Upload
hasanahtuyetha0207
View
153
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
r.c
Citation preview
1
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL
MODUL IV
SEDIAAN KRIM
A. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu merancang formula sediaan krim
2) Mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan krim
3) Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh berbagai jenis basis krim terhadap
stabilitas krim
B. TEORI DASAR
Krim (pharmaceutical creams) adalah sediaan semisolid megandung bahan berkhasiat obat yang
dilarutkan maupun didispersikan dalam basis sistem emulsi water-in-oil (W/O) ataupun oil-in-
water (O/W). Dengan demikian, krim merupakan sistem emulsi yang konsistensinya semisolid dan
digunakan untuk penggunaan topikal. Berdasarkan British Pharmacopoeia, krim diformulasikan
untuk menghasilkan sediaan yang dapat campur dengan sekresi kulit, digunakan pada kulit atau
membran mukosa supaya dapat memproteksi ataupun memberikan efek terapi.
Basis krim merupakan sistem emulsi, dengan demikian komponen basis krim secara umum terdiri
atas komponen minyak dan komponen air. Oleh karena itu, berdasarkan sistem basisnya, krim
dibedakan menjadi krim water in oil (W/O) dan oil in water (O/W). Krim W/O merupakan krim
yang sifat basisnya berminyak (oily creams) dan menggunakan basis emulsi sistem water-in-oil,
sedangkan krim O/W merupakan krim yang basisnya menggunakan sistem emulsi oil-in-water,
disebut juga aqueous creams.
Komponen untuk formulasi sediaan krim meliputi komponen fase air, fase minyak, emulsifying
agent, stiffner, penetration enhancer, humectant, dan antioxidant. Sebagai fase air digunakan
purified water. Fase minyak menggunakan misalnya, mineral oil (liquid paraffin), vaselinum album,
vaselinum flavum (petrolatum), vegetable oil (arachis oil, almond oil), dan isopropyl myristate.
Sama halnya dengan emulsi, krim membutuhkan emulsifying agents, agar terbentuk massa krim
yang homogen dan stabil (mencegah krim terpisah menjadi dua fase). Stiffner digunakan
untukmeningkatkan viskositas jika sediaan terlalu cair. Bahan yang dapat berfungsi sebagai
stiffner misalnya menggunakan cetyl alcohol, cetostearyl alcohol. Krim yang tujuan
penggunaannya sebagai pelembab dapat menambahkan humectan dalam formulasi. Dengan
demikian dapat mempertahankan air dalam krim saat digunakan pada permukaan klit sehingga
dapat melembapkan kulit. Sama halnya sistem emulsi, basis krim memerlukan emulsifying agent
2
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL
agar basis stabil. Emulsifying agent misalnya lanolin (lemak domba), dan beeswax (cera alba, cera
flava).
C. TUGAS
Formula Krim
Bahan Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5
Zat Aktif
Methyl salicylate 10% Menthol 4 %
Methyl salicylate 10% Menthol 4%
Methyl salicylate 10% Menthol 4 % Champora 1.5%
Methyl
salicylate
10%
Champora
1.5%
Methyl salicylate 10% Menthol 4 % Champora 1.5%
Basis Krim
Hydrophilic ointment
Vanishing cream
Hydrophilic ointment
Vanishing cream
Vanishing cream
1. Buat usulan formula untuk sediaan krim diatas dan jelaskan rasionalisasi formula
tersebut!
Jelaskan secara rinci formula basis krim yang menjadi tugas kelompok !
Tambahkan eksipien lain yang diperlukan untuk membuat sediaan krim
(sesuaikan dengan ketersediaan bahan yang disebutkan dalam poin D)!
Jika dalam studi preformulasi ditemukan inkompatibilitas dari bahan yang
telah ditentukan, maka boleh diusulkan untuk diganti.
2. Buat sediaan krim sesuai dengan formula yang telah dibuat sebanyak 5 pot @30 g
(gunakan wadah yang transparan).
3. Lakukan evaluasi pada sediaan krim yang dibuat !
4. Lakukan pengamatan kestabilan krim mulai hari ke-3 sampai dengan hari ke-7
(evaluasi dilakukan pada dua kondisi yaitu suhu ruang dan uji freeze thaw !
D. BAHAN
Daftar bahan untuk sediaan sirup dan eliksir yang tersedia di laboratorium :
Asam benzoat FD & C Green Propylen Glycol Glycerin Asam Sitrat FD & C Red Rasbery Ethanol Aspartam FD & C Orange Saccharin Sodium Sodium CMC Benzyl Benzoat Glukosa Sorbitol 70% Natrium
Metabisulfit BHA/BHT/Ionol Menthol Sukrosa Parafin Liq Caramel Methyl Paraben Vanilin Lactosa
3
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL
Dextrose monohydrat
Natrium Benzoat Xylitol Vaselin album
FD & C Blue Sodium Lauryl sulfate Asam stearat
Propyl Paraben Cera flava Cetyl alcohol
Propylen Glycol Cera Alba KOH
Vaselin flavum Stearyl alcohol
E. ALAT
Overhead stirrer Gelas ukur 100 ml Beaker glass 1000 ml Beaker glass 250 ml Gelas ukur 10 ml Beaker glass 100 ml Kertas perkamen Termometer
Batang pengaduk Spatula
Kompor listrik Mortar
F. PROSEDUR
1. Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam
keadaan tertutup.
2. Timbang semua bahan yang dibutuhkan
3. Lelehkan semua fase minyak hingga suhu 70 oC.
4. Pada beaker glass lain larutkan semua bahan yang larut dalam fase air kedalam air
lalu panaskan hingga suhu 70 oC.
5. Pada suhu yang sama, 70 oC, campurkan no.3 dan 4 sedikit-sedikit sambil terus
dilakukan pengadukan.
6. Dinginkan campuran sambil terus dilakukan pengadukan hingga terbentuk massa
semisolid
7. Kemas sediaan yang sudah homogen dan lakukan pengujian kualitas (evaluasi
sediaan).
4
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL
MODUL V
SEDIAAN GEL
A. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu merancang formula sediaan gel
2) Mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan gel
3) Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh penggunaan gelling agent terhadap
stabilitas sediaan gel
B. TEORI DASAR
Gel adalah sistem semisolid mengandung bahan berkhasiat yang didispersikan atau dilarutkan
pada medium berair dengan penambahan gelling agent sehingga membentuk konsistensi seperti jelly.
Dengan demikian basis sediaan gel dibuat dengan adanya penambahan gelling agent dalam medium
air.
Ada banyak jenis gelling agent yang digunakan untuk sediaan gel. Gelling agent yang sering
digunakan untuk membuat sediaan gel antara lain golongan polisakarida, turunan selulosa, dan
poly(acrylic acid). Konsistensi sediaan gel yang dihasilkan bervariasi tergantung jenis gelling agent yang
digunakan dalam formulasi. Gelling agent dari golongan polisakarida misalnya karagenan, alginat, dan
tragakan. Turunan selulosa misalnya methylcellulose, hydroxyethyl cellulose, hydroxypropyl cellulose,
hydroxypropylmethyl cellulose (HPMC), sodium carboxymethyl cellulose. Poly(acrylic acid) contohnya
adalah carbomer.
Selain gelling agent, komponen untuk memformulasikan sediaan gel meliputi medium
pendispersi gelling agent, humectent, dan pengawet. Medium pendispersi dapat menggunakan air
(purified water). Humectant digunakan untuk mencegah hilangnya air dari sediaan gel. Jika
menggunakan pengawet harus diperhatikan kompatibilitasnya terhadap gelling agent. Pengawet
tertentu dapat berinteraksi dengan polimer gelling agent sehingga mengurangi efektivitas pengawet.
Gelling agent memiliki karakteristik khas, meskipun demikian ada aturan umum terkait
dengan prosedur penggunaannya dalam formulasi sebagai berikut:
1. Penambahan gelling agent ke dalam air yang sekaligus dapat mengakibatkan penggumpalan.
Dengan demikian, penambahan dilakukan dengan menambahkan gelling agent sedikit demi
sedikit dambil dilakukan pengadukan.
2. Beberapa gelling agent lebih mudah jika menggunakan air dingin, misalnya metilselulosa
sedangkan karboksimetilselulosa menggunakan air panas, karbomer, tragakan, dan alginat
menggunakan air hangat.
5
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL
3. Gelling agent, seperti karbomer membutuhkan pengatur pH untuk menghasilkan gel setelah
gelling agent didispersikan ke dalam air.
4. Penggunaan gelling agent berkisar antara 0.5% hingga 10% tergantung pada jenisnya.
C. TUGAS
Formula Gel
Bahan Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5
Zat Aktif Na Diklofenak
1%
Na Diklofenak
1%
Na
Diklofenak
1%
Na
Diklofenak
1%
Na Diklofenak
1%
Gelling
agent
Carbomer Viscolam CMC Na Tragacanth HPMC
1. Buat usulan formula untuk sediaan gel diatas dan jelaskan rasionalisasi formula
tersebut!
Tambahkan eksipien lain yang diperlukan untuk membuat sediaan gel
(sesuaikan dengan ketersediaan bahan yang disebutkan dalam poin D)!
Jika dalam studi preformulasi ditemukan inkompatibilitas dari bahan yang
telah ditentukan, maka boleh diusulkan untuk diganti.
2. Buat sediaan gel sesuai dengan formula yang telah dibuat dengan volume @ 30 gram,
simpan dalam pot yang transparan !
3. Lakukan evaluasi pada sediaan gel yang dibuat !
4. Lakukan pengamatan kestabilan sediaan gel mulai hari ke-3 sampai dengan hari ke-7
!
D. BAHAN
Asam benzoat FD & C Green Propylen Glycol Glycerin Asam Sitrat FD & C Red Rasbery Ethanol Aspartam FD & C Orange Saccharin Sodium Sodium CMC Benzyl Benzoat Glukosa Sorbitol 70% Natrium
Metabisulfit BHA/BHT/Ionol Menthol Sukrosa Parafin Liq Caramel Methyl Paraben Vanilin Lactosa Dextrose monohydrat
Natrium Benzoat Xylitol Vaselin album
6
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL
FD & C Blue Sodium Lauryl sulfate Asam stearat
Propyl Paraben Cera flava Cetyl alcohol
Propylen Glycol Cera Alba KOH
Vaselin flavum Stearyl alcohol
E. ALAT
Overhead stirrer Gelas ukur 100 ml Beaker glass 250 ml Gelas ukur 10 ml Kertas perkamen Termometer
Batang pengaduk Spatula
F. PROSEDUR
1. Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam
keadaan tertutup.
2. Timbang semua bahan yang dibutuhkan.
3. Campurkan air dan gelling agent (aduk dengan stirer) sampai homogen
4. Dispersikan atau larutkan bahan aktif dalam pelarut yang sesuai dan tambahkan
ke dalam larutan 3 (sambil terus diaduk hingga homogen)
5. Larutkan bahan lain dalam pelarut yang sesuai kemudian tambahkan ke dalam
larutan 3 (sambil terus diaduk hingga homogen)
6. Tambahkan bahan lain yang diperlukan untuk pembentukan gel (tergantung
pada gelling agent yang digunakan)
7. Aduk hingga homogen kemudian kemas dalam wadah dan lakukan evaluasi
sediaan
7
MODUL PRAKTIKUM TFS LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL : KRIM DAN GEL