Naga Basuki Pada Dasar Bangunan Padmasana Sebagai Symbol Dari Penguasa Lautan Dan Berkaitan Dengan Cerita Pemutaran Gunung Mandara Giri Sebagai Sarana Untuk Memutar Gunung Mandara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

10 MAKNAORNAMEN NAGA

PADA BANGUNAN

Mata Kuliah Arsitektur Bali

Oleh :I GEDE WAHYU KUSUMA (1204205071)

AGUS KOMANG JANUADI PUTRA N D(1204205100)PUTU INDRA SETIAWAN (1204205106)I PUTU AGUS SURYADANA (1204205105)

I MADE ANGGA DIMAS ASTA BAYU (1204205119)

ADI WISNU AMBARA (1204205116)FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN ARSITEKTURUNIVERSITAS UDAYANA1. Naga Basuki pada dasar bangunan Padmasana sebagai symbol dari penguasa lautan dan berkaitan dengan cerita pemutaran Gunung Mandara Giri sebagai sarana untuk memutar Gunung Mandara Giri dan menstabilkan lautan akibat pemutaran Gunung Mandara Giri tersebut. Dan Naga Basuki adalah penjelmaan dari Dewa Wisnu yang turun ke samudra.2. Naga Ananthaboga pada dasar bangunan Padmasana sebagai symbol dari penguasa bumi atau tanah dan berkaitan juga dengan cerita pemutaran Gunung Mandara Giri sebagai sarana untuk memutar Gunung Mandara Giri dan menstabilkan bumi dari gempa akibat pemutaran Gunung Mandara Giri tersebut. Naga Ananthaboga adalah penjelmaan Dewa Brahma yang masuk ke perut bumi.

3. Naga Taksaka pada dasar bangunan Padmasana sebagai symbol dari penguasa udara dan berkaitan juga dengan cerita pemutaran Gunung Mandara Giri sebagai sarana untuk memutar Gunung Mandara Giri dan menstabilkan bumi dari gempa akibat pemutaran Gunung Mandara Giri tersebut. Naga Taksaka adalah penjelmaan dari Dewa Iswara yang terbang ke udara

4. Chi wen : naga yang menggigit nok/ kerpus atap, juga ditempatkan pada ujung jembatan, naga ini menyukai air sehingga ditempatkan di atap untuk melindungi bangunan dari api. Atau menelan pengaruh jahat yang mengancap bangunan. Kadang-kadang bentuknya disederhanakan menjadi mirip ikan dengan ekor terangkat.

5. Chao feng : naga yang diukir pada ujung jurai, biasanya di ke-empat sisi jurai atap berbentuk limasan pada kelenteng dijumpai ornamen ini, posisi di ujung ini melambangkan naga tersebut suka menantang bahaya.

6. Ba xia : naga berbentuk seperti kura-kura besar yang diukir menyangga prasasti batu pada makam, karena sanggup menyangga beban berat.

7. Naga Taksaka dalam mitologi Jawa juga ditemui di beberapa relief candi. Naga Taksaka disini sebagai penjaga dari candi. Biasanya berada di kanan dan kiri bibir tangga. Mulut naga digambarkan terbuka lebar dan lidahnya menjulur keluar dalam wujud untaian manik-manik ataupun bentuk makara dengan naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini umum didapati di candi Jawa.

8. Naga pada tiang serambi depan bangunan Vihara. Naga tidak diberi warna dan hanya bangian mulut yang berwarna merah sebagai symbol kemakmuran. Kepala naga vertikal kebawah sebagai symbol naga yang turun dari langit. 9. Ukiran naga terdapat pada hiolo (tempat penyimpanan dupa) bangunan Vihara Satya Budhi, yaitu dua naga yang saling berhadapan. Dua naga sedang bermain dengan mutiara dalam posisi yang berhadapan secara frontal ke depan. Bentuk dua naga yang bermain dengan mutiara merupakan bentukan manusia yang mencari inti kehidupan sebagai pencapaian manusia yang paling tertinggi. Sedangkan gambar naga yang frontal sering terlihat pada baju-baju kekaisaran karena kaisar sering disimbolkan sebagai naga yang memiliki kekuasaan yang mutlak diberikan sehingga digambarkan dalam naga10. Naga dalam budaya Kalimantan, Suku Dayak dan Suku Banjar dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.