67
MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina L) DI KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI SUJARWO 121201020 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

1

MONITORING KESEHATAN POHON

SAGA (Adenanthera pavonina L) DI KAMPUS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

SUJARWO

121201020

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

2

MONITORING KESEHATAN POHON

SAGA (Adenanthera pavonina L) DI KAMPUS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

SUJARWO

121201020

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 3: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

3

MONITORING KESEHATAN POHON

SAGA (Adenanthera pavonina L) DI KAMPUS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh:

SUJARWO

121201020

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Kehutanan di Fakulas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 4: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

i

Universitas Sumatera Utara

Page 5: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

ii

ABSTRACT

SUJARWO: Tree Health Monitoring saga (Adenanthera pavonina L) at the

University of Sumatera Utara Campus. Supervised by ALFAN GUNAWAN

AHMAD and ARIDA SUSILOWATI.

University of Sumatera Utara Campus as one of the oldest public

universities in Sumatra Island and has a role in preserving the city's ecosystem in

the form of various tree species that grow in the campus area. One of the trees

that grows on USU campus is saga (Adenanthera pavonina L). There are often

fallen trees or broken branches, indicating that the health condition of trees on

campus USU needs to be considered. Because of that, it is necessary to monitor

the health of saga trees on the campus area. The research was conducted, from

September to October 2017. The purpose of this study was to obtain information

on the distribution and structure of stands of saga trees (Adenanthera pavonina L)

on campus USU and obtain information about the health status of saga trees

(Adenanthera pavonina L) growing in campus. Health monitoring of saga trees

on USU campus were conducted using Forest Health Monitoring method. The

saga tree data collection carried out in a census method.. The results showed that

very healthy saga trees amounted to 4 trees (2.61%), healthy categories were 35

trees (22.88%), unhealthy trees were 88 (57.52%) and sick 26 trees (16.99 %).

sixth types of damage were tound in saga tree, those were: cancer, konk/decay

further, open wound, leaf discolorization, loss of dominant tip and broken branch.

Keywords: Saga (Adenanthera pavonina L), tree health monitoring, tree health

University of Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 6: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

iii

ABSTRAK

SUJARWO : Monitoring Kesehatan Pohon Saga (Adenanthera pavonina L) di

Kampus Universitas Sumatera Utara. Dibawah bimbingan ALFAN GUNAWAN

AHMAD dan ARIDA SUSILOWATI.

Kampus Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu perguruan tinggi

negeri tertua di Pulau Sumatera memiliki peran dalam pelestarian ekosistem kota

berupa berbagai jenis pohon yang tumbuh di areal kampus. Salah satu pohon yang

tumbuh di kampus USU adalah saga (Adenanthera pavonina L). Sering terjadinya

pohon tumbang atau dahan yang patah, menunjukkan bahwa kondisi kesehatan

pohon di kampus USU perlu untuk diperhatikan. Karena itu perlu dilakukan

kegiatan monitoring kesehatan pohon saga di areal kampus. Penelitian ini

dilakukan, pada bulan September sampai Oktober 2017. Tujuan penelitan ini

adalah mendapatkan informasi mengenai sebaran dan struktur tegakan pohon saga

(Adenanthera pavonina L) di kampus USU dan mendapatkan informasi mengenai

status kesehatan pohon saga (Adenanthera pavonina L) yang tumbuh di kampus.

Monitoring kesehatan pohon saga di kampus USU dilakukan dengan metode

Forest Health Monitoring. Adapun pengambilan data pohon saga dilakukan

secara sensus. Hasil penelitian menujukkan pohon saga yang sangat sehat

berjumlah 4 pohon (2,61%), kategori sehat berjumlah 35 pohon (22,88%), kurang

sehat berjumlah 88 pohon (57,52%) dan sakit berjumlah 26 pohon (16,99%).

Terdapat 6 (enam) tipe kerusakan pohon saga yang dijumpai yaitu : kanker,

indikator lapuk lanjut, luka terbuka, daun berubah warna hilangnya ujung

dominan dan cabang patah atau mati.

Kata kunci : Saga (Adenanthera pavonina L), monitoring kesehatan pohon,

kesehatan pohon Universitas Sumatara Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 7: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Serdang Bedagai, Kecamatan Dolok

Masihul, Desa Kerapuh pada tanggal 12 Juni 1993 sebagai anak kedua dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Mugioto dan Ibu Aisyah. Penulis memulai

pendidikan formal pada tahun 2000-2006 di SD Negeri 106224 Kerapuh,

kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Dolok Masihul tahun 2006-

2009 dan di SMA Negeri 1 Dolok Masihul tahun 2009-2012 dan lulus pada tahun

2012. Pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi

Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Undangan (SNMPTN-Undangan).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan

Mahasiswa Sylva (HIMAS). Selain aktif dalam organisasi (HIMAS), penulis aktif

mengikuti kepanitiaan diantaranya Lomba Lintas Alam (LLA) yang diadakan oleh

Dinas Kehutanan tahun 2014 di Taman Hutan Raya (TAHURA).

Penulis telah melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH)

di lokasi Pulau Sembilan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara tahun

2013. Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

Taman Nasional Gunung Leuser terletak di Provinsi Sumatera Utara wilayah

Kabupaten Langkat. Penulis telah menyelesaikan Skripsi dengan judul

―Monitoring Kesehatan Pohon Saga (Adenanthera pavonina L) di Kampus

Universitas Sumatera Utara, sebagai upaya untuk memperoleh gelar Sarjana

Kehutanan di Fakultas Kehutana Universitas Sumatera Utara. Penelitian dan

penyusunan skripsi ini dilakukan di bawah bimbingan Dr. Alfan Gunawan Ahmad

S.hut,M.Si dan Dr. Arida Susilowati S.Hut, M.Si.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena

rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kehutanan, Fakultas

Kehutanan, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari penelitian ini adalah

―Monitoring Kesehatan Pohon Saga (Adenanthera pavonina L) di Kampus

Universitas Sumatera Utara‖. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi mengenai sebaran dan struktur tegakan pohon Saga (Adenanthera

pavonina L) di kampus Universitas Sumatera Utara dan mendapatkan informasi

mengenai status kesehatan pohon Saga (Adenanthera pavonina L) yang tumbuh di

kampus Universitas Sumatera Utara.

Penulis banyak menerima bimbingan, motivasi, saran dan juga doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Dr. Alfan Gunawan Ahmad, S.Hut, M.Si selaku ketua komisi

pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan saran dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Arida Susilowati, S.Hut, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing

yang telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan dalam penulis

skripsi ini.

3. Ibu Evalina Herawati, S.Hut, M.Si. selaku dosen penguji yang telah

mendukung proses sidang skrispi saya.

4. Bapak Dr. Samsuri S.Hut, M.Si. selaku dosen penguji yang telah mendukung

proses siding skripsi saya.

5. Ibu Siti Latifah S.Hut., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kehutanan USU.

6. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada staf pengajar dan pegawai di

Program Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, serta

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teristimewa ucapan terimakasih penulis kepada kedua orang tua penulis yaitu

ayahanda Mugioto dan Ibunda Aisyah yang telah membesarkan, memelihara,

Universitas Sumatera Utara

Page 9: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

vi

mendidik, memberikan kasih sayang, doa, nasihat dan dukungan kepada

penulis sampai saat ini.

8. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Jonatan Siburian, Jayjay Sirotama

Panggabean, Denizen Banurea, Adi Anggraha Tarigan, Jarian Permana

Samosir, Vera Veronika Silalahi, S.Hut. dan teman-teman seperjuangan

lainnya yang telah banyak memberikan bantuan, memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat

kekurangan serta keterbatasan dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

Medan, April 2019

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 10: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

vii

DAFTAR ISI

Hal

PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... i

PERNYATAAN ORISINILITAS ............................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................. iii

ABSTRACT .................................................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2

Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Pohon Saga ............................................................................... 3

Tempat Tumbuh .......................................................................................... 3

Deskripsi Botanis ........................................................................................ 4

Forest Health Monitoring ........................................................................... 4

Karakteristik dan Kesehatan Pohon ............................................................ 5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Pohon ............................... 6

Tipe Kerusakan Pohon ................................................................................ 7

Pemeliharaan Pohon .................................................................................... 9

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat ...................................................................................... 10

Alat dan Bahan ............................................................................................ 10

Metode Penelitian........................................................................................ 10

Sebaran Pohon Saga ............................................................................... 10

Pengamatan Indikator Kesehatan Pohon ................................................ 10

Produktivitas Pohon ......................................................................... 11

Indikator Kerusakan Pohon .............................................................. 11

Kondisi Tajuk ................................................................................... 15

Tingkat Kesehatan Pohon Saga ........................................................ 16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran dan Struktur Tegakan Pohon Saga ................................................ 17

Produktivitas Pohon .................................................................................... 18

Kondisi Kerusakan Pohon ........................................................................... 20

Lokasi Kerusakan .................................................................................. 22

Tipe Kerusakan ..................................................................................... 23

Kondisi Tajuk .............................................................................................. 27

Universitas Sumatera Utara

Page 11: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

viii

Tingkat Kesehatan Pohon Saga ................................................................... 31

Rekomendasi Perawatan ............................................................................. 32

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ................................................................................................. 34

Saran ............................................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 35

LAMPIRAN ................................................................................................ 38

Universitas Sumatera Utara

Page 12: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

ix

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Kode dan Lokasi Kerusakan. ................................................................ 12

2. Kode dan Tipe Kerusakan ..................................................................... 12

3. Kode dan Kelas Keparahan Kerusakan ................................................. 13

4. Bobot Indeks Kerusakan Pohon ............................................................ 13

5. Tally Sheet Penilaian Kerusakan Pohon Menurut Metode FHM........ 14

6. Kriteria Kondisi Tajuk .......................................................................... 15

7. Nilai Peringkat Visual Crown Rating individu pohon .......................... 16

8. Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Pohon Saga ............................... 16

9. Skor LBDS ............................................................................................ 19

10. Skor Kerusakan Pohon ......................................................................... 21

11. Skor VCR ............................................................................................. 28

12. Skor Kesehatan Pohon ......................................................................... 31

Universitas Sumatera Utara

Page 13: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

x

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Kode Lokasi Kerusakan Pohon ............................................................ 11

2. Peta Sebaran Tegakan Pohon Saga di Kampus USU ........................... 17

3. Grafik Kelas Diameter Struktur Tegakan Pohon Saga ........................ 18

4. Grafik kelas LBDS Struktur Tegakan Pohon Saga .............................. 19

5. Status Kesehatan LBDS Pohon Saga ................................................... 20

6. Status Kesehatan Kerusakan Pohon Saga ............................................ 21

7. Lokasi Kerusakan Pada Pohon Saga .................................................... 22

8. Tipe Kerusakan Pada Pohon Saga ....................................................... 23

9. Kerusakan Kanker Pada Pohon Saga ................................................... 24

10. Kerusakan Cabang Patah atau Mati Pada Pohon Saga ........................ 25

11. Kerusakan Luka Terbuka Pada Pohon Saga ........................................ 25

12. Kerusakan Daun Berubah Warna Pada Pohon Saga ............................ 26

13. Kerusakan Hilangnya Ujung Dominan (mati ujung) ........................... 26

14. Kerusakan Busuk Hati Pada Pohon Saga ............................................. 27

15. Status Kesehatan Indikator Tajuk Pohon Saga ................................... 29

16. Grafik Nilai VCR Pada Pohon Saga .................................................. 29

17. Grafik Status Kesehatan Pohon Saga ................................................... 31

Universitas Sumatera Utara

Page 14: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Status Kesehatan Berdasarkan Produktivitas Pohon ............................ 38

2. Status Kesehatan Berdasarkan Nilai Indeks Kerusakan Pohon............................ 41

3. Status Kesehatan Berdasarkan Kondisi Tajuk ...................................... 46

4. Nilai Akhir Kesehatan Pohon .............................................................. 50

Universitas Sumatera Utara

Page 15: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu perguruan tinggi negeri

tertua di Pulau Sumatera juga memiliki luasan sektar 100 Ha dan berperan dalam

pengelolaan ruang terbuka hijau berupa kawasan hijau atau pertamanan kota

dimana letak kampus ini juga berada di kota. Sebagai bagian dari ruang terbuka

hijau, kampus USU diisi oleh tumbuhan dan vegetasi lainnya yang diharapkan

mampu mendukung keindahan, kenyamanan dan keasrian wilayah kota Medan.

Bentuk ruang terbuka hijau yang sebaiknya dikembangkan ialah bentuk hutan

kota, taman kota, halaman, dan jalur hijau.

Kawasan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai kawasan Ruang Terbuka

Hjau (RTH) publik diharapkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan dan budaya

kota khususnya elemen akademik kampus sesuai dengan kebutuhan seperti keindahan,

rekreasi dan pendukung lainnya. Tipe ruang terbuka hijau yang dapat dikembangkan

pada wilayah ini yakni tipe rekreasi dan konservasi.

Pohon merupakan tumbuhan berkayu dengan tinggi minimal 5 meter serta

mempunyai batang pokok tunggal. Batang ini mempunyai fungsi menunjang tajuk

berdaun dari cabang-cabang di atas tanah. Pohon tersusun oleh banyak bagian

yaitu seperti cabang merupakan bagian yang menyokong daun, bunga dan buah.

Tajuk pohon disusun oleh ranting, cabang, dan dedaunan. Di bawah tanah akar

mengambil air dan mineral dari dalam tanah. Air dan mineral kemudian di bawah

ke atas daun melalui batang yang dilindungi oleh kulit kayu. (Greenaway, 1997).

Menurut Kusmana dan Tambunan, (2010). Pohon saga (Adenanthera

pavonina L) mempunyai banyak manfaat, antara lain kayunya dapat digunakan

untuk bahan bangunan rumah, pembuatan jembatan, papan lantai, arang, dan

cocok untuk bahan mebel. Daun saga muda dapat dijadikan lalapan dan sayuran.

Kemudian kulit batang saga mengandung saponin yang dapat digunakan untuk

mencuci rambut dan pakaian. Sedangkan bijinya berwarna merah mengkilat dan

bisa digunakan untuk dijadikan perhiasan, kalung atau bahan mainan. Biji

tersebut mengandung minyak dan dapat dikonsumsi setelah diolah dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

2

penyangraian atau pemasakkan. Tanaman saga di Indonesia dan Malaysia, sering

dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh pada perkebunan cengkeh, kopi, teh dan

karet, sedangkan di Afrika tanaman ini merupakan tanaman kehutanan

Pohon dikatakan sehat atau normal ketika pohon tersebut masih dapat

berfungsi secara fisiologisnya. Sedangkan pohon yang dikatakan tidak sehat

apabila pohon yang secara struktural mengalami kerusakan baik secara

keseluruhan ataupun sebagian pohon. Organisme hidup patogenik ataupun faktor

lingkungan fisik merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pada tumbuhan.

(Karlinasari dkk, 2010). Dalam metode Forest Health Monitoring (FHM), kondisi

kesehatan hutan didasarkan pada penilaian terhadap indikator-indikator terukur

yang dapat menggambarkan kondisi tegakan secara komprehensif. Indikator-

indikator tersebut adalah kondisi tajuk, pertumbuhan, kerusakan dan mortalitas,

sedangkan indikator biologis yaitu tingkat polusi udara, kimia tanaman,

dendrokronologi, kondisi perakaran, tingkat radiasi yang digunakan dalam

fotosintesis, struktur vegetasi, habitat hidup liar, dan lichen (Putra, 2004).

Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan informasi mengenai sebaran dan struktur tegakan pohon saga

(Adenanthera pavonina L) di kampus Universitas Sumatera Utara.

2. Mendapatkan informasi mengenai status kesehatan pohon saga

(Adenanthera pavonina L) yang tumbuh di kampus Universitas Sumatera

Utara.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kesehatan dan kerusakan saga

(Adenanthera pavonina L) yang ada di lingkungan USU.

2. Mendapatkan informasi dan bahan referensi bagi penelitian di lokasi yang

sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

3

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Pohon Saga

Pohon saga merupakan satu diantara tanaman yang memiliki banyak

manfaat. Bijinya dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan makanan.

Menurut Lukman (1982), biji pohon saga telah dimanfaatkan untuk bahan

campuran kopi (kopi saga) di kecamatan Boa Wae, berbeda dengan di daerah

Ende yang memanfaatkan biji saga untuk pembuatan kecap, kopi saga, tempe

saga. Biji saga mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Sehingga

tanaman ini dapat digunakan sebagai sumber protein nabati disamping kedelai,

karena itu diharapkan dapat dijadikan komoditi baru untuk menunjang usaha

penanggulangan kekurangan gizi dan pangan. Begitu juga dengan kandungan

asam amino pada biji saga yang hampir mirip dengan asam amino kedelai,

dimana asam amino glutamate merupakan komponen tertinggi yang terkandung

dalam kedua jenis tersebut. Menurut Lukman (1982), klasifikasi tanaman saga

(Adenanthera pavonina L) sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Adenanthera

Spesies : Adenanthera pavonina L

Tempat Tumbuh

Pohon Saga termasuk dalam famili leguminosae. Di Pulau Jawa saga dapat

tumbuh di daerah pantai sampai ketinggian ±600 mdpl. Saga tidak memiliki

persyaratan tumbuh yang tinggi mengenai kualitas tanah selain itu juga saga tidak

tumbuh berkelompok (Heyne, 1987). Sri lanka, selatan Myanmar, selatan China,

Universitas Sumatera Utara

Page 18: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

4

Indo-China, Thailand, seluruh daerah Malesian, Kepulauan Solomon dan Utara

Australia merupakan habitat dan penyebaran alami pohon saga. (Sosef dkk, 1998).

Pohon saga dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika dan tidak

memerlukan pemeliharaan khusus. Tanaman ini juga mampu tumbuh baik di

daerah berbatu, payau ataupun di tanah alang-alang, selain itu dapat tumbuh pada

berbagai kondisi tanah, mulai dari tanah kurang subur hingga tanah yang subur,

Tanaman ini juga dapat tumbuh di berbagai keadaan topografi mulai dari

topografi datar sampai dengan kelerengan curam atau terjal serta pada tanah yang

tergenang air laut atau asin (Yuniarti, 2002).

Deskripsi Botanis

Pohon saga termasuk ke dalam kelompok tanaman deciduous, yaitu

tanaman yang berganti daun setiap tahun. Tanaman ini berbentuk pohon besar

dengan tinggi dapat mencapai 10-15 meter, buahnya menyerupai petai (tipe

polong) dengan biji kecil berwarna merah. Daun majemuk menyirip genap,

tumbuh berseling, jumlah anak daun bertangkai 2 sampai 6 pasang, dengan

helaian daun 6 sampai 12 pasang, panjang tangkainya mencapai 25 cm, daun

berwarna hijau muda. Bunga kecil-kecil mempunyai warna kekuning-kuningan,

korola 4 sampai 5 helai, benang sari berjumlah 8 sampai 10 (Lukman, 1982).

Forest Health Monitoring

Berdasarkan Forest Health Monitoring Field Methods Guide, ad 7

indikator utama yang digunakan dalam menilai kesehatan hutan yaitu 1). nilai

hutan, 2). Klasifikasi kondisi tajuk, 3). Penentuan kerusakan dan keatian, 4).

Radiasi aktif fotosintesis, 5). Struktur vegetasi, 6). Jenis-jenis tanaman

bioindikator ozon, dan 7). Komunitas lumut kerak, dimana metode standar ukuran

dan jaminanmutunya telah ditetapkan untuk masing-masing indikator. Namun

dalam penelian ini yang di pantau hanyalah tingkat kerusakan pada tegakan pohon

saga. Menurut Sumardi dan Widyastuti, (2004) menilai kesehatan hutan atau

pohon berdarkan kesehatan pohon penyusunnya. Sedangkan kesehatan pohon

dipengaruhi oleh kerusakan yang terjadi pada pohon tersebut.

Tujuan keseluruhan dari FHM adalah unntuk memantau, menilai dan

melaporkan tentang status saat ini. Perubahan dan kecenderungan jangka panjang

dalam kesehatan ekosistem hutan, memantau jenis-jenis utama yang

Universitas Sumatera Utara

Page 19: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

5

mengindikasikan hubungan antara gangguan-gangguan akibat aktivitas manusia

dikaitkan dengan kondisi ekologis hutan (Duryat dkk, 2014).

Dalam metode FHM, Indikator-indikator terukur merupakan penilaian

terhadap kodisi kesehatan hutan. Indikator-indikator tersebut adalah pertumbuhan,

kondisi tajuk, kerusakan dan mortalitas, indikator biologis tingkat polusi udara,

kimia tanaman, dendrokronologi, kondisi perakaran, tingkat radiasi yang

digunakan dalam fotosintesis, struktur vegetasi, habitat hidup liar ( Putra, 2004).

Karakteristik dan Kesehatan Pohon

Tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila tanaman yang dipilih toleran

terhadap lingkungan penanaman pohon tersebut. Penanaman yang benar akan

menjamin pertumbuhan akar dan tajuk. Pemeliharaan yang tepat akan menjamin

pertumbuhan dengan kecepatan yang normal serta terhindar dari gangguan hama

penyakit serta vandalisme. Sebaliknya jika faktor-faktor yang menentukan

pertumbuhan tersebut tidak tepat, tanaman akan tumbuh dengan lambat, tidak

menampilkan sifat fisik yang bagus, dan bahkan tanaman akan sewaktu-waktu

mudah tumbang (Nasrullah, 2005).

Tanaman sehat adalah tanaman yang dapat menjalankan fungsi-fungsi

biologisnya dengan baik. Misalnya proses fotosintesis dan respirasi, proses

metabolisme, penyerapan dan translokasi zat hara serta penyerapan air. Gangguan

yang disebabkan serangan hama atau penyakit dapat mengakibatkan terganggunya

proses-proses fisiologis tersebut. Jika terlalu menimbulkan kerusakan dan

menurunnya kuantitas serta kualitas hasil (Enda dan Novizan, 2002).

Pertumbuhan dan hasil tanaman bergantung pada ketersedian hara dan air

di dalam tanah dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan

tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Kesehatan tanaman

berkemungkinan besar juga mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya, dan

akan menurunkan manfaatnya bagi manusia. Patogen tumbuhan, cuaca yang tidak

menguntungkan, gulma dan serangga hama adalah beberapa faktor yang dapat

menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan. Apabila tumbuhan diganggu

oleh patogen atau keadaan lingkungan tertentu dan salah satu atau lebih dari

fungsi tersebut terganggu sehimgga terjadi penyimpangan dari keadaan normal,

maka tumbuhan menjadi sakit. Organisme hidup patogeni (parasit) maupun faktor

Universitas Sumatera Utara

Page 20: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

6

lingkungan fisik adalah beberapa faktor penyebab utama penyakit pada tanaman

(Yunasfi, 2002).

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Pohon

Menurut Widyastuti dkk, (2005), faktor abiotik merupakan penyebab

utama kerusakan pohon adalah faktor fisik dan kimia penyusun lingkungan,

tempat tumbuh tidak mendukung pertumbuhan atau perkembangan normal

pohon penyusun hutan yang diantaranya sebagai berikut :

1. Suhu

Tiap jenis tanaman mempunyai persyaratan suhu yang dapat ditoleransi..

Perubahan suhu yang melampaui batas toleransi dapat menyebabkan tumbuhan

mengalami kelainan pada fisik atau bentuk pohon yang dapat menyebabkan

kematian.

2. Kelembaban

Kelembaban nisbah yang tinggi membuat penguapan pada tamanan menjadi

rendah, sehingga dapat menyebabkan terhambatnya penyerapan hara. Kekurangan

hara ini berakibat pada gangguan formasi sel daun tumbuhan.

3. Iklim

Faktor iklim atau faktor tempat tumbuh merupakan faktor pembatas bagi

pertumbuhan tanaman, terutama pada hutan yang penyusunnya merupakan jenis

eksotik atau pada tanaman yang terdapat di lahan-lahan marginal. Kerusakan

fisiologis atau mekanis akan terjadi apabila faktor tersebut berada di atas ataupun

di bawah dari batas kemampuan adaptasi suatu tanaman.

4. Unsur hara

Ketersediaan unsur hara yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan

kerusakan pada tanaman. Begitu juga dengan kelebihan unsur hara yang dapat

menyebabkan kerusakan pada tumbuhan terutama kerusakan sel secara langsung

akibat kekurangan unsur hara.

5. Polusi udara

Peningkatan intensitas cahaya, kelembaban tanah dan kelembaban nisbi

udara, suhu ataupun polutan lainnya dapat menjadi faktor kerusakan bagi suatu

tanaman.

6. Kekurangan oksigen

Universitas Sumatera Utara

Page 21: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

7

Kelembaban tanah atau suhu udara yang tinggi biasanya disebabkan oleh

kekurangan oksigen di alam. Hal ini dapat menjadi faktor kerusakan perakaran

tumbuhan.

7. Cahaya

Kekurangan cahaya dapat menghambat pembentukan klorofil dan

merangsang pemanjangan ruas sehingga daun berwarna pucat, jaringan menjadi

lemah dan daun serta bunga gugur lebih awal.

Tipe Kerusakan Pohon

Menurut Miardini (2006), kerusakan yang terdapat pada pohon dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kanker

Jamur adalah penyebab utama dari penyakit kanker pada tanaman..

Matinya kambium pada kayu di bawah kulit disebabkan oleh agen penyebab

kerusakan yang melakukan penetrasi sampai ke kayu. Jaringan yang mati akan

semakin dalam dan luas hingga membentuk gall yang disebabkan oleh jamur.

2. Busuk hati (lapuk lanjut)

Busuk hati adalah salah satu indikator lapuk kayu ‖Punky Wood‖ atau

kayu gembol yang timbul bila ada lubang yang besarnya lebih dari lebar suatu

pensil dan terjadi pada batang utama. Kayu gembol ini menjadi petunjuk adanya

jaringan kayu yang lunak, dan mengandung air serta mengalami degradasi.

Indikator lainnya adalah luka bakar dan rongga pada pohon. Tunggak-tunggak

lapuk yang terkait dengan regenerasi melalui trubus. Busuk terdiri dari dua

macam, yaitu busuk kering dan busuk basah. Penyakit busuk umumnya meyerang

akar, batang, kuncup dan buah (Pracaya, 2003).

3. Luka terbuka

Luka terbuka didefinisikan sebagai suatu luka atau serangkaian luka yang

ditunjukkan dengan mengelupasnya kulit atau kayu bagian dalam telah terbuka

dan tidak ada tanda lapuk lanjut. Luka pangkasan yang memotong ke dalam kayu

batang utama dikodekan sebagai luka terbuka, jika memenuhi nilai ambang tetapi

luka-luka yang tidak mengganggu keutuhan kayu batang utama dikeluarkan (tidak

termasuk).

4. Resinosis atau gumosis

Universitas Sumatera Utara

Page 22: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

8

Resinosis atau gumosis merupakan daerah resin atau gum (cairan)

eksudasi pada cabang atau batang.

5. Batang patah kurang dari 0,91 meter

Batang patah adalah kondisi akar-akar putus di dalam karak/pada 0,91 m

dari batang bisa karena galian atau terluka. Contohnya antara lain, akar-akar yang

terluka pada suatu jalan, terpotong atau luka oleh binatang. Batang patah/ rusak

pada daerah batang (di bawah dasar dari tajuk hidup dan pada pohon masih

hidup).

6. Malformasi

Malformasi atau perubahan bentuk merupakan perubahan bentuk tanaman

atau alat serta organnya.

7. Akar patah atau mati

Akar patah atau mati didefinisikan sebagai akar-akar di luar 0,91 m dari

batang yang terluka atau mati.

8. Mati ujung

Mati ujung merupakan matinya ujung batang dari tajuk. Penyebabnya bisa

jadi oleh serangga, penyakit atau sebab-sebab lainnya.

9. Cabang patah atau mati

Cabang yang patah atau mati merupakan cabang yang mati pada batang

sutau tanaman.

10. Brum

Brum ialah kondisi dimana gerombolan ranting yang padat, tumbuh di

tempat yang sama dan terjadi di bagian tajuk hidup. Termasuk struktur vegetatif

dan organ bergerombol tidak normal.

11. Kerusakan kuncup daun atau tunas

Kerusakan kuncup daun atau tunas adalah kerusakan yang disebabkan

karena tunas atau daun yang termakan serangga, terkerat ataupun daun terkeliat,

kuncup atau tunas terserang > 50%, pada sekurang-kurangnya 30% dari daun,

kuncup atau tunas.

12. Perubahan warna daun

Perubahan warna daun didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi

sekurang-kurangnya 30% dari daun yang terganggunya 50%. Daun terganggu

Universitas Sumatera Utara

Page 23: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

9

harus lebih dari beberapa warna yang lain dari warna hijau. Jika pengamat tidak

yakin bahwa warna daun itu hijau, maka anggaplah warna itu hijau dan bukan

warna lain.

Pemeliharaan Pohon

Pemeliharaan pohon dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

pemeliharaan umum dan pemeliharaan khusus pada pohon yang tumbuh tidak

normal. Pemeliharaan umum dapat mencakup pemindahan tanaman, pemupukan,

pemangkasan, perlakuan terhadap luka, penambalan lubang pohon, penguatan dan

pengawatan, sedangkan pemeliharaan khusus meliputi diagnosis terhadap pohon,

kontrol hama dan penyakit, penyiraman, kontrol kerusakan dan sebagainya

(Natalia, 2015).

Tingkat pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan intensif, semi intensif, dan

eksktensif. Jalur hijau jalan termasuk kedalam tingkatan semi intensif seperti

penyiangan, pengendalian gulma, penggemburan tanah, pengaerasian tanah,

penyiraman, irigasi, pemupukan, penyulaman tanaman, pengendalian hama dan

penyakit (Arifin, 2002).

Pemeliharaan ini bertujuan untuk menanggulangi atau mencegah

terjadinya penyebab kerusakan serta merawat pohon yang rusak sehingga pohon

tersebut bisa menjalankan fungsi fisiologisnya secara normal. Kerusakan ini

disebabkan oleh jamu, tetapi dapat dihilangkan dengan menggunakan ruang

tumbuh yang lembab serta penggunaan fungisida dengan cara penyemprotan,

pengolesan, fumigasi (Stalin dkk, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

10

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2017.

Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan pada penelitian ini adalah kamera, GPS, tally sheet,

phiband, walking stick, alat tulis, dan buku pengenalan identifikasi kerusakan

pohon. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pohon-pohon saga yang

ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Metode Penelitian

1. Sebaran pohon saga

Pengambilan data dilakukan secara sensus di kampus Universitas Sumatera

Utara. Pengamatan pohon saga dilakukan dengan cara didata satu persatu lalu di

catat dalam catatan dan dihitung jumlah pohon saga. GPS diperlukan untuk

menandai titik lokasi pohon saga yang ada di kampus USU. Titik yang sudah

ditandai dalam Global Positioning System (GPS) kemudian disajikan dalam peta

agar memudahkan penyajian sebaran pohon saga di kampus USU.

2. Pengamatan indikator kesehatan pohon

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Forest Health

Monitory (FHM) dan metode sensus. Metode FHM yaitu mencatat tanda dan

gejala kerusakan berdasarkan defenisi kerusakan itu dapat mematikan pohon atau

mempengaruhi kemampuan hidup untuk jangka panjang pohon tersebut. Metode

sensus dilakukan dengan mengetahui kondisi fisik pohon atau keadaan visual

keseluruhan pohon saga (Adenanthera pavonina L).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

11

2.1 Produktivitas Pohon

Pertumbuhan pohon diukur dari penambahan diameter pohon pada dua

waktu pengukuran yang saling berurutan. Untuk menggambarkan pertumbuhan

pohon adalah dengan cara melihat LBDS (luas bidang dasar). Diameter pohon

diukur pada ketinggian 1.3 m di atas permukaan tanah (dbh). Pohon yang

memiliki diameter 20 cm atau lebih dikategorikan sebagai pohon, sementara

pohon dengan diameter 10 - 20 cm dikategorikan sebagai tiang. Perumusan yang

digunakan untuk menghitung nilai luas bidang dasar per pohon adalah.

LBDS= ¼ × π × D2.

Keterangan: LBDS : nilai luas bidang dasar per pohon

D : diameter pohon setinggi dada (dbh)

π : konstanta luas lingkaran (3,14)

2.2 Indikator Kerusakan Pohon

Kerusakan pohon diukur berdasarkan kriteria penilaian kerusakan menurut

metode FHM, yaitu terdiri dari tiga kode berurutan yang menggambarkan lokasi

terjadinya kerusakan, tipe kerusakan, dan tingkat keparahan yang ditimbulkan

pada pohon. Lokasi kerusakan pada pohon dapat dilihat pada Gambar 1,

sedangkan deskripsi kerusakan pohon disajikan pada Tabel 1.

Gambar 1. Kode lokasi kerusakan pohon (Nuhamara dan Kasno 2001)

Keterangan :

1 : Akar 6 : Batang tajuk

2 : Akar dengan batang bawah 7 : Cabang

3 : Batang bawah 8 : Tunas dan pucuk

4 : Batang atas dan batang bawah 9 : Daun

5 : Batang Atas

Universitas Sumatera Utara

Page 26: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

12

Table 1. Kode dan Lokasi Kerusakan

Kode Keterangan

0 Sehat (Tidak ada kerusakan)

1 Akar (terbuka) dan tunggak (dengan tinggi 30 cm di atas permukaan tanah)

2 Akar dan batang bagian bawah

3 Bagian atas batang (setengah bagian bawah dari batang antara tunggak dan

dasar tajuk hidup)

4 Bagian bawah dan bagian atas batang

5 Bagian atas batang (setengah bagian atas dari batang antara tunggak dan dasar

tajuk hidup)

6 Batang tajuk (batang utama di dalam daerah tajuk hidup di atas dasar tajuk

hidup)

7 Cabang (lebih besar 2.54 cm pada titik percabangan terhadap batang utama

atau batang tajuk didalam daerah tajuk hidup)

8 Kuncup dan tunas (pertumbuhan tahun terakhir)

9 Daun

Sumber: Nuhamara, 2002

Tabel 2 menunjukkan deskripsi kode dan tipe kerusakan pada pohon serta nilai

ambang keparahannya. Deskripsi kode tingkat keparahan kerusakan pohon

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 2. Kode dan Tipe Kerusakan No Tipe Kerusakan Kelas keparahan

(10% - 99%)

Kode tipe

kerusakan

1 Kanker, gol (puru) 20% 1

2 Busuk Hati, Tubuh buah (badan buah),

dan indikator lapuk lanjut

Nihil* 2

3 Luka Terbuka 20% 3

4 Eksudasi (Resinosis dan gumosis 20% 4

5 Batang patah kurang dari 0.91 cm Nihil* 11

6 Brum pada akar atau batang Nihil* 12

7 Akar patah atau mati kurang dari 0.91

cm

20% 13

8 Hilangnya ujung dominan (mati ujung) 1% 21

9 Cabang patah atau mati 20% 22

10 Brum pada cabang atau daerah dalam

tajuk

20% 23

11 Kerusakan daun 20% 24

12 Daun berubah warna (tidak hijau) 30% 25 Sumber: Putra, 2004

Universitas Sumatera Utara

Page 27: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

13

Tabel 3. Kode dan Kelas Keparahan Kerusakan

Kode Kelas (%)

0 01-09

1 10-19

2 20-29

3 30-39

4 40-49

5 50-59

6 60-69

7 70-79

8 80-89

9 90-99 Sumber: Putra, 2004

Untuk setiap kode lokasi kerusakan, tipe kerusakan, dan tingkat keparahan

diberikan bobot nilai yang disajikan pada Tabel 4. Kalau kode tipe kerusakan

yang diperoleh adalah 1 maka bobot indeks kerusakan pohon adalah 1,9 dan

begitu seterusnya.

Tabel 4. Bobot Indeks Kerusakan Pohon

No Tipe Kerusakan Lokasi Kerusakan Kelas Keparahan

Kode Bobot Kode Bobot Kode Bobot

1 1 1,9 0 1,5 0 1,5

2 2 1,7 1 2 1 1,1

3 3 1,5 2 2 2 1,2

4 4 1,5 3 1,8 3 1,3

5 11 1,6 4 1,8 4 1,4

6 12 1,3 5 1,6 5 1,5

7 13 1 6 1,2 6 1,6

8 21 1 7 1 7 1,7

9 22 1 8 1 8 1,8

10 23 1 9 1 9 1,9

11 24 1

12 25 1 Sumber : Putra, 2004

Pengamatan dilakukan pada keseluruhan sisi pohon dimulai dari akar.

Masing-masing pohon dicatat kerusakannya maksimal 3. Jika ada kerusakan yang

terjadi pada tempat yang sama maka hanya kerusakan paling parah yang ditulis.

Setelah dilakukan pengambilan data tipe kerusakan, lokasi kerusakan, dan nilai

ambang batas keparahan maka data dimasukkan ke dalam tally sheet.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

14

Tabel 5. Tally Sheet Penilaian Kerusakan Pohon menurut metode FHM

N

o Jenis pohon

Ting

gi

(m)

Diamet

er (cm)

Kerusakan

1

Kerusakan 2 Kerusakan

3

A B C A B C A B C

Saga

(Adenanthera

pavonina L)

Keterangan :

A : Lokasi kerusakan

B : Tipe kerusakan

C : Kelas keparahan Kerusakan

Ketiga parameter pengukuran tersebut kemudian dikumpulkan dalam sebuah

indeks kerusakan (IK) : IK = [x lokasi kerusakan *y tipe kerusakan *z tingkat

keparahan]. Nilai x, y, dan z adalah nilai pembobotan yang besarnya berbeda-beda

tergantung kepada tingkat dampak relatif setiap komponen terhadap pertumbuhan

dan ketahanan pohon. Pencatatan kerusakan pohon dilakukan sebanyak jumlah

kerusakan pohon yang terjadi dan dimulai dari lokasi dengan kode terendah.

Kerusakan yang tidak memenuhi nilai ambang akan diberi nilai ―0‖ pada

tingkat keparahannya. Apabila terdapat kerusakan ganda pada lokasi yang sama,

maka semua kerusakan tetap dicatat supaya tingkat keparahannya dapat

diperkirakan secara tepat. Indeks kerusakan kemudian diperhitungkan pada

tingkat pohon (tree damage level index (TDLI)). Indeks kerusakan tingkat pohon

(TDLI) = [lokasi 1 * tipe 1 * keparahan 1] + [lokasi 2 * tipe 2 * keparahan 2] + …

+ [lokasi x * tipe x * keparahan x]. Jika nilai TDLI yang terjadi semakin tinggi

menunjukkan bahwa kondisi tingkat kerusakan pohon yang semakin parah. Skor

kelas TDLI akan dibuat untuk menentukan kondisi kesehatan setiap individu

pohon. Selanjutnya dapat diketahui kelas kerusakan pohon berdasarkan bobot

nilai indeks dengan kriteria sebagai berikut:

Kelas sehat : 0 – < 5

Kelas kerusakan ringan : 6 – 10

Kelas kerusakan sedang : 11 – 15

Kelas kerusakan berat : 16 – > 21

Universitas Sumatera Utara

Page 29: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

15

2.3 Kondisi Tajuk

Parameter-parameter kondisi tajuk pohon yang diukur berdasarkan metode

FHM sebagai berikut :

a). Nisbah tajuk hidup (live crown ratio-LCR), yaitu nisbah panjang batang pohon

yang tertutup daun terhadap tinggi total pohon.

b). Kerapatan tajuk (crown density -Cden), yaitu banyaknya persentase cahaya

matahari yang tertahan oleh tajuk sehingga tidak mencapai permukaan tanah.

c). Transparansi tajuk (foliage transparancy-FT), yaitu banyaknya persentase

cahaya matahari yang dapat melewati tajuk dan mencapai permukaan tanah.

d). Diameter tajuk-Cd (crown diameter width-CdWd dan Crown Diameter 90⁰-

CD 90), yaitu nilai rata-rata dari pengukuran panjang dan lebar tajuk suatu

pohon yang diukur.

e). Crown dieback (CDB), yaitu kematian pada pucuk tajuk pohon atau cabang

dan ranting yang baru saja mati, dan bagian yang mati yang pada umumnya

merupakan proses bertingkat dimulai dari bagian ujung kemudian merambat

ke bagian pangkal.

Penilaian parameter kondisi tajuk didasarkan pada tiga kategori kondisi

tajuk, yaitu nilai 3 diberikan untuk kondisi parameter tajuk yang bagus, nilai 2

untuk kondisi sedang dan nilai 1 untuk kondisi tajuk yang jelek. Nilai persentase

kriteria kondisi tajuk dapat dilihat pada Tabel 6. Kelima parameter pengukuran

kondisi tajuk pohon (LCR, Cden, FT, Cd dan, Cdb) kemudian dikumpulkan ke

dalam peringkat penampakan tajuk (Visual Crown Rating–VCR) pada masing-

masing pohon. Nilai VCR untuk setiap individu pohon diperoleh dari hasil

penilaian setiap parameter kondisi tajuk. VCR memiliki nilai 1,2,3 dan 4

tergantung kepada besaran nilai pengamatan setiap parameter kondisi tajuk (Putra

2004). Nilai VCR individu pohon disajikan pada Tabel 7.

Tabel 6. Kriteria kondisi tajuk (Putra, 2004)

Parameter Klasifikasi

Baik (nilai=3) Sedang (nilai=2) Jelek (nilai=1)

Nisbah Tajuk Hidup ≥40% 20-35% 5-15%

Kerapatan Tajuk ≥55% 25-50% 5-20%

Transparansi Tajuk 0-45% 50-70% ≥75%

Dieback 0-5% 10-25% ≥30%

Diameter Tajuk ≥10.1 m 2.5-10 m ≤2.4 m

Universitas Sumatera Utara

Page 30: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

16

Tabel 7. Nilai peringkat visual crown rating (VCR) individu pohon (Putra 2004)

Nilai VCR Kriteria

4 (Tinggi) Seluruh parameter kondisi tajuk bernilai 3, atau hanya 1

parameter yang bernilai 1

3 (Sedang) Lebih banyak kombinasi antara 3 dan 2 pada parameter tajuk,

atau semua bernilai 2, tetapi tidak ada parameter yang bernilai 1

2 (Rendah) Setidaknya 1 parameter bernilai 1, tetapi tidak semua parameter

1 (Sangat Rendah) Semua parameter kondisi tajuk bernilai 1

2.4 Tingkat Kesehatan Pohon Saga

Informasi tingkat kesehatan pohon Saga di dapatkan berdasarakan nilai

dari indikator produktivas, kondisi tajuk, dan kondisi kerusakan pohon. Hasil

pembobotan tersebut menghasilkan nilai interval kesehatan (Tabel 8).

Tabel 8. Kriteria penilaian tingkat kesehatan pohon saga Nilai Tingkat Kesehatan Kategori Kesehatan

3 – 6 Sangat Sakit

9 – 12 Sakit

15 – 18 Kurang Sehat

21 – 24 Sehat

27 – 30 Sangat Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 31: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran dan Struktur Tegakan Pohon Saga

Hasil pengamatan dilapangan disajikan dalam bentuk peta penyebaran

pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus Universitas Sumatera Utara

(Gambar 2). Pohon Saga di Universitas Sumatera Utara berjumlah 153 pohon.

Sebaran pohon terdapat di dua titik yaitu di sebelah Fakultas Hukum sebanyak 77

(pohon) dan di dekat Gedung Pancasila sebanyak 76 pohon. Tegakan merupakan

suatu hamparan lahan hutan secara geografis terpusat dan memiliki ciri-ciri

kombinasi dari sifat-sifat vegetasi (komposisi jenis, pola pertumbuhan, kualitas

pertumbuhan), sifat-sifat fisik (bentuk lapangan, kemiringan lapangan) yang

relatif homogen serta memiliki luasan minimal tertentu (Suhendang, 1985).

Gambar 2. Peta sebaran tegakan pohon saga ( Adenanthera pavonina L) di

kampus Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

18

Produktivitas Pohon

Penilaian produktivitas tanaman dilakukan dengan melihat pertumbuhan

pohon yang diukur dari diameter pohon. Dari data diameter dapat digunakan

untuk menentukan LBDS. LBDS dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan

sesaat atau produktivitas pohon. Jumlah pohon (kerapatan) dan diameter batang

pohon setinggi dada (Husch, 1963) akan mempengaruhi nilai LBDS dan volume

tegakan per unit luas, selain itu peningkatan kualitas tempat tumbuh juga akan

menyebabkan LBDS meningkat (Baker dkk, 1979).

Gambar 3. Grafik kelas diameter struktur tagakan pada pohon Saga (Adenanthera

pavonina L) di kampus Universitas Sumatera Utara

Hasil pengamatan diameter pohon Saga (Adenanthera pavonina L) di

kampus USU disajikan pada Gambar 3. Diameter terbesar adalah 72 cm dan yang

terendah adalah 21 cm. Diameter dijadikan sebagai salah satu parameter dalam

penilaian laju pertumbuhan suatu pohon. Produktivitas suatu pohon dapat

diketahui dengan menghitung laju pertumbuhannya dengan menggunakan

diameter pohon dan konstanta. Luas bidang dasar pohon dapat dilihat pada

Gambar 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

19

Gambar 4. Grafik kelas luas bidang dasar struktur tegakan pada pohon Saga

(Adenanthera pavonina L) di kampus Universitas Sumatera Utara.

Nilai LBDS pohon Saga (Adenanthera pavonina L) di kampus USU dapat

dilihat pada Gambar 3. Nilai yang terbesar adalah 0,40 cm² sedangkan yang

terkecil adalah 0,03 cm². Produktivitas dapat diperhitungkan sebagai perubahan

luas bidang dasar (LBDS) individu pohon dua tahun berurutan yang juga

menunjukkan pertumbuhan pohon (Cline 1995). Produktivitas suatu tegakan

dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis dan eksternal (lingkungan). Secara

fisiologis, setiap jenis pohon memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda.

Pembobotan produktivitas pohon dapat dilihat pada Tabel 9. Data hasil penelitian

Luas Bidang Dasar pohon untuk setiap pohon yang diambil, ditampilkan pada

Lampiran 1.

Tabel 9. Skor LBDS

Kelas LBDS Skor Status Kesehatan

0,37-0,41 10 Sangat Sehat

0,33-0,37 9

0,29-0,33 8 Sehat

0,26-0,29 7

0,22-0,26 6 Kurang Sehat

0,18-0,22 5

0,15-0,18 4 Sakit

0,11-0,15 3

0,07-0,11 2 Sangat Sakit

0,03-0,07 1

Universitas Sumatera Utara

Page 34: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

20

Gambar 5. Status kesehatan LBDS pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan skor (Tabel 9) diketahui bahwa LBDS yang sangat sehat

berjumlah 3 (2%) pohon, sehat berjumlah 1 (1%) pohon, agak sakit berjumlah 7

(4%) pohon, sakit berjumlah 52 (34%) pohon, dan sangat sakit berjumlah 90

(59%) pohon. Kondisi perbedaan nilai LBDS ini memang dipengaruhi oleh

jumlah pohon (kerapatan) dan diameter batang pohon setinggi dada (Husch 1963),

selain itu peningkatan kualitas tempat tumbuh juga akan menyebabkan LBDS

meningkat (Baker dkk, 1979).

Kondisi Kerusakan Pohon

Penilaian terhadap kerusakan pohon dilakukan dengan mengambil data

variabel dari setiap pohon dalam areal pengamatan, variabel pengamatan tersebut

meliputi lokasi kerusakan, tipe kerusakan, dan tingkat keparahan kerusakan.

Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik, seperti

hama, penyakit, polusi udara, aktivitas manusia, dan aktifitas lain yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon. Kerusakan yang

disebabkan faktor-faktor tersebut dapat mempegaruhi kesehatan pohon.

Kerusakan yang terjadi dapat mematikan dan mempengaruhi kelangsungan hidup

dalam jangka panjang dari suatu pohon (Supriyanto dkk, 2001).

Sangat Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 35: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

21

Seluruh jenis kerusakan akan berdampak pada tingkat pertumbuhan

tanaman yang menurun, kehilangan biomassa, kondisi tajuk yang rendah dan

terutama kematian (Nuhamara dkk, 2001). Hasil pengamatan di lapangan

menunjukkan bahwa kerusakan pada pohon saga (Adenanthera pavonina L)

umumnya ditemukan pada cabang pohon dan tajuk pohon. Skor kerusakan pohon

disajikan pada (tabel 10). Indeks kerusakan pohon untuk setiap pohon disajikan

pada lampiran 2.

Tabel 10. Skor Kerusakan Pohon

Kelas NIK Skor Status Kesehatan

8,356-9,15 1 Sangat Sakit

7,561-8,355 2

6,766-7,56 3 Sakit

5,971-6,765 4

5,176-5,97 5 Kurang Sehat

4,381-5,175 6

3,856-4,38 7 Sehat

2,791-3,585 8

1,996-2,79 9 Sangat Sehat

1,2-1,995 10

Gambar 6. Status kesehatan kerusakan pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan status pada nilai indek kerusakan pohon diketahui bahwa

kondisi kerusakan pohon yang sangat sehat berjumlah 41 (27%) pohon, sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 36: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

22

berjumlah 24 (16%) pohon, kurang sehat berjumlah 48 (31%) pohon, sakit

berjumlah 32 (21%) pohon, dan sangat sakit berjumlah 8 (5%) pohon.

1. Lokasi kerusakan

Gambar 7. Lokasi pada pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus Universitas

Sumatera Utara.

Pohon dikatakan sehat atau normal jika pohon tersebut dapat

melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya. Pohon dikatakan sakit apabila terjadi

penyimpangan dari keadaan normal dan salah satu atau lebih fungsi fisiologisnya

terganggu. Kerusakan pohon (tergantung lokasi, jenis dan keparahannya) akan

berpengaruh terhadap fungsi fisiologis pohon, menurunkan laju pertumbuhan

pohon dan dapat menyebabkan kematian pohon (Putra 2004).

Lokasi kerusakan di areal penelitian ditemukan di beberapa bagian pohon.

Adanya polusi udara, aktivitas manusia, faktor biologis serta usia pohon-pohon

yang makin meningkat, diduga menjadi faktor penurunan kualitas pohon.

Menurunnya kualitas pohon dapat dilihat dari tingkat kerusakan yang dialami oleh

pohon-pohon penyusunnya. Lokasi ditemukannya kerusakan didominasi pada

kerusakan cabang yaitu berjumlah 173 (64%), diikuti dengan kerusakan pada

tajuk pohon berjumlah 165 (43%). Selanjutnya lokasi keusakan yang paling

sedikit dijumpai pada batang pohon berjumlah 42 (11%).

Universitas Sumatera Utara

Page 37: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

23

3. Tipe Kerusakan

Gambar 8. Tipe kerusakan pada pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus

Universitas Sumatera Utara.

Menurut Khoiri (2004), kerusakan pohon merupakan suatu indikator atau

menjadi tanda dimana pohon-pohon dikatakan sehat ataupun sakit. Pohon dapat

dikatakan sehat apabila pada pohon tersebut tidak ada ditemui tipe kerusakan atau

kelainan, dan dikatakan sakit atau rusak jika pohon tersebut mengalami tipe

kerusakan berupa ganguan-ganguan fisiologis sehingga pertumbuhan dan

perkembangannya terganggu. Kerusakan akan terjadi jika pada satu waktu di satu

tempat terdapat tiga komponen yaitu pohon rentan, penyebab kerusakan (biotik

dan abiotik) dan lingkungan. Komponen ini saling berinteraksi satu sama lain.

Kerusakan ini sendiri tidak akan terjadi jika penyebab kerusakan bertemu dengan

bagian pohon yang rentan tetapi lingkungan tidak membantu perkembangannya

dan tidak meningkatkan kerentanan pohon.

Menurut Ebbels (2003), diagnosa kesehatan pohon adalah suatu proses

pengamatan yang berdasarkan gejala dan tanda secara alami yang disebabkan oleh

penyebab apapun dalam hubungannya dengan perkembangan kesehatan hutan.

Tipe kerusakan didominasi pada cabang patah atau mati (kode 22), yaitu

berjumlah 148 (39%) dan selanjutnya tipe kerusakan hilangnya ujung dominan

(kode 21) yaitu berjumlah 89 (23%), daun berubah warna (kode 25) berjumlah 49

(13%), kemudian tipe kerusakan luka terbuka (kode 3) berjumlah 38 (10%),

Universitas Sumatera Utara

Page 38: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

24

kanker (kode 1) sebanyak 33 (9%). Sedangkan tipe kerusakan yang paling sedikit

ditemukan pada tipe kerusakan busuk hati (kode 2) yaitu sebanyak 24 (6%).

Tipe kerusakan menurut Forest Health Monitoring (FHM) terdiri dari 12

kerusakan. Namun hasil pengamatan tipe kerusakan pohon saga (Adenanthera

pavonina L) hanya ditemukan 6 jenis kerusakan.

1. Tipe kerusakan kanker

Tipe kerusakan kanker yang dijumpai pada pohon saga berjumlah yaitu

sebanyak 33 (9%) pohon dari total pohon yang dijumpai. Penyebab utama

penyakit kanker pada pohon adalah fungi. Fungi penyebab kanker dapat

menginfeksi pohon melalui luka terbuka dari spora yang terbawa air, angin,

maupun tanah atau kontak langsung dengan pohon sakit.

Gambar 9. Kerusakan kanker pada pohon saga

2. Tipe kerusakan cabang patah atau mati

Pohon yang mengalami kerusakan cabang patah atau mati berjumlah 148

(39%) pohon. Hal ini diakibatkan karena penyakit parasit dan non parasit ataupun

hama yang menyerang tanaman (Pracaya, 2003). Gejala yang terlihat adanya

cabang yang mati dan daunnya berguguran. Cabang patah yang dijumpai

disebabkan karena cabang lapuk dan kemudian akhirnya patah. Kerusakan pada

bagian cabang, ranting dan daun akan mengakibatkan tajuk menjadi tidak

berkembang dengan baik sehingga proses fotosintesis terganggu. Gangguan

fotosintesis dapat mengakibatkan pertumbuhuan pohon kurang optimal dan

menurunkan kualitas kayu.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

25

Gambar 10. Kerusakan cabang patah atau mati pada pohon saga

3. Tipe kerusakan luka terbuka

Pohon yang mengalami kerusakan berupa luka terbuka berjumlah 38 (10%)

pohon. Luka terbuka yang ditemukan disebabkan oleh sayatan golok atau pisau

dan pemangkasan yang tidak tepat, dan akibat vandalisme. Luka terbuka yang

dijumpai terjadi karena perlukaan benda tajam berupa vandalisme, tebasan golok

dan luka akibat sambaran petir. Vandalisme biasanya diakibatkan pengunjung

yang kurang menyadari akibat yang ditimbulkan bila bagian pohon mengalami

luka terbuka. Luka ini nantinya akan menjadi tempat dari berbagai jenis patogen

memasuki batang. Perlukaan tidak sengaja yang disebabkan oleh petir pada pohon

merupakan hal yang umum. Jika banyak terjadi luka terbuka pada batang maka

akan memicu dan mempermudah infeksi berbagai patogen (fungi, bakteri, virus,

mikroplasma, nematoda) ke dalam jaringan tumbuhan (Widyastuti dkk, 2005).

Gambar 11. Kerusakan luka terbuka pada pohon saga

4. Tipe kerusakan daun berubah warna

Pohon yang mengalami daun berubah warna berjumlah 49 (13%) pohon. Pada

Saga (Adenanthera pavonina L) yang daun berubah menjadi warna kuning.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

26

Perubahan warna dapat disebabkan adanya kerusakan klorofil (zat hijau daun)

atau akibat kekurangan cahaya matahari atau karena serangan penyakit.

Perubahan warna juga terjadi dalam bentuk bercak-bercak cokelat karat, ungu,

hitam, kelabu, keputih-putihan atau bersama-sama (Pracaya, 2003). Perubahan

warna daun disebabkan oleh rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya

daun yang lazimnya berwarna hijau. Gejala ini sering menjadi awal timbulnya

gejala nekrosis.

Gambar 12. Kerusakan daun berubah warna pada pohon saga

5. Tipe kerusakan hilangnya ujung dominan (mati ujung)

Pohon yang mengalami kerusakan mati ujung berjumlah 89 (23%)pohon.

Gejala mati ujung terlihat dengan adanya pucuk pohon yang mengalami kematian

dan menyebabkan tidak adanya daun yang hidup, serta mangalami daun berubah

warna. Menurut Irwanto (2006) menyatakan serangan mati ujung diduga

disebabkan oleh jenis penyakit yang biasa menyerang pucuk daun seperti jenis

Stemphyllum sp, Phomopi serta jenis Ganoderma applanatum dan Phellinus

lamoensis yang menyebabkan akar berwarna coklat.

Gambar 13. Kerusakan hilangnya ujung dominan (mati ujung)

Universitas Sumatera Utara

Page 41: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

27

6. Tipe kerusakan busuk hati (lapuk lanjut)

Tipe kerusakan ini paling sedikit ditemukan yaitu sebanyak 24 (6%) pohon.

Tipe kerusakan ini disebabkan oleh mikroorgaisme yang menyebabkan pelapukan

pada pohon. Secara fisik batang merupakan penopang tajuk dan secara fisiologis

berperan sebagai organ penyangga sistem transport untuk distribusi unsur hara.

Menurut Widyastuti dkk, (2005) batang berperan dalam proses kelangsungan

hidup pohon menempati urutan ketiga di bawah akar dan daun. Kerusakan pada

bagian batang dan akar ini akan meningkatkan resiko pohon rubuh atau tumbang.

Gambar 14. Kerusakan busuk hati (lapuk lanjut) pada pohon saga.

Kondisi Tajuk

Ukuran tajuk dapat menggambarkan kesehatan pohon secara umum. Tajuk

yang lebar dan lebat menggambarkan laju pertumbuhan yang cepat. Tajuk yang

kecil dan jarang menunjukkan kondisi tapak atau temnpat tumbuh yang tidak atau

kurang mendukung pertumbuhan seperti kompetisi dengan pohon lain,

kelembaban yang kurang atau berlebih, atau pengaruh lainnya seperti defoliasi

akibat serangga, penyakit pada dedaunan, atau badai angin. Informasi tajuk pohon

dapat menjelaskan beberapa komponen ekosistem hutan seperti biodiversitas,

produktivitas, kelestarian hutan, estetika, dan habitat liar (USDA-FS, 1999).

Tajuk sangat beperan penting bagi tanaman. Proses fotosintesis terjadi di

bagian daun. Kondisi tajuk dapat mencerminkan kesehatan suatu pohon. Kondisi

tajuk merupakan parameter penting untuk menilai status kesehatan pohon dengan

metode FHM selain faktor kondisi kerusakan pohon karena kesehatan atauvigor

suatu pohon dapat diketahui dengan menilai parameter kondisi tajuk. Tren kondisi

Universitas Sumatera Utara

Page 42: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

28

kesehatan hutan secara spasial dan bersifat sementara juga dapat dijelaskan

dengan penilaian kondisi tajuk (Solberg dan Strand 1999).

Menurut Nuhamara (2002) evaluasi tajuk yang dilakukan dengan cara

pengukuran secara kuantitatif terhadap parameternya sangat berhubungan dengan

ukuran kualitas tempat tumbuh, kerapatan pohon, dan tekanan dari luar. Tajuk

pohon memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan pengaturan energi

matahari, siklus hara, distribusi curah hujan, dan retensi kelembaban yang terjadi

di dalam hutan.

Parameter yang digunakan mengukur kondisi tajuk pohon berdasarkan

metode FHM yaitu, nisbah tajuk hidup, kerapatan tajuk, transparansi tajuk,

diamter tajuk, dan dieback. Kelima parameter tersebut kemudian dikumpulkan

kedalam peringkat penampakan tajuk (VCR). Kondisi tajuk dapat di ketahui

dengan melihat nilai VCR dari pohon tersebut. Parameter yang di peroleh atau di

ukur langsung dilapangan dan dibuat pembobotan (Tabel 11). Indikator tajuk

untuk setiap pohon disajikan kan pada Lampiran 3.

Tabel 11. Skor VCR

Kelas VCR Skoring Status Kesehatan

3,81-4 10

sangat sehat 3,61-3,8 9

3,41-3,6 8

3,21-3,4 7

Sehat 3,01-3,2 6

2-2,2 5

2,81-3 4 Sakit

2,61-2,8 3

2,41-2,6 2 sangat sakit

2,21-2,4 1

Universitas Sumatera Utara

Page 43: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

29

Gambar 15. Status kesehatan indikator tajuk pohon saga (Adenanthera pavonina L)

di kampus Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan skoring pada kondisi tajuk pohon, diketahui bahwa kondisi

kerusakan pohon yang sangat sehat berjumlah 48 (32%) pohon, sehat berjumlah

103 (67%) pohon, dan sakit berjumlah 2 (1%) pohon. Seluruh jenis kerusakan

akan berdampak pada tingkat pertumbuhan yang menurun, kehilangan biomassa,

kondisi tajuk yang rendah dan terutama kematian (Nuhamara dkk. 2001).

Gambar16. Grafik nilai VCR pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus

Universitas Sumatera Utara.

Penilaian kondisi tajuk pada pohon saga (Adenanthera pavonina L) di

kampus USU menunjukkan bahwa nilai VCR untuk 102 dalam kondisi tinggi dan

49 pohon dalam kondisi sedang, 2 pohon memiliki nilai VCR rendah. Berdasarkan

data yang diperoleh, dari penilaian VCR pada pohon Saga memiliki kualitas VCR

yang baik. Pohon-pohon yang berada di hutan kota tersebut memiliki tajuk yang

lebar dan lebat sehingga nilai VCR tinggi. Menurut Putra (2004) tajuk yang lebar

Universitas Sumatera Utara

Page 44: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

30

dan lebat menggambarkan laju pertumbuhan yang cepat. Nilai VCR yang baik

menggambarkan kondisi tajuk yang sehat sehingga pohon masih dalam

pertumbuhan optimal dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Nilai VCR terendah, disebabkan adanya mati pucuk atau CDb pada tajuk

pohon-pohon di Guntur. Hal ini dapat terjadi karena kondisi tanah di Guntur padat

dan drainasenya buruk. Selain itu menurut Khoiri (2004), mati ujung atau CDb

umumnya terjadi karena kerusakan jaringan tanaman atau penyumbatan xylem

yang disebabkan oleh adanya serangan penyakit yang bekerja sama dengan

serangan hama. Kerusakan jaringan akan mengganggu pengambilan zat hara

dalam tanah dan mengakibatkan pucuk mati. CDb yang semakin parah

mengakibatkan nilai VCR akan semakin rendah. Nilai VCR yang rendah

menggambarkan kondisi tajuk yang tidak sehat karena dapat mengurangi aktivitas

fotosintesis dan laju pertumbuhan sehingga pohon tidak dapat menjalankan

fungsinya dengan baik.

Kondisi kerusakan pohon dan kondisi tajuk dapat menentukan vitalitas

suatu pohon. Vitalitas adalah gambaran dari kesuburan suatu jenis tanaman dalam

perkembangannya sebagai respon terhadap lingkungan. Apabila pohon dengan

kerusakan yang rendah dan memiliki kondisi tajuk yang baik maka vitalitas suatu

pohon baik pula. Salah satu cara untuk menggambarkan vitalitas ini adalah

dengan memperhatikan struktur vegetasi berdasarkan tingkat pertumbuhan.

Menurut Darmansyah (2014), tajuk merupakan bagian pohon dimana cabang,

ranting, daun, bunga dan buah berada. Tajuk sangat berperan penting bagi

tanaman. Proses fotosintesis terjadi di bagian daun. Kondisi dan ukuran tajuk

dapat mencerminkan kesehatan suatu pohon secara umum. Tajuk yang lebar dan

lebat menggambarkan laju pertumbuhan yang cepat, sebaliknya tajuk yang kecil

serta jarang menunjukkan kondisi tapak tumbuh yang tidak atau kurang

mendukung pertumbuhan (seperti kompetisi dengan pohon lain atau kelembaban

yang terlalu atau berlebih) atau pengaruh lainnya seperti serangan serangga,

penyakit pada dedaunan atau badai angin. Kondisi tajuk dapat diketahuidari nilai

Visual Crown Rating (VCR), semakin tinggi nilai VCR maka kondisi tajuk

semakin baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

31

Tingkat Kesehatan Pohon Saga

Tingkat kesehatan pohon dapat diketahui dengan menggabungkan nilai

dari indikator produktivitas, kerusakan pohon dan kondisi tajuk. Nilai skor

diberikan pada rentang 1 – 10. Penentuan nilai skor pada setiap parameter

indikator kesehatan pohon berdasarkan nilai tertinggi dan terendah dari masing-

masing indikator (Safe’i dan Tsani, 2016).

Tabel 12. Skor kesehatan pohon

Jenis Pohon Produktivitas Kerusakan Tajuk

Skoring

Status

Kesehatan

Saga (Adenanthera

pavonina L) 10 10 10 30 Sangat Sehat

9 9 9 27

8 8 8 24 Sehat

7 7 7 21

6 6 6 18 Kurang Sehat

5 5 5 15

4 4 4 12 Sakit

3 3 3 9

2 2 2 6 Sangat Sakit

1 1 1 3

Nilai tingkat kesehatan tegakan pohon saga didapatkan dari penggabungan

indikator produktivitas, kondisi tajuk dan kondisi kerusakan pohon Saga

(Adenanthera pavonina L) di kampus Universitas sumatera Utara. Adapun status

kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 17. Grafik status kesehatan pohon saga (Adenanthera pavonina L) di kampus

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

32

Berdasarkan Gambar 17 didapatkan hasil status kesehatan pohon saga

yaitu sangat sehat berjumlah 4 pohon (2,61%), sehat berjumlah 35 pohon

(22,88%), kurang sehat berjumlah 88 pohon (57,52%), sakit berjumlah 26 pohon

(16,99%) dan tidak ada pohon yang sangat sakit. Pada pohon Saga menunjukkan

bahwa tingkat kesehatan pohon tersebut sangat baik dan saga dapat beradaptasi

dengan lingkungan. Pohon dikatakan sehat apabila pohon–pohon yang ada

didalamnya tidak mengalami gangguan oleh faktor–faktor penyebab penyakit

sehingga menimbulkan kerugian. Menurut Rahmatullah, (2012). Pohon yang

tumbuh sehat pada jalur hijau kota menampilkan sifat fisik yang diinginkan sesuai

desain penanaman, ditentukan oleh faktor pemilihan tanaman, metode penanaman,

dan pengelolaan pemeliharaan tanaman pasca penanaman. Tanaman akan tumbuh

dengan baik bila tanaman yang dipilih toleran dengan lingkungan tempat

penanaman.

Rekomendasi perawatan

Tindakan pemeliharaan mempunyai tujuan menanggulangi ataupun

mencegah berkembangnya penyebab kerusakan, sehingga nantinya pohon dapat

menjalankan fungsi-fungsi fisiologisnya secara normal. Upaya pencegahan

diperlukan untuk melindungi pohon dari kerusakan jangka panjang. Upaya ini

diperlukan sebagai perkiraan kerusakan yang telah ada sampai jangka waktu

kerusakan tersebut tidak dapat ditolerir dan mengharuskan pohon untuk ditebang.

Rahmatullah (2012) menambahkan jika pemeliharaan pohon dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu pemeliharaan umum dan pemeliharaan khusus terhadap

pohon yang tidak normal. Pemeliharaan umum mencakup pemindahan tanaman,

pemupukan, pemangkasan, perlakuan terhadap luka, penambalan lubang pohon,

penguatan dan pengawatan, sedangkan pemeliharaan khusus meliputi diagnosis

terhadap pohon, kontrolhama dan penyakit, penyiraman, kontrol kerusakan dan

sebagainya.

Pemangkasan cabang patah dan mati diperlukan untuk menjaga keamanan

dan kenyamanan. Selain itu, pruning atau pemangkasan cabang yang berlebih

diperlukan untuk meningkatkan efektivitas proses fotosintesis. Menurut Hariyadi

dkk, (2011), pruning bertujuan untuk mengoptimalkan intersepsi cahaya dan

Universitas Sumatera Utara

Page 47: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

33

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan cabang dan tunas ke arah yang

menguntungkan. Intersepsi cahaya berperan penting terhadap pembentukan

asimilat total melalui fotosintesis dan partisi asimilat ke arah sink. Pemangkasan

cabang pada saga (Adenanthera pavonina L). Terbukti menghasilkan laju

fotosintesis lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tanpa pemangkasan.

Rikto (2010) menjelaskan bahwa kegiatan pemeliharaan dan perawatan

pohon pada pohon yang dapat dilakukan untuk mencegah pohon tumbang adalah

pemeliharaan (maintenance), pemangkasan (pruning), penebangan (felling),

perawatan luka (treatment of wound), perawatan lubang akibat kerusakan pada

pohon (cavity treatments), penopangan (propping), pengendalian hama dan

penyakit, pengendalian kerusakan dari tanaman pengganggu, dan penyulaman.

Pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu kegiatan untuk menjaga dan

merawat pohon pada jalur hijau jalan terhadap seluruh pohon penyusunnya agar

kondisi tetap terjaga dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Sebaran dan struktur tegakan pohon saga terdapat di dua titik yaitu di sebelah

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara berjumlah 77 pohon dan di

sekitar Gedung Pancasila berjumlah 76 pohon.

2. Status kesehatan pohon saga yang tumbuh di kampus Universitas Sumatera

Utara dominan adalah kurang sehat berjumlah 88 pohon (57,52%). Pohon

saga yang sangat sehat berjumlah 4 pohon (2,61%), sehat berjumlah 35 pohon

(22,88%), sakit berjumlah 26 pohon (16,99%), dan tidak ada pohon yang

sangat sakit.

Saran

Perlunya melakukan upaya pemeliharaan dan pemantauan secara periodik

untuk menjaga dan meingkatkan kesehatan pohon saga (Adenanthera pavonina L)

di kampus Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

35

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H. 2002. Bahan Kuliah Penggelolaan Lanskap. Departemen Arsitektur

Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Baker FS, Daniel TW dan Helms JA. 1979. Principles of Silviculture. Mc Graw Hill,

New York (US).

Cline SP. 1995. Environmental Monitoring and Assessment Program: Forest

Health Monitoring. Quality Assurance Project Plan for Detection

Monitoring Project. Washington D.C (US): Environmental Protection

Agency, Office of Research and Development.

Darmansyah RA. 2014. Penilaian kondisi kesehatan tegakan di areal pasca

tambang PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor(ID)

Institut Pertanian Bogor.

Duryat, Gitosaputro, S. dan Riniarti, M. 2014. Analisis Status dan Pemetaan

Kondisi Kesehatan Pohon Penghijauan Di Kota Bandar Lampung.

Laporan Penelitian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 20 p.

Ebbels, D. 2003. Principles of Plant Health and Quarantine. CABI Publishing.

USA

Enda, J. Novizan. 2002. Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman. Ago

Media Pustaka. Jakarta.

Greenaway, T. 1997. Buku Saku Pohon. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hariyadi, Purwoko BS, Raden I. 2011. Pengaruh pemangkasan batang dan cabang

primer terhadap laju fotosintesis dan produksi jarak pagar (Jathropa

curcas L.). J Agron Indonesia 39 (3): 205-209.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

Husch B. 1963. Forest Mensuration and Statistics. New York (US): The Ronald

Press Company

Irwanto. 2006. Penilaian Kesehatan Hutan Tegakan Jati (Tectonagrandis) Dan

Eucalyptus (Eucalyptus pellita) Pada Kawasan Hutan Wanagama.

Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Karlinasari, L. dan Surjokusumo, S. 2010. Kebugaran Pohon Berdiri (Standing

Tree) Sebagai Aset Lingkungan Perkotaan dan Perumahan. Di dalam

Workshop Pemantauan Kesehatan HutanPada Ruang Terbuka Hijau di

Lingkungan Perkotaan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

36

Khoiri S. 2004. Studi tingkat kerusakan pohon di Hutan Kota Srengseng Jakarta

Barat. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Kusmana, I. dan S, Tambunan. 2010. Informasi Singkat Benih Adenanthera

pavonina L. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura. 2 p.

Lukman, A.H. 1982. Pengaruh Perajangan dan Lama Pengukusan Biji Saga Pohon

(Adenanthera.pavonina L.) Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Yang

Dihasilkan Pada Proses Ekstraksi.Fakultas Teknologi Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Miardini, Arina. 2006. Analisis Kesehatan Pohon Di Kebun Raya Bogor.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Nasrullah, N. 2005. Bahan Kuliah Tanaman Lanskap. Departemen Arsitektur

Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Natalia, R. N. 2015. Analisis Kesehatan pohon dan Cadangan Karbon di Jalur

Hijau Kota Binjai. [Skripsi]. Medan. Fakultas Pertanian USU.

Nuhamara ,ST dan Kasno. 2001. Present Status of Crown Indicator. Technical

Report No 6. dalam Forest Healt Monitoring To Monitor the Sustainability

of Indonesian Tropical Rain Forest Volume I. Japan : ITTO dan Bogor:

SEAMEO-BIOTROP

Nuhamara ST. 2002. Inventarisasi Kerusakan Hutan (Indikator Kerusakan

Struktur Vegetasi dan Tanaman). [skripsi]. Bogor (ID) : Jurusan

Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Pracaya. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta(ID):Penebar Swadaya.

Putra IE. 2004. Pengembangan metode penilaian kesehatan hutan alam produksi

[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahmatullah. H., 2012. Penyusunan Aplikasi Inventarisasi Pohon Di Jalan

KH. Rd. Abdullah Bin Nur Bogor. Skripsi. Bogor.

Rikto. 2010. Tipe Kerusakan Pohon Hutan Kota (Studi Kasus: Hutan Kota Bentuk Jalur

Hijau, Kota Bogor-Jawa Barat). [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB.

Safe’i, R., dan Tsani, MK. 2016. Penilaian Kesehatan Hutan Menggunakan

Teknik Forest Health Monitoring. Yogyakarta : PT. Plantaxia.

Semangun H.1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University

press. Yogyakarta

Solberg S, Strand L. 1999. Crown density assessments, control surveys and

reproducibility. Environmental Monitoring and Assessment 56:75-86.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

37

Sosef, M.S.M., L.T. Hong and S. Prawirohatmodjo. 1998. Plant Resources of

South-East AsiaNo 5(3) Timber trees: Lesser-known timbers. Backhuys

Publisher, Leiden. p 47-50. 859Pp.

Sumardi, Widyastuti SM. 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Hutan. Yogyakarta

(ID): Gadjah Mada University Pr.

Supriyanto, Kenneth S, Soekotjo, dan Ngaloket G. 2001. Forest Health

Monitoring Plot Establishment. Technical Report No 1. dalam Forest

Health MonitoringTo Monitor The Sustainability Of Indonesia Tropical

Rain Forest, Volume I. ITTO-SEAMEO BIOTROP. Bogor.

Stalin, M., Farah, D., dan Harnani, H. 2011. Analisis kerusakan pohon di Jalan

Ahmad Yani Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. 1(2): 100—107.

Suhendang, E. 1985. Studi Model Struktur Tegakan Hutan Alam Hujan Tropika

Dataran Rendah di Bengkutan. Propinsi Daerah Tingkat I Lampung [tesis].

Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutikno. 2009. Fermentasi Tempe. Sutikno. 2009. Fermentasi Tempe. UNS,

Surakarta.

[USDA-FS] USDA Forest Service. 1999. Forest Health Monitoring Field

Methods Guide (National 1999). Washington NC: USDA Forest Service

Research Triangle Park.

Yunasfi. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit dan

Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur. Fakultas Pertanian. Universitas

Sumatera Utara.

Yuniarti, N. 2002. Saga Pohon (Adenanthera microsperma T&B.). Atlas Benih

Tanaman HutanIndonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan. Balai LitbangTeknologi.Perbenihan. Bogor.Balai Penelitian

Teknologi Perbenihan.

Widyastuti, Sumardi, Harjono. 2005. Patologi Hutan. Gadjah Mada University

Press. Bulaksumur Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

38

LAMPIRAN

Lampiran 1. Status Kesehatan Berdasarkan Produktivitas Pohon

No jenis pohon No

pohon

Diameter

(cm)

LBDS

(cm2) Skor

Status

Kesehatan

1 Saga (Adenanthera pavonina L) 1 46,3 0,17 4 Sakit

2

2 42,5 0,14 3 Sakit

3

3 48 0,18 4 Sakit

4

4 47 0,17 4 Sakit

5

5 44,2 0,15 4 Sakit

6

6 45,2 0,16 4 Sakit

7

7 37,3 0,11 2 Sangat Sakit

8

8 34,9 0,10 2 Sangat Sakit

9

9 59 0,27 7 Sehat

10

10 42 0,14 3 Sakit

11

11 72 0,41 10 Sangat Sehat

12

12 26 0,05 1 Sangat Sakit

13

13 38,3 0,12 3 Sakit

14

14 39,7 0,12 3 Sakit

15

15 43 0,15 3 Sakit

16

16 39,5 0,12 3 Sakit

17

17 52 0,21 5 Kurang Sehat

18

18 38,6 0,12 3 Sakit

19

19 22 0,04 1 Sangat Sakit

20

20 31,4 0,08 2 Sangat Sakit

21

21 38 0,11 3 Sakit

22

22 33 0,09 2 Sangat Sakit

23

23 26 0,05 1 Sangat Sakit

24

24 37 0,11 3 Sakit

25

25 28 0,06 1 Sangat Sakit

26

26 39 0,12 3 Sakit

27

27 37,5 0,11 3 Sakit

28

28 40,3 0,13 3 Sakit

29

29 38,4 0,12 3 Sakit

30

30 36 0,10 3 Sakit

31

31 27 0,06 1 Sangat Sakit

32

32 32,3 0,08 2 Sangat Sakit

33

33 31,2 0,08 2 Sangat Sakit

34

34 46,5 0,17 4 Sakit

35

35 29 0,07 1 Sangat Sakit

36

36 48,6 0,19 4 Sakit

37

37 27 0,06 1 Sangat Sakit

38

38 26,8 0,06 1 Sangat Sakit

39

39 37,7 0,11 3 Sakit

40

40 37,6 0,11 3 Sakit

41

41 26,2 0,05 1 Sangat Sakit

42

42 29 0,07 1 Sangat Sakit

43

43 49 0,19 5 Kurang Sehat

44

44 36 0,10 3 Sakit

45

45 41,6 0,14 3 Sakit

46

46 26 0,05 1 Sangat Sakit

47

47 32,9 0,08 2 Sangat Sakit

48

48 30 0,07 1 Sangat Sakit

49

49 38,7 0,12 3 Sakit

50

50 44,5 0,16 3 Sakit

51

51 43,3 0,15 4 Sakit

52

52 39,9 0,12 3 Sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 53: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

39

53

53 45,2 0,16 4 Sakit

54

54 28 0,06 1 Sangat Sakit

55

55 42,7 0,14 3 Sakit

56

56 26 0,05 1 Sangat Sakit

57

57 67,9 0,36 9 Sangat Sehat

58

58 28,3 0,06 1 Sangat Sakit

59

59 70,4 0,39 10 Sangat Sehat

60

60 35,8 0,10 2 Sangat Sakit

61

61 36,5 0,10 2 Sangat Sakit

62

62 56,4 0,25 6 Kurang Sehat

63

63 27,5 0,06 1 Sangat Sakit

64

64 47,3 0,18 4 Sakit

65

65 40,2 0,13 3 Sakit

66

66 48,4 0,18 4 Sakit

67

67 45,3 0,16 4 Sakit

68

68 36,5 0,10 2 Sangat Sakit

69

69 39,6 0,12 3 Sakit

70

70 21,7 0,04 1 Sangat Sakit

71

71 50,5 0,20 5 Kurang Sehat

72

72 33,2 0,09 1 Sangat Sakit

73

73 39,7 0,12 3 Sakit

74

74 29,3 0,07 1 Sangat Sakit

75

75 33 0,09 2 Sangat Sakit

76

76 23 0,04 1 Sangat Sakit

77

77 23 0,04 1 Sangat Sakit

78

78 32 0,08 2 Sangat Sakit

79

79 33 0,09 2 Sangat Sakit

80

80 42,8 0,14 3 Sakit

81

81 24 0,05 1 Sangat Sakit

82

82 37,5 0,11 3 Sakit

83

83 30,9 0,07 2 Sangat Sakit

84

84 38,5 0,12 3 Sakit

85

85 55,4 0,24 6 Kurang Sehat

86

86 31,7 0,08 2 Sangat Sakit

87

87 26,7 0,06 1 Sangat Sakit

88

88 27,3 0,06 1 Sangat Sakit

89

89 22,1 0,04 1 Sangat Sakit

90

90 51 0,20 5 Kurang Sehat

91

91 21 0,03 1 Sangat Sakit

92

92 33,1 0,09 2 Sangat Sakit

93

93 34,5 0,09 2 Sangat Sakit

94

94 24 0,05 1 Sangat Sakit

95

95 30,8 0,07 2 Sangat Sakit

96

96 32,7 0,08 2 Sangat Sakit

97

97 33 0,09 2 Sangat Sakit

98

98 26 0,05 1 Sangat Sakit

99

99 29 0,07 1 Sangat Sakit

100

100 29 0,07 1 Sangat Sakit

101

101 34,8 0,10 2 Sangat Sakit

102

102 31,7 0,08 2 Sangat Sakit

103

103 34,1 0,09 2 Sangat Sakit

104

104 29,8 0,07 1 Sangat Sakit

105

105 30,1 0,07 2 Sangat Sakit

106

106 29,2 0,07 1 Sangat Sakit

107

107 29,2 0,07 1 Sangat Sakit

108

108 45,5 0,16 4 Sakit

109

109 22,3 0,04 1 Sangat Sakit

110

110 37,4 0,11 3 Sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 54: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

40

111

111 25,3 0,05 1 Sangat Sakit

112

112 32,1 0,08 2 Sangat Sakit

113

113 36 0,10 2 Sangat Sakit

114

114 37 0,11 2 Sangat Sakit

115

115 31,9 0,08 2 Sangat Sakit

116

116 47,2 0,17 4 Sakit

117

117 27,5 0,06 1 Sangat Sakit

118

118 39,4 0,12 3 Sakit

119

119 28,7 0,06 1 Sangat Sakit

120

120 30,5 0,07 2 Sangat Sakit

121

121 32 0,08 2 Sangat Sakit

122

122 31 0,08 2 Sangat Sakit

123

123 27,8 0,06 1 Sangat Sakit

124

124 40,7 0,13 3 Sakit

125

125 31,7 0,08 2 Sangat Sakit

126

126 30,2 0,07 2 Sangat Sakit

127

127 38,2 0,11 3 Sakit

128

128 36,8 0,11 2 Sangat Sakit

129

129 32,5 0,08 2 Sangat Sakit

130

130 30 0,07 1 Sangat Sakit

131

131 35,5 0,10 2 Sangat Sakit

132

132 35 0,10 2 Sangat Sakit

133

133 27 0,06 1 Sangat Sakit

134

134 30,5 0,07 2 Sangat Sakit

135

135 26,5 0,06 1 Sangat Sakit

136

136 22 0,04 1 Sangat Sakit

137

137 31 0,08 2 Sangat Sakit

138

138 35 0,10 2 Sangat Sakit

139

139 37,7 0,11 3 Sakit

140

140 39 0,12 3 Sakit

141

141 38 0,11 3 Sakit

142

142 30,6 0,07 2 Sangat Sakit

143

143 45 0,16 4 Sakit

144

144 57,1 0,26 6 Kurang Sehat

145

145 33 0,09 2 Sangat Sakit

146

146 29,8 0,07 1 Sangat Sakit

147

147 34,5 0,09 2 Sangat Sakit

148

148 31,8 0,08 2 Sangat Sakit

149

149 22,9 0,04 1 Sangat Sakit

150

150 31,3 0,08 2 Sangat Sakit

151

151 21 0,03 1 Sangat Sakit

152

152 41,7 0,14 3 Sakit

153 153 43,2 0,15 4 Sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 55: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

41

Lampiran 2. Status Kesehatan Berdasarkan Nilai Indeks Kerusakan Pohon

No Jenis Pohon No

Pohon

nik

1

nik

2

nik

3 NIK Skor

Status

Kesehatan

1 Saga (Adenanthera pavonina L) 1 1,3 1,2 3,98 6,48 4 Sakit

2 2 1,2 1,4 4,28 6,88 3 Sakit

3 3 3,67 1,2 1,4 6,27 4 Sakit

4 4

3,24 1,2 1,4 5,84 5 Kurang

Sehat

5 5

3,24 1,2 1,4 5,84 5 Kurang

Sehat

6 6 4,79 1,2 1,4 7,39 3 Sakit

7 7

4,45 1,2 0 5,65 5 Kurang

Sehat

8 8 3,98 1,2 1,3 6,48 4 Sakit

9 9 4,28 1,2 1,4 6,88 3 Sakit

10 10

1,2 1,5 0 2,7 9 Sangat

Sehat

11 11 3,78 1,2 1,3 6,28 4 Sakit

12 12

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

13 13

1,2 1,5 0 2,7 9 Sangat

Sehat

14 14

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

15 15

3,78 1,2 0 4,98 6 Kurang

Sehat

16 16

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

17 17

4,45 1,2 0 5,65 5 Kurang

Sehat

18 18

3,95 1,2 0 5,15 6 Kurang

Sehat

19 19

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

20 20 3,95 1,2 1,5 6,65 4 Sakit

21 21

3,12 1,2 1,4 5,72 5 Kurang

Sehat

22 22 4,45 1,2 1,5 7,15 3 Sakit

23 23

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

24 24

1,2 1,3 0 2,5 9 Sangat

Sehat

25 25

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

26 26

4,45 1,2 0 5,65 5 Kurang

Sehat

27 27

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

28 28

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

29 29 4,45 1,2 1,4 7,05 3 Sakit

30 30 4,79 1,2 1,5 7,49 3 Sakit

31 31

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 56: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

42

32 32

2,66 1,2 1,4 5,26 5 Kurang

Sehat

33 33

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

34 34

2,47 1,2 1,4 5,07 6 Kurang

Sehat

35 35 4,45 1,2 1,4 7,05 3 Sakit

36 36 4,79 1,2 0 5,99 4 Sakit

37 37

2,96 1,2 1,56 5,72 5 Kurang

Sehat

38 38 1,2 1,68 0 2,88 8 Sehat

39 39 2,96 1,2 1,5 5,66 4 Sakit

40 40

1,2 1,3 0 2,5 9 Sangat

Sehat

41 41 1,56 1,2 1,5 4,26 7 Sehat

42 42

1,44 1,3 0 2,74 9 Sangat

Sehat

43 43

2,16 1,2 1,8 5,16 6 Kurang

Sehat

44 44 1,2 1,4 1,68 4,28 7 Sehat

45 45

2,47 1,2 1,8 5,47 5 Kurang

Sehat

46 46

1,2 1,56 0 2,76 9 Sangat

Sehat

47 47

1,2 1,56 0 2,76 9 Sangat

Sehat

48 48 2,96 1,2 1,8 5,96 4 Sakit

49 49 1,2 1,68 1,4 4,28 7 Sehat

50 50 1,2 1,68 0 2,88 8 Sehat

51 51 1,2 1,68 0 2,88 8 Sehat

52 52

2,16 1,2 1,68 5,04 6 Kurang

Sehat

53 53 2,74 2,52 1,2 6,46 4 Sakit

54 54

1,2 1,8 1,4 4,4 6 Kurang

Sehat

55 55 1,2 1,8 0 3 8 Sehat

56 56 3,98 1,2 1,68 6,86 3 Sakit

57 57

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

58 58 1,2 1,8 1,3 4,3 7 Sehat

59 59

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

60 60 1,2 1,68 1,4 4,28 7 Sehat

61 61 3,24 1,2 1,56 6 4 Sakit

62 62

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

63 63

2,65 1,2 1,56 5,41 5 Kurang

Sehat

64 64

4,79 1,2 1,68 7,67 2 Sangat

Sakit

65 65 1,2 1,8 1,3 4,3 7 Sehat

66 66

2,28 1,2 1,3 4,78 6 Agak

Sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 57: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

43

67 67

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

68 68 1,2 1,8 0 3 8 Sehat

69 69

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

70 70

2,21 1,2 1,56 4,97 6 Kurang

Sehat

71 71

2,38 1,2 1,68 5,26 5 Kurang

Sehat

72 72 3,98 1,2 1,68 6,86 3 Sakit

73 73 3,19 1,2 1,68 6,07 4 Sakit

74 74 3,78 1,2 1,68 6,66 4 Sakit

75 75

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

76 76

5,13 1,2 1,68 8,01 2 Sangat

Sakit

77 77 3,98 1,2 1,56 6,74 4 Sakit

78 78

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

79 79 2,1 1,2 0 3,3 8 Sehat

80 80

2,34 1,2 1,4 4,94 6 Kurang

Sehat

81 81

1,2 1,8 1,4 4,4 6 Kurang

Sehat

82 82 1,2 1,8 0 3 8 Sehat

83 83

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

84 84

2,04 1,2 1,8 5,04 6 Kurang

Sehat

85 85 1,2 1,8 0 3 8 Sehat

86 86

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

87 87

1,8 0 0 1,8 10 Sangat

Sehat

88 88

4,79 1,2 1,68 7,67 2 Sangat

Sakit

89 89

2,65 1,95 1,2 5,80 5 Kurang

Sehat

90 90

1,2 1,4 0 2,6 9 Sangat

Sehat

91 91 3,19 1,2 1,68 6,07 4 Sakit

92 92 2,21 1,2 0 3,41 8 Sehat

93 93

2,34 1,2 1,68 5,22 5 Kurang

Sehat

94 94

2,38 1,2 1,56 5,14 6 Kurang

Sehat

95 95

2,16 2,21 1,2 5,57 5 Kurang

Sehat

96 96

2,38 1,2 1,56 5,14 6 Kurang

Sehat

97 97 1,2 1,8 0 3 8 Sehat

98 98

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

99 99

2,34 4,788 1,68 8,81 1 Sangat

Sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 58: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

44

100 100

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

101 101

5,13 2,34 1,68 9,15 1 Sangat

Sakit

102 102 3,51 1,2 1,68 6,39 4 Sakit

103 103

4,79 2,21 1,2 8,20 2 Sangat

Sakit

104 104

2,38 1,2 1,8 5,38 5 Kurang

Sehat

105 105

2,34 1,2 1,68 5,22 5 Kurang

Sehat

106 106

2,34 1,2 1,8 5,34 5 Kurang

Sehat

107 107

2,38 1,2 1,8 5,38 5 Kurang

Sehat

108 108

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

109 109

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

110 110 5,13 1,2 0 6,33 4 Sakit

111 111

3,98 1,2 0 5,18 6 Kurang

Sehat

112 112

2,34 1,2 1,56 5,1 6 Kurang

Sehat

113 113

2,34 1,2 1,68 5,22 5 Kurang

Sehat

114 114 1,2 1,8 0 3 8 Sehat

115 115

2,34 1,2 1,68 5,22 5 Kurang

Sehat

116 116

1,2 1,68 0 2,88 9 Sangat

Sehat

117 117 4,79 1,2 0 5,99 4 Sakit

118 118 2,34 1,2 0 3,54 8 Sehat

119 119

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

120 120

5,13 1,2 1,56 7,89 2 Sangat

Sakit

121 121 2,34 1,2 0 3,54 8 Sehat

122 122 1,95 1,2 1,56 4,71 7 Sehat

123 123

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

124 124

2,34 1,2 1,56 5,1 6 Kurang

Sehat

125 125 3,51 1,2 1,4 6,11 4 Sakit

126 126 2,34 1,2 0 3,54 8 Sehat

127 127 4,28 1,2 1,3 6,78 3 Sakit

128 128 3,42 1,2 1,4 6,02 4 Sakit

129 129

2,21 1,2 1,5 4,91 6 Kurang

Sehat

130 130 2,34 1,2 0 3,54 8 Sehat

131 131

1,2 0 0 1,2 10 Sangat

Sehat

132 132

1,2 1,5 0 2,7 9 Sangat

Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 59: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

45

133 133

1,2 1,5 0 2,7 9 Sangat

Sehat

134 134

2,34 1,2 1,8 5,34 5 Kurang

Sehat

135 135

1,2 1,92 1,5 4,62 6 Kurang

Sehat

136 136

1,2 1,92 1,4 4,52 6 Kurang

Sehat

137 137

2,34 1,2 1,68 5,22 6 Kurang

Sehat

138 138

2,52 2,21 1,2 5,93 5 Kurang

Sehat

139 139

1,2 1,5 1,8 4,5 6 Kurang

Sehat

140 140

2,65 1,2 1,56 5,41 5 Kurang

Sehat

141 141 3,19 1,2 1,8 6,19 4 Sakit

142 142

1,3 1,5 0 2,8 9 Sangat

Sehat

143 143 3,51 1,2 1,5 6,21 4 Sakit

144 144

1,8 0 0 1,8 10 Sangat

Sehat

145 145

1,3 1,5 0 2,8 9 Sangat

Sehat

146 146 3,67 1,2 1,68 6,55 4 Sakit

147 147 2,34 1,2 1,4 4,94 7 Sehat

148 148

2,34 1,2 1,68 5,22 5 Kurang

Sehat

149 149 1,2 1,92 0 3,12 8 Sehat

150 150

1,3 1,92 1,4 4,62 6 Kurang

Sehat

151 151

5,13 1,2 1,56 7,89 2 Sangat

Sakit

152 152

2,34 1,2 1,56 5,1 6 Kurang

Sehat

153 153

1,3 1,8 1,3 4,4 6 Kurang

Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 60: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

46

Lampiran 3. Status Kesehatan Berdasarkan Kondisi Tajuk

No Jenis

Pohon

No

Pohon LCR Cden FT CdWd CDB VCR Skor

Status

Kesehatan

1 Saga 1

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

2

2 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

3

3 1 2 2 3 2 3 7 Sehat

4 4

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

5 5

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

6 6

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

7

7 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

8

8 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

9

9 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

10

10 3 3 3 3 2 3 7 Sehat

11 11

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

12 12

2 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

13 13

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

14

14 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

15 15

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

16

16 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

17 17

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

18

18 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

19

19 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

20 20

2 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

21 21

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

22 22

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

23

23 2 3 3 2 3 3 7 Sehat

24

24 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

25 25

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

26

26 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

27

27 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

28 28

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

29 29

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

30

30 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

31

31 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

32

32 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

33

33 2 3 3 3 3 3 7 Sehat

34 34

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

35 35

3 3 3 2 3 4 10 Sangat

Sehat

36 36

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

37

37 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 61: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

47

38

38 3 3 3 2 3 3 7 Sehat

39

39 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

40

40 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

41

41 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

42

42 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

43

43 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

44 44

2 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

45 45

2 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

46

46 2 3 3 2 2 3 7 Sehat

47

47 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

48

48 2 2 2 2 2 3 7 Sehat

49

49 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

50

50 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

51

51 3 2 2 2 3 3 7 Sehat

52

52 2 1 2 2 2 2 4 Sakit

53

53 2 3 2 3 2 3 7 Sehat

54

54 2 2 2 2 2 3 7 Sehat

55

55 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

56

56 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

57 57

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

58

58 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

59 59

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

60

60 2 2 2 3 3 3 7 Sehat

61

61 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

62 62

3 2 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

63

63 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

64

64 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

65

65 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

66

66 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

67

67 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

68

68 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

69 69

2 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

70 70

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

71

71 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

72

72 3 2 2 2 3 3 7 Sehat

73

73 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

74 74

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

75 75

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

76 76

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

77 77

3 3 3 2 3 4 10 Sangat

Sehat

78 78

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

79

79 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

80

80 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

81

81 3 2 2 2 2 3 7 Sehat

82 82

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 62: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

48

83 83

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

84 84

3 2 2 3 2 4 10 Sangat

Sehat

85

85 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

86

86 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

87

87 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

88 88

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

89

89 2 3 3 2 3 3 7 Sehat

90 90

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

91 91

3 3 3 2 3 4 10 Sangat

Sehat

92 92

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

93

93 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

94

94 2 3 3 2 2 3 7 Sehat

95

95 3 3 3 3 2 3 7 Sehat

96

96 3 3 3 3 2 3 7 Sehat

97 97

2 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

98

98 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

99

99 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

100

100 2 3 3 3 2 3 7 Sehat

101

101 2 2 2 3 3 3 7 Sehat

102

102 3 3 3 3 3 4 10 Sehat

103 103

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

104

104 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

105

105 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

106 106

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

107

107 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

108

108 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

109

109 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

110 110

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

111 111

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

112 112

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

113

113 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

114 114

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

115 115

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

116

116 2 2 2 3 3 3 7 Sehat

117

117 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

118

118 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

119

119 3 2 2 2 3 3 7 Sehat

120

120 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

121

121 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

122

122 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

123

123 2 2 2 3 3 3 7 Sehat

124

124 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

125

125 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

126

126 2 2 2 3 3 3 7 Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 63: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

49

127

127 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

128

128 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

129

129 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

130

130 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

131

131 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

132

132 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

133

133 3 1 2 3 3 2 4 Sakit

134

134 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

135

135 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

136

136 3 2 2 2 2 3 7 Sehat

137

137 3 3 3 2 2 3 7 Sehat

138 138

3 3 3 3 2 4 10 Sangat

Sehat

139

139 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

140

140 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

141

141 3 2 2 2 2 3 7 Sehat

142

142 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

143 143

3 3 3 2 3 4 10 Sangat

Sehat

144 144

3 3 3 3 3 4 10 Sangat

Sehat

145

145 2 2 2 3 3 3 7 Sehat

146

146 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

147

147 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

148

148 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

149

149 2 2 2 3 2 3 7 Sehat

150

150 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

151

151 3 2 2 2 2 3 7 Sehat

152

152 3 2 2 3 2 3 7 Sehat

153

153 3 2 2 3 3 3 7 Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 64: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

50

Lampiran 4. Nilai Akhir Kesehatan Pohon

No Jenis Pohon

No

Pohon Produktivitas Kerusakan Tajuk ∑ Skor

Status

Kesehatan

1 Saga 1 4 4 10 18 Kurang sehat

2 2 3 3 7 13 Sakit

3 3 4 4 7 15 Kurang sehat

4 4 4 5 10 19 Sehat

5 5 4 5 10 19 Sehat

6 6 4 3 10 17 Kurang sehat

7 7 2 5 7 14 Kurang sehat

8 8 2 4 7 13 Sakit

9 9 7 3 7 17 Kurang sehat

10 10 3 9 7 19 Sehat

11 11 10 4 10 24 Sehat

12 12 1 10 10 21 Sehat

13 13 3 9 10 22 Sehat

14 14 3 9 7 19 Sehat

15 15 3 6 10 19 Sehat

16 16 3 10 7 20 Sehat

17 17 5 5 10 20 Sehat

18 18 3 6 7 16 Kurang sehat

19 19 1 9 7 17 Kurang sehat

20 20 2 4 10 16 Kurang sehat

21 21 3 5 10 18 Kurang sehat

22 22 2 3 10 15 Kurang sehat

23 23 1 9 7 17 Kurang sehat

24 24 3 9 7 19 Sehat

25 25 1 9 10 20 Sehat

26 26 3 5 7 15 Kurang sehat

27 27 3 10 7 20 Sehat

28 28 3 9 10 22 Sehat

29 29 3 3 10 16 Kurang sehat

30 30 3 3 7 13 Sakit

31 31 1 10 7 18 Sehat

32 32 2 5 7 14 Sakit

33 33 2 9 7 18 Kurang sehat

34 34 4 6 10 20 Sehat

35 35 1 3 10 14 Kurang sehat

36 36 4 4 10 18 Kurang sehat

37 37 1 5 7 13 Sakit

38 38 1 8 7 16 Kurang sehat

39 39 3 4 7 14 Kurang sehat

40 40 3 9 7 19 Sehat

41 41 1 7 7 15 Kurang sehat

42 42 1 9 7 17 Kurang sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 65: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

51

43 43 5 6 7 18 Kurang sehat

44 44 3 7 10 20 Sehat

45 45 3 5 10 18 Kurang sehat

46 46 1 9 7 17 Kurang sehat

47 47 2 9 7 18 Kurang sehat

48 48 1 4 7 12 Sakit

49 49 3 7 7 17 Kurang sehat

50 50 3 8 7 18 Kurang sehat

51 51 4 8 7 19 Sehat

52 52 3 6 4 13 Sakit

53 53 4 4 7 15 Kurang sehat

54 54 1 6 7 14 Sakit

55 55 3 8 7 18 Kurang sehat

56 56 1 3 7 11 Sakit

57 57 9 9 10 28 sangat sehat

58 58 1 7 7 15 Kurang sehat

59 59 10 9 10 29 sangat sehat

60 60 2 7 7 16 Kurang sehat

61 61 2 4 7 13 Sakit

62 62 6 9 10 25 Sehat

63 63 1 5 7 13 Sakit

64 64 4 2 7 13 Sakit

65 65 3 7 7 17 Kurang sehat

66 66 4 6 7 17 Kurang sehat

67 67 4 9 7 20 Sehat

68 68 2 8 7 17 Kurang sehat

69 69 3 9 10 22 Sehat

70 70 1 6 10 17 Kurang sehat

71 71 5 5 7 17 Kurang sehat

72 72 1 3 7 11 Sakit

73 73 3 4 7 14 Kurang sehat

74 74 1 4 10 15 Kurang sehat

75 75 2 9 10 21 Sehat

76 76 1 2 10 13 Sakit

77 77 1 4 10 15 Kurang sehat

78 78 2 9 10 21 Sehat

79 79 2 8 7 17 Kurang sehat

80 80 3 6 7 16 Kurang sehat

81 81 1 6 7 14 Kurang sehat

82 82 3 8 10 21 Sehat

83 83 2 10 10 22 Sehat

84 84 3 6 10 19 Sehat

85 85 6 8 7 21 Sehat

86 86 2 9 7 18 Kurang sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 66: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

52

87 87 1 10 7 18 Kurang sehat

88 88 1 2 10 13 Sakit

89 89 1 5 7 13 Sakit

90 90 5 9 10 24 Sehat

91 91 1 4 10 15 Kurang sehat

92 92 2 8 10 20 Sehat

93 93 2 5 7 14 Kurang sehat

94 94 1 6 7 14 Kurang sehat

95 95 2 5 7 14 Kurang sehat

96 96 2 6 7 15 Kurang sehat

97 97 2 8 10 20 Sehat

98 98 1 9 7 17 Kurang sehat

99 99 1 1 7 9 sangat sehat

100 100 1 9 7 17 Kurang sehat

101 101 2 1 7 10 Sakit

102 102 2 4 10 16 Kurang sehat

103 103 2 2 10 14 Kurang sehat

104 104 1 5 7 13 Sakit

105 105 2 5 7 14 Kurang sehat

106 106 1 5 10 16 Kurang sehat

107 107 1 5 7 13 Sakit

108 108 4 9 7 20 Sehat

109 109 1 9 7 17 Kurang sehat

110 110 3 4 10 17 Kurang sehat

111 111 1 6 10 17 Kurang sehat

112 112 2 6 10 18 Kurang sehat

113 113 2 5 7 14 Kurang sehat

114 114 2 8 10 20 Sehat

115 115 2 5 10 17 Kurang sehat

116 116 4 9 7 20 Sehat

117 117 1 4 7 12 Sakit

118 118 3 8 7 18 Kurang sehat

119 119 1 10 7 18 Kurang sehat

120 120 2 2 7 11 Sakit

121 121 2 8 7 17 Kurang sehat

122 122 2 7 7 16 Kurang sehat

123 123 1 10 7 18 Kurang sehat

124 124 3 6 7 16 Kurang sehat

125 125 2 4 7 13 Sakit

126 126 2 8 7 17 Kurang sehat

127 127 3 3 7 13 Sakit

128 128 2 4 7 13 Sakit

129 129 2 6 7 15 Kurang sehat

130 130 1 8 7 16 Kurang sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 67: MONITORING KESEHATAN POHON SAGA (Adenanthera pavonina …

53

131 131 2 10 7 19 Sehat

132 132 2 9 7 18 Kurang sehat

133 133 1 9 4 14 Kurang sehat

134 134 2 5 7 14 Kurang sehat

135 135 1 6 7 14 Kurang sehat

136 136 1 6 7 14 Kurang sehat

137 137 2 6 7 15 Kurang sehat

138 138 2 5 10 17 Kurang sehat

139 139 3 6 7 16 Kurang sehat

140 140 3 5 7 15 Kurang sehat

141 141 3 4 7 14 Kurang sehat

142 142 2 9 7 18 Kurang sehat

143 143 4 4 10 18 Kurang sehat

144 144 6 10 10 26 sangat sehat

145 145 2 9 7 18 Kurang sehat

146 146 1 4 7 12 Sakit

147 147 2 7 7 16 Kurang sehat

148 148 2 5 7 14 Kurang sehat

149 149 1 8 7 16 Kurang sehat

150 150 2 6 7 15 Kurang sehat

151 151 1 2 7 10 Sakit

152 152 3 6 7 16 Kurang sehat

153 153 4 6 7 17 Kurang sehat

Universitas Sumatera Utara