17
Multi Niat …Multi Pahala Sungguh umur kita sangat terbatas…, harus kita akui bahwa waktu yang kita gunakan untuk beramal sholeh sangat sedikit…berbeda dengan waktu yang kita gunakan untuk urusan dunia. Kita butuh strategi dalam beramal agar dengan amal yang terbatas kita bisa meraih pahala yang lebih banyak. Diantara strategi yang mungkin bisa kita lakukan adalah memperbanyak niat yang baik dalam satu amalan. Semakin banyak niat baik yang diniatkan oleh seorang hamba maka semakin banyak pahala yang akan ia peroleh. Beberapa perkara yang penting untuk diingat kembali : Pertama : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ىَ و َ ن ا َ مٍ ىءِ ر م اِ ّ ل ُ كِ ل ا َ مَ ّ نِ اَ ، وِ ات ّ يِ ّ ! لن ا$ بُ ال َ مْ عَ ) ال ا َ مّ ن ا"Hanyalah amalan-amalan tergantung pada niat-niat. Dan bagi setiap orang apa yang dia niatkan" (HR Al-Bukhari no 1 dan Muslim no 1907) Dan keumuman hadits ini menunjukkan seseorang mendapatkan ganjaran berdasarkan niatnya, maka jika ia berniat banyak ia akan mendapatkan banyak pahala. Kedua : Sekedar niat yang kuat maka telah mendatangkan pahala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ِ ة) ئ م عْ $ بَ س ى لِ اٍ ات يَ سَ حَ رْ 6 شَ عُ ه ل ال ا َ هَ $ بَ > نَ ك ا َ هَ لِ مَ عَ ف ا َ ه$ بَ ّ مَ هْ E ن اَ ، وً ه َ لِ كامً ةَ ئَ سَ حُ هَ د ْ يِ ع ى ل ا َ عَ ت وَ N كَ ار َ $ يَ > تُ ه ل ال ا هَ $ بَ > نَ ك ا َ هْ لَ مْ عَ تْ مَ لَ ف ٍ ةَ ئَ سَ ح$ بَ ّ مَ هْ E نَ مَ فٍ ره ي6 ثَ كٍ افَ ع ضَ ) ى ا لِ اٍ فْ عِ ض

Multi Niat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Multi Niat

Multi Niat …Multi Pahala

Sungguh umur kita sangat terbatas…, harus kita akui bahwa waktu yang kita gunakan untuk beramal sholeh sangat sedikit…berbeda dengan waktu yang kita gunakan untuk urusan dunia. Kita butuh strategi dalam beramal agar dengan amal yang terbatas kita bisa meraih pahala yang lebih banyak.

Diantara strategi yang mungkin bisa kita lakukan adalah memperbanyak niat yang baik dalam satu amalan. Semakin banyak niat baik yang diniatkan oleh seorang hamba maka semakin banyak pahala yang akan ia peroleh.

Beberapa perkara yang penting untuk diingat kembali :

Pertama : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

�و�ى ن م�ا امرىء� �ل� ك ل �م�ا ن و�إ ، �ات �ي بالن �ع�م�ال� األ �م�ا إن

"Hanyalah amalan-amalan tergantung pada niat-niat. Dan bagi setiap orang apa yang dia niatkan" (HR Al-Bukhari no 1 dan Muslim no 1907)

Dan keumuman hadits ini menunjukkan seseorang mendapatkan ganjaran berdasarkan niatnya, maka jika ia berniat banyak ia akan mendapatkan banyak pahala.

Kedua : Sekedar niat yang kuat maka telah mendatangkan pahala

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

الله� �ه�ا �ب �ت ك �ه�ا ف�ع�مل به�ا ه�م� �و�إن �ة*، كامل �ة* ن ح�س� �د�ه� ن ع �ع�الى وت ك� �ار� �ب ت الله� �ها �ب �ت ك �ه�ا �ع�م�ل ي ��م ف�ل �ة� ن بح�س� ه�م� � ف�م�ن�ثيرة� ك �ضع�اف� أ لى إ ضع�ف� �عمئة ب س� لى إ نات� ح�س� ر� �ع�ش

“Barangsiapa berniat untuk melakukan kebaikan lalu tidak jadi melakukannya maka Allah tabaaraka wa ta’ala mencatat disisi-Nya satu kebaikan sempurna, dan jika ia berniat untuk melakukannya lalu melakukannya maka Allah mencatatnya sepuluh  kebaikan sampai tujuh puluh kali lipat sampai berlipat-lipat yang banyak.” (HR Al-Bukhari no 6491 dan Muslim no 128)

Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pulang dari perang Tabuk dan telah dekat dengan Madinah beliau berkata:

: .» �ة رو�اي و�في �م�ر�ض� ال ه�م� �س� ب ح� �م�ع�كم �وا �ان ك � إال *ا، و�ادي ��م ق�ط�ع�ت � و�ال ا، ير* م�س ��م ت �ر س ما �رج�اال* ل �ة بالمدين ن� إاألج�ر» في ��م �وك ك ر� ش� � إال

Page 2: Multi Niat

“Sesungguhnya di Madinah ada para laki-laki yang mana tidaklah kalian menempuh perjalanan tidak pula melewati lembah melainkan mereka bersama kalian, sakit telah menghalangi mereka.” Diriwayat yang lain “…melainkan mereka berserikat dengan kalian dalam pahala” (HR Al-Bukhari no 4423 dan Muslim no 1911)

Rasulullah juga bersabda :

» ه اش فر� ع�ل�ى م�ات� �و�إن ه�د�اء، Hالش �ازل� م�ن الله� �غ�ه� �ل ب صد�ق� ب ه�اد�ة� الش� �ع�ال�ى ت الله� أل� س� �»م�ن

“Barangsiapa meminta kepada Allah mati syahid dengan (penuh -pent) kejujuran maka Allah akan menyampaikannya pada kedudukan syuhada walaupun ia mati di atas tempat tidurnya ” (HR Muslim no 1909)

Rasulullah juga bersabda:

: فيه لله �م� �ع�ل و�ي حم�ه�، ر� فيه �صل� و�ي �ه�، ب ر� فيه �قي �ت ي ف�ه�و� و�علم*ا، م�اال* الله� ق�ه� ز� ر� �د� ع�ب �ف�ر� ن �ع�ة ب �ألر �ا �ي الدHن �م�ا إن : . لي أن� ��و ل �ق�ول� ي �ة، �ي الن ص�ادق� ف�ه�و� ، م�اال* ق�ه� ز� ��ر ي ��م و�ل �م*ا، ل ع الله� قه� ز� ر� �د� و�ع�ب �ازل الم�ن بأفض�ل ف�هذا ح�قSا،

. �خبط� ي ف�ه�و� �م*ا، ل ع ق�ه� ز� ��ر ي �م� و�ل ، م�اال* الله ق�ه� ز� ر� �د� و�ع�ب Vو�اء س� ه�م�ا فأج�ر� ه، �ت بني ف�ه�و� ، ف�الن� ع�م�ل ب �ع�ملت� ل م�اال*. �ازل الم�ن �ث ب �خ

� بأ ف�هذ�ا ح�قSا، فيه لله �م� �ع�ل ي � و�ال حم�ه�، ر� فيه �صل� ي � و�ال �ه�، ب ر� فيه �قي �ت ي � ال ،� �م عل بغ�ير ه م�ال في : ه، �ت ي بن ف�ه�و� ، �ن� ف�ال بع�م�ل فيه �ع�مل�ت� ل م�اال* لي أن� ��و ل �ق�ول� ي ف�ه�و� �م*ا، ل ع � و�ال م�اال* الله� ق�ه� ز� ��ر ي ��م ل �د� و�ع�ب

Vو�اء س� ه�م�ا ر� �ف�وز

Sesungguhnya dunia ini untuk empat orang: seorang hamba yang telah Allah anugerahi harta dan ilmu maka iapun mentaati Rabbnya pada (*penggunaan) harta dan ilmunya, menyambung silaturahim, dan mengetahui pada ilmu dan hartanya tersebut ada hak Allah, maka orang ini berada pada kedudukan yang paling utama. Dan seorang hamba yang Allah anugerahi ilmu akan tetapi tidak Allah anugerahi harta maka iapun mempunyai niat yang benar, ia berkata “Seandainya aku memiliki harta sungguh aku akan beramal sebagaimana amalan fulan", maka ia dengan niatnya pahala keduanya sama. Dan seorang hamba yang Allah anugerahi harta akan tetapi tidak Allah anugerahi ilmu maka iapun ngawur menggunakan hartanya tanpa ilmu. Ia tidak mentaati Rabbnya pada hartanya, tidak pula menyambung silaturahim, tidak mengetahui bahwasanya pada hartanya itu ada hak Allah. Maka orang ini berada pada tingakatan paling buruk. Dan seorang hamba yang tidak Allah anugerahi harta maupun ilmu maka iapun berkata, “Seandainya aku memiliki harta tentu aku akan menggunakan hartaku sebagaimana perbuatan si fulan” maka ia dengan niatnya dosa keduanya sama” (HR At-Thirmidzi no 2325)

Ketiga : Jika seorang telah berniat lalu berusaha beramal dan ternyata amalannya tidak sesuai dengan yang ia niatkan maka ia tetap mendapatkan pahala

: أبي - - �ان� ك ق�ال� Hون، صحابي و�ج�دHه وأبوه وهو عنهم الله رضي األخنس بن �زيد� ي بن م�ع�ن �زيد� ي أبي وعن : . والله، فقال� ه�ا ب �ه� �ت �ي ت

� ف�أ �ها �خذ�ت فأ �ت� ئ ف�ج جد، ��م�س ال في ج�ل� ر� �د� ن ع ف�و�ضع�ه�ا ه�ا، ب �ص�د�ق� �ت ي ير� �ان د�ن ج� أخ�ر� �زيد� ي « : �ك� - - ول يزيد�، �ا ي �ت� �و�ي ن م�ا لك� فق�ال� وسلم عليه الله صلى الله رسول لى إ �ه� ف�خ�اص�م�ت ، د�ت� أر� �اك� إي م�ا

م�ع�ن� �ا ي أخ�ذ�ت� »ما

Page 3: Multi Niat

Dari Abu Yazid Ma’an bin  Yazid bin Akhnas radhiyallahu ‘anhum –dia, bapaknya dan kakeknya adalah sahabat Nabi-, dia berkata, “Dulu Abu Yazid mengeluarkan dinar-dinar untuk disedekahkan, maka iapun meletakkannya  di samping seseorang di masjid, maka akupun datang dan mengambilnya. Kemudian aku mendatanginya dengan membawa sedekah tersebut”, ia berkata, “Demi Allah, yang aku inginkan bukan engkau.” Maka aku pun mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Bagimu apa yang kamu niatkan wahai Yazid dan bagimu apa yang kamu ambil wahai Ma’an ” (HR Al-Bukhari no 1422)

Sang ayah tidak bermaksud sedekahnya diberikan kepada sang anak, akan tetapi Allah menetapkan bagai sang ayah pahala karena niatnya yang baik, meskipun akhirnya harta sedekah tersebut kembali kepada sang ayah. Karena sang anak di bawah tanggungan sang ayah

Rasulullah juga bersabda :

�ص�د�ق� ت �و�ن� �ح�د�ث �ت ي �ح�و�ا ص�ب� ف�أ �ة� ي ان ز� �د ي في ف�و�ض�ع�ه�ا ه ص�د�ق�ت ب ج� ف�خ�ر� ص�د�ق�ة�، ب �ة� �ل �ي الل �ص�د�ق�ن� �ت أل� Vج�ل ر� �ل� قا

�د ي في ف�و�ض�ع�ه�ا ه ص�د�ق�ت ب ج� ف�خ�ر� ص�د�ق�ة� ب �ص�د�ق�ن� �ت أل� �ة�، ي ان ز� ع�ل�ى �ح�م�د� ال �ك� ل �ه�م� الل ق�ال� �ة� ي ان ز� ع�ل�ى �ة� �ل �ي اللج� ف�خ�ر� ص�د�ق�ة� ب �ص�د�ق�ن� �ت أل� aي غ�ن ع�ل�ى �ح�م�د� ال لك �ه�م� الل ق�ال� ي غ�ن ع�ل�ى �ص�د�ق� ت �و�ن� �ح�د�ث �ت ي �ح�وا ص�ب

� ف�أ aي غ�ن�ة� ي ان ز� ع�ل�ى �ح�م�د� ال �ك� ل �ه�م� الل ف�ق�ال� ارق� س� ع�ل�ى �ص�د�ق� ت �و�ن� �ح�د�ث �ت ي �ح�وا ص�ب

� ف�أ ارق� س� �د ي في ف�و�ض�ع�ه�ا ه ص�د�ق�ت ب : �ع�ن ه�ا ب Hفع� ت ��س ت �ه�ا �ع�ل ف�ل �ة� ي ان الز� م�ا

� أ �ل�ت ق�ب �ف�ق�د �ك� ص�د�ق�ت م�ا� أ �ه� ل �ل� ف�قي ي� �ت ف�أ ارق� س� و�ع�ل�ى aي غ�ن و�ع�ل�ى

ه رق�ت س� �ع�ن ه�ا ب Hفع� ت ��س ي ارق� الس� �ع�ل� و�ل الله� �ع�ط�اه� أ مم�ا �فق� �ن ف�ي ر� �ب �ع�ت ي Hي �غ�ن ال �ع�ل� و�ل �اه�ا زن

Seseorang telah berkata, ‘Sungguh aku akan bersedekah malam ini.’ Kemudian ia keluar untuk bersedekah maka ia menyedekahkannya ke tangan seorang pezina. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan (bahwa) sedekah telah diberikan kepada seorang pezina. Ia berkata, “Yaa Allah, segala puji bagiMu, sedekahku (ternyata) jatuh pada seorang pezina, sungguh aku akan bersedekah". Kemudian ia keluar untuk bersedekah maka ia menyedekahkannya kepada orang kaya. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan (bahwa) sedekah telah diberikan kepada orang kaya. Ia berkata, “Yaa Allah, segala puji bagiMu, sedekahku (ternyata) jatuh pada seorang kaya, sungguh aku akan bersedekah". Kemudian ia keluar untuk bersedekah maka ia menyedekahkannya kepada pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan (bahwa) sedekah telah diberikan kepada seorang pencuri. Ia berkata, “Yaa Allah, segala puji bagiMu, sedekahku (ternyata) jatuh pada seorang pezina, orang kaya, dan seorang pencuri”. Maka ia didatangi (*dalam mimpi) dan dikatakan padanya, adapun sedekahmu maka telah diterima, adapun pezina  mudah-mudahan dengan (sebab sedekahmu) ia mejaga diri dari zina, dan mudah-mudahan orang kaya tersebut mengambil pelajaran kemudian menginfakkan harta yang Allah berikan, dan mudah-mudahan dengan sebab itu pencuri tersebut menjaga diri dari mencuri. (HR Muslim no 1022)

Keempat : Niat yang baik merubah pekerjaan yang asalnya hukumnya hanya mubah menjadi suatu qurbah (ibadah) yang diberi ganjaran oleh Allah.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Sa'ad bin Abi Waqqoosh radhiallahu 'anhu

Page 4: Multi Niat

ك� �ت أ ام�ر� في� في �ج�ع�ل� ت م�ا �ى ح�ت �ه�ا �ي ع�ل ت� �جر� أ � إال الله و�جه� ه�ا ب �غي �ت �ب ت �ف�ق�ة* ن �نفق� ت ��ن ل �ك� و�إن

"Sesungguhnya tidaklah engkau menginfakkan satu infakpun yang dengan infak tersebut engkau mengharapkan wajah Allah kecuali engkau akan diberi ganjaran atasnya, sampai-sampai suapan yang kau suapkan ke mulut istrimu” (HR Al-Bukhari no 56 dan Muslim no 1628

Mu'aadz bin Jabal radhiallahu 'anhu berkata,

ق�و�م�تي في ج�و �ر� أ م�ا ي �و�م�ت ن في ج�و �ر

� و�أ �ق�وم� و�أ �ام� �ن ف�أ �ا �ن أ م�ا� .أ

"Adapun aku, maka aku tidur dan sholat malam, dan aku berharap pahala dari tidurku sebagaimana pahala yang aku harapkan dari sholat malamku" (HR Al-Bukhari no 6923 dan Muslim no 1733)

An-Nawawi berkata, "Maknanya adalah aku tidur dengan niat untuk menguatkan diriku dan berkonsentrasi untuk ibadah serta menyegarkan/menyemangatkan diri untuk ketaatan, maka aku berharap pahala pada tidurku ini sebagaimana aku berharap pahala pada sholat-sholatku" (Al-Minhaaj syarh Shahih Muslim 12/209)

Ibnu Hajr berkata,

, ع�ل�ى: �ة ع�ان �اإل ه�ا ب ق�صد� ذ�ا إ اح�ة الر� �ن� أل �ع�ب الت في �به� �ط�ل ي �م�ا ك اح�ة الر� في �و�اب الث �ط�ل�ب ي �ه� ن� أ �اه� و�م�ع�ن

�و�اب الث �ح�ص�ل�ت �اد�ة �عب ال

"Maknanya adalah ia mencari ganjaran pahala dalam istirahat sebagaimana ia mencarinya dalam kelelahan (ibadah), karena istirahat jika dimaksudkan untuk membantu dalam beribadah maka akan mendatangkan pahala" (Fathul Baari 8/62)

Ibnu Qudaamah berkata : Sebagian para salaf berkata, “Sungguh aku lebih senang jika pada setiap yang aku lakukan terdapat sebuah niat, sampai-sampai pada makanku, minumku, tidurku, dan ketika masuk ke dalam wc, serta pada semua yang bisa diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah". Karena semua yang menjadi sebab tegaknya badan dan luangnya hati adalah bagian dari kepentingan agama, maka, siapa saja yang meniatkan makannya sebagai bentuk ketakwaan dalam beribadah, menikah untuk menjaga agamanya, menyenangkan hati keluarganya, dan agar bisa memiliki anak yang menyembah Allah setelah wafatnya maka ia akan diberi pahala atas semua hal itu. Jangan kamu remehkan sedikitpun dari gerakanmu dan kata-katamu, dan hisablah dirimu sebelum engkau dihisab, dan luruskanlah sebelum engkau melakukan apa yang engkau lakukan, dan juga perhatikanlah niatmu terhadap hal-hal yang engkau tinggalkan. (Mukhtashor Minhaaj Al-Qooshidiin hal 363)

Contoh praktek Multi Niat Pada Satu Amalan Sholeh

Page 5: Multi Niat

Ibnu Qudaamah Al-Maqdisi rahimahullah berkata :

ينوى أن فهو األصل، وأما فضلها، تضاعف وفى صحتها، أصل في بالنيات مرتبطة وهى الطاعات، . النيات فبكثرة الفضل، تضاعف وأما معصية صارت الرياء نوى فإن غير، ال تعالى الله عبادة

كل إذ ثواب، نية بكل له فيكون كثيرة، خيرات بها ينوى أن يمكن الواحدة الطاعة فإن الحسنة،أمثالها عشر حسنة كل تضاعف ثم حسنة، منها واحدة

"Ketaatan-ketaatan berkaitan dengan niat dari sisi sahnya ketaatan tersebut dan dari sisi berlipat gandanya ganjaran/pahala ketaatan tersebut. Adapun dari sisi sahnya maka hendaknya ia berniat untuk beribadah kepada Allah saja dan bukan kepada selain-Nya, jika ia meniatkan riyaa maka ketaatan tersebut berubah menjadi kemaksiatan.

Adapun dari sisi berlipat gandanya pahala, yaitu dengan banyaknya niat-niat baik. Karena satu ketaatan memungkinkan untuk diniatkan banyak kebaikan, maka baginya pahala untuk masing-masing niat. Karena setiap niat merupakan kabaikan, kemudian setiap kebaikan akan dilipat gandakan menjadi 10 kali lipat" (Mukhtashor Minhaaj Al-Qosshidiin hal 362)

Diantara contoh praktek menggandakan niat-niat kebaikan dalam satu amalan adalah :

Pertama : Duduk di mesjid

Ibnu Qudaamah berkata :

“Sebagai contoh duduk di masjid, maka sesungguhnya hal itu adalah salah satu amalan ketaatan, dengan hal itu seseorang bisa meniatkan niat yang banyak seperti meniatkan dengan masuknya menunggu waktu sholat, iktikaf, menahan anggota badan (dari maksiat –pent), menolak hal-hal yang memalingkan dari Allah dengan mempergunakan seluruh waktunya untuk di masjid, untuk dzikir kepada Allah dan yang semisalnya. Inilah cara untuk memperbanyak niat maka qiyaskanlah dengan hal ini amalan-amalan ketaatan lainnya karena tidak ada satu ketaatanpun melainkan dapat diniatkan dengan niat yang banyak.” (Mukhtashor Minhaaj Al-Qosshidiin hal 362 )

Kedua : Menuntut Ilmu

Imam Ahmad berkata :

: �ه� : ع�ن �في �ن و�ي �ه في �و�اض�ع� �ت ي �وي �ن ي ق�ال� �ة� �ي الن Hحص� ت ي�ء� ش� ي�� أ ب �ل� قي �ه�، �ت ي ن �ص�ح�ت �م�ن ل �ع�م�ال األ �ف�ض�ل� أ �م� �عل ال

�ج�ه�ل� ال

"Ilmu adalah amalan yang termulia bagi orang yang niatnya benar".

Page 6: Multi Niat

Lalu dikatakan kepada beliau, "Dengan perkara apa agar niat menjadi benar?", Imam Ahmad berkata, "Ia niatkan untuk bersikap tawadhu pada ilmunya, dan untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya" (Al-Inshoof 2/116)

Imam Ahmad juga berkata :

" : : ." �و�ع�ن ه �ف�س ن �ع�ن �ج�ه�ل� ال ف�ع� ر� �وي �ن ي ق�ال� ؟ ذ�لك� �ف� �ي ك �وا ق�ال �ه� �ت ي ن �ص�ح�ت �م�ن ل Vء�ي ش� �ه� �ع�دل ي � ال �م� العل�ره غ�ي

"Tidak ada sesuatupun yang setara dengan ilmu bagi orang yang benar niatnya", mereka berkata, "Bagaimana caranya?". Imam Ahmad berkata, "Yiatu ia berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan juga dari orang lain" (Majmuu' Fataawaa wa Rosaail Syaikh Ibnu Al-'Utsaimiin 26/75)

Ilmu menjadi amalan yang paling mulia tatkala dibarengi dengan banyak niat baik, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad yaitu jika diniatkan untuk agar bisa tawaadhu' dan juga untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan juga untuk berdakwah dalam rangka untuk menghilangkan kebodohan dari orang lain.

Syaikh Ibnu Al-'Utsaimin menyebutkan beberapa niat yang hendaknya ditanam dalam hati seorang penuntut ilmu tatkala ia menuntut ilmu, diantaranya ;

-         Berniat untuk menjalankan perintah Allah

-         Berniat untuk menjaga syari'at Islam, karena menuntut ilmu adalah sarana terbesar untuk menjaga kelestarian syari'at (hukum-hukum Islam)

-         Berniat untuk membela agama, karena agama memiliki musuh-musuh yang ingin merusak agama ini, diantaranya dengan menyebarkan syubhat-syubhat

-         Berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya

-         Berniat untuk menghilangkan kebodohan dari orang lain

Ketiga : Tatkala berangkat ke mesjid

Bisa dengan meniatkan perkara-perkara berikut :

1.      Memakmurkan masjid, Allah berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir" (QS At-Taubah : 18)

2.      Senyum kepada saudara, karena hal itu adalah sedekah

Page 7: Multi Niat

3.      Menyebarkan salam

4.      Menghadiri shalat jama’ah

5.      Memperbanyak jumlah kaum muslimin

6.      Berdakwah dijalan Allah

7.      Merasa bangga karena Allah menyebut-nyebut namamu

8.      Menunggu sesaat turunnya ketenangan untuk mengkhusyu’kan hati

9.      Menghadiri majelis-majelis ilmu

10. Menunggu turunnya rahmat

11. Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah untuk mendapatkan kecintaan Allah

Keempat : Tatkala membaca atau menghafal Al-Qur'an

Dengan meniatkan perkara-perkara berikut :

1.      Berniat untuk mendapat kebaikan pada setiap huruf

2.      Mengingat negeri akhirat

3.      Mentadabburi ayat-ayat al-qur’an

4.      Agar mendapatkan syafa’at al-qur’an

5.      Mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca firman-firman-Nya

6.      Mengamalkan hal-hal yang terkandung di dalam al-qur’an

7.      Mengangkat derajat di surga dengan menghafalkan ayat-ayatNya

Kelima : Tatkala menjenguk orang sakit

1.      Berniat untuk menunaikan salah satu hak seorang muslim, yaitu menjenguknya jika sakit

2.      Mengingat Hadits qudsi "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa jika kamu

Page 8: Multi Niat

mengunjunginya maka kamu mendapati-Ku disisinya"

3.      Bersyukur kepada Allah atas penjagaan-Nya  terhadap dirinya dari apa-apa yang menimpa saudaranya

4.      Meminta kepada orang yang sakit untuk dido’akan (karena kedekatannya terhadap Robbnya)

Keenam : Ketika puasa sunnah

1.      Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan yang paling dicintai-Nya

2.      Agar Allah menjauhkan wajahku dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan

3.      Memerangi hawa nafsu dan menundukkannya untuk melakukan ketaatan

4.      Membelenggu syahwat (meminta penjagaan)

5.      Mengikuti sunnah Rosul shallallhu ‘alaihi wasallam (puasa senin kamis, puasa tengah bulan tgl 13-14-15 )

6.      Memperoleh kemenangan berupa sesaat dikabulkannya do’a bagi orang yang berpuasa

7.      Ikut merasakan apa yang dirasakan orang-orang fakir dan miskin

8.      Agar Allah memasukkan kita ke surga melalui pintu Ar-Rayyan

9.      Barangsiapa yang membuat haus dirinya karena Allah (berpuasa) pada hari yang panas, maka Allah akan memberikan minum pada hari kiamat yang amat panas dan amat menimbulkan dahaga.

Ketujuh : Ketika bersedekah dengan harta

Hendaknya meniatkan:

1.      Barangsiapa menghutangi Allah hutang yang baik maka Dia akan melipatgandakannya.

2.      Berlindung dari neraka walaupun dengan separuh kurma

3.      Membantu dan menyenangkan hati faqir miskin.

4.      Untuk mengobati saudara/kerabat yang saikit. Rasulullah bersada "Obatilah orang-orang

Page 9: Multi Niat

sakit diantara kalian dengan sedekah"

5.      Kalian tidak akan mencapai derajat birr (kebajikan) sampai kalian berinfak dengan apa-apa yang kalian cintai

6.      Sedekah menghilangkan kemurkaan Allah

Kedelapan : Tatkala mau poligami

1.      Sebagai bentuk cinta kepada sunnah Nabi

2.      Untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan

3.      Untuk memperbanyak pasukan kaum muslimin

4.      Untuk menyenangkan hati Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala di akhirat, karena Nabi membanggakan umatnya yang banyak di hadapan para nabi-nabi dan umat-umat yang lain. Beliau bersabda:

األم�م بكم Vر �اث م�ك فإني الولود؛ الودود و�جوا �ز� ت

"Menikahilah wanita yang penyayang dan subur, karena aku akan membanggakan banyaknya kalian di hadapan umat-umat yang lain"

5.      Untuk menolong para wanita yang butuh perhatian para lelaki, terutama para janda

6.      Untuk memberi teladan kepada kaum muslimin jika pologaminya berhasil dan bahagia

Multi Niat Juga Berlaku Pada Perkara-Perkara Mubah

Sebagaimana penjelasan di atas bahwasanya perkara-perkara mubah jika dikerjakan dengan niat yang baik maka bisa berubah menjadi bernilai ibadah. Oleh karenanya sungguh kita telah merugi dan telah membuang banyak waktu dan tenaga dalam urusan dunia jika kita tidak meniatkannya untuk akhirat..terlalu banyak pahala tidak kita raih. Ibnu Qudaamah berkata:

"Tidak ada satu perkara yang mubah kecuali mengandung satu atau beberapa niat yang dengan niat-niat tersebut berubahlah perkara mubah menjadi qurbah (berpahala), sehingga dengannya diraihlah derajat-derajat yang tinggi. Maka sungguh besar kerugian orang yang lalai akan hal ini, dimana ia menyikapi perkara-perkara yang mubah (*seperti makan, minum, dan tidur) sebagaimana sikap hewan-hewan ternak.

Page 10: Multi Niat

Dan tidak selayaknya seorang hamba menyepelekan setiap waktu dan betikan-betikan niat, karena semuanya akan dipertanyakan pada hari kiamat, "Kenapa ia melakukannya?", "Apakah yang ia niatkan?". Contoh perkara mubah yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah parfum (minyak wangi), ia memakai minyak wangi dengan niat untuk mengikuti sunnah Nabi, untuk memuliakan masjid, untuk menghilangkan bau tidak enak yang mengganggu orang yang bergaul dengannya" (Mukhtasor minhaaj Al-Qoosidhiin hal 362-363)

Sebagai contoh menggandakan niat dalam perkara-perkara mubah:

Pertama : Tatkala makan dan minum

1.      Untuk menguatkan tubuh agar bisa beribadah kepada Allah

2.      Merenungkan nikmat Allah, sebagai pengamalan firman Allah "Apakah manusia tidak melihat kepada makanannya?" (QS 'Abasa : 24)

3.      Mensyukuri nikmat Allah

4.      Berusaha menerapkan sunnah Nabi tatkala makan dan minum

Kedua : Tatkala memakai pakaian

1.      Mengingat Allah (dengan membaca do’a berpakaian)

2.      Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan

3.      Bersyukur atas nikmat Allah

4.      Menghidupkan sunnah nabi melalui cara berpakaian

Ketiga : Tatkala menggunakan internet

1.      Menyeru kepada jalan Allah

2.      Menghadiri majelis-majelis dzikir

3.      Menyebarkan islam

4.      Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada seorang mukmin yang lemah

5.      Menuntut ilmu

Page 11: Multi Niat

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 5-02-1433 H / 30 Desember 2011 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

www.firanda.com

< Prev    Next >

Newer news items:

19/03/2012 10:44 - ISBAL ?? NO !! Apa sih susahnya? wong tinggal ninggikan celana sedikit? Kan, masih tetap keren?

13/01/2012 22:16 - Muroqobatullah Tingkat Tinggi 09/01/2012 19:35 - Aqidah Syi'ah Mencela Sahabat = Mencela Qur'an = Mencela Hadits = 

Mencela Allah = Mencela Nabi = Mencela Ahlul Bait

Older news items:

11/10/2011 03:20 - Beristighotsah Kepada Penghuni Kubur…Dianjurkan??!! 11/02/2011 00:26 - Keutamaan Ikhlas (bag. 3) 08/02/2011 22:53 - Keutamaan Ikhlas (bag. 2)  06/02/2011 23:57 - Keutamaan Ikhlas (bag. 1) 19/01/2011 15:03 - Berlebih-lebihan Kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Hingga 

Mengangkat Beliau pada Derajat Ketuhanan

Next page >>

Comments     

# Faisal 2011-12-30 20:44 

Assalamu'alaikum, pada point ini saya coba ulang-ulangi namun tidak bisa mencernanya, maksudnya bagaimana? 

9. Barangsiapa yang membuat haus dirinya karena Allah (berpuasa) pada hari yang panas, maka Allah akan memberikan minum pada hari kiamat yang amat panas dan amat menimbulkan dahaga.

yang timbul pertanyaan dalam diri, kenapa karena puasa malah mendapat panas dan dahaga di akherat? 

Artikelnya sangat bermanfaat. Jazakallahu khairan

Page 12: Multi Niat

Reply | Reply with quote | Quote 

 

 

# abu abdillah 2011-12-31 01:16 

'afwan yang saya pahami maksudnya di hari kiamat yang amat panas dan menimbulkan dahaga, maka ketika itu Allah memberikan minum kepada orang yang ketika di dunia dia berpuasa.

Reply | Reply with quote | Quote 

 

 

# arief.g 2011-12-30 21:42 

Ustadz, bagaimana jika suata amal ibadah sudah menjadi kebiasaan sehingga tidak terbetik niat apapun sama sekali. Apakah akan dinilai sebagai amal sholih dan mendapatkan pahala menjalankan ibadah tersebut?

Reply | Reply with quote | Quote 

 

 

# Abu Al-Atsar 2011-12-31 04:41 

Jazakallah khair, izin copas ustadz.

Reply | Reply with quote | Quote 

 

 

# farichin assalawi 2012-01-01 23:20 

assalamu'alaikum...barakallahu fik ustadz