81
makalah,,perilaku manusia.." EMOSI,PERSEPSI,DAN MOTIVASI " BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku pada khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud- maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu. Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh

Motivasi Dan Persepsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Motivasi Dan Persepsi

Citation preview

Page 1: Motivasi Dan Persepsi

makalah,,perilaku manusia.." EMOSI,PERSEPSI,DAN MOTIVASI "

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku pada

khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang

baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan

tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan

belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu

pada situasi-situasi tertentu. Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh

perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang.

Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai / perbuatan-perbuatan kita

sehari-hari itu. disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-

kadang lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak

dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan

kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat

dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi.

1.2 Sasaran dan Tujuan

Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan dan sasaran.

Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah: Civitas Akademik Stikes Husada

Jombang pada umumnya dan Mahasiswa Keperawatan pada khususnya.

Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :

Mengetahui teori emosi,persepsi,dan motivasi.

Berusaha mengupas dan membuka wawasan mengenai konsep emosi,persepsi,dan

motivasi..

Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku Manusia.

1.3 Sistematika Bahasan

Page 2: Motivasi Dan Persepsi

Penulisan makalah ini berdasarkan sistematika pembahasan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Sasaran dan tujuan

1.3 Sistematika bahasan

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Konsep dasar Emosi,Persepsi dan Motivasi

A. Emosi

B. Persepsi

C. Motivasi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah-masalah yang akan diidentifikasi antara lain:

3.1 Konsep dasar Emosi,Persepsi dan Motivasi

A. Emosi

a. Defenisi

b. Penggolongan Emosi

c. Pertumbuhan dan Pengaruh Emosi

d. Fungsi Emosi dan Perubahannya

Page 3: Motivasi Dan Persepsi

B. Persepsi

a. Defenisi

b. Macam-macam Persepsi dan Faktor-faktornya

c. Macam-macam Gangguan Persepsi (dispersepsi)

d. Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi

C.Motivasi

a. Defenisi

b. Konsep dan Jenis Motivasi

c. Pendekatan Dalam Kajian Motivasi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Konsep Dasar Emosi, Persepsi, dan Motivasi

A. Emosi

a. Defenisi

Dari Wikipedia Bahasa Indonesia Emosi adalah istilah yang digunakan untuk

keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran,

dan perilaku

.Dari Ensiklopedi bebas Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau

dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep

psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.

Menurut Syamsudin emosi adalah sebagai suatu suasana yang kompleks (a

complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau

munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku.

Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan

Page 4: Motivasi Dan Persepsi

jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu

karena gembira.

menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras

dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi,

susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar

tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.

Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang

lalu, yang dikenal dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses

terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:

Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.

Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas

fisik.

Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara

khusus.

Perubahan emosi karena perasaan yang menekan, mempengaruhi fungsi pencernaan.

Sebagaimana diketahui, pencernaan dilakukan di dalam lambung melalui asam

lambung; biasanya lambung menghasilkan asam lambung dalam jumlah sesuai

dengan yang dibutuhkan dan berhenti kalau tugas mencerna makanan selesai.

Pengeluaran asam lambung ini diatur oleh susunan saraf parasimpatis sebagai bagian

dari susunan saraf otonom. Dalam keadaan stres, asam lambung dihasilkan secara

berlebihan dan kalau ini terjadi tanpa dipergunakan untuk mencerna makanan,

menyebabkan peradangan pada permukaan lambung dan dapat menimbulkan luka.

Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 -

1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W.

Wundt menguraikan jenis-jenis emosi.

Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu :

1. Senang - tak senang

Page 5: Motivasi Dan Persepsi

2. Tegang - tak tegang

3. Semangat - tenang

Emosi dapat membuat kita menggapai puncak kegembiraan atau menenggelamkan

kita ke dalam keputusasaan yang mendalam. Emosi-emosi yang menyenangkan atau

yang sering juga disebut emosi positif seperti gembira, penuh harapan, damai, kasih

sayang, dan lain sebagainya tidak terlalu banyak memberikan rangsangan dan juga

tidak terlalu sedikit, sehingga dapat menjaga keseimbangan yang membuat organ-

organ tubuh berfungsi dengan baik. Sedangkan emosi-emosi yang tidak

menyenangkan atau juga disebut emosi negatif seperti marah, cemas, gelisah, sedih,

takut, benci, dendam, putus asa, dan lain sebagainya, memberikan rangsangan yang

berlebihan pada berbagai organ tubuh, sehingga organ-organ tubuh tidak dapat

berfungsi secara normal, daya tahan tubuh terhadap infeksi diperlemah, dan timbullah

berbagai macam penyakit.

Florence Wedge dengan tepat mengatakan bahwa emosi yang tidak menyenangkan

dapat menyebabkan banyak penyakit fisik yang kelihatannya benar-benar disebabkan

oleh penyakit organik, seperti gangguan pada lambung, hati, usus, jantung, kulit dan

otot. Emosi tersebut juga dapat menyebabkan rasa nyeri pada tulang, persendian, dan

kepala. Maka tidak mengherankan, masih menurut Wedge, kalau sejumlah dokter

terkemuka menyatakan bahwa 90% penyakit yang biasa diderita oleh orang pada

zaman sekarang ini, ada kaitannya dengan gangguan emosional. Hal ini dapat

dimengerti karena emosi yang kuat lebih melelahkan organisme tubuh daripada

pekerjaan berat dari otot atau otak. Maka orang yang secara emosional stabil, tidak

akan membiarkan masalah sepele menjadi besar.Benar bahwa tidak ada alur tunggal

yang selalu dimulai dari ’emosi negatif’ ke ’penyakit’. Ada kalanya penderitaan

karena suatu penyakit (yang bukan akibat emosi negatif) menimbulkan emosi negatif

bagi seseorang. Hal ini nampak dari banyak yang menderita sakit yang mudah

tersinggung, gampang marah, sedih, putus asa dan sebagainya.

Page 6: Motivasi Dan Persepsi

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri – ciri sebagai berikut:

Lebih bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan

dan berpikir

Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).

Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

Mengenai ciri – ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada

orang dewasa sebagai berikut :

Emosi Anak:

.Berlangsung singkat dan berakhir tiba - tiba

Terlihat lebih hebat dan kuat

Bersifat sementara / dangkal

Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya

Emosi Orang Dewasa:

o Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat

o Tidak terlihat hebat / kuat

o Jarang terjadi

o Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya

b. Penggolongan Emosi

Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang

sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena

hal-hal yang berikut ini:

• Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut)

Menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan,

dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut

atau sedang marah.

• Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya,

kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki,

dan lain kali lagi ia mungkin lari.

• Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan

Page 7: Motivasi Dan Persepsi

pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah

emosi yang timbul terhadap suatu bahaya,"marah" adalah emosi yang timbul terhadap

sesuatu yang menjengkelkan.

• Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena

selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.

c. Pertumbuhan dan pengaruh Emosi

Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya,

ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir

sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu

sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar

bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada

situasi-situasi tertentu.pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata

adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis

dan meronta.Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena

dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan

khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat

dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama

Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap

obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu,

misalnya ia suka kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan merupakan

bentuk yang paling ringan daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang

mengenai situasi atau obyek di lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih lanjut,

preferensi dapat menjadi sikap, yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu

terhadap hal-hal tertentu.Sikap pada seseorang, setelah beberapa waktu, dapat

menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi prasangka. Prasangka ini sangat

besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena ia akan mewarnai tiap-tiap

perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal, sebelum hal itu sendiri muncul di

hadapan orang yang bersangkutan.Sikap yang disertai dengan emosi yang berlebih-

lebihan disebut kompleks, misalnya kompleks rendah diri, yaitu sikap negative

Page 8: Motivasi Dan Persepsi

terhadap diri sendiri yang disertai perasaan malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu

orang lain dan sebagainya.Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku

individu diantaranya :

a Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah

dicapai.

b.Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai

puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).

c.Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami

ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap

dalam berbicara.

d.Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati

e.Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan

mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun

terhadap orang lain.

d.Fungsi Emosi dan perubahannya.

Ada tujuh fungsi emosi bagi manusia yaitu:

1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.

2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.

3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu..

4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.

5. Meningkatkan ikatan sosial.

6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian

7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu

Ada beberapa cara untuk mngatasi emosi antara lain:

1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan

2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman

3. Mencari Kesibukan Yang Disukai

4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya

5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi

Page 9: Motivasi Dan Persepsi

6. Ingin Menjadi Orang Baik

7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada

8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak

9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup

10.Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah

11.Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika

menghadapi orang yang sedang dilanda amarah.

Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama pada emosi yang

kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita antara lain :

1.Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona.

2.Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.

3 Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.

4.Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa.

5.Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.

6.Liur : mengering kalau takut atau tegang.

7.Bulu roma : berdiri kalau takut.

8.Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.

9.Otot: Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang ataubergetar

(tremor).

10. Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional

karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

B.PERSEPSI

Page 10: Motivasi Dan Persepsi

a.Defenisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Persepsi adalah proses

pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.

Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai

dari persepsi.

Menurut Drevardalam Sasanti (2003),Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau

identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera.Kesan yang diterima individu

sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses

berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri

individu.

Sabri (1993), mendefenisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan

manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat

inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali

milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.

Mar’at (1981), mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan

seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh

informasi baru dari lingkungannya.

Riggio (1990), juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat

penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.

Bimo Walgito (2001), persepsi adalah proses pengorganisasian,penginterpretasian

terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan

sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu.

Maramis (1999),persepsi ialah daya mengenal barang,kualitas atau hubungan dan

perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,mengetahui atau mengartikan

setelah pancaindranya mendapat rangsang.

Davidoff, Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian

terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti

dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.

Page 11: Motivasi Dan Persepsi

Bower Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan

individu.

Gibson, Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian

arti terhadap lingkungan oleh individu.

Krech, Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh

seorang individu.

b.Macam-macam Persepsi dan faktor-faktornya.

Ada dua macam persepsi,yaitu :

Eksternal perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang

datang dari luar individu.

Self perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal

dari dalam diri individu.Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.

aktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

fakFtor pengalaman,

proses belajar,

cakrawala, dan

pengetahuan terhadap objek psikologis.

Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga

oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa jenis faktor fungsional atau faktor

yang bersifat personal antara lain:

o kebutuhan individu.

o Pengalaman

o Usia

o masa lalu

o kepribadian

o jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif.

Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain:

lingkungan keluarga

Page 12: Motivasi Dan Persepsi

hukum-hukum yang berlaku dan

nilai-nilai dalam masyarakat.

c.Macam-macam gangguan persepsi (dispersepsi)

Menurut Maramis (1999),tersdapat 7 macam gangguan persepsi yaitu:

1.Halusinasi atau maya.

Adalah persepsi tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindra seseorang,yang

terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin organik,fungsional,psikotik

ataupun histerik.Jenis-jenis halusinasi antara lain:

Halusinasi penglihatan (halusinasi optik):¬¬¬

*.Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk orang,binatang,barang atau benda.

* Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk sinar,kilatan atau pola cahaya.

* Apa yang dilihat seolah-olah berwarna atau tidak berwarna.

Halusinasi auditif / halusinasi akustik ;halusinasi yang seolah-olah mendengar

suara manusia,suara hewan,suara barang,suara mesin,suara musik,dan suara kejadian

alam.

Halusinasi olfaktorik (halusinasi penciuman); halusinasi yang seolah-olah mencium

suatu bau tertentu.

Halusinasi Gustatorik (halusinasi pengecap) ;halusinasi yang seolah-olah mengecap

suatu zat /rasa tentang sesuatu yang di rasakan.

Halusinasi Taktil (halusinasi peraba) ;halusinasi yang seolah-olah merasa di raba-

raba,di sentuh,di tiup,di rambati ulat,dan disinari.

Halusinasi kinestik (halusinasi gerak) ; halusinasi yang seolah-olah merasa

badannya bergerak di sebuah ruang tertentu dan merasa anggota badannya bergerak

dengan sendirinya.

Halusinasi visceral ;halusinasi alat tubuh bagian dalam yang seolah-olah ada

perasaan tertentu yang timbul di tubuh bagian dalam (mis: lambung seperti ditusuk-

tusuk jarum)

Halusinasi hipnagogik ; persepsi sensoris bekerja yang salah pada orang

normal,yang terjadi sebelum tidur.

Page 13: Motivasi Dan Persepsi

Halusinasi hipnopompik ; persepsi sensoris bekerja yang salah,pada orang normal

terjadi tepat sebelum bangun tidur.

Halusinasi histerik ;halusinasi yang timbul pada neurosis histerik karena konflik

emosional.

2.Ilusi

Adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi) yang

sebenarnya sungguh-sungguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindra.

Contoh: - bayangan daun pisang dilihatnya seperti seorang penjahat.

- bunyi angina terdengar seperti ada orang yang memanggilnya.

3.Depersonalisasi

Adalah perasaan yang aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah

tidak seperti biasa lagi,tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis yang seseorang

merasa bahwa diri atau tubuhnya sebagai tidak nyata.

4.Derealisasi

Adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut kenyataan

sebenarnya (mis,segala sesuatu dirasakan seperti dalam mimpi)

5.Gangguan somatosensoris pada reaksi konversi.

Adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik menggambarkan

adanya suatu konflik emosional. Contohnya :

a. Anestesia,yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indra peraba padas

kulit.

b. Parestesia,yaitu perubahan pada indra peraba,seperti ditusuk-tusuk jarum,di

badannya ada semut berjalan,kulitnya terasa panas,atau kulitnya terasa tebal.

c. Gangguan penglihatan atau pendengaran

d. Makropsia (megalopsia),yaitu melihat benda lebih besar dari keadaan sebenarbnya

bahkan kadang-kadang terlalu besar sehingga menakutkan.

e. Mikropsia,yaitu melihat benda lebih kecil dari sebenarnya.

6.Gangguan psikofisiologik

Adalah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh susunan saraf yang berhubungan

Page 14: Motivasi Dan Persepsi

dengan kehidupan (nervus vegetatif) dan disebabkan oleh gangguan emosi.

7.Agnosia.

Adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi,baik sebagian

maupun total sebagai akibat kerusakan otak.

d.Syarat dan Proses terjadinya Persepsi.

Syarat terjadinya persepsi :

a. Adanya objek : objek ¬¬¬--- stimulus --- alat indra (reseptor).Stimulus berasal dari

luar individu (langsung mengenai alat indra / reseptor)dan dari dalam diri individu

( langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai reseptor)

b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus.

Proses terjadinya Persepsi :

Persepsi melewati tiga proses,yaitu :

a. Proses fisik (kealamiahan) –objek –stimulus –Reseptor atau alat indra.

b. Proses Fisiologis –stimulus –saraf sensoris –otak

c. Proses Psikologis –Proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang

di terima.

Jadi,syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik,fisiologis,dan

psikologis.Secara bagan dapat di gambarkan sebagai berikut :

C.Motivasi

a.Defenisi

Istilah motivasi berasal Bahasa Inggris "MOTIVATION". Asal katanya ialah

"MOTIVE" yang artinyaTUJUAN. Di dalam surat khabar, Jadi, singkatnya,motivasi

adalah sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang

menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga

yang di inginkannya secara negatif atau positif.

Marx (1993), motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan dan mengarahkan

seseorang dalam tindakan-tindakannya yang ada secara negatif atau positif.

Page 15: Motivasi Dan Persepsi

Boyle (1993) motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi

penggerak utama seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa

yang diinginkan.

Woolfolk (1998) motivasi sebagai keadaan dalam diri yang membangkitkan,

menguasai dan menguatkan suatu tingkah laku dalam diri seseorang.

b.Konsep dan Jenis Motivasi

Masalah yang menggerakkan dan menentukan tingkah laku seseorang itu Antara lain

yang selalu dikaitkan dengan konsep motivasi ialah :

Keinginan (drives)

Keperluan (needs)

Insentif

Rasa takut (fears)

Usaha (goals)

Tekanan sosial (social pressure)

Kepercayan diri (self-confidence)

Minat (interests)

Rasa ingin tahu (curiousity)

Kepercayaan (beliefs)

Nilai (values)

Pengharapan (expectations)

Konsep motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu atau traits.

Sebagai contohnya, ada pelajar yang bertindak melakukan sesuatu disebabkan

keinginan yang tinggi untuk berjaya tetapi ada pula yang bertindak disebabkan takut

untuk gagal; mungkin juga mereka bertindak karena minat yang sangat mendalam

dalam masalah tersebut, dan mungkin pula semata-mata disebabkan rasa bertanggung

jawab kepada kedua orang tua yang menaruh harapan begitu tinggi terhadap mereka.

Ada pula ahli Psikologi yang berpendapat bahawa konsep motivasi dirujukkan kepada

keadaan diri seseorang pada saat itu saja. Sebagai contoh, semua mahasiswa yang

Page 16: Motivasi Dan Persepsi

mengikuti kelas psikologi berusaha penuh perhatian terhadap mata kuliah hari itu

kerana mereka tahu apa yang diajar penting untuk ujian kenaikan kelas. Pada

dasarnya, motivasi yang terbentuk pada seseorang ketika itu adalah gabungan antara

hal-hal diri dan keperluan pada saat itu. Persoalan yang boleh diajukan kepada diri

sendiri. Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang

masing-masing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a) Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor dalam diri seperti: keperluan, minat, rasa

ingin tahu, dan rasa kepuasan diri Ia juga merupakan cirri awal manusia, mengatasi

segala cobaan dalam proses mendapatkan sesuatu yang diingininkan (Reeve, 1996).

b) Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor luar diri atau faktor sekitar seperti: hadiah ,

tekanan sosial, hukuman, dan lain-lain.. Motivasi ekstrinsik adalah berlawanan

dengan motivasi intrinsik di mana aktivitas yang dibuat adalah bertujuan untuk

mendapatkan ganjaran, atau untuk dipuji, atau untuk mengelak daripada hukuman,

atau untuk mendapatkan perhatian seseorang yang disayangi, atau apa saja sebab

selain daripada untuk pemenuhan sendiri. Hakikatnya seseorang itu tidak sebenarnya

berminat untuk melakukan aktivitas itu, tetapi sebaliknya semata-mata untuk

mendapat hadiah. Pada dasarnya kita tidak mungkin dapat membedakan kedua jenis

motivasi ini hanya dengan melihat kepada tingkah laku. Sebaliknya kita boleh

memahaminya dengan mencoba melihat dari aspek sebab mengapa seseorang itu

melakukan perbuatan itu, yang dikenali sebagai lokasi sebab-akibat (locus of

causality). Jika seseorang senantiasa berada di perpustakaan kerana minatnya yang

suka membaca, maka dikatakan dia mempunyai lokasi sebab-akibat

intrinsik.Sebaliknya jikalau dia berada di perpustakaan kerana satu-satunya cara dia

bersama temannya, maka boleh diambil kesimpulan bahwa faktor luar yang

mempengaruhinya berada di perpustakaan dan ini dikenali sebagai lokasi sebab-akibat

luar atau motivasi ekstrinsik.

c.Pendekatan Dalam Kajian Motivasi.

Page 17: Motivasi Dan Persepsi

Terdapat berbagai teori dan kajian untuk membicarakan konsep motivasi.

Ada empat pendekatan utama dalam mengkaji konsep motivasi:

Pendekatan Behaviourisme atau Tingkah laku

Pendekatan Humanistik atau Kemanusiaan

Pendekatan Kognitivisme

Pendekatan Pembelajaran Sosial

a) Motivasi dan Pendekatan Behaviuorisme atau Tingkahlaku

Dalam pendekatan ini, konsep motivasi dikaitkan secara jelas dengan prinsip ganjaran

dan peneguhan.Tingkahlaku yang telah diberikan peneguhan pada masa yang lalu

Untuk memahami persoalan seperti ini, ahli-ahli kaji behaviourisme menerangkan

motivasi melalui konsep ‘peneguhan/ganjaran’ dan ‘insentif’. Ganjaran ialah objek

atau situasi yang menarik yang diperolehi hasil daripada sesuatu perbuatan atau

tingkahlaku. Insentif pula ialah objek atau situasi yang menggalakkan atau tidak

menggalakkan tingkah laku itu diulang.

b) Motivasi dan Pendekatan Humanistik

Pendekatan ini juga dikenali sebagai ‘third-force’ di awal tahun 1940an sebagai

gerakan balas terhadap dua pendekatan yang dominan pada masa itu, yaitu

behaviuorisme dan psikoanalisis Freud. Pelopor bidang humanistik seperti Abraham

Maslow dan Carl Rogers berpendapat bahwa kedua pendekatan behaviuorisme dan

psikoanalisis tidak dapat menerangkan dengan sepenuhnya mengapa seseorang itu

bertindak. Pendekatan humanistik mencoba menunjukkan bahwa keinginan intrinsik

seseorang itu adalah digerakkan oleh keperluan untuk mencapai “self-actualization”

(Maslow, 1968, 1970), “inborn actualizing tendency” (Rogers & Freiberg, 1994), atau

keperluan kepada “self-determination” (Deci, Vallerand, Pelletier, & Ryan, 1991).

Pada dasarnya teori ini berpegang kepada kepercayaan bahwa manusia dilahirkan

dengan keinginan untuk berusaha memenuhi potensi yang ada pada mereka. Dalam

pendekatan ini, memotivasikan pelajar adalah bermakna memberi rangsangan kepada

resos dalam yang ada pada setiap orang, yaitu di antaranya rasa kompetensi diri, harga

diri, autonomi, dan pemenuhan mandiri. Kajian pendekatan ini mencoba

Page 18: Motivasi Dan Persepsi

menampilkan ‘self-esteem movement’, yaitu satu pendekatan yang kontroversi dalam

memenuhi keperluan pelajar untuk mendapatkan kedudukan sosial melalui persoalan

harga diri dan diganti para pelajar.

c). Motivasi dan Teori Kognitivisme

Pendekatan ini mencoba menunjukkan bahwa keinginan menguatkan image sendiri

adalah merupakan suatu kuasa motivasi yang kuat. Banyak daripada tingkahlaku kita

adalah bertujuan untuk menguatkan standar yang kita kenakan pada diri kita sendiri.

Pendekatan ini juga adalah hasil daripada rasa tidak puas hati terhadap pendekatan

behavioursme. Ahli-ahli dalam bidang ini percaya bahawa setiap tindakan kita adalah

ditentukan oleh pemikiran kita, bukan hanya disebabkan oleh kita diberikan ganjaran

atau telah dihukum dengan melakukan perbuatan itu (Schunk, 1996; Stipek, 1993).

Setiap tingkah laku yang dibuat adalah hasil daripada perancangan (Miller, Galanter,

& Pribram, 1960), amanat(Locke & Latham, 1990), skema (Ortony, Clore, & Collins,

1988), pengharapan (Vroom, 1964), dan atribusi (Weiner, 1992).Pengandaian yang

dibuat dalam pendekatan ini ialah respon yang diberikan oleh kita bukan disebabkan

oleh situasi luar atau keadaan fisik tetapi sebaliknya berdasarkan interpretasi ke atas

situasi dan kejadian ini.

d) Motivasi dan Pendekatan Pembelajaran Sosial atau Teori Personaliti

Pendekatan ini adalah gabungan antara pendekatan behaviourisme dan kognitivisme.

Ia mengambil penekanan ahli behaviorisme di atas kesan atau hasil sesuatu

tingkahlaku, dan minat ahli kognitif pula ke atas hasil dari kepercayaan dan

pengharapan seseorang.Pendekatan ini boleh diringkas sebagai teori ‘pengharapan x

nilai’. Ini bermakna bahwa motivasi adalah gabungan antara dua kekuatan, yaitu

pengharapan seseorang untuk sampai ke amanah yang ditujunya, dan nilai amanh itu

untuk dirinya. Dengan perkataan lain, persoalan yang mungkin akan ditanya ialah “

Jikalau saya sungguh-sungguh berusaha, bolehkah saya berjaya?” dan “ Jikalau saya

berjaya, adakah hasilnya akan membawa kebahagiaan kepada kehidupan saya?”. Di

sini, motivasi dilihat sebagai gabungan antara dua elemen penting, yaitu ‘kejayaan’

dan ‘kebahagiaan hidup’, dan jikalau salah satu daripadanya tidak ada, maka

Page 19: Motivasi Dan Persepsi

kemungkinan besar motivasi untuk berusaha mencapai amanah itu akan menjadi

lemah dan tidak signifikan lagi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Emosi dalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu

tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis

emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas,

sedih dan sebagainya. terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan

urutan sebagai berikut:

Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.

Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas

fisik.

Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara

khusus.

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi

terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi penggerak utama

seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.

Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang masing-

masing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Page 20: Motivasi Dan Persepsi

4.2 Saran

1. Setiap individu di harapkan menjaga emosinya agar tidak menyakitkan atau

merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. Setiap persepsi senantiasa di arahkan pada hal-hal yang positif agar tercipta

kerukunan hidup antara satu dengan yang lain.

3. Saling memberikan motivasi yang positif harus selalu di pupuk untuk menciptakan

semangat dan rasa percaya diri.

4. Emosi,persepsi,dan motivasi adalah bagian dari perilaku manusia yang masing-

masing memiliki karakter atau ciri khas yang berbeda.Oeh karena itu perlu di jaga

keseimbangan masing-masing.

http://kornelizsiki.blogspot.com/2010/06/makalahperilaku-manusia.html

MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG PERSEPSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki

kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di

sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa

Page 21: Motivasi Dan Persepsi

yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak

dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat

mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat

intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia.

Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada

reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.

Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada

kemampuan kognitif. Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi

perubahan pada tubuh manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami

kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik atau juga

mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu

untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka

manusia yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba,

mempelajari atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.

Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis

pengertian itu tidaklah tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang

menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita ( penginderaan) untuk

dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,

termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar

maka kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal

dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita

sehingga kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita

terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi persepsi?

Page 22: Motivasi Dan Persepsi

2. Bagaimana tahap terbentuknya persepsi?

3. Bagaimana perkembangan perseptual?

4. Apa saja sifat-sifat persepsi?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi?

C. TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan

tentang persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhinya , dan diharapkan dapat

bermanfaat bagi kita semua. Mempelajari tentang persepsi lebih mendalam

sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran disekolah nantinya.

Page 23: Motivasi Dan Persepsi

BAB II

PEMBAHASAN

A . DEFINISI PERSEPSI

Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari

preceptio,yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu

sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.

Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri,

presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan

presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah

yang banyak digunakan ialah “social perception”. Pada dasarnya , objek berupa

pribadi memberi stimulus yang sama pula.

Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :

1. Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang

memandang atau mengartikan sesuatu.

2. Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan

Page 24: Motivasi Dan Persepsi

banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera.

3. Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai “pemaknaan hasil

pengamatan”

4. Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan

segalasesuatu dalam lingkungannya melalui indera.

5. Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,

atauhubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan.

6. Atkinson, presepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan

menafsirkan pola stimulus dengan lingkungan.

7. Verbeek (1978), presepsi dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang

manusia secara langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.

8. Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar

manusia yang intrapsikis, dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari

objek.

9. Pareek (1996: 13), presepsi dapat didefinisikan sebagai proses

menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan

memberikan reaksi pada rangsangan panca indera atau data.

Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran

(interpretasi) adalah inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam

proses komunikasi. John R. Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan “presepsi

dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” Rudolph F. Verderber,

“presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (dalam mulyana, 2000: 167).

Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah pengalaman tentang

objek, wisata atau hubungan –hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan pesan. Pengertian ini memberi pemahaman bahwa dalam persepsi

terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu. Disini, peratau peristiwa

yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-hubungkan pesan

yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan

Page 25: Motivasi Dan Persepsi

menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.

Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat

maupun tersirat. Menurut Ruch (1967:300), persepsi adalah suatu proses tentang

petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan

diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan

bermakna pada suatu situasi tertentu.[1]

Persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasi,dan

menginterpretasi apa yang dibayangkan tentang dunia disekelilingnya. Persepsi setiap

orang berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada “sesuatu” kepada

seseorang/kepada peristiwa. Disini penting untuk dicatat bahwa semua manusia tidak

dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim

membagi info dengan maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka

penerima akan menerima info yang dimaksudkan pengirim.[2]

Persepsiadalah proses internal yang kitalakukanuntukmemilih, mengevaluasi,

danmengorganisasikanrangsangandarilingkunganeksternal. Dengan kata lain,

persepsiadalahcarakitamengubahenergi-energifisiklingkungankitamenjadipengalaman

yang bermakna.[3]

B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL

Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi

yangtelah dimiliki terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna

(color),keterangan (brightness), ukuran (size), dan bentuk (shape).

Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual

Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer

Page 26: Motivasi Dan Persepsi

informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer

informasi yang mencakup integrasi dan aktivitas :

1. Visual ke Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis;

kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.

2. Auditoris ke Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah

satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.

3. Auditois ke Motorvisual, mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual

dengan menulis pasangan titik dan garis.

4. Auditoris – verbal ke motor, memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan

tertentu

5. Taktil –Visualmotor, meraba bentuk dan menggambarkan bentuk

6. Auditoris ke Visual, mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya

B. SIFAT-SIFAT PERSEPSI

Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan

letak suatu objek dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al.,

t.t.). lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda.

Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk

objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.

Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;

1. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini

mengandung persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat

ruang (dimensi ketiga).

Page 27: Motivasi Dan Persepsi

2. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Objek-objeknya bersifat tetap,

sehingga terdapat kestabilan yang luas.

3. Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai

keseluruhan berdiri sendiri menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt

merupakan suatu pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.

4. Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan

mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan

tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta

kejadian-kejadian.

D. BENTUK-BENTUK PERSEPSI

1. Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah

persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan

balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari

bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering

dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2. Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

3. Persepsi perabaan

Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

Page 28: Motivasi Dan Persepsi

5. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

Wilson (2000) mengemukakan ada faktor dari luar dan dari dalam yang

mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor eksternal atau dari luar :

1. Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan

dibandingkan dengan yang obyektif.

2. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding

dengan hal-hal yang baru.

3. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya

persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.

4. Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon

dan lain-lain.

b. Faktor internal atau dari dalam :

1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.

2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik

3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian

4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,

merasakan dan lain-lain.

Page 29: Motivasi Dan Persepsi

Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi

interpersonal adalah:

1. Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak

tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi.

2. Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah

kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini

telah diatur secara adil.

3. Kepribadia. Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk

mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan

perasaan berasalnya dari orang lain.

Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.

1. Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis,

latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian

dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.

2. Faktor Eksternal

Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan,

intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan

didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.

Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat

membuat persepsi, adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar

terjadi persepsi, yaitu berikut ini:

a. Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).

Page 30: Motivasi Dan Persepsi

b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus

(fisiologis).

c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi

(psikologis).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115)

meliputi :

1.Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental,

kebutuhan dan wawasan)

2. Faktor Ipoleksosbud Hankam

3. Faktor usia

4. Faktor kematangan

5. Faktor lingkungan sekitar

6. Faktor pembawaan

7. Faktor fisik dan kesehatan

8. Faktor proses mental

Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor

fungsional dan faktor struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan,

pengalaman masa lalu, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya,

atau sering disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis

atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli

tersebut.

Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf

yang ditimbulkannya pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf

Page 31: Motivasi Dan Persepsi

individu. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun

stimuli yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi

yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan.

Ø Pengaruh persepsi

Seperti yang dikemukakan, persepsi dipengaruhi olehs ejumla hfactor

psikologi termasuk asumsi-asumsi yang didaasrkan pada pengalaman- pengalaman

masalalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar) harapan-harapan budaya dan

motivasi (kebutuhan), suasanahati (mood), serta sikap sejumlah percobaan telah

menunjukkan pengaruh .faktor-faktortersebutpadapersepsi[4]:

· Asumsidanpersepsi

· Harapan-harapanbudayapersepsi

· Motivasidanpersepsi

· Suasanahatidanpersepsi

· Sikapdanpersepsi

Page 32: Motivasi Dan Persepsi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu

informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh

otak. Proses kognisidimulai dari persepsi.

Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi

auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.

Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa

syarat yang perlu dipenuhi, yaitu :

Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai

alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera

dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi

berfungsi sebagai reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk

menerima stimulus. Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju

persepsi.

Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip

Page 33: Motivasi Dan Persepsi

pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi

bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari

itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip

yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk

persepsi.

B. SARAN

Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena

persepsi sangat penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami

cara berpikir peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Rosleny Marliany, M.Si. Paikologo Umum : Penerbit CV Pustaka Ceria : Bandung

Drs.Jalaluddin Rakhmat , M.SC .Psikologi Komunikasi :Penerbit PT Remaja Rosdakarya :

Page 34: Motivasi Dan Persepsi

Bandung

Prof. Drs. H. A.W. Widjaja, KomunikasidanHubunganMasyarakat , PT BumiAksara : Jakarta

Werner J. Severin James W.TankardJr, 2009, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan,

Kencana : Jakarta

Prof Dr. AloLiliweri, 2011 ,KomunikasiSerba Ada SerbaMakna, Kencana : Jakarta

[1]RoslenyMarliany , M .Si ,psikologiumum , hal : 188

[2]Prof. Dr. AloLiliweri , M.S, komunikasiserbaadaserbamakna , hal :153

[3]Prof. Drs .H. A.W.Widjaja, komunikasidanhubunganmasyarakat, hal :25

S[4]Werner J. Severin- James W. Tankard, Jr,

Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan , hal: 85-89