adalah sebagai berikut : Penguat lingkaran terbuka tak

berhingga atau Av,lb atau Kv,lb = ∞, Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah nol atau

Ro,lb = 0,Hambatan masukkan lingkar terbuka tak berhingga atau Ro,lb = ∞, Lebar pita tak

behingga atau ∆f = f2 – f1 = ∞, Nisbah penolakkan modus bersama (CMRR) = ∞

4. Hambatan masukkan penguat non inverting amat tinggi karena sinyal masukkan

berhubungan langsung dengan masukkan tak membalik, secara teori ; Ri,lt = Ri,dif =

(Ri,lb)

Page 50: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2010, Rangkaian Penguat Operasional.(online), http://asrik.com /index.php/fisika

/141-rangkaian penguat operasional.

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Erlangga

Hadi dan khairul saleh, 2010, Modul pratikum elektronika analog, Palembang: Unsri

Zamroni, dkk, 2004, Acuan pelajaran Fisika. Jakarta : yudistira.

Page 51: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

LAPORAN PENDAHULUAN

PRATIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

X. NOMOR PERCOBAAN :

IV (Empat)

XI. NAMA PERCOBAAM :

INTEGRATOR, DIFFERENSIATOR, DAN COMPARATOR

XII. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Dapat menganalisa perbandingan sinyal keluaran terhadap input dari rangkaian

differensiator, integrator dankomparator.

2. Mampu menganalisa rangkaian dengan menggunakan grafik hubungan antara

penguat tegangan terhadap frekuensi (frequency respond).

XIII. ALAT DAN BAHAN :

1. Resistor

2. Kapasitor

3. IC Op-Amp LM 741

4. multimeter

5. Osiloskop

6. Signal generator

7. Catudaya

8. Jumper

Page 52: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

XIV. DASAR TEORI

Pada pratikum elektronka dasar, kita telah mengenal adany yarangkaian tipis lolos

rendah dan tapis lolos tinggi.Dengan menggunakan IC Op-Amp, kita mengenal rangkaian

pengintegral op-amp (integrator), pendefferensialan op-amp (defferensiator), juga

rangkaian komparator sebagai pembanding tegangan.

Penguat integrator.Pada rangkaian tipis lolos rendah (gambar 4.1), jika τ = RC>>1/2

T, keluaran untuk sinyal berbentuk segitiga, yaitu integral sinyal masukkan.

Gambar. 4.1 Pengintegralan RC (rangkaian tapis loloss rendah)

Tampak pada gambar 4.2, bentuk sinyal masukkan segiempat dengan sinyal

keluaran berupa sinyal segitiga.

Vi

0 t

- T -

Page 53: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Vo

0 t

RC >> ½ T

Gambar 4.2 BentuksinyalmasukkanVidansinyalkeluaran Vo

Gambar 4.3 Pengintegralan Op-Amp

Pada gambar titik a dan b ada dalam keadaan terhubung singkat maya.Oleh karena

titik b ada pada tanah, maka titik ada pada ground maya. Akibatnya arus Ii dari sumberVs

(t) akan mengalir melalui R. bagian arus Ii ini yang mengalir kedalam masukkan membalik

dapat diabaikan. Selanjutnya va-vb = , disini q dalah muatan yang tersimpan pada

Page 54: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

kapasitor. Muatan q ada hubungannya dengan arus Ii melalui q = ∫I, dt, akan tetapi va= 0

(tanah maya) danVb = Va, sehingga dapat diperole tegangan keluaran:

Vo = = - = - ∫ dt = - ∫Vtdt

Tampak tegangan sinyal keluaran merupakan integral sinyal masukkan, sehingga rangkaian

diatas disebut pengintegralan.

Penguat diffrensial.Telah diketahui bahwa tapis lolos tinggi untuk frekuensi di

bawah ωp = 1 / RC bersifat sebagai pendifferensial. Hal ini dapat dilihat pada rangkaian

tapis lolos tinggi (ganbar 4.4).

Gambar 4.4.Rangkaian tapis lolos tinggi

Pada rangkaian tapis lolos tinggi ini, tampak sinyal keluaran mirip dengan

differensial sinyal masukkan, jika tetapan waktu RC << ½ T (gambar 4.5).

Vi

t

0

- T -

Page 55: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Vo

t

0

Gambar . 4.5. bentuk sinyal masukkan dan sinyal keluaran

Dengan menggunakan frekuensi sinyal diatas dapat dinyatakan sebagai f << ½ RC atau ω

<< .

Rangkaian penguat differensial dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar. 4.6. Rangkaianpendifferensial

Comparator.Untuk keperluan tertentu kita dapat menggunakan op-amp dalam

keadaan lingkar terbuka atau balikan positif.Pada keadaan ini, op-amp pada umumnya tidak

berfungsi sebagai penguat, oleh karena tegangan keluaran tidak berbanding lurus dengan

tegangan masukkan.Dalam hal ini dikatakan op-amp digunakan secara tak linear.Salah satu

Page 56: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

penggunaan tak linear adalah sebagai pembanding hanya dapat mempunyai dua nilai,

misalnya 0V dan 5V saja.Pembanding mempunyai dua masukkan, yaitu masukkan

membalik (-) dan tak membalik (+).Pada gambar 4.7, dapat dilihat bentuk dasar dari

rangkaian comparator.

Gambar. 4.7. rangkaian comparator

Sebuah Diferensiator adalah sirkuit yang dirancang sedemikian rupa sehingga

output dari rangkaian tersebut adalah sebanding dengan turunan waktu dari input. Ada dua

jenis sirkuit pembeda, aktif dan pasif

Page 57: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Sebuah rangkaian pembeda terdiri dari sebuah resistor penguat operasional, dan kapasitor.

Rangkaian ini didasarkan pada kapasitor arus ke tegangan hubungan :

dimana I adalah arus yang melalui kapasitor, C adalah kapasitansi dari kapasitor,

dan V adalah tegangan kapasitor. Arus yang mengalir melalui kapasitor ini kemudian

sebanding dengan turunan dari tegangan kapasitor. Arus ini kemudian dapat terhubung ke

resistor, yang memiliki hubungan arus ke tegangan:

di mana R adalah resistansi dari resistor. Jika Vout adalah tegangan resistor dan Vin adalah

tegangan pada kapasitor, kita dapat mengatur ulang kedua persamaan untuk mendapatkan

persamaan berikut:

Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa dalam situasi ideal tegangan resistor

akan sebanding dengan turunan dari tegangan kapasitor dengan keuntungan dari RC.

Sebuah fungsi perbandingan, yang membebankan memesan total pada beberapa koleksi

objects.Fungsi perbandingan, Yang menetap kan total memesan pada beberapa koleksi

benda-Benda. Pembanding dapat dilewatkan ke metode semacam (seperti Collections.sort

atau Arrays.sort) untuk memungkinkan kontrol yang lebih tepat tata urutan. Pembanding

dapat dikirim kan ke metode semacam (seperti Collections.sortatauArrays.sort) untuk

memungkinkan kontrol Yang lebih tepat tata urutan. Pembanding juga dapat digunakan

untuk mengontrol urutan struktur data tertentu (seperti set diurutkan atau peta diurutkan),

atau untuk menyediakan pemesanan untuk koleksi benda-benda yang tidak memiliki

memesan alami. Data Pembanding juga dapat digunakan untuk mengontrol urutan struktur

tertentu (peta setsatausorted sepertisorted), atau untuk menyediakan pemesanan koleksi

benda Yang tidak memiliki natural pemesanan.

Page 58: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

Pemesanan dikenakan oleh c komparator pada set elemen S dikatakan konsisten

dengan sama jika dan hanya jika c.compare (e1, e2) == 0 memiliki nilai boolean sama

seperti e1.equals (e2) untuk setiap e1 dan e2 dalam S. Pemesanan dikenakan oleh c

komparator pada seperangkat elemen S dikatakan konsisten dengan sama jika dan hanya

jikac.compare (e1, e2) == 0 memiliki nilai boolean Yang sama seperti e1.equals (e2) untuk

setiap e1 murah e2 Dalam, S.

Perhatian harus dilakukan ketika menggunakan komparator mampu memberlakukan

konsisten memesan dengan sama untuk memesan satu set diurutkan (atau peta diurutkan).

Misalkan set diurutkan (atau peta diurutkan) dengan c komparator eksplisit digunakan

dengan unsur-unsur (atau tombol) yang diambil dari himpunan S

Perhatian harus dilakukan ketika menggunakan komparator mampu memaksakan

sebuah pemesanan tidak konsisten dengan sama dengan memesan diurutkan set (atau diurut

kan peta). Misal kan suatu diurutkan set (atau diurutkan peta) dengan c pembanding

eksplisit digunakan dengan unsur-unsur (ataukunci) yang ditarik dari suatu himpunan. If the

ordering imposed by c on S is inconsistent with equals, the sorted set (or sorted map) will

behave "strangely." Jika pemesanan dikenakan oleh c di S tidak konsisten dengan sama,

yang diurutkan set (atau diurutkan peta) akanbersikap "aneh." In particular the sorted set (or

sorted map) will violate the general contract for set (or map), which is defined in terms of

equals .Secarak husus diurutkan set (atau diurutkan peta) akan melanggar kontrak umum

untuk mengatur (atau peta), yang didefinisikanda lamhal sama.

Page 59: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

XV. PROSEDUR PERCOBAAN

B. Integrator

1. Buat rangkaian penguat dengan balikan negative pada breadboard.

2. Beri masukkan berupa sinyal persegi dari sinyal generator dan amati bentuk keluaran

melalui osiloskop.

3. Gambarkan bentuk sinyal masukkan dan keluaran dari rangkaian pada kertas grafik.

4. Ukur tegangan masukkan dan keluaran dengan menggunakan multimeter (skala AC),

hitung besarnya fungsi alih (G(ω)).

C. Diferensiator

1. Buat rangkaian diferensiator pada breadboard

2. Beri masukkan berupa sinyal persegi dari signal generator dan amati bentuk keluaran

melalui osiloskop.

3. Gambar kan bentuk sinyal masukkan dan keluaran dari rangkaian pada kertas grafik.

4. Ukur tegangan masukkan dan keluaran denagan menggunakan multimeter (skala

AC), hitung besarnya fungsi alih (G(ω)).

Page 60: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

D. Komparator

1. Buat rangkain komparator pada breadboard

2. Beri masukkan berupa sinyal persegi dari signal generator dan amati bentuk keluaran

melalui osiloskop

3. Gambarkan bentuk sinyal masukkan dan keluaran dari rangkaian pada kertas grafik

4. Ukur tegangan masukan dan keluaran dengan menggunakan multimeter (skala AC),

hitung besarnya fungsi alih (G(ω))

Page 61: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA …vokasi.uho.ac.id/teknik-elektronika/assets/download...Dan untuk frekuensi tinggi, yaitu sekitar f2 dan diatasnya penguat berlaku sebagai tapis lolos

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Erlangga

Hadidankhairulsaleh. 2010. Modulpratikumelektronika analog. Palembang: Universitas

Sriwijaya.

Zamroni, dkk. 2004. Acuan pelajaran Fisika. Jakarta : yudistira.