65
MODUL PBL KLINIK SKENARIO 1 GIZI 2008

Modul SK KLINIK 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul SK KLINIK 1

MODUL

PBL KLINIKSKENARIO 1

GIZI 2008

DAFTAR PI

Page 2: Modul SK KLINIK 1

1. Apa tujuan dari NA

2. Nutritional assessment (ABCD) cara pengukuran, indikatornya,

3. cut off, interpretasi NA (ABCD)

4. Pengukuran status gizi balita, bumil, manula

5. Pendokumentasian hasil NA

6. Data apa yang digunakan ahli gizi untuk menentukan status gizi

7. Hasil skill lab

PEMBAHASAN PI

1. TUJUAN NA

Tujuan dari nutritional assessment adalah dalam gizi klinik maupun komunitas untuk

mengetahui hubungan antara kesehatan, asupan gizi, dan penyakit kronis, sebagai

acuan dalam memonitor dan mengembangkan status gizi individu maupun

masyarakat, mengidentifikasi resiko gizi buruk, dan memonitor intervensi gizi.

2. CARA PENGUKURAN NA (ABCD)

Metode Antropometri pada Balita, Bumil, dan Lansia

Antropometri berasal dari kata antropos (tubuh) dan metros (ukuran). Jadi

antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri adalah pengukuran ukuran

tubuh, berat, dan proporsi fisik (Lee and Nieman, 1996). Antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Jeliffe, 1989). Gangguan

ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi biasanya terlihat dari pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air

dalam tubuh.

Keunggulan antropometri adalah prosedurnya sederhana, aman, dan dapat

dilakukan dalam jumlah sampel yang besar; relatif tidak membutuhkan tenaga ahli;

alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan dibuat di daerah

setempat; metodenya tepat dan akurat; dapat mendeteksi, mengidentifikasi,

mengevaluasi status gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002). Kelemahan antrpometri

adalah tidak sensitif, faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas

pengukuran antropometri, dan adanya kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran.

a. Berat BadanTujuan:

Page 3: Modul SK KLINIK 1

1) Untuk mengetahui status gizi dan tumbuh kembang pada balita terutama laju

pertumbuhan fisik/klinis saat ini

2) Untuk mengetahui status gizi dan status hidrasi pada bumil dan lansia

b. Alat dan Prosedur Pengukuran

Dacin atau Hanging Scale, digunakan pada balita yang belum bisa berdiri

tegak

1) Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah, atau penyangga kaki

tiga.

2) Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke

bawah kuat-kuat.

3) Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0 (nol). Batang dacin

dikaitkan dengan tali pengaman.

4) Pasanglah celana timbang, kotak timbang, atau sarung timbang yang

kosong pada dacin. Dan bandul geser harus ada pada angka 0 (nol). (jarum

menunjukkan skala nol setelah ditambah kain sarung atau keranjang)

5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang,

atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong

plastic dan diletakkan pada ujung tangkai dacin.

6) Anak balita ditimbang, dan seimbangkan dacin.

7) Tentukan berat badan anak balita tersebut dengan membaca angka di ujung

bandul geser.

8) Catat hasil pertimbangan di atas pada secarik kertas, apabila bandul geser

terletak anatara dua garis skala timbang maka perhitungan dibulatkan ke

bawah pada skala 100 gram terdekat.

9) Geserlah bandul geser ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali

pengaman, setelah itu bayi atau anak balita dapat diturunkan.

10) Jika sudah menimbang 50 anak, maka dacin harus dicek kembali termasuk

pengecekan dengan batu timbangan 1 kg atau 100 gram.

Timbangan Injak Pegas

o Manual, digunakan apabila balita bisa diam dan berdiri tegak, bumil, dan

lansia

1) Pengukuran berat badan pada orang dewasa sebaiknya dilakukan setelah

buang air kecil dan saat perut kosong. Timbangan sebaiknya diletakkan di

tempat yang keras dan datar dan diperiksa bahwa timbangan menunjukkan

angka nol saat akan menimbang dan harus dikalibrasi apabila timbangan

berpindah ke tempat lain.

Page 4: Modul SK KLINIK 1

2) Responden naik keatas alat timbang dengan posisi tubuh tegak dan

pandangan lurus ke depan. Pengukuran dilakukan jika jarum penunjuk

sudah tidak bergerak lagi

3) Petugas 1 membaca hasil pengukuran dengan mata sejajar dengan jarum

dan petugas 2 mencatat hasil pengukuran dan mempersilahkan responden

turun dari alat timbang.

4) Pastikan responden tidak bergerak-gerak dan kedua tangan di samping

Apabila balita tidak bisa diam dilakukan penimbangan balita bersama ibunya

dengan timbangan digital (Gibson, 2005)

1) Mintalah kepada ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos

kaki atau asesoris yang digunakan anak maupun ibu.

2) Siapkan buku catatan untuk mencatat hasil penimbangan ibu dan

penimbangan ibu dan anak.

3) Pastikan layar penunjuk angka berada pada posisi 0,00.

4) Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang dengan meminta ibu naik ke

alat timbang.

5) Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (jangan

bergerak-gerak) dan kepala tidak menunduk (pandangan lurus kedepan).

6) Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka

tidak berubah (statis).

7) Catat angka yang terakhir.

8) Minta Responden turun dari alat timbang.

9) Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.

10) Catat angka yang terakhir.

11) Berat badan anak adalah selisih antara berat badan ibu bersama anak

dikurangi berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan setelah

pengurangan berat badan ibu bersama anak dikurangi berat badan ibu.

o Digital, digunakan apabila balita bisa diam dan berdiri tegak, bumil, dan lansia

1) Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah kanan

(warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai

muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca display,

berarti timbangan siap digunakan.

2) Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah

alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca .

3) Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap

tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk

(memandang lurus kedepan)

Page 5: Modul SK KLINIK 1

4) Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai

angka tidak berubah (STATIS)

5) Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan O

diujung kiri atas kaca display). Angka hasil penimbangan dibulatkan

menjadi satu digit misal 0,51 - 0,54 dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 - 0,59

dibulatkan menjadi 0,6

6) Minta Responden turun dari alat timbang

(Pedoman Pengukuran Dan Pemeriksaan, 2007)

Disarankan dilakukan pengulangan penimbangan, bila hasil pengukuran 1 dan

2 berbeda >0,5 kg, lakukan pengukuran yang ke-3, jika perbedaannya <0,5 kg

maka dihitung rata-rata dari kedua penimbangan

c. Kelebihan

1) Mudah dalam pengukurannya

2) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang

3) Tidak memerlukan tenaga ahli

4) Relative mudah dilakukan

5) Punya ambang batas untuk membantu analisis.

d. Kekurangan

1) Kurang sensitive

2) Dipengaruhi oleh faktor di luar gizi (pasien menderita suatu penyakit, keadaan

genetic pasien)

3) Rentan terjadi kesalahan yang bisa disebabkan oleh petugas pengukur

4) Pasien yang tidak mendukung pengukuran (misal pada balita yang susah diam)

5) Kesalahan pada alat yang digunakan

6) Kesalahan ini akan mempengaruhi presisi dan akurasi dari hasil pengukuran

tersebut.

2. Tinggi Badan

a. Alat dan Prosedur Pengukuran

Microtoise atau Meteran dengan Segitiga Siku-Siku, digunakan pada balita

yang bisa berdiri tegak, bumil, dan lansia yang masih bisa berdiri tegak

1) Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di

dinding agar tegak lurus.

2) Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul tersebut

dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).

3) Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang berbandul

yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan

Page 6: Modul SK KLINIK 1

angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian

atas microtoise.

4) Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi

sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

5) Lepaskan sepatu atau sandal

6) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris berbaris,

kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus

menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke

depan.

7) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas siku-siku harus

lurus menempel pada dinding.

8) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.

(Supriasa.2001:44)

Papan Panjang Badan, digunakan apabila balita belum bisa berdiri tegak

1) Pastikan length board berfungsi dengan benar

2) Responden berbaring

3) pastikan posisinya benar (titik kepala menyentuh papan, bahau menempel,

pantat menempel, betis menempel lurus,

tumit tegak lurus dengan telapak kaki,

telapak kaki menempel tegak lurus

dengan dinding)

4) Usahakan pengukuran dilakukan dengan

pengasuh dan satu orang pengukur),

pengasuh berfungsi memastikan

reponden berada pada posisi yang benar

selama pengukuran, sedangkan pengukur

membaca pada skala ukur

5) Untuk mendapatkan hasil TB dari

pengukuran PB, maka harus

dikonversikan dengan cara hasil

pengukuran PB dikurangi 5 mm

b. Kelebihan

1) Alatnya mudah digunakan

2) Tidak memerlukan ahli khusus dalam penggunaanya.

c. Kekurangan

Page 7: Modul SK KLINIK 1

Dengan menggunakan microtoise dengan keadaan berdiri juga dipengaruhi

oleh faktor gravitasi, faktor genetik sehingga acuan yang digunakan setiap orang

tidak bisa disamakan, dan waktu pengukuran karena pengukuran pada waktu pagi

hari tidak sama dengan sore hari.

3. Lingkar Lengan Atas

a. Tujuan

LLA mencerminkan cadangan energi, keadaan jaringan otot, dan lapisan

lemak bawah kulit, sehingga dapat mencerminkan status KEP pada balita, KEK

pada WUS (15 – 45 tahun), dan resiko BBLR pada bumil

b. Alat dan Prosedur Pengukuran Pita LLA atau Meteran

Berdasarkan Arisman, MB. (2003), pengukuran LLA dilakukan melalui urut-

urutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu :

1) Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang

apapun serta otot lengan tidak tegang

2) Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat atau

lengan bagian atas tidak tertutup

3) Menentukan posisi pangkal bahu (os olecranon )

4) Menentukan posisi ujung siku (os acromion) dengan cara siku dilipat dengan

telapak tangan ke arah perut

5) Mentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan

menggunakan pita LLA / meteran dan beri tanda dengan pulpen / spidol. Bila

menggunakan pita LLA perhatikan titik nol-nya

6) Lingkarkan pita LLA sesuai tanda pulpen disekeliling lengan responden

sesuai tanda.

7) Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LLA

8) Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar

9) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LLA

c. Kelebihan

Mudah, murah, cepat, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri,

indikator yang baik menilai KEP / KEK berat, dan dapat digunakan orang yang

buta aksara dengan memberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi

d. Kekurangan

Kesalahan pengukuran relatif lebih besar daripada tinggi badan, sensitif

hanya untuk usia prasekolah, hanya dapat mengidentifikasikan anak dengan

KEP berat, baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang

memadai untuk digunakan di Indonesia, perbedaan MUAC di setiap jenis etnik

(ras) sudah tidak cukup dipelajari untuk menentukan apakah satu cut off points

Page 8: Modul SK KLINIK 1

dapat digunakan untuk semua jenis etnik, sulit menemukan ambang batas dan

sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2 - 5 tahun

Indeks Antropometri

Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri

merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang

dihubungkan dengan umur. Rekomendasi indikator untuk balita adalah BB/U, TB/U, BB/TB,

IMT, dan lingkar kepala. Pada bumil adalah LLA, IMT sebelum hamil, dan skinfold.

Sedangkan, pada lansia disarankan menggunakan skinfold. Penginterprestasian indeks

antropometri ditentukan oleh amabang batas. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan

dari beberapa indeks antropometri:

Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan Indeks Antropometri

Indeks Kebaikan Kelemahan

BB/U Baik untuk mengukur status gizi akut

atau kronis

Berat badan dapat berfluktuasi

Sangat sensitive terhadap perubahan-

perubahan kecil

Dapat mendeteksi kegemukan (over

weight)

Umur sering sulit ditaksir secara tepat

TB/U • Baik untuk menilai status gizi

masa lampau

• Ukuran panjang dapat dibuat

sendiri, murah, dan mudah dibawa

• Tinggi badan tidak cepat

naik, bahkan tidak mungkin turun

• Pengukuran relative sulit

dilakukan karena anak harus

berdiri tegak, sehingga diperlukan

dua orang untuk melakukannya.

• Ketepatan umur sulit didapat

BB/TB • Tidak memerlukan data umur

• Dapat membedakan proporsi

badan (gemuk, normal, dan kurus)

• Membutuhkan dua macam

alat ukur

• Pengukuran relative lebih

lama

• Membutuhkan 2 orang untuk

melakukannya

LLA/U • Indicator yang baik untuk melihat

KEP berat

• Hanya dapat

mengindetifikasikan anak dengan

Page 9: Modul SK KLINIK 1

• Alat ukur yang murah, sangat

ringan, dan dapat dibuat sendiri

• Alat dapat diberi kode warna

untuk menentukan tingkat keadaan

gizi sehingga dapat digunakan oleh

orang yang tidak dapat membaca dan

menulis

KEP berat

• Sulit untuk melihat

pertumbuhan anak terutama anak

usia 2-5 tahun yang perubahannya

tidak tampak nyata

(Sri Hartini, 1983)

Tabel 1.2 Istilah Umum untuk TB dan BB Berdasarkan Indeks Antropometri

Indikator

antropometri

Istilah

umum

Proses Keterangan

TB/U rendah Stunted Pendek (penambahan

TB relative terhadap

umur).

Menyatakan malnutrisi kronis

dan kesehatan yang buruk.

BB/TB rendah Wasted Kurus (penambahan

berat badan relative

terhadap umur,

kehilangan BB).

Menyatakan kehilangan BB

saat ini, tepat untuk memeriksa

efek dari jangka waktu yang

pendek. Misalnya ketersdiaan

makanan musiman, penyakit

yang umum.

BB/U rendah Underweight Menyatakan

penambahan BB

relative terhadap umur,

kehilangan BB

Menyatakan keadaan pendek

atau kurus, merefleksikan

kronis dan akut undernutrition.

BB/U tinggi

BB/TB tinggi

Overweight Menyatakan kelebihan

BB relative terhadap

umur.

Menyatakan obesitas atau

overweight.

Metode Dietary pada Bumil, Balita, dan Lansia

Dietary assessment adalah pengukuran kuantitas maupun kualitas konsumsi makanan

secara individual maupun kelompok selama satu atau beberapa hari, dimaksudkan untuk

mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat

gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.

Page 10: Modul SK KLINIK 1

1. 24 Hours Recall (Metode Kuantitatif)

a. Prinsip dan Kegunaan

Prinsip dari metode 24 hours recall adalah mencatat jenis dan jumlah bahan

makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. 24 hours recall bertujuan

untuk mendapatkan informasi dan mengkaji asupan makanan aktual secara teliti dari

seorang responden dalam 24 jam sebelumnya atau hari-hari terdahulu. Informasi itu

nanti juga dapat dipergunakan untuk menghitung asupan rata-rata dari suatu

kelompok. Jika dalam suatu studi dibutuhkan data tentang habitual intake dari suatu

individu, maka metode 24 hours recall secara berulang (repeated 24 hours recall)

harus digunakan.

Sehubungan dengan hal di atas, dengan kata lain ada dua jenis 24 hours

recall, yaitu, Single 24 H recalls dan repeated 24 hours recall.

1) Single 24 H recalls

Single 24 hours recall berarti recall makanan yang dikonsumsi selama 24

jam terakhir dilakukan sebanyak 1 kali. Metode ini tidak cukup bila digunakan

untuk mendiskripsikan asupan makanan dan nutrisi dari suatu individu, karena

kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Single

24 hours recall biasanya digunakan dalam studi lapangan berskala besar untuk

mendapatkan rata-rata asupan dari grup populasi.

2) Repeated 24 H recalls

Metode ini dapat digunakan untuk mengkaji asupan nutrisi yang biasa

dilakukan oleh suatu individu. Penggunaan metode ini dalam suatu sub grup

populasi ternyata mampu memperkirakan prevalensi ketidakcukupan asupan

nutrisi dalam sub grup tersebut. Data asupan nutrisi yang didapatkan dijadikan

acuan untuk membentuk dasar program penyuluhan gizi berikutnya. Jika metode

dapat dilakukan di tingkat sub sample jika tidak memungkinkan untuk

diaplikasikan pada semua responden.

Aplikasi 24 hours recalls terutama secara berulang, memerlukan hari yang

tidak berurutan. 24 hours recalls pada prinsipnya dapat diulang di beberapa waktu

dalam 1 tahun untuk memperkirakan rata-rata asupan makanan individu dalam

periode jangka panjang.. Metode ini juga dapat diaplikasikan pada anak-anak

dalam batasan umur ≥ 8 tahun dan sebagian besar orang dewasa kecuali orang-

orang dengan daya ingat yang buruk.

Page 11: Modul SK KLINIK 1

b. Prosedur

1) Petugas atau pewawancara menyakan kembali dan mencatat semua makanan

dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga selama

kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden mengingat apa yang

dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun,

setelah sembahyang, pulang dari sekolah atau bekerja, siang dsb.

2) Makanan kecil atau jajan juga dimakan termasuk makanan yang dimakan diluar

rumah .

3) Konsumsi multivitamin dan mineral juga dicatat.

4) Petugas melakukan konversi dari URT ke ukuran berat (gram)

5) Petugas menentukan intake rata-rata

6) Dari perolehan berat makanan yang dikonsumsi, maka dibandingkan dengan

standar

c. Kelebihan

mudah melaksanakan dan tidak membebani responden

biaya murah, tidak memerlukan perlakuan khusus

cepat, dapat digunakan pada responden buta huruf

dapat menggambarkan asupan 1 hari atau lebih

d. Kelemahan

flat slope syndrome (responden bisa menaikkan maupun menurunkan data intake

untuk menunjukkan pola makan yang lebih baik)

butuh ingatan yang kuat

jika dilakukan 1 kali kurang representative

rentan kesalahan dalam penentuan porsi

Tabel 1.3 Contoh Form Food Recall 24 Hours

Waktu

MakanNama Masakan

Bahan Makanan

JenisBanyaknya

URT gram

         

         

         

         

Page 12: Modul SK KLINIK 1

         

       

2. Food Frequency Questionaire (FFQ)

a. Prinsip dan Kegunaan

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi

sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu (hari, minggu,

bulan, atau tahun). Selain itu kita juga bisa mendapatkan tingkat konsumsi bahan

makanan secara kualitatif. (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002)

b. Prosedur

1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia

pada kuestionairre mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.

2) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan

terutama bahan makanan yang merupakan sumber zat gizi tertentu selama

periode tertentu pula.

c. Kelebihan

relatif murah dan sederhana,

dapat dilakukan sendiri oleh responden,

tidak membutuhkan latihan khusus, dan

dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan

makan

d. Kekurangan

tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari,

sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data,

cukup menjemukan bagi pewawancara, dan

responden harus jujur

Tabel 1.4 Contoh Formulir Metode Frekuensi Makanan

No Responden: ...

Nama Bahan Makanan Frekuensi Konsumsi Keterangan

>1x/hr 1x/hr 4-6x/mgg 1-3x/mgg 1x/bl 1x/th

1. Makanan Pokok

a.

b.

Page 13: Modul SK KLINIK 1

c.

2. Lauk Hewani

a. Telur

b. Daging sapi

c. Dan sebagainya

3. Lauk Nabati

a. Tempe

b. Tahu

c. Dan sebagainya

4. Sayur-Sayuran

a.

b.

c.

5. Buah-Buahan

a.

b.

c.

6. Lain-Lain

a.

b.

c.

Metode Biokimia

SEL DARAH MERAH

Sel darah merah dideskripsikan secara klinis berdasarkan atas ukurannya dan

kandungan hemoglobin yang terdapat didalam sel. Akhiran cystic mencerminkan ukuran

sedangkan akhiran chromic mencerminkan konsentrasi hemoglobin di dalam sel. Mean

Corpuscular Volume (MCV) adalah volume dari 1 sel darah merah yang dinyatakan dengan

satuan kubik mikron. MCV adalah index yang paling sering digunakan untuk

mengidentifikasi apakah ukuran sel normal, kecil, atau besar dan secara klinis digunakan

untuk mengklasifikasikan jenis anemia.

a. Normocytic : ukuran sel normal (MCV : 77 – 85 fl / red cell)

Page 14: Modul SK KLINIK 1

b. Microcytic : ukuran sel terlalu kecil (MCV : < 77 fl / red cell)

c. Macrocytic : ukuran sel terlalu besar (MCV : > 85 fl / red cell)

d. Hypocromic sel dengan densitas atau konsentrasi hemoglobin rendah (warna sel pucat)

e. Normocromic : sel dengan densitas hemoglobin normal

f. Hypercromik : sel dengan densitas hemoglobin tinggi

ANEMIA

Anemia adalah suatu kondisi berkurangnya jumlah sel darah merah yang tersirkulasi ,

abnormalitas dari kadar hemoglobin di dalam sel darah merah, atau keduanya. Anemia disebabkan

oleh adanya gangguan produksi sel darah merah atau kenaikan hilangnya sel darah merah melalui

pendarahan kronik. Semua anemia menyebabkan berkurangnya nilai hematokrit dan hemoglobin,

tetapi bervariasi untuk nilai MCV, MCHC, dan RDW.

Table 12-1. Common Anemias

Common type of Anemia Causes Laboratory Findings

Normocytic Acute hemorrhage ↓ Hct

Sickle cell anemia ↓Hemoglobin

Malaria No change MCV

Aplastic anemia No change MCHC

Thalassemia Normal iron

Anemia of chronic disease Normal ferritin

Microcytic Iron-deficiency ↓ Hct

Slow chronic hemorrhage ↓ Hemoglobin

Anemia of pregnancy ↓ Iron status (except sideroblastic)

↓ferritin

↓ MCV

↓ or no change MCHC

Megaloblastic anemia Folic acid deficiency ↓Hct

Vitamin B deficiency ↓Hemoglobin

↓ MCV

Normal MCHC

(Corwin , Elisabeth J. 2008 Handbook of Pathofisiologi Third Edition)

3. CUT OFF DAN INTERPRETASI NA

Pembahasan :

Page 15: Modul SK KLINIK 1

3. cut off dan interpretasi

Antropometri :

a. Pada orang dewasa

a) Anthropometry

IMT untuk Orang Dewasa

Tabel IMT untuk Orang Asia

Kategori IMT

Underweight < 18,5

Normal range 18,5-22,9

Overweight at risk 23-24,9

Obese 1 25-29,9

Obese 2 ≥ 30

(Sumber: Anurad ,Erdembileg et al.2003)

b) Biokimia

Nilai Cut off Biokimia Dewasa

Data

Laboratorium

Nilai Normal

Laki-laki Perempuan

RBC 4,6-6,2 x 10 6 µL 4,2-5,4 x 106 µL

Hb 13,5-18 g/dL 12-16 g/dL

HCT 40-54% 38-47%

MCV 80-98 fL 81-99 fL

MCH 26-32 pg 26-32 pg

Page 16: Modul SK KLINIK 1

MCHC 32-36% 32-36%

2 jam PP < 200 mg/dL

Ureum 10 -50 mg/dL

Kreatinin 0,7 – 1,5 mg/dL

Trigliserida 120 -190 mg/dL

Chol HDL > 40 mg/dL

SGOT 11 – 41 U/l

SGPT 10 -41 U/l

Alk phospat 15 – 69 U/L

Bilirubin tot 0,3 – 1,1 mg/dL

Bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dL

Na 135 – 148 mEq/L

K 3,5 – 5,3 mEq/L

Cl 98 – 106 mEq/L

(Sumber: Sacher, Ronald A et al, 2004)

c) Klinik

Cut Off Data Fisik Klinis Dewasa (Pocket ADA, 2009)

Data Fisik Klinis Nilai Normal

Tekanan Darah <130/85 mm Hg

Nadi 60-100 x/min

Suhu Tubuh 35,8o – 37,3o C

Page 17: Modul SK KLINIK 1

b. Pada Balita

a) Anthropometry

Metode Analisa data pada pengukuran status gizi Balita dapat dilakukan

menggunakan Age-Spesific Growth Chart berdasarkan CDC (Centers for Disease

Control and Prevention)

Age Chart

0-36 bulan

W/A

Lenght for age

W/L

Head Circumference for age

2-5 tahun Weight for stature (optional)

2-20 tahun

W/A

Stature for Age

BMI for age

(ADA Pocket Guide to pediatric nutrition assessment, 16.2008)

Cut off poin penilaian status gizi pada balita:

Berdasarkan z-score

NCHS (National Centre for Health Statistics, USA),

dengan klasifikasi seperti di bawah ini (z-score)

100Indek Status Gizi Keterangan

BB/U

Gizi Lebih

Gizi Baik

Gizi Kurang

Gizi Buruk

≥ 2 SD

-2 sampai + 2 SD

< >

< -3 SD

TB/UNormal

Pendek (Stunted)

-2 sampai + 2 SD

< -2 SD

BB/TB Gemuk

Normal

Kurus (Wasted)

≥ 2 SD

-2 sampai +2 SD

< -2 sampai –3 SD

Page 18: Modul SK KLINIK 1

Sangat kurus < -3 SD

berdasarkan persen median

Berdasarkan W/A

Baik > 80%,

Sedang 71-80%

Kurang 61-70%

Buruk <60%

Berdasarkan W/H

Baik > 90%,

Sedang 81-90%

Kurang 71-80%

Buruk <70%

Berdasarkan H/A

berdasarkan SD dan perhitungannya

SD disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk

meneliti dan untuk memantau pertumbuhan:

1 SD unit (1 Z-skor) ± sama dengan 11% dari median BB/U

1 SD unit (1 Z-skor) kira-kira 10% dari median BB/TB

1 SD unit (1 Z-skor) kira-kira 5% dari median TB/U

Baik > 90%,

Sedang 81-90%

Kurang 71-80%

Buruk <70%

Page 19: Modul SK KLINIK 1

Rumus perhitungan Z-skor:

Z-skor = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan

Nilai Simpang Baku Rujukan

Contoh: Seorang anak berusia 2 tahun 7 bulan diketahui: Nilai observer value

W/H adalah 11,7 dan H/A adalah 80,5.  

HA = (80,5 - 91,4) / 3,57 = -3

WA = (11,7 – 12,9) / 1 = -1,2

WH = (11,7 – 10,3) / 1 = 1,4

Dapat diketahui bahwa H/A diperoleh hasil -3 berarti anak tersebut sangat

kurus, W/A diperoleh hasil -1,2 berarti anak tersebut normal, dan W/H 1,4

berarti anak tersebut juga normal. Dapat disimpulkan bahwa anak tersebut

tergolong severe underweigt

Tabel 1.4 Hubungan Antara Klasifikasi ’Rendah’, ’Normal’, dan ’Tinggi’ Untuk Indeks

BB/TB, TB/U, Dan BB/U Berdasarkan SD dari NCHS Reference Data

(WHO,1983) (Gibson, 2005)

Page 20: Modul SK KLINIK 1

Keterangan :

No. Combination of Indices Nutritional Status

16

17

14

Low wt/ht

+ low wt/age + normal ht/age

+ low wt/age + high ht/age

+ normal wt/age + high ht/age

Currently underfed

Currently underfed

Currently underfed

11

9

7

Normal wt/ht

+ low wt/age + low ht/age

+ normal wt/age + normal

ht/age

+ high wt/age + high ht/age

Short, normally nourished

Normal

Tall, normally nourished

1

2

4

High wt/ht

+ normal wt/age + low ht/age

+ high wt/age + low ht/age

+ high wt/age + normal ht/age

Currently overfed, short

Obese

Overfed, not necessarily

obese

b) Biokimia

Nilai Cut Off Biokimia Balita

Data laboratorium Nilai normal

WBC 5-10 ribu/ml

LY 20-40%

Page 21: Modul SK KLINIK 1

RBC 4,5-5,5 juta/ml

Hb 13-16 g/dl (lk)

12-14 g/dl (pr)

HCT 40-48%

MCV Umumnya lebih tinggi dari orang

dewasa

MCH

MCHC Umumnya lebih tinggi dari orang

dewasa

(Sumber: Sunita Almatsier, 2006 dan www.dalesnursingplace.net)

c) Klinik

Cut Off Data Fisik Klinis Anak 1-3 Tahun (Nelson Textbook of Pediatric, 2007)

Data Fisik Klinis Nilai Normal

Tekanan DarahSistolic: 90-105 mm Hg ;

Diastolic: 55-70 mm Hg

Nadi 60-100 x/min

Suhu Tubuh 35,8o – 37,3o C

Cut off dietary

Tabel Cut Off Dietary Assessment

Kategori Prosentase

Baik ≥ 100% AKG

Sedang 80 – 99 % AKG

Page 22: Modul SK KLINIK 1

Kurang 70 – 80 % AKG

Deficit < 70% AKG

(Sumber: Penilaian Status Gizi, 2001)

4. PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA, BUMIL, LANSIA

Balita, bumil, dan lansia, bisa dikenakan ABCD. Untuk bumil tetap menggunakan cara biasa.

Untuk BB bisa memasukkan rumus, sehingga harus diketahui BB sebelum dan penambahan

BB, dan BB total selama 9 bln.

Untuk anak-anak, TB tidak memakai panjang badan karena bisa berdiri. Namun tetap harus

mengingat 5 titik yang harus menempel pada saat pengukuran TB, dan pandangan lurus ke

depan. Status gizi menggunakan BMI/age atau Z-score.

A. BALITA

Baku rujukan untuk Nutritional Assessment pada balita menggunakan WHO-antro dan CHC,

PB/U, BMI for age. Untuk pengukuran BB menggunakan dacin atau timbangan digital.

Dengan dacin, kita menggunakan kantong, jika dengan timbangan digital maka bayi bisa

ditimbang dengan ibu. Berat bayi yaitu berat total dengan anak dikurang BB ibu. Kalau PB,

bisa memakai mikrotoa, kalau tidak memungkinkan, pengukuran bisa menggunakan papan

yang disebut dengan recumbent length. PB ada konversi : TB + 0,5 karena ada gravitasi

sehingga TB lebih pendek dari PB. (Sumber : “Principles of Nutritional Assessment ”,

Rosalind S. Gibson).

Status Gizi Range

gizi normal +2SD – (-2SD)

moderete lebih (+2sd- (+3SD)

moderete kurang -2sd – (-3SD)

, severe lebih +3SD

severe kurang - 3SD

secara keseluruhan status gizi buruk

- antropometri = stunting – gizi buruk

Page 23: Modul SK KLINIK 1

- biokimia= anemia microcytic – tanda DHF adalah pendarahan

- dietary= asupan kurang- karena gejala DHF salah

satunya adalah mual muntah

B. BUMIL

: IMT sebelum hamil diperlukan untuk menentukan penambahan berat badan

berdasarkan trimester.

Status Gizi TM 2 dan 3 (kg/mg)

Underweight <19,8 0,5

Normal 19,8-26 0,4

Overweight >26-29 0,3

Obese >29 Disesuaikan dg kondisi pasien

(Sumber : “Panduan Studi Kasus Nutirtion in Life Cycle”)

total penambahan berat badan selama kehamilan yaitu BMI underweight 12,5-

18, BMI normal 11,5-16, BMI overweight 7-11,5, dan BMI obese 6,8.

Koreksi untuk penambahan berat badan trimester 2 dan 3 BMI underweight

sebesar 0,49kg/minggu, BMI normal mengalami penambahan sebesar

0,44kg/minggu, untuk BMI overweight sebesar 0,3 kg/minggu, dan untuk BMI

obese penambahan disesuaikan dengan keadaan pasien. (Sumber : “Food

Nutrition and Diet Therapy 11th edition”, Krausse)

dari data biokimia yaitu Hb, maka status gizi ibu normal. Sedangkan dari data

klinis, tidak ada permasalahan sehingga status gizinya normal.

BB tidak bisa digunakan untuk mengetahui status gizi bumil karena ada janin

dan perubahan komposisi tubuh yaitu terjadi penambahan air

Tujuan dietary history, ada 4:

- untuk mengukur rata-rata pemenuhan intake suatu grup →24 H recall

- untuk mengukur proporsi populasi yang terkena resiko

- mengetahui ranking intake makanan suatu subjek→ multiple replicated 24 H recall,

dietary history, dietary record

- untuk mengetahui kebiasaan makan → dietary history, semi kuantitatif FFQ

LANSIA

IMT normal. Selain digunakan knee height, pengukuran tinggi badan bisa

menggunakan armspan. Rumus yang digunakan

TB = 0,73 x (2 x ½ PRT) + 0,43

(sumber : Gizi dalam Daur Kehidupan. 2004

Page 24: Modul SK KLINIK 1

: TB (lk) = TL 64,19 – (0,4usia) + 2,02TL

: TB (pr) = 84,88 + 1,83 TL – 0,24U

(sumber : “Perhitungan Kebutuhan Gizi Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang”. 2009)

: Pengukuran tinggi lutut untuk RAS kaukasian

Laki-laki = (2,8 x TL) + 59,01

Perempuan = (1,9 x TL) – (0,17 x U) + 75

(Sumber : “Principles of Nutritional Assessment 2nd edition, Rosalind S.

Gibson)

Hasil data lab,RBC, Hb, HCT, dan MCV turun menunjukkan pasien mengalami anemia

mikrositosis. Untuk gula darah 2 jam PP yang tinggi menunjukkan pasien menderita DM

tipe 2. Alkali phosphat yang mengalami peningkatan tapi kurang dari 3kali peningkatan

menunjukkan kemungkinan adanya kerusakan hati. (Sumber : “Mengenal Penyakit

Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium”, AY. Sutedjo, SKM)

Prosedur Pengukuran:

Balita: Dacin, timbangan, panjang Badan

Bumil: Timbangan, Mikrotose

Lansia : Panjang lutut, Timbangan,

5. PENDOKUMENTASIAN NA

Pendokumentasian dapat menggunakan tabel PONR atau ADIME. Pada tabel

tersebut terdapat catatan data dasar, PES, intervensi, monev. Fungsi utamanya

adalah memberikan informasi kepada pasien. Yang perlu didokumentasikan adalah

identitas pasien, hasil dari nutritional assessment meliputi data antropometri,

laboratorium, klinis, dan asupan makan, serta asuhan gizi yang diberikan kepada

pasien

Prinsip Pendokumentasian

Berdasarkan health information portability and accountability act (HIPAA),

pendokumentasian :

1) Dokumentasi kesehatan adalag dokumen legal yang permanen, maka

pengisiannya harus dengan bolpoin warna hitam.

2) Dokumentasi harus lengkap, jelas, akurat, objektif.

3) Isian dokumen meliputi tanggal, hari, keterangan tetap pasien. Tiap halaman

harus diberi nama pasien dan nomor RS.

Page 25: Modul SK KLINIK 1

4) Isian dokumen harus urut dan konsisten.

5) Tiap awal kalimat diawali huruf besar, kalimat tidak perlu panjang.

6) Akronim atau singkatan yang menimbulkan banyak penafsiran sebaiknya

dihindari.

7) Pendapat pribadi dan komentar yang meragukan keprofesionalan health care

team lain tidak dimasukkan.

8) Dokumentasi harus selesai di saat atau waktu prosedur pelayanan kesehatan

dilakukan.

9) Semua isian harus ditandatangani.

10) Hanya dilakukan oleh satu orang. Orang lain tidak boleh menambahkan.

11) Data isian yang terlambat harus diberi hari dan tanggal data dimasukkan.

Contoh tabel pendokumentasian :

Assessment Diagnosa Gizi Intervensi Monev

Data Dasar Sintesa Data P E S

[ sumber : krause, chapter 21, the NCP ]

a. Contoh Pendokumentasian Data Hasil Nutritional Assessment pada Bumil

TABEL PONR

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 28 tahun

Diagnosa : -

Assessment Diagnosa Intervensi Monev

Data Dasar Data SintesaTerapi

Diet

Terapi

Edukasi

A. Antropometri

B. Biokimia

1. Hb : 12,9 g/dl

2. MCV : 75,6 fl

3. MCH : 25,5 pg

4. MCHC: 33,7 g/dl

5. WBC : 7,0103 /UL

C. Klinik

1. Kesadaran : Composmentis

A. Antropometri

B. Biokimia

1. Hb : N

2. MCV : ↓

3. MCH : ↓

4. MCHC: N

5. WBC : N

C. Klinik

1. Kesadaran : N

Page 26: Modul SK KLINIK 1

2. Tensi : 120/80 mmHg

3. Nadi : 78x/menit

4. Suhu : 36,6 oC

D. Dietary

1. Recall 3x24 terlampir

2. Kebiasaan makan

Pasien tidak memiliki alergi.

Selama hamil pasien tidak

mengalami morning

sickness. Makanan yang

sering dikonsumsi baik

sebelum maupun selama

hamil adalah nasi (3x/hari),

tempe dan tahu (2x/hari),

ayam (3x/minggu), ikan

(2x/minggu), daging

(3x/bulan), bayam

(3x/minggu), wortel, buncis,

kentang (2x/minggu), labu

siam (2x/minggu), pepaya

(setiap hari), jeruk

(4x/minggu), susu ibu hamil

(setiap hari).

2. Tensi : N

3. Nadi : N

4. Suhu : N

D. Dietary

1. Recall 3x24

Hasil perhitungan

melalui nutrisurvey rata-

rata 3 hari :

a. Energi = 1266,4 kkal

b. Protein = 57 gram

(18%)

c. Lemak = 59 gram

(48%)

d. Karbohidrat = 134,7

gram

(42%)

e. Fiber = 11,9 gram

b. Contoh Pendokumentasian Data Hasil Nutritional Assessment pada Balita

Nama : An.F Usia : 3 tahun

Jenis Kelamin : L/P Diagnosa : DHF

TB/BB : 120 cm / 6 kg

Assassment Diagnosa Intervensi Monev

Data Dasar Data Sintesa Terapi

diet

Terapi

edukasi

Diagnosa :DHF

Skrining gizi :

Page 27: Modul SK KLINIK 1

Pemeriksaan

antropometri

TB = 120 cm

BB = 6 kg

BBI = 14 kg

Pemerikasaan

Biokimia

WBC

3,8.103/ul

LY 2,3. 103/ul

RBC 4,98.

106/ul

Hb 12,6 g/dl

HCT 36,2%

MCV 72,6 fl

MCH 25,3 pg

MCHC 34,8

g/dl

Pemeriksaan

fisi klinis

- Keadaan

umum :

cukup,

nyeri perut

(-),

makan /

minum (+)

- Kesadaran

:

composme

ntis

- Tensi :

90/60

mmHg

antropometri

Berdasarkan

perhitungan WHO

antro 2005

didapatkan :

H/A = 6.55

(normal)

W/A = - 6.02 (gizi

buruk)

BMI/ A = - 11.3

(sangat kurus)

Bila dibandingkan

dengan

pertumbuhan

normal sesuai

umur, proporsi BB

dengan TB tidak

normal. An.F

sangat kurus, ini

menunjukkan

bahwa Anak F.

Mengalami

kekurangan gizi

akut. Hal ini

dimungkinkan

karena terkena

penyakit DHF

Biokimia

WBC 3,8.103/ul

(↓)

Page 28: Modul SK KLINIK 1

- Nadi : 72x/

menit

- Suhu :

35,5oC

Riwayat gizi

sekarang

- Pasien

tidak

memiliki

alergi

- Makanan

yang

sering

dikonsumsi

: nasi

3x/hr,

tempe dan

tahu

(2x/mgg),

ayam

(3x/mgg),

ikan

(2x/mgg),

daging

(3x/bln),

bayam

(3x/mgg),

wortel,

buncis,

kentang

(2x/mgg),

labu siam

(2x/mgg),

pisang

LY 2,3. 103/ul (↑)

RBC 4,98. 106/ul

(N)

Hb 12,6 g/dl (N)

HCT 36,2% (N)

MCV 72,6 fl (↓)

MCH 25,3 pg (↓)

MCHC 34,8 g/dl

(N)

Dari hasil

pemeriksaan

biokimia

disimpulkan

bahwa An F

menderita

anemia, ditandai

dengan MCV dan

MCH rendah dan

MCHC normal.

An F menderita

anemia mikrositik

hal ini

disebabkan

karena adanya

pendarahan

akibat penyakit

DHF.

DBW = (U x 2) +8

= 3 x 2 + 8

= 14 kg

Kebutuhan energi

= 100 x 14

Page 29: Modul SK KLINIK 1

(2x/mgg)

= 1400 K

Berdasarkan hasil

recall dapat

diketahui bahwa :

Intake

energi

=779 K

Intake

protein =

49.8 g

Intake

lemak =

38.5 g

Intake KH

= 61.56 g

Pe pemenuhan

energi An. F

adalah

774 /1400 x 100%

= 55.6 %

Rendahnya

pemenuhan energi

An.F kemungkinan

disebabkan olek

penyakit DHF yang

dideritanya dimana

salah satu gejala

DHF adalah

adanya mual

muntah dan

anorexia, keadaan

ini dapat

mempengaruhi

Page 30: Modul SK KLINIK 1

intakenya.

6. DATA YANG DIGUNAKAN TUK MENENTUKAN STATUS GIZI

a) Antropometri, Biokimia, Data Fisik/Klinis, Dietary Assessment, Tinggi Badan

Panjang Badan, Tinggi lutut, Panjang rentang tangan, Biceps dan Triceps Skinfold, Risio

Lingkar Pinggang Panggul (WHR), Subscapular dan Suprailiac Skinfold, Mid-Upper Arm

Circumference (MUAC),

b) Biokimia

c.) Klinik

d.) Dietary

Balita:

TB

BB

Lingkar kepala

lingkar dada

A) Dietary

B) 24 jam Recall

C) FFQ ( food frequency)

BUmil:

TB dan BB

LiLa

Lansia:

Page 31: Modul SK KLINIK 1

24 jam Recall

FFQ ( food frequency)

TB dan BB. Akan tetapi, jika manula mengalami keadaan khusus (tidak bisa berdiri karena

lumpuh atau penyakit penyertanya) bisa menggunkan panjang lutut atau panjang rentang

tangan.

a) Diet (pola makannya)

b) Berat Badan dan Tinggi Badan

c) Lingkar Perut dan Lingkar lengan

d) Indeks Massa Tubuh (IMT)

7. SKILL LAB

A. Form 24H RECALL

SKILL LAB KELOMPOK A

1) Form 24H-recall

RIWAYAT GIZI 24 JAM

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

UdangKeterangan lain :

Apakah yang anda makan dalam 24 jam terakhir?

Waktu & Menu Bahan MakananJumlah

Berat (g) URT

Pagi

Nasi putih nasi putih 100 ¾ glsikan kembung goreng ikan kembung goreng 100 2 ptg

Page 32: Modul SK KLINIK 1

Oseng-oseng tempe kacang panjang

tempe kedele murni 25 ½ ptg sdgkacang panjang mentah 52 ½ gls

Buah apel 150 1 buah

Selingan

Kue basah lemper 100 1 bh

Siang

Nasi nasi putih 100 ¾ glsAyam goreng daging ayam goreng 50 1 ptg sdg

Sayur asemkacang panjang mentah 25 ¼ glstoge kacang kedele mentah 25 ¼ glskrai / mentimun 25 ¼ gls

jus tomatjeruk manis 110 1 bhgula pasir 13 1 sdm

Selingan

Bubur kacang hijau bubur kacang hijau 200 1 mangkok sdg

RIWAYAT GIZI 24 JAM

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa :Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

udangKeterangan lain :

Waktu & Menu Bahan MakananJumlah

Berat (g) URT

Malam

Steak ayam daging ayam 100 2 ptg sdgkentang 50 ½ ptg

LAMPIRAN

Page 33: Modul SK KLINIK 1

buncis mentah

25¼ gls

Buah jeruk manis 100 1 bh sdg

Selingan

Susu Susu skim 200 1 gls

Dicatat Oleh : Indah A. Tanggal : 25 Agustus 2010

Perhitungan energi berdasarkan 24H-recall :

E = 2274 Kal

P = 150,1 g

L =59,2 g

KH = 290,7 g

Perhitungan Energi berdasarkan kebutuhan:

BMR= 655 + (9,6 x BB)+ (1,7xTB)-(4,7xU)

= 655 + (9,6x 59,9)+ (1,7x169,4)-(4,7x 24)

=655 + 575,04 + 287,98 – 112,8

=1405

TEE = 1405 x 1,2 x 1,3

= 2375 K

P = 15% x 2375 K

= 356 K

= 89 g

L = 20% x 2375 K

= 475 K

= 52,7 g

KH = 65% x 2375 K

= 1543 K

= 385,9 g

Persentase antara recall dengan kebutuhan:

recall kebutuhan persentase

Protein 150,1 89 150,1/89 x 100% = 168,6%

Lemak 52,7 59,2 52,7/59,2 x 100% = 89%

Karbohidrat 385,9 290,7 385,9/290,7 x 100% = 132%

LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 34: Modul SK KLINIK 1

Apabila dibandingkan antara hasil recall dengan Perhitungan Energi berdasarkan kebutuhan, didapat total asupan energi sebesar 95,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat asupan pasien setara dengan kebutuhannya. Namun untuk tingkat pemenuhan protein dan karbohidratnya berlebih.

2) Form Qualitative FFQ

Form Qualitative FFQ

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

UdangKeterangan lain :

*Keterangan Pengisian :

A = Tidak pernah/ kurang dari sekali dalam sebulan E = 5-6 kali seminggu

B = 1-3 kali sebulan F = sekali sehari

C = 1 kali seminggu G = 2-3 kali sehari

D = 2-4 kali seminggu

LAMPIRAN

Page 35: Modul SK KLINIK 1

No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*

A B C D E F G

1 Kelompok makanan Serealia dan Umbi

1.1 Beras giling v

1.2 Ubi jalar v

1.3 Jagung v

1.4 Kentang v

1.5 Singkong v

1.6 Mie instan v

1.7 Bihun v

1.8 ......................

2 Kelompok makanan Pangan Hewani

2.1 Daging sapi v

2.2 Ikan v v

2.3 Daging Ayam v

Form Qualitative FFQ

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

UdangKeterangan lain :

No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*

A B C D E F G H I

Kelompok makanan Pangan Hewani

2.4 Hati Sapi v

LAMPIRAN

Page 36: Modul SK KLINIK 1

2.5 Telur Ayam v

2.6 Telur Ayam Negeri v

2.7 Ikan Asin v

2.8 Ikan Teri v

2.9 Udang v

2.10 Bakso Daging v

2.11 ......................

3 Kelompok makanan Pangan Nabati

3.1 Tempe v

3.2 Tahu v

3.3 Kacang Hijau v

3.4 Kacang Kedelai v

3.5 Kacang Merah v

3.6 Kacang Tanah terkupas v

3.7 ......................

Form Qualitative FFQ

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

UdangKeterangan lain :

No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*

A B C D E F G H I

4 Kelompok makanan Sayuran

4.1 Bayam v

4.2 Daun Singkong v

4.3 Kangkung v

LAMPIRAN

Page 37: Modul SK KLINIK 1

4.4 Ketimun v

4.5 Kol v

4.6 Sawi v

4.7 Selada v

4.8 Taoge v

4.9 Terong v

4.10 Kecipir v

4.11 Kacang panjang v

4.12 Kacang kapri v

4.13 Wortel v

4.14 Buncis v

4.15 ......................

5 Kelompok Makan Buah-buahan

5.1 Mangga v

5.2 Apel v

Form Qualitative FFQ

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

UdangKeterangan lain :

No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*

A B C D E F G H I

Kelompok Makan Buah-buahan

5.3 Avokad v

5.4 Anggur v

5.5 Belimbing v

LAMPIRAN

Page 38: Modul SK KLINIK 1

5.6 Jambu biji v

5.7 Durian v

5.8 Jeruk manis v

5.9 Nanas v

5.10 Nangka v

5.11 Pepaya v

5.12 Melon v

5.13 Pisang v

5.14 Rambutan v

5.15 Salak v

5.16 Kelengkeng v

5.17 Semangka v

5.18 ........................

6 Kelompok Makan Lemak dan Minyak

6.1 Minyak goreng v

Form Qualitative FFQ

Nama :RenyNo.Reg : 001

GenderL / P

Umur 24 th

Tinggi Badan169,4 cm

BB 59,9 kg

BB Ideal62,46 kg

IMT20,87

Daerah AsalMalang

AgamaIslam

PendidikanTK SD SMP SMA PT

PekerjaanMahasiswa

Aktivitassedang

Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :

KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :

UdangKeterangan lain :

No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*

A B C D E F G H I

Kelompok Makan Lemak dan Minyak

6.2 Margarin v

6.3 Minyak ikan v

6.4 Santan v

6.5 Kulit ayam v

LAMPIRAN

Page 39: Modul SK KLINIK 1

6.6 Kuning telur v

6.7 Bebek v

6.8 Sosis v

6.9 ......................

6.10 ......................

7 Kelompok Makan Gula, Sirup dan Susu

7.1 Gula v

7.2 Sirup v

7.3 Madu v

7.4 Susu skim v

7.5 Susu sapi v

7.6 Susu kental tak manis v

7.7 Susu kedelai v

7.8 Yoghurt v

Interpretasi hasil FFQ mengenai keiasaan makan :

Pasien makan 3x sehari dengan selalu menggunakan nasi. Lauk hewani yang paling sering

digunakan adalah daging ayam (sekali sehari), lalu telur dan ikan (2 – 4x/minggu). Konsumsi

tempe ataupun tahu adalah 5 – 6x/minggu, sementara untuk kacang – kacangan sangat

jarang dikonsumsi (<1x/bulan). Pasien sering mengkonsumsi sayuran bayam, kangkung,

wortel dan kacang panjang sebanyak 2 – 4x/minggu. Untuk buah, paling sering dimakan

yaitu jeruk, pisang dan pepaya (1x/minggu). Untuk konsumsi susu, pasien selalu

meminumnya 1x/hari. Kebiasaan makan pasien yaitu sering mengkonsumsi makanan yang

digoreng maupun yang terdapat campuran margarin di dalamnya. Namun tidak ada

pantangan khusus maupun alergi yang diderita.

LAMPIRAN

Page 40: Modul SK KLINIK 1
Page 41: Modul SK KLINIK 1

Nama : Nn. Reny Usia : 24 tahun

Jenis Kelamin : L / P Diagnosa : -

Assessment

DiagnosaIntervensi Monev

Data Dasar Data Sintesa Terapi diet

Terapi edukasi

1. Data Antropometri

TB = 169,4 cm

BB = 59,9 kg

LILA = 25,6 cm

2. Data Dietary

Berdasarkan 24h recall:

recallEnergi 2274 KalProtein 150,1 gLemak 52,7 gKarbohidrat 385,9 g

Hasil FFQ :

Kebiasaan makan:

Pasien makan 3x sehari dengan

menggunakan nasi. Lauk daging

ayam (sekali sehari), lalu telur dan

ikan(2 – 4x/minggu). Konsumsi

tempe ataupun tahu adalah 5 –

IMT = 59,9/(1,69)2

= 20,87 menunjukkan status gizi normal

Persentase antara recall dengan kebutuhan:

recall

keb persentase

P 150,1

89150,1/89 x 100% = 168,6%

L 52,7 59,252,7/59,2 x 100% = 89%

Kh 385,9

290,7385,9/290,7 x 100% = 132%

Apabila dibandingkan antara hasil recall dengan Perhitungan Energi berdasarkan kebutuhan, didapat total asupan energi sebesar 95,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat asupan pasien setara dengan kebutuhannya. Namun untuk tingkat pemenuhan protein dan karbohidratnya berlebih.

TABEL PONR LAMPIRAN

Page 42: Modul SK KLINIK 1

6x/minggu. sayuran sering

dikonsumsi bayam, kangkung, wortel

dan kacang panjang . buah, paling

sering dimakan yaitu jeruk, pisang

dan pepaya (1x/minggu). Untuk

konsumsi susu, pasien selalu

meminumnya 1x/hari. tidak ada

pantangan khusus maupun alergi

yang diderita. LAMPIRAN

Page 43: Modul SK KLINIK 1

SKILL LAB KELOMPOK B

Pasien 1

Nama: Nn. wara

Umur: 20 tahun

Alamat: Jalan melati 12

Diagnose:

TB/BB: 157 cm/51 kg

Interpretasi Recall Sdr. Wara

Hari 1 Hari 2 Jumlah Rata2

Energi 1293.6 1389.5 2683,1 1341,55

Protein 79.1 48 127,1 63,55

Bila dibandingkan dengan AKG:

E: 1900

P: 50

Energi : 1341,55: 1900 x 100% = 70,61 % AKG deficit energi

Protein : 63,55: 50 x 100% = 127,1 % AKG protein baik

Interpretasi Perhitungan FFQ

Energy = konsumsi energy sehari/kecukupanx100%

=1176.7/2200x100%

= 53.5 %AKG

Protein = 52,8/55x100%

= 96%AKG

Pasien 2

Nama: Ny. Sandra

Umur: 30 tahun

Page 44: Modul SK KLINIK 1

Alamat: Jl. Bululawang No. 117

Diagnose:

TB/BB: 160 cm/48 kg

Interpretasi Recall Ny. Sandra

Hari 1 Hari 2 Jumlah Rata2

Energi 1582,5 1775,3 3357,8 1678,9

Protein 60,2 72,6 132,8 66,4

Bila dibandingkan dengan AKG:

E: 1900

P: 50

Energi : 1678,9: 1900 x 100% = 88,4 % AKG energi sedang

Protein : 66,4: 50 x 100% = 132,8 % AKG protein baik

Interpretasi Perhitungan FFQ

Energi = ( konsumsi sehari/kebutuhan ) x 100 %

= ( 2816,8/1900) x 100%

= 148,25 % (baik)

Protein = ( konsumsi sehari/kebutuhan ) x 100 %

= ( 104,2/ 50 ) x 100%

= 208,4 % (baik)

Page 45: Modul SK KLINIK 1

SKILL LAB KELOMPOK C

1. Hasil wawancara FFQ dan 24 Hours Recall

RESPONDEN 1

FORMULIR FOOD FREQUENT QUESIONER (FFQ)

Nama Responden : Ny. Astutik umur : 75 tahun

Alamat Responden : Jl. Klojen

Nama bahan makananFrekuensi

Ket…Xsehari …..X seminggu …..Xsebulan Tidak pernah

Makanan pokok:1. Nasi2. Mie 3. Roti

2

12

Lauk Pauk:1. Daging ayam2. Daging sapi3. Ikan4. Tahu5. Tempe6. Lainya…

11

535

Sayuran :1. Bayam2. Wortel3. Buncis4. Labu siam5. Kentang6. Daup pepaya 7. Daun singkong8. Kenikir 9. Turi 10. Terong

2221234442-3

Buah :1. Pisang2. Pepaya3. Jeruk4. Apel5. Rambutan

2

11

V

Waktu musim

Minuman :1. Susu 1

Page 46: Modul SK KLINIK 1

2. Teh manis3. Kopi4. Soda 5. Jamu

11

1V

Jajanan :1. Gorengan2. Permen3. Coklat4. Kue

2

2VV

Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu ? Ya , Tidak

Bila ada sebutkan!

FORMULIR 24 HOURS RECALL

Nama : Ny. Astutik Alamat: Jalan Klojen Hari/tanggal : Rabu, 25 Agustus 2010

Waktu Menu makanan

BAHAN MAKANAN ENERGIkalJENIS URT JUMLAH/GR

Pagi

10.00 snack

Siang

16.00Malam

Teh manisKue lapisPisang susuKue lemperKue nagasariNasi timSayur bening bayam

Abon sapiPerkedel kentangTeh manisKue pukisNasi timSayur sop

Pepes tongkolTahu goreng

Gula pasirKue lapisPisang susuKue lemperKue nagasariNasi timBayam, manisa, jagungAbon sapiPerkedel kentangGulaKue pukisNasi timAyam, wortel, buncis, kentangTongkol

TahuMinyak

2 sdm2 ptg1 bh1bh1 bh10 sdm½ mangkuk½ mangkuk½ mangkuk2 sdm1 bh

2 sdm1 bh10 sdm½ mangkuk

½ ekor

1 ptg

10204025251005050502010

2015100

TOTAL ENERGI

Additional question

1. Apakah anda mengonsumsi suplemen vitamin ato mineral? Tidak

Page 47: Modul SK KLINIK 1

RESPONDEN 2

FORMULIR FOOD FREQUENT QUESIONER (FFQ)

Nama Responden : Ny. Bonita umur : 28 tahun

Alamat Responden : Jl. Ijen 23 hamil : 20 minggu

Nama bahan makanan Frekuensi Ket…Xsehari …..X seminggu …..Xsebulan Tidak pernah

Makanan pokok:1. Nasi2. Mie3. Roti

3

12

Lauk Pauk:1.Daging ayam2. Daging sapi3. Ikan4. Tahu5. Tempe

22

42177

Sayuran :1. Bayam2. Wortel3. Buncis4. Labu siam5. Kentang6. Daun pepaya 7. Daun singkong8. Kenikir 9. Kangkung10. Kubis11. Buncis12. Brokoli

22

3

44444

22

V

V

Buah :1. Pisang2. Pepaya3. Jeruk4. Apel5. Tomat

24

2

VV

Minuman :1. Susu2. Teh manis3. Kopi4. Soda

1

2V

VJajanan :

1. Gorengan2. Permen3. Coklat4. Kue Brownies

1

2

VV

Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu ? Ya , Tidak

Page 48: Modul SK KLINIK 1

Bila ada sebutkan!

FORMULIR 24 HOURS RECALL

Nama : Ny. Bonita Hari/tanggal : Rabu, 25 Agustus 2010

Alamat: Jl Ijen 23 Umur : 28 tahun (hamil 20 minggu)

Waktu Menu makanan BAHAN MAKANAN ENERGIkalJENIS URT JUMLAH/GR

Pagi

Siang

Snack

Malam

NasiKare ayamKrupuk udangTempe gorengSusu skimApel hijauNasi Cah kangkungTahu gorengSambal teriAir putihGado gado

Nasi goreng

Kentang Buncis Kubis Wortel Telor Tempe Tahu Krupuk

NasiSosisBaksoTelur ceplok

5 sdm½ mangkuk2 lbr1 pt sdg1 gls1 bh10 sdm5 sdm, 4 bj2 pt sdg2 sdm

½ piring

15 sdm6 ptg5 bh1 btr

TOTAL ENERGI

Additional question!

1. Apakah anda mengonsumsi suplemen vitamin ato mineral? Ya

2. Jika ya, berapa kali per hari? 2 x/hr; 7 x mnggu

3. Jika ya, apa jenisnya? Tablet Fe di apotik

RESPONDEN 3

FORMULIR FOOD FREQUENT QUESIONER (FFQ)

Nama Responden : Ny. Ayu No. HP : 08123456789

Page 49: Modul SK KLINIK 1

Alamat Responden : Jl. Sumbersari

Nama bahan makanan Frekuensi Ket…Xsehari …..X seminggu …..Xsebulan Tidak pernah

Makanan pokok:1. Nasi2. Mie3. Roti

311

Lauk Pauk:1.Daging ayam2. Daging sapi3. Ikan4. Tahu5. Tempe6. Udang7. Telur8. Jamur

21

1

312

12

Sayuran :BayamWortelBuncisLabu siamKentangDaun pepaya Daun singkongKubisSawiTerong

3124

333

2

VV

Buah :PisangPepayaJerukApelJambu MerahMelon

1

31

VVV

Minuman :SusuTeh manisKopiSodaSirup

12

2

VV

Jajanan :GorenganPermenCoklatKue SusJamur Crispy

1

11 2

V

Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu ? Ya , Tidak

Page 50: Modul SK KLINIK 1

Bila ada sebutkan! Telur, menyebabkan jerawat tetapi hanya ikut makan sedikit.

FORMULIR 24 HOURS RECALL

Nama : Ny. Ayu Alamat: Jl sumbersari Hari/tanggal : Rabu, 25 Agustus 2010

Waktu Menu makanan BAHAN MAKANAN ENERGIkalJENIS URT JUMLAH/

GRSnack pagi

09.00

Siang

16.00

Malam

Teh manisPisang goreng tempe gorengNasiOseng tempeTelor ceplokKrupukThe manisNasiSup ayamTempe goringPisang rajaSuplement vit CBubur kacang ijo

Jamur krispiNasi Lalapan lele

Tahu gorengSusu

Suplemen

Gula

Kacang HijauRoti Tawar

leleKubisTerongKemangiTimun

gula

1 sdm2 bh2 ptg kcl2 entong

1 btr

2 entong¾ mngkuk2 ptg bsr1 bh

¾ mngkuk

1 helai

2 entong1 ekor3 helai½ bh1 tangkai3 iris2 ptg sedang3 sdm munjung1 sdm1 btr

TOTAL ENERGIAdditional question!

1. Apakah anda mengonsumsi suplemen vitamin ato mineral? Ya

2. Jika ya, berapa kali per hari? 2 x/hr

3. Jika ya, apa jenisnya? Multivitamin (Enervon-C)

2. Hasil pengukuran Atropometri

Page 51: Modul SK KLINIK 1

No Nama Tinggi badan (cm) Berat badan (kg)1 2 Rata2 1 2 Rata2

1. Winda 159 158 158,52. Palupi 144,8 144,8 144,8 42,9 42,92 42.93. Dini 154,7 154,6 154,654. Bonita 64,00 63,95 63,885. Ayu 45,10 45,15 45,125