55
i KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS X DITINJAU TIPE KEPRIBADIAN MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING COMMUNITIES OF LEARNING Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Nur Hasanah 4101412056 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

i

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

SISWA KELAS X DITINJAU TIPE KEPRIBADIAN

MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING

FOSTERING COMMUNITIES OF LEARNING

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Nur Hasanah

4101412056

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

ii

Page 3: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

iii

Page 4: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

iv

Page 5: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya…” (QS Al-Baqarah:286)

“Man Jadda Wa Jadda – Man Shabara Zhafira – Man Sara Darbi Ala

Washala”

PERSEMBAHAN

� Kedua orang tua tercinta Bapak H.

Mawardi dan Ibu Hj. Merah Kusumba yang

selalu mendoakan dan mendukung di setiap

langkah menuju kebaikan.

� Mas Ali Muh Rondhi, Mbak Maya Oktora

Budiati, dan Arkana Adhyatsa Rayhan atas

segala motivasi dan dukungannya.

� Teman-teman Pendidikan Matematika

Unnes Angkatan 2012

� Almamater

Page 6: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan yang berjudul

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas X Ditinjau Tipe Kepribadian

Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Rochmad, M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Dr. Iwan Junaedi, S.Si., M.Pd., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini.

6. Dr. Nur Karomah Dwidayati, M.Si., Dosen Penguji yang telah memberikan

arahan dan saran perbaikan.

Page 7: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.

8. Dra. Siti Fadhilah, M.Pd., Kepala SMK Negeri 9 Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian.

9. Drs. Wenang Asianto, guru matematika SMK Negeri 9 Semarang yang telah

membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Unnes

angkatan 2012, atas segala bantuan dan kerja samanya dalam menempuh

studi.

11. Siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran

2015/2016.

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para

pembaca. Terima kasih.

Semarang, Agustus 2016

Penulis

Page 8: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

viii

ABSTRAK

Hasanah, N. 2016. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas X Ditinjau Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr.

Rochmad, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Iwan Junaedi, S.Si., M.Pd.

Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis; Tipe Kepribadian; Fostering Communities of Learning.

Pengembangan kemampuan berpikir kritis matematis menjadi salah satu

fokus pembelajaran matematika. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi kelemahan pembelajaran matematika adalah pemilihan model

pembelajaran dan pendekatan pengajaran yang tepat sehingga siswa dapat terlibat

aktif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas pembelajaran

model Fostering Communities of Learning dan mendeskripsikan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa kelas X ditinjau tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam setting Fostering Communities of Learning.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah

36 siswa kelas X Pemasaran 3 SMK Negeri 9 Semarang yang memiliki tipe

kepribadian ISTJ, INTJ, ISFP, INFJ, ESFP, ESTJ, ENTJ, ISTP, ESTP, ENFP, dan

ESFJ. Pemilihan subjek penelitian didasari dengan menggunakan kuesioner tipe

kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis dan wawancara.

Analisis tes berpikir kritis mengacu pada empat indikator elemen bernalar yaitu

informasi, konsep dan ide, penyimpulan, dan sudut pandang. Analisis data

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: tahap reduksi data, tahap

penyajian data, tahap verifikasi, dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kualitas pembelajaran model

FCL baik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa, karena 75% siswa

mencapai ketuntasan pada skor berpikir kritis dan (2) pola kemampuan berpikir

kritis matematis siswa bervariasi pada setiap tipe kepribadian.

Pada pembelajaran matematika dalam rangka meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa disarankan untuk (1) guru melaksanakan

pembelajaran model FCL dan penggunaan tes berpikir kritis matematis secara

kontinu, (2) guru menekankan pemahaman konsep agar tidak ada miss konsepsi,

dan (3) pelaksanaan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa secara

intelektual dan emosional untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, salah

satunya kemampuan berpikir kritis.

Page 9: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

1.6 Definisi Operasional ...................................................................... 5

1.6.1 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................. 6

1.6.2 Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator .................... 6

1.6.3 Model Pembelajaran Fostering Communities of Learning .... 7

1.6.4 Kualitas Pembelajaran ............................................................ 8

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 9

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ............................................................................... 10

Page 10: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

x

2.1.1 Belajar ................................................................................ 10

2.1.1.1 Teori Belajar Vygotsky ........................................ 11

2.1.2 Model Pembelajaran FCL .................................................. 13

2.1.3 Kualitas Pembelajaran........................................................ 15

2.1.3.1 Kualitas Siswa ...................................................... 15

2.1.3.2 Kualitas Lingkungan Pembelajaran ...................... 16

2.1.3.3 Kualitas Konten/Isi ............................................... 16

2.1.3.4 Kualitas Proses ..................................................... 16

2.1.3.5 Kualitas Hasil ....................................................... 17

2.1.4 Myers-Briggs Type Indicator ............................................. 18

2.1.5 Berpikir Kritis .................................................................... 21

2.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................. 21

2.1.7 Model Berpikir Kritis Paul dan Elder ................................ 22

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................... 25

2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................... 26

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 30

3.2 Subjek Penelitian ........................................................................... 30

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian .................................................. 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 33

3.4.1 Metode Observasi .............................................................. 33

3.4.2 Metode Tes Tertulis ........................................................... 33

3.4.3 Metode Wawancara ........................................................... 34

3.4.4 Dokumentasi ...................................................................... 34

3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 35

3.5.1 Instrumen Utama ................................................................ 35

3.5.2 Instrumen Bantu ................................................................. 35

3.6 Keabsahan Data ............................................................................. 35

3.7 Analisis Instrumen Penelitian Tes ................................................. 36

3.8 Teknik Analisis Data ..................................................................... 36

Page 11: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xi

3.9 Validasi Instrumen ......................................................................... 38

3.9.1 Validasi Data Kuesioner Tipe Kepribadian ....................... 38

3.9.2 Validasi Data Instrumen Tes Berpikir Kritis ..................... 38

3.9.3 Validasi Data Instrumen Perangkat Pembelajaran ............. 38

3.9.4 Validasi Data Instrumen Wawancara ................................ 39

3.10 Tahap-tahap Penelitian .................................................................. 40

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 41

4.1.1 Data Kualitas Pembelajaran Model FCL ........................... 42

4.1.1.1 Data Validasi Perangkat Pembelajaran ............... 42

4.1.1.2 Data Pengamatan Aktivitas Guru ........................ 44

4.1.1.3 Data Pengamatan Aktivitas Siswa ...................... 45

4.1.1.4 Data Skor Kuis .................................................... 47

4.1.1.5 Data Tes Berpikir Kritis ...................................... 48

4.1.2 Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................... 48

4.1.2.1 Pelaksanaan Uji Coba Soal ................................. 49

4.1.2.2 Pelaksanaan Tes Tipe Kepribadian ..................... 50

4.1.2.3 Penentuan Subjek Penelitian ............................... 51

4.1.2.4 Hasil Tes Berpikir Kritis ..................................... 52

4.1.3 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............... 52

4.1.3.1 Tipe Kepribadian ISTJ ........................................ 54

4.1.3.2 Tipe Kepribadian INFJ ....................................... 64

4.1.3.3 Tipe Kepribadian INTJ ....................................... 67

4.1.3.4 Tipe Kepribadian ISTP ....................................... 70

4.1.3.5 Tipe Kepribadian ISFP ....................................... 73

4.1.3.6 Tipe Kepribadian ESTP ...................................... 78

4.1.3.7 Tipe Kepribadian ESFP ...................................... 89

4.1.3.8 Tipe Kepribadian ENFP ...................................... 92

4.1.3.9 Tipe Kepribadian ESTJ ....................................... 99

4.1.3.10 Tipe Kepribadian ESFJ ....................................... 122

Page 12: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xii

4.1.3.11 Tipe Kepribadian ENTJ ...................................... 134

4.2 Pembahasan ................................................................................... 141

4.2.1 Kualitas Pembelajaran Model FCL .................................... 142

4.2.2 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Ditinjau Tipe Kepribadian MBTI ...................................... 142

4.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 144

5. PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................ 145

5.2 Saran .............................................................................................. 146

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 148

LAMPIRAN .................................................................................................. 152

Page 13: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Teori Model Pembelajaran FCL .......................................................... 13

1.2 Kombinasi Tipe Kepribadian MBTI .................................................... 19

1.3 Dimensi Teori Jung dan Myers-Briggs Type Indicator ....................... 20

1.4 Komponen Elemen Bernalar ................................................................ 22

1.5 Komponen Standar Intelektual Bernalar Paul dan Elder ..................... 23

4.1 Daftar Validator Instrumen Perangkat Pembelajaran .......................... 42

4.2 Daftar Skala Penilaian Perangkat Pembelajaran .................................. 43

4.3 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ............................................... 44

4.4 Daftar Skala Penilaian Observasi Aktivitas Guru dan Siswa .............. 44

4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ........................................................ 45

4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ...................................................... 46

4.7 Hasil Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa ........................................... 47

4.8 Nilai Rata-rata Soal Kuis ..................................................................... 47

4.9 Nilai Rata-rata Tes Berpikir Kritis ....................................................... 48

4.10 Hasil Analisis Soal Uji Coba ............................................................... 49

4.11 Pengelompokkan Tipe Kepribadian MBTI .......................................... 51

4.12 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ................................................. 52

4.13 Pedoman Pengklasifikasian Kemampuan Berpikir Kritis .................... 53

4.14 Pedoman Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis .............................. 53

4.15 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-13 .................................... 56

4.16 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-18 .................................... 58

4.17 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-23 .................................... 61

4.18 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ISTJ ........................ 63

4.19 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-25 .................................... 64

4.20 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe INFJ ........................ 66

4.21 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-14 .................................... 68

4.22 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe INTJ ........................ 69

4.23 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-04 .................................... 71

Page 14: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xiv

4.24 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ISTP ........................ 72

4.25 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-20 .................................... 74

4.26 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-29 .................................... 76

4.27 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ISFP ........................ 77

4.28 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-02 .................................... 79

4.29 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-07 .................................... 81

4.30 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-08 .................................... 83

4.31 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-28 .................................... 85

4.32 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-36 .................................... 87

4.33 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ESTP....................... 88

4.34 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-01 .................................... 90

4.35 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ESFP ....................... 91

4.36 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-11 .................................... 93

4.37 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-12 .................................... 95

4.38 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-22 .................................... 97

4.39 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ENFP ...................... 98

4.40 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-06 .................................... 100

4.41 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-15 .................................... 102

4.42 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-16 .................................... 104

4.43 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-17 .................................... 106

4.44 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-19 .................................... 108

4.45 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-21 .................................... 110

4.46 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-24 .................................... 112

4.47 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-27 .................................... 114

4.48 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-31 .................................... 116

4.49 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-32 .................................... 118

4.50 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-34 .................................... 120

4.51 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ESTJ ....................... 122

4.52 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-03 .................................... 124

4.53 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-10 .................................... 126

4.54 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-30 .................................... 128

Page 15: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xv

4.55 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-33 .................................... 130

4.56 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-35 .................................... 132

4.57 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ESFJ ....................... 133

4.58 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-05 .................................... 135

4.59 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-09 .................................... 137

4.60 Analisis Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-26 .................................... 139

4.61 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tipe ENTJ....................... 140

Page 16: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Skema Kerangka Berpikir ....................................................... 29

3.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian .................................................. 40

4.1 Grafik Persentase Validasi Perangkat Pembelajaran .......................... 43

4.2 Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ........................................... 45

4.3 Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ......................................... 46

4.4 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-07 ................................................. 55

4.5 Petikan Wawancara P-13 Elemen Penyimpulan ................................ 57

4.6 Petikan Wawancara P-13 Elemen Sudut Pandang ............................. 57

4.7 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-18 ................................................. 58

4.8 Petikan Wawancara P-18 Elemen Konsep dan Ide ............................ 59

4.9 Petikan Wawancara P-18 Elemen Penyimpulan ................................ 60

4.10 Petikan Wawancara P-18 Elemen Sudut Pandang ............................. 60

4.11 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-23 ................................................. 61

4.12 Petikan Wawancara P-23 Elemen Konsep dan Ide ............................ 62

4.13 Petikan Wawancara P-23 Elemen Penyimpulan ................................ 62

4.14 Petikan Wawancara P-23 Elemen Sudut Pandang ............................. 63

4.15 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-25 ................................................. 64

4.16 Petikan Wawancara P-25 Elemen Penyimpulan ................................ 66

4.17 Petikan Wawancara P-25 Elemen Sudut Pandang ............................. 63

4.18 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-14 ................................................. 67

4.19 Petikan Wawancara P-14 .................................................................... 69

4.20 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-04 ................................................. 70

4.21 Petikan Wawancara P-04 .................................................................... 72

4.22 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-20 ................................................. 73

4.23 Petikan Wawancara P-20 .................................................................... 75

4.24 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-29 ................................................. 75

4.25 Petikan Wawancara P-29 .................................................................... 77

4.26 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-02 ................................................. 78

Page 17: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xvii

4.27 Petikan Wawancara P-02 .................................................................... 80

4.28 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-07 ................................................. 80

4.29 Petikan Wawancara P-07 .................................................................... 82

4.30 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-08 ................................................. 82

4.31 Petikan Wawancara P-08 .................................................................... 84

4.32 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-28 ................................................. 84

4.33 Petikan Wawancara P-28 .................................................................... 86

4.34 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-36 ................................................. 86

4.35 Petikan Wawancara P-36 .................................................................... 88

4.36 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-01 ................................................. 89

4.37 Petikan Wawancara P-01 .................................................................... 91

4.38 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-11 ................................................. 92

4.39 Petikan Wawancara P-11 .................................................................... 94

4.40 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-12 ................................................. 94

4.41 Petikan Wawancara P-12 .................................................................... 96

4.42 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-22 ................................................. 96

4.43 Petikan Wawancara P-22 .................................................................... 98

4.44 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-06 ................................................. 100

4.45 Petikan Wawancara P-06 .................................................................... 101

4.46 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-15 ................................................. 102

4.47 Petikan Wawancara P-15 .................................................................... 103

4.48 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-16 ................................................. 104

4.49 Petikan Wawancara P-16 .................................................................... 105

4.50 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-17 ................................................. 106

4.51 Petikan Wawancara P-17 .................................................................... 107

4.52 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-19 ................................................. 108

4.53 Petikan Wawancara P-19 .................................................................... 109

4.54 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-21 ................................................. 110

4.55 Petikan Wawancara P-21 .................................................................... 111

4.56 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-24 ................................................. 112

4.57 Petikan Wawancara P-24 .................................................................... 113

Page 18: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xviii

4.58 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-27 ................................................. 114

4.59 Petikan Wawancara P-27 .................................................................... 115

4.60 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-31 ................................................. 116

4.61 Petikan Wawancara P-31 .................................................................... 117

4.62 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-32 ................................................. 118

4.63 Petikan Wawancara P-32 .................................................................... 119

4.64 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-34 ................................................. 120

4.65 Petikan Wawancara P-34 .................................................................... 121

4.66 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-03 ................................................. 123

4.67 Petikan Wawancara P-03 .................................................................... 125

4.68 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-10 ................................................. 125

4.69 Petikan Wawancara P-10 .................................................................... 127

4.70 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-30 ................................................. 127

4.71 Petikan Wawancara P-30 .................................................................... 129

4.72 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-33 ................................................. 129

4.73 Petikan Wawancara P-33 .................................................................... 131

4.74 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-35 ................................................. 131

4.75 Petikan Wawancara P-35 .................................................................... 133

4.76 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-05 ................................................. 134

4.77 Petikan Wawancara P-05 .................................................................... 136

4.78 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-09 ................................................. 136

4.79 Petikan Wawancara P-09 .................................................................... 138

4.80 Data Tes Berpikir Kritis Subjek P-26 ................................................. 138

4.81 Petikan Wawancara P-26 .................................................................... 140

Page 19: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ...................................................... 152

2. Daftar Nama Siswa X PM 3 SMK 9 Semarang .................................... 154

3. Silabus ................................................................................................... 156

4. RPP Pertemuan ke-1 .............................................................................. 158

5. RPP Pertemuan ke-2 .............................................................................. 166

6. RPP Pertemuan ke-3 .............................................................................. 174

7. Kisi-kisi Soal Uji Coba .......................................................................... 182

8. Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ........................................... 184

9. Pedoman Penskoran Jawaban Soal Uji Coba ........................................ 185

10. Daftar Analisis Soal Uji Coba ............................................................... 188

11. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................... 192

12. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................. 194

13. Pedoman Penskoran Soal Tes ................................................................ 195

14. Kuesioner Tipe Kepribadian .................................................................. 198

15. Daftar Nilai Tes dan Tipe Kepribadian ................................................. 203

16. Daftar Skor Kuis Setiap Pertemuan ....................................................... 205

17. Validasi Perangkat Pembelajaran Validator 1 ....................................... 207

18. Validasi Perangkat Pembelajaran Validator 2 ....................................... 216

19. Validasi Perangkat Pembelajaran Validator 3 ....................................... 231

20. Lembar Kerja Siswa .............................................................................. 246

21. Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa oleh Guru ..................................... 257

22. Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa oleh Observer .............................. 276

23. Pedoman Wawancara ............................................................................ 295

24. Surat Keterangan Dosen Pembimbing ................................................... 297

25. Surat Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Semarang ........................ 298

26. Surat Ijin Penelitian SMK Negeri 9 Semarang ...................................... 299

27. Surat Keterangan Penelitian SMK Negeri 9 Semarang ......................... 300

28. Dokumentasi .......................................................................................... 301

Page 20: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan prioritas utama dalam upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam tujuan nasional.

Peningkatan kualitas pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional

maupun global. Menghadapi tantangan perkembangan IPTEK diperlukan sumber

daya yang memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis,

sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama yang efektif. Guna

memperoleh sumber daya yang memiliki keterampilan tinggi diperlukan sistem

pendidikan yang berorientasi pada pemecahan masalah, kemampuan berpikir

kritis, kreatif, sistematis, dan logis. Hal ini sangat mungkin dimunculkan dalam

pembelajaran matematika karena mengingat semua kemampuan tersebut

merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika.

Pentingnya mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis

harus dipandang sebagai sesuatu yang darurat (Fachrurazi, 2011). Penguasaan

kemampuan berpikir kritis tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan

semata, tetapi juga sebagai proses fundamental yang memungkinkan siswa untuk

mengatasi ketidaktentuan masa mendatang. Penelitian empiris menunjukkan

bahwa orang mulai mengembangkan kompetensi berpikir kritis pada usia yang

sangat muda (Lai, 2011). Kemampuan yang dimiliki pemikir kritis antara lain

Page 21: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

2

kemampuan penalaran verbal, analisis argumen, konsisten, relevan, logis, mampu

memecahkan masalah, dan mengambil keputusan dari informasi yang diperoleh

(Paul dalam Kuswana, 2012:196; Halpern, 2014:28; Scriven & Paul, 2007).

Siswa dapat berlatih bernalar, aktif, dan berpikir kreatif melalui

pembelajaran matematika. Belajar untuk bernalar harus hati-hati dan akurat. Hasil

belajar matematika dapat optimal jika seluruh komponen pembelajaran berfungsi

secara optimal. Salah satu komponen keberhasilan pembelajaran yang memiliki

kontribusi tinggi adalah desain pembelajaran yang dilakukan guru. Desain

pembelajaran yang berdampak pada kurangnya peran aktif siswa secara

intelektual dan emosional dapat mengakibatkan hasil belajar matematika yang

tidak maksimal. Guru harus selektif menentukan strategi belajar yang akan

diterapkan dalam menyiapkan materi pelajaran sampai pelaksanaan. Salah satu hal

yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran matematika

adalah pemilihan model pembelajaran dan pendekatan pengajaran yang tepat

sehingga siswa dapat terlibat aktif secara fisik, emosi maupun emosional. Salah

satu pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan

psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar siswa (Syah, 2007).

Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah

upaya menumbuhkembangkan sumber daya manusia melalui proses hubungan

interpersonal (hubungan antar-pribadi) yang berlangsung dalam lingkungan

masyarakat yang terorganisasi. Perkembangan sosial siswa adalah proses

perkembangan kepribadian siswa selaku anggota masyarakat dalam berhubungan

dengan orang lain. Ahli psikologi kepribadian dapat dibedakan berdasarkan dua

Page 22: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

3

perspektif: (1) yang berkomitmen pada studi atas perbedaan dan keunikan

individu, dan (2) yang mengandalkan pada konstruk-konstruk hipotesis untuk

mempelajari variasi-variasi dan kompleksitas tingkah laku manusia (Uno, 2006).

Salah satu instrumen untuk mengidentifikasi tipe kepribadian adalah

Myers-Briggs Type Indicator yang dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers dan

Katherine Cooks Briggs berdasarkan teori psikologis oleh Carl Jung. Profil

kepribadian individu dapat diidentifikasi berdasar 4 dimensi: (1) Orientasi

terhadap kehidupan (Extroverted/Introverted), (2) Persepsi (Sensing/Intuitive), (3)

Pengambilan keputusan (Thinking/Feeling), dan (4) Sikap pada dunia luar

(Judgement/Perception).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Aktivitas siswa belum terjadi secara maksimal pada proses pembelajaran

seperti tanggap menjawab pertanyaan, bersikap kritis.

2. Belum adanya aktivitas pembelajaran oleh guru untuk mendukung siklus

kegiatan research-share-perform.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang, rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kualitas model pembelajaran Fostering Communities of Learning

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis pada aspek elemen bernalar

Page 23: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

4

informasi, konsep dan ide, penyimpulan, dan sudut pandang siswa kelas X

Pemasaran 3 SMK Negeri 9 Semarang?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada aspek elemen

bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan, dan sudut pandang ditinjau

tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam setting Fostering

Communities of Learning?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran kualitas model pembelajaran Fostering Communities

of Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis pada aspek

elemen bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan, dan sudut pandang

siswa pada materi statistika kelas X Pemasaran 3 di SMK Negeri 9

Semarang.

2. Terdeskripsinya kemampuan berpikir kritis matematis pada aspek elemen

bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan, dan sudut pandang siswa

pada materi statistika kelas X Pemasaran 3 SMK Negeri 9 Semarang ditinjau

tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam setting Fostering

Communities of Learning.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Teoritis

1) Dapat mengembangkan teori dan konsep yang berkaitan dengan kualitas

pembelajaran model Fostering Communities of Learning dan kemampuan

Page 24: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

5

berpikir kritis matematis siswa pada aspek elemen bernalar informasi, konsep

dan ide, penyimpulan serta sudut pandang ditinjau tipe kepribadian Myers-

Briggs Type Indicator.

2) Dapat menjadi referensi penelitian lanjutan mengenai pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan di dalam kelas.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Memperoleh pengalaman dalam menganalisis kualitas pembelajaran model

Fostering Communities of Learning dan kemampuan berpikir kritis matematis

pada aspek elemen bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan serta

sudut pandang ditinjau tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator siswa

kelas X SMK pada materi Statistika.

2) Bahan masukan perubahan cara mengajar dalam proses pembelajaran

matematika untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa pada aspek elemen bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan,

dan sudut pandang khususnya pada materi Statistika dengan melaksanakan

model Fostering Communities of Learning.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk memberikan pengertian secara

operasional dari variabel-variabel yang diteliti dan berhubungan dengan

penelitian. Selain itu, untuk memberikan pengertian yang sama sehingga tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan pembaca. Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.

Page 25: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

6

1.6.1 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Berpikir kritis adalah suatu proses mental yang melibatkan pengetahuan,

ketrampilan bernalar, dan karakter intelektual bernalar untuk menyelesaikan

masalah (Kurniasih, 2010). Pengkategorian kemampuan berpikir kritis berupa

elemen bernalar dan standar intelektual bernalar model berpikir kritis Paul dan

Elder untuk menyelesaikan masalah matematika. Komponen elemen bernalar Paul

dan Elder yaitu: (1) Tujuan, (2) Pertanyaan, (3) Asumsi, (4) Sudut Pandang, (5)

Informasi, (6) Konsep dan Ide, (7) Penyimpulan, dan (8) Implikasi.

Pada penelitian ini, kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau

dari komponen elemen bernalar: (1) Informasi, (2) Konsep dan Ide, (3)

Penyimpulan, dan (4) Sudut Pandang serta komponen standar intelektual bernalar

yaitu: (1) Kejelasan, (2) Ketepatan, (3) Ketelitian, (4) Relevansi, (5) Kedalaman,

(6) Keluasan, dan (7) Logis. Pengelompokkan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa mengacu pada Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis oleh

Kurniasih (2010).

1.6.2 Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Salah satu instrumen untuk mengidentifikasi tipe kepribadian adalah

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Profil kepribadian individu dapat

diidentifikasi berdasarkan 4 dimensi: (1) Orientasi terhadap kehidupan

(Extroverted/Introverted); (2) Persepsi (Sensing/Intuitive); (3) Pengambilan

keputusan (Thinking/Feeling); dan (4) Sikap pada dunia luar

(Judgement/Perception). Jenis preferensi MBTI dapat dikombinasikan untuk

membentuk 16 jenis tipe kepribadian yang berbeda. Pada penelitian ini, fokus tipe

Page 26: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

7

kepribadian MBTI adalah tipe ISTJ, INFJ, INTJ, ISTP, ISFP, ESTP, ESFP,

ENFP, ESTJ, ESFJ dan ENTJ.

1.6.3 Model Pembelajaran Fostering Communities of Learning (FCL)

Pembelajaran FCL adalah kegiatan belajar utama termasuk aktivitas

penelitian yang berfokus pada keaktifan diri dan lingkungan pembelajaran.

Langkah pembelajaran model Fostering Communities of Learning dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1. Penelitian (Research)

Siswa melakukan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan tentang topik

yang dipilih. Brown dan Campione menyarankan aktivitas berikut yang fokus

pada membaca, menulis, mendengar, dan melihat. Contoh dari aktivitas penelitian

antara lain: (1) Seminar penelitian, (2) Tutorial, (3) Pembelajaran, dan (4)

Konsultasi dengan ahli.

2. Berbagi (Sharing)

Siswa berbagi informasi yang dipelajari saat penelitian dengan orang lain hal

ini dilakukan dalam rangka untuk mempersiapkan tugas konsekuensial. Salah satu

contoh pelaksanaan kegiatan ini adalah metode jigsaw atau presentasi hasil

pekerjaan.

3. Tugas Konsekuensial (Consequential Task)

Tugas konsekuensial adalah representasi dari apa yang telah dipelajari. Setiap

anggota tim bertanggung jawab untuk mengetahui konten secara menyeluruh dan

sering berfungsi sebagai alat penilaian untuk instruktur. Salah satu contoh

kegiatan ini adalah desain tugas, tes atau kuis.

Page 27: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

8

1.6.4 Kualitas Pembelajaran

Menurut UNICEF (2000), kualitas pembelajaran yakni pembelajaran harus

terbuka untuk perubahan dan perkembangan berdasarkan informasi, perubahan

konteks, dan pemahaman baru dalam tantangan pendidikan. Komponen-

komponen kualitas pembelajaran menurut Ragan (1999) dan Chickering &

Gamson (1987) sebagaimana dikutip dalam Bryan (2010) yaitu (1) Tujuan dan isi

pembelajaran: terdefinisi dengan baik, dirancang, dan dikomunikasikan; (2)

Interaksi belajar: aktif, berulang, bermakna antar siswa, antara siswa dan guru,

dan antarmuka dengan bahan ajar dan media teknologi; (3) Penilaian dan

pengukuran: alat/kegiatan yang dapat memfasilitasi respon siswa, umpan balik

(feedback), terlaksana sesuai tujuan (progress on goals); (4) Media pembelajaran

dan alat: dirancang tepat untuk menyampaikan isi, dukungan interaksi,

memberikan akses siswa, dan mencerminkan keragaman; dan (5) Sistem pelajar

dukungan dan layanan: memfasilitasi dukungan teknis, sumber daya instruksional,

desain dan pengembangan.

Pada penelitian ini, indikator kualitas pembelajaran menggunakan

komponen kualitas pembelajaran oleh Bryan (2010). Penilaian tentang (1) tujuan

dan isi pembelajaran meliputi proses validasi perangkat pembelajaran yang terdiri

dari silabus dan RPP, (3) penilaian dan pengukuran meliputi skor kuis setiap

pertemuan dan skor tes kemampuan berpikir kritis matematis. Penilaian tentang

(2) interaksi belajar, (4) media pembelajaran dan alat, dan (5) sistem pelajar

dukungan dan layanan menilai aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

model Fostering Communities of Learning. Pembelajaran dikatakan berkualitas

Page 28: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

9

jika perencanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran

memenuhi kriteria minimal baik, serta penilaian hasil pembelajaran menunjukkan

lebih dari 75% siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditetapkan.

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara umum penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian

awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian,

halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bagian isi merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu

(1) Bab 1 yang merupakan bab pendahuluan yang berisi konteks penelitian, fokus

penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional, dan sistematika penulisan skripsi; (2) Bab 2 yang merupakan tinjauan

pustaka berisi landasan teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka

berpikir; (3) Bab 3 yang merupakan metode penelitian berisi desain penelitian,

latar penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan

data, pemeriksaan keabsahan data, dan teknik analisis data; (4) Bab 4 yang

merupakan hasil penelitian dan pembahasan berisi hasil kegiatan penelitian dan

pembahasan hasil penelitian; dan (5) Bab 5 yang merupakan penutup berisi

simpulan dan saran.

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran. Lampiran disusun

secara sistematis sesuai dengan prosedur penelitian yang ditentukan.

Page 29: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar

Menurut Gagne (dalam Anni, 2009:84) belajar merupakan sebuah sistem

yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga

menghasilkan perubahan perilaku. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa

siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam

dirinya sendiri (Anni, 2009:114). Teori konstruktivisme memandang bahwa siswa

sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan

prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah

dianggap tidak dapat digunakan lagi. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa

siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Anni (2009) teori konstruktivisme menetapkan empat asumsi

tentang belajar antara lain: (1) pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh

siswa yang terlibat dalam belajar aktif, (2) pengetahuan secara simbolik

dikonstruksikan oleh siswa yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri,

(3) pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh siswa yang menyampaikan

maknanya kepada orang lain, dan (4) pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan

oleh siswa yang mencoba menjelaskan objek yang tidak dipahaminya. Teori

belajar akan menjadikan landasan dalam memulai suatu penelitian tentang belajar.

Teori belajar yang mendasari pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Page 30: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

11

2.1.1.1 Teori Belajar Vygotsky

Menurut Yohanes (2010) Vygotsky mengatakan setiap individu

berkembang dalam konteks sosial. Semua perkembangan intelektual yang

mencakup makna, ingatan, persepsi, pikiran, dan kesadaran bergerak dari

wilayah interpersonal ke wilayah intrapersonal. Pada pandangan Vygotsky,

semua kerja kognitif tingkat tinggi pada manusia mempunyai asal-usul dalam

interaksi sosial setiap individu dalam konteks budaya tertentu. Menurut Trianto

(2007) terdapat empat prinsip kunci dari teori Vygotsky, yaitu (1) Penekanan

pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran (the sosiocultural nature of

learning), (2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development), (3)

Pemagangan kognitif (cognitive apprenticenship), (4) Perancah (scaffolding).

Vygotsky mengemukakan, perkembangan kemampuan seseorang dapat

dibedakan menjadi dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat

perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan

seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah

secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari

kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan

masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi

dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran

terjadi apabila siswa belajar menangani tugas-tugas atau masalah kompleks yang

masih berada pada jangkauan kognitif siswa atau tugas tersebut berada pada Zone

of Proximal Development. Vygotsky mendefinisikan Zone of Proximal

Development sebagai berikut.

Page 31: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

12

Zone of Proximal Development is the distance between the actual development level as determined through independent problem solving and the level of potential development as determined through problem solving under adult guidance or in collaboration with more capable peers.

ZPD adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai siswa secara

mandiri, tetapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih

mampu. Teori belajar Vygotsky merupakan salah satu teori belajar sosial sehingga

sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model

pembelajaran kooperatif terjadi interaksi sosial yaitu interaksi antara siswa dengan

siswa dan antara siswa dengan guru, dalam usaha menemukan konsep-konsep dan

pemecahan masalah. Teori Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan

dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di

antara orang dan lingkungan, yang mencakup objek, alat, buku, dan komunitas

tempat orang berinteraksi dengan orang lain.

Penerapan dari teori belajar Vygotsky dalam pembelajaran matematika

termuat dalam langkah-langkah pembelajaran Fostering Communities of Learning

serta kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Pada langkah pembelajaran

model FCL, siswa diberikan tugas untuk mengadakan penelitian

(mencari/diberikan masalah) yang selanjutnya diteliti dengan kelompok kecil

yang terdiri 3-4 orang siswa. Permasalahan tersebut diselesaikan melalui kegiatan

diskusi dengan teman sekelompok, dalam hal ini pendidik berperan sebagai pakar,

yang memberikan bantuan (scaffolding) kepada siswa jika diperlukan agar mereka

dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Setelah itu, siswa mempresentasikan

hasil pekerjaan kelompok dan selanjutnya diberikan umpan balik berupa tes.

Page 32: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

13

2.1.2 Model Pembelajaran Fostering Communities of Learning

Komunitas belajar telah digunakan untuk menggambarkan sebuah

komunitas kohesif sebagai salah satu cara mewujudkan "budaya belajar di mana

semua orang yang terlibat dalam upaya kolektif dari pemahaman" (Rogers, 2000).

Model FCL dirancang untuk mempromosikan kegiatan metakognitif termasuk

refleksi dan wacana dalam konten disiplin. Kegiatan belajar utama termasuk

aktivitas penelitian yang berfokus pada keaktifan diri dan lingkungan

pembelajaran reflektif. FCL berfokus pada tingkat mikro desain pembelajaran di

kelas. Model pembelajaran FCL dapat dijabarkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Teori Model Pembelajaran FCL

No. Komponen Definisi

1 Tujuan

dan

Kondisi Awal

FCL dirancang untuk meningkatkan berpikir kritis

dan refleksi keterampilan yang penting berbagai

bentuk yang mendasari keaksaraan tinggi, yaitu

membaca, menulis, argumentasi, kecanggihan

teknologi, dan sebagainya.

2 Prinsip 1) Pemahaman prosedur bukan hanya kecepatan dan

ketepatan, tetapi fokus pada intruksi dan

penilaian.

2) Bimbingan ahli digunakan untuk meningkatkan

kompetensi independen.

3) Analisis mikrogenetik diijinkan saat

berlangsungnya pembelajaran.

4) Pada pengajaran terlibat dalam kedua penilaian

dan instruksi baik untuk tujuan pada satu tahap

melampaui kinerja saat ini, untuk mengantisipasi

tingkat kompetensi individu yang belum tercapai

tetapi mungkin dalam lingkungan belajar yang

mendukung.

3 Kondisi

Pembelajaran

Tugas berbasis penelitian dalam komunitas

pembelajaran: FCL bergantung pada satu set

berulang struktur peserta untuk mendukung siklus

kegiatan research-share-perform. Misalnya Jigsaw,

cross-talk, penelitian/penulisan, dan tugas desain.

4 Media Hal ini tidak disebutkan secara konkret tentang

media.

Page 33: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

14

5 Aturan

Fasilitator

Fasilitator dapat teman sebaya, orang tua, guru,

partisipan usia pengajar, dan/atau spesialis mata

pelajaran. Fasilitator harus meningkatkan siswa

untuk berbagi pengetahuan di antar kelompok dan

untuk merefleksi.

6 Strategi

Pembelajaran

FCL adalah sebuah kegiatan berinteraksi sebagai

berikut.

1) Kegiatan penelitian, berupa membaca, menulis,

mendengarkan, atau melihat kegiatan untuk

memilih materi penting pada topik yang dipilih.

2) Berbagi informasi (Jigsaw dan cross-talk).

3) Konsekuensi tugas (siklus penelitian berakhir),

meminta siswa untuk berbagi pengetahuan di

seluruh kelompok dan bertindak sebagai

kesempatan untuk berdiskusi dan refleksi.

7 Metode

Penilaian

Kegiatan pembelajaran kolaboratif, dipandu metode

penilaian siswa dengan masalah, hanya satu langkah

diluar kompetensi yang ada dan kemudian

memberikan bantuan yang diperlukan bagi siswa

untuk mencapai penguasaan independen. Kompetensi

yang dibina dalam interaksi sosial sebelum

penguasaan individu yang diharapkan.

Langkah pembelajaran FCL dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Penelitian (Research)

Siswa melakukan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan tentang

topik yang dipilih. Brown dan Campione menyarankan aktivitas berikut yang

fokus pada membaca, menulis, mendengar, dan melihat. Contoh dari aktivitas

penelitian antara lain: (1) Seminar penelitian, (2) Tutorial, (3) Pembelajaran,

dan (4) Konsultasi dengan ahli.

2) Berbagi (Sharing)

Siswa berbagi informasi yang dipelajari saat penelitian dengan orang lain.

Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mempersiapkan tugas konsekuensial.

Salah satu contoh pelaksanaan kegiatan ini adalah jigsaw.

Page 34: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

15

3) Tugas Konsekuensial (Consequential Task)

Tugas konsekuensial adalah representasi dari apa yang telah dipelajari.

Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk mengetahui konten secara

menyeluruh dan sering berfungsi sebagai alat penilaian untuk instruktur. Salah

satu contoh kegiatan ini adalah desain tugas, tes atau kuis.

2.1.3 Kualitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualitas adalah derajat

atau taraf; mutu. Tim pendidik yang inovatif telah diselidiki dan bereksperimen

dengan cara-cara di mana lingkungan belajar yang memotivasi, menopang, dan

memperkaya proses pembelajaran. Proses menyiapkan situasi belajar yang

berkualitas dapat disederhanakan dengan menggunakan metodologi dan prinsip

yang jelas dan keterampilan. Menurut UNICEF (2000), dimensi kualitas sistem

dalam pembelajaran yaitu (1) kualitas siswa (quality learners), (2) kualitas

lingkungan belajar (quality learning environments), (3) kualitas konten/isi (quality

content), (4) kualitas proses (quality processes), dan (5) kualitas hasil (quality

outcomes).

2.1.3.1 Kualitas Siswa (Quality Learners)

Kualitas hidup anak-anak sebelum memulai pendidikan formal sangat

mempengaruhi kualitas siswa dalam pembelajaran. Elemen yang mempengaruhi

pembelajar berkualitas yaitu (1) Kesehatan dan nutrisi (good health and nutrition),

(2) Pengalaman anak usia dini (early childhood psychosocial development

experiences), (3) Kehadiran yang teratur untuk belajar (regular attendance for

learning), dan (4) Dukungan rumah (family support for learning).

Page 35: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

16

2.1.3.2 Kualitas Lingkungan Pembelajaran (Quality Learning Environments)

Belajar yang positif umumnya dicari oleh sistem pendidikan yang terjadi

di lingkungan belajar yang berkualitas. Lingkungan belajar yang dimaksud

sebagai berikut. (1) Fisik; meliputi kualitas fasilitas sekolah (quality of school

facilities), interaksi antara infrastruktur sekolah dan dimensi kualitas lain, dan

ukuran kelas (class size); (2) Elemen psikososial; meliputi lingkungan yang damai

dan aman, perilaku guru yang mempengaruhi keselamatan, kebijakan sekolah

yang efektif, lingkungan inklusif, dan lingkungan non-kekerasan; dan (3) Unsur

pelayanan, yaitu penyediaan pelayanan kesehatan.

2.1.3.3 Kualitas Konten/Isi (Quality Content)

Kualitas konten mengacu pada kurikulum yang diajarkan dari sekolah.

Tujuan nasional untuk pendidikan dan penyataan hasil yang menerjemahkan

tujuan tersebut ke tujuan yang terukur, harus memberikan titik awal untuk

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum (UNICEF, 2000). Kualitas konten/isi

yang dimaksud yaitu (1) Pembelajaran yang berpusat pada siswa, non-

diskriminasi, mengacu pada kurikulum, (2) Konten lokal dan nasional yang unik,

(3) Literasi, (4) Berhitung (numeracy), (5) Keterampilan hidup (life skills), (6)

Pendidikan yang damai (peace education), dan (7) Tantangan untuk mencapai

jumlah siswa berkualitas yang banyak.

2.1.3.4 Kualitas Proses (Quality Processes)

Kualitas proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana

guru menggunakan input untuk membingkai pengalaman belajar yang bermakna

bagi siswa. Kerja guru merupakan faktor kunci dalam memastikan proses sekolah

Page 36: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

17

berkualitas. Faktor guru berkualitas antara lain: (1) Persiapan guru sebelum

memulai kegiatan pembelajaran di kelas, (2) Metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran, (3) Efisiensi penggunaan waktu sekolah, (4) Kegiatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student-centred), (5) Pengembangan guru mengikuti

pengetahuan baru, (6) Melanjutkan dukungan untuk belajar yang berpusat pada

siswa, (7) Aktif, berbasis standar metode partisipan, (8) Mekanisme umpan balik

guru, (9) Keyakinan guru bahwa semua siswa dapat belajar, dan (10) Kondisi

kerja guru. Selain faktor guru tersebut, terdapat faktor pengawasan dan dukungan

yaitu (1) Dukungan administratif dan kepemimpinan, (2) Akses siswa untuk

bahasa yang digunakan di sekolah, (3) Penggunaan teknologi, dan (4) Keragaman

proses dan fasilitas.

2.1.3.5 Kualitas Hasil (Quality Outcomes)

Faktor lingkungan, konten, dan proses yang siswa hadapi dalam kegiatan

pembelajaran memberikan hasil yang beragam (UNICEF, 2000). Kualitas hasil

dipengaruhi oleh (1) Prestasi dalam membaca dan menghitung, (2) Penggunaan

penilaian formatif untuk meningkatkan hasil prestasi, (3) Hasil dicari oleh orang

tua, (4) Hasil yang terkait dengan partisipasi, (5) Partisipan, kepercayaan diri

siswa, dan belajar seumur hidup (long-life learning), (6) Pendekatan eksperimen

untuk mencapai tujuan pembelajaran, (7) Hasil kesehatan, dan (8) Keterampilan

hidup dan hasil (lifeskills and outcomes).

Menurut Ragan dan Chickering & Gamson sebagaimana dikutip dalam

Bryan (2010) menyebutkan bahwa beberapa komponen kualitas pembelajaran

untuk konteks belajar sebagai berikut.

Page 37: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

18

1. Tujuan dan isi presentasi pembelajaran: terdefinisi dengan baik, dirancang,

dan dikomunikasikan;

2. Interaksi belajar: aktif, berulang, bermakna antar siswa, antara siswa dan guru,

dan antarmuka dengan bahan ajar dan media teknologi;

3. Penilaian dan pengukuran: alat/kegiatan yang dapat memfasilitasi respon

siswa, umpan balik (feedback), terlaksana sesuai tujuan (progress on goals);

4. Media pembelajaran dan alat: dirancang tepat untuk menyampaikan isi,

dukungan interaksi, memberikan akses siswa, dan mencerminkan keragaman;

5. Sistem pelajar dukungan dan layanan: memfasilitasi dukungan teknis, sumber

daya instruksional, desain dan pengembangan.

Berdasarkan uraian diatas, indikator pencapaian kualitas pembelajaran

pada penelitian ini menggunakan komponen kualitas pembelajaran yang

dikemukakan oleh Ragan dan Chickering & Gamson sebagaimana dikutip dalam

Bryan (2010).

2.1.4 Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Salah satu instrumen untuk mengidentifikasi tipe kepribadian adalah

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs

Myers dan Katherine Cooks Briggs, berdasarkan teori psikologis oleh Carl Jung.

MBTI adalah suatu alat untuk menumbuhkan dan mengembangkan pribadi yang

digunakan secara luas di sekolah dan tempat usaha (Kreitner, 2005:189). Profil

kepribadian individu dapat diidentifikasi berdasar 4 dimensi: (1) Orientasi

terhadap kehidupan (Extroverted/Introverted); (2) Persepsi (Sensing/Intuitive); (3)

Page 38: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

19

Pengambilan keputusan (Thinking/Feeling); dan (4) Sikap pada dunia luar

(Judgement/Perception).

Jenis preferensi MBTI dapat dikombinasikan untuk membentuk 16 jenis

tipe kepribadian yang berbeda. Tabel 2.2 menunjukkan kombinasi 16 tipe

kepribadian MBTI. Misalnya seorang siswa mungkin merupakan ESTJ (extrovert,

sensing, thinking, perceiving) dan siswa lain mungkin merupakan INFJ (introvert,

intuition, feeling, judging). Fokus penelitian ini adalah 4 tipe kepribadian yang

terdapat pada kelas penelitian, yaitu tipe ISTJ, INFJ, INTJ, ISTP, ISFP, ESTP,

ESFP, ENFP, ESTJ, ESFJ, dan ENTJ.

Tabel 2.2 Kombinasi Tipe Kepribadian MBTI

No. Tipe Kepribadian Singkatan1 Introvert, Sensing, Thinking, Judging ISTJ

2 Introvert, Sensing, Feeling, Judging ISFJ

3 Introvert, Intuition, Feeling, Judging INFJ

4 Introvert, Intuition, Thinking, Judging INTJ

5 Introvert, Sensing, Thinking, Perceiving ISTP

6 Introvert, Sensing, Feeling, Perceiving ISFP

7 Introvert, Intuition, Feeling, Perceiving INFP

8 Introvert, Intuition, Thinking, Perceiving INTP

9 Extrovert, Sensing, Thinking, Perceiving ESTP

10 Extrovert, Sensing, Feeling, Perceiving ESFP

11 Extrovert, Intuition, Feeling, Perceiving ENFP

12 Extrovert, Intuition, Thinking, Perceiving ENTP

13 Extrovert, Sensing, Thinking, Judging ESTJ

14 Extrovert, Sensing, Feeling, Judging ESFJ

15 Extrovert, Intuition, Feeling, Judging ENFJ

16 Extrovert, Intuition, Thinking, Judging ENTJ

Model ini mengklasifikasikan siswa sesuai dengan preferensi mereka

dalam skala yang berasal dari teori psikolog Carl Jung dari teori psikologis. Siswa

dapat diklasifikasikan sebagai berikut. (1) Extrovert, yaitu mencoba hal-hal dan

fokus pada dunia luar, atau; (2) Introvert, yaitu memikirkan segalanya dan fokus

pada dunia sendiri; (3) Sensor, yaitu praktis, berorientasi pada detail, dan fokus

Page 39: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

20

pada fakta dan prosedur, atau; (4) Intuitors, yaitu imajinatif, berorientasi pada

konsep, dan fokus pada makna dan kemungkinan; (5) Thinkers, yaitu skeptik,

cenderung membuat keputusan berdasarkan logika dan aturan, atau; (6) Feelers,

yaitu apresiatif, cenderung membuat keputusan berdasarkan pertimbangan pribadi

dan humanistik; (7) Judgers, yaitu mengatur dan mengikuti agenda, mencari

penutupan bahkan dengan data yang tidak lengkap, atau; (8) Perceivers, yaitu

beradaptasi dengan keadaan yang berubah, menolak penutupan untuk

mendapatkan data lebih. Tabel 2.3 merangkum karakteristik dari empat dimensi

utama, yang dalam kombinasinya menghasilkan 16 tipe (Luthans, 2006: 236-237).

Tabel 2.3 Dimensi Teori Jung dan Myers-Briggs Type Indicator

Dari mana Anda mendapatkan energi?

Extrovert (E) Introvert (I)

Terbuka Pendiam

Interaksi Konsentrasi

Bicara, kemudian

berpikir

Berpikir, kemudian

bicara

Suka berteman Reflektif

Perhatian & informasi ditujukan untuk apa?

Sensing (S) Intuiting (N)

Praktis Umum

Detail Kemungkinan

Konkrit Teoritis

Spesifik Abstrak

Bagaimana Anda mengevaluasi dan membuat keputusan?

Thinking (T) Feeling (F)

Analisis Subjektif

Otak Perasaan

Aturan Lingkungan

Keadilan Belas kasihan

Bagaimana Anda mengorientasikan diri pada dunia luar?

Judging (J) Perceiving (P)

Terstuktur Fleksibel

Berorientasi pada

waktu

Penyelesaian

terbuka

Tegas Eksplorasi

Teratur Spontan

Page 40: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

21

2.1.5 Berpikir Kritis

Dwijananti (2010) mengatakan bahwa “Kemampuan berpikir kritis

merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi

setiap orang”. Kurniasih (2010) mengatakan bahwa “Berpikir sebagai suatu

kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif”. Berpikir kritis merupakan

kemampuan berpikir untuk melakukan interpretasi dan evaluasi terhadap suatu

informasi atau argumentasi. Ada tiga aspek berpikir kritis yang perlu

dikembangkan dalam kegiatan belajar dikutip Mas (2012) yaitu: (1) kemampuan

memahami definisi dan klarifikasi masalah, (2) kemampuan menilai dan

mengolah informasi, dan (3) kemampuan menyelesaikan masalah/membuat

kesimpulan. Berpikir kritis merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

dikembangkan di sekolah, guru diharapkan mampu merealisasikan pembelajaran

yang mengaktifkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.

2.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari

sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut

diperlukan agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,

tidak pasti, dan kompetitif. Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa

perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,

Page 41: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

22

logis, dan kreatif. Siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dalam

pengumpulan, analisis dan sintesis data, memahami suatu isu atau fakta dan

pemecahan masalah (Kusumadewi, 2013).

2.1.7 Model Berpikir Kritis Paul dan Elder

Paul dan Elder merupakan pakar berpikir kritis yang menyusun suatu

model berpikir kritis dengan nama populer yaitu Model Berpikir Kritis Paul dan

Elder. Menurut Paul dan Elder, ada 3 macam komponen berpikir kritis yaitu (1)

elemen bernalar, (2) standar intelektual bernalar, dan (3) karakter intelektual

bernalar (Paul & Elder, 2010). Komponen elemen bernalar berpikir kritis menurut

Paul dan Elder terdiri dari 8 aspek. Namun, komponen elemen bernalar yang

menjadi aspek pada penelitian ini akan dijabarkan pada Tabel 2.4 sebagai berikut.

Tabel 2.4 Komponen Elemen Bernalar

No. Elemen Bernalar Komponen1 Informasi

(information)

Berpikir mencoba mengidentifikasi informasi (data

dan fakta), meyakinkan bahwa informasi yang

digunakan jelas dan relevan dengan pertanyaan

yang menjadi pokok masalah.

2 Konsep dan ide

(concepts)

Penalaran dinyatakan dan dibentuk berdasarkan

konsep dan ide yaitu definisi, teori, prinsip, aturan,

dan model. Dalam hal ini diperlukan untuk

mengidentifikasi konsep dan menjelaskannya.

3 Penyimpulan

(inferences)

Penalaran terdiri dari penarikan kesimpulan atau

interpretasi yang menggambarkan kesimpulan dan

memberi pengertian dari data.

4 Sudut Pandang

(points of view)

Penalaran dibuat dengan memperhatikan beragam

sudut pandang sehingga memberikan beragam

alternatif penyelesaian.

Selain elemen bernalar, salah satu komponen berpikir kritis menurut Paul

dan Elder adalah standar intelektual bernalar. Standar intelektual bernalar terdiri

dari 7 aspek yang menjadi fokus pada penelitian ini. Komponen standar

Page 42: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

23

intelektual bernalar berpikir kritis menurut Paul dan Elder (2010) akan dijabarkan

pada Tabel 2.5 sebagai berikut.

Tabel 2.5 Komponen Standar Intelektual Bernalar

No.Standar

Intelektual Bernalar

Komponen

1 Kejelasan

(clarity)

Kejelasan adalah pintu gerbang standar intelektual.

Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat

menentukan apakah itu akurat atau relevan. Dalam

rangka merespon pernyataan, kita harus mengetahui

pertanyaan yang membantu kejelasan bernalar

seseorang, yaitu apakah elemen bernalarnya jelas,

apakah tujuannya jelas, apakah dapat diberikan

contoh dan dapatkah dibuat ilustrasinya.

2 Ketepatan

(accuracy)

Ketepatan adalah elemen bernalar yang bebas dari

kesalahan dan mengandung kebenaran. Pertanyaan

yang dapat membantu mengetahui ketepatan

bernalar seseorang, yaitu apakah elemen bernalar

benar, bagaimana mengecek kebenaran elemen

bernalarnya dan bagaimana dapat mengetahui

bahwa elemen bernalar tersebut benar.

3 Ketelitian

(precision)

Ketelitian merupakan elemen bernalar menjelaskan

sesuai dengan tepat. Pertanyaan yang dapat

membantu mengetahui ketelitian bernalar seseorang,

yaitu apakah elemen bernalar tersebut memiliki

ketelitian, dapatkan dijelaskan dengan rinci dan

dapatkah penalaran yang dibuat lebih spesifik.

4 Relevansi

(relevance)

Relevansi berhubungan dengan pokok masalah yang

dihadapi. Pertanyaan yang dapat membantu

mengetahui relevansi seseorang, yaitu apakah

elemen bernalar tersebut relevan, apakah elemen

bernalar tersebut mengandung pokok-pokok

masalah dan bagaimana elemen bernalar tersebut

membantu mengatasi pokok permasalahan.

5 Kedalaman

(depth)

Pertanyaan yang dapat membantu mengetahui

kedalaman bernalar seseorang, yaitu apakah elemen

bernalar cukup dalam atau sangat dangkal,

bagaimana menjawab kekompleksan pertanyaan,

apakah dapat dicari sejumlah masalah dari suatu

pertanyaan dan faktor-faktor apa yang membuat

bernalar menjadi sukar.

6 Keluasan

(breadth)

Keluasan adalah elemen bernalar mengandung sudut

pandang. Pertanyaan yang dapat membantu

Page 43: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

24

mengetahui keluasan bernalar seseorang, yaitu

apakah perlu dicari/diduga sudut pandang yang lain,

apakah terdapat cara lain untuk melihat pertanyaan,

apakah bernalar ini seperti terlihat sebagai sudut

pandang yang konservatif, bagaimana melihat

bernalar dari sudut pandang yang lain dan apakah

elemen berpikir cukup luas ataukah perlu dicari data

yang lebih luas lagi.

7 Logis (logic) Kombinasi berpikir yang mendukung satu sama lain

dan membuat pengertian dalam kombinasi maka

berpikir menjadi logis. Ketika kombinasi tidak

mendukung antara satu dengan yang lainnya

(terdapat kontradiksi) atau tidak dapat membuat

suatu pengertian maka kombinasi berpikir tersebut

tidak logis. Pertanyaan yang membantu mengetahui

kelogisan bernalar, yaitu apakah elemen bernalar

tersebut membuat suatu pengertian, apakah ada

dampak dari apa yang disampaikan dan bagaimana

dampaknya.

Kurniasih (2010) mengatakan jika sesuai dengan tingkatan berpikir kritis

Paul dan Elder, maka perkembangan berpikir seseorang merupakan suatu proses

yang bertahap dan menempatkan seseorang pada tingkatan tertentu serta

membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk menganalisis kemampuan

berpikir kritis matematika siswa menggunakan Model Berpikir Kritis Paul dan

Elder, yaitu elemen bernalar dan standar intelektual bernalar. Karakter intelektual

bernalar tidak digunakan dalam penelitian ini karena menurut Reed sebagaimana

dikutip dalam Kurniasih (2010) bahwa diperlukan waktu lebih dari 1 semester dan

pembelajaran difokuskan pada karakter intelektual bernalar siswa untuk dapat

mengetahui perubahan sikap dan kepercayaan siswa yang menunjukkan

karakteristik intelektual bernalar (berpikir kritis) yang terjadi sangat lambat.

Page 44: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

25

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut.

Penelitian oleh Fachrurazi (2011) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berbasis

Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi

Matematis Siswa menyimpulkan bahwa dari hasil analisa data dapat ditarik

beberapa kesimpulan yakni: (1) Terdapat perbedaan peningkatan berpikir kritis

antara siswa yang belajar matematika menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, dan (2)

Siswa pada kelas pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan

kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi daripada siswa pada kelas

konvensional.

Selain itu, penelitian oleh Ismaimuza (2013) yang berjudul Pengaruh

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik Kognitif terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Sikap Siswa SMP menyimpulkan

bahwa dari hasil analisa data dapat ditarik beberapa kesimpulan, salah satunya

adalah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif lebih baik

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Penelitian oleh Chukwuyenum (2013) yang berjudul Impact of Critical

Thinking on Performance in Mathematics among Senior Secondary School

Students in Lagos State menyimpulkan bahwa dari hasil analisa data dapat ditarik

dua kesimpulan, yakni: (1) Ada perbedaan yang signifikan dalam skor post-test

matematika kelompok eksperimen, dan (2) Kemampuan berpikir kritis merupakan

Page 45: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

26

sebuah cara efektif untuk meningkatkan kemampuan konsep matematis karena

kemampuan tersebut telah membantu dalam menafsirkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan menyajikan secara logis dan berurutan.

Penelitian lain yang relevan terhadap penelitian ini yaitu penelitian oleh

Mohammad Maftukhin, Dwijanto, dan Rahayu Budhiati Veronica (2014) yang

berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan

CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh positif aktivitas siswa yang memperoleh materi pembelajaran

dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di sekolah diselenggarakan dengan beberapa

tujuan yang salah satunya adalah siswa mampu berpikir kritis matematis. Berpikir

kritis adalah kemampuan menelaah atau menganalisis suatu sumber,

mengidentifikasi sumber yang relevan dan yang tidak relevan, mengidentifikasi

dan mengevaluasi asumsi, menerapkan berbagai strategi untuk membuat

keputusan yang sesuai dengan standar penilaian. Pengembangan kemampuan

berpikir kritis matematis menjadi salah satu fokus pembelajaran matematika.

Siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam

menyelesaikan masalah pelajaran matematika salah satunya pada materi statistika

data tunggal.

Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SMK Negeri 9 Semarang

masih menggunakan metode ceramah di mana guru menjelaskan materi kepada

Page 46: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

27

siswa. Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak dapat mengembangkan

kemampuan yang dimiliki, salah satunya kemampuan berpikir kritis. Salah satu

alasan penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah

pemahaman konsep yang kurang sehingga siswa kesulitan untuk memahami

pelajaran. Selain itu, pemilihan pendekatan sangat penting selama proses

pembelajaran dan memberikan implikasi pada keberlanjutan penerimaan materi

dan kemampuan siswa. Salah satu pendekatan yang diduga sesuai untuk

mengajarkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis adalah

Fostering Communities of Learning. Pendekatan ini memiliki 3 argumen mengapa

Communities of Learning (komunitas belajar) perlu dilakukan sebagai berikut

sebagaimana diungkapkan oleh Bielaczyc & Collins. (1) Argumen sosial-

konstruktivis. Pandangan pendidikan “sosial-konstruktivis”, karakteristik Dewey

dan Vygotsky menyatakan bahwa teori pembelajaran individual seperti di sekolah

tidak mendukung konstruktivisme. Pandangan konstrukstivisme adalah bahwa

siswa belajar yang terbaik, bukan dengan mengasimilasi melalui memberitahu

mereka, melainkan dengan proses pengetahuan konstruksi. Agar individu belajar

bagaimana membangun pengetahuan, perlu bahwa proses tersebut dimodelkan

dan didukung lingkungan sekitar. Ini adalah apa yang terjadi dalam komunitas

belajar. (2) Argumen belajar-untuk-belajar. Argumen ini berpendapat bahwa

anak-anak akan belajar untuk membaca dan menulis jika orang yang mereka

kagumi membaca dan menulis. Bielaczyc & Collins berpendapat bahwa telah

terjadi perubahan dalam permintaan sekolah, menuju tujuan untuk menghasilkan

siswa yang ahli atau “pemula cerdas”. Perubahan ini telah dibawa oleh

Page 47: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

28

peningkatan pengetahuan serta tuntutan perubahan pekerjaan yang membutuhkan

pekerja yang dapat berpikir secara abstrak dan belajar keterampilan baru. (3)

Argumen multi-budaya. Sekolah perlu membangun lingkungan belajar yang

mendorong kemampuan siswa untuk belajar dan bekerja dengan orang lain. Ini

adalah jenis lingkungan yang sesuai dengan pendekatan komunitas-belajar.

Langkah pembelajaran dalam model Fostering Communities of Learning

dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

terutama pada materi statistika data tunggal yaitu mean, median, dan modus.

Langkah dalam model FCL diawali dengan guru memberikan informasi dan

pancingan pertanyaan agar siswa dapat mengidentifikasi masalah yang akan

dibahas secara kelompok. Setelah itu, siswa diberikan permasalahan berupa LKS

yang dikerjakan secara kelompok kemudian mempresentasikan hasilnya pada

kelompok lain.

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana kualitas pembelajaran model Fostering

Communities of Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis pada

aspek elemen bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan, dan sudut

pandang siswa serta kemampuan berpikir kritis matematis pada aspek elemen

bernalar informasi, konsep dan ide, penyimpulan dan sudut pandang siswa

ditinjau dari tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam setting

Fostering Communities of Learning. Kerangka berpikir penelitian disajikan pada

Gambar 2.1 berikut.

Page 48: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

29

Gambar 2.1 Bagan Skema Kerangka Berpikir

Pelaksanaan tes penggolongan tipe

kepribadian siswa

(Myers-Briggs Type Indicator)

Analisis kemampuan berpikir kritis matematis

siswa berdasarkan tipe kepribadian

Pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis matematis

Analisis kualitas pembelajaran

model FCL

ISTJ ISFJ INFJ INTJ

ISTP ISFP INFP INTP

ESTP ESFP ENFP ENTP

ESTJ ESFJ ENFJ ENTJ

Penguasaan materi matematika siswa kelas X

yang masih rendah

Terdeskripsinya kemampuan berpikir

kritis matematis siswa jika ditinjau dari

Myers-Briggs Type Indicator melalui

pembelajaran Fostering Communities of Learning

Penerapan model Fostering Communities of Learning

Terdeskripsinya kualitas

model pembelajaran

matematika Fostering Communities of Learning

terhadap kemampuan berpikir

kritis matematis

Analisis perangkat pembelajaran,

aktivitas guru dan siswa, skor kuis

dan skor tes berpikir kritis

Page 49: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

145

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut. Kualitas

pembelajaran model Fostering Communities of Learning baik terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Selain itu keaktifan siswa pada

pembelajaran tersebut tergolong baik. Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas X dengan pembelajaran model FCL mencapai ketuntasan

klasikal. Hasil analisis data tes tertulis dan wawancara pada 36 subjek penelitian,

diperoleh simpulan kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMK kelas X

ditinjau dari tipe kepribadian MBTI dengan model pembelajaran Fostering

Communities of Learning sebagai berikut.

Berdasarkan skor tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X

Pemasaran 3, diperoleh simpulan bahwa pola kemampuan berpikir kritis

matematis siswa bervariasi pada setiap tipe kepribadian. Hal tersebut ditunjukkan

dengan bervariasinya skor tes berpikir kritis yang diperoleh siswa. Salah satu

komponen yang berkontribusi tinggi untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis matematis siswa adalah desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa secara intelektual dan

emosional dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, salah satunya

kemampuan berpikir kritis. Salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model Fostering

Page 50: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

146

Communities of Learning. Variasi model pembelajaran FCL dapat dilakukan

dengan diskusi kelompok, pemberian tugas secara kelompok serta penyampaian

hasil diskusi dihadapan siswa lain.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan, guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis disarankan beberapa hal sebagai berikut. Pembelajaran dengan model

FCL dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, khususnya pada materi statistika

data tunggal. Selain itu, penggunaan tes kemampuan berpikir kritis matematis

dalam pembelajaran perlu dilakukan secara kontinu sehingga diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Salah satu komponen yang berkontribusi tinggi dalam meningkatkan

kemampuan siswa adalah desain pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Desain

pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa secara intelektual dan emosional

dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, salah satunya kemampuan

berpikir kritis matematis. Selain itu, guru diharapkan mampu menerapkan model

pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak merasa jenuh saat pembelajaran.

Salah satu variasi model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah

pemberian tugas yang didiskusikan oleh siswa secara berkelompok. Hal tersebut

diharapkan mampu melibatkan keaktifan siswa serta bersosialiasi dengan rekan

yang lebih mampu. Guru sebagai fasilitator bertugas membimbing siswa bila

mengalami kesulitan.

Page 51: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

147

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan hambatan dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa salah satunya adalah miss konsepsi

pada materi persamaan linear. Miss konsepsi tersebut terjadi pada tes berpikir

kritis soal nomor 3 materi persamaan linear, khususnya pada operasi aljabar.

Hambatan lain yang ditemukan saat penelitian ini adalah siswa belum mampu

mengaitkan konsep dengan masalah yang ada pada soal dalam bentuk model

matematika. Oleh karena itu, guru perlu menekankan pemahaman konsep

matematika salah satunya pada materi persamaan linear.

Page 52: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

148

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C. T. & Rifai, A. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press.

Bielaczyc, K., & Collins, A. 1999. Learning communities in classrooms: A

reconceptualization of educational practice. Instructional-design theories

and models: A new paradigm of instructional theory, 2, 269-292.

Brown, A. L. & J. C. Campione. 2005. Theory Name: Fostering Communities of

Learning. Instructional Design Theory Database Project. Tersedia di

http://web.cortland.edu/frieda/id/IDtheories/36.html. [diakses 02-06-2015]

Bryan, J. M. 2010. Quality Indicators of Successful Distance Learning by

Educational Leaders: A Caribbean Case Study. Jamaica: University of

Technology.

Chukwuyenum, A. N. (2013). Impact of Critical thinking on Performance in

Mathematics among Senior Secondary School Students in Lagos State.

Journal of Research & Method in Education, 3(5), 18-25.

Creswell, J. W. 2014. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dwijananti, P. & Yulianti, D. 2010. Pengembangan kemampuan berpikir kritis

mahasiswa melalui pembelajaran problem based instruction pada mata

kuliah fisika lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (Indonesian

Journal of Physics Education), 6(2).

Page 53: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

149

Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis

Siswa Sekolah Dasar. Bandung: FMIPA UPI.

Ismaimuza, D. (2013). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi

konflik kognitif terhadap Kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap

siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1).

Kervin, L. K. & B. Ferry. 2006. Fostering communities of practice during the

creation of an online classroom-based simulation. Annual Conference of

the Australasian Society for Computers in Learning in Tertiary Education

(pp. 247-250). Sydney, Australia: University of Sydney Press.

Kreitner, R. & A. Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi Edisi 5. Jakarta: Salemba.

Kurniasih, A. W. 2010. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Identifikasi

Tahap Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA

Unnes dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Tesis. Malang:

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Kusumadewi, O.N., dkk. 2013. Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat. Jurnal

Kreano, Vol. 4, No. 1, 57-63.

Kuswana, W. S. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Lai, E. R. 2011. Critical Thinking: A Literature Review. Pearson’s Research

Reports Tersedia di http://images.pearsonassessments.com/images/tmrs/

CriticalThinkingReviewFINAL.pdf. [diakses 10-06-2015].

Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi.

Page 54: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

150

Maftukhin, M. & Dwijanto, D. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran Creative

Problem Solving Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis. Unnes Journal of Mathematics Education, 3(1), 29-34.

Moleong, L. J. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mudrika, N. 2011. Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myers-

Briggs Type Indicator). Online. Tersedia di https://goo.gl/DWIFGP

[diakses 25-01-2016]

Paul, R. & Elder, L. 2001. The miniature guide to critical thinking: Concepts &

tools. Foundation Critical Thinking.

________________. 2005. A guide for educators to critical thinking competency

standards: Standards, principles, performance indicators, and outcomes

with a critical thinking master rubric. Foundation Critical Thinking.

Paul, R., & Scriven, M. (2007). Defining critical thinking. Retrieved March, 14,

2008.

Perkins, C. & Murphy, E. (2006). Identifying and measuring individual

engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case

study. Educational Technology & Society, 9(1), 298-307.

Rogers, J. 2000. Communities of practice: A framework for fostering coherence in

virtual learning communities. Educational Technology & Society, 3(3),

384-392.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Page 55: MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR DALAM SETTING FOSTERING ... · Tipe Kepribadian Myers-Briggs Type Indicator dalam Setting Fostering Communities of Learning. Skripsi, Jurusan Matematika

151

_______. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta.

Syah, M. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

UNICEF, I., & UNICEF. 2000. Defining quality in education. In Education

Working Paper. Programme Division. New York. A paper presented by

UNICEF at a meeting of the International Working Group on Education,

Florence, Italy.

_______. 2000. Curriculum report card. Working Paper Series, Education

Section, Programme Division. New York: Author.

Uno, H. B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Yohanes, R. S. (2013). TEORI VYGOTSKY DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Widya Warta, 34(02).