19
MORFOLOGI ANGGREK Oleh: Nama : Nurul Anisah NIM : B1J011053 Rombongan : III Kelompok : 3 Asisten : Heti Sartika LAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Morfologi Anggrek Nuni

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hbk

Citation preview

Page 1: Morfologi Anggrek Nuni

MORFOLOGI ANGGREK

Oleh:

Nama : Nurul AnisahNIM : B1J011053Rombongan : IIIKelompok : 3Asisten : Heti Sartika

LAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: Morfologi Anggrek Nuni

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis di kawasan Asia yang memiliki

kekayaan flora tersebar di seluruh wilayah kepulauannya. Di antara ragam

kekayaan flora tersebut, tanaman anggrek merupakan komoditas yang paling

penting dan bernilai ekonomi tinggi. Sebagian besar spesies anggrek belum

termanfaatkan dan masih berada di hutan belantara dataran rendah maupun

dataran tinggi. Namun, ada beberapa anggrek yang dibudidayakan sebagai tetua

untuk menghasilkan varietas baru, seperti Dendrobium, Vanda, Arachnis, dan

Renanthera, maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan

Paphiopedilum.

Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae

yang banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat

digunakan sebagai bahan baku industri bunga potong, tanaman pot atau hiasan

taman. Anggrek dapat dijumpai hampir disetiap tempat di dunia, kecuali

Antartika dan padang pasir. Tanaman anggrek yang sedemikian banyak

jumlahnya, secara morfologi hampir sama, hanya lingkungan hidupnya saja yang

berbeda, tergantung habitat asalnya (Gunawan, 2007). Secara morfologi,

tanaman anggrek terdiri dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga dan

biji.

Berdasarkan cara hidupnya Soeryowinoto (1987) menggolongkan

anggrek menjadi 5 jenis, yaitu :

1. Anggrek Teresterial.

Anggrek teresterial adalah anggrek yang hidup dipermukaan tanah, dan

menyerap makanan dari tanah. Termasuk anggrek tanah adalah platanthera,

phaius, Arundina, Spathoglottis, paphipedillum.

2. Anggrek epifit.

Anggrek epifit adalah anggrek yang bisa hidup diatas batang, dahan atau

ranting-ranting tanaman yang masih hidup atau yang telah roboh dan sudah

mati, contohnya adalah Vanda, Phalaenopsis, dan Dendrobium.

3. Anggrek Saprofit.

Page 3: Morfologi Anggrek Nuni

Anggrek saprofit adalah anggrek yang sudah menyesuaikan hidupnya tumbuh

diatas humus atau hidup terutama diatas bahan-bahan organik, contohnya

adalah Epipogium, Didymoplexis, dan Galeola.

4. Anggrek Amoebofit.

Anggrek amoebofit adalah jenis-jenis anggrek yang pada suatu ketika dijumpai

seperti anggrek saporafit, yang tumbuh dan berkembang mengeluarkan bunga

saja, contohnya adalah Nervilia.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah dapat membedakan akar, batang, dan

daun anggrek yang berkaitan dengan cara hidupnya, yaitu anggrek epifit dan

anggrek terestrik

Page 4: Morfologi Anggrek Nuni

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Cattleya,

Dendrobium dan Phalenopsis.

Alat yang digunakan adalah kertas HVS dan pensil.

B. Metode

1. Morfologi Cattleya, Dendrobium dan Phalaenopsis diamati bagian-bagiannya

2. Kedua tanaman anggrek tersebut digambar dan diberi keterangan

Page 5: Morfologi Anggrek Nuni

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Batang Cattleya

Gambar 2. Batang Dendrobium

Gambar 3. Batang Phalaenopsis

Gambar 4. Bunga Dendrobium Gambar 5. Bunga Phalaenopsis

Page 6: Morfologi Anggrek Nuni

B. Pembahasan

Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar dari famili

Orchidaceae, dan meliputi lebih dari 2.000 spesies (Uesato, 1996). Dendrobium

merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia, dan jumlahnya diperkirakan

mencapai 275 spesies (Gandawidjaya dan Sastrapradja, 1980). Spesies anggrek

Dendrobium terbaik banyak terdapat di kawasan timur Indonesia, seperti Papua

dan Maluku. Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian bunga

karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya

bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan produktivitasnya

tinggi. Tingkatan warna anggrek Dendrobium sangat bervariasi. Umumnya,

anggrek hibrida berwarna lembayung muda, putih, kuning keemasan atau

kombinasi dari warnawarna tersebut. Beberapa hibrida Dendrobium hasil

pemuliaan modern memiliki warna kebiruan, gading, atau jingga tua sampai

merah tua. Dendrobium dapat berbunga beberapa kali dalam setahun. Tangkai

bunganya panjang dan dapat dirangkai sebagai bunga potong (Puchooa, 2004).

Dendrobium adalah anggrek yang bersifat epifit yang hidupnya menempel pada batang,

dahan, atau ranting pohon yang sudah mati (Sutiyoso dan Sarwono, 2003), akarnya sebagian menempel

pada medianya sebagian menjuntai bebas di udara (Sandra 2001). Anggrek juga dapat menempel pada

pohon yang masih hidup tanpa mengganggu pertumbuhan inangnya (Andalasari et al, 2014). Selain

anggrek Dendrobium, anggrek lain yang juga banyak digemari adalah

Phalenopsis. Phalaenopsis merupakan salah satu yang paling populer di dunia.

Sebagian besar spesies Phalaenopsis yang dikenal di dunia diketahui berasal dari

Indonesia, sedang sebagian kecil berasal dari Semenanjung Malaya, Filipina,

Thailand, dan Birma (Djaafarer, 2002). Beberapa spesies yang sangat populer dan

terus diburu yaitu Phalaenopsis gigantea (anggrek bulan raksasa) yang berasal

dari Kalimantan, dan sangat potensial sebagai induk silangan. Phalaenopsis

amboinensis yang juga terkenal sebagai cikal bakal lahirnya Phalaenopsis

berbunga kuning. Phalaenopsis amabilis dapat dijumpai hampir di seluruh

kepulauan Indonesia, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Buru,

Timor, Papua dan Jawa. Anggrek ini mendapat julukan "Puspa Pesona".

Phalaenopsis lain yang merupakan bahan induk silangan berpotensi yaitu

Page 7: Morfologi Anggrek Nuni

Phalaenopsis cornucervi dikenal sebagai anggrek bulan loreng merupakan sumber

genotip anggrek hibrida bercorak loreng (Djaafarer, 2002).

Morfologi anggrek Cattleya menurut Sulaimi (2006), diantaranya :

1. Akar.

Pada umumnya akar Anggrek Cattleya berbentuk silindris, berdaging lunak, mudah patah, satu ujung

akar meruncing licin dan sedikit len gket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperak-

perakan. Pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang berwarna hijau ada pula yang

tampak agak keunguan. Akar-akar yang sudah tua menjadi coklat dan kering da kemudian digantikan oleh

akar yang baru tumbuh.  Akar anggrek mempunyai velamen yang terdiri dari beberapa lapis sel yang

berongga dan transparan serta merupakan lapisan pelindung pda sistem saluran akar. Velamen berfungsi

melindungi akar dari kehilangan air dalam proses transpirasi da evaporasi. Cattleya mempunyai valemen

yang sangat besar sehingga diameter akarnya cukup besar. 

2. Batang,

Berdasarkan pertumbuhan batangnya, Cattleya termasuk anggrek simpodial, yaitu terdiri dari umbi

semu (pseudobulb) yang mempunyai pertumbuhan terbatas. Pseudobulb berbentuk gada, agak pipih, keras

dan berdaging. Ukurannya bervariasi tergantung pada spesiesnya. Pada pangkal pseudobulb terdapat akar

rimpang rizoma yang menghubungkan pseudobulb yang satu dengan pseudobulb yang lainnya. Sementara

itu, Pseudobulb yang telah mengeluarkan bunga akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan dan

air.

3. Daun

Berdasarkan pertumbuhan daunnya, cattleya termasuk golongan tanaman evergreen karena belaian

daunnya tetap segar, berwarana hijau, tidak gugur secara serentak. Anggrek Cattleya umumnya berdaun tebal

dan banyak mengandung air, tetapi ada pula daunnya tipis tergantung varietasnya. Stomata terdapat pada

permukaan bawah daun. Berdasarkan membuka dan menutupnya daun, pada umumnya anggrek tergolong

dalam kelompok tumbuhan CAM (Crassulacean Acid Metabolism). Berdasarkan jumlah daunnya, anggrek

cattleya terbagi menjadi dua golongan yaitu Cattleya berdaun satu (uniforliatus) dan Cattleya berdaun ganda.

Cattleya berdaun ganda biasanya mempunyai 2-3 helai daun.

4. Bunga

Bunga cattleya memiliki bentuk yang tidak beraturan sehingga hanya dapat dibagi dalam satu simetri

atau disebut bunga zigomorfik. Bunga cattleya relatif besar sehingga mudah diamati bagian-bagiannya dan

dianggap dapat mewakili bentuk dasar bunga anggrek.  Perhiasan bunga terdiri dari 3 sepal pada lingkaran

luar, dan 3 petal pada lingkaran dalam. Satu dari 3 petal mengalami modifikasi menjadi bibir bunga atau

Page 8: Morfologi Anggrek Nuni

labelum. Sepal berbentuk lanset tepinya agak bergelombang. Zat pewangi terletak pada labelum sehingga

menarik serangga penyerbuk hinggap dan mengadakan penyerbukan. Labelum merupakan bagian yang

terluas dari seluruh segmen bunga (Sulaimi 2006).

Syarat Tumbuh : Pada dasarnya semua anggrek dapat bertumbuh dimana-mana. Mulai dari

daerah tropis sampai dengan daerah sub tropis. Sifat dan karakter bunga Cattleya berbeda dengan anggrek

lain, sehingga di samping temperatur, kelembaban serta penetrasi cahaya matahari, maka unsur media

pembibitan ini memegang peranan yang sangat penting. Temperatur. Anggrek Cattleya dan kerabatnya

tumbuh paling ideal pada suhu antara 14-290C (580 – 850 F), yaitu suhu 12,80 – 15,60 C pada malam hari

dan 23,90 – 29,40 C pada siang hari. Selain peka terhadap cahaya serta perbedaan suhu antara siang dan

malam, Cattleya dan kerabatnya juga peka terhadap rangsangan fotoperiosiditas, sehingga musim berbunga

terpengaruh.

Kelembapan. Kelembapan nisbi (RH) untuk tanaman anggrek cattleya berkisar 60-80 %

(persen). Pada umumnya anggrek dapat hidup baik bila kelembapan udara tidak lebih dari 80 % pada siang

hari dan tidak kurang dari 50 % pada malam hari. Cahaya Matahari. Anggrek Cattleya memerlukan cahaya

matahari yang cukup untuk pertumbuhan dan pembungaan. Cattleya membutuhkan intensitas cahaya

matahari berkisar antara 2.000-2.500 FC (Footcandle). Namun cattleya dapat juga tumbuh pada intensitas

cahaya 700-1.00 FC. Meskipun pertumbuhan lambat dan hanya menghasilkan sedikit bunga, intensitas

cahaya dapat diukur dengan alat pengukur cahaya yaitu : Ligh meter.

Suatu tanaman anggrek dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk daun,

letak daun pada batang, akar, bunga, buah dan akarnya . Tiap-tiap tanaman

anggrek mempunyai bagian-bagian tersebut yang membedakannya dengan

tanaman lain. Berikut ini deskripsi umum batang anggrek menurut Soeryowinoto

(1987), batang anggrek dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pola

pertumbuhannya, yaitu monopodial dan sympodial.

a. Anggrek monopodial

Anggrek monopodial adalah anggrek yang memiliki batang utama yang

terus tumbuh ke atas (vertikal) tidak terbatas panjangnya. Daun akan bertambah

terus dari ujung batang selama hidupnya. Jenis ini tidak memiliki rhizoma dan

pseoudobulb, dan biasanya tumbuh akar udara (aerial root) dari sepanjang

batangnya. Tangkai bunga tumbuh dari sisi batang (ketiak daun). Jika ujung

batang rusak karena busuk atau 8 dipotong/distek, maka akan tumbuh batang baru

dari sisi batang lama dan daun akan tumbuh dari batang baru tersebut. Contoh

Page 9: Morfologi Anggrek Nuni

anggrek dari kelompok monopodial ini yaitu marga Aerides, Arachnis,

Phalaenopsis, Renanthera, Vanda dan lain-lain.

b. Anggrek sympodial

Anggrek sympodial adalah anggrek yang memiliki batang utama yang

tersusun oleh ruas-ruas tahunan. Anggrek tipe ini memiliki batang yang berumbi

semu (pseudobulb). Pertumbuhan ujung-ujung batangnya terbatas, pertumbuhan

batang akan terhenti bila pertumbuhan ke atas telah maksimal. Batang baru

muncul dari dasar batang utama sebelumnya. Pada anggrek sympodial terdapat

penghubung dari satu tunas ke tunas lainnya yang disebut rhizome. Contoh

kelompok anggrek sympodial yaitu marga Cattleya, Dendrobium, Coelogyne,

Grammatophylum, Oncidium dan lain-lain.

Menurut Gustin (2009), teknis budidaya bunga anggrek meliputi

kegiatan penanaman, pemeliharaan tanaman, grading tanaman hingga kegiatan

panen dan pasca panen tanaman. Berikut adalah tahap- tahap dalam budidaya

anggrek:

1. Penanaman

Kegiatan penanaman meliputi aklimatisasi bibit (outflask) dan pindah

tanaman (repotting). Pada umumnya runtutan kegiatan outflask dan repotting

hampir sama yaitu mempersiapkan bahan tanaman dan penanaman tanaman.

Penanaman tanaman disesuaikan berdasarkan umur tanaman, baik dalam botol

maupun tanaman pot. Pada penanaman, terdapat dua jenis bibit yaitu asal bibit

seedling (perbanyakan secara generatif) untuk tanaman peruntukan lokal dan bibit

yang berasal dari mericlone (perbanyakan secara vegetatif) untuk tanaman

peruntukan ekspor.

2. Aklimatisasi Bibit (Outflask)

Aklimatisasi bibit (outflask) merupakan kegiatan memindahkan bibit dari

botol dan ditanam di dalam pot dengan media moss. Bibit tanaman berupa bibit

dalam botol yang berasal dari dua jenis perbanyakan yaitu generatif dengan

Mseedling dan vegetatif dengan mericlone yang sebelumnya telah

dikembangbiakan di laboratorium. Bibit Phalaenopsis dengan mericlone

diperoleh dengan mengimpor bibit dalam botol atau kultur stem tangkai bunga

yang kemudian dilakukan pindah tanam dan pengembakbiakan di laboratorium.

Page 10: Morfologi Anggrek Nuni

Bibit dalam botol yang dapat ditanam dalam pot adalah bibit yang telah berumur

16 bulan atau Stage 2 (S2).

3. Pindah Tanam (Repotting)

Pindah tanam (repotting) merupakan kegiatan pemindahan tanaman ke

dalam pot yang ukurannya lebih besar. Repotting tanaman bertujuan untuk

memperlancar pertumbuhan anggrek Phalaenopsis. Tanaman yang akan dilakukan

repotting telah memiliki rentang waktu masing-masing ukuran sekitar 4 sampai 6

bulan. Tanaman yang akan dipindah tanam umumnya pertumbuhan akarnya

terlihat banyak keluar dari pot dan kelihatan terlalu sesak. Kegiatan repotting ini

berupa menanam kembali tanaman dengan membungkus bagian akar tanaman

dengan spaghnum moss dan memasukkan bagian akar tanaman yang sudah

dibungkus ke dalam pot baru yang ukurannya lebih besar. Kemudian moss

dipadatkan disekitar bibit dengan menggunakan kedua ibu jari yang ditekan. Pada

saat penanaman posisi tanaman harus terletak di tengah pot dengan kondisi batang

tenggelam atau tidak terlihat dan penekanan media tidak boleh terlalu padat juga

tidak boleh kempos atau renggang.

4. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam

budidaya tanaman anggrek Phalaenopsis. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan

agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan dapat berproduksi secara optimal

(berbunga dengan baik) serta menjaga tanaman agar dapat bertahan hidup.

Kegiatan pemeliharaan tanaman anggrek Phalaenopsis yang dilakukan PT EGF,

meliputi sterilisasi rak besi (bed) dan tanaman, penyiraman, pemupukan,

pemeriksaan ”bapiketeng”, sortasi tanaman, sanitasi tanaman, ”bed transfer” dan

pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT.)

5. Pengkelasan (Grading) Tanaman

Pengkelasan (grading) tanaman merupakan kegiatan memisahkan tanaman

berdasarkan kelas tertentu dan sesuai dengan jenis dan varietasnya. Hal ini

dilakukan untuk memudahkan dalam melihat kuantitas atau jumlah ketersediaan

tanaman dengan kualitas atau kelas (grade) tertentu pada setiap varietas. Grade

tanaman tersebut didasarkan pada ukuran tanaman yaitu dengan cara mengukur

Page 11: Morfologi Anggrek Nuni

lebar daun (leaf span) menggunakan penggaris atau jari dan melihat kondisi

perakaran. Grading tanaman dilakukan mulai sejak aklimatisasi bibit (outflask).

Page 12: Morfologi Anggrek Nuni

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Anggrek Dendrobium dan Phalaenopsis merupakan anggrek epifit, yaitu

anggrek yang hidup menempel di dahan, batang, tangkai tanaman lain dan

akarnya bersifat dorsiventral.

2. Dendrobium merupakan anggrek dengan batang sympodial, yaitu batang asli

dengan batang anakan tidak bisa dibedakan dan memiliki rambut akar pendek

3. Phalaenopsis merupakan anggrek monopodial.

4. Cattleya merupakan anggrek simpodial yang terdiri dari pseudobolbus atau

batang semu.

Page 13: Morfologi Anggrek Nuni

DAFTAR PUSTAKA.

Andalasari, T.D., Yafisham, dan Nuraini. 2014. Respon Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Terhadap Jenis Media Tanam Dan Pupuk Daun. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (1): 76-82 ISSN 1410-5020

Djaafarer. 2008. Phalaenopsis Spesies Jenis dan Potensi Silangan. Penebar Swadaya: Jakarta.

Gandawidjaya, D. dan S. Sastrapradja. 1980. Plasma nutfah Dendrobium asal Indonesia. Bull. Kebun Raya 4(4): 113−125.

Gunawan, L. W. 2007. Budidaya Anggrek. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya

Gustin. 2009. Budidaya Anggrek Phalaenopsis: Produksi Bibit Anggrek Phalaenopsis Untuk Ekspor Di Pt. Eka Karya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat. IPB.

Puchooa D (2004). Comparison of different culture media for the in vitro clture of Dendrobium (Orchidaceae). Int J Agric Biol 6: 884-888.

Soeryowinoto,1987, Mengenal Anggrek Langka Alam Indonesia, Penebar Swadaya, Yogyakarta.

Tangaran, Nurdin . 2013. Jenis - Jenis Anggrek Epifit Pada Kawasan Hutan Bremi Distrik Manokwari Utara.

Uesato, K. 1996. Influences of temperature on the growth of ceratophalae type Dendrobium. The Organizing Committee of 2nd Asia Pacific Orchid Conference, Ujung Pandang, p. 1−4.